PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PENYELIDIKAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA TERPADU DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA KABUPATEN MANDAILING NATAL, SUMATERA UTARA Dede Iim1, Dedi Kusnadi1, Dahlan1 Kelompok Program Penelitian Panas Bumi
1
SARI Daerah panas bumi Sampuraga terdiri dari sembilan satuan batuan, urutan dari tua ke muda adalah Satuan Granit (PTg), Lava Andesit Porfiri (Tlap), Lava Andesit (Tla), Lava Andesit Basaltis (Tlab), Dasit (Qd), Aliran Piroklastik (Qap), Sedimen (Qs), Lahar Sorikmarapi (Qslh), dan Endapan Aluvium (Qa).Fluida panas di bawah permukaan daerah panas bumi Sampuraga diindikasikan oleh mata air
panas Sirambas, Longat, dan mata air Roburan Lombang yang memiliki temperatur antara 42 °C 100,8 °C dengan pH netral ( 6,8 - 7,7 ), sumur bor air panas, lumpur panas, dan fumarol bertemperatur 97 °C dengan pH 3,4. Kemunculan manifestasi berada pada lingkungan batuan vulkanik Tersier-Kuarter dan sedimen Kuarter yang berasosiasi dengan beberapa struktur sesar pembentuk depresi Panyabungan yang berarah baratlaut - tenggara.Air panas yang bersifat asam pada lokasi fumarol bertipe sulfat, sedangkan air panas lainnya yang bersifat netral pada lokasi mata air panas Sampuraga, Longat maupun Roburan Lombang bertipe klorida dan bikarbonat. Estimasi suhu fluida pada reservoir menurut formula geotermoneter air (Giggenbach, 1988) dan geotermometer gas (Nicholson, K., 1993), diperkirakan bahwa temperatur reservoir adalah sekitar 230 oC, termasuk dalam tipe temperatur tinggi. PENDAHULUAN Sumber daya energi panas bumi secara umum berasosiasi dengan daerah magmatik dan vulkanik sebagai sumber panasnya (heat source) dalam suatu sistem panas bumi. Kepulauan Indonesia sebagian besar berada pada busur gunungapi yang memanjang dari pantai barat Pulau Sumatera sampai ke selatan Pulau Jawa dan menerus ke Pulau Bali dan Nusatenggara, kemudian membelok ke arah utara ke Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Kepulauan Filipina merupakan daerah yang berpotensi bagi terbentuknya energi panas bumi yang sekaligus merupakan peluang untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Meskipun di beberapa tempat di Pulau Sulawesi daerah panas bumi terkadang berasosiasi dengan magmatik atau munculnya tubuh plutonik. Melihat besarnya potensi panas bumi yang terkandung di bawah bumi Indonesia (256 lokasi, 16 lokasi diantaranya terdapat di Provinsi Sumatera Utara), energi panas bumi merupakan salah satu energi alternatif yang cocok untuk dikembangkan. Selain itu energi panas bumi merupakan energi
yang dapat diperbaharui (renewable) dan ramah lingkungan. Dalam upaya membantu mengatasi krisis energi listrik di Sumatera Utara serta mengantisipasi meningkatnya kebutuhan energi listrik di masa mendatang, pemerintah pusat melalui Pusat Sumber Daya Geologi telah melakukan penyelidikan terpadu dengan metode geologi, dan geokimia daerah panas bumi Sampuraga di Desa Sirambas dan sekitarnya, Kecamatan Panyabungan Barat yang berada pada koordinat geografis antara 99o 29’ 7,15” - 99o 30’ 44,24” BT dan 0o 45’ 36” 0o 52’ 39,39” LU (Gambar 1). Daerah ini termasuk dalam peta topografi (Bakosurtanal) lembar Lubuksikaping skala 1 : 50.000. Maksud penyelidikan ini adalah untuk melokalisir pemunculan manifestasi panas di permukaan dan mengidentifikasi kondisi geologi serta karakteristik geokimia daerah panas bumi Sampuraga, dengan tujuan untuk mengetahui indikasi batuan perangkap panas dan temperatur fluida di kedalaman (reservoir).
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
GEOMORFOLOGI Daerah penyelidikan dikelompokkan menjadi tiga satuan, yaitu satuan perbukitan terjal, perbukitan bergelombang, dan satuan pedataran (Gambar 2). STRATIGRAFI Daerah penyelidikan terdiri dari sembilan satuan batuan, yang terdiri dari satu satuan batuan sedimen, lima satuan batuan vulkanik, dua satuan batuan terobosan, dan satu satuan endapan permukaan (aluvium). Sebagian dari batuan vulkanik tersebut diperkirakan berasal dari tiga titik erupsi yang berbeda, yaitu: Gunung Adian Gongona dan Gunung Hombang yang berumur Tersier, dan Gunung Sorikmarapi yang berumur Kuarter. Batuan sedimen di daerah penyelidikan terdiri dari sedimen danau pengisi depresi berumur Kuarter, sedangkan endapan permukaan terdiri dari material lepas yang termasuk dalam satuan aluvium. Stratigrafi satuan batuan secara berurutan dari tua ke muda adalah Satuan Granit (PTg), Lava Andesit porfiri (Tlap), Lava Andesit (Tla), Lava Andesit Basaltis (Tlab), Dasit (Qd), Aliran Piroklastik (Qap), Sedimen (Qs), Lahar Sorikmarapi (Qslh), dan Endapan Aluvium (Qa) (Gambar 3). Berdasarkan kesebandingan dengan D.T. Aldiss, dkk. tahun 1983, granit ini merupakan batuan terobosan dari Satuan Batolit Panyabungan yang berumur Kapur bagian awal (Early Cretaceous), berdasarkan hasil pentarikhan umur metode K-Ar, yaitu 121+1.
STRUKTUR GEOLOGI Berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan, analisis citra landsat, dan peta topografi terhadap gejala-gejala struktur di permukaan seperti pemunculan mata air panas, kelurusan lembah dan punggungan, bidang sesar, dan zona hancuran batuan, di daerah penyelidikan terdapat empat struktur sesar, yaitu: • Sesar Longat; berupa sesar normal berarah baratlaut-tenggara. Blok bagian timur bergerak relatif turun terhadap blok bagian barat. Sesar Normal Longat memotong batuan vulkanik Satuan Aliran Lava Andesit Porfiri (Tlap) dan Satuan Andesit (Tla) yang berumur Miosen. Bidang sesar inilah yang menjadi batas zona depresi bagian barat.
• Sesar Panyabungan; terdapat di bagian timur daerah penyelidikan dengan arah baratlauttenggara. Sesar Panyabungan adalah sesar normal, blok bagian barat bergerak relatif turun terhadap blok bagian timur. Sesar ini memotong Satuan Granit Pra Tersier (PTg). Sesar Normal Panyabungan diperkirakan membentuk sesar tangga (step fault) dengan Sesar Normal Longat yang ada di sebelah baratnya. Kedua sesar ini berperan penting dalam pembentukan zona depresi berupa Graben Panyabungan. • Sesar Sirambas; diperkirakan sebagai sesar berjenis normal berarah baratlaut-tenggara dengan blok sebelah timur sebagai bagian yang bergerak turun. Sesar ini diperkirakan berperan penting dalam pembentukan Graben Panyabungan dan pembentukan perbukitan memanjang dari tenggara ke baratlaut yang tersusun oleh Satuan Aliran Piroklastik (Qap) hasil dari letusan/erupsi celah (fissure eruption) dan kelurusan pemunculan mata air panas Sirambas dengan mata air panas Roburan Lombang. • Sesar Batang Gadis; berada di bagian tengah daerah penyelidikan, memanjang searah dengan aliran Sungai Batang Gadis, yaitu berarah baratlaut-tenggara. Sesar ini diperkirakan sebagai sesar berjenis normal dengan blok sebelah barat sebagai bagian yang bergerak turun. Bersama Sesar Normal Sirambas yang berada di bagian baratnya, sesar ini merupakan bagian dari Graben Panyabungan. MANIFESTASI PANAS BUMI Manifestasi panas bumi daerah penyelidikan terdiri dari mata air panas, sumur bor air panas, lumpur panas, dan fumarol yang tersebar di tiga lokasi, yaitu di Desa Sirambas, Longat, dan Desa Roburan Lombang. • Manifestasi Panas Bumi Sirambas; berada di Komplek Wisata Air Panas Sampuraga, Desa Sirambas yang terdiri dari satu fumarol (Sampuraga-1) dengan temperatur 97 °C dan pH 3,4, dan tiga mata air panas (Sampuraga-2, Sampuraga-3, dan Sampuraga-4) yang bertemperatur antara 97 – 100,8 °C dan memiliki nilai pH berkisar antara 6,8 – 7,7. • Manifestasi Panas Bumi Longat; berada di Desa Longat, yaitu sekitar 1 km sebelah barat laut manifestasi Sirambas. Manifestasi panas bumi yang terdapat di Longat terdiri dari satu mata air panas bertemperatur 42 °C dengan pH sebesar
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
7,01 dan satu sumur bor dengan temperatur airnya yang keluar adalah sebesar 43 °C dengan pH 7,7. Sumur bor ini merupakan sumur landaian suhu PT. Pertamina (SMR-3) yang dikerjakan pada tahun 1980 dengan kedalaman mencapai 250 meter. Dalam laporannya menyebutkan bahwa mulai kedalaman 76 sampai 250 meter telah terjadi semburan air panas dengan temperatur sampai di permukaan antara 39 – 42 ºC dan debit sekitar 1350 liter/menit. Temperatur tertinggi sebesar 92 oC di kedalaman 225 m dengan gradien termal sebesar 2,61 oC/10 m. Litologi sumur dibagi menjadi empat satuan, yaitu breksi vulkanik, pasir tufaan, breksi andesit, dan andesit dengan harga pH batuannya berkisar antara 5,8 – 7,2. Mineral ubahannya berupa mineral lempung, oksida, pirit, klorit, dan silika, dengan tingkat ubahan sedang sampai lemah. • Manifestasi Roburan Lombang; berupa mata air panas bertemperatur 49,8 °C dengan pH sebesar 7,25. Lokasinya berada di Desa Roburan Lombang, yaitu bagian selatan daerah penyelidikan. KEHILANGAN PANAS Perhitungan kehilangan energi panas terhadap manifestasi panas bumi berupa mata air panas yang berasal dari kelompok mata air panas Sampuraga, Longat dan mata air panas Roburan Lombang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Total energi panas yang hilang (heat loss) pada manifestasi panas bumi daerah penyelidikan adalah sebesar 2.226 Watt. HIDROLOGI Wilayah air tanah daerah penyelidikan terbagi tiga, yaitu wilayah resapan air, limpasan dan munculan air tanah, dan wilayah aliran permukaan. • Daerah resapan air (re-charge area) mencakup luas areal sekitar 47 % dari luas daerah penyelidikan. Pada areal ini air hujan meresap ke bumi melalui permeabilitas batuan (feedzone). Selanjutnya terakumulasi menjadi air tanah dalam dan air tanah dangkal (catchment/reservoir area) dan daerah akumulasi air tanah. • Daerah munculan air tanah mencakup areal seluas 24 % dari luas daerah penyelidikan. Air hujan (meteoric water) yang turun di daerah resapan air (re-charge area) tersebut meresap ke bumi melalui zona permeabilitas batuan, sebagian besar masuk ke bumi dan
terkumpul menjadi air tanah dalam dan dangkal. Selanjutnya di elevasi rendah, yaitu morfologi pedataran akan muncul berupa mata air panas dan air dingin. • Daerah aliran air permukaan /limpasan (run-off water area) mencakup areal seluas 29 % dari luas daerah penyelidikan. Aliran air permukaan merupakan air hujan yang mengalir di permukaan tanah dan membentuk sungai. Aliran air di sungai secara gravitasi mengalir dari elevasi tinggi ke rendah, seperti halnya yang terjadi di sungai-sungai Aek Sirambas, Batang Gadis dan Aek Pohan. • Manifestasi panas bumi Sampuraga dan Longat terdapat pada daerah aliran permukaan (discharge area), sedangkan manifestasi panas bumi Roburan Lombang terdapat di daerah limpasan dan munculan air tanah. Air hujan yang meresap ke dalam bumi melalui zona permeabilitas batuan, kemudian mengalami proses pemanasan oleh gejala vulkanisme/magmatisme atau batuan penghantar panas secara konveksi, konduksi atau radiasi, selanjutnya muncul ke permukaan berupa mata air panas. KARAKTERISTIK AIR PANAS Kandungan kimia air panas berdasarkan hasil ploting pada diagram segi tiga Cl - SO4 -HCO3, air panas Sampuraga 1 dan air panas Roburan Dolok 2 yang memiliki pH asam terletak pada posisi sulfat. Sampel air panas Sampuraga 2, Sampuraga 3, Sampuraga 4, dan air panas Roburan Lombang yang memiliki pH netral terletak pada posisi klorida. Sedangkan air panas yang memiliki pH netral lainnya, seperti air panas Longat, air panas bor Longat, dan Air panas Roburan Dolok 1, pada posisi bikarbonat (Gambar 4). Berdasarkan diagram segi tiga Na-K-Mg, posisi mata air panas Sampuraga 2, Sampuraga 3, dan mata air panas Sampuraga 4, terletak pada partial equilibrium, sebagai indikasi bahwa manifestasi yang muncul ke permukaan dipengaruhi oleh interaksi antara fluida panas dengan batuan sebelum bercampur dengan air permukaan (meteoric water). Sedangkan air panas Sampuraga 1, Longat, Roburan Lombang, Roburan Dolok 1, Roburan Dolok 2, dan air panas sumur bor Longat terletak pada immature water, sebagai indikasi pengaruh air permukaan lebih dominan pada pembentukan air panas tersebut (Gambar 5).
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Berdasarkan diagram segi tiga Cl, Li, dan B, posisi mata air panas tipe klorida terletak mengarah ke posisi tengah diagram (Gambar 6). Pada pembentukan manifestasi berupa mata air panas yang netral di daerah penyelidikan menunjukkan adanya interaksi antara fluida panas dengan batuan, didukung oleh hasil analisis isotop. Hasil analisis isotop, konsentrasi Isotop 18O dan 2H (D) mata air panas Sampuraga 3, Sampuraga 4, Longat, sumur bor Longat, dan air panas Roburan Lombang serta air dingin menunjukkan nilai δ18O berkisar antara –10.38 sampai –8.12 o/oo, sedangkan nilai δD berkisar –66.7 sampai –52.5 o/oo. Nilai rasio dari sampel air setelah diplot pada grafik δD terhadap δ18O dengan garis air meteorik δD = 8δ18O +14, memperlihatkan bahwa posisi air panas Sampuraga 3 dan Sampuraga 4 terletak pada posisi sebelah kanan dari garis meteoric water line (18O shift) yang signifikan. Hal ini merupakan indikasi adanya pengkayaan oksigen 18 dari air panas akibat reaksi substitusi oksigen 18 dari batuan dengan oksigen 16 dari fluida panas pada saat terjadi interaksi antara fluida panas dengan batuan sebelum muncul ke permukaan berupa mata air panas. Sedangkan air panas Longat, air bor Longat, dan air panas Roburan Lombang, serta air dingin Sirambas terletak pada garis meteoric water line. Hal ini merupakan indikasi bahwa air tersebut adalah air permukaan (Gambar 7). Gas; komposisi gas dari fumarol Sampuraga mencirikan adanya sedikit hembusan gas dan sublimasi belerang. Pengukuran langsung dilapangan dengan tube gas, terdeteksi adanya CO2 = 16%, H2S = 50 ppm, dan CO = 2 ppm. Hasil analisis dari tabung gelas vakum berisi larutan NaOH di laboratorium, menunjukkan gas total = 44.7638 mmol, atau 1717.18 mgram, dan H2O total dalam stem 6753 mgram. GEOTERMOMETER Penghitungan temperatur dengan geotermometer air menggunakan geotermometer NaK yang mengacu kepada Giggenbach, 1988. Dengan memakai persamaan: ToC = [1390/((log Na/K + 1.75]-273, diperoleh temperatur 233 oC. Sedangkan berdasarkan konsentrasi gas dari fumarol menggunakan geotermometer gas CO2 dalam satuan mol/kg steam dan mengacu kepada Nicholson,K., 1993, berdasarkan persamaan: log CO2 = 37.43 + 73192/T – 11829 x 103/T2 + 0.18923T - 86.187 log T, diperoleh temperatur 322 o C. Berdasarkan hasil perhitungan geotermometer air dan gas tersebut, temperatur bawah permukaan
yang berhubungan dengan temperatur reservoir adalah sekitar 230 oC. Tempertur tersebut termasuk ke dalam temperatur tinggi (high entalphy). SEBARAN MERKURI DAN CO2 Distribusi secara lateral pada kedalaman satu meter, tanah dan udara tanah memperlihatkan anomali temperatur > 31 oC yang terletak di sekitar air panas Sampuraga. Anomali pH < 5,0 dan anomali Hg > 200 ppb (Gambar 8) terletak di bagian tengah daerah penyelidikan, yaitu di sekitar fumarol Sampuraga. Sedangkan anomali CO2 > 2% selain terletak di sekitar lokasi air panas Sampuraga, muncul juga di bagian barat, timur dan utara pada daerah penyelidikan. (Gambar 9). DISKUSI Keberadaan panas bumi di daerah Sampuraga diindikasikan oleh adanya fumarol dan lumpur panas Sampuraga, mata air panas Sampuraga, Longat, dan mata air panas Roburan Lombang. Air panas di manifestasi panas bumi Sampuraga termasuk tipe air sulfat untuk pH asam dan bertipe klorida untuk pH netral yang terletak pada daerah partial equilibrium, sebagai indikasi telah terjadinya interaksi fluida panas dengan batuan perlu didukung oleh oksigen 18 shift dari sampel isotop dari air panas pH netral. Pendugaan temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir panas bumi adalah termasuk temperatur tinggi (high entalphy), yaitu diperkirakan sekitar 230 oC. Hal ini yang didukung oleh geotermometer NaK sebesar 233 oC dan dari geotermometer gas sebesar 322 oC. Sistem panas bumi di Daerah Sampuraga diperkirakan sebagai up flow tipe vulkanik dengan sumber panasnya terletak di bawah manifestasi panas bumi Sampuraga dengan kedalaman yang belum diketahui. Dalam sistem ini terjadi interaksi antara fluida panas dengan batuan, hal ini didukung oleh adanya pengkayaan oksigen 18 dari isotop air. Total energi panas yang hilang (heat loss) pada manifestasi panas bumi Sampuraga adalah sebesar 2.226 Watt. Perhitungan di atas hanya berdasarkan pada manifestasi panas bumi berupa mata air panas, sehingga data tersebut tidak dapat dijadikan dasar dalam menduga besarnya potensi panas bumi di daerah ini. Kehadiran endapan sinter karbonat pada manifestasi Sampuraga menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara fluida hidrotermal yang bertipe klorida dengan batuan sedimen/metasedimen karbonatan, sehingga dalam
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
proses perjalanan dan sampainya di permukaan membentuk endapan sinter karbonat. Keberadaan sinter karbonat ini perlu dipertimbangkan apabila akan dilakukan pemboran eksplorasi maupun eksploitasi untuk pemanfaatan fluida panas, karena berpotensi terjadinya scaling. KESIMPULAN Akumulasi fluida panas bumi daerah penyelidikan diindikasikan oleh pemunculan mata air panas, lumpur panas, dan fumarol yang tersebar di tiga lokasi, yaitu mata air panas, lumpur panas dan fumarol Sampuraga, mata air panas Longat dan mata air panas Roburan Lombang. Temperatur air panas berkisar antara 49,8 – 100,8 °C dengan pH netral (6,8 – 7,7) yang bertipe air klorida dan asam (3,4) bertipe air sulfat. Sesar normal Sirambas dan sesar normal Longat yang berarah baratlaut - tenggara merupakan struktur geologi yang mengontrol pemunculan mata air panas di daerah penyelidikan. PUSTAKA Akbar., N., 1972 Inventarisasi dan penyelidikan pendahuluan gejala panasbumi di Aceh, P.Weh, Sumatera Utara dan Jambi, Direktorat Geologi. Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol. I A. The Hague. Netherlands. Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”. John Willey & Sons. New York. Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg-Ca GeoIndicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765. Giggenbach, W.F., and Goguel, 1988, Methods for the collection and analysis of geothermal and volcanic water and gas samples, Petone New Zealand . Kooten , V., and Gerald, K., 1987, Geothermal Exploration Using Surface Mercury Geochemistry, Journal of volcanology and Geothermal Research , 31, 269-280. Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry & Exploration Technique Springer Verlag, Inc. Berlin. Pertamina Divisi Panas Bumi., 1991, Survey Kombinasi ( Geologi, Geokimia, Geofisika ) di daerah Sorik Marapi, Sumatera Utara.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Tabel 1. Hasil Perhitungan Kehilangan Energi Panas
No
Kelompok Manifestasi
1
Mata air panas Sirambas
2
Mata air panas Longat
3
Mata air panas Roburan Lombang Total
Besarnya Kehilangan Panas (Watt) 1.974,8 36,3 215,0 2.226,1
U
Lokasi Penyelidikan
Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 2 Peta geomorfologi daerah penyelidikan
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 3. Peta geologi daerah penyelidikan
Cl
Ma tu re
80
wa te er
Vo
Ph
40
lca
ni
c
wa
te
rs
rs
60
ip he ra at l w
20
er s
S te a m h e a t e d w a te r s
SO 4
20
40
60
80
HCO 3
Gambar 4. Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Na/1000
80 % Na K
60
Full equilibrium 160°
T Kn T Km
0° 22
10
0°
we ir b
ox
40
Partial equilibrium
20
Immature waters ROCK
K/100
20
40
60 % Mg
80
Mg
Gambar 5. Diagram segitiga Na-K-Mg
Gambar 6. Diagram segi tiga Cl, Li, dan B
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI δ O
‰
-30 -11
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
AP Sampuraga 3 -40
δD
‰
AP Sampuraga 4
18
δD=8δ O+14
AP Longat
-50
AP Bor Longat AD Roburan Lombang -60
AD Sirambas
-70
Gambar 7. Ploting isotop δD terhadap δ18O
98000
PETA DISTRIBUSI Hg TANAH DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA KAB. MANDAILING NATAL, SUMUT
Manyabar Gunungtua Iparbonda
Hutabargottarimbaru Gunungmanauon
Sabajambu
T. 109 222.4 Kampungpadang
Hutanaingkan Hutabargiculu Pasamutabargo
96000
Adianyior
Sigalepangjae
Sabaninjang Hutabarosdolok DK. SITIMBALAUT
T. 845 934
Kayujati
Sabapadang
Hutasiantar
Panyabungan
A6800
Barbaranjae
A. Sipolupolu
Tarutungjae Runding
Kampungbaru Sipolupalu
B7000
Barbaranjulu
0
Pagaran
94000
2000
4000 m
A Lopan Hututanga
Pagaransigantal
C6500 Pidotidolok
Pulolimbang
KETERANGAN:
D7000
T. 997 218.5
E7000 B. Gadis
DK. SIGANTANGNA MENEK
92000
>200
Longat
F6500
G7000
CD1
100 - 200
Hutabaringina
H1850 TB TL APB
A1000
90000
APL
DK. SIPIPISAN T. 998 791
H0
CD3
TP1 APS3
Dalanlidang
Sabajior
D. Siombun
<100
APS1 APS4EF1 APS2
B1000
Porbangunan
C1000
Sirambas
I-500
Fumarola
Aekgodang
SIHIREHIRE
D1000
Mata air panas
E1000
88000 F1000
F3500 G1000 AOLANSIPALIS
Titik Pengamatan
Aekngali ADIAN NAGOON
Daerah Perkampungan 86000 DK. PARLAYANAN
Jalan Raya
Limbandolok
Sungai dan anak sungai 84000
Roburanlombang
Kontur topo selang 25 mt
1300 Purba Lama Raburandolok
550000
552000
554000
556000
558000
560000
562000
564000
Gambar 8. Peta distribusi Hg tanah
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI 98000
PETA DISTRIBUSI CO2 UDARA TANAH DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA KAB. MANDAILING NATAL, SUMUT
Manyabar Gunungtua Iparbonda
Hutabargottarimbaru Gunungmanauon
Sabajambu
T. 109 222.4 Kampungpadang
Hutanaingkan Hutabargiculu Pasamutabargo
96000
Adianyior
Sigalepangjae
Sabaninjang Hutabarosdolok DK. SITIMBALAUT
T. 845 934
Kayujati
Sabapadang
Hutasiantar
Panyabungan
A6800
Barbaranjae
A. Sipolupolu
Tarutungjae Runding
Kampungbaru Sipolupalu
B7000
Barbaranjulu
0
Pagaran
94000
2000
4000 m
A Lopan Hututanga
Pagaransigantal
C6500 D7000
T. 997 218.5
KETERANGAN:
Pidotidolok
Pulolimbang
E7000 B. Gadis
DK. SIGANTANGNA MENEK
92000
>2 %
Longat
F6500
G7000
CD1
1-2%
Hutabaringina
H1850 A1000
90000
DK. SIPIPISAN T. 998 791
TB TL APB APL H0
TP1 APS3 APS1 APS4EF1 APS2
CD3
Dalanlidang
Sabajior
D. Siombun
<1 %
B1000 Porbangunan
C1000
I-500 D1000 E1000
88000
Sirambas
Fumarola
Aekgodang
SIHIREHIRE
Mata air panas
F1000
F3500
G1000 AOLANSIPALIS
Titik Pengamatan
Aekngali ADIAN NAGOON
Daerah Perkampungan
86000 DK. PARLAYANAN Limbandolok
Jalan Raya Sungai dan anak sungai
84000
Roburanlombang
1300 Purba Lama Raburandolok
550000
552000
554000
556000
558000
560000
562000
564000
Gambar 9. Peta distribusi CO2 udara tanah
Kontur topo selang 25 mt