Peningkatan Kemampuan Kreativitas Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Pada Anak Siti Rukhani (09262309) Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah Kemampuan Kreativitas pada Anak Kelompok B TK Assakinah Wirosari Kabupaten Grobogan masih rendah / belum tercapai target sesuai dengan kriteria ketuntasan hasil pembelajaran, yaitu 75 %. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang kurang menarik minat belajar anak didik, sehingga anak kurang kreatif, banyak diam, sibuk dengan kegiatannya sendiri, kurang memperhatikan penjelasan guru. Penelitian menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus memiliki 4 tahapan yang sama, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Subyek penelitian adalah Anak didik Kelompok B TK Assakinah Wirosari Kabupaten Grobogan dengan 20 anak, yang terdiri 14 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Pembelajaran difokuskan pada tema tanaman dan sub tema bagian-bagian dari tanaman. Metode Penelitian Tindakan Kelas ini, pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang terkait dengan peningkatan kemampuan kreativitas pada anak melalui model pembelajaran kontekstual dilakukan dengan menggunakan analisis deskripsi prosentase. Penyajian data yaitu kumpulan informasi yang tersusun serta memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan simpulan yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Agar mengetahui perubahan kemampuan kreativitas anak adalah diperoleh melalui perbandingan antara kemampuan kreativitas sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual dan setelah menggunakan model pembelajaran kontekstual. Pencapaian keberhasilan biasanya ditetapkan berdasarkan suatu ukuran standar yang berlaku. Apabila ditetapkan 75% sebagai lambang keberhasilan, maka pencapaian yang belum mencapai 75% masih perlu dilakukan tindakan lagi. Hasil penelitian bahwa model pembelajaran kontekstual dapat memotivasi anak kelompok B TK Assakinah Wirosari Kabupaten Grobogan. Hal ini dapat dilihat bahwa semula pada kondisi awal menunjukkan 20%, kemudian pada siklus I menunjukkan 70%, dan pada siklus II menunjukkan 90%. Sesuai dengan indikator keberhasilan yakni 75% maka pada siklus II sudah melampaui indikator keberhasilan yaitu 90%. Saran yang disampaikan adalah: (1) Guru perlu memahami bahwa kecerdasan bukanlah hasil tes karena kecerdasan menghasilkan kreativitas dan pemecahan masalah. (2) Guru dapat memberikan proses pembelajaran kreatif dan inovatif dengan mengaplikasikan berbagai metode, media dan model pembelajaran, sehingga dapat memotivasi serta menstimulasi terhadap minat belajar anak, agar muncul ide- ide. (3) Guru mampu mengkondisikan anak agar pembelajaran dapat mencapai pada tujuan yang diharapkan. (4) Guru hendaknya selalu mengembangkan potensi serta ide-ide baru dalam penerapan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki anak.
Kata Kunci : Kemampuan kreativitas, model pembelajaran kontekstual.
PENDAHULUAN Kemampuan kreativitas anak dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan salah satu harapan dari semua orang khususnya seorang guru. Guru dituntut untuk mengembangkan kemampuan kreativitas pada anak didiknya yaitu dengan didikan dan bimbingannya dalam memberikan pembelajaran. 54
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Proses komunikasi, guru bertindak sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan pembelajaran kepada penerima pesan yaitu anak didik/siswa . Agar pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi pembelajaran tersebut, diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang tidak bisa berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam menciptakan situasi belajar yang diharapkan. Dengan media maka proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif, Namun agar proses pembelajaran dapat berhasil sesuai harapan maka seorang guru di tuntut untuk memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didiknya secara optimal. Anak adalah unik mempunyai karakter yang berbeda - beda oleh karena itu guru harus pandai memilih model
pembelajaran mana yang sesuai agar proses pembelajaran dilaksanakan dengan
senang dan tanpa merasakan ada beban. Setiap penetapan model pembelajaran sampai dengan implementasinya di kelas akan berhasil jika seorang guru mampu menciptakan situasi yang mendukung proses pembelajaran sehingga peserta didik benar-benar belajar tentang suatu materi. Motivasi adalah bagian penting yang perlu mendapatkan perhatian guru, sebab motivasi belajar peserta didik meningkat apabila materi yang ditargetkan menarik, dapat diterapkan dalam praktek kehidupan sehari-hari dan manfaat bagi peseta didik. Materi pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah merupakan pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari dan setiap saat kita dapat mengamati langsung keberadaannya, akan tetapi pada kenyataannya di Kelompok B TK Assakinah Wirosari, kemampuan kreativitasnya masih kurang. Anak terlihat 80 % pendiam, kurang komunikatif, ide atau potensinya belum menunjukkan hasil karyanya (belum mengekspresikan kemampuannya). Atas dasar tersebut di atas, yaitu masih kurangnya kemampuan kreativitas pada anak didik Kelompok B TK Assakinah Wirosari, maka peneliti perlu mengadakan perbaikan dalam memberikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Selanjutnya peneliti berusaha memperbaiki proses pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual. Pembelajaran Kontekstual menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar. Menurut Zainal Aqib Hakekat Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata. Hal tersebut mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. 55
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Peningkatan kemampuan kreativitas pada anak TK adalah merupakan upaya untuk mempersiapkan anak didik dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini mencantumkan : Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah
suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap masalah pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini untuk usia 0 sampai dengan 6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka penulis tertarik mengambil judul Penelitian
Peningkatan Kemampuan Kreativitas Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Pada
Anak Kelompok B TK Assakinah Wirosari Kabupaten Grobogan. TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Sekolah adalah merupakan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa. Pendidikan Anak Usia Dini juga merupakan suatu kegiatan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, dan keterampilan. Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran adalah model pembelajaran. Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Menurut Joyce & Well, Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman 2012 : 133). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencaia tujuan pendidikannya. Guru hendaknya mengetahui model-model pembelajaran agar dalam
memberikan pembelajaran pada anak dapat
diterima dengan baik, artinya anak tertarik dengan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dalam tiap harinya. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning – CTL) menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan 56
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Aqib (20071994) mendefinisikan Tindakan Kelas (CAR-Class room Action, Research) adalah penelitian yang dilakukan di kelas (sekolah) tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan pembelajaran. Sedangkan menurut Suroto (2009: 30) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan oleh guru kelasnya sendiri. Tempat Penelitian 1. Alamat TK TK Assakinah berkedudukan di Lingkungan. Jambangan Barat RT. 03 RW. 06 Kelurahan Kunden Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan, yang berjarak lebih kurang 700 m dari ibu kota Kecamatan, dan 200 m dari jalan raya Wirosari Kuwu. 2. Keadaan Anak Didik TK Assakinah memiliki dua kelas, yaitu Kelompok A dan Kelompok
B. Peneliti
mengambil subyek penelitian pada anak didik kelompok B yang berjumlah 20 anak.
3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai Bulan Juli sampai dengan Bulan September 2013. Prosedur Penelitian Sebagai upaya perbaikan pembelajaran penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya dilakukan dalam beberapa siklus. Setiap siklus
memiliki empat tahap, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).
Planning Reflecting
Acting Observing Gambar 1. Model dasar PTK
57
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Plan Reflect
Plan Act
Reflect
Observ
Act Observ
Gambar 2. Model dasar PTK yang dikembangkan Pengumpulan Data Pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah: 1. Observasi Observasi digunakan untuk mengamati kreativitas anak pada setiap pertemuan. Obyek yang diamati adalah keaktifan anak pada kegiatan pembelajaran yang diadakan melalui Model Pembelajaran Kontekstual. 2. Wawancara Hal ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki anak, dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengajukan pertanyaan agar anak berani mengemukakan pendapatnya. 3. Dokumentasi Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen dan arsip yang ada, seperti : kurikulum, Rencana Kegiatan Pembelajaran, buku atau materi pembelajaran, hasil kerja anak dan nilai yang diberikan oleh guru. HASIL PENELITIAN
Siklus I a. Perencanaan Kegiatan yang peneliti lakukan dalam perencanaan tindakan pada Siklus I ini adalah : 1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) 2) Menyiapkan media pembelajaran 3) Menyiapkan lembar penilaian 4) Menyiapkan lembar observasi 5) Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual , peneliti mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata. b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 17 Juli 2013 pada anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Assakinah Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. 58
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Pemberian materi pembelajaran dilakukan oleh peneliti, observasi dilakukan oleh teman sejawat (observer) dengan menggunakan lembar observasi. Adapun pelaksanaan tindakan ini peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Peneliti menjelaskan pada pembelajaran hari ini mengambil tema tanaman dengan sub tema bagian-bagian dari pohon. 2) Peneliti menerangkan bagian-bagian pohon dengan menggunakan
media tanaman
yang ada dalam pot. 3) Peneliti menunjukkan bagian-bagian tanaman dengan mencabut tanaman yang berada dalam pot, dari bagian bawah (akar, batang, ranting, dan seterusnya). 4) Peneliti menanyakan pada anak bagian-bagian pohon. 5) Peneliti memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya. 6) Peneliti memberi penugasan dengan membagikan lembar kerja dengan menerangkan cara mengerjakannya terlebih dahulu. 7) Peneliti memberikan penilaian dan penguatan pada anak yang bisa mengerjakan dengan benar. c. Observasi 1) Ada respon dan perhatian anak dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. 2) Anak memahami materi pembelajaran yang disampaikan walau belum memenuhi target. 3) Ada peningkatan kemampuan kreativitas pada anak walau tingkat pencapaian dalam indikator belum sampai tuntas. Tabel 1. Hasil Kinerja Anak Pada Siklus I
Skor No 1. 2. 3.
59
Aspek yang dinilai
Ket 1
Anak mengerti tentang tanaman dalam pot Anak mengerti tentang bagian – bagian dari pohon Anak dapat membuat pot dari kaleng bekas
2
3
4 V V V
4.
Anak dapat melipat bentuk bunga
V
5.
Anak dapat menunjukkan bagian – bagian dari pohon
V
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
5
6.
Anak berani mengemukakan pendapat tentang bagian –bagian dari pohon di depan teman dan guru
7.
Anak dapat menanam bunga dalam pot Skor Total
V V 27
Sumber : Hasil Kerja Anak Kelompok B TK Assakinah, 2013 Keterangan; 1 = Tidak baik
4 = Baik
2 = Kurang baik
5 = Sangat Baik
3 = Cukup baik d. Refleksi Berdasarkan dari hasil observasi / pengamatan yang diperoleh dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan teman sejawat, pembelajaran sudah menunjukkan
adanya
peningkatan kemampuan kreativitas anak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan keberhasilan anak dalam mengerjakan tugas, dibandingkan dengan kondisi awal. Pada kondisi awal ada 4 anak dari 20 anak yang berhasil sesuai indikator yang diharapkan, sedangkan pada siklus I ini ada 14 anak yang berhasil sesuai dengan indikator. Dengan demikian keberhasilan anak pada kondisi awal hanya mencapai 20%, sedangkan pada siklus I mencapai 70%. Hal ini karena anak tertarik model pembelajaran kontekstual, sehingga sebagian besar anak
sudah mulai komunikatif dan bisa menunjukkan
kemampuan kreativitasnya, diantaranya : 1. Anak sudah bisa mengerjakan tugas yang diberikan guru. 2. Dapat mengecap daun menggunakan krayon 3, Dapat menyebutkan bagian-bagian dari pohon.. 4. Anak sudah mau bertanya. 5. Anak sudah berani mengemukakan pendapat. Siklus II a. Perencanaan Kegiatan yang peneliti lakukan dalam perencanaan tindakan pada Siklus II ini adalah : 1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) 2) Menyiapkan media pembelajaran 3) Menyiapkan lembar penilaian 4) Menyiapkan lembar observasi 5) Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual, peneliti mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata. 60
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 s.d 24 Juli 2013 pada anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Assakinah Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Pemberian materi pembelajaran dilakukan oleh peneliti, observasi dilakukan oleh teman sejawat (observer) dengan menggunakan lembar observasi. Adapun pelaksanaan tindakan ini peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Peneliti menjelaskan pada pembelajaran hari ini mengambil tema tanaman dengan sub tema manfaat tanaman.
2)
Peneliti mengajak anak untuk keluar kelas guna mengenal namanama tanaman yang terdapat di halaman sekolah.
3)
Peneliti memberikan apersepsi kemudian menanyakan apa guna tanaman / pohon.
4)
Peneliti memegang sejumlah daun dan memberikan pertanyaan “Daun ini bisa untuk apa ?”
5)
Peneliti memberikan penilaian dan penguatan pada anak yang mau menjawab, walau jawaban masih belum benar
6)
Peneliti mengajak anak untuk bermain menggunakan daun sebagai media/alat untuk bermain.
7)
Peneliti mengamati anak dalam bermain dan menanyakan pada anak terhadap daun yang dimainkan.
8)
Peneliti mengidentifikasi macam-macam permainan yang muncul dengan media permainan berupa daun.
c. Observasi 1)
Ada respon dan perhatian anak yang baik dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.
2)
Anak terlihat lepas, tampak gembira ( tanpa beban / tekanan ).
3)
Anak
antusias
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
yang
diselenggarakan. 4)
Anak tampak asyik memainkan dedaunan bersama teman-temanya.
5)
Ada peningkatan kemampuan kreativitas pada anak yang sangat baik, karena tingkat pencapaian indikator keberhasilan / ketuntasan melebihi target.
61
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Tabel 2. Hasil Kinerja Anak Pada Siklus II Skor Aspek yang dinilai
No 1 2 3 4
5
6 7
Ket 1
2
3
4
Anak memperhatikan penjelasan guru
5 V
Anak mengenal nama-nama tanaman
V
yang terdapat di halaman sekolah Anak mengerti guna tanaman
V
Anak dapat menjawab pertanyaan “daun
V
ini bisa untuk apa?” Anak dapat memilih daun yang akan
V
digunakan untuk bermain Anak dapat menggunakan daun untuk
V
bermain Anak dapat membuat mahkota dari daun Jumlah Skor
V 32
Sumber : Hasil Belajar Anak Kelompok B TK Assakinah, 2013 Keterangan; 1 = Tidak baik
4 = Baik
2 = Kurang baik
5 = Sangat Baik
3 = Cukup baik d. Refleksi Berdasarkan dari hasil observasi / pengamatan yang diperoleh dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan teman sejawat, pembelajaran sudah menunjukkan
adanya peningkatan
kemampuan kreativitas anak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ide / pendapat yang dikemukakan oleh anak dari permainan dengan menggunakan dedaunan sebagai media. Ide/pendapat yang dikemukakan oleh anak-anak dalam permainan antara lain: 1) Mengenal Tekstur. Anak mengenali benda yang menjadi obyek dengan cara meraba, beberapa daun yang mereka pegang mereka rasakan halus dan kasar. 2) Mengenal Posisi. Anak menunjukkan daun berwarna hijau di atas dan daun berwarna coklat berada di bawah. 3) Mengenal Warna. Anak menyebutkan macam-macam warna daun yang dilihatnya ( hijau muda, hijau tua, kuning, coklat ). 62
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
4) Mengenal Ukuran. Anak mendapatkan dedaunan dari berbagai macam ukuran ( besar, kecil, panjang, pendek ). 5) Mengurutkan Benda. Daun dari berbagai ukuran diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar dan sebaliknya. 6) Mengenal Banyak dan Sedikit. 7) Mengenal Penambahan dan Pengurangan. 8) Mengelompokkan berdasarkan bentuk, ukuran, warna. 9) Membilang. Mengenal konsep bilangan dengan benda-benda. 10) Mengenal Perbandingan. Mengenal konsep :sama, tidak sama, lebih sedikit, lebih banyak. 11) Melatih komunikasi antar teman. Daun difungsikan sebagai uang mainan ( misal: naik ayunan harus membayar terlebih dahulu dengan beberapa helai daun) 12) Menciptakan mahkota dari daun.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), bahwa melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada anak kelompok B TK Assakinah Wirosari Kabupaten Grobogan, diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan kreativitas, yaitu : 1. Kemampuan kreativitas menunjukkan adanya peningkatan, semula pada kondisi awal menunjukkan 20% saja, kemudian pada siklus I menunjukkan 70%, dan pada siklus II menunjukkan 90%. 2. Sesuai indikator keberhasilan yakni 75% maka pada siklus II sudah melampaui indikator keberhasilan yakni 90%.
DAFTAR PUSTAKA
Anto Dajan (1986), Pengantar Metode Statistik Jilid I, Jakarta: LP3ES Aqib Zainal (2013), Model-model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual, Bandung : Y Rama Widya Chatib Munif (2011), Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, Bandung : Kaifa Chatib Munif (2012), Orangtuanya Manusia: Melejitnya Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak, Bandung : Kaifa Chatib Munif (2012), Sekolah Anak-anak Juara: Berbasis Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan, Bandung : Kaifa 63
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Drs. Hartono (2012), Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 113 Universitas Sebelas Maret DR. Mansur (2011), Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar DR. Rusman (2012), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : Rajawali Mukh Doyin dan Wagiran (2009), Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah, Semarang : UNNES PRESS Mursid (2010), Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sebuah Harapan Masyarakat, Semarang : Akfi Media Suharsini, Arikunto (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Sutama (2010), Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, Dan PBTK, Semarang: CV Citra Mandiri Utama Sutrisno Hadi (1987), Statistik II, Yogyakarta: Andi Offfset Suyadi (2010), Bimbingan Konseling untuk PAUD, Yogyakarta : DIVA …….. (2010), Pedogogik ke Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah, Semarang : Laboratarium Baca Tulis Universitas Negeri Semarang ………(2009), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Departemen Pendidikan Nasional.
64
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang