PERANAN BIDAN DESA DALAM USAHA MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA NANCAWA KECAMATAN SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE
SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
OLEH :
NURHAFIDAH 030902047
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa telah memberi kita rahmat dan hidayahnya pada hambanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, walaupun masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Adapun judul skripsi ini adalah peranan bidan desa dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat desa Nancawa kecamatan simeulue timut kabupaten simeulue, yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Matias Siagian, M.si selaku Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Tuti Atika selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan masukan sampai penulisan skripsi ini selesai. 4. Bapak M.Jasmi selaku kepala desa Nancawa dan stafnya beserta masyarakat desa nancawa yang mengizinkan penulis melakukan penelitian di desa nancawa. 5. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah membbekali penulis dengan berbagai disiplin ilmu mulai dari tingkat pertama hingga skripsi ini selesai.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
6. Teristimewa dan Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat ayahanda Bukram dan Ibunda tercinta Ramiah yang telah memberikan kasih sayang yang tak terkira dari penulis lahir hingga sekarang. 7. Terimakasih juga yang sedalam-dalamnya buat abang ku Rajidin Amin dan kakanda ku Nur Asmawiana yang telah menolong penulis baik materi maupun dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak dapat lagi mengucapkan rasa terimakasih ini dengan kata-kata dan hanya dengan doa penulis panjatkan semoga Allah membalas kebaikan Abang dan kakak. 8.
Juga terimakasih buat abang ku Rajuin sani beserta keluarga, Bang Irman Felani beserta keluarga, kakak ku Yulidawati membantu penulis dengan doa dan memberi arahan pada penulis hingga skripsi ini selesai
9. Buat ponaanku yang tersayang Warasatun Firlianda Putri, Muhammad Zayadi, Faqihul Ikhsan yang membuat penulis selalu semangat, terutama buat si ganteng Faqihung gaga ocehanmu itu bisa membuat bunda hilang dari rasa capek dan pingin ketawa truss,,,,makasih yoo.. 10. Kepada temen Kessos makasih ya sudah membantu penulis, tetap semangat trus ya buat adek-adek yang masih belajar semoga cepat sukses. 11. Buat temen-temen kost ku Deni, Iros, Rika, Danur, Diana, farida, Yani, Tuti, Asma, kalianlah semua saudara penulis yang paling terbaik. 12. Untuk B.Muksal terimakasih ya bang atas kebaikannya semoga Allah membalas kebaikannya melebihi dari apa yang kita ketahui, tetap semangat juga walaupun kuliah sambil kerja.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Skripsi ini telah selesai namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kesalahan dalam penulisan, siapa saja yang membaca skripsi ini, maka untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Atas perhatian semua pihak kami akan memperhatikannya dan kami ucapkan terima kasih.
Medan 20 maret 2009
Penulis
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar..........................................................................................................i Daftar Isi..................................................................................................................ii Abstraksi ................................................................................................................iii Daftar Tabel ........................................................................................................... iv BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang........................................................................................1 I.2 Perumusan masalah................................................................................5 I.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan...............................................................5 I.4 Sistematika Penulisan.............................................................................6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat........................................8 1. Pengertian Pelayanan...................................................................10 2. Kesehatan Masyarakat.................................................................11 3. Pentingnya Kesehatan..................................................................12 III. Pelayanan Bidan Desa...........................................................................15 1. Tujuan Khusus Penempatan Bidan desa....................................17 2. Tugas Pokok Bidan Desa...........................................................18 3. Wewenang Bidan Desa..............................................................18 4. Fungsi Bidan Desa.....................................................................19 5. Kegiatan Bidan Desa ................................................................19 IV. Peningkatan Usaha Kesehatan Ibu Dan Anak.......................................20 Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
V. Tujuan Peningkatan Usaha Kesehatan Ibu Dan Anak...........................21 VI. Program Keterpaduan KIA, KB dan Kesehatan..................................22 VII. Kerangka Pemikiran............................................................................26 VIII. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional.......................................28 1. Defenisi Konsep..........................................................................28 2. Defenisi Operasional...................................................................28 BAB III. METODE PENELITIAN III.1 Metode Penelitian .........................................................................30 III.2 Lokasi Penelitian..............................................................................30 III.3 Populasi dan Sampel.........................................................................30 III.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................31 III.5 Teknik Anallisa Data........................................................................32 BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Nancawa...................................................33 1. Letak geografis desa Nancawa..................................................33 2. Tata guna lahan..........................................................................34 B. Keadaan Penduduk................................................................................35 C. Keadaan Penduduk Menurut Agama.....................................................37 D. Sosial Budaya........................................................................................37 BAB V. ANALISA DATA A. Karakteristik Responden.....................................................................41 B. Pendapat Ibu Rumah Tangga Terhadap Berbagai Aspek dari pelayanan bidan desa..........................................................................48 Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................................69 B. Saran.......................................................................................................71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Nama : Nurhafidah Nim
: 030902047
Judul : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Menigkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kabupaten simeulue.
ABSTRAKSI Program penempatan bidan didesa merupakan salah satu terobosan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan hingga ke desa-desa. Kebijaksanaan tersebut merupakan komitmen nasional dan akan diupayakan secara maksimal dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Karena kesehatan ibu dan anak merupakan pangkal pokok dari kesehatan masyarakat. Dalam penelitian ini penulis mengangkat permasalahan “ Peranan bidan desa dalam usaha meningktakan pelayanan kesehatan masyarakat desa Nancawa kecamatan simelue timur kabupaten simeulue “. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dimana penulis ingin menggambarkan pelayanan bidan desa di desa Nancawa degan menggunakan sampel sebanyak 21 orang yaitu para ibu rumah tangga yang tergolong dalam pasangan usia subur. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik-teknik kuesioner yang disertai dengan wawancara dan studi perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar masyarakat telah menerima keberadaan bidan desa dan peranan bidan desa dalam membantu pemeriksaan kehamilan, persalinan, perinatal, nifas dan kontrasepsi/KB telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat. Kata kunci : Bidan desa, pelayanan , masyarakat
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL Tabel IV. 1. Tata lahan desa Nancawa……………………………………………..34 Tabel IV. 2. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin……………………….....35 Tabel IV. 3. Komposisi penduduk menurut etnis…………………………………...35 Tabel IV. 4. Komposisi penduduk menurut usia…………………………………...36 Tabel IV. 5. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian……………………..37 Tabel IV. 6. Tingkat pendidiksn umum…………………………………………......39 Tabel V. 1. Komposisi responden menurut kelompok umur……………………….41 Tabel V. 2. Komposisi jumlah anak yang pernah dilahirkan………………………42 Tabel V. 3. Komposisi jumlah anak balita responden……………………………...43 Tabel V. 4. Komposisi responden menurut etnis………………………………......44 Tabel V. 5. Komposisi responden menurut tingkat pendidikan…………………....45 Tabel V. 6. Komposisi responden menurut pekerjaan suami……………………....46 Tabel V. 7. Komposisi responden menurut penghasilan…………………………...47 Tabel V. 8. Tanggapan responden mengenai keberadaan bidan desa..………….....49 Tabel V. 9. Tanggapan responden menerima keberadaan bidan desa………….......49 Tabel V. 10. Tanggapan responden mengenai manfaat keberadaan bidan desa…….51 Tabel V. 11. Komposisi responden yang memeriksa kehamilan kepada bidan desa..52 Tabel V. 12. Komposisi responden dalam kunjungan pemeriksaan kehamilan……..53 Tabel V. 13. Tanggapan responden terhadap keramahan bidan desa dalam Memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan……………………...54 Tabel V. 14. Tanggapan responden mengenai kesulitan dalam memperoleh Pelayanan pemeriksaan kehamilan dari bidan desa…………………...55 Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Tabel V. 15. Tanggapan responden terhadap besarnya biaya pemeriksaan Kehamilan……………………………………………………………...55 Tabel V. 16. Tingkat kepuasan responden terhadap pemeriksaan kehamilan……….56 Tabel V. 17. Jumlah responden yang dibantu bidan desa dalam persalinan………...57 Tabel V. 18. Tanggapan responden terhadap besarnya biaya persalinan…………....57 Tabel V. 19. Tanggapan responden terhadap sikap bidan desa dalam memberikan Pelayanan perinatal…………………………………………………....58 Tabel V. 20. Tanggapan responden terhadap besarnya biaya perawatan perinatal....59 Tabel V. 21. Tingkat kepuasan responden terhadap perawatan perinatal…………..59 Tabel V. 22. Lamanya perawatan masa nifas pada responden……………………...61 Tabel V. 23. Tanggapan responden terhadap pelayanan perawtan masa nifas……...61 Tabel V. 24. Tanggapan responden mengenai kesulitan dalam memperoleh Pelayanan perawatan nifas…………………………………………….62 Tabel V. 25. Tanggapan responden terhadap besarnya biaya perawatan nifas……...63 Tabel V. 26. Jenis alat kontrasepsi yang pernah diterima responden……………….64 Tabel V. 27. Tanggapan responden terhadap sikap bidan desa dalam memberikan Pelayanan kontrasepsi………………………………………………....65 Tabel V. 28. Jumlah balita responden yang menerima pelayanan imunisasi……….66 Tabel V. 29. Jenis imunisasi yang diterima…………………………………………67 Tabel V. 30. Tanggapan responden terhadap kesulitan dalam memperoleh Pelayanan imunisasi…………………………………………………..67
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Seperti yang telah kita ketahui dalam pembukuan undang-undang dasar 1945 pada alenia ke IV dicantumkan bahwa tujuan Nasional yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dan
ikut
melaksanakan kehidupan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini berarti bahwa untuk mewujudkan tujuan nasional pemerintah Indonesia harus berupaya melaksanakan pembangunan nasional di berbagai sektor, termasuk diantaranya sektor kesehatan. Pada dasarnya setiap orang ingin sehat karena orang sehatlah yang dapat melaksanakan aktivitas dengan baik. Suatu bangsa akan kuat jika rakyatnya tetap sehat, sehingga mereka dapat berbuat untuk dirinya, masyarakat serta bangsanya. Sedemikian penting arti kesehatan, sehingga orang bersedia mengorbankan apa saja yang dimiliki untuk kesehatan dirinya. Sebaliknya keadaan sakit merupakan suatu penderitaan yang tidak tertahankan. Setiap orang sakit selalu berusaha untuk mencari pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit yang dideritanya, agar dirinya dapat hidup dengan sehat. Sejalan dengan itu pembangunan kesehatan terutama ditujukan pada golongan masyarakat berpenghasilan rendah, baik di pedesaan maupun diperkotaan. Perhatian khusus perlu diberikan pada daerah terpencil kelompok masyarakat terasing, daerah transmigrasi dan perbatasan. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Untuk meningkatkan kesehatan lebih dahulu diperhatikan adalah kesehatan ibu dan anak. karena kesehatan ibu dan anak merupakan pangkal pokok dari kesehatan masyarakat. Usaha kesehatan ibu dan anak adalah sangat penting seperti yang dikemukakan oleh Azrul Azwar. Dipilihnya ibu dan anak sebagai salah satu sasaran yang harus di prioritaskan pengadaan pelayanan kesehatan di sebabkan oleh beberapa hal yaitu : 1. Ibu dan anak adalah sekelompok masyarakat yang termasuk mempunyai resiko tinggi. 2. Kesehatan ibu dan anak sangat mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan. 3. Kesehatan ibu dan anak menentukan sehat tidaknya kehidupan bangsa pada masa depan. (Azwar.Azrul. 1993. Puskesmas dan usaha kesehatan pokok. Jakarta.32) Kesehatan ibu dan anak yang merupakan letak ukur dari tingkat kesehatan suatu masyarakat, perlu mendapat perhatian yang lebih serius, sebagaimana dijelaskan bahwa usaha kesehatan ibu dan anak yang bergerak dalam pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan penting sekali ( Entjang Indan. 1995. Pengantar administrasi kesehatan. Jakatra. Bina rupa aksara. 71) Lebih lanjut dalam rencana pembangunan nasional jangka menengah Nasional 2004 – 2009 penurunan angka kematian ibu dan anak merupakan salah satu prioritas pembangunan kesehatan. Untuk mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas puskesmas disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Dengan kebijakan ini diharapkan fasilitas pelayanan kesehatan makin dekat dan makin mudah terjangkau oleh masyarakat. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Dewasa ini derajat kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia masih belum memuaskan, hal ini ditandai oleh tingginya angka kematian Ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1994 masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran. Penyebab kematian ibu terbesar (58,1%) adalah perdarahan dan eklampsia. Kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC) yang memadai. Walaupun proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melakukan ANC minimal satu kali telah mencapai lebih dari 80%, tetapi menurut SDKI 1994, hanya 43,2% yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan. Persalinan oleh tenaga kesehatan menurut SDKI 1997, masih tetap rendah, di mana sebesar 54% persalinan masih ditolong oleh dukun bayi. Berbagai kebijakan telah dirumuskan oleh pemerintah dimana kebijakan itu antara lain meliputi peningkatan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan, peningkatan status gizi masyarakat, peningkatan peran serta masyarakat, swasta dan organisasi profesi, serta meningkatkan manajemen upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan pada masyarakat menduduki peranan penting dalam pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan salah satu pelayanan kesehatan yang langsung atau terdekat dengan masyarakat yang tergolong berpenghasilan rendah, daerah terpencil, kelompok masyarakat terasing, daerah pemukiman baru, termasuk daerah transmigrasi dan perbatasan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan Bidan desa. Sebagai salah satu tenaga kesehatan, Bidan desa merupakan sumber daya manusia yang sangat penting guna menyelenggarakan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Tuntutan kualitas kesehatan perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang jumlahnya cukup dan memadai sampai ahir pelita V telah dididik sejumlah 28,178 orang Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Bidan desa dan ditempatkan di desa. Pada pelita IV kegiatan ini akan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan 54,120 Bidan desa. Disampng itu perlu dilakukan pendayagunaan tenaga kesehatan secara merata dan efisien. Tenaga bidan desa menjadi perhatian utama mengingat penempatannya di desadesa yang terpencil yang belum terjangkau oleh pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu, sangat membantu penurunan angka kematian Ibu dan Anak disamping juga meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk pelayanan keluarga berencana. Desa Nancawa adalah merupakan salah satu desa yang terkena program pemerintah mengenai penempatan bidan desa. Penempatan tenaga bidan di desa Nancawa sangat menentukan keberhasilan program pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan para bidan desa merupakan pelayanan yang sangat dekat dengan masyarakat karena pelayanan bidan desa lebih murah dan juga dapat terjangkau oleh masyarakat desa Nancawa yang berpenghasilan rendah dan masih termasuk desa perdalaman. Dikaitkan dengan
data di atas bidan desa berperan
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat bermutu serta membantu kesehatan ibu dan anak yang ada dalam masyarakat desa Nancawa. Untuk mendukung usaha peningkatan kesehatan masyarakat desa Nancawa, telah dibangun sarana kesehatan berupa Polindes dan penempatan satu orang bidan desa yang bekerja dalam wilayah desa Nancawa. Tapi kalau dilihat dari perbandingan jumlah penduduk dengan jumlah sarana kesehatan kurang memadai dikarenakan fasilitas kurang. Maka disini penulis tertarik ingin melihat gambaran peranan apakah yang diberikan bidan desa dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah langka yang penting untuk membatasi masalah yang akan diteliti. Masalah adalah bagian pokok dari kegiatan penelitian (Arikunto, 1992 : 47). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang di angkat dalam penelitian ini adalah “Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kec.Simeulue Timur Kab.Simeulue”. 1.3 Tujuan Penelitian.Dan Manfaat Penelitian I.3.1 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pelayanan-pelayanan kesehatan apakah yang diberikan oleh Bidan desa dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. I.3.2 Manfaat Penelitian 1. Secara Akademis Untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka penyelesaian program pendidikan jenjang strata, dengan memperoleh gelar sarjana sosial, dan sebagai masukan bagi penulis dalam mengembangkan Ilmu Kesejahteraan Sosial Khususnya yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat. 2. Secara Teoritis Penelitian ini dapat melatih diri dan mengembangkan pemahaman serta kemampuan berfikir melalui penulisan ilmiah dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar di Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
3. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pihak-pihak terkait dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
I.4 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang terperinci dan untuk mempermudah pemahaman isi, maka penulis membagi isi penelitian ini ke dalam enam bab. Adapun urutan penulisan disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang konsep-konsep penelitian, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.
BAB III
: METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sample, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB IV
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Menggambarkan dimana lokasi penelitian dilakukan.
BAB V
: ANALISA DATA Menguraikan proses pengumpulan, pengolahan, yang diperoleh dari hasil penelitian beserta analisa data.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
BAB VI
: PENUTUP Berisikan kesimpulan dan saran peneliitian yang dilaksanakan.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dalam pembicaraan sehari-hari kita sering mendengar tentang kata-kata pelayanan kesehatan masyarakat. Baik yang diucapkan oleh pemerintah maupun oleh tokoh-tokoh masyarakat yang disampaikan melalui pidato-pidato, surat kabar maupun melalui media elektronik. Namun sebenarnya apakah pengertian tentang pelayanan kesehatan masyarakat tersebut?.Dalam hal ini penulis menjelaskan pengertiannya. Pelayanan dapat diartikan sebagai perlakuan. (Krida Marimurti, 1981 :54). Yang dimaksud dengan pengertian perlakuan disini adalah pengertian yang bersifat positif, maksudnya adalah berusaha memberikan perlakuan yang terbaik dan bermanfaat. Definisi lain yang dikemukakan oleh Ridwan Marpaung, beliau mengatakan pelayanan itu merupakan aktifitas yang terorganisasi yang bertujuan untuk memberi bantuan. (Ridwan Marpaung, 1988: 74) Dari definisi diatas dijelaskan bahwa pelayanan merupakan usaha untuk memberikan bantuan kepada orang yang menghadapi suatu permasalahan. Pelayanan bertujuan untuk membebaskan seseorang dari suatu permasalahn yang dihadapinya, agar seseorang tersebut dapat melaksanakan fungsi-fungsi yang dimilikinya dalam kehidupan bermasyarakat. Uraian kedua adalah mengenai pengertian tentang kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup sehat secara produktif sosial dan ekonomis. ( UU No. 23 tahun 1992).
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Dari definisi diatas, bahwa kesehatan mempunya pengertian yang sangat luas dan bukan seperti pembicaraan sehari-hari, dimana kesehatan diartikan hanya secara sempit yaitu hanya berkenaan dengan keadaan kesehatan fisik dan mental saja. Jika seseorang sehat fisik dan mentalnya sedangkan sosialnya tidak maka orang tersebut belum dapat dianggap sehat. Pengertian mengenai kesehatan sosial : Kesehatan sosial adalah prilaku kehidupan dalam masyarakat : prilaku kehidupan ini harus sedemikian rupa sehingga setiap warga Negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya. (Tambahan Lembaran Negara RI No. 2068, Penjelasan UU No. 9 Tahun 1960). Dari definisi diatas, dapat di ketahui bahwa kesehatan sosial menyangkut tingkat kehidupan dan penghidupan agar kebutuhan dapat terpenuhi dalam kehidupan bermasyarakat. Uraian selanjutnya adalah
mengenai pengertian
masyarakat.
Pengertian
masyarakat telah banyak dikemukakan oleh ahli sosiologi. Walaupun pengertian tersebut secara sepintas mempunyai perbedaan namun ditinjau dari isi adalah sama. Penulis akan mengkutip pendapat para ahli tentang masyarakat sehingga di peroleh pengertian yang jelas. Entjang mengatakan bahwa : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. (Indan Entjang,1985 :47)
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Dari definisi diatas dapat di ketahui bahwa hal yang menjadi unsur masyarakat yaitu : 1. Adanya sekelompok manusia. 2. Saling berinteraksi diantara kelompok manusia tersebut. 3. Bertempat dalam suatu daerah tertentu. 4. Mempunyai tujuan yang hamper bersamaan Masyarakat yang dimaksud dalam skripsi ini adalah masyarakat desa. Jika dalam uraian berikutnya terdapat kata masyarakat maka yag dimaksud adalah masyarakat desa.
II.1 Pengertian Pelayanan Pelayanan dapat diartikan sebagai perlakuan. (Krida Marimurti, 1981 :54). Yang dimaksud dengan pengertian perlakuan disini adalah pengertian yang bersifat positif, maksudnya adalah berusaha memberikan perlakuan yang terbaik dan bermanfaat. Definisi lain yang dikemukakan oleh Ridwan Marpaung, beliau mengatakan pelayanan itu merupakan aktifitas yang terorganisasi yang bertujuan untuk memberi bantuan. (Ridwan Marpaung, 1988: 74) Dari definisi diatas dijelaskan bahwa pelayanan merupakan usaha untuk memberikan bantuan kepada orang yang menghadapi suatu permasalahan. Pelayanan bertujuan untuk membebaskan seseorang dari suatu permasalahan yang dihadapinya, agar seseorang tersebut dapat melaksanakan fungsi-fungsi yang dimilikinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
II.2. Kesehatan Masyarakat Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup sehat secara produktif sosial dan ekonomis. ( UU No. 23 tahun 1992). Dari definisi diatas, bahwa kesehatan mempunya pengertian yang sangat luas dan bukan seperti pembicaraan sehari-hari, dimana kesehatan diartikan hanya secara sempit yaitu hanya berkenaan dengan keadaan kesehatan fisik dan mental saja. Jika seseorang sehat fisik dan mentalnya sedangkan sosialnya tidak maka orang tersebut belum dapat dianggap sehat. Pengertian mengenai kesehatan social, Kesehatan sosial adalah pri kehidupan dalam masyarakat : prilaku kehidupan ini harus sedemikian rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya. (Tambahan Lembaran Negara RI No. 2068, Penjelasan UU No. 9 Tahun 1960) Dari definisi diatas, dapat di ketahui bahwa kesehatan sosial menyangkut tingkat kehidupan dan penghidupan agar kebutuhan dapat terpenuhi dalam kehidupan bermasyarakat. Pengertian masyarakat telah banyak dikemukakan oleh ahli sosiologi. Walaupun pengertian tersebut secara sepintas mempunyai perbedaan namun ditinjau dari isi adalah sama. Penulis akan mengutip pendapat para ahli tentang masyarakat sehingga di peroleh pengertian yang jelas. Entjang mengatakan bahwa :
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. (Indan Entjang, 1985 :47) Dari definisi diatas dapat di ketahui bahwa hal yang menjadi unsur masyarakat yaitu : 5. Adanya sekelompok manusia. 6. Saling berinteraksi diantara kelompok manusia tersebut. 7. Bertempat dalam suatu daerah tertentu. 8. Mempunyai tujuan yang hamper bersamaan. Masyarakat yang dimaksud dalam skripsi ini adalah masyarakat desa. Jika dalam uraian berikutnya terdapat kata masyarakat maka yag dimaksud adalah masyarakat desa. II.3 Pentingnya Kesehatan Kesehatan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi sama halnya dengan kebutuhan pokok lainnya seperti makanan dan sandang. Manusia yang sehat akan dapat melaksanakan perannya sesuai dengan harkat yang dimilikinya sebagai makhluk yang berpredikat manusia. Orang sehat tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri, akan tetapi juga berguna bagi lingkungannya, sesuai dengan sistem sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sama halnya dengan tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan, kesehatan juga merupakan indikator maju tidaknya suatu bangsa. Kesehatan merupakan suatu barang yang harus dimiliki setiap manusia setiap saat. Kesehatan begitu penting bagi manusia, tidak hanya pada saat sekarang tetapi juga pada masa yang akan datang seperti yang dikemukakan oleh Indan Entjang :
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Kesehatan tidak hanya berguna untuk saat ini melainkan juga untuk masa yang akan datang. Orang yang masa kecilnya sering sakit, apabila penyakitnya mengenai organ-organ tubuh yang vital seperti otak, jantung, ginjal, bila dewasa akan bertambah lemah dan mungkin akan berumur pendek. (Indan Entjang 1985 :18 ). Dari definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa peningkatan kesehatan secara dini atau dimulai sejak kecil akan mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan pada masa yang akan datang. Pemeliharan kesehatan merupakan suatu tindakan yang sangat diharapkan oleh suatu tindakan yang sangat diharapkan oleh semua pihak baik oleh masyarakat maupun pihak pemerintah. Karena hal ini merupakan suatu tindakan yang sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit menular dalam lingkungan masyarakat. II.3.1 Kesehatan Masyarakat Sebagai Modal Pembangunan Tinggi rendahnya tingkat kesehatan dalam suatu Negara akan berpengaruh kepada usaha pembangunan yang sedang berlangsung dalam Negara yang bersangkutan. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan tidak hanya berupa hasil kerja oleh pemerintah saja akan tetapi didukung oleh adanya peran serta dari masyarakat dan dunia usaha. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di tengah beban dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan strategi jitu untuk menghadapinya. Dalam mengatasi masalah kesehatan, Departemen Kesehatan memilki lima strategi utama. Hal tersebut mengemuka dalam pidato Menteri Kesehatan pada upacara bendera pada tanggal 17 Januari 2006. Menteri Kesehatan mengatakan bahwa kunci sukses dalam pembangunan kesehatan ke depan, sangat ditentukan oleh adanya komitmen politis dari semua pihak, Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
baik dari lingkungan eksekutif, legislatif, maupun dari masyarakat termasuk swasta. Kunci sukses lainnya ditengah keterbatasan sumber daya dalam hal pembiayaan dan tenaga adalah memprioritaskan bidang-bidang pembangunan kesehatan, seperti Kesehatan Ibu dan Anak. Oleh karena itu, Depkes akan menempuh 4 strategi utama, yaitu: 1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 2. Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. 3. Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi kesehatan. 4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Untuk mencapai tujuan kesehatan diatas, maka penyelenggaraan upaya kesehatan perlu berlandaskan pada dasar-dasar pembangunan kesehatan. Dasar- dasar pembangunan kesehatan yaitu : 1. Setiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggitingginya agar dapat bekerja dan hidup layak sebagai manusia. 2. Pemerintah dan masyarakat bersama-saa bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan rakyat. 3. Pemerintah menitikberatkan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan serta perundang-undangan kesehatan. (Dr. Aman Nasution, MPH, 1997 : 32)
II.3.2 Kesehatan Sebagai Indikator Kesejahteraan Sebagaimana kita ketahui bahwa Negara berkembang dan Negara dunia ketiga tingkat kesehatannya dapat dikatakan renda jika dibandingkan dengan Negara-negara Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknologi kesehatan di negara maju jauh lebih baik dibandingkan dengan negara yang berkembang. Dari uraian di atas bararti kesehatan merupakan suatu indikator dalam kesejahteraan masyarakat. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta untuk mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0707/03/
121826.htm Maka dapat kita ketahui bahwa usia harapan hidup, kualitas sumber daya manusia, tingkat kesejahteraan keluarga sangat menentukan tingkat kesehatan dalam suatu masyarakat. III. Pelayanan Bidan Desa Pelayanan adalah suatu aktifitas yang bertujuan untuk memberikan pertolongan, bimbingan, pendidikan, perlindungan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar dapat melaksanakan fungsi sosial dengan baik. Secara luas pelayanan mencakup fungsi pengembangan menyangkut bidang pelayanan seperti pendidikan, kesehatan, perumahan maupun bentuk-bentuk pelayanan umum lainnya. Dalam penelitian ini pelayanan yang diberikan dikhususkan dalam bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan desa dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Secara dapat kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat termasuk keluarga ada tiga segi yang perlu diperhatikan yaitu : Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
1. Segi manusianya (petugas kesehatan) 2. Sarana (Puskesmas, Rumah sakit dan lembaga kesehatan lainnya) 3. Dana (biaya untuk pengobatan) Keterbatasan dan kekurangan salah satu dari tiga segi ini sedikit banyaknya mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diterima oleh masyarakat.(Azwar, 1996;45) Menurut Azrul Azwar MPH (1996;70) pelayanan kesehatan yang terdapat dalam masyarakat secara umum dapat dibedakan atas tiga macam : 1. Pelayanan kesehatan tingka I, pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan yang brsifat dasar. 2. Pelayanan kesehatan tingkat II, pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis atau bahkan kadang-kadang pelayanan sub-spesialisasi tetapi terbatas. 3. Pelayanan kesehatan tingkat III, pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialisasi serta sub-spesialisasi. Dari hal tersebut diatas dapat diketahui bahwa pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh bidan desa lebih cendrung dalam pelayanan tingkat dasar pertama. Selain membantu penurunan angka kematian dan peningkatan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, bidan desa juga membantu memberikan pengobatan pertama pada desa juga membantu memberikan pengobatan pertama pada masyarakat yang membutuhkan pertolongan dalam pelayanan kesehatan sebelum pasien mendapat pertolongan yang lebih efesien di Rumah sakit. Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertugas, mempunyai wilayah kerja satu sampai dua desa, dan dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
didalam maupun diluar jam kerjanya bidan harus bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Pada tahun 1989/1990 pemerintah melaksanakan program pengangkatan dan penempatan bidan desa di seluruh tanah air. Dasar penempatan Bidan diseluruh desa adalah permenkes RI No.363/Menkes/Per/IX/1989 tentang wewenang Bidan serta surat edaran Dirjen Binkesmas No.429/Binkesmas/Per/IX/1989 tentang
kebijaksanaan
penempatan Bidan desa. Untuk terwujudnya kebijaksanaan yang telah ditetapkan maka diselenggarakan Pendidikan bidan satu tahun dengan dasar pendidikan lulusan SPK. III.1 Tujuan Khusus Penempatan Bidan desa yaitu : 1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat. 2. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan khususnya 5 program prioritas didesa. 3. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas dan prenatal, serta pelayanan kontrasepsi. 4. Menurunnya jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan penyulit kehamilan, persalinan dan perinatal. 5.
Meningkatkan kempuan keluarga untuk hidup sehat dengan membantu pembinaan kesehatan kelompok dasawisma.
6. Menurunnya jumlah balita dengan gizi buruk dan diare.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
III.2 Tugas pokok Bidan desa : 1. Melaksanakan kegiatan pukesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan diberikan. 2. Menyelenggarakan dan membantu masyarakat desa di wilayah kerjanya agar berperilaku sehat. III.3 Wewenang Bidan desa : 1. Memberi peyuluhan tentang kehamilan, persalinan, keluarga berencana, perawatan bayi, gizi, dan perawatan anak pra sekolah 2. Melaksanakan bimbingan dan pembinaan tenaga kesehatan lain yang juga bekerja dalam pelayanan kebidaan dengan kemampuan yang lebih rendah termasuk para dukun. 3. Melayani khusus ibu : -
Pengawasan kehamilan
-
Pertolongan persalinan normal termasuk persalinan letak sungsang.
-
Pemakaian cara kotrasepsi tertentu, sesuai dengan kebijakan pemerintah.
-
Perawatan nifas dan termasuk pemberian uterotoni
4. melayani bayi, anak prasekolah untuk pengawasan pertumbuhan dan perkembangan, memberikan kekebalan, perawatan dan petunjuk pemberian makanan. 5. memberi obat-obatan : roboransia, pengobatan tertentu dalam bidang kebidanan, sepanjang hal itu tidak melalui suntikan. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
III.4 Fungsi Bidan di wilayah kerjanya : 1. Memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat di rumah-rumah, mengenai persalinan pelayanan KB dan pengayoman medis kontrasepsi. 2. menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat. 3. membina dan memberikan bimbingn teknis kepada kader serta dukun bayi. 4. membina sekelompok desa wisma dibidang kesehatan. 5. membina kerja sama lintas program, lintas sektoral LSM. 6.
melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke pukesmas kecuali dalam keadaan darurat harus di rujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.
7. mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasinya sesuai dengan kemampuannya. III.5 Kegiatan Bidan Desa di wilayah kerjanya. Sesuai dengan kewenangan bidan yang diatur oleh Peraturan Menteri kesehatan No.363/Menkes/Per/IX/1980,maka kegiatan bidan desa yang ditempatkan di desa adalah sebagai berikut: 1. Mengenal wilayah, struktur kemasyarakatan dan komposisi penduduk, serta sistem pemerintahan desa. 2. Merencanakan dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah kesehatan untuk merencanakan penanggulangannya. 3. Memberikan pertolongan persalinan.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
4. Perawatan dan pemeriksaan payudara serta pemberian ASI dan gizi serta keberhasilan pribadi. 5. Pertolongan pertama pada orang sakit, kecelakaan dan kedaruratan serta merujuk penderita kelainan jiwa. 6. Kunjungan rumah untuk melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat diwilayah kerja bidan. 7. Bimbingan teknis kepada kader kesehatan, serta pemberian pelayanan kesehatan termasuk KB langsung di posyandu. 8. melatih dan membina dukun bayi agar mampu melaksanakan penyuluhan dan membantu deteksi ibu hamil resiko tinggi. 9. Menggerakkan masyarakat agar melaksanakan kegiatan dana sehat di wilayah kerjanya. 10. bimbingan teknis kepada ketua kelompok dasawisma dan kader peminat. 11. melaksanakan kegiatan lain dalam kaitan dengan puskesmas. (syarifah, 1995). IV. Peningkatan Usaha Kesehatan Ibu dan Anak Kesehatan ibu dan anak sangat menentukan derajat kesehatan dalam suatu negara. Sebelum diuraikan lebih rinci tentang tentang kesehatan ibu dan anak, ada baiknya penulis menguraikan mengenai kesehatan keluarga, karena sangat erat kaitan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dijelaskan bahwa kesehatan keluarga adalah meliputi kesehatan suami istri, anak dan anggota keluarga lainya. Keberhasilan pelaksanaan upaya kesehatan sangat mendukung pelaksanaan kesehatan ibu dan anak disebabkan jika keadaan lingkungan buruk maka ibu dan anak Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
adalah merupakan kelompok masyarakat yang terlebih dahulu kena musibah. Seperti yang di uraikan dalam kutipan dibawah ini yaitu : Upaya kessehatan di Indonesia bertujuan untuk memberikan pelayanan kesekatan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan status kesehatan penduduk khususnya pada kelompok rentan yaitu : bayi, anak, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan persalinan (Depkes RI, 1994). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa : 1. Ibu dan anak merupakan sekelompok masyrakat yang mempunyai resiko tinggi untuk sakit, maksudnya jika dibandingkan dengan golongan remaja, laki-laki dewasa, hal ini disebabkan karena mereka mempunyai daya tahan tubuh yang rendah. 2. Kesehtan anak ditentukan oleh ibu yang melahirkan baik dilihat dari segi bawaan/turunan maupun segi pelayanan kepada anak. 3. Apabila kesehatan ibu dan anak dapat dipeliharan dengan baik maka kesehatan generasi muda juga akan terpelihara dan kesehatan bangsa akan terjamin. V. Tujuan Peningkatan Usaha Kesehatan Ibu dan Anak Keberadaan bidan desa dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang telah ditentukan tujuan yang akan dicapai. Demikian juga halnya usaha kesehatan ibu dan anak telah ditetapkan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Azrul Azwar bahwa tujuan dari usaha kesehatan ibu dan anak adalah : 1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu, bayi dan anak. 2. Meningkatkan jangkauan pelayanan atau pemeriksaan ibu hamil, ibu masa nifas dan ibu yang menyusui serat bayi dan anak pra sekolah. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
3. meningkatkan pencakupan pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih. 4. Meningkatkan peran serta masyarakat khususnya para ibu misalnya dalam menimbang bayi dan anak pra sekolah serta perawatan bayi di rumah. (Azrul Azwar, 1993 :35) Dari definisi usaha kesehatan ibu dan anak maka ibu dan anak dikelompokkan atas empat bagian yaitu : ibu, terdiri dari ibu hamil, dan ibu melahirkan dan untuk anak terdiri dari bayi (anak dibawah satu tahun) dan balita (usia satu sampai lima tahun).Kematian bayi dan balita pada umumnya disebabkan oleh diare, saluran pernafasan dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (cacar, polio) disamping itu juga dipengaruhi oleh keadaan kurang gizi. VI. Program Keterpaduan KIA, KB dan Kesehatan Keterpadauan dari program kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana dan kesehatan sangat mendukung dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Adapun tujuan dari program keterpaduan ini adalah untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi dan balita serta angka kelahiran dalam rangka mempercepat terwujudnya NKKBS. http://www.mediaindonesia.com/berita.asp?id=128738 Dalam pelita V yang lalu,
yang
dimaksud
dengan
keterpaduan
KB
dan
kesehatan
adalah
:Penyatuan/penyerasian dinamis kegiatan dari progaram KB, KIA, Imunisasi, Giji serta penanggulangan diare, utuk saling mendukung untuk mencapai tujuan dan sasaran yang disepakati bersama. Sasaran keterpaduan dari progaram tersebut adalah : a. Bayi (usia kurang dari satu tahun). Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
b. Balita (usia satu sampai dengan empat tahun). c. Ibu hamil, melahirkan dan menyusui. d. Wanita PUS (pasangan usia subur). Dalam pelaksanaan program keterpaduan tersebut dapat kita ketahui beberapa jenis pelayanan yang diberikan yakni : 1. Ibu Hamil -
Pemeriksaan kehamilan secara teratur.
-
Penambahan makanan bergizi bagi setiap ibu hamil
-
Memakan sayuran hijau dan kacang-kacangan setiap hari
-
Memakan satu tablet tambah darah setiap hari selama tiga bulan terahir.
-
Meminta pertolongan persalinan pada tenaga terlatih
2. Ibu Menyusui -
Mengikuti/melaksanakan program KB dengan memilih salah satu jenis alat kontrasepsi.
-
Pemeriksaan kesehatan setelah melahirkan.
-
Menambah makanan bergizi.
-
Meminum air masak lebih banyak dari biasanya setiap hari.
3. Bayi -
Imunisasi bayi
-
Penimbangan bayi secara teratur pada pos pelayanan terdekat.
-
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
-
Pemberian ASI (sampai umur dua tahun) dan pemberian makanan tambahan mulai umur tiga bulan
-
Pemberian oralit pada bayi yang menderita diare.
-
Pemberian ASI dan makanan biasa diberikan pada bayi yang menderita menceret.
4. Anak Balita -
Pemeriksaan dan penimbangan Anak setiap bulan secara teratur
-
Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap enam bulan.
-
Pemberian cairan oralit pada Anak yang menderita menceret.
-
Pemberian sayuran berwarna hijau dan buah-buahan pada Anak balita. (Agus Salim Harahap, 1986).
Keberhasilan pelaksaan KB, Kesehatan da KIA sangat mendukung untuk menurunkan angka kematian Bayi, Balita dan tingkat kelahira. Pelaksanaan program KB, KIA dan Kesehatan perlu ditingkatkan mengingat bahwa frekuensi seorang ibu melahirkan sangat menentukan/mempengaruhi kesehatan Ibu dan Anak yang dilahirkan. Perkawinan dibawah umur juga merupakan salah satu hambatan dari pelaksanaan program KB. Perkawinan di bawah umur akan mempengaruhi kesehatan anak yang dilahirkan.Menurut Erick Eckholm dan Kathelen Newland yang dikutip oleh Masri Maris dan Ny. Sukarto dikatakan bahwa : Baik di daera-daerah lebih miskin maupun lebih kaya di Benua Amerika, bahkan diseluruh dunia ada kecendrungan yang semakin tinggi bahwa Bayi yang mempunyai Ibu berumur belasan tahun dilahirkan sebelum waktunya akan dilahirkan dengan berat badan tidak normal. Hal ini menaikkan kemungkinan meninggalnya sang Bayi. Bayi-bayi ini Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
mudah duhinggapi penyakit menular dan penyakit kurang gizi. (Masri Maris dan Ny. Sukarto,1984). Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa di negara maju sendiri Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang dibawah umur sangat mudah terjangkit suatu penyakit bahkan dapat meninggal dunia. Untuk mengatasi terjadinya perkawinan di bawah umur pemerintah perlu mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat dalam hal pengaruh negatif dari perkawinan dibawah umur. Adapun tujuan dari penyuluhan kesehatan tersebut adalah : 1. Menjadikan cara-cara hidup sehat sebagai kebiasaan hidup masyarakat seharihari. 2. menggerakkan perseorangan, kelompok dan masyarakat agar : a. memanfaatkan fasilitas serta pelayanan kesehatan yang tersedia dan mengembangkannya. b. Berperan serta dalam usaha-usaha kesehatan terutama dalam programprogram kesehatan yang telah ditentukan sebagai program prioritas. (Azrul Azwar,1983) Upaya pelaksanaan penyuluhan haruslah dilakukakan dengan manusiawi dalam arti memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat, tingkat pendidikannya yang dilakukan akan berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan. IIV. Kerangka Pemikiran Sejak manusia di dalam kandungan dan kemudian dilahirkan ke dunia, membutuhkan pelayanan kesehatan dalam rangka mempertahankan kelangsungan Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
hidupnya. pada awalnya pelayanan kesehatan lebih banyak dilakukan di kota-kota besar, sedangkan di daerah pedesaan pelayanan kesehatan sangat kurang memadai yang disebabkan oleh kurangnya sarana dan prasarana kesehatan. Dalam rangka meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan serta dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, anak balita dan penurunan angka kelahiran khususnya di daerah pedesaan menempatkan bidan desa merupakan suatu langka yang tepat dan bijaksana. Dimana tugas utama dan wewenang bidan desa adalah memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana secara berdaya guna dan berhasil guna. Kesehatan ibu dan anak merupakan tolak ukur dari tingkat kesehatan suatu masyarakat dan sangat menentukan derajat kesehatan dalam suatu Negara. Bidan desa sebagai salah satu tenaga kesehatan yang sangat dekat dengan masyarakat dirasakan sangat bermanfaat khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Program-program pelayanan kesehatan yang diberikan bidan desa yaitu seperti : pemeriksaan kehamilan, perawatan persalinan, perawatan prinatal, pemberian alat kontrasepsi, dan sebagainya. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh bidan desa juga tidak terlepas dari keikutsertaan masyarakat dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan dan menilai pelayanan kesehatan yang didasarkan atas adanya perubahan sikap, pandangn hidup, cara pemikiran dan cara berbuat terhadap prilaku hidup sehat.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Secara sederhana konsep pemikiran ini dapat dilihat dalam bagan :
Peranan Bidan Desa
Program-program Bidan Desa Dalam pelayanan Kesehatan Masyarakat : - keterpaduan KIA - imunisasi - pertolongan persalinan - pemberian alat kontrasepsi
Masyarakat
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
IIIV. Definisi Konsep dan Defini Operasional IIIV.1 Definisi Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok, individu yang menjadi pusat perhatian (Sangaribun 1993 : 33). Konsep penelitian sangat diperlukan agar tidak menimbulkan kekacauan atau kesalahpahaman yang dapat menguburkan tujuan penelitian. Konsep yang di pakai di dalam penelitian ini adalah : 1. Peranan adalah hal-hal yang diharapkan untuk dilaksanakan oleh seseorang karena status yang dipegangnya. 2. Bidan desa adalah Bidan yang ditempatkan dan bertugas di desa, mempunyai wilayah kerja satu desa dalam melaksanakan tugas pelayanan medik, baik di dalam maupun di luar jam kerjanya. 3. Pelayanan kesehatan adalah aktifitas yang terorganisasi yang bertujuan untuk memberikan bantuan dan berusaha untuk menciptakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang kemungkinan setiap orang hidup secara produktif sosial dan ekonomi. 4. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang menempati suatu daerah yang merupakan persekutuan, dalam hal ini yang diutarakan adalah ibu dan anak sebagai bagian dari masyarakat. IIIV.2 Definisi Operasional Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberikan bagaimana mengukur suatu variabel (singarimbun, 1991 : 49). Bertujuan untuk memudahkan Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
penelitian dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Adapun yang menjadi variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : peranan bidan desa untukmewujudkan kesehatan ibu dan anak. Dan yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah : 1. Pemeriksaan kehamilan yaitu pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kehamilan jangka waktu masa kehamilan. 2. Pertolongan persalinan yaitu pelayanan dalam bentuk pertolongan persalinan. 3. Perawatan perinatal yaitu pelayanan kesehatan yang diterima bayi sejak lahir sampai berumur 7 hari. 4. Perawatan nifas yaitu perawatan terhadap ibu sejak lahir dia melahirkan sampai 40 hari setelah melahirkan 5. Pemberian kontrasepsi seperti pil, suntikan, spiral, implant dan lain-lain.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
III.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian (lembaga, seseorang,masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya,penelitian yang bersifat penemuan faktafakta seadanya. (Nawawi, 1990 :63). III.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. Adapun alasan penulis mengambil lokasi penelitian ini menurut penulis layak untuk diteliti karena desa Nancawa merupakan salah satu desa yang termasuk dalam program penempatan Bidan desa. III.3. Populasi dan Sampel 3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala nilai atau peristiwa sebagai sumber daya yang menerima karakter tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 1991: 141), populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga pasangan usia subur yang bertempat tinggal di desa Nancawa. Adapun jumlah dari populasi ini adalah 21 orang.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
3.11. Sampel Menurut arikunto, jika jumlah populasi lebih dari 100, maka dianjurkan untuk menentukan jumlah sampel antara 10-15 %, dan 20-25 % dari jumlah populasi dan ini dianggap representatif (Arikunto, 1992 : 107). Karena jumlah populasi di desa Nancawa saat ini 21 orang, maka penulis mengambil sampelnya 21 orang. III.4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Studi Perpustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan data-data informasi yang ada menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah, atau surat kabar dan bentuk tulisan lainnya yang ada relefansinya dengan masalah yang diteliti. 2. Studi Lapangan mengumpulkan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang di teliti, penelitian ini diperoleh dari objek dengan cara : a. Quesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau angket yang telah dilakukan kepada responden. b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan langsung kepada responden guna memperoleh keterangan dalam mendukung data yang terkumpul. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
III.5. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa Deskriptif yaitu metode analisa yang dilakukan dengan mengelolah, menyajikan dan menginterprestasikan data sehingga di peroleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti, kemudian data tersebut diberi komentar sesuai dengan data, fakta dan informasi yang telah dikumpulkan melalui pemahaman empiris. (Sugiono, 1993 : 62)
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Nancawa A.1 Letak Geografis Desa Nancawa Desa Nancawa merupakan salah satu dari 7 desa yang terdapat di wilayah kecamatan Simeulue timur, kabupaten Simeulue, profinsi Nanggroe Aceh Darusalam (NAD). luas wilayahnya 2200 Ha, yang mempunyai penduduk 300 jiwa dari tiga dusun. Desa Nancawa memiliki suhu udara yaitu suhu udara maksimum berkisar antara 25 0C – 30 0C dan suhu minimum berkisar antara 180 0C– 24 0C dengan curah hujan 2.8282 mm/tahun dengan ketinggian tanah dari permukaan laut 2 meter. Jarak dari desa Nancawa ke ibu kota lebih kurang 10 kilometer dengan jarak waktu tempuh melalui kenderaan lebih kurang 20 menit. Daerah ini seperti halnya di daerah-daerah indonesia juga mengenal dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Desa Nancawa memiliki batas wilayah : -
sebelah utara berbatasan dengan Labuan
-
sebelah selatan berbatasan dengan desa Tepaselatan
-
sebelah timur berbatasan dengan pinggiran laut
-
sebelah barat berbatasan dengan desa Labua
A.2 Tata Penggunaan Lahan Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Desa Nancawa memiliki wilayah 2200 Ha, dimana tanah tersebut dipergunakan oleh masyarakat untuk berbagai jenis kebutuhan dan penggunaan tanah tersebut terdiri dari tanah sawah, tanah kering/pegunungan, bangunan,tanah wakaf. Dimana tanah sawah, ditanami tanaman seperti padi, cabe dan ubi dan lain-lain.sedangkan tanah bangunan ditanami oleh berbagai jenis tanamanan keras seperti cengkeh, kelapa, coklat, pinang, pala, dan lain-lain. Adapun bangunan yang dimaksud meliputi bangunan sekolah, asrama kodim,Polindes,mesjid,mussallah dusun dal lain-lain sebagainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel IV.1 Tata Guna Lahan Desa Nancawa No.
Jenis penggunaan
Luas
Persentase
Lahan
(Dalam satuan)
(%)
Ha 1.
Tanah sawah
450
20,45
2.
Tanah kering/gunung
750
34,09
3.
Tanah wakaf
100
4,5
4.
Mesjid
255
11,59
5.
Bangunan
500
22,7
6.
Lainnya
145
6,55
2200
100
Jumlah
Sumber data : Kantor Kepala Desa Nancawa 2008
Berdasarkan data dalam tabel diatas bahwa masyarakat desa menggunakan tanah masih memproritaskan pada tanah untuk pegunungan. Dalam hal ini dapat dilihat pada luas tanah yang mencapai 750 Ha (34,09%) yang dipergunakan untuk menanami tanaman seperti cengkeh di banding dengan luas tanah yang dipergunakan untuk tanah bangunan Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
500 Ha (22,7%), tanah persawahan 450 Ha (20,45%) yang dipergunakan untuk menanam padi, dan tanah mesjid 255 Ha (1159%), tanah wakaf 100 Ha (4,5%) dipergunakan untuk tempat kuburan dan tanah lain-lainnya atau tanah yg masih kosong 145 Ha (6,55%).
B. Keadaan Penduduk Menurut data yang didapat dari kantor kepala desa, bahwa penduduk yang mendiami desa Nancawa ini berjumlah 300 jiwa dengan 70 kepala keluarga. untuk lebih jelas jumlah penduduk yang mendiami desa Nancawa dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel IV.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin No.
Jumlah Kelamin
Jumlah/jiwa
Persentase(%)
1.
Perempuan
155
51,7
2.
Laki-laki
145
48,3
300
100
Jumlah Sumber data : Kantor kepala desa Nancawa 2008
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak yaitu 51,7% dibanding jumlah Laki-laki 48,3%. Komposisi penduduk menurut etnis/suku dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel IV.3 Komposisi Penduduk Menurut Etnis No.
Etnis/ suku
Orang
Persentase (%)
1.
Aceh
288
96
2.
Jawa
2
0,6
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah
300
100
Berdasarkan tabel diatas jelas terlihat bahwa penduduk desa Nancawa mayoritasya adalah suku aceh sedangkan suku jawa itu hanya 2 orang yaitu pendatang yang masuk ke desa Nancawa,sudah menetap dan kawin di desa Nancawa. Tabel IV.4 Komposisi Penduduk Menurut Usia No.
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
1.
0 – 5 Tahun
20
6,67
2.
6 – 10 Tahun
35
11,6
3.
11 – 15 Tahun
20
6,67
4.
16 – 20 Tahun
25
8,3
5.
21 – 25 Tahun
28
9,3
6.
26 – 30 Tahun
40
13,3
7.
31 – 35 Tahun
35
11,6
8.
36 – 40 Tahun
30
10
9.
41 – 51 Tahun
25
8,3
10.
52 – 60 Tahun
28
9,3
11.
61 – 85 Tahun Jumlah
14
4,6
300
100
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel diatas, penduduk desa Nancawa yang paling banyak jumlahnya pada usia 26 – 30 tahun 13,3 %. Sedangkan pada urutan keduan yaitu umur 6 – 10 tahun dan 31 – 35 tahun 11,6 %.
D. Keadaan Penduduk Menurut Agama Mayoritas penduduk desa Nancawa memeluk agama Islam. dilihat dari masa – masa dulu juga penduduk mayoritas adalah beragama Islam. apabila pun ada pendatang kesana yang bukan beragama Islam tapi kehidupannya antar beragama selalu terjaga dengan baik.
C. Sosial Budaya C.1. Mata Pencaharian Penduduk desa Nancawa pada umumnya memiliki sumber mata pencaharian dalam sektor Pertanian dan perkebunan. Dengan sumber penghasilan berupa padi, cabe, cengkeh, dan kakau. Sedangkan lainnya bekerja sebagai pedagang/wirasuwasta, pegawai negri sipil, guru honor dan nelayan. untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV.6 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian
No.
Jumlah
Persentase (%) 50,25
1.
Petani
100
2.
Pegawai Negri Sipil (PNS)
5
4,2
3.
Pedagang/Wiraswasta
10
8,4
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
4.
Pegawai honor Jumlah
4
3,3
119
100
C.2. Sarana dan Tingkat Pendidikan Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor dalam proses pembanguna nasional, sebab pendidikan dapat menentukan lajunya pembangunan, khususnya pembangunan suatu daerah. Kalau dilihat sarana pendidikan di desa Nancawa sekarang ini masih kurang memadai disebabkan karena kurangnya sarana dan perasarana serta kondisi desa yang masih kepedalaman. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah yang ada di desa Nancawa, hanya Sekolah Dasar sedangkan SLTP dan SLTA belum ada. anak - anak penduduk desa Nancawa yang tingkat pendidikan SLTP dan SLTA masih sekolah di Kota Sinabang yaitu ibu kota Kabupaten Simeulue, dengan jarak 10 Km.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Untuk lebih jelas tentang tingkat pendidikan desa Nancawa dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel IV.7 Tingkat Penduduk Umum No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1.
Tidak tamat SD
1
0,3
2.
Tamat SD
50
16,6
3.
Belum sekolah
15
5
4.
Tamat SLTP
42
14
5.
Tidak tamat SLTP
16
5,3
6.
Tamat SLTA
28
9,3
7.
Tidak tamat SLTA
9
3
8.
Tamat Sarjana
3
1
9.
Lain-lain
136
45,3
300
100
Jumlah
C.3. Sarana Peribadatan Penduduk di desa Nancawa secara keseluruhan memeluk agama Islam. Adapun sarana peribadatan yang tersedia di desa Nancawa terdiri atas satu buah mesjid dan satu Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
buah mushallah dusun. Semua kegiatan keagamaan dilaksanakan di mesjid dan mushallah tersebut, seperti shalat, mengaji untuk anak-anak serta kegiatan peribadatan lain.
C.4. Sarana Kesehatan Untuk mendukug usaha peningkatan kesehatan masyarakat didesa Nancawa, telah didirikan sarana kesehatan berupa Polindes dan penempatan Bidan Desa yang bekerja dalam wilayah desa Nancawa. Dilihat dari perbandingan Jumlah penduduk dengan jumlah sarana kesehatan kurang memadai. Di desa Nancawa terdapat sarana kesehatan berupa polindes. C.5. Sarana Transportasi Untuk mendukung segala aktifitas sehari-hari baik dalam memasarkan hasil pertanian maupun untuk membeli kebutuhan sehari-hari sangat didukung dengan adanya transportasi antar desa dengan kota. Namun di desa Nancawa belum ada transportasi yang maksimal, masyarakat masih menggunakan kenderaan pribadi bahkan masih ada penduduk yang berjalan kaki sampai desa labua untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari walaupun ruas jalan sudah memadai.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
BAB V ANALISA DATA
A. Karakteristik Responden 1.1. Umur Responden Data respomden perlu disajikan karena temuan data responden terpilih terdiri dari berbagai kelompok umur. Dari temuan data menunjukan karakteristik umur responden dan dapat pula dilihat kelompok umur yang memiliki frekuensi terbanyak dari para responden. Sajian data umur responden dapat dilihat pada table berikut: Tabel V.1 Komposisi Responden Menurut Kelompok Umur
No.
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
1.
15 – 19 tahun
3
14,29
2.
20 – 24 tahun
6
28,57
3.
25 – 29 tahun
3
14,29
4.
30 – 34 tahun
5
23,81
5.
35 – 40 tahun
4
19,04
Total
21
100
Sumber : kuesioner Dari sajian data pada tabel V.I menunjukan bahwa responden kelompok umur 20 – 24 tahun merupakan kelompok umur terbesar, yaitu 28,57 %. Sementara itu responden Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
yang berumur 30 – 34 tahun merupakan kelompok terbesar kedua, yaitu 23,81 % dan responden kelompok umur 35 – 40 tahun berada pada urutan ketiga, yaitu 19,04 %. Sedangkan kelompok umur 15 – 19 tahun dan 25 – 29 tahun berada pada urutan terahir sama – sama sebanyak 14,29 %. Hal ini menunjukan bahwa antara umur 20 – 34 tahun banyak para ibu rumah tangga yang memanfaatkan pelayanan bidan desa dalam usaha peningkatan kesehatan.
1.2. Jumlah Anak Yang Pernah Dilahirkan Untuk mengetahui lebih jelas jumlah anak yang dilahirkan responden, akan disajikan pada tabel berikut ini : Tabel V.2 Komposisi Jumlah Anak Yang Pernah Dilahirkan No.
Jumlah Anak Lahir
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 orang
5
23,81
2.
2 orang
5
23,81
3.
3 orang
3
14,29
4.
4 orang
4
19,04
5.
5 orang
1
4,76
6.
6 orang
2
9,53
7.
8 orang
1
4,76
Total
21
100
Sumber : Kuesioner Dari tabel V.2 menunjukan bahwa dari seluruh persalinan sebagian besar responden melahirkan anak 1 – 2 orang, yaitu 23,81 %. Pada urutan keduan responden melahirkan anak 4 orang, yaitu 19,04 %, urutan ketiga responden melahirkan anak 3 Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
orang, yaitu 14,29 %.dan urutan ke empat responden melahirkan anak 6 orang, yaitu 9,53 %. Sedangkan sebahagian terkecil responden melahirkan anak sebanyak 6 – 8 orang, yaitu 4,76 %. Hal ini menunjukkan bahwa responden cendrung untuk memiliki anak sebanya satu sampai empat orang. 1.3. Jumlah Anak Balita Seperti halnya jumlah anak yang pernah dilahirkan, dalam penelitian ini juga akan dikemukakan jumlah anak balita yang dimiliki responden, yang akan diuraikan dalam tabel berikut ini : Tabel V.3 Komposisi Jumlah Anak Balita Responden No
Jumlah Anak Balita
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 orang
6
42,85
2.
2 orang
5
35,71
3.
3 orang
3
21,42
14
100,00
Total Sumber : kuesioner
Dari sajian tabel V.3 menunjukkan bahwa responden lebih banyak memiliki anak balita sebanyak 1 orang, yaitu 42,85 %. Sementara yang memiliki 2 anak balita menempati urutan kedua, yaitu 35,71 % dan yang memiliki 3 anak balita 21,42 %. Mengingat sebahagian besar responden kelompok adalah kelompok pasangan usia subur muda, hal ini akan kemungkinan pada waktu yang akan datang peran bidan desa sangat dibutuhkan terutama dalam pemberian KIA, perawatan kehamilan, keluarga berencana (KB) dan pelayanan kelahiran. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
1.4. Suku Responden Etnis atau suku bangsa responden perlu disajikan disebabkan melalui data temuan diketahui frekuensi suku bangsa yang paling jarang ditemukan responden. Sajian data mengenai etnis/suku bangsa responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel V.4 Komposisi Responden Menurut Etnis No.
Etnis/Suku
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Aceh
20
95,24
2.
Jawa
1
4,76
Total
21
100
Sumber : kuesioner Dari sajian tabel V.4 menunjukkan bahwa etnis/suku Aceh merupakan responden terbanyak, yaitu 95,24 % dan suku jawa merupakan suku yang paling sedikit yaitu 4,76 % dikarenakan responden tersebut ikut suami. Agama yang dianut oleh responden adalah agama islam (100 %).
1.5. Tingkat Pendidikan Responden Telah dibuktikan dalam penelitian Notoatmojo (1982), bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan angka kematian perinatal dan berat badan lahir. Pendidikan ibu yang rendah dapat mengakibatkan kematian perinatal akibat ketidaktahuan dalam menjaga kehamilannya. Demikian juga tingkat pendidikan akn menunjukan indeks status sosio-ekonomi umum.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Dalam penelitian ini pendidikan responden perlu disajikan karena dari data tersebut dapat dilihat yang dilalui responden. Sajian data mengenai tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel V.5 Komposisi Responden Menurut Tingkat Pendidikan No.
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Tidak Tamat SD
1
4,76
2.
Tamat SD
5
23,81
3.
Tamat SLTP
5
23,81
4.
Tamat SLTA
7
33,33
5.
Akademi
2
9,53
6.
Sarjana
1
4,76
21
100
Total
Data yang diperlihatkan pada tabel V.5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar hanya menyelesaikan sampai tingkat SLTA sebesar 33,33 %, dan tamat SD-SLTP sebesar 23,81 %, serta responden tamat AKADEMI sebesar 9.53 %. Sementara dalam penelitian ini tingkat pendidikan sarjana responden yang paling sedikit yaitu, 4,76 %. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan responden cukup baik. Dengan penndidikan yang cukup baik, maka angka kematian perinatal dapat dikurangi.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
1.6. Pekerjaan Suami Responden Pekerjaan suami responden perlu disajikan, karena dari data tersebut kita dapat melihat jenis pekerjaan suami responden. Notoatmojo (1982), mengatakan bahwa angka kematian perinatal paling rendah didapatkan pada kasus orang tua yang mempunyai pekerjaan dan memiliki kedudukan dalam pekerjaannya. Sebaliknya angka kematian perinatal tertinggi didapatkan pada kasus yang orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap. Untuk mengetahui pekerjaan suami responden dapat dilihat pada tabel : Tabel V.6 Komposisi Responden Menurut Pekerjaan Suami No. Jenis Pekerjaan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Petani
12
57,15
2.
Pedagang/wiraswasta
5
23,81
3.
Buruh tani
-
-
4.
Pegawai Negeri Sipil
4
19,04
Total
21
100
Dari sajian tabel V.6 tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan suami responden bekerja dalam bidang /sektor pertanian yaitu sebesar 57,15 %, dan yang bekerja sebagai pedagang/wiraswasta yaitu sebesar 23,81 %, Pegawai Negeri Sipil sebesar 19,04 %. Sedangkan buruh tani tidak ada karena berdasarkan peneliatian suami responden mempunyai lahan pertanian sendiri. Berdasarkan sajian data tabl V.6 tersebut dapat diketahui bahwa masih terdapat suami responden yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Hal ini pendidikan yang rendah Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
akan mempengaruhi daya nalar suami atau wawasannya sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan dalam menolong persalinan istrinya atau masih mempunyai peluang tinggi untuk kematian perintal.
1.7. Tingkat Penghasilan Responden Data mengenai penghasilan responden dikemukakan guna mengetahui berapa banyak penghasilan yang responden peroleh setiap bulannya. Sajian data mengenai penghasilan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel V.7 Komposisi Responden Menurut Penghasilan No. Penghasilan / bulan
Frekuensi
Persentase (%)
1
Rp < 200.000,-
2
9,53
2
Rp 200.000 – 300.000,-
5
23,81
3
Rp 500.000
5
23,81
4
Dan lain-lain
9
42,85
Total
21
100
Sajian temuan data pada tabel V.7 menunjukan bahwa penghasilan yang diperoleh responden pada umumnya di menetap tiap perbulan, dan yang berpenghasilan Rp 200.000,- - 500.000 yaitu 23,81 %. Sementara yang berpenghasilan Rp 200.000,- sebesar 9,53 %.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel V.7 diatas dapat dilihat bahwa masih ada responden yang memiliki penghasilan di bawah Rp 200,000,- yaitu 9,53 %. Hal ini menunjukan bahwa masih ada responden yang termasuk dalam kategori sosio-ekonomi yang rendah. Wanita yang berasal dari keluarga dengan latar belakang sosio-ekonomi yang rendah akan mempunyai kemungkinan kematian perinatal yang tinggi.
B. Pendapat Ibu Rumah Tangga Terhadap Berbagai Aspek Dari Pelayanan Bidan Desa 1. Pendapat Ibu Rumah Tangga Terhadap Keberadaan Bidan Desa Pendapat ibu rumah tangga terhadap keberadaan bidan desa adalah merupakan suatu hal yang penting untuk kelancaran pelayanan bidan desa. Adanya perasaan senang dari ibu rumah tangga terhadap bidan desa akan membuat ibu mudah menerima segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh bidan desa. Namun apabila ibu rumah tangga merasa tidak senang akan keberadaan bidan desa tersebut, maka ibu akan susah menerima apapun bentuk pelayanan yang diberikan bidan desa dalam upaya peningkatan kesehatan hidup keluarganya.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Untuk mengetahui tentang persepsi ibu rumah tangga terhadap pelayanan bidan desa, akan dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini : Tabel V.8 Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Bidan Desa No. Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Senang
19
90,47
2.
Tidak senang
2
9,53
Total
21
100
Berdasarkan sajian data pada tabel V.8 menunjukkan bahwa 90,47 % responden menyatakan merasa senang dengan keberadaan bidan desa dan 9, 53 % yang menyatakan tidak senang atas keberadaan bidan desa. Adapun alasan para responden yang menyatakan senang dengan keberadaan bidan desa dapat kita lihat pada tabel di bawah ini : Tabel V.9 Tanggapan Responden Menerima Keberadaan Bidan Desa No. Alasan 1.
Frekuensi mau
Persentase (%)
2.
Jadi mudah kalau melahirkan Dekat unutk berobat
3
14,29
8
38,1
3.
Biaya persalinan lebih murah
4
19,04
4.
Pertolongan lebih cepat tidak perlu ke pergi ke kecamatan Rumah Sakit. Total
6
28,57
21
100
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Dari sajian tabel V.9, temuan data menunjukkan bahwa alasan merasa senang menerima keberadaan bidan desa adalah dekat untuk berobat merupakan jawaban responden terbanyak, yaitu 38,1 %. Dengan alasan pertolongan lebih cepat berada pada urutan kedua, yaitu 28,57 %. Dan jawaban responden biaya lebih murah berada pada urutan ketiga, yaitu 19,04 % sedangkan jawaban yang paling sedikit responden jadi muda kalau mau melahirkan yaitu 14,29 %. Ini menunjukkan bahwa responden telah menerima keberadaan bidan desa di desa Nancawa.
2. Pendapat Ibu Rumah Tangga Terhadap Manfaat Keberadaan Bidan Desa Ibu rumah tangga yang mengetahui manfaat keberadaan bidan desa akan mendukung penggunaan pelayanan dari bidan desa. Jika masyarakat hanya mengetahui sebagian kecil saja dari manfaat pelayanan yang diberikan bidan desa, maka ibu akan memanfaatkan pelayanan bidan desa hanya sebatas apa yang diketahui mengenai pelayanan bidan desa tersebut. Dari hasil kuesioner menunjukan bahwa semua responden 100 % merasakan adanya manfaat dari keberadaan bidan desa di desa Nancawa. Manfaat yang dirasakan ibu rumah tangga dengan keberadaan bidan desa dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Tabel V.10 Tanggapan Responden Mengenai Manfaat Keberadaan Bidan Desa No. Manfaat 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Frekuensi
Ibu mendapatkan pertolongan persalinan Mudah mendapatkan pelayanan kesehatan Dapat membimbing kita untuk merawat bayi Meningkatkan kesehatan ibu dan anak Bayi memperoleh imunisasi Ibu mendapatkan pelayanan kontarsepsi Total
Persentase (%)
4
19,04
4
19,04
2
9,53
6
28,57
3
14,29
2
9,53
21
100
Berdasarkan sajian data pada tabel V.10, menunjukkan bahwa responden mengenai manfaat bidan desa adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak merupakan jawaban responden terbanyak, yaitu 28,57 %. Responden yang menyatakan manfaat mudah mendapatkan pelayanan kesehatan dan ibu mendapatkan pertolongan persalinan merupakan urutan kedua, yaitu 19,04 %. dengan alasan manfaat bayi memperoleh imunisasi berada pada urutan ketiga, yaitu 14,29 %. Sedangkan urutan terahir dari manfaat adalah ibu mendapatkan pelayanan kontrasepsi, yaitu 9,53 % seimbang dengan dapat bimbingan dalam merawat bayi. 3. Pemeriksaan Kehamilan Pemeriksaan kehamilan adalah salah satu upaya untuk memberikan perawatan, pengawasan dan pemeliharaan ibu hamil dari pertama mengandung sampai melahirkan bayinya. Dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan angka kematian pada ibu-ibu Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
hami, melahirkan, serta nifas. Serta menurunkan angka kemaian bayi sampai umur sekitar satu tahun. Anak yang lahir sehat tidak terlepas dari peranan ibu untuk menjaga kondisi fisik agar tetap sehat. Pemeriksaan kehamilan kepada ibu rumah tangga oleh bidan desa merupakan suatu cara untuk dapat melahirkan anak yang sehat. Dengan pemeriksaan kehamilan, maka sang ibu akan mengetahui aktivitas yang baik dan tidak mengganggu kehamilannya dan bila timbul kelainan pada kehamilan atau timbul gangguan kesehatan dapat diketahui secara dini dan dapat dilakukan perawatan yang tepat oleh bidan desa. Untuk mengetahui lebih jelas tabel dibawah ini akan menunjukan responden yang pernah memeriksa kehamilan kepada bidan desa. Tabel V.11 Komposisi Responden Yang Memeriksakan Kehamilan Kepada Bidan Desa No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Memeriksa kehamilan
18
85,71
2.
Tidak memeriksa kehamilan
3
14,29
Total
21
100
Dari temuan sajian data pada tabel V.11 ini menunjukkan bahwa 85,71 % reponden telah memeriksakan kehamilan kepada bidan desa selama masa kehamilannya. Hal ini berarti bahwa kesadaran responden untuk menjaga kesehatan fisiknya dan keselamatan calon bayinya semakin tinggi. Namun masih terdapat responden yang tidak memeriksa kehamilan pada bidan desa, yaitu sebesar 14,29 % dengan alasan responden tidak adanya keluhan dan kelainan selama masa kehamilan, sehingga tidak perlu Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
memeriksa kehamilannya kepada bidan desa dan adanya responden yang tidak dalam kondisi hamil atau baiaya pemeriksaan tidak ada. Tabel berikut ini akan menunjukkan data mengenai berapa kali responden yang menjawab ya memeriksakan kehamilan kepada bidan desa. Tabel V.12 Komposisi Responden Dalam Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan No.
Berapa kali
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 kali
1
5,65
2.
2 kali
4
22,23
3.
3 kali
3
16,67
4.
4 kali
10
55,55
Total
18
100
Dari tabel V.12 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu rumah tangga telah memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kesehata dirinya dan calon bayinya. Dimana 55,55 % pernah memeriksakan kehamilan sebanyak 4 kali kepada bidan desaselama masa kehamilannya dan diikuti oleh responden yang 2 kali 22,23 % 3 kali 16,67 % dan 1 kali 5,65 %. Kunjungan pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 kali pada teiwulan 1, 2 kali pada triwulan ke II dan 2 kali pada triwulan ke III pada masa kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan responden untuk mengetahui keadaan kehamilan sudah semakin meningkat. Besarnya kunjungan pemeriksaan kehamilan pada bidan desa telah menunjukkan kesadaran responden untuk menjaga kesehatan dirinya dan calon bayinya. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Tabel berikut menunjukkan tetang sikap bidan desa dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan. Tabel V.13 Tanggapan Responden Terhadap Keramahan Bidan Desa Dalam Memberikan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Ramah
19
90,47
2.
Tidak ramah
2
9,53
Total
21
100
Sajian tabel V.13 menunjukkan bahwa responden merasakan bahwa bidan desa selalu bersikap ramah dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan. Hal ini ditandai dengan sebagian besar responden yang menjawab ya, yaitu 90,47 %, sedangkan yang menjawab tidak, yaitu 9,53 % Adanya sikap yang ramah dari bidan desa akan membuat para ibu rumah tangga lebih mudah untuk mengutarakan segala keluhan dan kelainan yang dialami semasa masa kehamilan sehingga dapat mendeteksi masalah kehamilan secara dini.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Tabel V.14 Tanggapan Responden Mengenai Kesulitan Dalam Memperoleh Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan Dari Bidan Desa No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sulit
2
90,47
2.
Tidak sulit
19
9,53
Total
21
100
Dari tabel V.14 dapat diketahui bahwa sebahagian responden, yaitu 90,47 % tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan pemeriksaan kehamilan dari bidan desa. Sedangkan yang mengalami kesulitan sebesar 9,53 % dengan alasan bidan desa jarang berada dirumah.
Tabel V.15 Tanggapan Responden Terhadap Besarnya Biaya Pemeriksaan Kehamilan No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Mahal
5
23,81
2.
Tidak mahal
16
76,19
Total
21
100
Berdasarkan sajian tabel V.15 menunjukkan bahwa 76,19 % responden beranggapan biaya pemeriksaan kehamilan yang ditetapkan oleh bidan desa tidak mahal Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
dan masih terjangkau oleh para responden. Hanya 23,81 % dari responden yang beranggapan bahwa biaya pemeriksaan kehamilan yang ditetapkan bidan desa itu mahal dikarenakan faktorekonomi yang kurang memadai. Tabel V.16 Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Pemeriksaan Kehamilan No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Puas
18
85,71
2.
Kurang puas
3
14,29
3.
Tidak puas sama sekali
-
-
21
100
Total
Sajian tabel V.16 menunjukkan bahwa sebanyak 85,71% responden yang melakukan pemeriksaan kehamilan kepada bidan desa merasakan puas atas pelayanan yang diberikan bidan desa tersebut dan 14,29% merasa kurang puas atas pelayanan yang diberikan oleh bidan desa dengan alasan tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.
4. Pelayanan Persalinan Wanita atau ibu rumah tangga yang ingin memiliki seorang bayi secara lahiriah harus mengalami persalinan. Seorang ibu yang ingin melahirkan membutuhkan bantuan orang lain dalam persalinannya. Hal ini disebabkan keterbatasan manusia/ibu untuk melakukan persalinan. Bidan desa merupakan suatu profesi yang mempunyai tugas membantu persalinan telah dilatih dan dididik dalam menangani /membantu seseorang
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
dalam persalinan. Seorang ibu akan lebih terjamin keselamatan dan kesehatan dalam persalinan jika ibu tersebut di bantu oleh seorang bidan. Tabel berikut menunjukkan tentang responden yang dibantu oleh bidan desa dalam proses persalinan. Tabel V.17 Jumlah Responden Yang Dibantu Bidan Desa Dalam Persalinan No
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Ya
19
90,47
2.
Tidak
2
9,53
Total
21
100
Dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa 90,47 % responden dibantu oleh bidan desa dalam proses persalinannya. Dalam hal ini berarti ibu rumah tangga telah mengharapkan adanya bantuan bidan desa dalam persalinan. Sementara yang tidak dibantu oleh bidan desa dalam proses persalinan yakni 9,53 % disebabkan responden hamil beresiko tinggi jadi harus dirujuk ke rumah sakit. Tabel V.18 Tanggapan Responden Terhadap Besarnya Biaya Persalinan No
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Mahal
4
19,04
2.
Tidak mahal
17
80,96
Total
21
100
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
5. Pelayanan perawatan perinatal Untuk menjaga kesehatan bayi yang baru lahir perlu diberikan perawatan yang baik pula. Bidan desa merupakan tenaga kesehatan yang diprogramkan pemerintah untuk dapat menjangkau daerah-daerah pedalaman dan terpencil. Adanya penempatan bidan desa di daerah pedesaan bertujuan agar dapat membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan, khususnya terhadap ibu rumah tangga yang sedang menjalani masa kehamilan, bersalin, perawatan nifas, dan perawatan perinatal. Dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa seluruh bayi responden yang baru lahir sampai dengan 7 hari kelahirannya mendapat perawatan dari bidan desa, sebab perawatan bayi yang baru lahir adalah merupakan tugas bidan desa. Tabel berikut menyajikan tentang tanggapan ibu rumah tangga terhadap sikap bidan desa dalam pemeriksaan pelayanan perinatal. Tabel V.19 Tanggapan Responden Terhadap Sikap Bidan Desa Dalam Memberikan Pelayanan Perinatal No
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Baik
18
85,29
2.
Tidak baik
3
14,29
Total
21
100
Dari tabel V.19 tersebut diatas tersaji temuan bahwa bidan desa dalam memberikan pelayanan perawatan perinatal selalu bersikap ramah dan baik. Ini terbukti dari 85,29 % responden yang menjawab ya dan 14,29% yang menjawab tidak baik. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Tabel berikut menyajikan tentang tanggapan ibu rumah tangga terhadap biaya perawatan perinatal. Tabel V.20 Tanggapan Responden Terhadap Besarnya Biaya Perawatan Perinatal No
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Mahal
8
38,1
2.
Tidak malah
13
61,90
Total
21
100
Berdasarkan tabel V.20 tersebut di atas tersaji temuan bahwa 61,90% responden merasakan bahwa biaya perawatan perinatal yang ditetapkan oleh bidan desa tidak mahal. Hanya 38,1 % yang menjawab bahwa perawatan perinatal mahal. Hal ini berarti biaya perawatan perinatal masih terjangkau oleh ibu-ibu rumah tangga. Tabel V.21 Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Perawatan Periatal No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Puas
18
85,71
2.
Kurang puas
3
14,29
Total
21
100
Dari tabel V.21 dapat dilihat bahwa sebahagian besar responden atau 85,71% merasa puas terhadap perawatan perinatal yang diberikan bidan desa kepada bayi responden. Hal ini berarti bahwa responden telah sesuai dengan yang mereka harapkan. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Dan 14,29 % responden merasa kurang puas terhadap pelayanan perawatan perinatal kepada bayi mereka dikarnakan bidan kurang ramah.
6. Pelayanan Perawatan Nifas Perawatan nifas dimulai sejak kelahiran bayi sampai tali pusarnya lepas, kira – kira berlangsung 7 – 10 hari. Sesudah menolong persalinan tugas bidan desa masih belum selesai, bidan desa masih perlu setiap hari mengunjungi ibu dan bayinya untuk merawat mereka sampai sehat. Kondisi yang sehat dari ibu yang baru melahirkan akan mendukung peningkatan kesehatan pada bayi mereka. Kesehatan ibu dan anak (bayi) akan mendukung meningkatnya derajat kesehatan keluarga. Jadi ibu yang baru melahirkan perlu mendapat perawatan untuk menigkatkan daya tahan tubuh terhadap kuman penyakit. `
Untuk meningkatkan pelayanan perawatan masa nifas kepada ibu rumah tangga,
perlu adanya penempatan tenaga kesehatan yang dapat menjangkau masyarakat di daerah-daerah pedalaman, terpencil, dan terisolir. Berikut ini sajian tabel tentang berapa lama responden menerima perawatan nifas oleh bidan desa.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Tabel V.22 Lamanya Perawatan Masa Nifas Pada Responden No.
Berapa hari
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 hari
2
10,52
2.
2 hari
4
21,05
3.
3 hari
5
26,31
4.
4 hari
3
15,78
5.
5 hari
5
26,31
Total
19
100
Dari tabel V.22 dapat kita ketahui bahwa sebahagian besar responden 26,31 % mendapatkan perawatan nifas selama 3 – 5 hari, diikuti 2 hari sebesar 21,05 % dan 4 hari sebesar 15,78 %, serta 1 hari sebesar 10,52 %. Hal ini menunjukkan tidak ada responden yang mendapatkan perawatan nifas lebih dari 5 hari. Sementara untuk ketentuan yang ada bidan desa memberikan perawatan masa nifas kira-kira berlangsung 7- 10 hari. Tabel V.23 Tanggapan Responden Terhadap Pelayanan Perawatan Masa Nifas No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Puas
17
89,47
2.
Kurang puas
2
10,53
Total
19
100
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Dari tabel V.23 dapat kita ketahui bahwa sebesar 89,47 % responden merasa puas atas pelayanan perawatan pada masa nifas yang diterima dari bidan desa. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan bidan desa sesuai dengan yang mereka inginkan. Hanya sebagian kecil responden 10,53 % yang merasa kurang puas akan pelayanan yang diberikan oleh bidan desa tersebut. Dari seluruh responden tidak ada yang mengatakan bahwa pelayanan bidan desa tersebut tidak merasa puas sama sekali. Tabel V.24 Tanggapan Responden Mengenai Kesulitan Dalam Memperoleh Pelayanan Perawatan Nifas No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sulit
3
38,1
2.
Tidak sulit
18
61,90
Total
21
100
Berdasarkan tabel V.24 di atas menunjukkan bahwa 18 orang atau 61,90 % mengatakan bahwa responden tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan perawatan nifas. Dan hanya 3 orang responden atau 38,1 % yang mengalami kesulitan. Dimana kesulitannya adalah 4,76 % (1 responden ) menngatakan bahwa bidan desa kurang ramah dan 9,53 % (2 responden ) mengatakan bidan desa jarang di rumah. Dari hasil kuesioner dapat dikatakan bahwa seluruh responden 100 % mengatakan perawatan yang dilakukan bidan desa pada masa nifas sudah baik dan memadai.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Tabel V.25 Tanggapan Responden Terhadap Besarnya Biaya Perawatan Nifas No
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Mahal
4
19,04
2.
Tidak mahal
17
80,96
Total
21
100
Sajian data tabel V.25 menunjukkan bahwa responden 80,96 % merasakan bahwa biaya perawatan nifas tidak mahal dan dapat terjangkau. Dan hanya 19,04 % yang merasakan bahwa biayanya mahal.
7. Pelayanan Kontrasepsi Tingginya kelahiran di masa lalu mengakibatkan meningkatnya jumlah wanita usia subur dengan usia 15 – 19 tahun. Sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk umur muda antara lain adalah bertambah besarnya jumlah pasangan usia subur (PUS). Di desa Nancawa sendiri sampai saat ini masih ada wanita yang kawin pada usia mudah yaitu dibawah usia 20 tahun. Besarnya jumlah pasangan muda akan cendrung ingin mendapatkan anak pertama atau kedua yang selanjutnya akan mengakibatkan meningkatkan kelahiran. Untuk mengatur jarak kelahiran dari bayi-bayi pada pasangan usia subur (PUS) dibutuhkan suatu alat yang dapat mencegah kehamilan pada wanita, yaitu disebut dengan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi lebih banyak beredar di tengah-tengah masyarakat seperti, pil, spiral, suntik, dan kondom. Penggunaan alat kontrasepsi tidak terlepas dari bimbingan dan pelayanan KB yang memadai dan bidan desa. Pelayanan KB bagi Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
pasangan usia subur dilaksanakan melalui peningkatan pelayanan kesehatan dan peningkatan pendapatan keluarga. Peningkatan pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan usaha meningkatkan gizi yang selanjutnya akan memberikan peluang diterimyang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Dari hasil kuesioner dapat diketahui bahwa seluruh responden pernah menerima alat kontrasepsi dari bidan desa. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah mengetahui akan arti pentingnya alat kontrasepsi dalam pengaturan kehamilan maupun kelahiran bayi mereka. Berikut ini sajian tabel mengenai jenis alat kontrasepsi yang diterima responden dari bidan desa. Tabel 26 Jenis Alat Kontrasepsi Yang Pernah Diterima Responden No. Jenis Alat Kontrasepsi
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Pil
7
33,33
2.
Suntikan
9
42,85
3.
Spiral
2
9,53
4.
Implat
3
14,29
Total
21
100
Dari tabel V.26 diatas dapat kita lihat bahwa responden yang paling banyak menerima alat kontrasepsi dari bidan desa adalah jenis suntikan, sebesar 42,85 % di ikuti jenis pil 33,33 % responden yang menerima, dan implat sebesar 14,29 % serta spiral
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
sebesar 9,53 %. Hal ini berarti jenis alat kontrasepsi yang banyak berada di tengah masyarakat lingkungan responden adalah keempat alat jenis kontrasepsi tersebut di atas. Tabel V.27 Tanggapan Responden Terhadap Sikap Bidan Desa Dalam Memberikan Pelayanan Kontrasepsi
No
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Baik
17
80,96
2.
Tidak baik
4
19,04
Total
21
100
Berdasarkan sajian tabel V.27 diatas diketahui bahwa sebahagian besar responden 80,96 %merasa bahwa bidan desa selalu bersikap baik atau ramah dalam memberikan pelayanan kontrasepsi dan pelayanan lainnya.
8. Pelayanan Imunisasi Kematian bayi yang tinggi tidak hanya dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak yang belum memadai, tapi sekitar 38 % penyebab kematian bayi adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti penyakit batuk rejan, tetanus, cacat karena polio dan campak. Anak-anak dapat dilindungi terhadap penyakit-penyakit tersebut oleh vaksin meskipun telah tersedia pelayanan imunisasi banyak anak yang memerlukannya tidak diberi imunisasi secara lengkap. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Untuk itu bidan desa sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ditempatkan dipedesaan harus mampu mengajak para ibu rumah tangga untuk memberikan imunisasi pada anaknya. Dimana bidan desa dapat membentuk posyandu atau polindes bersama masyarakat, sehingga anak-anak khususnya bayi dapat tumbuh dengan baik dan sehat. Untuk mengetahui penggunaan pelayanan imunisasi yang diberikan bidan desa kepada bayi responden dapat kita lihat pada tabel berikut ini : Tabel V.28 Jumlah Balita Responden Yang Menerima Pelayanan Imunisasi
No
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Ya
20
95,24
2.
Tidak
1
4,76
Total
21
100
Berdasarkan tabel V.28 dapat diketahui bahwa sebahagian besar balita responden 95,24 % telah menerima pelayanan imunisasi. Dan hanya 4,76 % balita responden yang tidak menerima pelayanan imunisasi. Ini berarti para responden telah menyadari betapa pentingnya balita mereka mendapatkan imunisasi.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Tabel V.29 Jenis Imunisasi Yang Diterima No.
Jenis imunisasi
Frekuensi
1. 2. 3. 4.
BCG, Hepatitis BCG, Hepatitis, DPT 1, Polio 1 BCG, Hepatitis, DPT 1, DPT 2, Polio 1, Polio 2 BCG, Hepatitis, DPT 1, DPT 2, Polio 1,Polio 2, Polio 3, polio 4 BCG, Hepatitis, DPT 1, DPT 2, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, Campak Total
1 2 1 4
Persentase (%) 5,2 10,52 5,2 21,05
11
57,89
19
100
5.
Sajian tabel V.29 di atas menunjukkan bahwa sebahagian besar balita responden 57,89 % telah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu BCG,Hepatitis, DPT 1, DPT 2, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, dan Campak danseterusnya sesuai tabel diatas. Sesuai dengan kuesioner para responden 100 % dalam menerima pelayanan imunisasi dari bidan desa, sikap bidan desanya dirasakan cukup baik dan ramah. Tabel V.30 Tanggapan Responden Terhadap Kesulitan Dalam Memperoleh Pelayanan Imunisasi No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sulit
3
38,1
2.
Tidak sulit
18
61,90
Total
21
100
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
Dari tabel V.30 di atas menunjukkan bahwa para responden 61,90 %tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan imunisasi dari bidan desa. Hanya 38,1 % responden yang mengalami kesulitan. Dimana kesulitannya itu adalah karena bidan desa tidak pasti dalam memberitahukan kapan diadakan imunisasi dan keterbatasan bidan dalam mendapatkan obat imunisasi.
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan kehamilan yang diberikan bidan desa telah berjalan dengan baik, responden merasakan bahwa pemeriksaan kehamilan oleh bidan desa lebih terjamin kesehatannya serta mereka merasa puas atas pelayanan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan desa. 2. Bidan desa telah melakukan pelayanan persalinan kepada seluruh responden dengan
baik, walaupun sebagian kecil responden tidak
memeriksakan
kehamilannya kepada bidan desa tersebut. Dimana sebagian besar pertolongan persalinan yang diberikan bidan desa dilakukan di rumah responden …. 3. Perawatan perinatal diberikan bidan desa kepada bayi responden, dimana sebagian besar responden merasa puas atas pelayanan perinatal dari bidan desa. Seluruh bayi responden mendapat perawatan perinatal dari bidan desa terkecuali bayi responden yang dirujuk serta beresiko tinggi. 4. Pelayanan perawatan masa nifas yang dilakukan bidan desa dirasakan responden telah sesuai dengan yang mereka harapkan, walaupun pelayanan perawatan masa nifas dianggap sebagai responden ,,,,,,,,,, 5. Playanan kontrasepsi yang diberikan bidan desa telah berjalan dengan baik. Dimana seluruh responden telah menerima bimbingan alat kontrasepsi dari bidan desa. Serta pernah menerima alat kontrasepsi dari bidan desa. Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
6. Pelayanan yang diberikan bidan desa dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat telah berjalan dengan baik, dimana peranan dari bidan desa dalam membantu responden dari pemeriksaan kehamilan, persalinan, perinatal, nifas dan kontrasepsi / KB telah sesuai dengan yang diharapkan oleh responden / masyarakat.
B. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rukmino, 1994. Psikologi, pekerjaan sosial dan ilmu kesejahteraan sosial, Jakarta : PT Rajawali Press Astrid S.Susanto-Sunario, 1994. Pembangunan Masyarakat Desa, Jakarta : LIPI Aman Nasution, 1997. Administrasi Kesehatan Masyarakat, Medan : USU Press Arikunto, Suharsimi, 1998. prosedur penelitian, Jakarta : Aneka Cipta Azrul Azwar, 1993, Pukesmas dan Usaha Kesehatan Pokok, Jakarta Indan Entjang, 1995. Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Bina Rupa Aksara Kusdwiratri Setiono, Johan S.Masjhur, Anna Alisabana, 1998. Manusia, kesehatan dan lingkungan(kualitas hidup dalam perspektif perubahan lingkungan global), Alumni Bandung Masri Singarimbun, Sofyan Efendi, 1982. Metode Penelitian,LP3ES Soekidjo Notoatmojdjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,Jakarta : Rhineka Cipta Sarifah, 1995. Keberadaan Dukun Bayi Sebagai Penolong Persalinan Dewasa Ini, Medan : Hasil penelitian FKM USU Soekanto.S, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Press
Sumber lain : Bapenas. Keluarga Sejahtera http:www.baapenas.go.id/index.php?module=filemanager&func=dowland&pathezt=cont enz. 21-02-2005. Menkes Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
http://202.155.5.44/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2801 http://andrew57.wordpress.com/2006/03/12/strategi-utama-pembangunan-kesehatan/
Undang – undang no 23 Tahun 1992, Tentang Kesehatan , Depkes R.I, Jakarta. GBHN, BP 7 Pusat, Jakarta, 1993 DEPKES. RI, 2000 ;1 Indonesia Sehat 2010 Jurnal penelitian UNIB, Jurusan Kesejahteraan Sosial, 2 juli 2002 Harian Pelita 19/04/2007, Jakarta http://202.155.5.44/index.php?option=news&task=viewarticle&sid http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/0808/kes2.html http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0707/03/121826.htm
Depkes: http://puageno.multiply.com/journal/item/15/Reorientasi_Paradigma_Pembangunan_Kes ehatan http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3111 http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/abstrak/SahatManalu200401.pdf
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
KUESIONER Daftar Pertanyaan Keterangan : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan baik dan benar dan pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (x). I. Identitas Responden 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Jumlah anak yang dilahirkan
:
4. Jumlah anak balita
:
5. Suku
:
6. Agama
:
7. Pendidikan terahir
: a. Tidak tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA e. Akademi f. Sarjana
8. Pekerjaan suami
: a. Petani b. Buruh tani c. Pedagang/wirasuasta d. Pegawai negri sipil
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
9. Jumlah penghasilan rumah tangga perbulan : a. < Rp 200.000 b. Rp 200.000 – 300.000 c. Rp 500.000 d. dan lain-lain II. Pendapat ibu rumah tangga terhadap berbagai aspek dari pelayanan Bidan desa. 10. Apakah ibu merasa senang dengan keberadaan bidan desa di desa ibu? a. senang b. tidak senang 11. Jika ya, apa alasannya ….. 12. Apakah ibu merasakan adanya manfaat keberadaan Bidan desa di desa ibu? a. ya b. tidak 13. Jika ya, apa manfaatnya….. 14. Apakah ibu memeriksa kehamilan kepada Bidan desa selama masa kehamilan? a. ya b. tidak 15. Jika ya, berapa kali….. 16. Apakah dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan Bidan desa selalu bersikap ramah? a. ramah b. kurang ramah c. tidak pernah ramah Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
17. Apakah ibu merasa kesulitan dalam memperoleh pelayanan pemeriksaan kehamilan dari Bidan desa? a. ya b. tidak 18. Jika ya, apa alasannya….. 19. Apakah ibu merasa biaya pemeriksaan kehamilan yang ditetapkan oleh Bidan desa mahal? a. ya b. tidak 20. Apakah ibu merasa puas terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh Bidan desa? a. puas b. kurang puas c. tidak puas sama sekali 21. Apakah ibu dibantu Bidan desa dalam persalinan? a. ya b. tidak 22. Apakah ibu mengalami kesulitan dalam memperleh pelayanan persalinan dari Bidan desa? a. ya b. tidak
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
23. Apakah Bidan desa selalu bersikap baik selama memberikan pelayanan persalinan? a. ya b. tidak 24. Apakah ibu merasa bahwa biaya persalinan yang ditetapkan oleh Bidan desa mahal? a. mahal b. tidak mahal 25. Apakah ibu merasa bahwa pertolongan persalinan yang diberikan Bidan desa tersebut itu sudah baik? a. ya b. tidak 26. Apakah Bidan desa melakukan perawatan terhadap bayi ibu sejak bayi lahir sampai 7 hari setelah melahirkan? a. ya b. tidak 27. Apakah ibu mengalami kesulitan dalam memperoleh perawatan prinatal ? a. ya b. tidak 28. Menurut ibu apakah biaya prinatal mahal ? a. ya b. tidak
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
29. Apakah ibu merasa puas terhadap pelayanan Bidan desa dalam memberikan perawatan kepada bayi ibu? a. ya b. tidak 30. Apakah ibu mendapatkan pelayanan masa nifas dari Bidan desa sejak melahirkan sampai 40 hari setelah melahirkan? a. ya b. tidak 31. Apakah ibu merasa puas terhadap sikap Bidan desa dalam memberikan perawatan kepada ibu sejak melahirkan sampai 40 hari setelah melahirkan? a. puas b. kurang puas c. tidak puas sama sekali 32. Apakah ibu mengalami kesulitan dari Bidan desa dalam memperoleh perawatan nifas ( perawatan terhadap ibu sejak ia melahirkan sampai 40 hari setelah melahirkan )? a. ya b. tidak 33. Jika ya, apa kesulitannya….. 34. Menurut ibu, apakah perawatan yang dilakukan Bidan desa pada masa nifas sudah baik? a. ya b. tidak
Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009
35. Apakah ibu pernah menerima alat kontrasepsi dari Bidan desa? a. ya b. tidak 36. Jenis alat kontrasepsi apa yang pernah ibu terima dari Bidan desa? a. pil b. suntikan c. spiral d. lain-lain, sebutkan….. 37. Menurut ibu, apakah bidan desa selalu bersikap ramah dalam memberikan pelayanan kontrasepsi? a. puas b. kurang puas 38. Apakah anak ibu yang paling terkecil (balita) pernah mendapatkan imunisasi? a. ya b. tidak 39. Jika ya, imunisasi apa? 40. Apakah ibu mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan imunisasi dari Bidan desa ? a. ya b. tidak 41. Apakah ibu merasa bahwa pelayanan imunisasi yang diberikan Bidan desa baik? a. ya b. tidak Nurhafidah : Peranan Bidan Desa Dalam Usaha Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Nancawa Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, 2009. USU Repository © 2009