1
PENINGKATAN PEMAHAMAN PANCASILA DALAM DUNIA PENDIDIKAN Julia Bea Kurniawaty
[email protected]
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Kurangnya pemahaman nilai luhur Pancasila saat ini menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi terjadinya tawuran pelajar yang menjadi fenomenal dalam kurun waktu belakangan ini dirasakan semakin berkurang. Persoalan tawuran yang marak akhir-akhir ini tidak hanya menimbulkan korban luka semata, tetapi juga telah jatuh korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Peristiwa ini tidak hanya meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga mencoreng dunia pendidikan di Indonesia karena dianggap telah gagal dalam membentuk karakter generasi penerus harapan bangsa. Dua faktor yang melatarbelakangi hal tersebut adalah faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang pertama adalah kurangnya waktu untuk menyampaikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum yang ada karena para guru dan peserta didik dikejar target agar mendapat hasil yang maksimal untuk mata pelajaran yang akan diujikan dalam Ujian Nasional, sehingga untuk mata pelajaran yang tidak diujikan tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Faktor eksternal yang kedua adalah cara penyampaian nilai-nilai Pancasila yang mungkin dirasakan kurang menarik minat peserta didik untuk dapat memahami nilai-nilai Pancasila yang diberikan.
2
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri peserta didik itu sendiri. Faktor internal yang pertama adalah kurang tertanamnya nilai-nilai Pancasila dalam pola pikir kehidupan mereka sehari-hari, kemungkinannya karena berkaitan dengan faktor eksternal yang kedua di atas, yaitu kurangnya variasi dalam pemberian nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik sehingga peserta didik merasa jenuh dengan materi dan metode pemberian materi di sekolah. Faktor internal yang kedua adalah cara peserta didik mencari tokoh panutan di sekitarnya yang dapat memberikan tauladan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pikiran mereka (peserta didik) Pancasila itu hanya sekedar teori dalam pelajaran yang mereka terima. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai Pancasila masih jauh dari harapan untuk dapat diterapkan Tingkat pendidikan dasar merupakan tahapan yang paling penting dalam rangka pembentukan karakter peserta didik sebagai generasi penerus dengan tujuan agar terbentuk generasi penerus yang karakternya sesuai dengan jiwa falsafah Indonesia, yaitu Pancasila. Namun, yang terjadi saat ini menunjukkan perkembangan ke arah yang negatif karena justru di tingkat pendidikan dasar saat ini tidak cukup dibekali dengan materi yang sangat relevan dengan pembentukan karakter Pancasila. Target berhasil dalam tingkat kelulusan di tingkat pendidikan dasar inilah yang salah satunya mengapa para guru lebih berkonsentrasi pada pemberian materi mata pelajaran yang akan diujikan pada Ujian Nasional, sedangkan materi yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila yang tidak termasuk dalam mata pelajaran yang diujikan kurang mendapat porsi yang sama. Padahal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, semua aspek dianggap penting, tidak hanya yang diujikan dalam Ujian Nasional.
3
Selain itu, tingkat kejenuhan yang dialami para peserta didik dalam menerima nilai-nilai Pancasila dalam kelas. Penyampaian materi yang dirasakan kurang menarik yang menyebabkan kurang tertanamnya nilai-nilai Pancasila dalam jiwa para peserta didik. Umumnya metode pengajaran yang diterapkan menjadi salah satu penyebab terjadinya kejenuhan pada peserta didik, misalnya pendidik hanya menggunakan metode ceramah sedangkan secara teori materi yang diberikan dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat perguruan tinggi, pada prinsipnya sama. Tidak mengherankan jika peserta didik merasa jenuh jika pendidik tidak mengaplikasikan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik. Metode pengajaran yang diberikan peserta didik di tingkat perguruan tinggi sebaiknya langsung dikaitkan dengan keadaan yang terjadi di situasi bangsa saat ini. Jika hal ini tidak segera ditangani maka yang terjadi kurang lebih sama yang terjadi dalam tawuran pelajar akhir-akhir ini yang sudah terdapat unsur kriminal bukan lagi sekedar kenakalan remaja. Juga dengan bertumbuhnya suatu komunitas yang bersifat negatif yaitu dengan adanya kejahatan yang dilakukan oleh anggota geng motor yang mayoritas beranggotakan pelajar. Oleh karena itu, langkah-langkah antisipasi harus segera dilakukan agar tidak kembali terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Selain itu langkah-langkah antisipasi ini juga bertujuan untuk menyelamatkan peserta didik dari jeratan-jeratan negatif yang dapat menyebabkan kwalitas peserta didik menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas, timbul rasa tanggung jawab sebagai pendidik dan warga Negara Indonesia terpanggil untuk memberikan pencerahan atau semangat pada para guru dalam rangka penyampaian nilai-nilai Pancasila dengan cara yang lebih atraktif sehingga dapat menarik minat belajar para peserta didik.
4
Solusi yang memungkinkan untuk diaplikasikan adalah : 1.
Secara teoritis : Pancasila sebagai dasar Negara dijadikan
landasan dan pedoman dalam
pelaksanaan penyelenggaraan Negara Republik Indonesia, hal ini berarti dalam setiap langkah dan tindakan yang ada seharusnya selalu mengingat dan mempertimbangkan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sila-sila Pancasila. Pada hakekatnya dengan menyimak makna, inti dan arti dari kelima sila Pancasila tersebut di atas, tampaklah bahwa Panacasila secara bulat dan utuh sangat sesuai menjadi milik bangsa Indonesia sebagai dasar negar, juga sebagai suatu ideologi. Silasila dari Pancasila sebagai dasar filsafat negara mengandung arti mutlak bahwa Negara Republik Indonesia harus menyesuaikan dengan hakikat dalam arti hakekat abstrak dari Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil (Notonagoro 1975 : 58). Pada era globalisasi seperti saat ini nilai-nilai Pancasila dapat mengalami distorsi, sehingga diperlukan proses pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila yang memadai, dimulau dari tingkat dasar. Budaya Pancasila itulah yang menjadi jati diri bangsa Indonesia yang menentukan cara berpikir, cara bersikap, dan cara berbuat, kita di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegaradalam menghadapi tantangan tersebut (Globalisasi). ( Zainul Ittihad Amin 2009: 427). Untuk sampai pada pemikiran yang hakiki tentang Pancasila, manusia harus menggunakan pemahaman seacara umum melalui berbagai sudut pandang Pemahaman Pancasila secara ilmiah karena harus dinalar berdasarkan teori-teori ilmiah atau pengetahuan umum seperti bersistem, , bermetode, berobyek, dan memiliki kesimpulan sebagai analisis. Sebagai ideologi negara, Pancasila telah menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga semua gerak dan langkah kehidupan bangsa
5
Indonesia harus dilandasi oleh Pancasila. Namun ironisnya semakin hari pemahaman dan pengamalan terhadap nilai-nilai Pancasila semakin luntur, sejalan dengan perubahan dunia, terutama memasuki era globalisasi, informasi dan liberalisasi. Bangsa Indonesia cenderung mengikuti perubahan tersebut tanpa melihat jati dirinya sehingga perlahan-lahan menggerogoti ideology Pancasila dalam pelaksanaannya. Untuk itu diperlukan pemberdayaan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara baik di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, di dunia pendidikan maupun di dunia internasional. Berikut ini akan diuraikan terlebih dahulu mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila sehingga dapat dijadikan acuan dalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. a.
Kedamaian
Nilai Kedamaian adalah situasi yang menggambarkan tidak adanya konflik dan kekerasan. Segala unsur yang terlibat dalam suatu proses sosial berlangsung secara selaras, serasi dan seimbang, sehingga menimbulkan keteraturan, ketertiban dan ketenteraman. Segala kebutuhan yang diperlukan oleh manusia dapat terpenuhi, sehingga tidak terjadi perebutan kepentingan. Hal ini akan terwujud bila segala unsur yang terlibat dalam kegiatan bersama mampu mengendalikan diri. Nilai kedamaian ini tercermin dari sila pertama dan kedua Pancasila
6
b.
Keimanan
Nilai Keimanan adalah suatu sikap yang menggambarkan keyakinan akan adanya kekuatan transendental yang disebut Tuhan Yang Maha Esa. Dengan keimanan manusia yakin bahwa Tuhan menciptakan dan mengatur alam semesta. Apapun yang terjadi di dunia adalah atas kehendak-Nya, dan manusia wajib untuk menerima dengan keikhlasan. Nilai Keimanan ini tercermin dalam sila pertama Pancasila
c.
Ketaqwaan
Nilai Ketaqwaan adalah suatu sikap berserah diri secara ikhlas dan rela diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa, bersedia tunduk dan mematuhi segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Nilai Ketaqwaan tercermin dari sila pertama Pancasila
d.
Keadilan
Nilai Keadilan adalah suatu sikap yang mampu menempatkan makhluk dengan segala permasalahannya sesuai dengan hak dan kewajiban serta harkat dan martabatnya secara proporsional diselaraskan dengan peran fungsi dan kedudukkannya. Nilai Keadilan tercermin dari sila kedua dan kelima
7
e.
Kesetaraan
Nilai Kesetaraan adalah suatu sikap yang mampu menempatkan kedudukan manusia tanpa membedakan jender, suku, ras, golongan, agama, adat dan budaya dan lain-lain. Setiap orang
diperlakukan sama di hadapan hukum dan
memperoleh kesempatan yang sama dalam segenap bidang kehidupan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Nilai Kesetaraan tercermin dari sila kedua Pancasila
f.
Keselarasan
Nilai Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan keteraturan, ketertiban dan ketaatan karena setiap makhluk melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan proporsional, sehingga timbul suasana harmoni, tenteram dan damai. Ibarat suatu orkestra, setiap pemain berpegang pada partitur yang tersedia, dan setiap pemain instrumen melaksanakan secara taat dan tepat, sehingga terasa suasana nikmat dan damai. Nilai keselarasan tercermin dari sila pertama dan kedua Pancasila
g.
Keberadaban
Nilai Keberadaban adalah keadaan yang menggambarkan setiap komponen dalam kehidupan bersama berpegang teguh pada ketentuan yang mencerminkan nilai luhur budaya bangsa. Beradab menurut bangsa Indonesia adalah apabila
8
nilai yang terkandung dalam Pancasila direalisasikan sebagai acuan pola fikir dan pola tindak.Nilai Keberadaban tercermin dari sila kedua Pancasila.
h.
Persatuan dan Kesatuan
Nilai Persatuan dan kesatuan adalah keadaan yang menggambarkan masyarakat majemuk bangsa Indonesia yang terdiri atas beranekaragamnya komponen namun mampu membentuk suatu kesatuan yang utuh. Setiap komponen dihormati dan menjadi bagian integral dalam satu sistem kesatuan negara-bangsa Indonesia. Nilai Persatuan dan Kesatuan tercermin dari sila ketiga Pancasila.
i.
Mufakat
Nilai Mufakat adalah suatu sikap terbuka untuk menghasilkan kesepakatan bersama secara musyawarah. Keputusan sebagai hasil mufakat secara musyawarah harus dipegang teguh dan wajib dipatuhi dalam kehidupan bersama. Nilai Mufakat tercermin dari sila ke empat Pancasila.
j.
Kebijaksanaan
Nilai Kebijaksanaan adalah sikap yang menggambarkan hasil olah fikir dan olah rasa yang bersumber dari hati nurani dan bersendi pada kebenaran, keadilan dan keutamaan. Bagi bangsa Indonesia hal ini sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila. Nilai Kebijaksanaan tercermin dari sila ke empat Pancasila.
9
k.
Kesejahteraan
Nilai Kesejahteraan adalah kondisi yang menggambarkan terpenuhinya tuntutan kebutuhan manusia, baik kebutuhan lahiriah maupun batiniah sehingga terwujud rasa puas diri, tenteram, damai dan bahagia. Kondisi ini hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras, jujur dan bertanggungjawab. Nilai Kesejahteraan tercermin dari sila kelima Pancasila.
Dengan memahami konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila, yang tentu masih akan berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia, permasalahan berikutnya adalah bagaimana konsep, prinsip dan nilai tersebut dapat diimplementasikan secara nyata dalam berbagai bidang kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.
Pancasila memiliki berbagai fungsi bagi bangsa Indonesia, suatu ketika Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, suatu ketika dipandang sebagai ideologi nasional, suatu ketika sebagai pandangan hidup dan suatu ketika sebagai ligatur bangsa. Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai acuan bagi warganegara dalam memahami hak dan kewajibannya
sebagai
warganegara,
sehingga
berkaitan
dengan
pengelolaan
dan
implementasi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Redpublik Indonesia. Pancasila sebagai ideologi nasional berfungsi sebagai acuan bagi bangsa Indonesia dalam mengelola berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan yang ingin diwujudkan oleh
10
negara. Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam dikelola sesuai dengan konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dalam kaitan tersebut, pelaksanaan pendidikan Pancasila juga harus sejalan dengan konsep dasar Pancasila yaitu mencakup landasan filosofis, landasan kultural, landasan kultural dan landasan historis. (Pandji Setijo 2009:12)
a.
Sebagai landasan filosofis, pendidikan Pancasila mengandung nilai-nilai filsafat bangsa seperti etika, logika, estetika dan metafisika yang harus dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Sebagai landasan kultural, maka pendidikan Pancasila berisi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
c.
Sebagai landasan historis, pendidikan Pancasila harus mencerminkan bagian dari sejarah perjuangan bangsa.
d.
Sebagai landasan yuridis, maka pendidikan Pancasila memiliki dasar hukum pelaksanaan yaitu pasal 31 UUD 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional serta Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 38/Dikti/Kep/2002 tentang pelaksanan mata kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Oleh karena itu dirasakan perlu untuk menyampaikan pemahaman Pancasila dengan cara-cara yang mudah dipahami sehingga tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus dalam pendidikan Pancasila dapat tercapai. Salah satunya adalah dalam bentuk peningkatan kompetensi dalam tehnik pengajaran pendidikan Pancasila oleh tenaga pengajar.
11
2.
Secara praktis : Pendidikan secara praktis tak terpisahkan dengan nilai-nilai terutama yang meliputi kecerdasan, kerajinan, ketekunan, bahkan nilai-nilai yang dijabarkan dalam wujud kelas ( tingkat, grade ), nilai berupa rank, score dan mark (Mohammad Noor Syam 1983, 139). Berdasarkan pengalaman, untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar dalam menyampaikan materi pendidikan Pancasila adalah : a. Pengajar memberikan pemahaman mengenai pentingnya penerapan nilainilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, lebih baik jika kita memberikan contoh konkrit yang dapat kita lakukan atau bahkan telah kita lakukan tanpa kita menyadari bahwa kita telah melakukan penerapan nilainilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. b.
Dalam hal-hal yang saat ini dianggap aktual maka peserta didik dapat diajak untuk berdiskusi mengenai masalah tersebut dan disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila.
c.
Pengajar dapat pula mengadakan simulasi sederhana dan memberikan cara yang
menyenangkan
dalam
menyampaikan
nilai-nilai
Pancasila
memudahkan peserta didik memahami nilai-nilai Panacasila dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA Darmodihardjo, Dardji,Prof. Dr.,1995, Santiaji Pancasila, Jakarta:Gramedia PustakaUtama Notonagoro, 1975, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Jakarta: Pancuran Tujuh Kaelan, 2010, Pendidikan Pancasila,Yogyakarta : Paradigma
12
Kaelan, 1996, Filsafat Pancasila, Yogyakarta : Paradigma Kamaludin, Rusman, Drs., Modul Mata Kuliah Kewarnegaraan, ________ Kansil,CST,2003,Pendidikan Kewarganegaraan,Jakarta:PT Pradnya Paramita Setijo, Pandji, 2009, Pendidikan Pancasila : Perspektof SejarahPerjuangan Bangsa, Jakarta : PT. Grasindo Tim Dosen Kewarganegaraan UNJ, 2010,Pokok-pokok Materi Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : Jurusan Mata Kuliah Umum Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.