Penyelidikan Geologi Daerah Panas Bumi Sipoholon –Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara Oleh : Rachman Hasan; Setiadarma; Dikdik Risdianto; Kahja Supardi Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Sari Secara administratif daerah Panas bumi Sipoholon terletak di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, yang secara geografis terletak antara 98° 54’ 00’’ - 99° 01’ 30’’BT dan 1° 56’ 00’’LU sampai 2° 06’ 00’’LU, atau 488.000 mT sampai 504.000 mT dan 215.600 mU sampai 232.100 mU pada system koordinat UTM zone 47, belahan bumi utara. Morfologi daerah penyelidikan dicirikan oleh adanya depresi yang memanjang arah baratlaut – tenggara yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan bergelombang sedang – terjal. Di beberapa tempat terdapat morfologi kerucut gunung api yaitu G. Martimbang di selatan dan G. Palangkagading di sebelah baratlaut. Geologi daerah penyelidikan tersusun oleh 8 satuan batuan yang terdiri dari batuan pyroklastik dan aliran lava. Urutan satuan batuan dari yang tertua ke muda adalah: Satuan Aliran lava Jorbing (Tmlj), Satuan Aliran Lava Siborboron (Tmlsb), Satuan Pyroklastik Toba-1 (Qvt), Satuan Pyroklastik Toba-2 (Qvt), Satuan Aliran Lava Palakagading (Qvlpg), Satuan Kubah Lava Martimbang (Qvma), Sinter Karbonat (Qgs) dan Alluvial (Qal). Struktur geologi utama berupa sesar normal yang berarah baratlaut-tenggara, yang membentuk morfologi depresi (graben) sebagai akibat dari pergerakan Sesar Sumatera (SFS), selain yang berarah barat laut-tenggara, di beberapa tempat struktur sesar berarah utara-selatan dan barat timur. Sesar-sesar ini mengontrol terbentuknya manifestasi panas bumi di lokasi penelitian. Manifestasi panas bumi di daerah penyelidikan terdiri atas mata air panas, bualan gas dan solfatara. Tipe air panas terdiri dari tipe klorida, tipe bikarbonat dan tipe sulfat. Temperatur fluida dalam reservoir berkisar antara 142 – 230 °C dengan potensi terduga sebesar 140 MWe. Pemaparan Hasil Kegiatan Survei Panas Bumi - 2005
1
Penyelidikan Geokimia Panas Bumi Daerah Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara Oleh : N. Ardiwinata, Setiawan, Asngari, E. Supardjo, S. Kurniawan Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Daerah panas bumi Sipoholon – Tarutung secara administratif berada di wilayah Kecamatan Sipoholon dan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah penyelidikan berkisar 16 x 16 km2, dengan posisi geografis antara 1o 56’ 00” - 2o 06’ 00’’ lintang utara dan 98o 54’ 00”– 99o 01’30” bujur timur. Manifestasi Panas bumi daerah Sipoholon-Tarutung berupa pemunculan mata air panas dengan temperatur antara 39.2 - 64.2 °C, debit 0.05 ltr/detik sampai 25 ltr/detik dan pH netral rata rata 6.43, ubahan, sinter karbonat dan hembusan gas dengan komposisi H2S, CO2 dan CO. Mata air panas daerah Sipoholon-Tarutung terbagi tiga kelompok yaitu tipe Khlorida (air panas Ria-Ria dan Tapianauli), tipe karbonat (air panas Simamora, Saitnihuta dan Sitompul), tipe sulfat (air panas Hutabarat dan Panabungan). Air panas Siria dan Penabungan, menunjukkan indikasi telah terjadinya interaksi fluida panas dengan batuan sebelum muncul ke permukaan berupa mata air panas. Sedangkan mata air panas Tapianauli, Simamora, Lehu dan air dingin Sidari terletak pada garis meteoric water line, sebagai indikasi air permukaan. Perkiraan temperatur bawah permukaan dengan menggunakan persamaan geotermometer diperoleh kisaran temperatur antara 142 - 230° C. Hasil perhitungan temperatur berdasarkan geotermometer gas dengan rumus Nehring & D’Amore diperoleh temperatur = 189 °C. Kandungan Hg tinggi terdapat berupa kantung-kantung di sekitar Sipoholon, Hutatonga, Dolok Sitare, Ugan dan Saitnihuta. pH tanah di daerah penyelidikan sebagian besar normal dan sebagian kecil bersifat basa dengan nilai berkisar antara 4.20 - 7.80 ppm. Kandungan CO2 tinggi terdapat berupa kantung-kantung kecil di Hutabarat, Dolok Sitare dan Sitompul. Luas daerah prospek seluas mencapai12 km2. 2 Pemaparan Hasil Kegiatan Survei Panas Bumi - 2005
PENGAWASAN EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI LAPANGAN PANAS BUMI YANG TELAH BERPRODUKSI Oleh : Rina Wahyuningsih Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral SARI Sesuai dengan amanah UU No. 27 tahun 2003 Tentang Panas Bumi, pemerintah memantau pengembangan dan pengusahaan panas bumi melalui pembinaan dan pengawasan. Pemerintah melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan pembinaan dan pengawasan kontrak pengusahaan panas bumi sebelum adanya undang-undang ini. Tugas fungsi pengawasan eksplorasi/eksploitasi panas bumi ada di Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral. Pengawasan ini merupakan kegiatan yang dilakukan setahun sekali dan hasil dari pengawasan akan menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan dan perencanaan pengembangan panas bumi ke depan. Pengawasan ekplorasi/eksploitasi dilakukan di 7 lapangan panas bumi yang telah berproduksi yaitu Sibayak, G. Salak, Wayang Windu, Kamojang, Darajat, Dieng, dan Lahendong. Kegiatan eksplorasi di tujuh lapangan tersebut sudah selesai, umumnya kegiatan eksplorasi/eksploitasi sudah dilakukan sesuai dengan prosedur dan standar yang baku. Dari tujuh lapangan tersebut, umumnya belum memanfaatkan potensi yang ada secara optimal. Saat ini telah ada komitmen pengembang meningkatkan produksinya. Gambar beberapa 3-20 Kurva ρAC-AB vsuntuk ρBC-AB Lintasan X Belum adanya standar harga uap dan listrik dari panas bumi yang memadai dan menguntungkan merupakan kendala utama dalam pengusahaan PLTP di Indonesia.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
34
Penyelidikan Geolistrik Panas Bumi Daerah Sipoholon-Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara Oleh : Ario Mustang, Sri Widodo, Edi Purwoto, Iyus Rustama Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral SARI Penyelidikan geolistrik telah dilakukan di daerah SipoholonTarutung dimana terdapat beberapa manifestasi panas bumi seperti antara lain di Ria-Ria, Hutabarat dan Tapian Nauli. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi panas bumi berdasarkan nilai tahanan jenis dari lapisan-lapisan batuan di bawah permukaan daerah tersebut. Fluida air panas di daerah Sipoholon-Tarutung ini terbagi menjadi tiga tipe yaitu : tipe air panas khlorida, bikarbonat dan sulfat. Hasil pendugaan temperatur bawah permukaan menunjukkan kisaran antara 142 – 230 °C. Pada kedalaman antara 200 – 800 m di bagian barat terdapat tahanan jenisi rendah < 8 Ωm yang diduga berupa endapan danau Toba. Lapisan konduktif bawah dengan nilai tahanan jenisi antara 12 – 30 Ωm dengan batas atasnya terdapat pada kedalaman antara 300 m (di bagian timur) sampai ±1200 m pada bagian barat diduga merupakan claycap dari sistem panas bumi daerah ini. Reservoir dimungkinkan berada di bawah lapisan ini yaitu pada lapisan resistif dengan nilai tahanan jenis > 30 Ωm di bawah kedalaman 500 m (di bagian timur) dan 1400 m (di bagian barat). Luas daerah sebaran panas bumi diperkirakan mencapai kurang lebih 12 km2.
Pemaparan Hasil Kegiatan Survei Panas Bumi - 2005
3
PENYELIDIKAN GEOMAGNET DAERAH PANAS BUMI RIA-RIA SIPOHOLAN TAPANULI UTARA – SUMATRA UTARA
PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI AT-1 DAN AT-2 ATADEI, KABUPATEN LEMBATA, NUSA TENGGARA TIMUR
Oleh: Timoer Situmorang Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Oleh : Dahlan, ST
Sari
SARI
Lokasi daerah penyelidikan panas bumi Riaria-Sipoholon secara administratif terletak di wilayah Kecamatan Sipoholon dan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis terletak pada kordinat antara 98° 54’ 00’’ - 99° 01’ 30” BT dan 1° 56’ 30” – 2° 06’ 00” LS. Morfologi dataran tinggi di daerah ini terdapat di sepanjang lembah graben Tarutung - Sarulla pada zona sesar Semangko yang diendapkan oleh batuan produk Toba maupun batuan hasil rombakan berumur Tersier - Kuarter. Struktur graben Tarutung yang merupakan gabungan dari beberapa sesar dengan arah umum N140°E, mempunyai peranan sangat penting dalam pembentukan sistem panas bumi Sipoholon– Tarutung, yang juga mengontrol pemunculan panas bumi di permukaan (Dikdik dkk). Harga anomali magnit total berkisar antara -700 sd. 800 nT. yang dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu; anomali magnit tinggi (300 sd. 800 nT) ditafsirkan sebagai defleksi batuan andesit tua (tersier). Anomali magnit sedang (-300 sd. 300 nT) ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan rhiodasit, ignimbrite rhiolit dan sinter karbonat. Sedangkan anomali magnit rendah (-300 sampai -700 nT) ditafsirkan sebagai batuan andesit yang telah mengalami ubahan dan mengalami pengoyakan (zona hancuran). Diperkirakan adanya beberapa struktur sesar atau patahan berdasarkan kelurusan-kelurusan anomali magnit yang umumnya berarah tenggara-barat laut atau hampir Utara – Selatan. Daerah anomali magnit sedang (-300 sd. 300 nT) diperkirakan merupakan daerah yang mempunyai kaitan erat dengan terbentuknya manifestasi panas bumi di daerah ini (mata air panas, sinter karbonat dan mata air soda).
Monitoring sumur panas bumi Atadei tahun 2005 (tahap 1 s.d. 4) bertujuan untuk mengetahui kondisi sumur berdasarkan karakteristik sifat fisik dan kimia fluida panas bumi dari sumur. Secara administratif, sumur eksplorasi AT-1 berada pada posisi 123°31'55" BT, 08°29'42" LS dan sumur AT-2 pada 123°32'17" BT, 08°30'11" LS. Kegiatan monitoring sumur panas bumi Atadei meliputi pengamatan sifat fisis sumur berupa tekanan dan temperatur fluida di kepala sumur, analisis sifat kimia fluida sumur, perawatan instalasi sumur serta pemantauan lingkungan di sekitar sumur. Hasil pengamatan menunjukkan tekanan kepala sumur (TKS) pada sumur AT – 1 sebesar 7 barg dan sumur AT – 2 sebesar 0 barg, dengan temperatur pada kedua kepala sumur relatif sama dengan temperatur udara sekitar. Fluida dari sumur AT-1 didominasi oleh gas, terutama gas CO2 yang mencapai 95.70 % mol. Temperatur pada manifestasi Karun berkisar antara 73.4 °C dan 98.8 °C, dengan komposisi gas pada umumnya didominasi oleh H2O (lebih besar dari 99 % mol), sedangkan gas CO2, H2S dan N2 konsentrasinya rendah (total konsentrasi gas kurang dari 0,8 % mol). Hasil pengukuran konsentrasi gas pada daerah manifestasi menunjukkan konsentrasi gas CO2 dalam udara 0.20 %, gas H2S 6 ppm, gas CO 12 ppm, dan gas NH3 tidak terdeteksi.
Pemaparan Hasil Kegiatan Survei Panas Bumi - 2005
4
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
33
PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MT-2, MT-3, DAN MT-4 MATALOKO, KABUPATEN NGADA, NUSA TENGGARA TIMUR Oleh: Dahlan, ST Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI SIPOHOLON-TARUTUNG, KABUPATEN TAPANULI UTARA, PROPINSI SUMATERA UTARA Oleh: Ade Djudjun Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Monitoring sumur panas bumi Mataloko tahun 2005 (tahap 1 s.d. 5) merupakan kelanjutan dari monitoring tahap sebelumnya dengan penambahan obyek monitoring yaitu sumur MT-3 dan MT-4. Sumur panas bumi Mataloko berada pada koordinat 121°03'32" BT 121°09'09" BT dan 08°49'55" LS - 08°55'33”LS. Tujuan monitoring sumur MT-2, MT-3, dan MT-4 yaitu untuk mengetahui kondisi sumur berdasarkan karakteristik sifat fisik dan kimia fluida panas bumi dari sumur. Monitoring sumur panas bumi Mataloko meliputi pengamatan sifat fisis sumur berupa tekanan dan temperatur fluida di kepala sumur, analisis sifat fisis dan kimia fluida sumur, perawatan instalasi sumur serta pemantauan lingkungan di sekitar sumur. Selama tahun 2005, semburan uap di ketiga sumur menunjukkan kontinuitas yang baik. TKS sumur MT-2 berkisar antara 4.3 – 5.3 barg dengan temperatur 113.4 – 125.9°C, MT-3 antara 4.5 – 4.6 barg dengan temperatur 96 – 112°C , dan MT-4 pada 17 – 18 barg (sebelum bleeding line dibuka) dan 7.5 – 9.7 barg (setelah bleeding line dibuka) dengan temperatur 119.8 – 143.4 °C . Penyebaran manifestasi sekitar sumur MT-2 selama monitoring tahun 2005, menunjukkan penyebaran manifestasi yang relatif sama dibandingkan dengan periode sebelumnya. Konsentrasi gas dari manifestasi dan sumur, masih di bawah ambang batas pada ketinggian 1 meter dari permukaan manifestasi.
Sari Kondisi bawah permukaan bumi yang tidak homogen dapat menyebabkan perbedaan gaya berat pada lokasi-lokasi tertentu. Gejala-gejala perbedaan ini merupakan anomali nilai gaya berat pada lokasi penyelidikan. Penyelidikan gaya berat pada survei kepanas-bumian memberikan gambaran bawah permukaan yang akan digunakan untuk menafsirkan struktur, batuan alas serta sesar yang dimungkinkan dilalui oleh fluida panas bumi. Densitas Bouguer yang diperkirakan sesuai dengan keadaan di lapangan yaitu 2.60 gram/cm Kelurusan, pengkutuban dan pembelokan anomali gaya berat mengindikasikan adanya struktur sesar yang berarah baratlaut-tenggara, utara selatan dan timurlautbaratdaya (hampir barat-timur)
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
Pemaparan Hasil Kegiatan Survei Panas Bumi - 2005
32
5
GEOLOGI PANAS BUMI DAERAH LOMPIO, KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH
PEMBORAN SUMUR LANDAIAN SUHU DAERAH PANAS BUMI MARANA, KABUPATEN DONGGALA – SULAWESI TENGAH
Oleh: Herry Sundhoro, M. Nurhadi, dan Yuano Rezky Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Oleh : F. Nanlohi, Z.Boegis, Dikdik R Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Di daerah panas bumi Lompio, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah terdapat 2 kelompok manifestasi panas bumi berupa mata air panas yaiyu Lompio dan Ombo yang muncul pada batuan malihan/ metamorfik berumur Kapur dan gamping terumbu serta aluvium berumur Kuarter. Mata air panas Lompio muncul pada struktur patahan berarah Utara baratlaut - selatan tenggara (N150-160º E), sedangkan mata air panas Ombo muncul di pinggir pantai pada struktur berarah timurlaut - baratdaya (N 40-60º E). Kehadiran kedua mata air panas tersebut mengindikasikan bahwa di kedalaman daerah Lompio terdapat potensi sumberdaya/ cadangan panas bumi.
Pemaparan Hasil Kegiatan Survei Panas Bumi - 2005
6
SARI Sumur MM-1 dan MM-2 merupakan sumur yang dibor pada daerah panas bumi Marana, Sulawesi Tengah. Sumber panas berasal dari sisa magma dari batuan intrusi bawah permukaan yang terekam sebagai anomali gravity yang tedapat di sebelah timurlaut manifestasi panas bumi Marana dan Masaingi. Litologi sumur landaian suhu MM-1 dan MM-2 terdiri dari endapan aluvial yang tidak mengalami ubahan hidrotermal, endapan rombakan batuan ubahan, dan batu pasir terubah. Kedua sumur ini miskin rekahan/struktur karena selama proses pemboraan hanya terjadi satu kali hilang . Batuan dari kedalaman 39-250 m telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas ubahan sedang-kuat (SM/TM=25-60%) dicirikan oleh proses ubahan argilitisasi, piritisasi, silisifikasi/ devitrifikasi dengan/tanpa gipsumisasi, anhidritisasi, kloritisasi dan zeolitisasi. Secara keseluruhan mineral ubahan yang terdapat pada kedua sumur terbentuk sebagai replacement dari mineral utama pembentuk batuan dan masa dasar/matrik dari semua jenis batuan yang terdapat di daerah ini. Sebagian kecil dari mineral ubahan tersebut terbentuk sebagai pengisi rekahan pada batuan(vein) dan pengisi rongga pada batuan (vug). Mineral ubahan tersebut berasal dari fluida bersifat netral dengan temperatur pembentukan relatif rendah (±100°C) hingga temperatur tinggi (±320°C).
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
31
PENYELIDIKAN GAYABERAT DI DAERAH PANAS BUMI AKESAHU, KOTA TIDORE KEPULAUAN, MALUKU UTARA Oleh : T. Situmorang Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral SARI Manifestasi panas bumi di daerah ini berupa mata air panas dengan temperatur 40-42 °C, dengan temperatur tertinggi adalah mata air panas Tanjung dan Akesahu, terletak di Kelurahan Dowora, muncul melalui Sesar berarah hampir barat–timur. Penyelidikan gayaberat dilakukan di wilayah Tidore dan sekitarnya. Penyelidikan ini dikonsentrasikan di sekitar manifestasi panas bumi Akesahu, pada posisi geografis antara 127° 22’ 00’’- 127° 28’ 00” bujur timur dan 00° 37’ 00”– 00° 46’ 00” lintang utara. Secara administratif daerah ini berada di wilayah Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan, Propinsi Maluku Utara. Struktur yang muncul di bagian tengah daerah penyelidikan dilihat dari hasil anomali Sisa, anomali Bouguer serta anomali Regional memperlihatkan arah yang sama yaitu hampir utara – selatan. Hal ini menunjukkan bahwa struktur lokal searah dengan struktur dalamnya. Beberapa struktur yang muncul dari peta anomali sisa ini diperlihatkan untuk bagian tengah daerah penyelidikan mempunyai arah utara – selatan, dan yang berada di bagian utara daerah penyelidikan terdapat dua buah struktur yang berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut – baratdaya. Sedangkan yang berada di bagian timur daerah penyelidikan terdapat dua buah struktur yang mempunyai arah baratdaya – timurlaut dan arah barat – timur. Serta yang berada di bagian selatan daerah penyelidikan terdapat tiga buah struktur yang mempunyai arah yang hampir sama yaitu berarah baratlaut – tenggara. Daerah ini cukup prospek untuk dikembangkan lebih lanjut, untuk mengetahui sejauhmana keberadaan panas bumi di daerah ini, terutama untuk listrik skala kecil.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
30
PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH LOMPIO, KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH Oleh: Dedi Kusnadi, Supeno, dan Sumarna Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral SARI Penyelidikan geokimia panas bumi di daerah Lompio dan sekitarnya, merupakan salah satu metode kegiatan penyelidikan terpadu. Lokasinya di desa Lompio dan sekitarnya, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Luasnya 18 x 17) km2, pada koordinat UTM 9.965.000 – 9.983.000 m selatan dan 808.000 – 825.000 m timur. Manifestasi panas bumi di daerah Lompio terdiri dari 3 mata air panas, letaknya satu sama lain berdekatan, pada elevasi rendah (21 m dpl), temperatur tertinggi 78.1 °C, tidak terdeteksi adanya gas hidrotermal, pH air netral (pH= 8.15-8.24), debit air ketiganya 100 L/detik, sedangkan di bagian barat daya yaitu di desa Ombo terdapat air panas pada pantai yang pasirnya panas dengan temperatur 51.8 °C, dan hembusan uap panas pada elevasi 20 m dpl, pengukuran gas di Ombo hanya terdeteksi CO2 = 0,25%, tidak terdeteksi gas lainnya. Air panas Lompio termasuk tipe air klorida (Cl-SO4-HCO3), pada partial equilibrium (Na-K-Mg), di bagian atas Cl (Cl-Li-B), namun konsentrasi SiO2 cukup signiifikan ada korelasi dengan temperatur pada manifestasi. Temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir diperkirakan 180 °C, menggunakan geotermometer SiO2 (150 °C) sebagai temperatur minimum, dan geotermometer NaK (217 °C), sebagai temperatur maksimum. Tanah dan udara tanah pada kedalaman satu meter, dari 127 contoh, memperlihatkan variasi temperatur 23,8 – 31,3 °C, pH tanah 4,72 - 7,23. Konsentrasi Hg anomali tinggi lebih dari 450 ppb terletak di bagian tengah yaitu sekitar lokasi mata air panas Lompio, dengan luas sekitar 1,5 km2. Konsentrasi anomaly tinggi CO2 lebih dari 4,50 % terletak di bagian tengah, namun tidak beraturan. Luas daerah Anomali konsentrasi CO2 tinggi terletak pada daerah tersebut dengan luas sekitar 3,00 km2.
Pemaparan Hasil Kegiatan Survei Panas Bumi - 2005
7
PENYELIDIKAN MAGNETIK DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE PROVINSI MALUKU UTARA
PENYELIDIKAN GEOLISTRIK PANAS BUMI DAERAH LOMPIO, KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH Oleh: E. Suhanto, Bakrun, dan A. Munandar Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Oleh Liliek Rihardiana Rosli Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Daerah panas bumi Lompio terletak di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan keadaan morfologi dari pedataran sampai perbukitan bergelombang tajam. Manifestasi panas bumi permukaan di daerah ini berupa komplek mata air panas Lompio, dengan temperatur sekitar 78 °C, debit air yang besar sekitar 100 liter/detik, dan tipe air panas klorida netral. Analisis air panas yang memperlihatkan konsentrasi yang tinggi dari Cl (36003900 mg/L) dan Na (1600-1700 mg/L) dan dengan nilai konduktivitas listrik tinggi sekitar 11000 mS/cm mengindikasikan adanya intrusi laut ke air panas. Hasil geolistrik memperlihatkan daerah prospek dengan luas sekitar 4 km2 berada di sekitar mata air panas memanjang ke tenggara sepanjang Sesar Lompio. Sistem panas bumi Lompio memiliki reservoir yang berada dalam batuan metamorf, dengan tebal reservoir sekitar 1 km, dan tebal lapisan penudungnya sekitar 100-200 m. Dengan estimasi temperatur bawah permukaan sekitar 180 °C, luas prospek 4 km2, dan ketebalan reservoir 1 km, potensi cadangan terduga dari daerah panas bumi Lompio sekitar 25 MWe.
Pemaparan Hasil Kegiatan Survei Panas Bumi - 2005
8
SARI Penyelidikan geofisika dengan cara magnet telah dilakukan di daerah panas bumi Akesahu. Secara administratif daerah Akesahu termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara dan secara koordinat UTM antara 5826140 mE – 5837040 mE dan 968360 mN – 984280 mN. Luas daerah penyelidikan sekitar 11 km x 16 km. Penyelidikan magnet di daerah Akesahu telah dilakukan terhadap 6 (enam) lintasan yaitu A, B, C, D, E, F dan lintasan regional dengan jumlah titik ukur 248. Dari hasil penyelidikan diperoleh harga anomali magnet positif berkisar antara 4.0 gamma sampai 1261 gamma dan anomali negatif -2.0 gamma sampai -713 gamma. Nilai anomali positif ditafsirkan sebagai batuan bersifat magnetik (lava, andesit),dan nilai anomali negatif ditafsirkan sebagai batuan non magnetik (sedimen dan piroklastik). Diperkirakan nilai anomali magnet negatif ini mempunyai kaitan yang erat dengan keberadaan manifestasi panasbumi di daerah penyelidikan, yang dicirikan dengan munculnya mata air panas Akesahu. Hasil penafsiran dari penampang magnet dan peta anomali magnet total diperoleh 3 (tiga) kelompok anomali magnet, yaitu : anomali magnet > 50 gamma (tinggi) ditafsirkan sebagai batuan lava dan andesit; anomali magnet berharga antara 0 – 50 gamma (sedang) ditafsirkan sebagai lava dan andesit yang telah terlapukan dan anomali magnet < - 2 gamma, ditafsirkan sebagai batuan sedimen dan piroklastik dan diperkirakan mempunyai kaitan erat dengan munculnya mata air panas di daerah penyelidikan. Dari penyelidikan magnet di daerah Akesahu ditemukan 6 (enam) struktur sesar yang berarah hampir barat – timur, baratlaut – tenggara dan timurlaut – baratdaya. Sesar-sesar tersebut ini diperkirakan sebagai pengontrol adanya manifestasi panasbumi di daerah penyelidikan.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
29
PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DI DAERAH PANAS BUMI AKESAHU, KOTA TIDORE KEPULAUAN, MALUKU UTARA
PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK DI DAERAH PANAS BUMI LOMPIO KABUPATEN DONGGALA, PROPINSI SULAWESI TENGAH
Oleh Bakrun dan Imanuel M.F. Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Oleh : Imanuel Musa Foeh Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Manifestasi panas bumi di daerah ini berupa mata air panas dengan temperatur 40-42 °C, dengan temperatur tertinggi adalah mata air panas Tanjung dan Akesahu, terletak di Kelurahan Dowora, muncul melalui Sesar berarah hampir barat–timur. Penyelidikan geolistrik dan head-on berada di wilayah kelurahan Dowora, Kecamatan Tidore, berjarak sekitar 7 km dari Kota Soa Sio. Penyelidikan ini dikonsentrasikan di sekitar manifestasi panas bumi Akesahu, pada posisi geografis antara 127° 22’ 00’’- 127° 28’ 00” bujur timur dan 00° 37’ 00”– 00° 46’ 00” lintang utara. Secara administratif daerah ini berada di wilayah Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan, Propinsi Maluku Utara. Berdasarkan hasil pengukuran mapping hal yang menarik adalah munculnya anomali relatip rendah, di bagian utara timur yang berkorelasi dengan air panas Akesahu dan mata air panas Tanjung yang diduga merupakan daerah prospek di daerah ini. Hasil pengukuran head-on memperlihatkan struktur pengontrol airpanas Akesahu adalah struktur Akesahu yang berarah hampir barat timur, terlihat pada lintasan A menerus ke lintasan B dengan kemiringan ke arah utara. Tahanan jenis rendah dari hasil pengukuran geolistrik terdapat di sekitar airpanas Akesahu dengan tahanan jenis < 5 Ohm-m. Diperkirakan daerah prospek panas bumi berada pada kedalaman >900 meter, dengan potensi panas bumi dihitung dari nilai suhu bawah permukaan dan luas daerah prospek tahanan jenis relatif rendah minimum sebesar 2 km² pada bentangan AB/2=1000 m. Daerah ini cukup prospek untuk dikembangkan lebih lanjut, untuk mengetahui sejauhmana keberadaan panas bumi di daerah ini, terutama untuk listrik skala kecil.
SARI Lokasi daerah penyelidikan secara geografis terletak pada koordinat antara 00°.10.00 – 00°.19.00 Lintang Selatan dan 119°.46.00 – 119°.55.00 Bujur Timur. Secara administrasip termasuk daerah kecamatan Sirenja, terletak 91 km dari Palu ke arah Utara. Luas lokasi daerah penyelidikan mencapai 80 km2. Di Utara dibatasi oleh Kecamatan Balaesang dan di Selatan dibatasi oleh Kecamatan Sindue. Pendataan intensitas magnet dilakukan dengan menggunakan 2 set perangkat magnetometer tipe G-856 dengan keteltian 0.1 nT , satu alat dipergunakan untuk pengambilan data lapangan dan satu alat lagi digunakan untuk data variasi harian. Pengamatan cara magnet difokuskan pada daerah batuan intrusi-terobosan (batuan granit dan diorit). Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan informasi geologi bawah permukaan dan struktur yang berkaitan dengan panas bumi di daerah penyelidikan. Dari hasil penyelidikan magnet diperoleh nilai anomali kemagnitan positif berkisar antara 11 nT - 215 nT dan anomali negatif berkisar antara – 11 nT sampai – 191 nT. Dari hasil penafsiran profil anomali magnet dan peta anomali magnet total dapat dikelompokan menjadi 3 anomali magnet yaitu Anomali magnet lebih besar dari 50 nT ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat magnetik tinggi, 0 nT – 50 nT, ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat kemagnitan sedang dan anomali magnet lebih kecil dari 0 nT, ditafsirkan sebagai batuan nonmagnetik. Dari penafsiran peta anomali magnet total ditemukan kurang lebih 6 struktur sesar yang arahnya bervariasi, sesar- sesar inilah yang diperkirakan mempunyai kaitan dengan munculnya mata air panas didaerah Lompio dan juga sebagai pengontrol keberadaan manifestasi di daerah tersebut.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
Pemaparan Hasil Kegiatan Survei Panas Bumi - 2005
28
9
PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI LOMPIO, KABUPATEN DONGGALA, PROPINSI SULAWESI TENGAH
PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH AKESAHU – TIDORE, MALUKU UTARA Oleh : Bangbang Sulaeman, Asngari dan Nuryasin Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Oleh: Dendi S.K 1, Liliek2, Hasan3, Sumarna4 Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI SARI Daerah panas bumi Lompio secara adminidtratif terletak di wilayah desa Lompio, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Luas daerah yang diselidiki ± 18 x 17 km2. Dengan posisi geografis di antara koordinat UTM 9.965.000 – 9.983.000 m selatan dan 808.000 – 825.000 m timur. Peta Anomali Bouguer menggambarkan pola kontur yang relatif bervariasi dengan memperlihatkan zona anomali tinggi dan zona anomali rendah. Struktur dalam yang terlihat pada anomali ini berada di bagian tengah dengan arah utara – selatan dan merupakan kontrol struktur dari mata air panas Lompio. Sumber panas (heat sources) dari mata air panas Lompio diperkirakan dari Bulu Setiau dan diperkirakan merupakan sesar normal. Struktur yang muncul di bagian tengah daerah penyelidikan dilihat dari hasil anomali Sisa, anomali Bouguer serta anomali Regional memperlihatkan arah yang sama yaitu hampir utara – selatan. Hal ini menunjukkan bahwa struktur lokal searah dengan struktur dalamnya. Beberapa struktur yang muncul dari peta anomali sisa ini diperlihatkan untuk bagian tengah daerah penyelidikan mempunyai arah utara – selatan, dan yang berada di bagian utara daerah penyelidikan terdapat dua buah struktur yang berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut – baratdaya. Sedangkan yang berada di bagian timur daerah penyelidikan terdapat dua buah struktur yang mempunyai arah baratdaya – timurlaut dan arah barat – timur. Serta yang berada di bagian selatan daerah penyelidikan terdapat tiga buah struktur yang mempunyai arah yang hampir sama yaitu berarah baratlaut – tenggara.
Pemaparan Hasil Kegiatan Survei Panas Bumi - 2005
10
Daerah penyelidikan geokimia Akesahu – Tidore berada pada posisi batas UTM 317.056 – 329.724 dan 67.487 – 84.593 dan 67.487 – 84.593 atau secara batas geografis 127.3560692 – 127.4698277 dan 0.61032414 – 0.76506740 sama dengan 127° 21‘ 22“ BT - 127° 28‘ 11“ BT dan 0° 36‘ 37“ LU - 0° 45‘ 54“ LU yang meliputi desa Dowora, desa Mafututu, Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara. Kenampakan langsung di lapangan menunjukkan adanya pemunculan mata air panas mata air panas di daerah Akesahu meliputi : Mata air panas Gulohi-Sufera, Tanjung putus, Tomadou, Akesahu, Gamgao, Sayare dan Tosahu, sebagai pembanding dilakukan pengamatan dan pengukuran mata air dingin di daerah Talaga Ake Kofi Mata Air dingin dan Akeman. Karakteristik mata air panas daerah Akesahu relatif bersifat netral (pH = 6.10 – 7.50 ) yang sebagian besar bertipe air klorida seperti diperlihatkan pada mata air panas Gulohi-Sufera, Tanjung putus, Tomadou, Akesahu, Gamgao, Sayare dan Tosahu dengan temperatur antara 37.0 – 45.1 °C) dan debit antara 0.20 – 1.50 liter/ detik dan berada di daerah immature waters, dapat diperkirakan bahwa sistem air panas yang muncul di daerah panas bumi Akesahu seperti Gulohi-Sufera, Tanjung putus, Tomadou , Akesahu, Gamgao terletak pada zona upflow dengan suhu bawah permukaan sebesar 145198 ºC dan merupakan sistem reservoar dominasi air panas (water heated reservoir). Dari peta kontur sebaran Hg dan C02 didapatkan luas daerah prospek di Akesahu ± 1,5 km2 dan dengan penghitungan potensi hipotesis di daerah Akesahu adalah sebesar ± 15 Mwe/30 tahun. .
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
27
GEOLOGI PANAS BUMI DAERAH AKESAHU, KECAMATAN TIDORE, KOTA TIDORE KEPULAUAN, MALUKU UTARA Oleh: Herry Sundhoro Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
GEOLOGI DAERAH PINCARA, MASAMBA, KABUPATEN LUWU UTARA, SULAWESI SELATAN Oleh: Eddy Sumardi dan Herry Sundhoro Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Daerah panas bumi Akesahu terletak di Kelurahan Dowora, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara. Semua gejala manifestasi panas bumi muncul di pinggir pantai, pada daerah pasang surut, di sisi luar dari struktur ring kaldera Talaga. Mata air panas Mafututu, Tanjung Putus, Akesahu Gulili dan Akesahu mempunyai suhu permukaan antara 40,7 – 45,1 ºC dengan debit antara 0,2 - 3 l/ menit. Mata air panas ini muncul melalui akses struktur sesar normal berarah barat baratlaut - timur tenggara (U 280290º T), di tenggara struktur kaldera. Sedangkan P. Tidore itu sendiri dikontribusi oleh batuan vulkanik berumur Kuarter dengan struktur geologi berupa kubah, gunungapi, patahan-patahan normal, kawah dan kaldera Talaga Hadirnya manifestasi panas bumi (mata air panas) pada elevasi < 10 m di atas permukaan laut (dpl) menunjukkan bahwa di kedalaman daerah tersebut mempunyai indikasi adanya potensi sumberdaya / cadangan energi panas bumi.
SARI Daerah panas bumi Pincara terletak di Masamba, Kabupaten Luwuk Utara, Propinsi Sulawesi Selatan, secara umum ditutupi oleh batuan granit, granodiorit yang berumur Pliosen, sekis dan gneis berumur mesozoikum. Geomorfologi daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 4 satuan morfologi yaitu satuan morfologi pedataran, satuan morfologi, satuan morfologi perbukitan bergelombang lemah, satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang dan satuan morfologi perbukitan terjal. Stratigrafi daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 6 satuan batuan yaitu dari tua ke muda; satuan batuan andesit G.Loppeng, satuan batuan breksi dan aliran lava G Loppeng, satuan batuan sedimen Tinjuawa, satuan batuan granit Simbolong, satuan batuan sedimen Sepakat dan alluvium. Struktur geologi di daerah penyelidikan berdasarkan kompilasi dari citra landsat dan pengamatan lapangan terdapat 3 buah sesar utama yaitu sesar yang mempunyai arah trend hampir utara – selatan (N 20° E) s/d (N 30° E) , sesar yang berarah baratlaut tenggara (N 320°W) s/d (N 340° W) dan sesar yang trendnya berarah timurlaut – baratdaya (N 45° E) s/d (N 50° E). Dari hasil pemetaan di daerah ini dapat ditemukan 2 kelompok manifestasi panas bumi berupa mata air panas yaitu; kelompok pertama adalah mata air panas Pamandian dengan temperature 74,4 °C dan Kanan Tedong di desa Pincara dengan temperature 83.4 °Cdan kelompok kedua adalah mata air Kanan Kumbi dengan temperature 72,3 °C dan Kanan Kole dengan temperature 54 °C di desa Lero. Sumber panas diperkirakan berasal dari batuan yang berumur Tersier yaitu dari batuan granit Simbolong.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
26
11
PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH PINCARA KABUPATEN LUWU UTARA, SULAWESI SELATAN
PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI JABOI, SABANG – NANGROE ACEH DARUSSALAM
Oleh: Dedi Kusnadi, Supeno, dan Sumarna Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Oleh: Edi Suhanto, Dendi Surya Kusuma, Ade Djudjun Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Penyelidikan geokimia panas bumi merupakan salah satu metode dari kegiatan penyelidikan terpadu yangdilakukan di daerah Pincara dan sekitarnya. Lokasi penyelidikan terletak di wilayah Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Luas daerah penyelidikan sekitar (15 x 15) km², berada pada posisi diantara koordinat UTM 9.828.392 – 9.843.132 m selatan dan 867.278 – 882.158 m timur. Manifestasi panas bumi, hanya mata air panas pH netral, tidak ada hembusan uap ataupun gas, yaitu mata air panas di Pincara pada elevasi 88-100 m dpl, temperatur 74,4-83,3 °C, debit air 2-10 L/detik, dan manifestasi lainnya terletak di bagian barat daerah penyelidikan yaitu di desa Lero, pada elevasi 150 - 158 m dpl, dengan temperatur 42 - 45 oC, debit air berkisar 2 - 4 L/detik. Pada diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, air panas termasuk tipe air bikarbonat, yang diimbangi kandungan SO4 cukup signifikan. Pada diagram Na-K-Mg terletak pada immature water mendekati posisi partial equilibrium, didukung keseimbangan Cl, Li dan Boron pada air panas, terletak pada tengah-tengah diagram Cl-Li-B. Temperatur bawah permukaan yang diperkirakan berhubungan dengan reservoir panas bumi di daerah penyelidikan Pincara adalah sekitar 214°C, menggunakan geotermometer NaK, karena konsentrasi SiO2 dipengaruhi oleh batuan granit. Tanah dan udara tanah pada kedalaman satu meter dari 117 contoh, menunjukkan Variasi temperatur 23,6 – 35,0 °C, pH tanah berkisar 4,49 - 6,62. Distribusi konsentrasi anomali tinggi Hg lebih dari 600 ppb terletak di sebelah selatan dari lokasi mata air panas Pincara, sedangkan anomali konsentrasi CO2 tinggi lebih dari 5,0 % terletak tidak beraturan yang berarah baratlaut-tenggara dan baratdayatimurlaut, dengan luas anomali tinggi yang berhubungan dengan sistem panas bumi, ditunjukkan oleh konsentrasi Hg dan konsentrasi CO2, sekitar 2 km².
SARI Pengukuran gaya berat telah dilakukan di daerah panas bumi Jaboi dan sekitarnya pada sekitar 220 titik ukur. Daerah penyelidikan berada di Pulau Weh yang merupakan pulau gunungapi muda yang terbentuk dalam zona depresi Semangko. Penyelidikan ditujukan untuk melihat struktur-struktur bawah permukaan yang berkaitan dengan sistem panas bumi daerah tersebut. Anomali Bouguer daerah ini memperlihatkan kecenderungan pola regional berarah baratlaut-tenggara dengan nilai gayaberat yang meninggi dari baratdaya ke timurlaut. Arah pola regional ini bersesuaian dengan arah struktur besar Sumatera karena memang daerah panas bumi ini berada di salah satu zona struktur Sumatera. Beberapa kelurusan dengan pola yang kuat dan tegas, terutama di timurlaut daerah penyelidikan, mempertegas keberadaan struktur-struktur berarah baratlaut-tenggara dan hampir utara-selatan, yang secara geologi dapat dikenali di permukaan dan merupakan struktur-struktur yang relatif tua di daerah ini. Di selatan daerah penyelidikan, pola anomali Bouguer terlihat lebih komplek; beberapa kelurusan kecil terlihat pada arah baratdaya-timurlaut terutama yang memotong manifestasi fumarola Jaboi. Di sekitar Gunung Cot Leumo Matee anomali Bouguer bernilai rendah, yang mungkin mencerminkan densitas secara keseluruhan dari produk kedua gunungapi muda ini relatif lebih rendah daripada densitas sekitarnya. Anomali residual orde-2, yang merupakan hasil ekstraksi anomali Bouguer dengan bidang polimomial orde-2, lebih mempertegas lagi keberadaan kelurusan-kelurusan dan anomali rendah tadi. Secara umum, di daerah selatan daerah penyelidikan dimana manifestasi panas bumi Jaboi berada didominasi oleh kelurusankelurusan berarah baratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
12
25
HASIL PENYELIDIKAN GEOMAGNIT DAERAH JABOI SABANG – NAGGROE ACEH DARUSSALAM
PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK DI DAERAH PANAS BUMI PINCARA KABUPATEN LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN
Oleh Ario Mustang Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Oleh : Imanuel Musa Foeh Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral SARI
SARI Daerah penyelidikan panas bumi Jaboi, ini secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sukajaya dan sebagian kecil kecamatan Sukakarya. Luas daerah penyelidikan di daerah panas bumi Jaboi - Sabang sekitar (12 x 12) km2, yang berada pada posisi geografis antara 750,000 – 760,000 mT dan 638,000 – 650,000 mU. Bentang alam daerah penyelidikan terdiri dari 3 (tiga) satuan yaitu : Satuan morfologi dataran rendah, Satuan morfologi perbukitan sedang-landai, Satuan morfologi vulkanik (G. Leumo Matee, Kulam dan Ba’u). Susunan stratigrafi pulau Weh terdiri dari 4 kelompok utama yaitu Batuan Sedimen Tersier; Satuan batuan vulkanik pulau Weh berumur Kuarter Tersier, Satuan batuan vulkanik muda berumur Kuarter dan Batu Gamping Terumbu. Beberapa jenis manifestasi panas bumi yang terdapat disini antara lain berupa batuan terubah, solfatar (hembusan gas), fumarol, sinter belerang di lereng timur G. Luemo Matee yang cukup luas dengan temperatur berkisar antara 82 – 99 °C. Jenis lainnya adalah air panas Jaboi yang juga dilengkapi dengan pemunculan sinter karbonat mempunyai temperatur antara 68 - 71 °C. Manifestasi lain berupa air panas yang muncul di desa Keuneukai dengan suhu 40 – 62 °C, pH normal 6-7. Pemunculan sistem panas bumi dan manifestasinya di daerah penyelidikan ini dikontrol oleh aktivitas sesar yang cukup rumit di sekitar G. Seumeureguh dan Leumo Matee. Keberadaan batuan ubahan hidrotermal yang berintesitas tinggi - sedang pada tubuh G. Leumo Matee, menunjukkan bahwa aktivitas struktur sesar yang menyebabkan terjadi rekah-rekahan batuan sehingga membentuk suatu sistem panas bumi. Sumber panasnya berasal dari sekitar G. Seumeureguh dan Leumo Matee pada posisi yang sangat dalam (± 5km) di bawah permukaan.
Lokasi daerah penyelidikan secara geografis terletak pada koordinat UTM antara 200000 mE – 214000 mE dan 9728000 mN – 9714000 mN , secara administrasip termasuk kedalam wilayah daerah kecamatan Masamba, terletak 10 km dari Ibu Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara kearah utara atau timurlaut. Luas lokasi daerah penyelidikan 12 x 14 km, di utara dibatasi oleh desa Salu Tolombo, di selatan dibatasi oleh desa Tondoktua, di baratlaut dibatasi oleh desa Balakala, di barat dibatasi oleh desa Buttu Tariwan dan di timurlaut dibatasi oleh desa Kalukum. Sedangkan di bagian tengah daerah penyelidikan meliputi desa Pincara, desa Karawak, desa Taliasa, desa Sepakat, desa Lantang Talang dan desa Kaluku. Pengamatan cara magnet ditekankan pada daerah batuan intrusi terobosan (batuan granit, granodiorit dan andesit) yang mempunyai kandungan magnetitnya rendah sampai tinggi, sehingga efektivitas metoda ini bergantung pada kontras magnetik di bawah permukaan. Dari hasil penyelidikan magnet diperoleh nilai anomali kemagnitan negatif dan positif yang cukup bervariasi anomali negatif berkisar antara - 10 nT sampai dengan - 462 nT dan anomali positif berkisar antara + 14 nT sampai dengan + 445 nT. Dari hasil penafsiran data magnet yang digambarkan dalam bentuk profil anomali magnet dan peta anomali magnet total diperoleh tiga kelompok anomali magnet yaitu anomali magnet > 50 nT ditafsirkan sebagai batuan bersifat kemagnitan tinggi, anomali magnet 0 – 50 nT ditafsirkan sebagai batuan bersifat sedang dan anomali magnet < - 0 nT, ditafsikan sebagai batuan yang bersifat nonmagnetik, diperkirakan batuannya telah mengalami demagnetisasi akibat panas dan diduga mempunyai kaitan dengan munculnya manifestasi di daerah Pincara.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
24
13
PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAERAH PANAS BUMI PINCARA, KABUPATEN LUWU UTARA – SULAWESI SELATAN
PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI JABOI, KOTA SABANG PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM (NAD)
Oleh: Edi Suhanto dan Bakrun Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Oleh : Sri Widodo Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Pengukuran tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger telah dilakukan di daerah panas bumi Pincara dengan cara mapping, sounding dan head-on. Secara geologi, daerah penyelidikan didominasi oleh batuan granitik di bagian barat dan vulkanik tua di bagian timurlaut. Pengukuran mapping pada bentangan arus AB/2 = 250m, 500m, 750m, dan 1000m memperlihatkan pola yang sama dimana tahanan jenis semu memiliki pola kelurusan kuat berarah baratdaya-timurlaut dengan nilai yang tinggi (> 1000 Ohm-m) di baratlaut dan berdegradasi merendah (sampai sekitar 200 Ohm-m) ke tenggara. Pola kelurusan baratdaya-timurlaut memiliki kemiringan yang tajam (nilai kontras) pada suatu lineasi berarah baratdaya-timurlaut dan lineasi ini memotong daerah manifestasi mata air panas Pincara. Lineasi ini kemungkinan berkaitan batas-batas struktur utama daerah ini yang berarah baratdaya-timurlaut. Nilai tahanan jenis semu yang berdegradasi ke tenggara ini kemungkinan mencerminkan keberadaan kontras tahanan jenis yang relatif besar dari batuan di bagian baratlaut struktur yang didominasi oleh batuan granitik dan dari bagian di tenggaranya diisi oleh batuan rombakan yang mengisi semacam struktur depresi. Data sounding memperlihatkan struktur tahanan di bagian baratlaut secara umum terdiri dari tiga lapisan: lapisan soil tipis 150 Ohm-m, lapisan 350-600 Ohm-m granit terlapukan dengan tebal sekitar 400 m, dan lapisan resistif > 1000 Ohm-m. Sedangkan struktur tahanan jenis di bagian tenggara secara umum juga tiga lapis terdiri dari lapisan soil tipis, lapisan selang-seling antara sekitar 200 – 350 Ohm-m dengan tebal mencapai sekitar 400 m yang merupakan batuan rombakan pengisi depresi, dan lapisan resistif > 700 Ohm-m berkaitan dengan batuan granit (?). Pola tahanan jenis semu tidak mengindikasikan adanya nilai tahanan jenis rendah di sekitar daerah mata air panas dan/atau sekitarnya yang biasanya berkaitan dengan proses alterasi hidrotermal. Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005 14
SARI Daerah penyelidikan panas bumi Jaboi, ini secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Suka Jaya dan sebagian kecil kecamatan Suka Karya. Luas daerah penyelidikan di daerah panas bumi Jaboi - Sabang sekitar (12 x 12) km2, yang berada pada posisi geografis antara 750,000 – 760,000 mT dan 638,000 – 650,000 mU. Bentang alam daerah penyelidikan terdiri dari 3 (tiga) satuan yaitu : Satuan morfologi dataran rendah, Satuan morfologi perbukitan sedang-landai, Satuan morfologi vulkanik (G. Leumo Matee, Kulam dan Ba’u). Susunan stratigrafi pulau Weh terdiri dari 4 kelompok utama yaitu Batuan Sedimen Tersier; Satuan batuan vulkanik pulau Weh berumur Kuarter Tersier, Satuan batuan vulkanik muda berumur Kuarter dan Batu Gamping Terumbu. Perlapisan batuan di daerah panas bumi ini tersusun oleh 4 kelompok batuan dengan tahanan jenis yaitu a) kelompok tinggi (>100 Ωm), b) kelompok sedang > 50 s.d. 100 Ωm, c) kelompok rendah >10 s.d. 50 Ωm, dan d) kelompok sangat rendah ≤ 10 Ωm. Keberadaan reservoir panas bumi daerah ini cukup dalam, dibuktikan dengan adanya lapisan batuan bernilai tahanan jenis sangat rendah (<10 Ωm) dan rendah (>10 s.d. 50 Ωm) yang berselang-seling secara berulang sampai pada kedalaman ± 1000 meter. Puncak reservoir yang diduga cukup baik ditunjukkan dengan lapisan batuan bernilai tahanan jenis sedang dengan kedalaman ≥ 850 meter di bawah titik ukur B-5000. Titik ini berlokasi kurang lebih 1 km di sebelah barat kampung Ceunohot, desa Jaboi. Luas prospek panas bumi daerah Jaboi mencapai 6 - 7 km2 berdasarkan luas anomali tahanan jenis rendah (<10 Ωm) pada bentangan AB/2 = 1000 meter.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
23
PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH JABOI, SABANG, NANGROE ACEH DARUSSALAM Oleh: Dedi Kusnadi, Supeno, dan Edi Purwoto Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI PINCARA KABUPATEN LUWU UTARA, PROPINSI SULAWESI SELATAN Oleh Anwar Williyanto Aroeman Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Penyelidikan geokimia panas bumi dilakukan di daerah Jaboi dan sekitarnya. merupakan salah satu metode dari kegiatan penyelidikan terpadu. Lokasi penyelidikan terletak di wilayah Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Luas daerah Penyelidikan sekitar (11 x 10) km2, berada pada posisi diantara koordinat UTM 749.976-760488 m Timur dan 638398-648060 m Utara. Manifestasi panas bumi terdiri dari fumarol dan mata air panas. Fumarol dan air panas asam di Jaboi pada elevasi 72-169 m dpl, temperatur 95-96,4 oC, mata air panas Iesieum netral temperatur 67-71 oC, dan air panas yang terletak di pantai utara (Lho Pria Laot dan Seurui) temperatur 99,3-100,7 oC. Sedangkan di pantai sebelah selatan, temperatur 38-60 oC Pada diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, air panas Jaboi termasuk tipe air sulfat asam, dan air panas Ieseum tipe air bikarbonat dengan konsentrasi SO4 cukup signifikan., Pada diagram Na-K-Mg terletak pada immature water, didukung keseimbangan Cl, Li dan Boron pada air panas, terletak pada tengah-tengah diagram Cl-Li-B. Temperatur bawah permukaan yang diperkirakan berhubungan dengan reservoir panas bumi di daerah penyelidikan Jaboi adalah sekitar 350 o C, menggunakan geotermometer NaK dan geotermometer gas CO2H2. Tanah dan udara tanah dari 114 contoh, menunjukkan temperatur 23,7 – 38,6 oC, pH tanah 3,15-7,5. Distribusi konsentrasi anomali tinggi Hg dan CO2, terletak di sekitar lokasi fomarol dan air panas Jaboi, pada titik amat B, BC, C, dan D, serta titik amat di Lho Pria Laot dan Serui. Konsentrasi Hg lebih dari 1900 ppb dan CO2 lebih dari 5,0 %, luas anomali sekitar 2,5 km2.
SARI Daerah penyelidikan berlokasi di wilayah desa Pincara, Kecamatan Masamba yang jaraknya ± 10 Km di sebelah utara kota Masamba. Stasiun Base ini mempunyai koordinat UTM titik Base X = 208097, Y = 9725160 dengan ketinggian Z = 82.501 meter serta nilai Gabsolute = 977973.78 mgals. Nilai Gabsolute ini didapat dari hasil pengikatan dengan DG.0 Bandung. Pengukuran koordinat dan ketinggian dari stasiun ukur, diukur dengan cara traversing theodolite Wild T0 buatan Switzerland. Titik triangulasi sebagai titik ikat di daerah ini tidak didapat, maka ketinggian diambil dari titik ikat yang ada di peta Bakosurtanal yang terletak di pertigaan jalan pada titik amat R 12. Kondisi bawah permukaan bumi yang tidak homogen dapat menyebabkan perbedaan gaya berta pada lokasi-lokasi tertentu. Gejalagejala perbedaan ini merupakan anomali nilai gaya berat pada lokasi penyelidikan. Penyelidikan gaya berat pada survei tentang kepanasbumian memberikan gambaran bawah permukaan yang akan digunakan untuk menafsirkan struktur, batuan alas serta sesar yang dimungkinkan dilalui oleh fluida panas bumi. Pola anomali sisa positif tinggi yang terdapat pada lintasan A, B, C dan disebelah selatan lintasan D disebabkan oleh batuan intrusi (granit) yang tersingkap, yang diperkirakan merupakan bagian dari sumber panas (heat source) dari sistim panas bumi. Anomali sisa gaya berat mengindikasikan granit yang terdapat di daerah Pincara merupakan suatu batuan terobosan. Densitas Bouguer yang diperkirakan sesuai dengan keadaan di lapangan yaitu 2.60 gram/cm Kelurusan, pengkutuban dan pembelokkan anomali gaya berat mengindikasikan adanya struktur sesar yang berarah baratlaut-tenggara, utara selatan dan timurlaut-barat daya (hampir barat-timur).
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
22
15
PENYELIDIKAN GEOLOGI DAERAH PANAS BUMI SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO – GORONTALO
GEOLOGI PANAS BUMI SABANG, KOTA SABANG, PROVINSI ACEH NANGGROE DARUSSALAM
Oleh : Yuanno Rezky Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Oleh Setiadarma Dirasutisna dan A. Rachman Hasan
SARI Secara umum penyebaran batuan di daerah panas bumi Suwawa di bagian utara disusun oleh batuan Plutonik seperti Granit, Diorit. Sedangkan di bagian selatan didominasi batuan produk Bilungala dan batuan vulkanik Pinogoe berumur Tersier Atas-Kuarter Bawah. Sebaran morfologi terjal yang berpuncak tinggi-tinggi terdapat di bagian utara dibangun oleh tubuh batuan plutonik dan selatan didominasi oleh batuan vulkanik. Pada bagian tengah dibentuk oleh perbukitan bergelombang lemah hingga pedataran alluvial. Secara umum struktur yang berperan mengontrol sistem panas bumi daerah ini berupa dua tegasan utama yaitu penunjaman Sulawesi Utara dan penunjaman Sangihe Timur dengan arah barat – timur yang ter-rejuvenasi dan membentuk struktur muda di daerah ini. Tiga kelompok manifestasi panas bumi yaitu Libungo, Lombongo dan Pangi bertemperatur bawah permukaan berkisar 45 °C -81 °C. Sistem panas bumi Libungo memiliki tipe air klorida-sulfat sedangkan Lombongo bertipe air sulfat. Sistem panas bumi di daerah panas bumi Suwawa terbagi menjadi tiga lokasi yaitu kelompok Lombongo, Pangi dan Libungo. Sistem panas bumi kelompok Lombongo dan Pangi dikontrol oleh struktur sesar normal Pangi dan Lombongo. Sistem panas bumi kelompok Libungo mempunyai sumber panas yang berasal dari aktivitas termuda tubuh vulkanik Pinogoe yang berumur Kuarter Bawah. Diduga sistem panas bumi Libungo terletak pada zona upflow, suhu bawah permukaan sebesar 150-188 ºC. Prospek panas bumi daerah panas bumi Suwawa berada di sekitar mata air panas Libungo dengan luas +7 km², dan dengan heat loss sebesar ±2.1 KWe.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
16
SARI Luas daerah yang dilakukan penyelidikan geologi mencakup seluruh pulau Weh yaitu dengan luas berkisar 10 x 15 km, pada koordinat antara 95°12’ 00’’ - 95° 23’ 00” Bujur Timur dan 05° 46’ 00” – 05° 55’ 00” Lintang Utara. Satuan morfologi daerah penyelidikan dibagi menjadi 3(tiga) satuan yaitu Satuan Morfologi Dataran Rendah, Satuan Morfologi Perbukitan Landai dan Satuan Morfologi Perbukitan Terjal. Stratigrafi daerah penyelidikan dari tua ke muda tersusun dari 3 (kelompok) batuan yaitu A. Batuan Sedimen Tersir yang tersusun oleh Batu Pasir Tufaan, B. Satuan Batuan Gunungapi Tua P. Weh yang tersusun oleh Satuan Aliran Lava andesitis – basaltis, Satuan Aliran Piroklastika, Satuan Lava Labu Ba’U, Satuan lava Iboih, Satuan Lava Kulam Muda, Aliran Piroklastika Kulam, Satuan Lava Semeureuguh, Satuan Aliran Piroklastika Semeureuguh, Satuan Lava Leumo Matee, Satuan Aliran Piroklastika Leumo Matee, Batu Gamping Terumbu dan Endapan Permukaan. Daerah penyelidikan mengalami beberapa periode tektonik yang menghasilkan beberapa sesar antara lain Sesar Sabang, Sesar Seuke, Sesar Balohan, Sesar Labu Ba’u, Sesar Jeumpa, Sesar Pria Laot, Sesar Kulam dan SesarLemo Matee dan Ceumohot. Kelompok manifestasi terbagi menjadi Kelompok Jaboi, Kelompok Lhok Pria Laot Barat, Kelompok Pria Laot Timur, Kelompok Air panas Kaneukai, dan Kelompok Air panas Iboih
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
21
PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO, PROVINSI GORONTALO Oleh : Adri Santoso Sudjadi Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Daerah penyelidikan berada di Kecamatan Suwawa yang berjarak ± 30 Km di sebelah timur kota Gorontalo dengan posisi geografis antara 0° 28’13.7”- 0° 36’54.8” LU dan 123° 06’00”- 123° 15’00” BT. Kondisi bawah permukaan bumi yang tidak homogen dapt menyebabkan perbedaan gaya berat di lokasi tertentu, gejala perbedaan ini merupakan anomaly nilai gaya berat pada lokasi penyelidikan panas bumi. Informasi bawah permukaan yang digunakan untuk menafsirkan strktur batuan, patahan yang mungkin dapat dilalui oleh fluida panas bumi. Pola anomaly regional mencerminkan struktur batuan basement dan pola anomaly sisa mencerminkan struktur batuan yang lebih dangkal. Densitas rata-rata di daerah survei adalah 2.65 gram/cm2 dibagian barat daerah penyelidikan kelurusan dan gradient anomaly tidak terlalu bervariasi, merupakan defleksi batuan bawah permukaan yang cukup jauh dari proses panas bumi (hidrotermal) yang didominasi oleh sedimen alluvial. Sedangkan di bagian timur daerah penyelidikan kelurusan dan gradient anomali cukup bervariasi akibat adanya pengaruh panas bumi (proses hidrotermal).
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
20
PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH SUWAWA - BONE BOLANGO, GORONTALO Oleh : Bangbang Sulaeman, Asngari dan Entik Supardjo Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral S A R I Daerah penyelidikan geokimia panas bumi Suwawa secara administrative termasuk Wilayah Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas daerah penyelidikan mencapai ± 15,0 X 20,0 kilometer2 dan berada pada posisi geografis di antara 123° 57’ 16’’- 123° 05’24” BT dan 0° 30’21” – 0° 42’ 00” LU, atau koordinat X= 495.000 – 510.000 m BT dan Y= 56.000 – 77.000 m LS. Kenampakan langsung di daerah penyelidikan menunjukkan adanya pemunculan mata air panas serta dijumpai adanya endapan air panas / sinter berwarna ke-putih putihan, oksida besi berwarna kecoklatan. Karakteristik mata air panas daerah Suwawa relatif bersifat netral (pH = 7.40 – 7.90 ) yang sebagian besar bertipe air kloridasulfat seperti diperlihatkan pada mata air panas Libungo dan Pangi. Sedangkan bertipe air sulfat diperlihatkan pada mata air panas Lombongo dengan temperatur yang relatif cukup tinggi terutama di Libungo (81.0 – 82.6 °C) dan debit antara 1.20 – 4.50 liter/ menit dan temperatur mata air panas di Lombongo dan Pangi (41.4 – 52.6 °C) dengan debit antara 1.20 – 6.20 liter/ menit dan berada di daerah immature waters dapat diperkirakan bahwa sistem air panas yang muncul di daerah panas bumi Suwawa seperti Libungo, Lombongo dan Pangi dan terletak pada zona upflow dengan suhu bawah permukaan sebesar 150-188 ºC dan merupakan sistem reservoar dominasi air panas (water heated reservoir). Konsentrasi cukup tinggi untuk kandungan Hg dalam tanah di atas nilai background 259 ppb dan CO2 di atas nilai background 0.80 % dijumpai pada lokasi titik amat daerah Suwawa terutama di sekitar lokasi daerah manifestasi panasbumi Libungo, Lombongo , Pangi. Dari peta kontur sebaran Hg dan C02 didapatkan luas daerah prospek di Suwawa ± 2,5 km2 dan dengan penghitungan potensi hipotesis di daerah Suwawa adalah sebesar ± 18 Mwe/30 tahun.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
17
PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DAERAH PANAS BUMI SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO
HASIL PENYELIDIKAN GEOMAGNIT DAERAH PANAS BUMI SUWAWA KAB. BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO
Oleh : Ahmad Zarkasyi S.Si Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Oleh Alanda Idral Subdit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
SARI Penyelidikan geolistrik dan Head-On di daerah panas bumi Suwawa Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo dikonsentrasikan di sekitar pemunculan mata air panas yaitu mata air panas Lombongo dan Libungo. Nilai tahanan jenis semu dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok tahanan jenis rendah < 30 Ωm, tahanan jenis sedang 30 100 Ωm dan tahanan jenis tinggi > 100 Ωm. Kelompok tahanan jenis tinggi umumnya dijumpai pada bagian utara dan timurlaut (seperti di sebelah timurlaut mata air panas Lombongo) daerah penyelidikan. Tahanan jenis sedang mengisi bagian selatan serta dijumpai sebagai pembatas antara dua kelompok tinggi dan rendah di bagian timurlaut yang membujur dengan arah umum baratlaut – tenggara, Sedangkan tahanan jenis rendah mendominasi bagian tengah daerah penyelidikan yang membujur dari arah barat ke timur khususnya dekat sungai Bone. Berdasarkan penyelidikan Head-on pada lintasan P, ditemukan struktur di beberapa tempat yaitu di bawah titik ukur P2800, P-2300, P-2100, P-1400, dan P-1200. Struktur yang berada di bawah titik P-2300 dijumpai pada kedalaman 100 – 400 m yang menunjam ke bawah dengan sudut kemiringan sekitar 60°. Struktur pada titik lain hanya muncul di permukaan sampai kedalaman ±100 m. Struktur di lintasan Q terdapat di titik ukur Q-2100, menunjam ke arah selatan dengan kemiringan rata-rata ± 75° sampai kedalaman ± 425 m. Selain itu dijumpai juga di bawah titik Q-1700 yang menumjam ke Q1800 dengan kemiringan ± 70° ke arah utara dan berlanjut tegak ke bawah sampai kedalaman ± 450 m. Daerah prospek hasil pengukuran geolistrik terdapat di sekitar mata air panas Libungo dan sungai Bone dengan lapisan reservoir diduga terisi oleh kelompok tahanan jenis sedang 40 s.d. < 200 Ωm dengan kedalaman puncak lapisan antara 350 s.d 700 m. Luas daerah prospek ≥7 km² dengan penghitungan potensi terduga adalah ≥110 MWe.
SARI Daerah penyelidikan secara administratif termasuk wilayah kecamatan Suwawa dan Kabila Kabupaten Bone Bolango, Propinsi Gorontalo. Luas daerah penyelidikan lebih kurang 17 x 16 km2, dengan posisi geografis antara 0° 28’ 13.7” - 0° 36’ 54.8’’ lintang utara dan 123°06’ 00’’ - 123° 15’ 00” bujur timur atau 511.000 – 528.000 mT dan 52.000 – 68.000 mU pada sistem UTM zone 51 belahan bumi utara pada datum horizontal WGS 84. Batuan di daerah panas bumi Suwawa terdiri dari batuan vulkanik, batuan plutonik (granit - diorit), batuan sedimen dan batuan endapan permukaan. Batuan-batuan vulkanik di daerah penyelidikan tersebut diperkirakan berasal dari satu titik pusat erupsi, yaitu Pinogoe - Balangga. Batuan sedimen di daerah penyelidikan berupa gamping kristalin (kalkarenit), sedangkan endapan permukaan yang terdapat di daerah ini digolongkan ke dalam satuan aluvium. Pola anomali magnit sisa total di daerah penyelidikan dipengaruhi oleh perbedaan nilai kerentanan magnetik batuan dan susunan atau komposisi batuan di bawah permukaan yang erat kaitannya dengan kejadian-kejadian geologi yang pernah terjadi seperti sesar, ubahan dan intrusi dan mineralisasi batuan. Mata air panas (MAP) Libungo, Lombongo dan Pangi berlokasi pada daerah transisi antara anomali magnit sedang dan rendah ( antara – 100 sampai – 250 gamma) yang mengindikasikan telah terjadi proses demagnetisasi akibat proses panas di bawah permukaan (proses hidrotermal). Zona anomali magnit tinggi di barat selatan MAP Libungo dan di selatan MAP Lombongo, masing-masing diperkirakan berkaitan dengan batuan vulkanik Andesit-dasitan Bilungala dan intrusi berulang batuan diorit Bone yang mengandung mineral magnetik.
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
Pemaparan hasil survey panas bumi - 2005
18
19