SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176
Daftar Isi
PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA SUPRIYONO
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN J/. BabarsariKotakPos
6101/YKBB Yogyakarta. Email:
[email protected]
Abstrak PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA. Telah dilakukan suatu kajian penyiapan SDM (sumber Daya Manusia) yang dihasilkan oleh STTN untuk menyongsong kehadiran PLTN di Indonesia. Dalam makalah ini dibahas tentang kebutuhan SDM yang akan berkiprah pada saat sekarang sampai operasinya PLTN di tahun 2016 serta kebutuhan SDM untuk persia pan PLTN berikutnya. STTN sebagai perguruan tinggi kedinasan dibawah BATAN yang berdiri pada tahun 1985 dengan program Diploma III, pada tahun 2001 ditingkatkan menjadi program Diploma IV dengan Jurusan Teknojisika Nuklir dan Teknokimia Nuklir. Sebagai perguruan tinggi yang menghasilkan Sarjana Sains Terapan yang khusus dalam bidang teknologi nuklir, sudah sepantasnya lulusannya siap menyongsong era PLTN di Indonesia. Kajian dilakukan dengan melakukan penelusuran pustaka, baik karya-karya ilmiah dari Kementerian ESDM, BATAN, maupun dari perguruan tinggi, sedangkan kajian tentang lulusan.STTN dilakukan dengan melihat buku Panduan Akademik STTN dan telaahan langsung di STTN. Hasil kajian menunjukkan bahwa lulusan STTN layak untuk ikut berkiprah pada kegiatan PLTN, baik kegiatan yang langsung berhubungan dengan pembangunan dan pengoperasian PLTN, maupun kegiatan ikutannya. Kata kunci:
Listrik, reaktor nuklir, sumber daya manusia, STTN.
Abstract PREPARING THE NUCLEAR HUMAN RESOURCES IN STTN-BATAN YOGYAKARTA KEEPS UP WITH THE ERA OF NUCLEAR-POWER PLANTS IN INDONESIA. A review was conducted on the preparation of human resource produced by STTN to keep up with the era of Nuclear-Power Plant (NPP) in Indonesia. The review addressed the demand on human resource participating in the recent operation until the fUture operation in 2016 and the demand of human resource for the next plants. STTN as the national college under BATAN was established in 1985 with Diploma III program, and in 2001 it is modified into Diploma IV program with Nuclear Technophysic and Nuclear Technochemistry. As the college which yields the applied science graduates in the Nuclear Technology, it is reasonable that the graduates are ready to take part in the era of Nuclear-Power Plant in Indonesia. The analysis was conducting by reviewing literature, particularly those from the ESDM ministry, BATAN or from colleges. The analysis on the graduate of STTN was conducted by reviewing the academic handbook of STTN or directly observed STTN. The analysis indicated that the graduates of STTN were reasonable to participate in the work of Nuclear-Power Plant, both the immediate activities associating with the development and operation of Nuclear-Power Plant and the supporting activities. Keywodrs: Electricity, Nuclear reactor, human resourse, STTN.
Supriyono
343
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176
PENDAHULUAN Dalam kehidupan manusia modern, listrik adalah suatu kebutuhan pokok yang hams tersedia sebagai mesin penggerak nadi kehidupan. Listrik tidak serta merta muncul sebagai energi yang tiba-tiba datang dari langit, tetapi listrik hams dibangkitkan dari suatu pembangkit listrik buatan manusia. Tidak semua bahan yang ada di bumi saat ini dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, tetapi hanya bahan-bahan tertentu saja yang berpotensi menjadi sumber daya energi. Bahan-bahan tersebut antara lain : minyak bumi, batubara, gas, air, panas bumi, dsb. Ada suatu persoalan yang hams dijadikan perhatian dengan sumber daya energi tersebut, yaitu : 1 Keterbatasan sumber minyak yang dimiliki Indonesia. 2 Keterbatasan lahan dan sumber air di Pulau Jawa. 3 Masalah lingkungan akibat emisi gas berbahaya (SOx, NOx) dan gas rumah kaca. 4 Mahalnya biaya modal awal untuk pembuatan pembangkit daya untuk pembangkit listrik tenaga-tenaga tertentu. Dengan adanya permasalahan tersebut di atas, maka pemerintah telah mengambil langkah-langkah kebijakan, yaitu [Perdanahari, E., 2006]: 1. Mengatur pemanfaatan energi yang efisien, seimbang, berkelanjutan dan akrab lingkungan. 2. Meningkatkan program diversifikasi energi, yaitu penganekaragaman pemanfaatan sumber energi primer non-fosil, serta energi barn dan terbarukan untuk pembangkit tenaga listrik. 3. Menggalakkan program konversi energi. Dari ketiga butir di atas nampak bahwa pemerintah cenderung menggalakkan program konversi energi yang telah dituangkan dalam PERPRES No.5 Tahun 2006 tentang energi barn dan terbarukan. Salah satu program jangka panjang pemerintah untuk membangkitkan listrik adalah penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Menurut rencana pembangunan PLTN akan dimulai pada tahun 2011 dan PLTN pertama akan dioperasikan pada tahun 2016 di Semenanjung Muria [Perdanahari, 2006]. Dalarn pembangunannya, PLTN hams melalui tahapan-tahapan yang
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
344
sudah di rencanakan (Lihat Lampiran 1.). Pada setiap tahapan kegiatan tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional dan handal di bidangnya. Oleh karena itu, jika tahapan yang dilaksanakan mulai tahun 2008 adalah ijin tapak dan 2011 adalah mulai dilakukannya proses pembangunan konstruksi PLTN, maka akan ada kegiatan pekeIjaan yang hams dilaksanakan oleh anak-anak muda lulusan perguruan tinggi yang mempunyai basis pendidikan dalam bidang teknologi nuklir. Untuk menjawab tantangan kesiapan SDM tersebut, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN)-BATAN Yogyakarta sebagai perguruan tinggi kedinasan di bawah BATAN yang berdiri pada tahun 1985 dengan program Diploma III, dan pada tahun 2001 telah ditingkatkan menjadi program Diploma IV dengan Jurusan Teknofisika Nuklir dan Teknokimia Nuklir, yang menghasilkan SaIjana Sains Terapan yang khusus dalam bidang teknologi nuklir, lulusannya siap menyongsong era PLTN di Indonesia. Untuk menguji kesiapan tersebut, telah dilakukan kajian tentang hubungan antara PLTN mulai dari pra konstruksi sampai pembangunan PLTN berikutnya sampai tahun 2024, dengan lulusan STTN ditinjau dari jumlah kuantitatif dan kualitas lulusannya. Dalam kajian ini tidak disinggung jenis PLTN yang akan dipilih/dibangun, sebab asumsinya jenis PLTN apapun yang dipilih akan membutuhkan SDM yang hampir sarna. Diasumsikan untuk sebuah PLTN berdaya 1000 MW dan sampai tahun 2024 akan dibangun sebanyak 4 (empat) buah PLTN. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR Dalam Pedoman Akademik STTN 2006, berdirinya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir dilatarbelakangi atas adanya suatu gagasan diperlukannya program diploma bagi para teknisi. Pada awal tahun 1983, gagasan ini dikembangkan dengan membentuk Satuan Tugas Persiapan Pendidikan Ahli Teknik Nuklir berdasar SK Dirjen BATAN No. 08/DJ/07/I/1983. Mengingat proses untuk melaksanakan tugas tersebut memerlukan waktu, tugas Satgas diperpanjang dengan SK Dirjen BATAN No. 81/DJN/1984, diikuti kemudian dengan pembentukan Satuan Tugas Supriyono
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKART A, 21-22 DESEMBER ISSN 1978-0176
2006
pengelola Pendidikan Ahli Teknik Nuklir dengan SK Dirjen BATAN No. 53/DJIIV/I985. baru pada tanggal 3 Agustus 1985 kegiatan Pendidikan Ahli Teknik Nuklir dengan singkatan PATN di Yogyakarta dibuka dengan resmi oleh Direktur Jendral BATAN, Bapak Ir. Djali Ahimsa. Ijin operasional dari Dirjen Dikti diperoleh sesuai dengan SK Dirjen Dikti No. 1640/D/O/86 tanggal 15 September 1986. Peningkatan PATN (yang menyelenggarakan Program Diploma III ke bawah) menjadi STTN, ditujukan dalam rangka mencukupi kebutuhan SDM terdidik yang terampil dengan kemampuan teknis dan akademis yang lebih baik. Pada bulan Agustus 1999 diadakan pertemuan antara BATAN dengan Depdiknas (dahulu Depdikbud) yang membahas rencana pendirian STTN. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 1999, BATAN mengajukan permohonan pendirian STTN-BATAN ke Depdikbud. STTN-BATAN dinyatakan layak didirikan dengan persetujuan Depdiknas tanggal 15 Maret 2001. Pembukaan Jurusan dan Program Studi di STTN-BATAN Yogyakarta dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada tanggal 20 Maret 2001 dengan 2 Jurusan dan 3 Program Studi, yaitu Jurusan Teknokimia Nuklir dengan 1 Program Studi Teknokimia, dan Jurusan Teknofisika Nuklir dengan 2 Program Studi, yaitu Prodi Elektronika Instrumentasi dan Prodi Elektromekanik. Setelah dilakukan pembahasan antara BATAN dengan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN), akhimya pada tanggal 8 Juni 2001 diterbitkan KEPPRES nomor 71 tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Keputusan ini ditindak lanjuti dengan Keputusan Kepala BATAN Nomor 360/KANII/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja STTN, dan Keputusan Kepala BATAN Nomor 542lKA!XI/2002 tentang Statuta Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir.
dengan mengemban misi menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang mendukung pembangunan dalam bidang teknologi nuklir, menjadikan Sekolah Tinggi yang disegani, melakukan pelayanan prima kepada masyarakat dan konsumen, serta membina kehidupan akademik yang sehat dengan mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya yang tersedia (panduan Akademik STTN, 2006). Untuk terlaksananya visi dan misi tersebut, STTN mempunyai organisasi yang tersusun seperti dalam Lampiran 2. Kompetensi
Agar organisasi dapat berjalan sesuai dengan amanat yang tertuang dalam KEPPRES nomor 71 tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir dan Keputusan Kepala BATAN Nomor 360/KANII/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja STTN, serta Keputusan Kepala BATAN Nomor 542/KA/XI/2002 tentang Statuta Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, maka STTN menfokuskan arah organisasi dengan kompetensi serta harapan peluang kerja kepada lulusannya seperti ditampilkan pada Tabel 1 Infrastruktur
Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, STTN mempunyai fasilitas milik sendiri seperti pada Tabel 2. Fasilitas-fasilitas tersebut di atas berdiri di atas tanah seluas 7585 m2 dan berbentuk bangunan berlantai IV. Selain fasilitas-fasilitas milik sendiri seperti Tabel 2. di atas, proses belajar mengajar juga dilaksanakan di Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Yogyakarta yang memiliki fasilitas, Reaktor Nuklir Kartini, Akselerator, Lab. Proses Bahan Nuklir, Lab. Kimia Analisis, Lab. Proteksi Radiasi, Lab. Pengelolaan Limbah, Bengkel Mekanik, Lab. Elektronika dan Instrumentasi, dsb. Proses belajar mengajar juga dilaksanakan di UGM khususnya di Lab. Pengujian Bahan.
Organisasi
Visi STTN adalah menjadi Sekolah Tinggi idaman terdepan dalam pendidikan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir,
Supriyono
345
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 Tabell. Program Studi, Kompetensi, dan Peluang Kerja Program Studi
Peluan~a
Kompetensi Proses Kimia Proses Kimia Radiasi Analisis Kimia
TEKNOKIMIA
ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI
ELEKTRO MEKANIK
Batan/lndustril Lembaga PenelitianlWirausaha
Proteksi Radiasidan Aplikasi T. Nuklir bidang Industri PengelolaanLingkungan Aplikasi Nuklir/Reaktor Aplikasi Medis Aplikasi Industri Proteksi Radiasidan Aplikasi T. Nuklir bidang Industri Mekanik Elektro InstrumentasiElektromekanik
Batan/lndustri/Lembaga PenelitianlWirausaha
Batan/Lembaga penelitianlWirausaha
Proteksi Radiasidan Aplikasi T. Nuklir bidang Industri
Sumber : Pedoman Akademik STTN (2006)
Tabel 2. Fasilitas STTN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 13. 14.
Nama Ruang Ruang Ketua STTN Ruang Staf Adm. dan Pimpinan Ruang PengelolaJurusan Ruang Kelas RuangWidyaiswara Ruang Badan EksekutifMhs Perpustakaan Ruang Baca Perpustakaan Auditorium Ruang UPPM Musholla WC/Kamar Mandi Ruang Sidang Mobil Dinas
Jumlah 1 9 2 18 1 1 1 1 1 1 1 10 1 5
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Laboratorium Lab. Kimia Dasar Lab. Kimia Organik Lab. Bengkel Mekanik Lab. Bengkel Gelas Lab. Radiografi Lab. X-Ray Lab. Kimia Proses Lab. Elektronika Lab. Komputer Lab. Fisika Dasar Lab. KimiaAnalisis Lab. Bahasa Lab. InstrumentasiNuklir Lab. Listrik
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3
15. 16. 17. 18.
Tempat Parkir Mobil Tempat Parkir Motor Masjid Ruang Pengemudi
1 1 1 1
15. 16. 17. 18.
Lab. Mekatronika Lab. Kendalidan Robotika Lab. GambarTeknik Lab. Proteksi Radiasi
1 1 1 1
12.
Sumber : Data dari STTN.
Staf Pengajar Pada saat ini, jumlah dosen tetap STTN sebanyak 36 orang, yang terdiri dari 1 orang berpendidikan S3, 7 orang berpendidikan S2, 2 orang sedang menempuh program S2, 12 orang berpendidikan SIIDIV dan 3 orang sedang menempuh DIY. Ke 36 orang dosen tersebut, komposisinya adalah seperti yang tertampil pada Tabel 3 dan Tabek 4. Ke 36 dosen tetap tersebut semuanya merupakan alumni fakultas MIPA atau Fakultas Teknik dan 90 % nya berbasis pendidikan
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN
346
nuklir. 15 % dosen STTN merupakan alumni Perguruan Tinggi dari luar negeri (Perancis, Inggris dan Jepang) dan sebagian pemah traininglkursus di luar negeri (Jepang, Australia, Perancis, India, Pakistan, Singapura, Malaysia dan Republik Dominika). Selain didukung oleh 36 orang dosen tetap, STTN juga didukung dosen tidak tetap dari PTAPBBATAN, DGM, UNY, DIN dan Dewan Gereja serta Parisada Hindu, dan Dharma Budha.Dntuk kelancaran administrasi, STTN didukung 33 tenaga administrasi.
Supriyono
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006 ISSN 1978-0176
Tabel3. Jumlah Dosen per Program Studi Berdasarkan Jenjang Pendidikan ProdiElektronikaInstrumentasi Pendidikan Jumlah 83
1
82 8edang 82 81/DIV 8edang DIV Jumlah
2 1 7
ProdiElektroMekanik Pendidikan Jumlah 83 82 2 8edang 82 81/DIV 8 8edang DIV 1 Jumlah 11
11
ProdiTeknikKimia Pendidikan Jumlah 83 82
3
8edang 82 81/DIV 8edang DIV Jumlah
1 8 2 14
Sumber: Data Kepegawaian STTN Tabel 4. Jum1ah Dosen per Program Studi Berdasarkan Pangkat/Golongan Prodi ElektronikaInstrumentasi Pendidikan Jumlah IVD-IVE IVA-IVC 3 IIIC-IIiD 5 lilA-illS 3 Jumlah 11
ProdiELMEK Pendidikan Jumlah IVO-IVE IVA-IVC 4 11iG-IIiD 3 lilA-illS 4 Jumlah 11
ProdiTeknikKimia Pendidikan Jumlah IVD-IVE 1 IVA-IVC' 4 11iG-IIiD 5 iliA-illS 4 Jumlah 14
Sumber : Data Kepegawaian STTN
Perkembangan Jumlah Mahasiswa dan Alumni STTN Di tengah persaingan yang semakin ketat, keberadaan STTN sebagai perguruan tinggi masih mendapat kepercayaan tinggi dari masyarakat, karyawan BAT AN dan Pemda
yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa. Data-data mahasiswa dan alumni selama 5 tahun terakhir ditampilkan pada Tabel5.
Tabel5. Jumlah Mahasiswa dan Alunmi 2001-2006 ProdiELiN ProdiTeknikKimia ProdiELMEK Alja = Alih Jalur. Reg. Reg. TahunAlja Masuk r : Data Sub Bagian Alunmi dan Kemahasiswaan STTN -33 35 38 19 16 -21 -262 12 14 210 13 3-4-0 32 13 27 20 17 15 Alumni Alumni19 26 27 19 Alumni 11 21 18 17 230 676 157 48 57 13 58 13 22 35949 43 147 4 Alja
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
2. Manajemen proyek, meliputi kegiatan penyiapan Dokumen tender beserta pemilihan kontraktor utama. 3. Keteknikan proyek, meliputi penyiapan daya dukung pembangunan PL TN dengan menitik beratkan pada industri dalam negeri. 4. Pengadaan barang, meliputi pengadaan barang untuk pembangunan PLTN. 5. Aktivitas Jaminan KualitaslPengawasan Kualitas, meliputi pembuatan Dokumen
Tahapan Kegiatan Proyek Pembangunan PL TN dan Komponennya Menurut Wardhana, W.A.[3], tahapan kegiatan proyek pembangunan PL TN terdiri atas: 1. Kegiatan Pra Proyek yang meliputi kepastian hukum dan perundang-undangan, studi tapak, studi kelayakan dan sosialisasi.
Supriyono
347
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 3. Apabila dilakukan turn key proyek, proses pembangunan, biasanya disyaratkan bermitra dengan partner dalam negeri, dan dibangun oleh kontraktor dalam negeri dengan komponen import atau lokal. 4. Pembangunan tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak langsung pada industri dalam negeri, yaitu : turnkey maupun local project, 5. Pada kebutuhan komponen dan bahan-bahan pendukung PL TN diperkirakan me1ibatkan peran industri lokal sebesar 25% dari total nilai PL TN (dengan komposisi kebutuhan barang untuk teknik sipil 19 % dan lainnya 6 %). 6. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebelum pembangunan, saat pembangunan dan pada saat beroperasinya PL TN kurang lebih ± 3500 tenaga kerja, baik untuk pekerjaan langsung dengan pembangunan dan pengoperasian PLTN, maupun kegiatan ikutannya. Kegiatan terbesar yang membutuhkan tenaga ketja sebanyak itu adalah kegiatan land clearing, konstruksi dan industri-industri ikutannya. 7. PLTN sebagai lokomotif kegiatan dan pembangunan, sehingga dapat menarik industri lain yang cukup untuk menggerakkan roda kegiatan ekonomi.
keselamatan dan Dokumen pengawasan beserta prosedurnya. 6. Konstruksi PLTN, meliputi pembangunan bangunan utama PL TN dan bangunanbangunan penunjang lainnya. 7. Komisioning. 8. Operasi dan Perawatan PL TN. 9. Perencanaan pembangunan PLTN berikutnya. Menurut Sutrisnanto, A.J. [4]. komponenkomponen dalam pembangunan PL TN terdiri dari : Sistem I.
Sistem perundang-undangan sebagai payung hukum PLTN. 2. Program energi nuklir nasional. 3. Studi kelayakan ekonomi. 4. Studi tentang pembiayaan. 5. Penerimaan publik. 6. Infrastuktur dan studi tapak. 7. Pengembangan distribusi kelistrikan. 8. Transportasi. 9. AMDAL. 10. Regulasi tentang Nuklir. Organisasi I. Tim Persiapan Pembangunan Nasional
PL TN secara
2. 3.
Regulasi Badan Pengawas. Institusi Pe1aksana Pendidikan dan Latihan.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pemilihan dan penyeleksian pemilik PLTN. Perencanaan tentang kedaruratan Nuklir. Pusat penelitian dan pengembangan nuklir. Perencanaan dan rekayasa. Manajemen proyek dan komisioning. Pengadaan bahan bakar PLTN. Manajemen pengelolaan limbah.
Dampak Pada Industri Dalam Negeri Melihat kegiatan dan komponenkomponen yang diperlukan pada proyek PL TN tersebut, Kusnanto [5] menyatakan bahwa pada prinsipnya yang akan dibangun hams terdiri dari 2 (dua) sistem pokok, yaitu: I. Sistem Primer : bagian atau komponenkomponen yang ada pada containment PLTN, bahan bakar nuklir, core/teras reaktor, pompa primer, steam generator, pressurizer, dsb. 2. Sistem Sekunder : bagian atau komponenkomponen yang ada pada sistem sekunder, turbin, generator, kondensor, transmisi listrik, dsb.
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -SATAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Wardhana, W.A.,[3] dan Soentono,[6] menyatakan bahwa untuk membangun sebuah PL TN, diperkirakan diperlukan tenaga kerja langsung seperti yang tercantum dalam Tabel 6. Jika diasumsikan kegiatan awal dimulai tahun 2007, maka ada kemungkinan lulusan STTN tahun 2007 sebanyak 38 lulusan be1um bisa langsung berkiprah pada pembangunan PLTN, tetapi kemungkinan diantara ke 38 lulusan terse but ada sebagian yang direkrut untuk tenaga "training" yang kelak dapat bekerja langsung di PL TN, sedangkan sisanya dapat bekerja di temp at calon-calon pemasok teknologi, jasa maupun barang, baik pemasok dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini dimungkinkan karena lulusan STTN adalah tenaga profesional dalam bidang iptek nuklir. Jika tidak dapat terekrut untuk kegiatankegiatan yang berhubungan dengan PLTN, lulusan STTN masih dapat mengisi posisiposisi sebagai Petugas Proteksi Radiasi.
348
Supriyono
SEMINAR NAS10NAL II SDM TEKNOLOGI NUKL1R YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 1SSN 1978-0176 calon pemasok Teknologi, jasa maupun barang. Dengan bekal ilmu yang kompeten seperti Tabel 1 dan didukung dengan tenaga pengajar yang handal, serta dukungan infrastruktur yang memadai, lulusan STTN masih dapat eksis di bidangnya.
Hal yang sama untuk periode 2008-2010, karena kegiatannya masih banyak yang berbentuk manajemen, maka lulusan STTN angkatan 2004, 2005 dan 2006 masih belum banyak yang direkrut untuk aktivitas pembangunan PLTN. Tetapi sekali lagi, lulusan STTN dapat mengisi industri-industri lokal
Tabel6. Perkiraan Tenaga Kerja Untuk Pembangunan PLTN Jumlah
Jenis Kegiatan
Profesional
Teknisi
Pre Project Project Management
24-38
1-2
- Utility - Main Contractor
48-63
8-11
56-74
27-36
3-4
30-40
Project Engineering Procurement
180-240
130-190
310-430
17-28
8-12
2~0
AQ I QC Activity Plant Construction
30-50
50-70
80-120
Tukang Ahli
2~0
70-100
280-400
2000-2700
2350-3200
Commisioning O&M
38-50
40-60
80-120
158-230
40-55
110-180
20-35
170-270
Licensing & Regulating
45-65
Sumber : [Soentono, 2005]
]
Barn setelah tahun 2011 sid tahun 2016, sebagai tahun pembangunan konstruksi PL TN, dengan asumsi bahwa diantara ribuan orang, 5 % nya harns berkualifikasi nuklir, maka 50 orang lulusan STTN tiap tahun langsung dapat bekerja di pembangunan PLTN. Dari tabel di atas, jika tiap tahun STTN meluluskan 90 orang, maka 50 % nya diasumsikan dapat bekerja di pembangunan PLTN, sedangkan sisanya, sesuai dengan kompetensinya, diasumsikan 25 % bekerja di industri pemasok pembangunan PL TN dan sisanya lagi dapat mengisi jalur-jalur yang sekarang ditempuh para seniornya, yaitu sebagai tenaga PPR di industri nuklir non-energi. Tahun 2011 sid tahun 2016 akan diisi oleh lulusan-lulusan STTN angkatan tahun 2007 sid angkatan tahun 2011. Jika pada tahun 2017 sudah dapat beroperasi 2 buah PL TN seperti yang tergambar pada Lampiran 1, maka seluruh lulusan STTN diharapkan dapat terserap semuanya ke pembangunan PLTN. Untuk tahun 2017 ke atas, untuk 2 buah PLTN, maka dalam operasinya juga diperlukan tenaga berbasis teknologi nuklir paling tidak 20 %. Jika sebuah PL TN memerlukan tenaga ketja 400 orang, maka 2 buah PL TN akan memerlukan tenaga 800 orang, sehingga 20 % dari 800 orang adalah 160 orang. Dan ini dapat dipasok dari 2 angkatan saja, yaitu generasi
Supriyono
349
angkatan 2012 dan angkatan 2013 dari lulusan STTN. Menurut gambar dalam Lampiran 1, jika PL TN berikutnya akan beroperasi tahun 2023 dan 2024, maka pada tahun 2017 sudah akan dimulai kegiatan yang mirip dengan aktivitas pembangunan PL TN sebelumnya, sehingga generasi STTN angkatan 2014 sid 2019 dapat digunakan untuk tenaga pembangunan konstruksi PL TN dan industri-industri pemasoknya, dan generasi angkatan 2020 sid 2026 dipersiapkan sebagai tenaga yang handal dalam pengoperasian PL TN. Dari uraian di atas, dengan adanya rencana pembangunan PLTN 1, 2, 3 dan 4, maka untuk 20 - 25 tahun ke depan, lulusan STTN akan tetap optimis dalam persaingan tenaga kerja,. Hal yang sama juga akan dirasakan oleh dunia industri, khususnya industri nuklir, dimana industri-industri terse but akan lebih ring an bebannya karena telah tersedia SDM yang profesional dengan jumlah yang cukup memadai, yaitu paling tidak setiap tahunnya mulai tahun 2010 jumlah lulusan STTN berkisar antara 90-100 orang. KESIMPULAN 1.
Dapat diprediksi bahwa lulusan STTN mulai angkatan 2003 sid angkatan 2026
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN
SEMINARNASIONALII SDMTEKNOLOGINUKLIR YOGYAKARTA,21-22DESEMBER2006 ISSN 1978-0176 dapat berkiprah dalam era PLTN di Indonesia. 2. Telah tersedia SDM lulusan STTN yang terampil dan professional yang cukup untuk mengisi tenaga kerja, baik untuk job pada pembangunan maupun pada pengoperasian PLTN. 3. Industri-industri nuklir baik untuk energi maupun non-energi tidak perlu mempunyai kekhawatiran terhadap ketersediaan SDM nuklir di Indonesia. 4. Simbiose mutualistis antara STTN dengan industri nuklir dapat dibentuk dengan pola yang saling menguntungkan.
Pertanyaan : Indonesia belum mempunyai pengalaman langsung dalam membangun dan mengoperasikan PLTN, yang secara teknologi agak berbeda dengan reactor riset. Bagaimana strategi STTN dalam mensiasati hal tersebut ?
Dari Herlambang (BAPETEN Jakarta)
Dari Sulaiman (pTAPB-BATAN Yogyakarta)
Jawab : STTN mengenalkan PLTN dengan melalui 4 jalur, yaitu : 1. Jalur kuliah : melalui pelajaran di semester 5 berupa mata kuliah Reaktor dan Pembangkit Daya. 2. Jalur kuliah umum atau kapita selekta dengan mengundang pembicara yang ahli dalam bidang reaktor untuk memberikan kuliah umum dengan topik PLTN. DAFTARPUSTAKA 3. Jalur studi eskursi atau kuliah lapangan dengan mengunjungi Pembangkit Listrik 1. PERDANAHARI, E., 2006, "Kebijakan Pengembangan Ketenaga1istrikan Nasional", yang sudah berjalan di Indonesia. Seminar Sosialisasi Peningkatan Pemahaman 4. Jalur tugas akhir dengan mendorong Masyarakat Terhadap PLTN Sebagai mahasiswa untuk membuat simulasi PLTN. Pembangkit Listrik yang Arnan Bagi Masyarakat,Yogyakarta.. Dari Yusri (BAPETEN) 2. TIM STTN,2006, PedomanAkademikSTTN- Pertanyaan : 1. Belum dijelaskan, kompetensi BATAN. mana SDM dari STTN yang akan masuk ke 3. WARDHANA, W.A., 2006, "Penyiapan pembangunan PLTN. 2. Perlu dilakukan kajian Sumber Daya Manusia Untuk Persiapan tentang lulusan perguruan tinggi lainnya yang Pembangunan dan Pengoperasian PLTN di dapat berpartisipasi pada pembangunan PLTN. Indonesia", Orasi I1miah Widyaiswara, Oleh Pusdiklat- BATAN, Jakarta. Jawab : Dari makalah kami yang ditampilkan 4. SOETRISNANTO,A.J., 2006, "Dampak pada table 6, maka lulusan STTN dapat mengisi PembangunanPLTN TerhadapLingkungandan pos-pos kegiatan anatar lain : Project MasyarakatSekitarTapak", SeminarSosialisasi engineering, AQ/QC Activity, Commisioning, PeningkatanPemahamanMasyarakatTerhadap Licensing dan Regulating (dengan bekeIja pada PLTN Sebagai PembangkitListrik yang Arnan lembaga yang mengurusi lisensi dan regulasi). Bagi Masyarakat,Yogyakarta. Jawaban no. 2, kami belum mengkaji kearah 5. Kusnanto, 2006, "Dampak Pembangunan tersebut, tetapi menarik sebagai masukan. PembangkitListrik TenagaNuklir (PLTN)pada Industri dan Sumber Daya manusia", Seminar Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Dari Solikhah (UAD Yogyakarta) Masyarakat Terhadap PLTN Sebagai Pertanyaan : Mengapa hanya menyoroti SDM Pembangkit Listrik yang Aman Bagi STTN saja ? Masyarakat,Yogyakarta. Jawab : Karena kajian ini akan digunakan 6. SOENTONO, S., 2005,"Bahan Pidato" Di sebagai strategi STTN dalam pengembangan Depan Civitas Akademika STTN-BATAN, kurikulum ke depan dan kajian ini dapat Yogyakarta. menjadi Public Relation STTN kepada pihak7. Data-dataadministrasiSTTN. pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan PLTN di Indonesia. TANYAJAWAB
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN
350
Supriyono
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKART A, 21-22 DESEMBER ISSN 1978-0176
2006
Saran : Dosen STTN supaya distandarisasi seperti perguruan tinggi lainnya. Jawab : Dosen STTN sudah mulai distandarisasi dengan adanya fungsional dosen LAMPlRAN 1:
clan akan dilanjutkan sehingga semua dosesn STTN sudah terstandarisasi.
Beriungsinya bidang energ! nukilr 2005
2015
201U
2025
rabun
Catalan: l1ap unft 1.000 MW~1pffJ'lcn loohooloW ~ yCiJ!
coostrucDcn
fllflil,
cap fqcfor
85 %}
Gambar 1. Rencana Operasi PL TN di Indonesia (Sumber : Soetrisnanto,
Supriyono
351
2006)
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006 ISSN 1978-0176 LAMPlRAN
2. :
nWJQI1 t "'»:y:.:;1""~
··~(,r;lw;""l"OCil:!~ri ::r
.H.*i:.:t;.l~
i
tNi' XMUSf,i;;ot."AH LH r »;:01.1 AJTD1. LMT
Il'E,Q;jiI.
Gambar 2. Struktur Organisasi STTN-BATAN (Sumber: Pedoman Akademik STTN, 2006).
Daftar Isi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN
352
Supriyono