PERAN HUMAS PENGELOLA KAWASAN BINTAROPT. JAYA REAL PROPERTY, Tbk DALAM PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERIODE 2007-2008
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu komunikasi
Disusun oleh: PUTRI NUR ANGGITA RESMI 4420401 - 038 PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
Jakarta 2009
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Putri Nur Anggita Resmi
NIM
: 4420401-038
Jurusan
: Public Relations
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi
: Peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk Dalam Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Periode 2007-2008.
Jakarta, 23 Januari 2009
Mengetahui, Pembimbing I
(Dra. Ispawati Asri M.Si)
Pembimbing II
(Drs. Nono Sungkono M.M)
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI Nama
: Putri Nur Anggita Resmi
NIM
: 4420401-038
Jurusan
: Public Relations
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi
: Peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk Dalam Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Periode 2007-2008. Jakarta, 23 Januari 2009
1. Ketua Sidang Irmulan Sati T, SH, M.Si
(….........……………)
2. Penguji Ahli Juwono Tri Atmodjo, S.Sos, M.Si
(….........……………)
3. Pembimbing I Dra. Ispawati Asri M.Si
(….........……………)
4. Pembimbing II Drs. Nono Sungkono M.M
(….........……………)
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
: Putri Nur Anggita Resmi
NIM
: 4420401-038
Jurusan
: Public Relations
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi
: Peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk Dalam Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Periode 2007-2008. Jakarta, 23 Januari 2009 Disetujui dan Diterima Oleh:
Pembimbing I
Pembimbing II
(Dra. Ispawati Asri M.Si)
(Drs. Nono Sungkono M.M) Mengetahui :
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. Diah Wardhani. M.Si)
Ketua Bidang Studi
(Marhaeni Fajar Kurniawati S.Sos, M.Si)
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta ABSTRAKSI Putri Nur Anggita Resmi (4420401-038) Peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk Dalam Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Periode 2007-2008. xiii + 108 halaman: 10 lampiran Bibliografi : 25 Buku (2000-2007) Humas mempunyai peran yang penting di dalam suatu perusahaan, karena Humas merupakan pihak atau bagian yang senantiasa berhubungan dengan seluruh stakeholder perusahaan, baik internal maupun eksternal. Untuk menjaga agar hubungan tersebut dapat terbina dengan baik maka, Humas selalu membuat program-program bagi stakeholder-stakeholder tersebut. Dalam penelitian ini, program Humas ditujukan pada stakeholder eksternal yaitu melalui pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR). Pada dasarnya, program tersebut bertujuan untuk menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar secara khusus dan masyarakat luas secara umum serta menghilangkan pandangan-pandangan yang negatif terhadap perusahaan. Untuk melaksanakan program-program CSR, sebaiknya seorang Humas dapat menjalankan perannya dengan baik. Adapun peran-peran Humas itu sendiri dikemukakan oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom. Peranperan Humas yang dimaksud meliputi; Teknisi Komunikasi, Penasehat Ahli, Fasilitator Komunikasi, dan Fasilitator Proses Pemecahan Masalah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan strategi studi kasus. Penulis mengacu pada teori Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom. Sedangkan, untuk analisa datanya, penulis menggunakan teknik analisa kualitatif dan wawancara mendalam (indepth interview) sebagai teknik penggumpulan datanya. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan menganalisa data primer dan sekunder, dapat diketahui bahwa empat peran Humas menurut Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom telah dijalankan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property, Tbk dalam pelaksanaan program CSR, namun tidak semua keempat peran tersebut diimplementasikan. Hanya terdapat satu peran dominan yang dilakukan yaiu sebagai Penasehat Ahli, di mana Humas merencanakan program tersebut dengan mengacu pada skala prioritas hingga melakukan evaluasi di setiap akhir program dalam bentuk survey langsung dan pemberian Quesioner kepada peserta pelatihan AC.
KATA PENGANTAR Assalamu`alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Berkat ridho-Nya yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul : Peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property, Tbk Dalam Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Periode 2007-2008. Penulisan skripsi ini adalah salah satu bentuk dari karya ilmiah yang pada dasarnya merupakan syarat mutlak untuk meraih gelar Sarjana Strata Satu khususnya Jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana. Oleh karena itu, dalam penulisannya memerlukan kesungguhan, kecermatan, dan wawasan yang cukup, sehingga dapat mengaplikasikan kemampuan dalam mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh selama perkuliahan dan sekaligus dapat menerapkannya dalam praktik. Penulis menyadari besarnya bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Ispawati Asri M.Si, selaku Pembimbing I terima kasih banyak ibu yang telah membantu dan membimbing penulis dengan sabar dalam penyempurnaan materi dan memberikan waktunya kepada penulis untuk selalu siap memberikan masukan serta saran. 2.
Bapak Drs. Nono Sungkono M.M, selaku Pembimbing II terima kasih banyak pak telah mendukung, memotivasi dan membimbing penulis dalam
mengarahkan mengenai tehnik penulisan yang baik serta perhatiannya kepada penulis dalam kemajuan untuk menyelesaikan skripsi. Terima kasih pak atas bimbingannya selama ini. 3. Bapak Juwono Tri Atmojo, S.Sos, M.Si, selaku Penguji Ahli dalam sidang skripsi. Terima kasih atas kebijaksanaannya dan pengarahannya, terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis. 4. Ibu Irmulan Sati T, SH, M.Si, selaku Ketua Sidang Skripsi dan Pembimbing Akademik Penulis, terima kasih banyak ibu atas kesediaannya untuk menjadi Ketua Sidang dan masukan-masukan yang diberikan untuk penulis. 5. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 6. Bapak Drs. Hardiyanto M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikai Universitas Mercu Buana. 7.
Ibu Marhaeni Fajar Kurniawati S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Bidang studi Public Relations Universitas Mercu Buana.
8. Bapak Nurman Asmara, selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk, terima kasih pak sudah bersedia meluangkan waktu bapak untuk melakukan wawancara dan sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset di perusahaan tersebut.
9. Bapak Rudy Hartono selaku staf Humas dan Kemanan Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk, sub divisi CSR, terima kasih atas waktunya untuk bersedia penulis wawancarai dan berdiskusi. 10.
Bapak H. Abdul Dadi selaku Kepala Sekolah MI Nurul Huda, terima kasih atas waktu dan masukannya untuk penulis wawancarai serta senantiasa mengingatkan penulis agar tidak lupa berdoa dan tetap terus belajar.
11. Bapak Syahroni selaku warga Pondok Jaya, terima kasih atas waktunya, sudah mau diwawancarai dan mau berbagi pengalaman hidup dengan penulis. 12. Kedua orang tua tercinta, Bapak Darmanto dan Ibu Sri Mastuti yang selalu mendorong, mendoakan serta memberikan dukungan yang tak terhingga bagi keberhasilan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 13. Kakak-kakakku yang tersayang, Mba Endah, Mas Iffan yang selalu membantu dan memberikan masukan bagi penulis, dan Mas Wahyu yang selalu siap mengantar penulis untuk riset dan bimbingan serta untuk keponakanku yang lucu, makasih ya de` Kafin yang selalu menghibur penulis, semoga menjadi anak yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. 14. Untuk sahabat-sahabat penulis: Lusi yang selalu siap menawarkan bantuannya, Winda, Tyas, Ida makasih ya atas masukan-masukannya, Dini terus semangat ya, mudah-mudahan cepet selesai yah, Mimi dan Wardah jangan pernah berubah ya, walau sudah jarang ketemu tapi kita tetep sahabat kan.., Trinur makasih ya sudah mau nemenin cari bahan, Icha dan Hary makasih ya atas masukan dan perhatian kalian, EQ makasih ya sudah boleh
pinjem komputernya, Kak Devy makasih atas masukan dan semangatnya. Untuk sahabat-sahabatku sukses selalu tuk kalian! 15. Untuk teman-teman; Kristin, Lisa, Indah, Yayah, Nia, Noni, Ria, Ade. Dan seluruh teman-teman di Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Public Relations angkatan ’04 tetap semangat yah !! 16. Seluruh karyawan PT Jaya Real Property,Tbk, khususnya Unit Pengelola Kawasan Bintaro, terima kasih untuk dukungan dan doanya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar tercapainya pola pemikiran dan penyusunan yang lebih baik lagi. Akhir kata, semoga ALLAH SWT memberikan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengharapkan semoga skripsi ini berguna bagi penulis, khususnya dan juga bagi pembaca pada umumnya. ---Amin ya rabbal alamin--Jakarta, 23 Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISI Halaman Lembar Persetujuan Sidang Skripsi .......................................................... i Lembar Tanda Lulus Sidang Skripsi ..........................................................ii Lembar Pengesahan Perbaikan Skripsi ...................................................... iii Abstraksi ........................................................................................................iv Kata Pengantar ............................................................................................. v Daftar Isi ........................................................................................................ix DaftarLampiran ...........................................................................................xiii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................9 1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................9 1.4 Signifikansi Penelitian ...............................................................10 1.4.1 Signifikansi Akademis ...................................................10 1.4.2 Signifikansi Praktis ........................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi ….............................................................................11 2.1.1 Pengertian Komunikasi ……………..................................11 2.1.2 Tujuan Komununikasi........................................................12 2.1.3 Komponen Proses Komunikasi .........................................13
2.1.4 Bentuk-bentuk Komunikasi................................................14 2.1.4.1 Publik Dalam Komunikasi Eksternal ....................15 2.1.4.2 Tujuan Komunikasi Eksternal …...........................16 2.1.4.3 Jalur Komunikasi Eksternal ..........................17 2.2
Pengertian Komunikasi Organisasi .............................................18
2.3
Organisasi ...................................................................................19 2.3.1 Pengertian Organisasi …....................................................19 2.3.2 Karakteristik Organisasi …................................................19 2.3.4 Fungsi Organisasi ….............................................................21
2.4
Hubungan Masyarakat (Humas) ….............................................23 2.4.1 Pengertian Hubungan Masyarakat .....................................23 2.4.2 Tugas-tugas Hubungan Masyarakat ..................................24 2.4.3Tujuan-tujuan Hubungan Masyarakat ................................25 2.4.4 Khalayak Hubungan Masyarakat ......................................28 2.4.5 Peran-peran Hubungan Masyarakat ..................................31
2.5 Corporate Social Responsibility (CSR) ......................................37 2.5.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ..........39 2.5.2 Prinsip-prinsip CSR ……………… ...................................41 2.5.3 Manfaat CSR ………………..............................................44 2.5.4 Bidang-bidang Program CSR ……………….....................46 .
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tipe Penelitian……………….....................................................49
3.2
Metode Penelitian .......................................................................49
3.3
Teknik Pengumpulan Data .........................................................50 3.3.1 Data Primer .....................................................................50 3.3.2 Data Sekunder ..................................................................51
3.4
Key Informan ............................................................................ 52
3.5
Definisi Konsep ........................................................................53
3.6
Fokus Penelitian .........................................................................54
3.7
Metode Analisis Data .................................................................57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Gambaran Obyek Penelitian ......................................................58 4.1.1 Sekilas PT Jaya Real Property, Tbk .................................58 4.1.2 Kebijakan Mutu PT Jaya Real Property, Tbk ...................58 4.1.3 Visi dan Misi PT Jaya Real Property, Tbk ......................60 4.1.3.1 Visi PT Jaya Real Property, Tbk .......................60 4.1.3.2 Misi PT Jaya Real Property, Tbk ......................60 4.1.4 Sumber Daya Manusia ………………………... ...........61 4.1.5 Tata Kelola Perusahaan ………………..........................62 4.1.5.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ...................62 4.1.5.2 Tanggung Jawab Lingkungan .............................63 4.1.5.3 Pelayanan Konsumen ..........................................65
4.1.6 Struktur Humas PT Jaya Real Property, Tbk .................66 4.2 Hasil Penelitian ...........................................................................67 4.3 Pembahasan .................................................................................93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ..................................................................................104 5.2 Saran ............................................................................................107 5.2.1
Saran Akademis ..............................................................107
5.2.2
Saran Praktis ...................................................................107
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Daftar bantuan yang sudah terealisasi
Lampiran 2
Daftar bantuan beasiswa
Lampiran 3
Gambaran umum kondisi sekolah di sekitar PT Jaya Real Property,Tbk
Lampiran 4
Foto realisasi bantuan ke sekolah
Lampiran 5
Foto bantuan ke Pondok Pesantren
Lampiran 6
Gambaran umum kegiatan pelatihan AC
Lampiran 7
Kliping Majalah Kicau Bintaro edisi Februari-November 2008
Lampiran 8
Kliping koran Star Femina 2-15 Mei 2008
Lampiran 9
Kliping koran Star Femina 14-27 November 2008
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peran yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Manusia dikodratkan sebagai makhluk sosial, di mana dalam kehidupan sehari-harinya senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Maka, melalui proses komunikasi inilah manusia dapat beradaptasi dengan orang lain maupun dengan lingkungannya. Selain itu, dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan atau memberikan informasi kepada orang lain guna mencapai saling pengertian. Sama halnya di dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi juga mempunyai peran penting di dalam sebuah perusahaan. Adapun bentuk komunikasi dalam perusahaan yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Maka, untuk melakukan suatu kegiatan komunikasi dalam perusahaan diperlukan peran dari Humas (Hubungan Masyarakat). Secara garis besar, Humas berperan sebagai mediator antara perusahaan dengan publiknya untuk mencapai pemahaman bersama dalam membentuk image yang positif. Dalam suatu perusahaan atau organisasi, secara umum Humas mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk publik lingkup internal maupun untuk publik lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Humas sesuai fungsinya adalah sebagai ”penyambung lidah” perusahaan atau organisasi, khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi. Selain itu, Humas tidak hanya bertugas sebagai
penyampai informasi manajemen dari perusahaan atau organisasi kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaan atau organisasi. Informasi yang datang dari publik itu merupakan opini publik sebagai ”feedback” daripada informasi yang disalurkan dari perusahaan atau organisasi itu.1 Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan di atas, maka seorang Humas harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara pimpinan dengan karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni anatara perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi. Pada
dasarnya,
seorang
Humas
berfungsi
untuk
memelihara,
mengembangkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan
dalam
menangani,
mengatasi
masalah
yang
muncul
atau
meminimalkan munculnya masalah. Humas bersama-sama mencari dan menemukan kepentingan organisasi yang mendasar, dan menginformasikan kepada semua pihak yang terkait dalam menciptakan adanya saling pengertian, yang didasarkan pada kenyataan, kebenaran dan pengetahuan yang jelas dan lengkap dan perlu diinformasikan secara jujur, jelas, dan objektif (S. Blacken Melvin L. Sharpo, 1983).2
1
Neni Yulianta, Dasar-dasar Public Relations, Pusat Penerbitan Universitas (P2U), Bandung, 2003, hal 83 2 Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Public Relations;teori dan praktek, PT Grasindo, Jakarta, 2002, hal 34
Dalam menjalankan peran-perannya, seorang Humas pada dasarnya mempunyai empat peran yang sangat penting, yaitu diantaranya sebagai Teknisi Komunikasi (communication technician role) yang berperan dalam hal tulismenulis dan berhubungan dengan pers dan karyawan, Penasehat Ahli dalam hal mendefinisi masalah dan mengembangkan program, Fasilitator Komunikasi (penghubung) antara perusahaan dengan publiknya, dan Fasilitator Pemecahan Masalah di perusahaan yang terkait dengan program Humas. Sedangkan, Penasehat Ahli, Fasilitator Komunikasi, dan Fasilitator Proses Pemecahan Masalah termasuk sebagai peranan managerial (communication manager role). Peranan mana yang paling sering dilakukan oleh seorang Humas sangat tergantung dari beberapa hal, antara lain sistem budaya organisasi atau perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, struktur organisasi perusahaan yang menentukan wewenang dan kewajiban Humas, serta ciri khas kehumasan sebuah organisasi atau perusahaan. Sementara peranan ideal seorang Humas sebaiknya Humas berperan sebagai Penasehat Ahli, Fasilitator Komunikasi
maupun
sebagai
Fasilitator
Proses
Pemecahan
Masalah
(communication manager role). Dengan demikian, Humas tidak hanya bertanggung jawab kepada perusahaan yang dikelolanya, tapi juga terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kesadaran akan pentingnya masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat kini menjadi lebih kritis, sehingga mereka tidak hanya menuntut perusahaan untuk memproduksi barang maupun menawarkan jasa saja, melainkan perusahaan tersebut juga harus dapat bertanggung jawab secara sosial. Saat ini, telah banyak perusahaan-perusahaan yang menyadari pentingnya pertanggungjawaban sosial tersebut dan mencantumkannya ke dalam visi dan misi perusahaan. Pertanggungjawaban ini biasa disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Bagi perusahaan perusahaan di Indonesia, walaupun istilah CSR masih relatif baru, perusahaan-perusahaan nasional besar telah mulai mengintegrasikan CSR di dalam kebijakan perusahaan. Walaupun implementasinya bisa berbedabeda antara satu perusahaan dengan yang lain, disadari bahwa CSR pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Masyarakat telah menuntut bukan saja produk yang murah tapi berkualitas, bukan saja produk akhir tetapi juga bagaimana produk tersebut dibuat dan didistribusikan dengan cara yang tidak merusak lingkungan, etis dan sebagainya. Telah mulai disadari bahwa tanggung jawab manajemen bukan saja pada pemilik perusahaan (shareholders) tetapi juga kepada stakeholders.3 Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun program CSR masih dianggap baru bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, namun perusahaan nasional sudah mulai mengintegrasikan ke dalam kebijakan perusahaan, walaupun prakteknya dapat berbeda-beda di setiap 3
Nurhuda, (et al), Perhumas Dalam Warna: Menyusun Strategi, Membangun Korporasi dan Menjaga Reputasi, BPP PERHUMAS BIDANG KOMUNIKASI, Jakarta, 2004, hal 11
perusahaan. Dengan adanya program CSR ini, mendorong perusahaan agar dapat lebih memperhatikan para stakeholdernya, baik internal maupun eksternal. Stakeholders atau pemangku kepentingan adalah pihak atau kelompok yang berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap eksistensi atau
aktivitas
perusahaan,
dan
karenanya
kelompok-kelompok
tersebut
mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh perusahaan.4 CSR merupakan suatu upaya yang seharusnya dilakukan oleh setiap perusahaan untuk senantiasa bertanggung jawab kepada seluruh stakeholdernya. Jadi, perusahaan tidak hanya mengutamakan tujuan-tujuan tertentu saja tapi juga dengan adanya perusahaan tersebut dapat memberikan manfaat bagi seluruh kehidupan stakeholdernya. Bidang-bidang program CSR sendiri sangat beragam, mulai dari bidang program untuk komunitas dan masyarakat luas, program-program untuk karyawan, program untuk pelanggan, program untuk lingkungan, program komunikasi dan pelaporan, pemegang saham, program untuk pemasok, dan program tata-pamong atau tata-cara. Jadi, setiap perusahaan atau organisasi dapat melaksanakan
berbagai
program
CSR
yang
hendak dilakukan
dengan
menyesuaikan tingkat permasalahan apa yang muncul disekitarnya dan tujuan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan atau organisasi bila program CSR itu diadakan. Program CSR tersebut, telah disahkan oleh Pemerintah dan tercantum dalam Undang-undang No 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi sebagai berikut: 4
Yusuf wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Fascho Publishing, Gresik, 2007, hal 96
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya
Perseroan
yang
pelaksanaannya
dilakukan
dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 4.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.5 Undang-undang tersebut, mewajibkan perusahaan yang berhubungan
dengan sumber daya alam supaya dapat menyisihkan sejumlah dananya guna melakukan program CSR. Pelaksanaan program CSR dianggarkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat yang menjadi sasaran seperti, membantu korban bencana, membangun sekolah, penghijauan, kredit usaha, dan lain-lain. Walaupun peraturan ini sifatnya wajib, namun tidak bermaksud membebani perusahaan, karena pada dasarnya program CSR ini lebih bersifat sukarela. Dengan munculnya berbagai masalah sosial dimasyarakat, seperti meningkatnya jumlah pengangguran, banyaknya kondisi sekolah yang cukup mengkhawatirkan, dan perlunya pinjaman modal usaha bagi pedagang kecil 5
www.LEGALITAS.org
disekitar perusahaan, maka mendorong pihak PT Jaya Real Property,Tbk untuk menjalankan program CSR. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti mengenai pelaksanaan program CSR di perusahaan tersebut, karena penulis ingin mengetahui sejauhmana pelaksanaan program CSR di perusahaan tersebut dan seberapa besar kepedulian perusahaan terhadap lingkungan disekitarnya. Dalam penelitian ini, penulis mengambil obyek di PT Jaya Real Property,Tbk. Perusahaan ini didirikan oleh Ir Ciputra, perusahaan ini bergerak di bidang property atau perumahan. Semenjak didirikan pada tahun 1979, perusahaan senantiasa melakukan kegiatan bakti sosial kepada masyarakat sekitar. Dengan visi dan misinya, perusahaan tidak hanya mengedepankan kepuasan konsumen dan kesejahteraan karyawannya, namun di sisi lain perusahaan menginginkan agar keberadaan perusahaannya dapat memberikan manfaat bagi lingkungannya. Hal tersebut dituangkan dalam laporan tahunan 2007 PT Jaya Real Property,Tbk yang berbunyi: “Sampai saat ini perusahaan senantiasa membantu pembangunan masyarakat dan lingkungan sekitar. Kami memiliki program yang sedang berjalan dalam memberi dukungan kepada sejumlah sekolah negeri, memberi kontribusi atas perbaikan gedung sekolah dengan memberikan fasilitas dan peralatan proses belajar mengajar. Program jangka panjang lainnya adalah pelaksanaan program kesehatan masyarakat dengan menyediakan bantuan penanganan medis serta pemberian bantuan pada anak yatim, tempat ibadah dan pusat kegiatan masyarakat.”6 6
Annual Report PT Jaya Real Property,Tbk, 2007, hal 34
Untuk melaksanakan program-program CSR tersebut, tentunya melibatkan peran dari seorang Humas karena pada dasarnya Humas senantiasa berhubungan dan menjalin kerjasama dengan seluruh stakeholder perusahaan. Dan salah satu bentuk komitmen manajemen terhadap program ini, maka dibentuklah sub divisi CSR di bawah tanggung jawab Humas. Jadi, latar belakang dari pemilihan tema ini karena didorong oleh rasa keingintahuan penulis akan penerapan dari peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro-PT. Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program CSR dan penulis juga ingin mengetahui secara jelas dan mendalam mengenai peran apa saja yang dijalankan di perusahaan tersebut. Adapun periode penelitian ini yaitu membahas mengenai program-program pelaksanaan CSR Unit Pengelola Kawasan BintaroPT Jaya Real Property,Tbk mulai tahun 2007-2008. Sesuai dengan perannya sebagai penghubung antara perusahaan dengan stakeholder, maka seorang Humas harus dapat menjaga hubungan baik dengan seluruh stakeholdernya, khususnya masyarakat sekitar. Hal ini dapat dipraktekkan melalui kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan terencana guna memperoleh pemahaman bersama dan membentuk image positif perusahaan. Dengan demikian, untuk menjalankan suatu program Humas khususnya kegiatan CSR ini tentu memerlukan perencanaan yang matang dan tersusun dengan rapi sehingga tujuan dari program ini dapat tercapai. Untuk itu, sangat perlu kerja sama dan bantuan dari semua pihak di dalam pelaksanaannya.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan dari uraian di atas, timbul pertanyaan dari permasalahan yang
akan diteliti yaitu: “Bagaimana peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR) periode 20072008?”.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka, tujuan penelitian yang
hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah: Untuk mengetahui peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro-PT. Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR) periode 2007-2008.
1.4
Signifikansi Penelitian Signifikansi penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.4.1
Signifikansi Akademis Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran yang
jelas dan nyata tentang perkembangan ilmu komunikasi, khususnya di bidang kehumasan. Selain itu, diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian, pembanding dengan konsep atau teori yang lain guna memperoleh konsep atau teori baru dalam pengembangan ilmu komunikasi.
1.4.2 Signifikansi Praktis Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam menilai lebih lanjut mengenai peran Humas dalam pelaksanaan program CSR khususnya dan dalam mengelola program-program Humas lainnya pada umumnya. Selain itu, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan agar nantinya perusahaan dapat meningkatkan kembali kinerja yang telah dilaksanakan, sehingga program CSR maupun program kerja Humas lainnya yang telah dilakukan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro dapat berjalan lebih baik dan dapat meningkatkan reputasi PT. Jaya Real Property,Tbk.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Komunikasi Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat berinteraksi satu sama lain. Bahkan, komunikasi sangat berperan penting di semua bidang dalam kehidupan ini, mulai dari bidang sosial, budaya, agama, ekonomi, hingga politik. Untuk itu, diperlukan proses komunikasi yang baik dan terencana di dalam bidang-bidang tersebut, baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam sebuah organisasi. Dengan demikian, melalui komunikasi seseorang dapat menyampaikan semua ide, gagasan, dan informasi kepada orang lain sehingga terjadi saling pengertian. 2.1.1
Pengertian Komunikasi Seiring dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan
sosial, menjadikan definisi komunikasi semakin beragam. Berikut ini beberapa definisi komunikasi yang dinyatakan oleh para pakar, diantaranya yaitu sebagai berikut: Menurut Hovland, Janis dan Kelley komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).7 Menurut Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau 7
Sasa Djuarsa Senjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, cet ke-8, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003, hal 1.10
melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.8 Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan suatu proses interaksi pertukaran informasi yang melibatkan dua orang atau lebih yang terdiri dari komunikator dan komunikan guna mencapai pengertian bersama dan mengubah atau membentuk perilaku seseorang atau khalayak yang dituju. 2.1.2
Tujuan Komunikasi Setelah membahas mengenai pengertian dari komunikasi, maka berikut ini
penulis akan menguraikan mengenai tujuan komunikasi. Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan, antara lain:9 1. Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan. 2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi
masyarakat
tentang
apa
yang
diinginkan,
jangan
mereka
menginginkan kemauannya. 3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak. 4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang 8
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, cet ke-1, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2004, hal 6 9 H. A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal 66-67
dimaksudkan di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya. Jadi, dari pernyataan-pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa komunikasi dilakukan dengan tujuan agar pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti, dipahami, diterima, dan kemudian dilakukan atau dijalankan oleh komunikan. Untuk itu, supaya pesanpesan tersebut dapat dijalankan, sebaiknya pesan harus disampaikan secara jelas sehingga komunikan mengerti maksud pesan tersebut. Penyampaian pesan itu sendiri sebaiknya dengan cara yang persuasif atau mengajak dan bukan dengan cara pemaksaaan, karena komunikasi tidak bermkasud untuk memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan oleh komunikator, melainkan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman bersama. 2.1.3 Komponen Proses Komunikasi Secara linier, proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat elemen atau komponen, sebagai berikut: 1. Sumber atau pengirim pesan atau komunikator, yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi atau institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan. 2.
Pesan, berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka, gestura.
3. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian atau pengiriman pesan, misalnya; telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara (dalam konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka). 4.
Penerimaan atau komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi atau institusi yang menjadi sasaran penerima pesan.10 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa ketika proses
komunikasi berlangsung, tentunya akan melibatkan empat elemen komunikasi yang terdiri dari sumber atau komunikator, pesan, saluran, dan komunikan. Pertama-tama komunikator menyampaikan informasi atau pesan yang berupa kata-kata, tulisan, maupun gestura (gerakan tubuh) kepada komunikan. Penyampaian pesan tersebut dapat disampaikan secara langsung (tatap muka) atau melalui media (telepon, surat, radio, TV, dan lain-lain). 2.1.4
Bentuk-bentuk Komunikasi Adapun bentuk-bentuk komunikasi, yaitu terdiri dari komunikasi internal
dan komunikasi eksternal. Dalam penelitian ini, penulis lebih mengkhususkan pada komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.11 Komunikasi eksternal biasanya dilakukan antara pimpinan dengan khalayak luas, seperti media, masyarakat, konsumen, pemerintah, pemasok, dan lain-lain dengan tujuan untuk menjalankan kegiatan-
10
Sasa Djuarsa Senjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, cet ke-8, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003, hal 2.2 11 Yenny Ratna Suminar, (et al), Komunikasi Organisasional, Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, hal 4.12
kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Berikut ini, penulis akan membahas lebih jauh mengenai komunikasi eksternal itu sendiri. 2.1.4.1 Publik Dalam Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal biasanya melibatkan publik-publik eksternal di luar perusahaan. Berikut ini, akan dijelaskan maksud dilakukannya komunikasi eksternal tersebut kepada publik eksternal yang dituju, yaitu sebagai berikut:12 1.
Pers atau media (press), komunikasi ini dimaksudkan untuk membina hubungan baik dengan pihak pers. Hal tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk Press Release, Press Conference, Press Tour, Press interview, Press Room, dan Press Reception.
2.
Pemerintah (government), komunikasi ini bertujuan dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan pemerintah, baik pemerintah daerah hingga pemerintah pusat. Hubungan ini sangat penting sehingga harus dilakukan oleh perusahaan yang ingin menjalankan kegiatan bisnisnya, karena hubungan ini terkait dengan masalah perijinan, pembayaran pajak, perlindungan bagi produsen sendiri maupun karyawan atau buruh.
3.
Masyarakat setempat (community), komunikasi ini dilakukan antara organisasi dengan masyarakat setempat untuk mengatur dan memelihara hubungan baik diantara keduanya.
4.
Pemasok (supplier), komunikasi ini dilakukan guna mengatur dan memelihara hubungan dengan pemasok agar segala kebutuhan organisasi atau perusahaan dapat terpenuhi.
12
Neni Yulianta, Dasar-dasar Public Relations, Pusat Penerbitan Universitas (P2U), Bandung, 2003, hal 71-81
5.
Konsumen (customer), komunikasi ini dilakukan antara organisasi atau perusahaan dengan konsumen agar produk atau jasa yang diproduksi atau ditawarkan dapat diterima dengan baik oleh para konsumen.
6.
Pelanggan (Costumer), komunikasi ini dilakukan untuk mengatur dan memelihara hubungan antara organisasi atau perusahaan dengan pelanggan.
7.
Publik Bidang Pendidikan (Educational public), komunikasi ini bermaksud untuk membina hubungan baik antara organisasi dengan lembaga-lembaga pendidikan.
8.
Publik Umum (General public), komunikasi ini bertujuan untuk menarik perhatian publik umum terhadap produk atau jasa yang diproduksi atau ditawarkan, sehingga diharapkan mereka dapat menjadi konsumen atau pelanggan kita. Berdasarkan keterangan-keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi yang ditujukan kepada publik-publik eksternal perusahaan secara garis besar bermaksud untuk menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan seluruh publik atau stakeholdernya, sehingga keberadaan perusahaan tersebut dapat diakui dan dapat tetap bertahan karena dukungan dari semua pihak tersebut. 2.1.4.2 Tujuan Komunikasi Eksternal Adapun tujuan utama dilaksanakan komunikasi eksternal oleh sebuah organisasi adalah: 1) untuk membina dan memelihara hubungan yang baik. 2) untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan.
3)
untuk memelihara dan menjaga citra organisasi agar tetap positif.13 Jadi, komunikasi eksternal sangat penting dilakukan oleh suatu organisasi
karena dengan melakukan komunikasi ini, suatu organisasi dapat senantiasa membina dan memelihara hubungan yang baik dengan khalayaknya. Selain itu, dapat menciptakan opini publik yang menguntungkan, dan organisasi tersebut dapat tetap memelihara dan menjaga citra organisasinya agar tetap positif. 2.1.4.3 Jalur Komunikasi Eksternal Di dalam komunikasi eksternal terdapat dua jalur komunikasi secara timbal balik, yakni:14 1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa ada keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa diduga. 2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya controversial (menyebabkan pro dan kontra di kalangan khalayak), maka disebut opini publik. Opini publik ini sering kali merugikan organisasi, karena harus diusahakan agar segera dapat diatasi, dalam arti kata tidak menimbulkan permasalahan. 13
Yenny Ratna Suminar, (et al), Komunikasi Organisasional, Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, hal 2.21 14 ibid, hal 2.19-2.20
Jadi, komunikasi eksternal melibatkan dua jalur komunikasi. Yang pertama, komunikasi dari organisasi kepada khalayak, biasanya dalam jalur ini organisasi menyampaikan informasi atau tujuan organisasi kepada publiknya melalui suatu bentuk kegiatan dan organisasi senantiasa melibatkan publiknya dalam kegiatan tersebut agar menimbulkan hubungan yang akrab antara keduanya. Sedangkan dalam jalur yang kedua ini, khalayak dapat menyampaikan pendapat mereka terhadap kegiatan atau aktifitas yang dilakukan organisasi tersebut dan biasanya akan muncul pro dan kontra dari khalayak atau publik. Hal ini biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena khalayak bebas untuk menyampaikan aspirasinya. Maka dari itu, sebaiknya organisasi senantiasa melakukan kegiatan atau aktifitas yang positif sehingga anggapan yang negatif terhadap organisasi dapat dihindarkan. Penerapan komunikasi eksternal ini di dalam suatu organisasi dapat dijalankan oleh divisi manapun namun, agar komunikasi ini lebih efektif, sebaiknya dilakukan oleh divisi Hubungan Masyarakat (Humas).
2.2
Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.15 Jadi, komunikasi organisasi merupakan suatu bentuk pertukaran informasi atau pesan antara pihak-pihak di dalam suatu organisasi, seperti antara atasan kepada bawahan dalam rangka pembagian tugas. 15
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hal 31
2.3 Organisasi 2.3.1
Pengertian Organisasi Selanjutnya, penulis akan membahas mengenai konsep organisasi. Untuk
lebih memahami mengenai konsep organisasi, penulis akan menjelaskan pengertian organisasi. Menurut Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.16 Dari pendapat yang dikemukakan oleh Schein tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu bentuk kerjasama antara sejumlah orang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang sesuai dengan keahliannya, dengan maksud untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja yang tersusun secara sistematis dalam struktur organisasi dan setiap orang tersebut mempunyai kewenangan, tugas, dan tanggung jawab yang berbeda-beda. 2.3.2
Karakteristik Organisasi Menurut Barry Cushway yang dikutip oleh Redi Panuju dalam bukunya
yang berjudul Komunikasi Organisasi, mengakui meskipun ada bermacam-macam organisasi, hanya sedikit terdapat persamaan, tetapi upaya membandingkan organisasi supaya mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Walaupun semua organisasi memiliki karakteristik yang khas (variasi), semua organisasi memiliki hal-hal tertentu yang sama, yaitu:
16
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hal 23
a. Satu tujuan bersama b. Suatu struktur c. Proses untuk mengkoordinasi kegiatan d. Orang-orang yang melaksanakan peran-peran yang berbeda.17 Berdasarkan keempat hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya setiap organisasi mempunyai karakteristik yang sama, yaitu (1) Satu tujuan bersama; dengan didirikannya suatu organisasi tentunya mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai seperti; untuk mencari laba, untuk melindungi masyarakat (Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM), untuk menjalankan tugastugas pemerintah (Departemen). Jadi, suatu organisasi mempunyai tujuan-tujuan tertentu sehingga bentuk-bnetuk kegiatannya pun berbeda pula, (2) Suatu struktur; di dalam suatu organisasi tentunya mempunyai struktur organisasi, yang menggambarkan secara umum posisi-posisi jabatan di organisasi tersebut, mulai dari jabatan paling atas hingga jabatan paling bawah, (3) Proses untuk mengkoordinasi kegiatan; merupakan bentuk pelaksanaan dari kegiatan yang harus
dilakukan
di
dalam
suatu
organisasi.
Biasanya
pihak
atasan
menginstruksikan kepada bawahannya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, (4) Orang-orang yang melaksanakan peran-peran yang berbeda; untuk mencapai ketiga hal tersebut, tentunya dibutuhkan peran dari orang-orang di dalam melakukan kegiatan-kegiatan organisasi, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
17
Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, Pusaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal 23-24
2.3.4
Fungsi Organisasi Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi
kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung jawab, memproduksi hasil produksi dan mempengaruhi orang.18 1. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Kadang-kadang beberapa organisasi memerlukan barang-barang yang berharga, tenaga kerja yang rajin dan terampil, gedung yang bersih dan lengkap peralatannya. Semuanya ini merupakan tanggung jawab organisasi untuk memenuhinya. Tetapi adakalanya beberapa organisasi memerlukan barang-barang yang tidak berharga dan tanggung jawab anggotalah membantu organisasi dalam menentukan mana barang yang berharga dan mana yang tidak perlu dihindarkan. 2. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab Kebanyakan organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar etis tertentu. Ini berarti bahwa organisasi harus hidup sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat di mana organisasi itu berada. Standar ini memberikan organisasi satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota organisasi, baik itu ada hubungannya dengan produk yang mereka buat maupun tidak.
18
Arni Muhammad, op. cit, hal 32-35
3. Memproduksi hasil produksi Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya. Semua organisasi mempunyai produknya masing-masing. Para ahli dan pimpinan organisasi banyak menggunakan waktunya untuk memikirkan peningkatan dan penyempurnaan hasil produksinya. Hal ini akan memungkinkan organisasi dapat memproduksi hasil organisasinya dalam waktu yang cepat, mudah dan biaya yang seminimal mungkin. Efektifitas proses produksi banyak tergantung kepada ketepatan informasi. Orang-orang dalam organisasi harus mendapatkan dan mengirimkan informasi kepada bagian-bagian yang memerlukannya sehingga aktifitas organisasi berjalan lancar. Penyampaian dan pemeliharaan informasi memerlukan proses komunikasi. Oleh sebab itu, informasi juga tergantung kepada keterampilan berkomunikasi. 4. Mempengaruhi orang Sesungguhnya membimbing,
organisasi
mengelola,
digerakkan
mengarahkan,
dan
oleh
orang.
menyebabkan
Orang
yang
pertumbuhan
organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru dan arah yang baru. Sebaliknya, organisasi juga dipengaruhi oleh orang. Suksesnya suatu organisasi tergantung kepada kemampuan dan kualitas anggotanya dalam melakukan aktifitas organisasi. Agar suatu organisasi dapat terus berkembang, organisasi hendaknya memilih anggota organisasi yang diperlukannya yang mempunyai kemampuan
yang baik dalam bidangnya dan juga memberikan kesempatan kepada seluruh anggota untuk mengembangkan diri mereka masing-masing.
2.4
Hubungan Masyarakat (Humas) Hubungan Masyarakat (Humas) atau disebut juga Public Relations (PR)
merupakan salah satu profesi yang mempunyai peran penting bagi kemajuan sebuah perusahaan. Dalam menjalankan tugas dan perannya, seorang Humas senantiasa berhadapan dengan berbagai khalayak seperti; karyawan, distributor, konsumen, komunitas (masyarakat sekitar), supplier, investor, dan sebagainya. Untuk lebih memahami mengenai konsep Humas, maka berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai Humas. 2.4.1
Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Institute of Public Relations (IPR) Public Relations (PR) adalah
keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.19 Menurut The British Institute of Public Relations mendefinisikan Humas sebagai “an effort to establish and maintain mutual understanding between organization and its public (suatu upaya untuk membangun dan mempertahankan saling pengertian antara organisasi dan publiknya)”.20 Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua pengertian mengenai Humas tersebut mempunyai kesamaan dimana seluruh kegiatan atau 19
Frank Jefkins, op. cit, hal 9 Morissan, Pengantar Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional, Ramadina Prakarsa, Tangerang, 2006, hal 6 20
program yang dilakukan oleh seorang Humas atau PR senantiasa dimaksudkan untuk menciptakan, membangun, memelihara, dan mempertahankan saling pengertian di antara organisasi dengan segenap khalayaknya. 2.4.2
Tugas-Tugas Hubungan Masyarakat (Humas) Setelah mengetahui pengertian dari Humas, maka selanjutnya penulis akan
membahas mengenai tugas-tugas utama dari seorang manajer Humas. Adapun tugas-tugas utama dari seorang manajer Humas dapat dirinci sebagai berikut:21 a. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya, baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa, maupun dengan para personelnya. b. Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-kepentingan organisasi, dan menyampaikan setiap informasi yang penting ini langsung kepada pihak manajemen atau pimpinan pucuk untuk ditanggapi atau ditindaklanjuti. c. Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting, berikut dengan berbagai teknik untuk mengatasi dan memecahkannya. d. Menyediakan berbagai informasi kepada khalayak perihal kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa, dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimum dalam rangka menjangkau pengertian khalayak.
21
M. Linggar Anggoro, Estu Rahayu, Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal 110
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, seorang Manajer Humas mempunyai tugas secara internal dan eksternal. Adapun tugas internalnya berupa pemberian nasihat, masukan, dan bahkan solusi kepada pihak manajemen guna memecahkan masalah yang timbul di perusahaan. Sedangkan, tugas eksternalnya yaitu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh khalayak mengenai kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa, dan personalia, kemudian memantau pendapat khalayak mengenai hal-hal tersebut dan selanjutnya Manajer Humas harus mampu menciptakan dan memelihara citra yang positif di mata seluruh khalayaknya. 2.4.3
Tujuan Hubungan Masyarakat (Humas) Setelah membahas mengenai tugas-tugas utama dari Manajer Humas,
selanjutnya penulis akan membahas mengenai tujuan Humas. Tujuan Humas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Humas internal dan Humas eksternal.22 a. Tujuan Humas internal 1) Memelihara kekompakan, kebersamaan, kegairahan, semangat bekerja para karyawan. 2) Memupuk kerjasama dalam kegiatan. 3) Menumbuhkan kesetiaan kepada atasan dan bawahan. 4) Menghilangkan gap (rintangan dalam berkomunikasi antara atasan dan bawahan). 5) Memberikan
informasi
kepada
para
karyawan
tentang
segala
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pimpinan kantor. 22
Gunadi, Etika Komunikasi: Dasar-Dasar dan Ruang Lingkupnya, Wacana Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, 2003, hal 106-107
6) Menjalin komunikasi timbal balik, baik langsung maupun tidak langsung. 7) Menjalin relasi akrab dengan keluarga karyawan. 8) Mempersiapkan acara-acara harian yang akan dilakukan oleh pemimpin. 9) Mengatur seremonial tertentu. 10) Menyampaikan surat ucapan: selamat pesta hari raya keagamaan, ulang tahun karyawan dan keluarga karyawan, ucapan selamat pesta pernikahan, kelahiran, tunangan, kenaikan pangkat, tahun baru, dan lain-lain. 11)
Merencanakan kegiatan rekreasi, olahraga, pentas seni, pasar murah, open house, dan lain-lain.
12) Menjalin hubungan akrab dengan para pemegang saham. b. Tujuan Humas eksternal 1) Berusaha memperoleh citra positif dari para pelanggan, dan memperoleh calon pelanggan. 2) Menjalin hubungan dengan masyarakat sekitarnya agar memberi bantuan jika terjadi sesuatu pada organisasi. 3) Menjalin hubungan dengan instansi terkait, seperti PLN, PAM, Pemadam Kebakaran, Rumah Sakit, Pemasok, Pelanggan, Perguruan Tinggi, Aparat Keamanan, Aparat Pemerintah, Hubungan Pers dan Media massa lainnya. 4) Melakukan analisis dan penilaian atas segala kebijaksanaan pimpinan. 5) Memberikan saran, koreksi kepada pimpinan, terutama menangani hal-hal yang sedang disoroti oleh masyarakat. 6) Mempersiapkan bahan-bahan informasi untuk diketahui oleh khalayak.
7) Melakukan studi kelayakan dalam kaitannya dengan perluasan pemasaran atau membuka cabang perusahaan baru. 8) Memperkenalkan produksi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan Humas meliputi dua hal yaitu tujuan Humas internal dan tujuan Humas eksternal. Melihat kedua tujuan Humas tersebut, maka menggambarkan bahwa seluruh aktifitas Humas senantiasa berkaitan dengan stakeholder perusahaan seperti karyawan, keluarga karyawan, pimpinan, pemegang saham, pelanggan, calon pelanggan, masyarakat sekitar, pers, pemerintah, dan sebagainya. Pada dasarnya, seluruh aktifitas
Humas
mempertahankan
tersebut hubungan
bertujuan baik
untuk antara
membentuk, perusahaan
menjaga, dengan
dan
seluruh
stakeholdernya. Sebab, stakeholder mempunyai peran penting bagi berjalannya suatu perusahaan tanpa mereka perusahaan sulit mencapai tujuan yang telah direncanakan. Pada dasarnya, dalam menunjang keberhasilan mencapai tujuan utama manajemen perusahaan atau organisasi, seorang Humas senantiasa bekerja sama dengan berbagai pihak terkait. Untuk itu, seorang praktisi Humas (Public Relations Practioner) harus memiliki beberapa keterampilan khusus, diantaranya: 1)
Creator, memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan, ide-ide atau buah pemikiran yang cemerlang.
2)
Conceptor, mempunyai kemampuan (skill) sebagai konseptor dalam penyusunan program kerja kehumasan dan rencana program lainnya.
3)
Mediator, kemampuan menguasai teknik komunikasi, baik melalui media secara lisan maupun tetulis dalam penyampaian pesan atau menyalurkan informasi dari lembaga atau organisasi yang diwakilinya kepada publik.
4)
Problem Solver, mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapinya, baik secara proaktif, antisipatif, inovatif, dinamis, dan solutif.23 Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, seorang Humas senantiasa
bekerja sama dengan pihak lain di luar perusahaan atau organisasi yang dikelolanya. Untuk itu, seorang Humas harus memiliki beberapa keterampilan khusus seperti, seorang Humas dianjurkan memiliki kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan suatu ide atau gagasan yang cemerlang dan mampu menyusun program-program kerja dengan baik. Selain itu, seorang Humas juga dituntut memiliki kemampuan dalam teknik berkomunikasi secara lisan maupun tulisan yang baik dan dianjurkan pula dapat bersikap secara proaktif (ikut serta dalam menyelesaikan permasalahan), antisipatif (mencegah munculnya masalah baru), inovatif (memberikan ide baru), dinamis (dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat), dan solutif (memberikan masukan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi). 2.4.4
Khalayak/Stakeholder Hubungan Masyarakat (Humas) Dalam dunia Humas, khalayak atau stakeholder terdiri dari dua yaitu
khalayak internal dan khalayak eksternal. Adapun khalayak internal itu terdiri dari:24
23
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hal 14 24 Yusuf wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Fascho Publishing, Gresik, 2007, hal 100-109
1. Pemegang Saham, Pemegang saham yang nota bene adalah pemilik perusahaan mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Merekalah yang menjadikan perusahaan ada atau tiada. 2. Direksi dan Manajer Profesional, Direksi bertugas mengelola perusahaan dan diwajibkan
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
tugasnya
kepada
pemegang saham atau Komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 3. Karyawan, Karyawan dalam perusahaan biasanya di definisikan sebagai para pekerja yang tidak memegang jabatan struktural. Mereka bekerja di bawah komando para manajer atau supervisor. 4. Keluarga Karyawan, Kontribusi dan peran positif keluarga karyawan sangat mutlak diperlukan oleh perusahaan. Spirit dari keluarga akan mampu mendorong peningkatan kinerja dari karyawan, sebaliknya permasalahan dengan keluarga akan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Sedangkan, khalayak eksternal terdiri dari: 1.
Konsumen, Dengan memberikan kepuasan kepada konsumen maka bisnis akan dapat terus bergulir, karena mereka yang puas akan kembali lagi memberi repeat order kepada produsen. Karena itu, usahakan bahwa semua proses bisnis, dedikasikan untuk pelanggan.
2. Penyalur atau Pemasok, Penyalur menguasai jaringan distribusi. Ia hanya mau menyalurkan barang-barang yang dikehendaki konsumen. Demikianlah pula pemasok. Ia akan mudah berpindah bila transaksinya tidak memuaskan.
3. Pemerintah, Peran pemerintah dibutuhkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, menyediakan modal, melindungi para karyawan, melindungi sumber alam, mengatur hukum, mengatur dan merangsang minat investasi modal asing, dan sebagainya. 4. PERS, Perusahaan perlu melakukan hubungan yang harmonis dengan dunia pers, sehingga informasi yang dipublikasikan menjadi sebuah berita yang balance, valid dan tidak tendensius. 5. Pesaing, Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu hal yang wajar. Dengan adanya persaingan, dorongan untuk memperbaiki kualitas produk, pelayanan, dan sebagainya akan muncul. 6. Komunitas dan Masyarakat, Perselisihan antara perusahaan dengan komunitas atau masyarakat sering berbuntut panjang. Biasanya muncul dalam bentuk pemerasan, ancaman hingga kriminalitas, dan tidak sedikit yang mempolitisi keadaan. Karena itu, perusahaan perlu melakukan komunikasi dengan komunitas atau masyarakat agar mereka dapat berhubungan timbal balik. Termasuk di dalamnya adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka sehingga bisa difungsikan sebagai sumber tenaga kerja di perusahaan. Dengan berdasar pada penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa seorang Humas senantiasa berhubungan dengan khalayak atau stakeholder perusahaan, baik internal maupun eksternal. Hal tersebut dimaksudkan agar semua khalayak dapat mengetahui informasi mengenai perusahaan atau organisasi, sebab pada dasarnya seorang Humas merupakan mediator antara
perusahaan dengan khalayaknya. Dengan demikian, seluruh khalayak menjadi paham dan tujuan yang diinginkan oleh kedua pihak dapat tercapai. 2.4.5
Peran-Peran Hubungan Masyarakat (Humas) Kemudian, setelah membahas mengenai pengertian, tugas, tujuan dan
khalayak atau stakehoder Humas, maka selanjutnya penulis akan membahas mengenai peran-peran yang dijalani oleh seorang Humas. Namun, sebelumnya penulis akan membahas terlebih dahulu mengenai pengertian peranan. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan (Soekanto 1984:237).25 Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peranan merupakan hak dan kewajiban yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya. Seperti telah dibahas sebelumnya mengenai pengertian Humas, namun penulis mengambil salah satu pengertian Humas menurut Institute of Public Relations (IPR) yang menyatakan bahwa Public Relations atau Humas adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Dengan demikian, berdasarkan kedua pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa peran Humas merupakan kewajiban seorang Humas untuk merencanakan program-program atau kegiatan-kegiatannya secara matang agar dapat berlangsung secara terus-menerus sehingga diperoleh hubungan baik dan saling pengertian antara organisasi yang dibawahinya dengan segenap 25
www.damandiri.or.id
khalayaknya. Setelah seorang Humas dapat melaksanakan kewajibannya tersebut dengan semaksimal mungkin, maka ia dapat memperoleh haknya. Biasanya hak yang dapat diperolehnya seperti gaji, bonus, pujian dari atasan, dan sebagainya. Dan berikut ini akan dibahas mengenai peran-peran dari seorang Humas, yang terdiri dari:26 1. Teknisi Komunikasi Kebanyakan praktisi memulai karier hubungan masyarakat mereka sebagai teknisi komunikasi. Biasanya di dalam deskripsi kerja tingkat pemula tercantum syarat keterampilan komunikasi dan jurnalistik. Perekrutan teknisi komunikasi ditujukan untuk menulis dan menyunting majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita feature, mengembangkan isi situs Web, dan berurusan dengan kontak media. Praktisi yang memegang peranan ini biasanya tidak ikut serta saat manajemen mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar. Mereka baru dilibatkan untuk memproduksi komunikasi dan menerapkan program, yang terkadang tanpa bekal pengetahuan yang utuh tentang motivasi asal atau hasil yang diinginkan. Meskipun mereka tidak diikutsertakan dalam diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan manajemen, mereka adalah pihak yang dilimpahkan tugas memberi penjelasan pada karyawan dan pers. 2. Penasehat Ahli Ketika praktisi menjalankan peran ahli, sehingga tentunya akan dipandang oleh pihak lain sebagai yang berwenang atas masalah dan penyelesaian hubungan masyarakat. Manajemen puncak menyerahkan hubungan masyarakat di tangan 26
Scott M.Cutlip, (et al), Effective Public Relations: merancang dan melaksanakan kegiatan kehumasan dengan sukses, Indeks, Jakarta, 2005, hal 32-37
sang ahli dan mengambil peran yang relatif pasif. Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi ahli bertugas mendefinisi masalah, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas penerapannya. Ada kemungkinan manajer lain ingin agar hubungan masyarakat tetap menjadi tanggung jawab tunggal praktisi, sehingga mereka dapat kembali pada bisnis sebagaimana biasa, dengan anggapan bahwa segala sesuatu akan ditangani oleh “ahli Humas.” Penasehat ahli merupakan peran yang menarik bagi praktisi, karena secara pribadi mereka akan merasa puas jika dipandang sebagai pemegang wewenang yang menentukan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana hal tersebut dilakukan. Pimpinan dan klien menginginkan posisi ini diisi orang yang ahli karena mereka ingin merasa yakin bahwa penanganan hubungan dilakukan oleh ahlinya. Mereka juga keliru berasumsi bahwa begitu ahlinya sudah bertugas mereka tidak perlu lagi ikut serta. Partisipasi manajer puncak yang terbatas justru berarti bahwa pengetahuan mereka yang relevan tidak disalurkan ke dalam proses pemecahan masalah. Hubungan masyarakat menjadi terbagi dan terpisah dari arus utama perusahaan. Dengan tidak berpartisipasi, kelihatan bahwa manajer tetap bergantung pada praktisi setiap kali muncul masalah hubungan masyarakat. Selain itu, manajer hanya sedikit bahkan tidak sama sekali berkomitmen terhadap upaya hubungan masyarakat, dan tidak bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan program. Akibatnya, manajer lain dalam organisasi berasumsi dengan pandangan bahwa perkara hubungan masyarakat bukan merupakan tugas mereka. Di mata mereka, hubungan masyarakat adalah tugas yang hanya diperlukan
sewaktu-waktu, dan ditangani oleh staf pendukung yang tidak secara langsung berurusan dengan bisnis utama organisasi. Peran penasehat ahli diperlukan secara berkala saja dalam situasi krisis dan sepanjang program apapun, sehingga pada akhirnya menghambat tersebarnya pemikiran tentang hubungan masyarakat ke seluruh organisasi. Hal ini pun kerap menimbulkan rasa tidak puas yang besar dalam diri praktisi karena merekalah satu-satunya pihak yang dianggap bertanggung jawab atas hasil program, padahal hanya sedikit bahkan tidak sama sekali mempunyai kendali atas situasi dan faktor awal yang kritis dari segala sesuatu yang mengarah pada masalah hubungan masyarakat. Manajemen puncak sering hanya menanggapi dengan menempatkan seorang ahli bersama yang lain, dan tak habis-habisnya berupaya mencari orang yang dapat menepis masalah hubungan masyarakat tanpa perlu mengubah kebijakan, produk, dan prosedur organisasi 3. Fasilitator Komunikasi Peran fasilitator komunikasi menjadikan praktisi sebagai pendengar yang sensitif dan pialang informasi. Fasilitator komunikasi berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara organisasi dan publik. Mereka mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan, dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang saling menguntungkan. Sebagai fasilitator komunikasi, praktisi mendapatkan dirinya bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan
publiknya. Mereka menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi, meringkas dan mengulangi pandangan, memancing reaksi, dan membantu partisipan mendiagnosa dan mengoreksi kondisi yang menggangu hubungan komunikasi. Fasilitator komunikasi berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dan publik. Mereka beroperasi di bawah anggapan bahwa komunikasi dua arah akan meningkatkan kualitas keputusan kebijakan, prosedur, dan tindakan kedua belah pihak yang dibuat oleh organisasi dan publik. 4.Fasilitator Pemecahan Masalah Praktisi yang mengambil peran fasilitator pemecahan masalah bekerja sama dengan manajer lainnya dalam mendefinisi dan menyelesaikan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan strategis. Kerjasama dan konsultasi diawali dengan pertanyaan pertama, dan berlanjut hingga evaluasi program akhir. Praktisi pemecahan masalah membantu manajer lainnya dan organisasi menerapkan penggunaan proses manajemen langkah demi langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam menyelesaikan masalah organisasi lainnya. Manajer lini berperan penting dalam menganalisa situasi masalah, karena mereka adalah yang paling banyak tahu dan paling terlibat jauh dalam kebijakan, produk, prosedur, dan tindakan organisasi. Mereka jugalah yang mempunyai kekuatan untuk membuat perubahan yang diperlukan. Akibatnya, mereka harus terlibat dalam pemikiran evolusioner dan perencanaan strategis program hubungan masyarakat. Jika para manajer lini berpartisipasi dalam proses perencanaan strategis hubungan masyarakat, maka mereka memahami motivasi dan sasaran program, mendukung keputusan strategis dan taktis, berkomitmen
untuk membuat perubahan, dan menyediakan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan program. Fasilitator pemecahan masalah dilibatkan dalam tim manajemen karena telah mendemonstrasikan keterampilan dan nilai dalam membantu manajer lain menghindari dan mengatasi masalah. Dengan demikian, pemikiran tentang hubungan masyarakat terfaktor dalam pengambilan keputusan manajemen. Dengan melihat penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang Humas mempunyai peran yang sangat beragam dan penting bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan atau organisasi. Peran-peran tersebut meliputi: (a)
Teknisi komunikasi; dalam peran ini, seorang Humas diharapkan memiliki keahlian dan kemampuan dalam hal tulis-menulis dan public speaking. Sebab, peran ini mengharuskan seorang Humas dapat menulis dan menyunting majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita feature, mengembangkan isi situs web, dan berurusan dengan media.
(b) Penasehat ahli; peran ini memberikan wewenang yang cukup berat bagi seorang Humas untuk merencanakan program yang sesuai untuk mengatasi suatu permasalahan dalam organisasinya dan bertanggung jawab atas keberhasilan maupun kegagalan dari program tersebut. Sedangkan, pihak manajemen sendiri dalam peran ini dianggap kurang berpartisipasi dalam proses pemecahan masalah tersebut. (c) Fasilitator komunikasi; peran ini menjadikan Humas sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara organisasi dengan publiknya. Humas bertugas untuk menyampaikan berbagai informasi dari pihak manajemen
kepada publiknya dan begitu pula sebaliknya, Humas juga bertugas untuk menyampaikan mengenai saran, kritik, dan informasi apa yang disampaikan oleh publik kepada pihak manajemen, sehingga proses komunikasi berlangsung dua arah dan dapat menciptakan pemahaman bersama. (d) Fasilitator
pemecahan
masalah;
dalam
peran
ini,
seorang
Humas
diikutsertakan dalam proses pemecahan masalah organisasi. Humas bersama pihak manajemen berupaya mencari solusi bersama melalui program yang terencana. Jadi, peran Humas merupakan kewajiban seorang Humas untuk merencanakan program-program atau kegiatan-kegiatannya secara matang agar dapat berlangsung secara terus-menerus sehingga diperoleh hubungan baik dan saling pengertian antara organisasi yang dibawahinya dengan segenap khalayaknya. Setelah seorang Humas dapat melaksanakan kewajibannya tersebut dengan semaksimal mungkin, maka ia dapat memperoleh haknya.
2.5
Corporate Social Responsibility (CSR) Semakin berkembangnya dunia bisnis mengakibatkan persaingan yang
sangat ketat di antara sesama pelaku bisnis. Bahkan, untuk mencapai suatu keuntungan semata mereka rela menghalalkan segala cara. Namun, tidak selamanya kondisi seperti ini dapat terus dijalankan, perusahaanpun tentu harus memikirkan pula bagaimana keadaaan pihak-pihak lain khususnya yang berada disekitar tempat perusahaannya berada. Perusahaan tentu dituntut harus dapat menciptakan suatu keadaan yang baik diantara keduanya. Maka, hubungan seperti
ini dapat disebut dengan hubungan antara perusahaan dengan komunitas (community relations). Menurut Stewart E. Perry (2001) dalam CED Definitions and Terminology memandang ada dua makna komunitas. Pertama, komunitas sebagai kategori yang mengacu pada orang yang saling berhubungan berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan bersama yang khusus. Kedua, secara khusus menunjuk pada satu kategori manusia yang berhubungan satu sama lain karena didasarkan pada lokalitas itu secara tak langsung membuat mereka mengacu pada kepentingan dan nilai-nilai yang sama.27 Jadi, seperti yang telah disampaikan oleh Stewart dapat diketahui bahwa komunitas menunjukkan pada sekumpulan orang yang mempunyai kepentingan atau berada dalam situasi yang sama. Hubungan antara komunitas dan organisasi lebih tepat dipandang sebagai relasi yang dikembangkan untuk membuka ruang bagi terwujudnya tanggung jawab sosial organisasi. Tanggung jawab sosial tersebut terus berevolusi sampai menemukan bentuk yang menunjukkan keseimbangan dan kesetaraan posisi antara organisasi dan komunitasnya. Sejalan dengan itu, komunitas pun tak lagi hanya dimaknai dengan lokalitas, melainkan juga sebagai struktur yang di dalamnya terjadi interaksi karena memiliki nilai-nilai dan kepentingan yang sama, serta manfaatnya bisa dirasakan kedua belah pihak. Community relations dikembangkan demi kemaslahatan organisasi dan komunitasnya dalam bentuk tanggung jawab sosial.28 Untuk lebih memahami mengenai konsep tanggung
27
Yosal Iriantara, Community Relations: Konsep dan Aplikasinya, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hal 24 28
ibid, hal 31
jawab sosial, berikut ini akan dibahas satu persatu mulai dari pengertian, prinsipprinsip, manfaat, dan bidang-bidang tanggung jawab sosial atau CSR. 2.5.1
Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) Tanggung jawab sosial atau yang disebut juga sebagai corporate social
responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan) mempunyai beberapa pengertian, yaitu: Menurut Green Paper Komisi Masyarakat Eropa (2001:6) dinyatakan bahwa kebanyakan definisi tanggung jawab sosial korporat menunjukkan sebuah konsep tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholdernya.29 Dari pengertian mengenai CSR di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan CSR merupakan suatu bentuk kepedulian perusahaan terhadap masalah sosial dan lingkungan, sehingga menghasilkan proses interaksi atau hubungan antara perusahaan dengan stakeholdernya. Menurut The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan, sebagai Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large (komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan
29
ibid, hal 49
kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas).30 Berdasarkan definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu bentuk komitmen dari perusahaan atau organisasi agar senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan bisnisnya secara resmi dengan selalu mengedepankan kesejahteraan dan kualitas karyawan maupun keluarga karyawan dan juga tidak mengesampingkan kebutuhan atau keadaan dari komunitas di sekitarnya secara khusus dan masyarakat luas secara umum atau melalui CSR ini, diharapkan perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara kesejahteraan stakeholder internal dengan stakeholder eksternal perusahaan. Komitmen CSR adalah instrumen-instrumen yang dibangun oleh sebuah perusahaan yang mengindikasikan apa yang ingin dilakukan dalam rangka memberi perhatian terhadap pengaruh sosial dan lingkungannya. Komitmen ini adalah kunci untuk memastikan bahwa budaya yang dimiliki sama dan sebangun dengan nilai-nilai CSR, selaras dan berintegrasi dengan strategi bisnis, sasaran, dan tujuan keseluruhan perusahaan, memberikan panduan yang jelas bagi karyawan mengenai bagaimana mereka harus berprilaku, serta secara akurat mengkomunikasikan CSR kepada mitra bisnis, pemasok, komunitas, pemerintah, dan publik.31 Untuk melaksanakan program CSR, hendaknya perusahaan memiliki suatu komitmen dimana komitmen ini merupakan dasar atau pedoman untuk 30
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Fascho Publishing, Gresik, 2007, hal 7 A. B. Susanto, A Strategic Management Approach CSR, The Jakarta Consulting Group, Jakarta, 2007, hal 84-85 31
menyesuaikan program-program CSR yang akan dilaksanakan agar sesuai dengan sasaran dan tujuan dari perusahaan. 2.5.2
Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut Warhust prinsip-prinsip corporate social responsibity atau
tanggung jawab sosial korporat adalah sebagai berikut:32 1. Prioritas korporat, mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan. Dengan begitu korporat bisa membuat kebijakan, program dan praktik dalam menjalankan operasi bisnisnya dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial. 2. Manajemen terpadu, mengintegrasikan kebijakan, program dan praktik ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen. 3. Proses perbaikan, secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja sosial korporat, mempertimbangkan semua riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara internasional. 4. Pendidikan karyawan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta memotivasi karyawan. 5. Kajian, selalu melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau pabrik. 6. Produk dan jasa, mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak negatif secara sosial. 32
Yosal Iriantara, op. cit, hal 59-60
7. Informasi publik, memberi informasi dan bila diperlukan mendidik pelanggan, distributor dan publik tentang penggunaan, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, dan begitu juga halnya dengan jasa. 8. Fasilitas dan operasi, mengembangkan, merancang, dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak sosial. 9. Penelitian, melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian pun jadi sarana untuk meminimalkan dampak negatif. 10. Prinsip pencegahan, memodifikasi manufaktur, pemasaran atau penggunaan produk atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir, untuk mencegah dampak sosial yang negatif. 11. Kontraktor dan pemasok, mendorong penggunaan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial korporat untuk dijalankan oleh kontraktor dan pemasok, selain mendorong dan bila diperlukan sebaiknya juga dapat mempersyaratkan perbaikan dalam praktik bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok. 12. Siaga menghadapi darurat, menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya sebaiknya bekerja sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas lokal. Sekaligus mengakui potensi bahaya yang muncul. 13. Alih praktik yang baik, menyumbangkan pengembangan dan alih praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.
14. Memberi sumbangan pada usaha bersama, memberi sumbangan untuk pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial. 15. Keterbukaan, menumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respons terhadap keprihatinan pekerja dan publik atau kemungkinan keadaan bahaya dan dampak operasi produk limbah atau jasa. 16. Pencapaian dan pelaporan, mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan juga berdasarkan prinsip-prinsip ini, dan menyampaikan informasi ini pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan publik. Berdasarkan prinsip-prinsip CSR tersebut, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip tersebut mengarahkan perusahaan untuk mengakui bahwa tanggung jawab sosial perusahaan sebagai prioritas tertinggi dalam perusahaan dengan mengintegrasikannya ke dalam setiap kegiatan bisnis dan senantiasa melibatkan seluruh stakeholder agar dalam setiap kegiatannya dapat bertanggung jawab secara sosial. 2.5.3
Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Ketika sebuah perusahaan atau industri hadir ditengah-tengah masyarakat,
pada
awalnya
akan
menimbulkan
suatu
pertanyaan-pertanyaan
dibenak
masyarakat setempat. Apakah dengan hadirnya perusahaan tersebut dapat
mengancam kehidupan mereka atau bahkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan usaha maupun peningkatan sumber daya manusia di wilayah tersebut. Dalam bukunya yang berjudul Modern Public Relations karya John E. Marston yang dikutip oleh Rhenald Kasali menerangkan bahwa ada beberapa hal yang diharapkan masyarakat dari suatu industri:33 1.
Pendapatan (Income). Komunitas mengharapkan adanya perputaran uang melalui gaji dan upah karyawan, melalui pembelian dari pemasok lokal, atau melalui pembayaran pajak.
2.
Penampilan (Appearance). Komunitas mengharapkan agar perusahaan membangun gedung yang enak dipandang, dan bahkan dapat dijadikan simbol kota.
3. Partisipasi. Hadirnya perusahaan di suatu lokasi menimbulkan interaksi antara perusahaan dan masyarakatnya. Dalam kegiatan kemasyarakatan, perusahaan bisa berbagi fasilitas seperti sekolah, taman bermain, tempat peribadatan, tempat parkir, sarana olahraga, dan sebagainya. Sejauh ini nilai-nilai individu para manajerlah yang menentukan, belum pada tingkatan kebijakan korporat. 4. Stabilitas. Kegiatan bisnis yang terlalu agresif sering menimbulkan hal yang tidak diharapkan: PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan likuidasi. Masyarakat menginginkan adanya kesinambungan dan pertumbuhan yang stabil. 5.
Kebanggaan (Pride). Banyak tempat di dalam peta dunia ini – apakah Negara, kota besar, atau kota kecil–dikenal sebagai tempat asal perusahaan besar
33
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2003, hal 139-140
menyebut nama barang-barang buatan Fuji, Honda, Sony, atau Komatsu, orang akan segera ingat Jepang. Namun, menyebut Jamu Cap Potret Nyonya Meneer, orang akan mengingat Semarang. Menyebut Djarum, teringat Kudus. Menyebut Ika Muda Group, teringat Pekalongan. Semuanya pada mulanya memang dicita-citakan para pendirinya: agar perusahaan-perusahaan itu mampu menjadi kebanggaan komunitas asalnya. Sebaliknya,
dari
komunitasnya
perusahaan
mengharapkan
akan
mendapatkan perlakuan yang wajar sebagai warga kota; perlindungan terhadap tindak kekerasan, pemerasan, dan perusakan oleh massa; pengenaan pajak yang wajar; lingkungan kehidupan yang sehat bagi karyawannya, tenaga kerja yang sehat, jujur, dan terampil; serta terlindung dari kejadian tak terduga (force majeur) seperti kebakaran, bencana alam, dan sebagainya. Berangkat dari penjelasan tersebut, hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan komunitasnya pada akhirnya diharapkan dapat mempunyai manfaat atau keuntungan bagi kedua belah pihak. Dengan adanya perusahaan yang berdiri di wilayahnya, komunitas berharap jika mereka dapat meningkatkan pendapatan, membuat penampilan wilayahnya menjadi lebih baik dan dikenal seluruh masyarakat, menumbuhkan partisipasi dan kemudahan fasilitas bagi masyarakat, harapan akan pertumbuhan kegiatan bisnis yang stabil, dan menumbuhkan kebanggaan tersendiri bagi komunitas bila perusahaan tersebut maju, maka secara otomatis akan membawa nama bagi tempat perusahaan itu berada. Dan sebaliknya, perusahaanpun berharap bahwa mereka dapat
memperoleh perlindungan dari komunitasnya dan mendapatkan karyawankaryawan yang jujur dan terampil. 2.5.4
Bidang-Bidang Program Corporate Social Responsibility (CSR) Untuk lebih memperdalam lagi mengenai corporate social responsibility
(CSR), berikut ini akan diuraikan mengenai program operasional CSR yang diklasifikasikan dalam beberapa bidang, yaitu:34 Bidang-Bidang Program CSR Komunitas dan Masyarakat Luas
Program CSR yang bisa dilakukan • • •
• • • Program-program Karyawan
•
• • • • 34
Memperkerjakan tenaga lokal Membeli produk lokal Mendukung karyawan yang bersedia menjadi sukarelawan Jadwal kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal Filantropi Kajian dampak sosial
•
Keberagaman di tempat bekerja (khususnya dalam manajemen) Keseimbangan kerja (misalnya, waktu yang fleksibel) Bagi-hasil atau opsi saham Manfaat bagi karyawan paruhwaktu Pelatihan atau kemajuan karir
•
• • • • •
• •
• •
Program pengembangan masyarakat Pemantauan HAM Program diversity pemasok Program untuk penduduk setempat Program merespons kondisi darurat Latihan kepekaan kultural bagi para staf Partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan Kesehatan dan keselamatan kerja Saluran komunikasi yang terbuka antara karyawan dan manajer Survei kepuasan karyawan Program bantuan karyawan atau
Yusuf wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Fascho Publishing, Gresik, 2007, hal 140-141
• • Program-program Penanganan Pelanggan atau Produk
• • • •
Program-program Lingkungan
•
• • • • • Program-program Komunikasi dan Pelaporan
•
• •
•
Program-program insentif Program-program bantuan karyawan Program penanganan produk Program pelabelan Informasi kesehatan dan lingkungan pada produk dan jasa Keterlibatan pelanggan dalam pengembangan produk Rancangan lingkungan (mengembangkan produk yang ekoefisien) Manajemen daur ulang Program pengadaan berwawasan lingkungan Manajemen B3 Evaluasi lingkungan atas investasi atau proyek modal Program gas rumah kaca Memasukkan data kontribusi sosial ke dalam laporan tahunan Membuat laporan tersendiri tentang lingkungan hidup Membuat laporan tersendiri tentang tanggung jawab sosial korporat Kombinasi laporan sosial, ekonomi dan lingkungan
insentive
• •
•
• • • • •
• • •
Kajian pelanggan Komunikasi dengan pelanggan berdasarkan standar perusahaan Keterlibatan pelanggan dalam pengembangan produk Program energi alternatif Program efisiensi sumber daya (air, energi, bahan baku) Manajemen emisi (udara, tanah, air) Transportasi dan distribusi Program ekologi industri atau program memadukan produk sampingan
Situs web Laporan yang disesuaikan dengan fasilitas lokal Berbagai laporan pemerintah
Pemegang Saham
•
Semua informasi tentang program atau kegiatan yang dijalankan perusahaan untuk melibatkan pemegang saham dalam hal-hal non finansial • Semua informasi tentang cara yang dilakukan perusahaan dalam menyampaikan informasi kepada pemegang saham minoritas yang memungkinkan mereka bisa berpartisipasi secara efektif dalam pengambilan keputusan perusahaan Program-program • Kajian atas pemasok • Audit pemasok (lingkungan, kondisi • Pelatihan atau kerja, pekerja anak) bekerja bersama pemasok untuk • Komunikasi dengan memperbaiki Pemasok kinerja Program Tata-pamong • Kode etik • Sistem penunjang atau Tata-cara kode etik • Sistem akuntabilitas • Kajian investasi (HAM, lingkungan hidup) Sumber: Natural Resources Canada Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, dibutuhkan peranan dari seorang Humas untuk melaksanakan kegiatan CSR ini, karena pada dasarnya seorang Humas berfungsi untuk menjalin hubungan baik dengan seluruh khalayaknya termasuk masyarakat sekitar perusahaan. Selain itu, Humas juga berfungsi di dalam mengevaluasi kegiatan-kegiatan tersebut dan berusaha untuk menjaga keharmonisan hubungan keduanya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan oleh penulis adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.35 Melalui penelitian ini, penulis dapat mengetahui dan menggambarkan secara detail dan sistematis mengenai peran Humas Pengelola Kawasan BintaroPT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR).
3.2 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif. Penelitian Deskriptif Kualitatif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan (tidak mengkroscek) dan tidak menguji hipotesis.
35
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal 25
Sedangkan, strategi penelitian yang digunakan yaitu bersifat Studi Kasus. Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how” atau “why”, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.36 Oleh karena itu, penulis akan melakukan wawancara mendalam dengan para nara sumber yang memiliki wewenang dan memiliki informasi terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu mengenai pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR). Dengan melakukan teknik penggumpulan data melalui wawancara mendalam, kemudian penulis akan menggambarkan secara sistematis dan detail mengenai informasi-informasi yang penulis peroleh dari key informan/nara sumber seperti Manager Humas, Staf Humas, Kepala Sekolah, dan Masyarakat.
3.3 Teknik Penggumpulan Data Untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dalam melakukan penyusunan skripsi ini, maka penulis menggunakan data-data sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer merupakan data-data yang diperoleh penulis langsung dari obyek atau sumber pertama yang diteliti. Adapun beberapa teknik pengumpulan data primer yaitu: 36
1
Robert K. Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal
a. Wawancara Yaitu bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.37 Dalam penelitian ini, bentuk wawancara yang dipergunakan oleh penulis adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah suatu cara menggumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.38 Jadi, penulis akan melakukan wawancara langsung dengan key informan (Manager Humas) dan nara sumber lainnya (Staf Humas, Kepala Sekolah dan Masyarakat). b. Observasi Yaitu penelitian yang langsung dilakukan oleh penulis terhadap obyek yang diteliti, di mana penulis melakukan pengamatan langsung pada unit Pengelola Kawasan Bintaro-PT. Jaya Real Property,Tbk maupun pada masyarakat untuk memperoleh data-data yang akurat. 2. Data Sekunder a. Studi Kepustakaan Dalam penelitian ini, penulis banyak memperoleh data yang sangat berguna dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan, referensi, panduan, dan sumber informasi berkenaan dengan masalah dalam penelitian ini. Adapun 37
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif:paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hal 180 38 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Kencana, Jakarta, 2007, hal 98
data-data sekunder yang digunakan oleh penulis terdiri dari buku-buku, majalah internal dan annual report perusahaan. b. Dokumentasi Dalam penelitian ini, penulis menyertakan foto-foto mengenai kegiatan CSR yang diadakan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro Jaya-PT. Jaya Real Property,Tbk.
3.4 Key Informan/Nara Sumber Key informan adalah seseorang atau sumber yang sangat bertanggung jawab dalam memberikan informasi terkait dengan penelitian. Adapun yang menjadi key informan/Nara Sumber dalam penelitian ini yaitu: 1. Bapak Nurman Asmara, selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro-PT. Jaya Real Property,Tbk. Beliau merupakan narasumber utama dalam penelitian ini, karena beliau yang mengelola dan melaksanakan kegiatan-kegiatan CSR di unit Pengelola Kawasan Bintaro Jaya-PT Jaya Real Property,Tbk. Dengan demikian, diharapkan beliau mampu memberikan informasi yang akurat dan detail mengenai permasalahan yang dibahas di dalam penelitian ini. 2. Bapak Rudi Hartono, selaku Staf Humas sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro-PT. Jaya Real Property,Tbk. karena beliau merupakan bagian dari perusahaan, dan dianggap mengetahui beberapa informasi tentang kegiatankegiatan CSR di unit Pengelola Kawasan Bintaro Jaya-PT. Jaya Real
Property,Tbk sehingga diharapkan beliau dapat memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan CSR tersebut kepada penulis. 3.
Bapak H. Abdul Dadi, selaku Kepala Sekolah MI Nurul Huda. Karena beliau merupakan salah satu pihak yang merasakan manfaat dari diadakannya kegiatan CSR tersebut.
4. Bapak Syahroni selaku masyarakat Pondok Jaya. Karena beliau merupakan salah satu warga yang tinggal di dekat perusahaan dan dianggap mengetahui mengenai pelaksanaan program CSR serta dapat memberikan informasi kepada penulis menyangkut keberadaan perusahaan selama ini.
3.5
Definisi Konsep Untuk lebih memahami dalam menafsirkan data-data yang ada dalam
penelitian ini, maka definisi konsep yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu: 3.5.1
Peran Humas: peran Humas merupakan kewajiban seorang Humas untuk merencanakan program-program atau kegiatankegiatannya secara matang agar dapat berlangsung secara terusmenerus sehingga diperoleh hubungan baik dan saling pengertian antara organisasi yang dibawahinya dengan segenap khalayaknya. Setelah seorang Humas dapat melaksanakan kewajibannya tersebut dengan semaksimal mungkin, maka ia dapat memperoleh haknya. Biasanya hak yang dapat diperolehnya seperti gaji, bonus, pujian dari atasan, dan sebagainya.
Dalam menjalankan tugasnya, pada dasarnya seorang Humas mempunyai empat peran yang terdiri dari teknisi komunikasi yang berperan dalam hal tulismenulis dan berhubungan dengan pers dan karyawan, penasehat ahli dalam mendefinisi masalah dan mengembangkan program, fasilitator komunikasi (penghubung) antara perusahaan dengan publiknya, dan sebagai fasilitator pemecahan masalah. 3.5.2
Corporate Social Responsibility (CSR): CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu bentuk komitmen dari perusahaan atau organisasi agar senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan
bisnisnya
secara
resmi
dengan
selalu
mengedepankan kesejahteraan dan kualitas karyawan maupun keluarga karyawan dan juga tidak mengesampingkan kebutuhan atau keadaan dari komunitas di sekitarnya secara khusus dan masyarakat luas secara umum atau melalui CSR ini, diharapkan perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara kesejahteraan stakeholder internal dengan stakeholder eksternal perusahaan.
3.6 Fokus Penelitian Guna memperjelas apa yang sedang diteliti, maka yang menjadi fokus dalam penelitian peran Humas dalam pelaksanaan program CSR ini maka, terletak pada empat peran Humas, yaitu:
1. Teknisi komunikasi a. Humas sebagai teknisi komunikasi ditujukan untuk menulis dan menyunting majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita feature, mengembangkan isi situs Web, dan berurusan dengan kontak media. b. Humas tidak ikut serta saat manajemen mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar. c. Humas baru dilibatkan untuk memproduksi komunikasi dan menerapkan program. d. Humas adalah pihak yang dilimpahkan tugas memberi penjelasan pada karyawan dan pers. 2. Penasehat ahli a. Humas dipandang oleh pihak lain sebagai yang berwenang atas masalah dan penyelesaian hubungan masyarakat. b. Humas membuat pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari praktisi Humas. c. Humas bertugas mendefinisikan masalah, mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas penerapannya. 3. Fasilitator komunikasi a. Peran fasilitator komunikasi menjadikan praktisi Humas sebagai pendengar yang sensitif dan pialang informasi. b.
Humas berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara organisasi dan publik.
c. Humas mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan, dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. d. Humas menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi maupun publik. e. Humas menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi, meringkas dan mengulangi pandangan, memancing reaksi, dan membantu partisipan mendiagnosa dan mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan komunikasi. f. Sebagai fasilitator komunikasi, praktisi Humas mendapatkan dirinya bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan publiknya. 4. Fasilitator proses pemecahan masalah a. Humas sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah b. Seorang Humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam hal proses pemecahan masalah. c. Humas bekerjasama dengan manajer lainnya dalam mendefinisi dan menyelesaikan masalah (menjadi bagian dari tim perencanaan strategis), kerjasama dan konsultasi diawali dengan pertanyaan pertama, dan berlanjut hingga evaluasi program akhir. d. Humas
membantu
manajer
lainnya
dan
organisasi
menerapkan
penggunaan proses manajemen langkah demi langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam menyelesaikan masalah organisasi lainnya.
e. Humas dilibatkan dalam tim manajemen karena telah mendemonstrasikan keterampilan dan nilai dalam membantu manajer lain menghindari dan mengatasi masalah.
3.7 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan yaitu dengan analisis kualitatif. Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya, menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.39 Jadi, setelah data-data primer maupun sekunder yang telah penulis peroleh sebelumnya lalu penulis akan memilah-milah mana yang sesuai dengan topik di dalam penelitian ini sehingga data-data tersebut dapat dipelajari atau dimengerti oleh penulis dan kepada pihak lain. Analisis ini digunakan untuk penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Tujuan analisis di dalam penelitian ini untuk membatasi dan menyempitkan penemuan-penemuan sehingga menjadi data yang teratur, tersusun, dan lebih berarti. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan-rumusan dan pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang kita peroleh dalam penelitian.
39
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hal 248
Setelah memperoleh data dengan melakukan wawancara mendalam dengan para nara sumber terkait maka, akan disajikan suatu analisis kualitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Obyek Penelitian
4.1.1. Sekilas PT Jaya Real Property,Tbk PT Jaya Real Property,Tbk. Didirikan pada tahun 1979. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan pelopor pengembang real estat di Indonesia. Proyek pertama dan yang sampai saat ini merupakan usaha pengembangan terbesar adalah pembangunan Kota Satelit Bintaro Jaya. Dengan luas areal lebih dari 2.000 hektar di selatan Jakarta, Bintaro Jaya kini telah berkembang menjadi kawasan terpadu dengan sejumlah fasilitas modern diantaranya, sekolah unggulan, rumah sakit berskala internasional, pusat perbelanjaan dan rekreasi dengan tetap konsisten menerapkan manajemen ramah lingkungan. Dalam pengembangan usaha, PT Jaya Real Property,Tbk. Terus memperluas wilayah pengembangan yaitu Graha Raya yang berdampingan dengan Bintaro Jaya, serta Puri Jaya, proyek perumahan seluas 1.765 ha di Pasar Kemis Tangerang. Pusat-pusat properti komersial yang berada di lokasi-lokasi strategis kota semakin melengkapi portofolio perusahaan. Semua pembangunan perumahan maupun tempat usaha dilayani oleh jaringan transportasi yang terpadu sehingga meningkatkan nilai jualnya sebagai tempat tinggal dan usaha. Pengalaman dan reputasi dalam mengantisipasi perubahan-perubahan kebutuhan dan selera konsumen serta tetap terfokus pada kualitas produk dan kualitas pelayanan yang baik merupakan alasan mengapa PT. Jaya Real
Property,Tbk
mampu
menjaga
reputasinya
sampai
saat
ini.
Dengan
mendayagunakan teknologi terkini dalam desain, material, maupun teknologi yang berhubungan dengan transportasi dan lingkungan, perusahaan secara konsisten berusaha untuk memberikan nilai tambah dalam berbagai aspek operasionalnya sambil tetap memperhatikan kepentingan para stakeholders. Tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1994, PT Jaya Real Property,Tbk berusaha untuk tetap menjaga komitmen terhadap konsumen, masyarakat dan pemegang saham serta tetap menjadi salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia. PT Jaya Real Property,Tbk ini, didirikan oleh Ir Ciputra selaku Komisaris Utama. Untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, tentunya beliau tidak bertindak sendiri tetapi dibantu oleh rekan-rekannya, seperti; Ir. Hiskak Secakusuma, MM dan Ir. Soekrisman yang menduduki posisi sebagai Komisaris. Adapula Drs. H. Slamet Budisukrisno dan Ir. V. Aryanto Cahyadi selaku Komisaris Independen. Disamping itu, dibantu pula oleh Trisna Muladi selaku Direktur Utama. Sedangkan posisi Direktur di perusahaan ini diduduki oleh Ir. Diaz Moreno, Ir. Yohanes Henky Wijaya, MM, H. Tribudi Rahardjo dan Ir. Gatot Setyo Waluyo. Perusahaan yang berdiri pada 25 Mei ini, berkantor pusat di Bintaro Trade Center Blok K Jl. Jend. Sudirman Bintaro Jaya, Sektor VII Tangerang 15224, Indonesia. Sedangkan, kantor pemasarannya berada di Gedung Bank Permata Bintaro Lantai Dasar Jl. MH. Thamrin Blok B1 No. 1 CBD Bintaro Jaya, Sektor VII Tangerang 15224, Indonesia.
4.1.2
Kebijakan Mutu PT Jaya Real Property, Tbk Kebijakan mutu dalam PT Jaya Real Property,Tbk ini berbunyi bahwa;
Perusahaan menempatkan kepuasan konsumen sebagai prioritas utama.
4.1.3
Visi dan Misi PT Jaya Real Property,Tbk
4.1.3.1 Visi PT Jaya Real Property,Tbk Menjadi salah satu pengembang dan pengelola properti terbaik di Indonesia. 4.1.3.2 Misi PT Jaya Real Property,Tbk 1. Mencapai pertumbuhan pendapatan di atas rata-rata pertumbuhan industri real estate dan properti di Indonesia. 2. Memberi produk dan pelayanan yang bermutu yang memuaskan konsumen. 3.
Membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan iklim kerja yang baik untuk mencapai kinerja yang tinggi.
4.
Mengoptimalkan produktivitas seluruh sumber daya yang dimiliki demi manfaat konsumen, pemegang saham, dan karyawan.
5.
4.1.4
Peduli pada aspek sosial dan lingkungan disetiap unit usaha.
Sumber Daya Manusia Menciptakan tim yang tangguh untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai
dengan Visi-Misi perusahaan merupakan hal yang penting. Salah satu cara adalah pengembangan sumber daya manusia. Tahun ini, kami membuat suatu sistem penilaian kerja yang didasari pada hasil kerja daripada senioritas. Untuk itu, kami
telah mengembangkan Key Performance Indicator (KPI) yang lebih komprehensif dimana sasaran kinerja dikaitkan langsung dengan pemberian insentif, promosi, dan kenaikan gaji. Indikator ini menjadi acuan yang jelas bagi karyawan dalam berkarir serta kesempatan untuk mendapat penghargaan atas profesionalisme dan hasil kinerja mereka. Keuntungan bagi perusahaan adalah peningkatan pendapatan dan nilai perusahaan. Komitmen utama bagi perusahaan adalah memastikan bahwa kami secara berkesinambungan terus memperkuat dan mengembangkan tim untuk menghadapi tantangan di masa datang. Untuk itu, kami memberi kesempatan tidak hanya bagi staf untuk meningkatkan kemampuan teknis tetapi juga pengembangan diri seperti pelatihan kepemimpinan, manajemen dan kerjasama tim. Jumlah karyawan yang mendapat kesempatan untuk meraih gelar S1 dan S2 juga meningkat. Kombinasi penilaian kinerja dan survey kepuasan karyawan membantu kami untuk memastikan bahwa setiap individu berada pada tempat yang tepat, termotivasi, serta memahami potensinya. Kami berharap perusahaan ini akan menjadi perusahaan terpilih, dimana sejauh ini remunerasi dan insentif yang diberikan secara berkala dievaluasi dan dibandingkan dengan perusahaan sejenis untuk menjaga agar hal ini tetap kompetitif.
4.1.5
Tata Kelola Perusahaan Perusahaan
menyadari
pentingnya
komitmen
dalam
pelaksanaan
transparansi dan tata laku dalam pemberian informasi dan berkomunikasi dengan para pemegang saham, pelanggan, mitra bisnis, karyawan, dan stakeholder
lainnya. Standar-standar ini dikemas dalam Nilai-Nilai Dasar Perusahaan dan Kode Tata Laku yang dirumuskan pada tahun 2006. Kode tata laku telah disampaikan ke seluruh karyawan untuk dilaksanakan dan dijadikan acuan dalam melakukan tindakan untuk dan atas nama perusahaan. Nilai-nilai Dasar Perusahaan adalah bagian yang tak terpisahkan dari peraturan perusahaan yang sesuai dan sejalan dengan peraturan serta perundang-undangan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) serta standar akuntasi yang berlaku. Sesuai
dengan
perundang-undangan
tentang
perusahaan
terbatas,
kekuasaan tertinggi terletak pada Rapat Umum Pemegang Saham di mana pada rapat ini Dewan Komisaris dan Direksi ditunjuk. Dewan Komisaris dan Direksi memberikan laporan pertanggungjawaban atas jalannya perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham. 4.1.5.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Sebagai perusahaan properti, kami menyadari dampak sosial, lingkungan dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar. Perusahaan mengemban tanggung jawab untuk mengatasi masalah ini dengan melakukan upaya komprehensif dengan bekerja sama dengan stakeholder, sehingga kami dapat memberikan kontribusi yang positif. Sampai saat ini, perusahaan senantiasa membantu pembangunan masyarakat dan lingkungan sekitar. Kami memiliki program yang sedang berjalan yang memberi dukungan kepada sejumlah sekolah negeri, memberi kontribusi atas perbaikan gedung sekolah dengan memberikan fasilitas dan peralatan proses
belajar mengajar. Program jangka panjang lainnya adalah pelaksanaan program kesehatan masyarakat dengan menyediakan bantuan penanganan medis serta pemberian bantuan pada anak yatim, tempat ibadah dan pusat kegiatan masyarakat. Kami percaya bahwa merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar merupakan hal penting. Salah satu bukti dukungan kami adalah dengan menawarkan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk berdagang jajanan malam atau kue subuh di pusat jajanan Bintaro Trade Center. 4.1.5.2 Tanggung Jawab Lingkungan Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup merupakan salah satu tanggung jawab perusahaan. Dalam masa pembangunan, secara aktif kami berusaha mengurangi dampak pembangunan terhadap lingkungan hidup dengan pembuatan bak kontrol dan septic tank bio teknologi sebagai fitur standar pada cluster. Setiap rumah yang dibangun juga dilengkapi oleh lubang penampung yang berfungsi untuk menampung air hujan untuk kemudian mengalirkannya ke tanah. Walaupun penanganan pembuangan sampah dikelola oleh pihak ketiga, kami senantiasa mengevaluasi bila diperlukan beberapa perbaikan. Dengan bekerjasama dengan pemerintah setempat, kami mempelajari beberapa cara pengelolaan limbah yang lebih ”ramah lingkungan”. Sebagaimana wilayah yang dilalui sungai, sebagian Graha Raya dan Bintaro Jaya juga berpotensi terkena banjir. Dengan program penanganan yang tepat yang meliputi pengerukan dan pembersihan sungai dan bendungan air secara berkala untuk mengatur aliran air serta memperkuat tebing sungai, sebagian besar
kawasan ini terbebas dari banjir tahun ini. Kami juga melakukan kajian untuk menjaga bahwa banjir yang melanda River Park pada awal 2007 tidak akan terulang lagi. Bersama dengan pemerintah setempat dan masyarakat, kami juga bekerjasama untuk memperbaiki sistem penanganan arus air. Tanggung jawab lainnya adalah cadangan air. Hampir 18-19000 rumah tangga di Bintaro Jaya dan Graha Raya, saat ini bergantung kepada air sumur tanah. Meskipun data atas cadangan dan kualitas air tanah menunjukkan kecukupan dan berkualitas, kami berusaha menjamin bahwa kelangsungan pemakaian sumber ini aman. Kami bekerjasama dengan pemerintah daerah Tangerang dalam merencanakan pembangunan cadangan air kota yang akan mengurangi penggunaan air tanah. Program Penghijauan telah menjadi elemen utama dari program pemeliharaan lingkungan dan menjadi semakin penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkannya sejalan dengan meningkatnya issue pemanasan global. Sesudah penanaman lebih dari 8.000 pohon di Bintaro Jaya dan Graha Raya pada 1 Desember 2007 di dalam mendukung program pemerintah “Penanaman 10 Juta Pohon”, kami akan terus melakukan program ini dengan penanaman 11.000 pohon di tahun 2008. Salah satu program penanaman pohon ini akan dilakukan melalui pelaksanaan program “Bintaroku Hijau” termasuk didalamnya Lomba Kebersihan dan Kerapihan antar cluster, Sepeda Gembira dan lain sebagainya dengan melibatkan partisipasi seluruh warga Bintaro Jaya yang akan berlangsung dari Februari sampai Juni 2008.
4.1.5.3 Pelayanan Konsumen Pertumbuhan perusahaan bergantung pada kepuasan pelanggan. Untuk itu, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan pelayanan pelanggan. Seluruh karyawan diminta untuk secara aktif berkomunikasi dengan para stakeholder, termasuk para pelanggan, pengunjung atau pembeli dan penyewa. Survei tentang tingkat kepuasan pelanggan oleh pihak ketiga juga dilakukan setiap tahunnya untuk mengetahui tingkat kepuasan malalui hasil responden. Masukan ini serta respon balik dari staf penjualan digunakan untuk melakukan perbaikanperbaikan yang diperlukan. Kualitas manajemen kami diperkuat dengan diperolehnya ISO 9001/2000 pada akhir 2006. Berdasarkan standar pengakuan internasional ini, kami telah merancang ulang dan memperbaharui indikator kinerja bagi seluruh pelayanan dan produk-produk kami dan memastikan bahwa pelaksanaan standar ISO telah dilakukan dengan konsisten.
4.1.6 Struktur Humas PT Jaya Real Property,Tbk Gambar 4.1.6
Manager Humas
Supervisor CSR
Supervisor Humas dan Customer Service (CS) Officer Humas
Supervisor Keamanan Sie. Keamanan
Officer Customer Service (CS)
sumber: Annual Repot 2007 Dalam struktur organisasi PT Jaya Real Property,Tbk, divisi Hubungan Masyarakat (Humas) membawahi beberapa sub-sub divisi, yaitu; Supervisor CSR, Supervisor Humas dan Customer Service (CS), dan Supervisor Keamanan. Supervisor Humas dan Customer Service (CS) membawahi Officer Humas dan Officer Customer Service (CS), dan Supervisor Keamanan membawahi Sie. Keamanan.
4.2
Hasil Penelitian Setelah penulis melakukan wawancara mendalam dengan key informan
yaitu Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, maka penulis memperoleh banyak informasi mengenai perusahaan yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran Humas manakah yang paling dominan dalam pelaksanaan program CSR tersebut. Selain dengan beliau, penulis juga melakukan wawancara dengan sub divisi atau sub bagian CSR untuk memperoleh informasi tentang perusahaan dan pelaksanaan program CSR di perusahaan tersebut. Selain itu, penulis juga melakukan observasi langsung ke masyarakat dan melakukan wawancara guna mengetahui pandangan mereka terhadap PT Jaya Real Property,Tbk dan khususnya mengenai pelaksanaan program CSR dari perusahaan tersebut. Adapun masyarakat eksternal yang penulis libatkan dalam penelitian ini yaitu; Bapak H. Abdul Dadi selaku Kepala dan Bapak Syahroni selaku warga Pondok Jaya. Kemudian, dari hasil-hasil wawancara tersebut, penulis akan menganalisisnya melalui tipe penelitian Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Di dalam suatu perusahaan tentunya mempunyai divisi atau bagian-bagian yang berbeda-beda, hal tersebut didasarkan pada kebutuhan dari perusahaan yang bersangkutan. Di PT Jaya Real Property,Tbk sendiri sebelumnya divisi Humas belum dibentuk, walaupun dalam kesehariannya tugas Humas sudah dijalankan di perusahaan ini. Berikut merupakan penjelasan dari key informan utama dalam penelitian ini yaitu Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan
Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk, beliau menyatakan bahwa: “Belum, saat itu perusahaan masih fokus pada pembangunan perumahan. Kalaupun ada, keputusan sosialisasi maupun informasi-informasi mengenai perusahaan diserahkan pada divisi masing-masing. Namun, sesuai kebutuhan perusahaan yaitu dengan mulai adanya pemekaran proyek di kawasan Bintaro ini, kemudian barulah divisi Humas dibentuk yaitu menjadi divisi atau bagian Humas dan Keamanan yang berada langsung di bawah Manager Unit Pengelola Kawasan Bintaro (PKB).”40 Dari penjelasan yang disampaikan oleh beliau, menerangkan bahwa sejak PT Jaya Real Property,Tbk berdiri, divisi Humas belum dibentuk karena pada waktu itu perusahaan masih fokus pada pembangunan perumahan. Namun, semenjak adanya pemekaran proyek di kawasan Bintaro tersebut barulah divisi Humas dibentuk dengan nama Humas dan Keamanan, yang berada di bawah pengawasan Manager Unit Pengelola Kawasan Bintaro (PKB). Dalam sehari-harinya, Humas Pengelola Kawasan Bintaro (PKB) ini mempunyai tugas-tugas yang pada dasarnya sama seperti di perusahaanperusahaan lainnya. Adapun tugas Humas Pengelola Kawasan Bintaro tersebut dijelaskan oleh Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk, yaitu sebagai berikut: “Tugas Humas di PKB ini pada dasarnya sama seperti perusahaanperusahaan lain yang sejenis, antara lain; bertanggung jawab memberikan informasi, meyakinkan masyarakat atau meraih simpati, dan menjalin kerjasama dan hubungan baik dengan karyawan-karyawan dan juga tentunya dengan pihak luar seperti Media, Lurah, Camat, warga sekitar maupun warga Bintaro sendiri.”41
40
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk 41 Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
Berdasarkan penjelasan beliau, Humas di perusahaan tersebut mempunyai tugas-tugas seperti; bertanggung jawab memberikan informasi, meyakinkan masyarakat atau meraih simpati dan menjalin kerjasama dan hubungan baik dengan semua pihak, baik internal maupun eksternal. Dalam perusahaan tersebut, Humas senantiasa bertanggung jawab untuk memberikan informasi-informasi ke seluruh bagian di perusahaan, Humas juga ikut serta atau melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan
di
masyarakat
guna
menjalin
hubungan
baik
dan
menghilangkan persepsi yang negatif di mata masyarakat. Masih terkait dengan tugas Humas di perusahaan tersebut, hal serupa juga dikemukakan oleh Bapak Rudy Hartono selaku Staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk yang menyatakan bahwa: “Secara garis besar, Humas disini bertugas sebagai penyampai, perantara, dan penghubung untuk menyampaikan tentang program-program dari perusahaan untuk khalayak internal maupun eksternal.”42 Dari penjelasan beliau, Humas di perusahaan tersebut bertugas sebagai penyampai, perantara, dan penghubung untuk menyampaikan program-program perusahaan ke khalayak internal maupun eksternal. Jadi, berdasarkan kedua penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Nurman Asmara dan Bapak Rudy Hartono tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan tugas-tugasnya, Humas senantiasa berhubungan dengan stakeholders perusahaan, baik internal maupun eksternal. Adapun stakeholders internal yang terlibat tentunya seluruh karyawan. Sedangkan, stakeholders eksternal yang terlibat yaitu seperti Media, 42
Hasil wawancara dengan Bapak Rudy Hartono selaku Staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk
Lurah, Camat, dan warga sekitar maupun warga Bintaro sendiri. Meskipun Humas merupakan sebuah tim, namun peran serta dari stakeholders tersebut sangat membantu Humas di dalam menyukseskan program-program kerjanya. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial perusahaan terhadap lingkungannya. Untuk menjalankan program ini biasanya dibentuk divisi atau sub divisi sendiri dibawah tanggung jawab seorang Humas. Meskipun sejak berdirinya PT Jaya Real Property,Tbk tersebut, belum dibentuk divisi Humas, namun bentuk-bentuk kegiatan CSR ini sudah dijalankan. Berikut ini merupakan penjelasan dari Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk yang menerangkan mengenai perihal tersebut, yaitu sebagai berikut: “Sebelumnya di JRP ini belum ada pengkhususan atas sub-sub divisi tapi seiring berjalannya perusahaan juga khususnya dalam unit PKB sendiri menginginkan mengevaluasi hasil kerja dari seluruh bagian supaya lebih efektif dan spesifik. Maka, dalam divisi Humas dan Keamanan dibentuklah tiga bagian sub divisi yang terdiri dari Humas dan Customer Service (CS), Keamanan, dan Corporate Social Responsibility (CSR) itu sendiri. Meskipun dahulu belum ada sub divisi CSR ini, namun perusahaan tetap menjalankan kegiatan-kegiatan sosial melalui Bakti Sosial (Baksos) seperti bantuan ke sekolah, bantuan untuk korban banjir, dan beasiswa (program orang tua asuh). Sekarang, setelah dibentuk ketiga sub divisi tersebut yang salah satunya CSR kini pelaksanaannya dan tugas Humas sendiri menjadi lebih spesifik. Sub divisi CSR ini belum lama terbentuk yaitu kira-kira setahun yang lalu.”43 Dari keterangan beliau, dapat disimpulkan bahwa meskipun saat itu belum ada pengkhususan mengenai sub-sub divisi termasuk sub divisi CSR, namun perusahaan senantiasa peduli terhadap lingkungan disekitarnya. Hal tersebut 43
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
diimplementasikan ke dalam bentuk bakti sosial ke sekolah-sekolah, pemberian beasiswa, dan bantuan untuk korban banjir. Kini, dengan adanya pengkhususan sub-sub divisi tersebut, pekerjaan Humas di perusahaan tersebut menjadi lebih spesifik dan efektif. Jadi, setiap sub divisi dapat bertanggung jawab penuh atas tugas-tugasnya dan dapat menjalankan program-programnya dengan semaksimal mungkin. Program CSR yang ada di PT Jaya Real Property,Tbk dan khususnya yang dijalankan oleh Divisi Humas dan Keamanan unit Pengelola Kawasan Bintaro ini terdiri dari dua jalur atau program yaitu; jalur proposal dan program yang Humas rencanakan sendiri. Untuk lebih memperjelas lagi mengenai bentuk-bentuk pelaksanaan program CSR di perusahaan tersebut, maka berikut ini adalah penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk, yaitu sebagai berikut: “Program CSR yang kita jalankan ini terdiri dari dua jalur atau program, yaitu: 1) Jalur proposal, dimana melalui jalur ini warga atau pihak yang membutuhkan bantuan biasanya mereka menyerahkan proposal langsung ke saya atau ke Rudy. Kemudian, kita mensurvei lokasi lalu memasukkan ke dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB), selanjutnya disampaikan ke Manager Unit PKB dan keputusannya disampaikan pada Rapat Kerja (Raker). Jika disetujui kami langsung memberikan bantuannya itupun jika berupa sumbangan. 2) Selain proposal, kita juga punya program sendiri. Prosesnya hampir sama dengan sebelumnya, namun kali ini kita yang mengajukan sendiri program CSR apa yang ingin kita kerjakan dan keputusannya ada pada Raker tersebut. Program CSR yang sudah kita jalankan yaitu Pelatihan AC. Dalam pelatihan tersebut kita juga bekerjasama dengan lembaga masyarakat yang terkait, saat itu kita kerjasama dengan Camat Pondok Aren. Tentunya dengan
pelatihan seperti ini kita ingin agar perusahaan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar agar berguna suatu saat nanti.”44 Berdasarkan penjelasan dari Bapak Nurman di atas, dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh Divisi Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro tersebut terdiri dari dua jalur atau program yaitu: (1) jalur proposal, di mana pada jalur ini Humas menerima proposal dari masyarakat atau pihak-pihak tertentu yang ingin memperoleh bantuan dari perusahaan tersebut, kemudian dilakukan survei dan dimasukkan ke dalam Rancangan Anggaran Biaya dan selanjutnya keputusannya ada pada saat Rapat Kerja berlangsung, (2) sedangkan, pada bentuk yang kedua ini, Humas bertindak aktif untuk merencanakan program-program CSR yang akan diadakan selanjutnya dengan mengikutsertakan langsung Camat dan lembaga masyarakat setempat. Agar program CSR tersebut dapat berjalan dengan baik, maka sebaiknya terlebih dahulu Humas harus melakukan riset. Berikut ini adalah penjelasan dari Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property,Tbk yang menerangkan pentingnya sebuah riset, yaitu sebagai berikut: “Ya pasti, karena hal tersebut sangat penting. Dengan riset kita tahu apa saja yang sebenarnya terjadi di masyarakat dan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka. Contohnya; sebelum kita melakukan pelatihan AC, terlebih dahulu kita melakukan riset dengan cara melihat kondisi di sekitar JRP yang kini sudah mulai banyak dibangun perkantoran, ruko-ruko dan pastinya memerlukan banyak pendingin ruangan, maka muncullah suatu ide untuk melaksanakan program pelatihan AC dengan melibatkan pemuda-pemuda di sekitar perusahaan. Kemudian, kita bertemu dengan Bapak Camat dan membicarakannya dan pada akhirnya disetujui dan pihak Direksi pun menyetujui, maka dilaksanakan 44
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
pelatihan AC oleh JRP untuk yang pertama kalinya. Sedangkan, untuk bantuan pendidikan sendiri kita juga melakukan riset melalui survei ke lokasi langsung.”45 Dari penjelasan beliau, penulis dapat mengetahui bahwa riset merupakan hal yang sangat penting bagi Humas di dalam melakukan setiap programnya terutama sebelum program tersebut berlangsung, karena dengan riset kita mengetahui apa saja yang terjadi di masyarakat dan apa saja yang dibutuhkan di dalam masyarakat tersebut. Dengan demikian, program yang akan dijalankan nantinya dapat tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat tersebut. Di setiap program atau kegiatan yang dilakukan, tentunya ditujukan untuk pihak atau masyarakat tertentu dan tentunya harus memenuhi kriteria atau persyaratan yang diinginkan oleh perusahaan. Untuk itu, agar program tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat yang dituju, maka sebaiknya ditentukan terlebih dahulu masyarakat sasaran yang hendak dituju sehingga program tersebut menjadi bermanfaat dan tepat sasaran. Mengenai hal ini, berikut penjelasan dari Bapak Rudy Hartono selaku staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro-PT. Jaya Real Property,Tbk, yaitu sebagai berikut: “Untuk bantuan ke sekolah, sebenarnya kita tidak ada kriteria tertentu, karena setiap sekolah mempunyai permasalahan atau tingkat kebutuhan yang berbeda-beda. Untuk itu, kita dituntut harus lebih teliti agar bantuan yang kita berikan tepat sasaran. Kalau mengenai program orang tua asuh dalam bentuk pemberian beasiswa, biasanya kriteria yang kita inginkan seperti; siswa tersebut harus berprestasi, kurang mampu, anak yatim atau piatu. Dan untuk program pelatihan sendiri, kita tidak menentukan kriterianya seperti apa, kita hanya mengikutsertakan pemuda-pemuda yang telah lulus SMA dan bertempat tinggal di sekitar perusahaan karena maksud dari pelatihan ini kita ingin memberikan dan menambah keterampilan bagi mereka.”46 45
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
Dari keterangan beliau dapat ditarik kesimpulan bahwa penentuan kriteriakriteria masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan dari perusahaan tersebut hanya dilakukan pada program Orang Tua Asuh dalam bentuk pemberian beasiswa dengan ketentuan siswa tersebut berprestasi, kurang mampu, dan anak yatim atau piatu dan pada pelatihan AC, perusahaan mengikutsertakan pemudapemuda sekitar yang telah lulus SMA. Penentuan masyarakat merupakan hal yang sangat penting karena jika hal ini tidak dilakukan tentunya program yang dijalankan menjadi tidak bermanfaat. Jika kita berbicara mengenai pelaksanaan program kerja, tentunya akan berkaitan dengan anggaran. Hal ini sama pentingnya seperti hal-hal sebelumnya seperti riset, dan masyarakat sasaran. Dalam pelaksanaan program CSR Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk tentunya tidak membutuhkan anggaran yang sedikit. Lalu, sebenarnya dari mana anggaran tersebut berasal. Berikut ini penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, sebagai berikut: “Jika berbicara mengenai anggaran, kita mengikuti saja ketentuan dari pemerintah dan semuanya diatur oleh Dewan Direksi. Biasanya yang menjadi prioritas utama dalam penentuan anggaran ini diutamakan ke bidang pendidikan, karena melihat situasi dan kondisi sekolah-sekolah di sekitar sini yang cukup memprihatinkan. Jadi, dengan adanya beasiswa dan bantuan mobeler tersebut, kami harapkan siswa-siswa di sekitar sini dapat belajar dengan nyaman sehingga mereka dapat menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa.”47
46
Hasil wawancara dengan Bapak Rudy Hartono selaku Staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk 47 Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Rudy Hartono selaku staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro-PT. Jaya Real Property,Tbk, berikut ini adalah pernyataan yang disampaikannya: “Saya kurang tahu pasti, karena saya hanya menerima proposal dari pihak sekolah atau warga dan melakukan survey ke lapangan maupun ke sekolahsekolah dan kemudian kita mengajukan program-program CSR atau bantuan apa saja yang dibutuhkan masyarakat kepada Direksi dan pihak Direksi yang memutuskan, mana sekolah atau pihak yang harus dibantu atau tidak.”48 Dari kedua penjelasan di atas, menerangkan bahwa anggaran merupakan hal yang telah direncanakan sebelumnya dan diputuskan oleh Dewan Direksi. Jadi, pelaksanaan program CSR Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk merupakan salah satu program kerja Humas yang telah direncanakan secara matang-matang mulai dari mengadakan riset sehingga dapat ditentukan program apa yang sesuai dan dapat ditentukan pula pihak-pihak mana saja yang berhak mendapatkan bantuan (penetapan masyarakat sasaran), serta penentuan anggaran yang dibutuhkan selama program CSR tersebut berlangsung. Dalam penentuan anggaran tersebut, pihak direksi lebih memprioritaskan pada bidang pendidikan karena perusahaan berharap bahwa mereka dapat membantu masa depan siswa-siswa di sekitar perusahaan agar dapat menjadi penerus bangsa. Berdasarkan hasil wawancara secara mendalam yang dilakukan oleh penulis dengan key informan yaitu Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, selanjutnya penulis akan membahas mengenai peran Humas Pengelola Kawasan 48
Hasil wawancara dengan Bapak Rudy Hartono selaku staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro-PT. Jaya Real Property,Tbk
Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR) yang akan dibahas berikut ini: 1. Teknisi Komunikasi Dalam kesempatan wawancara tersebut, Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk menjelaskan mengenai keterlibatan Humas di perusahaan sebagai teknisi komunikasi yang diungkapkan sebagai berikut: “Sampai saat ini, Humas disini tidak menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut seperti membuat news letter dan siaran pers, karena lingkup program CSR kita masih dibilang dalam skala yang kecil dan biasanya media yang kita libatkan baru media cetak lokal saja dan belum dalam skala nasional, tetapi jika ada pertemuan dengan warga Bintaro biasanya Humas yang membuat surat undangan. Biasanya kita mengundang hanya beberapa perwakilan dari warga saja seperti, ketua RT atau ketua RW. Namun di perusahaan ini, kita mempunyai majalah internal yaitu majalah kicau Bintaro. Pembuatannya sendiri dilakukan oleh tim dari majalah itu sendiri yang masih satu manajemen dengan kita yaitu PT Jaya Real Property. Majalah ini merupakan media komunikasi kita dengan warga Bintaro. Majalah ini meliput semua aktivitas perusahaan termasuk kegiatan CSR dan semua aktivitas warga Bintaro sendiri. Selain itu, majalah ini juga sebagai media promosi kita maupun warga. Biasanya majalah ini terbit setiap satu bulan sekali. Selain itu, kita juga tidak membuat situs web perusahaan karena situs ini telah dikelola oleh bagian promosi.”49 Dari penjelasan beliau, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk tidak bertugas untuk membuat news letter dan siaran pers, karena lingkup program CSR yang diadakan di perusahaan tersebut masih dalam skala kecil sehingga pembuatan news letter dan siaran pers masih dianggap kurang perlu. Namun, di sisi lain Humas bertugas untuk membuat surat undangan, jika manajemen akan mengadakan pertemuan dengan warga. Beliau juga menerangkan bahwa di perusahaan tersebut terdapat 49
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
tim khusus yang bertugas untuk mengelola majalah internal, sedangkan situs web perusahaan dikelola oleh bagian promosi. Dalam kesempatan yang sama, beliau juga menerangkan bahwa Humas senantiasa bekerjasama dengan media. Berikut ini adalah penjelasannya: “Ya, meskipun kami tidak menjalankan tugas tersebut secara teknis, namun saya beserta tim tetap dan pasti menjalin kerjasama dengan pihak media. Biasanya kita memberikan data-data atau materi-materi mengenai sekolah yang mendapat bantuan kepada mereka. Hal ini dilakukan karena media mempunyai peran penting dan membantu kita untuk menyampaikan informasi kepada warga, maupun kepada Direksi serta karyawan.”50 Selain itu, beliau juga menerangkan bagaimana bentuk-bentuk kerjasama yang dilakukan antara Humas dengan media. Berikut ini keterangan yang disampaikannya: “Biasanya kita mengundang media pada saat JRP mengadakan acaraacara maupun event-event perusahaan seperti ulang tahun perusahaan, employee gathering, dan mengundang mereka ketika Humas akan mengadakan program CSR ke sekolah-sekolah, seperti acara pemberian bantuan mobeler, renovasi sekolah, pemberian bantuan peralatan olahraga, acara pelatihan, dan lain-lain. Untuk mempublikasikan program CSR ini, tentu kami menggunakan majalah kicau Bintaro agar warga dapat mengetahui informasi maupun kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh JRP ini. Selain itu, kita juga kerjasama dengan beberapa media cetak lainnya seperti Star Femina, Suluh Banten, Warta Bintaro, dan beberapa media cetak lokal lainnya. Biasanya kita mulai menghubungi media satu minggu sebelum kegiatan berlangsung.”51 Dengan demikian, dalam setiap pelaksanaan program kerjanya, Humas senantiasa bekerjasama dan turut melibatkan media sebagai rekan kerja mereka. Jadi, selain lurah, camat, dan warga, Humas juga senantiasa berhubungan dengan media sebagai stakeholders eksternal mereka. Karena Humas menganggap bahwa 50
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk 51 Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
hubungan dengan media penting dilakukan dengan maksud agar dapat membantu kerja Humas dalam menyampaikan informasi kepada seluruh warganya. Adapun bentuk-bentuk hubungan yang dilakukan antara Humas Pengelola Kawasan Bintaro dengan media yaitu pada acara ulang tahun perusahaan, employee gathering, peliputan kegiatan-kegiatan CSR, dan pemberian materi mengenai sekolah-sekolah yang mendapat bantuan sebagai bahan untuk dipublikasikan di majalah Kicau Bintaro. Biasanya media-media yang ikut terlibat untuk meliput program CSR tersebut antara lain Star Femina, Suluh Banten, dan Warta Bintaro. 2. Penasehat Ahli Dalam menjalankan program CSR tersebut, Divisi Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk mempunyai wewenang yang besar untuk memutuskan setiap program CSR apa yang akan dikerjakan, berikut ini adalah penjelasan dari Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, yaitu sebagai berikut: “Pada intinya, pihak Direksi sudah menyerahkan dan mempercayai kita untuk membuat program-program CSR apa saja yang akan diadakan dan melaksanakannya. Karena program CSR ini merupakan salah satu dari program kerja Humas, Contohnya; seperti pelatihan AC kemarin. Begitu juga dengan sekolah yang sudah mengajukan proposal kepada kami, kemudian kami lakukan survey juga dan kami menemukan keadaan yang memprihatinkan seperti; jumlah meja dan kursi yang kurang, ruang kelas yang tidak nyaman, toilet yang tidak layak, dan lain-lain. Jadi, program tersebut benar-benar kami langsung yang menanganinya mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Jadi, sejauh ini kami sangat diberikan wewenang untuk melaksanakan programprogram CSR apa yang akan diadakan.”52
52
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
Berdasarkan penjelasan beliau bahwa dalam perusahaan tersebut, Humas telah dipercaya untuk membuat atau merencanakan setiap program-program CSR yang baru karena program CSR tersebut merupakan salah satu dari program kerja Humas. Jadi, Humas sangat berperan dalam setiap pelaksanaan program CSR tersebut, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Dalam perencanaan program-program CSRnya, Humas Pengelola Kawasan Bintaro mengacu pada skala prioritas, yaitu dengan membagi wilayah ke dalam dua ring. Hal ini disampaikan oleh Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk yang menyatakan bahwa: “PT Jaya Real Property (JRP) mengunakan skala prioritas untuk setiap rencana bantuan. Skala prioritas yang dimaksud, yaitu dengan pembagian wilayah ke dalam dua ring. Ring I yaitu di wilayah Pondok Jaya karena pembangunan banyak terjadi di wilayah tersebut atau pusat bisnis. Sedangkan, Ring II meliputi Pondok Pucung, Perigi, Sawah Baru, dan lain-lain. Namun, kalaupun ada sekolah yang keadaannya sangat rusak walaupun berada di Ring II dapat kita prioritaskan juga .”53 Jadi, berdasarkan pernyataan beliau dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan
program
CSR,
Humas
Unit
Pengelola
Kawasan
Bintaro
menggunakan skala prioritas. Dan wilayah Pondok Jaya merupakan wilayah prioritas utama sebagai wilayah yang mendapat bantuan karena wilayah ini sangat berdekatan dengan letak perusahaan dan merupakan pusat bisnis di mana, pembangunan perumahan banyak terjadi di wilayah ini. Namun, perusahaan juga tidak menutup kemungkinan untuk mengutamakan sekolah-sekolah yang
53
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
keadaannya sangat mengkhawatirkan meskipun termasuk ke dalam wilayah Ring II sekalipun. Setelah program CSR dilaksanakan, hal selanjutnya yang dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi. Evaluasi berguna untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan dan kegagalan dari program Humas yang telah berlangsung. Tentunya, kedua hal tersebut berguna pula untuk memotivasi Humas agar dapat bertindak lebih baik lagi pada pelaksanaan program-program CSR selanjutnya. Berikut ini merupakan penjelasan dari Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk yang menjelaskan bagaimana evaluasi pelaksanaan program CSR di Unit Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk: “Biasanya kita melakukan evaluasi di setiap akhir program. Bentuk evaluasinya pun berbeda-beda sesuai dengan programnya apa. Karena setiap program atau bantuan memiliki tingkat yang berbeda-beda. Contohnya, untuk sumbangan, kita tidak melakukan evaluasi karena itu menyangkut kesukarelaan. Namun, untuk renovasi bangunan sekolah biasanya kita langsung melihat ke lokasi, apakah bantuannya telah dipergunakan sesuai ketentuan sebelumnya atau sebaliknya, kemudian untuk pelatihan, kita memberikan Quesioner untuk dilakukan pendataan ulang dari sekian peserta, ada berapa persen perubahan. Jadi, dari 25 orang peserta ada berapa orang yang sudah bekerja atau membuka usaha sendiri.”54 Dari penjelasan beliau di atas, bahwa evaluasi pelaksanaan program CSR tersebut dilakukan di akhir setelah program selesai. Adapun evaluasi yang dilakukan seperti memberikan Quesioner maupun melakukan survei ke lokasi langsung di mana bantuan tersebut pernah diberikan. Dengan evaluasi tersebut, Humas dapat mengetahui apakah program atau bantuan yang telah diadakan 54
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
maupun diberikan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang menjadi sasaran program atau bantuan tersebut. Selain itu, seorang Humas harus dituntut pula untuk bertanggung jawab terhadap setiap pelaksanaan program CSR yang diadakan. Berikut ini adalah keterangan dari Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, yaitu: “Ya pasti, seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa program CSR ini merupakan program kerja kita, maka sudah seharusnya kita bertanggung jawab penuh terhadap program-program tersebut. Karena, kita juga tidak mungkin untuk mengecewakan perusahaan dan direksi yang telah mempercayai kita. oleh karena itu, kita harus bekerja dengan semaksimal mungkin dan merencanakan semua program-program CSR secara matang-matang.”55 Program CSR merupakan salah satu program kerja seorang Humas sehingga setiap pelaksanaannya Humas harus bertanggung jawab terhadap program tersebut, walaupun rintangan apapun yang terjadi, namun Humas harus tetap
menjalankannya
dan
mempertanggungjawabkannya
kepada
pihak
manajemen atau direksi. Pelaksanaan program CSR sendiri senantiasa dikerjakan oleh tim dari Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro. Namun, terkadang melibatkan pihak-pihak luar seperti camat dan masyarakat langsung. Berikut ini adalah keterangan yang disampaikan oleh Bapak Rudy Hartono selaku staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, sebagai berikut: “Sejauh ini, program CSR di JRP ini kita sendiri yang mengerjakan. Kalaupun ada biasanya melibatkan masyarakatnya langsung atau camat. 55
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk
Tentunya, keterlibatan mereka sangat penting bagi kita, karena tanpa mereka program yang kita rencanakan tidak dapat berjalan, salah satu contohnya, saat kita melibatkan Bapak Camat Pondok Aren dalam program pelatihan AC, beliau sangat membantu kita dalam hal perizinan.”56 Jadi, stakeholders mempunyai peran atau pengaruh yang penting bagi berjalannya suatu program CSR. Tanpa mereka program ini tidak mungkin dapat berlangsung. 3. Fasilitator Komunikasi Seorang Humas pada dasarnya bertugas sebagai mediator atau penghubung antara perusahaan dengan masyarakat, baik internal maupun eksternal. Hal tersebut dikemukakan oleh Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, sebagai berikut: “Pada dasarnya, Humas bertugas sebagai penghubung atau mediator antara perusahaan dengan masyarakat, baik internal maupun eksternal. Karena pada dasarnya, Humas merupakan pihak yang senantiasa berhubungan dan penyambung antara perusahaan dengan seluruh khalayak. Dan di JRP ini, kita juga tentu menjalankan tugas tersebut. Contohnya, di Customer Service, di bagian itu kita senantiasa berhubungan dengan konsumen. Kita menerima saran maupun komplain yang kita tampung, lalu disampaikan ke bagian-bagian tertentu yang ada di PKB ini, apakah ke bagian air bersih, fasilitas, lingkungan, maupun Humas dan Keamanan sendiri tergantung masalahnya apa dan kemudian kita mengevaluasi apakah komplain tersebut sudah terealisasikan atau belum, lalu selanjutnya dibuatkan persentasenya yang kemudian disampaikan ke manager unit PKB sebagai bahan evaluasi dan juga disampaikan dalam Raker. Begitu pula dengan program CSR ini, setelah bantuan atau programnya terealisasi, kita langsung mengadakan evaluasi dengan membuat laporan evaluasi dan kemudian sama yaitu disampaikan ke manager unit PKB dan juga disampaikan ke direksi dalam Raker. Sebagai penghubung, kami juga selalu menghubungi tim dari majalah Kicau Bintaro maupun surat kabar lainnya untuk meliput dan mengikuti kegiatan-kegiatan perusahaan. Dan juga kami biasa merencanakan pertemuan dengan warga bila terdapat keluhan-keluhan. Biasanya yang menjadi 56
Hasil wawancara dengan Bapak Rudy Hartono selaku Staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk
pembicaraan kita seputar masalah lingkungan, penanggulangan banjir, kebersihan dan lain-lain.”57 Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Rudy Hartono selaku staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, berikut ini keterangan yang disampaikannya: “Dalam kesehariannya kita memang melakukan peran itu, kita tidak hanya berhubungan dengan publik internal saja seperti dengan karyawan disini dari mulai yang paling atas sampai yang paling bawah, begitu pula dengan publik eksternal seperti camat, warga tapi kita juga berhubungan dengan polsek di sekitar sini contohnya polsek pondok Aren.”58 Jadi, dari kedua penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dalam kegiatan sehari-harinya senantiasa berhubungan dengan masyarakat internal maupun eksternal. Humas bertugas untuk menyaring atau menampung informasi dari masyarakat untuk perusahaan maupun sebaliknya yaitu Humas juga bertugas untuk menyampaikan informasi dari perusahaan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan keHumasan seperti melalui program CSR ini. Jadi, selain dengan Camat, Lurah, media, dan warga, Humas juga berhubungan dengan konsumen dan polsek. 4. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah Di dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau program kerja, tentunya terkadang kita menemui hambatan-hambatan tertentu. Jika hal itu terjadi, upaya
57
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk 58 Hasil wawancara dengan Bapak Rudy Hartono selaku Staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk
apa yang dapat dilakukan oleh seorang Humas. Berikut ini adalah penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, yaitu sebagai berikut: “Masih terkait dengan Raker, jadi pada saat Raker berlangsung seluruh direksi dan manager lainnya membicarakan mengenai program kerja tahunan yang akan dikerjakan dari setiap bagian dan juga evaluasi dari program kerja sebelumnya. Dan untuk program CSR sendiri, kami mengajukan beberapa program yang hendak dilakukan, namun semua keputusan tetap berada ditangan Dewan Direksi. Jadi, dengan Raker ini kita bisa mengantisipasi permasalahan apa yang akan terjadi dan membicarakan kesulitan apa yang dihadapi oleh setiap bagian di JRP ini. Jika masalahnya terkait dengan program CSR biasanya hanya sebatas anggaran dan itupun menjadi wewenang direksi. Selain Raker, kami juga biasanya mengadakan pertemuan dengan warga, camat atau tokoh lainnya untuk membahas sekaligus memecahkan persoalan yang ada di masyarakat dan meminta izin kepada camat atau tokoh yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan CSR yang akan diadakan.”59
Lalu, bagaimana sebenarnya kewenangan yang diberikan oleh pihak manajemen kepada Humas Pengelola Kawasan Bintaro di dalam melaksanakan program CSR tersebut. Berikut adalah keterangan yang disampaikan Bapak Rudy Hartono selaku staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk: “Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, kalau terkait anggaran sudah pasti Direksilah yang menentukan, namun jika masalah muncul pada pelaksanaan kegiatan kehumasan atau pelaksanaan kegiatan CSR di lapangan tentu kita yang harus bertindak tetapi jangan melampaui apa yang sudah ditetapkan.”60
59
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro - PT Jaya Real Property,Tbk 60 Hasil wawancara dengan Bapak Rudy Hartono selaku Staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk
Dengan demikian, dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Divisi Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk di dalam melaksanakan program CSR dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan sendiri jika terdapat hambatan-hambatan di dalam pelaksanaan program kerjanya. Tetapi, tentu saja harus sesuai dengan wewenang Humas sendiri dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang ada.
Gambaran Umum Peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR)
No 1
Peran Humas Teknisi Komunikasi
Aktivitas Humas a. Humas mengundang media untuk meliput kegiatan-kegiatan, seperti; •
Acara pemberian bantuan mobeler dan peralatan
olah
raga
kepada
Madrasah
Ibtidayah Unwaanunnajah. •
Acara pemberian bantuan mobeler kepada Madrasah Ibtidayah Al – Islamiyah.
•
Acara pemberian bantuan mobeler kepada SDN JurangMangu Barat 1 dan 2.
•
Acara pemberian bantuan mobeler kepada SDN VII Pondok Aren.
•
Renovasi sekolah Baiturrahim.
•
Acara pemberian mobeler dan bantuan material
bangunan
kepada
Darussalam, dan lain-lain. •
Pelatihan teknik pendingin AC.
•
Ulang Tahun perusahaan.
Yayasan
•
Employee gathering.
b.
Humas membuat surat undangan untuk warga.
c.
Humas membantu media untuk memberikan materi atau data-data mengenai sekolah-sekolah
2
Penasehat Ahli
yang mendapat bantuan. a. Humas melakukan survey ke sekolah-sekolah yang telah mengajukan proposal untuk melihat kondisi yang sebenarnya, seperti; kurangnya meja dan bangku, ruang kelas yang kurang nyaman,
toilet
yang
kurang
layak,
dan
sebagainya. b. Humas melakukan survey lapangan ke wargawarga sekitar dan ternyata warga usia produktif sangat membutuhkan pelatihan keterampilan. c. Humas membuat proposal program CSR untuk diajukan ke Direksi. d. Humas melakukan perencanaan program CSR dengan mengacu pada skala prioritas (membagi wilayah ke dalam 2 ring). e. Humas melakukan evaluasi setelah program CSR 3
Fasilitator Komunikasi
berlangsung,
dalam
bentuk
survey
langsung dan memberikan Quesioner. a. Humas menghubungi tim majalah Kicau Bintaro dan beberapa surat kabar lainnya seperti star femina untuk meliput kegiatan CSR yang akan berlangsung. b. Humas membuat laporan evaluasi hasil program CSR dan Customer Service untuk Direksi. c. Humas berhubungan dengan Camat, Lurah, Media, Konsumen, Polsek, Warga Bintaro dan Warga sekitar.
4
Fasilitator Proses Pemecahan Masalah
d. Humas merencanakan pertemuan dengan warga. a. Humas senantiasa mengadakan pertemuan dengan warga, Camat atau tokoh lainnya guna membahas mengenai permasalahan sosial di masyarakat dan meminta izin kepada Camat atau
tokoh
yang
bersangkutan
untuk
melaksanakan kegiatan CSR. b.
Humas selalu menghadiri Rapat Kerja untuk berdiskusi dengan Direksi mengenai program CSR yang akan datang.
Di bawah ini adalah data hasil kerja Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property, Tbk dalam pelaksanaan program CSR terhitung sejak Januari 2007 – Oktober 2008. Berikut ini data hasil kerja Humas pada Januari – Desember 2007, yaitu sebagai berikut: No
Bulan
1
Januari
2
Februari
3
Februari
4
Februari
5
Februari
6
Maret
7
Maret
8
April
9
Mei
Pekerjaan Pembuatan dan pengadaan sumur jet pump mushollah Alfalah Bantuan perbaikan toilet SDN Pladen Bantuan perbaikan lapangan olah raga SDN Pladen Bantuan perbaikan Mushollah Nurul Ikhlas Bantuan perbaikan Mushollah RSS Jl. Mandar Dalam Bantuan perbaikan lapangan olah raga MTs Nurul Falah Bantuan keramik untuk mesjid Al-qur'aniyyah Bantuan sumbangan Mushollah Nurul Iman Bantuan logistik untuk PB Jaya Raya Bintaro
Lokasi Kelurahan Kecamatan Pondok Jaya
Pondok Aren
Pondok Ranji
Ciputat
Pondok Ranji Pondok Pucung
Ciputat Pondok Aren
Pondok Karya
Pondok Aren
Pondok Ranji JurangMangu Barat
Ciputat Pondok Aren
Pondok Karya
Pondok Aren
Pondok Jaya
Pondok Aren
10
Mei
11 12
Mei Mei
13
Mei
14
Mei
15
Mei
16
Mei
17
Mei
18
Juni
19
Juni
20
Juni
21
Juli
22
Juli
23
Agustus
24
Agustus
25
Agustus
26
Agustus
27 28
Agustus Agustus
29
September
30
September
31 32
September September
Bantuan perbaikan lapangan PB Jaya Raya Bintaro Pondok Jaya Bantuan logistik untuk PB Jaya Raya Bintaro Pondok Jaya Perbaikan toilet SDN Pladen Pondok Ranji Perbaikan lapangan olah raga SDN Pladen Pondok Ranji Bantuan mobeler MI Nurul Falah Sawah Baru Perbaikan lapangan olah raga MTs Nurul Falah Pondok Ranji Bantuan sumbangan Pondok sekretariat RW 01 Pucung Bantuan sumbangan GKI Pondok Maleo Pucung Bantuan logistik untuk PB Jaya Raya Bintaro Pondok Jaya Bantuan bangku dan meja untuk MTs Baitissalma Sawah Baru Bantuan renovasi Mushollah Pondok Kelurahan Pucung Bantuan perbaikan genteng beton SDN Pondok Aren VI Pondok Jaya Bantuan logistik untuk PB Jaya Raya Bintaro Pondok Jaya Bantuan buku-buku pelajaran SD sekitar Bintaro Jaya Pondok Aren Bantuan perbaikan gedung SDN Pondok Aren 1 Pondok Aren Bantuan perbaikan MI Manarul Huda Bintaro Bantuan pembangunan Masjid Jami Assa'adah Parigi Lama Bantuan pembangunan Pondok Mushollah As-Shamad Kacang Timur Bantuan logistik untuk PB Pondok Jaya Jaya Raya Bintaro Bantuan perbaikan gedung Pondok SDN Pondok Betung 1 Betung Bantuan pemasangan listrik Pondok SDN Pondok Betung 1 Betung Bantuan mobeler MTs Darussalam Parigi Baru Bantuan logistik untuk PB Pondok Jaya
Pondok Aren Pondok Aren Ciputat Ciputat Ciputat Ciputat Pondok Aren Pondok Aren Pondok Aren Ciputat Pondok Aren Pondok Aren Pondok Aren Pondok Aren Pondok Aren Pesanggrahan Pondok Aren Pondok Aren Pondok Aren Pondok Aren Pondok Aren Pondok Aren Pondok Aren
33
September
34
Oktober
35
Oktober
36
Oktober
37
November
38
November
39
November
40
November
41
Desember
42
Desember
43
Desember
44
Desember
Jaya Raya Bintaro Bantuan mobeler MTs AlMuqriyah Bantuan mobeler SDN JurangMangu Barat 1 Bantuan mobeler SDN JurangMangu Barat 2 Bantuan logistik untuk PB Jaya Raya Bintaro Bantuan Al-quran untuk Kecamatan Pondok Aren Bantuan mobeler MTs Unwanunnajah Pondok Pucung Bantuan mobeler MI AlIslamiyah Bantuan logistik untuk PB Jaya Raya Bintaro Bantuan program orang tua asuh Termyn II (5%) Pasang instalasi listrik SDN Pondok Betung 1 Termyn II (5%) buat toilet SDN Pondok Betung 1 Bantuan logistik untuk PB Jaya Raya Bintaro
Parigi Baru JurangMangu Barat JurangMangu Barat
Pondok Aren
Pondok Jaya
Pondok Aren
Parigi Baru
Pondok Aren
Pondok Pucung
Pondok Aren
Parigi Baru
Pondok Aren
Pondok Jaya
Pondok Aren
Pondok Aren Pondok Aren
Pondok Aren Pondok Betung Pondok Betung Pondok Jaya
Pondok Aren Pondok Aren Pondok Aren
Berikut ini data hasil kerja Humas pada Januari – Oktober 2008, yaitu: No
Bulan
1
Januari
2
Februari
3
Februari
4
Februari
5
Februari
6
Maret
Pekerjaan Bantuan logistik untuk PB Jaya Raya Bintaro Bantuan mobeler MI Nurul Huda Bantuan logistik untuk PB Jaya Raya Bintaro Bantuan penanggulangan banjir SMPN 1 Pondok Aren Bantuan mushollah Assyafa’ah Bantuan logistik untuk PB Jaya Raya Bintaro
Lokasi Kelurahan Kecamatan Pondok Jaya Pondok Aren Pondok Jaya
Pondok Aren
Pondok Jaya
Pondok Aren
Pondok Kacang Timur
Pondok Aren
Pondok Pucung Pondok Jaya
Pondok Aren Pondok Aren
7
Maret
8 9
Maret Maret
10
Juni
11
Juni
12
Juni
13
Juli
14
Juli
15
Oktober
16
Oktober
Bantuan buku paket pelajaran untuk MI Nurul Sa’adah Program orang tua asuh Program pelatihan AC rumah tangga Bantuan perlengkapan olah raga untuk MI Unwaanunnajah Sumbangan khitanan massal Sumbangan pemugaran Musholla Baiturrahim Bantuan renovasi sekolah MI Baiturahim Bantuan Pinjaman Lunak untuk pengusaha kecil Bantuan mobeler untuk SMPN 5 Ciputat Bantuan mobeler untuk SDN Pondok Aren 2
Pondok Jaya
Pondok Aren
Pondok Jaya Pondok Jaya
Pondok Aren Pondok Aren
Pondok Pucung
Pondok Aren
Pondok Pucung Pondok Jaya
Pondok Aren
Pondok Jaya
Pondok Aren
Pondok Pucung Pondok Ranji
Pondok Aren
Parigi Baru
Pondok Aren
Pondok Aren
Ciputat
Berdasarkan data-data tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kegiatankegiatan yang dilakukan oleh Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro– PT Jaya Real Property, Tbk dalam pelaksanaan program CSR lebih dominan pada bantuan pendidikan yang berupa bantuan perlengkapan dan peralatan sekolah, perbaikan toilet, perbaikan lapangan olah raga, perbaikan genteng sekolah, dan pemasangan instalasi listrik. Kemudian, bantuan untuk tempat ibadah berupa pengadaan sumur jet pump, bantuan keramik, renovasi mesjid dan sumbangan GKI. Lalu, bantuan logistik bagi korban banjir dan terakhir program pelatihan pemberdayaan masyarakat yaitu berupa pelatihan teknik pendingin AC rumah tangga. Setelah penulis melakukan wawancara dengan pihak internal perusahaan yaitu Bapak Nurman Asmara sebagai key informan dalam penelitian ini dan
Bapak Rudy Hartono, guna mengetahui bagaimana peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program corporate social responsibility, di sisi lain penulis juga melakukan wawancara dengan masyarakat untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat mengenai PT Jaya Real Property,Tbk dan bagaimana pendapat mereka terhadap pelaksanaan program CSR yang dijalankan oleh unit Pengelola Kawasan BintaroPT Jaya Real Property,Tbk tersebut. Dalam penelitian ini, penulis melibatkan beberapa masyarakat yang telah ditentukan sebelumnya yaitu Bapak H. Abdul Dadi selaku Kepala Sekolah MI dan Bapak Syahroni selaku warga Pondok Jaya. Dalam kesempatan wawancara dengan masyarakat, penulis menanyakan mengenai pendapat mereka terhadap berdirinya PT Jaya Real Property,Tbk. berikut ini penjelasan yang disampaikan oleh salah satu masyarakat, yaitu sebagai berikut: “Saya pikir, pendapat saya bagus. Dengan berdirinya Jaya, yang dulunya disini daerah terpencil menjadi daerah yang maju. Dahulu disini tanah murah namun, semenjak ada Jaya dan dibangun perumahan, lalu menjadi ramai dan jalan menjadi bagus, sehingga tanah disini menjadi mahal. Lalu, warga disini membuat usaha kontrakan yang biasanya ditempati oleh karyawan-karyawan yang bekerja di wilayah bintaro itu. Jadi, bisa meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.”61 Dari penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Syahroni tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan berdirinya PT Jaya Real Property,Tbk telah memberikan manfaat besar bagi daerahnya yaitu menjadi daerah yang maju dan dapat meningkatkan ekonomi warga di sekitar perusahaan. 61
Hasil wawancara dengan Bapak Syahroni selaku warga Pondok Jaya
Dalam wawancara dengan masyarakat, penulis juga menanyakan mengenai pendapat mereka perihal pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh Sub divisi CSR. Berikut ini salah satu pernyataan masyarakat yang diungkapkan oleh Bapak H.Abdul Dadi selaku Kepala Sekolah MI Nurul Huda, yaitu sebagai berikut: “Menurut saya kegiatan seperti ini cukup baik dan saya merasakan banyak manfaatnya. Siswa-siswi di sekolah ini menjadi bertambah. Waktu itu, sekolah kami sedang membuat kelas baru, lalu kami mengajukan proposal kepada pihak Jaya untuk meminta bantuan sejumlah perlengkapan meja dan kursi. Kemudian, Bapak Nurman datang untuk mensurvei dan seminggu kemudian bantuan yang kami ajukan langsung diberikan. Saat ini, kami juga sedang merencanakan untuk membangun kelas lagi dan kami juga telah mempersiapkan proposal untuk diajukan lagi. Rencananya kami ingin mengajukan permohonan bantuan bahan-bahan bangunan.”62 Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan masyarakat, dapat disimpulkan bahwa keberadaan PT Jaya Real Property,Tbk telah memberikan manfaat atau keuntungan besar bagi sejumlah masyarakat sekitar, terutama dalam hal peningkatan ekonomi dan dalam dunia pendidikan. Hal ini menandakan bahwa PT Jaya Real Property,Tbk sangat peduli pada lingkungan disekitarnya, khususnya di bidang ekonomi dan pendidikan.
4.3
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa peran Humas
yang dijalankan oleh Divisi Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro– PT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR) cenderung berperan sebagai Penasehat Ahli, di mana Humas 62
Hasil wawancara dengan Bapak H.Abdul Dadi selaku Kepala Sekolah MI Nurul Huda
senantiasa merencanakan semua program-program CSR yang akan diadakan hingga melakukan evaluasi. Humas juga melakukan survey langsung ke sekolahsekolah dan masyarakat guna menentukan bentuk program CSR apa yang sesuai dan untuk mengetahui bentuk bantuan apa yang dibutuhkan bagi sekolah-sekolah dan masyarakat tersebut agar program yang akan diadakan maupun bantuan yang akan diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat maupun pihak sekolah tersebut. Sedangkan, peran-peran Humas yang lainnya seperti Teknisi Komunikasi, Fasilitator Komunikasi, dan Fasilitator Proses Pemecahan Masalah hanya sedikit berperan dan dilakukan dalam sesekali waktu saja. Namun, seperti yang telah disampaikan oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom bahwa idealnya seorang Humas harus menjalankan keempat peran-peran tersebut, baik dalam lingkup communication technician role atau communication managerial role. Karena dengan begitu berarti seorang Humas telah menjalankan peran-perannya dengan sebagaimana mestinya. Karena seorang Humas dituntut harus mempunyai keahlian-keahlian seperti dalam hal tulis-menulis dan berbicara (public speaking). Pada dasarnya Humas bertugas untuk memelihara hubungan baik dengan tujuan untuk mendapatkan kesepahaman dan dukungan serta untuk membentuk dan menjaga opini dan perilaku positif masyarakat terhadap perusahaan. Humas dalam perusahaan maupun instansi merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka tugas penyebaran informasi tentang kebijakan, program dan kegiatankegiatan kepada masyarakat.
Secara garis besar, Humas mempunyai peran ganda: yaitu fungsi keluar berupa pemberian informasi atau pesan-pesan sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan perusahaan kepada masyarakat sebagai khalayak sasaran, sedangkan fungsi ke dalam wajib menerima dan menampung reaksi dan aspirasi khalayak demi kepentingan perusahaan atau tujuan bersama. Dari hasil penelitian diperoleh fakta bahwa ternyata Divisi Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk sudah menjalankan perannya sebagai Humas dengan baik dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR). Hal ini terlihat dari hubungan yang terjalin dengan publiknya, baik internal (pihak manajemen atau Direksi) maupun eksternal (Lurah, Media, Polsek, Konsumen, Camat, dan Warga) sangat baik, sehingga program CSR tersebut dapat berjalan dengan sukses dan tentunya dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat disekitarnya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR), yaitu : 1.
Teknisi Komunikasi mempunyai peran sebagai berikut: a.
Humas sebagai teknisi komunikasi ditujukan untuk menulis dan menyunting majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita feature, mengembangkan isi situs Web, dan berurusan dengan kontak media.
b. Humas tidak ikut serta saat manajemen mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar.
c. Humas baru dilibatkan untuk memproduksi komunikasi dan menerapkan program. d. Humas adalah pihak yang dilimpahkan tugas memberi penjelasan pada karyawan dan pers. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk tidak membuat news letter, siaran pers, maupun mengelola situs web perusahaan, tetapi Humas bertugas untuk membuat surat undangan. Namun, dalam kesehariannya Humas senantiasa berkoordinasi dengan media dalam memberikan materi atau data-data mengenai sekolah yang mendapat bantuan. Humas sering melibatkan media untuk meliput maupun mengikuti kegiatan-kegiatan yang perusahaan adakan, seperti; acara ulang tahun perusahaan, employee gathering, dan acara-acara pemberian bantuan ke sekolahsekolah. Pihak media mempunyai peran yang penting di dalam setiap kegiatan Humas. Melalui media, Humas dapat mempublikasikan semua kegiatankegiatannya kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat menjadi tahu mengenai kebijakan dan kegiatan-kegiatan yang disampaikan maupun diadakan dari perusahaan tersebut, sehingga masyarakat dapat lebih menghargai keberadaan perusahaan dan senantiasa ikut mendukung semua aktivitas di perusahaan tersebut. Selain itu, Humas senantiasa memberikan penjelasan kepada media perihal kegiatan perusahaan yang akan berlangsung maupun memberikan penjelasan mengenai program CSR yang akan diadakan. Berdasarkan peran-peran Teknisi Komunikasi yang dikemukakan oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom dan dari hasil penelitian
yang diperoleh penulis, Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk senantiasa bertindak untuk memberikan penjelasan kepada pers dan karyawan. Jadi, semua aktivitas Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dalam kaitannya dengan peran Teknisi Komunikasi selalu berhubungan dengan media, dalam hal mengundang mereka untuk meliput kegiatan-kegiatan Humas dan selalu memberikan penjelasan kepada media mengenai kegiatan maupun acara yang akan diadakan. Sedangkan, pelaksanaan tugas Humas dalam bidang tulis menulis hanya dilakukan untuk membuat surat undangan, jika manajemen ingin mengadakan pertemuan dengan warga.
2.
Penasehat Ahli, mempunyai peran sebagai berikut: a. Humas dipandang oleh pihak lain sebagai yang berwenang atas masalah dan penyelesaian hubungan masyarakat. b. Humas membuat pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari praktisi Humas. c. Humas bertugas mendefinisikan masalah, mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas penerapannya. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh diketahui bahwa Humas
Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program CSR senantiasa melakukan riset dan survey ke sekolah dan ke lingkungan sekitar terlebih dahulu, kemudian membuat dan merencanakan program-program CSR yang akan diadakan dengan mengacu pada skala prioritas (membagi wilayah ke dalam 2 ring) dan tentunya Humas harus bertanggung
jawab penuh atas semua pelaksanaan kegiatan-kegiatannya, termasuk pelaksanaan program CSR itu sendiri. Dengan melihat perincian peran-peran Penasehat Ahli dari Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom sebelumnya dan hasil penelitian yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk bertugas dalam mendefinisikan masalah, mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas penerapannya. Jadi, Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk senantiasa bertindak aktif untuk mengetahui permasalahan yang muncul di masyarakat, seperti masalah pengangguran, kemudian merencanakan bentuk program CSR yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut, setelah direncanakan dan memperoleh persetujuan dari direksi maka diadakanlah program pelatihan AC, lalu program tersebut dilaksanakan hingga tahap evaluasi, dan dipertanggungjawabkan kembali kepada direksi. Jadi, peran sebagai Penasehat Ahli yang dijalankan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Rosady Ruslan dalam Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Dalam bukunya tersebut, beliau menjelaskan ada empat keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang praktisi Humas yaitu sebagai Creator, Conseptor, Mediator, dan Problem Solver. Namun, dalam perannya sebagai Penasehat Ahli, Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk telah mempunyai keterampilan dalam hal sebagai Conseptor, di mana Humas mampu menyusun, membuat, dan merencanakan suatu program
kerja kehumasan secara baik. Humas mampu menyusun program-program CSR yang akan dilakukan secara sistematis sehingga tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan program tersebut dapat tercapai dan sesuai dengan target yang telah direncanakan sebelumnya.
3.
Fasilitator Komunikasi mempunyai peran sebagai berikut: a. Peran fasilitator komunikasi menjadikan praktisi Humas sebagai pendengar yang sensitif dan pialang informasi. b.
Humas berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara organisasi dan publik.
c. Humas mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan, dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. d. Humas menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi maupun publik. e. Humas menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi, meringkas dan mengulangi pandangan, memancing reaksi, dan membantu partisipan mendiagnosa dan mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan komunikasi. f. Sebagai fasilitator komunikasi, praktisi Humas mendapatkan dirinya bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan publiknya.
Dengan berdasar pada hasil penelitian yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk senantiasa berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal perusahaan, seperti Lurah, Camat, Konsumen, Polsek, Media dan warga sekitar maupun warga Bintaro. Selain itu, Humas juga membuat laporan evaluasi hasil program CSR untuk diserahkan ke direksi, hal ini merupakan salah satu bentuk komunikasi antara Humas dan direksi. Dalam peran-peran Fasilitator Komunikasi menurut Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom yang telah disebutkan sebelumnya dan hasil penelitian yang diperoleh, Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk bertindak sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara perusahaan dengan publik serta menetapkan agenda diskusi. Jadi, Humas di perusahaan tersebut senantiasa berhubungan dengan seluruh stakeholder perusahaan, seperti Lurah, Camat, Media, Polsek, Konsumen dan warga sekitar maupun warga Bintaro, juga sebagai mediator atau penghubung untuk menyampaikan semua kebijakan, visi, dan misi perusahaan dalam bentuk program-program kehumasan seperti CSR, serta merencanakan pertemuan dengan warga untuk membahas persoalan-persoalan yang muncul seperti masalah lingkungan, kebersihan dan penanggulangan banjir.
4.
Fasilitator Proses Pemecahan Masalah mempunyai peran sebagai berikut: a. Humas sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah b. Seorang Humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam hal proses pemecahan masalah. c. Humas bekerjasama dengan manajer lainnya dalam mendefinisi dan menyelesaikan masalah (menjadi bagian dari tim perencanaan strategis), kerjasama dan konsultasi diawali dengan pertanyaan pertama, dan berlanjut hingga evaluasi program akhir. d. Humas
membantu
manajer
lainnya
dan
organisasi
menerapkan
penggunaan proses manajemen langkah demi langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam menyelesaikan masalah organisasi lainnya. e. Humas dilibatkan dalam tim manajemen karena telah mendemonstrasikan keterampilan dan nilai dalam membantu manajer lain menghindari dan mengatasi masalah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa bentuk aktivitas Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, yaitu; Humas bersama pihak manajemen dalam Rapat Kerja senantiasa membicarakan kemungkinan masalah yang akan muncul, Humas memiliki wewenang untuk menyelesaikannya sendiri sesuai dengan ketentuan yang ada. Sebelum mengadakan program CSR Humas melakukan pertemuan dengan Camat setempat guna membahas mengenai permasalahan sosial di masyarakat dan meminta izin untuk pelaksanaan kegiatan CSR yang akan diadakan.
Dengan berdasar pada hasil penelitian dan peran-peran Fasilitator Proses Pemecahan Masalah menurut Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk selalu dilibatkan dalam proses pemecahan masalah, membantu manajemen dalam mengatasi persoalan atau krisis yang sedang dihadapi, baik sebagai penasehat hingga mengambil keputusan. Dalam sehari-harinya Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dilibatkan untuk mengikuti Rapat Kerja bersama direksi-direksi yang lain guna membahas perencanaan program CSR yang akan berlangsung, juga membahas evaluasi program CSR yang sebelumnya, bersama-sama menyelesaikan berbagai masalah perusahaan yang muncul dan juga berusaha mencari solusi yang baik guna mengatasi kemungkinan masalah yang akan muncul. Berdasarkan peran-peran yang dijalankan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk sebagai Fasilitator Komunikasi dan Fasilitator Proses Pemecahan Masalah sesuai dengan tugas-tugas Humas menurut M. Linggar Anggoro dan Estu Rahayu dalam Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia. Mereka mengemukakan empat tugas-tugas seorang Humas, diantranya; menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya, memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-kepentingan organisasi, memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen berikut dengan berbagai teknik untuk memecahkannya, dan menyediakan berbagai
informasi kepada khalayak perihal kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa, dan personalia selengkap mungkin. Namun, dari keempat tugas-tugas tersebut yang sesuai dengan tugas yang dijalankan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk yaitu Humas bertugas untuk memantau pendapat umum atau masyarakat mengenai kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan, guna mengetahui sampai sejauh mana manfaat yang dapat diberikan oleh perusahaan untuk khalayaknya dan Humas juga dapat memberikan masukan sekaligus solusi kepada manajemen dalam menghadapi setiap masalah yang muncul di perusahaan. Dari penjelasan-penjelasan di atas, terlihat bahwa kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk sesuai dengan pengertian Public Relations menurut Institute of Public Relations (IPR) Public Relations (PR) yaitu keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Jadi, pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro merupakan suatu program kerja yang terencana yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi, yang semuanya telah melalui proses yang tersusun secara sistematis dan berlangsung secara terus-menerus, sehingga dengan adanya pelaksanaan program CSR tersebut perusahaan dapat menciptakan dan memelihara niat baik serta saling pengertian antara perusahaan dengan seluruh khalayaknya.
Dengan demikian, dalam pelaksanaan suatu program kehumasan seperti program CSR, harus melalui beberapa tahap yaitu mulai dari riset, perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Dan tentunya para praktisi Humas juga dapat melibatkan pihak luar dari perusahaan untuk ikut serta dalam pelaksanaan program Humas sehingga program tersebut dapat berjalan lancar dan dapat menciptakan hubungan yang lebih baik diantara keduanya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang “Peran Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk Dalam Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR)”, penulis akhirnya menarik kesimpulan dan memberikan beberapa masukan ataupun saran, sebagai berikut:
5.1
Kesimpulan Dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR) Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk senantiasa melakukan survey atau riset terlebih dahulu ke sekolah-sekolah maupun ke masyarakat atau warga guna mengetahui bentuk bantuan seperti apa yang sesuai atau yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut, sehingga bantuan maupun program yang akan diberikan atau diadakan dapat bermanfaat dan sesuai dengan pihak yang dituju.
Peran dominan yang dijalankan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR), yaitu sebagai Penasehat Ahli, di mana Humas berwenang untuk merencanakan program-program CSR yang hendak dilakukan. Jadi, Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk memiliki wewenang untuk memikirkan atau merencanakan program CSR apa yang akan dilakukan, melaksanakan program CSR tersebut
hingga melakukan evaluasi dari program-program CSR yang telah berlangsung. Adapun kesimpulan dari keempat peran Humas yang dijalankan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dalam pelaksanaan program CSR, yaitu sebagai berikut ini: 1.
Teknisi Komunikasi ♦
Dalam perannya sebagai Teknisi Komunikasi, Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk kurang berperan karena mereka tidak melakukan tugas dalam bidang teknis, seperti membuat siaran pers, newsletter, maupun mengelola situs web perusahaan. Bidang teknis atau tulis-menulis hanya terbatas pada pembuatan surat undangan untuk pertemuan dengan warga Bintaro sendiri.
♦
Hubungan yang dilakukan antara Humas Pengelola Kawasan Bintaro dengan media, yaitu pada saat ulang tahun perusahaan, employee gathering, peliputan kegiatan-kegiatan CSR dan pemberian materi atau data-data mengenai sekolah-sekolah yang mendapat bantuan.
2.
Penasehat Ahli ♦
Bentuk perencanaan program CSR yang dilakukan oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, yaitu dengan mengacu pada skala prioritas, di mana Humas membagi wilayah ke dalam 2 ring. Ring 1 yaitu wilayah Pondok Jaya. Sedangkan, ring 2 meliputi wilayah Pondok Pucung, Perigi, Sawah Baru, dan lain-lain.
♦
Humas melakukan evaluasi pada akhir program CSR. Evaluasi ini dilakukan dengan melakukan survey atau mengecek langsung ke lokasi yang pernah mendapat bantuan dan Humas juga membuat Quesioner kepada peserta pelatihan AC untuk mengetahui seberapa jauh perubahan dari peserta AC tersebut setelah mendapatkan pelatihan (apakah mereka sudah bekerja atau membuka usaha sendiri atau belum).
3.
Fasilitator Komunikasi ♦
Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk senantiasa berhubungan dengan khalayak perusahaan, seperti media, camat, lurah, konsumen, pihak sekolah, warga (warga sekitar dan warga bintaro), dan dengan karyawan hingga direksi.
4.
Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ♦
Peran Humas sebagai Fasilitator Proses Pemecahan Masalah telah dijalankan pula oleh Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk, namun hanya sesekali waktu saja, yaitu pada saat Rapat Kerja berlangsung, di mana Humas bersama direksi lainnya saling membicarakan masalah yang terjadi dan berusaha mengantisipasi masalah yang akan terjadi dan Humas juga mempunyai wewenang untuk memecahkan masalah sendiri yang muncul di lapangan sesuai dengan kapasitas atau wewenangnya.
♦
Humas mengadakan pertemuan dengan direksi, warga, camat atau pihak lainnya untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.
Saran
5.2
Berdasarkan data dan fakta yang penulis dapatkan, maka ada beberapa saran yang dapat penilis sampaikan, baik secara akademis maupun praktis, yaitu: 5.2.1
Secara Akademis Bagi para mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi khususnya jurusan
Humas, dalam melakukan penelitian yang sama mengenai peran Humas sekiranya dapat lebih banyak menggali secara mendalam data dan fakta yang dibutuhkan agar penelitiannya dapat maksimal dan sesuai target yang diinginkan serta terlihat jelas peran mana yang lebih dijalankan oleh perusahaan atau organisasi objek penelitian tersebut. 5.2.2 1.
Secara Praktis
Sebaiknya, Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dalam mengadakan program CSR agar dapat memperluas target sasaran masyarakat yang mendapat bantuan, sehingga tidak hanya masyarakat sekitar saja yang merasakan tetapi juga masyarakat luas.
2.
Sebaiknya, Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk dapat meningkatkan kerjasama dengan media-media lainnya. Jadi, tidak hanya media cetak lokal saja tetapi media cetak nasional juga dan bahkan media elektronik. Dan diberikan wewenang untuk menjalankan perannya di bidang teknis
atau
tulis-menulis,
sehingga
Humas
dapat
meningkatkan
kemampuannya dalam hal public speaking (konferensi pers) dan tulis-menulis (siaran pers, newsletter).
3.
Sebaiknya, Humas Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk juga melakukan media monitoring guna mengetahui sejauhmana pemberitaan yang dimuat di media dan dapat dipergunakan juga sebagai arsip untuk bahan evaluasi.
4.
Sebaiknya, bidang-bidang program CSR dapat diperluas lagi. Jadi, tidak hanya di bidang pendidikan dan sosial saja, namun juga di bidang lingkungan, kesehatan, dan sebagainya.
5.
Sebaiknya dalam struktur organisasi, divisi Keamanan tidak digabungkan ke dalam struktur Humas. Menurut saya, lebih sesuai bila divisi Keamanan digabungkan dengan divisi Fasilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Linggar, Estu Rahayu, Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2005 Cutlip, Scott M., et al, Effective Public Relations: merancang dan melaksanakan kegiatan kehumasan dengan sukses, Indeks, Jakarta, 2005 Gunadi, Etika Komunikasi: dasar-dasar dan Ruang Lingkupnya, Wacana Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, 2003 Iriantara, Yosal, Community Relations: Konsep dan Aplikasinya, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004 Jefkins, Frank, Public Relations, edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, 2003 Kasali, Rhenald, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003 Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Kencana, Jakarta, 2007 Moleong, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006 Morissan, Pengantar Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional, Ramadina Prakarsa, Tangerang, 2006 Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2007 Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif: paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006 Nurhuda, et al, Perhumas Dalam Warna: Menyusun Strategi, Membangun Korporasi dan Menjaga Reputasi, BPP PERHUMAS BIDANG KOMUNIKASI, Jakarta, 2004 Pace, R. Wayne dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006
Panuju, Redi, Komunikasi Organisasi, Pusaka Pelajar, Yogyakarta, 2001 Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 Rumanti, Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Public Relations;teori dan praktek, PT Grasindo, Jakarta, 2002 Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005 Senjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, cet ke-8, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003 Suminar, Yenny Ratna, (et al), Komunikasi Organisasional, Universitas Terbuka, Jakarta, 2004 Susanto, A. B, A Strategic Management Approach CSR, The Jakarta Consulting Group, Jakarta, 2007 Wibisono, Yusuf, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Fascho Publishing, Gresik, 2007 Widjaja, H. A. W, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2000 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, cet ke-1, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2004 Yin, Robert K, Studi Kasus (Desain dan Metode), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003 Yulianta, Neni, Dasar-Dasar Public Relations, P2U, Bandung, 2003 Sumber Lain Annual Report PT Jaya Real Property, Tbk, 2007 www.LEGALITAS.org www.damandiri.or.id
Hasil wawancara dengan Bapak Nurman Asmara selaku Manager Humas dan Keamanan Pengelola Kawasan Bintaro–PT Jaya Real Property,Tbk.
1. Apakah sejak berdirinya PT Jaya Real Property, Tbk telah dibentuk divisi atau bagian Humas? Belum, saat itu perusahaan masih fokus pada pembangunan perumahan. Kalaupun ada, keputusan sosialisasi maupun informasi-informasi mengenai perusahaan diserahkan pada divisi masing-masing. Namun, sesuai kebutuhan perusahaan yaitu dengan mulai adanya pemekaran proyek di kawasan Bintaro ini, kemudian barulah divisi Humas dibentuk yaitu menjadi divisi atau bagian Humas dan Keamanan yang berada langsung di bawah Manager Unit Pengelola Kawasan Bintaro (PKB). 2. Bagaimana tugas dari seorang Humas Pengelola Kawasan Bintaro-PT Jaya Real Property, Tbk itu sendiri? Tugas Humas di PKB ini pada dasarnya sama seperti perusahaanperusahaan lain yang sejenis, antara lain; bertanggung jawab memberikan informasi, meyakinkan masyarakat atau meraih simpati dan menjalin kerjasama dan hubungan baik dengan karyawan-karyawan dan juga tentunya dengan pihak luar seperti Media, Lurah, Camat, warga sekitar maupun maupun warga Bintaro sendiri. 3. Lalu, mengenai sub divisi CSR itu sendiri, apa yang melatarbelakangi sehingga terbentuknya sub divisi tersebut? Sebelumnya di JRP ini belum ada pengkhususan atas sub-sub divisi tapi seiring berjalannya perusahaan juga khususnya dalam unit PKB sendiri menginginkan mengevaluasi hasil kerja dari seluruh bagian supaya lebih efektif dan spesifik. Maka, dalam divisi Humas dan Keamanan dibentuklah tiga bagian sub divisi yang terdiri dari Humas dan Customer Service (CS), Keamanan, dan Corporate Social Responsibility (CSR) itu sendiri.
Meskipun dahulu belum ada sub divisi CSR ini, namun perusahaan tetap menjalankan kegiatan-kegiatan sosial melalui Bakti Sosial (Baksos) seperti bantuan ke sekolah, bantuan untuk korban banjir, dan beasiswa (program orang tua asuh). Sekarang, setelah dibentuk ketiga sub divisi tersebut yang salah satunya CSR kini pelaksanaannya dan tugas Humas sendiri menjadi lebih spesifik. Sub divisi CSR ini belum lama terbentuk yaitu kira-kira setahun yang lalu. 4. Apa saja bentuk-bentuk pelaksanaan program CSR tersebut? Program CSR yang kita jalankan ini terdiri dari dua jalur atau program, yaitu: 1) Jalur proposal, dimana melalui jalur ini warga atau pihak yang membutuhkan bantuan biasanya mereka menyerahkan proposal langsung ke saya atau ke Rudy. Kemudian, kita mensurvei lokasi lalu memasukkan ke dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB), selanjutnya disampaikan ke Manager Unit PKB dan keputusannya disampaikan pada Rapat Kerja (Raker). Jika disetujui kami langsung memberikan bantuannya itupun jika berupa sumbangan. 2) Selain proposal, kita juga punya program sendiri. Prosesnya hampir sama dengan sebelumnya, namun kali ini kita yang mengajukan sendiri program CSR apa yang ingin kita kerjakan dan keputusannya ada pada Raker tersebut. Program CSR yang sudah kita jalankan yaitu Pelatihan AC. Dalam pelatihan tersebut kita juga bekerjasama dengan lembaga masyarakat yang terkait, saat itu kita kerjasama dengan Camat Pondok Aren. Tentunya dengan pelatihan seperti ini kita ingin agar perusahaan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat agar berguna suatu saat nanti. 5. Apa yang menjadi tujuan diadakannya program CSR ini? Secara umum yang menjadi tujuan dari diadakannya program CSR ini agar antara warga Bintaro dengan warga sekitar tidak terbentuk gap atau
perbedaan karena di wilayah Bintaro ini masih banyak kelurahan atau kecamatan yang keadaannya cukup memprihatinkan. Adapun tujuan-tujuan khusus dari program-program CSR yang kita adakan antara lain: •
Untuk bantuan ke sekolah, kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di sekitar wilayah Bintaro ini, agar tidak kalah bersaing dengan sekolahsekolah lainnya.
•
Untuk bantuan ke mesjid atau mushollah dan gereja, kita ingin meningkatkan kenyamanan warga yang sedang beribadah agar lebih khusyuk.
•
Sedangkan, untuk beasiswa, kita ingin memotivasi para pelajar agar lebih giat belajar dan ikut meringankan beban orang tua siswa tersebut.
6.
Apakah sebelum pelaksanaan program CSR ini bapak melakukan riset terlebih dahulu? Ya pasti, karena hal tersebut sangat penting. Dengan riset kita tahu apa saja yang sebenarnya terjadi di masyarakat dan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka. Contohnya; sebelum kita melakukan pelatihan AC, terlebih dahulu kita melakukan riset dengan cara melihat kondisi di sekitar JRP yang kini sudah mulai banyak dibangun perkantoran, ruko-ruko dan pastinya memerlukan banyak pendingin ruangan, maka muncullah suatu ide untuk melaksanakan program pelatihan AC dengan melibatkan pemuda-pemuda di sekitar perusahaan. Kemudian, kita bertemu dengan Bapak Camat dan membicarakannya dan pada akhirnya disetujui dan pihak Direksi pun menyetujui, maka dilaksanakan pelatihan AC oleh JRP untuk yang pertama kalinya. Sedangkan, untuk bantuan pendidikan sendiri kita juga melakukan riset melalui survei ke lokasi langsung.
7. Berbicara mengenai anggaran, dari manakah sumber dana program ini berasal? Jika berbicara mengenai anggaran, kita mengikuti saja ketentuan dari pemerintah dan semuanya diatur oleh Dewan Direksi. Biasanya yang menjadi
prioritas utama dalam penentuan anggaran ini diutamakan ke bidang pendidikan, karena melihat situasi dan kondisi sekolah-sekolah di sekitar sini yang cukup memprihatinkan. Jadi, dengan adanya beasiswa dan bantuan mobeler tersebut, kami harapkan siswa-siswa di sekitar sini dapat belajar dengan nyaman sehingga mereka dapat menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. 8. Teknisi Komunikasi: a.
Apakah Humas membuat news letter, siaran pers dan membuat situs web? Sampai saat ini, Humas disini tidak menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut seperti membuat news letter dan siaran pers, karena lingkup program CSR kita masih dibilang dalam skala yang kecil dan biasanya media yang kita libatkan baru media cetak lokal saja dan belum dalam skala nasional, tetapi jika ada pertemuan dengan warga Bintaro biasanya Humas yang membuat surat undangan. Biasanya kita mengundang hanya beberapa perwakilan dari warga saja seperti, ketua RT atau ketua RW. Namun di perusahaan ini, kita mempunyai majalah internal yaitu majalah kicau Bintaro. Pembuatannya sendiri dilakukan oleh tim dari majalah itu sendiri yang masih satu manajemen dengan kita yaitu PT Jaya Real Property. Majalah ini merupakan media komunikasi kita dengan warga Bintaro. Majalah ini meliput semua aktivitas perusahaan termasuk kegiatan CSR dan semua aktivitas warga Bintaro sendiri. Selain itu, majalah ini juga sebagai media promosi kita maupun warga. Biasanya majalah ini terbit setiap satu bulan sekali. Selain itu, kita juga tidak membuat situs web perusahaan karena situs ini telah dikelola oleh bagian promosi.
b.
Apakah Humas menjalin kerjasama dengan pihak media? Mengapa? Ya, meskipun kami tidak menjalankan tugas tersebut secara teknis, namun saya beserta tim tetap dan pasti menjalin kerjasama dengan pihak media. Biasanya kita memberikan data-data atau materi-materi mengenai
sekolah yang mendapat bantuan kepada mereka. Hal ini dilakukan karena media mempunyai peran penting dan membantu kita untuk menyampaikan informasi kepada warga, maupun kepada Direksi serta karyawan c. Jika ya, dalam bentuk seperti apa? Biasanya kita mengundang media pada saat JRP mengadakan acaraacara maupun event-event perusahaan seperti ulang tahun perusahaan, employee gathering, dan mengundang mereka ketika Humas akan mengadakan program CSR ke sekolah-sekolah, seperti acara pemberian bantuan mobeler, renovasi sekolah, pemberian bantuan peralatan olahraga, acara pelatihan, dan lain-lain. Untuk mempublikasikan program CSR ini, tentu kami menggunakan majalah kicau Bintaro agar warga dapat mengetahui informasi maupun kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh JRP ini. Selain itu, kita juga kerjasama dengan beberapa media cetak lainnya seperti Star Femina, Suluh Banten, Warta Bintaro, dan beberapa media cetak lokal lainnya. Biasanya kita menghubungi media satu minggu sebelum kegiatan berlangsung. 9. Penasehat Ahli: a. Sejauhmana wewenang Humas dalam melaksanakan setiap programprogram keHumasan seperti CSR ini? Pada intinya, pihak Direksi sudah menyerahkan dan mempercayai kita untuk membuat program-program CSR apa saja yang akan diadakan dan melaksanakannya. Karena program CSR ini merupakan salah satu dari program kerja Humas, Contohnya; seperti pelatihan AC kemarin. Begitu juga dengan sekolah yang sudah mengajukan proposal kepada kami, kemudian kami lakukan survey juga dan kami menemukan keadaan yang memprihatinkan seperti; jumlah meja dan kursi yang kurang, ruang kelas yang tidak nyaman, toilet yang tidak layak, dan lain-lain. Jadi, program tersebut benar-benar kami langsung yang menanganinya mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Jadi, sejauh ini kami sangat diberikan wewenang untuk melaksanakan program-program CSR apa yang akan diadakan. b. Apakah Humas terlibat langsung dalam setiap program-program CSR? Tentu, karena program CSR ini merupakan salah satu program kerja Humas. Jadi, sudah seharusnya kami yang mengerjakan dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaannya. c. Dalam pelaksanaan program ini, adakah pihak-pihak tertentu yang terlibat? Pada dasarnya, kita tidak melibatkan siapapun atau pihak lain dalam pelaksanaan program ini, karena ini merupakan program Humas dan tentunya kami telah merencanakan secara matang-matang, kalaupun ada biasanya kita langsung kerjasama dengan lembaga masyarakat setempat, tokoh masyarakat, dan Pemda. d.
Bagaimana bentuk perencanaan program CSR di PT Jaya Real Property ini? PT Jaya Real Property (JRP) mengunakan skala prioritas untuk setiap rencana bantuan. Skala prioritas yang dimaksud, yaitu dengan pembagian wilayah ke dalam dua ring. Ring I yaitu di wilayah Pondok Jaya karena pembangunan banyak terjadi di wilayah tersebut atau pusat bisnis. Sedangkan, Ring II meliputi Pondok Pucung, Perigi, Sawah Baru, dan lain-lain. Namun, kalaupun ada sekolah yang keadaannya sangat rusak walaupun berada di Ring II dapat kita prioritaskan juga.
e.
Apakah Humas bertanggung jawab penuh atas setiap pelaksanaan program CSR ini? Ya pasti, seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa program CSR ini merupakan program kerja kita, maka sudah seharusnya kita bertanggung jawab penuh terhadap program-program tersebut. Kita juga tidak mungkin untuk mengecewakan perusahaan dan direksi yang telah mempercayai kita. oleh karena itu, kita harus bekerja dengan semaksimal mungkin dan merencanakan semua program-program CSR secara matang-matang.
10. Fasilitator Komunikasi: a. Bagaimana peran Humas sebagai mediator antara perusahaan dengan masyarakat? Pada dasarnya, Humas bertugas sebagai penghubung atau mediator antara perusahaan dengan masyarakat, baik internal maupun eksternal. Karena pada dasarnya, Humas merupakan pihak yang senantiasa berhubungan dan penyambung antara perusahaan dengan seluruh khalayak. Dan di JRP ini, kita juga tentu menjalankan tugas tersebut. Contohnya, di Customer Service, di bagian itu kita senantiasa berhubungan dengan konsumen. Kita menerima saran maupun komplain yang kita tampung, lalu disampaikan ke bagian-bagian tertentu yang ada di PKB ini, apakah ke bagian air bersih, fasilitas, lingkungan, maupun Humas dan Keamanan sendiri tergantung masalahnya apa dan kemudian kita mengevaluasi apakah komplain tersebut sudah terealisasikan atau belum, lalu selanjutnya dibuatkan persentasenya yang kemudian disampaikan ke manager unit PKB sebagai bahan evaluasi dan juga disampaikan dalam Raker. Begitu pula dengan program CSR ini, setelah bantuan atau programnya terealisasi, kita langsung mengadakan evaluasi dengan membuat laporan evaluasi dan kemudian sama yaitu disampaikan ke manager unit PKB dan juga disampaikan ke direksi dalam Raker. Sebagai penghubung, kami juga selalu menghubungi tim dari majalah
Kicau Bintaro maupun surat kabar lainnya untuk meliput dan mengikuti kegiatan-kegiatan perusahaan. Dan juga kami biasa merencanakan pertemuan dengan warga bila terdapat keluhan-keluhan. Biasanya yang menjadi pembicaraan kita seputar masalah lingkungan, penanggulangan banjir, kebersihan dan lain-lain. b. Bagaimana peran Humas dalam menyampaikan kebijakan, program perusahaan kepada masyarakat? Untuk menjelaskan mengenai kebijakan-kebijakan maupun program perusahaan yang dapat kita lakukan yaitu melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, karena masyarakat akan lebih paham dan mengerti jika mereka melihat, terlibat dan merasakan langsung manfaatnya. Dengan demikian, melalui program CSR ini perusahaan ingin agar masyarakat tahu dan memahami bahwa JRP mempunyai kepedulian sosial yang tinggi terhadap lingkungannya. c. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh anda untuk menciptakan komunikasi dua arah yang baik? Menciptakan komunikasi yang baik antara kedua pihak yaitu JRP dengan masyarakat merupakan hal yang penting. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan persepsi yang negatif dari masyarakat terhadap JRP maupun sebaliknya. Untuk itu, kita senantiasa berupaya untuk menciptakan kondisi yang kondusif yaitu dengan melakukan komunikasi yang implementasinya dalam bentuk program CSR ini. Maksudnya, dengan CSR ini kita berhubungan atau berkomunikasi dengan pihak lain di luar JRP untuk menyampaikan bahwa JRP mempunyai maksud baik yang tak lain ingin membantu masyarakat agar tidak terjadi perbedaan, sehingga diharapkan melalui program ini masyarakat menjadi paham dan menghilangkan pandangan-pandangan negatif terhadap JRP. Selain itu, dibagian CS sendiri kita juga berupaya menciptakan komunikasi dua arah yang baik yaitu dengan memberikan pelayanan yang ramah sehingga
antara konsumen dengan karyawan CS itu tercipta keakraban dan saling pengertian. 11. Fasilitator Pemecahan Masalah: a. Selama mengadakan program CSR ini, apakah terdapat rintanganrintangan? Sampai sejauh ini lancar-lancar saja, karena CSR ini merupakan program kerja kita, tentunya semua yang terkait dengan program ini telah direncanakan secara matang. Kemudian, program apa saja yang ingin kita kerjakan dibicarakan terlebih dahulu dengan direksi-direksi yang lain dalam Raker. b. Jika terjadi suatu masalah di dalam perusahaan, khususnya menyangkut program CSR, apakah Humas bertindak sendiri atau menyelesaikannya dengan pihak Direksi? Masih terkait dengan Raker, jadi pada saat Raker berlangsung seluruh direksi dan manager lainnya membicarakan mengenai program kerja tahunan yang akan dikerjakan dari setiap bagian dan juga evaluasi dari program kerja sebelumnya. Dan untuk program CSR sendiri, kami mengajukan beberapa program yang hendak dilakukan, namun semua keputusan tetap berada ditangan Dewan Direksi. Jadi, dengan Raker ini kita bisa mengantisipasi permasalahan apa yang akan terjadi dan membicarakan kesulitan apa yang dihadapi oleh setiap bagian di JRP ini. Jika masalahnya terkait dengan program CSR biasanya hanya sebatas anggaran dan itupun menjadi wewenang direksi. Selain Raker, kami juga biasanya mengadakan pertemuan dengan warga, camat atau tokoh lainnya untuk membahas sekaligus memecahkan persoalan yang ada di masyarakat dan meminta izin kepada camat atau tokoh yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan CSR yang akan diadakan.
c. Apakah Humas diberikan wewenang untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan sendiri, khususnya dalam pelaksanaan program CSR ini? Ya, asalkan masalah tersebut sesuai dengan kapasitas atau wewenang kita dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada. d. Sejauhmana keterlibatan Humas di dalam perencanaan programprogram CSR itu sendiri? Dalam perencanaan program-program CSR ini, Humas sangat terlibat langsung karena ini adalah program kerja kita, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi adalah kita yang mengerjakannya. 12. Kemudian, terkait dengan evaluasi, apakah Humas mengevaluasi semua program CSR yang telah berlangsung? Ya tentu, karena tanpa evaluasi kita tidak akan tahu tingkat kegagalan maupun keberhasilan program kita. 13. Kapan pelaksanaan evaluasi dilakukan? Dan, dalam bentuk seperti apa? Biasanya kita melakukan evaluasi di setiap akhir program. Bentuk evaluasinya pun berbeda-beda sesuai dengan programnya apa. Contohnya, untuk renovasi bangunan sekolah biasanya kita langsung melihat ke lokasi, apakah bantuannya telah dipergunakan sesuai ketentuan sebelumnya atau sebaliknya, kemudian untuk pelatihan, kita memberikan Quesioner untuk dilakukan pendataan ulang dari sekian peserta, ada berapa persen perubahan. Jadi, dari 25 orang peserta ada berapa orang yang sudah bekerja atau membuka usaha sendiri. Selain itu, untuk sumbangan kita tidak melakukan evaluasi. 14. Apakah program CSR ini akan terus berlanjut? Ya, kita akan selalu mengupayakan agar program ini bisa terus berlanjut, sebab, perusahaan tidak akan bisa bertahan tanpa bantuan dan partisipasi
dari seluruh masyarakat. Di mana antara JRP sendiri dengan masyarakat sama-sama memberikan manfaat. Dan untuk program pelatihan ini, kami berencana akan melaksanakan pelatihan TV atau HandPhone dan bahkan tidak menutup kemungkinan kita melaksanakan pelatihan AC lagi. 15. Dengan diadakannya program CSR ini, apa yang menjadi harapan bapak? Harapan saya, melalui program CSR ini perusahaan tidak hanya memajukan karyawan tapi juga warga sekitar dengan berbagai macam kegiatan sosial (seperti salah satu poin misi perusahaan ini yang berbunyi; peduli pada aspek sosial dan lingkungan di setiap unit usaha), dengan maksud untuk turut membantu guna menciptakan saling kebersamaan antara JRP dengan seluruh masyarakat dan membentuk serta menjaga nama baik JRP itu sendiri.
Hasil wawancara dengan Bapak Rudy Hartono selaku Staf Humas dan Keamanan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro – PT Jaya Real Property, Tbk.
1.
Sejak kapan sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro – PT Jaya Real Property, Tbk mulai terbentuk dan aktif? Sebenarnya sejak perusahaan ini berdiri kegiatan CSR telah dilakukan. Namun dahulu namanya bukan Humas tapi Hubungan Warga. Meskipun namanya Hubungan warga, namun kita juga berhubungan dengan masyarakat sekitar. Lalu berubah menjadi Community Development dan hingga sekarang berubah nama menjadi Hubungan Masyarakat (Humas) dan Keamanan. Adapun bagian Humas dan Keamanan ini dibawahi oleh Manager Pengelola Kawasan Bintaro. Dalam unit PKB ini, terdiri dari beberapa bagian yaitu Humas dan Keamanan, air bersih, lingkungan, dan fasilitas. Meskipun saya tidak tahu pasti kapan bagian CSR ini dibentuk, namun kegiatan CSR telah berlangsung sejak perusahaan ini berdiri.
2.
Menurut anda, bagaimana tugas seorang Humas sub divisi CSR Pengelola Kawasan Bintaro - PT. Jaya Real Property, Tbk itu seperti apa? Secara garis besar, Humas disini bertugas sebagai penyampai, perantara, dan penghubung untuk menyampaikan tentang program-program dari perusahaan untuk khalayak internal maupun eksternal.
3. Menurut bapak, program CSR itu seperti apa? Menurut saya, CSR itu merupakan kegiatan atau kepedulian dari Jaya untuk masyarakat sekitar. Jadi, menghilangkan persepsi yang miring atau tidak baik terhadap perusahaan.
4. Sebelum pelaksanaan program CSR tersebut, kriteria-kriteria apa yang menentukan masyarakat berhak mendapatkan bantuan? Untuk bantuan ke sekolah, sebenarnya kita tidak ada kriteria tertentu karena setiap sekolah mempunyai permasalahan atau tingkat kebutuhan yang berbeda-beda. Untuk itu, kita dituntut harus lebih teliti agar bantuan yang kita berikan tepat sasaran. Kalau mengenai program orang tua asuh dalam bentuk pemberian beasiswa, biasanya kriteria yang kita inginkan seperti; siswa tersebut harus berprestasi, kurang mampu, anak yatim atau piatu. Dan untuk program pelatihan sendiri, kita tidak menentukan kriterianya seperti apa, namun kita mengikutsertakan pemuda-pemuda yang telah lulus SMA karena maksud dari pelatihan ini kita ingin memberikan dan menambah keterampilan bagi mereka. 6. Berbicara mengenai anggaran, dari manakah sumber dana kegiatan ini berasal? Saya kurang tahu pasti, karena kita hanya melakukan survey ke lapangan maupun ke sekolah-sekolah dan kemudian kita mengajukan program-program CSR atau bantuan apa saja yang dibutuhkan masyarakat kepada direksi dan pihak direksi yang memutuskan mana sekolah yang hatus dibantu atau tidak. 7.
Apakah Humas membuat news letter, siaran pers, dan membuat situs web? Sejauh ini bagian Humas disini tidak membuat news letter, siaran pers maupun membuat situs web karena ada tim khusus yang bertugas untuk melakukan kegiatan tersebut.
8. Media apa yang digunakan Humas untuk mempublikasikan kegiatan CSR ini? Untuk mempublikasikan kegiatan CSR ini, kita bekerjasama dengan beberapa media cetak yaitu diantaranya; Suluh Banten, Koran KP, Warta Bintaro, dan Indo Post.
9. Mengapa Humas bekerjasama dengan media? Karena media adalah partner atau rekan kita, melalui media kita dapat menginformasikan mengenai program kita sehingga warga menjadi tahu. Selain itu, media juga merupakan sarana kita untuk berpromosi. 10. Adakah divisi lain atau pihak-pihak tertentu yang ikut terlibat di dalam pelaksanaan program ini? Sejauh ini, program CSR di JRP ini kita sendiri yang mengerjakan. Kalaupun ada biasanya melibatkan masyarakatnya langsung atau camat. Tentunya, keterlibatan mereka sangat penting bagi kita, karena tanpa mereka program yang kita rencanakan tidak dapat berjalan, salah satu contohnya, saat kita melibatkan Bapak Camat Pondok Aren dalam program pelatihan AC,, beliau sangat membantu kita dalam hal perizinan 11. Bagaimana peran Humas sebagai mediator antara perusahaan dengan publik? Dalam kesehariannya kita memang melakukan peran itu, kita tidak hanya berhubungan dengan publik internal saja seperti dengan karyawan disini dari mulai yang paling atas sampai yang paling bawah, begitu pula dengan publik eksternal seperti camat, warga tapi juga berhubungan dengan polsek di sekitar sini, contohnya polsek Pondok Aren. 12. Apakah Humas diberikan wewenang untuk memecahkan masalah kehumasan sendiri atau semuanya berada ditangan Direksi? Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, kalau terkait anggaran sudah pasti Direksilah yang menentukan, namun jika masalah muncul pada pelaksanaan kegiatan kehumasan atau pelaksanaan kegiatan CSR di lapangan tentu kita yang harus bertindak tetapi jangan melampaui apa yang sudah ditetapkan. 13. Apakah program CSR ini akan terus berlanjut? Ya, selama perusahaan masih mensupport dan mendukung, kegiatan CSR ini akan tetap berlangsung.
Nara Sumber
: Bapak H. Abdul Dadi
Jabatan
: Kepala Sekolah MI Nurul Huda
Pewawancara
: Putri Nur Anggita Resmi
Tanggal
: 17 September 2008
Waktu
: 09.30 WIB
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah MI Nurul Huda Desa Pondok Jaya Kec. Pondok Aren Kab. Tangerang
Hasil wawancara dengan Bapak H. Abdul Dadi selaku Kepala Sekolah MI Nurul Huda. 1.
Apa yang anda ketahui mengenai PT Jaya Real Property, Tbk? Sepengetahuan saya, yang namanya Jaya Property itu adalah perusahaan yang mengurusi tentang pembangunan, pengembangan lingkungan seperti perumahan, jalan dan lokasi.
2. Bagaimana pendapat anda dengan berdirinya perusahaan tersebut? Sementara ini, menurut pandangan saya positif, tidak ada ruginya. Malah banyak keuntungan seperti adanya jumlah pengangguran yang berkurang. Selain merekrut tenaga kerja, lingkungan di sini sangat terbantu. Selain itu, di bidang pendidikan juga terasa seperti pemberian bantuan mobeler, di sekolah ini kita mendapat bantuan mobeler yang terdiri dari 40 meja dan 80 bangku. Selain sekolah ini, Jaya Property juga membantu sekolah-sekolah lain. 3. Apakah anda mengetahui tentang divisi Humas dan sub divisi CSR? Saya tidak tahu. 4. Apakah anda mengetahui tentang program CSR? Tidak tahu.
5. Jika tidak, apakah anda mengetahui tentang kegiatan sosial yang dilakukan oleh PT Jaya Real Property, Tbk, seperti bantuan ke sekolahsekolah, ke mesjid, dan lain-lain? Ya, jika kegiatan seperti itu saya tahu dan merasakan manfaatnya bagi sekolah ini. Namun, program CSR itu sendiri saya tidak tahu. 6. Menurut anda, bagaimana pelaksanaan program CSR yang diadakan oleh PT Jaya Real Property, Tbk tersebut? Menurut saya kegiatan seperti ini cukup baik dan saya merasakan banyak manfaatnya. Siswa-siswi di sekolah ini menjadi bertambah. Waktu itu, sekolah kami sedang membuat kelas baru, lalu kami mengajukan proposal kepada pihak Jaya untuk meminta bantuan sejumlah perlengkapan meja dan kursi. Kemudian, Bapak Nurman datang untuk
mensurvei dan seminggu
kemudian bantuan yang kami ajukan langsung diberikan. Saat ini, kami juga sedang merencanakan untuk membangun kelas lagi dan kami juga telah mempersiapkan proposal untuk diajukan lagi. Rencananya kami ingin mengajukan permohonan bantuan bahan-bahan bangunan. 7. Menurut anda, hingga saat ini bagaimana kontribusi atau perhatian perusahaan terhadap masyarakat sekitar? Sejauh ini atau sampai sekarang, menurut saya bagus-bagus saja. Bantuan mobeler tersebut yang berupa kursi dan meja tadi, pada akhirnya sangat bermanfaat dalam setiap ajaran baru, murid-murid kami senantiasa bertambah. Yang tadinya hanya 15 orang dalam satu kelas kini mencapai 40 orang siswa. 8. Apa saran yang dapat anda sampaikan untuk perusahaan, khususnya mengenai pelaksanaan program CSR ini? Saran saya, yang sudah dilakukan tersebut sangat baik dan yang belum dilakukan, sebaiknya segera dilangsungkan bantuan tersebut. Dengan begitu berarti
ada
sikap
sosial
yang
tinggi,
karena
lingkungan
disini
perekonomiannya rendah. Namun, dengan adanya kegiatan dari bintaro ini sangat-sangat membantu. Supaya kegiatan ini terus berlangsung karena kami sangat merasakan dampak baiknya.
Nara Sumber
: Bapak Syahroni
Pewawancara
: Putri Nur Anggita Resmi
Tanggal
: 23 September 2008
Waktu
: 13.00 WIB
Tempat
: Rumah Bapak Syahroni Jl. Raya Kelurahan Pondok Jaya No 47 Tangerang – Banten 15224
Hasil wawancara dengan Bapak Syahroni selaku Masyarakat Pondok Jaya. 1. Apa yang anda ketahui mengenai PT Jaya Real Property, Tbk? Yang saya ketahui, perusahaan Jaya itu tentang perumahaan. Karena sesuai dengan namanya yaitu Jaya Real Property. 2. Bagaimana pendapat anda dengan berdirinya perusahaan tersebut? Saya pikir, pendapat saya bagus. Dengan berdirinya Jaya, yang dulunya disini daerah terpencil menjadi daerah yang maju. Dahulu disini tanah murah namun, semenjak ada Jaya dan dibangun perumahan, lalu menjadi ramai dan jalan menjadi bagus, sehingga tanah disini menjadi mahal. Lalu, warga disini membuat usaha kontrakan yang biasanya ditempati oleh karyawan-karyawan yang bekerja di wilayah bintaro itu. Jadi, bisa meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. 3. Apakah anda mengetahui tentang divisi Humas dan sub divisi CSR? Tidak tahu. 4. Apakah anda mengetahui tentang program CSR? Ya.
5. Jika tidak, apakah anda mengetahui tentang kegiatan sosial yang dilakukan oleh PT Jaya Real Property, Tbk, seperti bantuan ke sekolahsekolah, ke mesjid, dan lain-lain? Jika kegiatan seperti itu saya juga mengetahui. Selain bantuan ke sekolahsekolah dan mesjid, Jaya juga pernah mengadakan pelatihan AC. 6. Menurut anda, bagaimana pelaksanaan program CSR yang diadakan oleh PT Jaya Real Property, Tbk tersebut? Menurut saya bagus, tapi kalau bisa programnya benar-benar bermanfaat untuk masyarakat seperti pelatihan salon, pelatihan pembuatan kue, pinjaman atau permodalan (kredit usaha). 7. Menurut anda, hingga saat ini bagaimana kontribusi atau perhatian perusahaan terhadap masyarakat sekitar? Kontribusi ada tetapi perhatian belum sepenuhnya. Kalau warga memberikan proposal baru diperhatikan. 8. Apa saran yang dapat anda sampaikan untuk perusahaan, khususnya mengenai pelaksanaan program CSR ini? Sarannya, supaya lebih ditingkatkan lagi karena program tersebut sangat membantu bagi generasi penerus agar mereka ada keterampilan. Selain itu, kalau bisa bidangnya lebih diperluas lagi, jangan hanya dibidang pendidikan dan agama tapi juga dibidang kesehatan seperti pengobatan gratis.