PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBANTUAN PROGRAM KOMPUTER “WINGEOM” PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR Novi Mayasari Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Bojonegoro e-mail:
[email protected]
Abstrak This research is a classroom action research (CAR) conducted in order to determine whether (a) increase student motivation in learning geometry (Flat) that uses a computer program medium "Wingeom". (B) to determine an improved understanding of the spatial dimension of students in three media are using the computer program "Wingeom". These results indicate that CTL learning model can improve motivation and increase students' understanding through learning of spatial geometry Computer-aided program "Wingeom" on the subject of class VIII Semester Bangun Datar even in SMP Islam Kedung Bondo Balen Bojonegoro Year 2015/2016. Kata kunci: Program Komputer Wingeom, motivasi dan pemahaman siswa.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. (Sadiman, 2003: 6). Komputer telah memainkan peranan penting dalam pembelajaran matematika. Dari berbagai studi tentang penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika ditemukan bahwa hasil belajar siswa yang belajar matematika dengan komputer lebih baik daripada yang tidak menggunakan komputer. (Hasil penelitian Kulik, Bangert, dan Williams dalam Yohanes, 1995:4) menyebutkan bahwa pembelajaran berbantuan komputer merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan sikap lebih tertarik, tidak mudah menyerah, dan aktif menyelesaikan tugas. Adapun menurut Mc. Donald (dalam Sutikno, 2007), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut: Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik, Hadiah, Saingan/kompetisi, Pujian Hukuman, Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar, Membentuk kebiasaan belajar yang baik, Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok, Menggunakan metode yang bervariasi, dan, Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Keuntungan-keuntungan penggunaan software komputer dalam proses pemahaman keruangan
PENDAHULUAN Praktek pembelajaran yang terjadi di sebagian besar sekolah selama ini cenderung pada pembelajaran berpusat pada guru (teacher oriented). Guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah atau ekspositori sementara siswa mencatatnya pada buku catatan. Pengajaran dianggap sebagai proses penyampaian fakta-fakta kepada siswa. Siswa dianggap berhasil dalam belajar apabila mampu mengingat banyak fakta, dan mampu menyampaikan kembali fakta-fakta tersebut kepada orang lain atau menggunakannya untuk menjawab soal-soal dalam ujian. Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika telah banyak dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh berbagai pihak yang peduli terhadap pembelajaran matematika sekolah. Berbagai upaya tersebut antara lain dalam bentuk: (1) penataran guru, (2) kualifikasi pendidikan guru, (3) pembaharuan kurikulum, (4) implementasi model atau metode pembelajaran baru, (5) penelitian tentang kesulitan dan kesalahan siswa dalam belajar matematika (Soedjadi, 2001: 7). Namun berbagai upaya tersebut belum mencapai hasil yang optimal, karena berbagai kendala di lapangan. Akibatnya, sampai saat ini kualitas pembelajaran matematika di Indonesia masih rendah. Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. 457
458 Jurnal Humaniora, Vol. 04, No. 01, Oktober 2016, Hal. 410-473
berikut diungkapkan Stipek (2004) dalam Gergelitsova, S. (2007) adalah 1) Lebih baik dalam pemakaiannya dan variatif dalam bentuk dan ukurannya, 2) Bagian yang penting dapat dengan mudah diberi tanda Pada umumnya, masalah pembelajaran matematika tampak dalam penjelasan Soedjadi yang menyatakan bahwa sudah cukup lama kita semua terbenam dalam pembelajaran matematika yang bagi banyak orang terasa asing, formal, dan hanya bermain angka atau simbol. Bahkan tidak sedikit yang merasa ketakutan untuk menghadapi pelajaran matematika. Untuk mengatasi masalah pembelajaran seperti itu, maka diperlukan inovasi di bidang pembelajaran matematika. Salah satu hasil inovasi di bidang pembelajaran matematika adalah Pembelajaran Matematika Berbantuan Media Komputer Program WinGeom merupakan suatu program aplikasi Komputer yang dirancang untuk mendukung pembelajaran geometri, baik dimensi dua maupun dimensi tiga. Salah satu perangkat lunak komputer yang dapat digunakan untuk membantu pembelajaran Geometri adalah program Wingeom. Program Wingeom ini dirancang untuk membantu pembelajaran geometri dimensi dua maupun dimensi tiga. Di samping fasilitasnya yang cukup lengkap, salah satu fasilitas yang menarik yang dimiliki program ini adalah fasilitas animasinya yang begitu mudah. Misalnya bendabenda dimensi tiga dapat diputar, sehingga visualisasinya akan nampak begitu jelas. Atas dasar kenyataan dan pernyataan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan Peningkatan Motivasi Belajar Dan Pemahaman Siswa Melalui Pembelajaran Geometri Berbantuan Program Komputer “Wingeom” Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Kelas VIII Semester Genap Di SMP Islam Kedung Bondo Balen Bojonegoro Tahun Ajaran 2015/2016. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah pembelajaran dimensi tiga berbantuan program komputer “Wingeom”, dapat meningkatkan motivasi siswa mempelajari dimensi tiga? 2) Apakah pembelajaran dimensi tiga berbantuan program komputer “Wingeom”, dapat meningkatkan pemahaman keruangan siswa? METODE Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIII SMP Islam Kedung Bondo Balen Bojonegoro. Kelas ini terdiri dari 16
siswa. Secara umum motivasi dan prestasi belajar matematika siswa kelas ini tergolong kurang. Sebelum rancangan pembelajaran disusun, terlebih dahulu dilakukan ekplorasi program wingeom yang akan digunakan dalam pembelajaran dimensi tiga. Selanjutnya dirancang dan disusun kegiatan pembelajaran dimensi tiga dengan memanfaatkan program wingeom. Tindakan akan dilaksanakan dalam tiga siklus, yang direncanakan sebagai berikut: Pada siklus kesatu, topiknya adalah menyebutkan bagian dari unsur-unsur kubus, balok, prisma dan limas, dan juga membahas materi tentang merancang dan membuat jaringjaring kubus, balok, prisma dan limas, serta menentukan volume dan luas. Pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional atau metode ceramah seperti biasa guru menjelaskan materi pada pertemuan sebelumnya. Pada siklus kedua, topiknya adalah menyebutkan bagian dari unsur-unsur kubus, balok, prisma dan limas, dan juga membahas materi tentang merancang dan membuat jaringjaring kubus, balok, prisma dan limas, serta menentukan volume dan luas permukaan pada bangun ruang. Berdasarkan hasil pada siklus pertama, rancangan kegiatan pembelajaran yang sudah dibuat untuk siklus kedua (berbantuan komputer) ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan hal-hal yang kurang pada pembelajaran pertama. Selama proses pembelajaran diamati motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan pemahaman keruangan siswa. Kegiatan penelitian pada siklus kedua juga diamati kekurangan proses pembelajaran yang terjadi (penggunaan media komputer). Pada siklus ketiga, topiknya adalah menyebutkan bagian dari unsur-unsur kubus, balok, prisma dan limas, dan juga membahas materi tentang merancang dan membuat jaringjaring kubus, balok, prisma dan limas, serta menentukan volume dan luas permukaan pada bangun ruang. Pada siklus ini pembelajaran melanjutkan materi pada siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan siklus kedua rancangan yang sudah disusun ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan kekurangan pada siklus ketiga. Selama pembelajaran diamati motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah selesai pembelajaran dilakukan post tes untuk mengetahui pemahaman keruangan siswa dan pengisian angket oleh siswa untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang baru dilakukan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif maupun data kuantitatif.
Novi Mayasari, Peningkatan Motivasi Belajar ... 459
Data kualitatif meliputi aspek motivasi, identifikasi kelemahan guru dan siswa saat pembelajaran, data kuantitatif meliputi aspek pemahaman keruangan siswa. Untuk data kualitatif, observer diminta untuk memberikan tanggapan berdasarkan pengamatan yang dilakukan. Lembar observasi yang telah diisi dibahas oleh guru bersama observer. Data kuantitatif yang berupa skor post tes siswa akan dibandingkan antara metode dengan media biasa dengan metode yang berbantuan komputer. Hasil dari pembahasan pada suatu siklus digunakan untuk memperbaiki siklus selanjutnya.
Rencana kegiatan di atas dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas pada tanggal 06, 13, 20, dan 27 April 2016. Dan pada pertemuan itu, membahas materi yang sama dengan siklus I. Berdasarkan Hasil observasi kelas terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Dosen dan dibantu oleh Guru menggunakan metode yang sama yaitu ceramah dan tanya jawab, akan tetapi dalam menjelaskan materi dengan bantuan program Wingeom. Berikut salah satu tampilan Wingeom yang ditayangkan dikelas:
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian yang dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan Juni 2016. Berikut diberikan hasil penelitian untuk setiap siklus. Siklus I Dalam siklus 1 dilaksanakan rencana tindakan dengan menggunakan metode presentasi tanpa bantuan aplikasi program Wingeom. Pelaksanaannya meliputi 1 kali pertemuan pada tanggal 08,15, 22 dan, 29 April 2016. Berdasarkan hasil Obsevasi kelas memberikan beberapa hasilhasil pokok diantaranya sebagai berikut: 1) Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab. 2) Pada saat guru menunjuk dari beberapa anak untuk menjawab pertanyaan, ternyata masih banyak siswa yang belum menguasai unsur-unsur kubus. 3) Dan pada saat sepertiga waktu pelajaran terakhir, sebagian siswa terlihat sangat bosan. Selain mengisi angket pada akhir pelajaran, siswa juga menjawab beberapa soal post tes. Soal post tes terdiri dari 20 nomor. Hasil dari post tes pada siklus pertama ini dapat dilihat pada bagian akhir hasil penelitian ini. Berdasarkan hasil observasi kelas, angket dan post-test di atas, kemudian direfleksikan bersama oleh guru dan observer. Beberapa kesimpulan hasil refleksi itu adalah sebagai berikut: 1) Proses Pembelajaran pada materi tanpa alat bantu pembelajaran dirasa kurang menarik perhatian dari siswa. 2) Proses pembelajaran pada materi dimensi tiga pada pelajaran matematika di atas, yang dilakukan tanpa alat bantu, dirasa membuat siswa kurang memahami materi. Siklus II Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi dengan bantuan aplikasi program Wingeom.
2. Terlihat bahwa Siswa sangat tampak antusias dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran 3. Terlihat Ada beberapa siswa yang merasa kesulitan melihat detail gambar yang ada pada layar. 4. Dan ada bidang atau garis yang tidak diberi nama Tabel 1: Hasil Angket Pertanyaan Apakah anda menyukai Bagaimana menurut anda pelajaran materi pembelajaran yang Dimensi Tiga yang baru baru saja anda ikuti? saja anda ikuti? a. Jelas a. Ya b. Ragu-ragu b. Ragu-ragu c. Tidak jelas c. Tidak Alasan jawaban anda : Alasan jawaban anda : Jawaban Jelas, 10 siswa Alasannya: Bisa memahami Guru membimbing dan menerangkan kepada siswa yang kurang jelas Sejak SMP sudah diberi materi Ragu-ragu, 3 siswa Ragu-ragu, 4 siswa Alasannya: Alasannya: Agak sulit untuk Tidak dapat mengingat memahaminya dan banyak hal membingungkan Agak tidak mengerti dalam mengikuti pelajaran Tidak konsentrasi Tidak, 3 siswa Tidak jelas, 2 siswa Alasannya: Alasannya: Sulit untuk dipahami Tidak mengerti (susah) Membuat mengantuk dan bosan Ya, 10 siswa Alasannya : Bisa memahami Menyukai pelajaran matematika Supaya naik kelas
460 Jurnal Humaniora, Vol. 04, No. 01, Oktober 2016, Hal. 410-473
Tabel 2: Hasil Angket Menurut anda apakah pembelajaran Dimensi Tiga dengan menggunakan program Wingeom menjadi lebih menarik? a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak Alasan jawaban anda
Pertanyaan Bagaimana menurut anda pembelajaran dengan bantuan program Wingeom dibanding tanpa Wingeom? a. Memperjelas b. Ragu-ragu c. Sama saja Alasan jawaban anda :
Jawaban Ya, 14 siswa Jelas, 15 siswa Alasannya : Alasannya: Lebih menyenangkan dan Ada yang diperagakan lebih mudah dimengerti dan Lebih menarik serta praktis, dipahami gambarnya juga jelas Lebih modern karena Kubus atau bangun ruang lain menggunakan aplikasi bisa dibolik-balik sehingga komputer memperjelas penglihatan kita Serta dapat menyingkat waktu tentang dimensi tiga Program ini menjelaskan lebih detail
Ragu-ragu, 2 siswa Alasannya: Biasa saja Cara mengajar guru sudah menarik dan jelas Tidak, tidak ada Alasannya:
Ragu-ragu, 1 siswa Alasannya: Membayangkan bangunnya masih binggung. Tidak jelas, Tidak ada Alasannya:
Berdasarkan pada hasil siklus kedua ini soal post tes secara garis besar sama dengan soal pada siklus pertama. Akan tetapi unsur-unsur dan jaring-jaring, volume dan luas permukaan pada bangun ruang yang ditanyakan saya ganti. Berdasarkan hasil observasi di kelas, angket dan post-test di atas, kemudian direfleksikan bersama oleh dosen, guru dan observer. Dan dapat ditarik Beberapa kesimpulan hasil refleksi itu diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Proses Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan aplikasi program Wingeom dirasa sangat mempengaruhi minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 2) Dosen dan dibantu Guru mata pelajaran, merasa masih belum lancar dalam mengoperasikan program aplikasi Wingeom tersebut. 3) Para siswa merasa sangat terbantu pemahamannya dengan bantuan program aplikasi Wingeom tersebut. Siklus III Kegiatan inti pada siklus 3 ini Dosen dibantu oleh guru masih menjelaskan materi dengan bantuan aplikasi program Wingeom.
Gambar-gambar tersebut dibuat dengan sedikit perbaikan yaitu dengan memperbesar huruf dan garis pada tiap bangun dan diusahakan tiap bangun dan garis diberi nama. Rencana kegiatan di atas dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas pada tanggal 03, 10, 13, Juni 2016. Berdasarkan hasil observasi di kelas terhadap kegiatan proses pembelajaran pada siklus III ini dapat dirangkum diataranya sebagai berikut: 1) Dosen membahas sub pokok materi dari dimensi tiga unsur dan jaring-jaring, volume dan luas permukaan. 2) Sedangkan untuk menjelaskan tentang luas permukaan dan volume bangun ruang, dengan media papan tulis. 3) Ada beberapa siswa tidak mencatat, walau terlihat memperhatikan. 4) Ada sebagian siswa yang menunjukkan kebosanan. Tabel 3: Hasil Angket Menurut anda apakah pembelajaran geometrid an keruangan pada bangun ruang dengan program Wingeom dirasa cukup jelas? a. Ya, 14 siswa Alasan Jawaban Anda: Media tersebut memudahkan dalam berpikir dan mencermati bagian-bagian kubus Belajar dengan suasana baru lebih mudah dan praktis b. Ragu-ragu, 1 siswa Alasan Jawaban Anda: Masih merasa bingung dan kurang jelas Nilainya masih kurang
c. Tidak, 1 siswa Alasan Jawaban Anda: tidak ikut pembelajar annya sebelumny a
Pertanyaan Sesuai pengetahuan anda tuliskan kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan bantuan program Wingeom dibanding tanpa Wingeom?
Kelebihan: Memperjelas karena tidak perlu digambar berulang-ulang efektif waktu Tidak membosankan Kubusnya dapat diputar-putar atau digerakkan
Kekurangan: Pembelajarann ya masih menggunakan gambar kurang jelas tulisannya Garisnya kurang tebal Persiapan terlalu lama Jarak pandang terbatas Masih menggunakan gambar
Novi Mayasari, Peningkatan Motivasi Belajar ... 461
Soal post tes pada siklus yang ketiga terdiri dari 10 soal soal yang no 1-3 menyebutkan unsurunsur bangun ruang. Soal nomor 4-7 menjawab soal yang berkaitan dengan jaring-jaring pada bangun ruang. Soal no 8-10 siswa diminta untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan luas dan volume bangun ruang. Berdasarkan hasil observasi kelas, angket dan post-test di atas, kemudian direfleksikan bersama oleh Dosen, guru dan observer. Beberapa kesimpulan hasil refleksi itu adalah sebagai berikut: 1) Proses Pembelajaran terlihat lebih lancar kemungkinan karena Dosen di bantu oleh guru mata pelajaran sudah mulai terbiasa dengan aplikasi program Wingeom. 2) Sebagian besar siswa mengharapkan bahwa proses pembelajaran dengan aplikasi program Wingeom terus dilakukan. Pembahasan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Proses pembelajaran dengan berbantuan komputer ini dapat lebih memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran daripada kegiatan pembelajaran tanpa bantuan komputer, seperti terlihat pada tabel dan hasil angket dari siklus I sampai dengan siklus III. Sebenarnya ada sebagian anak yang sudah tidak bermasalah dengan media ataupun metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil angket pada siklus I, di mana beberapa siswa menyatakan sudah paham dan tidak bermasalah dengan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Akan tetapi pada siklus II siswa-siswa tersebut menyatakan tetap lebih senang dengan pembelajaran yang berbantuan aplikasi program Wingeom. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dimensi tiga berbantuan Wingeom ini mampu meningkatkan motivasi siswa yang sudah ada pada dirinya masing-masing.
Sedangkan bagi siswa yang tidak mempuyai motivasi dalam diriya, dengan bantuan aplikasi program Wingeom tersebut dapat menumbuhkan motivasi dalam dirinya. Hal ini terlihat dari hasil angket pada siklus II dan III, beberapa siswa yang pada siklus I kurang tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan, pada siklus II dan III menyatakan lebih tertarik dan lebih mudah dalam memahami. Pemahaman Keruangan Siswa Berdasarkan hasil post tes yang dilakukan pada siklus I dan siklus II menunjukkan kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa semakin paham dengan materi yang dibahas. Pada siklus II pembelajaran menggunakan bantuan aplikasi program Wingeom, akan tetapi materi yang dibahas masih sama dengan siklus I. Jadi ada kemungkinan kenaikan tersebut disebabkan ada unsur pengulangan (remidial), bukan semata-mata media komputernya. Sedangkan pada siklus III media yang digunakan aplikasi program Wingeom dan materi melanjutkan materi pada siklus I dan II. Terlihat hasil post tes juga mengalami kenaikan walau tidak setinggi dari siklus I ke II. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan program Wingeom dapat membantu siswa dalam memahami materi dimensi tiga (pemahaman keruangan). PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dapat diperoleh beberapa kesimpulan diantarannya sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil Pembelajaran dimensi tiga berbantuan program komputer dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 2) Proses Pembelajaran pada materi dimensi tiga berbantuan program komputer dapat meningkatkan pemahaman keruangan siswa. Saran
Tabel 5: Hasil Angket No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Siswa Apryan Eko Nugroho Darwati M.Antoni M. Inzagi Muhammad Yusuf M. Husen Nurul Hidayah Nur Rafita O’Ok Tatra Manggala Septia Mamluatun N Setiadi Budi S.P. Siti Kholifah Trio Adi Saputra Tri Nur Anaini Veni Agustina Zubaidah Fatma Sari
Post Test Siklus I 6 5 5,5 4,5 5 7 6 4,5 5 4 5 4,5 2 7 6,5 5,5
Post Test Siklus II 8 7 6,5 6,5 6 9 7,5 6 7 6 6,5 6,5 3 8 8 7,5
Post Test Siklus III 10 10 9 8 8 10 8,5 8,5 9 7,5 8,5 7 4 10 9 9,5
Beberapa saran atau rekomendasi yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) Program aplikasi Wingeom dapat digunakan untuk membantu penjelasan kepada siswa. 2) Program aplikasi Wingeom masih dapat dieksplorasi dan digunakan untuk topik-topik geometri yang lain. 3) Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran berbantuan komputer ini adalah: a) Untuk Tampilan gambar perlu diperbaiki lagi agar lebih menarik dan lebih jelas, b) Guru lebih matang dalam mempersiapkan proses pembelajaran dan lebih menguasai program tersebut.
462 Jurnal Humaniora, Vol. 04, No. 01, Oktober 2016, Hal. 410-473
DAFTAR PUSTAKA Gergelitsová, S. 2007. Computer Aided Development of Spatial Abilities. WDS'07 Proceedings of Contributed Papers, Part I, 246–250, 2007. John, D. Latuheru. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud. Sadiman, A.S. Dkk. (2003). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Suparno, P. (1998). Penggunaan Komputer dalam Proses Belajar Mengajar Fisika di Sekolah Menengah. Dalam Pendidikan Matematika dan Sains: tantangan dan harapan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sutikno, Sobry (2007). Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa. Sumbawa Barat.2007.