Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran” yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya. Toleransi juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Meski sederhana, namun pada kenyataannya menumbuhkan sikap toleransi di setiap individu itu bukan hal yang mudah. Setiap orang cenderung memiliki ego dan pendirian kuat mengenai sesuatu hal. jadi, mereka selalu mengganggap benar apa yang menjadi pendiriannya tanpa mau melihat pendapat disekitarnya. Agama merupakan elemen fundamental hidup dan kehidupan manusia, oleh karena itu kebebasan umat beragama harus dihargai dan dijamin. Ungkapan bebas beragama ini memiliki arti luas yang meliputi kebebasan memeluk agama, beribadah menurut aturan agama tertentu, melakukan dan menghindari suatu hal berdasarkan kepercayaan agama tersebut. Dalam undang-undang pun tertulis pasal yang berisikan aturan mengenai kebebasan beragama. Jadi seharusnya setiap warga negara harus diberi kewenangan tertentu untuk memeluk agama dan mempercayainya menurut hati nurani. Kebebasan beragama, menjadikan seseorang mampu meniadakan diskriminasi berdasarkan agama; pelanggaran terhadap hak untuk beragama; paksaan yang akan mengganggu kebebasan seseorang untuk mempunyai agama atau kepercayaan. Termasuk dalam pergaulan sosial setiap hari, yang menunjukkan saling pengertian, toleransi, persahabatan dengan semua orang dan kesadaran penuh bahwa agama diberikan untuk melayani para pengikut-pengikutnya. Jadi, toleransi (tasamuh) beragama adalah menghargai dengan sabar, menghormati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain.
Kebebasan beragama menjadikan seseorang mampu meniadakan diskriminasi berdasarkan agama, pelanggaran terhadap hak untuk beragama, paksaan yang akan mengganggu kebebasan seseorang untuk mempunyai agama atau kepercayaan. Hal tersebut tak lepas dari kehidupan masyarakat sehari-hari yaitu dalam pergaulan social yang menunjukkan saling pengertian, toleransi, persahabatan dengan semua orang, perdamaian dan persaudaraan universal, menghargai kebebasan dan kesadaran penuh bahwa agama diberikan
untuk kepentingan para pemeluknya. Jadi, toleransi beragama adalah menghargai dengan sabar, menghormati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. Permasalahan mengenai agama memang sensitif dan rentan dengan konflik. Hal ini dikarenakan agama merupakan dasar pedoman hidup individu yang pastinya berbeda satu sama lain. Toleransi antar umat beragama harus tercermin pada tindakan-tindakan atau perbuatan yang menunjukkan umat saling menghargai, menghormati, menolong, mengasihi, dan lain-lain. Termasuk di dalamnya menghormati agama dan iman orang lain; menghormati ibadah yang dijalankan oleh orang lain; tidak merusak tempat ibadah; tidak menghina ajaran agama orang lain; serta memberi kesempatan kepada pemeluk agama menjalankan ibadahnya. Di samping itu, maka agama-agama akan mampu untuk melayani dan menjalankan misi keagamaan dengan baik sehingga terciptanya suasana rukun dalam hidup dan kehidupan masyarakat serta bangsa. Jika semua orang menjalankan agamanya masingmasing dengan sebenar-benarnya, maka sudah pasti akan melahirkan kedamaian, ketentraman hidup dan kerjasama sosial yang sehat. Terlepas dari itu semua, peran pemuka agama / tokoh pemimpin agama dalam menerapkan prinsip-prinsip fundamental dari agama tertentu juga sangat menentukkan perilaku para pemeluknya. Bukan tidak mungkin, suatu kaum dengan agama tertentu memiliki sosok pemimpin yang justru membimbing pemeluknya untuk berbuat pelanggaran. Seorang pemimpin seharusnya memiliki sikap-sikap yang patut dicontoh oleh para pengikutnya antara lain tegas, jujur, bijaksana, memiliki keimanan yang kuat dan toleransi.
Toleransi menjadi sangat penting karena dalam hubungan bermasyarakat, etika bersosialisasi sangat menentukan seseorang dapat diterima atau tidak. Tidak mungkin suatu daerah hanya akan dihuni oleh sekelompok masyarakat dengan satu agama dan kepercayaan tertentu. Dengan adanya sikap toleransi ini masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang bertolak belakang pun akan mampu saling menghargai dan hidup berdampingan dengan damai.
Beberapa konflik yang dimulai dari perselisihan antar umat beragama banyak terjadi di Indonesia. Sebagai contoh adalah pengeboman yang dilakukan teroris di Bali pada waktu itu. Kejadian tersebut juga berawal dari perselisihan umat beragama. Kasus lain yaitu penembakan umat islam yang hendak pergi haji, tawuran antar pelajar yang dipicu oleh perbedaan agama di Ambon dan masih banyak lagi. Berbagai peristiwa terorisme tadi mewujudkan betapa toleransi harus menjadi pola komunikasi antar warga. Terlepas dari perbedaan agama, suku, etnis, budaya dan Negara juga status sosial. Dengan sikap toleran inilah diharapkan terciptanya kerukunan antar warga yang relasinya akan menciptakan dunia yang damai. Perdamaian dengan tidak pertumpah darahan. Perdamaian dengan tidak adanya kelompok yang merasa di marjinalkan. Tindakan tersebut diatas sebenarnya hanya dipicu oleh masalah sepele, salah satunya adalah beda agama. Pada setiap kasus, tidak banyak yang mengkambinghitamkan agama sebagai penyebabnya. Setiap kubu agama tersebut membanggakan agamanya dan merendahkan agama orang lain. Kenyataan tersebut sangat tidak benar karena meskipun setiap agama memiliki aturan dan budaya yang berbeda , kesemuanya itu memiliki persamaan. Persamaan itu salah satunya adalah menerapkan toleransi antar umat beragama. Toleransi antara umat beragama menjadi sangat penting untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan. Jika setiap masyarakat mampu menghargai setiap perbedaan budaya antar umat beragama, maka bukan tidak mungkin perselisihan tersebut tidak akan terjadi. Meski kebudayaan yang berbeda tersebut sering kontras bahkan merupakan hal yang dibenci/dihindari oleh kebudayaan agama kita. Namun, perselisihan maupun peperangan bukanlah solusinya.
Toleransi dalam pengertian yang telah disampaikan, yang merupakan keyakinan pokok (akidah) dalam beragama, dapat dijadikan sebagai nilai dan norma. Nilai karena toleransi merupakan gambaran mengenai apa yang kita inginkan, yang pantas, yang berharga dan yang dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu. Dan nilai (toleransi) akan sangat mempengaruhi kebudayaan dan masyarakat. Demikian juga toleransi, dapat kita jadikan suatu norma, yaitu suatu patokan perilaku dalam
suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Karena toleransi sudah kita jadikan nilai dan norma dan juga menyangkut sifat dan sikap untuk menghargai pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan dan kelakuan, dan lain-lain yang berbeda bahkan bertentangan dengan pendirian sendiri, maka sifat dan sikap sebagai nilai dan norma itu harus disosialisasikan. Maknanya, ialah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial. Sifat dan sikap toleran ini perlu disosialisasikan, agar setiap individu mampu mengamalkan dalam kehidupan nyata di masyarakat luas. Dalam lingkungan keluarga, kehidupan yang toleran harus disosialisasikan sejak dini terhadap anggota keluarga (anak-anak). Dan inilah yang menjadi sosialisasi dasar dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu ujung dari konflik tersebut adalah budaya tawuran. Tawuran bukan hanya dilakukan di kalangan masyarakat umum, tetapi tak jarang masih sering terjadi di kalangan sekolah. Tawuran antar pelajar atau antar mahasiswa sudah seperti penghias bangsa ini. Masalah ini sudah mendarah daging dan menjadi kebiasaan yang terus saja terjadi. Tawuran antar pelajar ini bersifat jangka panjang, dalam artian antar kubu pelajar atau mahasiswa akan saling membalas. Selalu saja ada alasan untuk memulai perkelahian, entah itu karena pembicaraan sepele mangenai sepak bola hingga masalah perbedaan agama.
Contoh lain penyebab permasalah tersebut adalah tersinggungnya suatu kelompok atas ucapan, atau perilaku yang tidak dapat diterima kelompok lain, baik itu kelompok pelajar dalam satu sekolah maupun kelompok sekolah lain. Dengan membawa nama solidaritas suatu kelompok itupun bersama-sama melawan kelompok lain, walau itu perilaku yang salah. Tawuran antar pelajar biasa terjadi di jalan-jalan raya bahkan sampai ke pemukiman warga yang dapat murusak fasilitas umum disekitarnya dan merugikan warga. Biasanya saat tawuran terjadi warga kesulitan melerai kerusuhan dikarnakan banyaknya pelajar yang
terlibat tawuran, dan disinilah peran polisi yang membubarkan kerusuhan. Dampak dari kerusuhan tersebut tentu saja sangat merugikan, bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Penjelasan diatas semakin memperkuat pentingnya seorang pemuka agama yang mampu memimpin umatnya untuk menanamkan nilai-nilai rohani yang menjunjung tingi sikap toleransi antar umat beragama. Era globalisasi sekarang ini selain medatangkan banyak masalah bagi umat beragama, menghadirkan banyak tantangan termasuk masih berlanjutnya ketegangan , konflik dan kekerasan di antara umat manusia, juga sebagai tantangan kita untuk membangun dunia yang lebih toleransi terutama toleransi antar umat beragama. Tugas utama pemuka agama dan umat beragama adalah terus mensosialisasikan dan sekaligus mengaktualisasikan ajaran-ajaran agama tentang toleransi dan perdamaian tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.