PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK JURNALISTIK PADA SISWA SD Agus Darmuki, M.Pd Dosen Prodi PBSI IKIP PGRI Bojonegoro dan Guru SDN Wotsogo 3 Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban.
[email protected] ABSTRAK: Kegiatan pembelajaran menulis laporan seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. Semuanya terjadi karena kemampuan siswa dalam menggali imajinasi sangatlah terbatas. Karena mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran maka siswa menjadi enggan untuk konsentrasi dan serius mengikuti kegiatan pembelajaran. Diperparah dengan metode guru yang membosankan dalam menyampaikan materi, bahkan guru mengajarkannya sebagai bentuk menggugurkan tugasnya menyampaikan materi tentang menulis laporan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar menulis laporan pada siswa SD melalui model pembelajaran berbasis proyek jurnalistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan subyek penelitian siswa kelas V SDN Wotsogo 3, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Pada setiap siklus dilakukan tindakan meliputi tahap perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, pembuatan produk, dan kesimpulan proyek. Pada awalnya kemampuan menulis laporan masih rendah. Setelah diterapkan model pembelajaran berbasis proyek, hasil pengamatan dari kolaborator terhadap hasil belajar menulis laporan menunjukan peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata pada kondisi awal adalah 6.10 meningkat menjadi 7.35 di akhir siklus I, di akhir siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 7.79. Kata Kunci:Menulis laporan, pembelajaran berbasis proyek, jurnalistik Learning activities report writing is often a frightening specter for students . It all happens because of the ability of students to dig the imagination is very limited. Because of difficulties in following learning activities, the students are reluctant to follow the learning activities. Compounded by the method of boring teacher in presenting the material, the teacher even taught as a form of aborting job in delivering materials on writing reports. This study aims to improve learning outcomes writing a report on elementary students through project -based learning model of journalism. Type of research is a classroom action research, with the subject of fifth grade students of SDN Wotsogo 3, District Jatirogo, Tuban. Research procedures performed consisted of two cycles. At each cycle of the action includes the step of project planning, project execution, manufacturing product, and project conclusion. At first, the students’ ability to write reports is low. Once implemented project-based learning model, the observations of collaborators to write the report on learning outcomes improved significantly. The average value of the original 38
Agus Darmuki, Peningkatan Kemampuan Menulis 39
forest is 6:10 to 7:35 at the end of the increased first cycle, at the end of the second cycle the average value increased to 7.79. Keywords : Writing reports, project based learning, journalism
A. PENDAHULUAN Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak melalui tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis ini, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur kata, dan kosakata.Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, namun harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Keterampilan menulis menjadi salah satu kompetensi berbahasa yang terintegrasi dengan tiga kompetensi lain, yaitu membaca, menyimak dan berbicara. Oleh karena itu, untuk melatih dan meningkatkan kemampuan menulis pada siswa diperlukan model pembelajaran
yang mengintegrasikan keempat keterampilan tersebut dalam satu kegiatan pembelajaran. Pada siswa sekolah dasar (SD) keterampilan menulis menjadi keterampilan yang paling sulit dikuasai, termasuk menulis laporan. Hal ini terjadi lantaran model pembelajaran yang digunakan hanya mengenalkan konsep yang abstrak pada siswa, kurangnya penyediaan waktu untuk latihan, serta kelemahan individu anak dalam belajar. Kondisi awal kemampuan menulis laporan pada siswa kelas V SDN Wotsogo 3 Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban, yang tercermin pada rata-rata nilai ulangan harian Bahasa Indonesia cukup rendah. Nilai tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari KD menulis laporan adalah 6.10. Nilai tersebut masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang seharusnya 7.00. Melihat hasil belajar tersebut, guru harus berusaha untuk menyajikan pembelajaran yang berkualitas. Kemampuan berbahasa Indonesia pada siswa merupakan salah satu kunci meraih
keberhasilan dalam memahami semua mata pelajaran yang ada. Mengingat penting dan makin meluasnya penggunaan bahasa Indonesia, maka pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD harus dapat memenuhi kebutuhan siswa sebagai alat komunikasi, bukan sekedar pembelajaran bahasa sebagai pengetahuan kebahasaan. Sesuai kurikulum tahun 2013, seluruh
40
Jurnal Acarya Vol. 2, No.2 Agustus 2013
pembelajaran di SD dilaksanakan dengan menjadikan siswa sebagai pusat. Pembelajaran dilakukan secara integratif dengan memadukan seluruh aspek dasar kompetensi siswa. Peningkatan hasil belajar diupayakan dilakukan dengan model pembelajaran kolabaratif, sehingga siswa berlatih bekerja sama dengan teman sebaya. Melalui model ini, diharapkan empat kompetensi berbahasa siswa akan terasah secara bersama-sama. Di samping itu, akan tumbuh kecerdasan sosial yaitu tertanamnya sikap saling menghargai, menghormati, dan kerjasama. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran berbasis proyek(MPBP). Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada pembelajaran berbasis proyek kegiatan pembelajarannya berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang heterogen. Proyek yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah proyek jurnalistik. Kegiatan jurnalistik memugkinkan siswa untuk mengasah empat keterampilan berbahasa secara terintegrasi, dengan hasil berupa laporan tertulis sebagai produk pelaksanaan proyek. Untuk itu, dalam penelitian ini model pembelajaran berbasis proyek selanjutnya disebut model pembelajaran berbasis proyek jurnalistik. Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang akan diselesaikan dalam PTK ini dapat dirumuskan:apakah model pembelajaran berbasis proyek jurnalistik dapat meningkatkan hasil kemampuan menulis laporan bagi Siswa Kelas V SDN Wotsogo 3 Kabupaten Tuban? B. LANDASAN TEORI Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Didalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Menulis bukan hanya menyalin, tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menurut Nurgiyantoro (2010:296), keg-
iatan menulis merupakan bentuk atau wujud kemampuan atau keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai, bahkan oleh penutur ahli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal tersebut disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Senada dengan pendapat tersebut, Akhadiah (2004:2) berpendapat bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Adapun laporan adalah tulisan yang berisi hasil pengamatan terhadap sebuah tempat atau suatu pekerjaan yang berisi hal-hal penting yang berkaitan langsung dengan tanggung jawab yang dibebankan pada si pembuat laporan (Warsidi Edi dan Farika, 2008: 62). Dengan demikian, menulis laporan merupakan kegiatan menyampaikan hasil pengamatan atau suatu pekerjaan menggunakan bahasa tulis. Di tingkat SD kegiatan menulis laporan tentu masih sederhana, disesuaikan dengan tingkat perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Menulis laporan di SD hanya terdiri dari menulis laporan hasil kunjungan dan hasil wawancara, yang berisi: a) judul laporan; b) tujuan; c) waktu pelaksanaan; d) hasil yang diperoleh. Langkah-langkah membuat laporan meliputi: menentukan tema, menyusun daftar pertanyaan, melakukan wawancara (reportase) dan observasi (pengamatan), serta penulisan laporan. Penulisan laporan diawali dengan membuat catatan hasil wawancara dan pengamatan sebagai konsep awal, dilanjutkan perbaikan dengan bimbingan guru dan masukan dari teman, terakhir penulisan laporan final dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Salah satu usaha yang dilakukan guru untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar-
Agus Darmuki, Peningkatan Kemampuan Menulis 41
mengajar adalah pemilihan metode yang tepat. Ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran atau memilih model akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Sagala (2005:174) menyatakan bahwa mengajar harus dapat menggunakan model-model dan pendekatan mengajar yang dapat menjamin pembelajaran berhasil sesuai yang direncanakan. Metode mengajar dapat berfungsi optimal, jika diselaraskan dengan materi pelajaran, siswa, dan tujuan pengajaran serta keterampilan menggunakannya. Hadirnya model pembelajaran hendaknya mengacu pola pikir di atas. Masalahnya model manakah yang tepat agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Keterampilan memilih itu menjadi sangat penting karena tidak ada satu model yang dapat diterapkan untuk berbagai kegiatan pembelajaran dalam berbagai situasi dan kondisi. Hal ini dipertegas oleh dahlan (1990:19) sesungguhnya tidak ada satu model mengajarpun yang paling cocok untuk semua situasi, dan sebaliknya tidak satu situasi mengajarpun yang paling cocok dihampiri oleh semua metode mengajar. Model pembelajaran yang sesuai dengan kegiatan menulis laporan yang dipilih adalah model pembelajaran berbasis proyek (MPBP). Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang mengacu pada filosofis konstruktivisme, yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi kognitif melalui suatu aktivitas siswa, sehingga siswa dapat mengonstruksi pengetahuannya sendiri dan bermakna melalui pengalaman yang nyata (Liu, 2007). Pengalaman nyata dan refleksi terhadap pengalaman langsung diri sendiri merupakan kunci untuk belajar bermakna. Langkah-langkah dalam penerapan MPBP yang diterapkan dalam penelitian ini mengacu pada langkah-langkah yang diadaptasi dari Mergendoller, et al., (2006), yang meliputi: 1) perencanaan proyek (project planning), 2) pelaksanaan proyek (project launch), 3) penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk (guided inquiry and productcreation), dan 4) kesimpulan proyek (project conclution).
Dalam MPBP, guru berperan sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Yamin, 2007). Kompetensi dasar tentang menulis laporan yang terdapat dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut: “Menulis laporan pengamatan / kunjungan berdasar tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan”. KD tersebut sangat dekat dengan kegiatan jurnalistik. Trianton (2012) memaknai kegiatan jurnalistik sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai pada penyebarannya kepada masyarakat. Dalam dunia jurnalistik, ada tahap reportase yang diartikan sebagai proses pengumpulan data dan fakta suatu peristiwa yang digunakan untuk penulisan berita. Objek pengumpulan data dapat berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, buku-buku, tempat bersejarah, dan sebagainya. Fakta mengandung unsur 5W + 1 H. What: apa; who: siapa; where: dimana; when: kapan; why: mengapa; how: bagaimana. Oleh karena itu dalam membuat daftar pertanyaan untuk wawancara dan pengamatan, setidaknya mengandung unsur-unsur tersebut. Berita yang dimuat di surat kabar (koran) merupakan salah satu contoh karya jurnalistik, yang merupakan laporan hasil wawancara maupun pengamatan dari wartawan. Koran bekas dapat dijadikan media belajar bagi siswa dalam pembelajaran menulis laporan. Dengan membaca berita di koran, siswa mengamati cara wartawan menuliskan berita berdasarkan hasil reportase, serta penggunaan ejaan yang tepat.
42
Jurnal Acarya Vol. 2, No.2 Agustus 2013
C. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Wotsogo 3 yang terletak di Jalan Jombok, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Wotsogo 3 yang berjumlah 21 siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang ditandai oleh adanya siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis. Adapun alat pengumpulan data berupa perangkat tes tertulis yang terdiri dari: kisi-kisi, butir soal, pedoman penskoran, dan pedoman penilaian. Sumber data yang berupa nilai kondisi awal, nilai akhir siklus I, dan akhir siklus II dianalisis secara deskriptif komparatif. Pada tiap siklusnya terdapat tindakan peneliti yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, pembutan produk, dan kesimpulan proyek. D. PEMBAHASAN Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuh tiga tahap yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek. Kegiatan perencanaan meliputi: identifikasi masalah riil, menemukan alternatif dan merumuskan strategi pemecahan masalah, dan melakukan perencanaan. Tahap pelaksanaan meliputi pembimbingan pada siswa dalam penyelesaian tugas, dalam melakukan pengujian produk (evaluasi), presentasi antar kelompok. Tahap evaluasi meliputi penilaian proses dan produk yang meliputi: kemajuan belajar proyek, proses aktual dari pemecahan masalah, kemajuan kenerja tim dan individual, buku catatan dan catatan penelitian, dan refleksi. Sedangkan penilaian produk seperti dalam hal: hasil kerja dan presentasi, tugas-tugas non tulis, laporan proyek. Namun dalam penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran diintegrasikan dengan langkah-langkah PTK. 1. Rencana Tindakan Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan adalah : (1) Memilih teman sejawat sebagai kolaborator; (2) Guru peneliti dan kolaborator berdiskusi tentang persiapan penelitian; (3) Menyiapkan lembar observasi terhadap
aktivitas pembelajaran; (4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kegiatan pembelajaran siklus I dan II; (5) Menyusun alat penilaian. 2. Pelaksanaan Proyek dalam PTK Siklus 1 Pada tahap pelaksanaan proyek, peneliti melaksanakan RPP siklus 1, yang terdiri dari kegiatan menyampaikan apersepsi tentang profesi wartawan dan mengadakan tanya jawab tentang kegiatan wawancara. Guru mengajak siswa membaca berita yang menarik bagi siswa pada koran bekas yang sudah dibagikan. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian menjelaskan cara menulis laporan hasil wawancara. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing-masing kelompok. Siswa berdiskusi menentukan tema, narasumber, dan menyusun daftar pertanyaan yang sesuai. Siswa praktik melakukan reportase ke sumber berita dengan didampingi peneliti dan kolaborator. Siswa memilih sumber berita yang berada di lingkungan sekolah, seperti: perpustakaan, kantin, ruang tata usaha, kantor guru, atau penjual jajanan di lingkungan sekolah. Siswa mencatat hasil reportase, kemudian kembali ke kelas untuk membuat konsep awal tentang laporan hasil reportase bersama kelompoknya. Laporan hasil reportase dibuat oleh siswa secara mandiri. Guru membimbing siswa dan memberikan masukan dalam menyusun laporan. Setiap kelompok mempresentasikan salah satu hasil kerjanya, kelompok lain menanggapi. Guru memberikan saran perbaikan untuk penyusunan laporan pada kesempatan berikutnya. Di akhir siklus 1, guru menilai hasil kerja siswa. Nilai tes tertulis diambil dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis laporan hasil wawancara. Penilaian untuk menulis laporan terdiri dari 4 aspek, yaitu: kosa kata, organisasi kalimat, isi gagasan, dan ejaan. Masing-masing aspek memiliki pedoman penskoran sebagai berikut: sangat kurang (skor: 7-9), sedang (skor: 10-17), cukup (skor: 18-21), sangat baik (skor: 22-25). Skor maksimal dari keempat aspek ada-
Agus Darmuki, Peningkatan Kemampuan Menulis 43
lah: 4x25= 100. Nilai akhir diperoleh dari skor perolehan / skor maksimal x 100 %. Hasil belajar kondisi akhir siklus I dapat dilihat dalam tabel rentang nilai berikut.
Selesai pembelajaran siklus 1, peneliti dan kolaborator mengadakan kegiatan refleksi. Membahas kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, mengoreksi hasil pekerjaan siswa, serta menyusun rencana untuk kegiatan pembelajaran pada siklus 2. Siklus 2 Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dengan membagikan hasil laporan yang ditulis siswa pada siklus 1. Peneliti memberikan masukan untuk perbaikan penulisan laporan secara klasikal berdasarkan temuan yang diperoleh dari mengoreksi pekerjaan siswa. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas, memperdalam kembali penjelasan tentang penulisan laporan. Pada kegiatan inti, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian peneliti membagikan potongan berita/artikel yang diambil dari koran bekas kepada masing-masing kelompok untuk diamati. Ditekankan kepada siswa hal yang harus dicermati adalah kelengkapan berita serta penggunaan ejaan. Selanjutnya siswa diminta untuk berdiskusi menentukan tema untuk menulis laporan yang harus berbeda dari laporan sebelumnya. Siswa berdiskusi menyusun daftar pertanyaan dan melakukan reportase ke sumber berita. Di akhir siklus 2, guru menilai hasil kerja siswa. Nilai tes tertulis diambil dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis laporan hasil wawan-
cara. Penilaian untuk menulis laporan terdiri dari 4 aspek, yaitu: kosa kata, organisasi kalimat, isi gagasan, dan ejaan. Tes akhir siklus II berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru peneliti sejak dari kondisi awal sampai kondisi akhir siklus I terus mengalami peningkatan pada rata-rata nilai hasil belajar. Frekuensi peningkatan hasil belajar kondisi akhir siklus II dapat dilihat dalam tabel rentang nilai berikut.
Siswa yang bernilai antara 9.1-10.00 ada 0 siswa (0%0), siswa yang bernilai antara 8.19.00 ada 7 siswa (33%), siswa yang bernilai antara 7.1-8.00 ada 8 siswa (38%), siswa yang bernilai antara 6.1-7.00 ada 6 sisa (29%), siswa yang bernilai antara 5.1-6.00 ada 0 siswa (0%), siswa yang bernilai antara 4.1-5.00 siswa yang bernilai antara 3.1-4.00 ada 0 siswa(0%), siswa yang bernilai antara 2.1-3.00 ada 0 siswa(0%) dan siswa yang bernilai antara 1,1 - 2.00 ada .0 siswa (0%)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru peneliti sejak dari kondisi awal, kondisi akhir siklus I dan kondisi akhir siklus II terus mengalami peningkatan pada rata-rata nilai hasil belajar. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
44
Jurnal Acarya Vol. 2, No.2 Agustus 2013
Model pembelajaran berbasis proyek jurnalistik dalam menyusun laporan hasil wawancara pada siklus II juga telah berhasil lebih meningkatkan lagi hasil belajar siswa. Bila di akhir siklus I nilai rata-rata subjek penelitian adalah 6,21 Maka di akhir siklus II rata-rata nilai meningkat lagi menjadi 7,79.
menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek jurnalistik yang dilakukan melalui siklus I dan siklus II mampu meningkatkan hasil belajar kemampuan menulis laporan hasil wawancara. 2. Implementasi pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi menulis laporan yang diintegrasi dengan kompetensi membaca, menyimak dan berbicara melalui praktek jurnalistik.
E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Berdasarkan data empirik penelitian ini
DAFTAR RUJUKAN Akhadiah, Sabarti, dkk. (2004). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. BSNP. (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD / MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Mandikdasmen Direktorat Pembinaan TK dan SD Dahlan, M.D. 1990. Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro Liu, W. C. (2007). Project-Based Learning And Students’ Motivation. Tersedia www.google.co.id/project-based-learningjournalfiletype:pdf. Diakses pada tanggal 21 september 2012. Mergendoller, J.R, et. all (2006). PervasiveManagement of Project Based Learning: Teacher as Guided andFacilitators. Dalam Evertson, C.M & Weinstein, C.S.(Ed), HandbookofClassroom Management Reseach, Practice dan Contemporary Issues.Lawrence Erlbaum As-
sociates Inc. Publisher. ¬¬Nurgiyantoro, Burhan. (2010). PenilaianPembelajaranBahasa. Yogyakarta: PT RosdaJayaputra. Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Santyasa, I W. (2006). Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek, dan Orientasi NOS. Makalah. Disajikan Dalam Seminar Di Sekolah MenengahAtas (SMA) Negeri 2 Di Semarapura. Trianton, Teguh. (2012). Teknik Wawancara dan Menulis Berita.Makalah. Disajikan dalam Diklat Jurnalistik Tingkat Lanjut yang diselenggarakan oleh Ekskul Jurnalistik SMK N 1 Purbalingga. Warsidi, Edi. (2008). Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Yamin, M. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press danCenter for Learning Innovation (CLI).