PERAN HARGA, MEREK DAN GARANSI TERHADAP EVALUASI PRODUK KONSUMEN
LILIK WAHYUDI
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 PERAN HARGA, MEREK DAN GARANSI TERHADAP EVALUASI PRODUK KONSUMEN
ABSTRACT This research examines how external cues (Price, Brand and Warranty) influence consumers’ product evaluations over different levels of information. A Conceptual framework incorporating the resource effects of external cues on consumers’ information processing is developed. Using several treatments (combination of price, brand name and warranty) as the attribute information to be evaluated, specific hypotheses about the effects of external cues on the relationship between consumers’ perceptions of quality, perceptions of sacrifice, perceived value and willingness to buy are proposed. The study reports the results of experiments designed to test the role of external cues, perceived quality, perceived sacrifice, and consumers' perceptions of product value on willingness to buy. The subject of this research are 277 undergraduate students. The results of the experiments support the hypothesized model that suggests that perceived quality and perceived sacrifice mediate the relationships between extrinsic cues such as price, brand, warranty and perceived value. In addition, the results indicate that perceived value mediate the relationships that perceived quality and perceived sacrifice have with willingness to buy. The experiments also showed that perceptions of quality and monetary sacrifice exhibit different response patterns depending on the external cues and subjects’ involvement to process information. Key words: External Cues, Perceived Quality, Perceived Sacrifice, Perceived Value and willingness to buy 1. PENDAHULUAN Pemasar dapat menekankan pada penawaran yang berlandaskan pada value untuk melengkapi kesuksesan dalam lingkungan yang semakin berkembang. Strategi berbasis value menekankan pada nilai yang melekat pada produk (acquisition value). Pemasar dapat meningkatkan nilai persepsian (perceived value) dengan cara meningkatkan perspesi konsumen terhadap kualitas produk atau manfaat relatif yang bisa diberikan pada saat menjual produk (Doods, Monroe dan Grewal 1991; Zeithaml 1988). Pemasar dapat memilih satu dari tiga strategi berbasis nilai melalui penekanan pada kualitas yang tinggi, harga rendah atau keseimbangan antara kualitas dan harga. Doods, Monroe dan Grewal (1991) mengembangkan penelitian yang meneliti mengenai nilai persepsian pembeli dengan menekankan pada peran extrinsic cues dan intrinsic cues sebagai indikator kualitas. Extrinsic cues merupakan bagian dari filtur produk yang bisa dirubah tanpa harus melakukan perubahan pada produk misalnya harga dan citra merek. Intrinsic cues merupakan bagian dari produk yang tidak dapat dipisahkan dan untuk merubahnya berarti merubah produk tersebut, misalnya kemasan, disain produk dan filtur produk. Doods, Monroe dan Grewall (1991) menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara extrinsic cues terhadap kualitas persepsian (perceived quality) produk konsumen. Model yang dikembangkan oleh Dodds, Monroe dan Grewal (1991) juga menunjukan bagaimana peran kualitas persepsian dan pengorbanan persepsian (perceived sacrifice) yang menjadi variabel mediator antara harga, citra merek dan citra toko terhadap nilai persepsian. Model yang dikembangkan ini mendasarkan pada dua alasan, pertama, nilai persepsian konsumen dikembangan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
2
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 berdasarakan trade off antara manfaat produk (misalkan kualitas produk) dan pengorbanan moneter yang harus dilakukan. Kedua, persepsi konsumen terhadap kualitas produk dan pengorbanan moneter mendasarkan paling tidak pada extrinsic cues. Hasilnya menunjukkan bahwa extrinsic cues (harga, citra merek dan citra toko) memiliki asosiasi yang kuat terhadap kualitas dan nilai persepsian. Grewal, Monroe dan Krishnan (1998a) menemukan adanya peran harga, diskon harga dan merek sebagai indikator kualitas dan adanya peran internal reference price sebagai indikator nilai persepsian. Model ini merupakan pengembangan dari price/effect model dimana memasukkan dimensi perceived transaction value dan perceived acquisition value. Berbeda dari price/effect model, model ini menekankan pada pengaruh diskon harga yang merupakan bagian dari marketing mix terhadap kualitas persepsian dan internal reference price. Bagaimana konsumen menilai strategi penurunan harga berdasarkan referensi harga yang dimilikinya. Diskon harga bisa ditanggapi oleh konsumen secara positif namun juga bisa ditanggapi secara negatif dengan menganggap diskon harga justru menurunkan reputasi produk. Penilaian ini juga didasari oleh seberapa banyak informasi yang dimiliki konsumen. Informasi yang dimiliki ini terkait dengan bagaimana konsumen memandang resiko produk. Pada saat konsumen menilai produk memiliki risiko tinggi, maka konsumen akan berusaha untuk mengurangi risiko produk sebelum memutuskan untuk membeli. Cara untuk mengurangi risiko misalkan dengan mencari informasi sebanyak mungkin mengenai produk. Selain itu konsumen bisa memeroleh pengurangan risiko ini melalui garansi yang ditawatkan oleh produsen. Garansi yang ditawarkan akan mengurangi risiko kegagalan produk (cacat, mudah rusak) dan risiko keuangan (Agarwal dan Teas 2001). Garansi merupakan bagian dari Extrinsic Cues (Doods, Monroe dan Grewal 1991). Pada saat konsumen menilai produk memiliki risiko yang kecil dan memiliki manfaat yang tinggi maka dia akan mempersepsikan produk ini bernilai tinggi. Nilai yang melekat pada produk disebut nilai persepsian. Nilai persepsian ini akan mempengaruhi minat beli konsumen (Doods, Monroe dan Grewal 1991; Agarwal dan Teas 2001; Grewal, Monroe dan Krishnan 1998a). Apabila produk dipersepsikan memiliki nilai yang tinggi bagi konsumen maka akan memperkuat minat konsumen untuk membeli produk. Proses ini merupakan evaluasi produk yang dilakukan oleh konsumen sebelum memutuskan untuk membeli produk. Dari paparan penelitian sebelumnya, maka penelitian ini diarahkan untuk meneliti bagaimana peranan Harga, Citra Merek, dan Citra Garansi terhadap Evaluasi Produk Konsumen. 2. TINJAUAN LITERATUR DAN HIPOTESIS PENELITIAN Harga juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel. Harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti feature produk lain ada hal yang berkaitan dengan masalah distribusi barang. Pada saat yang sama, penetapan dan persaingan harga merupakan masalah utama yang dihadapi bagian pemasaran. Harga dari sudut pandang pemasaran merupakan ukuran moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai dapat didefinisikan antara manfaat yang dirasakan terhadap harga. Bagi konsumen nilai yang melekat pada dari produk/jasa dan diterima dalam persepsi konsumen disebut sebagai nilai Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
3
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 persepsian. Nilai persepsian adalah nilai yang diterima konsumen terhadap suatu produk/jasa yang merupakan trade off antara benefit yang diterima suatu produk yang diwujudkan dalam kualitas persepsian dan pengorbanan persepsian yang harus dilakukan untuk memperoleh barang tersebut. Seitovszky dalam Monroe (1990) mengungkapkan bahwa penggunaan harga sebagai indikator kualitas produk dikatakan tidak irasional, akan tetapi mencerminkan tingkat kepercayaan bahwa harga dipasar ditentukan oleh kekuatan pasar. Karena harga ditentukan oleh kekuatan pasar (kekuatan demand dan supply), terjadi suatu mekanisme tersendiri dimana pada saat konsumen memilih barang di pasar, mereka tentunya akan memilih barang yang memiliki kualitas yang tinggi dengan harga yang terjangkau. Akibatnya permintaan akan barang tersebut meningkat. Sesuai hukum pasar, pada saat demand suatu barang meningkat pesar, maka secara otomatis harga barang tersebut akan meningkat dan menjadi lebih tinggi dibandingkan barang lain yang sejenis. Jadi, mengunakan harga sebagai indikator kualitas tidaklah selamanya benar. Meskipun banyak penelitian yang mengungkapkan adanya hubungan positif yang kuat antara harga dan kualitas. Selain harga ada external cues lain yang mempegaruhi kualitas persepsian yaitu merek (Dodds, Monroe dan Grewall 1991), dan Citra Garansi (Purohit dan Srivastava 2001). Hubungan antara Harga, Citra Merek, Citra Garansi, Kualitas Persepsian, Pengorbanan Persepsian, Nilai Persepsian dan Minat Beli Konsumen dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Model Konseptual Evaluas Produk Konsumen
Warranty
Perceived Quality
Perceived Value
Brand Name Price
Willingness to Buy
Perceived Sacrifice
Harga, Merek, dan Garansi Harga memiliki dua peranan penting terhadap konsumen. Pertama, harga berperan sebagai sinyal kualitas produk dan yang kedua harga merupakan suatu bentuk pengorbanan moneter yang harus dilakukan oleh konsumen untuk memperoleh barang atau jasa tersebut. Harga merupakan suatu ukuran terhadap purchase cost pembeli (Monroe 1990). Meskipun demikian, bukti penelitian mengindikasikan bahwa peran harga lebih Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
4
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 kompleks dari sekedar menjadi indicator of purchase cost pembeli. Penilaian terhadap harga akan dibandingkan dengan persepsi konsumen terhadap kualitas produk, alternatif produk pesaing dan nilai moneter yang dikorbankan. Studi mengenai peran harga sebagai indikator kualitas sekaligus sebagai indikator pengorbanan menunjukkan temuan bahwa harga berpengaruh positif terhadap kualitas persepsian dan harga berpengaruh positif terhadap pengorbanan persepsian. Semakin tinggi harga mengindikasikan kualitas yang semakin tinggi tapi disisi yang lain semakin tinggi harga menyebabkan semakin tinggi pengorbanan yang harus dilakukan konsumen (Agarwal dan Teas 2001; Dodds, Monroe dan Grewal 1991; Grewall, Monroe, dan Khrisnan 1998) Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi halhal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya produk pesaing (Kotler 2003). Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan kualitas. Merek dalam persaingan yang kompetitif semakin strategis, tidak hanya sekedar nama ataupun simbol, bahkan tidak sekedar pembeda produk. Merek dapat meningkatkan preferensi konsumen terhadap sebuah merek, membentuk loyalitas pelanggan dan dapat menjadi keunggulan bersaing bagi perusahaan. Merek sangat bermanfaat bagi konsumen dalam banyak aspek. Dengan merek, konsumen dapat mengidentifikasi sebuah produk yang pada masa lalu telah dapat memuaskan kebutuhannya. Melalui pengetahuan merek yang cukup, konsumen dapat menghemat waktu dan biaya pencarian (searching cost) serta menghindari risiko-risiko yang dapat muncul kemudian, seperti risiko fungsional, finansial, fisik, sosial, dan psikologis. Bagi konsumen, kesan merek yang melekat pada suatu produk disebut citra merek. Citra Merek merupakan indikator eksternal yang mencerminkan kualitas Produk atau jasa. Merek yang kuat akan membantu dalam meningkatkan kualitas persepsian produk. Studi mengenai pengaruh merek yang dilakukan oleh Dodds et al. (1991) menunjukkan temuan empiris yang mendukung pengaruh positif citra merek terhadap kualitas persepsian. Disamping faktor harga dan citra merek ada citra garansi (warranty) yang mempengaruhi kualitas persepsian produk (Shimp dan Barden 1982; Purohit dan Srivastava 2001). Semakin lama garansi ditawarkan maka konsumen semakin aman manakala membeli produk itu. Konsumen menggunakan berbagai variasi strategi untuk mengurangi risiko misalkan dengan menggunakan beberapa indikator yang menyakinkan mengenai kualitas suatu produk. Semakin kuat kualitas persepsian terhadap suatu produk maka akan semakin meminimalkan risiko yang diterima. Citra Garansi merupakan salah satu indikator dari kualitas, apakah garansi itu dianggap bagus atau tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Citra Garansi menyediakan kepada konsumen tambahan kepastian akan suatu produk yang berarti pengurangan terhadap risiko terhadap suatu produk (Shimp dan Bearden 1982). Jika produk ternyata tidak bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen akan bisa mendapatkan ganti produk tersebut selama masih dalam masa garansi. Semakin lama garansi yang ditawarkan berarti semakin mengurangi risiko yang harus dihadapi konsumen manakala membeli suatu produk. Paling tidak selama masa garansi konsumen memperoleh kepastian bahwa produk yang dimiliki tidak akan bermasalah, kalaupun bermasalah akan memperoleh ganti produk yang baru. Citra garansi akan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
5
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 mengakibatkan konsumen merasa aman dan hal ini akan berdampak pada kualitas produk tersebut yang semakin dipandang tinggi (Shimp dan Bearden 1982; Purohit dan Srivastava 2001). H1a: H1b: H2: H3:
Harga bepengaruh secara positif terhadap kualitas persepsian. Harga bepengaruh secara positif terhadap pengorbanan persepsian Citra Merek bepengaruh secara positif terhadap kualitas persepsian. Citra Garansi bepengaruh secara positif terhadap kualitas persepsian.
Kualitas Persepsian Pengorbanan Persepsian dan Nilai Persepsian Kualitas persepsian adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu produk. Kualitas persepsian akan membentuk persepsi akan kualitas suatu produk dimata pelanggan. Persepsi akan kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan (Rangkuti 2002). Persepsi terhadap kualitas keseluruhan produk atau jasa dapat menentukan nilai produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap suatu produk persepsi kualitas yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Kualitas persepsian merupakan persepsi konsumen, jika Kualitas persepsian pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya jika Kualitas persepsian produk positif, produk tersebut akan disukai konsumen. Nilai persepsian secara konseptual merupakan trade off antara kualitas dan pengorbanan yang dilakukan yang membawa dampak dimana kualitas memiliki hubungan positif terhadap nilai dan pengorbanan memiliki hubungan negatif terhadap nilai persepsian (Agarwal dan Teas 2001). Penilaian konsumen terhadap suatu barang tergantung pada harapan dan manfaat produk. Kalau konsumen mendapatkan manfaat yang diterima oleh suatu produk lebih besar dibandingkan harapannya, konsumen itu akan merasa puas setelah melakukan pembelian. Akan tetapi sebaliknya, kalau manfaat yang diterima lebih rendah dari harapannya, konsumen akan menjadi tidak puas dan berakhir dengan ketidakpuasan (Agarwal dan Teas 2001). H4 : Kualitas Persepsian berpengaruh positif terhadap Nilai Persepsian H5 : Pengorbanan Persepsian berpengaruh negatif Nilai Persepsian Minat Beli Konsumen Pelanggan menginginkan nilai maksimal suatu produk, dengan dibatasi oleh biaya pencaharian serta pengetahuan dan penghasilan yang terbatas, mereka membentuk suatu harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan hal itu. Kenyataan apakah suatu penawaran memenuhi harapan pelanggan akan mempengaruhi kepuasan dan kemungkinan mereka untuk kembali. Penilaian konsumen terhadap suatu barang tergantung dari harapan dan manfaat produk. Kalau konsumen mendapatkan manfaat yang diterima oleh suatu produk lebih besar dari harapannya, konsumen itu akan merasa puas setelah melakukan pembelian. Akan tetapi sebaliknya, kalau manfaat yang diterima lebih rendan dari harapannya akan suatu produk, konsumen tersebut akan menjadi tidak puas dan berakhir dengan ketidakpuasan. Konsumen yang merasa puas, akan memungkinkan untuk melakukan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
6
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 pembelian lagi akan tetapi konsumen yang tidak puas kemungkinan akan mengurangi aktivitas pembelian produk itu dan bisa jadi beralih ke produk lain. Pada kasus yang sama terjadi manakala seorang konsumen belum melakukan pembelian barang. Penilaian akan suatu barang didasarkan pada informasi yang dia dapatkan terhadap suatu barang. Informasi itu bisa berupa informasi merek, harga, manfaat barang, jenis barang dll. Informasi yang ada itu akan menciptakan penilaian konsumen terhadap barang. Kalau konsumen melihat suatu barang dengan nilai sangat tinggi, kemungkinan dia akan membeli barang tersebut pada saat dibutuhkan. Sebaliknya kalau penilaian suatu barang menjadi sangat rendah, konsumen akan cenderung menghindari produk itu. Nilai yang dipersepsikan konsumen inilah yang bisa menciptakan keinginan membeli atau minat beli konsumen. H6 : Nilai Persepsian berpengaruh positif terhadap Minat Beli Konsumen
3. METODE PENELITIAN Untuk menguji hipotesis digunakan 2 x 2 x 2 experimental design dengan 2 tingkatan harga (Tinggi, Rendah) 2 tingkatan citra merek (tinggi, rendah) dan 2 tingkatan citra garansi (Tinggi, Rendah). Untuk menentukan tingkatan harga, citra merek dan citra garansi dilakukan pretest. Harga tinggi merupakan tingkat harga produk yang dianggap mahal oleh konsumen dan harga rendah merupakan tingkat harga produk yang dianggap murah oleh konsumen. Citra merek tinggi merupakan merek yang dipandang konsumen memiliki kualitas yang bagus dan terpercaya, sedangkan citra merek rendah merupakan merek yang dipandang konsumen memiliki kualitas yang jelek dan meragukan. Citra garansi tinggi merupakan masa garansi produk yang dipandang konsumen lama sedangkan citra garansi rendah merupakan masa garansi produk yang dipandang konsumen singkat. Pretest dilakukan terhadap 30 responden digunakan untuk menentukan (1) Tingkatan harga yang realistis dan (2) citra merek dan citra garansi. Responden dikumpulkan dan tiap responden diberi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai harga, merek, daerah asal dan nama toko yang mereka ketahui terkait dengan produk handphone.Dari hasil pretest pada produk handphone didapatkan hasil sebagai berikut: Untuk merek, tingkatan merek yang dianggap tinggi adalah merek Nokia dan merek yang dianggap rendah adalah LG. Untuk harga, didapatkah hasil harga tinggi adalah Rp 1.500.000,00 dan harga rendah adalah Rp 750.000,00. Untuk Garansi, yang dianggap tinggi lama garansi 3 tahun dan yang dianggap rendah adalah ½ tahun. Pemilihan Sampel Sample ditentukan dengan metode convenience sampling. Dalam hal ini responden yang diambil merupakan mahasiswa fakultas ekonomi. Karena penelitian ini menggunakan disain ekperimental, maka Sampel yang diambil berjumlah 20 X 16 atau 320 mahasiswa Fakultas Ekonomi (Sekaran 2000). Penyebaran kuesioner dilakukan di kelas dengan menggunakan mahasiswa sebagai responden. Responden dikumpulkan di kelas dan kemudian diberi kuesioner dengan treatment yang berbeda beda. Pengambilan sampel untuk eksperimen dilakukan dengan metode between subject experiments dimana setiap responden hanya menjawab satu kuesioner saja sehingga responden akan mendapatkan kuesioner dengan treatment tertentu secara acak. seorang responden akan mendapatkan jenis kuesioner yang berbeda dengan responden lain. Metode ini lebih Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
7
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 cocok dipakai pada kombinasi treatment yang melibatkan lebih dari 2 kategori treatmens. Total ada 16 jenis kuesioner dengan jenis treatment yang berbeda. Struktur pertanyaan dalam kuesioner berupa pertanyaan tertutup. Instrumen Penelitian dan Skala Pengukurannya Dalam suatu penelitian dibutuhkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Instrumen tersebut dapat dikembangkan sendiri oleh peneliti atau diadopsi peneliti sebelumnya. Penelitian ini mengadopsi instrumen penelitian yang telah dikembangkan oleh peneliti sebelumnya Kualitas persepsian adalah estimasi tentang keunggulan suatu produk. Konstruk ini diukur dengan menggunakan lima butir pertanyaan (Agarwal dan Teas 2001; Dodds, Monroe, dan Grewal 1991). Skala yang digunakan dalam penelitian ini skala numerikal dengan rentang poin satu sampai lima (sangat tinggi-sangat rendah, sangat setuju-sangat tidak setuju). Butir-butir pertanyaan diadopsi antara lain the “Saya yakin kualitas Handphone ini”, “Produk ini kelihatannya tahan lama/awet”. Pengorbanan persepsian adalah segala bentuk pengorbanan yang harus dilakukan oleh konsumen untuk mendapatkan barang/jasa, Konstruk ini diukur dengan menggunakan tiga butir pertanyaan (Agarwal dan Teas 2001; Dodds, Monroe, dan Grewal 1991). Skala yang digunakan dalam penelitian ini skala likert dengan rentang poin satu sampai lima (sangat setuju-sangat tidak setuju) Butir-butir pertanyaan diadopsi antara lain “Jika saya harus membeli produk ini sesuai dengan harga yang tertera, berarti saya tidak akan dapat membeli barang lain yang ingin saya beli sekarang.” Nilai persepsian adalah nilai yang diterima konsumen terhadap suatu produk/jasa yang merupakan trade off antara benefit yang diterima suatu produk yang diwujudkan dalam kualitas persepsian dan pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh barang tersebut (perceived sacrifice). Nilai persepsian menunjukkan seberapa layak produk dalam konteks apa yang dikorbankan dibandingkan dengan apa yang diperoleh. Konstruk ini diukur dengan menggunakan lima butir pertanyaan (Agarwal dan Teas 2001; Dodds, Monroe, dan Grewal 1991). Skala yang digunakan dalam penelitian ini skala interval dengan rentang poin satu sampai lima (sangat bagus nilainya-sangat jelek nilainya, sangat ekonomis-sangat tidak ekonomis, sangat setuju-sangat tidak setuju, sangat dapat diterima-sangat tidak dapat diterima). Butir-butir pertanyaan antara lain “Nilai Produk ini secara keseluruhan”. Minat Beli adalah Kemungkinan akan keinginan seseorang untuk membeli suatu produk. Konstruk ini diukur dengan menggunakan tiga butir pertanyaan (Dodds, Monroe, dan Grewal 1991). Skala yang digunakan dalam penelitian ini skala likert dengan rentang poin satu sampai lima (sangat setuju-sangat tidak setuju). Butir-butir pertanyaan antara lain “Saya sangat ingin membeli produk ini”, “Saya sangat berminat untuk membeli produk ini”. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Manipulation Check Manipulation check dilakukan untuk mengecek apakah treatment yang dipakai benar-benar bekerja dengan tepat. Manipulation check dilakukan dengan cara menyebar kuesioner dengan treatment yang berbeda beda pada responden dengan sampel kecil. Dari 40 kuesioner manipulation check yang disebar ke responden, sebanyak 37 kuesioner kembali dan bisa dipakai. Hasil dari manipulation cheks dengan menggunakan one way anova adalah sebagai berikut. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
8
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
Tabel 1 Hasil Manipulation Check Treatment Harga Citra Merek Citra Garansi
Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah
Mean 3,974 2,3889 4,0476 2,3125 4.1364 2,1333
F-Test
Sig.
R-Square
31,150
0,000
0,471
66,498
0,000
0,655
35,784
0,000
0,616
Dari manipulation check didapatkan hasil semua treatment telah memenuhi syarat. Selanjutnya treatment tersebut dipakai dalam kuesioner sebagai instrumen penelitian yang disebar dalam sampel besar. Dari kuesioner sebanyak 320 yang disebar ditemukan bahwa sebanyak 29 responden tidak dapat dimasukkan dalam analisis lebih lanjut karena adanya ketidaklengkapan pengisian data dan atau kesalahan dalam memberikan jawaban. Dengan demikian hanya 291 responden yang dapat dianalisis lebih lanjut. Dalam hal ini keseluruhan responden mengisi dengan lengkap seluruh bagian kuesioner termasuk pada bagian karakteristik responden. Dari keseluruhan responden yang menjawab dengan lengkap, ditemukan adanya pola jawaban responden yang dianggap monoton adapun jawaban yang dianggap monoton ada 14 responden. Karena pola jawaban yang bersifat monoton masih tergolong dalam jumlah kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas responden cukup memahami pertanyaan atau minimal tidak berkeberatan/serius dalam menjawab pertanyaan. Responden yang memiliki jawaban monoton tersebut dikeluarkan dalam analisis sehingga total responden yang terpakai dalam analisis ada 277 responden. Homogenitas Antar Kelompok Pengujian Homogenitas dilakukan pada data 277 responden yang terpakai. Homogenitas antar kelompok diperlukan untuk memberikan hasil yang lebih akurat. Pengujian homogenitas dilakukan terhadap variabel yang dipakai sebagai control variabel misalnya tingkat usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin. Pengujian ini untuk mengidentifikasikan apakah ada kemungkinan bahwa control variabel tersebut berperan sebagai variabel baru yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel (disebut variabel moderator). Apabila ada beberapa kontrol variabel yang diuji bersamaan dengan independen variabel (harga, citra merek dan citra garansi) menghasilkan pengujian yang tidak homogen, maka ada kemungkinan bahwa control group tersebut memiliki peranan sebagai variabel moderator. Apabila ini terjadi, maka variabel tersebut harus dimasukkan dalam model penelitian sebagai variabel moderator yang perlu diuji juga dengan alat analisis yang dipakai. Sebaliknya, apabila didapatkan hasil yang homogen maka dapat disimpulkan tidak adanya peran variabel moderator. Adapun hasil pengujian homogenitas untuk tiap kategori treatment secara lengkapnya adalah:
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
9
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
Tabel 2 Hasil Pengujian Homogenitas Group Kriteria
Treatment Harga Citra Merek Citra Garansi
Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan
Person Chi Square 0,296 7,367 7,419 0,583 18,785 4,229 3,459 17,443 1,337
Asymp. Sig. (2-sided) 0,586 0,690 0,024 0, 445 0,043 0,121 0,063 0,065 0,513
Keterangan Homogen Homogen Tdk Homogen Homogen Tdk Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
Secara keseluruhan didapatkan hasil pengujian yang menunjukkan bahwa Treatment yang dipakai telah memenuhi syarat kriteria homogenitas. Meskipun ada beberapa kategori yang tidak homogen, namun karena kategori yang tidak homogen hanya sedikit, maka asumsi homogenitas tiap kategori treatment berdasarkan karakteristik responden (Jenis Kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan) telah terpenuhi atau tidak ada karakteristik responden yang berperan sebagai variabel moderator yang menguatkan atau melemahkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Karena tidak ditemuinya adanya peran variabel moderator maka pengujian terhadap model dapat dilakukan. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan confirmatory factor analysis melalui sofware SPSS. Berdasarkan hasil perhitungan confirmatory factor analysis yang disajikan pada menunjukkan convergent validity yang bisa diterima karena semua item mempunyai factor loading yang lebih dari 0,40 dan signifikan pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil faktor analisis ada beberapa item pertanyaan yang harus dikeluarkan karena tidak memenuhi persayaratan validitas Item pertanyaan ini harus dihilangkan. Adapun item pertanyaan yang harus dikeluarkan adalah item pertanyaan NP2,NP3, PP3 dan MB3. setelah item pertanyaan dikeluarkan, maka didapatkah hasil faktor analisis akhir yang menunjukkan validitas untuk semua variabel pertanyaan. Adapun hasil uji validitas adalah: Tabel 3. Hasil Uji Validitas Konstruk Kualitas Persepsian Pengorbanan Persepsian Nilai Persepsian Minat Beli
Butir yang gugur PP 3 NP2,NP3 MB3
Nilai Uji Validitas Akhir 0,776-0,828 0,845-0,872 0,744-0,826 0,858-0,873
Pengujian reliabilitas setiap konstruk dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach's Alpha dan item-to-total correlation yang berguna untuk memperbaiki pengukuran dengan mengeliminasi butirbutir yang kehadirannya akan memperkecil Cronbach Alpha. Dari hasil uji reliabilitas didapatkah nilai croncbach alpha pada semua konstruk lebih besar dari 0,7. Karena setiap konstruk memiliki nilai Alpha diatas 0.7 berarti semua konstruk telah memenuhi uji reliabilitas. Adapun hasil lengkap dari uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha adalah: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
10
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
Variabel Kualitas Persepsian Pengorbanan Perspsian Nilai Persepsian Minat Beli
Tabel 4. Hasil Uji Reliablitias Nilai Alpha 0,8791 0,7121 0,7854 0,7770
Reliability Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Uji Goodness of Fit Model Structural Goodness of fit mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data yang disajikan.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Tabel 5. Hasil Goodness of Fit Model Struktural Nilai Kritis Indeks Hasil Diharapkan kecil χ2 180,502 Probability level < 0,05 0,000 df Positif Positif CMIN/DF ≤ 2,0 / ≤ 3,0 2,175 GFI ≥ 0,90 0,925 AGFI 0,891 ≥ 0,90 CFI 0,930 ≥ 0,90 RMSEA 0,065 ≤ 0,08 RMR ≤ 0,03 0,046 TLI ≥ 0,90 0,911 NFI ≥ 0,90 0,880
Keterangan Baik Baik Baik Baik Marginal Baik Baik Marginal Baik Marginal
Pengujian tingkat kesesuaian model pada SEM tidak menggunakan alat uji statistik tunggal. Berdasarkan kriteria goodness of fit (Tabel 4) dari model yang diestimasi didapatkan nilai kesesuaian yang baik pada nilai CMIN/DF, GFI, CFI, RMR dan RMSEA sedangkan pada nilai AGFI, TLI dan NFI menunjukkan nilai kesesuaian yang marginal. Namun demikian nilai kesesuaian marginal tersebut tidak jauh berbeda dengan nilai kesesuaian lainnya sehingga secara keseluruhan disimpulkan bahwa model struktural awal yang diestimasi dapat diterima. Pengujian Hubungan Kausalitas Setelah kriteria goodness of fit dapat terpenuhi atas model struktural yang diestimasi, selanjutnya analisis terhadap hubungan-hubungan struktur model (pengujian hipotesis) dapat dilakukan. Hubungan antar konstruk dalam hipotesis ditunjukkan oleh nilai standardized regression weights. Berdasarkan output SEM, degree of freedom yang digunakan sebesar 277. Pengujian hipotesis dilakukan pertama, dengan menganalisa tingkat signifikansi hubungan kausalitas antar konstruk dalam model yang didasarkan pada nilai C.R. Kedua, dengan melihat standardized structural (path) coefficients dari setiap hipotesis terutama pada kesesuaian arah hubungan path dengan arah hubungan yang telah dihipotesiskan sebelumnya. Jika arah hubungan sesuai dengan yang dihipotesiskan dan nilai critical ratio-nya juga memenuhi persyaratan maka dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji mendapat dukungan yang kuat. Nilai kritis yang digunakan adalah nilai t-tabel dengan degree of freedom 277 yaitu sebesar 1,645 (α = 0,1, two tailed), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
11
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 2,576 (α = 0,01, two tailed). Adapun hasil pengujian hubungan kausalitas secara lengkapnya dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Hasil Pengujian Model Struktural Modifikasi Keterangan KualitasPersepsian Å Harga KualitasPersepsian Å Merek KualitasPersepsian Å Garansi PengorbananPersepsian Å Harga NilaiPersepsian Å KualitasPersepsian NilaiPersepsian Å Pengorbanan Persepsian MinatBeli Å NilaiPersepsian Keterangan a Æ signifikan pada α = 0.05 b Æ signifikan pada α = 0.01
Unstandardized Estimate
0,231 0,273 0,232 0,406 0,458 -0,348 0,419
C.R. a
2,452 2,886b 2,440a 3,356b 7,089b -5,017b 5,258b
Standardized Estimate 0,153 0,180 0,152 0,242 0,504 -0,414 0,477
S.E. 0,094 0,094 0,095 0,121 0,065 0,068 0,080
Berdasarkan hasil analisa model struktural yang menguji hubungan pengaruh antara Harga, Citra Merek dan Citra Garansi terhadap Kualitas Persepsian didapatkan hasil nilai CR sebesar 2,452 dengan nilai SE sebesar 0,094 (Harga), nilai CR sebesar 2,886 dengan nilai SE sebesar 0,094 (Citra Merek) dan nilai CR sebesar 2,440 dengan nilai SE sebesar 0,095 (Citra Garansi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Positif antara Tingkat Harga, Citra Merek dan Citra Garansi terhadap Kualitas Persepsian. Hasil analisa model struktural yang menguji hubungan pengaruh antara Harga dengan Pengorbanan Persepsian didapatkan hasil nilai CR sebesar 3,356 dengan nilai SE sebesar 0,121. Karena nilai CR > dari ± 2,576 maka menunjukkan bahwa hipotesis 1b diterima pada tingkat signifikansi α = 0,01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Positif antara Harga dengan Pengorbanan Persepsian. Hubungan pengaruh yang timbul merupakan hubungan yang kuat karena signifikan pada α = 0,01. Hasil analisa model struktural yang menguji hubungan pengaruh antara Kualitas Persepsian dan Pengorbanan Persepsian terhadap Nilai Persepsian didapatkan hasil nilai CR sebesar 7,089 dengan nilai SE sebesar 0,065 (Kualitas Persepsian) dan nilai CR sebesar -5,017 dengan nilai SE sebesar 0,068 (Pengorbanan Persepsian. Karena nilai CR > dari 2,576 maka menunjukkan bahwa Hipotesis diterima pada tingkat signifikansi α = 00,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara kualitas persepsian dengan Nilai Persepsian dan Pengaruh negatif antara pengorbanan persepsian dengan nilai persepsian. hasil analisa model struktural yang menguji hubungan pengaruh antara Nilai Persepsian terhadap Kemungkinan Membeli didapatkan hasil nilai CR sebesar 5,258 dengan nilai SE sebesar 0,068. Karena nilai CR > dari ± 2,576 maka menunjukkan bahwa hipotesis 6 diterima pada tingkat signifikansi α = 00,1. Hasil penelitian mendukung adanya hubungan positif antara nilai persepsian terhadap Minat Beli Konsumen Diskusi Penelitian Semakin tinggi tingkat Harga, maka semakin tinggi kualitas persepsian. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Agarwal dan Teas (2001) dan Verma dan Gupta (2004). Ketika konsumen mengevaluasi suatu produk baru, pada umumnya mereka memiliki sedikit pengalaman atau pengetahuan terbatas tentang produk baru tersebut. Penelitian Doods et al (1991)menemukan bahwa ketika konsumen mengevaluasi produk baru dan mereka hanya memiliki sedikit pengalaman atau pengetahuan yang terbatas tentang Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
12
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 produk baru tersebut, maka konsumen tersebut akan menggunakan harga sebagai petunjuk tentang kualitas. Pada Produk Handphone yang diteliti ini Responden melihat bahwa kualitas produk tergantung pada tingkat harga produk tersebut. Semakin tinggi harga, semakin persepsi mereka terhadap kualitas produk tersebut, sebaliknya semakin rendah harga produk, maka responden mempersepsikan kualitas produk itu semakin rendah. Verma dan Gupta juga menemukan adanya pengaruh hubungan positif yang kuat antara harga terhadap kualitas persepsian pada durable product dan semi durable product. Meskipun demikian, hubungan positif yang kuat tidak terjadi pada non durable product. Hal ini timbul karena non durable product yang dipakai tidak memiliki risiko tinggi sehingga konsumen tidak menjadikan harga sebagai indikator kualitas. Kuat tidaknya hubungan pengaruh antara harga dengan kualitas persepsian tergantung pada tingkat risiko yang dimiliki oleh produk. Risiko ini akan berdampak pada involvement konsumen pada saat melakukan keputusan pembelian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Produk Handphone yang oleh konsumen dipersepsikan masih memiliki risiko yang tinggi sehingga konsumen cenderung berhati hati dalam melakukan pembelian produk handphone. Risiko yang tinggi ini akan berdampak pada involvement konsumen yang tinggi pada saat akan melakukan pembelian handphone. Merek yang memiliki citra kuat dalam benak konsumen akan memiliki kualitas yang bagus pula. Hal ini disebabkan karena citra merek yang kuat muncul dengan adanya pengalaman konsumen setelah menggunakan produk merek tertentu. Adanya kepuasan konsumen yang terakumulasi akan menyebabkan menguatnya citra merek. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Agarwal dan Teas (2001), yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara citra merek dengan kualitas persepsian. Citra merek yang kuat tidak bisa dibangun hanya dengan melalui promosi saja akan tetapi juga dibangun melalui pengalaman paska pembelian. Kepuasan konsumen setelah menggunakan suatu produk akan menguatkan citra merek produk tersebut. Garansi merupakan bentuk perlindungan yang diberikan produsen kepada konsumen terkait untuk mengurangi risiko yang melekat pada produk. Garansi yang ditawarkan bisa bermacam macam, namun umumnya yang diberikan kepada konsumen adalah dalam bentuk service-sparepart dan full warranty (rusak diganti) selama jangka waktu tertentu. Garansi yang lama identik dengan jaminan keamanan yang lebih tinggi. Bagi konsumen, penilaian mereka akan garansi yang diberikan akan membentuk citra garansi produk/jasa. Citra garansi ini akan mempengaruhi kualitas persepsian produk atau jasa. Temuan ini sejalan dengan penelitiannya Purohit dan Srivastava (2000) yang menguji pengaruh garansi dan reputasi perusahaan pemberi garansi terhadap kualitas persepsian. Semakin tinggi citra garansi maka semakin tinggi kualitas yang dipersepsikan terhadap produk/jasa. Apalagi pada produk yang memiliki risiko tinggi. Konsumen akan menggunakan garansi sebagai indikator kualitas manakala konsumen tidak yakin dengan kualitas produk. Garansi merupakan bentuk perlindungan yang diberikan kepada konsumen yang mungkin muncul karena adanya kegagalan produk. Ada dua kerangka literatur yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama literatur yang dikembangkan oleh Agarwal dan Teas (2001) Literatur ini merupakan penggabungan dari price effect model mengenai peran dari external cue sebagai indikator kualitas yang akan berpengaruh terhadap nilai persepsian produk atau jasa. Nilai persepsian produk ini juga dipengaruhi oleh tingkat pengorbanan yang harus dilakukan terkait dengan keputusan pembelian produk. Ada peran kualitas ekstrinsik dan indikator pegorbanan (Zeithaml 1988; Dodds et al. 1991; Agarwal dan Teas 2000). Literatur yang berdasar pada evaluasi produk konsumen pada saat akan melakukan keputusan pembelian. Setiap evaluasi yang dilakukan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
13
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 oleh konsumen bertujuan untuk mengurangi risiko yang diterima yang melekat pada keputusan pembelian mereka. Risiko yang melekat pada produk bagi konsumen disebut dengan risiko persepsian. Risiko persepsian ini akan berdampak pada nilai persepsian produk dan akan berdampak pada niat beli konsumen. Produk yang memiliki risiko tinggi akan menurunkan niat beli seseorang. Sebaliknya produk yang memiliki risiko rendah akan bisa mempengaruhi niat beli seseorang (Agarwal dan Teas 2001; Sweney et al. 1999). Kedua adalah literatur yang meneliti mengenai dampak dari extrinsic cues sebagai indikator dari kualitas terutama mengenai dampak dari citra garansi sebagai indikator dari kualitas. (Purohit dan Srivastava 2000; Shimp dan Bearden 1982). Berdasar pada kedua literatur ini, indikator eksternal (harga dan citra merek) tidak berpengaruh secara langsung terhadap nilai persepsian produk akan tetapi berpengaruh terhadap kualitas persepsian dan pengorbanan persepsian yang kemudian baru berdampak terhadap nilai persepsian. Nilai persepsian merupakan trade-off antara manfaat yang diterima konsumen yang melekat pada produk dan pengorbanan yang harus dilakukan berkaitan dengan keputusan pembelian produk. Manfaat tersebut diterjemahkan sebagai kualitas yang melekat pada produk dan pengorbanan diterjemahkan sebagai risiko yang melekat pada produk. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agarwal dan Teas (2001), Doods et al. (1991), dan Purohit dan Srivastava (2000) yang menemukan adanya hubungan pengaruh yang kuat antara indkator ekternal terhadap kualitas persepsian dan pengorbanan persepsian. Hubungan yang kuat ini muncul karena konsumen menggunakan indikator ekternal dalam penilaian akan suatu produk untuk mengurangi risiko yang melekat pada produk. Konsumen menggunakan indikator eksternal ini sebagai informasi yang penting untuk menyakinkan bahwa mereka akan melakukan keputusan pembelian yang tepat terkait dengan keterbatasan informasi yang mereka miliki. Manakala konsumen memiliki informasi yang minim terhadap suatu produk karena kurangnya pengalaman mereka dalam mengkonsumsi produk tersebut mereka akan menggunakan indikator lain yang memperkuat penilaian mereka (Harga dan Citra Merek). Pengorbanan Persepsian merupakan salah satu bentuk risiko yang diterima konsumen. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kecenderungan meningkatnya risiko yang dihadapi oleh konsumen (Sweeney et al. 1999) yaitu (1) Sedikit informasi yang tersedia mengenai produk, (2) Produk masih baru, (3) Produk tersebut merupakan produk dengan teknologi yang kompleks, (4) Kurangnya tingkat kepercayaan diri konsumen sendiri dalam mengevaluasi produk, (5) Tingkat variasi kualitas pada merek yang dipersepsikan tinggi, (6) Harga produk yang tinggi, (7) Merupakan pembelian yang penting bagi konsumen. Semakin tinggi risiko yang diterima berarti semakin besar pengorbanan yang harus dilakukan untuk mendapatkan produk atau jasa. Produk handphone merupakan produk dengan teknologi tinggi yang terus menerus berkembang dan berubah dengan adanya inovasi yang berlangsung terus menerus. Adanya perkembangan yang pesat menyebabkan konsumen dihadapkan pada produk baru dengan risiko yang kompleks. Untuk mengurangi risiko konsumen menggunakan beberapa indikator misalnya melalui penilaian kualitas yang bisa mengurangi risiko. Kalau konsumen bisa menilai produk itu berkualitas tinggi maka risiko yang diterima akan lebih rendah dibanding dengan produk yang berkualitas rendah. Harga dan citra merek akan berperan sebagai indikator kualitas pada produk yang relatif baru. Konsumen akan memutuskan membeli produk setelah mengevaluasi
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
14
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 nilai produk yang berasal dari manfaat dan pengorbanan (risiko) yang harus dilakukan untuk mendapatkan produk. Zeithaml (1988) mendefinisikan nilai persepsian sebagai suatu trade-off antara kualitas persepsian dengan pengorbanan moneter yang dilakukan dan secara teoretis bisa dideskripsikan sebagai rasio kualitas persepsian : harga persepsian. Konseptualisasi nilai persepsian menunjukkan evaluasi menyeluruh akan nilai jangka panjang (longterm worth) dan terdiri dari perceived net gain pembeli dari akuisisi input gabungan antara harga persepsian dan kualitas persepsian. Kualitas persepsian merupakan input dalam penilaian nilai persepsian. Kualitas persepsian menunjukkan persepsi yang berkaitan dengan superioritas produk, sedangkan nilai persepsian menunjukkan kelayakan nilai (worth) dari suatu produk dalam hal apa yang dikorbankan dibandingkan dengan apa yang diperoleh (Zeithaml, 1988; Grewal et al, 1998, Monroe dan Khrisnan, 1985 dalam Taylor dan Bearden, 2002). Pada produk handphone yang diteliti, kualitas persepsian lebih menunjukkan pada superioritas produk yang menjadi sumber dari kelayakan suatu produk. Produk yang dipandang berkualitas tinggi akan memiliki nilai yang tinggi pula dimata konsumen. Nilai inilah yang mempengaruhi minat beli konsumen.
KESIMPULAN 1. Ada hubungan Positif antara harga, citra merek dan citra garansi dengan kualitas persepsian. Hubungan positif tersebut menunjukkan adanya peran harga, citra merek dan citra garansi sebagai indikator kualitas. Adanya hubungan pengaruh yang kuat disebabkan karena keterbatasan informasi yang dimiliki konsumen terhadap informasi produk handphone yang selalu berubah setiap saat. Karena keterbatasan informasi konsumen tersebut dia menggunakan informasi yang terbatas tersebut untuk menilai kualitas handphone. Disamping itu karena produk handphone termasuk produk dengan tingkat perubahan teknologi yang cepat, menyebabkan lebih mudah bagi konsumen menilai kualitas produk dari harga, merek dan garansi dari produk. 2. Harga berpengaruh positif terhadap pengorbanan persepsian. Semakin tinggi harga, maka semakin tinggi pengorbanan yang dipersepsikan konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa karena harga merupakan ukuran dari pengorbanan secara moneter yang harus dilakukan. 3. Kualitas Persepsian berpengaruh secara positif terhadap nilai persepsian. Semakin tinggi kualitas persepsian, maka semakin tinggi nilai persepsian yang melekat pada produk atau jasa. Kualitas persepsian merupakan bentuk dari manfaat yang diterima konsumen akan produk atau jasa. 4. Pengorbanan persepsian berpengaruh secara negatif terhadap nilai persepsian. Semakin tinggi pengorbanan persepsian maka akan semakin rendah nilai persepsian dari produk atau jasa. Pengorbanan persepsian merupakan bentuk risiko yang harus dihadapi konsumen manakala akan membeli produk atau jasa. 5. Nilai persepsian berpengaruh secara positif terhadap minat beli konsumen. KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, Penelitian ini tidak meneliti mengenai citra toko dan indikator lain sebagai indikator kualitas. Perlu dikembangkan penelitian yang menggunakan indikator lain sebagai indikator kualitas misalnya citra perusahaan pemberi garansi, citra negara Asal, Advertising, Packaging, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
15
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 Komposisi Produk, reputasi perusahaan, time pressure dan indikator lain. Kedua, Penelitian ini hanya meneliti dua dimensi dari risiko persepsian yaitu risiko kinerja dan risiko keuangan, perlu dikembangkan penelitian yang meneliti dimensi lain dari risiko persepsian misalnya risiko psikologis dan risiko fisik. Ketiga, Penelitian ini hanya menggunakan 1 produk untuk menilai hubungan kusalitas. Untuk menilai peran indikator kualitas akan lebih tepat kalau menggunakan beberapa produk dalam kategori yang sama sebagai pembanding sehingga didapatkan hasil yang lebih tepat. Keempat, Penelitian ini hanya terbatas pada produk kategori high involvement. Perlu dikembangkan penelitian dengan menggunakan kategori low involvement. Kelima, Responden yang diteliti masih terbatas. Perlu dikembangkan penelitian dengan sampel yang lebih besar dan beragam.
DAFTAR PUSTAKA Agarwal, S. dan Teas, R. K., 2001. Perceives Value: Mediating Role of Perceived Risk. Journal of Marketing Theory & Practice, 9(4), 1-13. _______,_______2000. The Effect of Extrinsic Product Cues on Consumers’ Perceptions of Quality, Sacrifice and Value. Journal of Academy Marketing Science, 28(2), 278-290. Chapman, J. dan R. Wahlers, 1999. A Revision and Empirical Test of The Extended Price-Perceived Quality Model. Journal of Marketing Theory & Practice, 7(3), 53-64. Dodds, W., Monroe, K.B. dan Grewal, D., 1991. Effects of price, brand, and store information on buyers’ product evaluations. Journal of Marketing Research, 28(2), 307-319. Grewal, D., Krishnan, R., Baker, J. dan Borin, N., 1998b. The effects of store name, brand name and price discounts on consumers’ evaluations and purchase intentions. Journal of Retailing, 74(3), 331-352. ______, Monroe, K. dan Krishnan, R., 1998a. The effects of price-comparison advertising on buyers’ perceptions of acquisition value, transaction value, and behavioral intentions. Journal ofMarketing, Vol. 62 (2), 46-59. Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., and Black, W.C., 1998. Multivariate data analysis. 5th ed., Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Kotler, P., 2003. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control, 13th ed. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc. Maxwell, S., 2001. An Expanded Price/Brand Effect Model: A Demonstration of heterogeneity in global consumption. International Marketing Review, 18 (3): 325-343. Mitchell, V.W. dan Boustani, P., 1993. Market Development Using New Product and New Customers: A Role for Perceived Risk. European Journal of Marketing, 27(2), 17-32. Monroe, K.B., 1990. Pricing: Making Profitable Decissions, 2nd edition. New York: McGraw-Hill. Purohit, D. dan Srivastava, J., 2001. Effect if Manufacturer Reputation, Retailer Reputation and Product Warranty on Consumer Judgements of Product Quality; A Cue Diagnosticity Framework. Journal of Consumer Psychology, 10 (3), 123134.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
16
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 Rangkuti, Fredy (2002), The Power of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Rao, A.R., dan K.B. Monroe (1989), “The Effect of Price, Brand Name and Store Name on Buyers’ Perceptions of Product Quality: An Integrative Review,” Journal of Marketing Research, 26(2), 351-357. Sekaran, U., 2000. Research Methods For Business: A Skill Building Approach, 3nd Ed, New York, John Willey & Sons, Inc. Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. , 2000. Consumer Behaviour, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Shimp, T.A dan Bearden, W.O., 1982. Warranty and Other Extrinsic Cue Effects on Consumers’ Risk Perceptions. Journal of Consumer Research, 9(2), 38-46. Sweeney, J.C., Soutar, G.N. dan L.W. Johnson (1999) “The Role of Perceived Risk in the Quality-Value Relationship: A Study in a Retail Environment,” Journal of Retailing, 75(1), 77-105. Verma, D.P.S. dan Gupta, S.S., 2004. Does Higher Price Signal Better Quality. Vikalpa, 29(2), 67-77. Zeithaml, V., 1988. Consumer perceptions of price, quality and value: means-end model and synthesis of evidence. Journal of Marketing, 52(3), 2-21.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
17
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
IDENTITAS PEMAKALAH DATA PRIBADI Nama NIP Jenis Kelamin Tempat/tanggal lahir Agama Status Perkawinan Alamat Telepon HP
: : : : : : : : :
Lilik Wahyudi SE., M.Si. 132 310 045 Laki Laki Surakarta/ 03 Juni 1980 Islam Menikah Demangan Sangkrah RT 01/7 Surakarta 0271 – 654837 081 2261 3059
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SDN Yosodipuran Surakarta SMP Negeri 4 Surakarta SMU Negeri 3 Surakarta S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta S2 Program Pasca Sarjana Magister Sains Program Studi Ilmu Manajemen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
1986-1992 1992-1995 1995-1998 1998-2003 2003–2005
PENGALAMAN KERJA Wakil Direktur bagian Pengembangan Pendidikan LPK TELADAN (2002-2003) Bendahara Yayasan Indonesia Selaras.(2003-2004) Dosen Tetap Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNS. (2005-Sekarang) Kepala Divisi Pengembangan Bisnis PPEB (Pusat Pengembangan Ekonomi dan Bisnis) Fakultas Ekonomi UNS (2005-Sekarang) PENGALAMAN PENELITIAN Pengaruh Informasi Harga, Merek dan Toko terhadap Keinginan Membeli Produk Handphone di Fakultas Ekonomi (2003) Peran Manajer Lini dalam pengembangan Karier: Studi di PT Stars Internasional. Pengaruh Dukungan Manajer dan Sikap Manajer terhadap Kepuasan Karir: Studi di PT Stars Internasional (Published di Jurnal Perspektif UNS 2004) Perluasan Price Effect Model: Perbedaan konsumsi Mahasiswa S1 dan S2 (2004) Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya LDR di Yogyakarta (Kerjasama PSEKP UGM dan BI Yogyakarta 2004) Nilai Persepsian: Peran Risiko Persepsian sebagai Variabel Mediator (2004) MODUL Database Bisnis dengan Microsoft Access. SPSS untuk Riset Keperilakuan E-Views Amos untuk Riset Keperilakuan
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
18
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 LAMPIRAN
Factor Analysis Communalities
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 NP1 NP4 NP5 PP1 PP2 MB1 MB2
Initial 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Extraction .732 .626 .695 .714 .670 .668 .765 .716 .797 .776 .814 .811
Extraction Method: Principal Component Analysis. Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Total 4.339 2.238 1.151 1.057 .625 .462 .435 .416 .384 .337 .318 .239
Initial Eigenvalues % of Variance Cumulative % 36.155 36.155 18.648 54.803 9.591 64.394 8.812 73.207 5.204 78.411 3.854 82.265 3.622 85.887 3.467 89.354 3.201 92.555 2.811 95.366 2.646 98.012 1.988 100.000
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 4.339 36.155 36.155 2.238 18.648 54.803 1.151 9.591 64.394 1.057 8.812 73.207
Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 3.423 28.525 28.525 2.102 17.520 46.044 1.684 14.037 60.081 1.575 13.125 73.207
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
19
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
Component Matrixa Component 2 3
1 KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 NP1 NP4 NP5 PP1 PP2 MB1 MB2
.777 .643 .689 .764 .716 .665 .691 .511
4
.425 .411
.409 .469 .558 .550 .628 -.526 -.553
.434 .452
.589 .446 .464 .493
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 4 components extracted. Rotated Component Matrixa
1 KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 NP1 NP4 NP5 PP1 PP2 MB1 MB2
2
Component 3
4
.824 .776 .828 .816 .786 .744 .802 .826 .872 .845 .873 .858
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 5 iterations.
Component Transformation Matrix Component 1 2 3 4
1
2
3
.777 .567 -.262 -.080
.511 -.331 .793 .014
.303 -.512 -.421 .685
4 -.210 .553 .354 .724
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
20
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
277.0
N of Items =
5
.8791
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
277.0
N of Items =
3
.7854
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
277.0
N of Items =
2
.7121
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
277.0
N of Items =
2
.7770
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
21
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 SEM INPUT Sub Main Dim sem As New AmosEngine sem.TextOutput sem.Standardized sem.NormalityCheck sem.FactorScoreWeights sem.Mods sem.BeginGroup "G:\publikasi\artikel\juli\data finall.sav" sem.Structure "kp1= (1)KualitasPersepsian + (1)ekp1" sem.Structure "kp2= kualitaspersepsian + (1)ekp2" sem.Structure "kp3= kualitaspersepsian + (1)ekp3" sem.Structure "kp4= kualitaspersepsian + (1)ekp4" sem.Structure "kp5= kualitaspersepsian + (1)ekp5" sem.Structure "pp1= (1)PengorbananPersepsian + (1)epp1" sem.Structure "pp2= PengorbananPersepsian + (1)epp2" sem.Structure "np1= (1)NilaiPersepsian + (1)enp1" sem.Structure "np4= NilaiPersepsian + (1)enp4" sem.Structure "np5= NilaiPersepsian + (1)enp5" sem.Structure "mb1= (1)MinatBeli + (1)emb1" sem.Structure "mb2=MinatBeli + (1)emb2" Sem.Structure "kualitaspersepsian= harga + merek + garansi + (1)zkpe" sem.Structure "pengorbananpersepsian=harga + (1)Zppe" sem.Structure "NilaiPersepsian=kualitaspersepsian+PengorbananPersepsian+ (1)Znp" sem.Structure "MinatBeli=NilaiPersepsian+ (1)Zmb" End Sub
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
22
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
AmosScratch Saturday, August 20, 2005 10:46:33
Amos by James L. Arbuckle
Version 4.01
Copyright 1994-1999 SmallWaters Corporation 1507 E. 53rd Street - #452 Chicago, IL 60615 USA 773-667-8635 Fax: 773-955-6252 http://www.smallwaters.com
********************************************
Title
Your model contains the following variables
kp1 kp2 kp3 kp4 kp5 pp1
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
observed observed observed observed observed observed
endogenous endogenous endogenous endogenous endogenous endogenous
23
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 pp2 np1 np4 np5 mb1 mb2
observed observed observed observed observed observed
endogenous endogenous endogenous endogenous endogenous endogenous
harga merek garansi
observed observed observed
exogenous exogenous exogenous
KualitasPersepsian PengorbananPersepsian NilaiPersepsian MinatBeli
unobserved unobserved unobserved unobserved
endogenous endogenous endogenous endogenous
ekp1 ekp2 ekp3 ekp4 ekp5 epp1 epp2 enp1 enp4 enp5 emb1 emb2 zkpe Zppe Znp Zmb
unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved unobserved
exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous exogenous
Number Number Number Number Number
of of of of of
variables in your model: observed variables: unobserved variables: exogenous variables: endogenous variables:
35 15 20 19 16
Summary of Parameters
Fixed: Labeled: Unlabeled: Total:
Weights ------20 0 15 ------35
Covariances Variances ----------- --------0 0 0 0 3 19 ----------- --------3 19
Means ----0 0 0 ----0
Intercepts ---------0 0 0 ---------0
Total ----20 0 37 ----57
NOTE:
The model is recursive.
Assessment of normality min max skew c.r. kurtosis c.r. -------- -------- -------- -------- -------- --------
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
24
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 garansi merek harga mb2 mb1 np5 np4 np1 pp2 pp1 kp5 kp4 kp3 kp2 kp1 Multivariate
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
2.000 2.000 2.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
-0.196 -0.036 0.079 0.146 0.002 0.397 0.213 0.086 0.177 0.278 0.122 -0.058 0.093 -0.042 0.129
-1.331 -0.245 0.540 0.992 0.013 2.697 1.444 0.586 1.206 1.889 0.830 -0.395 0.634 -0.283 0.877
-1.962 -1.999 -1.994 0.016 -0.094 -0.359 -0.741 -0.187 -0.660 -0.808 0.130 -0.092 0.058 0.096 -0.080 19.455
-6.664 -6.790 -6.773 0.054 -0.319 -1.220 -2.519 -0.636 -2.242 -2.744 0.442 -0.311 0.196 0.325 -0.270 7.169
Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) Observation number ------------215 216 255 80 248 243 256 277 9 190 207 27 206 242 246 44 234 31 62 2 241 269 193 90 244 262 208 222 253 95
194 247 210 198 213 33 224
Mahalanobis d-squared ------------41.770 40.244 36.609 36.377 35.225 33.672 33.529 31.664 31.282 30.477 30.371 29.911 29.885 28.820 28.805 27.746 27.178 26.911 26.262 25.334 24.941 24.554 24.156 24.003 23.993 23.976 23.946 23.589 23.309 23.306
22.950 22.920 22.603 22.498 22.401 22.261 22.191
p1 ------------0.000 0.000 0.001 0.002 0.002 0.004 0.004 0.007 0.008 0.010 0.011 0.012 0.012 0.017 0.017 0.023 0.027 0.029 0.035 0.046 0.051 0.056 0.062 0.065 0.065 0.065 0.066 0.072 0.078 0.078
0.085 0.086 0.093 0.095 0.098 0.101 0.103
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
p2 ------------0.065 0.006 0.008 0.001 0.000 0.001 0.000 0.001 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.002 0.002 0.005 0.030 0.045 0.067 0.102 0.095 0.064 0.042 0.029 0.047 0.064 0.043
0.073 0.053 0.084 0.077 0.070 0.072 0.061
25
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 46 240 6 112 137 182 22 40 43 106 209 261 100 231 73 20 205 219 151 259 220 57 245 200 133 68 39 257 192 186 8 108 235 271 127 276 270 263 59 74 23 236 233 237 146 160 254 239 229 176 147 123 135 272 38
22.090 21.986 21.710 21.673 21.669 21.669 21.623 21.318 21.081 20.909 20.890 20.761 20.530 20.496 20.417 20.417 20.269 20.246 20.214 20.083 20.052 20.044 19.975 19.603 19.475 19.460 19.442 19.332 19.318 19.168 18.991 18.926 18.917 18.909 18.750 18.685 18.615 18.571 18.559 18.549 18.549 18.507 18.444 18.390 18.261 18.198 18.186 17.789 17.635 17.543 17.528 17.234 17.212 17.013 16.849
0.105 0.108 0.116 0.117 0.117 0.117 0.118 0.127 0.134 0.140 0.140 0.145 0.153 0.154 0.157 0.157 0.162 0.163 0.164 0.169 0.170 0.170 0.173 0.188 0.193 0.194 0.194 0.199 0.200 0.206 0.214 0.217 0.218 0.218 0.225 0.228 0.232 0.234 0.234 0.235 0.235 0.237 0.240 0.243 0.249 0.252 0.253 0.274 0.282 0.287 0.288 0.305 0.306 0.318 0.328
0.056 0.053 0.083 0.066 0.047 0.032 0.026 0.050 0.075 0.091 0.071 0.077 0.114 0.096 0.091 0.068 0.081 0.065 0.053 0.062 0.050 0.038 0.035 0.097 0.112 0.091 0.074 0.082 0.065 0.084 0.116 0.113 0.091 0.072 0.097 0.094 0.094 0.085 0.069 0.055 0.041 0.037 0.036 0.033 0.044 0.043 0.034 0.123 0.165 0.180 0.156 0.299 0.271 0.376 0.464
53 221
16.847 16.831
0.328 0.329
0.415 0.379
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
26
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 91 7 265 42 165 25
Sample size:
16.798 16.765 16.686 16.642 16.502 16.467
0.331 0.333 0.338 0.341 0.349 0.352
0.359 0.338 0.355 0.344 0.413 0.395
277
Model: Default model
Computation of degrees of freedom Number of distinct sample moments: 120 Number of distinct parameters to be estimated: 37 ------------------------Degrees of freedom: 83 0e 1e* 2e 3e 4e 5e 6e 7e
8 4 1 2 0 0 0 0
0.0e+000 0.0e+000 0.0e+000 0.0e+000 5.5e+001 4.2e+001 4.4e+001 4.4e+001
-5.8303e-001 -8.3711e-002 -2.0185e-003 -1.1399e-001 0.0000e+000 0.0000e+000 0.0000e+000 0.0000e+000
1.00e+004 2.58e+000 1.28e+000 9.11e-001 5.73e-001 2.00e-001 3.09e-002 6.44e-004
1.55687369508e+003 7.48826185339e+002 3.07187233876e+002 2.15093412112e+002 1.83952788557e+002 1.80572508136e+002 1.80501669441e+002 1.80501626164e+002
0 20 4 5 6 1 1 1
1.00e+004 3.65e-001 8.51e-001 6.19e-001 7.81e-001 1.05e+000 1.01e+000 1.00e+000
Minimum was achieved
Chi-square = 180.502 Degrees of freedom = 83 Probability level = 0.000
Maximum Likelihood Estimates ----------------------------
Regression Weights: Label ------------------------KualitasPersepsian <---------- harga KualitasPersepsian <---------- merek KualitasPersepsian <-------- garansi PengorbananPersepsian <------- harga NilaiPersepsian <- KualitasPersepsia NilaiPersepsian <- PengorbananPersep MinatBeli <--------- NilaiPersepsian kp1 <------------ KualitasPersepsian kp2 <------------ KualitasPersepsian
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
Estimate
S.E.
C.R.
--------
-------
-------
0.231 0.273 0.232 0.406 0.458 -0.339 0.419 1.000 0.737
0.094 0.094 0.095 0.121 0.065 0.068 0.080
2.452 2.886 2.440 3.356 7.089 -5.017 5.258
0.060
12.280
27
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 kp3 kp4 kp5 pp1 pp2 np1 np4 np5 mb1 mb2
<------------ KualitasPersepsian <------------ KualitasPersepsian <------------ KualitasPersepsian <--------- PengorbananPersepsian <--------- PengorbananPersepsian <--------------- NilaiPersepsian <--------------- NilaiPersepsian <--------------- NilaiPersepsian <--------------------- MinatBeli <--------------------- MinatBeli
0.800 0.911 0.864 1.000 0.882 1.000 1.139 0.870 1.000 1.183
Standardized Regression Weights: --------------------------------
0.059 0.063 0.063
13.518 14.533 13.803
0.149
5.940
0.103 0.091
11.107 9.551
0.181
6.546
Estimate
S.E.
C.R.
--------
-------
-------
-0.003 -0.018 -0.016
0.015 0.015 0.015
-0.168 -1.199 -1.052
Estimate --------
KualitasPersepsian <---------- harga KualitasPersepsian <---------- merek KualitasPersepsian <-------- garansi PengorbananPersepsian <------- harga NilaiPersepsian <- KualitasPersepsia NilaiPersepsian <- PengorbananPersep MinatBeli <--------- NilaiPersepsian kp1 <------------ KualitasPersepsian kp2 <------------ KualitasPersepsian kp3 <------------ KualitasPersepsian kp4 <------------ KualitasPersepsian kp5 <------------ KualitasPersepsian pp1 <--------- PengorbananPersepsian pp2 <--------- PengorbananPersepsian np1 <--------------- NilaiPersepsian np4 <--------------- NilaiPersepsian np5 <--------------- NilaiPersepsian mb1 <--------------------- MinatBeli mb2 <--------------------- MinatBeli
0.153 0.180 0.152 0.242 0.504 -0.414 0.477 0.815 0.702 0.758 0.804 0.771 0.746 0.740 0.738 0.818 0.647 0.736 0.861
Covariances: Label -----------------harga <----------------------> merek harga <--------------------> garansi merek <--------------------> garansi
Correlations: -------------
Estimate --------
harga <----------------------> merek harga <--------------------> garansi merek <--------------------> garansi Variances: ----------
-0.010 -0.072 -0.063 Estimate --------
S.E. -------
C.R. -------
0.250 0.250
0.021 0.021
11.747 11.747
harga merek
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
Label ------
28
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 garansi zkpe Zppe Znp Zmb ekp1 ekp2 ekp3 ekp4 ekp5 epp1 epp2 enp1 enp4 enp5 emb1 emb2
0.248 0.531 0.662 0.277 0.281 0.290 0.320 0.270 0.260 0.291 0.561 0.452 0.395 0.302 0.495 0.307 0.177
0.021 0.068 0.139 0.049 0.055 0.033 0.031 0.028 0.029 0.031 0.121 0.094 0.047 0.048 0.050 0.058 0.074
11.747 7.844 4.753 5.650 5.110 8.749 10.289 9.703 8.973 9.527 4.649 4.783 8.424 6.334 9.830 5.320 2.406
Factor Score Weights
Pengorban KualitasP NilaiPers MinatBeli
garansi merek harga mb2 mb1 np5 np4 -------- -------- -------- -------- -------- -------- -------0.0021 0.0024 0.1176 -0.0121 -0.0059 -0.0315 -0.0675 0.0278 0.0328 0.0307 0.0054 0.0026 0.0141 0.0302 0.0035 0.0041 -0.0075 0.0563 0.0274 0.1462 0.3138 0.0004 0.0004 -0.0008 0.4594 0.2240 0.0148 0.0318
Pengorban KualitasP NilaiPers MinatBeli
np1 pp2 pp1 kp5 kp4 kp3 kp2 -------- -------- -------- -------- -------- -------- --------0.0454 0.3684 0.3364 0.0142 0.0167 0.0141 0.0110 0.0203 0.0093 0.0085 0.1895 0.2240 0.1889 0.1471 0.2108 -0.0350 -0.0320 0.0238 0.0281 0.0237 0.0184 0.0214 -0.0035 -0.0032 0.0024 0.0028 0.0024 0.0019 kp1
Pengorban KualitasP NilaiPers MinatBeli
-------0.0165 0.2202 0.0276 0.0028
Modification Indices --------------------
Covariances: Zmb <-----------------------------> Zppe enp5 <----------------------------> zkpe enp4 <-----------------------------> Zmb epp2 <-----------------------------> Zmb ekp5 <---------------------------> harga ekp5 <----------------------------> emb1 ekp5 <----------------------------> enp1 ekp5 <----------------------------> epp2 ekp4 <----------------------------> ekp5 ekp3 <-----------------------------> Znp ekp2 <-------------------------> garansi ekp2 <-----------------------------> Zmb
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
M.I. --------10.696 5.023 7.819 14.198 4.862 4.484 7.111 5.158 8.192 4.511 4.148 8.784
Par Change ----------0.118 -0.079 -0.071 -0.115 0.039 -0.047 0.067 0.066 0.057 -0.047 0.036 -0.066
29
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 ekp2 ekp2 ekp1 ekp1 ekp1
<----------------------------> emb2 <----------------------------> ekp5 <-----------------------------> Zmb <----------------------------> ekp4 <----------------------------> ekp2
5.755 9.288 6.597 8.183 10.420
-0.054 -0.064 0.059 -0.058 0.070
Variances:
M.I. ---------
Par Change ----------
Regression Weights:
M.I. --------9.765 4.134 4.255 4.331 5.366 4.477 4.781 6.542 5.799 5.543 5.810 4.243 5.103 7.741 7.481 8.539 5.652 4.986 4.444 4.331 4.300 4.571 4.998 7.719 8.868 6.592 5.880 5.536 4.873
Par Change ----------0.163 -0.096 -0.156 -0.110 -0.088 0.193 -0.139 -0.137 -0.137 -0.179 -0.120 -0.104 0.113 -0.252 -0.163 -0.176 -0.155 0.159 -0.091 0.079 -0.093 -0.076 0.162 -0.185 -0.130 0.174 0.107 0.105 0.102
MinatBeli <------- PengorbananPersepsian mb2 <------------------------------- kp2 mb1 <----------------------------- harga mb1 <------------- PengorbananPersepsian mb1 <------------------------------- pp2 np5 <--------------------------- garansi np5 <---------------- KualitasPersepsian np5 <------------------------------- kp5 np5 <------------------------------- kp3 np4 <------------------------- MinatBeli np4 <------------------------------- mb2 np4 <------------------------------- mb1 np1 <------------------------------- kp5 pp2 <------------------------- MinatBeli pp2 <------------------------------- mb2 pp2 <------------------------------- mb1 pp1 <------------------------------- kp5 kp5 <----------------------------- harga kp5 <------------------------------- mb1 kp5 <------------------------------- np1 kp5 <------------------------------- kp2 kp3 <------------------------------- np4 kp2 <--------------------------- garansi kp2 <------------------------- MinatBeli kp2 <------------------------------- mb2 kp1 <------------------------- MinatBeli kp1 <------------------------------- mb2 kp1 <------------------------------- mb1 kp1 <------------------------------- kp2
Summary of models ----------------Model ---------------Default model Saturated model Independence model
NPAR ---37 120 15
CMIN --------180.502 0.000 1498.329
Model ---------------Default model Saturated model Independence model
RMR ---------0.046 0.000 0.206
DF -83 0 105
P --------0.000
CMIN/DF --------2.175
0.000
14.270
GFI ---------0.925 1.000 0.475
AGFI ---------0.891
PGFI ---------0.640
0.400
0.415
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
30
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
Model ---------------Default model Saturated model Independence model
DELTA1 NFI ---------0.880 1.000 0.000
RHO1 RFI ---------0.848 0.000
DELTA2 IFI ---------0.931 1.000 0.000
RHO2 TLI ---------0.911 0.000
CFI ---------0.930 1.000 0.000
Model ---------------Default model Saturated model Independence model
PRATIO ---------0.790 0.000 1.000
PNFI ---------0.695 0.000 0.000
PCFI ---------0.735 0.000 0.000
Model ---------------Default model Saturated model Independence model
NCP ---------97.502 0.000 1393.329
LO 90 ---------62.530 0.000 1271.902
HI 90 ---------140.218 0.000 1522.161
Model ---------------Default model Saturated model Independence model
FMIN ---------0.654 0.000 5.429
F0 ---------0.353 0.000 5.048
LO 90 ---------0.227 0.000 4.608
HI 90 ---------0.508 0.000 5.515
Model ---------------Default model Independence model
RMSEA ---------0.065 0.219
LO 90 ---------0.052 0.209
HI 90 ---------0.078 0.229
PCLOSE ---------0.028 0.000
Model ---------------Default model Saturated model Independence model
AIC ---------254.502 240.000 1528.329
BCC ---------259.055 254.769 1530.175
BIC ---------488.788 999.848 1623.310
CAIC ---------425.590 794.882 1597.689
Model ---------------Default model Saturated model Independence model
ECVI ---------0.922 0.870 5.537
LO 90 ---------0.795 0.870 5.097
HI 90 ---------1.077 0.870 6.004
MECVI ---------0.939 0.923 5.544
Model ---------------Default model Independence model
HOELTER .05 ---------161 24
HOELTER .01 ---------178 27
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
31
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
Execution time summary:
Minimization: Miscellaneous: Bootstrap: Total:
0.078 0.562 0.000 0.640
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
32