PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP 2008-2009
1
Pemantauan Kondisi Lalu Lintas Menggunakan Smart Visualisation System Indra Permana‡ , Mochammad Hariadi‡‡ , I Ketut Eddy Purnama‡‡ Bidang Studi Teknik Sistem Komputer, Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Abstract—Traffic condition monitoring is an important part of ITS (Intelegent Transport System). Traditional traffic condition monitoring is only utilizing video as the information of traffic conditions. In its development, not only video information are needed, but also another information related to information such as road traffic conditions, accident data and violation data. Therefore, the need is another way to monitor traffic conditions traffic so that information can be utilized maximally. At the final project, will be implemented smart visualisation system for traffic condition monitoring which utilizing GIS (Geographical Information System) and the graph to visualisassi data traffic. The goal is creating a prototype system for traffic conditions monitoring that can intelligently display more information about traffic conditions in addition to video monitoring. GIS is used to display a map of traffic conditions in a transportation network. In addition, smart visualisation system has functions that are used to display video on several cross road and other traffic information such as road density, data management for violation and accident that occurred on a road. Index Terms—Traffic Visualisation, Intelligent Transport System, GIS
I. P ENDAHULUAN I banyak belahan dunia, mobilitas telah berkembang cepat akhir-akhir ini. Peningkatan mobilitas yang diikuti dengan masalah urbanisasi dan peningkatan populasi penduduk akan menyebabkan kerugian yang cukup besar dalam bidang ekonomi dan kualitas hidup seseorang. Kerugiankerugian ini diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas, terbuangnya waktu perjalanan akibat kemacetan lalu lintas dan berkurangnya kualitas udara akibat polusi. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu manajemen transportasi yang baik sehingga kerugian-kerugian tersebut dapat dikurangi. Implementasi ITS (Intelegent Transport System) merupakan suatu kebutuhan di tengah meningkatnya masalah transportasi yang dihadapi berbagai kota di seluruh dunia. ITS telah dikembangkan di berbagai negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Singapura serta sebagian besar negara Eropa sebagai manajemen transportasi yang handal. Pengembangan ITS membutuhkan suatu pusat kendali lalu lintas yang dinamakan Traffic Management Center (TMC). Traffic Management Center merupakan pusat dari seluruh pengaturan sistem lalu lintas dimana banyak fungsi pengaturan, pemantauan, manajemen data lalu lintas serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait (seperti kepolisian, pemadam kebakaran dan rumah sakit) dilakukan untuk menangani keadaan darurat. Fungsi pemantuan
D
‡ Mahasiswa
Program Sarjana (
[email protected]) Pembimbing (
[email protected]) ‡‡ Dosen Pembimbing (
[email protected]) ‡‡ Dosen
merupakan fungsi pokok yang perlu dikembangkan di suatu TMC. Pemantauan kondisi lalu lintas yang hanya menggunakan video memiliki banyak kekurangan karena informasi lalu lintas lainnya seperti data kepadatan, data pelanggaran dan data kecelakaan tidak dapat ditampilkan. Padahal visualisasi data tersebut sangat berguna untuk pengambilan keputusan (decision making) misalnya untuk penanganan korban kecelakaan lalu lintas, pengalihan rute apabila jalan telah terlalu padat serta berbagai kasus transportasi lainnya. Pada tugas akhir ini diimplementasikan smart visualisation system yang memiliki beberapa fitur pintar untuk menampilkan kondisi lalu lintas guna memperbaiki tampilan pemantauan kondisi lalu lintas tradisional. Dalam pembahasan tugas akhir ini, diberikan batasan masalah sebagai berikut: 1) Model data GIS hanya menggunakan model data vektor, 2) IP kamera yang digunakan adalah IP kamera yang mendukung JPEG URL dan MJPEG URL, 3) Data lalu lintas merupakan data random dan tidak berhubungan dengan keadaan lalu lintas sebenarnya, 4) Fitur pintar yang dikembangkan terbatas pada tampilan peta kondisi lalu lintas, informasi kondisi jalan raya dan grafik kepadatan jalan. II. DASAR T EORI A. Inteligent Transport System Intelligent Transportation System (ITS) merupakan sinergi penerapan teknologi dan konsep system engineering untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem transportasi secara menyeluruh[1]. ITS pertama kali dikembangkan di Jepang pada tahun 1970an yang kemudian berkembang di Amerika dan Eropa. ITS merupakan usaha untuk menambahkan teknologi informasi dan komunikasi pada infrastruktur transportasi dan kendaraan untuk meningkatkan keselamatan, mengurangi penggunaan kendaraan, meminimalkan waktu perjalanan dan konsumsi bahan bakar. Dalam implementasinya, ITS terkoordinasi dalam suatu traffic management center. Traffic management center adalah pusat dari sistem manajemen transportasi, dimana informasi lalu lintas pada jaringan transportasi dikumpulkan dan digabungkan dengan data operasional dan pengaturan lainnya untuk mengatur jaringan transportasi dan menyediakan informasi bagi pengguna jalan. TMC merupakan titik fokus untuk mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan transportasi ke media dan khalayak umum, tempat dimana berbagai pihak dapat berkoordinasi menanggapi situasi dan
PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP 2008-2009
kondisi lalu lintas. TMC terhubung dengan berbagai infrastruktur lalu lintas seperti CCTV kamera, car counter, loop detection, lampu pengatur lalu lintas dan sebagainya untuk pemantauan dan pengaturan lalu lintas. TMC memberikan berbagai manfaat diantaranya: • Respon terhadap kecelakaan secara lebih cepat dan mengurangi angka kecelakaan • TMC dapat mereduksi kemacetan di jalan tol dan arteri dengan cara menyiarkan informasi kondisi perjalanan/lalu lintas dan mengkoordinasikannya ke pos patroli lalu lintas terdekat. • Meningkatkan keselamatan lalu lintas dengan respon kecelakaan yang efektif serta menyediakan layanan informasi perjalanan mengenai kecelakaan sehingga mengurangi kemungkinan kecelakaan untuk selanjutnya. • Memperbaiki komunikasi dari berbagai aspek manajemen transportasi (perencanaan, desain, implementasi, operasi dan perawatan). Banyak perencana transportasi menggunakan standar level of service (LOS) untuk menggambarkan kualitas dari kondisi lalu lintas[2]. Hasil numerik yang didapatkan dari nilai perbandingan (rasio) volume kendaraan dibandingkan dengan kapasitas kendaraan yang dapat ditampung di suatu ruas jalan. Nilai LOS ini ditunjukkan pada tabel I Tabel I K LASIFIKASI Level of Service
LOS A B C D E F
Rasio volume/kapasitas Kurang 60% 60% - 70% 70% - 80% 80% - 90% 90% - 100% 100% atau lebih
Deskripsi Free-flow operation Reasonably free-flow Flow at or near free-flow speed Borderline unstable Operation at capacity Breakdown
B. GIS Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG) diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya[3]. Secara umum GIS merupakan integrasi dari sekumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk manipulasi dan manajemen data spasial (geografis) dan data atribut yang berhubungan dengannya. Pendekatan-pendekatan kelokasian atau lebih dikenal dengan istilah pendekatan keruangan/spasial sangat penting di dalam melakukan analisis-analisis fenomena yang terjadi di bumi ini, baik itu yang sifatnya fisik maupun yang bersifat sosial kemasyarakatan seperti ekonomi, politik, lingkungan, budaya, dsb. Karena jika fenomena itu bisa ditangkap informasinya secara utuh berikut lokasi dan polanya, hal tersebut bisa membantu dalam menyelesaikan atau mencari solusi dari permasalahan terkait muka bumi. Tipe data geografis dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
2
1) Data Peta Data peta terdiri dari lokasi dan bentuk (shape) dari fitur geografi. Peta menggunakan tiga bentuk dasar untuk menyatakan fitur geografi pada dunia nyata yaitu: titik (point), garis (line) dan area (polygon). Titik merepresentasikan segala sesuatu yang digambarkan sebagai lokasi x,y pada p muka bumi contohnya rumah sakit, pusat perbelanjaan atau kantor polisi. Garis merepresentasikan segala sesuatu yang yang memiliki jarak seperti jalan raya, tol dan sungai. Sedangkan polygon (area) menggambarkan segala sesuatu yang memiliki batas baik batas alam, politik atau administrasi contohnya kota, provinsi, negara atau area kode pos. Data peta didefinisikan menurut salah satu dari dua model data yang digunakan pada GIS yaitu model vektor dan raster. a) Model data vektor Model data vektor digunakan untuk merepresentasikan fitur-fitur diskrit seperti lokasi pelanggan dan data pada suatu area. Setiap fitur tersebut direpresentasikan dalam satu baris pada tabel dan fitur bentuk (shape) didefinisikan dengan lokasi x,y pada suatu ruang. Fitur tersebut dapat berupa titik, garis atau polygon. Lokasi seperti alamat pelanggan atau titik tindak kriminal direpresentasikan sebagai titik (point) yang mempunyai sepasang koodinat geografis. Sedangkan garis, seperti sungai dan jalan, direpresentasikan sebagai pasanganpasangan koordinat yang sekuensial. Polygon didefinisikan oleh batas dan direpresentasikan dalam polygon tertutup. b) Model data raster Model data raster digunakan untuk merepresentasikan nilai numerik yang kontinu seperti ketinggian dan kategori kontinu lainnya seperti tipe vegetasi. Model ini merepresentasikan fitur dalam matriks dari cell-cell pada ruang yang kontinu. Setiap layer menggambarkan satu atribut (walaupun atribut lainnya dapat ditambahkan pada suatu cell). Kebanyakan analis terjadi dengan mengkombinasikan layer untuk membuat layer baru dengan nilai cell yang baru. 2) Data Atribut Data atribut (tabular) adalah data deskriptif yang menghubungkan GIS dengan fitur pada peta. Data atribut ini diperoleh dan disusun untuk area yang khusus seperti negara, kota, jalan dan sebagainya dan sering dipaketkan dalam data peta. 3) Data Citra Data citra dapat diperoleh dari citra satelit dan foto aerial. Citra dapat ditampilkan sebagai peta bersama dengan data spasial lainnya yang berisi fitur peta. GIS merupakan representasi atau model spasial dari data yang digunakan untuk menggambarkan suatu bagian muka bumi. Dalam konteks transportasi, tiga bagian dari model GIS yang relevan diantaranya: 1) Model area, atau representasi dari variasi dari suatu fenomena pada bidang yang kontinu misalnya terrain.
PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP 2008-2009
2) Model diskrit, berdasarkan entitas diskrit (points, lines atau polygon) yang berada di suatu bidang. Misalnya tempat istirahat di jalan tol, gerbang tol dan daerah permukiman menggunakan model ini. 3) Model jaringan yang menggambarkan wujud linier yang terhubung secara topologi (seperti jalan raya, jalur kereta api) dan berada permukaan referensi yang kontinu. Ketiga model tersebut mungkin sangat berguna bagi transportasi, namun model jaringan yang menggunakan konsep arc and node memainkan peranan penting dalam aplikasi transportasi karena infrastruktur jaringan baik yang tunggal ataupun multimodal sangat penting dalam mendukung perjalanan penumpang dan barang. C. Database Management System Database management system (DBMS) adalah suatu perangkat lunak yang didesain untuk memberikan layanan pada pemeliharaan dan penggunaan kumpulan data yang besar dan kebutuhan akan suatu sistem database yang berkembang dengan cepat. Dalam implementasi ITS, DBMS memegang peranan penting untuk manajemen data lalu lintas (data kepadatan, data kecelakaan dsb) serta data spasial yang merepresentasikan jaringan transportasi. Penggunaan istilah data spatial secara luas mencakup titik multidimensi, garis, persegi, polygon, kubik dan obyek geometri lainnya. Suatu obyek data spasial yang menempati daerah tertentu dari suatu ruang disebut spatial extent yang ditunjukkan oleh lokasi dan batasnya. Dari sudut pandang DBMS, data spasial dapat dibedakan menjadi data titik dan data daerah (area). • Data titik Suatu titik memiliki tingkatan spasial yang karakteristiknya hanya pada lokasi titik itu sendiri, jadi titik tidak memiliki ruang dan tidak punya hubungan dengan luasan dan volume. Data titik terdiri dari serangkaian titik pada ruang multidimensi. Data titik yang disimpan pada suatu database dapat berdasarkan pengukuran langsung atau dihasilkan dari transformasi data yang diperoleh melalui pengukuran untuk mempermudah penyimpanan dan prose query. Raster data merupakan contoh dari data titik yang diukur secara langsung dan terkandung pixel map atau bit map seperti citra satelit. • Data area Suatu area mempunyai fitur spasial yaitu lokasi dan batas (boundary). Lokasi dapat diumpamakan sebagai lokasi pedoman suatu daerah seperti titik pusat. Dalam dua dimensi, batas dapat digambarkan dalam sebuah garis, sedangkan pada tiga dimensi batas digambarkan sebagai suatu permukaan. Data daerah yang disimpan dalam database adalah pendekatan geometri sederhana dari obyek data yang sebenarnya. Data vektor digunakan untuk menjelaskan pendekatan geometrik, yang dibangun menggunakan titik, segmen garis, polygon, spheres, cubes dan lain-lainnya. Salah satu perangkat lunak yang banyak digunakan untuk DBMS adalah PostgreSQL. PostgreSQL1 menggunakan rela1 http://www.postgresql.org
3
tion model pada database-nya dan mendukung standar SQL. PostgreSQL dapat berjalan di berbagai platfom sistem operasi diantaranya FreeBSD, Linux, Mac OS X dan Microsoft Windows serta dikembangkan sebagai aplikasi open source dan gratis. Seperti sistem database komersial lainnya, PostgreSQL dapat digunakan pada lingkungan client/server. Hal ini memberikan keuntungan pada pengguna maupun pengembang aplikasi. Pusat dari instalasi PostgreSQL adalah proses database server dan berjalan pada server tunggal. Aplikasi yang ingin mengakses ke data yang disimpan di database diharuskan melalui proses database. Program client ini tidak dapat mengakses langsung walaupun berjalan pada komputer yang sama pada proses server. Pemisahan dalam client dan server membuat aplikasi dapat terdistribusi. Kita dapat menggunakan suatu jaringan untuk memisahkan client dan server serta mengembangkan aplikasi client pada lingkungan yang sesuai dengan pengguna. Sebagai contoh, kita dapat mengimplementasikan database pada komputer UNIX dan membuat program client yang berjalan pada Microsoft Windows. Pada gambar 1 menunjukkan aplikasi PostgreSQL terdistribusi secara umum.
Gambar 1.
Arsitektur PostgreSQL
Untuk mendukung manajemen data spasial, PostgreSQL memerlukan modul tambahan yaitu PostGIS. PostGIS2 adalah modul tambahan database spasial untuk PostgreSQL relational database server. PostGIS dikembangkan oleh Reftactions Research Inc., salah satu perusahaan konsultan GIS dan database di Victoria, British Columbia, Canada. PostGIS berlisensi GNU GPL dan digunakan sebagai perangkat lunak gratis. Seperti Oracle Spatial, DB2 Spatial dan SQL Server Spatial. PostGIS menambahkan kemampuannya dalam relational database engine yang telah ada, dalam hal ini adalah PostgreSQL. Beberapa tipe file (Shape, MapInfo, DGN, GML) dapat dibaca, dikonversi dan disisipkan ke database PostGIS menggunakan library OGC. Tabel fitur pada PostGIS dapat digunakan sebagai sumber data untuk bermacam-macam map software seperti UMN MapServer, GeoServer, uDig, SharpMap dan lain sebagainya. Untuk dapat mengakses data dari PostGIS dapat dilakukan menggunakan standar koneksi ODBC dan JDBC. Keuntungan penggunaan data spasial adalah dapat dilakukannya spatial query. Spatial query merupakan penggunaan query pada data spasial[3]. Spatial query dibagi menjadi 3 macam yaitu: 1) Spatial range queries, yaitu query yang dilakukan untuk 2 http://www.postgis.org
PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP 2008-2009
mendapatkan suatu obyek dalam range tertentu dari obyek asal (obyek referensi). Contohnya: pencarian pospos polisi yang berada kurang dari 1 km dari Tugu Pahlawan. 2) Nearest neighbor queries, yaitu query yang dilakukan untuk menemukan tetangga/obyek terdekat yang sama tipe dengan obyek asal. Contohnya: pencarian 5 kota terdekat dari Surabaya. 3) Spatial join queries, yaitu query yang dilakukan dengan menggabung dua jenis query sebelumnya. Contohnya: temukan kota yang jaraknya 200 km dan temukan kota yang dekat dengan danau. Spatial query ini selanjutnya dalam dunia transportasi digunakan sebagai informasi cerdas dalam manajemen lalu lintas. Misalnya apabila terdapat kecelakaan maka seketika sistem akan menampilkan alamat rumah sakit terdekat yang bisa segera memberikan bantuan medis. Hal ini akan menjadikan penanganan korban lebih cepat dan efisien. III. D ESAIN S ISTEM A. Desain Pemantauan Kondisi Lalu Lintas Pemantauan lalu lintas merupakan bagian dari traffic management center (TMC). Visualisasi pemantauan lalu lintas tersebut tidak hanya berasal tayangan video saja, namun juga dapat diwujudkan dalam GIS. Pemantauan lalu lintas yang umumnya digunakan pada TMC dapat digambarkan pada gambar 2.
4
kamera. Traffic data digunakan untuk menyimpan tabel kepadatan lalu lintas. Masukan-masukan inilah yang nantinya ditampilkan pada layar pemantau di TMC sehingga operator dapat mengetahui kondisi lalu lintas berdasarkan tampilan tersebut. Smart visualisation system dikembangkan untuk pemantauan kondisi lalu lintas. Smart visualisation system merupakan pengembangan visualisasi sistem pemantauan lalu lintas tradisional yang hanya menggunakan kamera video untuk melihat kondisi lalu lintas dengan menghadirkan fungsi-fungsi tambahan yaitu fungsi pemantauan dan informasi data lalu lintas. Beberapa fitur pintar ini diantaranya: 1) Integrasi video pemantau dengan GIS GIS memberikan banyak keleluasaan khususnya dalam manipulasi data atribut suatu peta. Dengan menambahkan layer baru yaitu layer IP kamera maka sistem video menatau dapat terintegrasi dengan GIS. Layer IP kamera ini merupakan representasi geografis penempatan IP kamera pada suatu jaringan jalan. Hal ini akan memudahkan pengguna dalam mencari lokasi IP kamera di dalam peta kondisi lalu lintas. Pada layer IP kamera ditambahkan data atribut berupa JPEG URL dan jenis kamera, sehingga memudahkan dalam akses video. 2) Pemetaan kondisi lalu lintas berdasarkan tingkat LOS Peta kondisi lalu lintas digunakan untuk merepresentasikan kondisi jaringan lalu lintas secara global. Dari peta ini akan mudah diketahui jalan mana saja yang macet, padat ataupun lancar. Kondisi jalan ini berdasarkan tingkat LOS dan direpresentasikan dalam peta menggunakan gradient warna dari hijau, kuning dan merah. Hal ini akan mempermudah pengenalan kondisi lalu lintas suatu jalan dari hanya melihat warna jalannya saja. 3) Informasi lalu lintas pada peta jalan Informasi lalu lintas pada peta dapat diketahui hanya dengan meng-klik jalan yang dimaksud. Data spasial peta akan dilakukan query sehingga menghasilkan data jalan yang dimaksudkan. IV. I MPLEMENTASI S ISTEM
Gambar 2.
Desain sistem pemantauan kondisi lalu lintas
Pemantauan ini terdiri dari dua masukan yaitu: 1) Masukan Video Masukan video berasal dari IP kamera. IP kamera dipasang di beberapa titik jalan yang dianggap penting dan strategis untuk mengetahui kondisi lalu lintas melalui video. IP kamera ini terhubung dengan sistem pada satu jaringan IP. 2) Masukan data lalu lintas Data lalu lintas ditempatkan dalam suatu database. Database ini terdiri dari spatial data dan traffic data. Spatial data digunakan untuk menyimpan data-data spasial seperti tabel wilayah, tabel jalan dan tabel lokasi IP
Smart visualisation system diimplemantasikan dalam suatu aplikasi yang terdiri dari beberapa modul di dalamnya serta penanganan masukan data lalu lintas yang kemudian ditampilkan dalam suatu GUI terpadu. Arsitektur perangkat lunaknya dapat digambarkan pada gambar3.
Gambar 3.
Arsitektur Smart Visualisation System
PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP 2008-2009
5
Dengan menggunakan aplikasi dan librari pendukung tersebut di atas maka implemetasi prototype aplikasi pemantauan kondisi lalu lintas dapat dilakukan. Implementasi sistem dilakukan pada framework .Net 2.0 dengan lingkungan pemrograman Visual Studio 2005 menggunakan bahasa pemrograman C#. Implementasi sistem dijelaskan per modul sebagai berikut: 1) Video Module Video module memanfaatkan library video pada AForge.NET. Fitur dalam library AForge.Vision memungkinkan sistem melakukan koneksi ke IP kamera melalui JPEG url dimana IP kamera berada dalam satu jaringan dengan komputer operator. Sedangkan library AForge.Video memungkinkan JPEG yang telah diakses dapat ditampilkan sebagai video. Sebagai tampilan video dibuat suatu komponen CameraWindow yang memanfaatkan library pada AForge.NET. Komponen ini memberikan keuntungan pada implementasi karena komponen tersebut dapat diperbanyak sesuai keinginan. CameraWindow yang diimplementasikan hanya terbatas pada 8 buah saja. 2) Traffic Database PostgreSQL digunakan untuk traffic database. Traffic database menyimpan tabel data kepadatan di beberapa jalan pada waktu tertentu. Setiap record memiliki ID, kode jalan, tanggal dan waktu, kecepatan rata-rata dan volume kendaraan. Data yang digunakan merupakan data random. 3) Spatial Database Spatial database dibangun menggunakan PostgreSQL dan PostGIS. Data spasial berupa data vektor dalam format file shapefile (*.shp) yang kemudian dikonversikan menjadi file SQL. File SQL ini selanjutnya menjadi dimasukkan dalam data spasial pada PostgreSQL. Pada implementasi sistem digunakan shapefile kota Richadson3 , Texas, Amerika Serikat. 4) Database Provider Agar GIS engine dan dan graph library dapat mengakses database yang telah dibuat maka diperlukan suatu database provider. Database provider ini menangani koneksi dan manipulasi database. Manipulasi database dapat berupa penambahan, penghapusan, query dan perintah lainnya berkaitan dengan database. Dengan adanya database module ini memungkinkan kita untuk melaksanakan suatu perintah SQL pada database. Database module yang digunakan untuk GIS engine dan graph library agar dapat terkoneksi dengan database adalah Npgsql. Npgsql adalah penyedia layanan akses data berbasis .Net untuk PostgresSQL4 . Npgsql hanya mendukung aplikasi yang dikembangkan pada framework .Net (console, WinForm, ASP.NET, web service) untuk mengirim dan menerima data dengan server database PostgreSQL. 5) GIS Engine Untuk dapat menampilkan peta kondisi lalu lintas, sistem ini menggunakan SharpMap 0.9 sebagai GIS engine. Model data yang digunakan dalam sistem ini merupakan
data vektor. Data yang ditampilkan pada peta kondisi lalu lintas diantaranya layer wilayah, layer jalan, layer IP kamera dan layer label. Layer wilayah, jalan dan IP kamera merupakan VectorLayer yang didefinisikan dalam library SharpMap, sedangkan layer label didefinisikan sebagai LabelLayer pada library SharpMap. Untuk dapat menampilkan data spasial terlebih dahulu SharpMap harus mendapatkan data spasial tersebut menggunakan fungsi Data.Provider. Fungsi ini berfungsi menangani pemanggilan data spasial baik dari jenis data vektor maupun data raster. Agar dapat terkoneksi dengan database PostgreSQL maka SharpMap menggunakan Npgsql dan Mono untuk pengaksesan data dari database.
V. P ENGUJIAN S ISTEM Pada pengujian ini, spesifikasi sumber daya yang dipakai adalah sebagai berikut: •
•
Komputer operator Prosesor menggunakan AMD® Turion™ 64 x2 Mobile Technology TL-60 (2.0 GHz, 2x512 KB L2 cache). Memori sebesar 2.25 GB DDR2. Kartu grafik adalah NVIDIA GeForce® 7000M. IP kamera Jenis kamera adalah NC 1600 1/3” Color CCD 307,200 pixels (VGA) sensor. CPU/Encode chip menggunakan 32Bit ARM7/JPEG Encode Chip (VGA). Sedangkan kompresi video menggunakan standar M-JPEG.
Pengujian fungsi sistem bertujuan mengetahui sejauh mana fitur-fitur yang diberikan oleh aplikasi dapat berjalan dengan baik. Fitur-fitur yang dimaksud antar lain berupa: 1) Tampilan video lalu lintas multi-display Pemantauan lalu lintas memanfaatkan beberapa IP kamera membutuhkan tampilan video multi-display. Tampilan video lalu lintas multi-display memungkinkan pementauan kondisi lalu lintas secara bersamaan dari berbagai sumber IP kamera. Pada sistem multi-display, banyaknya video yang ditampilkan berjumlah 8 buah. Pada tampilan video lalu lintas multi-display ini merupakan integrasi video pemantau dengan GIS dimana pada peta kondisi lalu lintas ditambahkan layer IP kamera. Layer IP kamera digambarkan dalam ikon kamera. GUI dari aplikasi yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar 4
Gambar 4.
Multi display video lalu lintas
3 http://www.cor.net/default.aspx?id=9097 4 http://npgsql.projects.postgresql.org/
2) Peta kondisi lalu lintas pada suatu jaringan transportasi
PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP 2008-2009
Peta kondisi lalu lintas menunjukkan gambaran secara umum kondisi kepadatan yang terjadi pada suatu jaringan transportasi.
6
1) Penggunaan data raster sebagai layer baru untuk peta kondisi lalu lintas. 2) Pengembangan pemantauan kondisi lalu lintas berbasis web agar dapat diakses melalui perangkat mobile. 3) Aplikasi dapat dikembangkan menjadi aplikasi clientserver karena banyak keuntungan yang akan diperoleh dari aplikasi client-server antara lain kemudahan penggunaan multiple monitor display serta dapat digunakan pada pusat pemantauan kondisi lalu lintas yang terdistribusi. P USTAKA
Gambar 5.
Peta kondisi lalu lintas
Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin merah warna suatu ruas jalan maka semakin macet kondisi jalan tersebut. Sebaliknya apabila warna ruas jalan menunjukkan warna yang semakin hijau maka ruas jalan tersebut berada dalam kondisi lalu lintas lancar. 3) Informasi jalan pada peta Selain menggunakan gradiasi warna pada peta untuk menampilkan informasi kepadatan, ditambahkan juga fitur untuk mengetahui informasi pada jalan raya menggunakan spatial query yang ada pada SharpMap. Hasilnya pengguna dapat memilih lokasi jalan kemudian mengklik jalan tersebut dan akan muncul form informasi kondisi jalan tersebut. Tampilan form informasi seperti pada gambar 6.
Gambar 6.
Form Informasi kondisi jalan
VI. P ENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui tahapan implementasi dan pengujian sistem, maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain : 1) Desain dan prototype aplikasi pemantauan berhasil diimplemetasikan 2) Penggunaan GIS dan spatial query memberikan kemampuan manipulasi data lalu lintas sehingga dapat ditampilkan dengan lebih baik B. Saran Demi meningkatkan kualitas sistem maka penulis menyarankan beberapa hal diantaranya:
[1] .........., Intoduction,
,11 Juni 2009 [2] X. Wang,“ Integrating GIS, simulation models,and visualization in traffic impact analysis”, Computers, Environment and Urban Systems, Elsevier, Vol. 23, 471–496, 2005 [3] .........., Sistem Informasi Geografis ,
, 12 Juni 2009 [4] R. Ramakrishnan dan J. Gehrke, Database Management System (Second Edition), Mcgraw Hill
PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP 2008-2009
R IWAYAT H IDUP Indra Permana, terlahir pada 24 Desember 1987 di Gresik sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Menyelesaikan sekolah dasar di SDN Pengalangan I Gresik kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 26 Surabaya. Setamat SMP (1999) penulis melanjutkan di SMA Negeri 11 Surabaya dan pada akhirnya di kesempatan SMPB berhasil diterima di Teknik Elektro ITS Surabaya di tahun 2005. Ketertarikan di bidang komputer, telematika dan game membuat penulis untuk masuk dalam bidang studi teknik komputer dan telematika. Kegiatan selain kuliah juga dimanfaatkan untuk mengembangkan hobi kesenian daerah yaitu karawitan. Apabila ada pertanyaan seputar tugas akhir ini silahkan berkirim email ke:
[email protected].
7