PERAN PERDAGANGAN JASA DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL Indonesia Services Dialogue Direktorat Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional 25 Februari 2015
TUJUAN EKONOMI INDONESIA TUJUAN JANGKA PANJANG INDONESIA 1. Negara berpenghasilan tinggi pada 2020 2. Pendapatan Per kapita USD 14.000 pada 2020 3. Menjadi 10 besar Ekonomi Dunia 4. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Bangsa
TUJUAN JANGKA MENENGAH PEMERINTAHAN BARU 1. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Global Indonesia 2. Kedaulatan Pangan, Energi, dan Keuangan 3. Mengembangkan Ekonomi dan Transportasi Maritim
SASARAN
Pertumbuhan Ekonomi Minimal 7-8 % per tahun sampai 2020
Membangkitkan Sektor Manufaktur sebagai Mesin Pertumbuhan dengan Laju Pertumbuhan 9% per tahun
Meningkatkan Produktivitas di Semua Sektor
Mengembangkan Sektor Jasa untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
2
TANTANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Bawah Ekspektasi (56 %)
Penurunan Peran Sektor Manufaktur Terhadap PDB (27% ke 23%)
Indonesia Kurang Berpartisipasi Dalam Mata Rantai Nilai Global
TANTANGAN Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bergantung Pada Ekspor Komoditas
Kontribusi Ekspor Non Migas terhadap PDB turun dari 68% ke 61% dalam 10 Tahun Terakhir
Akses terhadap Sektor Jasa yang Efisien Masih Terbatas 3
Rencana Pembangunan Infrastruktur pada tahun 2015 - 2019 dalam Rangka Upaya Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 6-7%
Source: Kemenko Perekonomian, 2015
Funding
Tariff Bea Masuk
4
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR TAHUN 2015 - 2019
Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran 2.5 lebih besar pada tahun 2015 - 2019 dibandingkan tahun 2011 – 2014 sebagai Komitmen Percepatan Pembangunan Infrastruktur 5 Source: Kemenko Perekonomian, 2015
PERAN PERDAGANGAN JASA A.
Jasa dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
B.
Services Value Added in Global Value Chain
C. Kepentingan Indonesia Perdagangan Internasional
dalam
Perundingan
D. Jasa dalam RPJMN E.
Kerja Sama Perdagangan Jasa di ASEAN
F.
Rekomendasi 6
A. MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI Sumbangan Jasa pada Industri Otomotif, Elektronik dan Angkutan Laut
7
B. Services Value Added in Global Value Chain Setiap manufacturing produk dari pra, in process, dan post dapat melibatkan 12 sektor jasa: - Bisnis - Communication - Construction and related engineering - Distribution - Educational - Environmental - Financial - Health-related and social - Tourism and travel-related - Recreational, cultural and sporting activities - Transport - Other services not included elsewhere
Source: Business Week Online. May 16, 2005
8
C.
JASA DALAM RPJMN
• Dalam RPJMN III, disebutkan beberapa upaya peningkatan kuantitas dan kualitas ekspor sektor jasa prioritas dalam rangka mendorong ekspor non migas, yaitu: i. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait yang antara lain melalui pengembangan dan implementasi roadmap sektor jasa; ii. Peningkatan pemanfaatan jasa prioritas yang dihasilkan pelaku usaha domestik sehingga mampu memberikan insentif bagi pengembangan industri jasa nasional dan mengurangi impor jasa; iii. Pemanfaatan jaringan produksi global bidang jasa dalam meningkatkan daya saing sektor jasa; iv. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia terkait perdagangan jasa sehingga memberikan nilai tambah bagi ekspor jasa; v. Peningkatan kualitas statistik pedagangan jasa dalam menyediakan data dan informasi yang akurat 9
D. Kerja Sama Perdagangan Jasa di ASEAN Permasalahan Pemenuhan Komitmen AFAS Paket 10 (Penyertaan Modal FEP:70%) Penyertaan Modal NO
1 2 3
Sektor/subsektor
Business services Communication services Construction and related engineering services
Saran AFAS 9 <=51% 38 6 5
Distribution services
2
Educational services
4
Environmental services Financial services Health-related and social services Tourism and travel-related services Recreational, cultural and sporting activities Transport services
4
AFAS 10 (70%) 2 11
Diharapkan 105 subsektor dengan menggunakan fleksibilitas (tidak mengizinkan krn UU, UMKM, dll) sebanyak 29 subsektor sehingga Indonesia hanya perlu meningkatkan 76 subsektor untuk FEP 70%
4
5 6 7 8 9 10 11 12
Other services not included elsewhere Total Komitmen (subsektor) Jumlah Threshold (subsektor) Jumlah yang Belum Lulus (subsektor) Fleksibilitas Offer Baru Total yang Belum Lulus (subsektor)
Meningkatkan FEP AFAS 9 ke FEP 70% AFAS 10
1 2 2 17
5 1 1 3
81 104 38
23 128 105 (29) (2) 74
10
• 23 Priority Integration Sectors (PIS) yang telah diintegrasikan dengan ketentuan dalam AEC Blueprint: tidak ada pembatasan pada Modes 1 & 2, FEP 70%, maximum 1 pembatasan dalam national treatment yaitu: 1. Medical and dental services
13. enhanced/value added facsimile services
2. Hospital Services
14. Code and protocol services
3. Other human health services
15. Hotels and restaurants (incl. Catering)
4. Other veterinary services
16. Teleconferencing services
5. Nursing services
17.Data processing services
6. Voice telephone services
18. Circuit-switched data transmission services
7. Telex services
19. Freight transportation by man or animal drawn vehicle
8. Telegraph services
20. Freight transportation limited to transportation of frozen and refrigerated goods
9. Facsimile
21. Maritime cargo handling
10. Electronic mail services
22. Packaging services
11. Voice mail services
23. Other (recreational services) tourist resorts
12. Electronic data interchange
11
E. Rekomendasi • Koordinasi oleh Kemenko Perekonomian seluruh K/L yang menangani 12 sektor jasa dalam rangka mendukung program pemerintah. • Identifikasi hambatan-hambatan termasuk regulasi dalam pembangunan, perdagangan dan investasi sektor jasa • Implementasi Agenda modernisasi sektor jasa yang tercantum pada RPJMN III (2015-2019) melalui roadmap sektor jasa.
12