Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
1
PENGARUH HARGA, VARIASI PRODUK, KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN IKLAN PESAING TERHADAP PERPINDAHAN MEREK Merry Agil Masitha
[email protected] Heru Suprihhadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is conducted to the customers who have ever done the brand switching from the textile product that is produced by PT. Lotus to the other textile product with the research in 2012-2013 periods. The sampling purposive method is used as the sample collection technique, and 100 respondents have been determined as samples. The quantitative and qualitative analysis is used as the analysis method. The result of determination coefficient test (R2) is 0.500 or 50%, which means that simultaneously the contribution from the independent variables such as: product price (HP), the needs to seek for product variation (KMVP), customers’ dissatisfaction (KK) and competitors’ product advertisement (IPP) to the dependent variable is the brand switching decision (KPM) from the textile product at PT. Lotus Surabaya has an adequate contribution. Whereas, the remaining (100 % - 50% = 50%) is contributed by other factors. The result of the test by using analysis of variance has obtained the significant level that is 0.000 which means that it is smaller than 0.05. Therefore it can be concluded that the obtained model is good and can be used for the next analysis. Whereas, the simultaneously result of t-test from the independent variable such as: product price (HP), the needs to seek for product variation (KMVP), customers’ dissatisfaction (KK) and competitors’ product advertisement (IPP) to the dependent variable is of brand switching decision (KPM) from textile product at PT. Lotus Surabaya, with its significance is smaller than 5% so that it has significant. Keywords:
Product Price, the Needs to Seek for Product Variation, Customers’ Dissatisfaction, Competitors’ Product Advertisement, and Brand Switching Decision. ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen yang pernah melakukan perpindahan merek dari produk tekstil yang dihasilkan oleh PT. Lotus ke produk tekstil lain dengan jangka waktu penelitian antara 2012-2013. Teknik penarikan sampel dengan menggunakan metode sampling purposive, dan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 100 responden Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Dari hasil pengujian koefisien determinasi (R2) sebesar 0,500 atau 50%, yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari variabel bebas: harga produk (HP), kebutuhan mencari variasi produk (KMVP), ketidakpuasan konsumen (KK) dan iklan produk pesaing (IPP) secara bersamasama terhadap variabel terikat yaitu keputusan perpindahan merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya yang berarti memiliki konstribusi cukup. Sedangkan sisanya (100 % - 50% = 50%) dikontribusi oleh faktor lainnya. Hasil pengujian secara Analisis of variance diperoleh besarnya tingkat signifikan sebesar 0.000 hal ini berarti lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model yang dihasilkan baik dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Sedangkan untuk hasil pengujian uji t dari variabel bebas: harga produk (HP), kebutuhan mencari variasi produk (KMVP), ketidakpuasan konsumen (KK) dan iklan produk pesaing (IPP) secara parsial terhadap variabel terikat yaitu keputusan perpindahan merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya, dengan signifikansi lebih kecil dari 5% sehingga mempunyai pengaruh signifikan. Kata-kata Kunci:
Harga Produk, Kebutuhan Mencari Variasi Produk, Ketidakpuasan Konsumen, Iklan Produk Pesaing dan Keputusan Perpindahan Merek
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
2
PENDAHULUAN Berbagai macam pilihan produk baik barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen, memberikan kesempatan bagi konsumen untuk melakukan konsumsi dengan berbagai pilihan merek. Beragamnya merek produk yang ditawarkan kepada konsumen membuat konsumen memiliki kesempatan untuk beralih dari satu merek ke merek lainnya. Oleh karena itu, produsen perlu melakukan berbagai macam langkah dalam hal mempertahankan dan meningkatkan loyalitas merek yang sudah dibangun sebelumnya. Seperti yang dijelaskan oleh Mowen dan Minor (2002) bahwa loyalitas merek mempunyai arti kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang. Perilaku perpindahan merek pada pelanggan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dipengaruhi faktor-faktor keprilakuan, persaingan, dan waktu (Srinivasan dalam Swastha,B 2006). Menurut Assael dalam Swastha,B (2006), perpindahan merek dilakukan oleh konsumen terjadi pada produk-produk dengan karakteristik keterlibatan pembelian yang rendah, yaitu tipe perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang cenderung melakukan perpindahan merek dan sangat rentan berpindah terhadap merek pesaing. Konsumen dalam melakukan konsumsi baik barang maupun jasa akan menggunakan pengalaman pemakaian di masa lalu sebelum mengambil keputusan menggunakannya, jika pengalaman konsumen pada pembelian sebelumnya adalah positif maka konsumen mempunyai kecenderungan untuk mengulangi pembelian dengan memilih merek yang sama pada pembelian berikutnya. Tetapi jika perusahaan tidak dapat menciptakan keunggulan dari produk yang di dihasilkannya maka kemungkinan konsumen untuk melakukan perpindahan merek pada produk yang dikonsumsinya akan semakin tinggi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini diberi judul “Analisis Pengaruh Harga Produk, Kebutuhan Mencari Variasi Produk, Ketidakpuasan Konsumen, Dan Iklan Produk Pesaing Terhadap Keputusan Perpindahan Merek dari Produk Tekstil pada PT. Leotus Surabaya”. Menurut penjelasan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah harga produk, kebutuhan mencari variasi produk, ketidakpuasan konsumen dan iklan produk pesaing berpengaruh secara simultan terhadap keputusan perpindahan merek produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya, Apakah harga produk, kebutuhan mencari variasi produk, ketidakpuasan konsumen dan iklan produk pesaing berpengaruh secara parsial terhadap keputusan perpindahan merek produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya, Apakah kebutuhan mencari variasi produk berpengaruh dominan terhadap keputusan perpindahan merek pada PT. Lotus Surabaya ? Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan harga produk, kebutuhan mencari variasi produk, ketidakpuasan konsumen dan iklan produk pesaing terhadap keputusan perpindahan merek produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya, Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial harga produk, kebutuhan mencari variasi produk, ketidakpuasan konsumen dan iklan produk pesaing terhadap keputusan perpindahan merek produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya, Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dominan kebutuhan mencari variasi produk terhadap keputusan perpindahan merek pada PT. Lotus Surabaya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
3
TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa, atau jumlah nilai yang konsumen pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler dan Amstrong, 2007). Dan terbentuknya harga adalah merupakan kesepakatan antara pembeli dan penjual dalam proses tawar menawar. Menurut Kotler (2008), harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepas barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Sedangkan menurut Swastha,B (2006), harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapat kombinasi dari produk atau pelayanannya. Pelanggan yang loyal juga akan memperhatikan harga yang ditetapkan atas produk yang digunakannya. Keaveney (2003) menyatakan bahwa ketika suatu perusahaan kehilangan seorang konsumen mereka tidak hanya akan kehilangan pendapatan dan mengeluarkan biaya untuk mencari konsumen baru, namun perusahaan tersebut kemungkinan akan kehilangan konsumen yang loyal. Hal ini berarti perusahaan tersebut melewatkan peluang besar. Konsumen dengan sukarela berpindah merek karena ketidakpuasan mereka dengan harga yang harus dibayar. Ketidakpuasan ini timbul ketika konsumen merasa harga tidak wajar atau lebih tinggi dibanding dengan alternatif pilihannya. Kebutuhan Mencari Variasi Produk Konsumen akan sering mengekspresikan kepuasan dengan merek barang seperti yang mereka gunakan sekarang, tetapi tetap terlibat dalam penggantian merek. Hal ini dapat terjadi karena pencarian variasi adalah motif konsumen yang cukup lazim. Konsumen yang mempunyai keterlibatan emosional yang rendah terhadap suatu merek akan mudah berpindah pada merek pesaing. Kecenderungan inilah yang sering menjadi perhatian para pemasar akan keberhasilan produk yang ditawarkan. Pencarian variasi akan terjadi apabila tingkat keterlibatan konsumen pada suatu merek rendah dan konsumen menyadari adanya perbedaan anatara merek (Assael, 2002). Pencarian variasi dapat terjadi pada pengambilan keputusan yang terbatas. Perilaku kebutuhan mencari variasi terjadi jika resiko kecil dan sedikit atau tidak ada komitmen terhadap suatu merek (Dharmnesta, 2005). Kebutuhan mencari variasi pada suatu kategori produk oleh konsumen merupakan suatu sikap konsumen yang ingin mencoba merek lain dan memuaskan rasa penasarannya terhadap merek lain serta diasosiasikan sebagai keinginan untuk berganti kebiasaan (Tjiptono, dan Chandra, 2007). Ketidakpuasan Konsumen Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan konsumen, maka konsumen akan mengalami ketidakpuasan (Kotler dan Armstrong, 2007). Ketidakpuasan yang dialami konsumen akan menimbulkan perilaku peralihan merek. Seperti yang dikemukakan oleh David, A (2006), bahwa penentu utama dari kemampuan diterimanya merek adalah kepuasaan ulang dirasakan oleh konsumen didalam pembelian sebelumnya. Ketidakpuasan konsumen ini muncul karena pengharapan konsumen tidak sama atau lebih tinggi daripada kinerja yang diterimanya dipasar. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan yang dapat mempengaruhi sikap untuk melakukan pembelian pada masa konsumsi berikutnya. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu dari dua tindakan berikut : mereka akan mungkin berusaha mengurangi ketidakpuasan tersebut dengan membuang atau mengurangi ketidakpuasan dengan mencari informasi yang biasa memperkuat nilai tinggi produk tersebut.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
4
Iklan Produk Pesaing Iklan merupakan bentuk promosi non personal terhadap suatu ide produk atau layanan yang dilakukan oleh pengiklan yang jelas identitasnya (Kartajaya, 2005). Dengan iklan pemasar dapat membeli ruang iklan dimajalah, koran, billboard, atau membeli jam tayang televisi atau radio untuk produk atau layanannya. Ditinjau dari penerima pesan iklan termasuk dalam komunikasi masa karena pemasang iklan berkomunikasi langusung dengan penerima pesan yang beranekaragam, bukan kepada individu atau personal atau kelompok kecil. Iklan merupakan instrument pemasaran modern yang aktivitasnya didasarkan pada pemikiran-pemikiran (Engel F. J, 2004). Karena iklan merupakan bentuk komunikasi, maka keberhasilannya dalam mendukung program pemasaran merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi. Iklan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya. Perpindahan Merek (Brand Switching) Keaveney (2003) menemukan beberapa faktor penyebab perilaku perpindahan merek, antara lain harga, ketidaknyamanan, layanan inti kegagalan, kegagalan pertemuan pelayanan, tanggapan kegagalan layanan, persaingan antar perusahaan, dan masalahmasalah etika. Keputusan untuk berpindah dari merek satu ke merek lain merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku tertentu, skenario persaingan, dan waktu (Srinivasan, 2003). Menurut David (2006), perilaku perpindahan merek dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang bersangkutan, misalnya adanya keinginan untuk mencoba merek baru. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar, misalnya adanya diskon atau harga yang lebih murah. Hubungan harga dengan keputusan perpindahan merek Menurut Kotler (2008), harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepas barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Dimana pelanggan yang loyal juga akan memperhatikan harga yang ditetapkan atas produk yang digunakannya. Keaveney (2003) menyatakan bahwa ketika suatu perusahaan kehilangan seorang konsumen mereka tidak hanya akan kehilangan pendapatan dan mengeluarkan biaya untuk mencari konsumen baru, namun perusahaan tersebut kemungkinan akan kehilangan konsumen yang loyal. Ketidakpuasan ini timbul ketika konsumen merasa harga tidak wajar atau lebih tinggi dibanding dengan alternatif pilihannya. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut : Harga produk, kebutuhan mencari variasi produk, ketidakpuasan konsumen dan iklan produk pesaing mempunyai pengaruh secara simultan terhadap keputusan perpindahan merek produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya, Harga produk, kebutuhan mencari variasi produk, ketidakpuasan konsumen dan iklan produk pesaing mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan perpindahan merek produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya, Kebutuhan mencari variasi produk, mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan perpindahan merek pada PT. Lotus Surabaya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
5
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi hubungan kausal atau sebab akibat. Penelitian kausal merupakan jenis penelitian untuk mengetahui hubungan atau korelasi antara dua variabel atau lebih dengan meneliti dan menjelaskan keterkaitan antara variabel satu dengan varaibel yang lain. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya korelasi dan pengaruh beberapa variabel dengan melakukan pengujian hipotesis terhadap variabel yang diteliti yaitu variabel Harga produk, kebutuhan mencari variasi produk, ketidakpuasan konsumen dan iklan produk pesaing terhadap keputusan perpindahan merek produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya. Populasi yang dimaksud dalam penelitin ini adalah konsumen yang pernah melakukan perpindahn merek dari produk tekstil yang dihasilkan oleh PT. Lotus ke produk tekstil lain dengan jangka waktu penelitian antara 2012-2013 sebanyak 100 konsumen. Sampel adalah sebagian dari populasi dimana diambil untuk diteliti yang karakternya akan diduga. Sampel dalam penelitian ini akan sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagain dari populasinya. Teknik Pengambilan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik non probability sampling yaitu semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sementara tipe yang dipilih adalah sampling purposive yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu ketika melakukan penyebaran kuisioner. Populasi dalam penelitian ini diambil dari konsumen yang pernah melakukan perpindahan merek dari produk tekstil yang dihasilkan oleh PT. Lotus ke produk tekstil lain selama 1 th. Dalam penelitian ini digunakan empat variabel independen, sehingga jumlah sampel yang digunakan yaitu sejumlah 100 responden. Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : metode kuesioner yaitu dengan cara memberikan sejumlah lembar pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian konsumen/ konsumen yang membeli produk tekstil PT Lotus Surabaya. Metode Wawancara : Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan–keterangan lisan melalui percakapan–percakapan dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada peneliti (Mardalis, 2007:64). Dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data–data tersebut harus benar–benar dapat dipercaya dan akurat. Metode Dokumentasi : Metode ini dilakukan berkaitan dengan obyek dan subyek penelitian melalui pencatatan dokumen-dokumen, arsip-arsip dan bahan-bahan kepustakaan yang terkait dengan penelitian ini. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi: (1) variabel independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel dependen.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
6
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2007). Teknik Analisis Data Yang dimaksud teknik analisis data adalah suatu pendekatan atau metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam rangka memecahkan masalah maupun pengujian hipotesis. Teknik analisis data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor, yaitu suatu teknik analisis statistik multivarians yang digunakan untuk mengurangi dan menyimpulkan variabel-variabel menjadi faktor-faktor. Dalam upaya mengolah data guna menarik suatu kesimpulan atas penelitian maka menggunakan bantuan aplikasi komputer melalui program SPSS 21 for Windows. Uji Validitas dan Rentabilitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = jumlah konstruk -2. Jika rhitung (untuk r tiap butir dapat dilihat pada kolom corrcted item – total correlation) > rtabel dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2008-135) Uji Reabilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronboach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2008 : 75). Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas (Ghozali, 2008 : 75). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah melihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF), dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance mendekati 1, serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali, 2008: 78). Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2008: 79). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
7
Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-standardized. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2008). Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga regresi berganda. Oleh karena variabel independen diatas mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini disebut regresi berganda. Persamaan Regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu Harga Produk (HP), Kebutuhan Mencari Variasi Produk (KMVP), Ketidakpuasan Konsumen (KK) dan Iklan Produk Pesaing (IPP), terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM). Rumus matemastis dari regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah : KPM = α + β1HP1 + β2 KMV2 + β3KK3 + β4KK4 + β5IP5 + e Uji Hipotesis Uji F Uji F digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa koefisien determinasi majemuk dalam populasi, R2, sama dengan nol. Uji signifikansi meliputi pengujian signifikansi persamaan regresi secara keseluruhan serta koefisien regresi parsial spesifik. Uji keseluruhan dapat dilakukan dengan menggunakan statistik F. Dengan rumus Uji F, Suprapto (2003)
F
R 2 /( k 1) (1 R 2 ) /( n k )
Analisis Koefisien Determinasi Secara Simultan (Uji R2) Pengertian Koefisien Determinasi Secara Simultan (R2) memiliki tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas (HP, KMVP, KK, dan IPP) terhadap variabel KMP (Singarimbun, M. Dan S. Effendi, (2008). Rumus untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas (HP, KMVP, KK, dan IPP) terhadap variabel KMP. Dengan rumus sebagai berikut :
R2
b1x1 y b2 x2 y ... b4 x4 y …….Sumber : Sudjana ( 2005 : 98) Y 2
Kriteria Koefisien Determinasi Secara Simultan (Uji R2) dapat dilihat dari interval sebagai berikut: Koefisien determinasi adalah cara yang digunakan untuk menjelaskan seberapa besar variabel independen yang mempunyai kontribusi terhadap variabel dependen yang dalam hal ini menunjukkan pengaruh terhadap variabel terikat keputusan perpindahn merek (KPM). Uji Parsial (Uji t) Untuk menguji signifikan tidaknya variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan pada PT Galangan Surya secara parsial dan dominan digunakan uji hipotesis parsial (uji t). Rumus uji-t menurut Algifari (2003),
th
bi SEbi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dengan adanya ISO 9001 : 2000 dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan, sasaran tertentu, produk yang disediakan, proses yang dipakai dan ukuran dan struktur dari PT . Lotus Indah Textile Industries. Untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan dan pihak berkepentingan lainnya untuk mencapai keunggulan kompetitif dan untuk melakukan hal ini secara efektif dan efisien, dan Untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan dan kemampuan. Karakteristik Responden Berdasarkan karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan pekerjaan dari 100 orang yang dijadikan sampel penelitian : 1. Merupakan gambaran karakteristik responden berdasarkan demografik dari jenis kelamin responden yang pernah melakukan perpindahan merek produk tekstil PT . Lotus Indah Textile Industries di Surabaya sebagai berikut : Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Percent Laki-laki Wanita Total Sumber Data : Koesioner
2.
49 51
49.0% 51.0%
100
100.0%
Dari tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa konsumen yang pernah melakukan perpindahan merek produk tekstil PT. Lotus Indah Textile Industries di Surabaya yang dijadikan responden terbanyak adalah mereka yang berjenis kelamin wanita sebanyak 51 responden dengan prosentase sebesar 51.0%, sedangkan sisanya sebanyak 49 responden dengan prosentase 49.0% adalah mereka yang berjenis kelamin laki-laki. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Merupakan gambaran karakteristik responden berdasarkan demografik dari usia responden yang pernah melakukan perpindahan merek produk tekstil PT . Lotus Indah Textile Industries di Surabaya sebagai berikut : Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Percent 18-30 Th 31-55 Th Diatas 56 Th
41 39 20
41.0% 39.0% 20.0%
Total 100 100.0% Sumber Data : Koesioner Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa konsumen yang pernah melakukan perpindahan merek produk tekstil PT. Lotus Indah Textile Industries di Surabaya yang dijadikan responden terbanyak adalah mereka yang berusia antara 18-30 Th sebanyak 41 responden dengan prosentase sebesar 41.0%, yang berusia antara 31-55 Th sebanyak 39 responden dengan responden 39.0%, sedangkan sisanya sebanyak 20 responden dengan prosentase 20.0%. adalah mereka yang berusia diatas 56 Th.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
3.
9
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Merupakan gambaran karakteristik responden berdasarkan demografik dari pekerjaan responden yang pernah melakukan perpindahan merek produk tekstil PT . Lotus Indah Textile Industries di Surabaya sebagai berikut : Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaa Pekerjaan Jumlah Percent Pegawai Negeri Swasta / Wiraswasta Profesi lain
29 33 38
29.0% 33.0% 39.0%
Total 100 100.0% Sumber Data : Koesioner Dari tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa konsumen yang pernah melakukan perpindahan merek produk tekstil PT. Lotus Indah Textile Industries di Surabaya yang dijadikan responden terbanyak adalah mereka yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 29 responden dengan prosentase sebesar 29.0%, yang bekerja sebagai swasta/wiraswasta sebanyak 33 responden dengan responden 33.0%, sedangkan sisanya sebanyak 38 responden dengan prosentase 38.0%. adalah mereka yang berprofesi lain. Deskripsi Tanggapan Responden Deskriptif ini menguraikan hasil analisis terhadap tanggapan responden dengan menguraikan hasil kuesioner dari 100 responden berkaitan dengan pengaruhharga produk, kebutuhan mencari variasi produk, ketidakpuasan konsumen dan iklan produk pesaing terhadap keputusan perpindahan merek dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya. Deskripsi Hasil Pengujian Uji Reabilitas Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban sesorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara one shot methode atau pengkuran sekali saja. Untuk variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0.60 (Ghozali, 2008-135). Dari hasil uji reliabilitas nilai cronbach alpha dapat dilihat dibawah ini. Tabel 4 Reliability Cronbach Alpha N of Items 0.924 Sumber Data : Koesioner
15
Dari hasil uji tersebut terlihat nilai cronbach alpha sebesar 0.924 lebih besar 0.60 yang berarti butir-butir pernyataan dari seluruh variabel, seluruhnya reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Uji Validitas Uji validitas dilakukan atas item-item pernyataan pada kuesioner yaitu dengan jalan menghitung keofisien korelasi dari tiap-tiap pernyataan dengan skor total yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan angka kritis r product moment. Tujuan dari uji validitas data adalah untuk melihat apakah varaibel atau pernyataan yang diajukan mewakili segala informasi yang seharusnya diukur atau validitas menyangkut kemampuan suatu pernyataan atau variabel dalam mengukur apa yang harus diukur.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
10
Uji Asumsi Klasik Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu : 1. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS 21 diperoleh hasil : Tabel 5 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Difference Positif Negatif Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig (2-tailed) a. Test distribution is Normal b. Calculated from data Sumber Data : Hasil SPSS
100 .0000000 .56535900 .070 .070 -.065 .698 .714
Berdasarkan pada tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2-tailed) sebesar 0.714 > 0.050, hal ini sesuai dengan ketentuan yang dtelah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam penelitian. 2. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali. 2008-142) 3. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. 4. Uji Heteroskedasitas Pengujian heteroskedasitas menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varain dari residual (kesalahan pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedaktisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah homoskedaktisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Grafik pengujian heteroskedasitas diasjikan berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
11
Gambar 1 Heteroskedasitas pada Regresi Linier Berganda Dari gambar 1 diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedasitas pada model regresi. Hal ini menunjukkanbahwa hasil estimasi regresi berganda layak digunakan untuk interprestasi dan analisa lebih lanjut. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu pengaruhharga produk, kebutuhan mencari variasi produk, ketidakpuasan konsumen dan iklan produk pesaing terhadap keputusan perpindahan merek dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya secara linier. Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Uji Regression Variabel Bebas Koefisien Regresi thitung Sig. Constant 1.214 4.531 .000 HP .263 5.104 .000 KMVP .226 4.143 .000 KK .147 2.077 .041 IPP .159 2.575 .012 Fhitung 15.842 Signifikan .000 R .633 Rsquare .500 Adjusted RSquare .475 .387 Varaibel terikat KPM Sumber Data : Hasil SPSS Dari data tabel diatas persamaan regresi yang didapat adalah : Y = 1.214 + 0.257HP + 0.226KMVP + 0.147KK + 0.159IPP
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
12
Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit Models) 1. Analisis koefisien korelasi (R) dan analisis koefisien determinasi (R2) Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh besarnya nilai koefisien korelasi (R) dan analisis koefisien determinasi (R2) yang terlihat pada tabel 15 diatas. Berdasarkan pada tabel 6 di atas, dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi (R) yaitu sebesar 0,633 atau 63.3% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas yang meliputi :harga produk (HP), kebutuhan mencari variasi produk (KMVP), ketidakpuasan konsumen (KK) dan iklan produk pesaing(IPP) secara bersamasama terhadap variabel terikat yaitu keputusan perpindahan merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabayamemiliki hubungan yang cukup erat. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) pada tabel 21 di atas sebesar 0,500 atau 50%, yang berarti bahwa sumbangan satau kontribusi dari variabel bebas: harga produk (HP), kebutuhan mencari variasi produk (KMVP), ketidakpuasan konsumen (KK) dan iklan produk pesaing(IPP) secara bersama-samaterhadap variabel terikat yaitu keputusan perpindahan merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya,cukup. Sedangkan sisanya (100 % - 50% = 50%) dikontribusi oleh faktor lainnya. 2. Uji F (Analisis of Variance /ANOVA) Dari hasil output perhitungan program SPSS versi 21 diperoleh nilai Fhitung = sebesar 15,842jauh diatas Ftabel (df = 2;47) dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < (a) 0,05, sehingga pengaruh variabel bebas yang meliputi:harga produk (HP), kebutuhan mencari variasi produk (KMVP), ketidakpuasan konsumen (KK) dan iklan produk pesaing(IPP) berpengaruh signifikanterhadap variabel terikat yaitu keputusan perpindahan merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya. 3. Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji signifikansi parameter individual atau uji parsial adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas (independen) berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat (dependen) (Algifari (2003:78). 4. Koefisien Determinasi Partial (r2) Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh diantara variabel harga produk (HP), Kebutuhan Mencari Variasi Produk (KMVP), Ketidakpuasan Konsumen (KK) dan Iklan Produk Pesaing (IPP) = 0, maka Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya. Pembahasan Hal ini diindikasikan dengan perolehan signifikansi 0.000 > 0.05. Kondisi ini menunjukkan bahwa naik turunnya Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya ditentukan oleh seberapa baik perusahaan tersebut dalam menciptakan keunggulan dari produk yang di dihasilkannya maka kemungkinan konsumen untuk melakukan perpindahan merek pada produk yang dikonsumsinya atau digunakan akan semakin tinggi. Hal ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi berganda sebesar 0,633 atau 63.3% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas yang meliputi : Harga Produk (HP), Kebutuhan Mencari Variasi Produk (KMVP), Ketidakpuasan Konsumen (KK) dan Iklan Produk Pesaing (IPP) terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya memiliki hubungan yang cukup erat. Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Dharmmesta, 2005). Penyebab lain perpindahan merek adalah beragamnya
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
13
penawaran produk lain dan adanya masalah dengan produk yang sudah dibeli. Keaveney (2003) menemukan beberapa faktor penyebab perilaku perpindahan merek, antara lain harga, ketidaknyamanan, layanan inti kegagalan, kegagalan pertemuan pelayanan, tanggapan kegagalan layanan, persaingan antar perusahaan, dan masalah-masalah etika. Keputusan untuk berpindah dari merek satu ke merek lain merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku tertentu, skenario persaingan, dan waktu (Srinivasan, 2003). Menurut Aaker (2006), perilaku perpindahan merek dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang bersangkutan, misalnya adanya keinginan untuk mencoba merek baru. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar, misalnya adanya diskon atau harga yang lebih murah. Pengaruh Variabel Harga Produk (HP) Terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari Produk Tekstil Pada PT. Lotus Surabaya. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21 diperoleh tingkat signifikansi variabel harga produk (HP) sebesar 0,000 (lebih kecil dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel harga produk (HP) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya adalah positif dan signifikan,yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian inimenerima Ha dan menolak Ho. Dengan demikian dapat berarti bahwa harga produk (HP) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya diterima. Kondisi ini mengindikasikan bahwa semakin baik harga produk (HP) yang ditawarkan perusahaan akan semakin menghindari terjadinya keputusan perpindahan merek (KPM).Diman harga yang ditawarkan suatu merek yang terlalu mahal sementara karakteristik yang ditawarkan sama dengan merek saingannya, hal semacam itu juga dapat menyebabkan perpindahan merek. Harga suatu merek yang terlalu mahal dengan karekteristik yang ditawarkan sama dengan merek pesaing, dapat menyebabkan konsumen berpindah merek, sebaliknya konsumen akan loyal pada merek berkualitas tinggi dengan harga yang wajar (Swastha, B. 2006). Harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suaut produk karena berbagai alasan (Ferdinand, 2006). Penelitian ini sejalan dengan beberapa tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yaitu : Menurut William dan Lamarto, (2007: 123). Harga merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menciptakan pendapatan, unsur lain menunjukkan biaya dan persaingan. Banyak perusahaan yang tidak mampu dalam menangani penetapan harga dengan baik. Kesalahan yang paling umum adalah penetapan yang berorientasi biaya, harga yang sering kurang direvisi, harga yang kurang bervariasi untuk produk-produk dan segmen pasar yang berbeda. Pengaruh variabel Kebutuhan Mencari Variasi Produk (KMVP) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21 diperoleh tingkat signifikansi variabel kebutuhan mencari variasi produk (KMVP) sebesar 0,000 (lebih kecil dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel kebutuhan mencari variasi produk (KMVP) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya secara parsial adalah positif dan signifikan, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Dengan demikian dapat berarti bahwa kebutuhan mencari variasi produk (KMVP) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya diterima.Kondisi ini mengindikasikan sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
14
perpindahan merek (Tjiptono, dan Chandra, 2007). Kebutuhan mencari variasi adalah sebuah komitmen kognitif untuk membeli merek yang berbeda karena berbagai alasan yang berbeda, keinginan baru atau timbulnya rasa bosan pada sesuatu yang telah lama dikonsumsi. Karena konsumen dihadapkan dengan berbagai macam variasi produk dengan berbagai jenis merek, keadaan ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mencoba-coba berbagai macam produk dan merek sehingga konsumen tidak akan sepenuhnya setia akan suatu produk. Penelitian ini sejalan dengan beberapa tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yaitu : Menurut Assael, (2002: 98). Konsumen yang mempunyai keterlibatan emosional yang rendah terhadap suatu merek akan mudah berpindah pada merek pesaing. Kecenderungan inilah yang sering menjadi perhatian para pemasar akan keberhasilan produk yang ditawarkan. Pencarian variasi akan terjadi apabila tingkat keterlibatan konsumen pada suatu merek rendah dan konsumen menyadari adanya perbedaan anatara merek. Kebutuhan mencari variasi adalah sebuah komitmen kognitif untuk membeli merek yang berbeda karena berbagai alasan yang berbeda, keinginan baru atau timbulnya rasa bosan pada sesuatu yang telah lama dikonsumsi. Pencarian variasi dapat terjadi pada pengambilan keputusan yang terbatas. Perilaku kebutuhan mencari variasi terjadi jika resiko kecil dan sedikit atau tidak ada komitmen terhadap suatu merek (Dharmnesta, 2005). Kebutuhan mencari variasi pada suatu kategori produk oleh konsumen merupakan suatu sikap konsumen yang ingin mencoba merek lain dan memuaskan rasa penasarannya terhadap merek lain serta diasosiasikan sebagai keinginan untuk berganti kebiasaan (Tjiptono, dan Chandra, 2007). Menurut Kotler (2008) beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam situasi itu, maka konsumen sering melakukan peralihan merek. Sedangkan Srinivasan (2003), meneliti perbedaan respon dari konsumen yang loyal dan konsumen yang berpindah merek terhadap promosi. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan mencari variasi adalah dorongan yang timbul dari diri konsumen ketika konsumen dihadapkan pada pemilihan merek. Pengaruh variabel Ketidakpuasan Konsumen (KK) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21 diperoleh tingkat signifikansi variabel ketidakpuasan konsumen (KK) sebesar 0,041 (lebih kecil dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel ketidakpuasan konsumen (KK) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya adalah positif dan signifikan, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian inimenerima Ha dan menolak Ho. Dengan demikian dapat berarti bahwa ketidakpuasan konsumen (KK) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya diterima.Kondisi ini mengindikasikan bahwa salah satu faktor yang dapat menyebabkan konsumen berpindah merek. Seperti yang dikemukakan oleh (Dharmmesta, 2005) bahwa seseorang konsumen yang mengalami ketidakpuasan mempunyai kemungkinan akan merubah perilaku keputusan belinya dengan mencari alternatif merek lain pada konsumsi berikutnya untuk meningkatkan kepuasannya. Kepuasan konsumen adalah fungsi seberapa dekat harapan konsumen atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan atas prosuk tersebut. Hal ini terjadi, setelah dilakukan pembelian ulang atau penggunaan produk oleh konsumen. Jika produsen melebih-lebihkan manfaat suatu produk, maka harapan konsumen tidak akan tercapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan (Kotler, 2008). Pelanggan yang tidak puas akan mencari informasi pilihan produk lain yang lebih memiliki nilai tambah dan sesuai dengan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
15
harapannya dan mereka mungkin akan berhenti membeli produk atau mempengaruhi orang lain untuk tidak membeli. Oleh karenanya, perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggan agar mereka tidak beralih. Penelitian ini sejalan dengan beberapa tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yaitu : Menurut Kotler (2008:101). Jika produsen melebih-lebihkan manfaat dari suatu produk dan tingkat ekspektasi atau harapan konsumen tidak tercapai akan mengakibatkan ketidakpuasan konsumen. Sedangkan menurut Shimp (2003) pada dasarnya kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan. Penilaian terhadap kepusaan konsumen dapat dibedakan menjadi : Positive disconfirmation, dimana hasil yang diterima lebih baik dari yang diharapkan. Simple confirmation, diaman hasil yang diterima sama dengan hasil yang diharapkan. Negative disconfirmation, dimana hasil yang diterima lebih buruk dari hasil yang diharapkan. Menurut Sudjana (2005) Pada akhirnya konsumen yang merasa terpuaskan kebutuhan dan keinginannya akan menindaklanjutinya dengan melakukan pembelian ulang terhadap merek yang sama. Sedangkan konsumen yang mengalami ketidakpuasaan cenderung merubah perilaku pembeliannya dengan melakukan perpindahan pada merek lain. Salah satu faktor yang juga muncul dalam diri konsumen yang menyebabkan ia mempunyai keinginan untuk berpindah merek adalah alasan ketidakpuasan konsumen yang tidak puas akan suatu produk maka ia akan berpindah mengkonsumsi merek lain. Ketidakpuasaan konsumen dapat membawa konsumen pada sikap kecewa bahkan lebih marah pada produk tersebut dan memiliki pertimbangan lebih lanjut untuk memutuskan atau meninggalkan produk tersebut (Kotler,2008). Pengaruh variabel Iklan Produk Pesaing (IPP) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21 diperoleh tingkat signifikansi variabel iklan produk pesaing (IPP) sebesar 0,012 (lebih kecil dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel iklan produk pesaing (IPP) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya adalah positif dan signifikan, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Dengan demikian dapat berarti bahwa iklan produk pesaing (IPP) terhadap Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya diterima. Kondisi ini mengindikasikan bahwa adanya iklan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya keputusan perpindahan merek (Deighton dkk, 1994). Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Stephan dan Tannenholz (1994) disebutkan teori mengenai alasan peralihan merek yang berkaitan dengan kegiatan periklanan yaitu adanya campur tangan kegiatan periklanan dan promosi dalam proses pemilihan merek, caranya adalah iklan dan promosi merubah probabilitas seorang konsumen dalam membeli sebuah merek pada suatu kategori yang sama di masa yang akan datang. Lu-Hsu dan Chang 2003 dalam Ermayanti, 2008, berpendapat bahwa periklanan memberikan perangsang dan pendorong bagi konsumen untuk berpindah merek dan menyatakan bahwa konsumen dengan tingkat persepsi yang berbeda mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk berpindah merek. Sunarto (2006), berpendapat bahwa adanya potensi yang hebat untuk mengganggu ingatan tentang iklan-iklan karena orang diekspos dengan banyaknya pesan-pesan promosi. Serangkaian studi yang dilakukan akhir-akhir ini menyelidiki bahwa iklan untuk merekmerek bersaing ditawarkan oleh pabrik yang sama dapat merintangi kemampuan konsumen untuk mengingat merek. jika pengalaman konsumen pada pembelian sebelumnya adalah positif maka konsumen mempunyai kecenderungan untuk mengulangi pembelian dengan memilih merek yang sama pada pembelian berikutnya. Tetapi jika perusahaan tidak dapat menciptakan keunggulan dari produk yang di dihasilkannya maka kemungkinan konsumen
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
16
untuk melakukan perpindahan merek pada produk yang dikonsumsinya akan semakin tinggi. Penelitian ini sejalan dengan beberapa tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yaitu : Menurut Kotler (2008: 133). Aktivitas promosi merupakan usaha marketing yang memberikan berbagai upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang terdiri atas lima variabel, yaitu : Periklanan, promosi penjualan, penjualan pribadi, penerbitan, 25 pemasaran langsung. Periklanan merupakan alat promosi yang paling banyak digunakan untuk produk konsumsi. Meskipun secara tidak langsung berakibat pada pembelian, periklanan merupakan sarana untuk membantu pemasaran yang efektif untuk menjalin komunikasi dalam usahanya untuk menghadapi pesaing. Menurut Kertajaya (2005:97) Iklan merupakan bentuk promosi non personal terhadap suatu ide produk atau layanan yang dilakukan oleh pengiklan yang jelas identitasnya. Dengan iklan pemasar dapat membeli ruang iklan dimajalah, koran, billboard, atau membeli jam tayang televisi atau radio untuk produk atau layanannya. Ditinjau dari penerima pesan iklan termasuk dalam komunikasi masa karena pemasang iklan berkomunikasi langusung dengan penerima pesan yang beranekaragam, bukan kepada individu atau personal atau kelompok kecil. Menurut Engel F. James (2004: 98) Iklan merupakan instrument pemasaran modern yang aktivitasnya didasarkan pada pemikiran-pemikiran. Karena iklan merupakan bentuk komunikasi, maka keberhasilannya dalam mendukung program pemasaran merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi. Iklan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya. PENUTUP Simpulan 1. Dari hasil pengujian Koefisien korelasi berganda R merupakan cerminan tingkat keeratan hubungan variabel bebas yang meliputi : Harga Produk (HP), Kebutuhan Mencari Variasi Produk (KMVP), Ketidakpuasan Konsumen (KK) dan Iklan Produk Pesaing (IPP)terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya. Hal ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi berganda sebesar 0,633 atau 63.3% yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat. 2. Pelaksanaan pengujian Harga Produk (HP), Kebutuhan Mencari Variasi Produk (KMVP), Ketidakpuasan Konsumen (KK) dan Iklan Produk Pesaing (IPP) terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Perpindahan Merek (KPM) dari produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya, dilakukan dengan teknik nonprobability sampling, sementara tipe yang dipilih adalah sampling purposive. Berdasarkan hasil pengujian secara Analisis of variance diperoleh besarnya tingkat signifikan sebesar 0.000 hal ini berarti lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model yang dihasilkan baik dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. 3. Dari hasil koefisien determinasi parsialdiperoleh bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah variabel Harga Produk (HP) dengan nilai koefisien korelasi determinasi parsial= 0,2153atau 21,53%, dibandingkan dengan variabel lainnya. Saran 1. Variabel Harga Produk menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap Keputusan Kerpindahan Merek. Harga produk tekstil pada PT. Lotus Surabaya yang lebih mahal dari tektil produk lain atau harga tidak sesuai dengan manfaatnya dapat mengakibatkan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
17
konsumen berpindah ke merek lain.Sebaiknya PT. Lotus Surabaya menggunakan harga yang dapat di jangkau oleh konsumen, dan juga harga lebih sesuai dengan manfaatnya. 2. Variabel Mencari Variasi Produk memberikan pengaruh terbesar terhadap Keputusan Perpindahan Merek. Banyaknya merek-merek baru yang bermunculan membuat konsumen lebih bebas dalam memilih produk tektil lain sehingga konsumen tidak akan sepenuhnya setia akan suatu produk. Hal ini mengakibatkan konsumen tekstil produk PT. Lotus Surabaya dapat berpindah ke merek lain karena adanya rasa penasaran. tekstil produk PT. Lotus Surabaya harus selalu berinovasi terhadap produknya seperti meciptakan corak serta warna yang lebih bervariasi, kemasan yang lebih unik dan lainlain agar konsumen tidak cepat bosan. Hal tersebut patut untuk diperhatikan sebagai daya tarik, agar konsumen tidak berpindah ke merek lain. 3. Variabel Ketidakpuasan Konsumen menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap Keputusan Perpindahan Merek. Oleh karena itu kualitas tekstil produk PT. Lotus Surabaya harus terus semakin ditingkatkan agar konsumen merasa puas. Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh tekstil produk PT. Lotus Surabaya untuk meningkatkan kualitas adalah menambah varian corak dan warna dengan inovasi yang lebih menyegarkan. Serta kualitas pelayanan dengan layanan bebas pulsa lebih ditingkatkan agar dapat mengatasi keluhan pelanggan dengan baik. 4. Variabel Iklan Produk Pesaing menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap Keputusan Perpindahan Merek. Oleh karena itu tekstil produk PT. Lotus Surabaya perlu lebih meningkatkan iklannya agar lebih menarik dan dapat bersaing dengan merek-merek yang lain agar tidak kehilangan konsumen. Iklan merek-merek lain lebih menarik untuk dicoba atau dibeli dibandingkan tekstil produk PT. Lotus Surabaya. Maka untuk menghindari konsumen yang akhirnya berpindah ke merek lain, tekstil produk PT. Lotus Surabaya perlu lebih mempertahankan sekaligus meningkatkan Iklan baik secara langsung lewat berbagai media maupun tidak langsung melalui even-even yang diadakan oleh PT. Lotus Surabaya. Iklan yang perlu dilakukan tekstil produk PT. Lotus Surabaya adalah menggunakan artis cantik yang terkenal, memberi hadiah berupa barang seperti kupon, diskon atau dapat bertemu dengan idolanya jika membeli produk tekstil PT. Lotus Surabaya. Cara-cara seperti itu digunakan oleh pemasaran untuk meningkatkan kemungkinan konsumen melakukan pembelian ulang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2008, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Assael, H, 2002, Consumer Behavior and Marketing Action. 6th ed., Cincinnati OH: South Western College Publishing
Anwar, S, 2005. Metode Penelitian, Pustaka Pelajar.Yogyakarta. Algifari. 2003. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, Penerbit Unit dan Percetakan David, A. 2006. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Mitra Utama. Dharmmesta 2005. “Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Karakteristik Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 17, No. 1, 91-104. Engel, F. J. 2004. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara Ermayanti, Dwi S. 2008. “Pengaruh Periklanan, Perubahan harga, dan Ketidakpuasan Konsumen Shampo Sunsilk di Surabaya.” Jurnal Eksekutif Vol. 3, No. 2, 97-104. Ferdinand, A. 2006. Metodologi Penelitian Manajemen. CV. Indoprint:: Semarang. Ghozali, I. 2008. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan SPSS .Edisi I. Semarang: BP UNDIP
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
18
Isnawati, O. 2006. Analisis Pengaruh Ketidakpuasan Pasca Konsumsi, Kebutuhan Mencari Variasi, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Kartu Pra Bayar CDMA. Skripsi, FE Manajemen UNDIP. Keaveney, S.M. 2003. ” Customer Switching Behaviour In Service Industries : An Explanatory Study. Journal Of Marketing. Vol 59. April. 72-82 Kotler, P dan Armstrong. 2007. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid II. Jakarta: Erlangga Kotler, P. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium 1. Jakarta: PT. Prenhallindo Kartajaya, H. 2005. Marketing Plus 2000: Siasat Memenangkan Persaingan Global. Edisi Soft Cover. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama Mowen J. C dan Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga Nazir, M. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Rangkuti, F. 2007. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Schiffman, L.G. dan L.L. Kanuk. 2005. Perilaku Konsumen. Edisi Ke-7. Diterjemahkan oleh Zoelkifli Kasip. PT. Indeks, Jakarta. Shimp, T.A. 2003, Integrated Marketing Communication In Advertising and Promotion, Edisi Ketujuh, New York, McGrawHill.
Sudjana. 2005. Metode Statistik, Edisi, Kelima, Penerbit Tarsito, Bandung. Singarimbun, M. dan S. Effendi, 2008, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta. Srinivasan, S. 2003. “Consequences of Financial Reporting Failure for Outside Directors: Evidence from Accounting Restatements and Audit Committee Members”. Journal of Accounting Research. 43(2):291-334. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta 90
Suprapto, 2003, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Jakarta: Rineka Cipta. Sunarto. 2006. Manajemen Pemasaran 2. Adityamedia, Yogyakarta Swastha, B. 2006. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty Tjiptono, F. dan G. Chandra. 2007. Service, Quality, and Satisfaction. Yogyakarta: Andi William, S.J. dan Y. Lamarto. 2008. Prinsip Pemasaran Jilid 3. Erlangga, Jakarta. Zeithaml. V.A., and M.J. Bitner. 2003. Service Marketing. Third edition. New Jersey: McGraHill