PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN PADA PRODUK CHOCOFAZA
IRAWATI QOLBUNIAH HASANAH
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Media Sosial dalam Pemasaran pada Produk Chocofaza adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2016 Irawati Qolbuniah Hasanah NIM H34120024
ABSTRAK IRAWATI QOLBUNIAH HASANAH. Peran Media Sosial dalam Pemasaran pada Produk Chocofaza. Dibimbing oleh NUNUNG KUSNADI. Perkembangan internet menyebabkan komunikasi menjadi lebih mudah. Media sosial tidak hanya sebagai alat komunikasi antar individu, namun juga sudah menjadi bagian penting dari strategi pemasaran dalam bisnis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis media sosial yang digunakan dalam pemasaran, menganalisis peran media sosial dalam pemasaran, dan menganalisis kinerja e-services melalui media sosial menurut persepsi konsumen. Penelitian ini difokuskan studi kasus pada Chocofaza sebagai salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Data yang diperoleh dari 95 responden dengan metode purposive sampling dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan tabulasi sederhana. Hasil analisis menunjukan bahwa media sosial yang efektif dalam pemasaran adalah Facebook dan Instagram. Media sosial berperan dalam mengkomunikasikan bauran pemasaran serta dapat memperluas pasar. Selain itu, kinerja e-services yang ditawarkan Chocofaza pada media sosial menurut penilaian konsumen berada pada kategori baik. Kata kunci: atribut e-service, media sosial, pemasaran, peran
ABSTRACT IRAWATI QOLBUNIAH HASANAH. The Role of Social Media in Marketing of Chocofaza Product. Supervised by NUNUNG KUSNADI. The development of the internet affects easier to communication. Social media is not only a communication tool for individual, but also an important part of marketing strategies in business. The aims of this study were to identify type of social media used in marketing, to analyze the role of social media in marketing, and to analyze performance atribute of e-services which were offered on social media according to consumer perception. This study is focused on a case study in Chocofaza as a small and medium enterprises (SMEs). Data were collected from 95 respondents selected purposively and analyzed by quantitative method with simple tabulation. The results showed that social media that is effective in marketing is Facebook and Instagram. Social media had a role and benefit in communicate the marketing mix and expand the market. Additionally, the performanced atribute of e-services that offered on social media of Chocofaza has been good. Keywords: atribute of e-services, social media, marketing, role
PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN PADA PRODUK CHOCOFAZA
IRAWATI QOLBUNIAH HASANAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 ini ialah pemasaran, dengan judul Peran Media Sosial dalam Pemasaran pada Produk Chocofaza. Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Nunung Kusnadi, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran dan arahan dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Kak Aldi selaku pemilik dan manajer Chocofaza, Rininta selaku bagian marketing Chocofaza serta seluruh responden yang telah membantu selama pengumpulan data. Terima kasih atas doa dan kasih sayangnya, kepada orangtua yang menjadi motivasi utama saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih kepada sahabat dan teman-teman yang selalu menemani selama penelitian, dalam suka dan duka, serta memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga penelitian ini bermanfaat. Bogor, September 2016 Irawati Qolbuniah Hasanah
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang
xii xii xii 1 1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA Jenis Media Sosial yang Digunakan dalam Pemasaran
4 4
Peran Media Sosial dalam Pemasaran
4
Perilaku Konsumen Era Internet
5
Kualitas Atribut Electronic Services
5
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
6 6 12 14 14
Jenis dan Sumber Data
14
Metode Penentuan Responden
14
Metode Pengumpulan Data
15
Metode Pengolahan dan Analisis Data
15
HASIL DAN PEMBAHASAN Media Sosial yang Digunakan Chocofaza dalam Pemasaran
16 16
Peran Media Sosial dalam Pemasaran Chocofaza
18
Kinerja Atribut E-Services pada Media Sosial Chocofaza
23
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
24 24 25 26 29
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penggunaan internet dalam sektor bisnis Persentase jenis situs belanja online Pertumbuhan usaha mikro di Bogor menurut kelompok usaha tahun 2015 Jenis media sosial dan pemanfaatan fiturnya dalam pemasaran Chocofaza Jenis media sosial Chocofaza yang digunakan sebagai sumber informasi produk menurut jumlah konsumen Informasi yang diperhatikan pada jenis media sosial menurut jumlah konsumen yang mengakses Sebaran wilayah konsumen Chocofaza Rata-rata jarak (kilometer) wilayah konsumen dari lokasi usaha Chocofaza Komunikasi pemasaran yang paling diperhatikan menurut konsumen pada jenis media sosial Manfaat media sosial dalam membeli Chocofaza menurut konsumen Rata-rata penilaian konsumen terhadap kinerja atribut e-services Chocofaza
1 1 2 17 18 19 20 20 21 22 24
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka Pemikiran Operasional
13
DAFTAR LAMPIRAN 1 Istilah-istilah yang digunakan dalam media sosial 2 Ilustrasi peta jarak konsumen di Samarinda, Kalimantan Timur dari lokasi usaha Chocofaza di Parung, Kabupaten Bogor 3 Tampilan halaman utama Facebook Chocofaza 4 Tampilan gambar produk pada Facebook Chocofaza 5 Tampilan utama Instagram Chocofaza 6 Tampilan gambar produk pada Instagram Chocofaza 7 Daftar usaha mikro bidang kuliner di Bogor yang menggunakan media sosial
29 29 30 30 31 31
32
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan internet saat ini semakin pesat. Salah satu perkembangan internet ditandai dengan banyaknya pengguna internet di Indonesia. Menurut hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan ada peningkatan pengguna internet pada tahun 2015 sebesar 29.91 persen dari tahun sebelumnya sebanyak 107 000 000 menjadi 139 000 000 pengguna. Saat ini internet tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi. Menurut APJII (2014), sebanyak 34 persen penggunaan internet dilakukan untuk mencari informasi mengenai produk barang atau jasa. Selain itu, internet juga dapat digunakan dalam berbagai kegiatan sektor bisnis. Hasil survey APJII (2013) mengenai penggunaan internet dalam sektor bisnis, menunjukkan bahwa industri pengolahan, hotel, dan restoran menggunakan internet dalam kegiatan bisnisnya. Dapat dilihat penggunaan internet di dalam sektor bisnis pada Tabel 1. Tabel 1 Penggunaan internet dalam sektor bisnis
Kegiatan Utama Industri Pengolahan Hotel Restoran/rumah makan
Penggunaan (%) 68.90 71.06 57.77
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Iinternet Indonesia (2013)
Salah satu media berbasis internet, adalah media sosial. Media sosial digunakan untuk kegiatan komunikasi dan berbagi informasi antar individu. Namun, saat ini media sosial tidak hanya digunakan sebagai media komunikasi antar individu, tetapi telah menjadi bagian penting dalam strategi pemasaran bisnis. Bagi perusahaan, media sosial dapat dijadikan sebagai media untuk memasarkan produknya. Terdapat beberapa jenis situs internet yang banyak digunakan sebagai media berbelanja online. Tabel 2 menunjukkan bahwa salah satu situs internet yang banyak digunakan untuk berbelanja online adalah jejaring sosial atau yang sering disebut dengan media sosial. Hal tersebut mengindikasikan bahwa banyak pelaku usaha memasarkan produknya melalui media sosial. Tabel 2 Persentase jenis situs belanja online
Jenis Situs Toko online Jejaring sosial Forum jual beli Website Komunitas online Messenger
Persentase (%) 50.3 43.1 27.0 11.6 9.7 8.8
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2014)
2 Jika dilihat dari sisi bisnis, media sosial adalah salah satu media yang efektif untuk memasarkan produk kepada konsumen. Pemasaran melalui media sosial dapat membantu perusahaan dalam memperluas pasar untuk memperoleh konsumen dan pelanggan. Selain itu, biaya pemasaran melalui media sosial relatif lebih murah dibandingkan dengan media konvensional yang dianggap terlalu mahal bagi pelaku usaha, khususnya skala usaha mikro. Tabel 3 menunjukan jumlah usaha mikro bidang kuliner di Bogor pada tahun 2015 sebanyak 6 429 unit. Jumlah tersebut meningkat sebesar 32.8 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut menjadi indikator bahwa semakin tingginya persaingan antar pelaku usaha kuliner di Bogor. Peningkatan jumlah usaha mikro di Bogor menurut kelompok usaha dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Pertumbuhan usaha mikro di Bogor menurut kelompok usaha tahun 2015
Kelompok usaha Industri Jasa Makanan/Kuliner Perdagangan Perikanan Pertanian Peternakan Tekstil Lainnya Total
Jumlah usaha mikro
Persentase pertumbuhan (%)
72 1 256 6 429 7 039 115 80 101 105 947 16 144
0.4 6.4 32.8 35.9 0.6 0.4 0.5 0.5 4.8 100
Sumber : Dinas UMKM Bogor (2015)
Pertumbuhan usaha kuliner tersebut mendorong pelaku usaha melakukan pemasaran yang efektif dan efisien. Pemasaran yang dilakukan harus dapat menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai bagi konsumen (Kotler dan Keller 2009). Sehingga, untuk menghadapi persaingan tersebut, cukup banyak pelaku usaha yang menggunakan media sosial sebagai media pemasaran produknya. Berdasarkan informasi, sebanyak 1041 usaha kuliner di Bogor menggunakan media sosial sebagai media untuk memasarkan produknya. Perumusan Masalah Chocofaza adalah salah satu usaha kuliner berskala mikro yang berada di Bogor. Chocofaza memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media pemasaran produknya. Informasi awal dari pengelola Chocofaza, media sosial yang saat ini digunakan oleh Chocoofaza di antaranya adalah facebook, instagram, twitter, whatsapp, line, dan blackberry messenger. Penggunaan media sosial tersebut dalam pemasaran relatif lebih mudah serta biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran tidak banyak. Menurut informasi awal dari pengelola, jumlah 1
Sumber berdasarkan hasil survey pada facebook dan instagram
3 pengakses facebook Chocofaza hingga saat ini sebanyak 12 249 orang. Sedangkan jumlah pengakses instagram Chocofaza hingga saat ini sebanyak 5 566 orang. Selain itu, pertemanan pada media sosial whatsapp sebanyak 250 orang, blackberry messenger 1 765 orang, dan line sebanyak 500 orang. Pemanfaatan media sosial oleh pelaku usaha sebagai media pemasaran, mendorong Chocofaza untuk gencar memasarkan produknya melalui media sosial. Penggunaan media sosial tersebut bertujuan untuk menarik lebih banyak konsumen Chocofaza serta mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan kepada konsumen. Tujuan komunikasi tersebut untuk membangun koneksi dan relasi yang luas dengan para konsumen. Berdasarkan informasi awal, produk Chocofaza telah dapat dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia. Padahal, jika dilihat dari skala usahanya Chocofaza masih berada pada skala usaha mikro. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasaran melalui media sosial. Salah satunya adalah kualitas atribut e-services bagi konsumen. Kualitas atribut e-services yang diberikan kepada konsumen ditujukan agar dapat menarik konsumen untuk membeli serta merekomendasikan produk pada orang lain. Oleh karena itu, menarik untuk dipelajari mengenai pemasaran melalui media sosial yang dilakukan oleh Chocofaza. Penelitian ini sangat penting untuk mengkaji jenis media sosial apa yang digunakan Chocofaza dalam pemasaran? Apa peran media sosial dalam pemasaran produk? Serta apa kelemahannya? Selain itu, atribut e-services apa yang memperoleh penilaian baik dari konsumen? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi jenis media sosial yang digunakan dalam pemasaran Chocofaza. 2. Menganalisis peran media sosial dalam pemasaran produk Chocofaza. 3. Menganalisis kinerja atribut e-services pada media sosial Chocofaza. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan : 1. Bagi pihak pelaku UMKM dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan startegi pemasaran melalui media sosial untuk menjangkau pasar yang lebih luas. 2. Bagi pengelola Chocofaza, sebagai bahan masukan atau informasi mengenai peran serta kelemahan pemasaran melalui media sosial. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi dan referensi mengenai peran pemasaran melalui media sosial.
4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis peran media sosial dalam pemasaran Chocofaza. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengakses media sosial Chocofaza sebagai media informasi. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini juga akan melihat penilaian konsumen terhadap atribut e-services pada media sosial Chocofaza.
TINJAUAN PUSTAKA Jenis Media Sosial yang Digunakan dalam Pemasaran Teknologi informasi yang saat ini semakin canggih, memudahkan banyak orang untuk bertukar informasi melalui internet. Salah satu media berbasis internet adalah media sosial. Saat ini media sosial dijadikan sebagai salah satu alternatif media untuk mempromosikan produk pada sebuah usaha. Media sosial yang efektif dan banyak digunakan oleh pelaku usaha mikro dalam mempromosikan produknya adalah Facebook, Twitter, dan Instagram (Mardika 2015). Namun, ada juga usaha mikro yang hanya menggunakan media sosial Instagram untuk pemasaran produknya (Kurniawan 2015). Selain itu, ada juga pelaku usaha yang menggunakan website atau blog untuk menampilkan dan memperkenalkan profil perusahaan, serta menggunakan email, Black Berry Messanger (BBM), dan WhatsApp sebagai media komunikasi personal antara perusahaan dengan konsumen (Priambada 2015). Peran Media Sosial dalam Pemasaran Pemanfaatan media sosial sebagai media promosi ternyata tidak hanya dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Saat ini, media sosial sebagai media promosi dimanfaatkan juga oleh para pelaku usaha mikro dalam mempromosikan produknya guna meningkatkan jumlah penjualan. Social media marketing adalah cara baru dalam memasarkan suatu produk. Social media marketing berbeda dengan pemasaran secara tradisional, karena dalam pemasaran melalui media sosial diperlukan perhatian yang lebih dalam membangun strategi pemasaran. Social media marketing digunakan untuk membangun relasi dan juga komunikasi dengan para konsumen (Erdogmus dan Cicek 2012). Aspek unik dari media sosial dan mengenai popularitas yang besar mengenai media sosial tersebut telah mampu merevolusi kegiatan pemasaran, seperti iklan dan promosi. Media sosial tersebut telah mentransformasi internet dari platform untuk informasi menjadi platform untuk mempengaruhi (Hanna, Rohn, Crittenden 2011). Selain itu, keunikan media sosial adalah dapat diakses dan dibangun di mana saja dengan menggunakan koneksi internet. Sehingga hal tersbut dapat menjadi pertimbangan bagi pemasar, pengiklan, dan pembuat konten online sebagai dasar dari komunikasi kepada konsumen. Kelebihan lain sosial media marketing adalah biaya pemasaran yang rendah, dapat membangun forum
5 sosial, komunikasi interaktif antara penjual dan pembeli, dapat menjangkau target, serta dapat memberikan pelayanan untuk konsumen. (Nadaraja dan Yazdanifard 2013). Perilaku Konsumen Era Internet Perkembangan internet menyebabkan perubahan pada perilaku pembelian produk oleh individu. Sebelum melakukan pembelian, sebagian besar indvidu memperoleh informasi mengenai pembelian dari forum, website perusahaan, atau akun Facebook. Selain itu, sebagian besar alasan konsumen membeli produk secara online adalah transaksinya mudah serta barang siap dikirim sampai ke rumah (Ioanas dan Stoica 2014). Persantese menunjukan bahwa sebagian besar pengguna internet menggunakan internet sebagai alat untuk mencari informasi mengenai produk yang akan mereka beli di internet. Informasi produk yang paling sering dicari melalui internet meliputi peralatan elektronik, hiburan, serta wisata. Hal tersebut didasarkan pada kemudahan untuk mencari serta persepsi bahwa internet adalah platform yang efektif untuk mencari informasi mengenai produk yang mereka inginkan. Informasi serta ulasan pada media sosial juga dianggap kredibel dan terpercaya dalam menyampaikan suatu informasi. Ulasan pada media sosial juga dapat mendorong atau bahkan menghalangi mereka untuk membeli produk (Yesa dan Yogesh 2014). Forbes dan Vespoli (2013) juga menunjukan hal yang sama, bahwa pembelian melalui internet berdasarkan juga pada rekomendasi atau ulasan banyak orang pada media sosial sebagai pertimbangan untuk membeli suatu produk. Dari kedua penelitian tersebut menunjukan bahwa perilaku konsumen pada era internet saat ini telah berubah. Hal tersebut terlihat dari kecenderung konsumen yang menginginkan kemudahan mencari informasi, bertransaksi, serta membeli produk setelah membaca ulasan positif pada media sosial. Perbedaan perilaku konsumen juga dapat terlihat dari perilaku pasca pembelian. Informasi yang diperoleh melalui media sosial dapat mempengaruhi sikap konsumen mengenai pernyataan puas atau tidak puas pada produk yang telah dibelinya, serta penyampaian pernyataan tersebut dapat dilakukan melalui media sosial (Mangold dan Faulds 2009). Kualitas Atribut Electronic Services Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam social media marketing adalah kualitas layanan elektronik (electronic service), yaitu desain, reliabilitas, ketanggapan, kepercayaan, serta personalisasi (Lee dan Lin 2005). Selain itu hal yang harus diperhatikan adalah konten yang disampaikan relevan, adanya konten yang populer, frekuensi updates mengenai konten, ada informasi yang dapat menguntungkan konsumen, serta perangkat yang dapat digunakan untuk mengakses media sosial dan tampilan aplikasi dari media sosial tersebut harus mampu menarik perhatian konsumen. Atribut-atribut tersebut diduga dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian. Namun, atribut yang paling berpengaruh adalah relevansi konten, informasi yang menguntungkan, serta
6 perangkat yang dapat digunakan untuk mengakses media sosial (Erdogmus dan Cicek 2012). Faktor lain yang dapat mempengaruhi konsumen secara online adalah keuntungan yang diperoleh, kepercayaan, risiko yang dirasakan, serta informasi yang kompatibel (Leerapong dan Mardjo 2013). Komentar atau ulasan positif atau negatif yang tersebar dari mulut ke mulut melalui media sosial (electronic word of mouth) juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelianuy (Sharma dan Rehman 2012). Berdasarkan penelitian sebelumnya, media sosial yang efektif digunakan dalam pemasaran produk adalah facebook dan instagram. Media sosial berperan dalam pemasaran, yaitu sebagai media komunikasi pemasaran yang memiliki keunikan serta perbedaan dari media konvensional, yaitu mampu menjangkau banyak orang tanpa batasan waktu dan tempat. Media sosial dapat membantu perusahaan, khususnya perusahaan berskala mikro untuk mencapai target pasar serta memperluas pasarnya. Adanya internet, khususnya media sosial, mengubah perilaku konsumen dalam hal keputusan pembelian, mulai dari mencari informasi, menentukan produk pilihan, hingga pasca pembelian. Sehingga, dengan adanya perbedaan dan keunikan tersebut, perlu diperhatikan kualitas layanan elektronik yang berpengaruh pada perilaku tersebut, misalnya kepercayaan, ketanggapan, desain atau tampilan, kemudahan akses, risiko, informasi yang relevan, serta faktor lainnya.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Internet Marketing (E-Marketing) Menurut Kotler dan Armstrong (2008) internet marketing merupakan bentuk usaha dari perusahaan untuk memasarkan produk dan jasanya serta membangun hubungan dengan pelanggan melalui media internet. Bentuk pemasaran ini pada dasarnya merupakan situs publik yang sangat besar di jaringan komputer dengan berbagai tipe yang berbeda dan berasal dari berbagai negara di seluruh dunia satu sama lainnya ke dalam suatu wadah informasi yang sangat besar. Kotler dan Armstrong (2004) e-marketing adalah sisi pemasaran dari ecommerce, yang terdiri dari kerja perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa melalui internet. Menurut Boone dan Kurtz (2005) e-marketing adalah salah satu komponen dalam e-commerce dengan kepentingan khusus oleh marketer, yakni strategi proses pembuatan, pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang dan jasa kepada pangsa pasar internet atau melalui peralatan digital lain. Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2011) e-marketing adalah penggunaan data dan aplikasi elektronik untuk perencanaan dan pelaksanaan konsep, distribusi, promosi, dan penetapan harga untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Bagian dari e-marketing adalah social media marketing, menurut Zarrella (2010) social media marketing adalah teknologi web baru yang memudahkan untuk membuat suatu pemasaran, dengan
7 mendistribusikan konten perusahaan. Pengiklan tidak perlu membayar mahal untuk mempublikasikan pesan mereka. Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa “Pasar tidak lagi seperti dulu.” Pemasar harus memerhatikan dan merespon sejumlah perkembangan yang signifikan. Beberapa di antaranya adalah: 1. Teknologi informasi jaringan. Revolusi digital telah menciptakan Era Informasi. Era Industri dicirikan oleh produksi massal dan konsumsi massal, toko-toko penuh dengan barang, iklan di mana-mana, dan diskon yang agresif. Era informasi menjanjikan tingkat produksi yang lebih akurat, komunikasi yang lebih tepat sasaran, dan penetapan harga yang relevan. 2. Globalisasi. Kemajuan teknologi dalam transportasi, pengiriman barang, dan komunikasi telah mempermudah perusahaan dalam memasarkan produknya ke negara lain, dan juga mempermudah konsumen untuk membeli produk dan jasa dari pemasar di negara lain. 3. Ragam barang dan jasa yang lebih banyak. Pembeli dapat memesan barang secara online dari mana saja dan menghindari tawaran lokal yang terbatas. 4. Sejumlah besar informasi mudah diperoleh. Orang dapat membaca surat kabar apapun dalam bahasa apapun di mana pun di dunia ini. mereka dapat mengakses ensiklopdeia kamus, dan informasi lain yang tidak terhitung secara online. 5. Pemasar dapat menggunakan internet sebagai saluran informasi dan penjualan yang kuat, memperluas jangkauan geografis mereka untuk memberi informasi kepada pelanggan dan mempromosikan bisnis serta produk mereka di seluruh dunia. 6. Perusahaan dapat menjangkau pelanggan yang sedang bepergian dengan mobile marketing. Menurut Kotler dan Armstrong (2008) salah satu konsep utama dalam pemasaran adalah merencanakan bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Bauran pemasaran dikelompokkan menjadi empat P, yaitu: 1. Product (Produk), yaitu kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. 2. Price (Harga), yaitu jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. 3. Place (Tempat/Distribusi) meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. 4. Promotion (Promosi) berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Namun, menurut Dominici (2009) internet telah mengubah cara menjual produk. Konsumen menggunakan internet untuk membeli produk secara online sehingga perusahaan perlu strategi online untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan. E-marketing mix adalah hal baru untuk pemasaran online. Berikut e-marketing mix secara online:
8 1. E-Product, produk barang atau jasa yang ditawarkan melalui internet, sehingga fakta secara online memperlihatkan produk yang dibeli. Pembeli dapat mengetahui tentang fitur produk, tanpa asumsi dari orang lain. 2. E-Price, harga yang harus dibayar oleh konsumen untuk suatu produk. Namun, strategi harga pada internet sangat kompetitif. Kemudahan konsumen dalam mencari harga terbaik membuat perusahaan harus membuat strategi harga dengan tepat, selain itu pembayaran harga juga semakin mudah dengan adanya mobile banking. 3. E-Place, salah satu perubahan terbesar untuk bauran pemasaran adalah pembelian online. Konsumen dapat membeli langsung dari produsen sehingga dapat memotong pengecer. Tantangan bagi pengecer online adalah untuk memastikan bahwa produk dikirimkan ke konsumen dalam waktu yang wajar. Lokasi penting dalam strategi perusahaan, lokasi online dapat merujuk ke mana link ditempatkan pada situs yang lain. 4. E-Promotion, berbeda dengan promosi secara tradisional, promosi melalui internet dapat dilakukan dengan mudah dengan menempatkan banner pada halaman web, mengirim e-mail langsung, serta mengirim e-leaflet kepada ratusan bahkan ribuan responden. Bauran promosi merupakan proses mengkomunikasikan variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi dimulai dari perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi untuk menjangkau target audience (Hasan 2009). Berdasarkan Durianto et.al (2003). dalam bauran promosi dikenal lima cara komunikasi yang utama, yaitu: 1. Advertising (Periklanan), yaitu semua bentuk penyajian non personal. promosi. dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu perusahaan. 2. Sales Promotion (Promosi Penjualan), yaitu berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3. Public Relation (Hubungan masyarakat dan publisitas), yaitu berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk. 4. Personal Selling (Penjualan secara pribadi), yaitu interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. 5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung), yaitu penggunaan surat, telepon, faksimili, email, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan. Jenis Media Sosial Menurut Kerin et al. (2013) media sosial adalah perpaduan yang unik dari teknologi dan interaksi sosial untuk menciptakan nilai pribadi bagi pengguna. Media sosial online digunakan sebagai media untuk berbagi dan mengirimkan komentar, foto, dan video. Selain itu, media sosial juga sering disertai dengan proses umpan balik untuk mengidentifikasi topik yang populer dibicarakan.
9 Sehingga, media sosial melibatkan percakapan secara online antar orang dengan topik yang sama dan dibangun atas pemikiran pribadi dan pengalaman. Perusahaan juga mengacu pada media sosial sebagai “media konsumen”. Beberapa jenis media sosial di antaranya adalah sebagai berikut: Instagram Instagram adalah jaringan berbagi foto yang bebas, dimana pengguna Instagram dapat saling berbagi gambar dan video singkat dengan pengguna lain (Instagram 2014). Kelebihan Instagram menurut Jenn Herman (2013) adalah media sosial masa depan yang dapat digunakan sebagai perantara terutama untuk bisnis. Selain itu, Instagram adalah media yang populer untuk bisnis dan merupakan strategi marketing yang baik untuk setiap bisnis online. Hal tersebut karena Instagram mendukung pemasaran secara visual. Sehingga, melalui Instagram produk yang akan dijual harus ditampilkan agar dapat menarik konsumen. Menurut Marko (2016) instagram memiliki beberapa kelebihan, yaitu memudahkan pengguna untuk memposting gambar atau video melalui smartphone, dapat terintegrasi dengan media sosial lainnya seperti facebook, twitter, tumblr, dan flickr. Selain itu, memiliki kelebihan visual yang baik untuk mempromosikan brand suatu produk, adanya konten hashtag memudahkan orang lain untuk menemukan suatu produk. Namun, instagram juga memiliki beberapa kekurangan. Menurut Marko (2016) kekurangan instagram adalah bila gambar yang ditampilkan jelek, maka orang tidak akan memperhatikan gambar tersebut dan tidak akan membaca deskripsi mengenai gambar. Selain itu, instagram hanya dapat diakses melalui IPhone dan Android, instagram sulit untuk menentukan target pasar lokal dibandingkan dengan facebook atau twitter. Facebook Facebook adalah platform untuk berbagi informasi, pengalaman, serta momen atau kejadian yang terjadi (Facebook 2011). Sama seperti Instagram, media sosial ini memiliki fasilitas untuk berbagi teks, gambar, video. Facebook memiliki beberapa kelebihan, yaitu facebook bebas diakses, facebook memperluas jaringan, facebook dapat dijadikan sebagai media untuk bisnis, serta facebook sebagai sumber berita dan informasi. Namun facebook juga memiliki kelemahan, yaitu privasi pengguna dapat terpublikasi, serta mudah membuat gambar yang tidak sesuai dengan aslinya. Whatsapp WhatsApp adalah aplikasi pesan instan untuk smartphone, jika dilihat dari fungsinya WhatsApp hampir sama dengan aplikasi SMS (short messages) yang biasa dipergunakan pada ponsel. Namun, WhatsApp tidak menggunakan pulsa, melainkan data internet. Pada aplikasi ini tidak ada batasan panjang atau pendek karakter huruf yang akan dikirm. Keunikan aplikasi WhatsApp adalah menggunakan sistem pengenalan kontak, verifikasi, serta pengiriman pesan tetap dilakukan menggunakan nomor ponsel yang terdaftar. Kelebihan media sosial Whatsapp adalah kemudahan mengirim pesan, dapat berbagi foto, lokasi, audio, dan video secara personal, serta biaya yang dikeluarkan untuk berkomunikasi dengan orang lain tidak mahal. Namun, kekurangannya adalah hanya dapat
10 digunakan pada smartphone dan Iphone, serta foto profil dan nomor handphone pada whatsapp dapat dilihat orang lain, baik yang dikenal ataupun tidak dikenal. Blackberry Messenger Blackberry messenger adalah salah satu aplikasi obrolan yang digunakan untuk berkomunikasi serta terhubung dengan orang yang dikenal. Karena, Blackberry Messenger bersifat privat chat. Beberapa fitur yang ada pada Blackberry Messenger adalah fitur BBM chat, fitur chat ini untuk mengirim dan menerima pesan yang dapat berupa teks, video, suara dan gambar. Fitur PIN BB, PIN BB merupakan kode digit identifikasi pada aplikasi BBM, yang masingmasing memiliki 1 PIN unik yang berbeda satu sama lainnya. Agar bisa terhubung satu dengan yang lainnya maka pengguna harus memasukan PIN ini untuk menambahkan kontak. Fitur BBM Group, fitur ini menyediakan fasilitas untuk sharing foto, jadwal, dan multi-chat chat dengan kapasitas 30 member untuk satu grup. Fitur Personal Message, fitur ini digunakan sebagai fasilitas untuk dapat mengganti foto, membuat status, dan beberapa hal lainnya. Namun, BBM juga memiliki kekurangan, yaitu pesan hanya dapat disampaikan kepada orang yang memiliki PIN BMM dan hanya berada dalam pertemanan BBM. Peran Media Sosial dalam Pemasaran Menurut Ardhi (2013) media sosial memiliki keunggulan dalam hal promosi. Keunggulannya adalah media sosial memberikan cakupan yang lebih luas karena media ini menggunakan fasilitas online dan bisa terhubung dengan siapapun. Hal ini menjadikan media sosial adalah salah satu media yang cukup efektif dalam berpromosi. Kelemahan dari media sosial adalah tidak mengenal dengan baik siapa audience sebenarnya dan seberapa besar potensial audience menjadi target promosi yang tepat. Teori lain menyatakan perbandingan antara social media marketing dengan pemasaran tradisional. Kerin et al. (2013) menyatakan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan antara pemasaran melalui media sosial dan tradisional yang berdampak pada strategi pemasaran perusahaan, seperti yang dijelaskan di bawah ini: 1. Kemampuan untuk menjangkau publik lebih besar dan mendalam. Kedua jenis media dapar dirancang untuk mencapai pasar secara massal atau segmen khusus. 2. Biaya dan akses Pesan dan iklan melalui media tradisional seperti koran atau televisi secara umum mengeluarkan biaya yang mahal serta memiliki akses yang terbatas untuk menjangkau individu. Sebaliknya, pesan melalui media sosial secara umum dapat diakses dimana saja dengan menggunakan smartphone, computer, dan tablet dan dengan biaya yang murah. 3. Pelatihan dan jumlah orang Pemasaran secara tradisional, memerlukan keterampilan khusus dan pelatihan yang sering melibatkan tim. Sebaliknya, penyampaian pesan melalui media sosial hanya membutuhkan sedikit kemampuan, sehingga secara praktis setiap orang dapat menyampaikan pesan yang didalamnya berupa teks atau gambar.
11 4. Waktu penyampaian informasi Media tradisional membutuhkan waktu yang lama untuk menyampaikan informasi. Sedangkan jika menggunakan media sosial, setiap individu yang menggunakan media sosial dapat menerima pesan secara instan. 5. Tampilan Media tradisional yang telah dibuat dan dipubilkasikan, seperti majalah, koran, dan iklan di tv tidak dapat diubah tampilannya. Sebagai contoh, majalah yang telah dicetak dan didistribusikan tidak dapat diubah. Namun, media sosial online dapat diubah lebih mudah berdasarkan pada komentar atau penyuntingan. 6. Kredibilitas dan otoritas sosial Pada media tradisional, individu atau organisasi dapat membangun dirinya sendiri sebagai “ahli” di bidang mereka, sehingga dapat dikatakan sebagai orang yang berpengaruh dalam bidang tersebut. Namun, dalam media sosial, pengirim pesan dapat berpartisipasi hanya dengan bergabung di dalam percakapan. Sehingga harapan bahwa kualitas pesan yang dibangun kredibel dengan penerima pesan. Perilaku Konsumen Generasi Internet Perkembangan teknologi internet telah melahirkan generasi yang memiliki perilaku berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Menurut Suryani (2013) generasi yang lahir pada tahun 1980 hingga 1990-an memliki perilaku sebagai berikut: 1. Cenderung berorientasi pada hasil 2. Cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh rekan sebayanya daripada oleh orang yang memiliki posisi formal dalam masyarakat. 3. Kecenderungan berperilaku konsumtif dalam pembelian. 4. Menyukai kebebasan dan mengekspresikan diri. 5. Cenderung banyak menuntut sehingga cenderung memprioritaskan pada halhal yang dapat menyenangkan dirinya. 6. Percaya diri dan optimis. 7. Lebih menyukai komunikasi melalui teks dan jejaring sosial. Kualitas Atribut Electronic Services Lee dan Lin (2005) dalam Suryani (2013) mengusulkan model dimensi kualitas e-services, yaitu: 1. Desain Kualitas website merupakan faktor penting bagi toko online. Website yang bermutu adalah yang dalam desainnya memudahkan interaksi dengan konsumen. Desain dengan tampilan yang menarik juga merupakan daya tarik penting yang akan mempengaruhi pembelian melalui internet. 2. Reliabilitas Reliabilitas dinilai dari kemampuan website dalam memberikan informasi dan ketepatan dalam pengisian, respon yang tepat dan cepat, menjaga informasi personal secara aman. Faktor reliabilitas menjadi hal yang sangat penting dari sisi konsumen, karena akan mempengaruhi kenyaman, dan rasa aman atas pembelian yang dilakukan. 3. Ketanggapan
12 Konsumen yang melakukan pembelian online mengharapkan pihak toko/perusahaan cepat tanggap jika ada masalah-masalah yang disampaikan oleh konsumen. 4. Kepercayaan Kepercayaan ditunjukkan dari keyakinan konsumen untuk menerima kerentanan dari berbelanja online dalam memenuhi harapannya. Jika konsumen percaya, mereka yakin bahwa perilakunya dalam berbelanja tidak menimbulkan masalah, dan bersikap positif serta mau berbelanja online pada masa yang akan datang. 5. Personalisasi Personalisasi mencakup layanan yang memungkinkan konsumen memperoleh perhatian dan berdialog dengan perusahaan. Kerangka Pemikiran Operasional Penggunaan internet sebagai bagian dari masyarakat pada era teknologi informasi modern saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengguna internet di Indonesia. Pemanfaatan internet khususnya media sosial digunakan sebagai sarana untuk bertukar informasi. Perkembangan internet juga mengubah perilaku individu dalam membeli suatu produk. Konsumen menginginkan berbelanja praktis tanpa harus pergi ke toko. Kemudahan saling bertukar informasi serta perubahan individu dalam membeli produk tersebut menjadi sebuah peluang bagi para pelaku usaha. Selain sebagai media komunikasi antar individu, media sosial telah menjadi bagian yang sangat penting dalam strategi pemasaran suatu usaha. Media sosial merupakan salah satu media yang efektif untuk memasarkan produk, sehingga dapat memperluas pasar. Misalnya para pelaku usaha dapat melakukan komunikasi melalui media sosial dengan konsumen. Sehingga informasi yang disampaikan oleh pemasar mengenai produknya dapat sampai kepada konsumen. Saat ini, media sosial sebagai media pemasaran tidak hanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang telah memiliki brand terkenal. Namun, juga digunakan oleh perusahaan dengan skala usaha mikro. Salah satu usaha mikro yang menggunakan media sosial dalam pemasaran adalah Chocofaza. Sehingga, hal ini menarik untuk diteliti, karena melihat dari skala usaha yang masih mikro, Chocofaza dapat memanfaatkan media sosial dalam memasarkan produknya. Penelitian mengenai peran media sosial dalam pemasaran pada produk Chocofaza, terlebih dahulu dapat dilihat melalui identifikasi media sosial yang digunakan oleh Chocofaza dalam kegiatan pemasaran. Identifikasi tersebut berdasarkan pada media sosial yang paling sering digunakan (diupdate) oleh Chocofaza dalam pemasaran produknya. Informasi mengenai sosial media yang sering digunakan diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak Chocofaza. Selain itu, penggunaan media sosial Chocofaza dalam pemasaran dapat dilihat dari sisi konsumen yang mengakses media sosial Chocofaza sebagai media untuk memperoleh informasi produk Chocofaza. Selanjutnya dianalisis peran media sosial dalam pemasaran produk Chocofaza. Analisis ini dilakukan melalui tabulasi sederhana, berdasarkan pada konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini. Tujuan terakhir
13 penelitian ini adalah mengukur kinerja atribut e-services yang dilakukan Chocofaza pada media sosial yang digunakannya. Analisis ini beradasarkan pada penilaian konsumen terhadap kinerja atribut e-services Chocofaza pada media sosialnya. Sehingga, dari hasil penelitian terdapat implikasi manajerial bagi Chocofaza. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka pemikiran operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
-
Perkembangan internet Perkembangan usaha mikro bidang kuliner, persaingan meningkat Perlu media yang efektif dalam pemasaran Chocofaza menggunakan media sosial sebagai media pemasaran
Identifikasi media sosial yang digunakan dalam pemasaran
Jenis media sosial yang digunakan
Peran media sosial dalam pemasaran
Fitur media sosial
Kinerja atribut Electronic Services
-
Reliabilitas konten Kepercayaan Ketanggapan Popularitas Desain
Penilaian berdasarkan persepsi konsumen
Tabulasi sederhana
Pembobotan pada setiap penilaian konsumen. Kategori kinerja: - 20-60 kinerja kurang baik - 61-100 kinerja baik
Implikasi manajerial penggunaan media sosial dalam pemasaran Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional
14
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha kuliner, yaitu minuman cokelat bubuk dengan merek Chocofaza yang berlokasi di Parung, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Chocofaza menggunakan media sosial online sebagai salah satu media pemasaran. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2016. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada pihak Chocofaza terkait penggunaan media sosial sebagai salah satu media pemasaran produknya. Selain itu data primer diperoleh melalui kuesioner online yang disebar kepada konsumen. Data sekunder diperoleh dari literatur yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu dari internet, buku, penelitian terdahulu, Badan Pusat Statistik, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, serta instansi-instansi terkait lainnya. Metode Penentuan Responden Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel di mana tiap anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Suliyanto 2009). Pemillihan responden secara purposive untuk mengetahui gambaran umum usaha adalah pemilik (owner) Chocofaza. Selain itu, prosedur pengambilan sampel konsumen dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama menggunakan metode convenience sampling, yaitu teknik memilih sampel secara spontanitas atau siapa saja yang dapat mewakili. Metode ini dipilih dengan pertimbangan kemudahan, ketersediaan, dan kenyamanan memperoleh informasi dari responden yang menjadi sampel. Hal tersebut dilakukan karena pengisian kuesioner dilakukan secara online, sehingga siapa saja dapat melakukan akses pada kuesioner online tersebut. Tahap selanjutnya adalah dilakukan seleksi bagi responden yang mengakses kuesioner online tersebut, sehingga metode pemilihan responden menjadi purposive dengan dua kriteria, yaitu responden adalah konsumen yang pernah membeli produk minuman cokelat Chocofaza serta mengakases media sosial Chocofaza. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 95 orang.
15 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada pihak Chocofaza. Selain itu, dilakukan juga penyebaran kuesioner yang disebar kepada konsumen melalui kuesioner online berupa link. Pembuatan kuesioner online menggunakan aplikasi google drive, dimulai tahap penyusunan pertanyaan hingga penyebaran alamat url atau link kuesioner online yang disebarkan kepada calon responden. Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis yang digunakan untuk mengolah data dalam menjawab permasalahan dan tujuan penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui jenis media sosial yang digunakan dalam pemasaran produk Chocofazaa dan peran media sosial dalam pemasaran. Hasil dari kuesioner disajikan dalam bentuk tabulasi sederhana dengan pengelompokan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dilihat berdasarkan jumlah responden pada jawaban yang sama. Jumlah terbesar dari setiap hasil merupakan indikator dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis. Analisis ini dipilih karena mampu mendeskripsikan dan menggambarkan jenis media sosial yang digunakan Chocofaza serta peran media sosial dalam pemasaran produk Chocofaza. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengukur kinerja atribut e-services yang dilakukan Chocofaza pada akun media sosialnya. Analisis dilakukan dengan cara pembobotan pada setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Hasil pembobotan diukur berdasarkan kriteria penilaian. Berikut rumus pembobotan menurut Durianto et,al. (2003), kriteria penilaian untuk e-services pada media sosial. Rumus pembobotan: Rata-rata pembobotan = Penentuan skoring pada kriteria objektif: Interval (I)
= = 40%
Skor tertinggi Skor terendah
= 100% = 20%
=
16 Range (R) Kategori (K)
= Skor tertinggi - skor terendah = 80% = 2 (Kinerja kurang baik dan kinerja baik)
Kriteria penilaian = -
Skor tertinggi – interval = 100%-40% = 60%
Kinerja kurang baik Kinerja baik .
= 20 -60% = 61-100%
HASIL DAN PEMBAHASAN Media Sosial yang Digunakan Chocofaza dalam Pemasaran Pemasaran dan penjualan produk melalui media sosial, menjadi salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh Chocofaza untuk memperluas pasar. Hal tersebut juga didasari bahwa saat ini banyak konsumen yang menginginkan belanja secara praktis tanpa harus pergi ke toko langsung. Perilaku tersebut terjadi seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang memberikan kemudahan bagi konsumen untuk memperoleh suatu produk. Banyaknya konsumen yang menggunakan media sosial juga mendukung terjadinya proses pemasaran dan penjualan Chocofaza secara online. Pemasaran dan penjualan dengan cara ini selain dapat menguntungkan Chocofaza, juga menguntungkan konsumen dalam proses membeli produk Chocofaza menjadi lebih mudah. Sejak awal, Chocofaza telah menggunakan media sosial online sebagai salah satu media untuk memperkenalkan produknya kepada publik. Media sosial pertama yang digunakan Chocofaza untuk memasarkan produknya adalah facebook. Melalui facebook, Chocofaza dapat dikenal oleh banyak orang terutama oleh mahasiswa IPB. Pemasaran produk tersebut dilakukan melalui forum pengusaha mahasiswa IPB. Forum tersebut memfasilitasi Chocofaza untuk mempromosikan produknya kepada banyak orang. Seiring dengan banyaknya media sosial baru yang dapat dimanfaatkan untuk pemasaran, saat ini beberapa media sosial yang digunakan oleh Chocofaza yaitu facebook, instagram, twitter, blackberry messenger, line, dan whatsapp. Fungsi setiap media sosial tersebut dalam memasarkan produk Chocofaza berbeda-beda. Karena, setiap jenis media sosial yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penggunaan media sosial disesuaikan dengan fitur yang dimiliki oleh setiap jenis media sosial tersebut. Perbedaan fitur dan pemanfaatan setiap fitur pada jenis media sosial yang digunakan Chocofaza dalam pemasaran dapat dilihat pada Tabel 4.
17 Tabel 4 Jenis media sosial dan pemanfaatan fiturnya dalam pemasaran Chocofaza Jenis Media Sosial
Facebook
Instagram
Fitur Foto Text Video Komentar Fan page Foto Caption Video Komentar
Blackberry Messenger Whatsapp Line
Broadcast Personal Chat Personal Chat Personal Chat
Manfaat Menampilkan gambar mengenai produk Mendeskripsikan produk Menampilkan produk dengan gerakan dan audio Ruang tanya jawab antara Chocofaza dengan calon konsumen atau konsumen Membuat grup Menampilkan gambar mengenai produk Mendeskripsikan produk Menampilkan produk dengan gerakan dan audio Ruang tanya jawab antara Chocofaza dengan calon konsumen atau konsumen Menyebarkan informasi produk kepada banyak orang secara personal dengan waktu yang bersamaan Komunikasi personal Komunikasi personal Komunikasi personal
Konten yang ditampilkan serta fungsi pada setiap media sosial tersebut berbeda sesuai dengan fitur yang dimiliki. Misalnya pada media sosial facebook dan instagram. Fitur yang mendukung dalam pemasaran adalah teks, gambar, dan video. Sehingga fitur tersebut mendukung Chocofaza untuk dapat menginformasikan produk lebih detail. Sehingga facebook dan instagram adalah media sosial yang efektif sebagai media pemasaran. Sedangkan untuk komunikasi personal dengan konsumen, misalnya pemesanan, konfirmasi pembayaran, hingga konfirmasi produk yang sudah sampai ke konsumen, media sosial yang digunakan adalah blackberry messenger, line, dan whatsapp. Chocofaza juga mempunyai website yang digunakan sebagai media pemasaran. Namun, website tersebut jarang diperbarui untuk menyampaikan informasi kepada publik. Sehingga informasi yang disampaikan melalui website masih sedikit. Hingga saat ini, berdasarkan pada fitur yang mendukung dalam pemasaran produk Chocofaza, media sosial yang paling aktif dan efektif digunakan untuk menginformasikan produk pada publik adalah facebook dan instagram. Pada akun media sosial tersebut, Chocofaza aktif melakukan update (memperbarui informasi) sebanyak tiga kali dalam sehari dengan mengupload gambar produk disertai dengan quotes dan deskripsi tertentu. Hal tersebut dilakukan untuk terus dapat memberikan informasi mengenai produk. Isi informasi yang disampaikan melalui media sosial tersebut adalah varian produk, harga produk, keunggulan produk, diskon, cara memesan, cara membayar, serta sistem pengiriman. Sedangkan media sosial yang aktif digunakan untuk komunikasi personal dengan konsumen atau calon konsumen adalah line, whatsapp, dan blackberry messenger. Fitur yang terdapat pada media sosial tersebut mendukung Chocofaza melakukan komunikasi lebih personal dengan konsumen atau calon konsumen, mulai dari tanya jawab mengenai produk, pemesanan produk, konfirmasi pembayaran, hingga konfirmasi produk yang sudah sampai ke konsumen. Selain itu, media sosial yang aktif digunakan Chocofaza dalam pemasaran dapat dilihat dari sisi konsumen yang mengakses media sosial Chocofaza. Berdasarkan pada konsumen Chocofaza, dapat dilihat pola penggunaan jenis media sosial Chocofaza oleh konsumen. Pola tersebut dilihat menurut penggunaan media sosial yang dijadikan sebagai sumber informasi mengenai Chocofaza.
18 Jumlah konsumen menurut jenis media sosial Chocofaza yang menjadi sumber informasi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis media sosial Chocofaza yang digunakan sebagai sumber informasi produk menurut jumlah pengguna
Jenis Media Sosial Instagram Facebook Lainnya Total
Jumlah pengguna n 60 32 3 95
% 63.2 33.7 3.2 100
Sebagian besar konsumen memanfaatkan media sosial Instagram media untuk memperoleh informasi mengenai Chocofaza. Hal tersebut berkaitan dengan fitur yang dimiliki Instagram yang mendukung tampilan teks, gambar, bahkan video, untuk menyampaikan informasi. Sehingga konten tersebut dapat menarik responden untuk mengetahui informasi mengenai produk. Hal tersebut mengindikasikan bahwa instagram efektif untuk dapat menyampaikan pesan dari pemasar kepada konsumen. Melalui media sosial tersebut, pesan lebih mudah disampaikan dengan jelas serta dapat diakses oleh banyak orang. Peran Media Sosial dalam Pemasaran Chocofaza Media sosial mempunyai peran dan manfaat dalam pemasaran produk Chocofaza sebagai salah satu usaha yang masih berskala mikro. Salah satu konsep pemasaran yang utama adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran bertujuan untuk mendapatkan respon dari konsumen ataupun dari calon konsumen. Bauran pemasaran yang paling sederhana adalah 4P (product, price, place, dan promotion). Pada media internet, bauran pemasaran tersebut dikenal dengan emarketing mix 4 e-Ps. Melalui media sosial, Chocofaza dapat menyampaikan bauran pemasarannya sebagai informasi bagi konsumen dan calon konsumen mengenai produk. Bauran pemasaran yang disampaikan adalah produk, harga, promosi, serta distribusi produk. Melalui media sosial, Chocofaza dapat membangun komunikasi pemasaran antara Chocofaza dengan konsumen. Komunikasi tersebut bertujuan untuk membangun hubungan dengan konsumen, sehingga dapat menambah nilai pemasaran bagi konsumen. Adanya komunikasi antara Chocofaza dengan konsumen, membuat konsumen memperhatikan bauran pemasaran lektronik yang dibuat dan ditawarkan Chocofaza kepada konsumen. Pada Tabel 6 menunjukkan bauran pemasaran yang paling banyak menjadi perhatian konsumen.
19 Tabel 6 Informasi yang diperhatikan pada jenis media sosial menurut jumlah konsumen yang mengkases
Informasi Produk Harga Promosi
Instagram Facebook n % n % 29 30.5 19 20.0 19 20.0 8 8.4 12 12.6 5 5.3 Total (%)
Lainnya n % 3 3.2 0 0 0 0
Total (%) 53.7 28.4 17.9 100
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa informasi mengenai bauran produk adalah yang paling banyak menjadi perhatian konsumen mengenai Chocofaza. Atribut bauran produk yang ditawarkan kepada konsumen dan diinformasikan melalui media sosial yaitu varian rasa, kemasan, petunjuk atau saran penyajian, komposisi, legalitas produk, serta jaminan mutu. Konsep bauran pemasaran secara electronic ini mendukung strategi eproduct untuk dapat disampaikan kepada konsumen ataupun calon konsumen. Melalui media sosial, Chocofaza menyampaikan atribut produk secara detail. Sehingga konsumen dapat melihat dan menilai atribut tersebut lebih mudah, lalu membandingkan produk dengan produk lain yang sejenis. Sehingga informasi atribut produk pada media sosial dapat dijadikan pertimbangan dalam pembelian produk oleh konsumen. Banyaknya konsumen yang fokus pada informasi bauran produk sebagai informasi yang paling menjadi perhatian konsumen, juga berkaitan dengan fitur yang terdapat pada facebook dan instagram. Fitur pada kedua media sosial tersebut mendukung gambar dan video yang dapat menampilkan produk lebih detail. Sehingga, produk yang ditawarkan diinfomasikan melalui gambar untuk dapat menarik konsumen dan calon konsumen. Informasi bauran harga berada pada urutan kedua sebagai informasi yang menjadi perhatian konsumen. Atribut harga yang disampaikan melalui media sosial adalah harga setiap ukuran dan bentuk kemasan produk. Karena, informasi mengenai harga produk menjadi informasi yang penting bagi konsumen atau calon konsumen untuk membeli produk. Melalui media sosial, konsumen dapat membandingkan harga produk sejenis dengan mudah. Sehingga, menyampaikan bauran harga menjadi strategi yang sangat penting bagi Chocofaza dalam meraih pasar. Bauran pemasaran lain yang dapat disampaikan melalui media sosial adalah bauran promotion (promosi), namun informasi mengenai bauran promosi melalui media sosial tidak terlalu menarik bagi konsumen atau calon konsumen, karena konsumen Chocofaza lebih tertarik pada atribut produk yang berbeda atau memiliki keunikan dengan produk lainnya. Bauran pemasaran lainnya adalah place (distribusi) produk hingga sampai kepada konsumen. Media sosial berperan dalam memperluas pasar bagi Chocofaza. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan lokasi geografis konsumen Chocofaza yang tersebar di berbagai wilayah pada Tabel 7.
20 Tabel 7 Sebaran wilayah konsumen Chocofaza
Jumlah Konsumen n % 5 5.3 38 40.0 52 54.7 95 100
Wilayah Kota Bogor Kabupaten Bogor Luar Bogor Total
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa konsumen Chocofaza banyak berdomisili di luar Bogor. Lokasi konsumen tersebut menunjukkan bahwa produk Chocofaza dapat didistribusikan kepada konsumen yang berada di luar lokasi usaha Chocofaza yang berada di Parung, Kabupaten Bogor. Hal tersebut juga berkaitan dengan media sosial yang dapat diakses oleh banyak orang tanpa terbatas oleh tempat. Selain itu, sebaran lokasi wilayah konsumen Chocofaza dapat dilihat berdasarkan pada rata-rata jarak konsumen dari lokasi usaha Chocofaza, terdapat pada Tabel 8. Tabel 8 Rata-rata jarak (kilometer) wilayah konsumen dari lokasi usaha Chocofaza
Wilayah Kota Bogor Kabupaten Bogor Luar Bogor
n 5 38 52
Rata-rata Jarak (km) 33.42 31.62 438.22
Tabel 8 menunjukkan jarak konsumen dari lokasi usaha Chocofaza. Berdasarkan jarak tersebut, media sosial berperan dalam memasarkan produk secara lebih luas ke berbagai daerah, serta menjangkau konsumen yang berada jauh dari lokasi usaha Chocofaza yang berada di Parung, Kabupaten Bogor. Hal tersebut menunjukan bahwa media sosial berperan untuk memperluas pasar bagi Chocofaza. Penerapan bauran place (distribusi) produk Chocofaza kepada konsumen tidak terbatas oleh lokasi dan jarak. Konsumen yang berada jauh dari lokasi usaha dapat memperoleh produk dengan sistem pengiriman produk ke lokasi konsumen berada. Pendistribusian produk Chocofaza juga tidak terbatas oleh waktu. Konsumen kapan saja dapat memesan produk, lalu melakukan transaksi pembayaran, hingga akhirnya barang dapat diterima oleh konsumen. pada penelitian ini, lokasi konsumen yang berjarak paling jauh dari lokasi usaha yaitu berada di Samarinda, Kalimantan Timur, diilustrasikan pada Lampiran 2. Salah satu konsep pemasaran dalam bauran promosi, adalah pengendalian komunikasi untuk menjangkau target pasar. Komunikasi pemasaran ini dilakukan Chocofaza melalui media sosial yang digunakan. Chocofaza melakukan beberapa cara komunikasi pemasaran, yaitu advertising dan direct marketing. Kedua cara tersebut merupakan salah satu strategi dalam bauran promosi yang dilakukan Chocofaza melalui media sosial kepada publik. Pada Tabel 9 dapat dilihat komunikasi pemasaran yang paling diperhatikan konsumen Chocofaza.
21 Tabel 9 Komunikasi pemasaran yang paling diperhatikan menurut konsumen pada jenis media sosial yang digunakan
Cara komunikasi promosi Advertising Direct Marketing
bauran
Instagram
Facebook
Lainnya
n
n
n 2 1
% 53 55.8 7 7.4 Total (%)
28 4
% 29.4 4.2
% 2.1 1.1
Total (%) 87.3 12.7 100
Berdasarkan pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa konsumen dapat menerima komunikasi bauran promosi yang disampaikan Chocofaza melalui media sosial. Sebagian besar responden menerima komunikasi pemasaran produk dengan cara advertising (periklanan), cara ini dilakukan Chocofaza dengan memperbarui informasi mengenai produk atau dalam istilah media sosial dikenal dengan nama update atau posting. Chocofaza memperbarui informasi melalui gambar produk yang dibuat menarik, agar calon konsumen tertarik pada produk. Gambar produk yang diperbarui disertai dengan catatan yang ditulis secara menarik sesuai dengan gambar yang diupload. Cara komunikasi bauran promosi dengan advertising, berbeda dengan periklanan secara konvensional yang mengharuskan perusahaan untuk membayar biaya iklan yang cukup besar. Update informasi melalui media sosial tidak mengeluarkan biaya yang besar bahkan bebas biaya. Karena periklanan melalui media sosial, khususnya facebook dan instagram sebagai media yang efektif digunakan, hanya memerlukan data internet. Komunikasi cara ini efektif untuk menyebarkan informasi mengenai produk lebih luas, namun dengan biaya yang relatif kecil. Selanjutnya adalah promosi dengan direct marketing, yaitu komunikasi yang dilakukan secara personal kepada konsumen atau calon konsumen dengan cara pesan langsung dari Chocofaza. Cara tersebut dilakukan agar mendapatkan tanggapan langsung dari mereka. Mengirim pesan secara langsung dapat dilakukan dengan menggunaka fitur direct message yang etrdapat pada media sosial facebook, instagra, whatsapp, line, dan blackberry messenger. Cara komunikasi bauran promosi dengan direct marketing melalui media sosial kurang menarik bagi konsumen hal tersebut juga terkait dengan fitur pada facebook dan instagram yang lebih menarik dengan menampilkan teks, gambar, serta video dibandingkan dengan pesan secara personal. Sehingga kebanyakan konsumen lebih tertarik pada cara advertising. Secara umum dalam konsep pemasaran, media sosial berperan dalam strategi pemasaran yang ditawarkan oleh Chocofaza. Terutama bauran pemasaran produk, harga, promosi, dan distribusi. Keempat bauran pemasaran tersebut dapat disampaikan Chocofaza kepada konsumen. Hal tersebut dapat membantu Chocofaza untuk mencapai target konsumen serta memperluas pasarnya dalam industri minuman cokelat bubuk instan. Terlihat dari respon konsumen terhadap bauran pemasaran Chocofaza, terutama dalam distribusi produk kepada konsumen yang tidak terbatas oleh lokasi dan jarak antara produsen dengan konsumen. Selain berperan dalam strategi pemasaran, media sosial juga memberikan manfaat untuk pemasar maupun konsumen. Bagi Chocofaza, manfaat dari media sosial dalam pemasaran produknya adalah memudahkan Chocofaza untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan konsumen, media sosial efektif untuk
22 memasarkan produk, memudahkan Chocofaza untuk mengetahui konsumen atau pelanggannya, menghemat biaya pemasaran, memudahkan Chocofaza untuk melakukan evaluasi. Selain dilihat dari sisi pemasar, manfaat media sosial dilihat dari sisi konsumen, berdasarkan pada persepsi konsumen terhadap pemasaran yang dilakukan Chocofaza. Dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Manfaat media sosial dalam membeli Chocofaza menurut konsumen pada media sosial
Manfaat Efisien waktu Mudah mencari informasi Transaksi mudah Fleksibel Kualitas informasi terpercaya
Instagram n % 29 30.5 46 48.4 20 21.1 25 26.3 34 35.8
Facebook n
18 25 12 14 19
%
18.9 26.3 12.6 14.7 20.0
Lainnya n
2 3 1 2 1
%
2.1 3.2 1.1 2.1 1.1
Manfaat media sosial yang dirasakan konsumen dalam membeli produk Chocofaza adalah efisien waktu, mudah mencari informasi, mudah bertransaksi, fleksibel, serta kualitas informasi yang disampaikan terpercaya. Berdasarkan tabel tersebut, manfaat yang dirasakan oleh kebanyakan konsumen Chocofaza melalui media sosial adalah mudah mencari informasi mengenai produk. Karena pada dasarnya media sosial adalah media informasi bagi publik, sehingga informasi mengenai produk mudah dicari konsumen melalui media sosial Chocofaza. Konsumen dapat mencari berbagai informasi, mulai varian rasa, harga, cara membeli, hingga informasi mengenai promosi produk. Manfaat lain dari media sosial adalah kualitas informasi yang disampaikan melalui media sosial dapat dipercaya. Konsumen Chocofaza merasa yakin dan percaya dengan informasi produk yang disampaikan pada media sosial Chocofaza. Karena informasi yang disampaikan disertai dengan gambar produk, deskripsi produk, kontak personal yang dapat dihubungi, serta adanya bukti produk yang dijual dan dipasarkan. Sehingga kualitas informasi yang disampaikan terpercaya. Sedangkan manfaat efisien waktu dilihat berdasarkan pada proses berbelanja secara online yang cepat dan tidak memerlukan waktu yang lama. Transaksi pembelian dan pembayaran yang dilakukan dalam proses jual beli juga lebih mudah, karena dapa dilakukan dimana dan kapan saja. Selain itu, media sosial lebih fleksibel dalam berbelanja, karena berkaitan dengan ketersediaan waktu konsumen untuk berbelanja. Sehingga, konsumen tidak perlu datang dan berbelanja langsung ke lokasi usaha Chocofaza. Manfaat yang dirasakan oleh konsumen juga berkaitan dengan perilaku konsumen yang saat ini mengalami perubahan. Berdasarkan Suryani (2013), beberapa perilaku konsumen pada era internet saat ini cenderung berorientasi pada hasil, berperilaku konsumtif, serta menyukai komunikasi melalui teks dan jejaring sosial. Sama halnya seperti konsumen Chocofaza yang mencari informasi produk melalui media sosial, menginginkan kemudahan dalam berbelanja dan memperoleh produk tanpa harus pergi langsung ke tempat Chocofaza.
23 Kelemahan Media Sosial dalam Pemasaran Selain memiliki peran dan manfaat dalam pemasaran, media sosial juga memiliki kelemahan dalam hal pemasaran. Kelemahan pemasaran melalui media sosial dapat dilihat dari sisi pemasar dan juga dari sisi konsumen sebagai media berbelanja online. Jika dilihat dari sisi pemasar (Chocofaza), kelemahan media adalah risiko terjadinya plagiarisme. Banyak pihak yang tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan suatu produk, karena hak cipta dan privasi gambar produk pada media sosial kurang terjamin. Kelemahan lainnya adalah jika pemasaran produk melalui media sosial tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan citra yang tidak baik bagi Chocofaza. Selain itu, terkadang adanya perbedaan persepsi antara informasi yang disampaikan oleh pihak Chocofaza dengan yang diterima konsumen. Sedangkan jika dilihat dari sisi konsumen, sebagian besar responden pernah mengalami pengalaman mengecewakan dalam berbelanja online. Sebanyak 78 responden atau 82.1 persen pernah mengalami kekecewaan berbelanja online. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemasaran melalui media sosial juga memiliki kelemahan. Kekecewaan yang dialami responden dalam pembelian secara online cukup beragam. Sebanyak 92.3 persen dari 78 responden yang mengalami kekecewaan membeli online adalah fisik produk yang diterima berbeda dengan gambar yang ditampilkan pada media sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemasaran melalui media sosial, konsumen tidak dapat melihat produk secara langsung sebelum membeli. Selain ketidaksesuaian produk, sebanyak 6.4 persen responden pernah mengalami keterlambatan produk yang sampai hingga ke tangan mereka. Sedangkan 1.3 persen responden pernah mengalami penipuan saat berbelanja online. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada media sosial rentan terjadi penipuan, karena tidak adanya jaminan produk hingga dapat diterima oleh konsumen. Selain itu, karena kebanyakan toko online tidak memiliki toko offline konsumen akan berisiko terkena penipuan oleh penjual yang tidak bertanggung jawab. Bagi pihak pemasar, hal tersebut menjadi suatu tantangan dalam pemasaran. Pihak pemasar, khususnya Chocofaza harus dapat memberikan kepercayaan penuh kepada konsumen mengenai produk yang dipasarkan. Karena setiap orang dapat mengungkapkan kekecewaannya melalui media sosial. Hal tersebut akan menimbulkan feedback negatif bagi pemasar. Pada penelitian ini, sebesar 43.6 persen responden yang pernah mengalami kekecewaan belanja online akan melakukan komplain kepada pihak pemasar melalui media sosial. Selain itu, sebanyak 37.2 persen responden tidak akan membeli ulang produk kepada pemasar yang sama. Kinerja Atribut E-Services pada Media Sosial Chocofaza Salah satu konsep dalam pemasaran media sosial, atau yang disebut dengan social media marketing adalah kualitas atribut electronic services. Pelayanan yang diberikan pada konsumen dalam pemasaran melalui media sosial menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pemasar. Pada penelitian ini, kinerja atribut e-services diukur berdasarkan penilaian konsumen pada media sosial Chocofaza yang ditunjukkan pada Tabel 11.
24 Tabel 11 Rata-rata penilaian konsumen terhadap kinerja atribut E-Services Chocofaza Atribut E-Services
Rata-rata penilaian
Reliabilitas Konten Kepercayaan Ketanggapan Popularitas Desain
76.4 78.0 78.4 70.9 80.7
Berdasarkan pada atribut kualitas e-services yang dilakukan oleh Chocofaza, desain adalah atribut yang dinilai paling tinggi oleh konsumen. Karena desain yang baik akan dapat menarik konsumen. Media sosial memfasilitasi fitur yang mendukung untuk menampilkan produk agar terlihat lebih menarik. Fitur media sosial dapat memberikan informasi lebih jelas melalui teks, gambar, audio, dan video. Atribut lain yang dinilai tinggi oleh konsumen adalah ketanggapan. Hal tersebut karena media sosial menyediakan wadah komunikasi timbal balik yang efektif antara Chocofaza dengan konsumen. Melalui media sosial, Chocofaza responsif terhadap keluhan yang disampaikan konsumen. Atribut kepercayaan dan reliabilitas juga menjadi atribut yang mendapatkan penilaian cukup dari konsumen. Kedua atribut tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas dan kepercayaan sangat penting dibangun oleh pemasar kepada konsumen. Sehingga, calon konsumen yang akan membeli produk tidak meragukan produk yang dipasarkan melalui media sosial. Sedangkan atribut eservices yang mendapatkan penilaian terendah berdasarkan persepsi konsumen adalah popularitas. Popularitas pada media sosial meliputi ulasan atau electronic word of mouth (E-WOM) mengenai Chocofaza pada media sosial, serta frekuensi update informasi yang dilakukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Chocofaza belum menjadi produk yang menjadi topik pembicaraan populer di media sosial. Kinerja tersebut menunjukkan bahwa konsumen dapat menerima informasi dan komunikasi pemasaran yang disampaikan oleh Chocofaza melalui media sosialnya. Sehingga, hal tersebut menunjukan bahwa kinerja atribut e-services yang dilakukan Chocofaza melalui media sosial telah mencapai penilaian baik bagi konsumen. Kinerja e-services yang baik sangat diperlukan dalam pemasaran melalui media sosial, hal tersebut bertujuan untuk membangun komunikasi dan relasi yang baik dengan konsumen.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat diambil simpulan bahwa media sosial yang efektif digunakan sebagai media pemasaran oleh pelaku usaha khususnya Chocofaza adalah facebook dan instagram. Berdasarkan pada fitur
25 yang dimiliki masing-masing media sosial, Chocofaza menggunakan facebook dan instagram sehingga produk dapat ditampilkan dan dipublikasikan dengan tampilan yang lebih menarik. Sebagai salah satu media berbasis internet, media sosial berperan dalam mengkomunikasikan bauran pemasaran Chocofaza kepada konsumen. Bauran pemasaran yang ditawarkan Chocofaza melalui media sosial meliputi product, price, promotion, dan place. Melalui media sosial, bauran promotion dapat dikomunikasikan dengan cara advertising dan direct marketing. Pada bauran place (distribusi), Chocofaza dapat didistribusikan kepada konsumen yang berada jauh dari lokasi usaha. Sehingga, peran media sosial adalah untuk memperluas pasar tanpa terbatas lokasi dan jarak antara konsumen dengan pemasar. Berdasarkan pada skala usaha, media sosial tidak hanya dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan skala usaha besar. Namun, usaha dengan skala mikro dengan jenis produk tertentu juga dapat menggunakan media sosial dalam strategi pemasaran produknya untuk membantu usaha dalam memperluas pasarnya. Kinerja atribut e-services yang dilakukan Chocofaza secara keseluruhan sudah mencapai kategori baik. Dilihat dari atributnya, desain adalah atribut mendapat penilaian yang paling tinggi dari konsumen. Karena desain atau tampilan yang disajikan Chocofaza mengenai produknya dapat menarik konsumen. Sedangkan atribut dengan penilaian terendah dari konsumen adalah popularitas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Chocofaza belum menjadi produk yang menjadi topik perbincangan. Saran Social media marketing yang dilakukan oleh Chocofaza dapat membantu perusahaan dalam memperkenalkan dan memperluas pasar tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Sehingga, saran yang dapat diberikan adalah: 1. Menurut hasil penelitian dapat diketahui bahwa masing-masing jenis media sosial memiliki kelebihan dan kekurangan. Melalui media sosial tersebut, Chocofaza harus melakukan inovasi untuk memperbarui informasi dengan tampilan dan konten yang lebih menarik. Selain itu, Chocofaza sebaiknya membuat sistem jaringan online yang lebih luas. Jaringan online yang dapat dibuat misalnya website. Dalam website Chocofaza dibuat sistem berbelanja online yang terintegrasi satu dengan yang lainnya. Website tersebut dijadikan sebagai pusat informasi dan media untuk berbelanja online bagi konsumen. Sehingga diharapkan mampu memudahkan konsumen dalam membeli dan memperoleh produk. 2. Media sosial sebagai media komunikasi bauran pemasaran, yang berperan dalam mengkomunikasikan bauran promosi, sebaiknya dibuat lebih menarik. Misalnya dengan menggunakan endorse artis ternama. Selain promosi, bauran produk juga harus tetap diperhatikan. Chocofaza harus terus menjaga kualitas produk, agar konsumen tidak kecewa dengan produk yang mereka konsumsi. Hal tersebut untuk menghindari keluhan konsumen pada media sosial yang dapat berdampak pada citra Chocofaza. Selain itu, Chocofaza harus dapat memanejemen keluhan atau komentar konsumen pada media sosial dengan memberikan sarana atau wadah khusus untuk kritik dan saran.
26 3. Kualitas atribut e-services yang diberikan Chocofaza pada media sosial sebaiknya ditingkatkan, agar penilaian dan persepsi konsumen dapat mencapai angka maksimum. Pada atribut desain, konten informasi yang disampaikan pada media sosial dibuat dengan desain dan gaya penulisan yang semakin menarik agar konsumen ingin mencoba produk. Misal, desain dibuat ala korea atau mengikuti gaya desain terkini. Atribut lain yang masih perlu ditingkatkan adalah popularitas, cara yang dilakukan bisa dengan mengajak konsumen untuk memberikan ulasan dan testimoni mengenai produk melalui media sosial, sehingga produk menjadi salah satu trending topic pada media sosial. DAFTAR PUSTAKA Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2013. Survei Penggunaan Internet Sektor Bisnis 2013 [internet]. [diunduh pada 2016 Februari 11]. Tersedia pada : https://www.apjii.or.id/content/read/39/28/SurveiPenggunaan-Internet-Sektor-Bisnis-2013 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2014. Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 [internet]. [diunduh pada 2016 Februari 11]. Tersedia pada : https://apjii.or.id/content/read/39/27/PROFIL-PENGGUNA-INTERNETINDONESIA-2014 Boone LE. Kurtz DL. 2011. Contemporary Marketing 16th Edition. USA : Cengage Learning [Dinas UMKM Bogor]. 2015. Daftar UMKM [Internet]. [diunduh 2016 April 15]. Tersedia pada: https://umkm.sau.id/umkmmember/dashboard/ Durianto D. Sugiarto. Widjaja AW. Supratikno H. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Engel JF. Blackweel RD. Winiard PW. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi ke-6. Buidyanto FX. penerjemah. Jakarta (ID): Binarupa Aksara. Erdogmus IE, Cicek M. 2012. The Impact of Social Media Marketing on Brand Loyalty. 8th International Strategic Management Conference [internet]. [diunduh 2016 Mei 28]; 58; 1353-1360. Tersedia pada : http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042812045818 Facebook. 2011. About Facebook [Internet]. [diunduh 2016 Juni 25]. Tersedia pada: https://www.facebook.com/facebook/info?tab=page_info Forbes LP. Vespoli EM. 2013. Does Social Media Influence Consumer Buying Behavior/ An Investigation of Recommendations and Purchases. Journal of Business and Economic Research [Internet]. [diunduh 2016 April 27]; 11(2);107-113. Tersedia pada: http://search.proquest.com/openview/8fc3302b3fa97276f33823572cb86527/ 1?pq-origsite=gscholar Hanna R. Rohm A. Crittenden VL. 2011. We’re All Connected: The Power of The Social Media Ecosystem. Business Horizons [Internet]. [diunduh 2016 Juni 6]; 54(3);265-273. Tersedia pada: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0007681311000243 Hasan A. 2009. Marketing. Yogyakarta (ID): MedPress.
27 Herman, J. 2014. 5 Ways to Improve Your Instagram Marketing [Internet]. [diunduh 2016 Juni 25]. Tersedia pada: http://www.socialmediaexaminer.com/improve-your-instagram-marketing/ Institut Pertanian Bogor. 2015. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bogor (ID): IPB Press. Ioanas E. Stoica I. 2014. Social Media and Its Impact on Consumet Behavior. International Journal of Economic Practices and Theories [Internet]. [diunduh 2016 Feb 25]; 4(2): 2247-7225. Tersedia pada: www.ijept.org Instagram. 2014. About Us [Internet]. [diunduh 2016 Juni 26]. Tersedia pada: http://instagram.com/about/us/ Johansson U, Wallbeck F.E. 2014. Instagram marketing- When brands want to reach Generation Y with their communication. The International Marketing Programme [Internet]. [diunduh 2016 Juni 07]. Tersedia pada www.divaportal.org/smash/.../FULLTEXT01.pdf Lee GG, Lin HF. 2005. Consumer Perception of E-Service Quality in Online Shopping. International Journal of Retail and Distribution Management [Internet]. [diunduh 2016 Juni 20]; 33(2):161-176. Tersedia pada : https://www.researchgate.net/journal/09590552_International_Journal_of_Retail_Distribution_Management Kamiruddin A.2016. Pengguna Aktif Instagram di Indonesia Capai 22 juta. [Internet]. [diunduh 2016 Juni 07]. Tersedia pada: https://dailysocial.id/post/pengguna-aktif-instagram-di-indonesia-capai-22juta Kerin RA. Hartley SW. Rudelius W. 2013. Marketing. New York (US): McGrawHill Irwin. Kotler P. Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Sabran B. penerjemah; Maulana A. Barnadi D. Hardani W. editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari : Principles of Marketing. Ed ke-12. Kurniawan H. 2015. Efektivitas Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi Batik Solo “Inasinul” [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Laksana F. 2008. Manajemen Pemasaran; Pendekatan Praktis. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Leerapong A. Mardjo A. 2013. Applying Diffusion of Innovation in Online Purchase Intention through Social Network: A Focus Group Study of Facebook in Thailand. Information Management and Business Review [Internet]. [diunduh 2016 April 27]; 5(3);144-154. Tersedia pada: https://www.researchgate.net/publication/265852067_Applying_Diffusion_ of_Innovation_in_Online_Purchase_Intention_through_Social_Network_A _Focus_Group_Study_of_Facebook_in_Thailand Mangold WG. Faulds DJ. 2009. Social Media: The New Hybrid Atributt of The Promotion Mix. Business Horizons [Internet]. [diunduh 2016 Juni 8]; 52; 357-365. Tersedia pada: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0007681309000329 Mardika R. 2015. Analisis Efektivitas Promosi Melalui Media Sosial Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Pada UMKM Kuliner Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Nadaraja R, Yazdanifard R. 2013. Social Media Marketing: Advantages and Disadvantages [Internet]. [diunduh 2016 Februari 25]. Tersedia pada :
28 https://www.researchgate.net/publication/256296291_Social_Media_Market ing_SOCIAL_MEDIA_MARKETING_ADVANTAGES_AND_DISADVA NTAGES Nazir M. 2011. Metode Penelitian. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Pietro LD. Pantano E. 2012. An Empirical Investigation of Social Network Influence on Consumer Purchasing Decision: The Case of Facebook. Journal of Direct. Data. and Digital Marketing Practice [Internet]. [diunduh 2016 Juni 8]; 14(1);18-29. Tersedia pada : http://www.ingentaconnect.com/content/pal/dddmp/2012/00000014/000000 01/art00003 Priambada S. 2015. Manfaat Penggunaan Mesia Sosial Pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Di dalam: [tidak diketahui]. Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia [internet]; 2015 November 2-3. Bogor (ID): [penerbit tidak diketahui]. Hlm 1-6; [diunduh 2016 Februari 16]. Tersedia pada: is.its.ac.id/pubs/oajis/index.php/file/download_file/1547 Purwanto D. 2011. Komunikasi Bisnis Edisi Keempat. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Rangkuti F. 2009. Mengukur Efektivitas program Promosi dan Analisis Kasus Menggunakan SPSS. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Sharma S. Rehman A. 2012. Assesing The Impact of Web 2.0 on Consumer Purchase Decisions: Indian Perspective. International Journal of Marketing and Technology [Internet]. [diunduh 2016 Juni 9]; 2(7);125-139. Tersedia pada:http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijmt&volume=2& issue=7&article=009 Strauss & Frost. 2011. E-Marketing Sixth Edition. Pearson : New Jersey Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta (ID): Andi Offset Sumarwan U. 2014. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Sunyoto D. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta (ID): CAPS. Suryani T. 2013. Perilaku Konsumen di Era Internet. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Yogesh F. Yesha M. 2014. Effect of Social Media on Purchase Decision. Pacific Business Review International [Internet]. [diunduh 2016 Feb 25]; 6(11); (lokasi tidak diketahui). Tersedia pada: www.pbr.co.in/May2014/9.pdf Yusra Y.2016. Riset TNS: Generasi Terpelajar Dominasi Pengguna Instagram di Indonesia. [Internet]. [diunduh 2016 Juni 07]. Tersedia pada https://dailysocial.id/post/riset-tns-generasi-terpelajar-dominasi-penggunainstagram-di-indonesia/ Zarrella D. 2010. The Social Media Marketing Book. Canada (CA). O’Reily Media. Inc.
29 LAMPIRAN Lampiran 1 Istilah-istilah yang digunakan dalam media sosial sosial Istilah Arti Pengguna yang tertarik pada suatu akun dan ingin mengikuti setiap Follower informasi yang diupdate. Comment Ruang untuk memberikan komentar Caption Tulisan berupa catatan singkat mengenai deskripsi suatu gambar. Hashtag Penandaan pada kata atau gambar agar mudah dicari. Update Memperbaharui informasi. Posting Mengunggah informasi yang diupdate. Electronic Penyampaian pesan dari satu orang ke orang lain (dari mulut ke mulut), Word of melalui media elektronik. Mouth
Lampiran 2 Ilustrasi peta jarak konsumen di Samarinda, Kalimantan Timur dari lokasi usaha Chocofaza di Parung, Kabupaten Bogor
30 Lampiran 3 Tampilan halaman utama facebook Chocofaza
Lampiran 4 Tampilan gambar produk pada facebook Chocofaza
31 Lampiran 5 Tampilan utama Instagram Chocofaza
Lampiran 6 Tampilan gambar produk pada Instagram Chocofaza
32 Lampiran 7 Daftar usaha mikro bidang kuliner di Bogor yang menggunakan media sosial
No
Nama UMKM
1
150 Eatery
2
Abon Cabe Noori
3
Allucads
4
Arthentic Coffee & Pattiserie
5
Ayam Cacah
6
Ayam Galau
9
Ayam Goreng Maulagie Ayam Suwir Kentung Ayam Terbank 27
10
Ayam_Samara
11
Bahagia7
7 8
12 13 14
Baked & Brewed Coffee Bakpao Taleus Bakso Hegar Taman Topi
15
Basian Addict
16
Bitten By You
17
Boga Bogor
18
Bogana Pa Gendoet
19
Box To Go
20
Brown Corner Cafe
21
Brownci
Media sosial yang digunakan Instagram Instagram, Facebook
Alamat Jln. Achmad Adnawijaya No 150 Jl. Ciwaringin Gg. H. Basir RT. 02 RW. 10, Bogor
Jln. Achmad Adnawijaya No 110 Papertown Building Jln. Instagram Pandu Raya no 107 Jl. H. A. Adna Wijaya / Pandu Instagram, Facebook 88 Jln Sudirman, Air Mancur, Instagram Bogor Instagram
Instagram, Facebook Jl. Merdeka No 137 Bogor Jln. Pangeran Sogiri No. 73 Tanah Baru, Bogor Instagram, Facebook Jln Pandu Raya 141 Bogor Abesin 47 – Jl. Jend. Instagram, Facebook Sudirman Bogor Jalan Bahagia No. 7 Kedung Instagram Badak Baru, Bogor Jl. Pandu Raya no 151-153 Instagram Bogor Instagram, Facebook Jln. Pajajaran 19 Bogor Instagram, Facebook
Instagram
Jl. Kapten Muslihat Bogor
Rumah Bali, Jln. Pandawa Raya Gang Selot / Jln. Kh. Achmad Instagram Sobana no 9 Bangbarung Raya Jl. Duta Pelangi 13 Duta Instagram, Facebook Kencana 2, Bogor Jalan Pahlawan 181 Instagram, Facebook Perumahan Purimas Blok B No. 3 Gang Selot / Jln. Raya Instagram Dramaga Jln. Semboja No. 16 Kota Instagram Paris, Bogor Instagram Jl Lodaya I No 4 Instagram
33 22
Bubur Garing
23 24
Burger Up Size Ceker Bang Gendut
25
Chocofaza
26
Chocolaterie
27 28 29 30
Coffee Combi Coffee Zone Culinaire Van Bogor Cyrano Cafe
31
D’Mini
32
Dabu Dabu Manado
33
DANSICE
34
Dapur Geulis
35
Djamilah
36
DPS Kitchen
37
FlipFlop
38
Gyuutandon
39
HotSpot Sambel
40 41 42
Houpers Cafe Hulala Indoramen
43 44 45
Jajanan_Aisyah Joggets
46 47
Jogurt Kangbakso Kanung Bakery
48
Kedai BUS
49
Kedai Jantan
Ruko Depan RS Marzuki Mahdi / Kontak : 081318017123 Instagram Jln. Pajajaran No. 21 Instagram Jl Pajajaran 21 C Bogor Kontak : 087881061674 / Instagram, Facebook 089699291277 Papertown Building Jln. Instagram Pandu Raya no 107 Instagram Jl. Pandu Raya no 03 Instagram Jl. Sancang No. 15D Bogor Instagram Jln. Pandu Raya No 61 Instagram Jl. Suryakencana 126 Foodcourt Jalan Surya Instagram Kencana. Bogor Food Court Lippo Mall Bogor Instagram lantai 3 Foodcourt Jalan Surya Instagram Kencana. Bogor Facebook Jl. Lodaya 2 No. 06 Bogor Jl Pandawa Raya 26 Ruko Instagram Indraprasta, Bogor Kontak : 082377823388 / Instagram 74E03373 /
[email protected] Jln. Kumbang no 1, lodaya Instagram Bogor Instagram Jln. Pandu Raya No 55, Bogor Jln. Ibrahim Ajie No. 123, Instagram Sindang Barang Instagram Jln. Pandu Raya No 190 Instagram Bogor Trade Mall Lantai 3 Instagram Jl. Baru, Bogor Kontak 085692076166 / Instagram 587CBDA9 Kontak : 08119792255 / Instagram joggets.com Kontak : 085694137733 / Instagram 57413bob Instagram Jl. Dr. Semeru Instagram Jl Sedane 23A Empang, Bogor Jalan Pandu Raya , Indraprasta Instagram II Instagram Jln Lodaya No 4 Facebook
34 50
Kedai Mierip
Instagram
51
Kedai Mimicucu
Instagram
52
Kepo_in
Instagram
53
Kikiku Zupa Soup
Instagram
54
KKPudding Cake
Instagram
55
Kota Hoedjan
Instagram
56
Lapis Tokyo
Instagram
57
Loopy Corner
Instagram
58
Martavak
Instagram
59
Instagram Instagram
Jl. RE Abdullah No. 1 C (Pertigaan Gunung Batu) Jl Dr. Semeru no 104 Bogor Jl. Ahmad Sobana, Bantar Jati No. 73 / Kontak : 081282641018 Jln. Kantor Pos No. 6 Pajajaran Bogor Jl. Sindang Barang Raya No. 175 Jln. Pandu Raya No 55 Jl. Arzimar I no 14
Instagram
Jln. Mandala Raya, Bogor
Instagram
60
Mie KPK Mienampol
61
MJ Nasi Kemang
Instagram
62
Momomilk
Instagram
63 64 65 66
Mr. Doch Mr.Smoothie Mrscupcakes Muhakat Katering Bogor
Instagram
Instagram
67
Nasi Bakar Gembul
68
Naskun Palayu
Instagram
69
Nn_Cake
Instagram
70
Oma Pot
Instagram
71
Orange Resto Bogor Otaku Sushi Ramen Bar Ozaizy Coffee and Resto Pancake Durian D&D PaoBurger
Instagram
72 73 74 75
Jl. Sinanglingm, Terusan Pandu Raya, Ceger – Tanah Baru Jl Lodaya no 1 JL Pandu Raya / Jl Lodaya no 4 Jl. Yasmin Utara NO 35 Bogor Jln. Sholeh Iskandar (Ruko SPBU Permata No. 28 Jl. Pandu Raya No. 63 Bogor Jl. Teratai VIII No. 11 Yasmin, Bogor KPP Baranangsiang 3 blok F no 5 Bogor Jln. Bangbarung Raya No. 4
Instagram, Facebook
Instagram
Taman Kencana / Kontak : 081284109052 Jl. Palayu Rayu No. 7 Villa Bogor Indah 5 / Kontak : 081281810082 Perum Bogor Baru, Jl. Danau Kalimutu blok CIII Jln. Sancang , Babakan Dekat Kampus Pakuan
Instagram
Jln. Ahmad Yani No. 50
Instagram
Jl. Ahmad Sobana, Bogor
Instagram
Jln. Malabar no 8
35 76
Pastakita
Instagram
77
Pastry Bogor
Instagram
78
Pisang Papoy
Instagram
79 80
Rafita’s cake Ramenochi Rijs Hanny’s Kitchen
Instagram Instagram
Villa Bogor Indah AA14 NO 2D Bogor Jl Mesjid II No 4 Empang Bogor Depan Roti Venus Sukasari / Depan SMAN 4 Bogor Jln. Pandu Raya No 66 Bogor Jl. Ahmad Yani 2, Bogor
Instagram
Jl. Sukasari I no. 22G, Bogor
82
Salad Bogor
Instagram
Kontak : BBM 515BA28D / 087873578805
83
Sate Beureum Mang Soleh
Instagram
Jl Raya Tajur no 168B
84
Savant Eat
Instagram
85
Soerabi Bohay
Instagram
81
86
Instagram
87
Sop Buah Pak Ewok Soto Ibu Rahayu
88
STOP EATRAILER
Instagram
89
Suju Ramen
Instagram
90
Sushi Moii Bogor
Instagram
91
The Cube
Instagram
92
Ti_is
Instagram
93
TiffaFoods
Instagram
94
Toastea
Instagram
95
Urban District
Instagram
96
Waroeng Ngiler
Instagram
97
Warung Gemes
Instagram
98
Warung Kuliner
Instagram
99
Warung RDA
Facebook
Instagram
100 WawFood
Instagram
101 YakitoriGo! 102 Yellow Trux Bogor
Instagram Instagram
Villa Bogor Indah 2 lok FF3 no 2 Jl. Bangbarung Raya No. 62, Bogor Jl. Bukit Tunggul No. 5, Taman Kencana Bogor Jln. Pajajaran 117, Bogor Jl. Pandu Raya dekat FO Living Room Jln. Bangbarung Raya no 73 Jl. RE Abdullah (depan mesjid gunung batu) Jln. Bangbarung Raya no 38 Jln. Raya Pajajaran (Sebelah blossom fo) Kontak : 087874445785 Jln. Cirahayu No. 14 (Samping Botani Square) JL. Perwira No 47, Bogor Jln. Raya Wangun Tajur Ciawi, Bogor Sebelah Rumah Sakit Melania Bondongan Jln. Kolonel Achmad Syam Jl. Taman Malabar1 Babakan, Bogor Bukit Cimanggu City Blok U7 No. 10 Bogor / kontak : 081380809033 Jln. Ahmad Yani 36, Bogor Jln Dr. Semeru
36 103 YOI Takoyaki 104 You Got Cookies
Instagram Instagram
Jl. Bangbarung 35 Bogor Kontak : 082122777724
37
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Cianjur pada 18 Desember 1994 dari pasangan Bapak Yogi Irawan dan Ibu Rohayati. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cilaku Cianjur dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Undangan dan diterima di Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama kuliah penulis cukup aktif mengikuti kegiatan organisasi dan beberapa kegiatan kepanitiaan. Penulis mengikuti organisasi Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) pada periode 2013/2014 sebagai staff di Department of Social and Our Environment Life (D’SOUL) serta sebagai Sekretaris I pada HIPMA periode 2014/2015. Penulis juga mengikuti organisasi mahasiswa daerah, yaitu Himpunan Mahasiswa Tjiandjur (HIMAT). Penulis juga mengikuti kepanitiaan, beberapa kegiatan kepanitiaan di antaranya Canvasing IPB HIMAT 2013, Agribusiness Festival 2014, Sahabat Cilik Agribisnis, dan Mitra Desa.