ISBN :978-602-73159-0-7 SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII “Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April 2015
MAKALAH PENDAMPING
KIMIA ANALITIK
ISBN : 978-602-73159-0-7
PENURUNAN KADAR ION Cd2+ DARI LARUTAN MENGGUNAKAN BIOMASSA DAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum l) Ita Ulfin1,* , Hendro Juwono2 , Yusika Murni Anggraini2 dan Nur Fadilah2 1
Kimia, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia
2Kimia,
Telp: 081938220147, email:
[email protected]
ABSTRAK Penurunan kadar ion Cd2+ menggunakan biomassa dan karbon aktif dari tempurung biji nyamplung telah dipelajari dengan metode batch. Adsorben yang digunakan berasal dari tempurung biji nyamplung yang dibuat dalam bentuk biomassa dan karbon aktif. Adsorben dikarakterisasi gugus fungsi menggunakan FTIR, luas permukaan serta struktur pori menggunakan metode BET dan BJH. Ion kadmium yang tersisa dalam adsorbat dianalisa menggunakan AAS. Variabel yang diamati untuk proses adsorpsi adalah pH, waktu kontak dan konsentrasi adsorbat. Hasil karakterisasi pada biomassa dan karbon aktif masing masing untuk kadar air adalah 9,64% dan 1,61%, luas permukaan 0,293 m2/g dan 61,339 m2/g, diameter pori 3,371nm dan 3,781 nm serta volume pori 0,041 cc/g dan 0,015 cc/g. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum untuk adsorpsi ion Cd2+ dengan biomassa terjadi pada pH 10 dengan prosentase ion Cd2+ yang terjerap sebesar 99,53%, waktu kontak pada menit ke-60 dan kapasitas adsorpsi terus naik seiring bertambahnya konsentrasi adsorbat. Sedangkan dengan karbon aktif kondisi optimum adsorpsi dicapai pada pH = 10, waktu kontak 60 menit dan % penurunan kadar ion Cd2+ mencapai 99,42% dengan konsentrasi adsorbat sebesar 50 mg/L. Pada studi desorpsi ion Cd2+ menggunakan HCl pada biomassa dan karbon aktif masing masing didapatkan % recovery desorpsi masing-masing adalah 85,79% dan 85,59%. Kata Kunci
: Adsorpsi, Biomassa , karbon aktif, Tempurung Biji Nyamplung (Calophyllum inophyllum L), ion Cd2+
PENDAHULUAN
gangguan
Bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh
pertambangan, metalurgi, dan penyamakan
logam berat terhadap lingkungan mendapat
kulit
perhatian yang cukup besar, karena logam
pencemaran oleh logam berat yaitu Pb, Hg,
berat memiliki potensi terakumulasi dalam
Cr dan Cd.
makhluk hidup sehingga dapat menimbulkan
logam yang sangat beracun bagi manusia
dianggap
kesehatan.
sebagai
sumber
Limbah
utama
Kadmium (Cd) merupakan
ISBN :978-602-73159-0-7 dan dapat menyebabkan gangguan pada
3]. Biomassa lain yang digunakan untuk
paru-paru, pencernaaan, kerusakan ginjal
adsorben adalah tempurung biji nyamplung
dan tulang, gagal jantung serta bersifat
(Calophyllum inophyllum L) seperti yang
karsinogenik.
dilaporkan oleh Lawal dkk., (2009) yang
Kadmium
dilepaskan
ke
digunakan
untuk
pelapisan logam, keramik, elektroplating,
Timbal(II)
dengan
baterai alkalin, dan pertambangan timbal-
Hasilnya menunjukkan bahwa kapasitas
seng.
adsorpsi maksimum ion Pb2+ sebesar 34,51
lingkungan
berasal
dari
Sifat kadmium
industri
yang
tekstil,
lebihmudah
diserap oleh tanamandibandingkan logam
mg/g
berat
sebelumnya
lainnya
menyebabkan
kadmium
[4].
mengadsorpsi tanpa
Sedangkan Ulfin.I
,
diarangkan.
pada dkk
ion
penelitian
(2014)
telah
dapatmasuktubuh manusia melalui rantai
melakukan adsorpsi ion Cr(VI) dari larutan
makanan.
dengan karbon aktif dari tempurung biji
Beberapa metode untuk mengurangi kadmium dan logam berat beracun lainnya dalam air limbah, yaitu dengan sistem
nyamplung dan hasil yang didapat yaitu kapasitas adsorpsi Cr(VI) sebesar 0,376 mg/g [5]. Tempurung
pengompleksan, oksidasi atau reduksi kimia,
biji
nyamplung
ini
ekstraksi pelarut, presipitasi kimia, reverse
merupakan suatu limbah dari pengolahan
osmosis, pertukaran ion, filtrasi, proses
biji nyamplung menjadi biodiesel yang belum
membran,
termanfaatkan dan sangat berpotensi untuk
penguapan
Dibandingkan
dengan
dan
koagulasi.
metode-metode
dijadikan sebagai adsorben.
tersebut, adsorpsi merupakan salah satu Pada
metode untuk mengurangi zat pencemar dari
air
limbah
yang
paling
banyak
digunakan karena metode ini aman, tidak memberikanefek
samping
yang
membahayakan
kesehatan,
tidak
memerlukanperalatanyangrumitdanmahal,m udah pengerjaaannya dan dapat di daur
ini
digunakan
adsorben biomassa dan karbon aktif dari tempurung
biji
nyamplung
mengadsorpsi ion logam
Cd2+
untuk
dalam larutan
Pembuatan karbon aktif melalui proses pirolisis (karbonisasi) pada suhu 300°C serta dilakukan H2SO4.
ulang.
penelitian
aktivasi
kimia
Penggunaan
menggunakan
H2SO4
sebagai
aktivator telah digunakan pada penelitian Beberapa penelitian menggunakan
sebelumnya yaitu oleh Gercel dkk.,dimana
adsorben biomassa seperti yang dilakukan
karbon
oleh Semerjian (2009) yaitu menggunakan
biomassa Euphorbia rigida serta penelitian
serbuk kayu dari tanaman pinus, dan Perez-
yang
Marin dkk., (2007) memanfaatkan kulit jeruk
membuat karbon aktif dari kulit pohon palem
untuk adsorpsi ion Cd(II). Sedangkan
Li
[6]. Tempurung biji nyamplung memiliki
dkk., (2010) menggunakan arang aktif dari
kandungan holoselulosa sebesar ±87,64%.
kayu cemara, pine needle, dan hasilnya
Kandungan
diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum
besar daripada polisakarida kayu pada
sebesar 13,2 mg/g pada pH adsorbat 2,7 [1-
umumnya berkisar antara 65-75%, Hal ini
aktif
yang
dilakukan
dibuat
oleh
berasal
Guo
holoselulosa
dkk.,
tersebut
dari
yang
lebih
ISBN :978-602-73159-0-7 menunjukkan
bahwa
tempurung
biji
nyamplung dapat dikonversi menjadi karbon aktif [7].
permukaan dan diameter pori serta kadar air, B.
METODE PENELITIAN
Proses Adsorpsi
Larutan stok kadmium 1000 mg/L dibuat dengan
Tempurung biji nyamplung digunakan sebagai bahan adsorben dalam bentuk biomasa dan karbon aktif. Adsorbat larutan Cd dibuat dari padatan
CdCl2·H2O yang
dilarutkan dalam akuabidest, untuk aktivasi adsorben
digunakan
H2SO4,dan
melarutkan
sejumlah
padatan
CdCl2·H2O dalam HNO3 1%. Kemudian larutan kerja Cd2+ yang digunakan sebagai adsorbat
dengan
konsentrasi
yang
diperlukan dibuat dengan mengencerkan larutan stok Cd 1000 mg/L.
untuk
mengatur pH digunakan HCl dan KOH.
Secara garis besar percobaan adsorpsi
Peralatan yang digunakan adalah furnace
dilakukan sebagai berikut: 50 mL larutan Cd
untuk
biomassa
(II) diatur pH nya dengan larutan HNO3 atau
tempurung biji nyamplung dan pH-meter
KOH dan dituang dalam beaker glass yang
digital yang digunakan untuk mengukur pH
berisi adsorben karbon aktif. Campuran di
larutan,
aduk dengan kecepatan 250 rpm pada
proses
karbonisasi
sedangkan
instrumen (SSA)
temperature ruang, Setelah waktu tertentu,
untuk menganalisa kadar kadmium dalam
maka adsorben dipisahkan dan filtrat yang
larutan, dan Spektrofotometer Infra Merah
diperoleh
Transformasi
SSA.
Spektrofotometer
Serapan
Fourier
Atom
(FTIR)
untuk
dianalisa kadar Cd nya dengan
mengetahui gugus fungsi yang terkandung
Pada penelitian ini dilakukan variasi pH,
dalam biomassa dan karbon aktif tempurung
waktu kontak dan konsentrasi adsorbat,
biji nyamplung.
Studi desorpsi dilakukan pada biomassa dan
A.
Pembuatan biomassa dan karbon
karbon aktif yang telah terisi kadmium dengan menggunakan air dan HCl 4 N.
aktif Tempurung biji nyamplung dicuci, dikeringkan, lalu dihaluskan. Serbuk yang sudah jadi diayak dengan ukuran mesh 120 mikron.
Setelah
itu
biomassa
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN Tempurung
biji
nyampung
sebagai
bahan untuk pembuatan adsorben serta
dihasilkan dipanaskan pada suhu 110°C.
biomassa dan karbon aktif yang dihasilkan
Pada pembuatan karbon aktif, sebagian
ditunjukkan pada Gambar 1. Biomassa dan
biomassa diaktivasi dengan larutan H2SO4
akrbon aktif yang diperoleh dihitung kadar
50%, lalu disaring dan
airnya dan dikarakterisasi luas permukaan,
dicuci dengan
aquades hingga filtratnya netral. Residu dikeringkan
pada
suhu
120°C,
lalu
dikarbonisasi pa\\\da suhu 300°C selama 45 menit. Selanjutnya biomassa dan karbon aktif
dikarakterisasi
gugus
fungsi,
luas
diameter
pori
dan
gugus
fungsinya.
ISBN :978-602-73159-0-7
(A) Gambar 1
(B)
(C)
Tempurung biji nyamplung (A), biomassa dari tempurung biji nyamplung (B) dan karbon aktif dari tempurung biji nyamplung
Karakteristik permukaan karbon aktif dianalisa
menggunakan
Spektrofotometer
Infra Merah Transformasi Fourier (FTIR) untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat pada biomassa serta karbon aktif yang dihasilkan. Spektra FTIR dari biomassa
dapat dilihat
pada pada Gambar 2. Dari spektra tersebut dapat dilihat bahwa terdapat pita lebar pada 3436
cm-1,
stretching
yang
–OH
menunjukkan
yang
vibrasi
merupakan
gugus
hidroksil baik dari kelompok alkohol atau asam karboksilat,
munculnya
pita
ini
juga
mengindikasikan vibrasi stretching dari N-H.
Gambar 2 Spektra IR dari Biomassa dan
Adanya gugus hidroksil tersebut bisa berarti
Karbon Aktif Tempurung Biji Nyamplung
masih
terdapat
biomassa
kandungan
air
dalam
sehingga dilakukan pengeringan
secara berkelanjutan [7]. Satu pita pada 2930 cm-1 yang merupakan vibrasi stretching C-H yang berasal dari gugus CH, CH2, atau CH3. Hal ini diperkuat dengan adanya vibrasi bending CH2 pada 1441 cm-1 dan vibrasi bending CH3 pada 1373 cm-1.Pita kuat yang telihat cm-1
pada
1627
menunjukkan vibrasi stretching dari
gugus olefin C=C atau bend dari N-H amina maupun amida. Sedangkan pada 1261 cm-1 menunjukkan vibrasi stretching dari C-N. Terdapat pula gugus karbonil (C=O) pada 1734
cm-1
dan
C-O pada 1050 cm-1.
vibrasi
stretching
dari
Spektra FTIR dari karbon aktif pada 3420 cm-1 yang menunjukkan vibrasi stretching dari N-H atau adanya vibrasi stretching dari –OH namun intensitas puncaknya lebih rendah jika dibandingkan
dengan
spektra
FTIR
dari
biomassa. Hal ini mengindikasikan bahwa H2SO4 sudah mulai memutus ikatan yang menyebabkan terjadinya reaksi dehidrasi dan eliminasi yang disertai dengan pelepasan senyawa volatil seperti air, asam asetat, metanol dan molekul kimia lainnya. Juga diikuti dengan adanya aromatisasi parsial dan pembentukan struktur ikat silang yang lebih kuat. H2SO4 memecah banyak ikatan dalam spesi alifatik dan aromatik yang ada pada biomassa. Terlihat pita lemah pada 2923 cm-
ISBN :978-602-73159-0-7 1yang
menunjukkan vibrasi dari gugus alifatik
m2/gram dan 61,339 m2/g, dan volume pori
(C-H) namun memiliki intensitas yang rendah
0,041 cc/gram dan 0,015 cc/g, serta diameter
jika dibandingkan dengan spektra FTIR pada
pori masing masing sebesar 3,371 nm untuk
biomassa tempurung biji nyamplung. Hasil ini
biomassa dan untuk karbon aktif 3,781 nm.
menunjukkan
Dari hasil diameter pori ini menunjukkan
karbonisasi
bahwa
perlakuan
mengarah
pada
suhu
peningkatan
bahwa
biomassa
dan
karbon
aktif
ini
aromatisitas dan dekomposisi serta memecah
merupakan material mesopori karena ukuran
sejumlah struktur besar (Gercel dkk., 2006).
diameternya berada pada rentang diameter
Terdapat pula serapan yang sama antara
antara 2 – 50 nm [8].
karbon aktif dan biomassa yaitu pada 1700
Proses Adsorpsi
cm-1 dan 1620 cm-1 yang menunjukkan adanya
gugus karbonil (C=O) dan vibrasi
Variasi pH Larutan Ion Cd2+ Tingkat keasaman dari suatu larutan
stretching dari gugus olefin (C=C) atau bend Jika
mempengaruhi proses adsorpsi ion logam
dibandingkan spektra karbon aktif dengan
berat. Data adsorpsi ion Cd2+ dengan variasi
biomassa maka terdapat perbedaan yang
pH digambarkan dalam bentuk grafik seperti
cukup signifikan pada daerah 1400-750 cm-1.
pada Gambar 3.
dari
N-H
amina
maupun
amida.
daerah 1227 cm-1 pada spektra karbon aktif yang menunjukkan adanya vibrasi stretching S=O. Vibrasi stretching dari S=O ini muncul pada daerah 1250-1160 cm-1. Pita serapan baru lainnya muncul pada 759 cm-1 yang merupakan vibrasi stretch dari S-O yang biasanya muncul pada daerah 1000-750 cm-1. Hal
ini
membuktikan
bahwa
terdapat
% Ion Cd2+ yang teradsorpsi
Diantaranya adalah terdapat pita baru di
karbon aktif biomassa pH adsorbat
kompleks SO2 pada permukaan karbon aktif. Kompleks SO2 ini berasal dari H2SO4 yang berperan sebagai aktivator pada pembuatan karbon aktif dari tempurung biji nyamplung ini.
Gambar 3. Kurva pengaruh pH adsorbat terhadap % ion Cd2+ yang teradsorpsi (kondisi percobaan: konsentrasi adsorbat 50mg/L, massa adsorben 0,1 g, dan waktu kontak 60 menit).
Selain FTIR, biomassa dan karbon aktif dari tempurung biji nyamplung dianalisis kadar airnya dengan gravimetri. Hasilnya
Dari Gambar 3 diperoleh informasi
kadar air untuk biomassa dan karbon aktif
bahwa pada pH 2 dan 3 proses pengurangan
masing masing adalah
9,64% dan 1,61% .
Cd dengan adsorben biomassa yaitu sebesar
Luas
dianalisa
dengan
0,297% dan 19,37%. Saat pH dinaikkan
ukuran
menjadi
permukaan
menggunakan
metode
BET
dan
4
maka
terjadi
kenaikan
yang
distribusi pori menggunakan BJH. Hasil yang
signifikan yaitu sebesar 70,18%. Prosentase
diperoleh untuk luas permukaan biomassa dan
Cd2+
karbon aktif masing masing adalah 0,293
kenaikan
yang
teradsorp
pH-nya.
terus
Akan
naik
tetapi
seiring kenaikan
ISBN :978-602-73159-0-7 tersebut berhenti hingga pH 10 dengan perolehan prosentase
Cd2+
Variasi Waktu Kontak
teradsorp yang
tertinggi sebesar 99,53%. Setelah itu terjadi penurunan pada saat pH 11 yakni diperoleh prosentase ion Cd(II) yang teradsorp sebesar 74,7%. Sedangkan untuk adsorben karbon aktif, terjadi kenaikan prosentase Cd yang teradsorp seiring dengan bertambahnya pH, hingga mencapai pH 10 sebagai pH optimum dengan
prosentase
penurunan
sebesar
99,44%. Gambar
Jika diamati perubahan yang terjadi
4
menunjukkan
pengaruh
Cd2+
sesuai pada gambar 3 maka dapat diketahui
waktu kontak adsorpsi ion
bahwa
maka
biomassa dan karbon aktif dari tempurung biji
prosentase Cd yang terserap juga rendah. Hal
nyamplung.Pada Gambar 4 tersebut dilihat
ini
biosorben
bahwa pengaruh waktu kontak antara kedua
terprotonasi oleh ion H+ sehingga terjadi
jenis adsorben mempunyai pola yang sama,
persaingan antara proton H+ dengan ion Cd2+.
yaitu dengan bertambahnya waktu kontak
Sedangkan
terjadi
proses adsorpsi maka nilai % penurunan ion
yang
Cd2+ juga makin meningkat, dan setelah itu
teradsorp secara signifikan karena persaingan
akan konstan. Pada adsorben biomassa,
ion H+ dengan ion Cd2+ berkurang. Sehingga
terjadi peningkatan % penurunan yang cukup
muatan positif Cd2+ dan ion Cd(OH)+ berikatan
besar untuk 10 menit pertama yaitu 91,62%
secara bebas dengan sisi aktif permukaan
dan setelah 30 menit hampir tidak terjadi
biosorben, sehingga pencapaian maksimum
peningkatan
penyerapan Cd terjadi pada pH 10. Namun
signifikan atau konstan dengan bertambahnya
pada
kembali
waktu kontak hingga 120 menit yaitu 98%.
prosentase Cd yang terserap karena kondisi
Sedangkan pada adsorben karbon aktif, terjadi
sisi aktif pada permukaan Cd terlalu banyak
peningkatan adsorpsi yang cukup besar pada
OH-, sehingga permukaan biosorben terlalu
40 menit pertama dan setelah itu
pada
saat
disebabkan
pada
peningkatan
pH
pH
permukaan
pH
di
prosentase
11
rendah,
terjadi
atas ion
4
Cd2+
penurunan
prosentase
dengan
adsorpsi
yang
adosrpsi
Cd2+
berjalan konstan mulai menit ke 60 hingga
membentuk endapan Cd(OH)2. Maka jumlah
menit ke 120. Hal ini karena kondisi adsorben
ion Cd2+ semakin sedikit yang dapat diadsorp
sudah
oleh biomassa karena sebagian besar ion
sehingga prosentase ion Cd2+ yang teradsorp
Cd2+ terbentuk ke dalam endapan Cd(OH)2.
mencapai kesetimbangan.
negatif
dan
berikatan
dengan
ion
mulai
jenuh
untuk
mengadsorp
ISBN :978-602-73159-0-7 0,1 gram, maka jumlah ion Cd2+yang harus
Variasi Konsentrasi adsorbat
diadsorp
oleh
biomassa
lebih
sedikit
dibandingkan pada saat konsentrasi awal larutan tinggi. Maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kenaikan konsentrasi awal larutan Cd(II) sebanding dengan kapasitas adsorpsinya.
Analisis Desorpsi Jenis ikatan yang terbentuk antara adsorbat dan adsorben ketika proses adsorpsi dapat ditentukan dari proses desorpsi (pelepasan adsorbat dari biosorben), dimana Cd yang Kurva
pengaruh
konsentrasi
adsorbat
terhadap kapasitas adsorpsi (qt) dapat dilihat pada Gambar 5.
terikat
secara
terdesorpsi
ikatan
dengan
kimia
air,
akan
tetapi
sulit harus
menggunakan asam kuat sedangkan Cd yang
Berdasarkan Gambar 5, dapat dilihat
terikat secara ikatan fisika mudah terdesorpsi
bahwa kapasitas adsorpsi untuk kedua jenis
dengan air. Data hasil proses desorpsi untuk
adsorben
adsorben biomassa dan karbon aktif dapat
semakin
meningkat
dengan
bertambahnya konsentrasi adsorbat (larutan
dilihat
kadmium). Pada adsorben biomassa maupun
menggunakan agen pendesorpsi air untuk
karbon
biomassa dan karbon aktif masing masing
aktif
dapat
dilihat
bahwa
terjadi
pada
Tabel
Hasil
diperoleh
besar pada konsentrasi adsorbat hingga 1000
56,85% dan 11,80% sedangkan dengan agen
mg/L dan belum diperoleh kapasitas adsorpsi
pendesorpsi
maksimum, karena pada konsentrasi adsorbat
85,79% dan 85,59%. Dari hasil tersebut dapat
1000 mg/L adsorben masih cukup besar untuk
dilihat bahwa adsorbat mudah lepas ketika
mengadsorp
Pada
didesorpsi dengan air, hal ini menunjukkan
konsentrasi awal larutan Cd 1000 mg/L,
terjadinya ikatan fisika atau fisisorpsi antara
diperoleh kapasitas adsorpsi untuk adsorben
adsorbat dan biosorben. Ikatan yang terjadi
biomassa aktif
sebesar 424,64 mg/g dan
lemah karena adanya gaya van der waals,
untuk adsorben karbon aktif sebesar 493,79
sehingga ketika didesorpsi dengan air mudah
mg/g. Kapasitas adsorpsi untuk karbon aktif
melarutkan kembali ion-ion yang terikat. Ketika
lebih besar dibandingkan dengan biomassa,
didesorpsi dengan asam kuat prosentase
hal ini karena luas permukaan karbon aktif
desorpsi lebih besar, hal ini dikarenakan asam
(61,339
m2/g)
Cd
lebih
dari
larutan.
besar
dibandingkan
HCl
4N
desorpsi
desorpsi
peningkatan kapasitas adsorpsi yang cukup
ion
prosentase
1.
diperoleh
sebesar
sebesar
kuat HCl 4N mampu melarutkan ion logam
Kenaikan
lebih baik dibandingkan air. Maka pada
kapasitas adsorpsi dikarenakan pada saat
adsorpsi ion Cd(II) menggunakan biomassa
konsentrasi
tempurung biji nyamplung dominan terjadi
dengan biomassa (0,293 m2/g),
awal
larutan
rendah
dengan
massa adsorben yang digunakan sama yaitu
ISBN :978-602-73159-0-7 adsorpsi secara kimia dibandingkan secara fisika. Tabel 1. Hasil proses adsorpsi-desorpsi ion Cd2+ menggunakan biomassa dan karbon aktif dari tempurung biji nyamplung
ISBN :978-602-73159-0-7 KESIMPULAN
[2] Perez-Marin, A.B., Meseguer Zapata, V., Ortu˜no, J.F.,
Kesimpulan yang diperoleh dari proses adsorpsi
ion
Cd2+
Llor´ens, M., 2007. J. Hazard. Mater 139,
menggunakanadsorben
122–131.
biomassa dan karbon aktif yang terbuat dari tempurung biji nyamplung optimum terjadi pada
Aguilar, M., S´aez, J.,
[3] Li, Z., Katsumi, T., Imaizumi, S., Tang, X., Inui, T., 2010. J. Hazard. Mater 183,410-
Agen
Konsentrasi Cd2+ yang
Konsentrasi Cd2+yang
Pendesorpsi
terserap, mg/L (Adsorpsi)
terlepas mg/L(Desorpsi)
biomassa
biomassa
Karbon
% Desorpsi
Karbon
aktif
biomassa
Karbon
aktif
aktif
Air
49,373
49,376
28,069
5,826
56,85
11,80
HCl
49,132
49,472
42,150
42,344
85,79
85,59
420.
pH 10 dan waktu kontak 60 menit. Kapasitas adsorpsi ion Cd2+untuk karbon aktif adalah 493,79
mg/g
biomassanya
lebih
besar
O.O.Rabiu.,2010, J. Hazard. Mater, 177,
dibandingkan
829–835.
yaitu 424,64 mg/g.Pada studi
desorpsi ion Cd2+ menggunakan HCl pada biomassa dan karbon aktif recovery
[4] O.S. Lawal, A.R. Sanni, I.A. Ajayi, and
desorpsi
[5] Ulfin,
Gercel,
adalah
J,
dan
Nadhifah
and
H.
Gercel,
2007,
J.Chem.Eng.132, 289–297.
85,79% dan 85,59%. UCAPAN TERIMA KASIH
Hendro
A.I,2014,Proseding SNKPK VI, UNS, O.
didapatkan %
masing-masing
I.
[6]
S.Wibowo, 2009, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana IPB
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
[7] Beck,
J.S.,
Vartuli,
J.C.,
Roth,
W.
kepada Laboratorium Instrumentasi dan Sains
J.,Leonowicz, M. E., Kresge, C.T.,Schmitt,
Analitik, Laboratorium Balai Besar Kesehatan
K.D.,Chu, C. T. W., Olson, D. H.Sheppard,
Surabaya, serta Laboratorium Lingkungan Hidup
E.W., 1992. J. Am. Chem.
ITS yang telah membantu proses analisis dalam
10834-10843.
Soc,.114,
penelitian ini. TANYA JAWAB PENANYA : Budi Hastuti Pertanyaan : DAFTAR RUJUKAN
a) Biji nyamplung itu seperti apa? b) Cd mengendap pada pH berapa?
[1] Semerjian, L., 2010. J. Hazard. Mater 173, 236–242.
c) Bagaimana
pengukuran
absorbans
padalarutan berkonsentrasi 500 ppm?
ISBN :978-602-73159-0-7
Jawaban :
a) Seperti
kapri,
tetapi
kaku
dan
ada
cangkangnya. Mudah dijumpai di daerah pesisir pantai.
b)
Pada
pH
9-10.Dilakukan
dengan
pengenceran hingga diperoleh konsentrasi sekecil-kecilnya