Penyelidikan Terpadu Geologi, Geokomia, dan Geofisika di Daerah Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah Dede Iim Setiawan, Bakrun. Kelompok Program Penelitian Panas Bumi Pusat Sumber Daya Geologi
ABSTRACT Active geothermal manifestation in Tambu area is hot pool with temperature 57.4 oC. Tambu hot pool controled by Tambu normal fault which having direct north northwest – south southeast. Tambu geothermal system is estimated to stays above precise a young plutonic rock which the forming in parallel with diorite dykes at Late Pliocene. This plutonic rock considered to be heat source with depth has not been known.Reservoir of hot fluids is estimated by metamorphic rock which is strong fractured (fracture system), so clay cap estimated is metamorphic rock alterated at under 1 kilometer depth. Hot water is chloride type which lying in partial equilibrium zone. The approximation of geothermometer temperature relating to hot fluid reservoir based on geothermometer SiO2 and NaK is around 140 oC. The prospect area with width of 6 km2 is located in part of depression zone, which is around Tambu hot pool.The possible resources of Tambu geothermal area is 14 MWe, this result estimated by some assumptions such as 1 kilometer of reservoir thickness and 140 oC of reservoir temperature. Keywords: tambu, geothermal system, detailed survey SARI Manifestasi panas bumi aktif yang terdapat di daerah panas bumi Tambu adalah kolam air panas yang bertemperatur 57,4 oC. Kemunculan kolam air panas dikontrol oleh sesar normal Tambu yang berarah utara baratlaut - selatan tenggara. Sistem panas bumi Tambu diperkirakan berada tepat di atas suatu tubuh batuan plutonik muda yang pembentukannya bersamaan dengan retas-retas diorit pada Kala Pliosen Akhir. Batuan plutonik inilah yang dianggap sebagai sumber panas (heat source) dengan kedalaman yang belum diketahui. Reservoir fluida panasnya diperkirakan merupakan batuan malihan yang terkekarkan (fracture system), sedangkan batuan penudungnya (clay cap) diperkirakan merupakan lapisan lempung hasil alterasi batuan malihan pada kedalaman di bawah 1 kilometer. Air panasnya merupakan tipe air klorida yang terletak pada zona partial equilibrium. Perkiraan temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir panas bumi berdasarkan persamaan geotermometer SiO2 dan NaK adalah sekitar 140 oC. Areal prospek seluas 6 km2 berada pada zona depresi, yaitu di sekitar kolam air panas Tambu. Sumber daya energi panas bumi terduga di daerah ini adalah sebesar 14 Mwe dengan asumsi tebal reservoir 1kilometer dan temperatur reservoir 140 oC. Kata kunci: tambu, sistem panas bumi, penyelidikan terpadu.
PENDAHULUAN Sepanjang pantai barat Sulawesi Tengah, mulai dari Donggala dan menerus ke utara merupakan tempat terdapatnya beberapa manifestasi panas bumi permukaan. Salah satunya adalah manifestasi panas bumi Tambu yang secara administratif terdapat di Desa Tambu, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah (Gambar 1).
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
Berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu diketahui bahwa daerah ini memiliki manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air panas dengan temperatur sebesar 58 oC. Kemunculan manifestasi panas bumi di permukaan dengan kondisi geologi yang memungkinkan terdapatnya sistem panas bumi di daerah tersebut, diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga
Panasbumi. Selama ini kebutuhan listrik Kabupaten Donggala belum dapat dipenuhi oleh pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Silae, Palu milik PT. PLN. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sistem panas bumi di daerah ini, maka perlu dilakukan penyelidikan terpadu dengan metode geologi, geokimia, dan geofisika. Metode geofisika terdiri dari gaya berat, geomagnet, dan geolistrik. Penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui sistem panas bumi, temperatur fluida bawah permukaan (reservoir), luas daerah prospek, dan besarnya potensi energi panas bumi terduga daerah penyelidikan. GEOLOGI Daerah penyelidikan berada pada zone depresi Balaesang yang merupakan bagian dari Sesar Besar Palu-Koro. Sisi timur daerah ini merupakan morfologi perbukitan yang tersusun oleh garnit dan berbatasan langsung dengan pedataran aluvium yang terdapat di bagian baratnya. Secara umum daerah penyelidikan ditempati oleh batuan beku dalam berumur Tersier dan batuan sedimen berumur Kuarter. Batuan beku dalam umumnya berkomposisi granit yang berumur Miosen Tengah dan diorit yang berumur Pliosen, sedangkan batuan sedimennya adalah batupasir yang berumur Plistosen (Gambar 2). Struktur geologi yang berkembang umumnya adalah sesar mendatar-normal berarah relatif utara timurlaut-selatan tenggara, sejajar dengan struktur utama Palu-Koro. Beberapa sesar yang dapat dikenali antara lain sesar Balaesang, Tambu, dan sesar Batukanjai yang mengakibatkan terbentuknya struktur sesar menangga dan membentuk zona depresi Balaesang. Sesar tersebut diikuti oleh pembentukan beberapa sesar antitetiknya yang berarah relatif barat-timur, yaitu sesar mendatarnormal Maruri, Kampungbaru, Mapane Tambu, dan sesar Sibualong. Berkembangnya sesar-sesar ini menghasilkan beberapa zona lemah sebagai tempat terjadinya beberapa retas (dyke) diorit. Sesar Tambu diperkirakan sebagai struktur geologi yang mengontrol kehadiran kolam air panas Mapane Tambu di permukaan. Hidrologi daerah Tambu terbagi menjadi areal resapan (recharge area) sebagai tempat terjadinya penetrasi air meteorik di permukaan bumi dan areal munculan (discharge area). Areal resapan terdapat di daerah topografi tinggi berupa perbukitan, sedangkan areal limpasan
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
berada pada topografi rendah berupa tekuk lereng dan pedataran. GEOKIMIA Manifestasi panas bumi permukaan yang terdapat di daerah penyelidikan adalah berupa kolam air panas berukuran 5 x 7 meter di Desa Tambu. Kolam air panas sedikit bergelembung udara dan mengalirkan air panas dengan debit 0,5 liter/detik. Air panasnya sedikit berasa asin dan memiliki temperatur 57,4 oC serta pH 7,10. Hasil analisis kimia air panas Tambu beserta empat air panas dari luar daerah penyelidikan, yaitu mataair panas Roras, Budi Mukti, Ponggerang, dan mataair panas Ranang diplot pada diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, Na-K-Mg, dan Cl-Li-B yang mengacu kepada Giggenbach (1988). Berdasarkan diagram segitiga Cl-SO4HCO3, air panas Tambu yang memiliki pH netral termasuk ke dalam air bertipe klorida (Gambar 3). Berdasarkan diagram segi tiga NaK-Mg, air panasnya terletak pada zona partial equilibrium yang mengindikasikan bahwa sebelum bercampur dengan air permukaan (meteoric water), air panas yang muncul ke permukaan kemungkinan besar telah dipengaruhi oleh proses interaksi antara fluida panas dengan batuan yang dilaluinya. Dalam diagram segi tiga Cl-Li-B, air panas Tambu terletak pada posisi pojok atas (klorida). Air panas yang terbentuk diperkirakan telah terkontaminasi oleh air laut, diindikasikan oleh rasanya yang sedikit asin, nilai daya hantar listriknya relatif tinggi (2000-9600 µm/cm), natrium yang relatif tinggi (337-1226 mg/l) dan klorida (594-3339 mg/l) serta silika yang rendah (34-61 mg/l). Hasil analisis isotop ditampilkan dalam bentuk kurva δD terhadap δ18O (Gambar 4). Kurva tersebut memperlihatkan air panas Tambu yang terletak pada posisi sebelah kanan dari garis meteoric water line (18O shift) yang signifikan. Hal ini sebagai indikasi bahwa telah terjadi pengkayaan oksigen 18 pada air panas akibat reaksi substitusi oksigen 18 dari batuan dengan oksigen 16 dari fluida panas ketika terjadi interaksi antara fluida panas dengan batuan. Meskipun demikian, faktor kontaminasi air laut perlu dipertimbangkan. Temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir panas bumi adalah sebesar 140 oC, termasuk dalam temperatur sedang. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan geotermometer NaK yang didukung oleh fakta adanya pengkayaan oksigen 18 dari analisis isotop serta pertimbangan adanya pengaruh air laut.
2
Sebaran merkuri (Hg) tanah memperlihatkan anomali relatif tinggi dengan Hg lebih dari 56 ppb terletak di sekitar mata air panas Tambu, nilai Hg antara 20 ppb sampai dengan 56 ppb tersebar merata pada bagian tengah, utara, dan barat daerah penyelidikan, sedangkan nilai Hg yang kurang dari 20 ppb tersebar pada sebagian besar daerah penyelidikan bagian selatan, utara, barat, dan timur (Gambar 5). Sebaran CO2 udara tanah (Gambar 6) memperlihatkan anomali tinggi CO2 yang lebih dari 5% membentuk trend arah baratlauttenggara, kemungkinan berhubungan dengan adanya sesar di daerah penyelidikan. Konsentrasi CO2 antara 2,5-5% terdistribusi pada bagian baratlaut daerah penyelidikan, sedangkan konsentrasi CO2 kurang dari 2,5% tersebar merata hampir di seluruh daerah penyelidikan. GAYA BERAT Densitas batuan hasil analisis laboratorium yang digunakan dalam pengolahan data gaya berat adalah 2,68 gr/cm3. Anomali bouguer sisa merupakan anomali hasil ekstraksi anomali bouguer oleh anomali regional. Anomali ini memperlihatkan sebaran batuan yang bersifat lokal atau dangkal. Peta sebaran anomali sisa (Gambar 7) memperlihatkan pola lineasi kontur yang dominan berarah baratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara, pengkutuban anomali positif dan anomali negatif dengan kerapatan serta pembelokan kontur yang tajam. Hal tersebut mengindikasikan terdapatnya beberapa struktur sesar yang dominan berarah barat baratdayatimur timurlaut dan baratlaut-tenggara. Nilai anomali rendah terdapat di bagian tengah daerah penyelidikan, yaitu daerah sekitar manifestasi panas bumi Tambu yang didominasi oleh kelurusan-kelurusan berarah baratdayatimurlaut. Nilai anomali tinggi terdapat di sebelah tenggara daerah penyelidikan yaitu di sekitar Kampung Baru. Anomali ini diperkirakan sebagai batuan segar yang berfungsi sebagai sumber panas (heat sources). GEOMAGNET Nilai anomali magnet total menunjukkan nilai anomali antara -170 nT sampai 70 nT. Peta anomali magnet (Gambar 8) ternyata memberikan batas litologi yang kurang jelas antara batuan granit dan aluvium. Hal ini diperkirakan karena material aluviumnya dominan berasal dari granit, sehingga kerentanan magnetnya tidak jauh berbeda.
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
Anomali sangat rendah antara -50 nT sampai 170 nT berada pada bagian tenggara, membentuk pola kontur terbuka ke arah timur yang berasosiasi dengan andesit di lingkaran kontur bagian dalam dan granit pada lingkaran luarnya. Anomali rendah antara -50 nT sampai 0 nT terdapat di bagian utara, tengah, timur, selatan dan baratdaya yang berasosiasi dengan endapan aluvium, granit, dan sekis. Manifestasi panas bumi Mapane Tambu berada pada kelompok ini. Anomali sedang antara 0 nT sampai 70 nT mendominasi bagian utara, tengah, timur dan baratdaya daerah penyelidikan yang berasosiasi dengan granit, andesit dan diorit. GEOLISTRIK Tahanan jenis semu hasil pengukuran mapping dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger dikelompokkan menjadi tahanan jenis semu rendah <25 Ωm, tahanan jenis semu sedang antara 25-100 Ωm, dan 100-250 Ωm, serta tahanan jenis semu tinggi >250 Ωm. Peta tahanan jenis semu bentangan AB/2 = 1000 m (Gambar 9) memperlihatkan bahwa tahanan jenis semu rendah <25 Ωm berada di daerah sekitar manifestasi sebagai daerah prospek yang masih membuka ke arah barat. Tahanan jenis ini diikuti oleh nilai tahanan jenis 25-100 Ωm dengan kontur yang sama-sama membuka ke arah barat. Tahanan jenis 100-250 Ωm terlihat di bagian tengah dengan penyebaran ke baratlaut dan tenggara, kemudian diikuti nilai tahahan jenis >250 Ωm yang tersebar cukup luas dengan kontur yang membuka ke arah baratlaut, selatan dan timur. Berdasarkan pengukuran sounding dengan menggunakan konfigurasi yang sama, penampang A-B memperlihatkan empat lapisan yang berbeda, yaitu lapisan pertama dengan tahanan jenis 12-40 Ωm diduga merupakan lapisan permukaan yang didominasi oleh aluvium dengan ketebalan sekitar 25 sampai 100 meter, diikuti oleh batuan dengan tahanan jenis lebih besar yaitu antara 250-600 Ωm yang diperkirakan sebagai batuan granit yang sudah dekat permukaan dan sedikit mengalami pelapukan dengan ketebalan 300-400 meter. Pada lapisan ketiga terdapat tahanan jenis yang sedikit lebih kecil yaitu 70-200 Ωm, lapisan ini diduga batuan metamorf yaitu skis yang merupakan batuan dasar di daerah ini yang terintrusi oleh batuan granit dengan tahanan jenis 700-1100 Ωm pada kedalaman >600 meter (Gambar 10).
3
HEAD ON Pengukuran head-on dilakukan pada dua lintasan yang berarah tegak lurus struktur geologi. Dari hasil pengamatan secara keseluruhan, pada salah satu lintasan terdapat satu indikasi sesar, yaitu pada bentangan AB/2=200 m. Sesar tersebut berarah relatif utara-selatan, tetapi tidak menerus ke arah yang lebih dalam (Gambar 11). DISKUSI Indikasi adanya gejala panas bumi di daerah Tambu diperlihatkan oleh munculnya manifestasi panas bumi permukaan berupa kolam air panas. Air panasnya adalah air klorida yang terletak pada zona partial equilibrium yang mengindikasikan bahwa fluida panas yang muncul ke permukaan telah mengalami interaksi dengan batuan yang dilaluinya dan kemudian bercampur dengan air permukaan (meteoric water). Dengan melihat komposisi kimia airnya, maka pengaruh intrusi air laut perlu diperhitungkan. Pada Kala Miosen-Pliosen terjadi aktivitas tektonik yang menghasilkan beberapa struktur geologi berupa sesar di daerah penyelidikan. Sesar-sesar ini membentuk sesar menangga (graben) yang pembentukannya satu periode dengan sesar utama Palu-Koro. Sesar-sesar tersebut memicu terjadinya terobosan sebagian magma menjadi batuan beku dalam (retas diorit) di daerah penyelidikan. Tubuh magma inilah yang kemudian diperkirakan sebagai sumber panas (heat source) yang memiliki sisa panas dari dapur magma. Keberadaan sumber panas tersebut diperkirakan berada di bawah permukaan kolam air panas Mapane Tambu pada kedalaman yang belum diketahui. Sebagai daerah yang banyak dipengaruhi oleh struktur geologi (sesar, kekar), daerah ini memiliki kemampuan yang baik untuk meloloskan air permukaan (meteoric water) ke bawah permukaan. Selain itu, zona depresi yang terisi sedimen batupasir dan aluvium memungkinkan intrusi air laut ke dalam rongga antar butiran. Sebagian air meteorik dan air laut tersebut kemudian berinteraksi dengan fluida dan gas magmatik yang berasal dari tubuh magma dan terjadi rambatan panas yang menghasilkan fluida panas. Fluida panas yang terbentuk kemudian terakumulasi dalam lapisan reservoir, yaitu suatu zona yang berdaya lulus terhadap fluida (permeable) sebagai akibat dari banyaknya
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
rekahan yang berkembang pada batuan malihan maupun batuan dasar. Interaksi antara fluida panas yang tersimpan di reservoir dengan batuan di sekitarnya menghasilkan batuan ubahan (alterasi) yang bersifat kedap air (impermeable) yang disebut dengan batuan penudung (cap rock). Batuan penudung inilah yang menyebabkan pergerakan fluida panas yang terdapat di lapisan reservoir tertahan untuk sampai ke permukaan. Hasil kompilasi dari geologi, geokimia dan geofisika, diperoleh areal prospek berada di sekitar airpanas Tambu, dikontrol oleh struktur sesar normal Tambu berarah hampir utara-selatan. Areal prospek juga dibatasi dengan tahanan jenis rendah (< 25 Ωm) dengan luas daerah prospek seluruhnya 6 Km² (Gambar 12). Gabungan dari komponen sistem panas bumi di atas membentuk suatu sistim panas bumi di daerah penyelidikan (Gambar 13). Estimasi potensi energi panas bumi kelas sumberdaya terduga dihitung dengan menggunakan asumsi tebal reservoar 1 km, suhu reservoar 140 °C dan suhu cut off 180 °C. Berdasarkan hasil perhitungan, estimasi potensi energi panas bumi daerah ini sekitar 14 MWe. DAFTAR PUSTAKA Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol. I A. General Geology Of Indonesia And Adjacent Archipelagoes. Government Printing Office. The Hague. Netherlands. Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”. John Willey & Sons. Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo- Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765. Saefudin,1994, Batuan Granitik Daerah Palu dan Sekitarnya, Sulawesi Tengah, Jurnal Geologi Sumberdaya Mineral, Vol – IV. Simanjuntak, dkk., 1973. Peta Geologi Lembar Palu - 2015 & 2115, Sulawesi, Skala 1: 250.000. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi. Bandung. Tim Terpadu Panas Bumi Daerah Marana. 2004. Penyelidikan Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Marana-Marawa, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Laporan. Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral.
4
120o BT
121o BT
U
0o
Peta index 1o LS
Daerah penyelidikan
Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan
Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Tambu
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
5
Gaambar 3. Diaggram segitigaa Cl-SO4-HCO O3, Na-K-Mg, dan Cl-Li-B B daerah panas bumi Tambbu
0 18
D=8
O + 14
-10
MWL
Keterangan :
-20
δD(o/oo)
Ap. Tambu (APT) As. Tambu (AST)
-30
-40
-50
-7
-8
-6
-5
-3
-4
δ18D(o/oo) 18
Gambar 4. Kurva Isotop δD terhadap δ O air panas bumi Tambu
PETA DISTRIBUSI Hg TANAH DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULAWESI TENGAH
10004000
U
10002000
RT26 RT38RT40 RT25RT37 A2900 RT24 A2000 RT23 A1000 B4000 A0 B3000
10000000
B2000
9998000
115
B1000
BO
15
2000
4000
KETERANGAN
C5000 C4000
48
C3000 Eas
114
0 C6000
C2000
D6000 D5500
> 56 ppb
344
D4500
8
370
457
343
BC1 D3500 K1 C1000 E7000 C400 D2500 E6000 F7000 D1500 E5000 F6000 D500 D0 E4000 F5000 G6500 E3000 F4000 Tambu G5500 E2000 F3000 G4500 E1000 F2000 E500 G3500 E0 F1000 G2500
20 - 56 ppb
45
113
9996000
435
10
< 20 ppb
Silumbea
409
6
A 5000
6
9994000
109
G1500
32
442
460
Kontur ketinggian interval 50 meter
Melui 280 107
453
120 38
Mata air panas
37 283
9992000
330
Baru
Tanahruntuh
108
Titik Pengambilan Sampel
335
351
106
Sungai dan anak sungai
320 290 Binangga Towiya
9990000
Jalan provinsi, jalan kabupaten
524 105 618
Meli 104 INDEKS
591 Peta Indeks
Abo
541
9992500
453
9988000
0ø N
15 103
Donggala
9992000 370
Palu
702
Poso
419
9991500 2ø S Pulau Sulawesi 120 ø E
818000 820000 822000 824000 826000 828000
9991000
122 ø E
Lokasi Penyelidikan 0
125
250
kilometers
831000
831500
832000
832500
833000
Gambar 5. Peta sebaran merkuri (Hg) tanah daerah panas bumi Tambu
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
7
0
T R
0
-1 A 0 B A C
0
t ru h n a u l6m iT S b a T
0 0 E R
0 F 5 2 1 G T 6
3 6 2 8 7 0 1 u l e iM
0 1 T R
1
5 C 0 D 3 E
8 2 9 0 1 3 8 2
i1 l e M o b A 3 4 0 5
0 7 3 4 5 8 1 6
0 1 8
8 0 2
1 A 0 4 T R 5 2
0 2 B 5 3 C
5E 1 s a 3 5 1 8 4
3 D 0 4 F G 5 ru B aa e b
0 1
R 0
i B 7 3 2 3
0 8 T R
8 0 2
0 N A R T E K
9 0 5 4 B 2
2 C 0 6 D
33 4 4
E 0 F 7 G 5 4
T 0 7 D
iy3 w o T g n a 9 0 2
2 0 7 3 5 4
4 6 2 8 0
5 0 B
0 3 7 5 4
0
5 3 9 0 5 3 4
6 4 23 3 5 4 5
2 5 4 1 9
8 0 2
rkt-4 M onuapegiA40T K .1 5 4
rs a ugdK JlS n k iP a G n e p B A otrke 0 3
h w S g n u p m a ndeksP taiK
4 0 2 N A G
0
sioam lurngybet.2 5 ans
al G m
a k tru g n p m snaksugitervl50m
03 s k d In ta e P 1
S K E D IN
y e s k iL S N ø P lu a g n o D 2 5 0 1 9 d
1 E ø 0 l2 u iS s e w aP iu k 1 0 5 tr2 e lm a s o
0 1 3 8
2 3 8 0 5 1
PETA DISTRIBUSI CO2 Tanah DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULAWESI TENGAH
10004000
U 10002000 RT26 RT38RT40 RT25 RT37 A2900 RT24 A2000 RT23 A1000 B4000 A0 B3000
10000000
0
C6000 C5000 C4000 D6000 D5500 C3000
2000
4000
B2000 115
9998000
B1000
BO
15
KETERANGAN
48
344
Eas
C2000 D4500 BC1 D3500 K1 C1000 E7000 C400 D2500 E6000 F7000 D1500 E5000 F6000 D500 D0 E4000 F5000 G6500 E3000 F4000 Tambu G5500 E2000 F3000 G4500 E1000 F2000 E500 G3500 E0 F1000 G2500
370
>5
114
457
343
8
45
2.5 - 5
113
9996000
435
10
<5
Silumbea
409
A 5000
6
Titik Pengambilan Sampel
6
9994000
109
335
Mata air panas
330
Baru
Tanahruntuh
108
Kontur ketinggian interval 50 meter
37
G1500
283
32
442
460
Melui
9992000
280
Sungai dan anak sungai
107
351
453
120 106
38
Jalan provinsi, jalan kabupaten
320 290 Binangga Towiya
9990000
524 105 618 INDEKS Peta Indeks
Meli 104
9992500 0ø N
591 541
Abo
Donggala
9992000
453
Palu
15 103
9988000
Poso
9991500 2ø S
370
Pulau Sulawesi
702 419
120 ø E
9991000
122 ø E
Lokasi Penyelidikan 0
125
250
kilometers
818000
820000
822000
824000
826000
828000
831000
831500
832000
832500
833000
Gambar 6. Peta sebaran CO2 udara tanah daerah panas bumi Tambu
PROVINSI SULAWESI
Gambar 7. Peta sebaran anomali bouguer sisa daerah panas pumi Tambu
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
8
RT36
PETA ANOMALI MAGNET TOTAL DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULAWESI TENGAH
RT34 RT32
10004000
RT49 RT30
RT46 RT44
RT28 RT42
10002000 RT26
0
RT38 RT40
10000000
9998000
< -50 nT <0 s.d -50 nT
115
> 0 nT
48
15
X
344
370
E5000
Titik pengukuran geomagnet
114
457
343
8
45
Kontur magnet selang 5 nT
113
9996000
4000 m
2000
KETERANGAN
A2650 A2150 A1650 A1150 B4500 A650 B4000 A150 B3500 B3000 C6250 B2500 C5750 B2000 C5250 B1500 C4750 B1000 C4250 B500 C3750 Eas D5750 B0 C3250 D5250 C2750 D4750 C2250 C1750 D4250 C1400 D3750 C1200 C1000 C800 D3250 C600 E7000 D2750 E6500 D2250 E6000 D1750 F6750 Silumbea E5500 D1250 F6250 E5000 D750 F5750 E4500 D250 F5250 E4000 F4750 E3500 G6750 F4250 E3000 G6250 RT68 Tambu F3750 E2500 G5750 F3250 G5250 E2000 G4750 E1500 F2750 G4250 E1000 F2250 RT66 Baru Tanahruntuh G3750 E500 F1750 RT65A G3250 E0 F1250 G2750 RT72 RT74 RT64B G2250 RT12 RT70 RT64 G1750 Melui RT02 RT14 G1250 RT76 RT58A RT62B RT16 RT60 RT78 RT04 RT18 RT62A RT20 RT80 RT22 RT06 RT24
435
10
Mata air panas
409
6
Kontur ketinggian selang 50 meter
6
9994000
335
Sungai dan anak sungai
330
109
108
Jalan
37
32
460
442
283
9992000
Kampung
280
107
Sawah
351
453
120
106
38
320
290
INDEKS
Binangga Towiya
Peta Indeks
524
9990000
105
618
9992500
RT51 Meli
RT08
0ø N
Y
RT53
104
Donggala 9992000
591
RT55
Abo
RT10
15 103
9988000
Palu Poso
541 453
RT57
9991500 2ø S Pulau Sulawesi 120 ø E 370
9991000
122 ø E
Lokasi Penyelidikan 0
702
125
250
419 kilometers 831000
818000
820000
822000
824000
826000
831500
832000
832500
833000
828000
Gambar 8. Peta anomali magnet total daerah panas bumi Tambu
PETA TAHANAN JENIS SEMU AB/2 =1000 m DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULAWESI TENGAH
10004000
U 10002000
0
2000
4000
10000000
KETERANGAN
<25 Ohm meter 115
9998000
15
25-100 Ohm meter
48 344
Eas
370
100-250 Ohm meter
114 457
343
8
45
> 250 Ohm meter 113
9996000
435
10
A 5000
Titik Pengukuran Geolistrik
Silumbea
Mata air panas
409 6
Tambu
Kontur ketinggian interval 50 meter
6
9994000
335
330
109
Sungai dan anak sungai
Baru
Tanahruntuh
108
Jalan provinsi, jalan kabupaten
37 32
460
442
283
Melui
9992000
280 107
351
453
120 38
106 INDEKS
320 Peta Indeks
290 Binangga Towiya
9990000
9992500
524
0ø N
105 618
Donggala 9992000 Palu
Meli 104
Poso
591 9991500
541
Abo
2ø S Pulau Sulawesi
453
120 ø E
15 103
9988000
9991000
0
831000
419
820000
125
250
kilometers
702
818000
122 ø E
Lokasi Penyelidikan
370
822000
824000
826000
831500
832000
832500
833000
828000
Gambar 9. Peta tahanan jenis semu bentangan AB/2=1000 m daerah panas bumi Tambu
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
9
2 -0
0 -4
6 0 5 X 9 8 7 3 1
3 1
7 X 0 8 1 9
6 2 3 1 5 0
4 0 5 -
0 6 -O D A E H
8 0 0 2 N
4 0 -1
-O D A E H 0 6
0 4 N 0 8
8 4 9 3 2 0 4 -
8 7 6 9 5 0 4
1 0 9 X 4 8 7 5
1 0
3 0 2 1 7
1 0
1 0
2 X 0 4 1 8 5
1 5
9 5 6 2 1
1 0 2
1 0 2
4 X 0 2 8 3 6 1 5
2 0
6 9 5 2 8 1
1 0 4
1 0 4
5 4 8 9 3 2 1 0 7
5 8 9 4 3 0 1 6 7
5 8 0 4 3 9 7 2 1
2 4 6 3 7 8 0 2 9 1
4 0 2 -
0 6
8 0 1 5 0
1 3 2 0 5
1 0
4 7 6 5 0
1 0 2
8 1 9 0
4 0 5 -
0 6
8 0
1 0
1 0 2
1 0 4
1 0 4
0 X 2 7 3 0 1 6
0 0 X 2 9 5 1 8
8 2 6 1
2 5
3 2
1 0 6
0 X 2 1
0 8 1
0 2
1 0 6
1 0 8
0 2
8 6 0 4 3 2 9 7 6 5 8 1
0 9 6 4 3 2 5 1
2 7 1
1 0 6
0 8 1
0 2
1 0 6
0 8 1
0 2
2 5 4 3 1 0
PENAMPANG TAHANAN JENIS SEBENARNYA AB
A C2100 0
C2600 19
5
C3100
C3600
B
40
20
-100
-100
-200 -300
0
445
500 600
-200
-300 250
-400
-400 150
-500
-500
110 200
-600 -700 -800
-600
-700
70
700 -800 1100
-900
800
-1000
-900
-1000
12-40 Ohm m
70-200 Ohm m
400-1100 Ohm m
Gambar 10. Penampang tahanan jenis sebenarnya daerah panas bumi Tambu
Gambar 11. Profil head-on daerah panas bumi Tambu
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
10
PETA KOMPILASI DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULWESI TENGAH
10004000
10002000
0
2000
4000
KETERANGAN
10000000
Anomali Hg tinggi > 50 ppb
Anomali magnet rendah < 0 nT
115
9998000
15
48 344
Eas
370
Kontur anomali sisa < -2 mGal
114 457
343
8
45
Tahanan jenis rendah < 25 Ohm-m
113
9996000
Perkiraan struktur dari data magnet
435
10
Silumbea
Perkiraan struktur dari data gaya berat 409
6
Tambu
Perkiraan struktur geologi 6
9994000
335
Daerah Prospek
330
109
Baru
Tanahruntuh
108
37 32
442
460
Saran Bor
283
Melui
9992000
280 107
351
453
120 38
106
Peta indeks 320 INDEKS
290 Peta Indeks
Binangga Towiya
9990000
524 105 9992500
618
0ø N
Meli
Donggala
104
9992000 Palu
591
Poso
541
Abo
9991500
453
2ø S
15 103
Pulau Sulawesi
9988000
120 ø E 9991000
370
122 ø E
Lokasi Penyelidikan 0
125
250
702 419
kilometers 831000
818000
820000
822000
824000
826000
831500
832000
832500
833000
828000
Gambar 12. Peta kompilasi daerah panas bumi Tambu
Gambar 13. Model tentatif sistem panas bumi daerah panas bumi Tambu
Makalah Pemaparan Hasil Kegiatan Kerja PMG, 2008
11