PERAN AGROFOREST KARET DALAM PELESTARIAN SPESIES POHON: Studi Kasus di Desa Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
SUBEKTI RAHAYU E351070011
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI THESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa thesis peran agroforest karet dalam pelestarian spesies pohon: studi kasus di Desa Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten, Bungo, Jambi adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang dikutip pada karya ini yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir thesis ini.
Bogor, 2009 Subekti Rahayu E351070011
ABSTRACT SUBEKTI RAHAYU. Role of Rubber Agroforest on Conserving Timber Tree Species: Case study in Lubuk Beringin, Bathin III Ulu, Bungo, Jambi, under supervision by AGUS HIKMAT, AGUS PRIYONO KARTONO and SONYA DEWI. Rubber agroforests still have potential to serve as refugium for the tree diversity of the original lowland rainforest in Indonesia, depending on farmer management and policy (dis)incentives. Comparing tree species richness, diversity and dispersal profile for sapling, pole and tree stages, identify survival timber tree species up to reproductive stage and potential species extinct of rubber agroforests un various age, secondary forest and primary forest in the tropical forest margins of Jambi, Sumatra conducted in Lubuk Beringin village. Amount of 22 plots sample set it up. Each plot sample contains 3 nested plots with different size. 40 m x 1 m plot used to observe sapling, 40 m x 5 m to observe pole and 100 m x 20 m to observe tree stage. All timber species in each nested plot were identified trough leaves collecting, tree population counting and diameter breast height (dbh) measuring for sapling and tree stage. Timber species richness and diversity of sapling, pole and tree in old rubber agroforest 60 years is not significant different with natural forest, but significant different with young and medium age of rubber agroforest 13 and 30 years. Highest tree diversity of sapling found in agroforest 60 years, pole in secondary forest 25 years and tree in primary forest. In contrast, lowest tree diversity of sapling found in rubber agroforest 30 years close to primary, pole in rubber agroforest 13 years and tree in rubber agroforest 30 years far from primary forest. Availability of seed bank, seed dispersers and minimum management in old rubber agroforest 60 years is an important factor as triggering seed germination and growing to sapling stage. Generally, about 70% timber tree species in Lubuk Beringin is zoochory. Only seven species (5%) of timber tree in old rubber agroforest 60 years were survived from sapling to pole and tree stage. Anisoptera costata, Shorea acuminata, Lithocarpus sp., Santiria conferta and an unidentified species has high potential to extinct in Lubuk Beringin. Seed viability of these species is low and need specific characteristic for growing.
RINGKASAN SUBEKTI RAHAYU. Peran Agroforest Karet dalam Pelestarian Spesies Pohon: Studi kasus di Desa Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten Bungo, Jambi, dibimbing oleh AGUS HIKMAT sebagai Ketua, AGUS PRIYONO KARTONO dan SONYA DEWI sebagai Anggota. Agroforest karet masih memiliki potensi sebagai refugia bagi keanekaragaman spesies pohon di hutan hujan dataran rendah Indonesia. Membandingkan kekayaan dan keanekaragaman spesies, profil pemencaran biji, mengidentifikasi spesies pohon yang mampu bertahan hingga mencapai stadia reproduksi dan dapat dipanen serta mengidentifikasi spesies pohon yang berpotensi mengalami kepunahan pada tingkat pertumbuhan pancang, tiang dan pohon di berbagai umur agroforest karet, hutan sekunder dan hutan primer dilakukan di Desa Lubuk Beringin, Jambi, Sumatra. Pengamatan dilakukan pada 22 petak contoh diamati masing-masing petak contoh terdiri atas 3 petak tersarang dengan ukuran yang berbeda. Petak berukuran 40 m x 1 m untuk pengamatan tingkat pancang, 40 m x 5 m untuk tingkat tiang dan 100 m x 20 m untuk tingkat pertumbuhan pohon. Semua spesies yang ditemukan pada masing-masing petak contoh sesuai dengan kriterianya diidentifikasi spesies dan dihitung jumlah individunya. Untuk tingkat tiang dan pohon dilakukan pengukuran diameter setinggi dada. Kekayaan dan keanekaragam spesies tingkat pancang, tiang dan pohon pada agroforest karet tua 60 tahun tidak berbeda nyata dengan hutan primer dan hutan sekunder, tetapi berbeda nyata dengan agroforest karet muda 13 dan 30 tahun. Keanekaragaman spesies pancang tertinggi terdapat pada agroforest karet 60 tahun, tingkat tiang pada hutan sekunder 25 tahun dan tingkat pohon pada hutan primer. Sedangkan keanekaragaman spesies terendah tingkat pancang terdapat pada agroforest karet 30 tahun dekat hutan primer, tingkat tiang pada agroforest karet 13 tahun dan tingkat pohon pada agroforest karet 30 tahun jauh dari hutan primer. Ketersediaan sumber benih, agen pemencar biji dan rendahnya intensitas pengelolaan kebun merupakan faktor yang mempengaruhinya. Secara umum, 70% dari spesies pohon di Desa Lubuk Beringin dipencarkan oleh satwa. Ditemukan tujuh spesies (5%) pohon yang mampu beregenerasi dari tingkat pancang ke tiang dan pohon pada agroforest karet kompleks. Anisoptera costata, Shorea acuminata, Lithocarpus sp., Santiria conferta satu spesies yang belum teridentifikasi berpotensi mengalami kepunahan di Lubuk Beringin. Spesies-spesies tersebut memiliki viabilitas biji yang rendah dan memerlukan kondisi lingkungan tertentu untuk dapat tumbuh dan berkembang.
©Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
PERAN AGROFOREST KARET DALAM PELESTARIAN SPESIES POHON: Studi Kasus di Desa Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
SUBEKTI RAHAYU
Thesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Konservasi Biodiversitas Tropika, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 30 Agustus 1966, merupakan anak pertama dari Bapak R. Moeloed Wignyosaputro dan Ibu Soepartinah. Pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas diselesaikan di Yogyakarta. Pada tahun 1985, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Setahun kemudian, mengambil Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian yang diselesaikan pada tahun 1990. Dari tahun 1990 sampai dengan 1993 penulis bekerja pada Integrated Pest Management Project, yakni proyek kerjasama Food Agriculture Organization (FAO) dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Pada tahun 1991, penulis menikah dengan Bambang Soeharto dan dikaruniai empat anak yaitu Pramundito Prasetyo Bayu, Pramundito Kusumo Bayu (alm.), Jasminesia Sekarsari Bayu dan Hanindito Haryotomo Bayu. Penulis sempat bekerja di Plant Resources South East Asia (PROSEA) sebelum bergabung dengan International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF). Sejak tahun 1994 sampai sekarang, penulis bekerja di World Agroforestry Centre (ICRAF). Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor untuk Program Mayor Konservasi Biodiversitas Tropika, Fakultas Kehutanan.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya atas karunia-Nya thesis ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F. selaku Ketua Komisi Pembimbing, Dr. Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si. dan Dr. Sonya Dewi selaku Anggota Komisi Pembimbing atas bimbingannya sehingga thesis ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada World Agroforestry Centre (ICRAF) dan Dr. Meine van Noordwijk yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi sambil bekerja, serta Landscape Mosaic Project yang telah memberikan dana penelitian kepada penulis. Tak lupa pula, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Mas Bambang yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk dapat melanjutkan studi, kepada Tyo, Nesia dan Aryo yang selalu mengerti dan memahami penulis di saat apapun 2. Harti Ningsih (Nining) atas kerjasamanya yang baik selama melakukan penelitian dan Pak Baiki sebagai ahli nama lokal pohon di lokasi penelitian 3. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa restu 4. Rekan-rekan di Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika angkatan 2007, Bu Merry, Bu Rosa, Dewi, Glen, Toto, Iman, Andi, Pak Aswan, Paijo dan Tedi yang selalu memberikan hiburan segar ketika penulis sedang ‘stress’ dengan kuliah dan pekerjaan 5. Rekan-rekan di ICRAF, Betha, Ni’ma, Tonny, Rahmat dan Novi atas dukungannya.
KATA PENGANTAR Thesis ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Isi yang tertuang dalam Thesis ini merupakan kesepakatan bersama antara peneliti dengan Komisi Pembimbing yang telah disampaikan dalam suatu seminar di hadapan forum dan diuji oleh penguji di luar Komisi Pembimbing. Thesis ini memuat latar belakang, tujuan, kondisi umum lokasi, metodologi, hasil, pembahasan, kesimpulan dan saran serta pustaka yang telah digunakan dalam pendukung penulisan. Keseluruhan isi dari Thesis ini diharapkan dapat memberikan gambaran awal bagi para peneliti untuk melakukan penelitian secara lebih dalam dan bagi para pengambil kebijakan diharapkan dapat memberikan gambaran dalam pengelolaan kawasan yang dapat berperan sebagai areal konservasi. Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, maka penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan ketidak-sempurnaan. Meskipun demikian, penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat.
Bogor, Agustus 2009 Subekti Rahayu E351070011