-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA DALAM MENYIMAK APRESIATIF DAN KREATIF MELALUI STRATEGI PARAFRASE LIRIK LAGU Dwi Hanti Rahayu Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstract Listening is the irst developing language skills in each individual, even when a man is still in the womb. The importance of listening is not only because it has many bene its, but also because listening occupies the most space available in communication activities. A song is one of the many materials of listening to be taught in Study Program of Language and Literature (FBS, UNY). In order to understand the lyrics of a song, students need a proper strategy, so that they can understand the lyrics of the song played according to the purpose and the message to be conveyed by the creator of the lyrics. Paraphrasing is one strategy that can be used to understand a song, which raises the creativity in students to be able to create other works . Paraphrase strategy can enhance students’ understanding of the lyrics of a song, so that they can create another work according to the inspiration they obtain. Keywords: creativity, appreciative and creative listening, paraphrasing strategy
Abstrak Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang pertama berkembang pada setiap individu, bahkan ketika manusia masih berada dalam kandungan. Pentingnya menyimak bukan saja karena mempunyai berbagai manfaat, tetapi juga karena menyimak menempati ruang paling besar dalam aktivitas komunikasi. Lagu merupakan salah satu materi simak yang harus diajarkan di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (FBS, UNY). Untuk memahami lirik sebuah lagu, mahasiswa membutuhkan strategi yang tepat, sehingga mereka dapat memahami lirik lagu yang diperdengarkan sesuai maksud dan pesan yang ingin disampaikan oleh pencipta lirik lagu. Parafrase merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan dalam memahami sebuah lirik lagu, sehingga memunculkan kreativitas dalam diri mahasiswa untuk dapat menciptakan karya-karya yang lain. Strategi parafrase dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap lirik lagu, sehingga mereka dapat menciptakan berbagai karya yang lain sesuai inspirasi yang mereka dapatkan. Kata kunci: kreativitas, menyimak apresiatif dan kreatif, strategi parafrase
Pendahuluan Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang pertama berkembang dalam setiap individu. Dapat dikatakan bahwa keterampilan ini sudah berkembang sejak anak masih berada dalam kandungan. Sebagai makhluk yang dikaruniai kelebihan indrawi dibandingkan dengan makhluk lain, manusia sudah mulai belajar mendengarkan (baca: menyimak) sejak pertumbuhannya di dalam rahim. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan hampir setiap pengguna bahasa merasa sudah mampu menyimak dengan baik. Keterampilan menyimak terus diajarkan dan ditingkatkan di setiap jenjang pendidikan, tidak terkecuali di jenjang perguruan tinggi. Khususnya di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, pengajaran keterampilan ini telah dikemas ke dalam satu mata kuliah tersendiri, yaitu mata kuliah Menyimak Komprehensif dan Kritis pada semester I dan dilanjutkan dengan mata kuliah Menyimak Apresiatif dan Kreatif pada semester II. Kedua mata kuliah ini mempunyai tujuan dan standar kompetensi yang berbeda. Untuk itu, materi-materi yang harus dikaji mahasiswa pun juga berbeda. Dapat dikatakan bahwa materi untuk mata kuliah Menyimak Apresiatif dan Kreatif pada semester II merupakan bahasa lisan yang penggunaannya tidak formal, meliputi lagu/ nyanyian, pembacaan karya sastra (cerpen/puisi/penggalan novel), lawak/humor, drama, ilm, 418
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
dan penyusunan media pembelajaran menyimak yang berupa program audio atau audio visual. Untuk dapat memahami materi ini, mahasiswa tentunya akan merasa sedikit lebih sulit jika dibanding dengan memahami materi Menyimak Komprehensif dan Kritis yang berupa kuliah, berita, seminar, pidato, ceramah/khotbah, diskusi ilmiah, dan iklan. Di sini, iklan merupakan satu-satunya materi yang berupa bahasa lisan yang penggunaannya tidak terbatas pada situasi formal. Sesuai dengan nama mata kuliah, Menyimak Apresiatif dan Kreatif, mata kuliah ini menuntut mahasiswa untuk tidak sekadar memahami tetapi sampai pada tingkat mengapresiasi sebuah materi simakan. Setelah sampai pada tingkat ini, diharapkan akan muncul kreativitas mahasiswa dari hasil menyimaknya tersebut. Untuk tujuan ini, dosen pengampu mata kuliah dituntut pula dapat menerapkan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat. Lagu atau nyanyian merupakan salah satu materi yang harus dikaji mahasiswa pada mata kuliah Menyimak Apresiatif dan Kreatif ini. Meskipun hampir semua orang menyukai lagu/musik dan setiap harinya mendengar atau mendengarkan lagu, ternyata kemampuan mahasiswa dalam memahami sebuah lagu –dalam hal ini lirik lagu– belumlah dapat dikatakan baik. Di sisi lain, mahasiswa sendiri sudah merasa dapat menyimak dengan baik. Padahal yang dimaksud dengan menyimak tidak sekadar mendengar atau mendengarkan. Agar mahasiswa mampu memahami secara benar dan sekaligus dapat memberikan apresiasi terhadap sebuah lagu, diperlukan adanya strategi tertentu untuk membedah sebuah lirik lagu. Salah satu teknik untuk memahami lirik lagu adalah dengan memarafrasekannya sesuai dengan pemahaman mahasiswa. Dengan dipahaminya secara benar, lirik lagu ini akan dapat menyampaikan pesannya kepada pendengar sesuai maksud si pencipta lagu atau penulis lirik lagu tersebut. Menyimak dan Pengajarannya Tidak ada satu orang pun yang menjalani hidup tanpa berkomunikasi. Komunikasi mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Semua kebutuhan yang terkait dengan kelangsungan hidupnya akan dapat terpenuhi dengan berkomunikasi dengan manusia lain. Komunikasi di sini tentunya melibatkan pihak-pihak yang berdiri sebagai penyampai pesan dan penerima pesan atau pihak pembicara dan pihak penyimak. Menjadi penyimak yang baik tidaklah mudah. Hal ini disebabkan menyimak memang dikatakan sebagai suatu keahlian komunikasi verbal yang sulit dan unik dibandingkan dengan komunikasi verbal lainnya. Pentingnya peranan menyimak dalam proses komunikasi bukan saja karena ia memiliki berbagai manfaat, tetapi juga karena menyimak menempati ruang paling besar dalam aktivitas komunikasi. Hermawan (2012: 30) mengatakan bahwa lebih dari 50% aktivitas dari komunikasi adalah menyimak. Meskipun secara kuantitatif menyimak mengambil porsi terbesar dalam aktivitas komunikasi, tetapi secara kualitatif umumnya kegiatan ini masih tergolong belum efektif. Sebagai penyebab keadaan di atas adalah kebanyakan orang menganggap bahwa dirinya sudah memiliki keterampilan menyimak, sementara sebenarnya dia baru mendengarkan. Menyimak menurut Tarigan (2008: 31) adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Keterampilan menyimak terus ditingkatkan dengan diajarkannya pada semua jenjang sekolah. Hal ini mengingat betapa pentingnya keterampilan ini dalam perannya sebagai alat berkomunikasi. Banyak metode dan strategi yang dapat digunakan dalam pengajaran menyimak. Pemilihan metode ataupun strategi disesuaikan dengan tingkat keterampilan yang telah dimiliki peserta didik. 419
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
Mengingat pentingnya keterampilan menyimak dalam berkomunikasi, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mencantumkan keterampilan ini sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Pengajaran keterampilan ini diwadahi dalam satu nama mata kuliah Menyimak Komprehensif dan Kritis untuk semester I dan Menyimak Apresiatif dan Kreatif untuk semester II. Menyimak apresiatif dan kreatif adalah suatu kegiatan menyimak yang meliputi proses mendengarkan, memahami, menikmati, menilai sebuah materi simakan, sehingga muncul kreativitas penyimak untuk menciptakan karya-karya lain.
Parafrase sebagai Strategi Memahami Lirik Lagu dalam Kegiatan Menyimak Parafrase merupakan cara pengungkapan kembali suatu tuturan tanpa mengubah pengertian asli. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), parafrase diberi pengertian sebagai penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi. Pendekatan parafrase merupakan strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan katakata atau kalimat sendiri. Dengan demikian, parafrase yang tersusun tentunya sesuai dengan pemahaman si pembuat parafrase. Dengan kata lain, parafrase merupakan upaya untuk dapat memahami makna dari sebuah teks (karangan). Dari uraian di atas dapat disampaikan ciri-ciri parafrase, antara lain (1) bentuk tuturan berbeda, (2) makna tuturan sama, (3) substansi tidak berubah, dan (4) bahasa/cara penyampaian berbeda. Penyusunan parafrase dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut (Mardhotilah, 2009). 1. Membaca naskah yang akan diparafrasekan sampai selesai untuk memperoleh gambaran umum isi bacaan/tulisan. 2. Membaca naskah sekali lagi dengan memberi tanda pada bagian-bagian penting dan katakata kunci yang terdapat pada bacaan. 3. Mencatat kalimat inti dan kata-kata kunci secara runtut. 4. Mengembangkan kalimat inti dan kata-kata kunci menjadi gagasan pokok yang sesuai dengan topik bacaan. 5. Menguraikan kembali gagasan pokok menjadi paragraf yang singkat dengan bahasa sendiri Untuk memparafrasekan sebuah tuturan lisan, penyimak mendahuluinya dengan kegiatan menyimak secara cermat dan menuliskan materi simakan pada kertas yang telah disiapkan. Setelah itu, baru tahap-tahap penyusunan parafrase dilakukan. Hal ini juga yang dilakukan ketika mahasiswa menyimak sebuah lagu. Lirik Lagu sebagai Materi Simak Bahasa yang terkandung dalam sebuah lirik lagu tidak jauh berbeda dengan bahasa dalam puisi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 528) diberikan pengertian tentang lirik lagu, yaitu karya puisi yang dinyanyikan. Dengan demikian, unsur-unsur yang terkandung dalam lirik lagu juga bermuatan sama dengan bahasa puisi. Lagu/nyanyian merupakan salah satu materi simak dalam perkuliahan Menyimak Apresiatif dan Kreatif. Untuk itu, keterampilan memahami sebuah lirik lagu menjadi penting untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan dalam mata kuliah ini. Mahasiswa sebenarnya tidak asing lagi dengan berbagai macam jenis lagu. Hanya saja, sebagian besar mahasiswa hanya sekadar betujuan menikmati musik yang menyertai lirik lagu. Sementara itu, tuntutan dari mata kuliah ini sampai pada pemahaman yang mendalam terhadap lagu, sehingga dapat memunculkan kreativitas mahasiswa.
420
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
Peningkatan Kreativitas Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Melalui Strategi Parafrase Lirik Lagu (Makul Menyimak Apresiatif dan Kreatif) Strategi parafrase sudah biasa digunakan sebagai langkah memahami berbagai macam teks, terutama teks-teks sastra. Pada penelitian yang telah dilakukan ini, strategi parafrase digunakan dalam memahami lirik lagu. Lagu merupakan salah satu materi simak dalam Mata Kuliah Menyimak Apresiatif dan Kreatif Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Sesuai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan parafrase, mahasiswa juga melakukan tahapan tersebut untuk parafrase lirik lagu yang diperdengarkan. Sebelum tahapan parafrase dilakukan, mahasiswa terlebih dahulu harus menyimak dengan bersungguhsungguh lagu yang diperdengarkan agar mahasiswa dapat merekam (mencatat) lirik lagu tersebut dengan benar. Dari mahasiswa yang berjumlah 42, mahasiswa dapat menghasilkan 42 karya, yang terdiri dari 24 puisi, 15 cerpen, 2 drama satu babak, dan 1 essai. Sementara pada parafrase kedua, mahasiswa menghasilkan 42 karya (sejumlah mahasiswa), yang terdiri dari 18 puisi, 9 cerpen, 1 kumpulan sajak (28 sajak), 4 lukisan, 2 essai, 1 catatan monolog, 1 artikel, 1 musikalisasi puisi, 2 movie maker, 2 video klip, dan 1 sketsa kehidupan. Dari hasil ini, terlihat bahwa secara produk memang mengalami peningkatan terutama pada bentuk yang dihasilkan. Pada parafrase pertama, mahasiswa menghasilkan 4 bentuk, sedangkan pada parafrase kedua mahasiswa dapat menghasilkan 11 bentuk karya. Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam menyimak apresiatif dan kreatif lagu, maka pembahasan juga mencakup peningkatan proses pembelajaran menyimak lagu dan peningkatan hasil dari menyimak lagu. Dilihat prosesnya, secara umum pembelajaran menyimak apresiatif dan kreatif lagu dengan strategi parafrase ini membuat mahasiswa menjadi lebih disiplin dan fokus. Mahasiswa harus selalu fokus dan disiplin karena jika tidak akan kehilangan atau ketinggalan poin-poin penting lirik dalam sebuah lagu. Dengan begitu, mahasiswa tidak akan dapat menyusun parafrase lagu melalui langkah-langkah yang telah diberikan dosen. Mahasiswa menjadi lebih disiplin dengan bukti tidak ada mahasiswa yang terlambat pada perkuliahan mata kuliah ini. Mahasiswa juga disiplin dalam mengikuti tahap-tahap menyimak lagu ini. Meskipun demikian, masih ada beberapa kekurangan dari pelaksanaan strategi parafrase ini, misalnya masih ada mahasiswa yang kurang memiliki motivasi. Masalah ini dapat teratasi dengan instruksi bahwa hasil atau karya yang mereka hasilkan harus dipresentasikan di depan kelas pada akhir perkuliahan. Melalui strategi ini, mahasiswa menjadi lebih serius dalam mencari makna yang terkandung dalam sebuah lagu yang disimaknya. Dengan makna yang didapat, mahasiswa dapat menemukan inspirasi atau ide untuk menciptakan sebuah karya. Keseriusan mahasiswa juga terlihat pada keseriusan mereka dalam mencari arti kata-kata sulit yang belum mereka pahami. Pencarian makna kata sulit ini dalam rangka memaknai lirik lagu secara keseluruhan. Dari produk yang dihasilkan, peningkatan yang sangat terlihat adalah pada jenis karya yang mahasiswa hasilkan. Bentuk kreativitas mereka lebih beragam pada terutama perkuliahan atau pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama, dari 42 mahasiswa, hanya tercipta 4 bentuk karya, sementara pada pertemuan kedua, mahasiswa mampu menghasilkan 11 jenis karya. Kebebasan yang diberikan kepada mahasiswa dapat memberi peluang untuk terciptanya karyakarya yang beragam. Meskipun peningkatan ini sangat signi ikan, masih ditemukan mahasiswa yang kreativitasnya belum meningkat. Ada 7 mahasiswa yang pada pertemuan pertama menghasilkan karya berbentuk puisi, pada pertemuan kedua juga tetap menghasilkan puisi saja. Hal yang sangat menggembirakan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi rela mengeluarkan biaya untuk terciptanya sebuah karya yang baik. Dengan sungguh-sungguh 421
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
mereka kerjakan dan menghasilkan karya nyata dengan terinspirasi dari tema atau makna sebuah lagu. Penutup Pada bagian penutup ini dapat disampaikan sebuah kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa strategi parafrase dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam menyimak apresiatif dan kreatif lagu. Hal ini dibuktikan dari dua aspek keberhasilan yang ditemukan melalui penelitian ini. Secara proses, pembelajaran dengan strategi ini dapat meningkatkan kedisiplinan dan keseriusan mahasiswa dalam bekerja, meskipun masih ditemukan beberapa mahasiswa yang belum termotivasi dengan baik. Selain itu, mahasiswa juga membiasakan diri untuk bekerja secara sistematis. Sementara itu, dilihat dari produknya, bentuk karya yang dihasilkan semakin beragam dari parafrase pertama ke parafrase kedua.
Daftar Pustaka Burns, Anne. 1999. Collaborative Action Research for English Language Teachers. Cambridge: Cambridge University Press Depdiknas. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas Hermawan, Herry. 2012. Menyimak: Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu Mardhotillah, Ayu Amaliyah. 2012. blogspot.com Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
422