PENINGKATAN KETRAMPILAN MENYIMAK DENGAN STRATEGI “COOPERATIVE SCRIP” PADA SISWA KELAS VI SDN 28 DOMPU KECAMATAN DOMPU KABUPATEN DOMPU TAHUN AJARAN 2011--2012 Roslinda SDN 28 Dompu
Abstrak: Kegiatan menyimak merupakan satu materi yang tidak disukai siswa kelas VI SD 28 Dompu, misalnya tahap menyimpulkan isi berita yang didengar melalui media tape record menunjukan masih banyak siswa yang belum mampu menyimak dengan baik. Hasil belajar menyimak mereka rendah. Penggunaan strategi “cooperative scrip” diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kualitas proses pembelajaran keterampilan menyimak. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan stretegi “cooperative scrip” terbukti dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak, situasi kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Kata kunci: strategi “cooperative scrip”, keterampilan menyimak. Pada era global ketrampilan menyimak memiliki fungsi yang srategis dalam kehidupan sehari-hari hampir setiap aktifitas manusia memerlukan ketrampilan menyimak dan menjadi pintu bagi pengusaan ketrampilan berbahasa yang lain. Menyimak merupakan suatu proses mengorganisasikan bunyi –bunyi yang didengar dan menerapkan unit-unit verbal yang berkoresponden sehingga bisa ditangkap makna tertentu dari satuan bunyi yang didengar (Kurniasih dan iskandar, 1996). Dengan memiliki kemampuan menyimak memungkinkan siswa untuk menerapkan berbagai srategi kognitif untuk menemukan pesan dari penutur. Dengan demikian, penyimak dapat memprediksi pesan tuturan. Sayang, pembelajaran menyimak selama ini kurang memberikan pengalaman pada siswa untuk berlatih menyimak. Pembelajaran menyimak masih berfokus pada guru sehingga miskin latihan. Sementara itu, ditegaskan oleh Dunkel (dalam Zahro&Sulistyorini, 2010:
33) bahw a dalam pembelajaran menyimak sangat penting diberikan kepada siswa kegiatan menyimak dalam jumlah besar untuk memberikan wacana lisan yang otentik dengan menggunakan sarana audio dan vidio. Suyitno & Siswanto (2010) menya-takan bahwa dalam pembelajaran menyi-mak, guru dapat membelajarkan siswa berbagai macam ketrampilan menyimak. Keberhasilan pembelajaran menyimak disekolah ditentukan oleh enam faktor, yaitu: kurikulum, guru, siswa, administrasi, sarana penunjang, dan lingkungan belajar. Dalam hal ini mutu pendidikan berkaitan erat dengan guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat ditentukan oleh guru.Iklim belajar dikelas yang dipimpin oleh guru sangat menentukan arah dan dan keberhasilan para siswa. Jika siswa dalam kelas dikelolah oleh guru yang profesional maka situasi kelas dan hasil belajarnya dapat diharapkan menjadi baik.Sebaliknya, jika kelas ditangani oleh guru yang tidak
86
Roslinda, Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Strategi “Cooperative Scrip”, 87
profesional maka tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan sulit dicapai. Dalam pembelajaran menyimak di sekolah-sekolah yang ada di kabupaten Dompu, guru umumnya membacakan suatu materi untuk disimak dan ditindak lanjuti dengan menjawab pertanyaan yang ditulis oleh gurunya pada papan tulis yang terkait dengan materi simakan, dengan demikian teks yang disimak oleh siswa dalam suatu kelas yang berada dikegiatan belajar hanya satu teks saja.Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak siswa harus mendapatkan latihan bermacam-macam wacana lisan misalnya kompetensi dasar mennceritakan kembali isi drama yang didengar, diolog, menyimpulkan isi berita yang didengar dan sebagainya yang berkaitan dengan menyimak. Mendengar berarti dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga dan tidak tuli (Alwi, 2001). Proses menyimak secara teoritis dimulai dengan penangkapan/ penyerapan rentetan bunyi bahasa melalui indra telinga. Rentetan bunyi tersebut melalui saraf sentrifugal diteruskan menuju otak pada bagian yang disebut ingatan jangka pendek untuk diproses dan dianalisis. Rene Descrates berpendapat bahwa orang yang memiliki daya nalar tinggi dan mampu mengatur pikiran dengan cara sebaik- baiknya agar jelas dan mudah dimengerti orang lain. Menurut Nasution (dalam Mulyati, dkk, 2009:7.4) orang yang memiliki skor matematika tinggi akanmemiliki skor matapelajaran bahasa yang tinggi pula. Mereka meningkatkan daya imajinasi mereka, salah satunya, dengan mendengarkan cerita. Dengan kata lain, kebiasaan mendengarkan cerita dapat menambah kemampuan berbahasa, memperbaiki budi pekerti, dan mendorong keinginan berkomunikasi lisan (menceritakan kembali hasil membaca) kepada orang lain. Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru yang berada di wilayah gugus VI dan VII kecamatan Dompu diperoleh informasi bahwa pembelajaran menyimak banyak mengalami kesulitan dan hambatan. Misalnya pada tahap
menceritakan kembali isi berita yang didengar atau menggambar denah berdasarkan penjelasan yang didengar. Dalam kegiatan pembelajaran siswa kurang aktif, disebabkan metode pembelajaran yang digunakan guru masih kurang menarik bagi siswa, hal ini disebabkan banyak faktor yaitu diantaranya dalam kegiatan pembelajaran kurang berfariasi, guru masih sering menggunakan metode konveksional dalam pembelajaran sehingga membuat siswa merasa jenuh dan tidak dapat membangkitkan motivasi atau minat siswa untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam aspek menyimak Paparan diatas ditunjang oleh pengamatan awal yang peneliti lakukan terhadap aspek menyimak dengan materi menceritakan kembali isi berita yang didengar di kelas VI SDN No. 28 Dompu yang mana sebagian besar diantaranya tidak mampu menyimak secara baik dan benar dan siswa tidak bertahan dalam berkonsentrasi mendengarkan berbagai konteks, dan tidak mampu untuk memahami dan peka terhadap gagasan pandangan , dan perasaa orang lain secara lengkap Berdasarkan uraian serta hasil peneliti diatas, diperlukan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan agar dapat membuat siswa lebih bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Salah satu srategi yang digunakan untuk merangsang ketrampilan siswa dalam menyimak khususnya pada materi menceritakan kembali isi berita yang didengar. Srategi kooperatif memang dirancang untuk memberdayakan semua peserta didik yang dilakukan melalui pengelolaan kelas yang berbeda dengan kelas yang konveksional, kelas dibagi atas kelompokkelompok dan dirancang dengan maksud membuat peserta didik berani berinteraksi dapat bekerja sama, berinisiatif dan memperoleh data beragam data seperti diungkapkan Nurhadi dkk (2004) Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar, menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar
88, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
bagi siswa bukan hanya guru dan bahan ajar tetapi juga sesama siswa.Srategi kooperatif scrip sangat sesuai dengan karakteristik pembelajaran menyimak yang menuntut semua siswa mendapat pengalaman sebanyak- banyaknya dalam menyimak hampir semua model pembelajaran dengan srategi kooperatif scrip dapat dikembangkan dalam pembelajaran menyimak. Kiranya, srategi kooperatif scrip menjadi satu alternatif srategi yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran menyimak khususnya materi menyimpulkan isi berita yang didengar. Kooperatif scrip merupakan salah satu bentuk srategi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstrutivisme yang mengkorelasikan belajar pada siswa (student- centered learning) bukan Student-centerd teacing atau teachercentered teacing, dengan srategi kooperatif scrip siswa dapat bersama-sama berusaha memahami isi cerita yang didengar melalui serangkaian kegiatan diskusi METODE Penelitian ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah pembelajaran yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak isi berita. Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak ini adalah dengan menggunakan srategi kooperatif scrip. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif , jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Selama penelitian berlangsung dibutuhkan keterlibatan guru yang bekerja sama secara kolaboratif, paparan tersebut mengisaratkan bahwa terdapat permasalahan faktual dalam pembelajaran yaitu kurangnya kemampuan dalam menyimak isi berita, dan ada upaya yang dilakukan untuk memperbaiki permasalahan tersebut serta terjadi kolaborasi antara guru dan sebagai peneliti dengan teman sejawat sebagai observer selama penelitian berlangsung. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN No. 28 Dompu dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang, terdiri dari 14 Laki-laki dan 17 Perempuan. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester II (Pebruari – April 2011) Model rancangan penelitian tidakan kelas yang digunakan adalah model rancangan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Tanggar (1992). Model ini mengikuti alur yang terdiri dari empat komponen pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap awal dilakukan studi pendahuluan dan pengamatan terhadap proses pembelajaran menyimak isi berita yang didengar untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dikelas, berdasarkan hasil pengamatan tersebut disusunlah rencana tidakan siklus 1 yang diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dan selanjutnya diaplikasikan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran yang nyata di kelas, dengan melibatkan keberadan guru sebagai tenaga pelaksana, sambil mencatat hal-hal yang sekiranya perlu mendapat perlakuan baru, hasil pengamatan direfleksikan dan dijadikan dasar bagi penyusun rencana tindakan siklus II juga diwujudkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran. Penelitian direncanakan dalam dua siklus dilaksanakan dalam dua jam pelajaran (2 x 35 menit). pada setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dalam pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti, akhir. Pengamatan dilakukan observer dan teman sejawat yang dibantu dengan alat penunjang adalah pedoman observasi ,dan catatan lapangan. Hal-hal yang perlu diamati dalam pembelajaran dinilai berdasarkan aktifitas berpasangan dengan indikator keberhasilan, tanggung jawab, dan kemauan bekerja sama , tahap refleksi atau analisis data dilakukan dengan menggunakan data kualitatif.erbal dalam tindakan ini berupa data tindakan, data tuturan dan datahasil penilaian. Data tindakan merupakan data non verbal berupa informasi tindakan pembelajaran yang diberikan oleh guru dan aktifitas siswa, data tuturan merupakan data verbal yang berupa tuturan lisan yang diperoleh sebelum dan selama tindakan berlangsung sedangkan data penilaian diperoleh
Roslinda, Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Strategi “Cooperative Scrip”, 89
melalui kajian terhadap proses dan produk tindakan ditiap tahap pembelajaran melalui dinamika kerja sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus dua kali pertemuan, dengan tujuan meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN No. 28 Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu dalam ketrampilan menyimak melalui Srategi Kooperatif Scrip. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pelaksanaan pembelajaran menyimak digunakan skor kriteria ketuntasan minimal (KKM) bahasa Indonesia di SDN 28 Dompu sebesar 65. Apabila siswa memperoleh nilai tes kurang dari 65 maka siswa tersebut belum berhasil dalam pembelajaran menyimak.Apabila siswa memperoleh nilai 65 atau lebih tinggi berarti siswa pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Siklus I Pada siklus I keterlibatan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas relatif dominan. Guru memulai pembelajaran menyimak dengan bahan yang diakrabi dan menarik minat siswa.Bahan simakan bervariasi dalam hal isi, bahasa dan pola penyajian. Dalam pembentukan kelompok, guru memberikan arahan agar siswa dapat membagi kelompok secara proposional dengan mempertimbangkan kemampuan akademik siswa. Dari 26 siswa dibagi
menjadi 5 kelompok dengan masingmasing kelompok beranggotakan 5 orang siswa dalam setip kelompok (1 Kelompok terdiri dari 6 orang), secara berpasangan siswa mendiskusikan hasil simakannya. Setelah itu, dilakukan diskusi kelas untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyimpulkan isi berita yang didengar melalui tepe record. Pada saat diskusi kelas guru membimbing siswa dalam mengambil kesimpulan dari isi simakan. Setelah diskusi kelas selesai diketahui bahwa ternyata hanya siswasiswa tertentu saja yang mampu mengemukakan pendapatnya tentang kesimpulan isi berita yang disimak, sementara sebagian besar siswa yang lain cenderung bersikap pasif. Siswa masih kesulitan memahami dan menyampaikan simpulan isi berita yang didengarkan. Hal ini diketahui dari respon siswa dalam menjawab pertanyaan peneliti tentang kesulitan yang dialami siswa. Peneliti memberikan tambahan penguatan tentang cara menyimak yang baik dan benar. Pada akhir kegiatan dilakukan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dari kegiatan ini dapat diketahui ketrampilan siswa dalam menyimak isi berita dengan srategi kooperatif scrip, kesulitan yang dialami siswa dan pembelajaran, manfaat pembelajaran yang diperoleh siswa dan perencanaan tindak lanjut dari ketrampilan menyimak siswa di berikan tes dan diperoleh hasil seperti pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1: Hasil Belajar Siswa pada Siklus I NO
NAMA
NILAI
1
A. Haris
45
2
Amar Ma'ruf
35
3
Andri Saputra
55
4
Anisa Soleha
60
5
Arif Rahman
55
6
Dina Budiarti
45
7
Eko Purwanto
40
8
Elang Sari
40
KET
90, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
9
Erfina
70
10
Fitria Anggraini
50
11
Ikbal
70
12
Imam Tauhid
60
13
Indra
60
14
Ira Anggraini
40
15
Julaiha Ilyas
45
16
Junaidin
75
T
17
Kurniati Muhtar
70
T
18
Mawarlian
40
19
Muh. Ramadhoan
50
20
Muh. Sabit
40
21
Muhammad Rizki
65
22
Ody Januar
75
23
Putra Ramadhan
50
24
Putri Ramdhaniah
45
25
Titian Nurmala
50
26
Yuyun Sutrianti
60
JUMLAH
1390
RATA-RATA
53,46
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai evaluasi proses dalam siklus I menunjukan bahwa Nilai terendah diperoleh 1 orang dengan nilai 35 dan nilai tertinggi diperoleh 2 orang dengan nilai 75, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa SDN No. 28 Dompu pada siklus 1 ini adalah 53, 46. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa yang berhasil mencai nilai kriteria ketuntasan minimal hanya 5 orang atau 19% dari 26 orang siswa dan yang belum mencapai KKM sebanyak 21 orang siswa atau 81% dari 26 siswa. Jadi dapat di katakan bahwa Pembelajaran pada siklus I belum berhasil dikarenakan tidak sesuai dengan nilai ketuntasan minimal Bahasa Indonesia yaitu 65, sehingga perlu dilakukan tidakan siklus II. Siklus II Siklus II berlangsung selama dua kali pertemuan dengan jumlah tindakan yang sama. Tindakan pembelajaran sama
T
T
T
TT
dengan siklus I yaitu rendah diperoleh tahap sebelum menyimak, saat menyimak, dan setelah menyimak guru memberikan arahan-arahan mengenai prosedur pembelajaran, diawal kegiatan secara detil dan rinci dengan penekanan yang yang mendalam pada hal-hal yang dianggap perlu mendapat perhatian siswa dan guru memberikan motifasi agar dalam proses menyimak dan diskusi dilakukan secara sungguh-sungguh, dalam hal pembagian kelompok masih seperti pada siklus I, ketika melakukan diskusi dilakukan secara berpasangan dalam kelompoknya. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk menyimak isi berita melalui media tip record, dan tiap kelompok mendapatkan topik simakan yang berbeda, yang dilanjutkan dengan diskusi secara berpasangan dan hasilnya dibawa kediskusi kelompok, dan ketua – ketua kelompok mempersiapkan untuk melakukan atau menceritakan kembali isi berita yang didengarnya melalui diskusi
Roslinda, Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Strategi “Cooperative Scrip”, 91
kelas. Dengan demikian, diperoleh pemahaman terhadap isi berita yang didengar secara komprehensif dari berbagai aspek yang merupakan perpaduan semua pasangan diskusi yang ada dalam kelompok Pada akhir kegiatan dilakukan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dari kegiatan ini dapat
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
diketahui ketrampilan siswa dalam menyimak isi berita dengan srategi kooperatif scrip, kesulitan yang dialami siswa dan pembelajaran, manfaat pembelajaran yang diperoleh siswa dan perencanaan tindak lanjut dari ketrampilan menyimak siswa di berikan tes dan diperoleh hasil seperti pada tabel 2 berikut.
Tabel 2Hasil Belajar Siswa pada Siklus II NAMA NILAI A. Haris 70 Amar Ma'ruf 80 Andri Saputra 80 Anisa Soleha 70 Arif Rahman 70 Dina Budiarti 65 Eko Purwanto 85 Elang Sari 70 Erfina 90 Fitria Anggraini 60 Ikbal 100 Imam Tauhid 85 Indra 60 Ira Anggraini 75 Julaiha Ilyas 85 Junaidin 90 Kurniati Muhtar 70 Mawarlian 75 Muh. Ramadhoan 70 Muh. Sabit 80 Muhammad Rizki 70 Ody Januar 100 Putra Ramadhan 85 Putri Ramdhaniah 65 Titian Nurmala 80 Yuyun Sutrianti 75 JUMLAH 2005 RATA-RATA 77,12
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai evaluasi proses dalam siklus II
KET T T T T T TT T T T TT T T TT T T T T T T T T T T TT T T T T
menunjukan bahwa nilai terendah diperoleh 2 orang dengan nilai 60 dan nilai
92, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
tertinggi diperoleh 2 orang dengan nilai 100, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa SDN No. 28 Dompu pada siklus II ini adalah 77, 12. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa yang berhasil mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 25 orang atau 92% dari 26 orang siswa dan yang belum mencapai KKM sebanyak 2 orang siswa atau 8% dari 26 siswa. Jadi dapat di katakan bahwa Pembelajaran dengan menggunakan Strategi kooperatif Skrip pada siklus II ini ternyata berhasil membuat siswa terlibat secara aktif dalam kerja secara berpasangan, kelompok dan dalam diskusi kelas. Hal ini disebabkan siswa merasa mudah melakukan karena proses pembelajaran berlangsung dengan nyaman dan menyenangkan dan tidak ada penekanan sehingga siswa mudah dalm menyimak isi berita yang didengarnya. Dalam diskusi kelas tetap hidup karena kelompok lain boleh menambah dan mengurangi pada kata atau pada kalimat yang tidak sesuai dengan bahasa indonesia. setiap penyajian dari kelompok yang selalu menarik dan mendapatkan aplaus kelompok lain dan gurunya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dalam siklus II berlangsung dalam kondisi tertib dan lancar, hampir seluruh siswa dalam proses pembelajaran siklus II dilakukan dengan serius tetapi menyenangkan, candaan dan gurauan siswa pun jauh berkurang dibanding dengan siklus sebelumnya, walaupun masih ada satu dua siswa yang tidak serius, tetapi secara umum hal itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan diskusi hasil simakan. Hal ini berdampak pada kualitas hasi belajar menyimak isi berita. Hasil rekapitulasi nilai evaluasi, rata-rata skor 77,12 skor tersebut lebih tinggi dari target ketuntasan yang ditetapkan yaitu 65.
PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan srategi “kooperatif
scrip” dapat meningkatkan kemampuan menyimak isi berita siswa kelas VI SDN 28 Dompu.Hal itu terlihat dari peningkatan prestasi hasil belajar siswa secara individual dan kelas yang mencapai KKM setelah pelaksanaan siklus II. Pada siklus I rata-rata nilai siswa baru mencapai 53,46 dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar (KKM:70) baru 11,54%. Suasana pembelajaran juga masih pasif dan kurang hidup. Pada siklus 2, hasil belajar siswa meningkat menjadi 77,12 dan jumlah siswa yang mencapai target sebesar 15,38%. Kelas menjadi aktif. Sebagian besar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, dan suasana kelas hidup serta menyenangkan. Saran Pembelajaran dengan srategi kooperatif scrip seperti ini dapat diterapkan pada materi yang pelajaran yang lain, dapat dikatakan bahwa selama penerapannya dilakukaan secara tepat dan benar, maka materi apapun dapat diajarkan dengan memanfaatkan srategi ini. Dengan srategi ini siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan dirinya. Oleh sebab itu sangat disarankan. Sebagai guru sekaligus sebagai peneliti bahwa dalam menyampaikan materi menyimak agar tidak memanfaatkan siswa yang membaca teks atau wacana sehingga proses pembelajaran brlangsung secara efektif dengan membuat skenario pembelajaran yang bermakna. Implikasinya dalam pengajaran ialah bahwa guru hendaknya memulai pelajaran dengan memperdengarkan (sebaiknya secara spontan, tidak dengan membaca) ujaran- ujaran bahasa baik berupa kata-kata maupun kalimat, setidak –tidaknya ketika guru memperkenalkan kata-kata baru, ungkapan-ungkapan baru, atau pola kalimat baru. Dengan pemakaian pita rekaman, guru akan terhindar dari kelelahan dan juga dari kemungkinan kesalahan atau kekurangan ketepatan dalam ucapan, hal mana kalau sampai terjadi akan mengakibatkan kesalahan secara turun temurun.
Roslinda, Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Strategi “Cooperative Scrip”, 93
DAFTAR RUJUKAN Alwi, H. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Kemmis, S &Tanggart, M. C. 1992. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press. Nurhadi, Yasin & Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual. Malang: UM Press. Mulyati,Yeti. 2009. Ketrampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta. Universitas Terbuka.
Suyitno, Imam & Siswanto, Wahyudi. 2010. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia; Teacher Quality Improvement Program (TEQIP). Malang: UM Pres. Zahro, A & Sulistyorini, D. 2010. Strategi Kooperatif dalam Pembelajaran Menyimak. Malang. Asah Asih Asuh.