PELAKSANAAN ZAKAT KARET PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS Di DESA LUBUK KARET KECAMATAN BETUNG KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN)
SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARATSYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM
Oleh: ARDIANSYAH 05380021 PEMBIMBING: 1. Hj. FATMA AMILIA, S. Ag., M. Si 2. M. YAZID AFFANDI, S. Ag., M. Ag
MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010
ABSTRAK Pertanian karet yang dilakukan oleh para petani di Desa Lubuk Karet merupakan komoditas ekonomi yang menguntungkan, karena pertanian karet ini tergolong pertanian yang mahal. Menurut masyarakat desa Lubuk Karet hasil karet wajib dizakati. Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan zakat hasil karet adalah bagaimana pelaksanaan zakat hasil karet di desa Lubuk Karet. Penyusun tertarik untuk meneliti status dan cara menentukan nisabnya dalam pelaksanaan zakat hasil di desa Lubuk Karet Betung Banyuasin Sumatera Selatan ditinjau dari hukum Islam terutama menyoroti status zakat hasil karet dan cara menentukan nisabnya. Penelitian ini merupakan field research atau penelitian lapangan yaitu penelitian dengan data yang diperoleh dari kegiatan lapangan. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah berupa studi lapangan. Studi lapangan yang meliputi observasi secara langsung dan wawancara secara langsung kepada 13 orang responden. Sifat penelitian ini adalah preskriptif yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tertentu seperti menilai status dan cara penentuan nisab zakat hasil karet yang dilakukan masyarakat Desa Lubuk Karet sesuai atau tidak dengan ketentuan zakat dalam Islam. Pendekatan penelitian dilakukan dengan pendekatan normative yaitu berlandaskan al-Qur’an dan alHadis Setelah dilakukan penelitian, pelaksanaan zakat hasil karet di Desa Lubuk Karet, yaitu, Wajib zakat memberikan zakatnya melalui badan amil dan ada yang memberikan langsung kepada penerima zakat. Dengan cara membulatkan hasil karet dan menyimpan seluruh penghasilan menjadi satu simpanan selama setahun, selanjutnya menghitung besar zakat yang akan dikeluarkan. Sedangkan waktu melaksanakan zakat hasil karet menjelang hari raya ‘Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Status zakat hasil karet termasuk ke dalam zakat Mal, Nisabnya 85 gr emas dan kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5%. Cara penentuan nisabnya berdasarkan nisab zakat emas, yaitu menjumlahkan seluruh hasil panen (karet, sawit, nanas dll), yang telah ditabungkan selama setahun, zakatnya dikeluarkan 2,5% dari kadar zakat emas,dengan syarat harta yang dikeluarkan telah mencapai nisab. Pandangan hukum Islam terhadap status dan cara penetuan nisab di Desa Lubuk Karet yang menyoroti status dan cara penentuan nisabnya yang mengqiyaskan ke dalam zakat mal (emas) sudah sesuai dengan hukum Islam. Penyusun sepakat tetapi berbeda dalam pengqiyasannya saja, penyusun mengqiyaskan zakat hasil karet ke zakat perdagangan karena dilihat dari pelaksanaannya zakat hasil karet tidak dapat diberikan secara langsung, harus dijual terlebih dahulu. Nisabnya sama dengan zakat mal yaitu 85 gr emas, zakat yang dikeluarkan 2,5% (kadar zakat emas), dikeluarkan setahun sekali. Meski demikian, perlu adanya penjelasan dan pemahaman yang lebih besar kepada masyarakat yang belum mengeluarkan zakat hasil karet. Agar dapat terbuka hatinya untuk menunaikan perintah Allah SWT. Zakat hasil karet ini selalu mengalami perkembangan dengan nilai yang tinggi dan untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan di kalangan masyarakat yang kurang mampu. ii
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
FM-UINSK-BM-05-03/R0
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI
Hal
: Skripsi Saudara Ardiansyah
Kepada: Yth. Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudara: Nama : Ardiansyah NIM : 05380021 Judul Skripsi :”Pelaksanaan Zakat Karet Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Di Desa Lubuk Karet Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan)” sudah dapat diajukan kepada Fakultas Syariah Jurusan Muamalat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Hukum Islam. Dengan ini kami mengharap agar skripsi akhir Saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Yogyakarta,
22 Rajab 1431H 05 Juli 2010 M
Pembimbing I
Hj. Fatma Amilia, S.Ag., M. Si. NIP: 19720511 199603 2 002
iii
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
FM-UINSK-BM-05-03/R0
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI Hal
: Skripsi Saudara Ardiansyah
Kepada: Yth. Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudara: Nama : Ardiansyah NIM : 05380021 Judul Skripsi :”Pelaksanaan Zakat Karet Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Di Desa Lubuk Karet Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan)” sudah dapat diajukan kepada Fakultas Syariah Jurusan Muamalat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Hukum Islam. Dengan ini kami mengharap agar skripsi akhir Saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Yogyakarta,
22 Rajab 1431H 05 Juli 2010 M
Pembimbing II
M. Yazid Affandi, S.Ag., M. Ag. NIP: 19720913 200312 1 001
iv
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi dari keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 150 tahun 1987 dan no. 05436/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama alif
Huruf Latin tidak dilambangkan
Keterangan tidak dilambangkan
ﺏ
ba>‘
b
be
ﺕ
ta>‘
t
te
ﺙ
sa>
s\
es (dengan titik di atas)
ﺝ
ji>m
j
je
ﺡ
h{a>‘
h{
ha (dengan titik di bawah)
ﺥ
kha>‘
kh
ka dan ha
ﺩ
da>l
d
de
ﺫ
za>l
z\
zet (dengan titik di atas)
ﺭ
ra>‘
r
er
ﺯ
zai
z
zet
ﺱ
si>n
s
es
ﺵ
syi>n
sy
es dan ye
ﺹ
s{a>d
s}
es (dengan titik di bawah)
ﺽ
d{a>d
d{
de (dengan titik di bawah)
ﻁ
t{a>‘
t}
te (dengan titik di bawah)
ﺍ
x
ﻅ
z{a>‘
z}
zet (dengan titik di bawah)
ﻉ
‘ain
‘
koma terbalik di atas
ﻍ
gain
g
-
ﻑ
fa>‘
f
-
ﻕ
qa>f
q
-
ﻙ
ka>f
k
-
ﻝ
la>m
l
-
ﻡ
mi>m
m
-
ﻥ
nu>n
n
-
ﻭ
wa>wu
w
-
ﻫـ
h>a>
h
-
ﺀ
hamzah
’
apostrof
ﻱ
ya>‘
y
-
2. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap
ﻣﺘﻌﻘﹼﺪﻳﻦ ﺓﻋﺪ
Muta’aqqidain ‘Iddah
3. Ta’ Marbu>t}ah diakhir kata a. Bila mati ditulis
ﻫﺒﺔ ﺟﺰﻳﺔ
Hibah Jizyah
b. Bila dihidupkan berangkai dengan kata lain ditulis.
ﻧﻌﻤﺔ ﺍﷲ ﺯﻛﺎﺓﺍﻟﻔﻄﺮ
Ni’matulla>h Zaka>tul-fitri
xi
4. Vokal Tunggal Tanda Vokal
Nama
Huruf Latin
Nama
َ
Fath}ah
a
A
ِ
Kasrah
i
I
ُ
D{ammah
u
U
5. Vokal Panjang a. Fath}ah dan alif ditulis a>
ﺟﺎﻫﻠﻴﺔ
Ja>hiliyyah
b. Fath}ah dan ya> mati di tulis a>
ﻳﺴﻌﻰ
Yas’a>
c. Kasrah dan ya> mati ditulis i>
ﳎﻴﺪ
Maji>d
d. D{ammah dan wa>wu mati u>
ﻓﺮﻭﺽ
Furu>d{
6. Vokal-vokal Rangkap a. Fath}ah dan ya> mati ditulis ai
ﺑﻴﻨﻜﻢ
Bainakum
b. Fath}ah dan wa>wu mati au
ﻗﻮﻝ
Qaul
7. Vokal-vokal yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof
ﺃﺃﻧﺘﻢ ﻹﻥ ﺷﻜﺮﰎ
A’antum La’in syakartum
xii
8. Kata sandang alif dan lam a. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ
Al-Qur'a>n Al-Qiya>s
b. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf al.
ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ
As-sama>’
ﺍﻟﺸﻤﺲ
Asy-syams
9. Huruf Besar Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan seperti yang berlaku dalam EYD, diantara huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandang.
10. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis menurut penulisannya.
ﺫﻭﻯ ﺍﻟﻔﺮﻭﺽ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ
Z|awi al-fur>ud Ahl as-sunnah
xiii
MOTTO
TIDAK AKAN MISKIN ORANG YANG MENUNAIKAN ZAKAT. SLoWLY BUT SURE (“ SAnTAI TApi PaSTI”)
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk: Kedua orang tuaku Bapak Ansori dan ibu Rusia tersayang, terimakasih atas kesabarannya dalam menunggu menyelesaikan studi. Saudara-saudaraku, kalian adalah saudara terbaik dalam hidupku Almamater Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. is the best of the best
xi
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﺍﳊﻤﺪ ﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﳌﲔ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﷲ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﳏﻤﺪﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺃﺷﺮﻑ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻭﺍﳌﺮﺳﻠﲔ ﺳﻴﺪﻧﺎ . ﺍﻣﺎ ﺑﻌﺪ.ﳏﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺃﲨﻌﲔ Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillahirabbil ‘alamin, penyusun ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Allah ‘Azza wajalla, atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah terpilih sebagai penyampai risalah dan penuntun manusia menuju jalan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Alahamdullilah atas rahmat Allah, penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PELAKSANAAN ZAKAT KARET PERSPEKTIF
HUKUM ISLAM (STUDI KASUS Di DESA LUBUK KARET KECAMATAN BETUNG KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN)” sebagai karya ilmiah untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam pada Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Negeri Sunan Kalijaga tanpa ada halangan yang cukup berarti. Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan
xii
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus penyusun ucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2. Bapak Drs. Riyanta, M. Hum, selaku ketua jurusan Muamalat, Bapak Abdul Mughit, S.Ag., M.Ag., selaku sekretaris jurusan Muamalat, Fak, Syari΄ah UIN Sunan Kalijaga. 3. Bapak Dr. Phil. H.M. Nurkholis Setiawan, M.A, selaku Penasehat Akademik yang telah membantu dengan segala nasehat dan arahannya kepada penyusun selama menjalani studi. 4. Ibu Hj. Fatma Amilia, S.Ag., M. Si. , dan Bapak M. Yazid Affandi, S.Ag., M. Ag. selaku, pembimbing I dan II telah berkenan membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. 5. Kepada Masyarakat Desa Lubuk Karet, Kec. Betung, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan. Para Ulama, Mang Manaf (SekDes), Wajib zakat, Penerima zakat, yang telah meluangkan waktu untuk diwawancara dan membantu penyusun dalam memperoleh data penelitian. 6. Kedua orang tua saya Bapak H. Ansori dan Ibu Hj. Rusia tercinta yang telah mendidik, membesarkan dan memberikan kasih sayang tiada henti setiap saat dan setiap waktu, serta dukungannya baik moril maupun materiil kepada penyusun. Yang telah ikhlas berdoa dan sabar menanti kelulusan penyusun. Penyusun akan berusaha mengukir senyum, membahagiakan dan meringankan beban Bapak Ibu.
xiii
7. Terima kasih kepada saudara-saudaraku “Mbok Mila, Mas Burhan, K”Cong, Yu” Fit, K” Ateng (+Yu” Fit), D”Jen (Uju), Wak (Barab, Golok L/k, Din,I) Bibik (Sita,Mene) Mamang (Klet, Wani) Mbok (Lit, Ir, Diana) Uju Yur, Om Jon, dan Sepupuku, keikhalasan kalian adalah sebuah perjuangan yang tidak mungkin aku lupakan, karena kalian aku menjadi makin dewasa, dan mengerti arti kehidupan. 8. Teman-temanku MU-A+B 2005, terimakasih atas ide-idenya, yang tidak penyusun sebutkan satu-persatu, terimakasih atas pertemuan yang penuh kedamaian dan suasana pertemanan selama menuntut ilmu di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 9. Keluarga besar “KOMISARIAT BANYUASIN SUM-SEL, yang telah menjadi keluargaku di Jogja, menemani song, nongkrong di atas genteng, gitaran dll, terimakasih atas persahabatan dan kebersamaan dalam susah maupun senang. 10. Untuk Sobatku Babe, Pinji, Kaban, Acoy, Ryan, Anton, Aziz, Bg Aziz, Jarwo, a”Riza, Pak To, Y”Dona, juga teman-temen PON-PES WALI SONGO NGABAR PONOROGO, temen-temen di kampung halaman, Calit, Mada, Midin, Atot, Damri dll, yang tercinta dan tersayang dan telah menemani penyusun melangkah untuk menjalankan skripsi ini, kalianlah yang mengajariku mengeja air mata, dan mengajari untuk bersikap yang lebih bijak dalam menghadapi masalah. 11. Semua Crew Ramah.Com yang telah membantu dalam pengeditan skripsi ini.
xiv
12. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, semoga amal baik yang telah kalian berikan kepada penyusun mendapat imbalan yang layak dari Allah SWT, Amin. Kepada semua pihak tersebut di atas, penyusun hanya bisa berdo’a semoga amal baik mereka tercatat sebagai amal sholeh yang diridhoi Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Demikian sekilas kata pengantar dari penyusun, penyusun menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan yang perlu disempurnakan, oleh Karena itu, sudi kiranya kepada pembaca untuk bisa memberikan masukan yang membangun guna penyusunan karya-karya yang lain. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Yogyakarta, 18 Rajab 1431 H 01 Juli 2010 M Penyusun
Ardiansyah
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
ABSTRAK .......................................................................................................
ii
SURAT PERSETUJUAN ...............................................................................
iii
PENGESAHAN ...............................................................................................
v
TRANSLITERASI...........................................................................................
vi
MOTTO ..........................................................................................................
x
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
xi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................
1
B. Pokok Masalah ...............................................................................
4
C. Tujuan dan Kegunaan ....................................................................
4
D. Telaah Pustaka ...............................................................................
5
E. Kerangka Teoritik ..........................................................................
8
F. Metode Penelitian...........................................................................
13
G. Sistematika Pembahasan ................................................................
16
BAB II DESKRIPSI UMUM TENTANG ZAKAT DALAM ISLAM ...........
18
A. Definisi dan Dasar Hukum Zakat...................................................
18
1. Definisi.....................................................................................
18
2. Dasar Hukum ..........................................................................
21
xvi
B. Syarat-Syarat Harta Kekayaan yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya… 26 C. Syarat dan Rukun Wajib Zakat
BAB
………………………………...
31
D. Jenis-jenis Harta Kekayaan yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya....
32
E. Macam-Macam Zakat ....................................................................
43
1. Zakat Mal (Zakat Harta)...........................................................
43
2. Zakat Nafs (Zakat Fitrah).........................................................
44
F. Sasaran/penerima zakat..................................................................
46
III
GAMBARAN
TENTANG
DESA
LUBUK
KARET
DAN
PELAKSANAAN ZAKAT KARET DI DESA LUBUK KARET .52 A. Kondisi Geografis .........................................................................
52
B. Keadaan Masyarakat Desa Lubuk Karet........................................
53
C. Pelaksanaan Zakat Karet ...............................................................
58
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN ZAKAT KARET DI DESA LIBUK KARET......................................
65
A. Pengenaan Zakat Hasil Karet ……………………………………..
65
B. Tata Cara Pelaksanaan Zakat...........................................................
70
BAB V PENUTUP...........................................................................................
82
A. Kesimpulan ....................................................................................
82
B. Saran-Saran ....................................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
85
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Terjemakhan Teks Arab................................................................. ...
I
2. Biografi Ulama............................................................................... ... V
xvii
3. Pedoman Wawancara..................................................................... .. VIII 4. Hasil wawancara ............................................................................
X
5. Surat-surat Penelitian ..................................................................... ... XI 6. Curiculun Vitae……………………………………………………. XVI
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu cara yang dilakukan Islam menjembatani kesenjangan sosial antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin adalah kewajiban mengeluarkan harta zakat bagi orang-orang yang kelebihan hartanya. Dalam istilah ekonomi maka zakat merupakan tindakan pemindahan harta kekayaan dari golongan yang kaya kepada golongan yang tidak punya.1 Ajaran Islam menjadikan ibadah yang mempunyai aspek sosial sebagai landasan membangun sistem yang mewujudkan kesejahteraan dunia akhirat. Dengan mengintegrasikannya dalam ibadah berarti memberikan peranan penting pada keyakinan keimanan yang mengendalikan seseorang dalam hidupnya. Demikianlah fungsi sesungguhnya dari ibadah yang dikenal dengan nama zakat. Dalam kelanjutannya peranan organisasi dan kekuasaan yang mengatur dan mengayomi masyarakat juga diikutsertakan, yaitu dengan adanya ‘Amilīn dan Imam atau Khalifah yang aktif dalam menjalankan dan mengatur pelaksanaan zakat. Zakat memang bukanlah satu-satunya gambaran dari sistem yang ditampilkan dari ajaran Islam dan mewujudkan kesejahteraan umum bagi masyarakat. Namun, harus diakui bahwa zakat sangat penting arti dan kedudukannya karena ia merupakan sentral dari sistem tersebut.2
1
Mubyarto, dkk, Islam dan Kemiskinan, cet. Ke-1 (Bandung: Pustaka, 1998), hlm. 43.
2
Alī Yafie, Menggagas Fiqih Sosial, (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 233.
1
2
Menurut syari’at, zakat berarti hak yang wajib dikeluarkan dari harta.3 Dengan maksud untuk mensucikan orang yang mengeluarkannya dan akan menumbuhkan pahala-pahala. Seseorang dikatakan berhati suci dan mulia apabila ia tidak kikir dan tidak mencintai harta untuk kepentingan diri sendiri. Orang yang membelanjakan hartanya untuk orang lain akan memperoleh kesucian dan kemuliaan. Menurut As-Sayid Sabiq, ada lima kategori harta yang wajib dizakati, yaitu emas, perak, perdagangan,barang temuan (harta karun), pertanian dan peternakan.4 Kewajiban zakat merupakan hukum Islam yang bersifat ta’abbudī. Harta yang wajib dikeluarkan zakat termasuk kategori hukum Islam yang bersifat ta΄aqqulī atau fiqh yang bersumber ijtihad.5 oleh karena itu terdapat perselisihan pendapat di kalangan fuqaha. Dalam hal ini ijtihad di bidang zakat menduduki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan manusia yang memberi sumbangan solusi bagi ummat. Ijtihad juga mendapat perhatian terbesar ulama. Adapun dampak dari ijtihad munculnya imam-imam mazhab fikih sunni, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’ī dan Ahmad. Namun demikian, produk ijtihad pada umumnya ditulis dan dikodifikasi pada abad ke2 H. sebagian tidak relevan dengan kondisi sekarang karena berkembangnya peradaban
manusia.
Maka
peran
ulama
kontemporer
sebagaimana
3
Wahbah az-Zuhailī, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, alih bahasa Agus Effendi dan Baharuddin Fannany, cet. ke-1 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 83. 4
As-Sayid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, terj. Muhyidin Syaf, (Bangdung: PT. Ma’arif, 1990),
III:5 5
Masdar F. Mas’udi, Agama Keadilan, Risalah Zakat (pajak) dalam Islam, cet. Ke-3 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), hlm. 162.
3
dikemukakan oleh Yūsuf al-Qaradawī memperbaharui dan mereformulasikan produk ijtihad tersebut. Terutama ijtihad di bidang zakat dengan menyesuaikan pada perkembangan ekonomi masyarakat modern yang mengalami perkembangan pesat.6 Perselisihan dalam zakat terletak pada harta-harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, maka dibutuhkan solusi terbaru untuk menjawabnya. Seperti tanam-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi yang tidak disebutkan secara eksplisit baik melalui al-Qur’an maupun Sunnah. Ijtihad di bidang zakat menjadi solusi yang tepat untuk menjawab persoalan zakat, seperti zakat hasil karet yang perlu dikaji dalam skripsi ini. Berdasarkan pengamatan langsung di Desa Lubuk Karet Kec. Betung Kab. Banyuasin Sumatera Selatan. Mayoritas masyarakat Desa Lubuk Karet mengeluarkan zakat Fitrah. Baik berupa uang atau beras. Sebagian kecil dari mereka yang mengeluarkan zakat Mal, karena banyak dari mereka yang hartanya belum mencapai nisab. Tiap tahunnya masyarakat Desa Lubuk Karet yang hartanya telah mencapai nisab mengeluarkan zakat karet dengan cara mengumpulkan seluruh hasil panen karet yang mereka kerjakan selama satu tahun, dengan cara menabungkannya. Melihat
dari
beberapa
fenomena
di
atas,
perkebunan
karet
membutuhkan solusi untuk diketahui pandangan hukum Islam terhadap zakat hasil karetnya, statusnya, cara menentukan nisabnya. Penyusun tertarik untuk meneliti, menjelaskannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Pelaksanaan 6
Yūsuf al-Qaradawī, Syari’at Islam Ditantang Zaman, alih bahasa Abu Zaky (Surabaya: Pustaka Progresif, 1990), hlm. 150.
4
Zakat Karet Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Lubuk Karet Kec. Betung Kab. Banyuasin Sumatera Selatan
B. Pokok Masalah Dari uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas ada beberapa permasalahan yang menarik dan sangat perlu untuk diangkat sebagai pembahasan dan pengkajian yang mendalam adalah sebagai berikut: Bagaimana pandangan hukum Islam mengenai pelaksanaan zakat karet di Desa Lubuk Karet terutama yang berkaitan dengan status dan cara menentukan nisabnya?
C. Tujuan dan Kegunaan Menjelaskan dan mengetahui pandangan hukum Islam mengenai pelaksanaan zakat karet di Desa Lubuk Karet terutama yang berkaitan dengan status dan cara menentukan nisabnya. Sedangkan kegunaan dalam penelitian ini adalah: 1. Agar menjadi rujukan atau pedoman bagi para muzaki karet di Desa Lubuk Karet dan juga sebagai rujukan bagi peneliti berikutnya 2. Sebagai sumbangsih pemikiran tentang masalah zakat, terutama tentang pelaksanaan zakat hasil karet pada daerah penghasil karet.
5
D. Telaah Pustaka Zakat adalah salah satu ibadah yang merupakan manifestasi kegotongroyongan antara para hartawan dan fakir miskin.7 Zakat juga merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan kepada mereka yang mampu atau wajib bagi orang-orang kaya, untuk diberikan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum atau ketentuan syari΄at Islam. Dalam syari΄at Islam terdapat Rukun Islam yang merupakan landasan pokok di samping rukun iman, dimana dalam Rukun Islam itu seseorang dituntun untuk melibatkan dirinya dalam fungsi sosial agamanya. Rukun Islam mengharuskan seseorang muslim untuk menyatakan kesaksiannya atas ketuhanan Allah SWT dan kerasulan Muhammad SAW, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa di Bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.8 Adapun persoalan zakat adalah menyangkut harta-harta yang wajib dikeluarkan zakatnya seperti: emas, perak, binatang, tumbuh-tumbuhan dan barang perniagaan zakat menjadi kajian yang menarik, yang mendapat perhatian dikalangan ulama fikih dan pemerhati ekonomi, karena zakat adalah suatu sistem ekonomi Islam yang mengandung asas pemerataan.9 Dalam literature seperti fikih zakatnya Yūsuf Qaradawī, permasalahan zakat dibahas secara luas. Yang dinilai sangat refresentatif dalam menjawab 7
Muhammad dan Ridwan Mas’ud, Zakat dan Kemiskinan (Yogyakarta: UII Press, 2005),
8
Masdar F Mas΄udi, Agama Keadilan, hlm. 9
hlm. 42.
9
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, cet. ke-1 (Jakarta: UII Press, 1998), hlm. 9.
6
persoalan-persoalan zakat kontemporer tentang hasil komoditi yang dihasilkan untuk direalisasikan demi kesejahteraan umat. Ia memberikan porsi yang cukup besar dalam membahas zakat pertanian. Misalnya, ia membahas dasar hukum menurut Al-Qur’an dan Hadis, hasil tanaman yang wajib dikeluarkan zakatnya, besar zakat dan macam-macamnya, dan seterusnya.10 Dalam bukunya “Pedoman Zakat”, Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy beliau menjelaskan zakat mulai dari pengertian zakat, hukum zakat, sampai dengan beberapa masalah sekitar keutamaan menjalankan harta di jalan Allah.11 Selain dari buku-buku yang tersebut di atas ada beberapa karya tulis dalam bentuk skripsi yang membahas tentang karet adalah Tinjauan Islam Terhadap Pelaksanaan Bagi Hasil Perkebunan Karet di Kinande, Kecamatan. Samalantan, Kabupaten. Bengkayang. Kalimantan Barat. Skripsi Suhartono berkesimpulan bahwa, akad perjanjian bagi hasil dengan cara lisan dan pelaksanaan perjanjian bagi hasil perkebunan karet di dusun Kinande, tidak bertentangan dengan hukun Islam, sedangkan pembagian hasil telah memenuhi rasa keadilan hingga tidak bertentangan dengan hukum Islam.12 Skripsi Efi Yuliana tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Terhadap Penggarapan Kebun Karet di Desa Bukit Selabu, Kabupaten.
10
Yūsuf al-Qaradawi, Hukum Zakat, (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, 2002).
11
T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat, cet. Ke-7 (Jakarta: PT. Bulan Bintang,
1991). 12 Suhartono, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Bagi Hasil Perkebunan Karet di Desa Kinande Samalantan Bengkayang Kalimantan Barat.” Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
7
Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Skripsi berkesimpulan bahwa pelaksanaan bagi hasil sah menurut hukum Islam, kerjasamanya adalah Musaqah, karena syarat dan rukun telah terpenuhi dan bagi hasil sudah memenuhi hukum Islam.13 Skripsi Emmy Hastuty tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Karet Gebor di Desa Kalipapan, Kecamatan. Negeri Agung, Kabupaten. Way Kanan, Propinsi Lampung. Skripsi berkesimpulan bahwa jual beli karet di desa Kalipapan termasuk jual beli gharar dan dilarang dalam Islam, karena ada unsur penipuan, adanya pengambilan kesempatan dalam kesempitan dan unsur ketidakadilan yang dilakukan penjual terhadap pembeli, hingga jual beli ini tidak sesuai dengan prinsip hukum muamalat.14 Skripsi tentang Praktek Jual Beli Karet di Kecamatan. Gelumbang, Kabupaten. Muara Enim Ditinjau Dari Hukum Islam. Skripsi Marisa Farhana bekesimpulan bahwa dalam praktek jual beli karet harga ditentukan oleh pembeli dan bagi penjual tidak adil, tetapi sudah ada kerelaan antar kedua belah pihak, menurut hukum Islam adanya keridhaan hukunya sah.15 Selain skripsi tentang karet di atas terdapat skripsi lain yang membahas tentang zakat tanaman atau pertanian adalah Tinjauan Hukum Islam Terhadap
13
Efi Yuliana, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Terhadap Penggarapan Kebun Karet di Desa Bukit Selabu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.” Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008. 14 Emmy Hastuty, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Karet Gebor di Desa Kalipapan, Negeri Agung Way Kanan, Propinsi Lampung.” Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005. 15 Marisa Farhana, “Praktek Jual Beli Karet di Kecamatan. Gelumbang, Kabupaten. Muara Enim Ditinjau Dari Hukum Islam.” Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.
8
Pelaksanaan Zakat Salak Pondoh di Desa Purwobinangun Pakem Sleman. Untuk mengatasi keenganan masyarakat terhadap zakat, penyalurannya mengatasnamakan pembangunan masjid dan madrasah sebagai alternatif. Tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan zakat pondoh di desa Purwobingangun sudah sesuai dengan hukum Islam.16 Pelaksanaan Zakat Hasil Pertanian dan Perubahan Ekonomi Masyarakat, “Studi di Desa Cintaratu Kec. Lakbok Kab. Ciamis”. Dengan di dukung perekonomian yang baik dan alam yang baik masyarakat Cintaratu melaksanakan pemberian zakat dan pengaruh zakat di Desa Cintaratu ini sangant mempengaruhi dalam perubahan ekonomi masyarakat. 17
E. Kerangka Teoretik Zakat adalah salah satu dari rukun Islam yang disyari΄atkan oleh Allah sebagai esensi dari terbentukanya agama Islam. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadis Nabi SAW:
ﺑﲏ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﲬﺲ ﺷﻬﺎﺩﺓ ﺍﻥ ﻻﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﷲ ﻭﺍﻥ ﳏﻤﺪ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﻭﺍﻗﺎﻡ 18 .ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻳﺘﺎﺀ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻭﺍﳊﺞ ﻭﺍﻟﺼﻮﻡ ﺍﻟﺮﻣﻀﺎﻥ
16 Yasin Mutofa, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Zakat Salak Pondoh Desa Purwobinangun Pakem Sleman, “ Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2001. 17
Ahmad Yasin, “Pelaksanaan Zakat Hasil Pertanian dan Perubahan Ekonomi Masyarakat,” Skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, 2002. 18 Imam al-Bukhari, Sahih al-Bukharī, kitab al-īman, Bab Qaul an-Nabi, ΄an Buniya alIslam (Beirut: Dar al-fikr, 1981), 1:8. Hadis riwayat Bukhari dari Ibnu Umar.
9
Kewajiban zakat adalah kewajiban agama yang harus diyakini dan mendapat perhatian di dalam Islam, yaitu pada urutan kedua setelah shalat. Perhatian untuk mendirikan shalat di dalam kitab suci al-Qur’an tidak pernah terpisahkan melainkan selalu diikuti dengan penekanan yang sama.19 Hasil pertanian atau perdagangan pun tidak lepas dari zakat, jadi wajib dikeluarkan zakatnya bila telah sampai nisabnya. Firman Allah:
ﻳﺎﺍﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻣﻨﻮﺍ ﺍﻧﻔﻘﻮﺍ ﻣﻦ ﻃﻴﺒﺎﺕ ﻣﺎ ﻛﺴﺒﺘﻢ ﻭﳑﺎ ﺍﺧﺮﺟﻨﺎ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ 20
.ﺍﻷﺭﺽ
Para ulama masih berbeda pendapat tentang hasil bumi yang wajib dizakati, Ibnu Hazm menyatakan, bahwa tidak wajib zakat pada zabib, juga pada tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian selain kurma, gandum dan syair. Dia menambahkan bahwa alasan zakat pada zabib atas dasar ijma΄, tidak sahih. Sedangkan menurut Ibnu Abi Laela, Sopyan as-Saurī dan Ibnu al-Mubarak mengatakan, bahwa selain dari gandum, syair, tamar dan zabib adalah tidak wajib zakat. Pendapat yang berbeda dengan mereka, adalah Ibnu al- Munzīr dan Ibnu Abdī al-Barr mengatakan, bahwa mujtahidin telah ber’ijma΄ atas wajibnya zakat pada hantah (gandum), syair (padi belanda), tamar (anggur kering).21
19
Afzalurrahman, Dokrin Ekonomi Islam, alih bahasa Nastagin, cet. Ke-2 (Yogyakarta: Dana Nhakti Prima Yasa, 2002), hlm. 245. 20
Al-Baqarah (2): 267.
21
Hasbi as-Shiddieqy, Pedoman, hlm. 109
10
Selain dari pendapat-pendapat di atas Imam Asy-Syafi’ī mengatakan bahwa wajib dizakati atas semua hasil bumi yang memberi kekuatan (mengenyangkan), bisa disimpan lama dan diproduksi oleh manusia. Sedangkan menurut Abu Hanifah, bahwa semua hasil bumi yang diproduksi manusia wajib dizakati, dengan sedikit pengecualian, yakni pohon-pohon yang tidak berbuah. Dalam hal ini ijtihad sangat penting dalam kaitannya dengan obyek yang wajib dizakati. Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas para ulama telah mengemukakan jenis harta-harta yang wajib dizakati. Oleh karena itu diperlukan analogi alasan hukum adalah sesuatu yang sangat penting dengan tetap berpedoman pada dalil-dalil Al-Qur’an tentang zakat. Berangkat dari pemikiran di atas, hanya untuk mewujudkan tujuan zakat, yang diantaranya menghindarkan tersimpannya harta pada sekelompok orang saja, sementara sekolompok orang lain banyak yang masih serba kekurangan. Islam tidak menghendaki harta terkungkung dalam simpanan yang baku pada tangan-tangan orang kaya dengan mengabaikan kondisi sosial di sekitarnya yang serba kekurangan. oleh karena itu, Islam menjadikan zakat sebagai suatu kewajiban dan menjadi bagian dari rukun Islam.22 Adapun zakat dalam Islam itu terbagi dua yaitu zakat fitrah dan zakat mal.23 Para fuqaha mengatakan bahwa zakat fitrah adalah dengan zakat kepala
22
Didin Hafidhuddin, Pedoman Praktis tentang Zakat, Infak, Sedekah, (Jakarta: Gema Insani Perss, 1998), hlm. 6. 23
Hasbi as-Shiddieqy, Pedoman, hlm. 166
11
atau badan, sehingga wajib untuk dibatar oleh setiap orang Islam untuk mensucikan diri dan membersihkan perbuatannya, dibayar pada bulan ramadhan, paling akhir waktunya adalah sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri.24 Sedangkan zakat mal diwajibkan khusus atas orang-orang kaya yang hartanya telah mencapai nisab, untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syara’. Hadis Nabi SAW tentang pengkhususan ini adalah:
ﻓﺎﻋﻠﻤﻬﻢ ﺍﻥ ﺍﷲ ﺍﻓﺘﺮﺽ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺻﺪﻗﺔ ﰱ ﺍﻣﻮﺍﳍﻢ ﺗﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﺍﻏﻨﻴﺎﺋﻬﻢ ﻭﺗﺮﺩ 25 .ﻋﻠﻰ ﻓﻘﺮﺍﺋﻬﻢ Hadis Nabi SAW tentang orang-orang kaya yang berhak mengeluarkan zakatnya: 26
.ﻻﺻﺪﻗﺔ ﺍﻻﻋﻦ ﻇﻬﺮﻏﲎ
Selain dari tercapainya nisab bagi harta yang wajib dikerluarkan zakatnya adalah telah cukup setahun dimiliki (haul). Berlaku bagi harta-harta tertentu yang di syaratkan haulnya seperti binatang, emas, dan perak serta barang perniagaan.
24
Yūsuf al-Qaradawi, Hukum Zakat, Alih bahasa: Didin Hafiduddin dkk (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, 2002), hlm. 920-921. 25
Al-Bukhari, Sahih al-Bukharī, (Semarang: Thahaputra, tt), II: 108. Bab wujubuz azzakah diriwayatkan oleh Abu “Asim ad-Dohaki Ibnu Makhladin dari Zakariyya Ibnu Isha Ibnu ‘Abdillah Saiyfiyyan dari Ma’badin dari Ibnu ‘Abbasin dari Rasulullah SAW ketika mengutus Mu’ad ke Yaman. 26 Ibid., II: 117. Bab La sadaqata, Kisah yang dilakukan oleh Abu Bakar dan asar sahabat Ansar dan Muhajirin diriwayatkan oleh ‘Abdanun dari ‘Abdullah dari Yunus dari Zuhri dari Sa’id ibnu Musayyab sesungguhnya Abu Hurairah berkata dari Nabi SAW.
12
Adapun besarnya zakat yang harus dikeluarkan oleh para wajib zakat adalah 10% untuk tanaman yang diari sungai atau air hujan, dan 5% bagi tanaman yang mengeluarkan biaya dalam pengairannya. Hadis Nabi SAW tentang ketentuan ini adalah:
ﻓﻴﻤﺎ ﺳﻘﺖ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭﺍﻟﻌﻴﻮﻥ ﻟﻮﻛﺎﻥ ﻋﺸﺮﻳﺎ ﺍﻟﻌﺸﺮ ﻭﻣﺎ ﺳﻘﻲ ﺑﺎﻟﻨﻀﺢ ﻧﺼﻒ 27 .ﺍﻟﻌﺸﺮ Dari hadis di atas dapat di ambil penjelasan bahwa jumlah kadar untuk zakat tersebut merupakan haknya para mustahiq (penerima) zakat yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Adapun yang berhak menerima zakat tersebut berjumlah delapan ansaf dan semuanya ditentukan dalam al-Qur’an yang berbunyi:
ﻢ ﻭﰱ ﺍﻟﺮﻗﺎﺏﺇﳕﺎ ﺍﻟﺼﺪﻗﺖ ﻟﻠﻔﻘﺮﺁﺀ ﻭﺍﳌﺴﻜﲔ ﻭﺍﻟﻌﻤﻠﲔ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﺍﻟﺆﻟﻔﺔ ﻗﻠﻮ 28 .ﻭﺍﻟﻐﺮﻣﲔ ﻭﰱ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﷲ ﻭﺍﺑﻦ ﺍﻟﺴﺒﻴﻞ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻣﻦ ﺍﷲ ﻭﺍﷲ ﻋﻠﻴﻢ ﺣﻜﻴﻢ Dari ayat di atas masih terdapat perbedaan pendapat seperti Imam AsySyafi’ī dan Imam Ahmad, yang berpendapat bahwa dalam pembagian zakatnya wajib disamaratakan diantara semua golongan, dan hendaknya setiap golongan minimal karena jumlah tiga adalah minimal jumlah banyak. Sedangkan menurut Imam Malik dan Imam Abu Hanifah, yang demikian tidaklah wajib. Karena menurut mereka (li) dalam surat at-Taubah ayat 60
27
Al-Bukharī, Sahih al-Bukhari, II:133. Bab al-‘Asyri fima yusqo, riwayat sa’id ibni Abi Maryam dari ‘Abdullah ibni Wahbin dari Yunus ibni Yazid dari az-Zuhri dari Salim ibni ‘Abdillah dari bapaknya ra. 28
At-Taubah (9): 60.
13
bukan lam at-tamlīk, akan tetapi lam al-‘ajlī (lam yang menunjukkan karena sesuatu).29
F. Metode Penelitian Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan diharapkan, perlu adanya metode dan prosedur yang baik dan benar sehingga mempermudah dalam memperoleh data yang diharapkan, yang nantinya akan dianalisis dan diuji kebenarannya. Untuk maksud tersebut penyusun menggunakan: 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan field research atau penelitian lapangan yaitu penelitian dengan data yang diperoleh dari kegiatan lapangan. adalah komunitas petani karet di Ds Lubuk Karet Kec. Betung Kab. Banyuasin Sumatera Selatan 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah preskriptif yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tertentu seperti menilai status dan cara penentuan nisab zakat hasil karet yang dilakukan masyarakat Desa Lubuk Karet 3. Pendekatan Pendekatan penelitian dilakukan dengan pendekatan normative yaitu berlandaskan al-Qur’an dan al-Hadis
29
Yūsuf al-Qaradawī, Hukum Zakat, hlm. 664-665.
14
4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperkuat argumentasi penyusun dalam mengumpulkan data menggunakan teknik sebagai berikut: a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki30 guna memperoleh data yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan zakat karet di Desa Lubuk Karet Kec. Betung Kab. Banyuasin Sumatera Selatan b. Wawancara, adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap survei, tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Dalam metode ini penulis menggunakan wawancara terbuka yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang sedemikian rupa bentuknya sehingga responden atau informan tidak terbatas dalam jawaban-jawabannya kepada beberapa kata saja, tetapi dapat menjelaskan keterangan-keterangan yang panjang. Metode wawancara ini ditujukan kepada masyarakat yang ada di Desa Lubuk Karet Kec. Betung Kab. Banyuasin Sumatera Selatan. Sedangkan data yang digali adalah berupa informan tentang pelaksanaan zakat karet yang ada dan orisinil. c. Populasi dan Sampel
30
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Pisikologi UGM, 1984), hlm. 136.
15
Populasi dari penelitian ini adalah ulama setempat, aparat desa dan kepentingan umum, petani wajib zakat terdiri dari 161 petani yang diperkirakan mempunyai penghasilan lebih dari ketentuan nisab zakat, serta penerima zakat terdiri dari 63 orang. Sedangkan cara pengambilan sampel penyusun menggunakan teknik purposive sample, yaitu memilih sekelompok subyek berdasarkan atas cici-ciri dan sifatsifat tertentu yang dipandang mempunyai hubungan pelaksanaan zakat karet di Desa Lubuk Karet.31 Teknik ini penyusun pergunakan untuk mencapai tujuan penyusunan skripsi ini. Karena terbatasnya waktu dan banyaknya pihak yang termasuk di dalamnya maka penyusun mewakilkan kepada 7 pemberi zakat, 3 penerima zakat, 3 ulama desa setempat dan kepentingan umum. d. Cara Analisis Data. 1) Deduktif Metode Deduktif yaitu metode yang berangkat dari pernyataan yang bersifat umum untuk ditarik atau diturunkan pada kesimpulan khusus. Dalam hal ini dikemukakan secara definitif mengenai beberapa teori atau ketentuan-ketentuan umum yang berlaku menurut hukum Islam tentang zakat karet, kemudian penyusun berusaha menganalisis dan merumuskan lebih spesifik menuju sasaran pembahasan. 2) Induktif 31
Sutrisno Hadi, Metode Research I, cet. Ke-13 (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Pisikologi UGM, 1982), hlm. 82
16
Metode Induktif yaitu cara berfikir yang berangkat dari data yang bersifat khusus, peristiwa konkrit berupa fakta dari peristiwa khusus tersebut kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Cara berfikir ini penyusun mulai dari peristiwa konkrit mengenai pelaksanaan zakat karet di Desa Lubuk Karet Kec. Betung Kab. Banyuasin Sumatera Selatan, kemudian ditarik kesimpulannya.
G. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah penyusunan skripsi, dan mudah dipahami, dan dapat tertata secara jelas, maka, penyusun menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bagian ini merupakan pengantar materi untuk dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya. Bab kedua merupakan deskripsi umum tentang zakat, yang meliputi: Definisi dan Dasar Hukum Zakat, Syarat-Syarat Harta Kekayaan yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya, Syarat dan Rukun Wajib Zakat, Jenis-jenis Harta Kekayaan yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya, Macam-Macam Zakat, Sasaran/penerima zakat. Bab ini merupakan dasar-dasar hokum yang digunakan untuk membahas bab selanjutnya Bab ketiga pelaksanaan zakat karet oleh para petani karet yang meliputi: kondisi Geografis, keadaan sosial masyarakat, dan
pelaksanaan
17
zakat karet di Desa Lubuk Karet Kec. Betung Kab. Banyuasin Sumatera Selatan. Bab keempat setelah mengemukakan pelaksanaan zakat hasil karet, selanjutnya menganalisa pelaksanaan zakat hasil karet, yang meliputi: pandangan hokum Islam, status dan cara menentukan nisab zakat hasil karet. Bab kelima adalah penutup, berisikan kesimpulan, saran, kata penutup. Penyusunan skripsi ini terdiri dari kesimpulan dengan pemaparan berdasarkan data yang diperoleh dan analisa yang dilakukan serta saran bahan pemikiran dari penyusun yang semoa dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Kesimpulan merupakan jawaban dari pokok-pokok masalah dari penelitian yang dilakukan.
82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penyusun menganalisis pelaksanaan zakat hasil karet di desa Lubuk Karet Betung Banyuasin Sumatera Selatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Menurut masyarakat desa Lubuk Karet pelaksanaan zakat hasil karet adalah sesuai dengan hukum Islam. Status zakat hasil karet termasuk ke dalam zakat Mal. Nisabnya 85 gr emas. Zakatnya dikeluarkan 2,5% dari jumlah keseluruhan hasil panen (karet, sawit, nanas), yang telah ditabungkan selama setahun. Simpanan dapat dizakati bila harta yang dimiliki sudah mencapai nisab. Pelaksanaan zakat hasil karet yang dilakukan penduduk desa Lubuk Karet sudah sesuai dengan hukum Islam baik dari pelaksanaannya, status dan cara penentuan nisabnya. penyusun sepakat zakat hasil karet diqiyaskan ke zakat emas, akan tetapi penyusun berbedah dalam pengqiyasannya saja, penyusun mengqiyaskan zakat hasil karet ke zakat perdagangan. Karena Menurut Mazhab Hanafī berpendapat bahwa jika dalam harta yang bercampur itu jumlah peraknya lebih banyak, harta tersebut dipandang sebagai perak. Begitu juga, jika jumlah lebih banyak itu adalah emas, harta tersebut dipandang sebagai emas. Jika yang lebih banyak dalam harta tersebut campuran itu sendiri, ia dihukumi sebagai barang dagangan. Bagitu juga
82
83
dengan karet. Jika karet itu dipandang lebih banyak dari harta lainnya maka zakat tersebut dipandang sebagai barang dagangan. Dengan syarat harta tadi telah mencapai nisab. Dan harus diniati sebagai barang dagangan. Nisab dan kadar nisabnya sama dengan emas.
B. Saran-Saran 1. Kepada wajib zakat a. Membayar zakat adalah salah satu bentuk aktualisasi rasa syukur kepada-NYA. Allah SWT telah berjanjiakan menambah dan melipat gandakan rizki bagi mereka yang pandai bersyukur. Sebaliknya Allah akan melaknat dan menyempitkan nikmat bagi mereka yang tidak bersyukur. b. Agar tujuan zakat bisa dicapai secara masyarakat dan membawa manfaat lebih besar. Maka menejemen dan distribusi zakat sebaiknya dilakukan melalui lembaga Amil Zakat yang harus bekerja secara professional. Distribusi zakat melalui badan amil zakat yang professional juga bisa menjamin penyaluran zakat sesuai dengan ketentuan hukum Islam. c. Agar pelaksanaan zakat sesuai dengan ketentuan hokum Islam dan agar hikmah dan tujuan zakat bisa tercapai, maka pelaksanaannya harus merujuk pada ketentuan zakat dalam Qur’an dan Hadis melalui metode ijtihad yang akurat dan valid. Dalam hal pelaksanaan zakat hasil karet ini sudah sesuai dengan hukun Islam, akan lebih baik lagi kalau hasil karet tersebut tidak digabungkan dengan penghasilan
84
lainnya, jika hasil panen karet telah mencapai nisab sebaiknya dipisahkan penyimpanannya, atau digabungkan tidak menjadi masalah asalkan mempunyai catatan pribadi mana hasil karet dan mana penghasilan lainnya. 2. Kepada para ulama a. Kepada para ulama mempunyai kewajiban untuk menjelaskan ajaran Islam yang sebenarnya, dalam rangka menyepurnakan pelaksanaan zakat hasil karet yang benar sesuai dengan ketentuan hokum Islam, dan harus memberi pengetahuan dan wawasan tentang hokum zakat yang jelas dan terang kepada wajib zakat, yang harus disertai dengan berbagai perangkat argumen hukum Islam yang mendukung wajib zakat memiliki kemantapan hati dalam melaksanakan ibadah zakatnya. b. Kepada para ulama harusnya memaksimalkan fungsi Amil Zakat yang sudah ada di masyarakat selama ini, lembaga amil zakat hanya berfungsi maksimal pada waktu-waktu tertentu, terutama pada bulan Ramadhan. Sudah selayaknya bila lembaga amil zakat beroperasi aktif sepanjang tahun seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Islam dalam menunaikan ibadah zakatnya. Profesionalisme lembaga amil zakat menjadi pertaruhan berlangsungnya proses pemberdayaan umat Islam melalui pengelolaan zakat.
85
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. JART, 2005.
Al-Hadits Bukhari, Sahih al-Bukhari, kitab al-Iman, Bab Qaul an-Nabi, ‘an Buniyaal-Islam, Bab Zakat, II: 133, Bab wujubuz az-zakah, Bab al-‘Asyri fima yusqo, al‘Usyr lima yusqa min Ma’i Sama’i wa bil Ma’i Jari Dawud Abu, Sunan Abī Dawūd, kitab az-Zakah, Bab al-‘Urud iza kana li at-Jarah, Bab Sadaqah az-Zar’i.
Fiqih dan Ushul Fiqh Afzalurrahman, Dokrin Ekonomi Islam, alih bahasa Nastagin, cet. ke-2, Yogyakarta: Dana Nhakti Prima Yasa, 2002. Ahmad Buny Jamaluddin, Problematika Harta dan Zakat, cet. Ke-2, Surabaya: Bina Ilmu, 1980. Ali Yafie, Menggagas Fiqih Sosial, Bandung: Mizan, 1994. Anis Ibrahim dkk, al-Mu’jam al-Wasīt, cet. Ke-1, Beirut: al-Maktabah alIlmiyyah, t.t. Azhar Basyir Ahmad, Hukum Zakat, Yogyakarta: UII Press Fakultas Ekonomi, 1990. Baqir Habsy Muhammad, Fiqih Praktis I Menurut al-Qur’an, as-Sunnah, dan para pendapat Ulama, Bandung: Mizan, 1999. Daud Alī Muhammad, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, cet. ke-1 Jakarta: UII Press, 1998. Farhana, Marisa, “Praktek Jual Beli Karet di Kecamatan. Gelumbang, Kabupaten. Muara Enim Ditinjau Dari Hukum Islam.” Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. 85
86
F. Mas’udi Masdar, Agama Keadilan, Risalah Zakat (pajak) dalam Islam, cet. Ke1, dan ke-3, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993. Hadi Poernomo Sjechul, Sumber-Sumber Penggalian Zakat, cet. ke-1 dan ke-4, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992. Hafidhuddin Didin, Pedoman Praktis tentang Zakat, Infak, Sedekah, Jakarta: Gema Insani Perss, 1998. - - - -, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002. Hastuty, Emmy, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Karet Gebor di Desa Kalipapan, Negeri Agung Way Kanan, Propinsi Lampung.” Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005. Hasan K.N. Sofyan, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, cet. ke-1, Surabaya: alIkhlas, 1995. Inayah Gazi, Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak, alih bahasa Zainudin Adnan dan Nailul Falah, cet. ke-1, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003. Mubyarto, dkk, Islam dan Kemiskinan, cet. 1, Bandung: Pustaka, 1998. Muhammad dan Mas’ud Ridwan, Zakat dan Kemiskinan, Yogyakarta: UII Press, 2005. Mutofa, Yasin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Zakat Salak Pondoh Desa Purwobinangun Pakem Sleman, “ Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2001. Qaradawī Yūsuf, Fiqih Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat zakat berdasarkan Uraian al-Quar’an dan Hadis, alih bahasa: Salman Harun, - - - -,
Hukum Zakat, Alih bahasa, Didin Hafiduddin dan Hasanuddin, Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, 1993.
- - - -,
Konsep Islam Dalam Pengentasan Kemiskinan, alih bahasa Umar Panany, cet. ke-3, Surabaya: Bina Ilmu, 1996.
- - - -,
Syari’at Islam Ditantang Zaman, alih bahasa Abu Zaky, Surabaya: Pustaka Progresif, 1990.
Sabiq Sayyid, Fiqh as-Sunnah, terj. Muhyidin Syaf, Bangdung; PT. Ma’arif, 1990. - - - -, Fikih
al-Sunnah, cet. Ke-1, Beirut: Dar al-Fikr, 1990.
87
Shiddiqy T. M. Hasbi, Beberapa Permaslahan Zakat, cet-I, Jakarta: Tinta Mas, 1976. - - - -, Pedoman
Zakat, cet. ke-7, akarta: PT. Bulan Bintang, 1991.
Suhartono, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Bagi Hasil Perkebunan Karet di Desa Kinande Samalantan Bengkayang Kalimantan Barat.” Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007. Yasin, Ahmad, “Pelaksanaan Zakat Hasil Pertanian dan Perubahan Ekonomi Masyarakat,” Skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, 2002. Yuliana, Efi “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Terhadap Penggarapan Kebun Karet di Desa Bukit Selabu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.” Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008. Zuhailī Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, alih bahasa Agus Effendi dan Baharuddin Fannany, cet. ke-1, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995. Zuhdi Masfuk, Masail Fiqhiyyah, cet. IX, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1996.
Lain- Lain Hadi, Sutrisno, Metodologi Research 1, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Pisikologi UGM, 1984.
Lampiran: DAFTAR TERJEMAH NO HLM
FN
1
8
18
2
9
20
3
11
25
4
11
26
5
12
27
6
12
28
7
18
33
8
20
39
TERJEMAHAN BAB I Islam dibangun atas lima sendi yaitu, mengakui bahwa tidak ada tuhan yang disembah selain Allah dan bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan Ramadhan. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Beritahukanlah mereka, bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka zakat yang diambil atas harta orang-orang kaya mereka, kemudian dikembalikan kepada orang-orang fakir mereka Tidak wajib zakat kecuali dibebankan atas orang-orang kaya. Pada yang disirami hujan dan mata air dan tumbuhtumbuhan itu hanya mengkonsumsi air hujan, dienakan se’usyer (1/10), dan pada yang disirami dengan mengangkat air, nisfu ‘usyer (1/20). Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. BAB II Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan I
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, Lihat BAB I No 6 Yang dimaksud ialah: dirikannya shalat, tunaikanlah zakat dan tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
9 10
20 22
40 41
11
22
42
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
12
22
43
Apabila kamu telah menunaikan zakat hartamu maka kamu telah menunaikan apa yang telah menjadi kewajibanmu.
13
24
45
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.
14
34
58
15
35
59
Tidak Ada zakat tanaman yang kurang dari lima wasaq dan tidak ada zakat unta yang kurang dari lima ekor. Diriwayatkan dari (Anas) r.a: Ketika Abu Bakar mengutusku (untuk mengumpulkan zakat) ke Bahrain, ia menuliskan hal ini untukku: Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Ini adalah perintah zakat yang telah diwajibkan Rasulullah SAW kepada semua muslim,dan yang telah diperintahkan Allah kepada Rasulullah SAW untuk dilakukan: -Siapa pun di antara umat muslim yang diminta membayar zakat sesuai dengan ketentuan, ia harus membayar zakat (melalui pengumpul zakat) dan siapapun yang diminta lebih dari itu (melebihi ketentuan) ia tidak harus membayarnya. Untuk dua puluh empat ekor unta atau kurang dari itu, domba harus dibayarkan sebagai zakat, yaitu untuk tiap lima ekor unta zakatnya dibayar dengan satu ekor domba. Yang memiliki 25-35 unta, satu bintu makhadh (unta betina berumur satu tahun) harus dibayarkan. Yang memiliki 36-45 unta, satu bintu labun (unta betina berumur dua tahun) harus dibayarkan sebagai zakat. Yang memiliki 46-60 unta, satu hiqqah (unta betina dewasa berumur tiga tahun) harus dibayarkan. Dan apabila jumlah yang dimiliki antara 61-75 unta, satu jadz’ah (unta betina berumur empat II
tahun) harus dibayarkan. Dan apabila jumlah yang dimiliki antara 91-120 unta, dua hiqqah (unta betina dewasa) harus dibayarkan. Dan apabila yang dimiliki di atas 120 untuk setiap 40 unta, satu bintu labun harus dibayarkan, dan untuk setiap 50 unta, satu hiqqoh harus dibayarkan. Dan siapa pun yang hanya memiliki empat ekor unta, tidak perlu membayar zakat, tetapi bila si pemilik unta ingin memberikan sesuatu, dipersilahkan. Jika jumlah untanya bertambah menjadi lima ekor, pemiliknya harus membayarkan satu ekor domba sebagai zakat. Mengenai zakat domba, apabila jumlah domba yang dimiliki antara 40-120 ekor, satu domba harus dibayarkan (sebagai zakat). Dan apabila jumlah domba yang dimiliki antara 121-200 ekor, dua domba harus dibayarkan (sebagai zakat). Apabila domba yang dimiliki antara 201-300, tiga domba harus dibayarkan (sebagai zakat). Apabila jumlah domba yang dimiliki di atas 300 ekor, untuk setiap 100 ekor domba, satu domba harus dibayarkan (sebagai zakat). Apabila seseorang tidak memiliki domba kurang dari empat puluh ekor, tidak perlu membayar zakat, tetapi jika ia ingin memberikan sesuatu, dipersilahkan. Untuk perak: zakatnya adalah 1/40 lot (2,5%) dan apabila harganya kurang dari 200 dirham (lebih kurang senilai dengan 640 gram), tidak perlu dibayarkan zakatnya, tetapi apabila si pemiliknya hendak membayar (zakatnya), dipersilahkan. 16
36
61
Lihat BAB II No. 2
17
38
66
18
38
68
19
41
72
20
41
73
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Rasulullah SAW. Menyuruh kami untuk mengeluarkan zakat dari setiap (barang) yang kami persiapkan untuk perdagangan. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Lihat BAB I No. 3
III
21
42
74
22
45
76
23
46
77
24 25 26
65 66 66
100 101 102
27 28
73 78
110 117
Pada yang disirami sungai dan hujan, sepuluh persen dan pada yang disirami dengan air yang diangkat dengan alat pengangkat air, lima persen. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membersihkan dirinya ( dengan beriman) dan ingat tuhan nama tuhannya lalu dia sembahyang. Lihat BAB I No. 6 BAB IV Lihat BAB II No. 10 Lihat BAB II No. 12 Dari Salim bin Abdullah dari ayahnya dari Nabi Saw bersabda: Pada yang disirami hujan dan mata air dan tumbah-tumbuhan itu hanya mengkomsumsi air hujan, dikenakan se’usyer (1/10), dan pada yang disirami dengan mengangkat air, nisfu ‘usyer (1/20). Lihat BAB II No. 12 Lihat BAB I No. 6
IV
BIOGRAFI ULAMA’ DAN SARJANA 1. Wahbah az-Zuhaily Nama lengkapnya adalah Wahbah Mustafa az-Zuhaily. Beliau dilahirkan di kota Dayr ‘Atiyah bagian Damaskus pada tahun 1932. Ia belajar di fakultas Syari’ah di Universitas al-Azhar Cairo Mesir dengan memperoleh ijazah tertinggi pada peringkat pertama tahun 1956. Sedangkan gelar Lc, beliau peroleh dari Universitas; Aim dengan predikat Jayyid (baik) tahun 1957, adapun gelar Diploma diperoleh pada Ma’had Syari’ah (MA) tahun 1959 dari fakultas Hukum Universitas al-Qa>hirah. Kemudian gelar Doktor dalam bidang Hukum Islam (as-Syari<’ah al-Isla>miyah) ia peroleh pada tahun 1963 di fakultas yang sama. Pada tahun 1963 beliau dinobatkan sebagai dosen (Mudarris) spesifikasi keilmuan dibidang Fiqh dan Ushu>l alFIiqh di Universitas Damaskus. Adapun karyanya yang terkenal di penjuru tanah air adalah: al-Fiqh al-al-Isla>mi. 2. Ahmad Azhar Basyir, MA Beliau dilahirkan di Yogyakarta, 21 November 1928. Ia adalah alumnus Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Yogyakarta (1956). Memperoleh gelar magister dalam Islamic studies dari Universitas Kairo tahun 1965. Sejak tahun 1953 ia aktif menulis buku antara lain: Terjemah Matan Taqrib, Terjemah Jawahirul Kalamiyah (‘Aqaid), Manusia, Kebenaran Agama, dan Toleransi, Pendidikan Agama Islam, Asas-asas Muamalah, negara dan Pemerimtahan dalam Islam, dan masih banyak lagi. Ia menjadi dosen Universitas Gajah Mada Yogyakarta sejak tahun 1968 sampai tahun 1994, menjadi dosen luar biasa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sejak tahun 1968, ketua PP Muhamadiyah periode 1990-1995. Beliau wafat tanggal 28 juni 1994 di Yogyakarta. 3. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy Lahir di Lhoksumawe, Aceh Utara 10 maret 1904. Semasa hidupnya beliau telah menulis 72 judul buku dan 50 artikel dibidang tafsir, hadist, fiqih dan pedoman ibadah umum. Dalam kariernya memperoleh dua gelar Doctor Hoboris Causa karena jasa-jasanya terhadap perkembangan Perguruan Tinggi Islam dan perkembangan ilmu penggetahuan keislaman di Indonesia. Satu diperoleh dari Universitas Islam Bandung(UNISBA) pada tanggal 22 maret 1975 dan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 29 oktober 1975. Beliau wafat pada tanggal 9 desember 1975. 4. As-Sayyid Sabiq As-sayyid Sabiq adalah seorang ulama besar di Universitas Al-Azhar Kairo, beliau adalah teman sejawat ustadz Hasan Al-Banna seorang Mursyidi Umam dari partai-partai Ikhwanul Muslimin di Mesir. Beliau termasuk salah satu seorang penganjur ijtihad dan mengajarkan kembali pada al-qur’an dan Fiqih as-Sunnah al-Aqidah al-Islamiyah dan lain-lain.
V
5. Yusuf al-Qaradawi Beliau dilahirkan di desa at-Turab, Mesir bagian barat pada tanggal 9 September 1892. Nama lengkapnya adalah Yusuf Abdullah al-Qaradawi. Awal masuk pendidikan akademik pada tahun 1952-1953 dan menyelesaikan studinya di Fakultas Syari’ah al-Azhar Mesir, pada tahun 1957 kemudian melanjutka studinya ke Lembaga Tinggi Riset dan Penelitian Masalah Islam. Pada tahun 1976 beliau mendapat gelar Doktor dari al-Azhar Kairo, dengan disertasinya sampai saat ini cukup fenaomenal dan lengkap dalam kajiankajian fiqih zakat dengan judul Fiqih az-Zakah. Beberapa hasil karyanya meliputi bidang fiqih, hadis, yang mencangkup puluhan buku. Pemikiran beliau dalam bidang politik dan agama sangat diwarnai corak dari pemikirannya Hasan al-Banna, hingga akhir hayatnya beliau menjabat sebagai guru besar dalam bidang tafsir dan Hukum Islam. 6. Ibnu Majah Beliau adalah seorang ahli hadis terkenal yang dijuluki “ Al-Hafiz alKabir” nama lengkapnya adalah Muhammad Ibn Yazid Ibn Abdillah Ibn Majah Al- Qazwaini, ia lahir pada tahun 209 H dan meniggal pada tahun 273H. Semenjak kecil beliau sudah dikenal sebagai orang yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, terutama ilmu hadist. Ia melakukan perjalanan untuk memperdalam hadist dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan agama.kotakota yang dituju antara lain Irak, Hijaz, Syiria, dan Mesir. Karyanya yang terkenal adalah as-Sunnah atau yang lebih populer dengan sebutan Sunah Ibn Majah. 7. Muhammad Daud Ali Beliau lahir tanggal 4 april 1930 Butang, Takengan, Aceh Tengah. Ia adalah guru besar Hukum Islam dan lembaga-lembaga Islam Fakultas Hukum, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Jakarta. Setelah menamatkan studinya di Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universita Indonesia tahun 1960, ia melanjutkan studinya pada Institute of Islamic Studies Mc 6111 University, Montreal, Canada tahun 1971. Diantara karyanya: 1. Kedudukan Hukum Islam dalam Sistem Hukum Indonesia. 2. Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial dan Politik. 8. Imam Bukhari Imam Bukhari (Bukhara’, 12 Syawal 194/21 Juli 810-Khartak, 30 Ramadhan 256/31 Agustus 870.) beliau adalah ulama besar dan perawi hadis terkenal dari bukhara’, Usybekistan, asia tengah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Almughirah bin Bardisbah al-Bukhari. Beliau termasuk 8 periwayat ahli hadis yang terkenal. Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap tentang suatu hadis, beliau melawat ke daerah Syam (Suriah), Mesir al-Jazair, masing-masing, ke Basran dan menetap di Hijaz (Makkah dan Madinah), selama 4 tahun. Beliau terkenal sebagai penghafal hadis. Hadis yang dihafalnya itu terdiri atas 200. 000 hadis VI
yang tidak sahih dan 100.000 hadis yang sahih. Selain sebagai penghafal hadis beliau juga terkenal sebagai pengarang yang produktif. Diantara karyanya yang terpenting dan terbesar dalan bidang hadis dalam kitab al-Jami’ as-Sahih, sesuai dengan namanya kitab ini adalah kitab yang khusus memuat hadishadis sahih. Dari 100.000 hadis yang diakuinya sahih hanya sebanyak 7.275 buah hadis yang dimuatnya dalam kitab tersebut. Ketelitiannya yang begitu tingi dalam periwayatan hadis tersebut menyebabkan para ulama belakangan menempatklan kitab a- Sahih al- Bukhari pada peringkat pertama dalam kitab hadis Mu’tabar.
VII
Lampiran PEDOMAN WAWANCARA
A. Pertanyaan untuk para pemberi zakat 1. Bagaiman pelaksanaan zakat hasil karet di desa Lubuk Karet Kec. Betung Kab. Banyuasin Sumatera Selatan? 2. Kapan zakat karet dikeluarkan? 3. Kepada siapa zakat karet diberikan? 4. Bagaimana cara pemberiannya? 5. Bagaimana cara perhitungan nisabnya? 6. Berapa persen zakat karet dikeluarkan? 7. Apakah saat membagikan disertai niat berzakat? 8. Apakah zakat yang dikeluarkan diambil dari keuntungan (laba) bersih atau keuntungan kotor? 9. Berapa harga karet perkilogram saat ini?
B. Pertanyaan untuk para penerima zakat 1. Apakah saat memberikan pemberian zakat ada pertanyaan bahwa pemberian tersebut sebagai zakat hasil karet? 2. Dalam bentuk apa zakat tersebut diberikan? 3. Kapan pemberian zakat tersebut diterima?
XIII
C. Pertanyaan untuk para ulama setempat 1. Apakah zakat
hasil karet itu termasuk ke zakat perdagangan atau
pertanian? 2. Kalau termasuk ke pardagangan atau pertanian, apakah sesuai dengan hukum Islam? 3. Usaha apa saja yang sudah dilakukan oleh para tokoh masyarakat dan para ulama setempat dalam memecahkan persoalan zakat hasil karet ini?
XIV
Lampiran:
HASIL WAWANCARA TERKAIT DENGAN PELAKSANAAN ZAKAT KARET PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI DESA LUBUK KARET KEC. BETUNG KAB. BANYUASIN SUMATERA SELATAN
Nama
No
Kategori Reponden
Waktu Wawancara
1
H Ansori
Petani
20 Mei 2009
2
M. Majid
23 Mei 2009
3
Maharzam
4
H. Bujang Ayu
Takmir Masjid + Petani Pegewai Pencatat Nikah + Petani Amil + Petani
05 Juni 2009
5
H. Roni
Petani
30 Mei 2009
6
Alimas Bin Jalal
Amil + Petani
05 Juni 2009
7
A. Kamaluddin
Petani
28 Mei 2009
8
Midin
Anak Yatim
03 Juni 2009
9
Armada
Fakir Miskin
20 Juni 2009
10
Cik Mesa
03 Juni 2009
11
Satar R. Manaf
Nenek-Nenek + Fakir Miskin Ulama
22 Juni 2009
12
M. Umar
Ulama
26 Juni 2009
13
Lem
Ulama
23 Juni 2009
X
02 Juni 2009
Pelaksanaan zakat hasil karet Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam Sesuai dengan hukum Islam
CURRICULUM VITAE
Nama
: ARDIANSYAH
Tempat/Tanggal Lahir
: Palembang, 22 Juni 1986
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Fakultas
: Syari’ah
Jurusan
: Mu’amalat
Alamat Asal
: Jl. Palembang-Betung, Desa 1 Lubuk Karet RT/RW. 001/001, Kec. Betung, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan.
Alamat Tinggal
: Jl. Babaran UH. III. No. 775 F. Glagah Sari, Yogyakarta.
No. Hp
: 081226910224
Motto Hidup
: Slow But Sure (“Santai Tapi Pasti”)
ORANG TUA Nama Ayah
: Ansori
Nama Ibu
: Rusia
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat Orangtua
: Jl. Palembang-Betung, Desa 1 Lubuk Karet RT/RW. 001/001, Kec. Betung, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan.
RIWAYAT PENDIDIKAN SD N 1 Lubuk Karet
Tahun 1998
MTS Pon-Pes Qodratullah Langkan Palembang
Tahun 2001
MA
Wali Songo Ngabar Ponorogo
Tahun 2005
UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tahun 2010
XVI