MDVI
Vol. 38.No.1 Tahun 2011: 22-28
Tinjauan Pustaka
PERAN PLASMA KAYA TROMBOSIT (PLATELET-RICH PLASMA) DI BIDANG DERMATOLOGI Adi Satriyo, Eddy Karta Djukardi, Farida Zubier Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
ABSTRAK Plasma kaya trombosit (PKT) adalah fraksi plasma darah dengan konsentrasi trombosit 3-5 kali di atas nilai normal (konsentrasi trombosit pada whole blood). Trombosit mengandung lebih dari 30 protein bioaktif, berupa faktor pertumbuhan, berbagai sitokin, dan kemokin yang berperan penting pada proses penyembuhan luka, respons akut jaringan terhadap trauma, serta terlibat pada beberapa proses fisiologis selular, misalnya pertumbuhan, diferensiasi, dan replikasi sel. Sifat PKT yang autolog membuatnya relatif aman dan tidak berisiko menimbulkan reaksi alergik atau menularkan penyakit. Tingginya konsentrasi trombosit dan berbagai faktor pertumbuhan di dalamnya, telah membuat PKT dimanfaatkan pada banyak cabang ilmu kedokteran, termasuk dermatologi. Pada bidang dermatologi, PKT telah lama dimanfaatkan untuk penyembuhan luka kulit dan jaringan lunak. Penggunaan PKT di bidang bedah kulit dan dermatologi kosmetik juga berkembang pesat. Pada makalah ini dibahas penggunaan PKT pada ulkus kronis, ulkus diabetikum, luka traumatik akut, luka bakar, peremajaan kulit, kerontokan rambut, dan augmentasi jaringan (MDVI 2011; 38/1:22-28) Kata kunci: Plasma kaya trombosit,
ABSTRACT Platelet-rich plasma (PRP) is a portion of the plasma fraction of blood containing a platelet concentration 3-5 times above baseline (whole blood platelet concentration). Platelet has more than 30 bioactive proteins, such as growth factors, cytokines, and chemokines that play an important role in the process of wound healing, traumatic acute response of the tissue, and in several physiological process, such as cellular growth, differentiation, and replication. The autologous nature of PRP has made it relatively safe and is not associated with any risk of allergic reaction nor disease transmission. The potential benefit of this high concentration of platelet and growth factors in PRP has led to an interest in its use in many fields of medicine, including dermatology. In dermatology, PRP has long been applied in the healing process of various skin and soft tissue injury. There has been also a dramatic increase in the use of PRP in the field of dermatosurgery and cosmetic dermatology.This article highlights the use of PRP in chronic ulcer, diabetic ulcer, acute traumatic injury, burns, skin rejuvenation, hair loss, and soft tissue augmentation. (MDVI 2011; 38/1:22:28 ) Key words: platelet-rich plasma, platelet, growth factors, wound healing
Korespondensi: Jl. Diponegoro 71 Jakarta Pusat Telpon/fax: 021-31935383 Email:
[email protected]
22
A Satriyo dkk
Peran plasma kaya trombosit pada dermatologi
PENDAHULUAN Peran trombosit pada pembekuan darah telah lama diketahui. Selain fungsi tersebut, trombosit juga merupakan sumber berbagai faktor pertumbuhan (growth factors) yang berperan penting pada proses penyembuhan luka, respons akut jaringan terhadap trauma, dan terlibat pada beberapa proses fisiologis selular, misalnya pertumbuhan, diferensiasi, dan replikasi sel. Banyak ahli ingin mendapatkan berbagai manfaat faktor pertumbuhan dan menggunakan beberapa metode untuk mengekstraksi faktor pertumbuhan tersebut, salah satunya dengan membuat plasma kaya trombosit (PKT).1,2 Plasma kaya trombosit (PKT) adalah fraksi plasma darah dengan konsentrasi trombosit 3-5 kali diatas nilai normal (konsentrasi trombosit pada whole blood).3,4 Kepustakaan lain menyebutkan konsentrasi trombosit dalam PKT 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan nilai normal.1 Tingginya konsentrasi trombosit dan berbagai faktor pertumbuhan di dalamnya, telah membuat PKT dimanfaatkan pada banyak cabang ilmu kedokteran, yaitu bedah mulut, bedah plastik, bedah kraniofasial, bedah jantung, ortopedi, neurologi, kedokteran olah raga, dan dermatologi.1,3 Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penggunaan PKT di bidang dermatologi.
TROMBOSIT DAN FAKTOR PERTUMBUHAN Trombosit adalah pecahan sitoplasma megakariosit di sumsum tulang yang bersirkulasi dalam darah. Trombosit tidak memiliki inti, tetapi memiliki organel lain, yaitu mitokondria, mikrotubulus, dan 50-80 granula (,,). Sebuah granula memiliki lebih dari 30 protein bioaktif, berupa faktor pertumbuhan, berbagai sitokin, dan kemokin.3,5,6 Berbagai protein bioaktif dalam granula trombosit beserta fungsinya dapat dilihat pada lampiran 1.
Berbagai protein bioaktif yang ada di dalam granula akan dilepaskan setelah trombosit teraktivasi dan mengalami perubahan bentuk. Zat yang dapat mengaktivasi trombosit disebut agonis trombosit, misalnya asam arakidonat, kalsium, adenosin difosfat, trombin, adrenalin, kolagen, dan ristosetin. Setelah trombosit teraktivasi, granula akan menempel pada membran sitoplasma trombosit dan mengeluarkan berbagai protein bioaktif yang dimilikinya, termasuk faktor pertumbuhan.3,5 Berbagai faktor pertumbuhan penting di dalam trombosit dapat dilihat pada tabel 1.1,7
PENERAPAN PKT PADA BERBAGAI KASUS DERMATOLOGI Pada bidang dermatologi, PKT telah lama dimanfaatkan pada penyembuhan luka kulit dan jaringan lunak di bawahnya. Penggunaan PKT di bidang bedah kulit dan dermatologi kosmetik juga berkembang pesat. Penelitian efektivitas PKT terhadap penyembuhan luka pada kulit pertama kali dilaporkan tahun 1986 oleh Knighton dkk.8 Penyembuhan luka adalah sebuah peristiwa kompleks yang melibatkan berbagai sel dan mediator biokimia, salah satunya adalah trombosit.3 Sebagai respons terhadap kerusakan jaringan, trombosit yang teraktivasi akan membentuk sumbat trombosit dan mengeluarkan berbagai faktor pertumbuhan. Faktor pertumbuhan tersebut berperan penting pada berbagai fase penyembuhan luka (fase inflamasi hingga fase remodeling).1,3,9 Trombosit juga menyimpan protein bioaktif lain, misalnya enzim matrixmetalloproteinase (MMP), faktor koagulasi, faktor kemotaktik, molekul adesi, zat vasoaktif, serta beberapa protein bakterisidal dan fungisidal yang juga berperan aktif pada proses penyembuhan luka.1,4 Invitro, terdapat hubungan antara konsentrasi trombosit dengan proliferasi sel punca
Tabel 1. Berbagai faktor pertumbuhan dalam trombosit Faktor pertumbuhan
Fungsi
Platelet Derived Growth Factor (PDGF)
Stimulasi fibroblas, kemotaktik, stimulasi TGF-, produksi kolagen, peningkatan sintesis proteoglikan
Transforming Growth Factor Beta ˆ(TGF-)
Modulasi proliferasi fibroblas, pembentukan matriks ekstraselular, meningkatkan produksi kolagen oleh fibroblas, faktor kemotaktik neutrofil dan makrofag
Basic Fibroblast Growth Factor (bFGF)
Produksi kolagen, stimulasi angiogenesis, proliferasi mioblas
Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF)
Memicu angiogenesis
Epidermal Growth Factor (EGF)
Memicu diferensiasi sel, angiogenesis, serta proliferasi sel mesenkimal dan epidermal.
Insulin-like Growth factor (IGF)
Memicu proliferasi dan diferensiasi berbagai jenis sel
23
MDVI
mesenkimal, proliferasi fibroblas, dan produksi kolagen tipe I. Hal tersebut mendukung peran PKT untuk mempercepat penyembuhan luka.3 Ulkus Kronis Ulkus kronis sulit sembuh karena terdapat hambatan pada salah satu fase penyembuhan luka.10 Hal ini bisa disebabkan oleh rendahnya kadar berbagai faktor pertumbuhan yang disekresikan trombosit.3,11 Studi eksperimental menunjukkan bahwa keadaan tersebut disebabkan oleh penurunan sintesis, peningkatan degradasi, dan inaktivasi faktor pertumbuhan, sehingga pemberian PKT diharapkan dapat memperbaiki masalah tersebut.9 Faktor pertumbuhan dalam PKT juga berfungsi sebagai mediator interaksi selsel dan sel-matriks yang memicu proliferasi sel punca dan mesenkimal di daerah luka sehingga bermanfaat untuk menimbulkan jaringan granulasi pada fase awal penyembuhan luka kronis.12 Crovetti dkk.9 melaporkan efektivitas terapi topikal konsentrat trombosit dalam bentuk gel pada 24 kasus ulkus kronis karena berbagai sebab (diabetes melitus, trauma, neuropati, insufisiensi vaskular, vaskulitis). Sembilan pasien mengalami re-epitelisasi sempurna, selebihnya mengalami pengurangan ukuran luka >50% ukuran luka sebelum pengobatan. Sebuah uji klinis acak terkontrol yang dilakukan Knighton dkk.13 juga mendapatkan hasil 81% pasien pada kelompok yang diterapi dengan PKT mengalami re-epitelisasi sempurna dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya 15%. Lama rawat inap pasien ulkus kronis yang diterapi dengan PKT juga lebih singkat dibandingkan dengan kontrol (31,5 hari vs. 52,5 hari).14 Penelitian prospektif oleh Knighton dkk.8 terhadap 49 pasien ulkus kronis dengan berbagai etiologi dan lokasi juga menunjukkan efektivitas PKT. Waktu rata-rata yang diperlukan untuk mencapai re-epitelisasi sempurna adalah 10,6+6,1 minggu dan tidak bergantung pada usia pasien, durasi terjadinya ulkus, ataupun lokasi anatomik ulkus. O’Connell dkk.10 meneliti efek pemberian konsentrat trombosit terhadap 21 pasien ulkus kronis di tungkai bawah (12 pasien ulkus venosum dan 9 pasien ulkus nonvenosum) yang tidak berespons dengan pengobatan konvensional. Kesembuhan sempurna dialami 66,7% pasien ulkus venosum dan 44% pasien ulkus nonvenosum selama 12 minggu perawatan. PKT juga dapat dikombinasikan dengan tandur kulit untuk mengatasi ulkus kronis yang besar.15 Ulkus Diabetikum Etiopatogenesis ulkus diabetikum bersifat kompleks dan multifaktorial.16 Sel pasien diabetes melitus (DM) gagal memproduksi berbagai faktor pertumbuhan penting untuk penyembuhan luka dalam jumlah cukup, terutama PDGF, TGF-, VEGF, EGF, KGF (Keratinocyte Growth Factors), dan IGF.6,17 Faktor pertumbuhan juga berperan
24
Vol. 38.No.1 Tahun 2011: 22-28
penting pada angiogenesis, suatu proses yang juga terhambat pada ulkus diabetikum.17 Kadar MMP berlebihan bisa memperlambat penyembuhan luka karena MMP akan mendegradasi matriks ekstraselular, berbagai sitokin, dan banyak faktor pertumbuhan. Aktivitas proteolisis diatur oleh keseimbangan antara enzim MMP dan tissue inhibitor matrix metalloproteinases (TIMP). Pada ulkus diabetikum terdapat ekspresi berlebihan enzim MMP sehingga rasio tersebut terganggu. TGF- meregulasi ekspresi enzim MMP dan TIMP sehingga kadar TGF- yang rendah diduga sebagai penyebab gangguan keseimbangan antara kedua enzim tersebut. Fase inflamasi pada ulkus diabetikum juga memanjang dan pemberian faktor pertumbuhan mampu mempercepat fase inflamasi sehingga dapat masuk ke fase pembentukan jaringan granulasi.16 Studi kohort retrospektif Margolis dkk.18 menunjukkan bahwa ulkus diabetikum yang diterapi dengan konsentrat trombosit (dengan atau tanpa kontrol) memiliki peluang sembuh 14%-59% lebih besar jika diobati dengan penambahan konsentrat trombosit. Hasil tersebut didukung oleh Villela dan Santos19 yang melakukan telaah sistematik terhadap beberapa uji klinis acak terkontrol dan memperlihatkan bahwa PKT mempercepat penyembuhan ulkus diabetikum. Penelitian prospektif Atri dkk.20 menunjukkan efektivitas PKT untuk menimbulkan re-epitelisasi pada ulkus diabetikum dan ulkus venosum (100% pada kelompok studi vs. 11% pada kelompok kontrol). Driver dkk.21 melakukan sebuah uji klinis terkontrol multicentre untuk mengevaluasi efektivitas PKT terhadap ulkus pasien DM tipe 1 dan 2. Didapatkan angka kesembuhan lebih tinggi pada kelompok studi dibandingkan dengan kontrol (68,4% vs. 42,9%) dan waktu penyembuhan juga lebih singkat pada kelompok studi dibandingkan dengan kelompok kontrol (42,9 hari vs. 47,4 hari). Luka Traumatik Akut Selain pada ulkus kronis, PKT dapat digunakan pada penatalaksanaan luka traumatik akut. Penelitian Kazakos dkk.22 memperlihatkan bahwa PKT dapat mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan luka traumatik akut (21,26 hari pada kelompok PKT vs. 40,6 hari pada kelompok kontrol). Nisbet dkk.23 meneliti manfaat pemberian PKT yang dikombinasikan dengan estradiol untuk mempercepat penyembuhan luka traumatik akut pada hewan coba. Evaluasi klinis pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa penyembuhan luka terjadi lebih cepat dengan kandungan hidroksiprolin yang lebih tinggi pada kelompok studi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Luka Bakar Manfaat PKT pada luka bakar belum pasti karena terbatasnya uji klinis PKT pada kasus luka bakar. Pembuatan PKT biasanya dilakukan sebelum operasi atau
A Satriyo dkk
tindakan medis lain, tetapi hal tersebut sulit dilakukan pada pasien luka bakar, mengingat kondisi hemodinamik yang mungkin terganggu. PKT hanya meningkatkan persentase relatif trombosit dalam plasma, sedangkan jumlah absolut trombosit dalam plasma pasien luka bakar mungkin jauh lebih rendah, sehingga efektivitas PKT pada pasien luka bakar tidak dapat disamakan dengan pasien lain.24 Meskipun demikian, terdapat beberapa laporan mengenai efektivitas PKT untuk luka bakar. Aracena dkk.25 melaporkan bahwa pemberian PKT pada 10 pasien dengan luka bakar pada mata mempercepat reepitelisasi pada kelopak mata dan kornea. Penelitian Kazakos dkk.22 memperlihatkan efektivitas PKT pada tatalaksana luka akut dan luka bakar. Secara teori, PKT dapat bermanfaat untuk luka bakar. Namun, PKT menginduksi respons inflamasi hebat pada luka bakar dan dikhawatirkan akan menstimulasi pembentukan jaringan granulasi berlebihan atau parut hipertrofik. Jaringan granulasi berlebihan tidak diharapkan terjadi pada luka bakar dengan defek superfisial atau parsial, tetapi jaringan granulasi tersebut mungkin diperlukan pada luka bakar dengan defek yang dalam (fullthickness burn).24 Peremajaan Kulit PKT dalam bentuk topikal, injeksi, ataupun mesotherapy telah banyak digunakan untuk meremajakan kulit (terutama pada daerah wajah dan leher), menghilangkan keriput, kantung mata, dan striae.26,27 Namun, sebagian besar laporan tersebut hanya berupa pengalaman klinis atau dalam bentuk studi kecil tanpa kontrol yang masih bias karena keterlibatan sponsor (produsen mesin pembuat PKT atau klinik estetika) cukup besar.27 Meskipun demikian, terdapat beberapa penelitian independen yang memperlihatkan aplikasi PKT di bidang dermatologi kosmetik cukup bermanfaat. Redaelli dkk.28 melaporkan serial kasus peremajaan kulit wajah dan leher dengan PKT. Hampir semua pasien mengalami perbaikan tekstur dan elastisitas kulit (didokumentasikan dengan dermoskop). Sebesar 65% pasien mengalami pengurangan kedalaman lipat nasolabial. Kerutan halus (crow’s feet dan cutaneous micro-relief), lipatan kulit horizontal pada leher, serta jaringan parut pasca akne atau oleh sebab lain juga memberikan respons terapi yang baik. Secara keseluruhan pasien merasa puas dengan terapi PKT. Sclafani29 melaporkan efektivitas platelet-rich fibrin matrix (PRFM), suatu modifikasi PKT, untuk mengurangi kedalaman lipatan nasolabial. Lima belas pasien yang diterapi dengan injeksi PRFM intraatau subdermal mengalami penurunan nilai wrinkle assessment score (WAS) yang bertahan hingga 12 minggu pengamatan. Wrinkle injection with autologous platelet-rich plasma study (WIPES) adalah penelitian yang sedang berlangsung untuk menilai efektivitas injeksi PKT intradermal terhadap kerutan di daerah wajah dengan
Peran plasma kaya trombosit pada dermatologi
jumlah sampel besar. Penelitian tersebut diharapkan akan selesai pada tahun 2012.30 Terdapat satu laporan kasus yang menunjukkan bahwa PKT efektif untuk memperbaiki jaringan parut atrofik pascavarisela. Injeksi PKT dilakukan pada empat buah jaringan parut atrofik pascavarisela dengan dosis 0,1 mL/cm2. PKT dibuat dengan sentrifugasi bertingkat sebesar 275 g dan 1164 g masingmasing selama 10 menit. Injeksi dilakukan tiga kali tiap dua minggu.31 Kerontokan Rambut PKT terutama berperan untuk menunjang keberhasilan transplantasi rambut. Berbagai laporan kasus menunjukkan bahwa PKT dapat meningkatkan ketahanan hidup folikel rambut yang akan ditransplantasi serta mempercepat penyembuhan luka di daerah resipien.2 Greco dan Brandt32 melaporkan penggunaan larutan PKT untuk merendam unit folikel rambut 15 menit sebelum implantasi. Faktor pertumbuhan akan berikatan dengan sel punca di daerah bulge folikel rambut sehingga akan teraktivasi dan proses pertumbuhan rambut dapat dimulai. PKT juga dinjeksikan di daerah donor agar penyembuhan luka berlangsung lebih cepat dengan jaringan parut minimal. PKT diduga dapat mengaktivasi folikel rambut dorman. Folikel rambut adalah unit fungsional yang dipengaruhi oleh berbagai sitokin dan faktor pertumbuhan. Secara in vitro, bFGF dilaporkan dapat menimbulkan proliferasi sel papila rambut.33 Faktor pertumbuhan lain, VEGF, adalah mediator utama pertumbuhan folikel rambut. VEGF meningkatkan proses vaskularisasi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan rambut, jumlah folikel yang tumbuh, dan ukuran rambut yang tumbuh.32 Plasma kaya trombosit (PKT) dilaporkan dapat mencegah terjadinya alopesia sikatrikal pasca luka traumatik akut parah. Brandt34 melaporkan PKT mempercepat proses penyembuhan dan dapat mencegah timbulnya alopesia sikatrikal luka traumatik yang parah pada hewan coba. Augmentasi Jaringan Lemak autolog adalah salah satu bahan paling ideal untuk augmentasi dan rekonstruksi jaringan lunak, tetapi masih memiliki kekurangan dalam hal ketahanan hidup di daerah resipien. Berbagai metode telah digunakan untuk memperbaiki hal tersebut, tetapi belum memberikan hasil. Beberapa penelitian membuktikan bahwa PKT dapat meningkatkan ketahanan hidup lemak autolog yang akan ditandur.35 PKT menstimulasi angiogenesis dan aktivitas fibroblas di daerah resipien sehingga viabilitas jaringan lemak akan meningkat.12,36 PKT juga meningkatkan jumlah sel punca adiposit dan diduga dapat mempengaruhi diferensiasi dan maturasi prekursor adiposit sehingga adiposit yang hilang pada proses transplantasi akan digantikan
25
MDVI
oleh adiposit baru yang dapat mempertahankan volumetandur secara keseluruhan.35,36 Sadati dkk.35 melaporkan bahwa pasien pada kelompok studi (lemak autolog + PKT) memperlihatkan retensi volume tandur yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol (lemak autolog saja). Selain itu, angka kejadian ekimosis dan edema pasca operasi lebih rendah pada kelompok studi. Cervelli dkk.36 melaporkan bahwa pasien yang mendapatkan tandur lemak autolog dengan penambahan PKT mampu mempertahankan volume tandur lebih besar dibandingkan dengan pasien yang hanya mendapatkan terapi tandur lemak sesudah satu tahun pengamatan (70% vs. 30%). PEMBUATAN PKT Prinsip pembuatan PKT adalah dengan sentrifugasi whole blood. Sentrifugasi akan membuat whole blood terbagi ke dalam 3 lapisan, yaitu lapisan dasar (eritrosit), lapisan tengah (buffy coat), dan lapisan atas (plasma). Darah tidak boleh disentrifugasi terlalu cepat karena dapat meningkatkan suhu sebagai akibat bertambahnya gaya mekanis. Peningkatan suhu akan menyebabkan perubahan ultrastruktur trombosit sehingga terjadi aktivasi parsial dan hilangnya sebagian kandungan aktif trombosit.3,36 Prasetyo dkk.37meneliti metode pembuatan PKT tanpa bantuan alat sentrifugasi. Pemisahan komponen darah dilakukan dengan gaya gravitasi, seperti pada pemeriksaan laju endap darah dan didapatkan peningkatan kadar trombosit plasma darah endap sebesar 2,5-6 kali lipat dari normal yang dicapai dalam waktu 2-3 jam pengendapan. Alat dan Bahan Sumber pembuatan PKT adalah darah pasien sendiri (autolog), dan jarang dilaporkan pembuatan PKT dari darah pasien lain (homolog). Disarankan penggunaan jarum 18G ketika mengambil darah agar tidak merusak trombosit.4 Darah pasien sebanyak 9 mL dimasukkan dalam tabung vakum sitrat vaquette yang telah berisi 1mL Na-sitrat 3,2% sebagai antikoagulan. Darah tersebut disentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 15 menit atau dengan gaya sebesar 100 g selama 15 menit (konversi satuan kecepatan sentrifugasi dapat dilihat di lampiran 2). Plasma yang diperoleh adalah PKT.5 Beberapa kepustakaan menganjurkan agar sentrifugasi dilakukan dua kali (sentrifugasi bertingkat) agar mendapatkan konsentrasi trombosit yang lebih tinggi.6,38,39 Han dkk.40 melaporkan pembuatan PKT dengan sentrifugasi bertingkat dengan gaya sebesar 220 g selama 15 menit dan 980 g selama 10 menit. Plasma kaya trombosit (PKT) bersifat stabil dan dapat digunakan hingga 8 jam kemudian.7,41 Untuk aktivasi trombosit dan sekresi granula , dapat ditambahkan kalsium (dalam bentuk CaCl2) dan atau trombin. PKT dan
26
Vol. 38.No.1 Tahun 2011: 22-28
larutan aktivator dicampur dengan perbandingan 10:1 (v/v) dan PKT harus digunakan paling lambat 10 menit setelah teraktivasi, karena sesudah 10 menit teraktivasi, trombosit telah mengeluarkan 70% faktor pertumbuhan yang dimilikinya.3,6,38 PKT dapat langsung diaplikasikan dalam bentuk inaktif karena akan teraktivasi sesudah masuk ke dalam tubuh.7 Beberapa perusahaan farmasi telah mengeluarkan mesin pembuat PKT komersial dengan modifikasi dan keunggulan masing-masing. Kualitas PKT yang dihasilkan bergantung jumlah whole blood, jenis antikoagulan, lama dan kecepatan sentrifugasi, sehingga volume akhir dan konsentrasi trombosit yang dihasilkan juga berbedabeda.1,4 Menurut Marx,38 mesin pembuat PKT yang baik harus dapat menghasilkan trombosit yang tidak rusak dengan konsentrasi minimal 1.000.000 sel/L dalam 5mL plasma, serta dapat membuat PKT pada kondisi steril dan bebas pirogen. Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sediaan PKTdan Hasil Terapi Jumlah faktor pertumbuhan yang terdapat dalam PKT tidak sama untuk semua orang karena dapat dipengaruhi usia, kesehatan secara umum, dan hitung trombosit dalam darah.1 Namun, Weibrich dkk.42 menyimpulkan bahwa usia dan jenis kelamin tidak mempengaruhi kadar faktor pertumbuhan dalam PKT. Penelitian Yilmaz dkk.43 memperlihatkan bahwa efektivitas PKT pada penyembuhan luka berkurang secara bermakna pada perokok. Kariyazono dkk.44 melaporkan beberapa obat anti-agregasi trombosit (aspirin, cilostazol, dan ramatroban) dapat mempengaruhi sekresi TGF- dari trombosit. PKT dapat diberikan secara topikal di atas permukaan luka atau secara injeksi (intra- atau subdermal). Belum terdapat panduan mengenai frekuensi optimal penggunaan PKT, tetapi pada umumnya diaplikasikan 1-2 kali tiap minggu.13,28,31
EFEK SIMPANG PKT Sifat PKT yang autolog membuat metode ini relatif aman dan secara teori tidak berisiko menimbulkan reaksi alergik atau menularkan penyakit.1,38 Efek simpang yang mungkin terjadi biasanya ringan dan sementara, berupa ekimosis, eritema ringan, rasa seperti terbakar selama 3 menit sesudah injeksi, dan dermatitis kontak.21,28 Meskipun demikian, terdapat laporan reaksi alergik parah yang timbul sesudah penggunaan PKT dalam bentuk mesoterapi di daerah wajah, tetapi tidak dijelaskan apakah pasien tersebut alergi terhadap PKT atau terhadap antikoagulan dan aktivator yang dipakai.27 Terdapat kekhawatiran bahwa faktor pertumbuhan akan berinteraksi dengan promotor pertumbuhan sel tumor dan memicu terjadinya keganasan pada pasien yang memiliki faktor risiko. Namun, faktor pertumbuhan tidak
A Satriyo dkk
bersifat karsinogenik karena semua faktor pertumbuhan hanya memicu ekspresi gen normal. Selain itu, faktor pertumbuhan hanya bekerja pada membran sel dan tidak pernah memasuki inti sel.23,27,38,41 Sampai saat ini tidak pernah dilaporkan terjadinya jaringan parut hipertrofik ataupun neoplasia pada pasien yang mendapatkan terapi PKT.23,27
PENUTUP Plasma kaya trombosit (PKT) adalah sediaan yang dibuat dengan metode sederhana, efektif, relatif murah dan aman untuk mendapatkan berbagai faktor pertumbuhan autolog.1 Manfaat penggunaan PKT untuk penyembuhan luka telah diperlihatkan oleh berbagai penelitian in vitro, laporan kasus, uji klinis terkontrol, dan telaah sistematik sehingga penggunaannya sebagai terapi tambahan proses penyembuhan luka dapat direkomendasikan. Masih diperlukan banyak uji klinis acak terkontrol dengan sampel besar untuk membuktikan manfaat lain PKT di bidang dermatologi.3,4 Sampai saat ini belum ada kesamaan pendapat mengenai metode atau protokol yang dapat menghasilkan PKT dengan kualitas paling baik.1 Meskipun ada kepustakaan yang melaporkan konsentrasi optimal trombosit dalam suatu sediaan PKT adalah 4-5 kali di atas nilai normal, tetapi konsentrasi ideal trombosit dan faktor pertumbuhan sediaan PKT belum ditentukan secara seragam dan masih menunggu hasil penelitian selanjutnya.1,38,45 DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8.
9.
Cole BJ, Seroyer ST, Filardo G, Bajaj S, Fortier LA. Platelet rich plasma: Where are we now and where are we going? Sports Health: A Multidisciplinary Approach. 2010; 2(3): 603-10. Platelet-rich plasma in hair transplantation. 2009. (disitasi 16 Juni 2010). Tersedia dari:http://www.ishrs.org/articles/platelet-richplasma-in-hair-transplantation.htm. Eppley BL, Pietrzak WS, Blanton M. Platelet-rich plasma: A review of biology and applications in plastic surgery. Plast Reconstr Surg. 2006; 118(6): 147-59. Foster TE, Puskas BL, Mandelbaum BR, Gerhardt MB, Rodeo SA. Platelet-rich plasma: from basic sience to clinical applications. Am J Sports Med. 2009; 37(11): 2259-72. Wirawan R, Shodri. Uji ketelitian dan nilai rujukan agregasi trombosit dengan agonist ADP pada orang Indonesia dewasa di Jakarta menggunakan agregometer chrono-log model 490. Jakarta: Balai Penerbit; 2008. Pietrzak WS, Eppley BL. Platelet-rich plasma: biology and new technology. J Craniofac Surg. 2005; 16(6): 1043-54. Mehta V. Platelet-rich plasma: a review of the science and possible clinical applications. Orthopedics. 2010; 33(2): 111-4. Knighton DR, Ciresi KF, Fiegel VD, Austin LL, Butler EL. Classification and treatment of chronic nonhealing wounds: successful treatment with autologous platelet–derived wound healing factors (PDWHF). Ann Surg. 1986; 204(3): 322-330. Crovetti G, Martinelli G, Issi M, Barone M, Guizzardi M, Campanati B, dkk. Platelet gel for healing cutaneous chronic wounds. Transfus Apher Sci. 2004; 30(2): 145-51.
Peran plasma kaya trombosit pada dermatologi
10. O’Connell SM, Impeduglia T, Hessler K, Wang XJ, Carroll RJ, Dardik H. Autologous platelet-rich fibrin matrix as cell therapy in the healing of chronic lower-extremity ulcers. Wound Rep Reg. 2008; 16(6): 749-56. 11. Ranzato E, Patrone M, Mazzucco L, Burlando B. Platelet lysate stimulates wound repair of HaCaT keratinocytes. Br J Dermatol. 2008; 159(3): 537-45. 12. Cervelli V, Gentile P, Grimaldi M. Regenerative surgery: use of fat grafting combined with platelet-rich plasma for chronic lowerextremity ulcers. Aesth Plast Surg. 2009; 33(3): 340–345. 13. Knighton DR, Ciresi K, Fiegel VD, Schumerth S, Butler E, Cerra F. Stimulation of repair in chronic, nonhealing, cutanous ulcers using thrombocyte-derived wound healing formula. Surg Gynecol Obstet. 1990; 170(1): 56-60. 14. Mazzuco L, Medici D, Serra M, Panizza R, Rivara G, Orecchia S, dkk. The use of autologous platelet gel to treat difficult-to-heal wounds: a pilot study. Transfusion. 2004; 44(7): 1013-18. 15. Chen TM, Tsai JC, Burnouf T. A novel technique combining platelet gel, skin graft, and fibrin glue for healing recalcitrant lower extremity ulcers. Dermatol Surg. 2010; 36(4): 453-60. 16. Diabetic Foot. 2010. (disitasi 14 Juni 2010). Tersedia dari:http://en.wikipedia.org/wiki/Diabetic_foot. 17. Pietramaggiori G, Scherer SS, Mathews JC, Alperovich M, Yang HJ, Neuwalder J, dkk. Healing modulation induced by freeze-dried platelet-rich plasma and micronized allogenic dermis in a diabetic wound model. Wound Reg Rep. 2008; 16(2): 218-25. 18. Margolis DJ, Kantor J, Santana J, Strom BL, Berlin JA. Effectiveness of platelet releasate for the treatment of diabetic neuropathic foot ulcers. Diabetes Care. 2001; 24(3): 483-8. 19. Villela DL, Santos VLG. Evidence on the use of platelet-rich plasma for diabetic ulcer: a systematic review. Growth Factors. 2010; 28(2): 111–16. 20. Atri SC, Misra J, Bisht D, Misra K. Use of homologous platelet factors in achieving total healing of recalcitrant skin ulcers. Surgery. 1990; 108(3): 508-12. 21. Driver VR, Hanft J, Fylling CP, Beriou JM. A prospective, randomized, controlled trial of autologous platelet-rich plasma gel for the treatment of diabetic foot ulcers. Ostomy Wound Manage. 2006; 52(6): 68-70, 72, 74. 22. Kazakos K, Lyras DN, Tilkeridis VK, Tryfonidis M. The use of autologous PRP gel as an aid in the management of acute trauma wounds. Injury. 2009; 40(8): 801-5. 23. Nisbet QH, Nisbet C, Yarim M, Ozak A. The efficacy of plateletrich plasma gel and topical estradiol alone or in combination on healing of full-thickness wounds. 2009. (disitasi 11 Juni 2010). Tersedia dari:http://www.woundsresearch.com/content/the-efficacyplatelet-rich-plasma-gel-and-topical-estradiol-alone-orcombination-healing-ful. 24. Pallua N, Wolter T, Markowicz M. Platelet-rich plasma in burns. Burns. 2010; 36(1): 4-8. 25. Aracena M, Espinosa M, Munoz M, Pereira M. Subconjunctival application of plasma platelet concentrate in the treatment of ocular burns, preliminary results. Arch Soc Esp Oftalmol. 2007; 82(8): 475-82. 26. Physician to physician discussion: platelet rich plasma. 2010. (disitasi 11 Juni 2010). Tersedia dari:http://medicalspamd.com/ physician-to-physician/post/767899. 27. Cosmetic and beauty news: prp fact or fiction? 2009. (disitasi 7 Juni 2010). Tersedia dari:http://www.bolandcell.co.za/COSMETIC-PRP-2010.html. 28. Redaelli A, Romano D, Marcianó A. Face and neck revitalization using platelet-rich plasma (PRP): clinical outcome in a series of 23 consecutively treated patients. J Drugs Dermatol. 2010; 9(5): 466-72. 29. Sclafani AP. Platelet-rich fibrin matrix for improvement of deep nasolabial folds. J Cosmet Dermatol. 2010; 9(1): 66-71. 30. Tan LK. Wrinkle injection with autologous platelet-rich plasma study (WIPES). 2010. (disitasi 18 Mei 2010). Tersedia dari:http://www.clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT01078493. 31. Panonsih RN, Nurhayati, Wirohadidjojo YW. Terapi parut atrofik varisela dengan platelet-rich plasma. Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan PERDOSKI XI. Bali. 7-8 Mei 2010.
27
MDVI
32. Greco J, Brandt RJ. Maximizing the use of autologous platelet rich plasma in hair transplantation surgery. 2010. (disitasi 11 Mei 2010). Tersedia dari:http://grecohairrestoration.com/complex.htm. 33. Ozeki M, Tabata Y. Promoted growth of murine hair follicles through controlled release of basic fibroblast growth factor. Tissue Eng. 2002; 8(3): 359-68. 34. Brandt, R., Blood Recovery Systems. Internet web site posting. 2003 tersedia dari: http://bloodrecovery.com/wound_ba2.htm. 35. Sadati KS, Alexander RW, Corrado AC. Platelet-rich plasma (PRP) utilized to promote greater graft volume retention in autologous fat grafting. Am J Cosmet Surg. 2006; 23(4): 203-11. 36. Cervelli V, Gentille P, Scioli MG, Grimaldi M, Casciani CU, Spagnoli LG, dkk. Application of platelet-rich plasma in plastic surgery: clinical and in vitro evaluation. Tissue Eng. 2009; 15(4): 625-34. 37. Prasetyo P, Maria, Wirohadidjojo YW. Preparasi plasma kaya trombosit dengan gravitasi. Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan PERDOSKI XI. Bali. 7-8 Mei 2010. 38. Marx RE. Platelet-rich plasma (PRP): What is PRP and what is not PRP. Implant Dent. 2001; 10(4): 225-8 39. Kurita M, Kojima EA, Yoshimura K. Platelet-rich plasma: the importance of platelet separation and concentration. Letter to the editor. Plast Reconstr Surg. 2009; 123(3): 1135-7.
28
Vol. 38.No.1 Tahun 2011: 22-28
40. Han J, Meng HX, Tang JM, Li SL, Yang T, Chen ZB. The effect of different platelet-rich plasma concentrations on proliferation and differentiation of human periodontal. Cell Prolif. 2007; 40(2): 241–52. 41. Marx RE. Platelet-rich plasma: evidence to support its use. J Oral Maxillofac Surg. 2004; 62(8): 489-96. 42. Weibrich G, Kleis WKG, Hafner G, Hitzler WE. Growth factor levels in platelet-rich plasma and correlations with donor age, sex, and platelet count. J Craniomaxillofac Surg. 2002; 30(2): 97-102. 43. Yilmaz S, Cakar G, Ipci SD, Kuru B, Yildirim B. Regenerative treatment with platelet-rich plasma combined with a bovine-derived xenograft in smokers and non-smokers: 12-month clinical and radiographic results. J Clin Periodontol. 2010; 37(2): 80–7. 44. Kariyazono H, Nakamura K, Arima J, Ayukawa O, Onimaru S, Masuda H, dkk. Evaluation of anti-platelet aggregatory effects of aspirin, cilostazol and ramatroban on platelet-rich plasma and whole blood. Blood Coagul Fibrinolysis. 2004;15(2): 157-67. 45. Giusti I, Rughetti A, D’Ascenzo S, Milimaggi D, Pavan A, Dell’Orso L, dkk. Identification of an optimal concentration of platelet gel for promoting angiogenesis in human endothelial cells. Transfusion. 2009; 49(4): 771-8. 46. Nomogram for converting maximum relative centrifugal force (RCF, i.e., g-force) to RPM. 2010. (disitasi 15 Juli 2010). Tersedia dari: http://aquaticpath.umd.edu/nomogram.html.