ANALISIS DAMPAK DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAMBAHAN HUTAN (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD)
SKRIPSI
Oleh: Deni Susilawati 031201013
DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian
Nama NIM Program Studi
:
: : :
Analisis Dampak dan Faktor yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD) Deni Susilawati 031201013 Manajemen Hutan
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Nurdin Sulistiyono, S. Hut, M. Si NIP 132 259 567
Oding Afandi, S. Hut, M. P NIP 132 259 566
Mengetahui, Ketua Departemen Kehutanan
Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, M. S NIP 132 287 853
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
ABSTRAK DENI SUSILAWATI. ANALISIS DAMPAK DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAMBAHAN HUTAN (STUDI KASUS DI DESA BULU HADIK, KECAMATAN TELUK DALAM, KABUPATEN SIMEULUE, NAD). DIBIMBING OLEH NURDIN SULISTIYONO S. HUT, M. SI dan ODING AFANDI S. HUT, M. P. Tujuan penelitian ini mengetahui dampak perambahan hutan dan mengetahui faktor penyebab terjadinya perambahan hutan di Desa Bulu Hadik Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD yang dilaksanakan selama 1 bulan pada bulan juni 2008. Metode yang digunakan adalah metode analisis regresi binari logistik, analisis deskriptif dan uji t dua sampel berpasangan dengan jumlah sampel sebanyak 102 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya serangan hama merusak tanaman padi masyarakat dan sering terjadinya kekeringan dari 102 responden terdapat 40,19 % masyarakat Desa Bulu Hadik mengalami penurunan hasil pertanian 17,64 % tetap, 21,56 % meningkat dan 20,58 % tidak bertani, hilangnya sejumlah pohon dan sering terjadi kekeringan yang mengakibatkan masyarakat susah untuk memperoleh air. Faktor ekonomi, lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi perambahan hutan.
Kata kunci: Bulu Hadik, analisis, dampak, faktor, perambahan
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis Deni Susilawati, dilahirkan di Bubuhan Kabupaten Simuelue, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 05 Februari 1985 dari ayah M. Jarib dan Ibu Nurbaina. Penulis merupakan anak kelima dari 6 bersaudara. Tahun 1997 penulis lulus dari SD Negeri IV Simeulue Tengah, tahun 2000 lulus dari SLTP Negeri I Simuelue tengah, dan tahun 2003 lulus dari SMU Negeri I Simuelue Tengah. Kemudian melanjutkan pendidikan dengan diterimanya di Universitas Sumatera Utara (USU) di Departemen Kehutanan, Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Pertanian. Adapun kegiatan yang pernah diikuti yaitu organisasi IPPELMAS (Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Simeulue) sebagai ketua bidang kesenian Simeulue, organisasi HIMAS (Himpunan Masyarakat Simeulue) sebagai anggota, organisasi IPTR (Ikatan Pemuda Tanah Rencong) sebagai anggota, organisasi Himpunan Mahasiswa Sylva sebagai anggota. Penulis melaksanakan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh Kabupaten Karo dan Hutan Mangrove Bandar Khalipah Kabupaten Serdang Bedagai Juni 2005. penulis juga melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di HPH PT. Andalas Merapi Timber Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan Sumatera Barat pada 31 Mei – 26 Juli 2007. Penulis melakukan penelitian di Desa Bulu Hadik Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Simeulue NAD. Penelitian dilakukan selama satu bulan, pada bulan Juni 2008. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji dan Syukur penulis kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Selawat teriring salam kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang merupakan pembawa risalah kebenaran dan tauladan umat manusia di muka bumi. Skripsi ini berjudul “Analisis Dampak dan Faktor yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD)”. Skripsi ini disusun sebagai satu syarat untuk medapat gelar sarjana di Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nurdin Sulistiyono S. Hut, M. Si dan Bapak Oding Afandi S. Hut, M. P selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran, bimbingan, dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi masukan bagi masyarakat dan pemerintah daerah di Kabupaten Simeulue.
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
UCAPAN TERIMAKASIH
Mulai dari persiapan pelaksanaan penelitian sampai selesainya skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari orang-orang yang berinteraksi secara lansung dengan penulis yang memberikan dukungan moral ataupun spiritual. Oleh karena itu, dengan rasa tulus dan hormat dan penghargaan yang ikhlas penulis ungkapkan dengan ucapan terimakasi yang sebesar-besarnya atas segala kebaikan yang tidak sempat penulis balas kepada mereka dibawah ini: 1. Ayahanda terkasih M. Jarib dan Ibunda tersayang Nurbaina, atas cinta kasih dan sayang yang tak ternilai, pengorbanan, dorongan semangat, do’a tulus yang tak pernah berhenti serta kepercayaan yang selalu diberikan sehingga anaknya melangkah penuh percaya diri. Semoga Allah memberi limpahan Rahmat dan Ridhonya atas kedua orang tua penulis 2. Kakanda Riswan Antoni, Rislan Ahmadi, Emy Faridawati, Masnidar Danita, adinda Anggie serta kakak ipar Rosy dan Munandar M, SE, atas dukungan materi dan spiritual pada setiap langkah penulis sehingga memantapkan diri untuk tetap semangat mencapai cita-cita. 3. Spesial terimakasih kepada Mas Zulny S. ST yang selalu siap sedia menemani penulis selama melaksanakan penelitian. 4. Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS selaku ketua Departemen Kehutanan dan Dr. Delvian, SP, MP selaku Sekretaris Departemen Kehutanan. 5. Kepada bapak Jafar Husen selaku Kepala Desa Bulu Hadik atas kepercayaan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sampai dengan selesai. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
6. Teman-teman stambuk 2003, khususnya Cici, Mika, Tika, Evi, Lija, Ojan dan teman-teman kost, atas bantuan dan motivasi yang diberikan. 7. Keluarga penulis yang ada di Sinabang dan juga di Bubuhan Simeulue Tengah atas sokongan dan bantuannya.
DAFTAR ISI Hal ABSTRAK ................................................................................................ ABSTRACT .............................................................................................. RIWAYAT HIDUP .................................................................................. KATA PENGANTAR ..............................................................................
i ii iii iv
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................... DAFTAR ISI............................................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
v vi viii ix x
PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................. Perumusan Masalah ........................................................................... Tujuan Penelitian ............................................................................... Manfaat Penelitian .............................................................................
1 3 3 3
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan ............................................................................... Manfaat Hutan ................................................................................... Fungsi Hutan ..................................................................................... Penyebab Perambahan Hutan ............................................................. Dampak Perambahan Hutan............................................................... Masyarakat Sekitar Hutan .................................................................. Sosial Ekonomi Masyarakat ...............................................................
4 5 6 8 11 11 13
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. Populasi dan Sampel .......................................................................... Teknik Pengumpulan Data ................................................................. Analisis Data .....................................................................................
16 16 17 17
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas .................................................................................. Topografi, Keadaan Tanah dan Iklim ................................................. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat ................................................ Sarana dan Prasarana .........................................................................
21 21 22 23
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hutan di Desa Bulu Hadik .................................................... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perambahan Hutan ..................... Dampak Perambahan Hutan............................................................... Perkembangan Pengalihan Lahan Hutan Menjadi Perkebunan ........... Penangan Perambahan Hutan dan Upaya-Upaya yang Telah Dilakukan Pemerintah Kab.Simeulue .................................................
25 25 33 36 39
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ....................................................................................... 41 Saran ................................................................................................. 42 Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 43 LAMPIRAN.............................................................................................. 45
DAFTAR TABEL
Hal Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ........................... 23 2. Variables Ekonomi ............................................................................... 26 3. Uji t dua sample berpasangan ............................................................... 27 4. Luas Lahan Masyarakat Sebelum Merambah ........................................ 30 5. Variabel yang tidak berpengaruh terhadap perambahan hutan ............... 32
DAFTAR GAMBAR Hal 1. Komposisi Masyarkat Berdasarkan Suku/Etnis ..................................... 22 Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
2. Distribusi Responden Berdasarkan Mata Pencaharian ........................... 26 3. Distribusi Responden Berdasarkan Hasil Pertanian ............................... 34 4. Distribusi Responden Berdasarkan Peruntukan Lahan .......................... 38
DAFTAR LAMPIRAN Hal Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
1. Karakteristik responden berdasarkan umur, lama menetap, suku, pekerjaan, pendidikan, jumlah tanggungan, luas lahan dan pendapatan ......... 46 2. Karakteristik responden meliputi peruntukan lahan yang dibuka dan hasil panen pertanian masyarakat setelah adanya perambahan hutan ..................... 50 3. Kuissioner yang digunakan untuk responden ................................................ 54 4. Kelompok perkebunan safakat ami ............................................................... 60 5. Logistic regression ....................................................................................... 63 6. Uji T Dua Sampel Berpasangan .................................................................... 66 6. Dokumentasi penelitian ................................................................................ 67 7. Peta Desa Bulu Hadik ................................................................................... 70
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Deforestasi telah mengakibatkan kehilangan flora dan fauna yang hidup dan berkembang biak di hutan alam dan juga mengakibatkan fungsi hutan tropika sebagai paru-paru dunia yang dapat menyerap CO2 di udara dan melepaskan O2 menjadi terganggu. Adanya kegiatan perambahan hutan diyakini sebagai salah satu penyebab semakin meningkatnya laju deforestasi di Indonesia. Kegiatan perambahan hutan disamping merugikan negara dari segi ekonomi, juga sangat merugikan kelestarian ekosistem hutan alam di desa Bulu Hadik. Kerugian negara diperkirakan semakin besar karena sampai saat ini penebangan liar masih berlangsung dan sulit dicegah. Sejak tahun 1996, laju deforestasi meningkat lagi menjadi rata-rata 2 juta ha pertahun. Laju kerusakan hutan ini merupakan tercepat di jagat raya (Haryati, 2008). Kerusakan hutan di Desa Bulu Hadik yang terus meluas dikhawatirkan daerah ini suatu saat akan terjadi bencana alam. Banjir besar pada musim hujan dan bencana kekeringan pada musim kemarau. Pohon-pohon yang dapat menyerap air hujan tidak ada lagi, sehingga air hujan langsung mengalir ke sungai secara tidak terkendali dan akhirnya meluap dan menggenangi perkampungan penduduk di beberapa daerah. Demikian juga pada saat musim kemarau sungai cepat kering, karena daerah tangkap air terus berkurang akibatnya, para petani mulai kesulitan mendapat air untuk menyirami tanamannya. Bila keadaan ini terus menerus berlansung dikhawatirkan berdampak pada penurunan hasil pertanian dan akan berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat Desa Bulu Hadik. Salah satu penyebab kerusakan hutan adalah adanya perambahan hutan. Masalah perambahan hutan ini sudah menjadi masalah nasional. Beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat melakukan perambahan hutan, yaitu faktor ekonomi, faktor Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
pendidikan, adanya sponsor, keterbatasan petugas pengawas hutan, dan lemahnya sanksi hukum. Pejabat yang berwenang atau tidak berwenang selalu memberikan seruan agar hutan jangan sampai digunduli, lahan hutan jangan sampai beralih fungsi, sungai jangan sampai menyempit dan mendangkal, permukiman serta jalan jangan sampai semrawut dan kotor. Namun faktanya, banyak lereng gunung dan bukit tidak lagi memiliki pohon lebat, tapi berubah menjadi lahan pertanian atau perkebunan milik pejabat, pengusaha, atau bahkan dijual kepada pihak asing. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan meningkat pula kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan. Kebutuhan yang meningkat ini mengancam keberadaan hutan. Kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat mengakibatkan pembukaan lahan hutan semakin meningkat. Laju deforestasi setiap tahunnya semakin meningkat. Seperti kasus yang terjadi di areal hutan yang berdekatan dengan Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Simelue. Hutan yang ada dibuka secara besar-besaran dan dijadikan sebagai lahan perkebunan / pertanian. Permasalahan yang terjadi inilah yang menarik perhatian untuk diteliti guna mengetahui dampak dan faktor yang mempengaruhi perambahan hutan di Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Simeulue.
Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka batasan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
1. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya perambahan hutan yang terjadi di Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue. 2. Dampak apa saja yang dirasakan oleh masyarakat Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue dari kegiatan perambahan hutan.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui faktor penyebab terjadinya perambahan hutan yang terjadi di Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue. 2. Mengetahui dampak perambahan hutan yang dirasakan oleh masyarakat Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan gambaran kepada masyarakat pentingnya ekosistem hutan terhadap kehidupan sehingga perambahan hutan dapat dihentikan. 2. Dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, penelitian serta sebagai bahan informasi bagi pemerintah, instansi atau lembaga terkait dalam rangka pengembangan wilayah, tentang peranan ekosisitem hutan dalam kehidupan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Hutan Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Dalam undang-undang Republik Indonesia No.41/ 1999 tentang kehutanan pasal 1 ayat 2, hutan didefenisikan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Ayat 3 juga disebutkan, kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Undang-Undang Republik Indonesia No.41/1999 Pasal 5 ayat 1 disebutkan “berdasarkan statusnya” terdiri dari hutan negara dan hutan hak. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah sedangkan hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah.
Hutan negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa hutan adat yaitu hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar. Orang awam mungkin melihat hutan lebih sebagai sekumpulan pohon kehijauan dengan beraneka jenis satwa dan tumbuhan liar. Untuk sebagian, hutan berkesan gelap, tak beraturan, dan jauh dari pusat peradaban. Sebagian lain bahkan akan menganggapnya menakutkan. Namun, jika kita mengikuti pengertian ilmu kehutanan, hutan merupakan “suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas” (Arief, 2001). Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas. Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis, misalnya, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembab, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur yang tidak hidup lainnya termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan (Arief, 2001).
Manfaat hutan Hutan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, mulai dari pengatur tata air, paru-paru dunia, sampai pada kegiatan industri. Pamulardi (1999), dalam perkembangannya hutan telah dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan, antara lain pemanfaatan hutan dalam bidang Hak Pengusahaan Hutan, Hak Pemungutan Hasil Hutan dan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri. Sebagai salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, manfaat hutan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat tangible (langsung/nyata) dan manfaat intangible (tidak langsung/tidak nyata). Manfaat tangible atau manfaat langsung hutan antara lain : kayu, hasil hutan ikutan, dan lain-lain. Sedangkan manfaat intangible atau manfaat tidak langsung hutan antara lain : pengaturan tata air, rekreasi, pendidikan, kenyamanan lingkungan, dan lain-lain (Latifah, 2004). Selanjutnya Arief (2001) menjelaskan manfaat tangible diantaranya berupa hasil kayu Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
dan non kayu. Hasil hutan kayu dimanfaatkan untuk keperluan kayu perkakas, kayu bakar dan pulp. Sedangkan hasil-hasil hutan yang termasuk non kayu antara lain rotan, kina, sutera alam, kayu putih, gondorukem dan terpentin, kemeyan dan lain-lain. Berdasarkan kemampuan untuk dipasarkan, manfaat hutan juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : manfaat marketable dan manfaat non-marketable. Manfaat hutan non-marketable adalah barang dan jasa hutan yang belum dikenal nilainya atau belum ada pasarnya, seperti : beberapa jenis kayu lokal, kayu energi, binatang, dan seluruh manfaat intangible hutan (Latifah, 2004)
Fungsi Hutan Dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999
pasal 6, hutan mempunyai tiga
fungsi, yaitu fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi. Selanjutnya pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokoknya ada tiga, yaitu hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan (Undang-Undang Kehutanan, 1999). Fungsi hutan ditinjau dari kepentingan sosial ekonomi, sifat alam sekitarnya, dan sifat-sifat lainnya yang berkenan dengan kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
hutan berperan sebagai sumber daya. Dengan kondisi ini, sumber daya hutan menjadi salah satu modal pembangunan, baik dari segi produksi hasil hutan atau fungsi plasma nutfah maupun penyanggah kehidupan. Peranan tersebut menjadi salah satu modal dasar pembangunan berbagai segi, tergantung pada keadaan dan kondisi setempat (Arief, 2001). Sumber daya hutan agar dapat dimanfaatkan secara optimal, maka kawasan hutan dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan fungsinya yakni fungsi pelindung, fungsi produksi dan fungsi lainnya. Hutan yang berfungsi sebagai pelindung merupakan kawasan yang keadaan alamnya diperuntukan sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir, pencegahan erosi dan pemeliharaan kesuburan tanah. Hutan yang berfungsi produksi adalah kawasan hutan yang ditumbuhi oleh pepohonan keras yang perkembangannya selalu diusahakan dan dikhususkan untuk dipungut hasilnya, baik berupa kayu-kayuan maupun hasil sampingan lainnya seperti getah, damar, akar dan lainlain (Arief, 2001). Fungsi lain dari hutan adalah sebagai hutan konversi. Hutan ini diperuntukan untuk kepentingan lain misalnya pertanian, perkebunan dan pemukiman. Walaupun hutan mempunyai fungsi lindung, fungsi konservasi, dan fungsi produksi, namun fungsi utama hutan tidak akan berubah, yakni untuk menyelenggarakan keseimbangan oksigen dan karbon dioksida, serta untuk mempertahankan kesuburan tanah, keseimbangan tata air wilayah dan kelestarian daerah dari erosi (Arief, 2001). Secara ekologi fungsi hutan adalah sebagai penyerap air hujan untuk mencegah terjadinya erosi. Hutan mempunyai peranan penting dalam mengatur aliran air ke daerah pertanian dan perkotaan, baik lokal, regional maupun global. Sebagai contoh, 50 % Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
sampai 80 % dari kelembaban yang ada di udara di atas hutan tropik berasal dari hutan melalui proses transpirasi dan respirasi. Jika hutan dirambah presipitasi atau curah hujan yang turun akan berkurang dan suhu udara akan naik (Latifah, 2004).
Penyebab Perambahan Hutan Kondisi hutan di Indonesia pada saat ini dapat dikatakan sedang dalam keadaan kritis. Salah satu penyebab kerusakan hutan tersebut adalah adanya perambahan hutan disekitar hutan maupun dikawasan hutan. Masalah perambahan hutan ini sudah menjadi masalah nasional. Menurut Tanjung (2006), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat melakukan perambahan hutan, yaitu : faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor alam, adanya sponsor, keterbatasan petugas pengawas hutan, dan pelaksanaan sanksi hukum. 1. Faktor Ekonomi Masyarakat desa pada umumnya hanya mengandalkan sumber mata pencahariaannya dari sektor pertanian. Keterbatasan lahan yang dimiliki oleh setiap keluarga serta peningkatan kebutuhan, menyebabkan sebagian masyarakat yang kurang mampu melakukan perambahan hutan untuk perluasan areal pertaniannya. 2. Faktor Pendidikan dan Pengetahuan Para perambah hutan pada umumnya berpendidikan rendah, sehingga menyebabkan rendahnya penyerapan anggota masyarakat terhadap informasi yang didengar atau dilihatnya. Tingkat pendidikan yang rendah ini menyebabkan teknologi budidaya pertanian yang mereka lakukan masih klasik, diturunkan dari orang tua mereka. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
3. Faktor Kesuburan Tanah Dengan tingkat kesuburan tanah yang cukup tinggi, dan juga karena keterbatasan lahan yang ada, menyebabkan masyarakat petani yang merasa kekurangan lahan tergiur untuk membuka atau merambah hutan, khususnya yang berdekatan dengan lahannnya. 4. Adanya Sponsor Perambah Sudah menjadi rahasia umum, bahwa terjadinya perambahan hutan khususnya pencurian kayu tidak dilakukan sepihak oleh perambah, tetapi karena adanya pihak lain yang terkait dengan hal tersebut, khususnya kepentingan akan kayu. Dalam hal ini, kegiatan perambahan hutan lebih ditujukan pada penebangan liar dan pencurian kayu. Penebangan dan pencurian kayu dilakukan oleh masyarakat karena ada pihakpihak yang menampungnya, bahkan menjadi sponsor karena tidak jarang masyarakat menerima uang muka terlebih dahulu sebelum melakukan pencurian kayu.
5. Keterbatasan Petugas Pengawas Hutan Maraknya pencurian kayu dan perambahan hutan yang terjadi juga disebabkan keterbatasan petugas pengawas hutan (polisi hutan) serta sarana dan prasarana yang dimiliki untuk tujuan pengawasan tersebut. Keterbatasan jumlah petugas pengawas hutan di daerah ini ternyata juga tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, seperti sarana telekomunikasi dan transportasi. 6. Pelaksanaan Sanksi Hukum Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Pelaksanaan sanksi hukum yang kurang tegas terhadap perambah hutan dan pencuri kayu, menyebabkan perambahan hutan dan pencurian kayu terus berlangsung. Masyarakat mengetahui hal tersebut, sehingga mereka beranggapan bahwa tidak ada salahnya melakukan perambahan hutan atau pencurian kayu karena tidak ada hukuman yang dilakukan kepada mereka. Oleh karena itu, masyarakat yang melakukan perambahan hutan tidak merasa takut karena hingga saat ini tidak ada sanksi hukum bagi yang melakukan. Perambahan hutan adalah kegiatan memungut hasil hutan baik kayu atupun bukan kayu yang dilakukan secara tidak sah dan tanpa izin dari pihak kehutanan. Perambahan hutan yang menjadi musuh utama dari pelestarian lingkungan terkait erat dengan hubungan manusia dengan lingkungan hidup tersebut. Masalah lingkungan akan timbul jika terjadi ketidak seimbangan manusia dengan sumberdaya yang mendukungnya. Salah satu diantaranya peningkatan jumlah penduduk dapat menimbulkan masalah serius terhadap keseimbangan lingkungan. Kegiatan perambahan ini sulit di telusuri kapan dimulainya, tetapi dapat dipandang dari adanya kegiatan perladangan berpindah (Zain, 1998). Dalam praktek pengelolaan atau pemanfaatan sumberdaya hutan, prilaku masyarakat itu ada yang positif dan ada juga yang negatif. Ada yang melakukan perladangan rotasi yang ramah lingkungan, ada pula yang melakukan perladangan berpindah yang cendrung merusak lingkungan (Tadjudin, 2000).
Dampak Perambahan Hutan
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Kerugian negara akibat perambahan hutan yang terjadi di berbagai kawasan, baik hutan konservasi, hutang lindung maupun taman nasional mencapai Rp30 triliun/tahun. Selain mengakibatkan kerugian negara, juga menimbulkan dampak buruk terhadap ekonomi, ekologi serta dampak lanjutan di bidang sosial dan budaya serta politik dan keamanan (Rusman, 2008). Dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat maraknya perambahan hutan berupa hilangnya penerimaan negara, harga kayu rendah dan berada di bawah pasaran, kesejahteraan masyarakat semu serta hancurnya industri dalam negeri. Sedangkan dampak ekologi berupa deforestasi dan peningkatan lahan krisis, kualitas ekosistem dan biodiversiti menurun serta rawan bencana seperti kebakaran hutan, banjir, longsong dan kekeringan. Perambahan hutan juga telah mendorong terjadinya pergeseran nilai sosial budaya warga setempat, hilangnya kearifan sosial penduduk, cinta alam dan sadar lingkugan sirna dan menimbulkan kesenjangan sosial di tengah masyarakat (Rusman, 2008). Dampak perambahan hutan antara lain terganggung suplai air bagi masyarakat. Baik untuk kebutuhan air minum atau pertanian dan industri, selain itu ekosistem satwa liar juga akan terganggu dan akan mengakibatkan konflik antara satwa dan manusia, hal tersebut pasti akan menimbulkan dampak bagi masyarakat, baik masyarakat sekitar kawasan hutan maupun masyarakat yang bergantung pada kelestarian kawasan tersebut (Santoso, 2007). Masyarakat
yang
memiliki sumber pendapatan dari pertanian, dengan
terganggunya kelestarian kawasan hutan akan mendapat dampak negatif. Pada saat musim kemarau sungai cepat kering, karena daerah tangkap air terus berkurang. Dengan Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
begitu satu bulan saja tidak turun hujan debit air sungai turun. Akibatnya, para petani mulai kesulitan mendapat air untuk menyirami tanamannya. Dampak negatif lainnya adalah bencana alam yang selalu menimpa sebagian masyarakat yang hidup disepanjang aliran sungai, banjir, erosi juga telah menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat (Santoso, 2007).
Masyarakat Sekitar Hutan Masyarakat sekitar hutan adalah masyarakat yang tinggal di dalam atau sekitar kawasan hutan pada umumnya sangat bergantung pada sumberdaya hutan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan ekonomi dan budayanya. Baik yang memanfaatkan secara lansung ataupun tidak lansung dari hasil hutan tersebut. Sebagian dari mereka melakukan kegiatan budidaya pertanian di dalam kawasan hutan. Lainnya hanya memetik hasil hutan non-kayu seperti rotan, getah, sarang burung dan tanaman obat-obatan. Sebagian lainnya adalah mencari kayu bakar, menyabit rumput, atau menggembalakan ternaknya di dalam kawasan hutan (Tadjudin, 2000) Masyarakat lokal di Indonesia memiliki kearifan dan pengetahuan lokal unggul dalam hal pengelolaan sumberdaya hutan. Keunggulan itu ditunjukkan dengan praktek kebun hutan (agroforest) yang memiliki ciri umumnya: produktif, ramah lingkungan, selaras dengan azas penganekaragaman sumberdaya hayati, dengan berjalan secara berkelanjutan. Keunggulan ini mencapai tataran yang belum pernah bisa dicapai oleh pemerintah dan rimbauan manapun (Tadjudin, 2000). Masyarakat sekitar dan didalam hutan pada umumnya merupakan masyarakat yang tertinggal, kondisi sosial ekonomi golongan masyarakat ini pada umumnya masih Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya pengabaian kepentingan masyarakat setempat terhadap pelaksanaan pembangunan kehutanan. Selama ini upaya mensejahterakan masyarakat setempat belum berhasil dan belum secara cepat mengakomodasi kepentingan sosial, budaya dan ekonomi (Darusman dan Suhardjipto, 1998). Banyak masyarakat Indonesia meskipun jumlahnya tidak diketahui secara pasti tinggal di dalam atau di pinggir hutan hidupnya bergantung kepada hutan. Pada pertengahan tahun 2000, Departemen Kehutanan melaporkan bahwa 30 juta penduduk secara lansung mengandalkan hidupnya pada sektor kehutanan meskipun tingkat ketergantungannya tidak didefenisikan. Sebagian besar masyarakat sekitar hutan hidup dengan berbagai strategi ekonomi tradisional, yakni menggabungkan perladangan dengan memancing, berburu dan mengumpulkan hasil hutan seperti kayu, rotan, madu dan hasil hutan lainnya (Darusman dan Suharjipto, 1998).
Sosial Ekonomi Masyarakat Ekploitasi hutan pada umumnya adalah untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan masyarakat dalam dan luar kawasan. Indikator sosial ekonomi masyarakat di sekitar hutan sangat berhubungan erat dengan aktifitas perambahan hutan yang terjadi. Kriteria faktor sosial ekonomi yang paling relevan penyebab perambahan hutan menurut Departemen Kehutanan (1986) adalah: 1. Nilai ekonomi hutan dan hasil hutan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. 2. Manfaat lansung dan tidak lansung dari masyarakat dan sekitar hutan. 3. Pendapatan penduduk sekitar dan dalam hutan. 4. Pengaruh sembako dalam masyarakat di sekitar hutan dan dalam hutan. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Kegiatan perambahan hutan sebagai usaha tani yang didasarkan pada sistem perladangan berpindah-pindah tidak terlepas dari kaidah-kaidah yang ada dan mengikuti pola kegiatan eksploitasi tertentu dalam jangka waktu tertentu dimana lahan yang ada akan diusahakan selama tanah tersebut masih subur. Petani-petani perambahan melakukan usaha tani tersebut secara turun temurun di dalam maupun di luar kawasan hutan milik Negara dengan menggunakan teknologi yang relatif medern dan membagun pemukiman yang menetap (Soestrisno, 1995). Kedekatan serta ketergantungan masyarakat yang hidup di sekitar kawasan hutan dengan hutan tersebut, menyebabkan adanya interaksi masyarakat dengan hutan di sekitarnya. Pada awalnya interaksi interaksi tersebut terjadi dengan tetap memperhatikan aspek pelestarian alam, tetapi dengan semakin berkembangnya peradaban dan kebutuhan, maka interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan hutan sudah mulai bergeser. Bahkan bukan hanya masyarakat yang dekat dengan hutan lagi yang melakukan interaksi dengan hutan. Interaksi dalam arti negatif saat ini banyak terjadi hutan di seluruh Indonesia, yaitu perambahan (Soestrisno, 1995). Perambahan hutan timbul karena sistem pengusahaan hutan yang belum berasas kelestarian sehigga terbentuklah lahan yang terbuka. Hal ini diikuti dengan ekonomi dimana masyarakat menganggap bahwa dengan mengambil hasil hutan/merambah merupakan alternatif yang terbaik untuk memenuhi kebutuhannya (Soestrisno, 1995). Pendapatan masyarakat merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat kesejahteraan. Rendahnya tingkat pendapatan di pedesaan tidak terlepas dari produktivitas yang rendah, kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani. Aspek ekonomi desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
desa. Ekonomi pedesaan ditentukan oleh pola berusaha dari masyarakatnya. Lapangan usaha pertanian, kehutanan, peternakan dan perikanan merupakan mata pencaharian pokok masyarakat pedesaan (Mubyarto, 1991).
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Penelitian ini berlokasi di Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, Sinabang. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Mei sampai dengan Juni 2008. Desa ini merupakan salah satu desa yang terdekat dengan lokasi perambahan hutan.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Bulu Hadik yang terkena dampak perambahan hutan di Simeulue. Berdasarkan data monografi Desa Bulu Hadik Tahun 2008, diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Bulu Hadik sebanyak 137 KK atau 686 Jiwa. Sedangkan yang diambil menjadi sampel sebanyak 102 KK. Tokoh masyarakat yang menjadi responden untuk memperoleh data penunjang lainnya sebanyak 4 orang dan dari Dinas Kehutanan 1 orang. Adapun rumusan dari penentuan banyaknya sampel melalui rumus Slovin (Soleh, 2005). n=
N 1 + Nα 2
Dimana: n : Jumlah sampel (KK) N : Jumlah populasi α : Tingkat kepercayaan yang diinginkan = 0,05
Teknik Pengumpulan Data
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu data primer dan data sekunder yaitu : a. Data primer Data primer merupakan hasil observasi dan wawancara terhadap responden di lapangan yang meliputi suku, umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, lama bermukim, pendapatan, luas tanah milik, persepsi terhadap lingkungan, persepsi terhadap adat, persepsi terhadap ekonomi dan juga wawancara dengan pihak perkebunan swasta terdekat. Observasi dalam hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan mendalam dari responden. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan informasi yang diperoleh dari hasil pencatatan terhadap data yang sudah tersedia di instansi seperti : kondisi umum lokasi penelitian, data dari BPS, peta kawasan, peraturan pemerintah, dinas kehutanan, dan juga diperoleh dari studi pustaka yang mendukung yang diperlukan dalam hasil penelitian.
Analisis Data Data yang diperoleh dilakukan perhitungan dan di analisis menggunakan SPSS dengan metode analisis regresi binari logistik untuk menganalisis faktor penyebab terjadinya perambahan hutan, analisis deskriptif untuk menganalisis dampak perambahan hutan dan uji t dua sampel berpasangan (paired sample t tes) untuk menguji kekuatan hubungan, probabilitas meningkatnya pendapatan masyarakat sebelum dan setelah melakukan perambahan hutan di Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
1. Analisis Regresi Binari Logistik Analisis regresi binari logistik yaitu salah satu pendekatan model matematis yang digunakan untuk menganalisis hubungan satu atau beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen yang bersifat binari (variabel yang mempunyai dua nilai variasi, ya atau tidak) (Sabri dan Hastono, 2008). Bentuk umum persamaan regresi Binari Logistik Yaitu: Y = BO + B1 Xn Maka modelnya :
π=
1 1+ e
− ( B0 + B1 X n )
Dimana : Y
: Nilai kecendrungan suatu kejadian
π
: Kemungkinan kejadian %
BO
: Besarnya perbedaan rata-rata variabel Y ketika variabel X = 0
B1
: Perkiraan besarnya perubahan nilai variabel Y bila nilai variabel X berubah satu unit pengukuran
e
: Selisih antara nilai Y yang sesungguhnya pada titik X tertentu
X
: Variabel penduga X1. Umur (Tahun) X2. Tingkat pendidikan (SD, SLTP, SMA dan PT) SD
:1
SLTP : 2
SMA
:3
PT
:4
X3. Melakukan / tidak melakukan perambahan Ya
:1
Tidak : 0
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
X4. Pengaruh terhadap lingkungan Ya
:1
Tidak : 0
X5. Pengaruh terhadap ekonomi Ya
:1
Tidak : 0
X6. Pengaruh terhadap adat (mengganggu / tidak mengganggu). Ya
:1
Tidak : 0
2. Analisis Deskriptif Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui
dan menganalisis data yang
terkumpul dari hasil kuissioner, wawancara mendalam, observasi dan studi pustaka (Najir, 1988). Data yang terkumpul dari hasil kuisioner dinyatakan dalam bentuk tabel, berupa data karakteristik responden yang meliputi peruntukan lahan yang dibuka, dampak terhadap pendapatan, dampak terhadap lingkungan akibat perambahan dan hasil panen pertanian masyarakat setelah adanya perambahan hutan. 3. Uji T Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample T Tes) Uji t dua sampel berpasangan digunakan untuk menguji kekuatan hubungan antara pendapatan responden sebelum dan setelah melakukan perambahan hutan dan probabilitas meningkatnya pendapatan masyarakat sebelum dan setelah melakukan perambahan hutan (Pratisto, 2004). Hipotesis: H0 = Pendapatan masyarakat sebelum dan setelah merambah sama Ha = Pendapatan masyarakat sebelum dan setelah merambah berbeda Taraf Nyata (α ) α = 5 % = 0,05 Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Kriteria Pengujian Jika probabilitas hasil sampel < 0,05 maka H0 ditolak Jika probabilitas hasil sampel > 0,05 maka H0 diterima
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Letak dan Luas Desa Bulu Hadik secara admistrasi termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Desa ini berjarak kurang lebih 60 km dari kota Sinabang (ibukota Kabupaten Simeulue) atau 106 mil dari Meulaboh. Dapat di tempuh melalui jalan darat dengan menggunakan angkutan kurang lebih 3 jam perjalanan atau ditempuh melalui jalan laut dengan menggunakan perahu mesin (robin). Desa Bulu Hadik memiliki luasan desa 8 km2 dan luas hutan 6 km2. Luas lahan basah 940 ha dan luas lahan kering 500 ha dan lahan yang diusahakan seluas 500 ha (BPS Kabupaten Simeulue, 2007). Penelitian ini dilakukan di Desa Bulu Hadik, di mana desa ini terbagi dari dua Dusun yaitu Dusun Mutiara dan Dusun Lugu Cut. Desa ini merupakan daerah paling dekat dengan lokasi perambahan hutan. Batas-batas desa meliputi: - Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kuala Bakti - Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lauke (Kecamatan Simeulue Tengah) - Sebelah timur berbatasan dengan lautan - Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Luan Balu.
Topografi, Keadaan Tanah dan Iklim Secara geografis Simeulue terletak pada 2°15'-2°55' LU dan 95°40'-96°30' BT. Desa Bulu Hadik memiliki topografi sangat berfariasi mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi (BPS Kabupaten Simeulue, 2007).
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Kondisi tanah di Simeulue secara umum dikategorikan subur sampai sangat subur. Dengan jenis tanah podsolik merah kuning, tekstur tanah berupa lempungan atau pasiran dengan kedalaman 1 m dan merupakan tanah yang subur. Kondisi iklim di Simeulue dikategorikan sebagai tropika basah. Dengan suhu udara berkisar 25° - 33°C. Dengan kelembaban 60 – 75 % sepanjang tahun. Kecepatan angin 3 knot per jam. Memiliki curah hujan 2828 mm per tahun atau 235,7 per bulan. Musim barat terjadi pada bulan September – Februari dan dari bulan Maret – Agustus merupakan musim timur (BPS Kabupaten Simeulue, 2007).
Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Kependudukan Berdasarkan daftar isian data profil desa tahun 2008, jumlah penduduk Desa Bulu Hadik sebanyak 686 jiwa, 283 perempuan dan 403 laki-laki atau 137 KK. Mayoritas penduduk yang mendiami Desa Bulu Hadik adalah suku Simeulue, sedangkan suku-suku lainnya adalah Aceh, Jawa dan Batak seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini: 700
648 = 94%
600 500 400 300 200 100 15 = 2%
12 = 2%
7 = 1%
0 Simeulue
Aceh
Jawa
Batak
4 = 1% Nias
Sumber: Monografi Desa Bulu Hadik 2008 Gambar 1. Komposisi Masyarkat Berdasarkan Suku/Etnis
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Simeulue dan juga bahasa Indonesia. Mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat Desa Bulu Hadik adalah Islam. Perekonomian dan Mata Pencaharian Mata pencaharian masyarakat Desa Bulu Hadik yaitu dari sektor pertanian dan juga perikanan. Dari sektor pertanian yang paling menonjol adalah coklat dan pinang, sedang dari sektor perikanan adalah loubter, kepiting dan ikan. Tabel 1 berikut menunjukkan komposisi penduduk di Desa Bulu Hadik berdasarkan mata pencaharian: Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah Jiwa 1 Petani 251 2 Buruh Tani 15 3 PNS 11 4 Dagang 4 5 Nelayan 46 6 Wiraswasta 16 7 Bidan 2 8 Kepala Desa 1 Total 346 Sumber: Monografi Desa Bulu Hadik 2008
Sarana dan Prasarana Sarana perhubungan mempunyai arti penting dalam suatu desa. Kelancaran tranportasi berarti pula kelancaran dalam kegiatan perekonomian desa terutama dalam pengangkutan hasil-hasil pertanian dan lain-lainnya. Tahun 2004 prasarana yang ada hanya melewati laut dengan menggunakan perahu mesin (robin) akan tetapi pada saat ini sudah tersedia prasarana jalan tanah dengan pengerasan kerikil tipikal jalan-jalan perkebunan dan sebagian sudah di aspal. Jalan sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda empat seperti truk pengangkutan barang dan bus penumpang. Sarana angkutan yang tersedia untuk keluar dari desa adalah bus dari teluk dalam yang melewati Desa Bulu Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Hadik menuju kota Sinabang. Pilihan lain adalah mengendarai sepeda motor atau lewat tranportasi laut. Jarak tempuh tranport laut lebih cepat dibanding tranport darat. Dari laut waktu tempuh 1,5 jam sedang dari darat waktu tempuh 2,5-3 jam. Sarana umum yang terdapat di Desa Bulu Hadik adalah TK (1 unit), SD (1 unit), SMP (1 unit), MTSN/pasantren (1 unit), Mushallah (2 unit), Mesjid (1 unit), Pustu (1 unit), Kantor Desa (1 unit), lapangan sepak bola (1 unit), lapangan bola volly (1 unit) dan didesa ini juga terdapat wisata laut tawar yang memiliki nilai sejarah yang sering dikunjungi masyarakat pada waktu liburan.
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kondisi Hutan di Desa Bulu Hadik Kawasan hutan di Desa Bulu Hadik merupakan kawasan hutan yang saat ini menjadi
saasaran
perambahan
dengan
berbagai
alasan.
Alasan
yang
selalu
dikumandangkan adalah demi kesejahtraan masyarakat dengan membuka lahan untuk dijadikan lahan perkebunan khususnya kebun sawit untuk masyarakat. Permasalahan perambahan hutan memang persoalan rumit, terutama jika benar itu dilakukan masyarakat dengan dalih membuka ladang pertanian. Itu artinya terkait dengan persoalan kemiskinan, kesejahteraan, dan hak hidup. Berdasarkan informasi yang didapat dari Dinas Kehutanan Kabupaten Simeulue bahwa hingga saat ini tidak satupun masyarakat yang telah diajukan ke pengadilan sebagai pelaku pengrusakan hutan. Kerusakan nyata yang telah mengakibatkan kerusakan ratusan hektar yang akan memakan waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk memulihkannya kembali.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perambahan hutan 2.1. Faktor ekonomi Masyarakat
desa
pada
umumnya
hanya
mengandalkan
sumber
mata
pencahariaannya dari sektor pertanian dan nelayan. Sebagian kecil bermata pencaharian PNS, dagang dan wiraswasta. Responden yang bermata pencaharian petani sebanyak 73,44 %, nelayan 13,26 %, wiraswasta 9,18 %, PNS 5,10 % dan dagang 3,06 %.
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Distribusi responden berdasarkan mata pencaharian disajikan pada Gambar 2 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.
80
72 = 73,44%
70 60 50 40 30
13 = 13,26%
20
9 = 9,18%
5 = 5,10%
3 = 3,06%
10 0 Petani
Nelayan
Wiraswasta
PNS
Dagang
Sumber: Data Primer, 2008 Gambar 2. Distribusi Responden Berdasarkan Mata Pencaharian. Varibel ekonomi adalah variabel yang berpengaruh terhadap perambahan hutan. Selain variable ekonomi, variabel lingkungan juga berpengfaruh terhadap perambahan hutan, karena terdapat dua variable yang berpengaruh maka diambil salah satunya yaitu variabel ekonomi. Tabel 2. Variables Ekonomi Variabel Kekeliru konstan an baku Model ekonomi -2,053 0,499 1(a) konstan 1,925 0,05
Derajat Bebas
Signifi kan
16,919
1
0,000
0,128
22,645
1
0,000
6,857
Wald
Rasio perubahan
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Nilai signifikan variabel ekonomi < 0,05 jadi Ho ditolak. Dengan kata lain, koefisien variabel ekonomi adalah signifikan artinya pengaruh terhadap ekonomi Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
masyarakat terbukti meningkat setelah adanya kegiatan perambahan hutan. Semakin masyarakat merambah hutan, semakin tinggi pendapatannya. Sedangkan variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan persepsi terhadap adat memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0.05 jadi variabel ini tidak signifikan. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. Nilai Exp(B) atau rasio perubahan variabel ekonomi adalah 0.128. Hal ini berarti perbandingan probabilitas masyarakat merambah dengan yang tidak merambah sebesar 0.128 pada setiap KK. Model yang terbentuk adalah sebagai berikut: π =
1 1+ e
−(1, 925+ ( −2 , 053 xEkonomi ))
Penyebab lain maraknya aktifitas perambahan hutan di Desa Bulu Hadik adalah rendahnya
tingkat
kesejahteraan
masyarakat.
Rendahnya
tingkat
kesejahteraan
masyarakat ditandai dengan rendahnya pendapatan, rendahnya kualitas kesehatan, rendahnya kualitas pendidikan masyarakat sekitar hutan serta kurangnya lapangan pekerjaan. Dalam kondisi yang demikian masyarakat sekitar hutan menjadi tidak berdaya dalam menghadapi tekanan sosial dan ekonomi. Uji sampel berpasangan berdasarkan pendapatan disajikan pada tabel 3 selengkapnya dapat dilihat di lampiran 6. Tabel 3. Uji T Dua Sampel Berpasangan Perbedaan data berpasangan
Rata-rata Hubungan 1
sebelum sesudah
-158421
Simpangan baku 427116,290
Kekeliruan baku rata-rata 43821,210
Tingkat kepercayaan 95% Rendah
Tinggi
-245429
-71413
t
Derajat bebas
Sig. (2tailed)
-3,610
94
0,000
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel 3 di atas memperlihatkan bahwa rata-rata perbedaan data berpasangan pada responden ditemukan sebesar -158421 simpangan bakunya 427116,290 dengan kekeliruan baku rata-rata sebesar 43821,210 maka pada taraf nyata 95%, ditemukan estimasi rata-rata tersebut pada populasi sebesar -245429 - -71413. Rata-rata pendapatan sebelum merambah adalah Rp 253157,89 sedangkan sesudah merambah adalah Rp 411578,94. Hubungan pendapatan sebelum dan sesudah merambah adalah 0,478 dengan melihat nilai probabilitas 0,000 (< 0,05), berarti korelasi antara pendapatan sebelum dan sesudah merambah adalah signifikan atau erat selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. Probabilitas hasil sampel <0,05 maka H0 ditolak, artinya peningkatan pendapatan masyarakat terbukti meningkat setelah adanya kegiatan perambahan hutan. Pendapatan tersebut diperoleh dari hasil penjualan lahan yang belum atau sudah ditanami sawit, penjualan sayur-sayuran, cabai, hasil tangkapan ikan dan juga gaji buruh tanam sawit. Kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah anggota keluarga dan perubahan jaman menyebabkan masyarakat mengambil jalan pintas dalam memanfaatkan sumberdaya hutan. rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat telah memaksa mereka untuk melakukan perambahan hutan yang berdekatan dengan Desa Bulu Hadik untuk dijadikan lahan perkebunan sawit. Pasokan bibit sawit diberikan secara Cuma-Cuma kepada masyarakat oleh Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) yang berdekatan dengan Desa Bulu Hadik. Manfaat lansung dari hutan yang dirasakan masyarakat Desa Bulu Hadik untuk memenuhi kebutuhan yaitu kayu papan, rotan, madu dan kayu bakar. Masyarakat di Desa Bulu Hadik sehari-hari menggunakan kayu bakar untuk memasak. Sebagaimana pendapat Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Arief (2001) bahwa manfaat lansung dari hutan diantaranya berupa hasil kayu dan non kayu. Hasil hutan kayu dimanfaatkan untuk keperluan kayu perkakas, kayu bakar dan pulp. Sedangkan hasil-hasil hutan yang termasuk non kayu antara lain rotan, kina, sutera alam, kayu putih, gondorukem, terpentin, dan kemeyan. Kegiatan perambahan hutan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bulu Hadik karena terpaksa, hal ini mereka lakukan karena tidak adanya alternatif pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan juga persaingan untuk memperluas lahan pada setiap KK. Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat juga telah melatar belakangi masyarakat Bulu Hadik dalam berbagai aktifitas pemanfaatan sumberdaya alam terutama hutan tanpa memperhatikan aspek kelestariannya. Sehingga kepentingan jangka pendek yang merugikan sering kali dilakukan tanpa memperhatikan kepentingan jangan panjangnya. Terkait dengan hal-hal semacam itu memang sulit muncul kesadaran bersama. Sebab, pemerintah tidak punya data dan informasi yang cukup tentang kondisi hutan di Simeulue. Bukan saja data potensi sumber daya alam, tapi juga potensi rawan bencana. Gunung, hutan, lahan pertanian, lahan tidur, permukiman, dan daerah aliran sungai, yang seharusnya selalu menjadi perhatian, malah terkesan diabaikan.
2.2. Faktor lingkungan Sebagaimana
pendapat
Khaerul
(2006),
bahwa
beberapa
faktor
yang
menyebabkan masyarakat melakukan perambahan hutan, yaitu : faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor alam (kesuburan tanah), adanya sponsor, keterbatasan petugas pengawas hutan, dan pelaksanaan sanksi hukum. Tingkat kesuburan tanah yang cukup Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
tinggi, dan juga karena keterbatasan lahan yang ada, menyebabkan masyarakat petani yang kekurangan lahan tergiur untuk membuka atau merambah hutan, khususnya yang berdekatan dengan lahannnya. Luas lahan masyarakat sebelum membuka lahan dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Luas Lahan Masyarakat Sebelum Merambah No Luas Lahan (Ha) Frekuensi Proporsi (%) 1 0,5 18,0 30,0 2 1,0 34,0 56,6 3 1,5 4,0 6,6 4 2,0 4,0 6,6 Jumlah 60,0 100,00 Sumber: Monografi Desa Bulu Hadik 2008 Dari tabel 4 di atas menunjukkan masyarakat yang memiliki luas lahan sebelum perambahan dengan luasan lahan 0,5 ha sebanyak 30,0 %, luas lahan 1,0 ha sebanyak 56,6 %, luas lahan 1,5 ha sebanyak 6,6 %. dan 2,0 ha sebanyak 6,6 %. Keterbatasan lahan yang dimiliki oleh setiap keluarga serta peningkatan kebutuhan, menyebabkan sebagian masyarakat yang kurang mampu melakukan perambahan hutan untuk perluasan areal perkebunannya. Luas lahan masyarakat sebelum merambah selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Sebelum melakukan perambahan hutan, banyak masyarakat yang tidak memiliki lahan perkebunan dan sebagian masyarakatnya memiliki luasan lahan 0,5-2 ha. Setelah adanya kegiatan pembukaan hutan luasan lahan perkebunan masyarakat bertambah dari 1 ha menjadi 5 ha bahkan ada responden yang memiliki luas lahan yang dirambah lebih dari 10 ha, selengkapnya dapat dilihat dilampiran 1. Masyarakat yang menjadi responden, umumnya memiliki luasan lahan pertanian yang bertambah setelah adanya perambahan hutan dikawasan hutan yang berdekatan Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
dengan Desa Bulu Hadik. Namun ada sebagian kecil masyarakat yang menjadi responden di daerah penelitian, luasan lahan pertaniannya tidak bertambah dan hanya mengelolah lahan bekas persawahan dan dijadikan lahan perkebunan sawit. Masyarakat Desa Bulu Hadik tidak hanya membuka hutan untuk meningkatkan perekonomian tetapi juga disebabkan adanya persaingan untuk memperluas lahan yang dimiliki. Masyarakat yang memiliki lahan dalam skala kecil merasa tersaingi dan timbullah keinginan untuk merambah hutan. Semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk memperluas lahan maka semakin meningkat pula laju kerusakan hutan. Dengan adanya persaingan untuk memperolah lahan terjadilah perambahan besarbesaran yang walaupun lahan tersebut setelah dirambah pohonnya, belum juga ditanami sawit seperti masyarakat lainnya. Timbulnya keinginan dan motivasi pemanfaatan lahan hutan dan kawasan-kawasan yang dilindungi dipicu oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya fungsi hutan disamping faktor ekonomi, pendidikan dan juga faktor kesuburan tanah. Semakin banyak lahan yang dikonversi maka laju deforestasi semakin meningkat ditambah dengan tingkat pertumbuhan penduduk pedesaan yang semakin tinggi, memberikan tekanan yang terus-menerus pada sumber daya hutan. Walaupun akhir-akhir ini disadari bahwa peladangan berpindah bukanlah satu-satunya penyebab deforestasi yang terjadi, tapi tetap diakui bahwa kegiatan peladangan berpindah ini mempunyai andil dalam proses deforestasi yang sedang terjadi saat ini. Sistim perladangan yang dilakukan oleh kebayakan masyarakat Simeulue adalah dengan sistim peladangan menetap akan tetapi jika lahan yang dikelolah sudah tidak subur lagi, maka lahan tersebut ditinggalkan begitu saja sehingga menyebabkan Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
bertambahnya luasan lahan yang diabaikan dan kebanyakan masyarakatnya membuka lahan baru untuk kegiatan pertanian selanjutnya. Peningkatan luas lahan perkebunan tidak hanya disebabkan keikutsertaan masyarakat untuk merambah hutan, tetapi masyarakat mendapatkannya dengan cara membelinya dari orang lain. Lahan tersebut dibelinya dari masyarakat setempat maupun dari masyarakat yang berasal dari luar desa yang memiliki lahan untuk dijual. Menurut Soetrisno (1995), masalah perambahan hutan di daerah-daerah pinggiran hutan, muncul akibat dorongan kecepatan mekanisme teknologi di sekitar pertanian dan perladangan. Sama halnya dengan muncul keinginan yang berlebihan dari masyarakat untuk memperluas areal rambahan maupun areal perladangannya. Variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendapatan memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0.05 jadi variabel ini tidak signifikan. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. Tabel 5. Variabel yang tidak berpengaruh terhadap perambahan hutan Drajat Skor bebas Signifikan Model Variabel umur 0.098 1 0.754 1 pendidikan 8.453 4 0.076 pendidikan(1) 4.093 1 0.043 pendidikan(2) 2.687 1 0.101 pendidikan(3) 1.795 1 0.180 pendidikan(4) 0.319 1 0.572 tanggungan 4.460 1 0.035 lingkungan 15.837 1 0.000 Jumlah 24.424 7 0.001 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Variabel umur yang menjadi responden tidak berpengaruh terhadap kegiatan pembukaan lahan. Anak-anak yang sekolahpun turut serta membantu orang tuanya untuk Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
melakukan pembukaan lahan setelah mereka pulang dari sekolah, demikian juga variabel tingkat pendidikan, masyarakat Desa Bulu Hadik yang berpendidikan tinggipun ikut serta melakukan pembukaan hutan, demikian dengan masyarakat yang berpendidikan rendah. Jumlah anggota keluarga yang menjadi responden tidak mempengaruhi terhadap kegiatan perambahan. Hal ini dikarenakan di dalam KK yang memiliki jumlah anggota keluarga sedikit juga ikut serta demikian pula dengan yang anggota keluarganya banyak. Variabel tingkat pendapatan tidak mempengaruhi perambahan karena pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat mulai dari yang berpendapatan Rp. 200.000 sampai yang berpendapatan diatas Rp. 2.000.000 juga ikut andil dalam melakukan pembukaan lahan dan variabel persepsi terhadap adat tidak berpengaruh terhadap perambahan hutan hal ini dikarenakan belum perna terjadi konfik dengan adat yang ada di Desa Bulu Hadik.
3. Dampak Perambahan Hutan Masalah lingkungan akan timbul jika terjadi ketidak seimbangan manusia dengan sumberdaya yang mendukungnya. Salah satu diantaranya peningkatan jumlah penduduk dapat menimbulkan masalah serius terhadap keseimbangan lingkungan Zain (1998). Dengan bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan bertambah pula kebutuhan lahan, baik untuk lahan pemukiman maupun lahan pertanian, sehingga lahan-lahan hutan yang masih tersisah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin luas lahan yang dibuka maka dampak yang akan terjadi akan semakin meningkat. Dampak yang disebabkan oleh perambahan hutan di Desa Bulu Hadik yaitu:
Dampak Ekonomi Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Dampak perambahan yang terjadi di Desa Bulu Hadik sebagaimana hasil penelitian yaitu adanya serangan hama yang merusak tanaman padi dan mengakibatkan panen padi masyarakat di Desa Bulu Hadik mengalami penurunan. Penurunan hasil panen padi masyarakat ini tidak terlepas dari rusaknya hutan yang mengakibatkan panen padi masyarakat Bulu Hadik menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Hasil panen padi yang mengalami penurunan disebabkan oleh aksi perambahan secara tidak langsung. Sejak adanya perambahan hutan, hasil panen padi masyarakat Desa Bulu Hadik semakin menurun, ini disebabkan adanya serangan babi hutan, tikus dan juga hama jenis belalang yang jumlahnya sangat banyak yang menyerang tanaman padi dan mengakibatkan penurunan hasil panen bahkan terancam gagal panen. Hasil panen padi setelah perambahan hutan dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini selengkapnya pada lampiran 2.
Menurun 40,19 % (41 Orang) Tidak bertani 20,58 % (21 Orang)
Meningkat 21,56 % (22 Orang) Tetap 17,64 % (18 Orang) Sumber: Data Primer, 2008 Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Hasil Pertanian. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Berdasarkan gambar 3 diatas dapat kita lihat bahwa dari 102 responden terdapat 40,19 % masyarakat Desa Bulu Hadik mengalami penurunan hasil pertanian, 17,64 % tetap, 21,56 % meningkat dan 20,58 % tidak bertani. Secara tidak lansung, perambahan mengakibatkan semakin sulitnya masyarakat untuk memprediksi musim panen karena iklim yang berubah-ubah. Hal ini didukung oleh pernyataan Tadjudin (2000), bahwa dampak perambahan menyebabkan terganggunya suplai air untuk kebutuhan air minum dan pertanian, selain itu ekosistem satwa akan terganggu dan akan mengakibatkan timbulnya komflik antar satwa dan manusia. Sehingga menimbulkan dampak bagi masyarakat baik masyarakat sekitar hutan maupun masyarakat yang tergantung pada kelestarian kawasan tersebut.
Dampak Ekologi Dampak langsung penebangan terhadap hutan yang sangat jelas adalah hilangnya sejumlah pohon tertentu, namun dampak tidak langsung pengaruhnya sangat besar bagi kesehatan hutan di masa depan. Penebangan sangat menghambat pertunasan. Tanamantanaman ini tidak hanya harus menghadapi bahaya terinjak-injak, terluka, dan gangguangangguan lainnya yang disebabkan oleh penebangan, tetapi juga harus bersaing dengan spesies yang tumbuh cepat yang dapat membuat tanaman tersebut kalah dalam bersaing mendapatkan cahaya matahari. Dampak yang dirasakan lainnya adalah sering terjadi kekeringan disebabkan kemarau berkepanjangan yang mengakibatkan masyarakat susah untuk memperoleh air dan diperlukan penggalian sumur lebih dalam untuk memperoleh air dalam jumlah lebih banyak, karena masyarakat Desa Bulu Hadik umumnya memanfaatkan air sumur untuk Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
mencukupi kebutuhannya hal ini didukung oleh pernyataan Rusman (2008), bahwa dampak ekologi berupa deforestasi dan peningkatan lahan krisis, kualitas ekosistem dan biodiversiti menurun serta rawan bencana seperti kebakaran hutan, banjir, longsong dan kekeringan. Perambahan hutan juga telah mendorong terjadinya pergeseran nilai sosial budaya warga setempat, hilangnya kearifan sosial penduduk, cinta alam dan sadar lingkugan sirna dan menimbulkan kesenjangan sosial di tengah masyarakat.
4. Perkembangan Pengalihan Lahan Hutan Menjadi Perkebunan Hutan bagi Indonesia adalah sumber daya alam penting yang sekaligus berfungsi sebagai sumber keanekaragaman spisies dan negara, mesin pemroses, gudang raksasa penyimpan karbon serta stabilisator iklim dunia. Pada tingkat negar, hutan menjamin ketersediaan pasokan air bersih dan memelihara kesuburan tanah. Kabupaten Simeulue belum memiliki teknologi dalam memperkirakan luasan tutupan hutan dan kerusakan hutan, sehingga sulit menentukan luasan tutupan hutan dan kerusakan hutan pada saat ini. Sebagaimana pendapat Haryati, (2008) saat ini tutupan hutan tersisa sekitar 98 juta hektar, dan paling sedikit setengahnya dipercaya telah mengalami degradasi akibat kegiatan manusia. Tingkat deforestasi makin meningkat: Indonesia telah kehilangan sekitar 17% hutannya pada periode 1985 dan 1997. Rata-rata negara kehilangan 1 juta hektar hutan setiap tahun pada tahun 1980-an, dan meningkat menjadi 1,7 juta ha per tahun pada tahun 1990-an. Sejak tahun 1996, deforestasi meningkat sampai 2 juta hektar pertahun. Saat ini laju kerusakan hutan meningkat menjadi 2,4 juta ha/ th. Kondisi kehutanan Indonesia bertambah buruk dengan semangkin meningkatnya konflik antar pelaku pengelolaan hutan di Indonesia. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat dan masyarakat Desa Bulu Hadik bahwa lahan yang dimanfaatkan pada saat ini adalah lahan milik masyarakat. Lahan ini merupakan lahan persawahan yang tidak dimanfaatkan lagi. Luasan lahan persawahan masyarakat seluas kurang lebih 56 ha. Fakta yang terdapat dilapangan lahan yang dimanfaatkan oleh masyarakat tidak hanya lahan bekas persawahan tetapi lahan hutan yang berdekatan dengan lahan bekas persawahan juga ikutan dirambah, bahkan hutan yang seharusnya dilindungi juga ikut dirambah. Luasan lahan milik masyarakat yaitu 56 ha dan dari hasil wawancara dilapangan luasan lahan yang dikelolah masyarakat pada saat ini lebih kurang 173 ha. Hal ini sangat tidak sesuai dengan luas lahan bekas persawahan masyarakat. Hasil wawancara dari Dinas Kehutan, mereka hanya melakukan pengukuran luas lahan masyarakat yang akan dijadikan perkebunan sawit dan lahan tersebut merupakan lahan sawah masyarakat. Dinas Kehutanan sendiri tidak mengetahui masyarat di Desa Bulu Hadik mengelolah lahan lebih dari luasan yang telah diketahui. Hasil pengamatan langsung dilapangan bahwa lahan hutan yang dibuka oleh masyarakat Desa Bulu Hadik pada umumnya adalah untuk kebun sawit. Akan tetapi tidak jarang kita jumpai di lahan yang dibuka masyarakat terdapat tanaman sayur, kacangkacangan dan juga tanaman pisang. Masyarakat juga menjual lahan yang dibuka dengan harga berkisar 3-6 juta perhektarnya. Jika lahannya masi kosong (belum ditanami), maka harga lahan tersebut lebih murah dan mudah didapat. Jika masyarakat menjual lahan perkebunan sawit, orang luar desa juga bisa membelinya tanpa ada perantara. Peruntukan lahan yang dibuka dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini selengkapnya pada lampiran 2. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Tidak memiliki lahan 24,5 % (25 Orang)
Lahan tanaman sawit 75,4 % (77 Orang)
Gambar 4. Distribusi Responden Berdasarkan Peruntukan Lahan. Penyebab kerusakan hutan yang terjadi di Desa Bulu Hadik adalah perluasan perkebunan. Jenis tanaman yang ditanami diperkebunan masyarakat Desa Bulu Hadik adalah tanaman sawit. Dari 102 orang yang dijadikan responden 75,4 % melakukan kegiatan pembukaan lahan untuk dijadikan perkebunan sawit sedangkan 24,5 % lainnya tidak memiliki lahan. Haryati (2008) menyebutkan bahwa kerusakan hutan terutama disebabkan oleh praktek penebangan kayu (termasuk pembalakan haram), juga kebakaran hutan, perluasan perkebunan kopi, karet, kelapa sawit dan pencetakan sawah, transmigrasi dan lahan pertanian. Biaya pada areal hutan yang dibuka sangat bervariasi. Masyarakat yang mengggunakan cara manual (dengan menggunakan kampak), biaya yang dikeluarkan lebih kecil yaitu Rp.300.000 sedangkan biaya untuk masyarakat yang menggunakan chainsow adalah Rp. 1.500.000. Banyak masyarakat yang berubah pekerjaannya seperti membuka lahan dan menjualnya kembali dengan adanya kegiatan pembukaan lahan untuk kebun sawit tersebut. Banyak perempuan di Desa Bulu Hadik menanam sawit Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
milik orang dan diupah perbanyaknya hasil yang ditanami. Sebelum pembukaan lahan, banyak masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan, hanya menunggu panen padi dan sisahnya mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 5. Penanganan Perambahan Hutan dan Upaya-upaya yang Telah Dilakukan Pemerintah Kabupaten Simeulue Hutan yang gundul tersebut selain disebabkan karena ulah oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab membuka hutan untuk dijadikan lahan perkebunan sawit dan tanaman pertanian lainnya juga disebabkan masih tinggi aktivitas kegiatan pembalakan liar di sejumlah lokasi di daerah ini. Akibatnya, luas kerusakan hutan di Bulu Hadik dari tahun ke tahun terus meningkat. Berbagai masalah perambahan hutan dan pencurian kayu dapat dilakukan melalui kebijakan-kebijakan seperti melakukan inventarisasi perambah hutan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat tentang jumlah perambah dan luas hutan yang dirambah. Untuk melakukan penurunan perambah hutan dapat dilakukan dengan memberikan pengertian-pengertian sehingga perambah bersedia meninggalkan lokasi perambahan dan tidak kembali lagi merambahan. Disamping itu, dilakukannya pembinaan terhadap masyarakat untuk menghindari terjadinya perambahan kembali pada kawasan hutan. Pembinaan ini dilakukan dengan penyuluhan bina desa, pembangunan hutan kemasyarakatan (sosialisasi hutan), rehabilitasi dan konservasi. Dalam upaya menyelamatkan kawasan hutan dari kegiatan perambahan oleh masyarakat, melalui koordinasi dengan instansi-instansi serta pihakpihak terkait telah melakukan upaya-upaya yang dilakukan berupa pengusiran para perambah keluat dari kawasan hutan, serta penindakan perambah melalui proses hukum. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Akan tetapi dalam prakteknya di lapangan, upaya tersebut kurang efektif karena perambahan tetap saja terjadi di kawasan hutan. Pengusiran yang dilakukan hanya terjadi sesaat, setelah itu kawasan tersebut tidak diawasi lagi oleh petugas, akibatnya perambahan dilakukan kembali. Namun ternyata upaya-upaya pengendalian perambahan hutan yang dilakukan belum menunjukkan hasil sebagaimana diharapkan. Beberapa faktor yang menjadi kendala ketidakberhasilan usaha tersebut adalah : a. Kurang tegasnya aparat dalam menerapkan peraturan yang berlaku. b. Kurang berfungsinya petugas pengamanan hutan/jagawana dalam melaksanakan tugasnya, karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas serta kurangnya bimbingan atasan. c. Kurangnya koordinasi, terutama dalam pelaksanaan operasi di lapangan sehingga menyebabkan operasi tidak efektif. d. Sistem organisasi pelaksanaan yang terlalu panjang. e. Laporan hasil pengendalian dan pengawasan di lapangan dibuat dengan hasil apa adanya. Hal inilah yang dapat dilakukan setidaknya untuk melestarikan kawasan hutan. Pentingnya pengusahaan hutan yang dilakukan dengan benar dan tidak serampangan, sangat berpengaruh terhadap kondisi hutan. Apalagi kawasan hutan lindung yang rawan akan kerusakan, oleh karena itu kawasan tersebut harus terhindar dari adanya gangguan yang bersifat mengeksploitasi hutan tersebut. Hutan dikaruniakan Tuhan untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat, sehingga dalam upaya pelestariannya juga harus melibatkan masyarakat (khususnya di sekitar hutan). Dalam upaya pelestarian hutan, hal yang sangat penting untuk diingat dan Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
diperhatikan adalah bahwa “tidak akan ada pelestarian alam tanpa adanya peran serta masyarakat, dan tidak akan ada kesejahteraan masyarakat tanpa adanya pelestarian alam”. Sebagaimana hasil wawancara dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Simeulue dan juga wawancara dengan tokoh masyarakat Desa Bulu Hadik bahwa luasan lahan yang yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat seluas kurang lebih 56 ha dan lahan tersebut merupakan lahan bekas perswahan. Fakta yang terdapat dilapangan lahan yang dimanfaatkan oleh masyarakat tidak hanya lahan bekas persawahan akan tetapi lahan yang seharusnya dilindungi juga ikut dirambah. Pemerintah sejauh ini hanya melakukan penyuluhan untuk tidak ikut-iktan merambah hutan dan juga memberikan pengertianpengertian kepada masyarakat Simeulue. Kegiatan reboisasi atau kegiatan penghijauan dilakukan oleh Pemda setempat bekerjasama dengan instansi terkait seperti Dinas Kehutanan, swasta dan masyarakat telah dilakukan. Namun laju reboisasi yang telah dilakukan tidak sebanding dengan proses deforestasi yang tengah terjadi di Simeulue. Kendala yang paling besar adalah kurangnya dukungan dana dari pemerintah pusat dan swasta dalam kegiatan ini dan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan.
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. faktor-faktor yang mempengaruhi perambahan hutan di desa Bulu Hadik adalah faktor ekonomi dan faktor lingkungan. Nilai signifikan faktor ekonomi dan lingkungan adalah <0, 05. 2. Dampak ekonomi dari perambahan hutan yang dirasakan oleh masyarakat desa Bulu Hadik adanya serangan hama (babi hutan, belalang, burung) yang merusak tanaman padi dan mengakibatkan panen padi masyarakat mengalami penurunan. Dari 102 responden terdapat 40,19 % masyarakat Desa Bulu Hadik mengalami penurunan hasil pertanian 17,64 % tetap, 21,56 % meningkat dan 20,58 % tidak bertani. 3. Dampak ekologi dari perambahan hutan adalah hilangnya sejumlah pohon dan sering terjadi kekeringan yang mengakibatkan masyarakat susah untuk memperoleh air dan diperlukan penggalian sumur lebih dalam untuk memperoleh air dalam jumlah lebih banyak. 4. Dengan menggunakan uji t dua sample berpasangan didapat korelasi antara pendapatan sebelum dan sesudah merambah adalah erat dengan rata-rata pendapatan sebelum merambah Rp 253157,89 sedangkan sesudah merambah adalah Rp 411578,94. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Saran 1. Diharapkan kepada masyarakat Desa Bulu Hadik agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan nilai ekonomi lansung dari hutan tanpa harus merambah hutan, 2. Sosialisasi dampak perambahan terhadap hutan yang terjadi di Desa Bulu Hadik
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Cetakan ke-5. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue. 2007. Kecamatan Simeulue Timur Dalam angka 2007. Darusman, D dan Suhardjito, D. 1998. Kehutanan Masyarakat. IPB dan The Ford Fundation. Bogor. Departemen Kehutanan. 1986. Buku Informasi Taman Nasional Indonesia. Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata. Depsrtemen Kehutanan Bogor. Bogor. Haryati. 2008. Hutan dan Permasalahannya. http://www.akarfoundation.com. (25 September 2008). Latifah, S. 2004. Penilaian Ekonomi Hasil Hutan Non Kayu. http://www. Sitilatifah. Digital libraryUSU.com (05 April 2008). Mubyarto. 1991. Hutan, Perladangan dan Pertanian Masa Depan. PT. Aditya Media. Yogyakarta. Najir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalila Indonesia. Jakarta. Pamulardi, B. 1999. Hukum Kehutanan dan Pembangunan Bidang Kehutanan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sabri, L., dan Hastono, S. P. 2008. Statistik Kesehatan. Rajawali Press. Jakarta. Santoso, D. 2007. Mungkinkah Krisis Ekologi Dihentikan. http://www.bappeda. Tarakankota.go.id. (25 September 2008). Soetrisno. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Kanisius. Yogyakarta. Soleh, A. Z. 2005. Ilmu Statistika Pendekatan Teoritis dan Aplikasi Disertai Contoh Penggunaan SPSS. Cetakan Ke-1. Rekayasa Sains. Bandung. Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Tadjudin, D. 2000. Manajemen Kolaborasi. Pustaka Latin. Bogor. Tanjung, K. 2006. Hutan Adalah Jantung Ekosistem. http://www.khaerulhtanjung. Blogter.com. (25 September 2008).
Trihendradi, C. 2007. Kupas Tuntas Analisis Regresi. C.V Andi Offset. Yogyakarta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. http://www.dephut.go.id/INFORMASI/UNDANG2/uu/41_99.htm.(25 September 2008). Zain, A. 1998. Hukum Lingkungan Konservasi Hutan. Cetakan Ke-1. Rineka Cipta. Jakarta.
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Lama Menetap, Suku, Pekerjaan, Pendidikan, Jumlah Tanggungan dan Luas Lahan. No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Nama
Jenis Kela min
Umu Lama Suku Pekerjaan Pendidikan Tanggunga Luas Pendapatan (Rp)/bulan r Meneta n lahan Sebelum Sesudah Selisih (Thn p ) Nuraini P 42 3 Simeulue Petani SD 6 4 100000 200000 100000 Zulkifli L 50 20 Simeulue Petani SD 4 2 150000 200000 50000 Junaidar P 50 20 Simeulue Petani SD 4 2 150000 200000 50000 Rustian L 42 20 Simeulue Petani SMP 5 10 200000 2000000 1800000 Mansurdin L 34 16 Simeulue Petani SD 4 1 300000 300000 0 Fajar Jalukhu L 33 10 Nias Petani SMP 3 2 300000 300000 0 Mulyadi L 28 20 Aceh Dagang SMP 2 1 500000 500000 0 Noverius L 37 20 Simeulue Petani SD 1 2 200000 300000 100000 Ali Nurdin L 52 2 Simeulue Petani SD 3 4 150000 600000 450000 Saharum S L 42 15 Simeulue Petani SD 2 5 300000 4000000 100000 Alyun L 30 3 Simeulue Petani SMP 3 7 100000 500000 400000 Rasbian L 42 15 Aceh Petani SD 2 1 150000 150000 0 Ebaliman L 46 17 Simeulue Petani SMP 8 5 0 M. Yamin L 26 7 Simeulue Petani SMA 2 1 300000 800000 500000 Radiman L 50 14 Simeulue Petani SD 3 3 200000 200000 0 Sahmil L 47 1 Simeulue Petani SMP 5 5 400000 400000 0 Ali Kasman L 32 2 Simeulue Petani SD 4 2 100000 150000 50000 Ajiswin L 29 13 Simeulue Petani SMA 5 2 200000 200000 0 Hamdani L 46 15 Simeulue Petani SD 6 4 100000 300000 200000 Ermansya A. Md L 39 10 Aceh PNS PT 3 1 1500000 2000000 500000 Kariamin L 61 20 Simeulue Petani SD 0.5 100000 100000 0 Fahrudin L 34 2 Simeulue Petani SD 3 1 200000 200000 0 Juandani L 38 11 Simeulue Petani SMP 2 1 300000 300000 0 Karmin Joni L 35 5 Simeulue Wiraswasta SD 2 1 200000 200000 0 Suardi L 33 4 Simeulue Petani SD 2 1 300000 300000 0 Arling L 84 15 Simeulue Petani 1 0.5 300000 0 Ali Rahman L 42 21 Simeulue Petani SD 200000 200000 0 M. Ishaq L 56 20 Simeulue Petani SD 9 2 200000 300000 100000 Ruslidin L 33 14 Simeulue Petani SMP 4 2 400000 500000 100000 Ardiansya L 39 14 Simeulue PNS PT 4 3 300000 400000 100000 Sukdahan L 61 0.16 Simeulue Petani SD 1 3 200000 500000 300000 Sahru Edi L 30 10 Simeulue Wiraswasta SMA 3 5 100000 500000 400000 Sahru Amin L 33 12 Simeulue Wiraswasta SMA 3 1 100000 150000 50000 Jadlial L 68 0.41 Simeulue Petani SD 4 2 200000 500000 300000 Salim L 48 0.16 Simeulue Petani SD 1 1 200000 200000 0 Masik Udin L 42 13 Simeulue Wiraswasta SD 5 1 150000 700000 550000 Fajri L 65 16 Simeulue PNS SMA 4 3 500000 500000 0 Man Hidayat L 30 0.08 Simeulue Petani SMP 1 0.5 200000 200000 0 Jadliah P 68 0.41 Simeulue Petani 4 1.5 200000 200000 0 Ajril Amin L 39 4 Simeulue Dagang SMA 6 400000 600000 200000 M. Yajib L 53 16 Simeulue Petani SMP 5 3 100000 300000 200000 Roni Faisal L 28 3 Simeulue Wiraswasta SMA 2 1 100000 100000 0 Yanto L 46 13 Simeulue Petani SD 4 1 200000 200000 0 M. Ilyas Ka L 53 7 Simeulue PNS SMP 3 1 1200000 1400000 200000 Roni Fasla L 28 18 Simeulue Petani SMP 5 4 200000 500000 300000 Satrian L 35 5 Simeulue Petani SD 1 2 100000 400000 300000 Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102
M. Jadi Sadarudin Musrin Adrian B M. Unis Saripudin Dalwin G Edi Fenheri Junardi Hattanudin Binsaridin Rosdiana Ngatina Saiful Riswandi Harman Alisman Taswin Adrian A Yusuf Budiman Tamadin Agusman Takirman Rina Santika Elmanudin Hainul Bidri Sakarudin Riswan B Saludin Suadi Helmi Ali Hasibin Imran Lubis Julianto Andi Saputra Ajriman Sahwan Sahlir Amin Dewit Rahman Amir Agus Salim Ali Firmadi Taufiq Hidayat Samsul Amin Jufri Zein Jarliman Amran Gabuya Helmizar Sahliman Muslim Harumsyah M. Rudin Nurdin D. A. Md Hasli M. Diar Abas Hasan Leo Rafdin
L L L L L L L L L L L P P L L L L L L L L L L P L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L
72 64 44 36 50 58 44 28 40 50 37 31 40 39 38 43 71 54 53 57 57 29 51 21 41 39 45 27 43 43 29 52 31 25 42 34 39 29 52 29 27 41 51 40 36 46 27 43 43 40 56 26 31 35 53 23
1 20 0.41 4 10 1 15 5 12 18 0.16 5 11 7 11 6 1 16 12 11 2 16 0.41 2 13 13 0.16 7 2 2 12 12 3 3 1 2 12 2 10 3 5 8 12 1 0.25 5 1 16 2 15 1 2 4 11 16 9 Total
Jawa Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Aceh Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Batak Jawa Simeulue Aceh Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Aceh Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Simeulue Jawa Simeulue Simeulue Simeulue
Petani Petani Petani Wiraswasta Petani Wiraswasta Nelayan Nelayan Petani Petani Nelayan Petani Petani Petani Petani Dagang Petani Nelayan Nelayan Nelayan Petani Nelayan Petani IRT Petani Petani Petani Petani Petani Petani Wiraswasta Petani Nelayan Petani Petani Petani Nelayan Nelayan Petani Petani Nelayan Petani Petani Petani Petani Petani Nelayan Wiraswasta Petani Petani Petani PNS Petani Petani Petani Nelayan
SD SMP SD SD SD SMP SD SD SMA SMA SD PT SD SMP SD SD SD SD SD SMP SMP SMP SD SMP SD SD SD SD SD SMP SMP SMP SD SD SMP SMP SD SMP SMP SD SD SMP SD SMP SD SMP SD SD SD PT SD SMP SD SMA
3 1 1 4 4 2 5 2 4 6 2 2 3 4 4 4 1 4 2 3 5 3 5 1 3 1 3 4 5 5 2 6 2 1 3 2 4 3 4 2 3 5 1 3 4 3 2 8 4 5 2 1 4 3 2 1
3 1 2 1 0.5 1 2 1 2 2 1 1 2 3 1 1 0.5 2 1 3 1 4 0.5 1 0.5 1 0.5 2 2 0.5 3 0.5 1 1 1 2 0.5 0.5 2 1 1 1 0.5 1 0.5 2 2 1 0.5 1 1 2 0.5 173
200000 100000 200000 200000 100000 100000 150000 100000 200000 100000 150000 300000 700000 400000 100000 500000 300000 100000 150000 100000 300000 300000 100000 100000 200000 300000 150000 200000 350000 200000 100000 100000 500000 300000 350000 200000 600000 200000 150000 150000 100000 300000 150000 300000 200000 200000 1200000 100000 200000 150000 300000
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
400000 200000 300000 200000 300000 250000 200000 300000 300000 200000 400000 300000 700000 500000 250000 500000 300000 500000 200000 300000 100000 300000 300000 200000 300000 400000 400000 200000 200000 350000 200000 200000 100000 500000 300000 350000 350000 600000 200000 300000 150000 300000 200000 300000 300000 350000 300000 250000 1200000 200000 200000 250000 400000
200000 100000 100000 0 0 0 200000 150000 50000 200000 0 100000 100000 250000 0 0 100000 150000 0 0 400000 200000 150000 0 0 0 100000 200000 200000 100000 50000 0 0 0 100000 0 0 0 0 150000 0 0 300000 150000 150000 100000 0 150000 50000 100000 500000 0 100000 0 100000 100000
Lampiran 2. Karakteristik responden meliputi peruntukan lahan yang dibuka dan hasil panen pertanian masyarakat setelah adanya perambahan hutan. No
Nama
Peruntukan Lahan Sawit
Sayur-sayuran
Hasil panen setelah perambahan hutan Lain-lain
Meningkat
Tetap
1 Nuraini × × × 2 Zulkifli × × 3 Junaidar × 4 Rustian × × × 5 Mansurdin × 6 Fajar Jalukhu × 7 Mulyadi × 8 Noverius × × 9 Ali Nurdin × × 10 Saharum S × 11 Alyun × 12 Rasbian × 13 Ebaliman × × 14 M. Yamin 15 Radiman × 16 Sahmil × 17 Ali Kasman × 18 Ajiswin 19 Hamdani × 20 Ermansya A. Md 21 Kariamin 22 Fahrudin × 23 Juandani 24 Karmin Joni × × 25 Suardi × × 26 Arling 27 Ali Rahman × 28 M. Ishaq × 29 Ruslidin × × 30 Ardiansya × × 31 Sukdahan × 32 Sahru Edi × 33 Sahru Amin × 34 Jadlial × × 35 Salim × 36 Masik Udin × 37 Fajri × 38 Man Hidayat × 39 Jadliah × 40 Ajril Amin 41 M. Yajib × × 42 Roni Faisal × × 43 Yanto Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Menurun
× × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × Desa Bulu Hadik,
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102
M. Ilyas Ka Roni Fasla Satrian M. Jadi Sadarudin Musrin Adrian B M. Unis Saripudin Dalwin G Edi Fenheri Junardi Hattanudin Binsarudin Rosdiana Ngatina Saiful Riswandi Harman Alisman Taswin Adrian A Yusuf Budiman Tamadin Agusman Takirman Rina Santika Elmanudin Hainul Bidri Sakarudin Riswan B Saludin Suadi Helmi Ali Hasibin Imran Lubis Julianto Andi Saputra Ajriman Sahwan Sahlir Amin Dewit Rahman Amir Agus Salim Ali Firmadi Taufiq Hidayat Samsul Amin Jufri Zein Jarliman Amran Gabuya Helmizar Sahliman Muslim Harumsyah M. Rudin Nurdin Diwa A. Md Hasli M. Diar Abas Hasan Leo Rafdin
Keterangan:
× × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × ×
× × × × × × × -
× × -
× × × × × × × × × × × × × × × × × -
× × × × × -
X : Ya – : Tidak
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
× × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × × ×
Lampiran 3. Kuisioner yang Digunakan untuk Responden
ANALISA DAMPAK DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAMBAHAN HUTAN (STUDI KASUS DESA BULU HADIK KECAMATAN TELUK DALAM) Hari / Tanggal : ................................................................................................................ No. Responden: .................................................................................................................
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden:……………………………………………..……………..…....(L/P) Umur: ………………….........Lama menetap?……………..................................….… Suku:........................................Agama:........................................................................... Pekerjaan Utama:………………………………… ……................................................ Pekerjaan sampingan:…………………………… ……….............................................. Pendidikan Terakhir:…………………………….………………..….................……… Jumlah Tanggungan dalam keluarga...................................................................(orang) Luas lahan yang dimiliki.................................................................................................
II. DAFTAR PERNYATAAN 1. Apakah Bapak / Ibu membuka lahan di kawasan hutan ? ( Ya / Tidak ) Peruntukan kawasan yang dibuka?.................................................................................. .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 2. Apakah pendapatan Bapak / Ibu sebelum dan selama pembukaan lahan meningkat? Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
( Ya / Tidak ) Sebelum...........................................Selama pembukaan lahan........................................ 3. Sebelum dan selama ada kegiatan pembukaan lahan apakah ada pengaruhnya terhadap lingkungan? ( Ada / Tidak ) Apa saja pengaruhnya terhadap lingkungan?.................................................................. .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 4. Sebelum dan selama ada kegiatan pembukaan lahan apakah ada pengaruhnya terhadap ekonomi? ( Ada / Tidak ) Apa saja pengaruhanya terhadap ekonomi yang Bapak / Ibu rasakan?........................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 5. Sebelum dan selama ada kegiatan pembukaan lahan apakah ada pengaruhnya terhadap adat? ( Ada / Tidak ) Apa saja pengaruhnya terhadap adat yang Bapak / Ibu rasakan?.................................... .......................................................................................................................................... 6.Bagaimana hasil penen pertanian Bapak / Ibu sebelum dan selama adanya pembukan lahan di kawasan hutan? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 7. Manfaat apa saja yang Bapak/ibu rasakan dari hutan? …………………………………………………………..……………………………… ………………………………………………………..………………………………… ……………………………………………………..……………………………………
Responden,
(
)
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Kuisioner yang Digunakan untuk Tokoh Masyarakat ANALISA DAMPAK DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAMBAHAN HUTAN (STUDI KASUS DESA BULU HADIK KECAMATAN TELUK DALAM) Hari / Tanggal No. Responden
: …………………………………… : …………………………………… I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :…………………………………….……...........…....................………….. Umur : …………………......................................................................................... Suku :...................................................................................................................... Agama :...................................................................................................................... Jabatan/Pekerjaan :…………………………………………………………………….. Pekerjaan Utama :………………………………………............................................... Pekerjaan sampingan:…………………………………….............................................. Berapa lama tinggal di sini ………………………............................................…tahun II. Apakah Bapak penduduk asli desa sini? ya / tidak III. Jika tidak, dari mana Bapak/Ibu berasal? Sebutkan…………………………......….
II. DAFTAR PERNYATAAN 1.
2.
Bagaimana pendapat Bapak / Ibu mengenai perambahan hutan? Jawab…………………………………………………………..……...…......…....…. ………………………………………………………………………………………... ...………………………………………………………………………………............ Apakah Bapak / Ibu membuka lahan di kawasan hutan ?
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
( Ya / Tidak ) 3. Peruntukan kawasan yang dibuka a. Kebun / sawit b. Ladang c. Sawah d. Pemukiman e. Dan lain-lain; sebutkan 4. Berapakah biaya land clearing pada areal yang dibuka? ………………………………………………………………………...……………… dan biaya-biaya tersebut digunakan untuk apa saja? ……………………………………………………...………………………………… ……………………………………………………......................................………… ………………………………………………………………………...............……… 5. Kapankah Bapak / Ibu melakukan pembukaan lahan? ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ 6. Jika menjual lahan yang Bapak / Ibu miliki, berapakah nilai jual per Ha / m2 ? ……………………...………………………………………………………………… …………………………. ......................................…………………………………... 7. Siapa sajakah yang bisa membeli lahan yang Bapak / Ibu miliki? a. Masyarakat setempat b. Masyarakat luar c. Perkebunan swasta d. Dan lain-lain; sebutkan 8. Sejak adanya pembukaan lahan hutan ini, bagaimana dampak yang dirasakan oleh Bapak / Ibu terhadap lingkungan? Jawab………………………………………………………………………………… ……………………..………………………………………………………………… ………………………..……………………………………………………………… ……………………………………………………………..………………………… 9. Bagaimana dampak yang dirasakan oleh Bapak/Ibu terhadap pendapatan masyarakat ? a. Baik; mengapa?......................................................................................................... b. Tetap; mengapa?....................................................................................................... c. Buruk; mengapa?...................................................................................................... 8. Bagaimana hasil penen pertanian Bapak / Ibu sebelum dan setelah adanya pembukan lahan di kawasan hutan? a. Baik; mengapa?......................................................................................................... b. Tetap; mengapa?....................................................................................................... c. Buruk; mengapa?...................................................................................................... 10. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada perubahan jenis pekerjaan masyarakat setelah pembukan hutan? (jika ya, lanjut ke No. 11, jika tidak ke No. 12) Jenis pekerjaan sebelum pembukaan hutan ..................…………………….……….. ........................................................................................................................................ Selama pembukaan hutan………………………...…………………………………... Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
………………………………………………...……………………………………… 11. Dengan adanya pembukan hutan ini, apakah terjadi perubahan luasan lahan pertanian masyarakat? Jawab…………………………………….…..………………………………….…… ……………………………………………...……………………...………………… …………………………………………………………………………....................... 12. Bagaimana cara masyarakat di Desa ini mengatasi perambahan hutan yang terjadi saat ini? Jawab…………………………………………..……………………………….…… ….……………………………………………………..…………………...………… …………………………………………………………..…………………………… ……………………………………………………………….……………………… 13. Kendala apa saja yang dihadapi masyarakat dalam mengantisipasi perambahan hutan? Jawab…………………………………………………………………………..……… ………………………………………………………..……………………………… ……………………………………………………………………………………..… Kuisioner untuk Dinas Kehutanan Kabupaten Simeulue
ANALISA DAMPAK DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAMBAHAN HUTAN (STUDI KASUS DESA BULU HADIK KECAMATAN TELUK DALAM)
I. Identitas Responden 1. 2. 3. 4. 5.
Nama : ………………………………………………… Umur : …………………………………………..tahun Jabatan/Pekerjaan : ………………………………………………… Pendidikan : ………………………………………………… Berapa lama tinggal di sini …………………………………… tahun a. Apakah Bapak penduduk asli desa sini ? ya/tidak b. Jika tidak, dsari mana Bapak berasal? Sebutkan…………………………………... 6. Pengalaman Organisasi a. Organisasi apa saja yang pernah diikuti oleh Bapak?................................................ ................................................………........................................................................ Sebagai…………………….…………………………………….………………… ………………………………………………...…………………………………… b. Organisasi yang bergerak di bidang kehutanan ………..…………………………. ……………………………………………………………………………………… tahun…………………............................................................................................... Sebagai…………………….……………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
II. DAFTAR PERNYATAAN 1. Bagaimana peranan Pemerintah dalam mengatasi perambahan hutan saat ini dan masa yang akan datang? Jawab……………………………………………………………..…………………….. …………………………………………….……………………..……...……………… ………………………………………………..……………………..…….….………… ………….…………………………………………………………………..……...…… …………………………………………….…………………………………………… …………………………………………………….…………………………………… ………………………………………………………………………………………… 2. Dalam pengelolaan hutan sebaiknya siapa yang mengelola hutan ini ? apakah pemerintah, masyarakat atau pemerintah bersama masyarakat?..................................... Kenapa…………………………………….…………………………………………… ……………………………………………..…………………………………………… …………………………………………………………………………………………. 3. Bentuk-bentuk perambahan hutan................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... Kasus perambahan hutan yang terjadi di Simeulue? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 4. Siapakah yang melakukan tindakan perambahan hutan ini? Jawab………………………………………..…………………………..……………... ……………………………………………………..…………………………………… ……………………………………………..………………....…………...…………… ……………………………………………………...………….….……………………
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 5. Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases(b) N Percent Selected Included in 102 100,0 Cases(a) Analysis Missing Cases 0 0,0 Total 102 100,0 Unselected Cases 0 0,0 Total 102 100,0 a The variable pengaruh terhadap adat is constant for all selected cases. Since a constant was requested in the model, it will be removed from the analysis. b If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Internal Value Value tidak 0 ya 1
Pendidikan PT SD
Categorical Variables Codings Frekuensi Parameter coding (1) (2) (3) 4 1,000 0,000 0,000 53 0,000 1,000 0,000
(4) 0,000 0,000
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
SMA SMP Tidak sekolah
10 30 5
0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000
1,000 0,000 0,000
0,000 1,000 0,000
Method = Forward Stepwise (Likelihood Ratio)
Step 1
Step 2
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Step 20,005 1 Block 20,005 1 Model 20,005 1 Step 15,966 1 Block 35,971 2 Model 35,971 2
Sig. 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Model Summary Cox & Snell R Nagelkerke R Step -2 Log likelihood Square Square 1 106,893(a) 0,178 0,250 2 90,927(a) O,297 0,418 a Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001. Classification Table(a) Observed
Step 1
Predicted melakukan Percentag perambahan e Correct tidak ya tidak
melakukan perambahan
tidak ya
Step 2
Overall Percentage melakukan perambahan
tidak ya
25
7
78,1
22
48
68,6 71,6
14
18
43,8
3
67
95,7 79,4
Overall Percentage a The cut value is .500
Step 1(a) ekonomi Constant Step 2(b) ekonomi lingkungan
Variables in the Equation B S.E. Wald -2,053 0,499 16,919 1,925 0,405 22,645 -2,351 0,584 16,225 2,104 0,573 13,479
df 1 1 1 1
Sig. 0,000 0,000 0,000 0,000
Exp(B) 0,128 6,857 0,095 8,199
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Constant
0,797
0,479
2,773
1
0,096
2,220
a Variable(s) entered on step 1: ekonomi. b Variable(s) entered on step 2: lingkungan. Model if Term Removed Variable Step 1 ekonomi Step 2 ekonomi lingkungan
Step 1
Step 2
Model Log Likelihood -63,449 -55,883
Change in -2 Log Likelihood 20,005 20,839
-53,446
15,966
Variables not in the Equation Score df Variables umur 0,098 pendidikan 8,453 pendidikan(1) 4,093 pendidikan(2) 2,687 pendidikan(3) 1,795 pendidikan(4) 0,319 tanggungan 4,460 lingkungan 15,837 Overall Statistics 24,424 Variables umur 0,345 pendidikan 7,083 pendidikan(1) 5,268 pendidikan(2) 1,181 pendidikan(3) 0,573 pendidikan(4) 0,705 tanggungan 1,131 Overall Statistics 9,060
1 1
Sig. of the Change 0,000 0,000
1
0,000
df
1 4 1 1 1 1 1 1 7 1 4 1 1 1 1 1 6
Sig. 0,754 0,076 0,043 0,101 0,180 0,572 0,035 0,000 0,001 0,557 0,132 0,022 0,277 0,449 0,401 0,288 0,170
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Lampiran 6. Uji T Dua Sampel Berpasangan (Pairet Sampel T Tes) Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 1
sebelum sesudah
Mean 253157.8947 411578.9474
N 95 95
Paired Samples Correlations N sebelum & sesudah 95
Std. Deviation 226655.90735 486271.78240
Correlation 0.478
Std. Error Mean 23254.40543 49890.43220
Sig. 0.000
Pa ired Sa mples Test Paired Differences
Pair 1
sebelum - sesudah
Mean Std. Deviation -158421 427116.29736
Std. Error Mean 43821.21
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -245429 -71413.0
t -3.615
df
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
94
Sig. (2-tailed) .000
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
Gambaran umum Desa Bulu Hadik
(1)
(2)
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
(3)
(4)
Kegiatan wawancara dengan responden
(1)
(2)
(3)
(4)
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Keterangan Gambar: 1. Pustu Desa Bulu Hadik 2. Sekolah Dasar 3. SLTP/MTSN 4. Kantor Kepala Desa Bulu Hadik
Rumah-rumahan para pembuka lahan yang berasal dari luar desa Bulu Hadik
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009
Areal yang dibuka
Jalan menuju desa Bulu Hadik
Lampiran 8. Peta Bulu Hadik
Deni Susilawati : Analisis Dampak Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD), 2008. USU Repository © 2009