PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PENYELIDIKAN TERPADU DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA KABUPATEN MANDAILING NATAL, SUMATERA UTARA Asep Sugianto, Bakrun, Dendi Suryakusuma Kelompok Program Penelitian Panas Bumi Abstract Detailed survey include geology, geochemistry, and geophysics (gravity, magnetic, and resistivity) have been done in Sampuraga Geothermal Area during FY 2007. The surface thermal discharges mainly occur in Panyabungan graben which is a part of Sumatera Fault Zone. These include fumaroles and hot spring with temperature of 97oC and 97-100.8oC, respectively. Estimated reservoir temperature based on Na-KMg is about 230oC. The result can delineate prospect area of about 10 km2 and estimate geothermal energy potential of about 115 MWe. Keywords: Sampuraga, geothermal system, detailed survey SARI Telah dilakukan penyelidikan panas bumi secara terpadu meliputi geologi, geokimia, dan geofisika (gaya berat, magnetik, dan geolistrik) di daerah panas bumi Sampuraga pada tahun 2007. Kenampakkan gejala panas bumi secara umum terdapat di graben (terban) Panyabungan yang merupakan bagian dari Sesar Besar Sumatera. Kenampakkan panas bumi tersebut meliputi fumarol dan mata air panas dengan suhu masing-masing sekitar 97oC dan 97-100,8oC. Suhu bawah permukaan (reservoar) berdasarkan geotermometer geokimia Na-K-Mg sekitar 230oC. Hasil dari penyelidikan memperlihatkan luas daerah prospek sekitar 10 km2 dengan estimasi potensi energi panas bumi sekitar 115 MWe dan termasuk ke dalam kelas cadangan terduga. Kata kunci: Sampuraga, sistem panas bumi, penyelidikan terpadu
PENDAHULUAN Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi cukup besar. Di pulau ini terdapat 84 lokasi panas bumi dengan total estimasi energi panas bumi sekitar 13.419 MWe (Status Potensi Panas Bumi Tahun 2006). Salah satunya adalah daerah panas bumi Sampuraga yang secara administratif berada di Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara (Gambar 1). Manifestasi permukaan yang muncul di daerah ini berupa mata air panas dengan suhu antara 87–101 oC pada suhu udara di sekitarnya 30oC dengan pH normal dan debit minimum 0,5–2 liter/detik (Akbar, N., 1972). Munculnya air panas ini diperkirakan berhubungan dengan sesar normal yang memanjang berarah baratlaut– tenggara dan membentuk zona depresi (graben) Panyabungan.
Kemuculan manifestasi dipermukaan dengan didukung oleh kondisi geologi dimana terdapat struktur di sekitar daerah manifestasi, memungkinkan di daerah tersebut terdapat sistem panas bumi yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Salah satunya sebagai sumber energi listrik melalui PLTP. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sistem panas bumi di daerah ini, maka perlu dilakukan penyelidikan secara terpadu geologi, geokimia, dan geofisika. Tujuan dari penyelidikan ini adalah untuk mengetahui luas daerah prospek, estimasi suhu bawah permukaan (suhu reservoar), sistem panas bumi yang terjadi, dan estimasi potensi energi panas bumi. GEOLOGI Daerah penyelidikan berada di dalam graben (terban) Penyabungan yang merupakan bagian
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
dari Sesar Besar Sumatera. Di sebelah tenggara terdapat gunung api aktif G. Sorik Marapi yang berjarak sekitar 15 km. Daerah ini juga berada dekat dengan busur magma yang terbentuk di Pulau Sumatera yaitu Pegunungan Bukit Barisan. Secara umum geologi daerah Sampuraga ditempati oleh batuan vulkanik Tersier dan batuan Kuarter. Batuan Tersier umumnya berkomposisi andesitik, sedangkan batuan Kuarter pada umumnya tersusun atas batuan vulkanik yang berkomposisi dasitik dan batuan sedimen (Gambar 2). Sruktur geologi yang berkembang pada umum berarah baratdaya-timurlaut. Struktur geologi yang dapat dikenali di daerah ini adalah Sesar Normal Longat, Sesar Normal Sirambas, Sesar Normal Batang Gadis, dan Sesar Normal Panyabungan. Sesar Normal Longat dan Sesar Normal Sirambas diperkirakan merupakan dua buah struktur yang mengontrol kemunculan mata air panas di permukaan. Hidrologi daerah Sampuraga terbagi menjadi areal resapan (recharge area) tempat terjadinya penetrasi air meteorik di permukaan bumi dan areal munculan (discharge area). Areal resapan terletak di daerah yang berelevasi tinggi berupa pegunungan dan perbukitan, sedangkan areal limpasan terletak di daerah berelevasi rendah berupa pedataran dan tekuk lereng. GEOKIMIA Manifestasi permukaan muncul di daerah Sampuraga berupa fumarol dengan suhu 97oC, pH asam dan mata air panas dengan suhu 97-100,8oC, pH netral. Mata air panas juga muncul di daerah Longat dengan suhu 42-43oC, pH netral. Di luar daerah penyelidikan juga terdapat mata air panas, yaitu di daerah Roburan Lombang dan Roburan Dolok, dengan temperatur masing-masing 49,8oC dan 79-100,7oC. Dari keempat lokasi tersebut diambil sampel air dan gas untuk dianalisis. Hasil analisis kimia air diplot pada diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, Na-K-Mg, dan Cl-Li-B yang mengacu kepada Giggenbach (1988) (Gambar 3). Berdasarkan diagram segitiga Cl SO4 -HCO3, air panas Sampuraga 1 dan air panas Roburan Dolok 2 yang pH asam terletak pada posisi sulfat. Sampel air pH netral Air panas Sampuraga 2, Air panas Sampuraga 3, Air panas Sampuraga 4 dan air panas Roburan Lombang terletak pada posisi klorida, sedangkan air panas
pH netral lainnya Air panas Longat, Air panas Bor Longat, dan Air panas Roburan Dolok 1, pada posisi bikarbonat. Berdasarkan diagram segitiga Na-K-Mg, air panas Sampuraga 2, Sampuraga 3, dan Sampuraga 4, terletak pada partial equilibrium, yang mengindikasikan bahwa manifestasi yang muncul ke permukaan dipengaruhi oleh interaksi antara fluida dengan batuan dalam keadaan panas sebelum bercampur dengan air permukaan (meteoric water). Sedangkan Air panas Sampuraga 1, Air panas Longat, Air panas Bor Longat, Air panas Roburan Lombang, Air panas Roburan Dolok 1 dan Air panas Roburan Dolok 2, terletak pada immature water, yang mengindikasikan kalau pengaruh air permukaan lebih dominan pada pembentukan air panas tersebut. Diagram Cl-Li-B menunjukkan bahwa posisi air panas bertipe klorida terletak mengarah ke posisi tengah diagram. Pada pembentukan manifestasi berupa mata air panas yang netral pada daerah penyelidikan Sampuraga ada interaksi antara fluida panas dengan batuan panas bumi. Hasil analisis isotop ditampilkan dalam bentuk kurva δD terhadap δ18O (Gambar 4). Kurva tersebut memperlihatkan posisi sampel air panas sampuraga 3 dan sampuraga 4 terletak pada posisi sebelah kanan dari garis meteoric water line (18O shift) yang signifikan, sebagai indikasi adanya pengkayaan oksigen 18 dari air panas tersebut, akibat reaksi substitusi oksigen 18 dari batuan dengan oksigen 16 dari fluida panas pada saat terjadi interaksi fluida panas dengan batuan sebelum muncul ke permukaan berupa mata air panas. Sedangkan air panas longat, air bor longat, dan air panas roburan lombang, serta air dingin Sirambas pada garis meteoric water line, sebagai indikasi air permukaan. Suhu bawah permukaan berdasarkan geotermometer geokimia air Na-KMg dan geotermometer geokimia gas CO2 sekitar 230oC dan termasuk ke dalam tipe temperatur tinggi. Peta distribusi Hg (Gambar 5), memperlihatkan bahwa anomali Hg tinggi >200 ppb tersebar di sekitar mata air panas Sampuraga, sedangkan anomali Hg sedang antara 100-200 ppb tersebar secara tidak beraturan di sekitar anomali Hg tinggi, sebelah barat dan selatan mata air panas Sampuraga. Distribusi CO2 (Gambar 6), memperlihatkan anomali tinggi >2% tersebar
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
secara tidak beraturan, sedangkan anomali sedang antara 1-2% di sekitar mata air panas Sampuraga dan melebar ke arah baratlaut dan tenggara. Anomali CO2 rendah tersebar di sebelah baratdaya dan timurlaut mata air panas Sampuraga. GAYABERAT Densitas batuan hasil analisis laboratorium adalah 2,68 gr/cm3, digunakan dalam pengolahan data gaya berat. Anomali bouguer sisa merupakan anomali hasil ekstraksi antara anomali bouguer oleh anomali regional, anomali ini memperlihatkan sebaran batuan yang bersifat lokal atau dangkal. Peta anomali bouguer sisa (Gambar 7) memperlihatkan bahwa anomali rendah tersebar di sekitar mata air panas Sampuraga dan cenderung melintang berarah baratlaut-tenggara. Kondisi ini menunjukkan kalau batuan di sekitar manifestasi telah terubahkan oleh sumber panas. Anomali tinggi tersebar di sekitar timurlaut manifestasi Sampuraga, diperkirakan anomali ini menunjukkan batuan lebih segar yang berfungsi sebagai sumber panas. MAGNETIK Anomali magnet total berada pada kisaran antara 379 nT sampai 679 nT (Gambar 8). Anomali rendah antara -379-0 nT yang berasosiasi dengan batuan alluvium, sedimen dan lahar tersebar disekitar air panas Sampuraga menerus ke selatan dan tersebar di sebelah utara daerah penyelidikan (Kecamatan Panyabungan). Anomali magnet sedang antara 0-325 nT berasosiasi dengan batuan piroklastik, granit, dan batusabak. Anomali tinggi >325 nT tersebar di sekitar air panas Longat dan sedikit melebar ke selatan dan berasosiasi dengan lava andesit segar. GEOLISTRIK Tahanan jenis semu hasil pengukuran mapping dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger dikelompokkan menjadi tahanan jenis semu rendah <10 Ohm-m, tahanan jenis semu sedang antara 10-15 Ohm-m dan 15-25 Ohm-m, dan tahanan jenis semu tinggi >25 Ohm-m. Peta tahanan jeni semu bentangan AB/2 = 1000 m (Gambar 9), memperlihatkan bahwa tahanan jenis semu rendah tersebar disekitar mata air panas Sampuraga dan melebar ke arah utara dan
baratdaya (Desa Longat) serta menerus ke arah tenggara (Desa Sirambas). Daerah ini diperkirakan sebagai daerah prospek panas bumi Sampuraga. Tahanan jenis semu sedang tersebar dari sebelah utara sampai ke baratdaya daerah penyelidikan dan sedikit melebar ke sebelah selatan. Tahanan jenis semu tinggi tersebar di sebelah timur daerah penyelidikan. Berdasarkan pengukuran sounding dengan menggunakan konfigurasi yang sama, tahanan jenis sebenarnya dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu tahanan jenis rendah <10 Ohmm, tahanan jeni sedang antara 10-40 Ohm-m, dan tahanan jenis tinggi >40 Ohm-m (Gambar 10). Tahanan jenis rendah diperkirakan berasosiasi dengan batuan penudung (Clay Cap) yang berada pada kedalaman antara 100-900 m di bawah permukaan dengan ketebalan bervariatif antara 400-700 m. Tahanan jenis tinggi diperkirakan berasosiasi dengan reservoar panas bumi yang berada pada kedalaman antara 900-2000 m di bawah permukaan. HEAD-ON Pengukuran head-on dilakukan pada dua lintasan yang berarah tegak lurus struktur geologi. Hasil pengukuran memperlihatkan bahwa di sebelah timurlaut mata air panas Sampuraga terdapat kelurusan yang menerus sampai ke bentangan AB/2 = 600 m (Gambar 11). Kelurusan ini berhubungan dengan struktur yang mengontrol terhadap kemunculan manifestasi di permukaan. DISKUSI Indikasi adanya gejala panas bumi di daerah Sampuraga ditunjukkan oleh munculnya manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air panas dan fumarol yang tersebar di daerah Sampuraga, Longat, Roburan Lombang dan Roburan Dolok. Aktivitas vulkanik pada umur Pliosen-Plistosen menghasilkan beberapa struktur yang membentuk sesar menangga (graben). Salah satu sesarnya adalah sesar Sirambas yang memicu terjadinya terobosan sebagian magma ke permukaan dan menghasilkan tubuh intrusi dasit. Tubuh intrusi inilah yang diperkirakan berfungsi sebagai sumber panas (heat source). Daerah Sampuraga yang berada pada terban Panyabungan menjadikan daerah ini memiliki kemampuan untuk meloloskan air permukaan ke bawah
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
permukaan. Air meteorik ini berinteraksi dengan fluida magmatik dan gas-gas vulkanik yang berasal dari tubuh magma menghasilkan fluida panas. Fluida ini terakumulasi pada batuan yang permeable (reservoar) dengan batuan diatasnya menghasilkan batuan ubahan yang bersifat kedap air (impermeable) yang disebut sebagai Clay Cap (batuan penudung). Berdasarkan hasil dari pengukuran sounding tebal batuan penudung ini berada pada kedalaman antara 100-900 m dengan ketebalan antara 400-700 m. Berdasarkan peta kompilasi dari beberapa metode geosain, terlihat bahwa daerah prospek panas bumi tersebar di sekitar mata air panas Sampuraga yang melebar ke sebelah barat dan tenggara (Desa Sirambas) dengan luas sekitar 10 km2 (Gambar 12) . Sistem panas bumi yang terbentuk di daerah ini tersusun atas sumber panas, reservoar, dan batuan penudung (Gambar 13). Batuan yang berfungsi sebagai sumber panas adalah intrusi dasit, sedangkan reservoar panas bumi diduga merupakan batuan vulkanik Tersier (aliran lava) dan batuan metasedimen dan batuan metavulkanik yang bersifat permeabel karena memiliki banyak struktur rekahan. Batuan penudung yang ditandai oleh sebaran tahanan jenis rendah <10 Ohm-m diperkirakan berada pada kedalaman antara 100900 m dengan ketebalan antara 400-700 m. Estimasi potensi energi panas bumi kelas cadangan terduga dihitung dengan menggunakan asumsi tebal reservoar 2 km, suhu reservoar 230oC dan suhu cut off 180oC. Berdasarkan hasil perhitungan estimasi potensi energi panas bumi daerah ini sekitar 115 MWe dan termasuk ke dalam kelas cadangan terduga. KESIMPULAN Daerah prospek panas bumi terakumulasi di sekitar mata air panas Sampuraga dan sedikit melebar ke sebelah barat dan tenggara (Desa Sirambas). Luas daerah prospek ini sekitar 10 km2. Suhu bawah permukaan berdasarkan geotermometer geokimia air Na-K-Mg dan geotermometer geokimia gas CO2 sekitar 230oC dan termasuk ke dalam tipe temperatur tinggi. Sistem panas bumi yang terjadi berada di sekitar mata air panas Sampuraga. Estimasi potensi
energi panas bumi daerah ini sekitar 115 MWe dan termasuk ke dalam kelas cadangan terduga. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kelompok Program Penelitian Panas Bumi dan Pusat Sumber Daya Geologi yang telah memberikan ijin untuk menggunakan data hasil penyelidikan dalam penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim penyelidikan terpadu panas bumi daerah Sampuraga. DAFTAR PUSTAKA Akbar, N., 1972. Inventarisasi dan penyelidikan pendahuluan gejala panas bumi di daerah Sumatra Barat, bagian Proyek Survei Energi Geothermal. Dinas Vulkanologi, Direktorat Geologi, Bandung. Badan Standardisasi Nasional. 1999. Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia. SNI 13-5012-1999. Badan Standardisasi Nasional – BSN. Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol. I A. The Hague. Netherlands. Distamben Kabupaten Pasaman, 2006. Potensi Energi Panas Bumi (Geothermal) Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Giggenbach,W.F, and Goguel, 1988, Methods for the collection and analysis of geothermal and volcanic water and gas samples. Petone New Zealand Kastowo, Gerhard W. Leo, dkk. 1996. Peta Geologi Lembar Padang, Sumatera Barat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung. Rock, N.M.S., dkk. 1983. Peta Geologi Lembar Lubuk Sikaping, Sumatera. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Daerah Penyelidikan
Gambar 1. Peta Indeks Lokasi Penyelidikan
Gambar 2. Peta Geologi Daerah Panas Bumi Sampuraga
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
KETERANGAN
Cl
Ma
Ap. Sampuraga 1 (APS1) Ap. Sampuraga 2 (APS2) Ap. Sampuraga 3 (APS3) Ap. Sampuraga 4 (APS4) Ap. Longat (APL) Ap. Bor Longat (APB) Ap. R ob Lombang(APR L) Ap. R ob D olok 1 (APR D 1) Ap. R ob D olok 2 (APR D 2)
tu re
80
t wa er er
Vo
Ph
40
lca
ni c
wa
te r
s
s
60
ip h er al
20
wa t er s
St eam heat ed wat ers 20
SO4
40
60
80
A p. A p. A p. A p. A p. A p. A p. A p. A p.
80 % Na K
60
Full equilibrium 160°
T Kn
S ampuraga 1 (A P S 1) S ampuraga 2 (A P S 2) S ampuraga 3 (A P S 3) S ampuraga 4 (A P S 4) Longat (A P L) B or Longat (A P B ) Rob Lombang(A P RL) Rob Dolok 1 (A P RD1) Rob Dolok 2 (A P RD2)
100 °
0° 22
T Km
HCO3
KETERANGAN
Na/1000
40
Partial equilibrium 20
Immature waters ROCK
K/100
20
40
60
% Mg
80
Mg
KETERANGAN Ap. Ap. Ap. Ap. Ap. Ap. Ap. Ap. Ap.
S a m p u ra g a 1 (A P S 1 ) S a m p u ra g a 2 (A P S 2 ) S a m p u ra g a 3 (A P S 3 ) S a m p u ra g a 4 (A P S 4 ) L o n g a t (A P L ) B o r L o n g a t (A P B ) Ro b L o m b a n g (A P RL ) Ro b Do lo k 1 (A P RD1 ) Ro b Do lo k 2 (A P RD2 )
Gambar 3. Diagram Segitiga SO4-Cl-HCO3, Na-K-Mg, dan Cl-Li-B
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
δ O‰ -30 -10
-9
-8
-7
-6
‰
-11
-5
-4
δD=8δ18O+14
AP Sampuraga 3
-40
AP Sampuraga 4
δD
AP Longat -50
AP Bor Longat AD Roburan Lombang
-60
AD Sirambas
-70
Gambar 4. Kurva Isotop δD terhadap δ18O Air Panas Bumi Sampuraga T. 109 222.4 Kampungpadang
Hutanaingkan
PETA DISTRIBUSI Hg TANAH DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA KAB. MANDAILING NATAL, SUMUT
Hutabargiculu Pasamutabargo
Adianyior
Sigalepangjae
Sabaninjang Hutabarosdolok
96000
Kayujati
Sabapadang
Hutasiantar
Panyabungan
Barbaranjae
A6800 A. Sipolupolu
Tarutungjae Runding
Barbaranjulu
Kampungbaru Sipolupalu
B7000
94000
A Lopan Hututanga
Pagaransigantal
C6500 D7000
T. 997 218.5
0
2000
4000 m
Pidotidolok
Pulolimbang
KETERANGAN:
E7000 B. Gadis
>200
Longat
92000
F6500
G7000
100 - 200
CD1 Hutabaringina
APB APL
TB
90000
CD3
TL
A1000 DK. SIPIPISAN T. 998 791
H1850
APS4
APS3 APS1 APS2 Sabajior
TP1
Dalanlidang
<100
D. Siombun
Fumarola
EF1
H0
B1000 Porbangunan
C1000
Sirambas
I-500
F3500
SIHIREHIRE
D1000
Mata air panas
Aekgodang
Titik pengamatan
E1000
88000
Daerah perkampungan
F1000
G1000 AOLANSIPALIS
Jalan raya Aekngali
ADIAN NAGOON
Sungai dan anak sungai 86000
Kontur topografi interval 50 meter
DK. PARLAYANAN Limbandolok
552000
554000
556000
558000
560000
562000
564000
Gambar 5. Peta Distribusi Hg Tanah Daerah Panas Bumi Sampuraga
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
T. 109 222.4 Kampungpadang
Hutanaingkan
PETA DISTRIBUSI CO2 UDARA TANAH DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA KAB. MANDAILING NATAL, SUMUT
Hutabargiculu Pasamutabargo
Adianyior
Sigalepangjae
Sabaninjang Hutabarosdolok
96000
Kayujati
Sabapadang
A.
t rgo Ba
Hutasiantar
Panyabungan
A6800
Barbaranjae
A. Sipolupolu
Tarutungjae Runding
Barbaranjulu
94000
A.
Kampungbaru Sipolupalu
B7000
0
A Lopan
Ga tan g
Hututanga
Pagaransigantal
C6500
ng ta Ga
Pidotidolok
Pulolimbang
E7000
0 30
B. Gadis
A. Sir am
ba s
Longat
92000 ngat A. La
4000 m
KETERANGAN:
D7000
T. 997 218.5
40 0
2000
A.
F6500
>2 %
a rog Ga
G7000
1-2%
CD1 Hutabaringina
500
DK. SIPIPISAN T. 998 791
gar Lon A.
70 0
H1850 APS4
CD3
TL
A1000 600
90000
APB APL
TB
<1 %
APS3 APS1 APS2
TP1
Dalanlidang
Sabajior
D. Siombun
Fumarola
EF1
H0
B1000 Porbangunan
C1000
Sirambas
I-500
Mata air panas
Aekgodang
800
SIHIREHIRE
D1000
900
F3500
lang
ira mb a
b
A. To
F1000
A. S
00 11
m ira
an
ek
Jalan raya
40 0
G1000 Aekngali ADIAN NAGOON
Sungai dan anak sungai
1300
86000
Daerah perkampungan
s
00 10
S A.
1200
AOLANSIPALIS
am asn
Titik pengamatan
300
E1000
88000
N A.
ari ag
50
0
Kontur topografi interval 50 meter
DK. PARLAYANAN
1200
Limbandolok
552000
554000
556000
558000
560000
562000
564000
Gambar 6. Peta Distribusi CO2 Tanah Daerah Panas Bumi Sampuraga Manyabar
Gunungmanauon
Iparbonda
RB-20
RA-2
Sabajambu
RB-11
T. 109 222.4 Kampungpadang
RA-3
Hutanaingkan
RB-21
RA-11 RA-12
RB-22
Pasamutabargo
RA-13
96000
PETA SEBARAN ANOMALI BOUGUER SISA DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA DENSITY 2.68
Gunungtua
RB-19 Hutabargottarimbaru RB-10
RA-4 Adianyior
Sigalepangjae
RB-12
Hutabarosdolok
U
RA-5
Sabapadang RA-14
RB-13
RA-15
RB-23
RB-24
Kayujati
RB-27
RB-25
RA-6
RB-26
RA-22
Panyabungan
RB-14
Hutasiantar
RA-23
RA-7 RA-16
RB-16 Barbaranjae RB-17
RB-15
RB-18 A-6500 RA-17
A-6250 Barbaranjulu
Runding
94000
RA-18
A-5750
A-5250
B-5750
A-4000
88000
RA-30
RA-26
RA-10
A-3250
Longat
B-4750
1000
2000
3000
4000 meter
D-6500
KETERANGAN
RA-32 RA-33
E-7000
Skala Anomali Bouguer Sisa (mGal)
C-5250
B-4500
B-4250 B-4000
0
RA-27
RA-31 Pidotidolok
RB-9
D-6750
C-5750 C-5500
E-6750 RB-8 D-6250 E-6500 B. Gadis D-6000 E-6250 D-5750 RB-7 E-6000 D-5500 F-6700 E-5750 F-6500 A-3000 B-3750 D-5250 G-7000 C-4250 E-5500 D-5000 F-6250 A-2750 B-3500 G-6750 RB-6 C-4000 D-4750 E-5250 A-2500 F-6000 B-3250 G-6500 D-4600 C-3750 D-4500 E-5000 F-5750 A-2250 C-3600 G-6250 B-3000 C-3500 D-4350 Hutabaringina E-4750 C-3400 F-5500 D-4250 G-6000 RB-5 A-2000 B-2750 C-3250 D-4100 E-4500 C-3150 F-5250 D-4000 G-5750 B-2500 C-3000 A-1750 D-3850 E-4250 C-2900 F-5000 D-3750 G-5500 B-2250 C-2750 A-1500 D. Siombun D-3600 E-4000 C-2600 F-4750 Dalanlidang RB-4 D-3500 APB G-5250 APS1 C-2500 B-2000 D-3400 Sabajior A-1250 E-3750 APS2 C-2400 RE-4 F-4500 D-3250 G-5000 AL C-2250 B-1750 LUMPUR D-3150 E-3500 APL C-2150 F-4250 D-3000 G-4750 RB-3 RE-3 C-2000 B-1500 D-2900 E-3250 F-4000 D-2750 G-4500 C-1750 B-1250 D-2650 E-3000 RE-2 F-3750 D-2500 G-4250 C-1500 RE-7 RE-6 RE-8 B-1000 E-2750 RB-2 F-3500 D-2250 G-4000 Porbangunan C-1250 RE-1 E-2500 BASE Sirambas F-3250 D-2000 G-3750 C-1000 Aekgodang E-2250 F-3000 D-1750 G-3500 RB-1 E-2000 F-2750 D-1500 G-3250 E-1750 F-2500 D-1250 G-3000 E-1500 SIHIREHIRE D-1000 F-2250 G-2750 E-1250 F-2000 G-2500 E-1000 F-1750 G-2250 RKS-1 F-1500 G-2000 F-1250 G-1750 F-1000 G-1500 RKS-2 G-1250 A-3750
A-3500
90000
B-5250 T. 997 218.5 B-5000
Kampungbaru RA-25 Sipolupalu RA-29
Pulolimbang
D-7000
C-6000
A-4500 BM A-4250
92000
C-6650 C-6500 C-6250
B-5500
RA-8
RA-9
Pagaransigantal
B-6000
A-5000 A-4750
RA-24
Pagaran
A Lopan
B-6500 B-6250
RA-20 RA-21 Hututanga A-5500
A. Sipolupolu
Tarutungjae
B-6950 B-6750
A-6000
RA-19
RA-28
A-6850 A-6750
C-5000
C-4750
C-4500
G-1000
-7
-4
-1
2
5
Kontur anomali bouguer sisa F5000
Titik pengukuran gaya berat Struktur Mata air panas Kontur topografi interval 50 meter Sungai dan anak sungai
RK-1
Jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan lokal
Aekngali ADIAN NAGOON
RK-2
86000
RK-3 DK. PARLAYANAN
RK-4
Limbandolok
RK-5
556000
558000
560000
562000
564000
Gambar 7. Peta Sebaran Anomali Bouguer Sisa Daerah Panas Bumi Sampuraga
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI 98000 A.K
aro
ra
Manyabar Gunungtua
RB-19 Iparbonda
Hutabargottarimbaru RB-10 600
Gunungmanauon
RB-20
0
RB-11
RA-3
Pasamutabargo
RA-13
Sabaninjang
RA-4 Adianyior
Sigalepangjae
RB-12
Hutabarosdolok
ot arg
PETA ANOMALI MAGNET SISA TOTAL DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA
RA-5
Sabapadang RA-14
B A.
0
RB-21 RB-22
RA-11 RA-12
Hutabargiculu
40
T. 109 222.4 Kampungpadang
Hutanaingkan
96000
RA-2
Sabajambu
30
700
RA-15
RB-13
RB-23 RB-24
U
Kayujati
RB-25
RB-27
RB-26
RB-14
Panyabungan
RA-6 RA-22
RA-23
Hutasiantar
RA-7 RA-16
RB-15 RB-16 Barbaranjae RB-17
RA-28
A-6850 A-6750
RA-24
RB-18 RA-8 A-6500 Tarutungjae RA-29 RA-25 Sipolupalu B-6950 Pagaran A-6000 RA-26 B-6750 RA-30 RA-9 RA-27 A-5750 A Lopan B-6500 RA-20 RA-21 A-5500 Hututanga Pagaransigantal B-6250 C-6650 A-5250 RA-10 RA-31 B-6000 C-6500 A-5000 Pidotidolok B-5750 Pulolimbang C-6250 A-4750 D-7000 B-5500 C-6000 RB-9 RA-32 A-4500 RA-33 D-6750 BM B-5250 C-5750 40 A-4250 0 D-6500 E-7000 B-5000 C-5500 A-4000 RB-8 D-6250 E-6750 B-4750 C-5250 A-3750 E-6500 D-6000 B. Gadis B-4500 C-5000 E-6250 A-3500 D-5750 B-4250 C-4750 RB-7 A-3250 Longat B-4000 D-5500 E-6000 F-6700 C-4500 E-5750 F-6500 A-3000 B-3750 D-5250 G-7000 C-4250 E-5500 D-5000 F-6250 A-2750 B-3500 G-6750 RB-6 C-4000 D-4750 30 E-5250 A-2500 F-6000 0 B-3250 G-6500 D-4600 C-3750 D-4500 E-5000 F-5750 A-2250 C-3600 G-6250 B-3000 C-3500 D-4350 C-3400 F-5500 D-4250 E-4750 Hutabaringina G-6000 RB-5 A-2000 B-2750 C-3250 D-4100 C-3150 F-5250 D-4000 E-4500 G-5750 B-2500 C-3000 A-1750 D-3850 0 E-4250 C-2900 50 F-5000 D-3750 G-5500 B-2250 C-2750 A-1500 D. Siombun D-3600 C-2600 F-4750 D-3500 E-4000 Dalanlidang RB-4 APB G-5250 C-2500 B-2000 D-3400 E-3750 Sabajior A-1250 C-2400 RE-4 APS2 APS1 F-4500 D-3250 G-5000 C-2250 A-1000 B-1750 D-3150 E-3500 AL F-4250 LUMPUR 600 APL C-2150 D-3000 G-4750 RE-3 RB-3 C-2000 B-1500 D-2900 E-3250 DK. SIPIPISAN F-4000 D-2750 G-4500 C-1750 B-1250 D-2650 E-3000 RE-2 F-3750 D-2500 G-4250 C-1500 RE-6 RE-7 RE-8 E-2750 RB-2 70 B-1000 F-3500 D-2250 G-4000 0 Porbangunan C-1250 RE-1 E-2500 BASESirambas F-3250 D-2000 G-3750 C-1000 Aekgodang E-2250 F-3000 D-1750 G-3500 RB-1 800 E-2000 F-2750 D-1500E-1750 G-3250 F-2500 D-1250E-1500 G-3000 SIHIREHIRE D-1000 F-2250 900 G-2750 E-1250 F-2000 G-2500 E-1000 F-1750 G-2250 RKS-1 F-1500 G-2000 F-1250 G-1750 F-1000 G-1500 RKS-2 G-1250 k e an 40 G-1000 am 0 RK-1 asn mb ira A. Sipolupolu
RA-17
Kampungbaru
A-6250 Barbaranjulu
Runding
94000
RA-18 RA-19
G A.
ata
ng
0
2000
4000 meter
T. 997 218.5
KETERANGAN
30
0
92000
90000
-400 s.d 0 nT
0 s.d 250 nT
T. 998 791
gar Lon A.
> 250 nT
300
Kontur anomali magnet
300
F5000
0 10
88000
0 00 11
S A.
1200
AOLANSIPALIS
Struktur
Aekngali
ADIAN NAGOON
Mata air panas
RK-2
1300
86000
Titik pengukuran geomagnet
RK-3
0 50
Kontur topografi interval 50 meter
DK. PARLAYANAN
RK-4
1200
Limbandolok
RK-5 0 60
00 12
Sungai dan anak sungai 0 50
0 70 0 80
1100
00 13
900
84000
Jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan lokal
Roburanlombang
552000
554000
556000
558000
560000
562000
564000
Gambar 8. Peta Anomali Magnet Total Daerah Panas Bumi Sampuraga 95000 PETA TAHANAN JENIS SEMU AB/2 = 1000 meter DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA KAB. MANDAILING NATAL, PROV. SUMATERA UTARA
94000
93000
T. 997 218.5 0
500
1000
2000 meter
1500
92000
KETERANGAN :
10
15
25
Ohm-m
91000 Mata air panas
Titik pengukuran mapping 90000
791
Titik pengukuran sounding Kontur ketinggian interval 50 m
89000 Sungai
SIHIREHIRE
Jalan
88000 Kampung
87000 555000
556000
557000
558000
559000
560000
561000
562000
563000
Gambar 9. Peta Tahanan Jenis Semu Bentangan AB/2 = 1000 m Daerah Panas Bumi Sampuraga
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Baratlaut
Tenggara B-4000
200 100
50
C-4000 15
D-4000 15 3
E-4000
40
30
25
1.7
F-4000 80
200
6
100
0
0
-100
17
2.7
-200 -300
-300
7
3.5
-400
1.5
50
-500
-400 -500
-600
-600
40
-700 -800
-100 -200
3
-700 100 40
60
-800
-900
-900
-1000
-1000
< 10 Ohm-m
>40 Ohm-m
10 - 40 Ohm-m
Gambar 10. Penampang Tahanan Jenis Sebenarnya Lintasan Gabungan 2 Daerah Panas Bumi Sampuraga
LINTASAN H 100
50
0 400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
1400
1600
1800
2000
1400
1600
1800
1400
1600
1800
AB/2 = 200 m -50
-100
-150
10 0 400
600
800
1000
-10
1200
AB/2 = 400 m
20
0 600
800
1000
1200
AB/2 = 500 m -20
2 0 -2600
800
1000
1200
AB/2 = 600 m 0 800 -5
900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600
AB/2 = 800 m
Gambar 11. Profil Head-On Lintasan H Daerah Panas Bumi Sampuraga
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI 98000
Manyabar
PETA KOMPILASI GEOSAIN DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA KAB. MANDAILING NATAL, SUMATERA UTARA
Gunungtua Iparbonda
Hutabargottarimbaru Gunungmanauon
Sabajambu
T. 109 222.4 Kampungpadang
Hutanaingkan Hutabargiculu Pasamutabargo
Adianyior
Sigalepangjae
Sabaninjang Hutabarosdolok
96000
Kayujati
Sabapadang
Hutasiantar
Panyabungan
Barbaranjae A. Sipolupolu
Tarutungjae Runding
Kampungbaru Sipolupalu
Barbaranjulu
Pagaran
94000
0
1000
2000
3000
A Lopan Hututanga
4000 meter
Pagaransigantal
Pidotidolok
Pulolimbang
KETERANGAN :
T. 997 218.5
Anomali Hg tinggi > 200 ppb
B. Gadis Longat
92000
Anomali sisa gayaberat rendah <-2 mgal
Hutabaringina
SIRAMBAS Sabajior
90000
Dalanlidang
D. Siombun
DK. SIPIPISAN T. 998 791 Porbangunan Sirambas
Aekgodang
Anomali sisa gayaberat tinggi >3 mgal Anomali tahanan jenis semu rendah < 10 Ohm-m Anomali sisa magnet rendah < 0 nT
SIHIREHIRE
88000
Estimasi daerah prospek AOLANSIPALIS
Aekngali
Perkiraan struktur geologi
ADIAN NAGOON
86000 DK. PARLAYANAN
Mata air panas
Limbandolok
Saran pengeboran landaian suhu 84000 552000
554000
556000
558000
560000
562000
564000
Gambar 12. Peta Kompilasi Daerah Panas Bumi Sampuraga
Gambar 13. Model Tentatif Sistem Panas Bumi Daerah Panas Bumi Sampuraga