PERAN KEPALA DINAS TENAGA KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KOTA BITUNG Oleh : Briand V. Parengkuan
Abstrak Kepala DinasTenaga Kerja Kota Bitung telah menjalankan peran kepemimpinannya dalam hal memotivasi pegawai.Kepala Dinas memberikan motivasi kepada pegawai setiap saat. Motivasi yang diberikan berupa motivasi material (insentif dan THR) dan motivasi non material (ucapan terima kasih dan pujian langsung yang diberikan kepada pegawai atas hasil pekerjaannya dan arahan dari Kepala Dinas apabila ada pegawai yang mengalami kesulitan dalam bekerja).Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa informan pegawai di dinas tenaga kerja kota bitung dimana jawaban yang sama didapati oleh penulis bahwa kepala dinas selalu memotivasi dengan memberikan insentif dan THR setiap pegawai. hasil yang didapatkan penulis beranggapan kepala dinas seharusnya bukan hanya memberikan motivasi dengan memberikan materi tetapi harus diimbangi dengan reward and punishment karena dengan adanya hal tersebut, maka pegawai akan semakin termotivasi dan menghargai pemimpinnya.
Kata Kunci : Dinas Kinerja, Pegawai
Pendahuluan Dinas Tenaga Kerja Kota Bitung adalah sebuah organisasi publik (instansi pemerintah) yang fungsi public servicenya lebih dominan ketimbang fungsi administratifnya. Dinas Tenaga Kerja Kota Bitung bertanggung jawab atas persoalan ketenagakerjaan di wilayah kerjanya. Artinya bahwa Dinas ini bertanggung jawab untuk mendorong semakin membaiknya angka penduduk yang bekerja atau memiliki pekerjaan, serta sangat bertangung jawab untuk menurunkan angka pengangguran. Oleh karenanya Dinas Tenaga kerja Kota Bitung dituntut untuk menjadi sangat kreatif dalam melakukan terobosanterobosan yang inovatif dalam kerangka melahirkan masyarakat yang produktif. Kualitasmanajemen kinerja memberi pengaruh sebagai driven force (kekuatan pendorong) yang mampu memberi percepatan ke arah sana. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh dengan hanya membalik telapak tangan namun itu harus dilakukan dengan kerja keras dan kedisplinan yang tinggi, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Dilihat dari pentingnya kinerja dari pegawai untuk mendapatkan atau mencapai sebuah tujuan maka diperlukan sebuah peran dari pimpinan, di Indonesia sendiri kualitasdari pegawai dilihat dari kinerja kurang cukup memuaskan baik itu perusahaan swasta maupun pemerintah dikarenakan sumber daya manusia yang kurang ditunjang factorfaktor penting lainnya seperti peran atau factor dari pimpinan karyawan, dalam organisasi pemerintah sendiri sangat dibutuhkan pegawai yang menguasai setiap pekerjaan dikarenakan menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam kaitannya dengan uraian di atas ini, kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara, yang tingkat kepadatan penduduknya relatif tinggi. Tahun 2014 angka penduduk kota Bitung mencapai 186. 215 jiwa. Dari jumlah ini, jumlah angkatan kerja adalah 90. 457 jiwa. Selanjutnya dari jumlah angkatan kerja tersebut terdapat pengangguran terbuka sebesar 20. 084 jiwa atau hampir mencapai angka 20% lebih. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, Dinas Tenaga Kerja kota Bitung adalah instansi yang memiliki tugas untuk memperbaiki keadaan ini. keberhasilan kemampuan mengubah keadaan ini maka amat bergantung pada kinerja dari Dinas ini. Angka perubahan tingkat pengangguran terbuka di kota ini belumlah signifikan. Sehingga dengan demikian penelitian atas apa yang telah dilakukan oleh instansi ini menjadi
penting untuk dilakukan. Pertanyaannya adalah menyangkut persoalan kepemimpinan di dalam instansi ini. pertanyaan ini menjadi penting untuk diajukan oleh karena pada dasarnya sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya yaitu bahwa, pemimpin dan kepemimpinannya memiliki akses pengaruh yang amat kuat terhadap kinerja dari lembaga yang dipimpinnya. Konsep Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. (Friedman, M, 1998 : 286)
Peran adalah tempat tertentu yang ditentukan untuk diduduki oleh seseorang dalam proses pencapaian tujuan. (Sondang P. Siagian. 2003:54) Menurut A. Marwanto yang dikutip oleh Taliziduhu Ndaha (2003:504) menyatakan bahwa peran adalah tindakan yang diharapkan seseorang didalam kegiatannya yang berhubungan dengan orang lain. Hal ini timbul sebagai akibatakibat kedudukan yang dimiliki didalam struktur social dalam interaksinya dengan sesamanya, seperti antara pemerintah kota dengan organisasiorganisasi kepemudaan. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses.Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut : Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi, Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat. Menjalankan peranan berarti melaksanakan hak dan kewajiban secara bertanggung jawab. Apabila seorang pegawai negeri, misalnya, lebih
mementingkan kedudukan daripada peranannya, dia akan menuntut warga masyarakat untuk lebih banyak melayaninya (padahal peranan seorang pegawai negeri adalah memberi pelayanan kepada warga masyarakat). (Soerjono Soekanto, 2013 : 216) Konsep Kepemimpinan
Kepempinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan. Ilmu kepempinan telah semakin berkembang seiring dengan dinamika perkembangan hidup manusia.
Ricky W. Griffin mengatakan, pempimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin. Pemimpin dan kepempinan adalah ibarat sekeping mata uang logam yang tidak bisa dipisahkan, dalam artian bisa dikaji secara terpisah namun harus dilihat sebagai satu kesatuan. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan, dan jiwa kepempinan yang dimiliki seorang pemimpin tidak bisa diperoleh dengan cepat dan segera namun sebuah proses yang terbentuk dari waktu ke waktu hingga akhirnya mengkristal dalam sebuah karakteristik. Dalam artian ada sebagian orang yang memiliki sifat kepemimpinan namun dengan usahanya yang gigih mampu membantu lahirnya penegasan sikap kepempinan pada dirinya tersebut.Para ahli dengan berbagai latar belakang keilmuan (science) dan pengalaman (experience) yang dimiliki berusaha untuk memberikan penafsiran perbedaan antara pemimpin dan kepemimpinan.Gary Yulk (1998) dalam Brantas (2009) membantu kita dengan melakukan klasifikasi definisi pemimpin dan kepemimpinan Konsep Kinerja
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode. Secara lebih tegas Amstrong dan Baron mengatakan Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Amstrong dan Baron, 1998:15). Lebih jauh Indra Bastian menyatakan bahwa
kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. (Irham Fahmi, 2014:127) Jenis Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, di bentuk dengan kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah (Djam’an satori dan & Aan komariah 2009;25) Sedangkan menurut (Andi Prastowo 2012;24) metode penelitian kualitatif adalah metode (jalan) penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi didalamnya dan tanpa pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dari fenomena yang di amati. Tercapainya visi dan misi dari organisasi merupakan target akhir dari pelaksanaan setiap tugas-tugas dalam organisasi. Organisasi yang satu dengan organisasi yang lainnya, tentu sangat berbeda visi dan misi yang diinginkan, hal ini tergantung pada bidang kegiatan yang dilaksanakan suatu organisasi.Pemahaman pegawai terhadap visi dan misi organisasi sangatlah penting karena tercapainya tujuan akhir suatu organisasi dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang dalam organisasi tersebut menafsirkan dan melaksanakan visi dan misi organisasi.Maju mundurnya organisasi tergantung pada sumber daya manusia yang merupakan penggerak utama organisasi. Mengetahui kinerja pegawai berarti berusaha untuk mempelajari serta memahami kinerja yang dimiliki oleh pegawai dalam sebuah organisasi. Dengan kata lain, mengetahui kinerja pegawai menjadi sangat penting atau memiliki nilai yang amat strategis. Informasi mengenai kinerja pegawai, indikatorindikator dan faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap kinerja pegawai sangat penting untuk diketahui, sehingga menganalisis kinerja hendaknya dapat
diterjemahkan sebagai suatu kegiatan evaluasi untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Dalam menilai kinerja pegawai sangat ditentukan oleh fungsi yang diemban oleh pegawai terhadap tugas-tugas yang akan dilakukan. Dalam fungsi tersebut terkandung suatu tujuan dan sasaran yang aka dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.Tujuan dan sasaran tersebut akan mengarahkan setiap pegawai untuk bertindak efektif dan efisien agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi. Olehnya itu dalam memahami kinerja tidak semata-mata didasarkan oleh kebutuhan untuk bekerja tetapi lebih dari itu, dibalik kebutuhan untuk bekerja terkandung suatu hasil yang perlu dicapai. Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh seluruh pegawai dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.Adapun pengertian kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Hasibuan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dari hasil wawancara penulis dengan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bitung Bapak Ferry Bororing, SE, MSi sebagai salah satu informan menyatakan bahwa : “Hasil kerja yang dicapai setiap pegawai dimana pekerjaan yang dilakukan sudah baik atau bagus dengan berpedoman pada aturan yang telah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi, yang mana berdasarkan hasil pengukurun kinerja kegiatan menunjukkan bahwa secara umum Kinerja pegawai kantor dinas tenaga kerja sudah memperlihatkan hasil yang baik dan dituangkan dalam Lakip tahunan. Namun dibalik keberhasilan itu masih terdapat beberapa masalah dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran yaitu seperti belum terciptanya koordinasi yang sinergis antara provinsi dan pusat dalam proses perencanaan”. Dengan melihat jawaban diatas maka diketahui bahwa hasil kerja yangdicapai oleh setiap individu dalam artian para pegawai sudahmaksimal dalammelaksanakan pekerjaannya walaupun masih terdapat beberapa kendala yangdihadapi dalam pencapaian sasaran kerja organisasi. Penilaian kinerja pegawai merupakan bagian yang sangat penting dalam manajemen sumber daya manusia pada organisasi.Penilaian ini mutlak
dilakukan untuk mengetahui prestasi yang telah dicapai oleh setiap pegawai, yang berguna untuk menentukan kebijakan selanjutnya terhadap pegawai tersebut.Untuk mengukur kinerja secara keseluruhan adalah dengan menjumlah kinerja pada setiap fungsi fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan hasil laporan akuntabilitas kinerja (lakip) tahun 2014 dalam akuntabilitas kinerja menunjukkan hasil yang memuaskan dimana target yang di tetapkan dapat dilaksanakan dengan baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan setelah menganalisanya, maka berikut ini penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja pegawai Dinas Tenaga kerja Kota Bitung dapat dikatakan baik, dengan tercapainya beberapa target kerja yang ditetapkan berdasarkan visi misi dan Lakip. Namun berlum terciptanya sinergitas antara dinas tenaga kerja yang ada di provinsi 2. Peran kepala dinas dalam mempengaruhi serta memotivasi pegawainya telah dilaksanakan dengan baik, pegawai merasa termotivasi dengan keteladanan dan charisma dari kepala dinas, namun belum adanya pemberian reward and punishment yang jelas mengakibatkan peran kepala dinas belum terasa maksimal 3. Dalam peran antar pribadi dan pengambilan keputusan, kepala dinas juga telah melaksanakan tugas dengan baik menurut pegawai dimana beliau merupakan pemimpin yang dapat diterima semua kalangan serta selalu melibatkan bawahannya dalam pengambilan keputusan dalam beberapa kesempatan rapat. SARAN 1. 2.
Dalam peningkatan kinerja pegawai, penulis menyarankan perlu adanya indokator yang jelas dari seorang pemimpin dan menetapkan capaian tertentu setiap staf, bukan hanya berdasarkan lakip yang dibuat setiap tahun. Perlu adanya punishment and reward dalam peran sebagai seorang pemimpin, karena dengan pemberian hal tersebut akan lebih meningkatkan kinerja pegawai dan mencegah terjadinya pelanggaran yang kemungkinan dilakukan oleh pegawai, dengan punishment and reward juga dapat meningkatkan kompetisi yang sehat dalam hal pekerjaan kepada pegawai yang ada di Dinas Tenaga Kerja Kota Bitung.
3. Perlu adanya ketegasan dalam kepemimpinan, kepala dinas harus tegas dalam memutuskan sesuatu dalam rapat dan dalam memberikan arahan. DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, 2007, Manajemen Kinerja, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.1. Wirawan, 2009, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Salemba Empat Jakarta, h.5. Moeheriono, 2012, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Grafindo Persada Jakarta, h. 95. Amstrong and Baron, 1998, Perfect Management, Institut Of Personal and Development, London, h.15. M. Maruf Abdullah, 2013, Manajemen Bisnis Syariah, ASWAJA, Yogyakarta, h.331. Prof. Dr. H. M. Ma’ruf Abdullah, SH.MM. Ndaraha dalam M. Ma’ruf Abdullah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Op Cit, h.2 Hadari Nawawi, 2003, Perencanaan SDM, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, h. 37. Wirawan , Op Cit, h. 1. Aan Komariah, KepemimpinanVisioner dan Corporate Culture di Perguruan Tinggi. Dalam Buchari Alma, 2008, Corporate University, Bandung, Alfabeta. Brantas, 2009, Dasar-dasar Manajemen, Bandung, Alfabeta. George R. Terry dan Leslie W. Rue, 2008, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara, (terjemahan). Richard L. Daft, 2003, Manajemen, Edisi Kelima, Jakarta, Erlangga, (terjemahan). Ricky W. Griffin, 2003, Manajemen, Jakarta, Erlangga, (terjemahan). Stephen P. Robbins, 1990, Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi, Jakarta, Arcan, (terjemahan). Stephen P. Robbins, 1994, Teori Organisasi; Struktur, Desain, dan Aplikasi, Jakarta, Arcan, (terjemahan). Stephen P. Robbins, 2003, Perilaku Organisasi, Jakarta, Indeks, (terjemahan). Stephen P. Robbins, 2003,Perilaku Organisasi, Jakarta, Indeks, (terjemahan).