SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176
PERAN STTN BATAN UNTUK PENYEDIA SDM IPTEK NUKLIR Kris Tri Basuki Mantan Ketua STTN BATAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – BATAN Jalan Babarsari KP 6101 YKBB Yogyakarta 55281 Tlp : 0274 489716, Fax : 0274 489715 Email :
[email protected]
Abstrak PERAN STTN BATAN UNTUK PENYEDIA SDM IPTEK NUKLIR. Pendidikan Ahli Teknologi nuklir dengan keputusan Dirjen Dikti No. 1640/D/O/86 mendapatkan ijin operasional. Kemudian dengan Keputusan Presiden No. 71 tahun 2001 tentang berdirinya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir untuk meningkatkan PATN dari Diploma III berubah menjadi Diploma IV. Dilanjut dengan Keputusan Kepala BATAN No. 360/KA/VII/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, dan dikuatkan dengan Keputusan Kepala BATAN No. 542/KA/XI/2002 tentang Statuta STTN. Dengan mengikuti peraturan Kepres, Dikti dan Batan, STTN telah mendapatkan Akreditasi BAN PT dengan Peringkat B, pada Prodi Teknokimia Nuklir, Elektronika Instrumentasi dan Elektromekanika melalui Keputusan BAN PT No. 006/BAN-PT/Ak-IV/XI dan Keputusan Kepala BATAN dimana STTN telah memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu SB 77 – 0001.80 : 2005 / SNI – 9001 – 2001. Dalam perannya STTN mengikuti pembelajaran : Iptek nuklir untuk Energi dan Iptek Nuklir Untuk Industri, dikarenakan PLTN di Indonesia belum ada maka pembelajaran difokuskan Iptek Nuklir untuk Industri. Kata kunci : STTN, iptek nuklir, energi, industri, Keppress, Dikti, BATAN.
Abstract PLAY THE ROLE OF PoINT – NNEA FOR PREPARING OF NUCLEAR ENGINEERING TECHNOLOGY HUMAN RESOURCES. Polytechnic of Nuclear Tecnology ( PoNT ) with agreed Operational by Directur General Higher Education No. 1640/D/O/86, And than with Presidential Decree No 71 years 2001 Poly technic Institute of Nuclear Technology ( PoINT ) for increasing of Diplome III programme to Diplome IV programme. Furthermore with agreed of Head of National Nuclear Energy AgencyNo. 360/KA/VII/2001 facing toward Organitation and Arrangement System. Follow with the law and regulaty Presidential Decree, Directur Jenderal of Higher Educationand Head of National Nuclear Energy Agency, Polytechnic Institute of Nuclear Technology have been obtain Akreditation of National Accritation Board-Higher Education ( NAB-HE ) with range B in Nuclear Technochemistry, Electronics-Intrumentation and Electromecanics programme studi with agreed of NAB-HE No. 006/BAN-PT/AK-IV/XI and with Agreed of Head of National Nuclear Energy Agency that PoINT have been fulfil of prerequirement in Quality Controle SB 77 – 0001.80 : 2005 / SNI – 9001 – 2001. In the play the role of PoINT wioth education : Nuclear Technology for Energy and Nuclear Technology for Industry, because NPP in Indonesia is not ready, the education focus for nuclear technology for industri. Keywords : PoINT, Nuclear Technology, Energy, Industry, Presinditial Decree, NNEA.
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
14
Kris Tri Basuki
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176
PENDAHULUAN Berdirinya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir ( STTN ) dilatarbelakangi atas adanya suatu gagasan diperlukannya program diploma bagi para teknisi. Pada awal tahun 1983, gagasan ini dikembangkan dengan membentuk Satuan Tugas Persiapan Pendidikan Ahli Teknik Nuklir berdasarkan SK Dirjen BATAN No. 08/DJ/07/I/1983. Mengingat proses untuk melaksanakan tugas tersebut memerlukan waktu, tugas Satgas diperpanjang dengan SK Dirjen BATAN No. 81/DJ/V/1984, diikuti kemudian dengan pembentukan Satuan Tugas pengelola Pendidikan Ahli Teknik Nuklir dengan singkatan PATN di Yogyakarta dibuka dengan resmi oleh Direktur Jenderal BATAN, Bapak Ir. Djali Ahimsah. Ijin Operasional dari Dirjen Dikti diperoleh No. 1640/D/O/86 tanggal 15 September 1986. Peningkatan PATN ( yang menyelenggarakan Program Diploma III ke bawah ) menjadi STTN ( Program Diploma IV ), ditujukan dalam rangka mencukupi kebutuhan SDM terdidik yang terampil dengan kemampuan teknis dan akademis yang lebih baik. Pada bulan Agustus 1999 diadakan pertemuan antara BATAN dengan Depdiknas ( dahulu Depdikbud ) yang membahas rencana pendirian STTN. Selanjutnya pada tanggal 31 Agustus 1999, BATAN mengajukan permohonan pendirian STTN BATAN ke Depdikbud. STTN BATAN dinyatakan layak didirikan dengan persetujuan Depdiknas tanggal 15 Maret 2001. Pembukaan Jurusan dan Program Studi ( Prodi ) di STTN BATAN yogyakarta dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada tanggal 20 Maret 2001 dengan 2 Jurusan dan 3 Program Studi, yaitu Jurusan Teknokimia Nuklir dengan 1 Program Studi Tekno Kimia, dan Jurusan Teknofisika Nuklir dengan 2 Program Studi, yaitu Prodi Elektronika Instrumentasi dan Prodi Elektromekanik. Setelah dilakukan pembahasan antara BATAN dan Kementrian Pendayagunaan Apartur Negara ( MENPAN ), akhirnya pada tanggal 8 Juni 2001 diterbitkan KEPPRES Nomor 71 tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Keputusan ini ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala BATAN Nomor 360/KA/VII/2001 tentang Organisasi dan Tata kerja STTN, dan Keputusan Kepala BATANKepala BATAN Nomor 542/KA/XI/2002 tentang Statuta Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Republik Indonesia ( BAN PT ), melalui Keputusan BAN PT No. 006/BAN-PT/Ak-IV/XI menyatakan bahwa Program Studi Diploma-Empat Teknokimia Nuklir, Elektronika Instrumentasi dan
Kris Tri Basuki
Elektomekanika, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir terakreditasi dengan peringkat Akreditasi B. Sertifikasi akreditasi program studi diploma ini berlaku 5 ( lima ) tahun, sejak tanggal 9 Nopember 2007 sampai dengan 9 Nopember 2012.Selanjutnya Kepala BATAN dengan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu memutuskan bahwa STTN BATAN telah memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu SB 77 – 0001.80 : 2005 / SNI 19 – 9001 – 2001 dalam ruang lingkup Penyelenggaraan Pendidikan Program Diploma IV Bidang Nuklir. Sertifikat tersebut diberikan dengan masa berlaku 3 ( Tiga ) tahun, sejak tanggal 04 Desember 2009 sampai dengan 03 Desember 2012, dengan Nomor sertifikat 08/PSJMN/SMM/XII/2009. ORGANISASI Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Pedoman, Prinsip dan Nilai – nilai. VISI STTN memiliki visi : ” Penyedia SDM Iptek Nuklir yang Profesional ” MISI 1.
2.
3.
Menyeleggarakan dan mengembangkan pendikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat secara profesional dan berkelanjutan Membangun dan menerapkan nilai-nilai moral dan etika akademis Menerapkan dan mengembangkan Sistem Mutu Terpadu
TUJUAN Tujuan pendidikan Program Diploma IV STTN adalah untuk menghasilkan lulusan yang berakhlaq mulia, siap kerja, profesional, dan mandiri yang berjiwa kewirausahaan. STRATEGI Untuk melaksanakan misinya STTN agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan STTN menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan Bidang Teknologi Nuklir yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. PEDOMAN Segenap sivitas akademika dan karyawan STTN senantiasa memiliki pedoman, berjiwa pionir, bertradisi ilmiah, berorientasi pada kebutuhan masyarakat, mengutamakan keselamatan, dan komunikatif. PRINSIP
15
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
Segenap kegiatan di STTN dilaksanakan secara profesional untuk tujuan damai, mengutamakan prinsip keselamatan personel serta keselamatan lingkungan. NILAI - NILAI STTN menganut nilai-nilai visionary, inovatif, excellent, dan accountable, kejujuran, kedisiplinan tanggungjawab, kreatif dan kesetiakawanan. KEBIJAKAN MUTU DAN SASARAN MUTU KEBIJAKAN MUTU STTN Dalam rangka melaksanakan Pendidikan Program Diploma IV Bidang Nuklir, Ketua STTN menetapkan Kebijakan Mutu sebagai berikut : 1. STTN menjamin bahwa pendidikan program diploma IV yang diselenggarakan, sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, instansi, industri, dunia kerja, dan masyarakat, mengutamakan aspek keselamatan, mutu produk, dan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal, mengikuti perundangan yang berlaku dengan cara melakukan perbaikan berkelanjutan dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu berdasar acuan yang standar. 2. STTN menjamin bahwa semua personel yang terlibatdalam setiap kegiatan memahamidokumentasi mutu dan menerapkan kebijakan dan prosedur didalam pekerjaan, 3. Ketua STTN bertanggungjawab atas penerapan Sistem Manajemen Mutu STTN SASARAN MUTU Sasaran Mutu STTN ditampilkan pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. : Sasaran Mutu STTN No Pernyataan Sasaran Target 1 Perbandingan jumlah pendaftar Minimal 3 : 1 dengan mahasiswa yang diterima ( kapasitas kelas 3 kelas x 25 ) 2 Lulusan dapat bekerkarya sesuai Minimal 80 % bidangnya pada tahun pertama 3 Tepat waktu studi Minimal 80 % 4 IPK rata-rata mahasiswa Minimal 3,00 5 Mahasiswa umum yang lulus SIB Minimal 80 % PPR / OR 6 Nilai TOEFL lulusan minimal 450 ( Minimal 80 % dari Pusdiklat, UGM, UNY ) 7 Rata – rata kehadiran Dosen Teori / Minimal 80 % Praktikum 8 Nilai Kinerja Dosen ( dari Mhs 30%, Minimal 80 % kehadiran 50% dan Penyerahan Nilai ) 9 Karya Ilmiah Dosen tetap 1 Minimal 80 % karya/dosen/tahun 10 Karya Pengabdian kepada Masyarakat 4 kegiatan / tahun
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176 KOMPETENSI Agar organisasi dapat berjalan sesuai dengan amanat yang tertuang dalam KEPPRES Nomor 71 tahun tentang pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir dan keputusan Kepala BATAN Nomor 360/KA/VII/2001 tentang organisasidan Tata Kerja STTN, serta Keputusan Kepala BATAN Nomor 542/KA/XI/2002 tentang Statuta Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, maka STTN memfokuskan arah organisasi dengan kompetensi serta harapan peluan kerja kepada lulusannya seperti ditampilkan pada tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2. Program Studi, Kompetensi, dan Peluang Kerja Program Studi Teknokimia
Elektronika Istrumentasi
Elektromekanika
Kompetensi Proses Kimia Proses Kimia Radiasi 3. Analisis Kimia 4. Proteksi radiasi dan aplikasiT. Nuklir bidang industri 5. Pengelolaan bahan bakar dan lingkungan 1. Aplikasi Nuklir / Reaktor 2. Aplikasi Medis 3. Aplikasi Industri 4. Proteksi radiasi dan aplikasiT. Nuklir bidang industri 1. 2.
1. 2. 3. 4.
Mekanik Elektro Instrumentasi Elektromekanik Proteksi radiasi dan aplikasi T. Nuklir bidang industri
Peluang Kerja 1. Batan / Bappeten / ESDM 2. Kementrian / Lembaga 3. BUMN 4. Industri 5. Wirausaha
1.
2. 3. 4. 5. 1.
2. 3. 4. 5.
Batan / Bappeten / ESDM Kementrian / Lembaga BUMN Industri Wirausaha Batan / Bappeten / ESDM Kementrian / Lembaga BUMN Industri Wirausaha
STAF PENGAJAR Pada saat ini, jumlah dosen tetap STTN sebanyak 31 orang, yang terdiri dari 2 orang berpendidikan S3, 4 orang sedang menempuh program S3, 13 orang berpendidikan S2, 6 orang sedang menempuh program S2, 6 orang berpendidikan S1 / DIV. Ke 31 Dosen tetap tersebut semuanya merupakan alumni MIPA atau Fakultas Teknik dan 90 % nya berbasis pendidikan Nuklir, 25 % dosen STTN merupakan alumni Perguruan Tinggi dari luar Negeri ( Jepang, Perancis, Inggris, Pakistan dll ). Selain didukung oleh 31 orang dosen dosen tetap, STTN juga didukung dosen tidak tetap dari PTBN – Serpong, PTAPB Yogyakarta, UGM, UNY, UIN, Untuk kelancaran administrasi STTN didukung 33 tenaga administrasi. PERKEMBANGAN JUMLAH ALUMNI STTN Dalam perkembangannya dari tahun 1989 alumni STTN dapan dilihat pada tabel 3 dibawah ini :
16
Kris Tri Basuki
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176 Tabel 3. Perkembangan Jumlah Alumni WISUDA
1989 1990 1991 1992 1993 1995 1996 1997 1999 2001 2002 2003 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Wisuda 14 Sep 2011
JURUSAN TKN 15 7 20 11 15 20 23 40 18 23 14 30 36 48
TFN 12 14 15 16 36 19 27 31 23 20 43 18 53 39 25 43 39 78 91
JUMLAH
27 21 15 36 36 30 42 31 43 20 66 18 93 57 48 57 69 114 139
TEMPAT BEKERJA BATAN LUAR 27 21 15 36 35 1 30 31 11 14 17 43 20 61 5 18 61 32 36 21 28 20 12 45 18 51 6 108 3 22 19 Sep 19 Sep 2011 2011
Catatan : 1. Wisuda angkatan 1989 s/d angkatan 2002 program Diploma III 2. Wisuda angkatan 2003 Program Diploma IV dan tahun2004 tidak ada wisuda 3. Wisuda tahun 2011 pada tanggal 14 September 2011 dan data alumni dicatat pada tanggal 19 September 2011 PEMANFAATAN IPTEK NUKLIR DI INDONESIA Landasan Filosofis Kegiatan Litbang Iptek Nuklir di Indonesia dilaksanakan untuk mendukung pencapaian visi menghasilkan teknologi berkeselamatan handal yang mampu menjawab berbagai tantangan dan kebutuhan masyarakat di berbagai bidang sehingga dapat memicu dan memacu kesejahteraan masyarakat. Kegiatan litbang tersebut dilaksanakan berdasarkan 3 (tiga) Landasan Filosofis, yaitu : 1. IPTEK NUKLIR UNTUK TUJUAN DAMAI. Kegiatan Penelitian dan pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia diarahkan untuk tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sama sekali tidak akan digunakan untuk tujuan untuk membuat persenjataan. 2. KESELAMATAN DAN KEAMANAN HARUS SELALU DIUTAMAKAN. Prinsip penggunaan teknologi nuklir adalah mengutamakan keselamatan dan mengoptimalkan manfaat. Oleh karena itu, penguasaan teknologi nuklir diarahkan untuk dapat menguasai teknologi setinggi-tingginya dan menekan resiko sekecil-kecilnya baik terhadap pekerja maupun masyarakat
Kris Tri Basuki
3.
“DEMAND DRIVEN” DAN “STAKEHOLDER SATISFACTION”. Pemanfaatan teknologi nuklir diarahkan sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama untuk peningkatan ketahanan pangan, energi, dan memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat. Selain itu, penggunaan tenaga nuklir diuapayakan juga untuk menjamin kondisi lingkungan tetap bersih dan lestari.
Pemanfaatan IPTEK Nuklir non Energi di Indonesia Pengembangan Teknologi Nuklir di Indonesia Seperti telah disampaikan sebelumnya, Penelitian dan pengembangan (litbang) teknologi nuklir di Indonesia dilaksanakan sesuai visi pengembangan Iptek untuk mampu menjawab berbagai kebutuhan bangsa. Saat ini litbang nuklir meliputi berbagai sektor yang menyentuh kebutuhan masyarakat, yaitu pangan, air, kesehatan, industri dan energi. Penerapan dalam Bidang Pangan Dalam Bidang Pangan, Penggunaan teknologi nuklir diarahkan untuk meningkatkan produktivitas usahausaha di bidang pertanian dan perkebunan, karena hal tersebut merupakan bidang usaha dari sekitar 80 % penduduk Indonesia dan kebutuhan utama. Hasil yang telah dicapai adalah penciptaan bibit unggul tanaman padi 16 varietas, kedelai 6 varietas, kacang hijau 1 varietas dan kapas 1 varietas. Tanaman lain yang sedang dikembangkan adalah tanaman sorgum (cantel) dan gandum. Benih unggul padi dan kedelai BATAN sudah tersebar di 23 propinsi dan sangat disenangi masyarakat karena memiliki produktivitas tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, lebih genjah . Beberapa varietas yang telah banyak dimanfaatkan masyarakat diantaranya Mira-I, Diah Suci dan Bestari. Hingga tahun 2009 tercatat telah lebih dari 2 juta hektar sawah yang menggunakan varietas unggul padi hasil litbang Iptek nuklir di seluruh Indonesia. Selain tanaman padi yang bisa ditanam di seluruh wilayah Indonesia, BATAN juga mengembangkan varietas unggul padi lokal yang memiliki sifat khusus, seperti rasanya pulen dan memiliki aroma yang wangi. Dari penelitian tersebut pada tahun 2010 melalui kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur dan PT. Sang Hyang Sri telah dihasilkan varietas Pandan Putri yang merupakan keturunan dari Varietas Pandan Wangi. Dalam Bidang Peternakan, Penggunaan suplemen pakan untuk ternak sapi dan kambing yang kaya dengan nutrisi ternyata bisa meningkatkan produktivitas daging dan susu. Dengan teknik nuklir telah diciptakan berbagai ramuan suplemen yang sangat efektif untuk peningkatan produktivitas
17
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
ternak, yaitu urea molases multinutrient blok (UMMB/permen sapi), suplemen pakan multinutrien (SPM) dan suplemen pakan komplit. Produk tersebut terus disosialisasikan kepada para petani bersamaan dengan sosialisasi benih unggul tanaman. Capaian lain dalam bidang peternakan adalah Hormon Methyl Testoteron untuk penjantanan ikan, KIT Radio Immuno Assay (KIT RIA) untuk peningkatan kualitas kesehatan dan reproduksi ternak serta Vaksin Koksivet Supra 95 untuk mengatasi penyakit koksidiosis pada ternak ayam. Dengan meningkatkan pengetahuan para petani terhadap teknologi benih unggul dan suplemen pakan, maka para petani menjadi memilki alternatif penghasilan lain selain dari bertani. Penggunaan suplemen pakan bisa mempercepat proses penggemukan ternak. Menggunakan teknologi suplemen pakan ternak, BATAN bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Kalimantan Selatan telah membangun Pusat Pelatihan Pertanian dan Peternakan Terpadu. Saat ini Pusat Pelatihan sudah efektif melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap para petani dan peternak di wilayah Kabupaten Tanah Laut dan daerah-daerah di sekitarnya. Selain melakukan pelatihan tentang teknologi pertanian dan peternakan, pusat pelatihan ini juga telah mengembangkan pakan suplemen sendiri dengan berbasis pada teknologi BATAN dan juga mengembangkan kompos organik dari kotoran ternak dan produksi yogurt dari hasil pemerahan susu ternak peliharaannya. Pola penerapan hasil litbang Iptek nuklir untuk mendukung kegiatan masyarakat dan memunculkan kemandirian dalam pemanfaatan teknologi tersebut juga terus dikembangkan di berbagai daerah melalui Program Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN). Penerapan dalam Pengawetan Makanan Teknologi nuklir juga dapat berkontribusi dalam bidang pangan, khususnya dalam proses pengawetan pasca panen atau produksi. Teknik nuklir dapat dimanfaatkan untuk pengolahan pasca panen terhadap produk-produk perkebunan dan pertanian, serta hasil perikanan. Terutama terhadap komoditas bahan ekspor yang memerlukan persyaratan kualias tinggi, seperti umbi-umbian, bahan obat, bahan jamu, udang, paha kodok, tuna dll. Radiasi juga dapat digunakan untuk pengawetan makanan siap saji, buah dan sayuran segar. Keunggulan penggunaan radiasi dibandingkan dengan bahan pengawet adalah: • Tidak meninggalkan residu yang membahayakan kesehatan • Diproses pada suhu kamar
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
•
•
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176 Pengawetan dilakukan sudah dalam kemasan Produk yang sudah diawetkan dapat disimpan pada suhu kamar
Penerapan dalam Pengelolaan Sumber Daya Air • Air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup, baik untuk minum, sebagai sarana pembersih, maupun untuk kebutuhan pertanian. Teknologi nuklir dapat digunakan untuk mencari kandungan air tanah, terutama di daerah yang sering mengalami sulit air (kekeringan). Dengan teknik tersebut BATAN telah membantu masyarakat mengadakan air bersih untuk daerah-daerah yang sering mengalami kekeringan, yaitu di Madura, Nusa Tenggara Timur dan Barat, Klaten, Jepara, Magelang dan Gunung Kidul. • Khususnya di Gunung Kidul air bersih diperoleh dari aliran sungai bawah tanah yang memang banyak terdapat di wilayah tersebut. Untuk mengangkat air dari bawah tanah ke permukaan adalah dengan cara membendung muara aliran dan membuat sistem pembangkit listrik dari tenaga air. Tenaga listrik yang dihasilkan digunakan untuk memompa air ke permukaan, sehingga untuk mendapatkan air di atas permukaan masyarakat tidak memerlukan biaya. Penerapan dalam Bidang Kesehatan • Dalam bidang kesehatan, Teknologi nuklir dapat digunakan untuk pemeriksaan fungsi organ tubuh, pemeriksaan kesehatan dan penyembuhan terhadap penyakit. Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan penyembuhan penyakit paramedis memerlukan peralatan untuk memudahkan hasil analisis dan menetapkan tindak lanjut dalam penyembuhan penyakit. Terkait dengan hal itu, BATAN sudah memproduksi berbagai peralatan yang dibutuhkan. • Berbagai produk radiosiotop dan radiofarmaka diproduksi untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit yang memiliki fasilitas kedokteran nuklir. Khususnya unsur radioaktif untuk penyembuhan digunakan untuk penyakit tumor atau kanker yang masih sulit disembuhkan apabila hanya dengan operasi atau pengangkatan. • Kerja sama riset dan penguasaan teknologi di bidang kedokteran nuklir terus dibina BATAN dengan berbagai rumah sakit untuk
18
Kris Tri Basuki
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176 meningkatkan kemampuan dalam menangani penyakit-penyakit yang masih sulit disembuhkan dengan teknik konvensional.
kebutuhan listriknya. Saat ini pengoperasian PLTN di negara Perancis telah menyumbangkan hampir 80 % dari seluruh kebutuhan listrik nasionalnya, bahkan kelebihan listriknya telah diekspor. Pengoperasian PLTN juga sangat berperan dalam mengurangi pelepasan emisi gas buang ke udara yang dapat mengakibatkan perubahan iklim dan pemanasan global. Pemilihan Calon lokasi PLTN dilaksanakan berdasarkan persyaratan khusus, dimana lokasi tersebut haruslah memiliki struktur geologi yang kuat, berada di dekat laut, jumlah populasi sedikit, jauh dari pengaruh gempa, tsunami dan lain-lain serta tentu saja dapat diterima oleh masyarakat sekitar. Selain pengembangan penguasaan teknologi PLTN, Litbang iptek nuklir dalam bidang energi juga diarahkan pada beberapa fokus kegiatan lain, yaitu : • Penggunaan teknik nuklir untuk eksplorasi dan manajemen sumber panas bumi/geothermal (di Sibayak, Kamojang dan Lahendong) serta mikro-hidro (dari sungai bawah tanah) di Bribin, Gunung Kidul, DIY. • Introduksi penggunaan Mesin Berkas Elektron (MBE) dalam mereduksi polusi udara (gas SOx dan NOx) dari pembangkit listrik fosil. • Litbang di bidang Fuel-Cell dan bahan bakar (Hidrogen). • Biofuel (bio-diesel-/bioethanol), mutation breeding untuk mendapatkan tanaman penghasil bio-diesel non eadible serta sweet-sorghum untuk bioethanol.
Penerapan dalam Bidang Industri • Dalam bidang industri, Radiasi dapat digunakan untuk mengetahui kondisi cacat atau kerusakan terhadap berbagai peralatan atau mesin proses industri, seperti untuk mengetahui cacat atau kerusakan bodi pesawat terbang, cacat las, cor atau sambungan logam, pengujian column scanning dan lain-lain. • Tidak hanya dari bahan logam, konstruksi bangunan juga dapat diuji dengan radiasi untuk mengetahui apakah kualitas konstruksinya baik atau tidak. Teknik ini pernah dilakukan untuk menguji konstruksi bangunan setelah tertimpa gempa bumi yang besar di Aceh dan Sumatera Barat.
Peran Energi Nuklir untuk Kemajuan Bangsa dan Negara Bangsa dan Negara Indonesia sebagai bangsa yang “besar”, tidak lepas dari permasalahan kemajuan perkembangan Bangsa dan Negara. Salah satu permasalahan nasional yang sangat berhubungan dengan kemajuan bangsa adalah ketersediaan energi. Energi memegang peranan penting dalam mendukung perkembangan bangsa dalam semua bidang kehidupan. Dengan ketidak tersediaan energi yang cukup, maka perkembangan kehidupan suatu bangsa akan tersendat, sebaliknya dengan ketersediaan energi yang cukup, akan mendukung kemajuan bangsa dan negara secara cepat. Dalam bidang Energi, Tenaga nuklir sangat potensial digunakan untuk pembangkit listrik. Sifat dari tenaga nuklir adalah dapat membangkitkan daya listrik dengan kapasitas besar, ramah lingkungan dan ekonomis. Bahan baku tenaga nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN) masih sangat melimpah dan dapat dilakukan daur ulang terhadap bahan bekasnya. Dengan semakin menipisnya bahan bakar fosil, seperti minyak dan batubara untuk pembangkit listrik maka pemerintah sudah merencakan untuk menggunakan PLTN sebagi solusi dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk pembangunan nasional di masa mendatang. Pengalaman pengoperasian PLTN di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea dan India telah memberikan kontribusi yang besar dalam memenuhi
Kris Tri Basuki
KESIMPULAN 1. Peran STTN dalam penyedia SDM IPTEK Nuklir sudah dimulai sejak tahun 1986. 2. Pendidikan di STTN diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri, tanpa mengurangi kurikulum Iptek nuklir untuk Energi. 3. Penerimaan mahasiswa baru hanya pada program serapan lulusan STTN didunia kerja dalam dan luar negri, sambil merawat SDM PLTN khususnya DAFTAR PUSTAKA 1. Keputusan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional No 08/DJ/07/I/1983 tentang Satuan Tugas Persiapan Pendidikan Ahli Teknik Nuklir tahun 1983. 2. Keputusan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional No 81/DJ/V/1984 tentang Satuan Tugas Pengelolaan Pendidikan Ahli Teknik Nuklir tahun 1984.
19
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
3.
4.
5.
6.
7.
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176 Instrumentasi dan Elektromekanika, STTN dengan Peringkat B tahun 2007. 8. UU No 17 tahun 2007 tentang RPJPN 2005 – 2025 9. UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi Mix 2005 – 2025. 10. Keputusan Kepala BATAN memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu SB 77 – 0001.80 : 2005 / SNI – 9001 – 2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Program Diploma IV Bidang Nuklir, tahun 2009 11. Keputusan Ketua STTN No. 225/STTN/X/2009 tentang Pedoman Akademik Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir tahun 2009 12. Keputusan Ketua STTN No. 039/STTN/IV/2010 tentang Rencana Strategis Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir tahun 2010 – 2014
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 1640/D/O/86 tentang Ijin Operasional Pendidikan Ahli Teknik Nuklir tahun 1986. Keputusan Presiden No. 71 tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir tahun 2001. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional No. 360/KA/VII/2001 tentang Organisasi dan Tata Verja Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir tahun 2001. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional No. 542/KA/XI/2002 tentang Statuta Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir tahun 2002 Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Republik Indonesia No. 006/BAN-PT/Ak-IV/XI tentang Prodi Teknokimia Nuklir, Elektronika
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
20
Kris Tri Basuki