113
PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil kajian ini, pada akirnya peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan terkait dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, yakni sebagai berikut: 1. wacana gagasan rahmatan lil ‘alamin yang diusung oleh Hasyim Muzadi merupakan orisinalitas dari pemikirannya, ia merupakan tokoh yang telah memfamiliarkan konsep ini pasca tragedi 11 September 2001, karena pada waktu itu merupakan momentum perang terorisme dari Barat ke dunia Islam. Pasca tragedi tersebut muncul berbagai macam sikap keislaman di berbagai belahan dunia, di Malaysia ada Islam Hadhori di bawah pimpinan Abdullah bin Ahmad Badawi dan di Yordania ada Islam Wasatiyyah yakni Islam yang tidak tat}arruf (ekstrim) maupun irha>bi (terori). Sedangkan Hasyim Muzadi untuk gerakannya yang dimotori oleh ICIS mengambil nama yang autentik dengan al-Qur’an yakni “rahmatan lil ‘alamin. 2.
Gerakan
yang
dilakukan
oleh
Hasyim
Muzadi
dalam
rangka
mengkampanyekan rahmatan lil ‘alamin ke dunia internasional untuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
114
mendialogkan kesenjangan Barat dan Timur antara lain dengan menggelar sebuah konferensi internasional ilmuan Islam sedunia yang disebut dengan International Conference Of Islamic Scholars (ICIS). Serta melakukan kunjungan-kunjungan ke berbagai negara-negara di Barat seperti Amerika Serikat dan berkunjung ke Sekretariat WCRP. Thailand Selatan, Shiria, Iran, Pakistan, Vatikan, Uni Eropa, Australia, Inggris, Jerman, Palestina dan Israel, Amerika Serikat, PBB, Asia dan Asean, RAI, OKI, dan IDB. Sedangkan dalam mengkampanyekan rahmatan lil ‘alamin di Indonesia, Hasyim Muzadi bertemu dengan banyak tokoh dan ormas, seperti: Abu Bakar Ba’asyir, HTI, FPI, Jamaah Islamiyyah, PKS, Dengan maksud bagaimana Islam langsung mengisi Indonesia bukan mengubah tatanan kenegaraan yang sudah ada. Hasyim Muzadi berpesan bahwa hal penting yang harus kita lakukan sekarang yakni. Pertama, merapikan pemikiran umat. Kedua, saling pengertian antara kelompok-kelompok Islam yang ada. 3. Dengan gagasan rahmatan lil ‘alamin, Hasyim Muzadi berhasil memperkuat kembali hubungan NU dan Muhammadiyah yang hampir retak disebabkan urusan politik. Maka ketika itu dicapai kesepakatan seperti: Pertama, NU-Muhammadiyah tidak perlu lagi untuk menempatkan politik sebagai kebutuhan dan tujuan utama yang mendominansi. Kedua, merumuskan kembali agenda aksi bersama untuk kegiatan ekonomi masyarakat, terutama mereka yang berada di kalangan bawah. Ketiga, merumuskan program pengembangan kualitas SDM pada masing-masing pihak. Kelima, sama-sama mengorientsikan diri untuk bersama mencari solusi atas krisis multi dimensional yang sedang melanda bangsa.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
115
Sedangkan dengan umat diluar Islam, dengan rahmatan lil ‘alamin NU dan Muhammadiyah sepakat untuk melakukan. Pertama, menciptakan wajah Islam dan umat Islam yang ramah dan tamah. Kedua, menghilangkan friksifriksi yang bersifat destruktif dikalangan Islam sehingga dalam mengemban Islam bisa terdapat kesamaan visi sekalipun strateginya berbeda. 4. Gagsan “rahmatan lil ‘alamin” dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat. Hasyim Muzadi juga sempat di undang oleh Raja Thailand Bhumibol Adulyajej dan PM Thaksin Shinawatra untuk memberikan masukan-masukan guna menyelesaikan konflik berkepanjangan di tiga propensi di Thailand Selatan. Hasyim Muzadi juga diundang oleh Duta Besar
Indonesia
di
Vatikan
untuk
mempromosikan
dan
mengkampanyekan Islam Moderat yang rahmatan lil ‘alamin. Dalam mengkampanyekan gagasannya, tidak ada tokoh yang mengkritik. Beliau menjelaskan bahwa rahmatan lil ‘alamin adalah keutuhan dari Islam dan supaya tidak terjerumus ke fitnatan lil ‘alamin, yang sekarang ini fitnatan
lil muslimin. Salah satu respon dari masyarakat Indonesia setelah dikampanyekan gagasan ini banyak diantara masyarakat dari berbagai kalangan mengucapkan rahmatan lil alamin dalam setiap ceramah dan mengajak sesama mereka untuk menjadi bagian dari padanya. Konsep rahmatan lil ‘alamin yang diusung oleh Hasyim Muzadi banyak diakui oleh berbagai macam golongan seperti kelompok Islam liberal, kelompok Islam ekstrimis dan kelompok Islam nusantara, akan tetapi konsep rahmatan lil
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
116
‘alamin bagi Hasyim Muzadi sendiri berbeda dengan kelompok-kelompok tersebut. 5. Ummah adalah satu dari sekian tema krusial dhalam al-Qur’an. Karena itu, Ia tidak bisa diceraikan dari nash agama. makna leksikal ummah lebih kepada suatu kesatuan komunitas yang dipadukan oleh faktor sumber utama yaitu idealisme. Para ulama mendefenisikan makna ummah yakni para kelompok yang diturunkan atas mereka para Nabi, kriteria utamanya adalah amar ma’ruf, nahi munkar serta menghindari perpecahan. Ummah dalam Islam terbentuk dan terbangun atas dasar agama tauhid. Dengan tauhid, tata sosial Islam akan terlihat berbeda, unggul serta relevan dengan perkembangan zaman. Mampu memberikan solusi bagi umat manusia dengan payung petunjuk-Nya. Menurut Hasyim Muzadi, ajaran rahmatan lil’alamin bukan hal baru, basisnya sudah kuat dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Bahkan telah banyak diimplementasikan dalam sejarah Islam, baik pada masa klasik dan pertengahan.
Ummah
Rahmatan
Lil’alamin
adalah
umat
yang
kehadirannya ditengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam serta menyeru kepada amar ma’ruf nahi munkar, menghidari perpecahan dalam bentuk apapun dan dengan basis keimanan yang kuat kepada Allah swt. B. SARAN Berdasarkan pada kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan beberapa saran-sarannya dengan pembahsan sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
117
1. Bagi segenap peneliti setelah ini, supaya melanjutkan kajian tentang
ummah rahmatan lil ‘alamin yang telah penulis lakukan terutama dalam mengkaji area-area yang belum bisa penulis jangkau secara lebih mendalam, misalnya tentang bagaimana gagasan ini bisa dengan mudah diterima oleh dunia Barat yang sedang menderita Islam-Phobia, serta bagaimana kelompok-kelompok dalam Islam baik yang liberal maupun ekstrim bisa dengan mudah mengaku kalau kelompok mereka adalah
rahmatan lil ‘alamin. 2. Bagi segenap umat Islam, supaya lebih mengerti terma dari jihad yakni sebuah perjuangan dan bukan peperangan, dan agar lebih meningkatkan kembali ukhuwah serta lebih bisa cerdas dalam menghadapai berbagai macam permasalahan terutamanya yang berkenaan dengan Islam dan umatnya, agar tidak mudah di acak-acak oleh musuh-musuh diluar Islam. 3. Bagi segenap kelompok Islam, agar lebih saling pengertian dan mengerti mana kepentingan kelompok dan mana kepentingan umat Islam. Serta lebih sering bertemu guna untuk membahas permasalahan umat dan mencari solusi bersama. Dan bersama-sama mengkampanyekan gagasan
ummah rahmatan lil ‘alamin guna untuk meningkatkan dan melindungi umat agar bisa benar-benar menjadi ummah rahmatan lil ‘alamin. 4. Bagi segenap civitas akademika, supaya menyempurnakan dan melengkapi hasil penelitian yang telah di capai, agar bisa mendatangkan manfaat yang lebih bagi segenap umat manusia.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id