PERAN PERPUSTAKAAN DALAM PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (BATAN) PUSPIPTEK
oleh : Bamas Praspasetyo NIM : 1111025100066
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M
i
ABSTRAK
Bamas Praspasetyo (1111025100066). Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management di BATAN Puspiptek. Di bawah bimbingan Fadhilatul Hamdani, M. Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Jakarta, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perpustakaan dalam menerapkan knowledge management dan mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam menerapkan knowledge management di BATAN Puspiptek. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, kajian pustaka dan observasi. Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 3 (tiga) orang, yang pertama yaitu BP; yang kedua yaitu IS; dan yang ketiga yaitu NA. Informan yang dipilih merupakan bagian penting dalam pelaksanaan penerapan knowledge management di BATAN. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa peran perpustakaan dalam kegiatan knowledge management adalah sebagai fasilitator atau EO (Event Organizer) yang menyiapkan berbagai fasilitas penunjang yang dilakukan oleh CoP (Community of Practice). Adapun unit yang terlibat dalam kegiatan knowledge management ini ada 3 unit yaitu : BSDMO, Pusdiklat dan PPIKSN yang didalamnya terdapat perpustakaan. Selain itu perpustakaan juga menyiapkan fasilitas sarana dan prasarana seperti tempat untuk melakukan knowledge sharing, petunjuk-petunjuknya dan memasukan hasil dari knowledge sharing ke dalam database. Adapun kendala yang dihadapi oleh BATAN dalam melakukan knowledge management ada 3 (tiga), pertama yaitu koordinasi, karena melibatkan 3 (tiga) hal besar yaitu orang, proses, dan teknologi atau bisa disebut dengan koordinasi; kedua budaya umum seorang manusia dalam membagikan ilmu; dan ketiga belum adanya sebuah peraturan resmi dari Kepala BATAN itu sendiri.
Kata kunci : Knowledge Management, Knowedge Sharing, Fasilitator
ii
ABSTRACT
Bamas Praspasetyo (1111025100066). The Library’s Role in the Implementation of Knowledge Management in BATAN Puspiptek. Under the guidance of Fadhilatul Hamdani, M. Hum. Library Science Program Faculty of Adab and Humanities of Jakarta Islamic State University, in 2016. This study aims to determine the role of libraries in applying knowledge management and determine any obstacles encountered in implementing knowledge management in BATAN Puspiptek. This is a descriptive study with qualitative approach. Techniques of data collection using interviews, literature review and observation. Informants in this study is three (3) people, the first is BP; the second is the IS; and the third is NA. Informants who have an important part in the implementation of knowledge management implementation in BATAN. The results of this study stated that the role of libraries in knowledge management activities are as a facilitator or EO (Event Organizer) which prepares various supporting facilities conducted by the CoP (Community of Practice). The units involved in knowledge management activities have 3 units namely: BSDMO, Pusdiklat and PPIKSN which there are libraries. In addition the library also set up infrastructure facilities as a place for making knowledge sharing, directives and include the results of knowledge sharing into the database. The constraints faced by BATAN in doing knowledge management there are three (3), the first is the coordination, because it involves three (3) major things that people, processes, and technology, or can be called by the coordination; The second general culture of a human being in sharing knowledge; and third the lack of an official of the Head of BATAN regulation itself.
Kata kunci : Knowledge Management, Knowledge Sharing, Facilitator
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Atas Rahmat yang dilimpahkan kepada penulis berupa keimanan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management di BATAN Puspiptek”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi ujian kesarjanaan strata 1 (S1) Ilmu Perpustakaan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dengan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, dan alhamdulillah penulisan skripsi ini dapat diselesaikan walaupun tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak baik moril maupun materil. Berkenaan dengan hal itu, melalui kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ; 2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan ; 3. Bapak Mukmin Suprayogi, M. Si, Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan ; 4. Ibu Fadhilatul Hamdani, M. Hum, pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini ; 5. Keluarga Besar Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis ; 6. Lembaga BATAN Puspiptek atau PPIKSN (Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir) yang telah memberikan kesempatan penulis untuk meneliti dan berbagi ilmu serta pengalaman disana. Terutama Kepala Bidang Sistem Informasi Manajemen Nuklir, Bapak Drs. Budi Prasetyo, MT; Kepala Subbidang Manajemen Nuklir Ibu Iis Sustini, A. Md; dan yang terakhir Pustakawan Madya Ibu Dra. Noer’Aida ;
iv
7. Orang Tua dan keluarga penulis, Ayahanda penulis Bapak Bambang Sutarto dan Ibunda penulis Ibu Asnini Juita, serta adik penulis Argosawwa Rizqahu yang selalu tabah, sabar dan memberikan semangat serta doa yang tidak pernah terputus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ; 8. Sahabat-sahabat penulis yaitu Lailatifa Febriana, Riri Ruhiana dan Eko Prayitno. Serta Chaerun Nisa, Anisya, Hafiz, Amirah, Yukha, Jauzi, Chusnul, Donna, Hasbi, dan Fahmi yang telah memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ; 9. Seluruh teman-teman JIP UIN 2011, baik A, B dan C yang telah bersamasama menyelesaikan skripsinya ; 10. Seluruh Keluarga Besar JIP UIN JAKARTA yang selalu memberikan dukungan dan masukannya kepada penulis ; 11. Sahabat-sahabat KKN KAPTEN 2014 Nofia, Priandari, Nidya, Tiwi, Kak Hegia, Derry, Deden, Dimas, Teguh, Arli, Arief, Pandu, dan Ryan yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya ; 12. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat diucapkan saru persatu, Terima kasih untuk segalanya, semoga Allah SWT. Yang membalas semua kebaikan dan doa yang sudah diberikan kepada penulis. Amin
Akhir kata, penulis hanya dapat memanjatkan doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang setara kepada semua pihak atas kebaikan dan bantuannya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ssemua pihak yang memerlukan khususnya di dunia perpustakaan saat ini dan seterusnya.
Jakarta, 22 Juni 2016
Bamas Praspasetyo
v
DAFTAR ISI ABSTRAK ...............................................................................................................i ABSTRACT .............................................................................................................ii KATA PENGANTAR .............................................................................................iii DAFTAR ISI ............................................................................................................v DAFTAR TABEL ....................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1 A. ............................................................................................................. L atar Belakang Masalah ...................................................................................1 B. ............................................................................................................. P embatasan dan Perumusan Masalah ...............................................................9 1......................................................................................................... P embatasan Masalah ....................................................................................9 2......................................................................................................... P erumusan Masalah .....................................................................................10 C. ............................................................................................................. T ujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................................10 1......................................................................................................... T ujuan Penelitian .........................................................................................10 2......................................................................................................... M anfaat Penelitian ........................................................................................11 D. ............................................................................................................. D efinisi Istilah ...................................................................................................11 1......................................................................................................... P eran ............................................................................................................12 2......................................................................................................... P erpustakaan Khusus ...................................................................................12 3......................................................................................................... M anajemen Pengetahuan (Knowledge Management) ...................................12
vi
E. ............................................................................................................. S istematika Penulisan .......................................................................................13 BAB I PENDAHULUAN .............................................................................13 BAB II TINJAUAN LITERATUR ................................................................13 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................13 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................14 BAB V PENUTUP .........................................................................................14 BAB II TINJAUAN LITERATUR ........................................................................15 A. ............................................................................................................. P erpustakaan Khusus ........................................................................................15 1......................................................................................................... P engertian Perpustakaan Khusus .................................................................15 2......................................................................................................... F ungsi dan Tujuan Perpustakaan Khusus ....................................................18 3......................................................................................................... C iri Perpustakaan Khusus ............................................................................19 4......................................................................................................... J enis Layanan Perpustakaan Khusus ...........................................................20 5......................................................................................................... K oleksi Perpustakaan Khusus ......................................................................21 B. ............................................................................................................. P engetahuan (Knowledge) ...............................................................................22 1......................................................................................................... P engertian Pengetahuan ...............................................................................22 2......................................................................................................... J enis Pengetahuan .......................................................................................25 a..................................................................................................... P engetahuan Implisit (Tacit Knowledge) ................................................25 b. ................................................................................................... P engetahuan Eksplisit (Explicit Knowledge) ..........................................26 3......................................................................................................... S umber-Sumber Pengetahuan ......................................................................27
vii
a..................................................................................................... W ahyu .......................................................................................................27 b. ................................................................................................... I ntuisi......................................................................................................28 c..................................................................................................... R asio ........................................................................................................29 d. ................................................................................................... E mpiri ......................................................................................................29 e..................................................................................................... S ejarah .....................................................................................................30 4......................................................................................................... M anfaat Pengetahuan ....................................................................................30 C. ............................................................................................................. M anajemen Pengetahuan (Knowledge Management)........................................31 1......................................................................................................... K arakteristik Manajemen Pengetahuan .......................................................33 2......................................................................................................... F aktor Penting Implementasi Manajemen Pengetahuan ..............................34 a..................................................................................................... M anusia ....................................................................................................34 b. ................................................................................................... L eadership ...............................................................................................35 c..................................................................................................... T eknologi ................................................................................................35 d. ................................................................................................... O rganisasi ................................................................................................35 e..................................................................................................... L earning ..................................................................................................36 3......................................................................................................... T ujuan Manajemen Pengetahuan .................................................................36 D. ............................................................................................................. P eran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management .....................37
viii
E. ............................................................................................................. P enelitian Relevan ............................................................................................39 BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................41 A. ............................................................................................................. J enis dan Pendekatan Penelitian ......................................................................41 B. ............................................................................................................. S umber Data .....................................................................................................42 1......................................................................................................... D ata Primer ...................................................................................................42 2......................................................................................................... D ata Sekunder ..............................................................................................42 C. ............................................................................................................. P emilihan Informan ..........................................................................................43 D. ............................................................................................................. T eknik Pengumpulan Data ...............................................................................45 1......................................................................................................... W awancara ....................................................................................................45 2......................................................................................................... K ajian Pustaka ..............................................................................................45 3......................................................................................................... O bservasi ......................................................................................................46 E. ............................................................................................................. T eknik Analisis Data ........................................................................................46 1......................................................................................................... R eduksi Data ................................................................................................46 2......................................................................................................... P enyajian Data .............................................................................................46 3......................................................................................................... P enarikan Kesimpulan .................................................................................46 F. .............................................................................................................. J adwal Penelitian .............................................................................................47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................48
ix
A. ............................................................................................................. P rofil Objek Penelitian .....................................................................................48 1......................................................................................................... S ejarah BATAN ...........................................................................................48 2......................................................................................................... P rofil BATAN .............................................................................................52 a..................................................................................................... K edudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi ....................................................52 b. ................................................................................................... V isi dan Misi............................................................................................54 c..................................................................................................... T ujuan dan Sasaran .................................................................................54 d. ................................................................................................... P rinsip dan Nilai-Nilai ............................................................................55 3......................................................................................................... P rofil Perpustakaan ......................................................................................56 4......................................................................................................... K oleksi Perpustakaan ...................................................................................58 5......................................................................................................... L ayanan Perpustakaan..................................................................................59 6......................................................................................................... L ayanan Perpustakaan dalam Mendukung NKM (Nuclear Knowledge Management) .............................................................................................64 7......................................................................................................... P elaksanaan Penelitian .................................................................................65 B. ............................................................................................................. H asil Penelitian dan Pembahasan ......................................................................66 1......................................................................................................... P engertian Knowledge Management ...........................................................66 a..................................................................................................... K nowledge Management .........................................................................66 b. ................................................................................................... P engetahuan ............................................................................................67
x
2......................................................................................................... P enerapan Knowledge Management di BATAN .........................................69 a..................................................................................................... P embentukan Tim ...................................................................................69 b. ................................................................................................... U nit yang terlibat dalam Kegiatan Knowledge Management ..................71 c..................................................................................................... S DM dan Teknologi dalam Penerapan Knowledge Management ..........73 3......................................................................................................... P eran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management .................75 a..................................................................................................... P ustakawan..............................................................................................75 b. ................................................................................................... F asilitator ................................................................................................77 c..................................................................................................... P engelola Database .................................................................................77 4......................................................................................................... K endala dalam Penerapan Knowledge Management ...................................78 a..................................................................................................... K oordinasi................................................................................................78 b. ................................................................................................... C ulture (Budaya) .....................................................................................78 c..................................................................................................... P eraturan Resmi Kepala BATAN ...........................................................79 BAB V PENUTUP ...................................................................................................80 A. ............................................................................................................ K esimpulan .......................................................................................................80 B. ............................................................................................................ S aran .................................................................................................................82 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................83 LAMPIRAN – LAMPIRAN BIODATA PENULIS
ix
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Data Primer ............................................................................................. 41 Tabel 3.2 Informan/ Narasumber ............................................................................ 43 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ..................................................................................... 46 Tabel 4.1 Sejarah BATAN....................................................................................... 48 Tabel 4.2 Jumlah Koleksi Bahan Perpustakaan ....................................................... 58
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Jurnal Atom Indonesia ........................................................................... 60
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Lampiran Foto
Lampiran 2
: Draft Wawancara
Lampiran 3
: Transkrip Wawancara
Lampiran 4
: Reduksi Wawancara
Lampiran 5
: Lembar Permohonan Pembimbing
Lampiran 6
: Lembar Tugas Menjadi Pembimbing
Lampiran 7
: Lembar Pergantian Judul Skripsi
Lampiran 8
: Lembar Izin Penelitian
Lampiran 9
: Lembar Penguji Skripsi
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Perubahan dunia saat ini mengarah ke dalam fenomena bahwa sumber ekonomi bukan lagi dalam bentuk money capital atau sumber daya alam, tetapi ke arah knowledge capital. Dalam satu dasawarsa terakhir pengelolaan
pengetahuan
menjadi
salah
satu
metode
peningkatan
produktifitas suatu organisasi, perusahaan atau instansi. Hal ini dapat dipahami karena kompetisi tidak lagi mengandalkan sumber daya alam, tetapi berpindah kepada pemanfaatan sumber daya manusia secara optimal. Pemanfaatan sumber daya manusia melalui potensi kreativitas dan inovasi dapat meningkatkan produktivitas suatu organisasi. Belajar dalam era pengetahuan seperti sekarang ini sangat berbeda dengan belajar di masa lalu. Saat ini dituntut untuk belajar baik sendiri maupun bersama dengan cepat, mudah dan gembira, tanpa memandang waktu dan tempat. Hal ini mendorong berkembangnya konsep organisasi belajar (learning organization) yang menyatukan antara proses belajar dan bekerja. Pada sisi lain pengetahuan yang melekat pada anggota suatu organisasi juga perlu diuji, dimutahirkan, ditransfer, serta diakumulasikan, agar tetap memiliki nilai seperti firman Allah SWT yang berbunyi:1
1
Al – Quran. 58:11
2
yang Artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan keoadamu:”berlapang-lapanglah kamu dalam majelis”, maka lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:”berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadalah, 58:11)”. Hal ini menyebabkan para pakar manajemen mencari pendekatan untuk mengelola pengetahuan yang sekarang dikenal dengan manajemen pengetahuan atau knowledge management (KM). Pengetahuan atau knowledge dianggap sebagai salah satu aset bagi orang yang sangat memegang peranan penting. Pengetahuan yang ada jika tidak dipergunakan dan dijaga dengan baik maka semuanya akan menjadi sia-sia bahkan dapat hilang dengan sendirinya. Pengetahuan yang baik adalah pengetahuan yang dapat digunakan secara terus-menerus (continue) dan dapat dikembangkan, diperbaharui dan dipelihara dengan baik. Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan juga penting, terutama dalam mengembangkan sistem pendidikan yang bermutu. Menyadari akan persaingan yang semakin berat, maka diperlukan perubahan paradigma atau pandangan seseorang yang semula mengandalkan pada resource-based menjadi knowledge-based yang bertumpu pada analisis
3
bidang ilmu pengetahuan tertentu.2 Oleh karena itu, peran pendidikan dan knowledge sharing di kalangan pekerja sangat berdampak besar untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir secara logis yang nantinya akan menghasilkan suatu yang kreatif dan inovatif. Bagi suatu lembaga penelitian, aset pengetahuan dapat berupa individu peneliti dan pengalamannya, hasil penelitian, serta infrastruktur seperti proses, organisasi, sistem, dan metode. Pengetahuan sebagai sumber ilmu berkembang dengan pesat dan tersebar dalam berbagai bentuk, baik tercetak maupun elektronik. Pengetahuan juga dapat hilang dari suatu institusi atau organisasi dikarenakan beberapa sebab, misalnya karena kematian, mutasi kerja, atau bahkan karena pindah kerja ke institusi lain yang menjadi kompetitor. Kehilangan seperti ini merupakan kehilangan aset atau investasi. Dari penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa segala bentuk konkrit hasil karya manusia berawal dari sebuah gagasan yang bersifar abstrak dan hanya ada di dalam pikiran manusia, lalu diturunkan dalam bentuk tindakan kemudian berakhir dengan hasil karya dalam bentuk konkrit. Meskipun sebuah gagasan hanya bersifat abstrak tetapi justru sangat memegang peranan penting sebagai awal lahirnya suatu karya atau produk. Oleh karena itu, dalam satu dasawarsa ini kesadaran manusia akan pentingnya sebuah gagasan meningkat. Hal itu terbukti dengan timbulnya diskusi-diskusi, seminar-seminar dan buku-buku yang bertemakan manajemen pengetahuan (knowledge management). 2
Bambang Setiarso, Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009) h. 1.
4
Suatu organisasi ataupun institusi juga ketika ia ingin mencapai visi dan misinya harus mengelola pengetahuan yang mereka miliki dengan baik, agar nantinya dapat bersaing dengan organisasi yang lain. Salah satu caranya dapat dengan menerapkan manajemen pengetahuan atau knowledge management pada organisasi atau institusi tersebut. Tidak terkecuali dengan keberadaan perpustakaan sebagai institusi, maka untuk menghadapi persaingan dan tuntutan yang semakin banyak memerlukan sebuah terobosan yang baru dengan menerapkan manajemen pengetahuan (knowledge management) agar selalu dapat menjawab setiap tuntutan tugas pelayanan. Pada umumnya, penyelenggaraan sebuah perpustakaan adalah untuk mendukung kelancaran dan meningkatkan kualitas pelaksanaan programprogram
melalui
pemberian
layanan
informasi.
Dengan
demikian
perpustakaan dituntut untuk mampu menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru yang dapat digunakan secara berkelanjutan. Hal ini menjadi latar belakang utama mengapa knowledge sharing begitu penting dalam sebuah perpustakaan.
Pustakawan
juga
dituntut
untuk
melakukan
atau
memberdayakan pengetahuannya dalam mengeksplorasi konsep dari manajemen pengetahuan untuk diterapkan di lingkungan perpustakaan. Perpustakaan dapat mengelola knowledge sharing menjadi sebuah aset yang nantinya akan memberikan nilai lebih bagi perpustakaan itu sendiri sehingga perpustakaan akan terus memiliki inovasi-inovasi baru yang efektif dalam memecahkan suatu masalah.
5
Knowledge management pada awalnya diterapkan dalam dunia bisnis, diterapkan dengan tujuan memperbaiki pengoperasian perusahaan dalam rangka meraih keuntungan dan meningkatkan laba. Seiring dengan kecepatan memperoleh informasi, knowledge management diterapkan pula pada bidang pendidikan (dalam cakupan perpustakaan) sebagai media penyebaran
informasi
secara
luas.3
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 14 Tahun 2011 menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) yang bertujuan untuk yang pertama membantu unit pengelola reformasi birokrasi nasional (UPRBN) dalam mengelola forum manajemen pengetahuan; kedua memberikan pemahaman kepada kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah mengenai knowledge management; ketiga mendorong kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan knowledge sharing yang dapat dimanfaatkan dalam perumusan kebijakan dan benchmarking pelaksanaan reformasi birokrasi.4 Dalam knowledge management dikenal istilah explicit knowledge, yaitu pengetahuan yang telah berwujud misalnya buku, laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya. Selain itu dikenal juga istilah tacit knowledge, yaitu pengetahuan yang masih tersimpan dalam kepala pemiliknya.
3
Bambang Setiarso, Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi. h. 2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dab Reformasi Birokrasi No.14 Tahun 2011, Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Tentang Tujuan Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan bagian Pertama. 4
6
Organisasi merupakan jaringan dari sebuah keputusan para perumus kebijakan dan pengambil keputusan, maka ia perlu dikelola agar keputusan tersebut dapat efektif dan terintegerasi serta ada dampaknya dari keputusan tersebut. Keputusan juga merupakan hasil dari komitmen terhadap tindakan, maka keputusan juga memfasilitasi suatu tindakan dengan mendefinisikan dan mengkolaborasikan maksud dan tujuan serta mengalokasikan sumber daya yang tersedia. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) merupakan lembaga pemerintah non departemen, berada dibawah dan bertanggung jawab terhadap
Presiden.
BATAN
dipimpin
oleh
seorang
kepala
dan
dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian; pengembangan
dan
pemanfaatan
tenaga
nuklir.
BATAN
juga
menyelenggarakan fungsi sebagai Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN; Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan lembaga lain di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BATAN; Pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan jaminan mutu nuklir; Pembinaan pendidikan dan pelatihan; Pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan
7
Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.5 Berdasarkan SK. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Nomor 14 Tahun 2013, Bidang Sistem Informasi Manajemen Nuklir berada di Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) BATAN melalui Subbidang Manajemen Pengetahuan Nuklir (MPN), mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sistem manajemen dan preservasi pengetahuan nuklir berbasis teknologi informasi dan layanan perpustakaan. Salah satu fasilitas untuk media layanan informasi ilmiah yang tersedia adalah perpustakaan. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Nomor 21 Tahun 2014 menyebutkan tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Badan Tenaga Nukkir Nasional (BATAN), bahwa pemenuhan kebutuhan informasi para pelaku litbangyasa di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dilakukan oleh Subbidang Manajemen Pengetahuan Nuklir (MPN) di bawah Bidang Sistem Informasi Manajemen Nuklir (SIMN) pada unit kerja Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN). Subbidang MPN atau dikenal dengan sebutan “Perpustakaan PPIKSN” mempunyai tugas melakukan pengembangan sistem manajemen dan preservasi pengetahuan nuklir berbasis teknologi informasi serta layanan perpustakaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : (a) melakukan preservasi 5
batan
pengetahuan
nuklir;
(b)
melakukan
pengembangan,
Diakses pada 08 Oktober 2016 dari http://www.batan.go.id/index.php/id/home/profil-
8
pendayagunaan dan diseminasi layanan informasi ilmiah; (c) melakukan penyelenggaraan perpustakaan; dan (d) melakukan dokumentasi dan publikasi ilmiah. Perpustakaan BATAN Puspiptek (PPIKSN) merupakan perpustakaan khusus
yang
dimiliki
oleh
sebuah
lembaga
pemerintahan
yang
menyediakan, melayani, dan menyediakan pembinaan teknis sesuai dengan lingkungannya.
Seperti
yang
disebutkan
dalam
Undang-Undang
Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 pasal 25 bahwa perpustakaan khusus menyediakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemustaka di lingkungannya. Selain itu pada pasal 26 berbunyi perpustakaan khusus memberikan layanan kepada pemustaka di lingkungannya dan secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya.6 PPIKSN menempati Gedung 71 lantai dasar di area BATAN dan berlokasi di Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan. Perpustakaan PPIKSN mempunyai tugas melakukan pengembangan sistem manajemen dan preservasi pengetahuan nuklir berbasis teknologi informasi serta layanan perpustakaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : (a) melakukan preservasi
pengetahuan
nuklir;
(b)
melakukan
pengembangan,
pendayagunaan dan diseminasi layanan informasi ilmiah; (c) melakukan penyelenggaraan perpustakaan; dan (d) melakukan dokumentasi dan publikasi ilmiah. Selain itu, Perpustakaan PPIKSN juga mempunyai tugas pengelola sistem informasi bertaraf internasional yang disebut International Nuclear Information System (INIS). 6
Republik Indonesia, Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007) h. 16
9
Banyak fakta yang terjadi di lapangan, ketika ada salah satu pegawai yang sudah diakhir masa baktinya atau dipindahkan ke bidang lain (mutasi) maka ilmu-ilmu yang ada di dalam diri dia tidak dapat langsung diturunkan. Dengan penjelasan di atas, maka BATAN tidak ingin kehilangan aset-aset (pengetahuan) yang dimiliki para pegawainya. Maka dari itu pada tahun 2009,
BATAN
berkeinginan
untuk
mulai
menerapkan
knowledge
management dengan cara mempreservasi pengetahuan-pengetahuan para pegawainya. Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 14 Tahun 2011 yang menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management). Gambaran inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Perpustakaan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Puspiptek tentang bagaimana peran perpustakaan dalam penerapkan knowledge management. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management di BATAN Puspiptek-Serpong”. Dengan alasan karena fenomena tersebut dirasa unik dan belum pernah ada yang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian, yaitu:
10
a. Pemahaman knowledge management di BATAN Puspiptek-Serpong. b. Peran perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN Puspiptek-Serpong. c. Kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN Puspiptek-Serpong.
2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : a. Bagaimana memahami knowledge management di BATAN PuspiptekSerpong? b. Bagaimana
peran
perpustakaan
dalam
penerapkan
knowledge
management di BATAN Puspiptek-Serpong? c. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan knowledge management di BATAN Puspiptek-Serpong?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Peneliti
ingin
mengetahui
bagaimana
pemahaman
knowledge
management di BATAN Puspitek. b. Peneliti ingin mengetahui peran perpustakaan dalam penerapan knowledge management.
11
c. Peneliti ingin mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam menerapkan knowledge management di BATAN Puspiptek.
2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya, yaitu: a. Bagi penulis, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan menulis serta mengetahui bagaimana pemahaman serta proses dari penerapan knowledge management di dalam sebuah lembaga atau organisasi. b. Bagi objek penelitian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kualitas baik untuk perpustakaan dan para staf perpustakaan dalam hal penerapan knowledge management. c. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bacaan berkualitas yang dapat menambah pengetahuan serta wawasan di bidang perpustakaan dan informasi bagi pembacanya, dan juga dapat digunakan sebagai referensi
untuk
penelitian
selanjutnya
dalam
hal
knowledge
management di dalam sebuah lembaga atau organisasi.
D.
Definisi Istilah Untuk memudahkan memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa pengertian istilah yang sering digunakan dalam setiap bab penelitian, diantaranya :
12
1. Peran Peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. 7
2. Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi
lain.8
Perpustakaan
khusus
yang
dimaksud
adalah
Perpustakaan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Puspiptek.
3. Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) merupakan pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima. Melalui knowledge management, organisasi mengidentifikasi pengetahuanpengetahuan yang dimiliki dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan berbagai inovasi. Unuk memperoleh manfaat manajemen pengetahuan yang sebesar-besarnya, organisasi juga aktif
7
Abu Ahmadi. Psikologi Sosial. (Surabaya: PT. Bina Ilmu) h. 50. Republik Indonesia, Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007) h. 3. 8
13
mengidentifikasi dan mengakuisisi pengetahuan-pengetahuan berkualitas yang ada di lingkungan eksternal organisasi.9
E.
Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan ini akan menguraikan secara sistematis mulai dari Bab I sampai Bab V dengan rician sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur Bab ini memuat teori–teori yang berasal dari kajian kepustakaan yang berkaitan dengan gambaran terperinci mengenai perpustakaan khusus,
pengetahuan
(knowledge
(knowledge),
management),
dan
manajemen
peran
pengetahuan
perpustakaan
dalam
penerapan knowledge management. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini akan membahas tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
9
Nurul Hayati, Artikel Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management di Lembaga Riset h. 4-5
14
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membahas tentang profil objek penelitian, hasil dan pembahasan penelitian yang berkaitan dengan peran perpustakaan dalam menerapkan knowledge management di Perpustakaan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Puspiptek. Bab V Penutup Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran yang dibuat oleh peneliti setelah melakukan penelitian di perpustakaan tersebut.
15
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A.
Perpustakaan Khusus 1. Pengertian Perpustakaan Khusus Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu dengan menyesuaikan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi. Dilihat dari perkembangan teknologi informasinya perpustakaan berkembang dari perpustakaan konvensional, elektronik, digital hingga perpustakaan virtual. Namun dari sekian banyak istilah dan jenis perpustakaan, sebenarnya berdasarkan sifat dan golongan besar perpustakaan secara umum terbagi dalam sebuah bentuk perpustakaan khusus dan perpustakaan umum. Perpustakaan
khusus
dapat
diartikan
sebagai
perpustakaan
departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industri perusahaan swasta, BUMN, pusat informasi sampai pada perpustakaan pribadi.1 Mulyadi Achmad Nurhadi memberikan definisi perpustakaan khusus sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh suatu lembaga khusus diluar lembaga perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi. Lembaga yang dimaksud berupa lembaga industri, lembaga perkantoran, lembaga penelitian dan sebagainya.2
1
Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1999) h. 13 2 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus. h. 15
16
Dalam
Kamus
Besar
Ilmu
Pengetahuan
disebutkan
bahwa
perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang menekan koleksinya pada suatu bidang khusus dan bidang-bidang lain yang berhubungan.3 Perpustakaan khusus merupakan suatu jenis perpustakaan yang paling unik jika dibandingkan dengan perpustakaan lain. Perpustakaan khusus yang berada di bawah suatu departemen atau dibawah suatu biro, di bawah suatu bagian, atau bahkan di bawah bidang pemasaran, dan sebagainya. Karena itu sebuah perpustakaan khusus dapat bersifat nasional dengan dipimpin oleh pejabat eselon dua atau dapat pula dipimpin oleh eselon empat, karena letak dan struktur perpustakaan di dalam suatu organisasi dapat bervariasi.4 Perpustakaan khusus merupakan salah satu tempat atau jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/ swasta) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan lingkungannya, atau dapat diartikan juga perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan untuk mendukung visi dan misi lembaga-lembaga khusus dan berfungsi sebagai pusat informasi khusus terutama berhubungan dengan penelitian dan pengembangan. Zaman sekarang dengan arus informasi makin cepat dan bidang keahlian kerja makin berkembang. Perpustakaan harus mampu mengimbangi kebutuhan informasi pegawai yang juga makin beragam. Perpustakaan khusus dituntut untuk lebih berperan aktif dalam
3
Save, M, Dagun. “Perpustakaan Khusus”, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara,1997) Cet.1 h. 840 4 Karmidi Martoatmojo. Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka. 1999) h. 23
17
menjalankan sebuah kegiatan operasional sehari-hari dikarenakan kebutuhan informasi pegawai yang semakin meningkat. Keberhasilan suatu organisasi saat ini tidak dapat terlepas dari ketersediaan informasi bagi para pegawainya. Pegawai yang mengikuti dan memahami informasi terkini mengenai bidang kerjanya menggambarkan kesiapan organisasi tersebut untuk selalu siaga menghadapi perkembangan situasi dan perubahan zaman. Perpustakaan khusus biasanya juga mempunyai karakteristik khusus apabila dilihat dari fungsi, subjek yang ditangani, koleksi yang dikelola, pemakai yang dilayani, dan kedudukannya. Sehingga dari hal tersebut nantinya akan terlihat dengan jelas perbedaannya dengan perpustakaanperpustakaan pada umumnya. Oleh karena itulah, bahan pustaka yang mutakhir selalu harus ada di dalam perpustakaan khusus. Sedangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah memberikan definisi tentang perpustakaan khusus yaitu institusi atau unit kerja mengelola karya tulis, karya cetak, dan karya rekam yang dikelola secara profesional berdasarkan sistem yang baku untuk mendukung kelancaran atau keberhasilan pencapaian visi, misi dan tujuan instansi induk yang menaunginya. Jadi perpustakaan khusus lebih menyediakan informasi ke dalam format yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan penggunanya yang khususnya berasal dari organisasi induknya. 5
5
Badan Standarisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia tentang Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah 7496 (Jakarta: BSN. 2009) h. 2
18
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/ swasta) atau perpustakaan asosiasi yang menangani dan mempunyai misi pada bidang tertentu untuk memenuhi kebutuhan pemakai di lingkungannya baik dalam hal pengolahan maupun pelayanan informasi.
2. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Khusus Perpustakaan
khusus
berfungsi
sebagai
tempat
penelitian,
pengembangan, pusat kajian serta penunjang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia.6 Menurut Arif Budiwijaya, tujuan perpustakaan khusus adalah :7 a. Memberikan pelayanan yang bersifat terbatas pada anggota dalam lingkungan tempat perpustakaan bernaung. b. Merupakan pusat informasi bagi aktivitas badan yang dilayani. c. Mengumpulkan informasi, menyimpan dan secara efektif memberikan literatur dalam segala bentuk. d. Menyediakan bibliografi, sari karangan, reproduksi dan lain-lain dalam bidang khusus.
6
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2003) h.
39 7
Arif Budiwijaya. Pembinaan Koleksi Perpustakaan: Dalam Lokakarya Pembinaan Perpustakaan Khusus Kependudukan (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. 1979) h. 1
19
3. Ciri Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, militer, industri serta perusahaan swasta. Adapun ciri utama sebuah perpustakaan khusus antara lain :8 a. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu saja. b. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan badan induk tempat perpustakaan tersebut bernaung. c. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaan untuk anggota. Dalam melakukan penelitian untuk anggota, sering dipersoalkan seberapa jauh pustakawan harus melakukan penelitian. d. Tekanan koleksi buka pada buku (dalam arti sempit) melainkan pada majalah, pamflet, paten, laporan penelitian, abstrak, atau indeks karena jenis tersebut pada umumnya informasinya lebih mutakhir dibandingkan dengan buku. e. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan. Karena itu perpustakaan khusus menyediakan jasa yang sangat berorientasi ke pemustaka dibandingkan jenis perpustakaan lain.
8
h. 49-50
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1993)
20
4. Jenis Layanan Perpustakaan Khusus Menurut David Tyckoson yang dikutip dari Irnadia Permata Febrina, perpustakaan khusus melayani pengguna dari sebuah instansi tertentu, badan pemerintah, atau suatu organisasi. Agar efektif, perpustakaan harus memenuhi dan melayani kebutuhan informasi penggunanya. Pustakawan harus mengetahui kebutuhan dari penggunanya dan mencerminkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam bentuk koleksi perpustakaan. Para pustakawan bertanggung jawab dalam membantu pengguna menemukan informasi apa yang mereka butuhkan.9 Layanan perpustakaan adalah suatu upaya melayani kebutuhan pemustaka untuk memperoleh bahan perpustakaan atau informasi yang diperlukan. Sistem layanan perpustakaan dapat dibedakan dalam dua cara yaitu sistem layanan terbuka (opened access) dan sistem layanan tertutup (closed access). Sistem layanan terbuka adalah sistem atau cara mengakses yang memungkinkan pemustaka agar dapat masuk ke ruang penyimpanan koleksi perpustakaan, sehingga dapat memilih atau mencari serta mengambil sendiri bahan perpustakaan yang diinginkan pada rakrak koleksi. Sedangkan sistem layanan tertutup adalah sistem atau cara mengakses yang tidak memungkinkan pemustaka dapat memilih dan mengambil sendiri bahan koleksi perpustakaan di rak koleksi. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab VII Bagian Kelima mengenai Perpustakaan Khusus pasal 26 menyebutkan bahwa Perpustakaan khusus memberi layanan 9
Irnadia Permata Febrina. “Evaluasi Layanan Rujukan Instant Mesagging: Studi Kasus di Perpustakaan PDII-LIPI” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. 2012) h. 7
21
kepada pemustaka di lingkungannya dan secara terbatas memberi layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya.10 Dan biasanya di perpustakaan khusus terdapat beberapa layanan diantaranya yaitu layanan baca di tempat, layanan sirkulasi, layanan referensi, dan layanan penelusuran informasi. Dengan demikian layanan perpustakaan khusus adalah suatu upaya melayani pemustaka di lingkungannya atau memberikan layanan yang berada di luar lingkungannya seperti dari sebuah instansi tertentu, badan pemerintah atau suatu organisasi lain secara terbatas untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan dua macam sistem pelayanan yaitu terbuka dan tertutup.
5. Koleksi Perpustakaan Khusus Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna dalam rangka memenuhi informasi yang dibutuhkan.11 Tanpa adanya koleksi yang memadai, maka perpustakaan tidak akan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada para pemustakanya. Dengan kata lain, koleksi yang ada di perpustakaan harus diorientasikan kepada pemustaka sehingga bahan pustaka yang ada dapat dimanfaatkan semua oleh para pemustaka. Dari penjabaran diatas, dapat dijelaskan koleksi perpustakaan khusus adalah koleksi perpustakaan yang diperuntukan bagi pemustaka dan tidak 10
Undang-Undang Dasar 1945 No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Sukarman. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. 2002) h. 17 11
22
terbatas hanya kepada kalangan sendiri tetapi dapat dipergunakan oleh pemustaka dari instansi atau lembaga lain yang bergerak di dalam bidang yang sama sebagai sumber informasi dan bisa juga sebagai prasarana pendidikan, penelitian, pengembangan, dan hiburan bagi para pemustaka.
B.
Pengetahuan (Knowledge) 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan salah satu aset perusahaan yang tidak berwujud. Melalui pengetahuan mengenai kapabilitas perusahaan, kondisi-kondisi eksternal dan perubahan-perubahan yang telah, sedang dan akan terjadi dapat di antisipasi. Nilai ekonomis pengetahuan dapat diperoleh dari penciptaan kinerja superior melalui nilai pelanggan yang tinggi, keuntungan investor dan jenjang karir yang baik bagi karyawan. Menurut Fernandez, pengetahuan atau knowledge adalah : “knowledge refers to information that enables action and decisions or information with direction” 12 Yaitu pengetahuan merupakan informasi yang memungkinkan untuk memproduksi tindakan dan keputusan atau informasi dengan arah tertentu. Menurut Nassery dalam Liebowitz yang dikutip dari Susanti Kurniawati pengetahuan yang digunakan dalam organisasi merupakan interaksi antara dua komponen yaitu human capital dan informasi. Human capital adalah pemikiran dan karakter yang terdiri dari
12
Fernandez, Irma-Becerra et al. Knowledge Management: Challenges, Solutions, And Technologie (New Jersey: Pearson Prentice Hall. 2001) h. 13
23
kompetensi manusia. kompetensi ini ditentukan oleh pengetahuan, imajinasi, intuisi, pendidikan, skill, dan pengalaman yang dipengaruhi oleh emosi dan atribut lain. Sedangkan informasi meliputi dokumentasi pengalaman dan prestasi intelektual manusia, termasuk formula-formula untuk membantu solusi, merupakan kandungan buku, makalah, penelitian, laporan, software, database, CD, dan DVD serta paten.13 Menurut Van Der Spek dan Spijkervet dalam Liebowitz yang dikutip dari Susanti Kurniawati menyatakan : “knowledge is the whole set of insight, experiences and procedures that are considered correct and true and that therefore guide thought, behavior and communication of people.”14 Menurut pengertian ini pengetahuan adalah sebagian besar dari ide, pengalaman dan prosedur yang dianggap benar, mengarahkan untuk berpikir, bertingkah laku dan berkomunikasi dengan orang lain. Sedangkan menurut Turban dalam Liebowitz yang dikutip dari Susanti Kurniawati : “knowledge is information that has been organized and analyzed to make it undertable and applicable to problem solving or decision making.15 Yaitu pengetahuan adalah informasi yang telah diorganisir dan dianalisis agar dapat dipahami dan diaplikasikan untuk memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
13
Susanti Kurniawati, Makalah Knowlegde Management, (Bandung : Prodi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia) h. 1 14 Susanti Kurniawati, Makalah Knowlegde Management, h. 1 15 Susanti Kurniawati, Makalah Knowlegde Management, h. 2
24
Berdasarkan pendapat di atas maka pengetahuan (knowledge) setidaknya memiliki 3 hal penting, yaitu : a. Pengetahuan merupakan kumpulan informasi mengenai intuisi, pengalaman (experience) dan urutan kegiatan (procedure). b. Pengetahuan diorganisir dan dianalisis hingga dapat dimengerti dan diaplikasikan. c. Pengetahuan digunakan sebagai pedoman untuk berpikir, bertingkah laku,
berkomunikasi,
memecahkan
masalah
dan
mengambil
keputusan.
Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui oleh seseorang melalui pengenalan sumber informasi atau ide yang diperoleh sebelumnya baik secara formal maupun informal. Data terdiri dari fakta, observasi atau persepsi (opini). Dalam kata lain data merupakan angka mentah dan sangat mungkin untuk tidak terkait dengan konteks tertentu. Informasi merupakan beberapa data yang memiliki konteks, relevansi dan tujuan. Atau bisa diartikan informasi merupakan manipulasi dari beberapa data mentah untuk memperoleh indikasi yang lebih berarti. Sedangkan pengetahuan merupakan informasi yang memungkinkan untuk memproduksi tindakan dan keputusan. Jadi dengan kata lain pengetahuan berasal dari sekumpulan informasi yang saling terhubung secara sistematik sehingga memiliki makna. Informasi berasal dari datadata yang sudah diolah sehingga memliki arti. Lalu data yang sudah diolah menjadi informasi akan dimiliki oleh seseorang dan tersimpan di
25
dalam otak manusia. Kemudian ketika manusia dihadapkan dengan suatu permasalahan maka informasi yang tersimpan tersebut akan saling terhubung dan akan tersusun secara sistematik sehingga ia memiliki pengetahuan terkait dengan permasalahan yang dihadapinya. Setiap manusia memiliki pengalaman dan pembelajarannya masingmasing dalam bidang kerjanya. Semua pengalaman dan pembelajarannya itu akan menjadi sebuah pengetahuan individu. Manusia di dalam sebuah organisasi akan menjadi sebuah aset penting. Keunikan manusia seperti ini yang seharusnya menjadi pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. Jika sebuah organisasi dapat mengolah dan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) beserta pengetahuan yang mereka miliki, maka organisasi tersebut telah mengelola sebuah nilai tambah yang tidak mungkin disamai oleh organisasi lain.
2. Jenis Pengetahuan Pengetahuan terdiri dari interaksi komponen tipe-tipe pengetahuan. Terdapat dua tipe pengetahuan dalam diri manusia yaitu pengetahuan implisit (tacit knowledge) dan pengetahuan eksplisit (explicit knowledge). a. Pengetahuan Implisit (Tacit Knowledge) Pengetahuan implisit adalah jenis pengetahuan yang sebagian besar berada dalam otak atau ada di dalam pikiran manusia, atau pengetahuan implisit merupakan pengetahuan yang ada di dalam otak manusia dan sulit diungkapkan ke dalam bentuk verbal.
26
Menurut Fernandez, pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang tidak terstruktur yang berada di dalam otak manusia. pengetahuan implisit berupa wawasan (insights), gerak hati (intuitions), dan firasat (hunches) yang sulit diungkapkan dan dibagi kepada orang lain. Pengetahuan implisit biasanya lebih kepada milik personal yang didapatkan melalui pengalaman.16 Pengetahuan implisit ini sangat penting bagi sebuah organisasi, karena pengetahuan implisit merupakan pengetahuan tak berstruktur. Pengetahuan implisit hanya berada di kepala manusia dalam bentuk abstrak. Hal ini menjadi penting karena tidak semua individu akan berada terus-menerus di sebuah organisasi. Jika individu tersebut harus pergi dari organisasi, maka secara otomatis organsisasi tersebut harus mencari individu penggantinya. Dan organisasi itu harus mulai dari awal untuk mendidik pegawai barunya.
b. Pengetahuan Eksplisit (Explicit Knowledge) Pengetahuan eksplisit adalah jenis pengetahuan dan pengalaman yang sudah didokumentasikan, seperti jurnal, buku, artikel tulisan dokumen, database dan email. Pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang telah diejawantahkan berupa tulisan dan angkaangka pada suatu media. Pengetahuan eksplisit ini dapat dibagi secara
16
Fernandez, Irma-Becerra et al. Knowledge Management: Challenges, Solutions, And Technologie, h. 20
27
formal dan sistematis dalam bentuk data, gambar, rekaman suara, video, program komputer, paten, dan sejenisnya.17 Sedangkan menurut Nonaka dan Takeuchi dikutip dari Susanti Kurniawati18 : “explicit knowledge (documented, computer) readily accessible, as well as documented into formal knowledge resources that are often well organized.” Yaitu pengetahuan yang siap diakses, telah didokumentasikan dala sumber pengetahuan formal yang telah diorganisir dengan baik. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa explicit knowledge adalah pengetahuan yang bersumber dari pengetahuan
implisit
(tacit
knowledge)
yang
diartikulasikan,
didokumentasikan, dikodifikasi, diorganisir dalam sebuah media tertentu, misalnya dengan bantuan IT sehingga dapat dengan mudah diakses dan disebarkan ke pihak lain yang membutuhkan.
3. Sumber-Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan merupakan tempat pengetahuan tersebut berasal, diantaranya: a. Wahyu Wahyu dalam arti bahasanya adalah isyarat yang cepat. Wahyu adalah kata masdhar yang memiliki pengertian dasar tersembunyi dan cepat, terkadang juga wahyu digunakan dalam kata isim maf’ul, diwahyukan. Wahyu sendiri secara syara’ adalah sumber pengetahuan 17
Fernandez, Irma-Becerra et al. Knowledge Management: Challenges, Solutions, And Technology, h. 19 18 Susanti Kurniawati, Makalah Knowlegde Management, h. 5
28
yang diberikan Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya. wahyu bukan saja mengajarkan tentang pengetahuan yang bersifat indrawi dan terbatas pada pengalaman, tetapi juga menembus batas waktu dan tempat dalam masalah-masalah yang transedental seperti hari kemudian, latar belakang penciptaan manusia, dan rahasia kehidupan setelah mati. Wahyu adalah sumber pengetahuan yang bersandar pada otoritas Tuhan sebagai sang Maha Ilmu.
b. Intuisi Intuisi berasal dari kata Latin intueri atau intuitus berasal dari gabungan in (pada) dan tueri (melihat), kemudian menjadi bahasa Inggris yaitu intuition. Intuisi dapat diartikan sebagai pengetahuan atau pemahaman terhadap sesuatu yang di dapat secara langsung tanpa menggunakan rasio dan panca indera dan terkadang bersifat bawaan. Jujun S. Suriasumantri menuliskan bahwa intuisi adalah pengetahuan yang di dapat tanpa menggunakan dan melalui kegiatan penalaran tertentu atau keluar dari konteks rasional dan empiris tetapi juga bukan bagian dari wahyu, intuisi dapat berupa pengetahuan yang datang secara tiba-tiba dan seseorang menjadi yakin bahwa itulah kebenarannya.
29
c. Rasio Rasio adalah kata Latin untuk reason dalam bahasa Inggris yang berarti pikiran atau hubungan, dalam bahasa Yunani terdapat padanan katanya yaitu, phronesis, nous, dan logos. Rasio dapat diartikan sebagai
kemampuan
untuk
memikirkan
sesuatu
dan
menyimpulkannya. Rasio yang melahirkan rasionalisme adalah paham yang mengkuduskan akal dengan cara sedemikian rupa, sehingga menempatkan akal sebagai hakim mutlak atas kebenaran sesuatu. Hal ini memberikan pemahaman bahwa sesuatu dapat dianggap menjadi benar ketika sesuatu tersebut dapat dipahami dengan jelas dan terangbenderang oleh akal. Jika sesuatu itu tidak dapat dipahami dengan akal atau tidak masuk akal maka hal tersebut harus dipungkiri keberadaannya atau nonsense.
d. Empiri Empiri diartikan sebagai pengalaman atau berkenalan dengan. Kata empiri diambil dari kata emperia atau empeiros dalam bahasa Yunani, sedangkan dalam bahasa Latin disebut experentiai. Paham yang menganut empiri disebut dengan empirisme yaitu doktrin bahwa sumber pengetahuan harus dicari dari pengalaman. Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan yang didapatkannya adalah melalui pengalaman konkret, gejala-gejala alam menurut mereka dapat diamati melalui panca indera, karena jika diteliti lebih lanjut gejalagejala itu memiliki pola teratur mengenai kejadian tertentu dan juga
30
terdapat kesamaan dan pengulangan kejadian. Hal ini memungkinkan untuk melakukan generalisasi terhadap setiap peristiwa.
e. Sejarah History adalah kata Inggris yang diterjemahkan sebagai sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu istoria yang berarti ilmu. Istoria digunakan Aristoteles sebagai suatu penelaahan sistematis mengenai seperangkat gejala alam secara kronologis ataupun tidak. Setiap peristiwa masa lalu tidak begitu saja dapat diartikan sebagai sejarah, peristiwa tersebut mengandung arti dan punya nilai ilmiah apabila cerita atau faktanya disusun dengan menggunakan persyaratan ilmiah, yaitu peristiwa dalam cerita tersebut dianalisis dengan meneliti sebab-akibat. Kemudian disimpulkan sehingga menghasilkan sintesis yang dapat menjelaskan tentang bagaimana deskripsi peristiwanya, kenapa peristiwa itu terjadi, dan kemana arah peristiwa tersebut akan berlanjut.
4. Manfaat Pengetahuan Menurut
Soekidjo
Notoatmodjo,
pengetahuan
atau
kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).19 Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang 19
Soekidjo Notoadmojo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2007) h. 140
31
mengadopsi perilaku baru, di dalam diri seseorang harus terjadi proses yang berurutan yakni : a. Awareness (Kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam diri mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). b. Interest (Merasa Tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap subyek sudah mulai timbul. c. Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau diadopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng.
C.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Manajemen
Pengetahuan
(Knowledge
Management)
merupakan
penggabungan dua kata yaitu Manajemen dan Pengetahuan (Knowledge dan Management). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Manajemen mempunyai arti penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.20 Sedangkan kata Pengetahuan berarti 1). Segala sesuatu yang
20
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. 2003) h. 308
32
diketahui; kepandaian dan 2). Segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal mata pelajaran21. Manajemen Pengetahuan dalam suatu organisasi merupakan fase-fase generasi pengetahuan, dimana pengetahuan ditransfer, diakumulasi, diadopsi dan didifusi.22 Manajemen pengetahuan adalah merencanakan, mengumpulkan, dan mengorganisir, memimpin dan mengendalikan data dan informasi yang telah digabung dengan berbagai bentuk pemikiran dan analisa dari macammacam sumber yang kompeten. 23Manajemen pengetahuan juga merupakan suatu upaya untuk menghasilkan nilai dari kekayaan intelektual organisasi melalui penciptaan, penyimpanan, penyebaran, dan penerapan pengetahuan untuk mencapai tujuan organisasi. Pendapat para mengenai definisi manajemen pengetahuan adalah sebagai berikut : Groff & Jones dikutip dari Susanti Kurniawati mengatakan : “knowledge management is taken as tools, techniques and strategies to retain, analize, organize, improve and share business expertise.”24 Yaitu manajemen pengetahuan adalah alat, teknik, strategi untuk menyimpan, menganalisis, mengorganisir, meningkatkan dan membagikan pengalaman bisnis. Seperti yang dikatakan Tiwana yang dikutip dari Nurul Hayati, M. Hum yaitu knowledge management adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja 21
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 369 Disterer, Georg. 2001. Individual and Social Barriers to Knowledge Transfer. Proccedings of the 34th Hawaii International Conference on Systems Science, IEEE, USA, http://citeseerx.ist.psu.edu/ viewdoc/ download? doi=10.1.1.97.6417&rep=rep1&type=pdf 23 Muhammad Azwar. 2013. Artikel Penerapan Knowledge Management (Studi Kasus SDIT Al-Hamidiyah Depok). Majalah Perputakaan dan Informasi 6 (1). Ikatan Aumni Ilmu Perpustakaan Universitas Yarsi: 10-23. http://eprints.rclis.org/25685/. h. 6 24 Susanti Kurniawati, Makalah Knowlegde Management, h. 7 22
33
prima. Melalui knowledge management, organisasi mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki dan memanfaatkannya untuk meningkatkan
kinerja
dan
menghasilkan
berbagai
inovasi.
Unuk
memperoleh manfaat manajemen pengetahuan yang sebesar-besarnya, organisasi juga aktif mengidentifikasi dan mengakuisisi pengetahuanpengetahuan berkualitas yang ada di lingkungan eksternal organisasi.25
1. Karakteristik Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Dari pengertian dan peranannya, manajemen pengetahuan memiliki karakteristik penting. Menurut Sangkala, karakteristik yang dimiliki oleh Manajemen Pengetahuan paling tidak terdiri dari : a. Pengetahuan didapat dari ahli untuk nantinya disebarkan ke anggota atau individu lain. b. Mendesain
struktur
pengetahuan
untuk
membantu
mengelola
informasi. c. Menciptakan forum bagi orang-orang yang berada dalam perusahaan, organisasi atau komunitas untuk berbagi pengalaman dan ide, baik dalam bentuk tatap muka, berkomunikasi melalui internet, e-mail dan lain-lain. d. Memanfaatkan groupware sehingga memungkinkan orang yang berada di tempat berbeda dapat berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
25
Nurul Hayati, Artikel Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management di Lembaga Riset h. 4-5
34
e. Mendesain pelatihan dan aktivitas pengembangan lainnya untuk menilai dan membangun pengetahuan internal. f. Membantu pekerjaan serta menyediakan alat-alat yang mendukung kinerja sehingga memungkinkan setiap orang menilai dan menerapkan pengetahuan apabila diperlukan. g. Menerapkan praktik penghargaan, pengakuan, dan promosi yang mendorong berlangsungnya kegiatan berbagi informasi antar anggota maupun antar unit di dalam organisasi atau komunitas.26
2. Faktor Penting Implementasi Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Keberhasilan pelaksanaannya manajemen pengetahuan (knowledge management) dapat diterapkan atau diimplementasikan harus memiliki pendukung agar penerapan knowledge management bisa berhasil. Terdapat beberapa faktor penting agar implementasi manajemen pengetahuan (knowledge management) berjalan lancar dan optimal yaitu manusia, leadership, teknologi, organisasi, learning. a. Manusia Pada hakekatnya suatu pengetahuan (knowledge) manusia berada dalam pikiran manusia. Manusia juga sebagai sumber dari mana pengetahuan diciptakan (knowledge creation), dan disebarkan atau dibagikan kepada manusia lain (knowledge sharing). Manusia
26
Sangkala. Knowledge Management: Suatu Pengantar Memahami Bagaimana Organisasi Mengelola Pengetahuan Sehingga Menjadi Organisasi yang Unggul (Jakarta: Raja Grafindo. 2007) h. 10
35
merupakan pelaku dalam proses terjadinya manajemen pengetahuan (knowledge management) sekaligus mengelola pengetahuan tersebut.
b. Leadership Seorang pemimpin juga menjadi salah satu faktor suksesnya implementasi manajemen pengetahuan (knowledge management), para pemimpin harus mengarahkan kapasitas intelektual dan sumber daya para anggotanya untuk mencapai visi organisasi yang diharapkan.
c. Teknologi Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sudah masuk ke semua lini kehidupan manusia menjadikan pokok penting dalam terciptanya
implementasi
manajemen
pengetahuan
(knowledge
management). Perkembangan teknologi yang semakin maju dan berkembang
sekarang
membuat
pekerjaan
manusia
semakin
dipermudah, salah satunya yaitu proses otomasi pada bidang pekerjaan tertentu dan media untuk komunikasi.
d. Organisasi Organisasi berkaitan dengan aspek operasional dari aset-aset knowledge, di dalamnya termasuk fungsi-fungsi, proses, struktur dalam
organisasi
formal
maupun
informal.
Organisasi
yang
mendukung terhadap knowledge management adalah organisasi yang
36
menghargai pengetahuan (knowledge), dimana organisasi ini sangat fleksibel dan sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan.27
e. Learning Proses
pembelajaran
(learning)
penting dalam
manajemen
pengetahuan (knowledge managemet), karena melalui proses learning diharapkan muncul ide-ide, inovasi dan pengetahuan (knowledge) baru yang menjadi komoditas utama yang diproses dalam manajemen pengetahuan (knowledge management).
3. Tujuan Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Menurut Malhotra yang dikutip oleh Susanti Kurniawati tujuan manajemen pengetahuan adalah28: a. Meningkatkan persaingan pasar dan meningkatkan inovasi. b. Menghemat
waktu
dalam
mencari
pengalaman
bisnis
dan
mengakuisisi pengetahuan. c. Adanya
pemberhentian
karyawan
dan
peningkatan
mobilitas
karyawan di lingkungan kerja menimbulkan kehilangan pengetahuan perusahaan. d. Terdapat kebutuhan untuk mengatur peningkatan kompleksitas kearah operasional perusahaan kecil dan sumber operasi transnational.
27
Tobing, Paul L. Knowledge Management: Konsep, Arsitektur dan Implementasi. (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007) h. 31 28 Susanti Kurniawati, Makalah Knowlegde Management, h. 11
37
e. Perubahan dalam strategi menimbulkan kehilangan pengetahuan, dalam
area
yang
spesifik
semakin
banyak
pekerjaan
yang
membutuhkan informasi. f. Adanya persaingan organisasi berdasar pada penguasaan pengetahuan. g. Kebutuhan pembelajaran sepanjang hayat. h. Kemampuan dalam pengetahuan (knowledge) merupakan kesempatan yang utama untuk
mencapai penghematan
yang substansial,
peningkatan dalam kinerja SDM dan keunggulan bersaing. i. Kebutuhan untuk dapat memperoleh pengetahuan dari sumber-sumber eksternal. j. Penggunaan pengetahuan dalam pengambilan keputusan. k. Pertumbuhan dari barang dan jasa yang knowledge intensif. l. Meningkatkan retensi karyawan melalui penentuan nilai pengetahuan karyawan dan penghargaan.
Dengan adanya tujuan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) ini diharapkan organisasi dapat merumuskan sebuah visi dan misi perusahaan, dan dapat melakukan perubahan ke arah yang lebih baik berdasarkan pada pemahaman lingkungan.
D.
Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management Arti pentingnya dari manajemen pengetahuan pada hakikatnya dapat dipahami melalui beberapa pertanyaan diantaranya yang pertama mengapa
38
banyak perusahaan tidak mampu bertahan lama, yang kedua apa yang menyebabkan perusahaan lebih bersaing dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Dari kedua pertanyaan tersebut dapat diperoleh sebuah jawaban bahwa kemampuan perusahaan bertahan lama dan bahkan berkembang dari tahun ke tahun bukan karena ukuran dan keberuntungannya, tetapi karena perusahaan tersebut mampu untuk menunjukkan kapasitasnya dengan beradaptasi
lebih
cepat
terhadap
perubahan
kondisi
di
sekitar
lingkungannya, lalu terus-menerus melakukan inovasi dan mengambil keputusan yang tepat untuk menggerakkan perusahaannya ke arah tujuan yang diinginkan. Kemampuan tersebut hanya terwujud apabila perusahaan tersebut dengan efektif mampu menyerap dan menggunakan sumber daya pengetahuan yang dimiliki oleh para pegawainya, memberi ruang yang kondusif bagi setiap pegawai, tim, bahkan antar perusahaan. Sama halnya dengan perpustakaan, jika dari perpustakaan tidak dengan cepat sadar akan adanya pergeseran paradigma yang ada maka pandangan seseorang tentang adanya perpustakaan hanya seperti itu-itu saja (tempat membosankan). Pergeseran paradigma tentang sumber daya apa yang memiliki potensi untuk menggerakkan perpustakaan agar lebih inovatif saat ini telah disadari oleh para pustakawan bahwa aset pengetahuan lebih penting dibandingkan dengan sumber daya finansial, teknologi, dan asetaset lainnya. Kita mengetahui berdasarkan wujudnya pengetahuan dibagi menjadi dua jenis, yaitu pengetahuan implisit dan eksplisit. Pengetahuan implislit yaitu pengetahuan yang ada pada diri manusia, sedangkan pengetahuan eksplisit
39
yaitu pengetahuan yang telah dituliskan ke dalam bentuk kata-kata dan angka-angka. Jika pengetahuan eksplisit ini memilki media baik itu berupa media kertas ataupun elektronik maka perpustakaan memiliki peran untuk melestarikannya, dan belum tentu sama dengan pengetahuan implisit yang bersifat abstrak. Dengan kata lain bahwa peran perpustakaan dalam knowledge management adalah sebagai tempat untuk penyimpanan pengetahuan eksplisit. Dan peran pustakawan dalam knowledge management ini adalah sebagai pengelola dari pengetahuan eksplisit tersebut. Selain sebagai pengelola pengetahuan eksplisit, perpustakaan termasuk juga pustakawan, memiliki peran yang lebih dari sekedar pengelola pengetahuan eksplisit tetapi juga sebagai pengelola pengetahuan implisit organisasi. Jika ini menjadi peran perpustakaan maka tidak akan disangka-sangka bahwa eksistensi perpustakaan sangat signifikan, baik pada semua perpustakaan pada umumnya dan di dalam sebuah organisasi pada khususnya.
E.
Penelitian Relevan Penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini diambil dari sebuah
skripsi yang pertama berjudul “Peran Perpustakaan Khusus dalam Penerapan Knowledge Management: Studi Kasus Pusat Informasi PPM Manajemen” yang disusun oleh Mutri Batul Aini program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia tahun 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas mengenai peran perpustakaan dalam mendukung penerapan knowledge management di suatu organisasi. Metode penelitian yang
40
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan cara observasi dan wawancara.29
29
Mutri Batul Aini, Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management: Studi Kasus Pusat Informasi PPM Manajemen diakses pada 06 Oktober 2016 dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126833-RB13M440p-Peran%20perpustakaan-Abstrak.pdf
41
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.1 Metode ini merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti, yaitu untuk mencari kebenaran yang dipandang ilmiah melalui metode penelitian deskriptif. Penggunaan metode penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menemukan data yang valid, akurat, signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti. Sedangkan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan atau wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Menurut “Bogdan dan Biklen” penelitian kualitatif adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.2
1 2
h. 153
Prasetya, Irawan. Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 2004) h. 60 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2000)
42
B.
Sumber Data Sumber data adalah sesuatu yang memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya.3 Data primer yang diambil oleh peneliti adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari 3 Narasumber yaitu yang ditunjukkan pada table di bawah ini:
Tabel 3.1 Data Primer No. 1.
Nama Drs. Budi Prasetyo, MT
Jabatan Kepala Bidang Sistem Informasi
Manajemen
Nuklir 2.
Iis Sustini, A. Md
Kepala
Subbidang
Manajemen Nuklir 3.
Dra. Noer Aida
Pustakawan Madya
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi 3
Sumardi, Suryabrata. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Grafindo, 2006) h. 39
43
literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet.4 Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai data sekunder adalah laporan tahunan perpustakaan, struktur organisasi, catatan dokumentasi, jurnal, dan lain sebagainya.
C.
Pemilihan Informan Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan konsidi latar penelitian.5 Penentuan informan ditentukan dengan mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian dan ditentukan secara purposif oleh peneliti. Pemilihan informan secara purposif adalah metode penentuan dengan cara sengaja memilih informan tertentu dengan mengabaikan informan lainnya, karena diharapkan informan ini tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi yang diteliti. Atau dengan kata lain penentuan informan ini diambil berdasarkan kebutuhan penelitian.6 Informan dalam penelitian ini yang dianggap sesuai dan relevan untuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
4 5
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2005) h. 62 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001)
h. 90 6
h. 300
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008)
44
Tabel 3.2 Informan atau Narasumber No.
Jabatan
Jumlah
Kepala Bidang Sistem Informasi Manajemen Nuklir di 1.
Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis
1
Nuklir (PPIKSN) Kepala Subbidang Manajemen Pengetahuan Nuklir yang 2.
menjadi pelaksana manajemen pengetahuan nuklir di
1
PPIKSN 3.
Pustakawan Madya di PPIKSN Jumlah
Kepala Bidang Sistem
1 3
Informasi Manajemen Nuklir di Pusat
Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) peneliti pilih dengan alasan yang bersangkutan dianggap sebagai pemerkasa dan anggota tim pelaksana dari penerapan knowledge management di BATAN pada umumnya dan di PPIKSN pada khususnya. Yang kedua alasan peneliti memilih Kepala Subbidang Manajemen Pengetahuan Nuklir karena beliau menjadi pelaksana manajemen pengetahuan nuklir di PPIKSN dan yang ketiga Pustakawan Madya di PPIKSN karena beliau adalah pengurus atau pemerhati perpustakaan PPIKSN yang ada di BATAN Serpong.
45
D.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan berdasarkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara yang diubah dari bentuk rekaman menjadi tulisan dan observasi. Untuk data sekunder diperoleh dari penelusuran data dan informasi dari dokumen atau catatan yang memiliki keterkaitan dengan objek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian berikut adalah: 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.7 Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang telah peneliti siapkan kepada informan, lalu dijawab oleh pemberi data dengan bebas terbuka.
2. Kajian Pustaka Kajian Pustaka adalah pengidentifikasian secara sistematis, penemuan dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.8 Jadi kajian pustaka merupakan penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel, laporan dan sebagainya).
7
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001),
h. 135 8
Consuelo G. Sevilla, [et. Al].; penerjemah, Alimudin Tuwu,. Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI Press, 1993) h. 31
46
3. Observasi Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan langsung pada objek penelitian.9 Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan aktifitasaktifitas yang telah berlangsung. Kemudian hasil dari observasi tersebut dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal-hal yang diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal dan waktu.
E.
Teknik Analisis Data 1. Reduksi Data Data yang diperoleh penulis melalui wawancara, hasil data isian dan kajian
pustaka
serta
observasi
dicatat
secara
rinci
dengan
mengelompokkan atau memilah–milah dan memfokuskan pada hal penting dengan demikian data yang didapat bisa memberikan gambaran yang jelas.
2. Penyajian Data Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk tabel frekuensi dan teks bersifat naratif.
3. Penarikan Kesimpulan Penulis membuat kesimpulan dari data–data yang terangkum yang dijabarkan dalam bentuk tabel frekuensi dan teks naratif. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah.
9
Prasetya, Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999) h. 63
47
F.
Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan BATAN Puspiptek Serpong dilaksanakan mulai bulan Maret tahun 2015 sampai dengan Bulan Oktober 2016 untuk memenuhi gelar sarjana S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
No .
1
2
3
Jenis Kegiatan
Tahun 2015 Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
Agust
Sep
Okt
Penyerahan Proposal Skripsi dan Dosen Pembimbing Pelaksanaan Bimbingan Skripsi Pengumpulan Literatur Mengenai Skripsi Tahun 2016 Jan
4
5
6 7
Melakukan Wawancara Dengan Informan Analisis Data dan Pengolahan Data Penyerahan Laporan Skripsi Sidang Skripsi
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Profil Objek Penelitian 1. Sejarah BATAN Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radiaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan
penyelidikan
terhadap
kemungkinan
adanya
jatuhan
radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik. Dengan
memperhatikan
perkembangan
pendayagunaan
dan
pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Pada
perkembangan
berikutnya,
untuk
lebih
meningkatkan
penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian
49
Tenaga Atom Pasar Jum‟at, Jakarta (1996), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya. Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).1 Tabel 4.1 Sejarah BATAN 1954 1958
1964
Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet. Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (PP No. 65 Tahun 1958). Penetapan UU No. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom. Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pengoperasian
1965
Reaktor Triga Mark II berdaya 250 KW oleh Presiden RI serta perubahan nama Lembaga Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
1966 1967 1968
1
Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Pasar Jum‟at, Jakarta. Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta. Peresmian Penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60 PPTA Pasar Jum‟at oleh Presiden RI.
1970
Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung.
1971
Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis daya 1 MW.
Sejarah BATAN ini diakses pada 10 Oktober 2016 dari http://www.batan.go.id/index.php/id/home/sejarah
50
1972
1979
1984
Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2PLTN). Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI. Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di PPTA Pasar Jum‟at oleh Presiden RI. Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy
1987
dengan daya 30 MW dan Instalasi Elemen Bakar Nuklir di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI.
1988
Peresmian
pengoperasian
Instalasi
Pengolahan
Limbah
Radioaktif di PPTA Serpong oleh Presiden RI. Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan Radifarmaka,
1989
Instalasi Elemen Bakar Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden RI. Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi Keselamatan dan
1990
Keteknikan Nuklir, Laboratorium Mekano Elektronik Nuklir di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI. Peresmian pegoperasian Instalasi Spektrometri Neutron, Instalasi
1992
Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Pemindahan Bahan Terkontaminasi di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI.
1994
Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2 MeV di PPTA Pasar Jum‟at oleh Presiden RI. Dalam memperingati HUT RI ke-50, BATAN berhasil
1995
melaksanakan “Whole Indonesian Core” untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy. Pembentukan PT. Batan Teknologi (persero), Divisi : Produksi
1996
Elemen
Bakar
Reaktor,
Produksi
Radioisotop,
Produksi
Instrumentasi dan Rekayasa Nuklir. Penetapan UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran 1997
yang memisahkan Badan Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan tenaga nuklir.
1998
Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Badan Tenaga
51
Nuklir Nasional (Keppres No. 197 Tahun 1998). 2000
2001
Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MW di Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Bandung oleh Wakil Presiden RI. Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Penyerahan hasil “Comprehensive Assessment of Different Energy Sources for Electricity Generation in Indonesia” kepada
2003
Presiden RI; Pencapaian 10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional; Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350 keV, 10 mA di PPTN Yogyakarta; Pengoperasian Pusat Pelatihan dan DIseminasi Teknologi Peternakan - Pertanian Terpadu di Kalsel.
2005 2006 2008
Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir. Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi unggul BATAN di seluruh Indonesia. 50 tahun BATAN Berkarya. Pencapaian varietas unggul padi, 6 varietas unggul kedelai, 1 varietas unggul kacang hijau, dan 1 varietas kapas 54 tahun. Pemberian penghargaan berupa G.A. Siwabessy Award kepada
2012
tokoh atau figur yang dianggap berjasa dalam pengembangan teknologi nuklir di Indonesia. Penghargaan G.A. Siwabessy Award diberikan kepada Ir. Sutaryo Supadi, M.Sc untuk kategori Nuclear Lifetime Achievement. Peringatan 55 tahun BATAN Tetap Berkarya dan Penggantian logo BATAN yang memiliki makna BATAN adalah sebuah
2013
lembaga yang melakukan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan tentang nuklir yang jujur, terbuka, disiplin, kreatif, inovatif, mengutamakan keselamatan dan keamanan untuk kesejahteraan bangsa. Indonesia meraih penghargaan tertinggi di bidang nuklir
2014
(Outstanding Achievement Award) dunia, atas peran serta mendukung
ketahanan
pangan
melalui
radiasi
dengan
megembangkan varietas benih unggul. Penghargaan disampaikan
52
langsung oleh Direktur Jenderal International Atomic Energy Agency (IAEA) Yukiya Amano kepada Duta Besar Indonesia Rachmat Budiman disaksikan oleh Kepala BATAN Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto.
2. Profil BATAN a. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan UU No. 10/ 1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/ 2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dioordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Tugas pokok BATAN sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
nuklir
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundangundangan. Penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di Indonesia hanya diarahkan untuk tujuan damai dan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Komitmen ini secara tegas dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan meratifikasi Traktat Pencegahan Penyebaran Senjata Nuklir dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1978, dan meratifikasi Traktat mengenai Kawasan Asia Tenggara Bebas dari Senjata Nuklir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 1997.
53
Kemudian sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013, dalam melaksanakan tugasnya tersebut BATAN menyelenggarakan fungsi: a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN; c. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; d. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan lembaga
lain
di
bidang
penelitian,
pengembangan
dan
pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; e. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BATAN; f. Pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan jaminan mutu nuklir; g. Pembinaan pendidikan dan pelatihan; h. Pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan i. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.
54
b. Visi dan Misi 1) Visi BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam Percepatan Kesejahteraan Menuju Kemandirian Bangsa.
2) Misi a) Merumuskan kebijakan dan strategi nasional iptek nuklir. b) Mengembangkan iptek nuklir yang handal, berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. c) Memperkuat peran BATAN sebagai pemimpin di tingkat regional, dan berperan aktif secara internasional. d) Melaksanakan layanan prima pemanfaatan iptek nuklir demi kepuasan pemangku kepentingan. e) Melaksanakan diseminasi iptek nuklir dengan menekankan pada asas kemanfaatan, keselamatan dan keamanan.
c. Tujuan dan Sasaran 1) Tujuan Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberkan dukungan nyata dalam pembangunan nasional dengan peran, yaitu : a) Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan pemanfaatan/ pendayagunaannya oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan nasional.
55
b) Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem
inovasi
dalam
rangka
mendukung
penelitian,
pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi.
2) Sasaran Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah : a) Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan, tersedianya infrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman
masyarakat
terhadap
teknologi
nuklir,
pemanfaatan aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk kesehatan; dan b) Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring iptek dalam rangka mendukung pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi di masyarakat.
d. Prinsip dan Nilai-Nilai 1) Prinsip Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara professional untuk tujuan damai dengan mengutamakan prinsip keselamatan dan keamanan, serta kelestarian lingkungan hidup.
56
2) Nilai-nilai Segenap kegiatan nuklir dilandasi nilai-nilai : a) Visionary, Innovative, Excellent dan Accountable. b) Kejujuran,
Kedisiplinan,
Keterbukaan,
Tanggungjawab,
Kreatif dan Kesetiakawanan.
Serta berpedoman pada 5 (lima) pedoman BATAN yaitu : a) Berjiwa pionir b) Bertradisi ilmiah c) Berorientasi Industri d) Mengutamakan keselamatan e) Komunikatif2
3. Profil Perpustakaan Berdasarkan SK. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Nomor 14 Tahun 2013, Bidang Sistem Informasi Manajemen Nuklir berada di Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) BATAN melalui Subbidang Manajemen Pengetahuan Nuklir (MPN), mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sistem manajemen dan preservasi pengetahuan nuklir berbasis teknologi informasi dan layanan perpustakaan. Salah satu fasilitas untuk media layanan informasi ilmiah yang tersedia adalah perpustakaan. Berdasarkan 2
Profil BATAN ini diakses pada 10 Oktober 2016 dari http://www.batan.go.id/index.php/id/home/profil-batan
57
Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Nomor 21 Tahun 2014 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Badan Tenaga Nukkir Nasional (BATAN), bahwa pemenuhan kebutuhan informasi para pelaku litbangyasa di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dilakukan oleh Subbidang Manajemen Pengetahuan Nuklir (MPN) di bawah Bidang Sistem Informasi Manajemen Nuklir (SIMN) pada unit kerja Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN). Subbidang MPN atau dikenal dengan sebutan “Perpustakaan PPIKSN” mempunyai tugas melakukan pengembangan sistem manajemen dan preservasi pengetahuan nuklir berbasis teknologi informasi serta layanan perpustakaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : (a) melakukan preservasi
pengetahuan
nuklir;
(b)
melakukan
pengembangan,
pendayagunaan dan diseminasi layanan informasi ilmiah; (c) melakukan penyelenggaraan perpustakaan; dan (d) melakukan dokumentasi dan publikasi ilmiah. Selain itu, Perpustakaan PPIKSN juga mempunyai tugas (e) mengelola sistem informasi bertaraf internasional yang disebut International Nuclear Information System (INIS), karena BATAN sebagai jaringan penghubung sistem informasi tersebut untuk Indonesia. Subbidang MPN juga bertujuan untuk melaksanakan diseminasi informasi iptek nuklir yang sejalan dengan preservasi dan pengayaan pengetahuan, terutama dalam bidang nuklir, dengan sasaran agar minat masyarakat ilmiah untuk mempelajari dan mengembangkan iptek nuklir terus berkesinambungan sehingga penguasaan ilmu pengetahuan dan
58
teknologi nuklir di Indonesia tidak mengalami kepunahan (knowledge loss) akibat penuaan SDM tanpa ada penggantinya yang baru.3 Perpustakaan PPIKSN menempati Gedung 71 lantai dasar di area BATAN dan berlokasi di Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan. Luas perpustakaan PPIKSN sekitar 500m2. Ruang perpustakaan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu ruang layanan pemustaka dan ruang layanan teknis. Pada ruang layanan pemustaka terdiri atas ruang referensi, ruang buku teks, meja sirkulasi, ruang seminar/ teleconference, area pertemuan, dan area tamu perpustakaan. Sedangkan pada ruang layanan teknis terdiri atas area pengolahan, ruang secretariat jurnal Atom Indonesia dan ruang pengolahan bahan referensi, jurnal, mikrofis, dan CD-ROM serta ruang koleksi mikrofis. Pegolahan bahan perpustakaan menggunakan sistem Universaal Decimal Classification (UDC) Special Subject Edition for Nuclear Science and Technology.
4. Koleksi Perpustakaan Saat ini, Perpustakaan PPIKSN memiliki berbagai jenis koleksi perpustakaan baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik, seperti: buku teks, buku referensi (skripsi, kamus, ensiklopedi, direktori, handbook, terbitan pemerintah, peta, laporan penelitian/kegiatan), jurnal ilmiah, prosiding, laporan penelitian/ kegiatan, disket, mikrofis, CDROM INIS database, CD-ROM INIS NCL, dan CD-ROM jenis lain.
3
Profil Perpustakaan BATAN diakses pada 10 Oktober 2016 dari http://www.batan.go.id/index.php/id/home/profil-batan
59
Semua jenis koleksi perpustakaan diperoleh melalui pembelian dan hadiah, baik dari dalam maupun luar negeri. Koleksi perpustakaan yang dikelola PPIKSN-BATAN dapat diakses melalui 2 (dua) cara, antara lain : a. Secara
konvensional,
yaitu
pemustaka
dapat
mengunjungi
Perpustakaan yang berlokasi di Gedung 71, Lantai 1, Kawasan Nuklir Serpong, dan b. Secara on-line, Perpustakaan
yaitu pemustaka dapat mengakses informasi Digital
BATAN
melalui
website
http://digilib.batan.go.id Tabel 4.2 Jumlah Koleksi Bahan Perpustakaan Jenis Koleksi
Jumlah Judul
Buku Teks Buku Referensi Disket Current Content Mikrofis CD (INIS, NCL, lain-lain
Eksemplar 14.812
16.764
2.166
2.166
5
4.293
129.251
190.115
2.515
2.515
5. Layanan Perpustakaan Layanan perpustakaan dibuka setiap hari kerja, Senin sampai Jum‟at dari pukul 08.00–15.00 WIB dan menggunakan sistem terbuka (open access), khusus untuk koleksi perpustakaan yang termasuk dalam kategori pandang dengar (audio visual) menggunakan sistem tertutup (closed access) dimana pemustaka yang memerlukan koleksi tersebut mengajukan permintaan kepada petugas.
60
Perpustakaan melayani pemustaka baik anggota (pegawai BATAN) maupun masyarakat umum sesuai jam buka perpustakaan. Layanan yang diberikan yaitu layanan peminjaman dan pengembalian koleksi, khususnya untuk anggota perpustakaan (Pegawai BATAN); layanan referensi untuk membantu menjawab berbagai topik; dan layanan permintaan penelusuran literatur/ bahan perpustakaan, baik yang tersedia di perpustakaan maupun di berbagai pusat-pusat informasi lainnya. Literatur tersebut dapat berupa terbitan dalam negeri maupun luar negeri. Pemustaka dapat mengajukan permohonan penelusuran literatur secara langsung maupun melalui e-mail ke
[email protected]. Untuk mendukung unit-unit kerja di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dalam melakukan penelitian, pengembangan dan perekayasaan,
Perpustakaan
membantu
dalam
mencari
dan
mengumpulkan literatur ilmiah terkini sesuai topik/ kajian dan menyajikannya dalam bentuk publikasi atau terbitan ilmiah dan paket informasi tercetak maupun online. Berbagai publikasi yang diterbitkan antara lain, yaitu : a. Jurnal Atom Indonesia, merupakan satu-satunya jurnal berbahasa Inggris yang diterbitkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk mendiseminasikan hasil penelitian dan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dalam bentuk karya tulis ilmiah. Atom Indonesia telah terakreditasi oleh LIPI dan Dikti, diterbitkan dalam
kemasan
tercetak
http://aij.batan.go.id
(hardcopy)
dan
online
pada
situs
61
Gambar 4.1 Jurnal Atom Indonesia
b. Informasi
Tambahan
Pustaka,
merupakan
layanan
yang
dimaksudkan untuk menyebarluaskan perkembangan koleksi bahan perpustakaan baik buku atau koleksi digital (CD-ROM) yang dimiliki perpustakaan. Berisikan data bibliografi koleksi bahan perpustakaan terbaru yang diperoleh baik melalui pembelian maupun hadiah atau tukar menukar dan diterbitkan dalam bentuk tercetak (hardcopy).
c. Info Kilat, merupakan layanan informasi artikel ilmiah terbaru yang diambil dari jurnal atau prosiding yang diperoleh baik melalui pembelian maupun hadiah atau tukar menukar, dan dipublikasikan dalam
bentuk
tercetak
(http://digilib.batan.go.id).
(hardcopy)
Publikasi
ini
maupun berisi
judul
online artikel,
pengarang, dan halaman pada jurnal atau prosiding yang menerbitkan
62
artikel. Layanan ini disampaikan kepada pemustaka agar mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan.
d. Informasi Baru, merupakan layanan informasi yang mempromosikan bahan perpustakaan buku terbaru yang diperolah melauli pembelian dan disajikan secara online (http://digilib.batan.go.id) dalam bentuk anotasi buku yang berisi ulasan singkat mengenai isi buku serta ditampilkan cover buku tersebut untuk menarik minat baca pemustaka.
e. Informasi Aplikasi Iptek Nuklir, merupakan kumpulan informasi tentang perkembangan Aplikasi Iptek Nuklir dalam bentuk leaflet atau brosur yang diperoleh melalui kerjasama dengan Pusat Diseminasi dan Kemitraan
BATAN,
dan
disajikan
dalam
bentuk
digital
(http://digilib.batan.go.id). Leaflet atau brosur ini merupakan sebuah media yang digunakan untuk mempromosikan dan mendiseminasikan hasil litbang dan produk aplikasi iptek nuklir.
f. E-Journal, merupakan layanan informasi jurnal ilmiah yang dikelola secara bersama-sama oleh unit-unit kerja yang ada di lingkungan BATAN dengan perpustakaan PPIKSN, agar dapat didiseminasikan, dimanfaatkan dan dapat diakses oleh pemustaka serta disajikan secara online (http://digilib.batan.go.id).
63
g. E-Prosiding, merupakan informasi yang berisikan abstrak dan bibliografi hasil penelitian bidang iptek nuklir dari koleksi literatur kelabu prosiding terbitan unit-unit kerja di lingkungan BATAN. Layanan ini dilakukan atas kerjasama dengan PDII-LIPI dalam hal penggunaan piranti lunak. Sedangkan konten dikelola secara bersamasama oleh unit kerja yang ada di lingkungan BATAN dengan Perpustakaan PPIKSN. Layanan ini memberikan nilai tambah hasil penelitian dengan adanya aksesibilitas yang mudah terhadap karya ilmiah, dapat digunakan dan disitir baik secara nasional maupun internasional serta dapat diakses secara online.
h. Katalog Online, merupakan sarana penelusuran informasi yang menyajikan data bibliografi koleksi bahan perpustakaan yang dimiliki oleh perpustakaan. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh pemustaka untuk melakukan penelusuran dari tempatnya dengan cepat, tepat dan kapasitas besar yang memungkinkan input banyak muatan data bibliografis, dapat dilakukan oleh banyak pengguna perpustakaan dalam waktu yang bersamaan. Katalog online ini dikelola secara bersama-sama oleh unit-unit kerja yang ada di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dengan Perpustakaan PPIKSN dan menjadi media tukar menukar informasi sehingga dapat menyediakan koleksi yang lebih beragam dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka.
64
i. Siputlibang, merupakan layanan informasi berupa pangkalan data artikel ilmiah bidang iptek nuklir dari prosiding dan majalah koleksi perpustakaan yang dapat diakses pada PC. Layanan ini terkemas dalam aplikasi SIPULITBANG BATAN (Sistem Informasi Publikasi Hasil Litbang BATAN). Pemustaka dapat mencari naskah lengkap dari koleksi yang dibutuhkan melalui basis data tersebut.
6. Layanan
Perpustakaan
dalam
Mendukung
NKM
(Nuclear
Knowledge Management) Pengelolaan pengetahuan nuklir (nuclear knowledge management) didefinisikan sebagai pengelolaan pengetahuan dalam bidang nuklir. Sehingga semua pengelolaan pengetahuan hal yang berkaitan dengan informasi teknis (yang terdokumentasi pada kertas/ buku ataupun pada media elektronik), kemampuan dan keahlian di bidang nuklir yang dimiliki seseorang termasuk dalam wilayah NKM. Dalam peraturan Kepala BATAN No. 21 Tahun 2014 menjelaskan bahwa tugas Subbidang Manajemen Pengetahuan Nuklir melakukan pengembangan sistem manajemen dan preservasi pengetahuan nuklir berbasis teknologi informasi serta layanan perpustakaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. Melakukan preservasi pengetahuan nuklir. b. Melakukan pengembangan, pendayagunaan, dan diseminasi layanan informasi ilmiah. c. Melakukan penyelenggaraan perpustakaan.
65
d. Melakukan dokumentasi dan publikasi ilmiah. Dari uraian tugas Subbidang Manajemen Pengetahuan Nuklir tersebut, selanjutnya langkah inovatif layanan perpustakaan yang dilakukan antara lain, yaitu : a. Memberikan layanan perpustakaan dengan sistem tertutup. b. Melakukan relokasi ruangan. c. Menyiapkan INIS (International Nuclear Information System) corner. d. Menjadi BKC (BATAN Knowledge Center). e. Pengembangan perpustakaan digital. f. Membuat Library Pathfinder. g. Menyiapkan sarana (knowledge sharing). h. Melakukan preservasi pengetahuan. i. Menyiapkan panduan NKM (Nuclear Knowledge Management). j. Meningkatkan peran pustakawan. k. Menjadikan pustakawan sebagai knowledge bridge, knowledge engineer, dan event organizer.
7. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 3 (tiga) orang. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang peran perpustakaan dalam penerapan KM di BATAN Puspiptek. Data yang diperoleh dengan melakukan wawancara kepada 1 (satu) orang Kepala
66
Bidang Sistem Informasi Manajemen Nuklir, 1 (satu) orang Kepala Sub. Bidang Manajemen Nuklir dan 1 (satu) orang Pustakawan Madya. Temuan penelitian dilaporkan dalam beberapa bagian analisis data. Bagian pertama menjelaskan peran perpustakaan dalam penerapan knowledge
management.
Bagian
kedua
kendala
yang
dihadapi
perpustakaan dalam penerapan knowledge management.
B.
Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Pengertian Knowledge Management di BATAN a. Knowledge Management Knowledge
management
merupakan
pendekatan-pendekatan
sistematik untuk memunculkan dan mengalirkan sebuah informasi dan pengetahuan kepada orang dan pada saat yang tepat agar bisa digunakan secara optimal. Di perpustakaan BATAN Puspitek, knowledge
management
merupakan
suatu
kegiatan
untuk
mempreservasi dan mengelola pengetahuan tacit menjadi eksplisit sehingga bisa digunakan oleh orang lain. Sebagaimana dikatakan oleh informan BP (Budi Prasetyo): “Knowledge management dalam perpustakaan sebenarnya secara umum adalah upaya untuk mempreservasi pengetahuan yang masih ada di otak peneliti dan para perorangan yang prinsipnya harus di selamatkan dengan cara disebarkan kepada generasi muda melalui forum yang disebut knowledge sharing dan bisa juga diubah kedalam bentuk pengetahuan eksplisit. Kalau buku berbentuk eksplisit jadi mudah untuk dipelajari, namun pada prinsip dasarnya knowledge management di BATAN adalah upaya untuk mempreservasi pengetahuan, sehingga pengetahuan itu tidak akan hilang kalau pegawainya pensiun atau meninggal. Jadi pengetahuan itu tetap dimiliki oleh organisasi.” (BP)
67
Selain mempreservasi pengetahuan yang berada di otak peneliti, perpustakaan juga mengelola pengetahuan yang sudah ada dalam bentuk tercetak dikelola agar dapat diakses oleh orang lain. Seperti yang dikatakan oleh informan NA (Noer „Aida): “Knowledge Management itu kan sebenarnya me-manage pengetahuan. Jadi perpustakaan itu tugasnya memang mengelola pengetahuan. Mengelola pengetahuan dalam bentuk tercetak pun sebenarnya sudah bisa dikatakan mengelola pengetahuan atau knowledge management. Hanya saja, yang ada baik di jurnal, prosiding dan buku yang ada di perpustakaan itu merupakan pengetahuan semua, kita kelola kembali agar kedepannya dapat digunakan oleh orang lain. Untuk lebih jauhnya lagi kita ambil contoh prosiding, di dalam prosiding itu terdapat beberapa artikel yang bisa kita kelola kembali, nanti hasil dari olahan tersebut berbentuk digital yang dinamakan e-prosiding sehingga dapat dengan mudah diakses oleh orang lain.” (NA) Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud knowledge management di perpustakaan adalah proses preservasi pengetahuan agar pengetahuan tersebut tidak akan hilang seiring dengan perkembangan jaman dan mengelola pengetahuan agar nantinya jika ada yang membutuhkan pengetahuan itu dapat dengan mudah mengaksesnya.
b. Pengetahuan Pengetahuan merupakan kumpulan informasi mengenai intuisi, pengalaman (experience) dan urutan kegiatan (procedure) yang diorganisir dan dianalisis hingga dapat dimengerti dan diaplikasikan. Serta digunakan sebagai pedoman untuk berpikir, bertingkah laku, berkomunikasi, memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
68
Terdapat dua tipe pengetahuan dalam diri manusia yaitu pengetahuan tacit (tacit knowledge) dan pengetahuan eksplisit (explicit knowledge). 1) Tacit Pengetahuan yang sebagian besar terdapat di dalam otak manusia dan sulit di ungkapkan ke dalam bentuk verbal. Seperti yang dikatakan oleh informan BP sebagai berikut : “Pengetahuan itu ada yang tacit dan eksplisit. Nah terutama yang tacit atau yang masih ada di dalam otak para peneliti, para perekayasa, para pejabat fungsional ataupun para pegawai-pegawai BATAN. Nah ilmu yang ada di dalam otak tersebut pada prinsipnya harus diselamatkan, salah satunya dengan melakukan kegiatan knowledge sharing.” (BP) Pengetahuan tacit ini sangat penting bagi sebuah organisasi, karena
pengetahuan
tacit
merupakan
pengetahuan
tak
berstruktur. Pengetahuan tacit hanya berada di kepala manusia dalam bentuk abstrak. Hal ini menjadi penting karena tidak semua individu akan berada terus-menerus di sebuah organisasi. Jika individu tersebut harus pergi dari organisasi, maka secara otomatis
organsisasi
tersebut
harus
mencari
individu
penggantinya. Dan organisasi itu harus mulai dari awal untuk mendidik pegawai barunya.
2) Eksplisit Pengetahuan
eksplisit
adalah
jenis
pengetahuan
dan
pengalaman yang sudah didokumentasikan, seperti jurnal, buku, artikel tulisan dokumen, database dan email. Pengetahuan
69
eksplisit merupakan pengetahuan yang telah diejawantahkan berupa tulisan dan angka-angka pada suatu media. Pengetahuan eksplisit ini dapat dibagi secara formal dan sistematis dalam bentuk data, gambar, rekaman suara, video, program komputer, paten, dan sejenisnya. Seperti yang di kemukakan oleh informan BP yaitu : “Ataupun bisa juga diubah bentuk menjadi ke dalam bentuk eksplisit seperti buku, lalu dimasukkan ke dalam portal. Jika bentuknya eksplisit kan mudah sehingga dapat dengan mudah untuk dipelajari.” (BP)
2. Penerapan Knowledge Management di BATAN a. Pembentukan Tim Dimulai dari kekhawatiran sebuah lembaga penelitian akan para peneliti yang akan mendekati masa akhir baktinya (pensiun). Kekhawatiran tersebut berupa pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki oleh para peneliti tersebut yang akan hilang bila tidak dilestarikan atau ditransfer ke generasi penerusnya (knowledge sharing). Seperti yang diungkapkan oleh informan BP: “Secara prinsip sebenarnya inisiasi knowledge management sudah dimulai sejak tahun 2009. Dimulai dengan membentuk TIM untuk merancang road-map tentang pelaksanaan implementasi knowledge management di BATAN.” (BP) Jawaban lain juga diungkapkan oleh informan terkait yaitu informan NA yang mengatakan bahwa: “Sejak tahun 2009 sudah ada tim dalam kegiatan ini yaitu tim NKM (Nuclear Knowledge Management).” (NA)
70
Dalam penerapan ini, BATAN membentuk beberapa TIM yang terlibat dalam kegiatan knowledge management ini dengan tugasnya masing–masing diantaranya adalah : 1) Tim NKM (Nuclear Knowledge Management) Tim ini melaksanakan rapat dan diskusi untuk memetakan jenis KM atau dikenal sebagai mapping knowledge. Seperti yang diungkapkan oleh informan BP yaitu : “Dimulai dengan membentuk tim untuk merancang road map tentang pelaksanaan implementasi knowledge management di BATAN. Lalu tim itu melaksanakan rapat-rapat dan diskusidiskusi untuk memetakan yang dikenal dengan istilah mapping knowledge. Jadi knowledge-knowledge yang ada di BATAN itu jika diklasifikasi atau dikategorisasi untuk atau masuk kategorisasi seperti apa. Itu salah satu tugas dari tim NKM (Nuclear Knowledge Management) sendiri sejak tahun 2009 samapi dengan saat ini.” (BP) 2) Pembentukan CoP (Community of Practice) Community of Practice ini adalah sebuah komunitas di lembaga BATAN dalam kegiatan knowledge management yang dibentu untuk saling berbagi pengetahuan di bidang atau topik tertentu. Seperti yang diungkapkan oleh informan BP yaitu : “Kemudian pembentukan CoP (Community of Practice), ini merupakan semacam komunitas yang kira-kira di desain yang pada prinsipnya digunakan untuk saling berbagi pengetahuan di bidang atau topic tertentu.” (BP)
Dengan demikian peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa penerapan knowledge management di BATAN sudah ada sejak tahun 2009
dengan
membentuk
TIM
NKM
(Nuclear
Knowledge
Management) dan membentuk Komunitas sharing yaitu CoP
71
(Community of Practice) untuk penerapan kegiatan knowledge management.
b. Unit yang Terlibat dalam Kegiatan Knowledge Management Dalam melakukan kegiatan knowledge management ada beberapa pengurus yang mengatur berjalannya kegiatan tersebut agar dapat sesuai dengan rencana lembaga. Berkaitan dengan penjelasan diatas informan BP memaparkan tentang unit utama yang terlibat dalam kegiatan ini sebagai berikut: “BATAN memiliki 3 Tim dalam melaksanakan kegiatan NKM yang pertama BSDMO yaitu Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi, yang kedua Pusdiklat yaitu Pusat Pendidikan dan Pelatihan kemudian yang ketiga PPIKSN yaitu Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir.” (BP) 1) BSDMO (Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi BSDMO yaitu Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi yang berfungsi sebagai penggerak pada masalah manajemen pengetahuan. Unit BSDMO inilah yang akan memetakan atau maping knowledge dan mengurus tentang aturan-aturan tentang knowledge management. Seperti ysng diungkapkan oleh informan BP : “…..jadi ia sebagai penggerak pada masalah manajemen pengetahuan. Orang-orang BSDMO yang nanti akan memetakan atau maping knowledge.” (BP) Selain itu informan IS juga mengungkapkan bahwa : “BSDMO yang mengurus tentang aturan-aturan tentang knowledge management.” (IS)
2) Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan)
72
Pusdiklat juga memiliki peran yang penting dalam keguatan knowledge management, yaitu tugasnya mengurangi GAP (jarak) antara orang yang pengetahuannya tinggi dengan orang yang pengetahuannya rendah. Seperti yang diungkapkan oleh informan BP : “Pusdiklat itu perannya adalah untuk mengurangi GAP antara orang yang pengetahuannya tinggi dengan orang yang pengetahuannya rendah.” (BP)
3) PPIKSN (Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir) Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir atau PPIKSN yang berfungsi menyediakan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan knowledge management. Seperti yang diungkapkan oleh informan IS : “Unit yang terlibat aktif dalam penerapan knowledge management ada tiga, yang pertama PPIKSN yang bertugas sebagai fasilitator kegiatan NKM bisa dibilang juga ini perpustakaan.” (IS)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis ketiga tim yang melakukan kegiatan knowledge management memiliki tugas atau tanggung jawab masing-masing yang harus dilakukan, Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan knowledge management di BATAN dilakukan oleh 3 tim dengan tugas yang berbeda. Yaitu BSDMO sebagai tim yang memetakan atau maping pengetahuan yang ada di otak para peneliti di BATAN kemudian Pusdiklat sebagai tim yang fungsinya untuk mengurangi
73
GAP antara orang yang pengetahuannya rendah dengan yang pengetahuannya tinggi dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan untuk membagi ilmu pengetahuan yang ada di BATAN. Kemudian yang terakhir PPIKSN sebagai fasilitator atau penggerak dalam manajemen
pengetahuan
dan
bertugas
untuk
mempreservasi
pengetahuan.
c. SDM dan Teknologi dalam Penerapan Knowledge Management Dalam pelaksanaan kegiatan knowledge management, tentunya ada SDM dan teknologi yang menunjang untuk kelancaran kegiatan tersebut. SDM dan teknologi dalam sebuah lembaga untuk kegiatan ini terbilang sangat penting karena ketika SDM dan teknologinya sudah menunjang, maka kegiatan knowledge management di lembaga tersebut akan mudah dilaksanakan dan pasti akan berkembang. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, SDM di BATAN dalam kegiatan knowledge management sudah cukup menunjang kegiatan tersebut namun belum maksimal karena BATAN baru merintis kegiatan knowledge management tersebut. Sesuai dengan yang dikatakan oleh informan IS mengenai SDM di BATAN yaitu sebagai berikut: ”Untuk SDM nya belum maksimal, karena peraturannya baru akan mulai disusun dan salah satu isinya yaitu mewajibkan setiap pegawai/ peneliti untuk melakukan knowledge sharing.” (IS) Informan lain juga mengatakan hal yang serupa yaitu informan NA mengatakan sebagai berikut:
74
“Untuk SDM nya itu di BATAN sendiri karena kita masih baru merintis jadi SDM nya belum maksimal. Tapi kalau untuk cetak buku, kita sudah ada 7 judul buku yang dibuat dalam rangka preservasi pengetahuan.” (NA) Selain SDM yang penting dalam menunjang kegiatan knowledge management di BATAN, teknologi juga sangat penting dalam menunjang kegiatan tersebut. Teknologi yang dimiliki oleh BATAN sudah memadai dan berkemampuan untuk menunjang kegiatan knowledge management di lembaga tersebut. Sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh penulis, teknologi yang digunakan untuk menunjang kegiatan knowledge management di BATAN menggunakan salah satu portal yang dinamakan NKM (Nuclear Knowledge Management). Sesuai dengan yang dikatakan oleh informan BP: “Teknologi yang ada di BATAN sudah memadai dan berkemampuan untuk menunjang kegiatan knowledge management tersebut dan BATAN juga sudah menyiapkan aplikasi-aplikasinya dalam kegiatan knowledge management salah satu yang sudah kami siapkan yaitu sebuah portal yang dinamakan portal NKM dan portal itu akan kami kembangkan terus.” (BP) NKM tersebut merupakan satu-satunya portal yang dimiliki oleh BATAN untuk menyimpan hasil sharing knowledge dan tempat pengelolaan knowledge management. Seperti yang dikatakan oleh informan IS sebagai berikut: “Teknologi yang ada di BATAN untuk menunjang kegiatan knowledge management baru ada satu portal NKM karena di portal tersebut merupakan tempat penyipanan hasil sharing knowledge dan tempat pengolahan knoelwdge management itu juga.” (IS)
75
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa SDM di BATAN sudah cukup memadai namun belum maksimal karena BATAN baru merintis kegiatan knowledge management dan untuk teknologinya BATAN sudah memadai dalam menunjang kegiatan knowledge management dengan memiliki sebuah portal yang dinamakan portal NKM (Nuclear Knowledge Management) yang digunakan untuk menyimpan hasil sharing knowledge dan mengelola knowledge management di BATAN.
3. Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management Knowledge
management
merupakan
pendekatan-pendekatan
sistematik untuk memunculkan dan mengalirkan sebuah informasi dan pengetahuan kepada orang yang tepat dan pada saat yang tepat agar bisa digunakan secara optimal. Seperti yang diketahui bahwa pengetahuan dibagi menjadi 2, yaitu pengetahuan eksplisit dan tacit. Dalam hal ini, perpustakaan memiliki peran sebagai tempat untuk menyimpan pengetahuan eksplisit dan para pustakawan yang ada di dalamnya mengelola pengetahuan tersebut. a. Pustakawan Seorang pustakawan dalam kegiatan ini bertugas untuk melakukan dua hal yaitu mengelola dokumen hasil kegiatan knowledge sharing dan mempreservasi pengetahuan.
76
1) Mengelola Dokumen Dalam kegiatan ini, pustakawan mengatur dan mengawasi berjalannya kegiatan knowledge sharing. Seperti yang dikatakan oleh pustakawan BATAN yang juga sebagai informan NA : “Kalau untuk penerapan knowledge management di BATAN itu sebenarnya berbeda dengan yang ada di perpustakaan. Kalau di perpustakaan memang kita (pustakawan) ya memang mengelola pengetahuan dalam bentuk itu. Sedangkan yang diharapkan di BATAN itu mengelola pengetahuannya seperti para pegawai yang sudah mau pensiun dengan yang baru masuk itu kan terdapat GAP, maka dari yang para senior tersebut ilmunya harus di share supaya jangan hilang. Nah saah satu caranya dengan mengelola pengetahuannya dengan mengadakan kegiatan knowledge sharing.” (NA)
2) Preservasi Pengetahuan Preservasi pengetahuan berfungsi untuk menyimpan hasil kegiatan knowledge sharing ke dalam bentuk eksplisit. Seperti yang diungkapkan oleh informan BP : “Karena perpustakaan itu tujuannya adalah mempreservasi pengetahuan maka ada Subbidang Manajemen Preservasi Pengetahuan, jadi ia sebagai penggerak pada masalah manajemen pengetahuan. Orang-orang BSDMO yang nanti akan memetakan atau maping knowledge. Sedangkan Pusdiklat itu perannya adalah untuk mengurangi GAP antara orang yang pengetahuannya tinggi dengan orang yang pengetahuannya rendah. Jadi setiap unit mempunyai tugas dan peran yang berbeda-beda.” (BP)
77
b. Fasilitator Selain mempreservasi pengetahuan, perpustakaan BATAN juga berperan sebagai fasilitator (penyedia fasilitas) dalam penunjang kegiatan knowledge management. Hal tersebut juga dikatakan oleh IS sebagai berikut: “Perpustakaan terlibat yaitu sebagai fasilitator kegiatan Knowledge Management. Contohnya perpustakaan memiliki ruang BKC (Batan Knowledge Center) dan di ruang tersebut merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin melakukan sharing knowledge dalam suatu CoP (Community of Practice) tertentu, dan juga perpustakaan turut menyimpan hasil dari kegiatan knowledge sharing tersebut.” (IS)
Sebagai pustakawan madya, NA juga mengatakan hal yang serupa yaitu: “Fungsi perpustakaan di BATAN sebagai fasilitator atau bisa juga disebut sebagai Event Organizer (EO). Kalau ada acara apapun perpustakaan diminta untuk menyiapkan fasilitas dalam menunjang kegiatan KM. seperti ruangan untuk kegiatan knowledge sharing.” (NA)
c. Pengelola Database Database ini merupakan sebuah layanan referensi yang ada di perpustakaan BATAN, layanan ini memiliki 3 macam yaitu EJurnal; E-Prosiding dan Pathfinder. Layanan ini diolah oleh perpustakaan agar nantinya menjadi sebuah referensi yang nantinya dapat digunakan. Seperti yang dikatakan oleh informan NA : “Kegiatannya itu adalah mengolah database misalnya sebuah jurnal nanti dari jurnal tersebut dikelola kembali dan dimasukan ke dalam database nanti setelah diolah maka akan menjadi e-jurnal…..” (NA)
78
4. Kendala dalam Penerapan Knowledge Management Di sebuah lembaga penelitian khususnya di BATAN yang memiliki banyak cabang di beberapa daerah maka akan membutuhkan koordinasi yang tepat. Berbanding lurus dengan knowledge management, karena knowledge management merupakan sesuatu yang besar dan banyak mencakup banyak hal. Dengan begitu BATAN sendiri memiliki beberapa kendala dalam menjalankan kegiatan knowledge management di lembaganya seperti yang dikatakan oleh ketiga informan. Terdapat 3 faktor kendala dalam penerapan knowledge management, yaitu : a. Koordinasi Informan BP sebagai Kepala Bidang Sistem Informasi Managemen Nuklir memaparkan kendala yang dihadapi yaitu koordinasi. Beliau mengungkapkan : “Kendalanya sebenarnya knowledge management itu adalah sesuatu yang besar dan mencakup banyak hal. Sebenarnya kegiatan ini melibatkan orang, proses dan teknologi karena melibatkan 3 hal yang besar itu biasanya yang justru menjadi kendala adalah koordinasi lalu kendala lainnya adalah culture atau budaya, jadi budaya rata-rata dari peneliti itu adalah mereka sulit untuk men-sharing ilmunya.” (BP)
b. Culture (Budaya) Selain faktor koordinasi, yang menjadi kendala dalam penerapan knowledge management ini yaitu culture atau budaya, jadi budaya rata-rata dari para peneliti itu adalah mereka sulit untuk mensharing atau membagikan ilmunya. Seperti yang diungkapkan oleh informan BP :
79
“Disamping itu kendala lainnya adalah culture atau budaya, jadi budaya rata-rata dari para peneliti itu adalah mereka sulit untuk men-sharing ilmunya. Karena mereka berasumsi, mereka susah payah mendapatkan ilmu tersebut tapi dengan mudahnya untuk dibagikan terhadap orang lain. Budaya-budaya tersebut yang mungkin menjadi salah satu kendala atau penghambat dalam kegiatan knowledge management.” (BP)
c. Peraturan Resmi Kepala BATAN Informan IS sebagai kepala subbidang manajemen nuklir juga memaparkan kendala yang dihadapi oleh BATAN dalam kegiatan knowledge management yaitu belum adanya sebuah peraturan resmi yang mengatur untuk itu. Beliau mengungkapkan sebagai berikut : “Kendalanya yang kita hadapi yaitu karena belum adanya peraturan secara resmi yang dikeluarkan oleh Kepala BATAN jadi berjalannya knowledge management ini hanya setengahsetengah karena belum diwajibkan dari atas (pimpinan). (IS)”
Dari ketiga penjelasan diatas penulis bisa menarik kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi oleh lembaga BATAN dalam kegiatan knowledge management yaitu sulitnya mengkoordinasikan tiga hal besar yang saling berhubungan seperti orang, proses dan teknologi. Kendala yang lain adalah sebuah budaya dari para peneliti yang sulit untuk membagi atau men-sharing ilmu yang dimilikinya. Semua kendala itu sangat terlihat dikarenakan satu kendala besar yang dihadapi yaitu belum keluarnya peraturan yang sah dari kepala BATAN itu sendiri sehingga kegiatan knowledge management belum bisa dijalankan secara maksimal.
80
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan dari analisis hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai peran perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN Puspiptek adalah sebagai berikut : 1. Knowledge management
merupakan
sebuah
pendekatan
yang
sistematis untuk memunculkan dan mengalirkan sebuah informasi kepada orang dan pada saat yang tepat agar dapat digunakan secara optimal. Serta dengan kata lain bisa dikatakan bahwa knowledge management adalah proses preservasi pengetahuan agar pengetahuan para pegawainya tidak akan hilang seiring dengan perkembangan zaman dan juga mengelola pengetahuan tersebut agar dapat dengan mudah
diakses
bagi
para
peneliti
atau
pegawai
yang
membutuhkannya. Selain itu knowledge management juga berfungsi untuk menjaga keberlangsungan ilmu-ilmu yang ada di BATAN serta menghasilkan berbagai inovasi-inovasi untuk BATAN. Unit-unit utama yang terlibat di BATAN dalam knowledge management ini yaitu BSDMO (Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi); Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan); dan yang terakhir PPIKSN (Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir).
81
2. Peran perpustakaan di dalam penerapan knowledge management yaitu sebagai tempat menyimpan pengetahuan eksplisit atau tempat preservasi pengetahuan. Selain itu juga sebagai fasilitator dalam kegiatan knowledge management. Atau dengan kata lain, perpustakaan sebagai EO (Event Organizer) yang fungsinya menyiapkan fasilitasfasilitas baik sarana maupun prasarana dalam menunjang kegiatan knowledge sharing. Perpustakaan juga menyusun gateline-gateline atau petunjuk-petunjuk untuk pelaksanaan knowledge sharing dan memasukkannya ke dalam sistem berupa database sehingga mudah diakses bagi para peneliti atau pegawai yang membutuhkannya. 3. Kendala yang dihadapi oleh sebuah lembaga penelitian khususnya BATAN yaitu sulitnya mengkoordinasikan tiga hal besar yang saling berhubungan seperti orang, proses dan teknologi. Kendala lainnya adalah sebuah budaya umum dari seorang manusia yang jika ia mendapatkan ilmu yang susah payah ia dapatkan maka tidak dengan mudahnya ia mau untuk membaginya. Selanjutkan yaitu kendala dalam menyamakan waktu karena kegiatan knowledge management ini diinisiasi oleh 3 unit dari satuan kerja yang berbeda. Ketiga kendala tersebut yang menghambat dalam kegiatan knowledge management itu sendiri, dan kendala besar yang dihadapi BATAN yaitu belum adanya peraturan yang sah dari kepala BATAN itu sendiri sehingga kegiatan yang berlangsung belum bisa berjalan secara maksimal.
82
B.
Saran Dalam penelitian ini penulis memberikan beberapa saran yang dapat direalisasikan perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN. Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya membuat peraturan secara resmi sehingga kegiatan untuk knowledge
management
berjalan
dengan
maksimal.
Dengan
munculnya peraturan tersebut maka para peneliti ataupun pegawai memiliki kewajiban untuk membagi pengetahuannya kepada para generasi penerusnya. 2. Hendaknya lembaga BATAN lebih memberikan kewenganan dan tugas bagi perpustakaan untuk membentuk sebuah tim yang dikhususkan untuk kegiatan knowledge management. Agar tim tersebut fokus untuk kegiatan-kegiatan knowledge management di BATAN. 3. Sebagai fasilitator hendaknya perpustakaan membuat jadwal-jadwal bagi para peneliti atau pegawai yang sudah mau habis masa bakti kerjanya untuk melakukan kegiatan knowledge sharing. Maka dengan begitu nantinya perpustakaan dapat dengan mudah melakukan preservasi pengetahuan hasil dari kegiatan knowledge sharing tersebut.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1982 Azwar, Muhammad. Artikel Penerapan Knowledge Management (Studi Kasus SDIT Al-Hamidiyah Depok). Majalah Perputakaan dan Informasi 6 (1). Ikatan Aumni Ilmu Perpustakaan Universitas Yarsi: 10-23. http://eprints.rclis.org/25685/. 2013 Badan Standarisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia tentang Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah 7496. Jakarta: BSN. 2009 Badan Tenaga Nuklir Nasional Diakses pada 08 Oktober 2016 dari http://www.batan.go.id/index.php/id/home/profil-batan Budiwijaya, Arif. Pembinaan Koleksi Perpustakaan: Dalam Lokakarya Pembinaan Perpustakaan Khusus Kependudukan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. 1979 Consuelo G. Sevilla, [et. Al].; penerjemah, Alimudin Tuwu,. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press, 1993 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,. Jakarta: Balai Pustaka, 1990 Disterer, Georg. 2001. Individual and Social Barriers to Knowledge Transfer. Proccedings of the 34th Hawaii International Conference on Systems Science, IEEE, USA, diakses pada 16 Juni 2016 dari http://citeseerx.ist.psu.edu/ viewdoc/ download? doi=10.1.1.97.6417&rep=rep1&type=pdf Fernandez, Irma-Becerra et al. Knowledge Management: Challenges, Solutions, And Technologie. New Jersey: Pearson Prentice Hall. 2001 Hayati, Nurul. Artikel Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management di Lembaga Riset. Irawan, Prasetya. Logika Dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999 . Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 2004
84
Kurniawati, Susanti. Makalah Knowlegde Management, Bandung : Prodi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001 Martoatmojo, Karmidi. Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas Terbuka. 1999 Mutri
Batul Aini. Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management: Studi Kasus Pusat Informasi PPM Manajemen diakses pada 06 Oktober 2016 dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126833RB13M440p-Peran%20perpustakaan-Abstrak.pdf
Notoadmojo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2007 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dab Reformasi Birokrasi No.14 Tahun 2011, Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Republik Indonesia. Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007 Sangkala. Knowledge Management: Suatu Pengantar Memahami Bagaimana Organisasi Mengelola Pengetahuan Sehingga Menjadi Organisasi yang Unggul. Jakarta: Raja Grafindo. 2007 Save, M, Dagun. “Perpustakaan Khusus”, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Cet.1. Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara,1997 Setiarso, Bambang. Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005 Sukarman. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. 2002 Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1993
85
Suryabrata, Sumardi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grafindo, 2006 Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2003 Tobing, Paul L. Knowledge Management: Konsep, Arsitektur dan Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007 Republik Indonesia Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. 2007
Lampiran 1
LAMPIRAN FOTO
Kondisi Perpustakaan BATAN Puspiptek Sebelum direnovasi. Sebelum direnovasi perpustakaan BATAN tidak memiliki ruang NKM, tidak memiliki Area Lesehan dan menggunakan sistem terbuka.
Pintu Masuk Perpustakaan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Puspiptek setelah renovasi
Layanan Sirkulasi
Ruang Koleksi Umum setelah renovasi menggunakan sistem tertutup
Ruang Sekretariat Atom Indonesia
Ruang Baca
Komputer Untuk Akses Internet dan Portal NKM
Area Baca Lesehan (Tahap Renovasi)
Ruang BKC dapat digunakan untuk Teleconference
Ruang Pengolahan
Contoh Penomoran Koleksi Perpustakaan BATAN Pupiptek
Katalog Perpustakaan BATAN Puspiptek
Loker Penitipan Barang
Buku Tamu Perpustakaan BATAN Puspiptek
Gedung 71 Tempat Perpustakaan BATAN Puspiptek
Wawancara dengan Informan Bapak Budi Prasetyo
Wawancara dengan Informan Ibu Noer Aida
Tampilan Portal Milik Perpustakaan BATAN
Tampilan Perpustakaan Digital BATAN
Tampilan Portal e-Journal BATAN Pupiptek
Tampilan Portal e-Prosiding BATAN Puspiptek
Tampilan Prosiding Digital
Tampilan Portal SIMLIN (Sarana Knowledge Sharing) masih tahap persiapan
Lampiran 2
DRAFT WAWANCARA
1.
Apakah yang dimaksud knowledge management dalam perpustakaan? Jelaskan!
2.
Apakah di BATAN sudah menerapkan knowledge management? Sejak kapan?
3.
Mengapa di BATAN harus menerapkan knowledge management? Dan seberapa pentingnya knowledge management itu diterapkan di BATAN?
4.
Unit atau bagian apa saja yang terlibat dalam penerapan knowledge management di BATAN?
5.
Apakah perpustakaan terlibat dalam kegiatan penerapan knowledge management? Seberapa jauh peran keterlibatannya? Jelaskan!
6.
Apa yang harus diperhatikan oleh perpustakaan dalam menerapkan knowledge management? Jelaskan!
7.
Apakah SDM serta teknologi yang ada di BATAN sudah memadai dalam penerapan knowledge management?
8.
SDM dan teknologi dalam bentuk seperti apa yang sudah memadai dalam kegiatan penerapan knowledge management?
9.
Kegiatan apa saja yang telah dilakukan perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN?
10. Adakah kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN? Jelaskan!
Lampiran 3 TRANSKRIP WAWANCARA
A. IDENTITAS RESPONDEN Nama
: Budi Prasetyo (BP)
Jabatan
: Kepala Bidang Sistem Informasi Manajemen Nuklir
1. Gambaran Umum Tentang Perpustakaan dan Sistem Informasi dalam Penerapan Knowledge Management Penulis :
Apakah
yang dimaksud
knowledge
management
dalam
perpustakaan? Jelaskan! BP
: Knowledge management ketika itu di BATAN adalah upaya untuk mempreservasi pengetahuan. Pengetahuan itu ada yang tacit dan eksplisit. Nah terutama yang tacit atau yang masih ada di dalam otak para peneliti, para perekayasa, para pejabat fungsional ataupun para pegawai-pegawai BATAN. Nah ilmu yang ada di dalam otak tersebut pada prinsipnya harus diselamatkan, salah satunya dengan melakukan kegiatan knowledge sharing. Ataupun bisa juga diubah bentuk menjadi ke dalam bentuk eksplisit seperti buku, lalu dimasukkan ke dalam portal. Jika bentuknya eksplisit kan mudah sehingga dapat dengan mudah untuk dipelajari. Prinsip dasar knowledge
management
di
BATAN
adalah
untuk
upaya
mempreservasi pengetahuan. Sehingga pengetahuan itu tidak akan hilang, contohnya jika pegawainya pensiun, ataupun mohon maaf meninggal. Jadi pengetahuan itu tetap dimiliki oleh organisasi. Penulis : Apakah di BATAN sudah menerapkan knowledge management? Sejak kapan? BP
: Di BATAN sudah menerapkan knowledge management, secara prinsip sebenarnya iniasi kegiatan knowledge management dimulai sejak tahun 2009. Dimulai dengan membentuk tim untuk
merancang road map tentang pelaksanaan implementasi knowledge management di BATAN. Lalu tim itu melaksanakan rapat-rapat dan diskusi-diskusi untuk memetakan yang dikenal dengan istilah mapping knowledge. Jadi knowledge-knowledge yang ada di BATAN itu jika diklasifikasi atau dikategorisasi untuk atau masuk kategorisasi seperti apa. Itu salah satu tugas dari tim NKM (Nuclear Knowledge Management) sendiri sejak tahun 2009 samapi dengan saat ini. Kemudian pembentukan CoP (Community of Practice), ini merupakan semacam komunitas yang kira-kira di desain yang pada prinsipnya digunakan untuk saling berbagi pengetahuan di bidang atau topic tertentu. Penulis : Mengapa di BATAN harus menerapkan knowledge management? Dan seberapa pentingnya knowledge management itu diterapkan di BATAN? BP
: Alasan yang sangat mendasar karena ya itu tadi yaitu preservasi pengetahuan. Begini prinsipnya, para pegawai-pegawai di BATAN sudah melebihi 45 tahun atau boleh dikatakan tua. Sedangkan di satu sisi, kita tidak dengan mudah untuk menambah pegawai. Itu merupakan upaya untuk tidak menambah pegawai, tetapi disisi lain para pegawai sudah pada tua sehingga jika semua pegawai tersebut pensiun maka ilmu yang mereka miliki akan hilang. Agar tidak hilang minimal ada uoaya untuk menjaga ilmu tersebut, itu adalah alasan pertama. Yang kedua, jika ilmu tersebut hanya ada di dalam otak saja maka ilmu tersebut tidak akan berkembang. Pada prinsipnya ilmu itu harus dikembangkan, dan ketika ilmu tersebut sudah dikembangkan maka ilmu tersebut harus di share atau dibagikan. Kemudian pada hasil akhirnya inovasi-inovasi di BATAN akan berkembang sedemikian rupa.
Penulis : Unit atau bagian apa saja yang terlibat dalam penerapan knowledge management di BATAN? BP
: Unit-unit yang paling terlibat yaitu BSDMO (Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi), Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan
Pelatihan) dan PPIKSN (Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir). Penulis : Apakah perpustakaan terlibat dalam kegiatan penerapan knowledge management? Seberapa jauh peran keterlibatannya? Jelaskan! BP
: Karena perpustakaan itu tujuannya adalah mempreservasi pengetahuan
maka
ada
Subbidang
Manajemen
Preservasi
Pengetahuan, jadi ia sebagai penggerak pada masalah manajemen pengetahuan. Orang-orang BSDMO yang nanti akan memetakan atau maping knowledge. Sedangkan Pusdiklat itu perannya adalah untuk mengurangi GAP antara orang yang pengetahuannya tinggi dengan orang yang pengetahuannya rendah. Jadi setiap unit mempunyai tugas dan peran yang berbeda-beda. Penulis : Apakah SDM serta teknologi yang ada di BATAN sudah memadai dalam penerapan knowledge management? BP
: Untuk SDM sendiri yang ada di BATAN sudah cukup untuk mengimplementasikan
kegiatan
knowledge
management.
Sedangkan untuk teknologi yang ada di BATAN sudah memadai dan
berkemampuan
untuk menunjang kegiatan
knowledge
management tersebut. Penulis : SDM dan teknologi dalam bentuk seperti apa yang sudah memadai dalam kegiatan penerapan knowledge management? BP
: BATAN juga sudah menyiapkan aplikasi-aplikasinya dalam kegiatan knowledge management salah satu yang sudah kami siapkan yaitu sebuah portal yang dinamakan portan NKM dan portal itu akan kami kembangkan secara terus menerus.
Penulis : Kegiatan apa saja yang telah dilakukan perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN? BP
: Kegiatan perpustakaan sekarang ini adalah memfasilitasi pelaksanaan kegiatan knowledge sharing, jadi prinsipnya yang terutama adalah memfasilitasi pelaksanaan kegiatan knowledge sharing. Kemudian menyediakan infrastrukur-infrastruktur berupa
sarana dan prasarana penunjang yang memungkinkan untuk pelaksanaan kegiatan knowledge sharing secara efektif dan efisien. Lalu menyusun gateline-gateline atau petunjuk-petunjuk untuk pelaksanaan
kegiatan
knowledge
sharing.
Kemudian
para
pustakawannya juga menjadi fasilitator dan nantinya mereka akan melakukan preservasi dari hasil kegiatan knowledge sharing tersebut. Jadi informasi-informasi knowledge yang ada di satuan kerja atau yang berada di BATAN kemudian akan dimasukkan ke dalam sistem atau database sehingga lebih tertata dengan baik atau terorganisir. Jadi nanti terlihat ada peran baik perpustakaan maupun pustakawannya.
2. Kendala dalam Penerapan Knowledge Management Penulis : Adakah kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN? Jelaskan! BP
: Sebenarnya gini knowledge management itu adalah sesuatu yang besar dan mencakup banyak hal. Kegiatan ini melibatkan orang, proses dan teknologi karena melibatkan 3 hal yang besar tersebut biasanya yang menjadi kendalanya adalah koordinasi. Disamping itu kendala lainnya adalah culture atau budaya, jadi budaya ratarata dari para peneliti itu adalah mereka sulit untuk men-sharing ilmunya.
Karena
mereka
berasumsi, mereka
susah payah
mendapatkan ilmu tersebut tapi dengan mudahnya untuk dibagikan terhadap orang lain. Budaya-budaya tersebut yang mungkin menjadi salah satu kendala atau penghambat dalam kegiatan knowledge management.
B. IDENTITAS RESPONDEN Nama
: Iis Sustini (IS)
Jabatan
: Kepala Subbidang Manajemen Nuklir
1. Gambaran Umum Tentang Perpustakaan dan Sistem Informasi dalam Penerapan Knowledge Management Penulis : Apakah di BATAN sudah menerapkan knowledge management? Sejak kapan? IS
: Sudah, tetapi baru dimulai penerapan knowledge management nya di BATAN dan sub NKM nya ini baru ada bulan Mei tahun 2014.
Penulis : Mengapa di BATAN harus menerapkan knowledge management? Dan seberapa pentingnya knowledge management itu diterapkan di BATAN? IS
: Alasan BATAN menerapkan knowledge management itu karena ilmu pengetahuan yang ada di BATAN mengenai nuklir ingin dikelola dengan baik. karena setiap peneliti ini mempunyai ilmuilmu tacit yang di kepala, nah dia juga banyak mempunyai pengalaman-pengalaman lalu diklat-diklat keluar negeri dan semua ilmunya hanya tertampung di kepalanya nah kalau ia pensiun dan tidak menuangkannya ke dalam tulisan berbentuk buku maka ilmu itu akan hilang dengan sendirinya. Dengan adanya knowledge management maka ilmu-ilmu itu akan dituangkan ke dalam buku, jurnal, portal. Nah kalau seberapa besar pentingnya knowledge management itu diterapkan di BATAN tentunya penting karena untuk keberlangsungan ilmu-ilmu yang ada di BATAN.
Penulis : Unit atau bagian apa saja yang terlibat dalam penerapan knowledge management di BATAN? IS
: Unit yang terlibat aktif dalam penerapan knowledge management ada tiga, yang pertama PPIKSN yang bertugas sebagai fasilitator kegiatan NKM bisa dibilang juga ini perpustakaan. Yang kedua itu Pusdiklat yang bertugas untuk mengadakan pelatihan-pelatihan
untuk para peneliti dan yang ketiga BSDMO yang mengurus tentang aturan-aturan tentang knowledge management. Penulis : Apakah perpustakaan terlibat dalam kegiatan penerapan knowledge management? Seberapa jauh peran keterlibatannya? Jelaskan! IS
: Ya perpustakaan terlibat, keterlibatannya itu sebagai fasilitator kegiatan knowledge management contohnya perpustakaan punya ruang BATAN Knowledge Center atau biasa disebut BKC. Nanti di ruang itu merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin sharing satu sama lain dalam satu COP tertentu. COP itu merupakan Comunity of Practice, selain itu perpustakaan juga turut menyimpan hasil dari kegiatan knowledge sharing yang dilakukan oleh para pegawai tersebut.
Penulis : Apa yang harus diperhatikan oleh perpustakaan dalam penerapan knowledge management? Jelaskan! IS
: Yang harus diperhatikan oleh perpustakaan karena sebagai fasilitator adalah kebutuhan untuk penyelenggaraan NKM. Misalnya, pada ruang BKC dipersiapkan peralatan-peralatannya untuk berdiskusi dan sebagainya.
Penulis : Apakah SDM serta teknologi yang ada di BATAN sudah memadai dalam penerapan knowledge management? IS
: Untuk SDM nya belum maksimal, karena peraturannya baru akan mulai disusun dan salah satu isinya yaitu mewajibkan setiap pegawai/ peneliti untuk melakukan knowledge sharing.
Penulis : SDM dan teknologi dalam bentuk seperti apa yang sudah memadai dalam kegiatan penerapan knowledge management? IS
: Sedangkan teknologi yang ada di BATAN untuk menunjang kegiatan knowledge management baru ada satu portal NKM karena di portal tersebut merupakan tempat penyimpanan hasil kegiatan knowledge sharing dan tempat pengolahan knowledge management itu juga.
2. Kendala dalam Penerapan Knowledge Management Penulis : Adakah kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN? Jelaskan! IS
: Kendalanya yang kita hadapi yaitu karena belum adanya peraturan secara resmi yang dikeluarkan oleh Kepala BATAN, jadi berjalannya knowledge management ini hanya berjalan setengahsetengah atau belum maksimal karena belum adanya peraturan yang mewajibkan dari atas (pimpinan).
C. IDENTITAS RESPONDEN Nama
: Noer Aida (NA)
Jabatan
: Pustakawan Madya
1. Gambaran Umum Tentang Perpustakaan dan Sistem Informasi dalam Penerapan Knowledge Management Penulis :
Apakah
yang dimaksud
knowledge
management
dalam
perpustakaan? Jelaskan! NA
: Knowledge management itu kan sebenarnya me-manage pengetahuan. Jadi sebenarnya perpustakaan itu ya memang mengelola pengetahuan. Mengelolanya dalam bentuk tercertak itu sebenarnya sudah bisa dikatakan mengelola pengetahuan. Hanya semua yang ada baik itu di jurnal, prosiding dan sebagainya itu adalah kan pengetahuan semua, nah kita olah kembali agar bisa digunakan oleh orang lain. Untuk lebih jauhnya lagi kita ambil contoh prosiding, di dalam prosiding itu terdapat beberapa artikel yang bisa kita kelola kembali, nanti hasil dari olahan tersebut berbentuk digital yang dinamakan e-prosiding sehingga dapat dengan mudah diakses oleh orang lain.
Penulis : Apakah di BATAN sudah menerapkan knowledge management? Sejak kapan? NA
: Kalau untuk penerapan knowledge management di BATAN itu sebenarnya berbeda dengan yang ada di perpustakaan. Kalau di perpustakaan memang kita (pustakawan) ya memang mengelola pengetahuan dalam bentuk itu. Sedangkan yang diharapkan di BATAN itu mengelola pengetahuannya seperti para pegawai yang sudah mau pensiun dengan yang baru masuk itu kan terdapat GAP, maka dari yang para senior tersebut ilmunya harus di share supaya jangan hilang. Nah saah satu caranya dengan mengelola pengetahuannya dengan mengadakan kegiatan knowledge sharing, kemudian kalau bisa dia membuat buku, mengadakan diklat agar ilmu-ilmu
yang
dimilikinya
bisa
pindah.
Nah
tugasnya
perpustakaan yang mengelola dokumen-dokumen hasil dari kegiatan knowledge sharing tersebut lalu disimpan dalam sebuah metadata menjadi repository. Kalau ditanya sejak kapan ya sebenarnya sejak 2009 sudah ada tim yaitu tim NKM (Nuclear Knowledge Management). Penulis : Mengapa di BATAN harus menerapkan knowledge management? Dan seberapa pentingnya knowledge management itu diterapkan di BATAN? NA
: Knowledge management di BATAN sudah berada di dalam subbidang. Di lembaga LIPI atau BPPT pun sudah bukan namanya bidang perpustakaan lagi tetapi bidang knowledge management. Karena dilihat sekarang perpustakaan itu sudah tidak menjadi perhatian, jadi koleksi datanya harus digitalisasikan agar orang bisa mengakses data pengetahuann dari rumah. Pengetahuan hasil knowledge sharing dari satker (satuan kerja) kita masukan ke dalam portal. Kalau tidak seperti itu maka lama-kelamaan keberadaan perpustakaan akan ditinggalkan. Dengan begitu di perpustakaan BATAN diadakan knowledge sharing supaya orang kembali lagi mengunjungi perpustakaan. Dan kali ini perpustakaan menggunakan sistem tertutup agar alokasi ruangan untuk knowledge sharing lebih luas.
Penulis : Unit atau bagian apa saja yang terlibat dalam penerapan knowledge management di BATAN? NA
: Kalau untuk sekarang setiap dari satuan kerja sudah ada wakilnya, tapi unit yang berperan untuk di BATAN itu ada 3 (tiga), yaitu BSDMO, Pusdiklat, dan yang terakhir PPIKSN.
Penulis : Apakah perpustakaan terlibat dalam kegiatan penerapan knowledge management? Seberapa jauh peran keterlibatannya? Jelaskan! NA
: Keterlibatan perpustakaan yaitu sebagai fasilitator, atau bisa juga sebagai EO (Event Organizer). Kalau ada adara apapun, perpustakaan yang menyiapkan fasilitas dan sebagainya. BATAN
Knowledge Center atau yang disingkat BKC itu diharapkan nantinya akan menjadi pusat pengetahuan di BATAN. Sekarang ini kebanyakan dari peneliti itu hanya tau sendiri ilmunya, jika mereka men-share ilmunya pun tidak didokumentasikan secara formal, karena kalau didokumentasikan maka nanti bisa digunakan oleh para peneliti lainnya. Penulis : Apa yang harus diperhatikan oleh perpustakaan dalam penerapan knowledge management? Jelaskan! NA
: Ya itu tadi karena perpustakaan sebagai fasilitator maka harus menyiapkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan knowledge management tersebut. Disamping itu perpustakaan melakukan pengelolaan database semisal e-journal, e-prosiding, bahkan nantinya akan ada path finder yaitu seperti layanan referensi atau bisa juga dibilang panduan pustaka.
Penulis : Apakah SDM serta teknologi yang ada di BATAN sudah memadai dalam penerapan knowledge management? NA
: Untuk SDM nya itu di BATAN sendiri karena kita masih baru merintis jadi SDM nya belum maksimal. Tapi kalau untuk cetak buku, kita sudah ada 7 judul buku yang dibuat dalam rangka preservasi pengetahuan.
Penulis : SDM dan teknologi dalam bentuk seperti apa yang sudah memadai dalam kegiatan penerapan knowledge management? NA
: Untuk teknologinya sendiri kita pun sudah memadai dalam hal tersebut.
Penulis : Kegiatan apa saja yang telah dilakukan perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN? NA
: Kegiatannya itu adalah mengolah database misalnya sebuah jurnal nanti dari jurnal tersebut dikelola kembali dan dimasukan ke dalam database nanti setelah diolah maka akan menjadi e-jurnal selain itu ada lagi e-prosiding dan nanti ada juga layanan pathfinder yang merupakan layanan referensi yang disusun oleh pustakawan.
2. Kendala dalam Penerapan Knowledge Management Penulis : Adakah kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam penerapan knowledge management di BATAN? Jelaskan! NA
: Kendalanya untuk kegiatan ini itu menyamakan waktu, karena yang menginisiasi kegiatan ini berasal dari 3 (tiga) unit dan anggotanya terdiri dari beberapa satuan kerja di BATAN. Maka dari itu untuk menyamakan waktunya susah karena kegiatan yang ada pada 3 (tiga) unit ini berbeda-beda.
Lampiran 4 REDUKSI WAWANCARA Penerapan Knowledge Management Kategori Utama Pengertian Knowledge Management
Sub Kategori 1
Sub Kategori 2
Knowledge Management Pengetahuan
Sub Kategori 3
Hasil Wawancara
Informan
Referensi
Knowledge management ketika itu di Bp BATAN adalah upaya untuk mempreservasi pengetahuan……(Bp)
1
Tacit
Pengetahuan itu ada yang tacit dan eksplisit. Bp Nah terutama yang tacit atau yang masih ada di dalam otak para peneliti, para perekayasa, para pejabat fungsional ataupun para pegawai-pegawai BATAN. Nah ilmu yang ada di dalam otak tersebut pada prinsipnya harus diselamatkan, salah satunya dengan melakukan kegiatan knowledge sharing. Atau bisa juga diubah bentuk menjadi ke dalam bentuk eksplisit seperti buku, lalu dimasukkan ke dalam portal. Jika bentuknya eksplisit kan mudah sehingga dapat dengan mudah untuk dipelajari. Prinsip dasar knowledge management di BATAN adalah untuk upaya mempreservasi pengetahuan. Sehingga pengetahuan itu tidak akan hilang…(Bp)
1
Eksplisit
Knowledge management itu kan sebenarnya Bp dan Na me-manage pengetahuan. Jadi sebenarnya perpustakaan itu ya memang mengelola
2
pengetahuan. Mengelolanya dalam bentuk tercertak itu sebenarnya sudah bisa dikatakan mengelola pengetahuan. Hanya semua yang ada baik itu di jurnal, prosiding dan sebagainya itu adalah kan pengetahuan semua, nah kita olah kembali agar bisa digunakan oleh orang lain. Untuk lebih jauhnya lagi kita ambil contoh prosiding, di dalam prosiding itu terdapat beberapa artikel yang bisa kita kelola kembali, nanti hasil dari olahan tersebut berbentuk digital yang dinamakan e-prosiding sehingga dapat dengan mudah diakses oleh orang lain………. (Na) Penerapan Knowledge Management
Pembentukan Tim NKM Tim (Nuclear Knowledge Management )
Tim ini melaksanakan rapat dan diskusi untuk memetakan jenis KM atau dikenal sebagai mapping knowledge
Pembentukan Komunitas CoP yang di desain (Community untuk saling of Practice) berbagi pengetahuan di berbagai
…Dimulai dengan membentuk tim untuk Bp dan Na merancang road map tentang pelaksanaan implementasi knowledge management di BATAN…. dari tim NKM (Nuclear Knowledge Management)….) (Bp) sudah ada tim yaitu tim NKM (Nuclear ….Knowledge Management)…) (Na)
2
Kemudian pembentukan CoP (Community Bp of Practice), ini merupakan semacam komunitas yang kira-kira di desain yang pada prinsipnya digunakan untuk saling berbagi pengetahuan di bidang atau topic tertentu…) (Bp)
1
bidang atau topik tertentu (knowledge sharing)
Unit yang BSDMO Terlibat (Biro Sumber dalam Daya Kegiatan KM Manusia dan Organisasi)
Unit-unit yang paling terlibat yaitu BSDMO Bp, Is dan (Biro Sumber Daya Manusia dan Na Organisasi)…. (Bp) …..ketiga BSDMO yang mengurus tentang aturan-aturan tentang knowledge management…(Is) …..unit yang berperan untuk di BATAN itu ada 3 (tiga), yaitu BSDMO….(Na)
3
Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan)
Unit-unit yang paling terlibat yaitu BSDMO Bp, Is dan (Biro Sumber Daya Manusia dan Na Organisasi), Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan)…. (Bp) Unit yang terlibat aktif dalam penerapan knowledge management ada tiga, yang pertama PPIKSN yang bertugas……... Yang kedua itu Pusdiklat..…(Is) …..unit yang berperan untuk di BATAN itu ada 3 (tiga), yaitu BSDMO, Pusdiklat,….(Na)
3
PPIKSN (Pusat Pendayaguna an Informatika
Unit-unit yang paling terlibat yaitu BSDMO Bp, Is dan (Biro Sumber Daya Manusia dan Na Organisasi), Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan), dan yang terakhir PPIKSN …. (Bp)
3
dan Kawasan Strategis Nuklir)
Unit yang terlibat aktif dalam penerapan knowledge management ada tiga, yang pertama PPIKSN yang bertugas…(Is) Kalau untuk sekarang setiap dari satuan kerja sudah ada wakilnya, BSDMO, Pusdiklat, dan yang terakhir PPIKSN… (Na)
SDM dalam penerapan Knowledge Management
Peneliti dan Pegawai BATAN
Untuk SDM sendiri yang ada di BATAN Bp dan Is sudah cukup untuk mengimplementasikan kegiatan knowledge management. Sedangkan untuk teknologi yang ada di BATAN sudah memadai dan berkemampuan untuk menunjang kegiatan knowledge management tersebut…(Bp) Untuk SDM nya belum maksimal, karena peraturannya baru akan mulai disusun dan salah satu isinya yaitu mewajibkan setiap pegawai/ peneliti untuk melakukan knowledge sharing…(Is)
2
Teknologi dalam penerapan Knowledge Management
Portal NKM (Nuclear Knowledge Mnagement)
BATAN juga sudah menyiapkan aplikasi- Bpd an Is aplikasinya dalam kegiatan knowledge management salah satu yang sudah kami siapkan yaitu sebuah portal yang dinamakan portan NKM dan portal itu akan kami kembangkan secara terus menerus…(Bp) Sedangkan teknologi yang ada di BATAN untuk menunjang kegiatan knowledge management baru ada satu portal NKM karena di portal tersebut merupakan tempat penyimpanan hasil kegiatan knowledge
2
Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management
sharing dan tempat pengolahan knowledge management itu juga…(Is) Kalau untuk penerapan knowledge Na management di BATAN itu sebenernya berbeda dengan yang ada di perpustakaan………… Nah salah satu caranya dengan mengelola pengetahuannya dengan cara mengadakan kegiatan knowledge sharing…… (Na)
Perpustakaan Mengelola (Pustakawan) dokumen hasil kegiatan knowledge sharing
1
Preservsi Pengetahuan
Menyimpan hasil knowledge sharing kedalam bentuk eksplisit
Karena perpustakaan itu tujuannya adalah Bp dan Na mempreservasi pengetahuan maka ada Subbidang Manajemen Preservasi Pengetahuan, jadi ia sebagai penggerak pada masalah manajemen pengetahuan……. Jadi setiap unit mempunyai tugas dan peran yang berbeda-beda…) (Bp)
2
Fasilitator
BKC (BATAN Knowledge Center)
Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana
Ya perpustakaan terlibat, keterlibatannya itu Is dan Na sebagai fasilitator dalam kegiatan knowledge management……(Is)
2
Pengelola database
Layanan Referensi
E-journal E-prosiding Path Finder
…….Disamping itu perpustakaan Na melakukan pengelolaan database semisal ejournal, e-prosiding, bahkan nantinya akan ada path finder yaitu seperti layanan referensi atau bisa juga dibilang panduan pustaka… (Na)
1
Kendala dalam Penerapan Knowledge Management
Koordinasi
Sebenarnya gini knowledge management itu Bp adalah sesuatu yang besar dan mencakup banyak hal. Kegiatan ini melibatkan orang, proses dan teknologi karena melibatkan 3 hal yang besar tersebut biasanya yang menjadi kendalanya adalah koordinasi…... (Bp)
1
Culture (Budaya)
Disamping itu kendala lainnya adalah Bp culture atau budaya, jadi budaya rata-rata dari para peneliti itu adalah mereka sulit untuk men-sharing ilmunya. Karena mereka berasumsi, mereka susah payah mendapatkan ilmu tersebut tapi dengan mudahnya untuk dibagikan terhadap orang lain. Budaya-budaya tersebut yang mungkin menjadi salah satu kendala atau penghambat dalam kegiatan knowledge management… (Bp)
1
Peraturan Resmi dari Kepala BATAN
Kendalanya yang kita hadapi yaitu karena Is belum adanya peraturan secara resmi yang dikeluarkan oleh Kepala BATAN, jadi berjalannya knowledge management ini hanya berjalan setengah-setengah atau belum maksimal karena belum adanya peraturan yang mewajibkan dari atas (pimpinan)…) (Is)
1
BIODATA PENULIS
Bamas Praspasetyo, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Bambang Sutarto dan Ibu Asnini Juita lahir di Jakarta, 12 November 1993. Beralamat di Jalan Mede I Gg. Sasmita
RT002/
Tangerang
RW004
Selatan.
Pamulang
E-mail:
Barat,
Pamulang,
[email protected]
Menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Pamulang I (1999 – 2005), SMP Negeri 1 Pamulang (2005 – 2008), SMA Negeri 6 Tangerang Selatan (2008 – 2011), kuliah mengambil Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah (2011 – 2016) dan penulis telah menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Peran Perpustakaan dalam Penerapan Knowledge Management di BATAN Puspiptek”. Beberapa pengalaman penulis antara lain yaitu Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum, Kuliah Kerja Nyata (KKN) bersama dengan kelompok yang bernama KAPTEN di Desa Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor dan saat ini bekerja di Perpustakaan Umum Daerah (Perpumda) Provinsi DKI Jakarta.