PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN 2005 - 2007 Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan
Kerja Sama Departemen Kehutanan dan Badan Pusat Statistik Desember 2009
PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN 2005 - 2007 Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan
Kerja Sama Departemen Kehutanan dan Badan Pusat Statistik
Sumber Foto : Pusat Informasi Kehutanan
Diterbitkan Oleh : DEPARTEMEN KEHUTANAN
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
KATA PENGANTAR
Kegiatan Penyusunan PDB Industri Primer Kehutanan menurut Kelompok Komoditi Tahun 2005 – 2007 ini merupakan hasil kerjasama antara Departemen Kehutanan dan Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan oleh Direktorat Perencanaan Kawasan Hutan – Departemen Kehutanan dan Direktorat Neraca Produksi – Badan Pusat Statistik. Publikasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan penting dalam penghitungan
alternatif
terhadap
kontribusi
subsektor
kehutanan
dalam
penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB) secara nasional serta sebagai masukan dalam penentuan berbagai kebijakan di subsektor kehutanan. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan publikasi ini, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini, khususnya Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan diucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Jakarta, Desember 2009 Direktur Jenderal Planologi Kehutanan, Ttd. Ir. SOETRISNO, MM NIP. 19530723 198102 1 001
DAFTAR ISI
Kata Peng/antar .......................................................................................... i Daftar Isi................................................................................................... ii Daftar Tabel ..............................................................................................iii Daftar Gambar .......................................................................................... iv Daftar Lampiran ........................................................................................ v BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ………………………………………............................. 1 1.1.
Latar Belakang .............................................................1
1.2.
Maksud dan Tujuan ..................................................... 2
1.3.
Konsep dan Definisi ..................................................... 3
1.4.
Ruang Lingkup dan Cakupan ........................................ 5
SUMBER DATA DAN METODOLOGI ………………........................ 7 2.1.
Sumber Data .............................................................. 7
2.2.
Metodologi ................................................................. 7
BAB III
ANALISIS ………………………………………………............................ 13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 19
LAMPIRAN
4.1.
Kesimpulan ................................................................ 19
4.2.
Saran ........................................................................ 19
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Klasifikasi Departemen Kehutanan (Miliar Rupiah),........... 13 Tabel 2. Peranan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Subsektor Kehutanan Menurut Klasifikasi Departemen Kehutanan Terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia (%) .......................... 14 Tabel 3. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Klasifikasi Departemen Kehutanan (Miliar Rupiah) ............15 Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Klasifikasi Departemen Kehutanan (%)........ 16 Tabel 5. Laju Implisit Produk Domestik Bruto Kehutanan dan Industri Kehutanan.................................................................................. 18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Logika Framework PDB Industri Primer Kehutanan........... 12
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Deskripsi 5 Digit KBLI Industri Primer Kehutanan ................. Lampiran 2. PDB Tahunan atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 – 2007 (Miliar Rp) .........................................................................
21 22
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Subsektor kehutanan merupakan salah satu subsektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan,
pemanfaatan
hasil-hasil
hutan
dan
pelestarian
lingkungan.
Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil hutan ini diharapkan dapat dilakukan secara lebih terencana dengan pemanfaatan yang optimum serta dapat dinikmati oleh seluruh penduduk Indonesia. Dilain pihak, pelestarian sumber daya hutan berdampak luas terhadap ekosistem kehidupan dan generasi yang akan datang. Oleh karena itu, masalah kehutanan menjadi sangat kompleks kerena berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan lainnya. Bila dilihat dari sisi pandang ekonomi makro, peran subsektor kehutanan secara konvensional ditunjukkan oleh besaran persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) yang disumbangkan subsektor ini terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam penyajian angka PDB Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), subsektor Kehutanan hanya mencakup komoditi primer dari kehutanan seperti kayu log, rotan, jasa kehutanan, dan lain-lain. Sementara itu sesuai Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan, cakupan binaan oleh Departemen Kehutanan meliputi hasil produk primer kehutanan sampai industri kehutanan seperti industri penggergajian kayu, industri kayu lapis, panel kayu, dan veneer. Sampai saat ini penyajian Nilai Tambah Bruto Industri Kehutanan di PDB masih tergabung di dalam subsektor Industri Pengolahan Non Migas. Keadaan ini menyebabkan peranan subsektor kehutanan didalam penciptaan Produk Domestik Bruto belum 1
mencerminkan keadaan yang sebenarnya, bahkan cenderung lebih rendah (underestimate) dalam konteks Kehutanan secara luas (Departemen Kehutanan). Berdasarkan pada uraian di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan suatu upaya Penyempurnaan Penyusunan Nilai Tambah Kehutanan melalui penambahan cakupan sesuai dengan binaan Departemen Kehutanan yaitu dengan menyusun Nilai Tambah Bruto Industri Kehutanan sesuai dengan cakupan yang ada di Departemen Kehutanan, sehingga diharapkan persentase penciptaan nilai tambah bruto kehutanan terhadap PDB Indonesia lebih mendekati realitas. Tahap awal dalam penyusunan NTB tersebut adalah melakukan
penghitungan
Nilai
Tambah Bruto
Industri
Kehutanan
yang
merupakan industri primer dari hasil hutan berupa kayu maupun bukan kayu produk kayu. Kegiatan ini merupakan tahap awal penyempurnaan penyusunan Nilai Tambah Bruto Subsektor Kehutanan.
1.2
Maksud dan Tujuan Maksud
dilaksanakannya
kegiatan
ini
ialah
untuk
melakukan
penyempurnaan penghitungan terhadap kontribusi subsektor kehutanan dalam PDB, sehingga diperoleh penilaian yang lebih proporsional dalam penghitungan PDB subsektor kehutanan dari hulu sampai hilir. Penyempurnaan ini dilakukan dengan cara memperluas cakupan subsektor kehutanan, khususnya industri primer kehutanan yang mengacu pada PP No. 6 Tahun 2007 jo. PP No. 3 Tahun 2008. Tujuan yang hendak dicapai ialah tersedianya hasil analisis penghitungan kontribusi subsektor kehutanan terhadap PDB Indonesia berdasarkan kegiatan kehutanan dari hulu sampai hilir.
2
1.3.
Konsep dan Definisi 1.
Industri Primer Kehutanan Industri Primer Kehutanan meliputi Industri Primer Hasil Hutan Kayu dan Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu.
2.
Industri Primer Hasil Hutan Kayu adalah pengelolaan kayu bulat dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
3.
Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu adalah Pengolahan hasil hutan berupa bukan kayu menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
4.
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi yang beroperasi dalam suatu wilayah atau suatu Negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun).
5.
Nilai Tambah Bruto adalah besaran pertambahan nilai yang terjadi akibat adanya suatu proses produksi, atau diartikan juga sebagai besarnya nilai yang harus ditambahkan terhadap nilai pokok produk yang digunakan dalam proses produksi. Besaran nilai tambah tersebut mencakup balas jasa faktor produksi.
6.
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) adalah pedoman pengklasifikasian lapangan usaha (kegiatan ekonomi) yang cakupannya telah disesuaikan dengan perkembangan perekonomian Indonesia terkini dan juga telah disesuaikan dengan ”The international Standard Industrial
Classification of All Economic Activites (ISIC)” revisi 3 tahun 1990. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal atau informal. 3
7.
PDB Atas Dasar Harga Berlaku (PDB ADHB) adalah PDB yang dinilai atas dasar harga yang berlaku pada tahun-tahun bersangkutan. PDB yang dihasilkan disebut PDB Nominal, yang menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu Negara.
8.
PDB Atas Dasar Harga Konstan (PDB ADHK) adalah PDB yang dinilai atas dasar harga yang tetap (tahun dasar). PDB yang dihasilkan disebut PDB Real, yang dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
9.
Peranan (share) menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor
ekonomi
dalam
suatu
negara.
Sektor-sektor
ekonomi
yang
mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu negara. 10. Laju Pertumbuhan adalah besarnya perubahan PDB atas dasar harga konstan pada suatu periode dibandingkan periode sebelumnya yang mencerminkan perubahan riil volume produksi barang dan jasa tanpa terjadinya perubahan harga (inflasi). 11. Laju implisit mencerminkan besarnya perubahan harga yang terjadi pada tingkat produsen barang dan jasa pada suatu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya. 12. Establishment adalah suatu kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang terletak dalam suatu lokasi, mempunyai catatan adninistrasi sendiri, dan ada satu atau lebih orang yang bertanggung jawab atas risiko usaha. 13. Industri Besar dan Sedang adalah kegiatan industri pengolahan yang mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih. 14. Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga adalah kegiatan industri pengolahan yang mempunyai tenaga kerja kurang dari 20 orang. 4
15. Indeks Harga adalah indikator harga yang digunakan untuk menghitung perubahan harga yang terjadi terhadap harga pada tahun dasar, dimana nilai indeks pada tahun dasar adalah 100. 16. Deflator adalah indikator harga (biasanya berupa indeks harga) yang digunakan untuk membagi suatu nilai pada tahun berjalan untuk memperoleh suatu nilai konstan dengan tahun dasar tertentu. 17. Coding adalah kegiatan untuk memberikan identitas pada setiap komoditi sesuai dengan klasifikasi yang sesuai, misalnya menggunakan KBLI 2005. 18. Destinasi adalah kegiatan untuk melakukan identifikasi terhadap sektorsektor ekonomi yang menggunakan suatu barang atau jasa sebagai input antara dalam proses produksinya. 19. Transfer In Transfer Out (TITO) adalah kegiatan untuk melakukan homogenisasi suatu kegiatan ekonomi dengan cara memasukkan output suatu kegiatan ekonomi sektor tertentu beserta seluruh inputnya yang dihasilkan oleh establishment lain ke dalam suatu kegiatan ekonomi yang sejenis serta mengeluarkan output kegiatan ekonomi sektor lain beserta seluruh inputnya yang dihasilkan oleh establishment tersebut untuk digabungkan ke dalam kegiatan ekonomi yang sejenis.
1.4.
Ruang Lingkup dan Cakupan Cakupan yang disusun untuk keperluan Penyusunan PDB Industri Kehutanan sesuai dengan kesepakatan antara BPS dengan Departemen Kehutanan menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 5 digit adalah :
5
1. 20101
Industri Penggergajian Kayu
2. 20102
Industri Pengawetan Kayu
3. 20103
Industri Pengawetan Rotan, Bambu dan Sejenisnya
4. 20104
Industri Pengolahan Rotan
5. 20211
Industri Kayu Lapis
6. 20212
Industri Kayu Lapis Laminasi, Termasuk Decorative Plywood
7. 20213
Induatri Panel kayu Lainnya
8. 20214
Industri Veneer
Hasil penyusunan PDB Industri Kehutanan yang dihasilkan dari delapan KBLI di atas dimaksudkan untuk menambahkan PDB Kehutanan yang sudah dirilis oleh BPS sebelumnya.
6
BAB II SUMBER DATA DAN METODOLOGI
2.1.
Sumber Data Data yang digunakan untuk penyusunan Produk Domestik Bruto Industri Primer Kehutanan adalah: 1.
Industri Besar dan Sedang; diperoleh dari publikasi Industri Besar dan Sedang, BPS. Data yang digunakan meliputi produksi yang dihasilkan, bahan baku dan penolong serta biaya-biaya lain.
2.
Industri Kecil dan Rumah Tangga; diperoleh dari hasil pengolahan Sensus Ekonomi 2006. Data yang digunakan meliputi output dan biaya-biaya produksi.
3.
Indeks harga; diperoleh dari pengolahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Subdit Statistik Harga Perdagangan Besar, BPS. Data yang tersedia lengkap sampai komoditi adalah data Industri Besar
dan Sedang, sehingga penjelasan selanjutnya lebih banyak diuraikan mengenai Industri Besar dan Sedang (IBS) saja.
2.2.
Metodologi Data Industri besar dan sedang dihasilkan dari survei tahunan industri yang dilakukan secara sensus. Survei ini dilakukan dengan pendekatan
establishment. Tabulasi akhirnya disajikan secara rinci menurut kelompok komoditi berdasarkan KBLI 5 digit. Penentuan suatu establishment masuk ke
7
dalam KBLI 5 digit tertentu didasarkan kepada produk utamanya (main
characteristic product). Produk utama adalah produk yang nilai outputnya paling besar dibandingkan dengan nilai produk-produk lainnya yang dihasilkan oleh suatu
establishment. Pada kenyataannya terlihat bahwa dalam satu establishment ternyata dapat menghasilkan beberapa jenis produk disamping produk utama. Dengan
kata
lain
digunakannya
pendekatan
establishment
tersebut
mengakibatkan bahwa seluruh jenis komoditi yang dihasilkan oleh suatu
establishment akan masuk ke dalam KBLI 5 digit tertentu mengikuti produk utamanya. Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan bahwa produk lainnya di luar produk utama tersebut mempunyai ciri produk yang tidak sesuai lagi dengan ciri produk utamanya. Ada kemungkinan bahwa produk lainnya tersebut memiliki Kode KBLI 5 digit yang berbeda dengan produk utamanya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh suatu gambaran bahwa penyajian hasil survei tahunan industri besar dan sedang yang dirinci menurut KBLI 5 digit belum secara murni memperlihatkan identitas dari KBLI 5 digit tertentu, karena di dalamnya masih terdapat produk-produk di luar produk utama. Agar data hasil survei tahunan Industri besar dan sedang (IBS) ini dapat digunakan untuk kebutuhan penyusunan PDB Industri Primer Kehutanan perlu dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Proses pengolahan data pada laporan ini dilakukan dengan tahapantahapan sebagai berikut: 1.
Melakukan identifikasi establishment IBS yang sebagian atau seluruh barang-barang yang dihasilkan adalah barang-barang dari kayu dan bukan kayu.
2.
Melakukan pengkodean (Coding) setiap komoditi dari barang-barang yang dihasilkan untuk seluruh establishment yang terpilih pada butir 1 ke dalam 8
KBLI 5 digit meskipun hasil pengkodean berbeda dari KBLI yang akan disusun PDB-nya. 3.
Melakukan pengkodean (Coding) setiap komoditi dari bahan baku dan bahan tambahan (penolong) untuk seluruh establishment yang terpilih pada butir 1 ke dalam KBLI 5 digit.
4.
Menjumlahkan nilai dari barang-barang yang dihasilkan dengan kode KBLI yang sama pada setiap establishment.
5.
Melakukan destinasi terhadap bahan baku dan penolong setiap komoditi sesuai dengan industri pemakai (hasil butir 4).
6.
Melakukan proses Transfer In Transfer Out (TITO) terhadap bahan baku maupun biaya lainnya sesuai dengan output yang sesuai. Output ini terdiri dari barang-barang yang dihasilkan, listrik yang dijual, jasa industri, selisih nilai stok barang setengah jadi, dan penerimaan lainnya.
7.
Setelah proses TITO selesai, maka dilakukan penjumlahan (agregasi) barang-barang yang dihasilkan serta bahan baku dan biaya produksi lainnya, termasuk komponen nilai tambah sesuai dengan KBLI 5 digit Industri Primer Kehutanan yang telah ditentukan.
8.
Memeriksa kelayakan rasio nilai tambah menurut KBLI yang telah disepakati.
9.
Membuat neraca produksi IBS menurut KBLI 5 digit. Setelah neraca produksi Industri Besar dan Sedang diperoleh, artinya nilai
tambah untuk Industri Besar dan Sedang atas dasar harga berlaku diperoleh pula. Kemudian untuk menghitung nilai tambah industri Besar dan Sedang atas dasar harga konstan 2000 diperlukan suatu deflator yaitu Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Dari Output industri besar dan sedang atas dasar 9
harga berlaku dibagi dengan indeks harga perdagangan besar maka diperoleh output industri besar dan sedang atas dasar harga konstan. Kemudian output atas dasar harga konstan tersebut dikalikan rasio nilai tambah terhadap output tahun dasar diperoleh NTB industri besar dan sedang atas dasar harga konstan. Dari uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Outputb,t
= Pengolahan hasil TITO Ind. Besar dan Sedang
NTBb,t
= Outputb,t – Biaya antara b,t
Dimana: Outputb,t = Output/nilai produksi bruto atas dasar harga berlaku tahun t NTBb,T
= Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun t
Biaya antara b,t = Biaya yang habis dikeluarkan untuk proses produksi tahun t
Outputk,t
= Outputt : (Indeks Hargat : 100)
NTBk,t
= Outputk,t x Rasio NTB0
Dimana: Outputk,t = Output/nilai produksi bruto atas dasar harga konstan tahun t NTBk,T
= Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun t
Indeks Hargat
= Indeks Harga Perdagangan Besar tahun t
Rasio NTBt = Rasio nilai tambah bruto terhadap output pada tahun dasar
10
Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga, dasar penghitungannya adalah output hasil pengolahan Sensus Ekonomi (SE) 2006. Output hasil SE 2006 dibagi dengan IHPB tahun yang sama untuk memperoleh output atas dasar harga konstan. Kemudian untuk output atas dasar harga konstan tahun 2005 dan 2007 diestimasi dengan menggunakan indikator tenaga kerja. Setelah output atas dasar harga konstan masing-masing tahun diperoleh, selanjutnya dikalikan dengan IHPB untuk mendapatkan output atas dasar harga berlaku masingmasing tahun. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dari output atas dasar berlaku dikalikan dengan rasio NTB tahun berjalan. Demikian juga NTB atas dasar harga konstan dihitung dari output atas dasar harga konstan dikalikan dengan rasio NTB tahun dasar. Produk Domestik Bruto Industri Primer Kehutanan atas dasar harga berlaku dan konstan dihasilkan dari penjumlahan nilai tambah industri besar dan sedang dan nilai tambah industri kecil dan kerajinan rumah tangga untuk masing-masing harga berlaku dan harga konstan. Diagram alur metodologi tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
11
Gambar 1. Diagram Logika Framework PDB Industri Primer Kehutanan
Departemen Kehutanan
Badan Pusat Statistik
Identifikasi Industri Primer Kehutanan 20101 20102 20103 dsj. 20104 20212 20213
8 KBLI
Ind. Penggergajian kayu Ind. Pengawetan kayu Ind. Pengawetan rotan, bambu, Ind. Pengolahan rotan Ind. Kayu lapis laminasi Ind. Panel kayu lainnya
Pengolahan PDB Industri Primer Kehutanan
Industri Besar Sedang (IBS)
Industri Kecil & Kerajinan RT
Proses TITO Data IBS 2005-2007
Pengolahan Data SE 2006 (UMK)
Indikator Tenaga Kerja 2005 2007
Neraca Produksi
PDB Ind. Primer Kehutanan (IBS)
PDB Ind. Primer Kehutanan (IKKR)
PDB Ind. Primer Kehutanan
12
BAB III ANALISIS
Berdasarkan ketersediaan data yang ada, penyempurnaan penyusunan PDB subsektor Kehutanan menurut Klasifikasi Departemen Kehutanan adalah PDB subsektor Kehutanan yang biasa dirilis oleh BPS ditambah dengan PDB Industri Primer Kehutanan. Untuk penyusunan tahap awal yang telah selesai dihitung adalah tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Hasil penghitungan yang telah disusun dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini: Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Klasifikasi Departemen Kehutanan (Miliar Rupiah) KBLI
Deskripsi - KBLI
2005
2006
2007
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
20101
Ind. Penggergajian Kayu
2.463,1
2.069,9
2.799,2
20102
Ind. Pengawetan Kayu
2.134,2
2.929,5
3.961,6
20103
Ind. Pengawetan Rotan, Bambu, Dan Sejenisnya
774,3
1.051,1
1.421,5
20104
Ind. Pengolahan Rotan
137,5
161,1
217,8
20211
Ind. Kayu Lapis
2.032,7
2.790,0
3.773,0
20212
Ind. Kayu Lapis Laminasi, Termasuk Décorative
7.906,6
10.849,7
14.672,4
20213
Ind. Panel Kayu Lainnya
1.238,0
1.686,9
2.281,2
20214
Ind. Veneer
37,5
50,7
68,6
Industri Primer Kehutanan
16.723.7
21.588,9
29.195,4
Subsektor Kehutanan
22.561.8
30.065,7
35.883,7
Total Kehutanan dan Ind. Primer Kehutanan
39.285.5
51.654,6
65.079,1
2.774.281.1
3.339.216,8
3.949.321,4
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
13
Sebelum dilakukan penyempurnaan penghitungan PDB subsektor Kehutanan terlihat bahwa pada rilis sebelumnya oleh BPS, PDB Subsektor Kehutanan atas dasar harga berlaku tahun 2005, 2006 dan 2007 masing-masing adalah 22.561,8 miliar rupiah, 30.065,7 miliar rupiah dan 35.883,7 miliar rupiah. Setelah dilakukan penyempurnaan penghitungan, PDB subsektor kehutanan bertambah 16.723,7 miliar rupiah dari subsektor Industri primer kehutanan menjadi 39.285,5 miliar rupiah tahun 2005, sementara tahun 2006 dan 2007 masing-masing bertambah 21.588,9 miliar rupiah dan 29.195,4 miliar rupiah sehingga menjadi 51.654,6 miliar rupiah dan 65.079,1 miliar rupiah.
Tabel 2. Peranan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Subsektor Kehutanan Menurut Klasifikasi Departemen Kehutanan Terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia (%) KBLI
Deskripsi -KBLI
2005
2006
2007
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
20101
Ind. Penggergajian Kayu
0,09
0,06
0,07
20102
Ind. Pengawetan Kayu
0,08
0,09
0,10
20103
Ind. Pengawetan Rotan, Bambu, Dan Sejenisnya
0,03
0,03
0,04
20104
Ind. Pengolahan Rotan
0,00
0,00
0,01
20211
Ind. Kayu Lapis
0,07
0,08
0,10
20212
Ind. Kayu Lapis Laminasi, Termasuk Decorative
0,28
0,32
0,37
20213
Ind. Panel Kayu Lainnya
0,04
0,05
0,06
20214
Ind. Veneer
0,00
0,00
0,00
Industri Primer Kehutanan
0,60
0,65
0,74
Subsektor Kehutanan
0,81
0,90
0,91
Total Kehutanan dan Industri Primer Kehutanan
1,42
1,55
1,65
100,00
100,00
100,00
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
14
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dengan metode penghitungan yang lama, penciptaan PDB oleh Subsektor Kehutanan hanyalah sebesar 0,81 persen terhadap PDB Indonesia pada tahun 2005. Dengan ditambahkannya PDB Industri Primer Kehutanan dalam penghitungannya, maka peranan Subsektor kehutanan bertambah sebesar 0,60 persen sehingga menjadi menjadi 1,42 persen. Pada tahun 2006 dan 2007, dengan metode penghitungan yang sama, peranan Subsektor Kehutanan dalam penciptaan PDB Indonesia juga mengalami peningkatan menjadi 1,55 persen dan 1,65 persen dari sebelumnya hanya 0,90 persen dan 0,91 persen. Kontribusi Kehutanan, baik pada produk primer maupun hasil olahannya cenderung menunjukkan peningkatan. Selama periode 2005-2007, perubahan kontribusi industri primer kehutanan terhadap PDB Indonesia lebih besar daripada perubahan kontribusi dari subsektor kehutanan. Kontribusi industri primer kehutanan selama tahun 2005-2007 naik sebesar 0,14 persen, dari 0,60 persen menjadi 0,74 persen, sementara pada periode yang sama, subsektor kehutanan hanya naik sebesar 0,1 persen, yaitu dari 0,81 persen menjadi 0,91 persen. Tabel 3. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Klasifikasi Departemen Kehutanan (Miliar Rupiah) KBLI
Deskripsi KBLI
2005
2006
2007
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
20101 20102 20103 20104 20211 20212 20213 20214
Ind. Penggergajian Kayu Ind. Pengawetan Kayu Ind. Pengawetan Rotan, Bambu, Dan Sejenisnya Ind. Pengolahan Rotan Ind. Kayu Lapis Ind. Kayu Lapis Laminasi, Termasuk Decorative Ind. Panel Kayu Lainnya Ind. Veneer
1.359,5 1.166,4 423,3 75,4 1.241,6 4.829,6 756,3 22,9
610,7 1.261,6 449,2 60,7 1.458,8 5.704,4 876,9 26,3
791,8 1.322,2 472,6 68,1 1.468,2 5.725,8 884,9 26,6
Industri Primer Kehutanan Subsektor Kehutanan Total Kehutanan dan Ind. Primer Kehutanan
9.875,1 17.176,9 27.052,0
10.448,6 16.686,9 27.135,5
10.760,3 16.503,6 27.263,9
1.750.815,2
1.847.126,7
1.963.091,8
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
15
Nilai dan peranan kehutanan dari sisi PDB atas dasar harga berlaku telah ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2. Untuk melihat perubahan nilai dan peranan secara lebih riil, maka dapat dilihat dari sisi PDB atas dasar harga konstannya. Tabel 3 memperlihatkan bahwa nilai PDB atas dasar harga konstan pada industri primer kehutanan terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 nilai PDB atas dasar harga konstan industri primer kehutanan sebesar 9.875,1 miliar rupiah, dan meningkat menjadi 10.448,6 miliar rupiah pada tahun 2006, dan di tahun 2007 naik menjadi 10.760,3 miliar rupiah. Peningkatan nilai tersebut secara sederhana dapat diartikan bahwa terjadi peningkatan volume produksi pada industri primer kehutanan terus meningkat. Kondisi sebaliknya justru terjadi pada subsektor kehutanan, karena pada periode 2005-2007 nilai PDB atas dasar harga konstannya justru terus mengalami penurunan. Pada tahun 2005 nilai PDB atas dasar harga konstan subsektor kehutanan sebesar 17.176,9 miliar rupiah, kemudian turun menjadi 16.686,9 miliar rupiah pada tahun 2006, dan di tahun 2007 turun kembali menjadi 16.503,6 miliar rupiah. Penurunan nilai tersebut secara sederhana dapat diartikan bahwa pada subsektor kehutanan terjadi penurunan dari sisi volume produksinya. Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Klasifikasi Departemen Kehutanan (%) KBLI
Deskripsi -KBLI
2005
2006
2007
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
20101 20102 20103 20104 20211 20212 20213 20214
Ind. Penggergajian Kayu Ind. Pengawetan Kayu Ind. Pengawetan Rotan, Bambu, Dan Sejenisnya Ind. Pengolahan Rotan Ind. Kayu Lapis Ind. Kayu Lapis Laminasi, Termasuk Decorative Ind. Panel Kayu Lainnya Ind. Veneer Industri Primer Kehutanan Subsektor Kehutanan Total Kehutanan dan Ind. Kehutanan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
(55,08) 8,16 6,12 (19,51) 17,49 18,11 15,95 14,93
29,67 4,81 5,21 12,26 0,64 0,38 0,92 0,99
5,81 (2,85) 0,31
2,98 (1,10) 0,47
5,50
6,28 16
Tabel 4 memperlihatkan laju pertumbuhan (%) dari industri primer kehutanan dan subsektor kehutanan. Pada tahun 2006 dan 2007, industri primer kehutanan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 5,81 persen dan 2,98
persen,
sedangkan
pada
subsektor
kehutanan
justru
mengalami
pertumbuhan negatif, yaitu minus 2,85 persen dan minus 1,10 persen. Apabila digabungkan, maka secara total kehutanan dan industrinya hanya naik masingmasing sebesar 0,31 persen pada tahun 2006 dan 0,47 persen di tahun 2007. Apabila hasil penghitungan PDB yang ditampilkan pada tabel 2 dan 4 dikaji secara bersamaan, maka ada hal yang menarik dari subsektor kehutanan. Sekalipun peranan total industri primer kehutanan dan subsektor kehutanan terus mengalami peningkatan terhadap PDB (berdasarkan nilai PDB atas dasar berlaku seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2), tetapi peningkatan volume produksinya tidak secepat peningkatan yang terjadi pada PDB Indonesia secara umum seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4. Pada tahun 2006 dan 2007, laju pertumbuhan total industri primer kehutanan dan subsektor kehutanan masingmasing hanya meningkat 0,31 dan 0,47 persen, sementara pertumbuhan PDB Indonesia meningkat 5,50 persen dan 6,28 persen. Tabel 5 menunjukkan laju implisit (%) dari PDB kehutanan dan industri primer kehutanan. Pada tahun 2006, laju implisit pada subsektor kehutanan adalah sebesar 37,17 persen dan pada industri primer kehutanan adalah sebesar 22,01 persen. Ini dapat mencerminkan bahwa tingkat perubahan harga pada produsen kegiatan kehutanan jauh lebih tinggi daripada prubahan harga pada tingkat produsen industri primer kehutanan. Artinya, terjadi kenaikan harga yang lebih tinggi pada penyedia bahan baku industri primer kehutanan. Hal sebaliknya justru terjadi pada tahun 2007, dimana laju implisit pada subsektor kehutanan sebesar 20,68 persen yang artinya lebih rendah dari pada yang terjadi pada industri primer kehutanan yang laju implisitnya meningkat menjadi 31,32 persen dibandingkan periode sebelumnya.
17
Tabel 5. Laju Implisit Produk Domestik Bruto Kehutanan dan Industri Kehutanan Menurut Klasifikasi Departemen Kehutanan (%) KBLI
Deskripsi -KBLI
2005
2006
2007
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
20101 20102 20103 20104 20211 20212 20213 20214
Ind. Penggergajian Kayu Ind. Pengawetan Kayu Ind. Pengawetan Rotan, Bambu, Dan Sejenisnya Ind. Pengolahan Rotan Ind. Kayu Lapis Ind. Kayu Lapis Laminasi, Termasuk Decorative Ind. Panel Kayu Lainnya Ind. Veneer
87,10 26,91 27,93 45,55 16,82 16,18 17,52 17,75
4,29 29,03 28,54 20,46 34,37 34,73 34,01 33,90
Industri Primer Kehutanan Subsektor Kehutanan Total Kehutanan dan Ind. Kehutanan
22,01 37,17 31,08
31,32 20,68 25,40
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
14,09
11,28
18
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan 1. Penyempurnaan penyusunan PDB produk kehutanan dari hulu sampai hilir menyebabkan naiknya kontribusi subsektor ini sekitar dua per tiga kali, yaitu dari sekitar 0,9 persen menjadi 1,6 persen. 2. Laju pertumbuhan industri primer kehutanan lebih cepat peningkatannya dibandingkan subsektor kehutanan sebagai kegiatan ekonomi yang menjadi penyedia bahan bakunya. 3. Indeks harga perdagangan besar industri primer kehutanan menurut 5 dijit KBLI belum tersedia seluruhnya, sehingga masih ada beberapa KBLI yang menggunakan indeks harga sejenis. Hal ini dapat mendorong adanya bias, mengingat pergerakan indeks harga dapat berbeda walaupun tidak terpaut banyak. 4. Naik turunnya pertumbuhan pada level 5 dijit KBLI selain dari pertumbuhan establishment industri itu sendiri juga berasal dari migrasi komoditi-komoditi yang sejenis yang berasal dari KBLI lain sebagai hasil proses Transfer In Transfer Out (TITO). Hal ini menyebabkan pertumbuhan yang terjadi pada suatu industri dengan kode 5 dijit KBLI tertentu menjadi sangat fluktuatif.
4.2
Saran Penyempurnaan
penyusunan
PDB
Kehutanan
menurut
binaan
Departemen Kehutanan perlu terus dikembangkan cakupannya sesuai dengan peraturan yang berlaku, khususnya subsektor atau kegiatan yang menjadi binaan Departemen Kehutanan. 19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
20
Lampiran 1. Deskripsi 5 Digit KBLI Industri Primer Kehutanan No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
KBLI
Deskripsi
20101
Industri Penggergajian Kayu Kelompok ini mencakup usaha penggergajian kayu gelondongan menjadi balok, kaso (usuk), reng, papan, dan sebagainya.
20102
Industri Pengawetan Kayu Kelompok ini mencakup usaha pengawetan barang-barang setengah jadi mupun barang jadi yang terbuat dari kayu.
20103
Industri Pengawetan Rotan, Bambu, dan Sejenisnya Kelompok ini mencakup usaha pengawetan rotan, bambu, dan sejenisnya.
20104
Industri Pengolahan Rotan Kelompok ini mencakup usaha pengolahan rotan menjadi bahan setengah jadi, seperti rotan poles, hati rotan, dan kulit rotan.
20211
Industri Kayu Lapis Kelompok ini mencakup usaha pembuatan kayu lapis biasa, seperti: kayu lapis tripleks, multipleks, kayu lapis interior, ekstrior, dan sejenisnya. Termasuk juga kayu lapis konstruksi, seperti: kayu lapis cetak beton, kayu lapis tahan air, dan sejenisnya.
20212
Industri Kayu Lapis Laminasi, Termasuk Decorative Plywood Kelompok ini mencakup usaha pembuatan kayu lapis yang dilaminasi, seperti: teak wood, rose wood, polyester plywood, dan sejenisnya.
20213
Industri Panel Kayu Lainnya Kelompo ini mencakup usaha pembuatan panel kayu lainnya, seperti: block board, particle board, chip board, lamin board, fibre board, Medium Density Fibreboard (MDF), dan sejenisnya.
20214
Industri Veneer Kelompok ini mencakup usaha pembuatan serutan pelapis (veneer) dengan cara pengupasan (rotary), penyayatan (slicer), dan sejenisnya. 21
LAMPIRAN 2 Tabel 1. PDB TAHUNAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2005 - 2007 (MILIAR RP) LAPANGAN USAHA (1)
2005 (2)
Tahun 2006 (3)
2007* (4)
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. K e h u t a n a n e. P e r i k a n a n
364.169,3
433.223,4
541.592,6
181.331,6 56.433,7 44.202,9 22.561,8 59.639,3
214.346,3 63.401,4 51.074,7 30.065,7 74.335,3
265.090,9 81.595,5 61.325,2 35.883,7 97.697,3
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan gas bumi b. Pertambangan tanpa Migas. c. Penggalian.
309.014,1 177.605,9 104.599,1 26.809,1
366.520,8 200.081,6 130.716,0 35.723,2
441.006,6 234.189,4 160.607,4 46.209,8
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri M i g a s 1). Pengilangan Minyak Bumi 2). Gas Alam Cair b. Industri tanpa Migas 1). Makanan, Minuman dan Tembakau 2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 4). Kertas dan Barang cetakan 5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 6). Semen & Brg. Galian bukan logam 7). Logam Dasar Besi & Baja 8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9). Barang lainnya
760.361,3 138.440,9 89.629,6 48.811,3 621.920,4 177.753,1 77.087,2 35.247,5 33.898,8 76.213,6 24.589,1 18.382,7 172.957,1 5.791,3
919.539,3 172.094,9 117.952,2 54.142,7 747.444,4 212.738,0 90.116,5 44.602,6 39.637,0 94.078,8 29.013,3 20.687,0 209.460,1 7.111,1
1.068.653,9 182.324,3 122.118,3 60.206,0 886.329,6 264.100,5 93.598,4 54.880,9 45.403,1 110.769,6 32.814,3 22.907,7 254.278,4 7.576,7
26.693,8 19.175,1 3.897,7 3.621,0
30.354,8 21.203,5 5.036,1 4.115,2
34.724,6 23.051,5 6.912,1 4.761,0
5. B A N G U N A N
195.110,6
251.132,3
305.215,6
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. H o t e l c. R e s t o r a n
431.620,2 338.667,2 14.146,9 78.806,1
501.542,4 393.047,4 16.074,2 92.420,8
589.351,8 465.782,0 17.320,4 106.249,4
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. P e n g a n g k u t a n 1). Angkutan Rel 2). Angkutan Jalan raya 3). Angkutan laut 4). Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5). Angkutan Udara 6). Jasa Penunjang Angkutan b. K o m u n i k a s i
180.584,9 110.157,3 1.238,3 58.133,0 13.974,4 3.881,9 11.979,2 20.950,5 70.427,6
231.523,5 142.770,0 1.355,4 81.270,6 16.106,1 4.487,5 14.669,3 24.881,1 88.753,5
264.264,2 149.974,4 1.397,5 85.183,4 16.043,4 4.656,5 16.547,2 26.146,4 114.289,8
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. a. B a n k b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
230.522,7 88.287,4 20.808,7 1.581,3 81.474,3 38.371,0
269.121,4 95.708,4 26.778,9 2.011,1 97.396,9 47.226,1
305.213,5 105.536,8 32.581,5 2.490,1 110.239,9 54.365,2
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1). Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2). Jasa Pemerintahan lainnya b. S w a s t a 1). Sosial Kemasyarakatan 2). Hiburan dan Rekreasi 3). Perorangan dan Rumah tangga
276.204,2 135.132,8 83.795,6 51.337,2 141.071,4 48.678,5 8.739,4 83.653,5
336.258,9 167.799,7 103.508,8 64.290,9 168.459,2 58.182,9 10.172,3 100.104,0
399.298,6 205.343,9 124.760,3 80.583,6 193.954,7 70.657,7 11.324,3 111.972,7
2.774.281,1 2.458.234,3
3.339.216,8 2.967.040,3
3.949.321,4 3.532.807,7
4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH a. L i s t r i k b. Gas Kota c. Air bersih
PRODUK DOMESTIK BRUTO PDB TANPA MIGAS * Angka sementara
LAMPIRAN 2 Tabel 2. PDB TAHUNAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2005 - 2007 (MILIAR RP) LAPANGAN USAHA (1)
2005 (2)
Tahun 2006 (3)
2007* (4)
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. K e h u t a n a n e. P e r i k a n a n
253.881,7
262.402,8
271.401,2
125.801,8 39.810,9 32.346,5 17.176,9 38.745,6
129.548,6 41.318,0 33.430,2 16.686,9 41.419,1
133.888,5 43.135,6 34.220,7 16.503,6 43.652,8
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan gas bumi b. Pertambangan tanpa Migas. c. Penggalian.
165.222,6 96.894,6 52.694,2 15.633,8
171.422,1 94.757,0 58.272,2 18.392,9
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri M i g a s 1). Pengilangan Minyak Bumi 2). Gas Alam Cair b. Industri tanpa Migas 1). Makanan, Minuman dan Tembakau 2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 4). Kertas dan Barang cetakan 5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 6). Semen & Brg. Galian bukan logam 7). Logam Dasar Besi & Baja 8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9). Barang lainnya
491.561,4 48.658,8 21.207,2 27.451,6 442.902,6 121.395,6 54.277,1 20.138,5 23.944,2 59.293,1 15.618,1 7.712,0 136.744,6 3.779,4
168.031,7 95.853,1 55.242,4 16.936,2 -1,1 514.100,3 47.851,2 20.806,9 27.044,3 466.249,1 130.148,9 54.944,2 20.006,2 24.444,8 61.947,9 15.700,1 8.076,8 147.063,8 3.916,4
538.084,6 47.823,0 20.780,6 27.042,4 490.261,6 136.722,4 52.922,5 19.657,6 25.861,0 65.470,0 16.233,3 8.213,3 161.375,6 3.805,9
11.584,1 7.967,6 1.745,8 1.870,7
12.251,0 8.474,7 1.838,9 1.937,4
13.517,1 9.122,5 2.393,5 2.001,1
5. B A N G U N A N
103.598,4
112.233,6
121.901,0
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. H o t e l c. R e s t o r a n
293.654,0 241.887,1 12.313,2 39.453,7
312.518,7 257.845,0 12.950,5 41.723,2
338.807,2 280.485,9 13.645,6 44.675,7
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. P e n g a n g k u t a n 1). Angkutan Rel 2). Angkutan Jalan raya 3). Angkutan laut 4). Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5). Angkutan Udara 6). Jasa Penunjang Angkutan b. K o m u n i k a s i
109.261,5 66.404,7 585,3 28.367,1 8.855,8 2.342,7 10.362,3 15.891,5 42.856,8
124.808,9 70.796,0 623,0 29.764,2 9.497,4 2.431,9 11.466,2 17.013,3 54.012,9
142.327,2 72.791,6 631,0 30.868,2 9.278,7 2.512,8 12.385,3 17.115,6 69.535,6
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. a. B a n k b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
161.252,2 71.366,9 13.074,9 1.128,3 47.714,6 27.967,5
170.074,3 72.474,4 14.009,2 1.213,5 51.755,3 30.621,9
183.659,3 78.241,0 15.149,8 1.331,0 55.819,1 33.118,4
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1). Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2). Jasa Pemerintahan lainnya b. S w a s t a 1). Sosial Kemasyarakatan 2). Hiburan dan Rekreasi 3). Perorangan dan Rumah tangga
160.799,3 73.700,1 46.889,6 26.810,5 87.099,2 22.604,5 6.713,1 57.781,6
170.705,4 76.618,4 48.644,3 27.974,1 94.087,0 24.178,0 7.246,7 62.662,3
181.972,1 80.778,2 51.148,9 29.629,3 101.193,9 26.022,2 7.773,1 67.398,6
1.750.815,2 1.605.261,8
1.847.126,7 1.703.422,4
1.963.091,8 1.820.511,8
4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH a. L i s t r i k b. Gas Kota c. Air bersih
PRODUK DOMESTIK BRUTO PDB TANPA MIGAS * Angka sementara
LAMPIRAN 2 Tabel 3. DISTRIBUSI PDB TAHUNAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2005 - 2007 (%) LAPANGAN USAHA (1)
Tahun 2006 (3)
2005 (2)
2007* (4)
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. K e h u t a n a n e. P e r i k a n a n
13,13
12,97
13,71
6,54 2,03 1,59 0,81 2,15
6,42 1,90 1,53 0,90 2,23
6,71 2,07 1,55 0,91 2,47
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan gas bumi b. Pertambangan tanpa Migas. c. Penggalian.
11,14 6,40 3,77 0,97
10,98 5,99 3,91 1,07
11,17 5,93 4,07 1,17
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri M i g a s 1). Pengilangan Minyak Bumi 2). Gas Alam Cair b. Industri tanpa Migas 1). Makanan, Minuman dan Tembakau 2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 4). Kertas dan Barang cetakan 5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 6). Semen & Brg. Galian bukan logam 7). Logam Dasar Besi & Baja 8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9). Barang lainnya
27,41 4,99 3,23 1,76 22,42 6,41 2,78 1,27 1,22 2,75 0,89 0,66 6,23 0,21
27,54 5,15 3,53 1,62 22,38 6,37 2,70 1,34 1,19 2,82 0,87 0,62 6,27 0,21
27,06 4,62 3,09 1,52 22,44 6,69 2,37 1,39 1,15 2,80 0,83 0,58 6,44 0,19
4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH a. L i s t r i k b. Gas Kota c. Air bersih
0,96 0,69 0,14 0,13
0,91 0,63 0,15 0,12
0,88 0,58 0,18 0,12
5. B A N G U N A N
7,03
7,52
7,73
15,56 12,21 0,51 2,84
15,02 11,77 0,48 2,77
14,92 11,79 0,44 2,69
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. P e n g a n g k u t a n 1). Angkutan Rel 2). Angkutan Jalan raya 3). Angkutan laut 4). Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5). Angkutan Udara 6). Jasa Penunjang Angkutan b. K o m u n i k a s i
6,51 3,97 0,04 2,10 0,50 0,14 0,43 0,76 2,54
6,93 4,28 0,04 2,43 0,48 0,13 0,44 0,75 2,66
6,69 3,80 0,04 2,16 0,41 0,12 0,42 0,66 2,89
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. a. B a n k b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
8,31 3,18 0,75 0,06 2,94 1,38
8,06 2,87 0,80 0,06 2,92 1,41
7,73 2,67 0,82 0,06 2,79 1,38
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1). Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2). Jasa Pemerintahan lainnya b. S w a s t a 1). Sosial Kemasyarakatan 2). Hiburan dan Rekreasi 3). Perorangan dan Rumah tangga
9,96 4,87 3,02 1,85 5,08 1,75 0,32 3,02
10,07 5,03 3,10 1,93 5,04 1,74 0,30 3,00
10,11 5,20 3,16 2,04 4,91 1,79 0,29 2,84
100,00 88,61
100,00 88,85
100,00 89,45
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. H o t e l c. R e s t o r a n
PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS * Angka sementara
LAMPIRAN 2 Tabel 4. LAJU PERTUMBUHAN PDB TAHUNAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TERHADAP TAHUN SEBELUMNYA TAHUN 2005 - 2007 (%) Tahun LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007* (1) (2) (3) (4) 1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. K e h u t a n a n e. P e r i k a n a n
2,72
3,36
3,43
2,60 2,48 2,13 -1,47 5,87
2,98 3,79 3,35 -2,85 6,90
3,35 4,40 2,36 -1,10 5,39
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan gas bumi b. Pertambangan tanpa Migas. c. Penggalian.
3,20 -1,77 12,24 7,69
1,70 -1,07 4,84 8,33
2,02 -1,14 5,48 8,60
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri M i g a s 1). Pengilangan Minyak Bumi 2). Gas Alam Cair b. Industri tanpa Migas 1). Makanan, Minuman dan Tembakau 2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 4). Kertas dan Barang cetakan 5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 6). Semen & Brg. Galian bukan logam 7). Logam Dasar Besi & Baja 8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9). Barang lainnya
4,60 -5,67 -5,00 -6,19 5,86 2,75 1,31 -0,92 2,39 8,77 3,81 -3,70 12,38 2,61
4,59 -1,66 -1,89 -1,48 5,27 7,21 1,23 -0,66 2,09 4,48 0,53 4,73 7,55 3,62
4,67 -0,06 -0,13 -0,01 5,15 5,05 -3,68 -1,74 5,79 5,69 3,40 1,69 9,73 -2,82
4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH a. L i s t r i k b. Gas Kota c. Air bersih
6,30 6,68 6,48 4,53
5,76 6,36 5,33 3,57
10,33 7,64 30,16 3,29
5. B A N G U N A N
7,54
8,34
8,61
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. H o t e l c. R e s t o r a n
8,30 8,82 6,23 5,88
6,42 6,60 5,18 5,75
8,41 8,78 5,37 7,08
12,76 6,25 -2,98 4,84 8,75 3,94 10,42 5,56 24,58
14,23 6,61 6,44 4,93 7,24 3,81 10,65 7,06 26,03
14,04 2,82 1,28 3,71 -2,30 3,33 8,02 0,60 28,74
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. a. B a n k b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
6,70 4,50 8,35 6,66 8,17 9,28
5,47 1,55 7,15 7,55 8,47 9,49
7,99 7,96 8,14 9,68 7,85 8,15
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1). Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2). Jasa Pemerintahan lainnya b. S w a s t a 1). Sosial Kemasyarakatan 2). Hiburan dan Rekreasi 3). Perorangan dan Rumah tangga
5,16 1,90 1,81 2,06 8,09 7,22 6,52 8,62
6,16 3,96 3,74 4,34 8,02 6,96 7,95 8,45
6,60 5,43 5,15 5,92 7,55 7,63 7,26 7,56
PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS * Angka sementara
5,69 6,57
5,50 6,11
6,28 6,87
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. P e n g a n g k u t a n 1). Angkutan Rel 2). Angkutan Jalan raya 3). Angkutan laut 4). Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5). Angkutan Udara 6). Jasa Penunjang Angkutan b. K o m u n i k a s i
LAMPIRAN 2 Tabel 5. LAJU IMPLISIT PDB TAHUNAN TERHADAP TAHUN SEBELUMNYA TAHUN 2005 - 2007 (%) LAPANGAN USAHA (1)
Tahun 2006 (3)
2005 (2)
2007* (4)
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. K e h u t a n a n e. P e r i k a n a n
7,72
15,10
20,87
6,75 10,96 6,51 12,86 6,26
14,79 8,25 11,80 37,17 16,60
19,67 23,27 17,30 20,68 24,70
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan gas bumi b. Pertambangan tanpa Migas. c. Penggalian.
45,89 52,59 43,10 15,01
16,63 13,88 19,20 23,00
17,94 18,40 16,48 19,11
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri M i g a s 1). Pengilangan Minyak Bumi 2). Gas Alam Cair b. Industri tanpa Migas 1). Makanan, Minuman dan Tembakau 2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 4). Kertas dan Barang cetakan 5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 6). Semen & Brg. Galian bukan logam 7). Logam Dasar Besi & Baja 8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9). Barang lainnya
12,82 55,69 59,73 47,81 6,80 5,78 6,46 13,93 6,67 9,46 9,72 18,16 5,44 11,48
15,63 26,41 34,13 12,59 14,17 11,63 15,48 27,38 14,53 18,15 17,38 7,45 12,61 18,49
11,04 6,01 3,66 11,21 12,77 18,17 7,83 25,23 8,27 11,41 9,39 8,89 10,63 9,64
4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH a. L i s t r i k b. Gas Kota c. Air bersih
5,82 2,69 18,37 10,50
7,52 3,96 22,67 9,74
3,68 1,00 5,45 12,01
5. B A N G U N A N
19,96
18,81
11,90
8,13 8,23 4,98 8,94
9,19 8,87 8,03 10,90
8,39 8,94 2,26 7,37
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. P e n g a n g k u t a n 1). Angkutan Rel 2). Angkutan Jalan raya 3). Angkutan laut 4). Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5). Angkutan Udara 6). Jasa Penunjang Angkutan b. K o m u n i k a s i
12,55 17,40 4,72 28,46 4,23 15,52 11,52 6,47 4,72
12,24 21,57 2,83 33,24 7,47 11,36 10,67 10,93 -0,01
0,09 2,17 1,80 1,07 1,96 0,43 4,43 4,46 0,03
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. a. B a n k b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan
11,13 7,58 15,37 15,27 13,94 10,28
10,69 6,75 20,11 18,25 10,21 12,41
5,02 2,14 12,51 12,89 4,95 6,44
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1). Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2). Jasa Pemerintahan lainnya b. S w a s t a 1). Sosial Kemasyarakatan 2). Hiburan dan Rekreasi 3). Perorangan dan Rumah tangga
10,88 9,48 9,34 9,69 12,77 16,86 7,88 11,16
14,68 19,44 19,07 20,02 10,55 11,75 7,83 10,34
11,40 16,07 14,63 18,34 7,05 12,83 3,79 4,00
PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS * Angka sementara
14,33 10,73
14,09 13,74
11,28 11,41
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. H o t e l c. R e s t o r a n