PERAN SDKI DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME PERAWAT
Professor Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) KETUA DPW PPNI JAWA TIMUR & KETUA DIKLAT DPP PPNI
CURRICULUM VITAE Name Address E-mail
: Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) 081339650000 : Jl. Keputih Tegal Timur 62 Surabaya 60111 :
[email protected]
HIGHER, EDUCATION: 1. Doctor, Model of Nursing Care for HIV-AIDS, Postgraduate Programme, Airlangga University, 2005 2. Honours Master of Nursing,, University of Wollongong, New South Wales, Australia, 1997 3. Master of Nursing (Coursework), Univ. Wollongong, NSW, Australia,1996 4. Med. Surgical Nursing, Lambton College, Sarnia Ontario Canada, 1991 5. Diploma III in Nursing, Sutoma Surabaya 1988 ORGANISATION AND WORKING EXPERIENCES : 1. Dean, Faculty of Nursing Airlangga University (2008 – 2010) & (2015 – 2020) 2. Chaiman, AIPNI Regional JAWA TIMUR (2015-2017) 3. Chairman, PPNI Jawa Timur (2015-2020) 4. Head, Education and Training, Dewan Pengurus Pusat PPNI 5. Nursing Manager, Airlangga University Hospital (2011-2015) 6. Head, School of Nursing, Faculty of Medecine, UNAIR (2007 – 2008) 7. Vice Head, Educatin & Training, PPNI East Java Nursing Association (2000 – 2010) PUBLICATION : 1. Books = 20 2. Acredited journal & (national & international)= 100
nursalam-2014
OUTLINES INTRODUCTION SDKI 1. PROFESIONALISME 2. PRAKTIK KEPERAWATAN 3. IMPLEMENTASI SDKI DLM CP 4. CONCLUSION
Introduction SDKI World Class Healthcare Experience
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis Kep: penetapan masalah keperawatan berdasarkan respons pasien dari penyakit yang diderita
DASAR pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil akuntabilitas
Manfaat standarisasi bahasa keperawatan Rutherford, 2008 Membangun komunikasi antar perawat dan tim kesehatan lain yang lebih baik Meningkatkan “visibilitas” intervensi keperawatan
Meningkatkan mutu asuhan keperawatan Meningkatkan proses “data collection” untuk mengevaluasi “Nursing care outcome”
Kepatuhan pada standar asuhan keperawatan menjadi lebih baik Memfasilitasi pengkajian kompetensi keperawatan
Memiliki implikasi untuk pendidikan, riset dan administrasi keperawatan TIM SDKI PPNI 2017
1
PROFESIONALISME
World Class Healthcare Experience
PROFESI Bukan sekedar pekerjaan (vokasi) Melakukan pekerjaan yang khas dan berdasar ilmu profesi terkait serta memperoleh penghargaan profesional atas pekerjaannya tersebut Memerlukan:
– Keahlian (expertise) – Tanggung jawab (responsibility) – Kesejawatan (corporateness)
CIRI UTAMA PROFESI
Memiliki Ilmu pengetahuan
Melalui pendidikan tinggi
Melakukan praktik profesi menggunakan metodologi
Melakukan pengendalian secara otonom melalui mekanisme kredensialing
Memiliki Kode etik profesi
SOCIAL CONTACT PROFESSIONALS Self Credentialing Self licensing
COMMUNITY Privilege
Moral responsibility high standard of competence
Market control Working condition
PROFESIONALISM
William H. Sulivan, Medicine under threat: Professionalism and professional identity, CMAJ 2000: 162(5):673
10
PROFESIONALISME PERAWAT Manusia sebagai klien
Profesi keperawatan
Melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan ilmu keperawatan Terdapat tanggung jawab moral, etik, dan hak asasi manusia sebagai pemberi pelayanan
Pengawalan Kualitas pelayanan
Credentialing
Sertifikasi Ijazah dan SERKOM
Registrasi
Standar untuk dapat dipublikasikan dalam praktik
Lisensi (SIPP) UU 38/2014 PERPU
STR
Kode etik profesi
Bekerja
SDKI Standar profesi dan praktik keperawatan
DEWI IRAWATY
TANGGUNG JAWAB PROFESI Menjalankan profesinya dengan BENAR dan BERTANGGUNG JAWAB dengan mengaplikasikan IPTEK yang sesuai dan up to date Bukan hanya karena ada peraturan, sehingga profesi harus melakukan upaya penjaminan kompetensinya tetapi merupakan kewajiban profesi 12
BENAR Berdasar Ilmu Pengetahuan dan teknologi serta konsep yang secara terus menerus dikembangkan melalui penelitian
BERTANGGUNG JAWAB Dapat diuji atau dapat memberikan penjelasan terhadap keputusan yang diambil dalam melaksanakan pelayanan/pekerjaannya ….. SDKI 13
Desired Professional Image
3H + (honest; humble; helpful)
• • • • 3/14/2012
Terpercaya Penuh Perhatian Randah hati Berkemampuan (Capable)
LEMBAGA UNTUK MENJAGA PROFESSIONALISME – SDKI? • NURSING COUNCIL (BOARD) • ORGANISASI PROFESI (PPNI) • KOLEGIUM KEPERAWATAN INDONESIA (KKI) • MAJELIS KODE ETIK KEP (MKEK) 15
NURSING COUNCIL (BOARD) Instrumen untuk menjaga profesionalisme dan menetapkan standard profesi Dibentuk berdasarkan undang undang dan bertujuan melindungi masyarakat Terdiri dari wakil profesi, wakil masyarakat, dan stake holder lain Menetapkan dan melaksanakan
mekanisme REGISTRASI
Memproses anggota profesi yang melanggar norma profesi (mekanisme pendisiplinan) Medical Practitioners Board of Victoria, Annual Report 2001, Melbourne, 2001
16
ORGANISASAI PROFESI - PPNI Merupakan wadah komunitas profesi yang bertanggung jawab mengawal kaidah keprofesian yang ditetapkan konsil Menetapkan kode etik profesi Memfasilitasi anggota untuk terpenuhi hak dan kewajiban sebagai profesi terutama SERTIFIKASI (uji kom petensi, pelatihan, pertemuan ilmiah dll) Menyuarakan aspirasi keprofesian 17
KOLEGIUM PROFESI sebuah peer group yang terdiri dari spesialisasi tertentu dan dapat merupakan badan kelengkapan organisasi profesi Menjaga integritas pengembangan ilmu pada area spesialisasinya dengan menetapkan standar profesi pada area spesialisasinya Memberikan pengakuan profesionalisme (sertifikat) pada mereka yang telah memenuhi kualifikasi 8 KOLEGIUM: ANAK, MATERNITAS, JIWA, KOMUNITAS, MEDIKAL BEDAH, KEPEMIMPINAN & MANAJEMEN KEP, KARDIOVASKULER, ONKOLOGI18
MKEK
Menangani norma etika profesi Termasuk kode etik dan perangkat terkait etik lainnya Memproses dilemma etika yang dialami anggota Memberikan justifikasi moral atas tindak profesi, pada saat terjadi dilemma moral 19
2
PRAKTIK KEPERAWATAN
World Class Healthcare Experience
LEGAL PRACTICE (UUKep NO. 38/2015)
1. CERTIFICATION (LULUS UJI KOMPETENSI) 2. REGISTRATION (STR): D3, Ners, Sp. 3. LICENSI (SIPP)
4. CREDENTIAL - SDKI
A.Aspek Etik Teori Etik Kode Etik Azas Etik
B.Aspek Hukum UU Kep. 38 Tahun 2014 UU Kes 36 Tahun 2014 KEP MENKES No. 148/2010 & 17/2013
3. Role (ICN – PPNI) 1. PRAKTIK ETIK, LEGAL, PEKA BUDAYA 2. ASUHAN DAN MANAJEMEN KEP 3. PENGEMBANGAN PROFESIONALISME nursalam -2006
A ASPEK ETIK nursalam-2014
SUMBER MASALAH ETIK 1. Dasar-dasar moral makin memudar 2. Dasar & sendi agama makin menipis 3. Perkembangan IPTEK yg meningkat 4. Globalisasi yg menyebabkan persaingan bebas (orientasi pelayanan dari sosial - bisnis) - MEA 5. Kamajuan & perkembangan masyarakat sebagai pengguna jasa: (kesadaran hak; tk. Ekonomi yg meningkat; kesenjangan si kaya dan si miskin; IPTEK meningkat) – PENYAKIT 3 …SI (...GENSI, POSISI, SEBUNGKUS NASI) 6. Perubahan dlm. masyarakat perawat (kurangnya kemampuan - etik; masuknya tenaga LN) – (nursalam, 2000) nursalam -2006
ETHIC BEHAVIOR
Cognitive observed affective recorded psychomotor measured
A C U
Cipta : (the truth) Rasa : (the beauty) Karsa : ( goodness)
GOOD / BAD - CRITERIA – IN PURPOSE – AWARENESS – HAVE KNOWLEDGE – HAVE A CHOICES nursalam -2006
WHAT? ETIK
“ …. doing good and avoiding harm (Bandman & Bandman, 1995:5) – Apa yang harus dilakukan manusia – Apa yang seharusnya dilakukan kepada seseorang – Suatu analisIS proses terhadap suatu tindakan – Berdasarkan ilmu dan nilai & norma di masyarakat
MORAL (apa yg dinilai baik /buruk oleh masyarakat) nursalam-2014
AZAS KEPERAWATAN J-A-B-V-C-F
JUSTICE (Asas Keadilan)
AUTONOMY BENEFICIENCY & NONMALEFICIENCY VERACITY CONFIDENTIALITY FIDELITY
nursalam-2014
B ASPEK LEGAL UU KEP 38/2014 nursalam-2014
NURSING PRACTICE UU 2014 (BAB V), ps. 28 Nursing practices implemented in health care and other appropriate target client. (2) Nursing practice as described in clause (1) consist of: (1)
a. independent nursing practice, dan b. nursing practice in health care facilities (3) Nursing practice as described in clause (1) should be based on the code of ethics, service standards ....
NURSING PRACTICE UU 2014, ps. 29 (1)
In carrying nursing practice, nurse on duty as: a. Nursing care provider b. Counselor for clients c. Nursing services manager d. Nursing researcher e. Implementing tasks based on the delegation of authority, and f. Implementing tasks in certain conditions
NURSING PRACTICE, UU 2014 Ps. 30 AUTHORITY: Clause 2 a.
undertake a holistic nursing assessment;
b.
establish nursing diagnoses;
c.
nursing action plan; carry out nursing actions; referral; evaluating the results of nursing actions community empowerment carry out advocacy in health care community; a partnership in the health care community; conduct health education and counseling; manage cases; and
d. e. f. g. h. i. j. k.
l.
Nursing perform complementary and alternative treatment.
NURSING PRACTICE. UU 2014, ps 40
LIABILITIES a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Completing the infrastructure according to the standard of service .... Provide nursing services according to the standard profession .. Respect the right of clients .... Referring to the case that can not be handled ... Conceal everything that is known ... Documenting nursing care … Provide information that is complete, truthful, clear .... Implement the action devolution of the team .... Carry out special assignments specified government
3
IMPLEMNTASI SDKI DLM MUTU: CLINICAL PATHWAY World Class Healthcare Experience
Standard Akreditasi 2012 Standar PMKP.2.1:
•
Pedoman praktek klinik dan clinical Pathway dan atau protocol klinis digunakan untuk pedoman dalam memberikan asuhan klinik
Clinical Pathway (Firmanda,2005) • Adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah Yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Prinsip dalam dalam penyusunan clinical pathway, Firmanda (2005) a.Seluruh kegiatan pelayanan terintegrasi dan berorientasi fokus terhadap pasien serta berkesinambungan. b.Melibatkan seluruh profesi yang terkait c.Dalam batasan waktu yang telah ditentukan d.Mencatat seluruh kegiatan pelayanan -> komprehensif e. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan clinical pathway varians dan kajian analisis dalam bentuk audit. f. Penyebab varians dikaji (perjalanan penyakit, penyakit penyerta atau komplikasi maupun kesalahan medis). g. Varians tersebut dipergunakan sebagai salah satu parameter dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan.
4 komponen utama clinical pathway, 1. kerangka waktu, (fase pre-operasi, intraoperasi dan pasca-operasi). 2. kategori asuhan (aktivitas yang menggambarkan Asuhan seluruh tim kesehatan yang diberikan kepada pasien) 3. kriteria hasil (hasil yang diharapakan dari askep kriteria jangka panjang) kriteria hasil dari keseluruhan asuhan dan jangka pendek, kriteria hasil pada setiap tahapan pelayanan. 4. pencatatan varian. (mencatat dan menganalisis deviasi dari standar yang ditetapkan dalam clinical pathway)
HOW TO?
nursalam-2014
Forming A Good Questions: EVIDENCE BASED - PICO
P = Patient population or disease of interest (age, gender, ethnicity, with a certain disorder hepatitis) I = Intervention or range of interventions of interest (exposure to disease, prognostic factor A, risk behavior) C = Comparison, you want to compare the intervention against (no disease, placebo or no intervention, prognostic factor B, absence of risk factor) O = Outcome of interest (accuracy of diagnosis, rate of occurrence of adverse outcome) T= THOERY / TIMES
In (P) immobile acute care patients, what is the effect of (I) turning every 2 hours on (O) prevention of pressure ulcers compared with (C) not turning nursalam-MASALAH patients every 2 hours?
P-I-C-O-T (Nancy M. Heddle, 2006) P Consider: • Gender • Age • Diagnostic category • In patient/outpa tient
I Consider: • Dose (low or high) • How to define dose • Platelet type (apheresis, whole blood derived) • Prophylactic and/or therapeutic
C
O
T
Consider: • Standard dose or no platelets • Platelet type (apheresis or therapeutic) • Prophylactic and/or therapeutic
Consider: • Morbidity or mortality • Bleeding (what severity) • Post transfusion platelet count • Corrected count increment • Blood product use
Consider: • How frequently to assess and document bleeding • Platelet count increment at 1 hour versus 24 hours • Duration of followup (i.e., for a specified period after each transfusion or for total duration of platelet dependency
Example Question Question: In adults with a diagnosis of acute myeloblastic leukemia who are receiving prophylactic platelet transfusions, does the transfusion of a high platelet dose (equivalent to 12 whole blood derived platelet products), result in fewer days with bleeding during the period of thrombocytopenia (WHO Grade = 2), compared to a standard dose platelet transfusion(equivalent to 6 whole blood derived platelets) ?
CONTOH: IMPLEMENTASI “PENCEGAHAN PLEBITIS”
EXAMPLE – DATA Pasien TN. X, 65 THN
NY. Y, 58 THN
TN. A, 50 THN
TN B, 68 THN
TNY C, 38 THN
DX MEDIS Tumor Paru dekstra
DX KEPERAWATAN 1. 2. 3. 1.
Intergritas kulit Nyeri akut Resiko ketidakefektifan pola nafas DM tipe 2 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh 2. Kerusakan integritas kulit Selulitis + Ulkus cruris + 1. PK: Hiperglikemia Abses brachialis dextra + DM 2. Kerusakan integritas kulit OMI anteroseptal + DMND III + 1. Penurunan curah jantung DCFC IV + ISK 2. Kelebihan volume cairan & integritas
3. 4. TB Paru + DILI + Dermatitis 1. Atopik 2. 3.
kulit PK: Hiperglikemia PK: Hiponatremia Nyeri akut Mual Kerusakan integritas kulit
EXAMPLE – 1) RESEARH EVIDENCE & BASED THEORY Pasien
Compara sion
Intervensi
317 pasien yang terpasang Menggunakan infus dan dirawat di instrumen VIP bangsal rumah sakit pusat di Portugal
139
427 pasien yang terpasang Menggunakan infus dan dirawat di instrumen VIP rumah sakit Italia
Outcome
Teori
35 orang dari 317 pasien mengalami plebitis
Data dikumpulkan selama 6 minggu (30 Januari – 12 Maret 2010)
276 dari pasien mengalami plebitis
12 pasien dengan aritmia di Infusion nursing standards ICU yang menerima of practise / INS aminoderon melalui IV 0 : tanpa sign and syptomp 4 : ada sign and symptomp
317 Data dikumpulkan tahun 2007. Masing-masing diteliti selama 12-96 jam
12 x kejadian Penelitian Incidence and severity of plebitis dari dilakukan selama 6 phlebitis in patients 24x bulan (2009) receiving peripherally pemasangan infused amiodaron infus
EXAMPLE – 2) EVIDENCED FROM ASSESSMENT
PATIENT & PATIENT VALUES Pasien
Ny. K (P/ 57 tahun) DMND + DCFC IV
Ny. F (P/ 40 tahun) Gastritis akut DM (40thn) Mobilisasi: bebas
Intervensi
Comparasion
Outcome
Teori
Penggantian balutan insersi intravena dengan transparan dressing Mobilisasi: bebas Nutrisi: cukup Personal Hygiene: baik IV cath taka no 22 NaCl 0,9 % 500 cc/24 jam Dopamin 3 mikro/24 jam stand by Furosemid 3 x 40 mg
Pemasangan tanggal Tidak ada tanda 01/01/2015 jam plebitis 19.30 WIB penggantian pada hari ke 4, dan kemudian tiap 3 hari
The Centers for Disease Control and Prevention menganjurkan penggantian katheter stiap 72-96 jam untuk membatasi potensi infeksi (Darmawan, 2008)
Penggantian balutan insersi intravena dengan transparan dressing 1.Nutrisi: cukup 2.Personal Hygiene: baik 3.IV taki no 22 4.Antrain 2x 1000 mg Asering 500 cc /24 jam Primperan 3 x 10 mg
Pemasangan tanggal Tidak ada tanda 01/01/2015 jam plebitis 12.15 WIB penggantian pada hari ke 3
The Centers for Disease Control and Prevention menganjurkan penggantian katheter stiap 72-96 jam untuk membatasi potensi infeksi (Darmawan, 2008)
dr Luwi - PMKP 4 maret 13
45
Panduan Praktik Klinis SMF : Penyakit Dalam RS Universitas Airlangga Surabaya DIABETES MELITUS 1.
Pengertian (Definisi)
Penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada : 1. Kerja insulin (resistensi insulin) di hati (peningkatan produksi gula hepatic) dan di jaringan perifer (otot dan lemak). 2. Sekresi insulin oleh sel beta pancreas 3. Atau keduanya. Klasifikasi Diabetes Melitus (DM) : 1. DM tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya diikuti defisiensi insulin absolut) 2. DM tipe 2 (umumnya mulai dari resistensi insulin) 3. DM tipe lain (defek genetic pada fungsi sel beta, defek genetic pada kerja insulin, penyakit eksokrin pancreas, endokrinopati, diindusi obat, infeksi, bentuk lain immune mediated DM, sindrom genetic lain) 4. DM gestasional
2.
Anamnesis
Keluhan klasik : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.
3.
Pemeriksa an Fisik
Tinggi badan, berat badan, tekanan darah, lingkar pinggang Tanda neuropati. Mata (visus, lensa mata dan retina). Gigi mulut. Keadaan kaki (termasuk rabaan nadi kaki), kulit dan kuku.
4.
Kriteria Diagnosis
1. 2. 3.
4. 5.
5. 6.
Diagnosis Diagnosis Banding
7.
Pemeriksa an Penunjang
Keluhan klasik ditemukan dengan gula darah sewaktu > 200 mg/dl. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl dengan keluhan klasik. Kadar gula plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) ≥ 200 mg/dl (TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air). Pemeriksaan HBA1c ≥ 6,5%, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang terstandarisasi dengan baik. …………………………………………………………………………….........................
………………………………………………………………………………………………. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Hiperglikemia reaktif Toleransi glukosa terganggu Toleransi glukosa puasa terganggu Gula darah puasa dan 2 jam post prandial HbA1C Profile lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida) Kreatinin serum Urinalisa : proteinuria, keton, sedimen Elektrokardiogram Foto sinar –X dada
1.
Terapi
1. 2.
5.
Terapi nutrisi medis (diet DM sesuai anjuran ahli gizi) Latihan jasmani aerobic (jalan kaki, bersepeda, jogging, dan renang) secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) Obat hipoglikemik oral Pemicu sekresi insulin : sulfonylurea dan glinid Peningkatan sensitivitas terhadap insulin : metformin dan tiazolidindion. Penghambat gluconeogenesis (metformin) Penghambat absorpsi glukosa : penghambat glukosidase alfa. DPP-IV (enzim dipeptidyl peptidase-IV) inhibitor Insulin Insulin kerja cepat (rapid acting insulin) Insulin kerja pendek (short acting insulin) Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin) Insulin kerja panjang (long acting insulin) Insulin campuran (premixed insulin) Kombinasi obat antidiabetik oral dan insulin
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Promosi Edukasi Edukasi Edukasi Edukasi Edukasi
3.
4.
2.
Edukasi
3.
Prognosis
4.
Tingkat Evidens Tingkat Rekomend asi Penelaah Kritis Indikator Medis Kepustaka an
5.
6. 7. 8.
perilaku sehat pola diet DM sesuai anjuran ahli gizi kontrol rutin dan penggunaan obat diabetic secara teratur penyulit akut dan kronik DM deteksi dini kelainan kaki risiko tinggi penyakit penyerta DM
Ad vitam : dubia ad bonam/malam Ad sanationam : dubia ad bonam/malam Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam IV C
1. 2. Evaluasi gula darah plasma dan komplikasi 1.
Konsensus Pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus di Indonesia, PERKENI, 2011 Panduan pelayanan medik, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2006
2.
Surabaya ………………………………….2015 Ketua Komite Medik
Ketua SMF...............................................
....................................
...................................... Direktur RS Universitas Airlangga Surabaya,
.......................................................
Contoh: CLINICAL PATHWAYS DIABETES MELITUS Nama Pasien: …………………………………………………… Diagnosis Awal: ……………………………….
R. Rawat Aktivitas Pelayanan
……………. Hari Rawat 1 Hari Sakit: …
Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis: ……………… ……………..kg …………..cm ……………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp) ………………. ………………. ……... hari …….. …………. …………… Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Rawat 6 Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: …
Diagnosis:
Penyakit Utama Penyakit Penyerta Hipertensi Dislipidemia Congective heart failure Komplikasi
Ketoasidosis metabolik Status hipergliemia hyperosmolar Hipoglikemia Makroangiopati pembuluh darah koroner Makroangiopati pembuluh darah tepi Makroangiopati pembuluh darah otak Retinopati diabetik Nefropati diabetik Neuropati Kaki diabetik Disfungsi ereksi
Diabetes Melitus (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-)
(+)/(-)
(+)/(-)
(+)/(-)
(+)/(-)
(+)/(-)
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter
…………..
…………..
Konsultasi Interna Cardio Bedah Syaraf Anestesi Gizi
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-)
Pemeriksaan Penunjang: (+)/(-) (+)/(-)
Darah rutin GDS HbA1C Profile lipid, Ureum/Creatinin SGOT/SGPT Serum ekeltrolit Blood gas analysis EKG Ro Thorax
Tindakan:
………….. (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
GDP/GD2JPP
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
DIAGNOSIS KEP INERVENSI - SIKI
Oksigenasi Pasang IV line Hidrasi cairan Pasang kateter
Obat obatan: Drip insulin sesuai algoritme ……. Unit/jam Drip bicnat …..meq dalam NaCl 0,9%500 cc Drip kalium …..meq dalam NaCl 0,9% 500 cc Insulin short acting 3 x … unit sub cutan Insulin long acting 0 – 0 – 0 - … unit subcutan Antihipertensi Statin 1 x …. mg Obat antidiabetik oral D40% bolus ………………………….. Nutrisi:
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
…………..
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
Aff iv line Aff kateter
Rencana pulang : ………………. Obat oral ……………… ……………….
Diet sesuai anjuran gizi
…………..
Diet DM 25-30 kcal/kgBB/hari + factor penyesuaian (usia > 40 tahun, status gizi, stress metabolic, hamil)
Mobilisasi: Semi fowler Duduk Aktif
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
Hasil (Outcome): Klinis : Penurunan kesadaran Hipertensi Sesak Nyeri dada Hipoglikemia Kaki diabetic
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
…………..
Pendidikan/Rencana Pemulangan: Perjalanan penyakit dan rencana terapi Penjelasan diet makanan Penjelasan untuk kontrol rutin Varians:
Perawat (PPJP)
(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-)
(+)/(-)
Diagnosis Akhir:
Kode ICD 10
Jenis Tindakan:
Jumlah Biaya ………….. Kode ICD 9 – CM
………………
……….. KEP Pasang infus DIAGNOSIS
………………. KEP INTERVENSI
PPDU: ……………
Utama
Diabetes Melitus
PPDS: ……………
Penyerta
Hipertensi
………..
Oksigenasi
……………….
Komplikasi
Dislipidemia CHF Ketoasidosis metabolik
……….. ……….. ………..
Pemasangan kateter ……………………………………… ………………………………………
………………. ………………. ……………….
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP): .............................
Verifikator: ……………… ……
Status hiperglikemia hyperosmolar Hipoglikemia Makroangiopati pembuluh darah koroner Makroangiopati pembuluh darah otak Makroangiopati pembuluh darah tepi Nefropati Diabetik Retinopati diabetik Neuropati Kaki diabetik
………………………………………
……………….
……….. ………..
……………………………………… ………………………………………
………………. ……………….
………..
………………………………………
……………….
………..
………………………………………
……………….
……….. ……….. ……….. ………..
……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ………………………………………
………………. ………………. ………………. ……………….
THE PRINCIPLES OF Quality PATIENT SAFETY “S-T-E-E-E-P”
Safe: avoiding injuries to patients from the care that is intended to help them Timely: reducing waits and sometimes harmful delays for both those who receive and those who give care Effective: providing services based on scientific knowledge to all who could benefit and refraining from providing services to those not likely to benefit (avoiding underuse and overuse) Efficient: avoiding waste, in particular waste of equipment, supplies, ideas, and energy Equitable: FAIR, providing care that does not vary in quality because of personal characteristics such as gender, ethnicity, geographic location, and socioeconomic status Patient-Centered: providing care that is respectful of and responsive to individual patient preferences, needs, and values and ensuring that patient values guide all clinical decisions
nursalam-2014 “STEEEP” Framework outlined by the Institute of Medicine (“IOM”)
APA – QUALITY?
Input
Proces
Service Policy Organisation standard
Output/ Outcome
Delivery service Service standard
• Human • Standar facility
Regulation Regulation
SPO
Satisfaction survey Quality Indicator: Clinic Indicator Service quality Indicator AE: KNC K T D : Sentinel Event
Standar Akreditasi Rumah Sakit v.2012 I. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien Bab 1. Bab 2. Bab 3. Bab 4. Bab 5. Bab 6. Bab 7.
Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK) Hak Pasien dan Keluarga (HPK) Asesmen Pasien (AP) PFP Pelayanan Pasien (PP) PCC Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
II. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit Bab 1. Bab 2. Bab 3. Bab 4. Bab 5. Bab 6.
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
54
III. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Sasaran I
: Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert) Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh
IV. Sasaran Milenium Development Goals Sasaran I
: Penurunan Angka Kematian Bayi dan Peningkatan Kesehatan Ibu
Sasaran II
: Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS
Sasaran III : Penurunan Angka Kesakitan TB
55
No. 1.
AREA KLINIS Asesmen Pasien
INDIKATOR AREA KLINIS Pengkajian awal keperawatan dalam 24 jam Pengkajian awal medis dalam 24 jam
2.
Pelayanan Laboratorium
Waktu tunggu pemerikaan Lab cito
3.
Pelayanan Radiologi
Waktu tunggu pemeriksaan Radiologi cito
4.
Prosedur bedah
Operasi bersih tanpa pemberian profilaxis antibiotik
5.
kesalahan medikasi (medication error) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC);
Kejadian Nyaris Cedera Peresepan Obat
Pencegahan adverse drug event 6.
penggunaan anestesi dan sedasi
Desaturasi Oksigen Intra Anestesia Atau Sedasi
dr Luwi - PMKP 4 maret 13
56
No
AREA KLINIS
INDIKATOR
7.
penggunaan darah dan produk darah;
Analisis reaksi transfusi
8.
Prosedur operasi
Ketidaksesuaian diagnosis pra dan pasca bedah
9.
Kelengkapan RM
Kelengkapan rekam medis
10
pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelaporan;
Ventilator Associated Pnemonia (VAP) Infeksi Aliran Darah (IAD) Infeksi Saluran Kemih (ISK) Infeksi Daerah Operasi (IDO) Hospital Acquired Pneumonia (HAP)
11.
Riset klinis
Penelitian dengan ethical clearance dr Luwi - PMKP 4 maret 13
57
4 . a.
pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien;
b.
pelaporan aktivitas yg diwajibkan o/peraturan per undang-2-an;
c.
manajemen risiko;
d.
manajemen penggunaan sumber daya;
e.
harapan dan kepuasan pasien dan keluarga;
f.
harapan dan kepuasan staf;
g.
demografi pasien dan diagnosis klinis;
h.
manajemen keuangan;
i.
pencegahan & pengendalian dari kejadian yg dapat menimbul
PMK P 3.2
LUWI 21 April 2014 kan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf.
5 .
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
PMK P 3.3
I.
Ketetapan identifikasi pasien
II.
Peningkatan Komunikasi yang efektif
III.
Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai
IV.
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
V.
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
VI.
Pengurangan risiko jatuh
KEPATUHAN MELAKSANAKAN SKP LUWI 21 April 2014
IMPLEMENTASI PADA AREA PELAYANAN
NURSALAM-2004
Instalasi Gawat Darurat Angka keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat (>5 menit) Angka kegagalan pemasangan infus (>2x) Angka kesalahan transfer pasien Angka kesalahan pengambilan darah Angka kesalahan pemberian obat
NURSALAM-2004
INSTALASI RAWAT INAP Angka kejadian phlebitis Angka kejadian decubitus Angka kejadain pasien jatuh Angka kesalahan pemberian obat Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan Angka kesalahan pengambilan darah
NURSALAM-2004
ICU Angka kegagalan pengambilan sampling BGA (>3x) Angka kejadian phlebitis Angka kejadian decubitus Angka kejadian pasien jatuh Angka kesalahan pemberian obat Angka kejadian cedera akibat restrain Angka kejadian terekstubasi NURSALAM-2004
KAMAR OPERASI Insiden kesalahan identifikasi pasien Insiden tertinggalnya kain kasa Angka terjadinya salah penjadwalan operasi Insiden tertinggalnya instrumen Angka kesalahan pemberian obat Angka kejadian pasien jatuh Respon time penyiapan ruangan operasi emergency (<60 menit) NURSALAM-2004
INSTALASI RAWAT JALAN / POLI Angka kesalahan penjadwalan rencana kunjungan Angka kesalahan penjadwalan tindakan Tingka kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat
NURSALAM-2004
B KEPUASAN R-A-T-E-R (Parasuraman) 21/5/2013
NURSALAM-MAKP-2013
69
DIMENSIONS OF SERVICE QUALITY R-A-T-E-R
Reliability: Perform promised service dependably and accurately. Example: receive mail at same time each day.
Assurance: Ability to convey trust and confidence. Give a feeling that customers’ best interest is in your heart Example: being polite and showing respect for customer.
Tangibles: Physical facilities and facilitating goods.
Example: cleanliness. Empathy: Ability to be approachable, caring, understanding and relating with customer needs. Example: being a good listener.
Responsiveness: Willingness to help customers promptly. Example: avoid keeping customers waiting for no apparent reason. Quick recovery, if service failure occurs
C SELF – CARE (katz) 21/5/2013
NURSALAM-MAKP-2013
71
D COMFORT (Visual Aid Scale)
21/5/2013
NURSALAM-MAKP-2013
72
E ANXIETY Zung Self-Rating Anxiety Scale ( SAS / SRAS ) adalah penilaian kecemasan pada pasien dewasa yang dirancang oleh William WK Zung, dikembangkan berdasar gejala kecemasan dalam DSM-II (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1 – 4 (1 : tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagian waktu, 4: hampir setiap waktu. Terdapat lima belas pertanyaan ke arah peningkatkan kecemasan dan lima pertanyaan ke arah penurunan kecemasan. ( Zung Self-Rating Anxiety Scale ( SAS / SRAS ) dalam Ian mcdowell.(2006) Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan sbb: Skor 20 - 44 normal/tidak cemas Skor 45-59 Kecemasan ringan Skor 60-74 Kecemasan sedang Skor 75-80 kecemasan berat
21/5/2013
NURSALAM-MAKP-2013
73
F BEHAVIOR (HBM , DP, PPB)
21/5/2013
NURSALAM-MAKP-2013
74
4
CONCLUSION
World Class Healthcare Experience
Meeting client’s needs now and in the future
Making good contributions to
Patient safety
SUSTAIN QUALITY AND PRODUCTIVITY
(REMEMBER
A-P-I) SDKI Building skills and competency of nurses mtrla/13072010
76
THANK YOU & GOOD LUCK
References
Baras, E., & Boren, S. (2000). Managing clinical knowledge for healthcare improvement (pp. 65-70). Germany: Schattauer Publishing. Dee, C., & Stanley, e. (2005). Nurses’ information needs: nurses’ and hospital librarians’ perspective. J Hosp Librar, 5(2), 1-13. Hallyburton, A., & St. John, B. (2009). Partnering with your library to strengthen nursing research. J Nsg Educ, 49(3), 164-167. McClure, M., & Hinshaw, A. (2002). Magnet hospital revisited. Washington DC: ANA. Pravikoff, D., Tanner, A., & Pierce, S. (2005). Readiness of US nurses for evidence-based practice. AJN, 105(9), 40-51. Rourke, D. (2007). The hospital library as a “Magnet Force”…Med Ref Svcs Quar, 26(3), 47-54. Sherwill-Navarro, P., & Roth, K. (2007). Magnet hospital/magnetic libraries. J Hosp Librar, 7(3), 21-31 Stetler C. et al. (1998). Evidence-based practice and the role of nursing leadership. JONA, 28(7/8), 45-53. Stetler, C. et al. (1998). Utilization-focused integrative reviews. Appl Nurs Res, 11(4).