PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI KUMUAT DI KELAS VIII SMP Sri Rahmawati
SMP Negeri 4 Tanah Grogot, Jl. Raya Tanah Periuk, Tanah Grogot e-mail:
[email protected]
Abstract: The background of this study is the ability of grade 8 students of SMPN 4 Tanah Grogot that is low in reading for understanding. It was caused by ineffective learning. KUMUAT strategy could be used to increase the learning of reading for understanding, because the characteristic of the strategy is suitable to overcome the students’ problem. The result of the study showed the increase in students’ achievement in reading for understanding. The increase could be seen from the process and result of learning carried out by the teacher or students. Key Words: learning improvement, reading for understanding, KUMUAT strategy
tujuan untuk membuat siswa dapat membaca katakata, tetapi lebih dari itu adalah membuat siswa mahir memahami wacana. Dalam hal ini, kemampuan membaca dikaitkan dengan dunia luar sekolah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tompkins (1991) yang menyatakan bahwa kemahirwacanaan adalah kompetensi untuk mengatasi tugas-tugas rumit yang digunakan dalam membaca dan menulis berkaitan dengan dunia kerja dan kehidupan di luar sekolah. Dari hasil studi awal yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tanah Grogot masih rendah. Hal itu ditandai oleh: (1) siswa belum mampu memprediksi isi bacaan berdasarkan gambar dan judul bacaan, (2) rendahnya respon siswa terhadap penjelasan guru, (3) siswa kurang memiliki kemampuan menangkap gagasan utama paragraf, (4) siswa kurang mampu menentukan kalimat yang menyatakan fakta dan pendapat, dan (5) siswa kurang mampu menentukan kalimat yang mengandung hubungan perbandingan dan pertentangan. Keadaan tersebut diduga disebabkan oleh ketidakefektifan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam mengelola pembelajaran guru belum menerapkan strategi yang sesuai dengan karakteristik materi membaca pemahaman. Selain itu, pembelaja-
Cox (1999) menyatakan bahwa pada hakikatnya membaca merupakan proses berpikir konstruktif yang mencakup pemahaman terhadap makna eksplisit dan implisit. Proses membaca melibatkan aplikasi, analisis, evaluasi, dan imajinasi. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa membaca merupakan proses berpikir untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya kepada pembaca. Selain itu, keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi setiap orang. Untuk memperoleh pesan dari bahan bacaan, seseorang diharapkan mampu membaca dengan baik sehingga pesan atau informasi yang disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik. Dengan demikian, keterampilan membaca bukan hanya merupakan salah satu keterampilan dasar untuk menunjang keberhasilan dalam mengikuti pendidikan dan pengajaran di sekolah, melainkan juga merupakan keterampilan yang sangat penting bagi setiap orang dalam kehidupan di masyarakat, baik selama masa belajar maupun nanti setelah menyelesaikan sekolahnya. Pembelajaran membaca di sekolah mempunyai peran penting dalam membantu siswa memiliki kemampuan membaca yang memadai (terampil membaca). Pembelajaran membaca di SMP tidak hanya ber73
74
Jurnal Pendidikan Inovatif, Jilid 4, Nomor 2, Maret 2009, hlm. 73-77
ran yang diciptakan juga belum memberikan peluang kepada siswa untuk terlibat secara aktif, terutama dalam hal pemanfaatan skemata siswa sebelum siswa diberi materi bacaan. Padahal tinggi rendahnya aktivitas belajar siswa dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Strategi KUMUAT merupakan akronim dari strategi K-W-L yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Strategi K-W-L sendiri dikembangkan oleh Ogle. Strategi KUMUAT mewakili tiga pertanyaan yang harus diajukan sendiri oleh pembaca ketika membaca buku nonfiksi, yaitu: KU (apa yang kutahu?), MU (Apa yang kumau?), dan AT (apa yang kudapat dari bacaan ini?) (dalam Burns, dkk., 1996). Strategi KUMUAT diharapkan cocok untuk digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Sebab, karakteristik strategi tersebut sesuai untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh siswa. Karakteristik strategi yang dimaksud adalah: (1) siswa mengingat kembali pengetahuan yang dimilikinya berhubungan dengan topik, (2) sebelum membaca, siswa memprediksi isi bacaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya dengan mencermati topik yang disajikan guru, (3) siswa membuat pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang ingin dipelajarinya, (4) atas bimbingan guru, siswa membaca dalam hati dan menemukan informasi yang ingin diketahuinya dari bacaan, dan (5) siswa mencatat semua informasi yang diperolehnya dari membaca, serta membuat peta informasi dan rangkuman isi bacaan. Dengan karakteristik strategi seperti ini diharapkan kendala yang dihadapi siswa dapat teratasi. Misalnya, sebelum membaca, guru memandu siswa untuk brainstorming terhadap apa yang telah diketahuinya. Setelah brainstorming siswa diminta menggunakan informasi yang dimilikinya untuk memprediksi informasi yang dapat diharapkan ditemukan ketika membaca. Penerapan strategi KUMUAT dalam pembelajaran membaca pemahaman diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa. Pertama, pada tahap KU, guru memandu siswa untuk menggali skemata terhadap apa yang telah diketahuinya. Untuk menggali skemata siswa, guru dapat mengajukan pertanyaan seperti: Apa yang kalian ketahui tentang ... (topik)? Dari mana kamu tahu tentang itu? Setelah skemata terbentuk, siswa diminta menggunakan informasi yang dimilikinya untuk memprediksi informasi yang dapat diharapkan ditemukan ketika membaca. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa, dalam hal ini siswa tidak terlibat secara optimal dalam pembelajaran
membaca, rendahnya minat baca siswa sehingga mereka kurang memiliki skemata, dan siswa belum mampu memprediksi isi bacaan berdasarkan gambar dan judul bacaan. Dengan demikian, permasalahan pertama, kedua, dan ketiga yang disebutkan sebelumnya dapat diatasi dengan melakukan kegiatan pada tahap KU. Kedua, tahap MU. Ketika siswa menyelesaikan langkah pertama, muncul perbedaan dan ketidakpastian. Hal ini membentuk dasar dari langkah: Apa yang ingin kupelajari? Peran guru di sini adalah menyoroti perbedaan dan kesenjangan dalam informasi yang dimiliki siswa sehingga memunculkan pertanyaan yang dapat membantu siswa memusatkan diri pada informasi baru yang akan ditemukan. Pada tahap ini, siswa akan menyusun pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan prediksi yang dibuatnya pada tahap KU. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan dapat dijawab setelah siswa membaca teks. Untuk membimbing siswa dalam merumuskan pertanyaan terhadap apa yang ingin diketahuinya, guru perlu memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan seperti: Apa yang ingin kalian ketahui dari membaca? Apa saja yang akan diuraikan penulis dalam tulisannya? Pertanyaanpertanyaan pancingan dari guru dapat mengarahkan siswa untuk merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan informasi yang ingin diketahuinya dari bacaan. Pemahaman siswa terhadap bahan bacaan disesuaikan dengan tujuan kurikulum yang dijabarkan pada butir pembelajaran membaca pemahaman. Ketiga, tahap AT. Setelah selesai membaca, siswa perlu menuliskan informasi yang diperolehnya dari bacaan. Siswa perlu memeriksa pertanyaan tertulisnya untuk melihat apakah telah menemukan jawaban, sebagian pertanyaan mungkin perlu bacaan atau pemeriksaan lebih lanjut pada sumber lain. Pada tahap ini guru perlu membimbing siswa dalam menuliskan hal-hal yang telah dipelajarinya dari membaca dan memetakan informasi yang telah diketahuinya. METODE Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 4 Tanah Grogot. Lokasi penelitian terletak di Poros Tanah Periuk-Bekoso, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Pasir, Provinsi Kalimantan Timur. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII dengan banyak 31 siswa dengan rincian 16 siswa putra dan 15 siswa putri. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama dua siklus. Setiap siklus dilakukan dalam dua kali tatap
Rahmawati, Peningkatan Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi KUMUAT Di Kelas VIII SMP
muka. Satu kali tatap muka berlangsung selama 80 menit (2 × 40 menit). Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 dan 26 Juli 2007. Sementara itu, siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 dan 23 Agustus 2007. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan berdasarkan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart (1992) yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan adalah: (1) menyusun rencana pembelajaran (RP) pembelajaran membaca dengan strategi KUMUAT, (2) membuat media yang dibutuhkan dalam pembelajaran, (3) menyiapkan instrumen penelitian, dan menyiapkan lembar kerja siswa (LKS). Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat, yakni pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan stretagi KUMUAT. Untuk memantau semua aktivitas pembelajaran, baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa, guru sekaligus peneliti dibantu oleh guru mitra. Pemantauan dilakukan menggunakan instrumen pemantauan yang telah disiapkan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan dan menjaring data-data atau informasi tindakan pembelajaran yang dilakukan guru. Melalui kegiatan observasi ini, guru dibantu oleh guru mitra (kolaboran) dapat merekam, mengenali, serta mendokumentasikan semua kejadian yang terjadi dalam pembelajaran membaca dengan strategi KUMUAT. Observasi dilakukan secara terus menerus sejak pelaksanaan tindakan siklus I sampai siklus II. Kegiatan diakhiri dengan observasi. Kegiatan refleksi dilakukan dengan tujuan untuk melakukan analisis, sintesis, memaknai, menjelaskan, dan membuat kesimpulan. Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk diskusi bersama dengan guru mitra. Diskusi difokuskan pada beberapa hal, yakni (1) membicarakan kesesuaian antara tindakan pembelajaran dengan perencanaan yang telah dibuat, (2) membicarakan kendala atau hambatan yang ditemui, serta solusi pemecahannya, (3) membicarakan perubahan-perubahan yang telah dicapai siswa, serta (4) membicarakan rencana tindakan selanjutnya. HASIL Untuk mempersiapkan siswa memahami isi bacaan, guru berupaya membangkitkan skemata siswa yang berhubungan dengan gagasan utama, fakta, pen-
75
dapat, perbandingan, dan pertentangan dengan cara menampilkan gambar dan topik bacaan. Penampilan gambar dan topik bacaan dapat memudahkan siswa mengingat kembali pengetahuan yang dimilikinya. Sementara itu, gambar merupakan media utama dalam strategi KUMUAT. Artinya, dalam strategi KUMUAT guru menampilkan gambar yang sesuai dengan isi bacaan. Gambar tersebut dapat membantu siswa mengingat kembali pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Tompkins (1991) yang menyatakan bahwa kegiatan membangkitkan skemata dengan mengamati gambar, ilustrasi, dan judul bacaan merupakan proses awal dalam memulai kegiatan membaca. Temuan pada siklus 2 menunjukkan bahwa kegiatan menggali skemata siswa sudah efektif. Hal tersebut, tampak pada aktivitas siswa dalam mengemukakan pengetahuan yang dimilikinya dan hasil pekerjaan siswa pada tahap KU. Upaya guru untuk meningkatkan aktivitas siswa pada kegiatan ini dengan cara membimbing siswa secara intensif dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Bimbingan yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan pancingan. Skemata siswa yang terbentuk pada tahap KU sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan pada tahap MU dan tahap AT. Pada tahap MU skemata siswa sangat membantu untuk merumuskan pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan informasi yang ingin diketahui dari bacaan dan mengarahkan siswa untuk menentukan tujuan membaca. Pada tahap AT skemata dapat membantu siswa untuk menyesuaikan dengan informasi baru yang diterimanya. Dalam pelaksanaannya penerapan strategi KUMUAT berimplikasi pada pembelajaran. Implikasinya dalam pembelajaran sesuai dengan tahap strategi tersebut. Pada tahap KU penekanan kegiatan pada penggalian skemata dan memprediksi isi bacaan melalui gambar dan topik bacaan. Semakin sesuai gambar dengan isi bacaan, maka semakin mudah siswa memprediksi isi bacaan. Demikian pula, semakin dikenal dan semakin menarik gambar bagi siswa, maka skemata dan prediksi siswa terhadap isi bacaan semakin meningkat. Dengan demikian, gambar sangat penting dalam memancing skemata yang dimiliki siswa dan mengarahkan siswa untuk memprediksi isi bacaan sehingga siswa semakin memahami isi bacaan. Implikasinya dalam pembelajaran adalah memilih gambar yang sesuai dengan isi bacaan. Fokus kegiatan pada tahap KU adalah meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap isi bacaan.
Jurnal Pendidikan Inovatif, Jilid 4, Nomor 2, Maret 2009, hlm. 73-77
76
Untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap isi bacaan, guru memilih bahan bacaan yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa. Bacaan yang dipilih disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, dekat dengan kehidupan siswa, dan berisi informasi penting yang belum diketahui siswa. Sebelum siswa diarahkan pada pencarian informasi yang diinginkan, siswa diminta untuk merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan informasi yang ingin diketahui dari bacaan. Dengan merumuskan pertanyaan tersebut berarti siswa telah menetapkan tujuan membaca. Tujuan membaca yang jelas akan memudahkan siswa memahami isi bacaan. Kegiatan yang terpenting pada tahap KU adalah menyajikan bahan bacaan kepada siswa. Implikasinya dalam pembelajaran adalah memilih bahan bacaan yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa. Cara ini sesuai dengan pendapat Tierney dan Cuminghan (dalam Burns dkk., 1996) yang menyatakan bahwa pertanyaan pada kegiatan prabaca dapat memudahkan siswa untuk mempelajari semua informasi dalam teks. Kegiatan pada tahap MU difokuskan pada pengungkapan informasi yang telah diperoleh siswa dari bacaan. Pada penelitian ini pengungkapan informasi yang diperoleh siswa terbatas pada informasi yang berhubungan dengan gagasan utama, fakta, pendapat, perbandingan, dan pertentangan yang terdapat dalam
Tabel 1 Siklus I II
bacaan. Untuk mengungkapkan informasi yang diperoleh dari bacaan, siswa sekedar menuliskan jawaban atas pertanyaan yang telah disusun pada kegiatan sebelumnya. Kegiatan terpenting pada tahap AT adalah cara mengungkapkan informasi yang telah diperoleh. Sementara itu, hasil penskoran yang dilakukan terhadap hasil tes membaca pemahaman menunjukkan adanya peningkatan. Dari hasil tes dan analisis hasil pekerjaan yang telah dilakukan pada masingmasing fokus pembelajaran membaca pemahaman, dapat disimpulkan bahwa secara umum kegiatan penerapan strategi KUMUAT dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Dengan kata lain, sudah mencapai tingkat keberhasilan 70%. Untuk lebih jelasnya hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 1. Sementara itu, kemampuan siswa memahami bacaan secara keseluruhan pada siklus I rata-rata berkualifikasi cukup (C). Dari 31 siswa, 0 siswa (0,00%) yang memperoleh nilai sangat baik (SB), 16 siswa (51,62%) memperoleh nilai baik (B), 15 siswa (48,36%) memperoleh nilai cukup (C), dan 0 siswa (0,00%) memperoleh nilai kurang (K). Adapun pada siklus II mengalami peningkatan. Dari hasil penilaian yang dilakukan terhadap hasil kerja tes kemampuan membaca diperoleh informasi
Rekapitulasi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dalam Setiap Komponen
Gagasan 60,12 67,68
Fakta 70,83 88,41
Komponen Pendapat 66,67 81,71
Perbandingan 67,26 70,12
Rata-rata
Kualifikasi
66,79 78,29
C B
60 50 40
SB B C
30 20
K 10 0 Siklus I
Gambar 1
Siklus II
Diagram Perkembangan Kualifikasi Kemampuan Membaca Siswa
Rahmawati, Peningkatan Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi KUMUAT Di Kelas VIII SMP
yang cukup baik. Dari tiga puluh satu siswa, 11 siswa (35,48%) berkualifikasi sangat baik (SB), 15 siswa (48,38%) berkualifikasi baik (B), 5 siswa (16,12%) berkualifikasi cukup (C), dan 0 siswa (0,00%) berkualifikasi kurang (K). Lihat gambar 1. Selain memberikan penilaian hasil akhir dalam bentuk angka, guru juga memberikan penilaian-penilaian yang bersifat memberikan penguatan. Hal itu dilakukan dengan memberikan komentar pada semua puisi yang dihasilkan siswa pada bagian belakang. Komentar yang diberikan guru lebih bersifat mendidik dan memacu semangat belajar siswa. Gambaran kemampuan siswa dalam memahami bacaan tersebut secara tidak langsung menunjukkan keberhasilan guru dalam melakukan penilaian. Sebab, penilaian yang dilakukan guru pada dasarnya bukan saja sebagai alat untuk mendapatkan gambaran keberhasilan belajar siswa. Akan tetapi, penilaian juga merupakan cara untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dalam belajarnya. Hal itu sejalan dengan pendapat Puhl (1997) yang menyatakan bahwa penilaian atau assessment merupakan proses mengumpulkan informasi tentang belajar siswa dari berbagai sumber untuk membantu siswa belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan simpulan bahwa kemampuan siswa kelas VIII SMP 4 Tanah Grogot dalam membaca pemahaman mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan siswa dalam materi membaca pemahaman tersebut merupakan kontribusi KUMUAT pada pembelajaran. Peningkatan pembelajaran membaca pemahaman pada tahap KU yakni: (1) dapat meningkatkan skemata siswa berhubungan dengan bacaan yang di-
77
baca dengan cara mengamati gambar dan topik bacaan, (2) dapat meningkatkan kesiapan diri dan mental siswa untuk memahami isi bacaan, (3) dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap isi bacaan yang akan dibacanya dengan memprediksi isi bacaan, dan (4) dapat meningkatkan keterampilan berbicara melalui curah pendapat. Peningkatan pembelajaran pada tahap MU adalah dapat mengarahkan siswa untuk menentukan tujuan membaca melalui kegiatan merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan isi bacaan sebelum membaca dan dapat meningkatkan kemampuan siswa mencari dan menemukan informasi yang diinginkan dari bacaan dengan cara menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Sementara itu, peningkatan pembelajaran pada tahap AT adalah dapat meningkatkan kemampuan siswa mengemukakan informasi yang diperoleh dari bacaan dengan cara menuliskan informasi yang diperoleh dari bacaan dan melalui kegiatan diskusi kelompok dan dapat meningkatkan keterampilan menulis. Saran Berdasarkan hasil dan temuan penelitian dikemukakan saran sebagai berikut: (1) kepada guru Bahasa Indonesia agar memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai alternatif meningkatkan pembelajaran membaca pemahaman, khususnya pemahaman terhadap gagasan utama, fakta, pendapat, perbandingan, dan pertentangan. (2) Kepada guru agar menerapkan strategi KUMUAT ini tidak hanya dalam pelaksanaan saja, tetapi juga pada tahap perencanaan dan penilaian pembelajaran. (3) Kepada kepala sekolah agar senantiasa mendorong dan membina para guru untuk menerapkan strategi KUMUAT dalam pembelajaran membaca. (4) Kepada peneliti selanjutnya agar mengadakan penelitian penerapan strategi KUMUAT pada jenis membaca pemahaman yang lain.
DAFTAR RUJUKAN Burns, P. C., Betty D. R, & Elinor P. R. 1996. Teaching Reading in Today’s Elemantary Schools. Boston: Houghton Mifflin Company. Cox, C. 1999. Teaching Language Arts: A Studentand Response-Centered Clasroom. Boston: Allyn and Bacon. Goodman, K. 1988. The Reading Process. Dalam Carell, P., Devine, J. & Eskey, D. (eds). Interactive Approaches to Second Language Reading.
Cambridge: Cambridge University Press. Kemmis, S. & McTaggart, R. 1992. The Action Research Planer. Victoria: Deakin University. Puhl, C. B. 1997. Develop Not Judge, Continous Assessment in The ESL Classroom. English Teaching Forum, April 1997: 2-9. Tompkins, S. G & Hoskisson, K. 1991. Language Arts Content and Teaching Strategies. New York: Macmillan Publishing Company.