Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… Peningkatan Kinerja Guru Produktif di SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh Melalui Kontrak Guru Produktif dengan Disdikpora Kota Banda Aceh
Muhammad Husin1
Abstrak
Kepala sekolah memiliki peran sebagai pemimpin di sekolahnya yang bertanggung jawab untuk memimpin proses pendidikan di sekolah, berkaitan dengan peningkatan mutu SDM, peningkatan profesionalisme guru, karyawan, dan semua yang berhubungan dengan sekolah di bawah naungan kepemimpinan kepala sekolah. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh. PTS ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013 selama kurang lebih enam bulan mulai Januari hingga Juni 2013. Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan melalui dua siklus. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat peningkatan kinerja guru produktif di SMK negeri 5 Telkom Banda Aceh melalui kontrak guru produktif dengan disdikpora kota Banda Aceh. Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru produktif di SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah guru-guru tersebut sebanyak 7 orang yang terdiri dari 1 orang perempuan dan 6 orang laki-laki. Sumber data dalam penelitian tindakan Sekolah ini adalah guru produktif di SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh khususnya yang sudah dikontrak oleh Disdikpora Kota Banda Aceh. Prosedur penelitian tindakan sekolah ini di uraikan sesuai dengan sesuai masalah yang dirumuskan yakni sebagai berikut (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) observasi, (d) refleksi, dan (e) rekomendasi. Hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I menunjukan bahwa guru hanya mencapai persiapan rata-rata jumlah skor 24 dan mencapai 60% kemampuan guru dalam mengajar pada taraf kesiapan guru dalam proses pembelajaran. Hasil pelaksanaaan pada siklus II ini meunjukkan peningkatan kemampuan guru dalam menjadikan berbagai kegiatan lebih efektif data tersebut di atas menunjukkan 87,5% kemampuan guru dalam mempersiapkan diri sehingga guru terjadi peningkatan kinerja. Kata kunci : kinerja, kontrak guru produktif
1
Muhammad Husin, Kepala SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |142
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… Dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa:
Pendahuluan Peran guru dalam proses pendidikan
tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
sangat penting. Hal itu disebabkan karena guru
administrasi,
pengelolaan,
pengembangan,
merupakan “key person” yang berhadapan
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
langsung dengan siswa ketika kegiatan proses
menunjang proses pendidikan pada suatu
belajar mengajar berlangsung. Guru harus
pendidikan.
dapat menciptakan suasana yang kondusif agar
Tilar (2009:104) menyatakan bahwa
siswa bersedia terlibat sepenuhnya pada
kualitas pendidikan tergantung banyak hal,
kegiatan
tujuan
terutama mutu gurunya. Menurut UU No, 20
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
dicapai secara efektif dan efisien.
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
pembelajaran,
Kinerja
sehingga
berhubungan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dengan kemampuan dan motivasi dalam
dan proses pembelajaran agar peserta didik
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
benar. Kemampuan dan motivasi guru dalam
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
menjalankan tugasnya tersebut dapat diperoleh
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
melalui
akhlak
suatu
guru sangat
pembinaan
khusus
sesuai
mulia,
serta
keterampilan
yang
kualifikasi yang diharapkan, baik internal
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
maupun eksternal.
negara.
Di Indonesia peningkatan kuantitas dan
kualitas
pendidikan
Hasibuan, 2001:94 kinerja guru telah
terus-menerus
melakukan unsur-unsur yang terdiri dari
dilakukan baik secara konvensional maupun
kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada
inovatif baik itu dalam skala nasional maupun
tugas
daerah. Namun dari berbagai faktor mutu
mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan
pendidikan
menunjukkan
dalam mengajar, dan tugas lainnya. Di SMK
peningkatan yang berarti. Meskipun begitu,
Negeri 5 Telkom Banda Aceh tidak ada
nampak jelas sebagian sekolah terutama di
satupun guru produktif yang berstatus PNS.
daerah
menunjukkan
Semuanya berstatus non-PNS. Hal ini dinilai
peningkatan mutu pendidikan yang jelas. Hal
wajar mengingat SMK Negeri 5 Telkom
ini sungguh memperihatinkan bagi praktisi
Banda Aceh baru berdiri pada tahun 2009.
pemerhati bidang pendidikan.
Saat ini, SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh
belum
pelosok
Dalam tugasnya,
guru
belum
pelaksanaan menyandang
fungsi
dan
persyaratan
mengajar,
menguasai
dan
baru berumur 6 tahun dan sudah meluluskan empat kali lulusan.
tertentu sebagaimana tertuang dalam Undang-
SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
memiliki 10 orang guru produktif yang terdiri
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
dari 5 orang guru mengajar pada jurusan TJA
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |143
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… (Teknik Jaringan Akses) dan 5 lainnya
di
mengajar
dilakukan
pada
jurusan
RPL
(Rekayasa
lapangan,
maka
dirasa
penelitian
perlu
untuk
tentang peningkatkan
Perangkat Lunak). Jurusan TJA sudah berdiri
kinerja guru produktif di SMK Negeri 5
sejak didirikan sekolah, sedangkan jurusan
Telkom
RPL baru didirikan tahun 2013. Pada jurusan
Disdikpora kota Banda Aceh.
RPL belum ada satu pun tingkatan lulusan. Siswa RPL baru menduduki kelas XII.
Banda
Aceh
melalui
kontrak
Berkat perjuangan tersebut pada SK kontrak pertama tahun 2013 sebanyak 7 orang
Faktor utama manusia bekerja adalah
guru
produktif kota
resmi
dikontrak
Banda
Aceh.
oleh
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Semua
Disdikpora
Hal
itu
hal itu akan mempengaruhi tinggi rendahnya
dibuktikan dengan honor 50 ribu/jam tatap
kinerja. Selama ini, gaji guru honor produktif
muka dari luar jam mengajar mereka tidak
dan guru honor mata pelajan umum lainnya
diberikan.
dibayar dengan uang komite sekolah sejumlah
Hakikat Kinerja
Rp. 18.000,- per jam. Jumlah itu pun sangat
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
memberatkan komite sekolah. Jumlah gaji
kinerja diartikan sebagai cara, perilaku, dan
tersebut tentu masih kurang jika dibandingkan
kemampuan seseorang (Poerwadarminta, 2005
dengan kebutuhan pokok sehari-hari. Kurang
:
memadainya gaji tersebut
berdampak pada
mengartikan kinerja sebagai prestasi seseorang
kurang maksimalnya kinerja. Oleh sebab itu,
dalam suatu bidang atau keahlian tertentu,
banyak guru produktif yang bekerja di tempat
dalam
lain
pekerjaannya yang didelegasikan dari atasan
selain
di
sekolah
guna
menutupi
kebutuhan hidup sehar-hari guru tersebut.
598).
Hadari
Nawawi
melaksanakan
(1996
:
tugasnya
34)
atau
dengan efektif dan efesien.
Akibatnya, sebagian dari mereka tidak disiplin
Menurut Hasibuan (2001:34) kinerja
masuk sekolah. Misalnya ketika jam mengajar,
(prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang
terkadang mereka sedang bekerja di tempat
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas
lain.
yang dibebankan kepadanya didasarkan atas Dari beberapa penjelasan mengenai
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
kondisi di atas, kepala SMK Negeri 5 Telkom
serta waktu. Mink (1993 :76) mengemukakan
Banda Aceh telah mengupayakan agar para
pendapatnya bahwa individu yang memiliki
guru produktif tersebut dikontrak melalui
kinerja
dispora kota Banda Aceh. Hal tersebut dirasa
karakteristik,
sangat
berorientasi
penting
dengan
harapan
setelah
yang
tinggi yaitu
pada
memiliki
beberapa
diantaranya:
prestasi,
(b)
(a)
memiliki
dikontrak, gaji guru produktif dapat memenuhi
percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d)
kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, beban
kompetensi.
keuangan komite sekolah juga akan berkurang.
Dari
Berdasarkan konsep-konsep yang ditemukan ISSN 2086 – 1397
beberapa
pengertian
tentang
kinerja tersebut di atas dapat disimpulkan Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |144
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah
pendidikan
kejuruan
menjelaskan
bahwa
dicapai oleh seseorang Kinerja atau prestasi
pendidikan kejuruan efektif jika dikejar oleh
kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas
guru dan instruktur telah memiliki pengalaman
yang telah dilakukan seseorang untuk meraih
dan sukses dalam menerapkan keterampilan
suatu tujuan. Kinerja yang dimaksudkan
dan pengetahuan mengenai operasi dan proses
diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu
kerja yang akan dilakukan. Guru harus
yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan
memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dari
diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat
muridnya.
secara mutu terpenuhi maupun dari segi
Kinerja guru mempunyai spesifikasi
jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan
tertentu. Berkenaan dengan standar kinerja
yang
dapat
guru Kusmianto (1997: 49) menjelaskan
diartikan suatu konsep yang bersifat universal
bahwa: standar kinerja guru itu berhubungan
yang merupakan efektifitas operasional suatu
dengan kualitas guru dalam menjalankan
organisasi,
tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa
direncanakan.
Kinerja
bagian
juga
organisasi,
dan
karyawannya berdasarkan standar dan kriteria
secara
yang telah ditetapkan sebelumnya.
perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan
Peran Kinerja Guru Produktif
media pembelajaran, (4) melibatkan siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan
lembaga
pendidikan
yang
individual,
(2)
persiapan
dan
dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru.
bertanggung jawab dalam mencetak dan
UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
menghasilkan
tentang
SDM
yang
memiliki
Sisdiknas
kemampuan akademis, sekaligus mempunyai
menyatakan
keahlian
tenaga
khusus
sesuai dengan
program
pasal
bahwa
ayat
(2),
pendidik
merupakan
yang
bertugas
profesional
keahlian masing-masing. Lulusan SMK juga
merencanakan
dapat melanjutkan ke kuliah di perguruan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
tinggi sesuai dengan program keahliannya.
melakukan pembimbingan dan pelatihan serta
SMK telah mampu memciptakan lulusan siap
melakukan penelitian dan pengabdian kepada
kerja,
masyarakat, terutama bagi pendidik pada
cerdas,
dan
kompetitif.
Untuk
mewujudkan semua itu diperlukan pendidik
Kelompok mata pelajaran produktif
melaksanakan
proses
perguruan tinggi.
yang handal sehingga mampu menghasilkan lulusan yang handal pula.
dan
39
Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
berfungsi membekali siswa agar memiliki
standar
kompetensi kerja sesuai dengan Standar
melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru
Kompetensi Kerja Nasional (SKKN). Prosser
berkewajiban
dalam teorinya (Wexler, 2009:4) tentang
melaksanakan
ISSN 2086 – 1397
prestasi
kerja
merencanakan proses
guru
dalam
pembelajaran,
pembelajaran
yang
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |145
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil
Menurut Simamora (2000) indikator-
pembelajaran. Berdasarkan Permendiknas No.
indikator
kinerja
meliputi:
41 Tahun 2007 tentang standar Proses untuk
terhadap
segala
aturan
Satuan
dijabarkan
organisasi; 2) dapat melaksanakan pekerjaan
beban kerja guru mencakup kegiatan pokok:
atau tugasnya tanpa kesalahan (atau dengan
(1)
(2)
tingkat kesalahan yang paling rendah); dan 3)
melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil
ketepatan dalam menjalankan tugas. Ukuran
pembelajaran; (4) membimbing dan melatih
kinerja
peserta
tugas
diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku
tambahan. Kinerja guru dapat dilihat saat dia
secara mendasar meliputi: 1) mutu kerja; 2)
melaksanakan interaksi belajar mengajar di
kuantitas
kelas termasuk persiapannya baik dalam
pekerjaan; 4) pendapat atau pernyataan yang
bentuk program semester maupun persiapan
disampaikan; 5) keputusan yang diambil; 6)
mengajar.
perencanaan kerja; dan 7) daerah organisasi
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
kerja. Sedang kinerja untuk tenaga guru
Pendidikan
merencanakan
didik;
(5)
Menengah
pembelajaran;
melaksanakan
Menurut Mathis dan Jacson (2000:82)
secara
kerja;
umumnya kemampuan
faktor.
kemampuan
yang
memengaruhi
3)
dapat
Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa Faktor-faktor
umum
1)
keputusan
yang
ditetapkan
yang
kemudian
pengetahuan
diukur
membuat
tentang
melalui:
1)
perencanaan;
2)
melaksanakan
rencana
kinerja individu yaitu (1) kemampuan mereka,
pembelajaran; 3) kemampuan melaksanakan
(2) motivasi, (3) dukungan yang diterima, (4)
evaluasi; dan 4) kemampuan menindaklanjuti
keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan,
hasil evaluasi.
dan (5) hubungan mereka dengan organisasi. Sedangkan menurut Menurut Rhodes (2001)
menjelaskan
ada 3 faktor
yang
Beberapa indikator kinerja untuk dapat dilihat
peran
guru
dalam
meningkatkan
kemampuan dalam proses belajar-mengajar.
berpengaruh terhadap kinerja. “Tiga faktor
Indikator
tersebut adalah:
kemampuan merencanakan belajar mengajar,
1)
2)
Faktor
(kemampuan,
tersebut
adalah:
(1)
dan (2) kemampuan melaksanakan kegiatan
ketrampilan, latar belakang keluarga,
belajar mengajar (Usman, 2006 : 10-19).
pengalaman kerja, tingkat sosial dan
Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan
demografi seseorang).
Kinerja Guru Produktif
Faktor psikologis (persepsi, peran, sikap, kepribadian,
3)
individu
kinerja
motivasi
dan
kepuasan
Kepala sebagai
sekolah
pemimpin
di
memiliki
peran
sekolahnya
yang
kerja).
bertanggung jawab untuk memimpin proses
Faktor organisasi (struktur organisasi,
pendidikan di sekolah, berkaitan dengan
desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem
peningkatan
penghargaan atau reward system).
profesionalisme guru, karyawan, dan semua
ISSN 2086 – 1397
mutu
SDM,
peningkatan
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |146
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… yang berhubungan dengan sekolah di bawah
dalam penelitian tindakan Sekolah ini adalah
naungan
sekolah.
guru produktif di SMK Negeri 5 Telkom
Menurut Danim (2010:176) kepala sekolah
Banda Aceh khususnya yang sudah dikontrak
selaku pemimpin formal di dunia pendidikan
oleh Disdikpora Kota Banda Aceh.
kepemimpinan
kepala
dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas
Pengumpulan
data
dilaksanakan
manajemen sumber dayanya melalui prestasi
dengan cara sebagai berikut:
kerjanya,
(a) melaksanakan supervisi terhadap guru
terutaman
dalam
pengelolaan
organisasi dan pelaksanaan tugas pokok serta tugas lainnya. Kepala sekolah juga merupakan
atau melakukan kunjungan kelas.
(b) melakukan penilian terhadap persiapan
metafora pemimpin yang diterima umum.
guru dalam pembelajaran
Metode Penelitian
(c) melakukan penilian terhadap tanggung
Setting penelitian ini meliputi: tempat
jawab guru.
penelitian, waktu penelitian, jadwal penelitian, dan
siklus
PTS.
Hal-hal
tersebut
akan
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar penilaian
dijelaskan pada bagian di bawah ini. Penelitian
kinerja, observasi, dan wawancara.
Tindakan Sekolah ini dilaksanakan di SMK
a)
daftar penilaian kinerja digunakan untuk
Negeri 5 Telkom Banda Aceh. Di sekolah
memberi penilaian terhadap kinerja guru
tersebut, penulis menjabat sebagai kepala
produktif dengan cara chek list.
sekolah sejak akhir Desember 2012 hingga
b)
Observasi
digunakan
untuk
data
dan
sekarang. PTS ini dilaksanakan pada semester
mengumpulkan
genap tahun pelajaran 2012/ 2013 selama
mengetahui kinerja guru dalam bekerja
kurang lebih enam bulan mulai Januari hingga
setelah dikontrak dengan Disdikpora kota
Juni 2013.
Banda Aceh.
Penelitian
Tindakan
c)
Wawancara dengan guru digunakan untuk
Sekolah dilaksanakan melalui dua siklus. Hal
mendapatkan data
ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat
tentang kinerja guru produktif tersebut.
peningkatan kinerja guru produktif di SMK
Data
tersebut
atau
dianalisis
informasi
dengan
negeri 5 Telkom Banda Aceh melalui kontrak
membandingkan skor rata-rata dengan hasil
guru produktif dengan disdikpora kota Banda
penilaian yang dinilai oleh penulis. Adapun
Aceh.
skor penilaian yang diberikan dengan acuan Subjek penelitian tindakan sekolah ini
sebagai berikut: (a) 1,00 ≤ x > 1,50, (b) tidak
adalah guru produktif di SMK Negeri 5
baik ( TB), (c) 1,50 ≤ x > 2,50, kurang baik (
Telkom
Banda
tahun
pelajaran
KB), (d) 2,50 ≤ x > 3,50 cukup (C) 3,50 ≤ x >
guru-guru
tersebut
4,50 baik (B) (d) 4,50 ≤ x > 5,00 sangat baik
sebanyak 7 orang yang terdiri dari 1 orang
(SB). Validasi data juga dilakukan dengan
perempuan dan 6 orang laki-laki. Sumber data
melaksanakan triagualasi antara kinerja guru
2012/2013.
Aceh
Jumlah
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |147
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… dan tanggung jawab guru dalam proses
melalui daftar penilaian kinerja, observasi,
pembelajaran.
serta komunikasi langsung atau wawancara.
Indikator kinerja penelitian tindakan
Prosedur penelitian tindakan sekolah ini
sekolah, yaitu yang dapat menjadi alat ukur
di uraikan sesuai dengan sesuai masalah yang
dalam mendapatkan data yang dapat di terima.
dirumuskan yakni sebagai berikut.
maka, penulis dapat memberikan indikator
1)
Perencanaan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
merencanakan
instrumen
penilaian,
a)
Guru mampu hadir tepat waktu, tidak
merencanakan
teknik
penilaian,
membolos dan berperilaku baik.
merencanakan
Guru
harus di berikan kepada guru.
b)
mampu
merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi proses
c)
2)
Pelaksanaan
program-program
penelitian
ini
yang
adalah
pembelajaran.
melakukakn kunjungan, mengobservasi;
Guru menguasai teknik mengajar yang
menganalisis
sesuai materi yang di ajarakan.
terpisah;, menilai guru mengajar dengan
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan
Sekolah
Research), yaitu
(School
sebuah
produktif.
Hal
ini
dimaksudkan
yang
yang
merupakan kerjasama antara peneliti dan guru
diperbaiki,
3)
dalam PBM maupun hal-hal lain yang sudah
membandingkan
menjadi kewajiban pendidik, serta tugas
pemebelajaran. 4)
digunakan
evaluasi
pelaksanaan kunjungan supervisi kelas mengamati
yang
mendesain
Observasi penelitian ini mengamati hasil
meningkatkan kinerja guru produktif baik
Metode
secara
pembelajaran.
untuk
tambahan lainnya.
mengajar
tekanan khusus pada aspek-aspek perilaku
Action
penelitian
hasil
dalam
persiapan
guru
dengan
Refleksi dalam penelitian motivasi
dan
kepada
guru
hasil
memberikan tehadap
penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan
kedisiplinan guru serta kekurangan dan
menggunakan teknik persentase untuk melihat
kelemahan dalam proses mengajar.
peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus.
5)
Rekomendasi dalam penelitian tindakan
”Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
sekolah ini memberikan rekomendasi
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
pada guru untuk lebih memperbaiki
dengan menggambarkan/melukiskan keadaan
kinerja sebagai pendidik.
subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga,
Hasil Penelitian
masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang
Guru yang profesional dan berkualitas
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
merupakan komponen pendidikan yang sangat
sebagaimana
(Nawawi,
1985:63).
dominan dalam peningkatan mutu pendidikan.
peneliti
berupaya
Hal ini disebabkan oleh karena guru adalah
menjelaskan data yang peneliti kumpulkan
orang yang terlibat langsung dalam proses
Dengan
adanya
metode
ISSN 2086 – 1397
ini
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |148
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… pembelajaran
di
sekolah.
Guru
yang
Negeri 5 Telkom Banda Aceh mengalami
professional adalah orang yang memiliki
peningkatan
kemampuan dan keahlian khusus dalam
sehingga materi dapat diterima peserta didik
bidang
dengan mudah.
keguruan,
sehingga
ia
mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru
kreatifitas
dalam
mengajar
Untuk menyatakan hasil
dengan kemampuan maksimal. Di samping itu,
Penelitian
guru sangat erat kaitannya dengan mutu
dilakukan dalam dua siklus dengan kegiatan
lulusan sekolah.
sebagai berikut.
Hasil penelitian awal di SMK Negeri 5
Tindakan
penelitian,
Sekolah
(PTS)
ini
Deskripsi Siklus I
Telkom Banda Aceh menunjukkan bahwa
Pada siklus ini dilakukan kegiatan sebagai
tingkat disiplin guru masih sangat kurang.
berikut :
Guru-guru terkadang membolos mengajar
a) Perencanaan
dengan alasan yang tidak kuat, selain itu guru
Kegiatan yang dilakukan pada siklus I
tidak tepat waktu masuk ke kelas untuk
menyusun program jadwal untuk menilai
mengajar, bahkan ada guru laki-laki yang
kinerja, mempersiapkan perangkat pembinaan
mengajar sambil merokok. Hal ini tentu
yang terdiri dari rencana pembinaan dan alat-
menjadi contoh yang buruk untuk siswa.
alat
Kemampuan
bahan
mempersiapkan lembar observasi peningkatan
sebelum mengajar masih sangat kurang,
kinerja guru melalui supervisi klinis dan
termasuk kemampuan guru menyusun silabus
program pembinaannya.
dan RPP sebagaimana yang telah di tetapkan
b) Pelaksanaan
guru
mempersiapkan
dalam Kurikulum. Setelah
pembinaan
lain
yang
mendukung,
Pada bagian ini dilakukan pengamatan maka
secara langsung pada saat proses belajar
terjadi perubahan perilaku guru kearah yang
mengajar. Proses pembinaan dilakukan secara
lebih
bertahap.
baik.
dilakukan
Hal
ini
tindakan
ikut
mendorong
Penulis
memberikan
kelompok
kedisiplinan siswa sehingga proses belajar
pembinaan tergantung guru mengajar pada
mengajar lebih efektif. Kondisi guru di SMK
kelas yang di berikan tugas.
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kesiapan Guru siklus I No.
Komponen Yang di Amati
1
Skor 2 3 4 v v v v
1 2. 3 4
Perilaku dan tingkat kedisiplinan Menguasai teknik mengajar Pemanfaatan alat-alat peraga Menguasai teknik mengevaluasi
5
Menguasai teknik memotivasi
v
6
Menguasai teknik tindak lanjut pembelajaran
v
ISSN 2086 – 1397
5
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |149
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… 7
Menggunakan perangkat-perangkat informasi dan teknologi
8
Melakukan bimbingan pada siswa
v v
Jumlah perolehan skor
24
Sumber SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh Ket:
(1) tidak sama sekali (2) kurang (3)
bertanggung jawab terhadap lingkungan
sedang (4) baik (5) sangat baik
sekolah.
Hasil observasi yang dilaksanakan pada
Memberikan
pembinaan
telah
perencanaan,
melaksanakan,
sebagaimana
mengevaluasi
proses
siklus I ini menunjukan bahwa guru mempersiapkan
komponen
b)
dalam tabel 4.1. Hasil pelaksanaan di atas maka, guru hanya mencapai persiapan ratarata jumlah skor 24 dan mencapai
dan
pembelajaran
dengan baik. c)
60%
kemampuan guru dalam mengajar pada taraf
tentang
Memberikan pelatihan mengenai cara pembuatan RPP dan metode mengajar.
Deskripsi Siklus II
kesiapan guru dalam proses pembelajaran.
a) Perencanaan
Kinerja guru dalam proses pembelajaran telah
Perencanaan siklus II sama seperti
memenuhi kriteria yang baik namun masih
yang dilakukan pada siklus I tetapi penulis
banyak kelemahan yang dilihat dari disiplin
memberikan ketegasan dalam mempersiapkan
dan kesiapan guru dalam mendidik dan
segala bentuk kesiapan guru.
membimbing peserta didik dan hasil observasi
b) Pelaksanaan
ini merupakan kinerja guru dapat dikatakan pada level katagori cukup.
Pelasanaan pada siklus II juga sama seperti yang dilaksanakan pada siklus I tetapi
c) Refleksi
ada perubahan peningkatan pelaksanaan yaitu
Dengan selesainya siklus I ini maka,
memberikan
kesiapan
guru
dalam
media
komputer
penulis akan mengajak guru untuk lebih
memanfaatkan
memperhatikan kesiapan peningkatan kinerja
perangkatnya sebagai sarana pembelajaran dan
dan meningkatkan tanggung jawab dalam
guru diberikan kesiapan untuk meningkatkan
proses belajar mengajar. Dalam upaya untuk
persiapan yang efektif dalam mengajar. Guru
meningkatkan kinerja guru maka penulis akan
diberikan
melanjutkan kegiatan pada siklus II dengan
mengemban tugas fungsionalnya.
rasa
tanggung
jawab
dan
dalam
tindakan yang dilakukan adalah: a)
Menegaskan kepada guru agar lebih disiplin serta menjaga tingkah laku dan Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kesiapan Guru siklus II No. 1 2.
Komponen Yang di Amati Perilaku dan tingkat kedisiplinan Menguasai teknik mengajar
ISSN 2086 – 1397
1
2
Skor 3 4
5 v
v Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |150
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… 3 4
Pemanfaatan alat-alat peraga Menguasai teknik mengevaluasi
v v
5
Menguasai teknik memotivasi
v
6
Menguasai teknik tindak lanjut pembelajaran
v
7
Menggunakan perangkat-perangkat informasi dan teknologi
v
8
Melakukan bimbingan pada siswa
v
Jumlah perolehan skor
35
Sumber SMK Negeri 5 Telkom Banda Aceh Keterangan (1) tidak sama sekali (2) kurang
kesiapannya ini menunjukkan bahwa guru
(3) sedang (4) baik (5) sangat baik
masih belum mampu mengembangkan
Observasi pada siklus II guru telah ada
potensi
yang
ada
dirinya.
peningkatan kinerja secara signifikan dimana
Diharapkan
guru telah terlihat mampu mempersiapkan
memperbanyak pembinaan guru.
semua
perangkat
kesiapan
pembelajaran
terhadap
penggunaan
maupun
3)
perangkat
Siklus II
peningkatan
1)
dalam
lebih
tindakan
sekolah
harus
direncanakan kembali pada siklus II
pelaksanaaan pada siklus II ini meunjukkan guru
sekolah
Dalam meningkatkan kinerja guru pada penelitian
komputer sebagai sarana pembelajaran. Hasil
kemampuan
kepala
pada
Berdasarkan kegiatan pada siklus II
menjadikan berbagai kegiatan lebih efektif
kinerja
data tersebut di atas menunjukkan 87,5%
pembinaan yang diberikan dan sesudah
kemampuan guru dalam mempersiapkan diri
dikontrak oleh Disdikpora Kota Banda
sehingga guru terjadi peningkatan kinerja.
Aceh
Pembahasan Tiap Siklus
diaplikasikan pada saat mengajar oleh
Sebelum
meningkat
telah
mampu
disebabkan
diserap
dan
tindakan
guru di SMK Negeri 5 Telkom Banda
terhadap permasalahan pada setiap siklus I
Aceh. Persiapan guru untuk mengajar
yang terjadi sebelumnya terlebih dahulu
telah
dilakukan sebagai berikut:
misalnya
1)
Hasil penelitian pada siklus I yang
rencana kerja harian yang efektif. Untuk
dimulai dari plan, acting, observasi dan
diketahui, surat kontrak guru keluar pada
refleksi guru masih terpaku pada metode
bulan Maret 2013 setelah melalui hasil
penyampaian materi pelajaran dengan
seleksi dan rekomendasi kepala sekolah
ceramah
media-
namun dalam kontrak berlaku mulai
media yang sesuai dengan perkembangan
Januari 2013 sampai dengan Desember
zaman
2013.
2)
melaksanakan
guru
tanpa
menggunakan
Peningkatan kinerja guru pada siklus I mencapai 60%
ISSN 2086 – 1397
di lihat dari segi
2)
memenuhi guru
standar telah
kebutuhan
mempersiapkan
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemanfaatan
alat-alat
peraga
guna
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |151
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… meningkatkan semangat belajar anak didik.
3)
Guru
kemampuan
Penutup
memotivasi siswa baik dalam proses
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
pembelajaran maupun dalam keadaan
sekolah di atas maka, penulis menyimpulkan
bersama-sama dengan siawa di luar jam
sebagai berikut:
pembelajaran.
1)
Pembinaan guru melalui motivasi terbukti
Hasil pembinaan pada siklus II dapat
mampu meningkatkan kinerja guru pada
menunjukkan berbagai perubahan terjadi
tiap-tiap putaran termasuk peningkatan
peningkatan yang sangat tinggi. Guru
prestasi peserta didik.
lebih
4)
memiliki
mempersiapkan
perlengkapan
2)
Memalui Supervisi yang dilakukan oleh
mengajar dan kemampuan memotivasi
penulis terhadap guru produktif dapat
anak. Hasil yang dicapai dalam penelitian
membantu guru
ini adalah 90% guru telah mempersiapkan
memahami konsep, peran dan fungsi guru
perangkat dan sesuai tuntutan menjadi
sehingga kinerja guru dapat meningkat.
guru profesional.
Guru yang telah diberikan perlakuan ini
Ada hasil lain yang didapat sekolah yaitu
terbukti mampu meningkatkan minat
dapat menyelesaikan akreditasi jurusan.
belajar pada peserta didik.
Pada tahun 2013 siswa SMK Negeri 5
untuk lebih mudah
Berdasarkan simpulan di atas penulis
Telkom mendapat juara I di LKS
dapat memberikan saran kepada:
nasional.
1)
Dari
selalu
mengikuti
perkembangan jaman, terutama dengan
ada
membaca hasil karya para ahli sehingga
peningkatan kualitas guru dan peningkatan
tidak ketinggalan dengan daerah lain
prestasi
dalam meningkatkan mutu pendidikan
sekolah
pada
ini
anak
siklus
diharapkan
dalam
tindakan
pelaksanaan
guru
menunjukkan
didik.
Guru
yang
profesional telah mampu menyiapkan berbagai
sebagai
keperluan
memajukan pendidikan;
mengajar
sebelum dengan
mengajar, baik,
materi
mampu yang
2)
disampaikan dapat diterima dan dipahami peserta didik dengan mudah. Guru tampak
tanggung
jawab
bersama
siswa diharapkan lebih disiplin dan lebih giat belajar;
3)
Kepala
sekolah
suapaya
lebih
lebih disiplin dan sudah mulai mendesain
memperhatikan kebutuhan guru, baik
perangkat
kebutuhan materi maupun kebutuhan
pembelajaran
dengan
media
komputer secara lebih kreatif.
laiinya sehingga kinerja guru meningkat.
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |152
Muhammad Husin, Peningkatan Kinerja Guru… DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius Perilaku Motivasional, dan Mitos). Bandung: Alfabeta CV
IQ+EQ, Etika,
Gibson, dkk. (2009). Organizational: Behavior, Structure, Processes. New York: Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta Barat: Binarupa Aksara Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia:Pengertian Dasar, Pengertian, Masalah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung
dan
Kusmianto (1997) Panduan Penilaian Kinerja Guru oleh Pengawas. Jakarta. Majid Mathis, R.I. dan Jacson. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Salemba Empat
Mink.1993. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia (Kinerja/Performance). Media Koputindo
Jakarta: Elik
Nawawi, H Hadari dan Mimi Martini. 1994. Penelitian terapan, Gadjah Mada Yogyakarta.
University Press,
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Rhodes, Linda; Robert Eisenberger dan Stephen Armeli (2001), “Affective Commitment to the Organization: The Contribution of Perceived Organizational Support,” Journal of Applied Psychology 86, (5), 825-836. Simamora, 2000, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Surabaya: Pustaka Utama Sulaiman, W., 2006, Statistik Non-parametrik Contoh Kasus dan Pemecahannya dengan SPSS, Penerbit ANDI, Yokyakarta. Tilaar (2009). Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta Usman. 2006. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : PT Bumi UU No. 14 Tahun 2005
Akasara
UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |153