PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 01 WARU KECAMATAN KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
ISNAINI JULITA A 510070519
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2013
2
PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 01 WARU KECAMATAN KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 01 WARU KECAMATAN KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
Isnaini Julita, A510070519, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,2013,77 halaman Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn dengan menggunakan strategi make a match pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Waru, kecamatan Kebakkramat Tahun ajaran 2012 / 2013. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV yang terdiri dari 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, sajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.. Berdasarkan hasil penelitian melalui strategi make a match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 01 Waru. Berdasarkan pengamatan hasil akhir aktivitas siswa pra siklus, siswa yang mendengarkan penjelasan guru dengan baik sebanyak 4 siswa (21 %) siklus I 10 siswa ( 53 % ), siklus II mengalami peningkatan menjadi 17 siswa ( 89 % ), keberanian menjawab pertanyaan pra siklus 4 siswa ( 21 % ) siklus I 10 siswa ( 53 %), siklus II 15 siswa ( 79 % ), kerjasama kelompok pra siklus 4 siswa ( 21 % ), siklus I 8 siswa ( 42 % ), siklus II 17 siswa ( 89 % ) dan, diskusi kelompok pra siklus 4 siswa ( 21 % ), siklus I 8 siswa ( 42 % ), siklus II 17 siswa ( 89 % ). Sedangkan dilihat dari hasil tes pada pra siklus ketuntasan belajar siswa mencapai 47 % dengen rata – rata kelas 55,78, siklus I 58 % dengan rata – rata kelas 68,94 dan, siklus II 84 % dengan rata – rata kelas 75, 26. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi make a match pada mata pelajaran PKn, ( 1 ) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD N 01 Waru ( 2 ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N 01 waru.
Kata kunci : aktivitas belajar, hasil belajar, strategi make a match
4
A. PENDAHULUAN Dibidang pendidikan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
berkembang dengan pesat, segala informasi dapat diperoleh dengan cepat dan mudah. Untuk mengimbangi hal tersebut maka mutu pendidikan perlu ditingkatkan demi membentuk manusia yang berkualitas yaitu dengan jalan peningkatkan sarana prasarana, mutu pendidik sekaligus peserta didik.
Meningkatnya
sarana
prasarana
dalam
pendidikan
sangat
mendukung proses pembelajaran, dan menuntut kreativitas guru dalam mengajar serta siswa dapat termotivasi dalam mengikuti proses belajar. Namun pada umumnya masih banyak ditemui dilapangan bahwa dalam penyampain materi guru cenderung monoton, siswa diposisikan sebagai pendengar dan guru sebagai pemberi ceramah sehingga tidak tercipta iklim pembelajaran yang menyenangkan dengan kata lain pembelajaran menjadi membosankan. Hal ini menjadikan siswa tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Peristiwa ini sering dijumpai dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran PKn khususnya kelas tinggi. Selain penggunaan metode kurangnya aktivitas siswa dapat juga disebabkan karena minimnya media pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pembelajaran memberikan pengaruh bagi hasil belajarnya. Dengan adanya aktivitas yang menyengkan akan membantu mereka untuk memahami konsep yang mereka pelajari. Adapun anggapan yang berakar dalam dunia pendidikan bahwasanya sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan memberi siswa dengan muatan–muatan informasi dan pengetahuan yang dianggap perlu oleh guru. Padahal sebagai guru selain menguasai materi pelajaran harus
memiliki kompetensi, menguasai berbagai strategi pembelajaran.
Guru diharapkan
menguasai materi pembelajaran dan dapat memilih
strategi yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkanya. Rendahnya aktivitas belajar PKn juga dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri 01 Waru. Proses pembelajaran PKn sering terpusat pada guru siswa pasif, saat proses belajar siswa mengantuk, ngobrol dengan
5
temannya, tidak bersemangat. Apabila ditanya siswa hanya diam, kemauan untuk menjawab pertanyaan masih rendah, apabila diberi tugas kelompok digunakan sebagai ajang bercanda dengan temannya dalam arti kemauan untuk kerja kelompok dan berdiskusi masih rendah. Dengan adanya aktivitas – aktivitas yang tidak perlu tersebut maka apa yang disampaikan guru tidak dapat diterima dengan baik, akhirnya kurang lebih 50 % dari 19 siswa hasil belajarnya tidak dapat memenuhi ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 67. Dengan adanya permasalahan di atas maka guru mengadakan penelitian dengan menerapkan strategi make a match. Kelebihan strategi ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan selain itu strategi ini cocok digunakan untuk semua pelajaran dan semua usia. Tujuan penelitian dengan penggunaan strategi ini adalah ; 1) Untuk mengkaji dan mendiskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan penerapan strategi make a match pada siswa kelas IV SDN 01 Waru, 2) Untuk mengkaji dan mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan penerapan strategi make a match pada siswa kelas IV SDN 01 Waru B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research), yang dapat didefinisikan sebagai
sebuah proses
investigasi terkendali yang bersiklus dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru atau calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran. Suharsimi Arikunto, Sihardjono dan Supardi (2007 : 3) menyatakan bahwa PTK “ merupakan suatu tindakan yang dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran dalam sebuah kelas secara sengaja dimunculkan dan bersama”.
6
Berdasarkan uraian di atas Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis (berdaur ulang) oleh guru / calon guru yang di sengaja dilakukan secara bersamaan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus dengan mengacu pada model kemmis dan Mc. Taggart, yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Waru Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar untuk mata pelajaran PKn. Peneliti mengambil tempat ini sebagai tempat penelitian sebab peneliti juga mengajar di SD Negeri 01 Waru. Sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah 19 siswa kelas IV SD Negeri 1 Waru Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan komposisi 8 siswa laki - laki dan 11 siswa perempuan. Selain siswa adapun subyek pemberi tindakan adalah peneliti yang yang dibantu guru lain yang ada di sekolah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan pada bulan November sampai Februari 2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah. Karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dokumentasi dan wawancara. 1) Tes ini dipergunakan untuk mendapat data tentang hasil belajar siswa setelah mengalami pembelajaran menggunakan strategi Make a match. Dalam penelitian ini tes yang akan digunakan adalah tes tertulis sedangkan jenis soal yang digunakan yaitu pilihan ganda. 2) Observasi ini dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Make a Match. 3) Dokumen memiliki arti barang – barang tertulis. peneliti mengumpulkan dan mencermati benda – benda tertulis yang dapat digunakan untuk memperoleh wawasan kejadian masa lalu, mengidentifikasi kecenderungan masa depan, dan menjelaskan tentang sesuatu yang dapat diamati sekarang.
7
(Muhadi,130 : 2011 ).Dalam penelitian ini guru menggunakan daftar nilai harian untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siwa, selain itu guru juga mendokumentasikan RPP, hasil pengamatan aktivitas siswa selama penelitian serta mendokumentasikan foto – foto proses belajar,
4)
Wawancara
adalah
percakapan
yang
dilakukan
oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara, narasumber atau informan. Muhadi ( 2011 : 128 ). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Wawancara ini dilakukan oleh guru dengan pengamat dan dengan siswa. Validitas data merupakan keakuratan atau kesahihan data yang telah dikumpulkan yang nantinya akan di analisa dan ditarik kesimpulan pada akhir penelitian. Untuk memperoleh kepercayaan terhadap suatu data, maka dalam penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan teknik trianggulasi.
Menurut
Denzim
(
http://3lox.wordpress.com/2010/10/07/trianggulasi ) Untuk menguji validitas data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi data ( sumber ) . Dengan menggunakan teknik tersebut peneliti dapat mengumpulkan data yang sama atau sejenis dari berbagai sumber yaitu dari guru pengamat dan siswa. Disamping itu peneliti menggunakan teknik triangulasi metode dimana data yang diperoleh akan dicek derajat kepercayaannya dengan
metode yang
berbeda, misalnya melalui observasi, dokumentasi dan tes. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan strategi Make a Match akan di analisis secara dekriptif kualitatif melalui teknik analisis model interaktif. Teknik analisis interaktif memiliki tiga tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi atau sajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun langkah - langkah analsis sebagai berikut : 1) Pengumpulan data Setelah melakukan tindakan pembelajaran data – data yang diperoleh dikumpulkan. Dalam penelitian ini data diperoleh melalui tes, observasi dan dokumentasi, 2) Reduksi atau sajian data. Setelah data – data terkumpul kemudian membuat sajian data supaya mudah untuk
8
dianalisis, apabila terdapat data yang kurang atau tidak jelas maka perlu diadakan pengumpulan data lagi, 3) Penarikan kesimpulan.Tahap terakhir dari teknik ini adalah penarikan kesimpulan. Semua data yang dianalisis diambil suatu kesimpulan sebagai temuan penelitian. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa menyatakan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan pada aktivitas mendengarkan penjelasan guru, keberanian menjawab pertanyaan, kerjasama dalam kelompok dan berdiskusi.
Tabel 1 Presentase Peningkatan Aktivitas Siswa
Siklus
Pertemuan
PRA SIKLUS I I II Peningkatan siklus I I II II Peneingkatan siklus II
Aktivitas Siswa Mendengarkan Keberanian Kerja sama Aktivitas penjelasan menjawab dalam dalam guru pertanyaan kelompok diskusi 4 siswa 4 siswa 4 siswa 4 siswa ( 21 % ) ( 21 % ) ( 21 % ) ( 21 % ) 8 siswa 6 siswa 6 siswa 6 siswa ( 42%) ( 32% ) ( 32 % ) ( 32 % ) 10 10 8 8 ( 53 % ) ( 53 % ) ( 42 % ) ( 42 % ) 4 anak 2 anak 2 anak 2 anak ( 11%) (21%) (11%) (11%) 12 10 12 10 ( 63 % ) ( 53 % ) ( 63 % ) ( 53 % ) 17 15 17 17 ( 89 % ) ( 79 % ) ( 89 % ) ( 89 % ) 5 anak 5 anak 7 anak 5 anak (26 %) (26%) (26%) (37%)
Kondisi awal yang mulanya hanya 4 ( 21 % ) anak yang aktif dalam pembelajran. Pada siklus I sudah mulai menunjukkan peningkatan, berdasarkan hasil akhir pengamatan aktivitas siswa pertemuan I ke pertemuan II dalam mendengarkan penjelasan guru meningkat 11 %, siswa yang berani menjawab pertanyaan meningkat 21 %, siswa yang dapat bekerja sama dengan baik meningkat 11 % dan siswa yang dapat mengikuti
9
diskusi dengan baik meningkat 11 %. Peningkatan tersebut belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penelitian dilanjutkan pada siklus II menurut hasil pengamatan pada siklus II aktivitas siswa pada pelajran PKn mengalami peningkatan yang significant dari pertemuan I ke pertemuan II, siswa yang dapat mendengarkan penjelasan guru dengan baik meningkat 26 %, siswa yang berani menjawab pertanyaan meningkat 26 %, siswa yang dapat bekerjasama dengan baik meningkat 26 %, dan aktivitas siswa dalam diskusi meningkat menjadi 37 %. Selain itu dengan penerapan strategi make a match hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan : Tabel 2 Peningkatan Presentase Hasil Belajar Siklus
Presentase No Ketuntasan Belajar
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
1
Tuntas
47%
58 %
84%
2
Tidak Tuntas
53 %
42%
16%
Gb. 1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar 100% 80% 60% tuntas
40%
tidak tuntas
20% 0% pra siklus
siklus I
siklus II
Berdasarkan data awal nilai pelajaran PKn siswa kelas IV SD Negeri 01 Waru, diketahui sebanyak 10 ( 53 % ) siswa memperoleh nilai
10
di bawah 67. Sebanyak 9 ( 47 % ) siswa dapat mencapai batas ketuntasan minimal. Rata-rata kelas 55,78. Berdasarkan hasil tes pada siklus I, diketahui rata-rata nilai PKn sebesar 68,94, sebanyak 8 ( 42 % ) siswa mendapat nilai di bawah 67 ( belum tuntas belajarnya ) dan terdapat 11 ( 58 % ) siswa dapat mencapai ketuntasan. Berdasarkan data tersebut, hasil belajar PKn belum mencapai indikator ketercapaian yaitu 75 % siswa dapat mencapai atau melebihi batas ketuntasan minimal. Berdasarkan hasil tes pada siklus II, diketahui rata-rata nilai PKn sebesar 75,26, terdapat 3 ( 16 % ) siswa belum tuntas belajarnya dan 16 ( 84% ) siswa dapat mencapai ketuntasan minimal. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada siklus II indikator ketercapaian sudah dapat tercapai. Data ini menunjukkan bahwa hasil belajar PKn pada siswa kelas IV SD N 01 Waru telah memenuhui batas tuntas yang ditetapkan dan telah mengalami peningkatan bila dibanding dengan kemampuan awal dan siklus I. Dengan demikian, pada kondisi siklus II hasil belajar PKn dapat dikatakan telah mencapai tujuan yang diharapkan sehingga pelaksanaan tindakan dihentikan. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan bahwa hasil belajar Pkn siswa kelas IV SD Negeri 01 Waru tuntas ditentukan apabila 75 % dari jumlah siswa dapat mencapai ketuntasan belajar yaitu 67. Dari hasil tindakan melalui strategi make a match dapat diketahui jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan atau melibihi adalah 84% sehingga diasumsikan bahwa sebagian besar siswa telah menuntaskan mata pelajaran PKn, namun masih ada 3 siswa yang belum tuntas. Hasil penelitian tersebut diatas mendukung penelitian yang dilakukan oleh Beni Hermanto ( 2011 ) dengan judul Efektifitas Metode Cooperatif Learning tipe Make a match Terhadap aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pkn Materi Globalisasi di SD Negeri Kaligangsa Kulon 01 Brebes.
11
D. SIMPULAN Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan strategi make a match dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan strategi make a match dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 01 Waru. 2. Penggunaan strategi make a match dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 01 Waru. E. DAFTAR PUSTAKA ------------ 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. http://3lox.wordpress.com/2010/10/07/trianggulasi Muhadi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Shira Media http:// lib.unnes.ac.id/6758 diakses tanggal 8 Oktober 2012