PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II NGADIROJO WONOGIRI TAHUN 2010
SKRIPSI
OLEH:
MEILISA ROMADIANINGRUM K7106030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II NGADIROJO WONOGIRI TAHUN 2010
SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
OLEH :
MEILISA ROMADIANINGRUM K7106030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 ii
iii
PERSETUJUAN
Skripsi
dengan
judul
PENINGKATAN
HASIL
BELAJAR
KONSEP
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II NGADIROJO WONOGIRI TAHUN 2010 oleh: NAMA
: MEILISA ROMADIANINGRUM
NIM
: K7106030
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hari
:
Tanggal
:
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Usada, M.Pd NIP.195109081980031002
Drs. Djaelani, M.Pd NIP.195203171983031002
iii
iv
PENGESAHAN Skripsi dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II NGADIROJO WONOGIRI TAHUN 2010.
NAMA
: MEILISA ROMADIANINGRUM
NIM
: K7106030
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M.Pd
..........................
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
Anggota I
: Drs. Usada, M. Pd
............................. ..........................
Anggota II : Drs. Djaelani. M. Pd
.............................
Disahkan oleh Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 19600727 198702 1 001 iv
v
ABSTRAK Meilisa Romadianingrum. PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II NGADIROJO WONOGIRI TAHUN 2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010. Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010. Metode penelitian ini penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo terdiri atas 30 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui kondisi awal siswa, teknik observasi untuk mengamati proses pembelajaran, teknik tes untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa, dan dokmentasi untuk mendapatkan data tentang siswa. Validitas data yang digunakan validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan analisis interaktif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010. Hal ini dapat ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal sebelum tindakan yaitu 60,53 dengan ketuntasan klasikal 46,67%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 63,13 dengan ketuntasan klasikal 63,33%. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 71,93 dengan ketuntasan klasikal 76,67%. Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata meningkat menjadi 80,67 dengan ketuntasan klasikal 80%. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dijadikan sebagai saran kepada guru untuk diterapkan pada pembelajaran IPS karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
v
vi
ABSTRACT Meilisa Romadianingrum. IMPROVING RESULT STUDY IN SOCIAL SCIENCE ABOUT THE PROCLAMATION CONCEPT OF INDONESIAN INDEPENDENCE THROUGH COOPERATIVE LEARNING WITH JIGSAW TYPE FOR THE FIFTH GRADE STUDENT OF SD NEGERI II NGADIROJO WONOGIRI 2010. SCRIPTION. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University. 2010. The purposes of this classroom action research are to increase the student activity and result study in Social Science using the cooperative learning with Jigsaw type for the fifth grade student of SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri 2010. The method of this research using the classroom action research. This research procedure through four stages are planning, action, observation and evaluation, and reflection. The subject of this classroom action research is the fifth grade students of SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri consisting 30 students. The research is conducted three cycles. The technique of collecting data is interviewing to knows about first condition of students, observation to observe the learning process, testing to get the data of result study, and documentation to get data about the student. The data validity applied is the content validity. This research uses interactive analysis for the data analysis technique. Based on results of the research, it can be concluded that in learning Social Science using Cooperative learning with Jigsaw type can improve the result study of the fifth grade students in SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri. it was can show that average grade of evaluation results of student‟s before action was 60,53 with classical completeness was 46,67%. In the first cycle the average increased into 63,13 with classical completeness was 63,33%. In the second cycle, it increased into 71,93 with classical completeness was 76,67%. In the third cycle, it increased into 80,67 with classical completeness was 80%. The Cooperative learning with Jigsaw type can be suggest for the teacher to applicated for their Social Science learning because it can improve the student‟s result study.
vi
vii
MOTTO
Jangan pernah melangkah tanpa tahu tujuannya. Jangan pernah menyembah jika tak tahu tujuan hakikatnya.
(Sunan Kalijaga)
Jika Anda bernasib buruk, coba ingat Helen Keller yang terlahir buta, tuli, dan bisu. (Aura)
Lebih baik pernah mencoba tetapi gagal, daripada tidak pernah berbuat apa-apa.
(Edgar A. Guest)
vii
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada :
Ayah dan Ibuku, Tardjo dan Sutarti yang tiada henti memberikan doa dan memberikan nyawa dalam kehidupanku.
Kakak-kakakku, Mbak Ning dan Mas Rit, Mas Bambang dan Mbak Astri yang senantiasa mendukungku.
Keponakanku, Salsa, Nayya, dan Hanuun yang selalu memberikan keceriaan dengan celoteh-celotehnya.
Bintangku yang selalu bersinar dan memberikan inspirasi.
Sahabat-sahabatku, Umi, Firda, Tyas, Risma, Yuli, Lita yang memberiku semangat dan ide.
Teman-teman seperjuangan, mahasiswa PGSD ‟06.
UNS yang kubanggakan
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat-Nya dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. dan jajarannya, selaku Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. dan staf, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd. dan Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. H. Usada, M.Pd. dan Drs. Djaelani, M.Pd. selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan bantuan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 5. Mulyadi, S.Pd. dan Bapak/Ibu guru SD Negeri II Ngadirojo, Wonogiri yang telah memberikan ijin dan membantu kelancaran penelitian ini. 6. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga semua pihak mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Skripsi ini disadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Namun skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis pada khususnya. Surakarta,
Juni 2010
Penulis ix
x
DAFTAR ISI
halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
ii
PERSETUJUAN .............................................................................................
iii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
ABSTRACT ....................................................................................................
vi
MOTTO ........................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
DAFTAR GRAFIK .........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xv
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
6
LANDASAN TEORI ....................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka .....................................................................
7
1. Hakikat Hasil Belajar IPS .................................................
7
2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .................
16
B. Penelitian yang Relevan ..........................................................
27
C. Kerangka Berpikir ...................................................................
28
D. Hipotesis ..................................................................................
29
METODE PENELITIAN .............................................................
30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. x
30
xi
B. Sumber Data ...........................................................................
30
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
31
1. Observasi ..........................................................................
31
2. Tes .....................................................................................
31
3. Wawancara ........................................................................
32
4. Dokumentasi .....................................................................
32
D. Analisis Data ...........................................................................
32
1. Teknik Analisis Data .........................................................
32
2. Uji Validitas Data ..............................................................
34
3. Indikator Ketercapaian ......................................................
35
E. Prosedur Penelitian .................................................................
35
1. Rancangan Siklus I ...........................................................
35
2. Rancangan Siklus II ..........................................................
37
3. Rancangan Siklus III .........................................................
38
HASIL PENELITIAN ...................................................................
41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .....................................................
41
B. Kurikulum Pembelajaran IPS Kelas V ....................................
43
C. Deskripsi Sebelum Tindakan .................................................
44
D. Deskripsi Tindakan ................................................................
47
1. Tindakan Siklus I ..............................................................
47
2. Tindakan Siklus II .............................................................
60
3. Tindakan Siklus III ............................................................
71
E. Temuan dan Hasil Tindakan ...................................................
84
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................
90
A. Simpulan .................................................................................
90
B. Implikasi ..................................................................................
91
C. Saran ........................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
94
LAMPIRAN ....................................................................................................
97
BAB IV
BAB V
xi
xii
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 1
Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional ....................... 20
Tabel 2
Standar Kompetensi dan Kompentensi Dasar IPS Kelas V Semester II ....................................................................................... 44
Tabel 3
Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum Dilakukan Tindakan .......................................................................... 46
Tabel 4
Data Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum Dilakukan Tindakan .......................................................... 46
Tabel 5
Data Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri Siklus I. ..... 56
Tabel 6
Distribusi
Frekuensi
Penilaian
Hasil
Belajar
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus I ................................................ 57 Tabel 7
Data Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri Siklus II ..... 68
Tabel 8
Distribusi
Frekuensi
Penilaian
Hasil
Belajar
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus II .............................................. 69 Tabel 9
Data Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri Siklus III ... 80
Tabel 10 Distribusi
Frekuensi
Penilaian
Hasil
Belajar
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus III ............................................. 81 Tabel 11 Perolehan Skor Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ........................................................................................... 85 Tabel 12 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sebelum Tindakan, Sesudah Siklus I, Sesudah Siklus II, dan Sesudah Siklus III ........... 86
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 1
Ilmu Pendukung IPS .......................................................................
Gambar 2
Hubungan Antara Kelompok Asal dan Kelompok Ahli ................ 25
Gambar 3
Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw ........................................ 26
Gambar 4
Bagan Kerangka Berpikir ................................................................ 29
Gambar 5
Bagan Model Analisis Interaktif Burhan Bungin ........................... 33
Gambar 6
Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto ................. 40
xiii
8
xiv
DAFTAR GRAFIK
halaman Grafik 1 Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum Dilakukan Tindakan ........................................................................
47
Grafik 2 Nilai Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus I ..
58
Grafik 3 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan dan Tindakan Siklus I ............................................................................
59
Grafik 4 Nilai Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus II .
69
Grafik 5 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Tindakan Siklus I, dan Tindakan Siklus II .....................................................
71
Grafik 6 Nilai Hasil Belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus III
82
Grafik 7 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Tindakan Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III ...................
84
Grafik 8 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Sebelum Tindakan, Tindakan Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III ....................
86
Grafik 9 Perbandingan Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Tindakan Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III ...
xiv
87
xv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1
Observasi Awal ........................................................................
Lampiran 2
Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...................................
Lampiran 3
Hasil
Wawancara
dengan
Siswa
Kelas
V
97
99
Sebelum
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ............ 102 Lampiran 4
Perolehan
Hasil
Belajar
Siswa
Kelas
V
Sebelum
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ............ 104 Lampiran 5
Kisi-kisi Soal Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ............................................. 106
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .......................... 108
Lampiran 6a LKS Pertemuan I Siklus I ....................................................... 116 Lampiran 6b Soal Tes IPS Pertemuan I Siklus I .......................................... 117 Lampiran 6c LKS Pertemuan II Siklus I ...................................................... 118 Lampiran 6d Soal Tes Pertemuan II Siklus I ................................................ 119 Lampiran 6e Lembar Ahli Siklus I ............................................................... 120 Lampiran 7
Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus I............................................. 121
Lampiran 8
Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus I ........................................... 124
Lampiran 9
Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus I ............................................ 127
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus I .......................................... 130 Lampiran 11 Perolehan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Setelah Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siklus I .................................................................................... 133 Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 135 xv
xvi
Lampiran 12a LKS Pertemuan I Siklus II ...................................................... 141 Lampiran 12b Soal Tes IPS Pertemuan I Siklus II ......................................... 142 Lampiran 12c LKS Pertemuan II Siklus II ..................................................... 143 Lampiran 12d Soal Tes Pertemuan II Siklus II .............................................. 144 Lampiran 12e Lembar Ahli Siklus II .............................................................. 145 Lampiran 13 Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus II ........................................... 146 Lampiran 14 Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus II .......................................... 149 Lampiran 15 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus II .......................................... 152 Lampiran 16 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus II ......................................... 155 Lampiran 17 Perolehan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Setelah Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siklus II ................................................................................... 158 Lampiran 18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ....................... 160 Lampiran 18a LKS Pertemuan I Siklus III ..................................................... 167 Lampiran 18b Soal Tes IPS Pertemuan I Siklus III ........................................ 168 Lampiran 18c LKS Pertemuan II Siklus III ................................................... 169 Lampiran 18d Soal Tes Pertemuan II Siklus III ............................................. 170 Lampiran 18e Lembar Ahli Siklus III ............................................................ 171 Lampiran 19 Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus III .......................................... 172 Lampiran 20 Lembar Pengamatan Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus III......................................... 175 Lampiran 21 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan I Siklus III ......................................... 178 Lampiran 22 Lembar Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pertemuan II Siklus III ........................................ 181
xvi
xvii
Lampiran 23 Perolehan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Setelah Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siklus III .................................................................................. 184 Lampiran 24 Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .................................... 186 Lampiran 25 Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .................................... 188 Lampiran 26 Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................... 190 Lampiran 27 Foto Pelaksanaan Penelitian .................................................... 191
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi pada dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Muhibinsyah dalam Syaiful Sagala (2009: 3) menjelaskan dalam pengertian yang luas, pendidikan merupakan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut Hartoto (2009: http://fatamorghana.wordpress.com), bahwa tujuan pendidikan yakni memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan dengan maksud untuk meningkatkan dan mempertinggi kualitas atau mutu pengajaran dalam proses belajar mengajar. Somantri dalam Sapriya (2009: 11) menyebutkan bahwa pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan IPS di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dokumen Kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar dan menengah. Gagasan IPS di Indonesia banyak mengadopsi dan
1
2
mengadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan Social Studies yang terjadi di luar negeri. Dalam Pasal 37 Undang-undang Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Bahan kajian dari mata pelajaran IPS ini antara lain, tentang ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebaginya yang dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Banyak orang beranggapan bahwa IPS adalah sebuah mata pelajaran yang menjemukan, karena harus banyak memahami atau menghafal. Akan tetapi, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sama halnya dengan berhitung, membaca, dan menulis. Upaya memahami tentang belajar adalah usaha bantuan yang dapat diberikan yaitu bagi anak yang hasil belajarnya rendah, sehingga dapat membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Terutama pada mata pelajaran IPS. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar, siswa dibimbing dan diberi latihan dalam menghadapi materi pelajaran di sekolah. Selain itu perlu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran. Sehingga dapat merangsang keaktifan anak dalam belajar. Morgan dalam Syaiful Sagala (2009: 13) mengartikan belajar sebagai setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Proses terjadinya belajar biasa disebut dengan pembelajaran. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 20 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sehingga belajar dan pembelajaran diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir dan penguasaan pengetahuan peserta didik agar tercapai hasil belajar yang sesuai tujuan. Menurut Bloom dalam Agus Suprijono (2009: 6), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, menguraikan, mengorganisasikan,
3
dan menilai. Domain afektif adalah sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi, dan karakteristik. Sedangkan domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan routinized. Hasil belajar IPS merupakan salah satu tujuan pembelajaran yang dapat memacu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar IPS adalah metode pembelajaran yang dipilih guru kurang tepat. Guru cenderung menggunakan model pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa, lebih kepada teacher centered daripada student centered. Metode yang digunakan dalam mengajar oleh guru masih menggunakan metode yang sederhana, yakni ceramah. Selain itu siswa lebih sering menghafal dan mengerjakan LKS daripada mengeksplorasi kemampuan daya pikirnya. Khusus untuk pelajaran IPS SD, materi pelajaran terbagi atas dua bagian, yakni materi sejarah dan materi pengetahuan sosial. Materi sejarah meliputi sejarah lokal dan sejarah nasional, sedangkan materi pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, geografi, ekonomi, dan politik/pemerintahan. Tujuannya adalah utnuk mengembangkan pengetahuan siswa dan ketrampilan dasar yang akan digunakan dan kehidupan siswa tersebut serta meningkatkan rasa nasionalisme dari peristiwa masa lalu hingga masa sekarang agar siswa memliki rasa cinta terhadap tanah air. Ruang lingkup pembelajaran IPS SD yang tertera pada silabus adalah materi mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang serta Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Silabus IPS kelas V semester II). Kualitas IPS kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri menunjukkan belum memuaskan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS kurang. Kurangnya hasil belajar siswa ditunjukkan dari sikap yang kurang antusias pada saat menerima pelajaran. Selain itu guru cenderung hanya memberikan informasi atau sekedar bercerita. Sedangkan siswa lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.
4
Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk mengatasi persoalan kurangnya hasil belajar IPS siswa kelas V adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini memungkinkan siswa dapat berinteraksi, berdiskusi, sharing pendapat secara lebih leluasa dengan teman-temannya bahkan guru. Menurut Puji Santoso (2006: 1-27), pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar kelompok yang menekankan keterlibatan semua anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok, sehingga dapat membantu siswa menggunakan pengetahuan awalnya dan belajar dari pengetahuan awal temannya. Agus Suprijono (2009: 61) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Sehingga untuk mencapai hasil belajar tersebut, model pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama peserta didik dalam struktur tugas, tujuan, dan reward. Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu pada derajat kerjasama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ataupun reward. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yang mempunyai ciri: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa diberi kesempatan untuk berkolaborasi dengan teman lain dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan sesuatu permasalahan. Setiap kelompok memiliki kemampuan akademik yang heterogen sehingga akan terdapat beberapa siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Dari latar belakang masalah tersebut penulis mengidentifikasikan masalah bahwa model pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional, sehingga perlu inovasi pembelajaran agar terjadi keseimbangan antara tujuan pembelajaran IPS yang diharapkan dengan praktik pembelajaran di lapangan.
5
Selain itu dengan inovasi pembelajaran yang baru dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang pada akhirnya terjadi pula peningkatan terhadap hasil belajar IPS siswa. Penanaman konsep dan pengertian pada mata pelajaran IPS di SD terutama tentang sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang unsurunsurnya meliputi waktu kejadian, tempat kejadian, pelaksanaan, dan sebagainya sangat penting bagi pembelajaran siswa, sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang baru yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Karena itu penulis ingin meneliti tentang hasil belajar IPS sejarah kelas V SD yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Dalam IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri Tahun 2010. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010? 2. Apakah melalui pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010.
6
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai beberapa manfaat, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran mengenai perbaikan model pembelajaran pada umumnya, dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada khususnya dalam pembelajaran IPS kelas V SD. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat juga bagi guru, antara lain: (1) Menambah wawasan guru mengenai model pembelajaran; (2) Membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran. b. Bagi Siswa Selain untuk guru, penelitian ini diharapkan juga bermanfaat terhadap siswa itu sendiri, antara lain: (1) Siswa dapat berperan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar; (2) Siswa akan berlatih kerja kelompok dan memberikan pengalaman serta suasana yang menyenangkan. c. Bagi Sekolah Memberikan inspirasi kepada sekolah untuk mengembangkan inovasi pembelajaran baru.
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakekat Hasil Belajar IPS a. Pengertian IPS Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah social studies dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal social studies, di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari para ahli atau pakar di Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan, pertama kali digunakan dalam Kurikulum 1975. Dalam bidang pengetahuan sosial, terdapat banyak istilah. Istilah tersebut meliputi: Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Science) dan Studi Sosial (Social Studies). 1) Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Science) Istilah ilmu-ilmu sosial adalah terjemahan dari social sciences. Di samping
ilmu-ilmu
sosial
terdapat
pula
ilmu-ilmu
alam
dan
humanistis/humaniora. Ilmu alam memiliki tiga bagian disiplin ilmu utama yang meliputi biologi, fisika, dan kimia. Sementara humanistis terdiri Sejarah dan Sastra. Semua bidang keilmuan dan humaniora berakar pada satu bidang yang disebut filsafat. Setiap ilmu memiliki filsafatnya masingmasing yang pada akhirnya berhulu pada ajaran agama. Ide sebuah nama IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah Social Studies. Istilah tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu Committee of Social Studies yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang 7
8
berminat pada kurikulum ilmu-ilmu sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli ilmu-ilmu sosial yang mempunyai minat yang sama (Agus Badarudin, 2009: http://beduatsuko.blogspot.com). Menurut Sapriya (2009: 21) bahwa ilmu-ilmu pendukung IPS terdiri atas beberapa ilmu yang dapat ditunjukkan pada gambar 1. AGAMA
FILSAFAT
ILMU-ILMU ALAM (NATURAL SCIENCES)
ILMU-ILMU SOSIAL (SOCIAL SCIENCES)
HUMANISTIS (HUMANIORA)
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SOCIAL STUDIES)
Gambar 1. Ilmu Pendukung IPS Harold Kincaid dalam Sapriya (2009: 21) mengemukakan social science should describe how institutions relate to and influence one another, how social structure develop and change, and how those institutions and structures influence the fate of indviiduals. 2) Studi Sosial (Social Studies) Pengertian Social Studies yang sangat berpengaruh hingga akhir abad ke-20 adalah definisi yang dikemukakan oleh Edgar Wesley dalam Sapriya (2009: 9) pada tahun 1973. Wesley menjelaskan bahwa The social studies are the social sciences simplified for paedagogical purposes. Somantri dalam Sapriya (2009: 11) mendefinisikan pendidikan sosial (IPS) adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
9
Udin S. Winataputra (2008:18) memberikan pengertian tentang Studi Sosial (Social Studies) yaitu ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Sedangkan isi dari social studies adalah aspekaspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang dalam praktiknya dipilih untuk tujuan pembelajaran di sekolaj dan perguruan tinggi. b.
Ruang Lingkup IPS Pada kurikulum sekolah dasar tahun 1994, ruang lingkup pengetahuan sosial mencakup: keluarga, masyarakat, uang, tabungan, pajak, ekonomi setempat, wilayah provinsi, wilayah kepulauan, pemerintah daerah, negara Republik Indonesia, dan pengenalan kawasan dunia. Sedangkan pengajaran sejarah meliputi: sejarah lokal, kerajaan-kerajaan di Indonesia, tokoh dan peristiwa, bangunan bersejarah, Indonesia pada zaman penjajahan Portugis, Spanyol, Belanda, dan pendudukan Jepang, serta beberapa peristiwa penting pada masa kemerdekaan. Melalui ruang lingkup dari kecil hingga meluas, merupakan suatu materi yang harus diajarkan pada tingkat sekolah dasar, dan tentunya pada tingkat seterusnya materi pelajaran lebih di perluas. Pada akhirnya seorang siswa akan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang bermula pada lingkungannya
sendiri
hingga
lingkungan
dunia
(http://mahasiswibaru.blogspot.com/2009/12/). Sedangkan dalam BSNP (2006: 17), ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek antara lain: (1) Manusia, tempat, dan lingkungan; (2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan; (3) Sistem sosial dan budaya; (4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. c.
Fungsi IPS Sofa
(2007:
http://massofa.wordpress.com/2007/12/21/hakekat-ips-
sebagai-program-studi/)
mengemukakan
bahwa
fungsi
IPS
sebagai
pendidikan adalah untuk membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, keterampilan sosial, dan intelektual dalam membina perhatian
10
serta kepedulian sosialnya sebagai SDM yang bertanggungjawab dalam merealisasikan tujuan nasional. Selain itu, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. d.
Tujuan Pembelajaran IPS Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikirlogis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) Memiliki kemampuan
berkomunikasi,
bekerjasama,
dan
berkompetisi
dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global. Pengembangan kurikulum IPS di Indonesia tahun 1972 telah menetapkan delapan tujuan umum pembelajaran IPS di Indonesia. Seperti yang telah dikutip dari IPS Dep. P dan K 1973 dalam Abdul Azis Wahab (2009: 34), berikut adalah tujuan umum pembelajaran IPS tersebut: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Meningkatkan kesadaran ekonomi rakyat. Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan kesejahteraan rohani. Meningkatkan efisiensi, kejujuran, dan keadilan bagi semua warga negara. Meningkatkan mutu lingkungan. Menjamin keamanan dan keadilan bagi semua warga negara. Memberi pengertian tentang hubungan internasional bagi kepentingan bangsa Indonesia dan perdamaian dunia. 7) Meningkatkan saling pengertian dan kerukunan antar golongan dan daerah dalam menciptakan kesatuan dan persatuan nasional. 8) Memelihara keagungan sifat-sifat kemanusiaan, kesejahteraan, rohaniah dan tatasusila yang luhur. e. Pengertian Belajar IPS Menurut Slameto (1995: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
11
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Gagne dalam Agus Suprijono (2009: 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Sedangkan Harold Spears mengatakan bahwa, learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti yang dikatakan Reber dalam Agus Suprijono (2009: 3), belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Dalyono (2005: 210) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan. Perubahan-perubahan tersebut tidak hanya perubahan secara lahiriah tetapi juga perubahan batin. Perubahan tersebut bukan perubahan yang negatif tetapi perubahan yang positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan. Skinner dalam Syaiful Sagala (2009: 14), menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian perilaku yang berlangsung secara progresif. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar dapat ditemukan beberapa hal, antara lain, kesempatan terjadinya suatu peristiwa yang menimbulkan respons belajar, respon peserta didik, dan konsekuensi yang bersifat menggunakan respons tersebut.
12
Robert M. Gagne dalam Syaiful Sagala (2009: 17) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang terjadi di dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, tidak hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar diri dimana keduanya saling berinteraksi. Belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal yang merupakan stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Lee J. Croubach dalam Dalyono (2005: 212) mengatakan Learning is shown by change in behavior as result of experience, artinya belajar itu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari suatu pengalaman. Seseorang akan belajar dengan memahami, mengerti, dan mengamati terhadap setiap pengalaman yang dihadapi. Dan dengan belajar tersebut seseorang akan dapat melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Menurut Slameto (1995: 3) dalam pengertian belajar terdapat ciri-ciri perubahan tingkah laku, yaitu: (1) Perubahan terjadi secara sadar; (2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional; (3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; (4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; (5) Perubahan dalam belajar bertujuan terarah; (6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Syaiful Sagala (2009: 53) mengemukakan bahwa setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik antara lain: 1) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya; 2) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual; 3) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai melalui proses belajar; 4) Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan keseluruhan tingkah laku secara integral; 5) Belajar adalah proses interaksi; dan 6) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai ke kompleks.
13
Dari uraian di atas menunjukkan beberapa pendapat mengenai belajar. Namun dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang untuk mendapatkan pengetahuan sehingga seseorang tersebut dapat mengamati, memahami, meniru, dan mencoba sesuatu. Belajar IPS sendiri mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan seseorang untuk mendapatkan
pengetahuan
mengenai
kehidupan
masyarakat
dan
lingkungannya. f. Pengertian Hasil Belajar IPS Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 348), definisi hasil sebagai berikut: (1) Sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh usaha (pikiran, tanaman, sawah, tanah, ladang, hutan, dan sebagainya); (2) Pendapatan, perolehan; (3) Akibat kesudahan (dari perundingan, ujian, dan sebagainya). Hasil belajar merupakan alat untuk melihat kemajuan belajar siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman
belajarnya
(Deddy
Krishananto,
2009:
http://techonly13.wordpress.com). Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Agus Suprijono (2009: 5) mendefinisikan hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pada pemikiran Gagne dalam Agus Suprijono (2009: 5-6), bahwa hasil belajar berupa: (1) Informasi verbal, yakni kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik secara lisan maupun tertulis; (2) Keterampilan intelektual, adalah sebuah kemampuan
14
mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan ini terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sistetis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.; (3) Strategi kognitif, suatu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; (4) Keterampilan motorik, suatu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Hasil belajar merupakan nilai yang didapat dari perubahan seseorang terhadap setiap pengalamannya, sehingga dapat diketahui sejauhmana kemajuan yang dialami oleh orang tersebut. Dan untuk hasil belajar IPS mengandung pengertian, nilai, dan sikap seseorang setelah memperoleh pengetahuan mengenai kehidupan masyarakat dan lingkungannya. g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar IPS Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu terdapat faktorfaktor yang mempengaruhinya. Baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat. Demikian juga dalam belajar, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi. Slameto (1995: 54-71), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain adalah faktor-faktor intern, yang terdiri atas: (1) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.; (2) Faktor psikologis, ada tujuh faktor yang mempengaruhi di dalam faktor psikologis, yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan; (3) Faktor kelelahan, dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani
(bersifat
psikis).
Kemudian
faktor-faktor
ekstern,
dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: (1) Faktor keluarga, adalah pengaruh dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan; (2) Faktor sekolah yang mencakup metode mengajar, kurikulum,
15
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah; (3) Faktor masyarakat, mencakup tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Di lain pihak, Deddy (2009: http://techonly13.wordpress.com) mengemukakan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar, yang pertama adalah faktor internal, faktor yang berasal dari dalam individu yang belajar. Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan, dan sebagainya. Kedua, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar. Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap. Abu Hamadi (1991: 131-139) menyatakan bahwa dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, faktor-faktor stimuli belajar, yang dimaksudkan dengan stimuli belajar yaitu segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Hal-hal yang berhubungan dengan faktor stimuli belajar, antara lain: (1) Panjangnya bahan pelajaran; (2) Kesulitan bahan pelajaran; (3) Berartinya bahan pelajaran; (4) Berat ringannya tugas; dan (5) Suasana lingkungan eksternal. Kedua, faktor-faktor metode belajar, metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode mengajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan kata lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut halhal berikut: (1) Kegiatan berlatih atau praktek; (2) Overlearning dan drill; (3) Resitasi selama belajar; (4) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar; (5) Belajar
16
dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian; (6) Penggunaan modalitet indera; (7) Bimbingan dalam belajar; dan (8) Kondisi-kondisi insentif. Ketiga, faktor-faktor individual, faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun hal-hal yang terdapat dalam faktor individual ini yaitu: (1) Kematangan; (2) Faktor usia kronologis; (3) Faktor perbedaan jenis kelamin; (4) Pengalaman sebelumnya; (5) Kapasitas mental; (6) Kondisi kesehatan jasmani; (7) Kondisi kesehatan rohani; dan (8) Motivasi. Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar IPS banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari diri siswa itu sendiri; (2) Faktor dari lingkungan luar siswa; (3) Keadaan sekolah; (4) Metode belajar dan pengajaran; (5) Kepribadian pengajar dan siswa itu sendiri.
2. Hakekat Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw a.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif sebagai salah satu strategi belajar mengajar adalah suatu cara mengajar dimana siswa dalam kelas dipandang sebagai kelompok atau dibagi dalam beberapa kelompok. Eggen
dan
Kauchak
dalam
http://anwarholil.blogspot.com) mendefinisikan
Anwar
Holil
(2007:
pembelajaran kooperatif
sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini juga dinamakan “belajar teman sebaya.” Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode pengajaran, sehingga siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa dalam memecahkan berbagai masalah yang ditemuinya selama pembelajaran. Hal ini karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan dan merumuskan
17
alternatif pemecahan masalah materi pelajaran. Siswa yang kurang berminat menjadi lebih bergairah dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, tetapi dapat juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Selanjutnya
Ardana
http://edibesuki.blogspot.com)
dalam
Edi
mendefinisikan
Purwanto
pembelajaran
(2008: kooperatif
adalah suatu model pembelajaran yang sukses menggunakan kelompok kecil, dengan kemampuan siswa yang berbeda (heterogen), menggunakan berbagai aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pokok bahasan yang dipelajari. Menurut Osborn dalam Attle and Baker (2007: 78) menyatakan bahwa: Student teams can employ cooperative learning techniques such as groupb brainstorming, which in one study generated double the number of ideas when compared to individual brainstorming. Sedangkan Johnson, Johnson and Stanne dalam Ghazi and Kassim (2005: 45) memberikan pengertian mengenai pembelajaran kooperatif sebagai berikut: Cooperative learning is defined in the context of this article as an instructional approach that emphasizes conceptual learning and the development of social skills as learners work together in small groups according to the principles of: 1) heterogeneous mixed-ability teams; 2) positive interdependence; 3) individual accountability; 4) face-to-face promotive interaction; 5) group processing. Agus Suprijono (2009: 58) menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsurunsur dasar
pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) Memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti, fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2)
18
Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. Ciri-ciri pembelajaran Kooperatif dalam Pelatihan Pembelajaran Kontekstual Depdikbud Prop. Jatim 2003 dalam Edi Purwanto (2008: http://edibesuki.blogspot.com) antara lain: (1) Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif; (2) Kelompok siswa dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah; (3) Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda; (4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan. Agus Suprijono (2009: 58) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tidak sama degan sekedar belajar dalam kelompok. Terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Cooperative laerning is more than „group work‟. In fact, the dynamics of the various models provide a predictable class environment as learners follow a predetermined set of group norms. They work together in small groups formed on the basis of a mix of abilities, gender, ethnicity, race and other relevant demographic variables, with each individual assigned a particular role to perform within the group (Ghazi and Kassim, 2005: 46). Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono (2009: 58-61) mengemukakan bahwa tidak semua belajar kelompok dikatakan sebagai pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Unsur-unsur tersebut adalah positive
interdependence
(saling
ketergantungan
positif),
personal
responsibility (tanggung jawab perseorangan), face to face promotive interaction
(interaksi
promotive),
interpersonal
skill
antaranggota), dan group processing (pemrosesan kelompok).
(komunikasi
19
Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan positif. Ketergantungan positif di sini adalah mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok dan menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Unsur
kedua
adalah
tanggung
jawab
perseorangan,
pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tanggung jawab adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama dengan maksud setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. Unsur ketiga yakni interaksi promotif, unsur ini dapat menghasilkan ketergantungan positif sehingga unsur ini sangat penting. Adapun ciri-ciri dari interaksi promotif yaitu: (1) Saling membantu secara efektif dan efisien; (2) Saling memberikan informasi dan sarana yang diperlukan dalam kelompok; (3) Memproses informasi secara bersama sehingga lebih efektif dan efisien; (4) Saling mengingatkan dan percaya; (5) Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi; (6) Saling memberi motivasi untuk keberhasilan bersama. Unsur keempat adalah keterampilan sosial, untuk mengkoodinasikan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan, maka peserta didik harus saling mengenal dan mempercayai, peserta didik juga harus dapat berkomunikasi secara akurat, dapat saling menerima dan mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. Unsur yang kelima dalam pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan kelompok. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan.
20
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran kelompok pada umumnya. Dalam bukunya Sugiyanto (2008: 40-41) mengemukakan bahwa perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional Kelompok Pembelajaran Kooperatif Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi positif. Akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi tiap anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Pemimpin kelompok secara demokrasi dan bergilir.
Kelompok Pembelajaran Tradisional Guru sering membiarkan adanya siswa menggantungkan diri pada kelompok
Sering diabaikan akuntabilitas individual, sehingga tugas diborong oleh salah seorang anggota kelompok. Sedangkan anggota kelompok yang lain hanya berdiam saja di atas keberhasilan temannya yang dianggap sebagai „pemborong‟.
Pimpinan kelompok ditentukan oleh guru atau dengan caranya masingmasing. Kelmpok belajar heterogen, baik Kelompok belajar biasanya homogen. dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan. Ketrampilan sosial diperlukan dalam Ketrampilan sosial sering tidak secara kerja gotong royong secara langsung langsung diajarkan. diajarkan. Saat proses belajar berlangsung, guru Tidak dilakukan observasi dan terus melakukan pemantauan melalui intervensi dalam pemantauan oleh observasi dan melakukan intervensi guru saat belajar berlangsung. jika terjadi masalah dalam kelompok. Guru memperhatikan secara langsung Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam proses kelompok yang terjadi dalam kelompok belajar. kelompok-kelompok belajar. Penekanan tidak hanya pada Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga penyelesaian tugas. hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai).
21
b. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Agus Suprijono (2009: 59) adalah untuk membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan oleh Ibrahim, dkk (dalam Anwar Holil, 2007: http://anwarholil.blogspot.com) sebagai berikut: pertama, meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif juga telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Kedua, penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,
budaya,
kelas
sosial,
kemampuan,
maupun
ketidakmampuan.
Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Ketiga, tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial. Selain tujuan di atas, pembelajaran kooperatif juga memiliki manfaat atau keuntungan. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut: (1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah; (2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penelitian mengenai suatu masalah; (3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
22
berdiskusi; (4) Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan sebagai individu serta kebutuhannya dalam belajar; (5) Siswa lebih aktif bergabung dengan teman mereka dalam pelajaran, mereka lebih aktif berpartisipasi dalam berdiskusi; (6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar siswa, dimana mereka telah saling bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan inovasi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, karena siswa harus mengembangkan pengetahuannya dalam kelompok. Di dalam pembelajaran kooperatif terdapat juga kelebihan dan
kelemahan.
Menurut
Muhammad
Faiq
Zaki
(2009:
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-kooperatifcooperative.html)
kelebihan
pembelajaran
kooperatif
meliputi:
(1)
Meningkatkan harga diri tiap individu; (2) Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar, karena dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa siswa yang berbeda kemampuan; (3) Konflik antar pribadi berkurang; (4) Pemahaman yang lebih mendalam; (5) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan sosial dan toleransi; (6) Meningkatkan kemajuan belajar; (7) Menambah motivasi dan percaya diri. Selain kelebihan, ada pula kelemahan dalam pembelajaran kooperatif, kelemahan tersebut antara lain: (1) Dikhawatirkan akan terjadi kekacaun di kelas, karena berada dalam kelompok yang berbeda individu dimungkinkan siswa tidak merasa cocok dengan teman satu kelompoknya; (2) Banyak siswa tidak senang bila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi temannya yang lain, sedangkan siswa yang kurang akan merasa minder bila ditempatkan dengan kelompok yang siswanya pandai; (3) Karakteristik atau keunikan pribadi akan hilang karena harus menyesuaikan diri dengan kelompoknya; (4) Siswa takut karena tugas tidak dapat terbagi rata atau adil, satu orang harus mengerjakan tugas tersebut sedangkan yang lain tidak mendapatkan bagian.
23
d. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2010: 50-51) terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu diantaranya: (1) Student Team Achievement Division (STAD); (2) Jigsaw; (3) Group Investigation (GI); (4) Rotating Trio Exchange; dan (5) Group Resume. Dan beberapa model pembelajaran tersebut, model yang paling banyak dikembangkan adalah model STAD dan Jigsaw. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan. Dalam Agus Suprijono (2009: 89-91) dijelaskan bahwa pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang akan dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point, dan sebagainya. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Misal, topik yang disajikan adalah metode penelitian sejarah, maka kelompok terbagi menjadi empat. Jika di dalam kelas terdapat 40 siswa, maka setiap kelompok beranggotakan 10 siswa. Keempat kelompok itu disebut kelopok asal atau home teams. Sesi berikutnya, membentuk expert teams (kelompok ahli). Jumlah kelompok ahli tetap empat. Setiap kelompok ahli mempunyai sepuluh anggota yang berasal dari masing-masing kelompok asal. Setelah terbentuk kelompok ahli, berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Melalui diskusi di kelompok ahli diharapkan mereka memahami topik metode penelitian sejarah sebagai pengetahuan yang utuh. Setelah diskusi di kelompok ini selesai, selanjutnya kembali ke kelompok asal. Artinya, anggota yang berasal dari
24
kelompok asal berkumpul kembali ke kelompoknya yaitu kelompok asal. Setelah mereka kembali ke kelompok asal berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli. Mel Siberman (1996: 111) mendefinisikan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai berikut: Jigsaw learning is a widely practiced technique that i similar to group-togroup exchange with one important difference: Every single student teaches something. It is an exciting alternative whenever there is material to be learned that can be segmented or “chunked” and when no one segment must be taught before the others. Each student learns something which, when combined with the material learned by others, forms a coherent body of knowledge or skill. Menurut
Novi
Emildadiany
(2008:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com), pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli adalah kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu serta menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli dapat ditunjukkan pada gambar 2.
25
Kelompok Asal
Kelompok Ahli Gambar 2. Hubungan Antara Kelompok Asal dan Kelompok Ahli
Gary D. Borich (1996: 448) memberikan penjelasan tentang Jigsaw sebagai berikut: Jigsaw heightens interest among group members because the only way other team members can learn about the topics to which they were not assigned is to listen to the teammate who received that assignment. After each “expert” make his or her presentation to the team, attempting to teach the group what they learned from their expert how much they have learned. e. Langkah Pembelajaran Jigsaw Langkah- langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut: 1) Kelompok Asal (Base Group) a) Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 6 orang. b) Bagikan materi atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan. c) Masing-masing siswa dalam kelompok mendapat tugas atau materi yang berbeda dan memahami informasi yang berada di dalamnya. 2) Kelompok Ahli (Expert Group) a) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas/materi yang sama dalam satu kelompok
26
b) Dalam kelompok ahli ini guru menugaskan siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi tanggung jawab siswa. c) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari materi atau tugas yang telah dipahami kelompok asal. d) Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masingmasing siswa kembali ke kelompok asal. e) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli. f) Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan mempresentasikan di depan kelas. Langkah-langkah pembentukan kelompok pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dapat membangun aktifitas belajar siswa. Siswa dapat menyampaikan idenya masing-masing kepada teman-temannya, dan siswa juga dapat mengeksplorasi pemikirannya terhadap topik permasalahan yang diberikan oleh guru. Sehingga pembelajaran sepenuhnya tidak terpaku pada guru.
27
B. Penelitian yang Relevan Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Sukarni
(2009)
tentang
Peningkatan
Prestasi
Belajar
IPS
Melalui
Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V SDN 03 Lalung Karanganyar Tahun 2008/2009, menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar. Dari hasil prestasi
belajar
siswa
yang
diperoleh
setelah
proses
pembelajaran
menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan dengan rata-rata nilai sebesar 66,1 sedangkan untuk siswa yang belum tuntas ada 6 anak, yang tuntas ada 16 anak, dengan prosentase ketuntasan 73%. Pada siklus I diperoleh rata-rata nilai sebesar 69,5, untuk siswa yang tuntas 19 anak, yang belum tuntas 3 anak dengan prosentase 86%. Pada siklus II dengan rata-rata nilai sebesar 73,4, siswa yang tuntas terdapat 20 anak, dan yang belum tuntas ada 2 anak dengan prosentase ketuntasan 91%. Kemudian pada siklus III nilai ratarata sebesar 80,1. Siswa yang tuntas ada 22 anak, yang belum tuntas tidak ada dengan prosentase ketercapaian 100%. Ini berarti terdapat peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD. Suasana pembelajaran lebih menyenangkan, siswa lebih aktif, melatih keberanian mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain serta terlatihnya hubungan rasa kekeluargaan. 2. Siti Pamuji Handayani (2008) tentang Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah Masuknya Agama di Indonesia Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Bagi Siswa Kelas V Semester I SD Negeri 01 Cangakan Kabupaten Karanganyar Tahun 2008/2009. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada pra tindakan sebesar 64,5 atau 60%, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 67,25 atau 75%, dan pada siklus II meningkat menjadi 78,75 atau 90%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
28
C. Kerangka Berpikir Pada kondisi awal terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran IPS, khususnya pada pokok materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hal ini terjadi karena guru hanya sekedar memberikan cerita atau informasi saja tanpa menggunakan metode yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran yang kemudian dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dengan pembelajaran ini siswa akan lebih aktif karena bekerja sama dengan teman dalam suatu kelompok yang heterogen, siswa akan lebih berpartisipasi dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat, karena siswa bekerja bersama dengan kelompok yang pada akhirnya meningkat pula hasil belajar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS. Dari pemikiran di atas dapat dilihat kerangka pemikiran dalam penelitian ini pada gambar 4.
29
Pembelajaran Konvensional
Kondisi awal
Keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kurang
Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, anak saling asah asuh
Tindakan
Siklus I - Perencanaan - Pelaksanaan - Pengamatan - Refleksi - Indikator ketercapaian 65%
Kondisi akhir
Siklus II - Perencanaan - Pelaksanaan - Pengamatan - Refleksi - Indikator ketercapaian 70%
Siklus III - Perencanaan - Pelaksanaan - Pengamatan - Refleksi - Indikator ketercapaian 75%
Aktivitas siswa meningkat
Hasil belajar IPS siswa meningkat Gambar 4. Bagan Kerangka Berpikir D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1) Pembelajaran IPS menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010. 2) Pembelajaran IPS menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010.
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri II Ngadirojo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kelas V semester II tahun ajaran 2009/2010. Penelitian dilakukan di SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri ini dengan alasan pada tahun sebelumnya
dalam
penyampaian
bahan
ajar
pembelajaran
IPS
belum
menggunakan model pembelajaran kooperatif. Selain itu jarak tempuh antara tempat tinggal peneliti dengan tempat penelitian tidak jauh. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010 selama 4 bulan, yakni mulai bulan Maret 2010 sampai dengan Juni 2010. Tahap perencanaan dilaksanakan pada Maret 2010, tahap pelaksanaan dimulai bulan April-Mei dan penyusunan laporan pada Juni 2010. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, yang semangat belajarnya terutama pada pelajaran IPS kurang. Jumlah siswa kelas V di SD tersebut ada 30 siswa, terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan.
B. Sumber Data Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah: (1) Informasi/data dari siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri; (2) Arsip nilai ulangan harian; (3) Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS materi pokok Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
30
31
C. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan daam penelitian ini, diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan obyektif. Metode tersebut antara lain: 1. Observasi Observasi dilakukan untuk memantau proses pembelajaran yang diperlukan untuk menyusun langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses pembelajaran dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Observasi dalam penelitian dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan. Pengamat bertugas mengamati setiap proses pembelajaran dan mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran berlangsung serta melaksanakan observasi terhadap siswa. Langkah-langkah observasi meliputi perencanaan, pelaksanaan observasi kelas dan pembahasan balikan. Hal-hal yang diobservasi pada penelitian ini adalah keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran dan kegiatan guru pada saat melaksanakan pembelajaran materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2. Tes Tes adalah suatu alat untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Dengan tes, guru dapat mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Tes diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri setiap akhir tindakan dengan materi yang berbeda sesuai yang diajarkan pada saat itu. Dengan hasil tes, maka peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran apabila terdapat kekurangan.
32
3. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yakni pihak pewawancara yang memberikan pertanyaan, dan pihak yang diwawancara yaitu pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui keadaan seseorang, misalnya dalam memperoleh data tentang keadaan siswa di kelas, hasil belajar siswa di sekolah, perhatian dan sikap siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini wawancara terjadi antara peneliti dengan guru kelas dan siswa V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri. Hasil wawancara digunakan untuk mencari dan menggali keterangan yang jelas dan pasti tentang siswa dan guru. Wawancara dilaksanakan pada awal sebelum tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan.
4. Dokumentasi Digunakan untuk memperoleh data-data yang mendukung penelitian tindakan kelas dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dokumen merupakan bahan tertulis atau film yang digunakan sebagai sumber data. Dokumentasi yang digunakan dapat berupa nama responden penelitian yakni siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri dan dokumen lain yang diperlukan, misalnya hasil pekerjaan siswa, daftar nilai, dan lain-lain. Dan untuk mengetahui perkembangan siswa, dokumen yang digunakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, foto proses pembelajaran, dan hasil evaluasi siswa.
D. Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam http://www.scribd.com/, ada tiga komponen yang harus diperhatikan dalam melakukan metode analisis data deskriptif kualitatif. a. Reduksi Data Langkah untuk memisahkan hal-hal yang penting dan tidak penting dari data-data yang terkumpul sehingga dapat sesuai dengan tujuan penelitian.
33
Data-data yang direduksi diantaranya adalah data hasil wawancara yang tidak sesuai dengan obyek penelitian dan hasil penilaian kerja kelompok. b. Sajian Data Langkah yang dilakukan dengan membuat perencanaan kolom dalam bentuk matriks gambar. Data hasil belajar siswa, skor keaktifan, dan skor pelaksanaan pengajaran oleh guru tersebut dibuat dalam suatu kolom atau tabel dengan interval nilai untuk mempermudah pengumpulan data. Kemudian data disajikan dalam bentuk grafik yang digunakan untuk membandingkan nilai yang satu dengan nilai yang lain. c. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir yang dilakukan setelah seluruh proses analisis data telah selesai dilakukan, sehingga akan didapat suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Setelah data terkumpul dan dibandingkan melalui grafik, maka dibuat kesimpulan dari hasil analisis data tersebut. Ketiga komponen di atas dapat diilustrasikan pada gambar 5 di bawah ini.
Sajian data
Pengumpulan data
Reduksi data
Kesimpulan/ verifikasi
Gambar 5. Bagan Model Analisis Interaktif (Burhan Bungin, 2006: 69)
34
2. Uji Validitas Data Menurut
Soetarlinah
Soekadji
dalam
http://lussysf.multiply.com/
journal/item/137, validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes tidak begitu saja melekat pada tes itu sendiri, tetapi tergantung penggunaan dan subyeknya. Mudjijo (1995: 41) menjelaskan bahwa salah satu jenis validitas yang sesuai dengan hasil belajar adalah validitas isi. Gronlund, N.E dalam Mudjijo, (1995: 41-42) mengatakan bahwa: Content validity may be defined as the extent to which a test measures a representative sample of the subject matter content and the behavioral changes under consideration. Untuk menguji validitas data pada penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi, yakni dengan membuat kisi-kisi sehingga instrumen yang diberikan siswa sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Saifuddin Azwar dalam http://lussysf.multiply.com/ journal/item/137 mengemukakan bahwa validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauh mana poin-poin dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi (dengan catatan tidak keluar dari batasan tujuan ukur) objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Validitas Isi merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kriteria berupa tabel spesifikasi yang berisi domain dari tes. Domain ini dapat berasal dari: (1) teori yang mendukung konstruk yang diukur; (2) kurikulum, jika pengukuran dilakukan pada hasil prestasi belajar; (3) kebutuhan yang menjadi persyaratan, ini khususnya jika pengukuran dimaksudkan sebagai alat seleksi. Dalam hal ini estimasi validitas dilakukan dengan membandingkan teori dengan tabel spesifikasi dan item yang disusun, apakah tabel spesifikasi selaras dengan teori yang mendasarinya, dan apakah item memang mengungkap aspek yang ingin diukur (http://www.infoskripsi.com/Theory/Mengukur-Validitas-Menggunakan-KorelasiItem-Total.html).
35
3. Indikator Ketercapaian Penelitian ini dikatakan berhasil jika penggunaan pembelajran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri dari siklus I ke siklus berikutnya, dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60. Penelitian ini akan berhasil jika pada siklus I siswa yang mencapai nilai 60 (KKM) adalah sebanyak 65%, pada siklus II siswa mencapai nilai 60 (KKM) adalah sebanyak 70%, dan pada siklus III mencapai nilai 60 (KKM) adalah sebanyak 75%.
E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang ditempuh dimaksudkan untuk mengubah kondisi atau perilaku yang mencakup rencana, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Dalam pelaksanaan penelitian ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus yang mencakup empat kegiatan, yaitu rencana, tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. 1. Rancangan Siklus I a. Rencana Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: (1) Menyusun instrumen observasi; (2) Merencanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPS; (3) Menentukan pokok bahasan; (4) Membuat skenario pembelajaran; (5) Membuat media dan menentukan sumber belajar yang akan digunakan; (6) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran di kelas ketika diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; (7) Menyusun tes yang akan diberikan kepada siswa. b. Tindakan Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu pada rencana
36
pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya guru harus mengingat dan berusaha sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Pada pertemuan I, kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi: (1) Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, materi pada pertemuan I ini adalah Pembentukan BPUPKI dan PPKI; (2) Guru menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan; (3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa. Kegiatan ini pada pertemuan I meliputi: (1) Guru memberikan gambaran umum tentang pembentukan BPUPKI dan PPKI; (2) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa; (3) Guru menyuruh siswa menentukan tim ahli dari masing-masing kelompok; (4) Masing-masing tim ahli diberikan lembar ahli untuk didiskusikan di kelompok ahli; (5) Setelah berdiskusi di kelompok ahli, kemudian mereka kembali ke kelompok asal; (6) Tim ahli menjelaskan hasil diskusi di kelompok ahli tadi kepada teman-teman di kelompok asalnya; (7) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya. Kegiatan akhir pada pertemuan I adalah: (1) Guru mengajak siswa menyimpulkan tentang Pembentukan BPUPKI dan PPKI; (2) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompok; (3) Guru memberikan tes individu pada akhir pelajaran mengenai materi Pembentukan BPUPKI dan PPKI. Pada pertemuan II kegiatan awal pembelajaran meliputi: (1) Guru menyiapkan materi Kekalahan Jepang terhadap Sekutu dan Peristiwa Rengasdengklok; (2) Guru menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan; (3) Guru memberikan apersepsi kepada siswa yang berkaitan dengan materi Kekalahan Jepang terhadap Sekutu dan Peristiwa Rengasdengklok. Kegiatan inti pada pertemuan II meliputi: (1) Guru menjelaskan materi Kekalahan Jepang terhadap Sekutu dan Peristiwa Rengasdengklok; (2) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang tiap kelompok terdiri dari 5 siswa; (3) Guru memberikan lembar ahli kepada tiap ahli; (4) Tim ahli berkumpul pada kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru tadi; (5)
37
Setelah selesai, kelompok ahli menyebar kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada teman-temannya di kelompok asal; (6) Kelompok yang sudah selesai kemudian mempresentasikan hasil diskusinya. Kegiatan akhir untuk pertemuan II ini adalah: (1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang Kekalahan Jepang terhadap Sekutu dan Peristiwa Rengasdengklok; (2) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompoknya; (3) Guru memberikan tes individu kepada siswa. c. Observasi dan Evaluasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. Poin-poin tersebut antara lain: kedisiplinan siswa, siswa siap mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam kelompok, kerjasama kelompok, keaktifan siswa menjawab pertanyaan, keadaan siswa dengan lingkungan belajar, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu. d. Refleksi Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa dan hasil observasi. Berdasarkan hasil analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan fase mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah memenuhi target. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk tindakan yang akan datang karena hasil yang diperoleh belum maksimal.
2. Rancangan Siklus II a. Rencana Adapun langkah
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
(1)
Menindaklanjuti masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pembelajaran; (2) Menyusun instrumen observasi; (3) Merencanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPS; (4) Menentukan pokok bahasan; (5) Membuat skenario pembelajaran; (6) Membuat media dan menentukan sumber belajar yang akan digunakan; (7) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran di
38
kelas ketika diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; (8) Menyusun tes yang akan diberikan kepada siswa. b. Tindakan 1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 2) Guru menerapkan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dengan mengelompokkan siswa seperti pada siklus I. 3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pada pertemuan I guru akan membahas mengenai peristiwa Rengasdengklok, sedangkan pada pertemuan II akan membahas mengenai perumusan teks proklamasi. 4) Memantau perkembangan hasil belajar siswa tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. c. Observasi dan Evaluasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. Poin-poin tersebut antara lain: kedisiplinan siswa, siswa siap mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam kelompok, kerjasama kelompok, keaktifan siswa menjawab pertanyaan, keadaan siswa dengan lingkungan belajar, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu. d. Refleksi Hasil observasi yang telah di interpretasikan dianalisis, direfleksi dan dievaluasi
untuk
menentukan langkah-langkah tindakan
pada
siklus
selanjutnya apabila hasil pada siklus II belum baik.
3. Rancangan Siklus III a. Rencana Adapun langkah
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
(1)
Menindaklanjuti masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pembelajaran; (2) Menyusun instrumen observasi; (3) Merencanakan pembelajaran
39
kooperatif tipe Jigsaw yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPS; (4) Menentukan pokok bahasan; (5) Membuat skenario pembelajaran; (6) Membuat media dan menentukan sumber belajar yang akan digunakan; (7) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran di kelas ketika diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; (8) Menyusun tes yang akan diberikan kepada siswa. b. Tindakan 1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II. 2) Guru menerapkan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pada pertemuan I guru akan membahas mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pada pertemuan II akan dibahas mengenai tokoh penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. 4) Memantau perkembangan hasil belajar siswa tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. c. Observasi dan Evaluasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. Poin-poin tersebut antara lain: kedisiplinan siswa, siswa siap mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam kelompok, kerjasama kelompok, keaktifan siswa menjawab pertanyaan, keadaan siswa dengan lingkungan belajar, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu. d. Refleksi Hasil observasi yang telah di interpretasikan dianalisis, direfleksi dan dievaluasi
untuk
menentukan langkah-langkah
tindakan
pada
siklus
selanjutnya apabila hasil pada siklus III belum baik. Rancangan pelaksanaan penelitian dengan tiga siklus dapat diilustrasikan pada gambar 6 di bawah ini.
40
Identifikasi Masalah
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS III
Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 6. Bagan Model Penelitian Tindakan (Suharsimi Arikunto, 2008: 16)
41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri Secara geografis letak SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri terletak di dukuh Sanggrahan Desa Ngadirojo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. SD Negeri II Ngadirojo ini sudah dikenal luas oleh masyarakat Wonogiri khususnya Kecamatan Ngadirojo dan sekitarnya. Karena letak sekolah ini sangat strategis, tidak jauh dari pusat kecamatan Ngadirojo. Sebelah barat sekolah ini berbatasan dengan kantor UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ngadirojo, di sebelah selatan berbatasan dengan kantor Kecamatan Ngadirojo, di sebelah timur berbatasan dengan jalan raya Wonogiri-Pacitan, sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan pasar Ngadirojo. Hal tersebut memberikan keuntungan bagi SD ini, diantaranya adalah memberikan kemudahan bagi sekolah dalam melaksanakan tugas kedinasan dan tersedia berbagai sumber belajar yang dapat digunakan secara langsung untuk proses pembelajaran sehingga menarik minat siswa untuk belajar. Sekolah Dasar Negeri II Ngadirojo berdiri pada tahun 1947 yang merupakan hasil pecahan dari SD Negeri I Ngadirojo, karena pada saat itu sekolah dasar di Ngadirojo yang baru berdiri adalah SD Negeri I Ngadirojo dan karena muridnya terlalu banyak kemudian didirikan SD Negeri II Ngadirojo. Dahulu SD ini berupa sekolah rakyat (SR) dan belum memiliki bangunan tetap, kelas-kelas dipisah dan hanya meminjam rumah penduduk yang ada ruangan-ruangan kosong. Namun setelah beroperasi selama bertahun-tahun sekolah ini sudah memiliki bangunan tetap dengan beberapa ruangan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Sejak berdiri, SD Negeri II Ngadirojo ini sudah berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 10.10.31213002. Sekolah ini juga terakreditasi B (baik) dan memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20311743. Sehingga hal ini mendorong pihak sekolah untuk terus berusaha meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diharapkan. Sejak
42
berdirinya SD ini hingga sekarang telah mengalami beberapa kali pergantian Kepala Sekolah. Saat ini yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah Bapak Mulyadi, S.Pd. Pergantian kepala sekolah ini telah dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Bangunan gedung SD Negeri II Ngadirojo berdiri di atas tanah seluas 1520 meter persegi dengan status kepemilikan desa. Bangunan yang ada di SD ini adalah 8 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, ruang perpustakaan, ruang komputer, UKS, gudang, dapur, sebuah kantin, dan 4 kamar mandi. Selain mempunyai beberapa ruangan, SD Negeri II Ngadirojo ini juga memiliki halaman yang luas yang biasa digunakan untuk pembelajaran olahraga, upacara, dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan sekolah serta tempat bermain siswa-siswa pada saat jam istirahat. Kondisi ruangan kelas V di SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri sudah memenuhi kriteria untuk pembelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 30. Di dalam kelas ini terdapat dua buah almari yang digunakan untuk menyimpan bukubuku paket dan alat-alat peraga. Pada dinding kelas V ini terdapat beberapa peta, seperti peta Benua Asia, peta Pulau Jawa, dan peta Pulau Kalimantan yang dapat menunjang pembelajaran IPS. Pencahayaan pada ruangan kelas ini sudah cukup baik, karena sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan melalui ventilasiventilasi kelas. Jarak antara meja siswa yang satu dengan yang lain tidak terlalu dekat sehingga mobilitas guru dapat merata.
2. Keadaan Personil dan Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri SD Negeri II Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009/ 2010 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan memiliki 6 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 3 orang tenaga pengajar, 3 pegawai perpustakaan, dan 1 tenaga TU yang masih Wiyata Bakti. Semua personel telah melaksanakan
tugasnya
masing-masing
dengan
baik
sesuai
dengan
tanggungjawabnya. Dengan jumlah guru yang memadai maka proses belajar mengajar
juga
dapat
berjalan
dengan
lancar.
Yang
bertanggungjawab
membimbing siswa bukan hanya guru dan Kepala Sekolah, tetapi juga orang tua
43
siswa itu sendiri. Keberhasilan pendidikan siswa merupakan tanggungjawab bersama sehingga harus ada kerjasama yang baik dari semua pihak. Jumlah seluruh siswa SD Negeri II Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri pada tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 253 siswa, yang terdiri dari 143 siswa laki-laki dan 110 siswa perempuan. Semua siswa terbagi menjadi 7 kelas, yakni kelas I sebanyak dari 65 siswa dan terbagi menjadi dua kelas karena siswa yang terlalu banyak, kelas II sebanyak 45 siswa, kelas III sebannyak 44 siswa, kelas IV sebanyak 35 siswa, kelas V sebanyak 30 siswa, dan kelas VI sebanyak 34 siswa. Siswa-siswa tersebut berasal dari latar belakang sosial yang berbeda-beda, kebanyakan orang tua mereka bermatapencaharian sebagai petani dan buruh.
B. Kurikulum Pembelajaran IPS Kelas V Bahan kajian IPS di kelas V Sekolah Dasar mencakup geografi serta sejarah yang meliputi perkembangan masyarakat Indonesia. Sejak masa lampau hingga kini. Pengajaran IPS kelas V membekali siswa dengan geografi Indonesia, serta sejarah mengenai hal ihwal kehidupan bangsa Indonesia di masa lampau untuk dijadikan suri tauladan bagi dirinya dan kehidupan siswa dari masa kini sampai kelak. Dengan bahan kajian tentang perjuangan banga Indonesia dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, serta mengenal tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam sejarah perjuangan bangsa. Pada pembelajaran IPS kelas V semester II mencakup hal-hal mengenai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, seperti yang tertera pada silabus IPS kelas V semester II. Standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
44
Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompentensi Dasar IPS Kelas V Semester II Standar Kompentensi
Kompetensi Dasar
2. Menghargai peranan tokoh 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para pejuang dan masyarakat tokoh pejuang pada masa dalam mempersiapkan dan penjajahan Belanda dan Jepang. mempertahankan kemerdekaan Indonesia 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan. 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Materi sejarah dalam IPS SD Kelas V kegiatan pelaksanaannya membahas manusia dengan lingkungannya. Dari sudut sosial, ekonomi, antropologi pada masa lampau, sekarang ataupun pada masa yang akan datang. Dalam perkembangan sejarah selanjutnya, bahan ajar tentang memahami sejarah dari masa lampau hingga kini tetap dipelajari dan perlu dimengerti. Pelajaran sejarah bertujuan untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir, dan analisis peserta didik. Pada penelitian ini materi pembelajaran IPS yang akan dibahas adalah tentang materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, mencakup terbentuknya BPUPKI dan PPKI, Jepang menyerah kepada sekutu, peristiwa Rengasdengklok, penyusunan teks Proklamasi, dan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
C. Deskripsi Sebelum Tindakan Pada kondisi awal atau sebelum dilaksanakannya tindakan, metode yang digunakan guru adalah metode konvensional. Guru hanya memberikan ceramah
45
dan kemudian siswa disuruh membaca kemudian mengerjakan LKS atau soal di buku. Hal tersebut tidak meningkatkan keaktifan siswa, karena siswa hanya dijejali informasi saja tanpa harus mengembangkan potensi yang dimiliki siswa tersebut untuk mencari informasi itu dengan sendirinya. Peneliti menemukan banyak siswa yang kurang memahami materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kebanyakan siswa lupa saat diberi pertanyaan tanpa harus membuka buku, hal tersebut membuktikan bahwa siswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di LKS atau buku sumber karena mereka membuka buku untuk kemudian mengutipnya sebagai jawaban. Siswa masih kesulitan untuk memahami materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia karena guru belum mengupayakan suatu inovasi pembelajaran baru yang dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk mengembangkan sendiri potensinya. Guru cenderung menceritakan tentang waktu dan pelaksanaan Proklamasi sedangkan siswa hanya menjadi pendengar saja, padahal kebanyakan siswa akan merasa bosan atau bahkan mengantuk bila hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Setelah itu siswa disuruh mengerjakan soal-soal, siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut karena mereka dapat mencari jawabannya dari buku sumber. Untuk kemudian siswa akan lupa tentang penjelasan yang diberikan oleh guru tadi. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil belajar sebanyak 16 siswa atau sekitar 53,33% siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka peneliti mengadakan penelitian terhadap siswa kelas V dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang dapat meningkatkan keaktifan siswa yang kemudian dapat meningkatkan pula hasil belajar siswa. Untuk lebih jelas kondisi pada pra tindakan, maka dapat dilihat dari tabel 3 di bawah ini.
46
Tabel 3. Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum Dilakukan Tindakan No. Subyek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nilai 46 36 46 50 78 38 58 44 56 62 84 80 64 52 62
No. Subyek 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nilai 58 88 90 84 90 40 62 52 38 58 44 74 62 44 76
Dari data nilai hasil belajar di atas dapat dibuat dengan data bergolong seperti yang tertera pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Data Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum Dilakukan Tindakan Frekuensi
%
1.
Interval Nilai 36 – 44
7
23,3
2.
45 – 53
5
16,7
3.
54 – 63
8
26,7
4.
64 – 72
1
3,3
5.
73 – 81
4
13,3
6.
82 – 90
5
16,7
30
100
No.
Jumlah
47
Setelah didapat data bergolong di atas, kemudian dibuat ke dalam bentuk grafik seperti pada grafik 1 di bawah ini. 9 8
Jumlah Siswa
7 6 5 4 3 2 1 0 36 – 44
45 – 53
54 – 63 64 – 72 Interval Nilai
73 – 81
82 – 90
Grafik 1. Nilai Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri II Ngadirojo Sebelum Dilakukan Tindakan
D. Deskripsi Tindakan 1. Tindakan Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (4 x 35 menit) yang dimulai tanggal 12 dan 14 Mei 2010. Pada siklus ini diikuti oleh 30 siswa, dan pada tahap siklus I ini peneliti dibantu oleh observer yaitu guru kelas V yang bernama Sadbaruningsih. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Berdasarkan informasi yang diperoleh sebagai data awal siswa sebagai subyek penelitian, sebanyak 16 siswa dari 30 siswa mendapatkan hasil belajar di bawah 60, sehingga belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 60. Selain itu dari hasil wawancara dengan guru kelas V, hasil belajar siswa kurang dikarenakan pemahaman siswa terhadap materi IPS juga kurang, selain itu keaktifan siswa juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu perlu diadakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan keaktifan siswa sehingga meningkat pula hasil belajar siswa.
48
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan beberapa hal, yakni: 1) Mengidentifikasi masalah belajar siswa terutama dalam pelajaran IPS sejarah. 2) Mengkaji materi pembelajaran IPS sejarah kelas V semester II dengan indikator: Mengidentifikasi peristiwa penting menjelang proklamasi. 3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat untuk 2 x pertemuan, masingmasing pertemuan 70 menit. Perencanaan RPP mencakup: standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator, langkahlangkah pembelajaran, metode, media, sumber belajar, dan penilaian. 4) Merancang pelaksanaan kegiatan serta mempersiapkan sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran IPS sejarah kelas V dengan materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang berupa: menyiapkan buku teks, menyiapkan media berupa gambar sidang BPUPKI dan PPKI, serta gambar mengenai bom Hirosima dan Nagasaki, menyiapkan tes formatif untuk penilaian hasil belajar. 5) Menyiapkan lembar observasi keaktifan dan penilaian yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS sejarah kelas V. b. Pelaksanaan Dalam tahapan ini
guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran pada pertemuan I dan pertemuan II memiliki alokasi waktu 70 menit sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. 1) Pertemuan I Pada pertemuan pertama, pelajaran IPS SD khususnya sejarah yang diajarkan adalah mengenai materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan indikator mengidentifikasi pembentukan BPUPKI dan PPKI sebagai peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan mengkondisikan kelas dan melakukan apersepsi. Pada kegiatan ini, guru memperkenalkan
49
mengenai metode Jigsaw kepada siswa, bahwa metode tersebut adalah pembelajaran dengan bekerjasama dalam suatu kelompok. Setelah itu guru memberikan sedikit penjelasan mengenai peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu pembentukan BPUPKI dan PPKI. Materi pembentukan BPUPKI dan PPKI yang disampaikan adalah sebagai berikut: Dalam Perang Dunia II di Asia Pasifik, Jepang semakin terdesak oleh Sekutu. Pusat-pusat militer strategis Jepang telah diduduki Sekutu. Lalu Jepang mencari dukungan dari bangsa-bangsa yang dijajah melalui janji kemerdekaan. Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jepang, Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun
Jepang tidak
memastikan kapan
Indonesia
akan diberi
kemerdekaan. Janji tersebut sebenarnya hanya untuk menarik simpati Indonesia. Jepang mengizinkan pengibaran bendera merah putih di kantorkantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang. Pada awal tahun 1945, kedudukan Jepang semakin kritis. Kedudukan Jepang di Indonesia juga telah diserang Sekutu sehingga Jepang berusaha membuktikan janjinya. Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Chosakai. BPUPKI bertugas menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia. Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat dilantik menjadi ketua BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945. Selanjutnya pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Tugas utama PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 9 Agustus 1945 Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh nasional yakni Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr Radjiman Wediodiningrat. Mereka bertiga dipanggil ke Saigon/Dalat Vietnam untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan kemerdekaan akan dapat dilakukan dengan segera.
50
Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang yang pertama. Tujuan utamanya adalah merumuskan dasar negara Indonesia. Beberapa tokoh yang menyampaikan pandangan tentang dasar negara Indonesia antara lain Mr.Mohammad Yamin, Ir. Soekarno, dan Prof. Dr. Soepomo. Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mohammad Yamin mengusulkan asas dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia, yakni: 1) Peri Kebangsaan, 2) Peri Kemanusiaan, 3) Peri Ketuhanan, 4) Peri Kerakyatan, 5) Kesejahteraan Rakyat. Selanjutnya, tanggal 31 Mei 1945, Soepomo juga mengemukakan lima prinsip dasar negara yaitu: 1) Persatuan, 2) Kekeluargaan, 3) Keseimbangan lahir batin, 4) Musyawarah, 5) Keadilan rakyat. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno juga mengemukakan lima dasar negara Indonesia dan diberi nama Pancasila. Pancasila yang diusulkan Soekarno adalah: 1) Kebangsaan Indonesia, 2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan, 3) Mufakat atau Demokrasi, 4) Kesejahteraan Sosial, 5) Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada tanggal 10-17 Juli 1945 BPUPKI melakukan sidang kedua yang akan membahas rencana undang-undang dasar (UUD). Setelah selesai memberikan penjelasan, guru kemudian membagi kelas menjadi 6 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Setelah kelompok terbentuk, siswa menentukan siapa yang akan menjadi tim ahli. Guru membagikan lembar ahli kepada setiap anggota dalam kelompok dengan materi diskusi yang berbeda-beda antara ahli A, ahli B, ahli C, dan seterusnya. Setelah setiap ahli mendapatkan tugasnya masing-masing, kemudian ahli-ahli berkumpul untuk mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru tadi. Akan terdapat 5 kelompok ahli, yakni kelompok ahli A, kelompok ahli B, kelompok ahli C, kelompok ahli D, dan kelompok ahli E. Mereka semua mendiskusikan materi yang sama. Pada pertemuan I ini kelompok ahli A mendapat lembar ahli berupa ketua BPUPKI dan tugas pokok BPUPKI. Kemudian kelompok ahli B mendapat lembar ahli berupa waktu pelaksanaan rapat BPUPKI dan hasil
51
rapat tersebut. Lembar ahli untuk kelompok ahli C adalah tentang pelaksanaan sidang I BPUPKI dan hasilnya. Selanjutnya pada kelompok ahli D membahas tentang pelaksanaan sidang II BPUPKI dan hasilnya. Dan yang terakhir untuk kelompok ahli E mengenai latar belakang singkat pembenrtukan PPKI. Kelompok ahli yang sudah selesai kemudian kembali ke kelompok asalnya tadi (home teams) yaitu kelompok I, kelompok II, dan seterusnya. Di dalam kelompok asal, para ahli bertugas untuk menyampaikan materi yang telah diberikan oleh guru tadi. Setelah para kelompok selesai berdiskusi kemudian dipresentasikan di depan kelas. Setelah presentasi, guru memberikan lembar kerja siswa (pada lampiran 6a) berupa tugas kelompok dan dikerjakan secara bersama-sama dalam satu kelompok. Sebagai akhir dari pertemuan I, guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan tentang BPUPKI dan PPKI dengan siswa kemudian diadakan tes individu (pada lampiran 6b) untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa tentang BPUPKI dan PPKI yang telah didiskusikan tadi. Serta untuk mengetahui hasil belajar siswa. Selain soal tes, guru juga mempersiapkan lembar observasi keaktifan siswa. Dengan lembar observasi ini guru dapat menilai proses kegiatan belajar siswa dengan model kooperatif tipe Jigsaw. 2) Pertemuan II Pada pertemuan ke II, materi yang disampaikan oleh guru tetap sama yakni mengenai materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, akan tetapi dengan indikator menyerahnya
yang berbeda
Jepang
terhadap
yaitu
Mengidentifikasi
Sekutu
menjelang
peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan.. Sebagai kegiatan awal, guru memberikan apersepsi dengan mengulas sedikit tentang pelajaran pada pertemuan I kemarin sebagai penguatan dan mengingat kembali pada pelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah itu menanyakan tentang kota di Jepang yang hancur dibom oleh Sekutu.
52
Untuk kegiatan inti guru memberikan sedikit gambaran mengenai kekalahan Jepang kepada Sekutu. Materi tersebut adalah sebagai berikut: Pada tanggal 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hirosima. Nagasaki juga dibom pada tanggal 9 Agustus 1945. Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Pemuda Indonesia dengan cepat mendengar kabar tersebut. Kemudian mereka sepakat untuk menemui Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta agar mau menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan segera. Tetapi, Bung Karno dan Bung Hatta tidak mau memenuhi tuntutan para pemuda tersebut. Kedua tokoh itu berpendapat bahwa masalah proklamasi harus dibicarakan dengan anggota PPKI. Para pemuda gagal mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia. Lalu para pemuda kembali berkumpul di Jalan Cikini Nomor 71 untuk membahas langkah-langkah berikutnya. Beberapa tokoh pemuda saat itu, antara lain Sukarni, Singgih, Wikana, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Yusuf Kunto, dan Adam Malik. Setelah selesai memberikan gambaran materi kemudian guru membagi kelas menjadi enam kelompok seperti pada pertemuan pertama. Siswa bekerja dalam langkah model kooperatif tipe Jigsaw. Pada pertemuan ke II ini lembar ahli untuk kelompok ahli A membahas waktu terjadinya Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat. Kemudian kelompok ahli B mendapat lembar ahli alasan Jepang menyerah kepada Sekutu. Lembar ahli untuk kelompok ahli C adalah seorang pemuda Indonesia yang mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Kelompok ahli D mendapat lembar ahli mengenai harapan pemuda Indonesia setelah mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Dan yang terakhir untuk kelompok ahli E mendapatkan materi diskusi Alasan Ir. Soekarno menolak tawaran para pemuda. Setelah semua ahli mendapat tugas, para ahli berkumpul dengan materi diskusi yang sama untuk kemudian didiskusikan secara bersama di kelompok ahli (expert teams). Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali
53
pada kelompok asal (home teams) yang kemudian masing-masing ahli mengajarkan pada teman-temannya dalam kelompok asal tentang materi diskusi yang telah ia dapat. Selanjutnya presentasi kelompok di depan kelas. Guru memberikan reward kepada kelompok yang hasil diskusinya baik. Guru kemudian memberikan lembar kerja siswa (pada lampiran 6c) untuk dikerjakan secara kelompok. Untuk kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan tentang pelajaran pada pertemuan kedua tersebut dengan tujuan memberikan penguatan kepada siswa agar tidak mudah lupa dengan apa yang mereka dapat pada hari itu. Dan sebagai akhir pembelajaran guru memberikan tugas individu untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pertemuan kedua tersebut. c. Observasi Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan pengambilan gambar dengan kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe Jigsaw pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada siswa kelas V. Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa atau proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pertemuan I Indikator: Mengidentifikasi pembentukan BPUPKI dan PPKI sebagai peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hasil Observasi: 1) Kegaiatan Siswa (pada lampiran 9 halaman 127)
54
Pada kegiatan siswa pertemuan I ini kedisiplinan siswa baik, siswa siap mengikuti pelajaran dengan baik, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran cukup, keaktifan siswa dalam kelompok cukup, kerjasama kelompok cukup, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan kurang, keadaan siswa dengan lingkungan belajar baik, kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu cukup. Rata-rata skor yang diperoleh pada kegiatan siswa pertemuan I siklus I adalah 2,1. 2) Kegiatan Guru (pada lampiran 7 halaman 121) Untuk kegaiatan guru pada pertemuan I ini persiapan guru memulai pembelajaran cukup, kemampuan guru mengelola kelas baik, kemampuan mengelola waktu cukup, kemampuan guru memberikan apersepsi cukup, penerapan model pembelajaran cukup, penyampaian materi oleh guru cukup, ketrampilan guru memberikan pertanyaan kurang, perhatian guru terhadap siswa cukup, pengembangan aplikasi oleh guru cukup, dan kemampuan menutup pelajaran cukup. Rata-rata skor pada kegiatan guru pertemuan I siklus I ini adalah 2.
Pertemuan II Indikator: Mengidentifikasi peristiwa menyerahnya Jepang terhadap Sekutu menjelang Proklamasi Kemerdekaan. Hasil Observasi: 1) Kegiatan Siswa (pada lampiran 10 halaman 130) Pada kegiatan siswa pertemuan II ini kedisiplinan siswa sudah baik, siswa siap mengikuti pelajaran baik, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran cukup, keaktifan siswa dalam kelompok baik, kerjasama kelompok cukup, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan cukup, keadaan siswa dengan lingkungan belajar baik, kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu cukup. Rata-rata skor yang diperoleh pada kegiatan siswa pertemuan II siklus I adalah 2,5.
55
2) Kegiatan Guru (pada lampiran 8 halaman 124) Untuk kegaiatan guru pada pertemuan II ini persiapan guru memulai pembelajaran
cukup,
kemampuan
guru
mengelola
kelas
cukup,
kemampuan mengelola waktu cukup, kemampuan guru memberikan apersepsi cukup, penerapan model pembelajaran baik, penyampaian materi oleh guru cukup, ketrampilan guru memberikan pertanyaan cukup, perhatian guru terhadap siswa baik, pengembangan aplikasi oleh guru baik, dan kemampuan menutup pelajaran sudah baik. Rata-rata skor pada kegiatan guru pertemuan II siklus I ini adalah 2,4. d. Analisis dan Refleksi Hasil siklus I yang didapat dari hasil observasi, penilaian proses dan penilaian hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui tes kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya adalah dalam melakukan apersepsi kurang membangun aktivitas siswa, hal tersebut ditunjukkan ada 5 siswa yang ramai sendiri. Untuk siklus kedua hendaknya guru memberikan apersepsi yang lebih menarik sehingga dapat membangun keaktifan siswa. Dalam pembentukan kelompok guru tidak memberikan pengertian dasar dari pembentukan kelompok tersebut, sehingga ada siswa yang menolak dengan kelompoknya dan ingin diganti. Untuk siklus kedua, guru hendaknya memberikan pengertian dasar tentang pembentukan kelompok tersebut. Siswa selalu ramai saat berada dalam kelompoknya. Untuk siklus kedua guru sebaiknya dapat mengendalikan siswa yang selalu ramai pada saat kerja kelompok. Pada saat di kelompok ahli ada 2 siswa yang tidak mau bergabung dengan kelompok ahli. Untuk siklus selanjutnya sebaiknya guru memberikan pengertian kepada siswa tersebut agar mau bergabung dengan kelompok ahlinya. Pada saat presentasi kelompok, kelompok yang lain selalu ramai sendiri sehingga tidak memperhatikan kelompok yang ada di depan. Untuk siklus selanjutnya sebaiknya guru menyuruh kelompok lain yang tidak
56
presentasi untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang mempresentasikan. Penggunaan waktu masih belum sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan. Maka untuk siklus kedua, guru sebaiknya sudah dapat memperkirakan waktu yang digunakan, sehingga tidak melebihi jam yang seharusnya. Saat mengerjakan tugas individu masih terlihat beberpa siswa yang betanya pada temannya. Untuk siklus selanjutnya hendaknya guru lebih memperhatikan proses kerja siswa dan memberikan pengertian untuk mengerjakan pekerjaan dengan usahanya sendiri.
Dari hasil evaluasi dan penilaian hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada siklus I dapat dilihat pada interval nilai dan kualitas frekuensi pada tabel 5 di bawah ini: Tabel 5. Data Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus I. No. Subyek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nilai 43 33 50 55 63 43 75 48 68 75 85 63 80 63 63
No. Subyek 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nilai 53 88 88 65 68 45 68 85 53 63 43 80 63 45 80
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi pada hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah 88 sedangkan nilai
57
terendah adalah 33. Kemudian hasil perhitungan nilai rata-rata dari siklus I adalah sebagai berikut: X =
fx N
=
1894 30
= 63,13 Keterangan X
= nilai rata-rata siklus
∑ fx = jumlah nilai seluruh siswa N
= jumlah siswa Jadi, rata-rata nilai hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo pada siklus I adalah 63,13. Kemudian nilai-nilai tersebut dibuat dalam data bergolong seperti pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6
Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus I. Frekuensi
%
1.
Interval Nilai 33 – 42
1
3,3
2.
43 – 52
7
23,3
3.
53 – 62
3
10
4.
63 – 72
10
33,3
5.
73 – 82
5
16,7
6.
83 – 92
4
13,3
30
100
No.
Jumlah
Apabila disajikan dalam bentuk grafik, hasilnya akan seperti pada grafik 2 di bawah ini.
58
12
Jumlah Siswa
10 8 6 4 2 0 33 – 42
43 – 52
53 – 62 63 – 72 Interval Nilai
73 – 82
83 – 92
Grafik 2. Nilai Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus I. Dari
hasil
belajar
konsep
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
menunjukkan 1 siswa mendapatkan nilai 33, sebanyak 3 siswa mendapatkan nilai 43, terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai 45, kemudian 1 siswa mendapatkan nilai 48, 1 siswa mendapat nilai 50, sebanyak 2 siswa mendapatkan nilai 53, 1 siswa mendapatkan nilai 55, sebanyak 6 siswa mendapatkan nilai 63, kemudian hanya siswa yang mendapatkan nilai 65, sebanyak 3 siswa mendapatkan nilai 68, terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai 75, kemudian 3 siswa mendapat nilai 80, 2 siswa mendapat nilai 85, dan 2 siswa lagi mendapat nilai 88. Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, penelitian akan dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 60 atau sekitar 65 %. Jadi, kesimpulannya bahwa pada siklus I belum dapat dikatakan berhasil karena jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60 belum mencapai 65 %. Adapun perhitungan prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: r%=
n x 100 % N
=
19 x 100 % 30
59
= 63,33 % Keterangan: n = jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60 N = jumlah seluruh siswa
Berdasarkan perhitungan di atas, kelas V SD Negeri II Ngadirojo belum dikatakan tuntas karena baru 63,33 % siswa yang mendapatkan nilai di atas ketuntasan, sedangkan 36,67 % siswa mendapatkan nilai di bawah ketuntasan yaitu kurang dari 60. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, maka didapat peningkatan hasil belajar dari sebelum tindakan hingga siklus I. Nilai rata-rata sebelum tindakan sebesar 60,53 sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 63,13. jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM juga meningkat dari 14 siswa atau 46,67% menjadi 19 siswa atau 63,33% pada siklus I. Untuk lebih jelasnya, perbandingan nilai sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus I dapat dlihat pada grafik 3 sebagai berikut: 12
Jumlah Siswa
10 8 Pra Tindakan
6
Siklus I 4 2 0 0 - 39
40 - 49
50 -59
60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100
Interval Nilai
Grafik 3. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan dan Tindakan Siklus I. Berdasarkan analisis di atas, peneliti akan mengadakan kembali pembelajaran perbaikan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus
60
II karena masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dan perlu adanya peningkatan hasil belajar.
2. Tindakan Siklus II Pada siklus I yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri dengan kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia baru 63,33 % yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60 dari ketuntasan minimal yaitu 65 %. Oleh karena itu kegiatan penelitian ini dilanjutkan ke siklus II dengan harapan pada siklus II dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I sehingga
tujuan
untuk
meningkatkan
hasil
belajar
konsep
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat terwujud. Tindakan siklus II ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (4 x 35 menit) yang dilaksanakan pada tanggal 19 dan 20 Mei 2010. Pada siklus ini diikuti oleh 30 siswa. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatankegiatan sebagai berikut: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan evaluasi dan refleksi tindakan pada siklus I diketahui bahwa belum menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Oleh karena itu peneliti kembali menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan lebih baik dan teliti untuk mengulang pelajaran
IPS
dengan
indikator:
mengidentifikasi
peristiwa
Rengasdengklok dan mendeskripsikan perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
61
Adapun penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti pada siklus I, rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat untuk 2 x pertemuan, masing-masing pertemuan 70 menit. Perencanaan RPP mencakup: standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator, langkah-langkah pembelajaran, metode, media, sumber belajar, dan penilaian. 2) Merancang pelaksanaan kegiatan serta mempersiapkan sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran IPS sejarah kelas V dengan materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang berupa: menyiapkan buku teks, menyiapkan media berupa gambar peristiwa Rengasdengklok dan perumusan proklamasi kemerdekaan Indonesia, menyiapkan tes formatif untuk penilaian hasil belajar. Menyiapkan lembar observasi keaktifan dan penilaian yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS sejarah kelas V. b. Pelaksanaan Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran seperti pada siklus I yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran pada pertemuan I dan pertemuan II memiliki alokasi waktu 70 menit sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. 1) Pertemuan I Pertemuan pertama dilaksanakan hari Rabu tanggal 19 Mei 2010, pelajaran IPS yang diajarkan adalah mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan indikator mengidentifikasi peristiwa Rengasdengklok. Sebagai
kegiatan
awal,
guru
membuka
pembelajaran
dengan
mengkondisikan kelas dan melakukan apersepsi. Guru memberikan gambaran mengenai peristiwa Rengasdengklok, materi yang disampaikan adalah sebagai berikut: Para pemuda sepakat untuk mengasingkan Bung Karno dan Bung Hatta ke luar Kota Jakarta. Pengasingan ke luar kota ini diharapkan agar kedua tokoh itu terbebas dari tekanan-tekanan Jepang dan lebih tenang. Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945, sekitar pukul 04.00 WIB pagi rombongan pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Mobil
62
melaju ke arah timur, yaitu ke Rengasdengklok. Turut serta dalam rombongan adalah Ibu Fatmawati, istri Bung Karno, dan putranya, Guntur Soekarno Putra. Dalam kondisi tegang, datanglah Ahmad Subarjo dari Jakarta. Ia menjadi penengah antara Soekarno, Hatta, dan para pemuda. Ahmad Subarjo memberikan jaminan kepada para pemuda. Beliau menyatakan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945, kalau Bung Karno dan Bung Hatta dapat kembali pada saat itu juga ke Jakarta. Ahmad Subarjo menyatakan kalau sampai pukul 12.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi itu belum terjadi, dirinya sanggup menjadi jaminannya. Dengan jaminan Ahmad Subarjo itu, Ir. Soekarno dan Drs Moh. Hatta beserta rombongan kembali ke Jakarta. Setelah guru selesai memberikan penjelasan, kemudian dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Siswa dibagi menjadi kelompok dan anggota kelompok tersebut adalah tim ahli dengan materi diskusi yang berbeda-beda. Pada pertemuan II ini kelompok ahli A mendapat lembar ahli berupa pemuda yang akan mengamankan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Kemudian kelompok ahli B mendapat lembar ahli berupa alasan pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Lembar ahli untuk kelompok ahli C adalah waktu terjadinya peristiwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dibawa ke Rengasdengklok. Selanjutnya pada kelompok ahli D membahas tentang alasan dipilihnya Rengasdengklok untuk mengamankan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Dan yang terakhir untuk kelompok ahli E mengenai tokoh yang menjadi penengah antara Ir. Soekarno dan para pemuda. Kelompok ahli yang sudah selesai kemudian kembali ke kelompok asalnya tadi (home teams). Di dalam kelompok asal, para ahli bertugas untuk menyampaikan materi yang telah didiskusikan bersama dalam kelompok ahli kepada teman-teman dalam kelompok asal. Setelah para
63
kelompok selesai berdiskusi kemudian hasilnya dipresentasikan di depan kelas. Setelah presentasi, guru memberikan lembar kerja siswa (pada lampiran 12a) berupa tugas kelompok dan dikerjakan secara bersama-sama dalam satu kelompok. Sebagai akhir dari pertemuan I, guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan tentang peristiwa Rengasdengklok dengan siswa kemudian diadakan tes individu. Selain soal tes, guru juga menilai keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa sehingga guru dapat menilai proses kegiatan belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 2) Pertemuan II Pertemuan ke II dilaksanakan hari Kamis tanggal 20 Mei 2010, materi yang disampaikan oleh guru tetap sama seperti pada pertemuan I yakni mengenai materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, akan tetapi dengan indikator yang berbeda yaitu mendeskripsikan perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai kegiatan awal, guru memberikan apersepsi dengan mengulas sedikit tentang pelajaran pada pertemuan I kemarin sebagai penguatan dan mengingat kembali pada pelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian guru menanyakan kepada siswa tentang presiden pertama Indonesia. Untuk kegiatan inti guru memberikan penjelasan mengenai perumusan teks Proklamasi Indonesia. Materi tersebut adalah sebagai berikut: Pada malam hari sekitar pukul 23.00 WIB tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta beserta rombongan tiba di Jakarta. Mereka pergi ke rumah Laksamana Maeda. Di rumah Maeda ini, mereka mengumpulkan anggota PPKI dan tokoh-tokoh pergerakan serta para pemuda. Laksamana Maeda adalah perwira tentara Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Subarjo kemudian masuk di sebuah ruangan (ruang makan keluarga Maeda) yang diikuti Sukarni, Sayuti Melik, dan B.M. Diah. Proklamasi dirumuskan sampai dini hari. Konsep proklamasi terdiri dari
64
dua kalimat. Kalima pertama merupakan pendapat dari Ahmad Subarjo, kalimat kedua merupakan pendapat dari Moh. Hatta, kemudian konsep tersebut ditulis Soekarno kemudian dibahas bersama. Setelah sepakat, naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik. Mereka juga sepakat untuk melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Tempat pelaksanaan proklamasi disepakati di rumah Bung Karno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta yang semula akan diadakan di lapangan Ikada. Setelah guru memberikan penjelasan, siswa kemudian berkelompok seperti pada pertemuan I. Para ahli mendapat materi diskusi masingmasing. Untuk kelompok ahli A membahas tentang waktu terjadinya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dijemput oleh Ahmad Soebardjo. Selanjutnya kelompok ahli B mendapat materi diskusi tempat tujuan Ir. Soekarno beserta rombongan setelah sampai di Jakarta. Kelompok ahli C mendapat materi diskusi mengenai tokoh yang bertindak sebagai penyusun naskah proklamasi. Kelompok ahli D mendapatkan bahasan tentang rumusan naskah proklamasi. Dan yang terakhir, kelompok ahli E mendapat materi untuk mendiskusikan yang bertugas menandatangi teks proklamasi dan yang mengetik teks tersebut. Para kelompok ahli berkumpul dan mendiskusikan materi yang telah mereka terima, setelah selesai kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada teman-temannya tentang materi yang telah didiskusikan di kelompok ahli tadi. Setelah itu setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka ke depan kelas. Guru memberikan reward kepada kelompok yang hasilnya baik. Guru kemudian memberikan tugas kelompok (pada lampiran 12c) untuk dikerjakan bersama-sama. Guru dan siswa menyimpulkan materi perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai penguatan terhadap siswa. Sebagai akhir dari pertemuan II siswa kembali ke tempat duduk mereka masing-masing untuk mengerjakan tugas individu. Guru
65
menilai proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menggunakan lembar observasi keaktifan siswa. c) Observasi Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan pengambilan gambar dengan kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada siswa kelas V. Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa atau proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pertemuan I Indikator: Mengidentifikasi peristiwa Rengasdengklok. Hasil observasi: 1) Kegiatan Siswa (pada lampiran 12 halaman 150) Pada kegiatan siswa pertemuan I ini kedisiplinan siswa sangat baik, siswa siap mengikuti pelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran baik, keaktifan siswa dalam kelompok baik, kerjasama kelompok baik, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan cukup, keadaan siswa dengan lingkungan belajar baik, kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu baik. Rata-rata skor yang diperoleh pada kegiatan siswa pertemuan I siklus II adalah 3,1. 2) Kegiatan Guru (pada lampiran 15 halaman 152) Untuk kegaiatan guru pada pertemuan I ini persiapan guru memulai pembelajaran cukup, kemampuan guru mengelola kelas baik, kemampuan mengelola waktu baik, kemampuan guru memberikan apersepsi baik, penerapan model pembelajaran sangat baik, penyampaian materi oleh guru
66
baik, ketrampilan guru memberikan pertanyaan cukup, perhatian guru terhadap siswa baik, pengembangan aplikasi oleh guru baik, dan kemampuan menutup pelajaran sudah baik. Rata-rata skor pada kegiatan guru pertemuan I siklus II ini adalah 2,9.
Pertemuan II Indikator: Mendeskripsikan
perumusan
teks
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia. Hasil observasi: 1) Kegiatan Siswa (pada lampiran 16 halaman 155) Pada kegiatan siswa pertemuan II ini kedisiplinan siswa sangat baik, siswa siap mengikuti pelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran baik, keaktifan siswa dalam kelompok sangat baik, kerjasama kelompok baik, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan baik, keadaan siswa dengan lingkungan belajar baik, kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu baik. Rata-rata skor yang diperoleh pada kegiatan siswa pertemuan II siklus II adalah 3,5. 2) Kegiatan Guru (pada lampiran 14 halaman 149) Untuk kegaiatan guru pada pertemuan II ini persiapan guru memulai pembelajaran cukup, kemampuan guru mengelola kelas sangat baik, kemampuan mengelola waktu sangat baik, kemampuan guru memberikan apersepsi baik, penerapan model pembelajaran sangat baik, penyampaian materi oleh guru baik, ketrampilan guru memberikan pertanyaan
baik,
perhatian
guru
terhadap
siswa
sangat
baik,
pengembangan aplikasi oleh guru baik, dan kemampuan menutup pelajaran sudah baik. Rata-rata skor pada kegiatan guru pertemuan II siklus II ini adalah 3,3. d. Analisis dan Refleksi Hasil tindakan pada siklus II yang didapat dari hasil observasi, penilaian proses dan penilaian hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui tes kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah
67
pengambilan tindakan berikutnya apabila masih terdapat kelemahankelemahan. Adapun hasilnya adalah hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran pada siklus I namun masih ada beberapa hal untuk diperbaiki pada siklus selanjutnya. Selama proses pembelajaran, keaktifan dan keantusiasan siswa sudah menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat ketika guru memberi pertanyaan banyak siswa yang menjawab. Selain itu saat mengerjakan tugas individu, siswa berusaha mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, masih ada siswa yang mendominasi dalam kelompok, untuk siklus berikutnya guru hendaknya memberi pengertian pada siswa tersebut agar tidak mendominasi kelompok. Pada saat kelompok ahli, masih ada seorang siswa yang menyendiri sehingga untuk siklus berikutnya guru memberi arahan pada siswa tersebut untuk bergabung bersama temantemannya di kelompok ahli. Pada saat salah satu kelompok berpresentasi, kelompok yang lain sudah mulai tampak memperhatikan. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru melaksanakannya sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Waktu yang digunakan juga sudah terlihat lebih baik, untuk siklus berikutnya hendaknya guru tetap memperhatikan alokasi waktu pada proses pembelajaran sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Guru belum dapat mengendalikan kelas dengan baik pada saat mengelompokkan siswa, sehingga masih terjadi kegaduhan dalam kelas, sebaiknya untuk siklus berikutnya guru mengelompokkan siswa satu per satu sehingga tidak terjadi kegaduhan. Dari hasil evaluasi dan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan dalam IPS pada siswa kelas V SD Negeri Ngadirojo Wonogiri pada siklus II dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini:
68
Tabel 7.
Data Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus II. No. Subyek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nilai 65 35 60 60 80 48 83 53 60 83 90 73 76 70 55
No. Subyek 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nilai 76 100 100 80 85 53 68 90 65 75 50 90 100 50 85
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi pada hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 35. Kemudian hasil perhitungan mean nilai rata-rata pada siklus II adalah sebagai berikut: X =
fx N
=
2158 30
= 71,93 Keterangan X
= nilai rata-rata siklus
∑ fx = jumlah nilai seluruh siswa N
= jumlah siswa Jadi, rata-rata nilai hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo pada siklus II adalah 80,67.
69
Kemudian nilai-nilai tersebut didistribusikan ke dalam data bergolong seperti pada tabel 8 di bawah ini. Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus II. Frekuensi
%
1.
Interval Nilai 35 – 45
1
3,3
2.
46 – 56
6
20
3.
57 – 67
5
16,7
4.
68 – 78
6
20
5.
79 – 89
6
20
6.
90 – 100
6
20
30
100
No.
Jumlah
Apabila dibuat dalam bentuk grafik, maka hasilnya akan seperti pada grafik 4 di bawah ini: 7 6
Jumlah Siswa
5 4 3 2 1 0 35 – 45
Grafik 4.
Dari
hasil
46 – 56
57 – 67 68 – 78 Interval Nilai
79 – 89
90 – 100
Nilai Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus II. belajar
konsep
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
menunjukkan 1 siswa mendapatkan nilai 35, kemudian 1 siswa mendapatkan nilai
70
48, terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai 50, kemudian 2 siswa mendapatkan nilai 53, 1 siswa mendapat nilai 55, 3 siswa mendapatkan nilai 60, 2 siswa mendapatkan nilai 65, 1 siswa mendapatkan nilai 68, kemudian hanya 1 siswa yang mendapatkan nilai 70, 1 siswa mendapatkan nilai 73, 1 siswa juga yang mendapatkan nilai 75, kemudian 2 siswa mendapat nilai 76, 2 siswa lagi mendapat nilai 80, 2 siswa mendapat nilai 83, 2 siswa mendapat nilai 85, sebanyak 3 siswa mendapat nilai 90 dan 3 siswa mendapat nilai 100. Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, penelitian akan dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 60 atau sekitar 70 % pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I. Jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60 mencapai 76,67 % dengan rata-rata 71,93 dan meningkat dari siklus sebelumnya. Adapun perhitungan prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: r%=
n x 100 % N
=
23 x 100 % 30
= 76,67 %
Keterangan: n = jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60 N = jumlah seluruh siswa
Berdasarkan perhitungan di atas, kelas V SD Negeri II Ngadirojo sudah dapat dikatakan meningkat karena siswa yang mendapatkan nilai di atas ketuntasan ada 23 siswa atau 76,67 %, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah ketuntasan yaitu kurang dari 60 adalah 7 siswa atau 23,33 %. Setelah dilaksanakan tindakan siklus II, maka dapat diperoleh hasil belajar yang meningkat dari siklus sebelumnya. Bila dilihat perbandingan antara sebelum tindakan dan siklus I, maka pada siklus II tampak peningkatan yang signifikan.
71
Nilai rata-rata sebelum tindakan sebesar 60,53 dan pada siklus I sebesar 63,13, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 71,93. Begitu juga dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM, sebelum tindakan terdapat 14 siswa atau 46,67%, pada siklus I terdapat 19 siswa atau 63,33%, dan pada siklus II meningkat menjadi 23 siswa atau 76,67%. Untuk lebih jelasnya, perbandingan nilai sebelum tindakan, sesudah tindakan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik 5 berikut: 12
Jumlah Siswa
10 8 Pra Tindakan 6
Siklus I Siklus II
4 2 0 0 - 39
40 - 49
50 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 89
90 - 100
Interval Nilai
Grafik 5. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Tindakan Siklus I, dan Tindakan Siklus II. Dari hasil pelaksanaan pada siklus II didapat bahwa jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 23 siswa atau 76,67%. Namun peneliti akan mengadakan kembali pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus III sebagai pemantapan peningkatan hasil belajar dan perbaikan kelemahan yang ada pada siklus II.
2. Tindakan Siklus III Pada siklus II yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri dengan kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
72
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia mengalami peningkatan. Namun penelitian akan dilanjutkan pada tindakan siklus III untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal. Tindakan siklus III ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (4 x 35 menit) yang dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 Mei 2010. Adapun tahapantahapan yang dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus III meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan evaluasi dan refleksi tindakan pada siklus II diketahui bahwa belum menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Oleh karena itu peneliti kembali menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan lebih baik dan teliti untuk mengulang pelajaran IPS dengan indikator: mendeskripsikan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan mengidentifikasi tokoh penting dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adapun penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti pada siklus II, rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat untuk 2 x pertemuan, masing-masing pertemuan selama 70 menit. Perencanaan RPP mencakup: standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator, langkah-langkah pembelajaran, metode, media, sumber belajar, dan penilaian. 2) Merancang pelaksanaan kegiatan serta mempersiapkan sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran IPS sejarah kelas V dengan materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang berupa: menyiapkan buku teks, menyiapkan media berupa gambar tokoh proklamator dan pelaksanaan proklamasi, menyiapkan tes formatif untuk penilaian hasil belajar. Menyiapkan lembar observasi keaktifan dan penilaian yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS sejarah kelas V.
73
b. Pelaksanaan Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran seperti pada siklus II yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran pada pertemuan I dan pertemuan II memiliki alokasi waktu 70 menit sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. 1) Pertemuan I Pertemuan pertama dilaksanakan hari Rabu tanggal 26 Mei 2010, pelajaran IPS yang diajarkan adalah mengenai materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan indikator mendeskripsikan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebagai kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan mengkondisikan kelas dan melakukan apersepsi. Guru memberikan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi bersama lagu Hari Merdeka. Guru memberikan sedikit penjelasan mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia, materi yang disampaikan adalah sebagai berikut: Sejak pagi hari, halaman rumah Jalan Pegangsaan Timur No. 56 sudah sangat sibuk. Suhud, seorang anggota Barisan Pelopor ditugasi untuk mencari tiang bendera dan menyiapkan bendera Merah Putih. Tiang bendera menggunakan sebatang bambu, sedangkan bendera Merah Putih diperoleh dari Ibu Fatmawati yang dijahit sendiri olehnya. Pada pukul 10.00 WIB acara dimulai. Acara dibuka dengan pidato Ir. Soekarno sebagai pengantar. Selanjutnya, Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi yang telah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Setelah pembacaan proklamasi, dilakukan pengibaran bendera Merah Putih. Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh seorang mantan komandan Peta, Latif Hendraningrat, dibantu oleh S. Suhud. Tanpa dikomando, bersamaan dengan naiknya bendera Merah Putih, para hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Lagu tersebut adalah ciptaan Wage Rudolf Supratman. Dengan dibacakannya proklamasi kemerdekaan, maka bangsa Indonesia telah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945.
74
Proklamasi mendapat sambutan yang luar biasa dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Rakyat Jakarta yang dimotori oleh para pemuda dan wartawan mulai menyebarkan berita proklamasi itu ke berbagai daerah. Dengan keberanian, para pemuda memasuki ruang siaran radio di kantor berita Domei (kantor berita Jepang). Mereka kemudian menyiarkan berita proklamasi. Setelah guru selesai memberikan penjelasan, kemudian dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Siswa dibagi menjadi kelompok dan anggota kelompok tersebut adalah tim ahli dengan materi diskusi yang berbeda-beda. Pada pertemuan I ini kelompok ahli A mendapat lembar ahli berupa Tempat dan upacara pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian kelompok ahli B mendapat lembar ahli berupa pelaksanaan pengibaran bendera. Lembar ahli untuk kelompok ahli C adalah tentang peran serta WR. Supratman dan Ibu Fatmawati. Selanjutnya pada kelompok ahli D membahas tentang sambutan dan penyebaran kabar tentang kemerdekaan. Dan yang terakhir untuk kelompok ahli E mengenai makna peristiwa proklamasi. Kelompok ahli yang sudah selesai kemudian kembali ke kelompok asalnya tadi (home teams). Di dalam kelompok asal, para ahli bertugas untuk menyampaikan materi yang telah didiskusikan bersama dalam kelompok ahli kepada teman-teman dalam kelompok asal. Setelah para kelompok selesai berdiskusi kemudian hasilnya dipresentasikan di depan kelas. Setelah presentasi, guru memberikan lembar kerja siswa (pada lampiran 18a) berupa tugas kelompok dan dikerjakan secara bersama-sama dalam satu kelompok. Sebagai akhir dari pertemuan I, guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan tentang pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia bersama siswa kemudian diadakan tes individu. Selain soal tes, guru juga menilai keaktifan siswa dengan menggunakan
75
lembar observasi keaktifan siswa sehingga guru dapat menilai proses kegiatan belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 2) Pertemuan II Pertemuan ke II dilaksanakan hari Kamis tanggal 27 Mei 2010, materi yang disampaikan oleh guru tetap sama seperti pada pertemuan I yakni mengenai materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, akan tetapi dengan indikator yang berbeda yaitu mengidentifikasi tokoh penting dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai kegiatan awal, guru memberikan apersepsi dengan mengulas sedikit tentang pelajaran pada pertemuan I kemarin sebagai penguatan dan mengingat kembali pada pelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian guru menanyakan kepada siswa mengenai tokoh proklamator Indonesia. Untuk kegiatan inti guru memberikan penjelasan mengenai tokoh penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Materi tersebut adalah sebagai berikut: (a) Ir. Soekarno: Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di kota Blitar, Jawa Timur. Ayahnya bernama Raden Sukemi dan Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Beliau mendapat julukan sebagai Putra Sang Fajar. Pendidikan dasarnya dilakukan di Sekolah Bumi Putra yang kemudian dipindah ke sekolah Belanda ELS (Europe Lagere School) hingga tamat diusia 14 tahun. Beliau melanjutkan sekolahnya ke HBS (Hogere Burger School) di Surabaya. Setelah itu beliau mendapat gelar insiyur dari Institut Teknologi Bandung. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Proklamator karena telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 didampingi oleh Drs. Moh. Hatta; (b) Drs. Mohammad Hatta: Moh. Hatta dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ayahnya bernama Angku Bule seorang keturunan ulama di Tanah Minangkabau, ibunya bernama Siti Soleha. Pendidikan dasarnya dilakukan di Sekolah Dasar Bumi Putra atau Indlandsche, kemudian pindah ke sekolah Belanda ELS (Europesche Lagere School). Beliau kemudian melanjutkan kuliah di PHS (Prins Hendrik School) di Jakarta. Moh. Hatta mendampingi Ir. Soekarno
76
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Beliau pun mendapat sebutan sebagai dwitunggal yang artinya dua dalam satu, karena bersama Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Moh. Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia; (c) Ahmad Soebardjo: Ahmad Soebardjo adalah tokoh yang dapat menyatukan pendapat golongan tua dan golongan muda tentang waktu pelaksanaan proklamasi. Dalam perumusan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda, kalimat pertama dalam naskah proklamasi merupakan hasil pemikiran beliau. Setelah guru memberikan penjelasan, siswa kemudian berkelompok seperti pada pertemuan I. Para ahli mendapat materi diskusi masingmasing. Untuk kelompok ahli A membahas tentang tokoh proklamator Indonesia, Ir. Soekarno. Selanjutnya kelompok ahli B mendapat materi diskusi tokoh proklamator Indonesia, Drs. Moh. Hatta. Kelompok ahli C mendapat materi diskusi mengenai peranan Ahmad Soebardjo dalam Proklamasi. Kelompok ahli D mendapatkan bahasan tentang cara mengenang jasa pahlawan. Dan yang terakhir, kelompok ahli E mendapat materi untuk mendiskusikan mengenai cara mengisi kemerdekaan setelah diperjuangkan oleh pahlawan. Para kelompok ahli berkumpul dan mendiskusikan materi yang telah mereka terima, setelah selesai kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada teman-temannya tentang materi yang telah didiskusikan di kelompok ahli tadi. Setelah itu setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka ke depan kelas. Guru memberikan reward kepada kelompok yang hasilnya baik. Guru kemudian memberikan tugas kelompok (pada lampiran 18c) untuk dikerjakan bersama-sama. Guru dan siswa menyimpulkan materi tokoh penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai penguatan terhadap siswa. Sebagai akhir dari pertemuan II siswa kembali ke tempat duduk mereka masing-masing untuk mengerjakan tugas individu. Guru menilai proses pembelajaran dengan model kooperatif Jigsaw menggunakan lembar observasi keaktifan siswa.
77
c) Observasi Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada siswa kelas V. Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa atau proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pertemuan I Indikator: Mendeskripsikan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hasil observasi: 1) Kegiatan Siswa (pada lampiran 17 halaman 178) Pada kegiatan siswa pertemuan I ini kedisiplinan siswa sangat baik, siswa siap mengikuti pelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam kelompok baik, kerjasama kelompok sangat baik, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan baik, keadaan siswa dengan lingkungan belajar sangat baik, kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu sangat baik. Rata-rata skor yang diperoleh pada kegiatan siswa pertemuan I siklus III adalah 3,8. 2) Kegiatan Guru (pada lampiran 15 halaman 172) Untuk kegaiatan guru pada pertemuan I ini persiapan guru memulai pembelajaran cukup, kemampuan guru mengelola kelas sangat baik, kemampuan mengelola waktu sangat baik, kemampuan guru memberikan apersepsi baik, penerapan model pembelajaran sangat baik, penyampaian materi oleh guru baik, ketrampilan guru memberikan pertanyaan baik, perhatian guru terhadap siswa sangat baik, pengembangan aplikasi oleh
78
guru sangat baik, dan kemampuan menutup pelajaran sudah baik. Rata-rata skor pada kegiatan guru pertemuan I siklus III ini adalah 3,4.
Pertemuan II Indikator: Mengidentifikasi tokoh penting dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hasil observasi: 1) Kegiatan Siswa (pada lampiran 18 halaman 181) Pada kegiatan siswa pertemuan II ini kedisiplinan siswa sangat baik, siswa siap mengikuti pelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat baik, keaktifan siswa dalam kelompok sangat baik, kerjasama kelompok sangat baik, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan baik, keadaan siswa dengan lingkungan belajar sangat baik, kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu sangat baik. Rata-rata skor yang diperoleh pada kegiatan siswa pertemuan II siklus III adalah 3,9. 2) Kegiatan Guru (pada lampiran 16 halaman 175) Untuk kegaiatan guru pada pertemuan II ini persiapan guru memulai pembelajaran baik, kemampuan guru mengelola kelas sangat baik, kemampuan mengelola waktu sangat baik, kemampuan guru memberikan apersepsi sangat baik, penerapan model pembelajaran sangat baik, penyampaian materi oleh guru baik, ketrampilan guru memberikan pertanyaan
baik,
perhatian
guru
terhadap
siswa
sangat
baik,
pengembangan aplikasi oleh guru baik, dan kemampuan menutup pelajaran sudah baik. Rata-rata skor pada kegiatan guru pertemuan II siklus III ini adalah 3,5. d. Analisis dan Refleksi Hasil tindakan pada siklus III yang didapat dari hasil observasi, penilaian proses dan penilaian hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui tes kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan berikutnya apabila masih terdapat kelemahankelemahan. Adapun hasilnya adalah hasil belajar konsep Proklamasi
79
Kemerdekaan Indonesia dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Selama proses pembelajaran keaktifan dan keantusiasan siswa sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat ketika kelompok yang lain berebut ingin maju mempresentasikan hasil kerjanya setelah salah satu kelompok selesai berpresentasi. Selain itu saat mengerjakan tugas individu, siswa mengerjakan dengan tenang dan berusaha menjadi yang paling cepat menyelesaikan pekerjaannya. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, semua siswa sudah terlihat aktif mengerjakan bersama sehingga tidak didominasi oleh siswa yang paling pandai dalam kelompok tersebut sehingga toleransi siswa sudah mulai tampak. Pada saat kelompok ahli, sudah tidak ada siswa yang menyendiri. Pada siklus III ini masih ada siswa yang hasil belajarnya kurang, hal tersebut karena memang anak tersebut memiliki daya pikir yang kurang dan termasuk anak yang lambat belajar. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru telah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Waktu yang digunakan juga sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Guru dapat mengendalikan kelas pada saat mengelompokkan siswa, sehingga tidak terjadi kegaduhan dalam kelas. Hasil analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada Siklus III, secara umum telah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru dapat meningkatkan kinerjanya seperti menggunakan alokasi waktu dengan baik. Aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Partisipasi aktif siswa dalam kelompok juga meningkat, suasana kelas menjadi lebuh terkendali dan menyenangkan. Berdasarkan peningkatan kemampuan yang telah dicapai siswa, maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas mengenai peningkatan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS melalui pembelajaran
80
kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri dianggap cukup dan diakhiri pada Siklus III.
Dari hasil evaluasi dan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan dalam IPS pada siswa kelas V SD Negeri Ngadirojo Wonogiri pada siklus III dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini: Tabel 9.
Data Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus III. No. No. Nilai Nilai Subyek Subyek 1. 68 16. 95 2. 23 17. 100 3. 85 18. 100 4. 78 19. 93 5. 100 20. 95 6. 58 21. 38 7. 95 22. 80 8. 35 23. 90 9. 93 24. 80 10. 95 25. 90 11. 90 26. 55 12. 95 27. 100 13. 95 28. 93 14. 90 29. 38 15. 80 30. 93
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi pada hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 23. Kemudian hasil perhitungan nilai rata-rata pada siklus III adalah sebagai berikut: X =
fx N
=
2420 30
= 80,67
81
Keterangan X
= nilai rata-rata siklus
∑ fx = jumlah nilai seluruh siswa N
= jumlah siswa Jadi, rata-rata nilai hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo pada siklus III adalah 80,67. Kemudian nilai-nilai tersebut dapat dibuat dalam data bergolong seperti pada tabel 10. Tabel 10. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus III. Frekuensi
%
1.
Interval Nilai 23 – 35
2
6,6
2.
36 – 48
2
6,6
3.
49 – 61
2
6,6
4.
62 – 74
1
3,3
5.
75 – 87
5
16,6
6.
88 – 100
18
60
30
100
No.
Jumlah
Apabila dibuat dalam bentuk grafik, maka hasilnya akan terlihat seperti pada grafik 6 di bawah ini.
82
20 18
Jumlah Siswa
16 14 12 10 8 6 4 2 0 23 – 35
Grafik 6.
Dari
hasil
36 – 48
49 – 61 62 – 74 Interval Nilai
75 – 87
88 – 100
Nilai Hasil Belajar Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS pada Siswa SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri pada Siklus III. belajar
konsep
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
menunjukkan 1 siswa mendapatkan nilai 23, kemudian 1 siswa mendapatkan nilai 35, terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai 38, kemudian 1 siswa mendapatkan nilai 55, 1 siswa mendapat nilai 58, 1 siswa mendapatkan nilai 68, 1 siswa mendapatkan nilai 78, sebanyak 3 siswa mendapatkan nilai 80, kemudian hanya 1 siswa yang mendapatkan nilai 85, sebanyak 4 siswa mendapatkan nilai 90, sebanyak 4 siswa yang mendapatkan nilai 93, kemudian sebanyak 6 siswa mendapat nilai 95, dan 4 siswa mendapat nilai 100. Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, penelitian akan dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 60 atau sekitar 75% pada siklus III. Sehingga, kesimpulannya bahwa pada siklus III ini dapat dikatakan berhasil karena jumlah siswa yang mendapat nilai sekurangkurangnya 60 mencapai 80 % dengan rata-rata 80,67 dan meningkat dari siklus sebelumnya. Adapun perhitungan prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus III adalah sebagai berikut: r%=
n x 100 % N
83
=
24 x 100 % 30
= 80 % Keterangan: n = jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60 N = jumlah seluruh siswa
Berdasarkan perhitungan di atas, kelas V SD Negeri II Ngadirojo sudah dapat dikatakan tuntas karena siswa yang mendapatkan nilai di atas ketuntasan ada 24 siswa atau 80 %, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah ketuntasan yaitu kurang dari 60 adalah 6 siswa atau 20 %. Setelah dilaksanakan tindakan siklus III, maka dapat diperoleh hasil belajar yang meningkat dari siklus sebelumnya. Bila dilihat perbandingan antara sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II maka pada siklus III tampak peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata sebelum tindakan sebesar 60,53, pada siklus I sebesar 63,13, siklus II sebesar 71,93, dan pada siklus III meningkat menjadi 80,67. Begitu juga dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM, sebelum tindakan terdapat 14 siswa atau 46,67%, pada siklus I terdapat 19 siswa atau 63,33%, pada siklus II meningkat sebanyak 23 siswa atau 76,67%, dan pada siklus III meningkat menjadi 24 siswa atau 80%. Untuk lebih jelasnya, perbandingan nilai sebelum tindakan, sesudah tindakan siklus I, sesudah siklus II, dan sesudah siklus III dapat dilihat pada grafik 7 di bawah ini.
84
20 18
Jumlah Siswa
16 14
Pra Tindakan
12
Siklus I
10
Siklus II
8
Siklus III
6 4 2 0 0 - 39
40 - 49
50 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 89
90 - 100
Interval Nilai
Grafik 7. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Tindakan Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III. E. Temuan dan Hasil Tindakan Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan peningkatan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dalam IPS
setelah
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain: (1) Siswa menjadi lebih disiplin dalam pembelajaran; (2) Siswa sudah siap untuk menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru; (3) Siswa lebih aktif dalam bertanya dan berpendapat; (4) Di dalam kelompok siswa juga lebih aktif dengan berinteraksi dengan teman dalam satu kelompok; (5) Kerjasama kelompok siswa lebih meningkat karena tidak didominasi oleh siswa yang pandai; (6) Siswa lebih aktif untuk menjawab pertanyaan dan saling berebutan; (7) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar meningkat, siswa senang dengan pembelajaran dan cepat tanggap terhadap materi yang disampaikan; (8) Kemampuan siswa mengerjakan tes individu meningkat. Data peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I, siklus II, dan siklus III disajikan pada tabel 11 berikut ini.
85
Tabel 11. Perolehan Skor Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Skor No.
Variabel
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Kedisiplinan siswa
3
4
4
2.
Siswa siap mengikuti pelajaran
3
4
4
3.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
2
3
4
4.
Keaktifan siswa dalam kelompok
2,5
3,5
3,5
5.
Kerjasama kelompok
2
3,5
4
6.
Keaktifan siswa menjawab pertanyaan
1,5
2,5
3
7.
Keadaan siswa dengan lingkungan belajar
2,5
3
4
8.
Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes individu
2
3
4
Jumlah
18,5
26,5
30,5
Rata-rata
2,3
3,3
3,8
Berdasarkan hasil olahan observasi dari pengamatan di atas dapat kita lihat prosentase hasil aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPS dengan materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw secara individual dan kelompok, dari siklus I sampai dengan siklus III mengalami peningkatan aktivitas yang cukup baik. Peningkatan aktivitas ini mengakibatkan peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri mengalami peningkatan dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar yang disajikan dalam bentuk rata-rata nilai dan ketuntasan belajar. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.
86
Tabel 12. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sebelum Tindakan, Sesudah Siklus I, Sesudah Siklus II, dan Sesudah Siklus III.
No.
Pelaksanaan
Nilai Rata-rata
1.
Sebelum tindakan
60,53
46,67%
Jumlah Siswa dengan Nilai ≥ 60 14
2.
Siklus I
63,13
63,33%
19
11
3.
Siklus II
71,93
76,67%
23
7
4.
Siklus III
80,67
80%
24
6
Prosentase Ketuntasan Klasikal
Jumlah Siswa dengan Nilai < 60 16
Dari tabel di atas kemudian dapat dibuat grafik untuk melihat perbandingan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Perbandingan nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada grafik 8 dan untuk perbandingan prosentase ketuntasan klasikal dapat dilihat pada grafik 9.
Nilai Rata-rata Kelas 90 80,67
80
71,93
70 60
60,53
63,13
Sebelum tindakan
Siklus I
50 40 30 20 10 0 Siklus II
Siklus III
Grafik 8. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Sebelum Tindakan, Tindakan Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III.
87
Prosentase Ketuntasan Klasikal 90 80 70
76,67%
80%
Siklus II
Siklus III
63,33%
60 50
46,67%
40 30 20 10 0 Sebelum tindakan
Siklus I
Grafik 9. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Tindakan Siklus I, Tindakan Siklus II, dan Tindakan Siklus III. Dari hasil evaluasi yang dilaksanakan terbukti adanya peningkatan hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia antara sebelum tindakan, siklus I, siklus II dan siklus III. Akan tetapi kenyataan di lapangan, proses belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw masih mengalami beberapa hambatan. Penerapan pembelajaran konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I dapat membuat siswa menjadi aktif dari sebelumnya, karena prosesnya berupa belajar dalam kelompok. Pertama, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, siswa tersebut heterogen dengan jenis kelamin yang berbeda, daya pikir yang berbeda, dan latar belakang yang berbeda. Kedua, kelompok tersebut diberi nomor untuk membedakan dengan kelompok lainnya, kelompok-kelompok tadi disebut kelompok asal. Ketiga, guru menyuruh setiap kelompok untuk menentukan siapa yang menjadi tim ahli A, tim ahli B, tim ahli C, tim ahli D, dan tim ahli E. Keempat, guru memberikan lembar ahli kepada setiap ahli berupa materi yang akan didiskusikan pada kelompok ahli. Kelima, setiap ahli yang sama dari setiap kelompok asal tadi berkumpul membentuk
88
kelompok ahli, misalnya ahli A dari kelompok I, kelompok II, kelompok III, dan seterusnya berkumpul membentuk kelompok ahli A. Begitu juga dengan ahli B, C, D, dan E. Keenam, kelompok-kelompok ahli tersebut membahas lembar ahli yang telah diberikan oleh guru. Ketujuh, setelah selesai berdiskusi di kelompok ahli, para ahli tadi kembali pulang ke kelompok asalnya dan menjelaskan kepada teman-teman dalam satu kelompok tentang materi yang dibahasnya tadi. Kedelapan, kelompok asal yang sudah selesai berdiskusi mempresentasikan hasilnya di depan kelompok-kelompok yang lain. Pada siklus II dan siklus III pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sama dengan siklus I, hanya saja lembar ahli yang harus dikerjakan berbeda-beda, sehingga setiap pertemuan lembar ahli yang harus didiskusikan pada kelompok ahli berbeda. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam penelitian pada siklus I adalah ketika pembagian kelompok, siswa masih merasa kebingungan karena siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran kelompok dan memerlukan waktu yang lama sehingga menyebabkan kelas menjadi gaduh. Sikap individual juga terlihat pada saat kerja kelompok, siswa yang merasa pandai lebih dominan menguasai materi diskusi sehingga teman yang lain tidak diberi kesempatan untuk membangun daya pikirnya. Pada saat presentasi hasil diskusi, kelompok yang tidak maju ramai sendiri dan kurang memperhatikan presentasi temannya yang di depan. Siswa yang terkenal nakal dan selalu ramai sulit untuk dikendalikan. Pada siklus II hambatan yang ditemui oleh peneliti adalah pengendalian sikap siswa yang kurang, karena ada siswa selalu ramai saat kerja kelompok dan presentasi hasil diskusi. Saat pembagian kelompok masih terjadi kegaduhan karena siswa langsung menyebar mencari kelompoknya. Selain itu masih adanya dominasi oleh siswa yang pandai pada salah satu kelompok sehingga belum memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk ikut berpatisipasi dalam kerja kelompok. Pada siklus III dapat dikatakan bahwa hambatan-hambatan yang ada tidak sebesar pada siklus I dan siklus II. Siswa sudah mulai tertib berkelompok,
89
sehingga saat pengelompokan tidak terjadi kegaduhan. Namun, siswa yang terkenal ramai membuat suasana kelas kurang kondusif. Dari berbagai hambatan di atas dapat dicari pemecahan masalahnya. Pada siklus I guru dapat menjelaskan kepada siswa alasan pemilihan anggota kelompok. Memberi gambaran pada siswa tentang model pembelajaran yang akan diajarkan. Guru mengawasi dan memperhatikan keaktifan siswa pada saat mengerjakan diskusi kelompok. Memberikan tugas kepada kelompok lain yang belum maju presentasi untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang berprresentasi. Memberi peringatan terhadap anak yang paling ramai dan nakal di kelas. Dan pada siklus II pemecahan masalahnya dapat dilakukan dengan cara menertibkan pengelompokkan, dimulai dari kelompok I, kelompok II, dan seterusnya. Memberikann pengertian kepada siswa yang mendominasi kelompok agar mau memberikan kesempatan kepada temannya yang lain untuk berpartisipasi dalam kelompok.
90
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas
dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada pembelajaran IPS konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Aktivitas belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri tahun 2010 meningkat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan skor aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pada siklus I rata-rata skor yang didapat adalah 2,3 dengan kategori cukup, kemudian pada siklus II rata-rata skor aktivitas siswa meningkat menjadi 3,3 dengan kategori baik, dan pada siklus III rata-rata skor aktivitas siswa menjadi 3,8 dengan kategori baik. 2. Hasil belajar konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam IPS melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo Wonogiri Tahun 2010 meningkat. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakannya tindakan, rata-rata kelas adalah 60,53 dengan prosentase ketuntasan klasikal 46,67%, pada siklus I nilai rata-rata kelas 63,13 dengan prosentase ketuntasan klasikal 63,33%, siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 71,93 dengan prosentase ketuntasan klasikal 76,67%, sedangkan pada siklus III nilai rata-rata meningkat menjadi 80,67 dengan prosentase ketuntasan klasikal 80%. Pembelajaran konvensional pada dasarnya kurang dapat menggiatkan siswa dalam pembelajaran, siswa hanya sekedar diberikan materi-materi tanpa dapat mengembangkan daya pikirnya. Metode ceramah merupakan metode konvensional, kebanyakan siswa hanya diberikan cerita atau penjelasan mengenai materi pelajaran dan kemudian siswa harus mengerjakan tugas atau LKS. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk mengembangkan potensinya.
90
91
Pembelajaran kooperatif merupakan salah pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa, karena dalam pembelajaran ini siswa akan bekerjasama dengan teman dalam satu kelompok. Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
secara
bersama.
Selain
itu
dengan
semakin
aktif
siswa
mengembangkan daya pikirnya maka akan terjadi pula peningkatan terhadap hasil belajar siswa itu sendiri.
B. Implikasi Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe Jigsaw dalam pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi dari hasil penelitian sebagai berikut: (1) Jika siswa SD hanya diberikan penjelasan atau ceramah mengenai pelajaran, maka tidak ada kesempatan bagi siswa tersebut untuk mengembangkan daya pikirnya, siswa tersebut hanya terpusat pada penjelasan guru yang pada akhirnya menyebabkan ketidakaktifan siswa dalam pembelajaran, siswa tidak berani mengemukakan pendapat dan cenderung hanya sebagai pendengar aktif; (2) Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pelajaran yang wajib bagi tingkat Sekolah Dasar, karena pelajaran IPS mengajarkan ilmu tentang kehidupan sosial manusia sejak dulu hingga sekarang, jika pelajaran IPS ini selalu diberikan secara mendalam kepada siswa maka siswa akan lebih mengenal kehidupan sosial dari dulu hingga sekarang; (3) Menunjukkan pentingnya menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan sehingga terjalin hubungan bersahabat antara siswa dengan guru, jika pembelajaran hanya terpusat pada pembelajaran konvensional saja, maka keaktifan siswa kurang terbentuk, siswa cenderung pasif dalam pembelajaran yang akan berdampak pada hasil belajar siswa.
92
C. Saran Sesuai dengan saran dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya mengupayakan pelatihan untuk guru dalam rangka mendukung kegiatan pembelajaran demi kelancaran proses pembelajaran dan terciptanya pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. 2. Bagi Guru Dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada khususnya dan pembelajaran-pembelajaran lain pada umumnya guru sebagai tenaga profesional hendaknya senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan dasarnya yang meliputi kemampuan menguasai bahan pelajaran, kemampuan mengelola kelas, menggunakan berbagai pendekatan dan metode, menggunakan ataupun memilih media pembelajaran yang tepat serta kemampuan mengelola proses pembelajaran. Guru hendaknya lebih inovatif dan kreatif dalam mengikuti perkembangan zaman dalam memilih pendekatan, strategi, model maupun metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tingkat perkembangan anak serta relevan dengan kehidupan nyata anak. Salah
satu
pembelajaran
tersebut
adalah
dengan
menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, guru hendaknya memperhatikan beberapa hambatan yang terjadi dan dapat memikirkan solusi untuk mengatasi hambatan tersebut sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan. Guru hendaknya juga menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran yang lain tidak hanya pelajaran IPS saja. 3. Bagi Siswa Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreativitas, keaktifan, motivasi belajar dan mengembangkan keberanian menyampaikan gagasan
93
dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan prestasi belajar. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis Wahab. 2009. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta. Abu Hamadi. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Agus Badrudin. 2009. Makalah Konsep Pendidikan IPS dan Karakteristik Pendidikan IPS di SD. http://beduatsuko.blogspot.com/2009/02/makalah-konsep-pendidikanips-dan.html. diakses 25 April 2010. Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anwar
Holil. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif. http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan-inovatif.html diakses 25 April 2010.
Borich Gary, D. 1996. Effective Teaching Methods Third Edition. New Jersey: Prentice Hall. Burhan Bungin. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Deddy
Krishananto. 2009. Pengertian Hasil http://techonly13.wordpress.com diakses 25 April 2010.
Belajar.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: B.P Cipta Jaya. Edi
Purwanto. 2008. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. http://edibesuki.blogspot.com/2008/11/pembelajaran-kooperatif-tipejigsaw_16.html diakses 25 April 2010.
Ghazi, M.G. & Kassim, A. S. 2005. “Cooperative Learning For The Disaffected ESL/EFL Learner”. The International Journal on School Disaffection. http://www.dropoutprevention.org/resource/journals/IJSD/full_text/0302 -Ghaith-Cooperative-learning.pdf
94
95
Hartoto.
2009. Tujuan Pendidikan. http://fatamorghana.wordpress.com/2009/04/12/tujuan-pendidikan/ diakses 25 April 2010.
Hisyam Zaini. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani. Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Lia
Yulianti. 2009. Pengertian Pembelajaran. http://gurulia.wordpress.com/2009/03/25/pengertian-pembelajaran/. Diakses 25 April 2010.
Lussy.
2008. Validitas dan Reliabilitas. http://lussysf.multiply.com/journal/item/137 diakses 3 Mei 2010.
Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Muhammad Faiq Zaki. 2009. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/pembelajarankooperatif-cooperative.html diakses 3 Mei 2010. Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Novi
Emildadiany. 2008. Cooperative Learning – Teknik http://akhmadsudrajat.wordpress.com diakses 3 Mei 2010.
Jigsaw.
Poerwadarminta. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rochiati Wiriaatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rusmawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Siberman Melvin. 1996. Active Learning: 101 Strategies to tech Any Subject. Temple University. Simon Attle & Bob Baker. 2007. “Cooperative Learning in a Competitive Environment: Classroom Applications”. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. http://www.isetl.org/ijtlhe/. diakses 28 Mei 2010.
96
Siti Khairani. 2009. Ruang Lingkup Materi Pengajaran IPS di SD. http://mahasiswibaru.blogspot.com/2009/12/ruang-lingkup-materipengajaran-ips-di.html. diakses 3 Mei 2010. Siti Pamuji Handayani. 2008. Peningakatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah Masuknya Agama di Indonesia Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Bagi Siswa Kelas V Semester I SD Negeri 01 Cangakan Kabupaten Karanganyar Tahun 2008/2009. Skripsi. Surakarta: UNS. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sofa.
2007. Hakekat IPS Sebagai Program Studi. http://massofa.wordpress.com/2007/12/21/hakekat-ips-sebagai-programstudi.html diakses 9 Mei 2010.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: FKIP. Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sukarni. 2009. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas V SDN 03 Lalung karanganyar Tahun 2008/2009. Skripsi. Surakarta: UNS. Sutrisno Hadi. 1982. Statistik. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Udin S. Winataputra. 2008. Materi Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
97
Lampiran 1
Observasi Awal Hari / Tanggal
: Jumat, 16 April 2010
Objek penelitian
: Siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo
Observasi ini dilakukan di ruang kelas V SD Negeri II Ngadirojo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Di ruang kelas tersebut terdapat sebuah meja dan kursi untuk guru, 16 meja siswa dan 31 kursi siswa. Di dalam kelas tersebut juga terdapat 2 buah almari, satu papan tulis, gambar-gambar pahlawan, dan peta. Siswa di kelas V berjumlah 30 siswa yang terdiri 15 perempuan dan 15 laki-laki. Pada saat guru kelas dan peneliti memasuki kelas, keadaan kelas gaduh sehingga guru harus menenangkan siswa terlebih dahulu. Pada saat observasi, peneliti duduk di kursi kosong tepatnya di belakang. Ketua kelas memimpin kelas untuk berdoa. Setelah berdoa siswa mengucapkan Pancasila secara bersama, kemudian guru mulai mengabsen siswa, dan pada saat itu semua siswa masuk. Guru melakukan apersepsi terhadap pelajaran sebelumnya dan membahas pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa. Guru akan memulai menjelaskan tentang materi persiapan kemerdekaan Indonesia. Guru menggunakan buku BSE, siswa disuruh mengambil buku BSE di almari, kemudian mereka menyimak penjelasan dari guru dan dari buku. Guru kemudian menyuruh siswa membaca secara bergantian, namun pada saat siswa membaca, siswa yang lain ramai sendiri dengan teman sebangkunya. Setelah selesai membaca, guru memberikan pertanyaan kepada siswa, tidak banyak siswa yang tunjuk jari untuk menjawab. Karena itu guru menunjuk siswa untuk menjawab, dan kebanyakn siswa tidak bisa menjawab. Setelah selesai menjelaskan materi pelajaran, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS, karena banyak siswa yang belum selesai mengerjakan maka tugas tersebut dijadikan pekerjaan rumah yang akan dicocokkan pada pertemuan
98
berikutnya. Kemudian guru menutup pelajaran dan berganti dengan mata pelajaran yang lain. Refleksi: Dari observasi kegiatan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Ngadirojo kurang berjalan secara optimal. Guru lebih sering memberikan penjelasan kepada siswa, sehingga pembelajaran terpusat pada guru. Mobilitas guru juga kurang terasa pada saat pembelajaran, karena guru cenderung berada di bagian depan, sehingga membuat siswa yng duduk di belakang bicara sendiri dengan teman sebangkunya. Keaktifan siswa kurang nampak, pada saat guru memberikan pertanyaan, tidak banyak siswa yang tunjuk jari, sehingga guru harus menunjuk siswa untuk menjawab, dan itupun siswa tidak dapat menjawab dengan tepat. Observasi awal ini digunakan oleh peneliti untuk mengatahui kondisi awal pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga dapat diidentifikasi permasalahan yang ada di lapangan, sehingga peneliti dapat menentukan rencana tindakan penelitian.
99
Lampiran 2
Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Hari / Tanggal
: Sabtu, 17 April 2010
Waktu
: 08.00 WIB
Informan
: Sadbaruningsih (G)
Peneliti
: Meilisa Romadianingrum (P)
Wawancara peneliti (Meilisa Romadianingrum) dengan guru kelas V SD Negeri II Ngadirojo (Sadbaruningsih) sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. P
: “Selamat pagi Bu”
G
: “Selamat pagi Mbak”
P
: “Maaf Bu mengganggu, saya ingin menanyakan beberapa informasi tentang kelas V Bu”
G
: “O ya, nggak apa-apa Mbak, tidak mengganggu kok. Apa yang mau ditanyakan?”
P
: “Terima kasih Bu. Begini, jumlah siswa di kelas V ada berapa ya Bu?”
G
: “Kelas V ada 30 siswa Mbak, 15 perempuan dan 15 laki-laki”
P
: “Lalu bagaimana dengan proses belajar IPS Bu, apakah siswa tersebut aktif memperhatikan?”
G
: “Ya, biasa Mbak, sebagian besar anak memperhatikan, tapi ada siswa yang paling ramai sendiri di kelas. Setiap guru mengajar selalu saja ramai”
P
: “Nah Bu, kalau untuk pembelajaran IPS khususnya mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Ibu menggunakan metode apa Bu untuk menyampaikan pelajaran itu?”
G
: “Untuk pelajaran itu ya metode yang saya gunakan seperti biasanya Mbak. Saya menjelaskan kepada anak, kemudian tanya jawab, setelah itu saya
100
menyuruh mereka mengerjakan LKS untuk mendapatkan nilai, atau kadang saya beri PR” P
: “Apakah dengan pembelajaran tersebut siswa sudah dapat paham Bu mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?”
G
: “Ada yang sudah, tapi ada juga yang belum. Ya itu tadi yang belum paham ya karena mereka ramai sendiri sama temannya. Kalau diberi pertanyaan ya nggak bisa jawab”
P
: “Lalu dalam pelaksanaan pembelajaran IPS yang Ibu terapkan selama ini sudah ada interaksi multiarah, antara Ibu dengan siswa atau antar siswa itu sendiri?”
G
: “Kalau interaksi di kelas sudah ada Mbak, setelah saya menjelaskan materi, saya beri pertanyaan kepada siswa. Jadi saya bisa tahu siswa itu paham atau tidak, memperhatikan atau tidak. Untuk antar siswa sendiri, saat saya suruh mengerjakan tugas, kadang saya suruh mereka berdiskusi dengan teman sebangkunya”
P
: “Oo jadi dengan pembelajaran yang seperti Ibu lakukan interaksi antara guru dan siswa juga antar siswa tetap ada ya Bu?”
G
: “Iya dong Mbak, interaksi dalam kelas itu harus. Kan biar siswa juga ada keaktifan to”
P
: “Iya..iya. Lalu bagaimana dengan nilai-nilai yang diperoleh siswa Bu?”
G
: “Untuk nilai siswa ya ada yang rendah ada yang tinggi. Saat saya suruh mengerjakan LKS, nilainya bias lumayan bagus karena siswa bisa mencari jawabannya di bagian depan atau dibuku. Tapi kalau saya adakan ulangan, kebanyakan siswa nilainya belum mencapai 80”
P
: “O begitu ya Bu. Terima kasih Bu atas informasinya”
G
: “Sudah, hanya itu Mbak?!”
P
: “Iya Bu, informasi tadi memberi masukan bagi saya untuk melaksanakan pembelajaran IPS nanti”
G
: “Iya Mbak sama-sama. Saya harap Anda dapat memperbaiki pembelajaran yang saya laksanakan selama ini sehingga siswa bisa lebih aktif, nilainya juga bisa lebih baik”
101
P
: “Baik Bu, karena itu saya juga mohon bantuan dari Ibu, agar pembelajaran yang saya lakukan dapat berjalan dengan lancar”
G
: “Pasti saya bantu Mbak, dan jangan segan-segan untuk minta bantuan bila ada yang kurang mengerti tentang anak-anak atau yang lain”
P
: “Iya Bu. Sekali lagi saya terima kasih Bu untuk waktunya dan untuk informasinya”
G
: “Iya Mbak, sama-sama”
P
: “Selamat pagi, Bu”
G
: “Selamat pagi juga Mbak”
Refleksi: Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru tersebut belum berjalan secara optimal. Hasil belajar siswa belum memuaskan dan siswa juga belum aktif terhadap pembelajaran.
102
Lampiran 3
Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas V Sebelum Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Hari / Tanggal
: Sabtu, 17 April 2010
Waktu
: 09.00 WIB
Informan
: Iqbaldi Pramadhan (S)
Peneliti
: Meilisa Romadianingrum (P)
Wawancara yang dilakukan oleh Meilisa Romadianingrum (peneliti) dengan siswa kelas V Iqbaldi Pramadhan sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. P
: “Selamat siang”
S
: “Selamat siang juga Mbak”
P
: “Habis ini pelajarannya apa?”
S
: “Agama, Mbak”
P
: “Oo..Mbak minta waktunya sebentar boleh ya?”
S
: “Iya boleh”
P
: “Mbak mau tanya tentang pelajaran IPS. Sebelum mengikuti pelajaran IPS, malamnya kamu belajar tidak?”
S
: “Kadang-kadang Mbak”
P
: “Nah, kalau pas pembelajaran IPS di kelas, kamu paham dengan penjelasan dari guru atau tidak?”
S
: “Ya sedikit paham Mbak”
P
: “Kalau belum paham, biasanya kamu bertanya tidak pada gurumu?”
S
: “Tidak”
P
: “Apa disetiap akhir pelajaran kamu selalu mencatat?”
S
: “Kadang-kadang Mbak. Soalnya Bu Guru neranginnya pakai buku BSE terus kita disuruh nyimak”
P
: “Selain buku itu, kamu punya buku pendamping yang lain?”
103
S
: “Ada Mbak, LKS, setelah pelajaran kita ngerjain LKS”
P
: “Saat proses belajar, Bu Guru apa pernah menggunakan model belajar yang lain dari biasanya?”
S
: “Nggak pernah. Bu Guru hanya menerangkan pelajaran, terus kita disuruh mengerjakan soal-soal”
P
: “Pernah disuruh kerja kelompok tidak?”
S
: “Jarang Mbak, kalau kelompok paling cuma sama teman sebangku”
P
: “Kamu senang dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini oleh gurumu?”
S
: “Nggak Mbak. Bosen, gitu-gitu terus”
P
: “Oke, terima kasih ya untuk informasinya. Selamat siang”
S
: “Selamat siang Mbak”
Refleksi: Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang siswa kelas V, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran siswa hanya menyimak buku kemudain mengerjakan LKS. Siswa juga cenderung bosan dengan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru selama ini karena belum pernah dilaksanakan model pembelajaran yang baru.
104
Lampiran 4
PEROLEHAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEBELUM MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
No.
Nilai
Keterangan
1.
46
Tidak tuntas
2.
36
Tidak tuntas
3.
46
Tidak tuntas
4.
50
Tidak tuntas
5.
78
Tuntas
6.
38
Tidak tuntas
7.
58
Tidak tuntas
8.
44
Tidak tuntas
9.
56
Tidak tuntas
10.
62
Tuntas
11.
84
Tuntas
12.
80
Tuntas
13.
64
Tuntas
14.
52
Tidak tuntas
15.
62
Tuntas
16.
58
Tidak tuntas
17.
88
Tuntas
18.
90
Tuntas
19.
84
Tuntas
20.
90
Tuntas
21.
40
Tidak tuntas
22.
62
Tuntas
Subyek
105
23.
52
Tidak tuntas
24.
38
Tidak tuntas
25.
58
Tidak tuntas
26.
44
Tidak tuntas
27.
74
Tuntas
28.
62
Tuntas
29.
44
Tidak tuntas
30.
76
Tuntas
Jumlah
1816
Rata-rata Kelas
60,53
Pada awal sebelum tindakan, siswa yang nilainya mencapai KKM (60) sebanyak 14 siswa, sedangkan yang dibawah KKM (60) sebanyak 16 siswa.
Prosentase Ketuntasan Klasikal =
n x 100% N
=
14 x 100% 30
= 46,67%
Keterangan: n = jumlah siswa yang tuntas N = jumlah seluruh siswa
106
Lampiran 5
KISI-KISI SOAL MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA SIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III
Kompetensi Dasar
Indikator
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
2.3.1 Mengidentifikasi pembentukan BPUPKI dan PPKI sebagai peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2.3.2 Mengidentifikasi peristiwa menyerahnya Jepang terhadap Sekutu menjelang Proklamasi Kemerdekaan.
2.3.3 Mengidentifikasi peristiwa Rengasdengklok
2.3.4 Mendeskripsikan perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pokok Bahasan Mengidentifikasi pembentukan BPUPKI. Menentukan tugas BPUPKI. Mengidentifikasi pelaksanaan sidang BPUPKI Mengidentifikasi pembentukan PPKI Menentukan tokoh yang terlibat pada pelaksanaan BPUPKI dan PPKI. Menentukan tugas PPKI. Alasan Jepang menyerah kepada Sekutu Waktu terjadinya Jepang menyerah kepada Sekutu Harapan pemuda Indonesia dengan kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu Waktu terjadinya peristiwa Rengasdengklok Tujuan dibawanya tokoh proklamator ke Rengasdengklok Alasan pemilihan kota Rengasdengklok Tokoh yang terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok Mengidentifikasi peristiwa sebelum penyusunan teks Proklamasi Tokoh yang bertindak sebagai penyusun teks Proklamasi
No Item 1,2 3 4,5 6,7
8 9,10 1,2 3
4,5
1 2 3 4,5 1,2 3,4 5,7
107
2.3.5 Mendeskripsikan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
2.3.6 Mengidentikasi Tokoh Penting dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Penandatanganan teks Proklamasi Pelaksanaan Proklamasi Makna peristiwa Proklamasi Pelaksanaan pembacaan teks Proklamasi Tokoh yang berperan dalam pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Mengidentifikasi tokoh proklamator: Ir. Soekarno Mengidentikasi tokoh proklamator: Moh. Hatta Mengidentifikasi tokoh yang telibat dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Ahmad Soebardjo Mendeskripsikan cara mengisi kemerdekaan
8,9 10 1 3
4,5 6,9 1,2 3,9 4,5 6
7,8
10
108
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
SD / MI
: SD Negeri II Ngadirojo
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / semester : V / 2 Hari / Tanggal
: 12 Mei 2010 (pertemuan I) 14 Mei 2010 (pertemuan II)
Alokasi Waktu
: 2 x pertemuan
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan
dan
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar
: 2.3 Menghargai
jasa
dan
peranan
tokoh
dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Indikator
: 2.3.1 Mengidentifikasi
pembentukan
BPUPKI
dan
PPKI sebagai peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 2.3.2 Mengidentifikasi peristiwa menyerahnya Jepang terhadap
Sekutu
menjelang
Proklamasi
Kemerdekaan.
I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi pembentukan BPUPKI dengan benar. 2. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi pembentukan PPKI dengan benar. 3. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam pembentukan BPUPKI dan PPKI.
109
4. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi peristiwa menyerahnya Jepang terhadap Sekutu menjelang Proklamasi Kemerdekaan.
II. Dampak Pengiring Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mempunyai rasa bangga terhadap para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Dan siswa dapat menghargai jasa para pahlawan dengan melanjutkan perjuangan, yakni melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar.
III. Materi Pembelajaran 1. Pembentukan BPUPKI dan PPKI Dalam Perang Dunia II di Asia Pasifik, Jepang semakin terdesak oleh Sekutu. Pusat-pusat militer strategis Jepang telah diduduki Sekutu. Lalu Jepang mencari dukungan dari bangsa-bangsa yang dijajah melalui janji kemerdekaan, kemudian Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun Jepang tidak memastikan kapan Indonesia akan diberi kemerdekaan. Janji tersebut sebenarnya hanya untuk menarik simpati Indonesia. Pada awal tahun 1945, kedudukan Jepang semakin kritis. Kedudukan Jepang di Indonesia juga telah diserang Sekutu sehingga Jepang berusaha membuktikan janjinya. Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Chosakai.
BPUPKI
bertugas
menyelidiki
hal-hal
penting
yang
berhubungan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dilantik menjadi ketua BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945. Selanjutnya pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Tugas utama PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 9 Agustus 1945 Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh nasional yakni Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr Radjiman
110
Wediodiningrat. Mereka bertiga dipanggil ke Saigon/Dalat Vietnam untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan kemerdekaan akan dapat dilakukan dengan segera. Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang yang pertama. Tujuan utamanya adalah merumuskan dasar negara Indonesia. Beberapa tokoh yang menyampaikan pandangan tentang dasar negara Indonesia antara lain Mr.Mohammad Yamin, Ir. Soekarno, dan Prof. Dr. Soepomo. Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mohammad Yamin mengusulkan asas dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia, yakni: 1) Peri Kebangsaan, 2) Peri Kemanusiaan, 3) Peri Ketuhanan, 4) Peri Kerakyatan, 5) Kesejahteraan Rakyat. Selanjutnya, tanggal 31 Mei 1945, Soepomo juga mengemukakan lima prinsip dasar negara yaitu: 1) Persatuan, 2) Kekeluargaan, 3) Keseimbangan lahir batin, 4) Musyawarah, 5) Keadilan rakyat. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno juga mengemukakan lima dasar negara Indonesia dan diberi nama Pancasila. Pancasila yang diusulkan Soekarno adalah: 1) Kebangsaan Indonesia, 2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan, 3) Mufakat atau Demokrasi, 4) Kesejahteraan Sosial, 5) Ketuhanan Yang Maha Esa.
111
Pada tanggal 10-17 Juli 1945 BPUPKI melakukan sidang kedua yang akan membahas rencana undang-undang dasar (UUD). 2. Jepang Menyerah pada Sekutu Pada tanggal 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hirosima. Nagasaki juga dibom pada tanggal 9 Agustus 1945. Kedua bom atom tersebut mengakibatkan korban jiwa yang sangat besar serta berbagai fasilitas juga hancur. Pemerintah Jepang benar-benar dalam kesulitan. Akhirnya pada tanggal 14 Agustus1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Para pejuang di Indonesia terutama para pemuda dengan cepat mendengar berita penyerahan Jepang kepada Sekutu. Setelah para pemuda mengetahui berita kekalahan Jepang mereka sepakat untuk menemui Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Mereka mendesak agar kedua tokoh itu mau menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan segera. Tetapi, Bung Karno dan Bung Hatta tidak mau memenuhi tuntutan para pemuda tersebut. Kedua tokoh itu berpendapat bahwa masalah proklamasi harus dibicarakan dengan anggota PPKI. Pandangan Bung Karno dan Bung Hatta yang semacam itu ditolak oleh para pemuda. Para pemuda gagal mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia. Lalu para pemuda kembali berkumpul di Jalan Cikini Nomor 71 untuk membahas langkah-langkah berikutnya. Beberapa tokoh pemuda saat itu, antara lain Sukarni, Singgih, Wikana, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Yusuf Kunto, dan Adam Malik. IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I No. 1.
Kegiatan Kegiatan Awal a. Salam b. Presensi c. Apersepsi:
Waktu 5 menit
112
“Anak-anak siapa yang sudah pernah berkunjung ke monumen Jogja kembali?” 2.
Kegiatan Inti
50 menit
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar tokoh perjuang kemerdekaan. b. Guru memberikan sedikit gambaran tentang pembentukan BPUPKI dan PPKI. c. Guru menerangkan kepada siswa mengenai langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. d. Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok. e. Guru mengarahkan siswa kepada kelompoknya. Kelompok yang beranggotakan 5 siswa disebut kelompok asal. Dan setiap siswa tersebut disebut tim ahli. f.
Guru memberikan lembar ahli kepada setiap tim ahli. Ahli A: ketua BPUPKI dan tugas pokok BPUPKI. Ahli B: waktu pelaksanaan rapat BPUPKI dan hasil rapat tersebut. Ahli C: pelaksanaan sidang I BPUPKI dan hasilnya. Ahli D: pelaksanaan sidang II BPUPKI dan
hasilnya.
Ahli
E:
latar
belakang
singkat
pembenrtukan PPKI. g. Tim ahli berkumpul sesuai dengan lembar yang diberikan guru untuk mendiskusikan materi. h. Setelah selesai tim ahli menyebar kembali ke kelompok asal dan menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-teman dalam satu kelompoknya.
3.
j.
Setiap kelompok memperesentasikan hasil diskusinya.
k.
Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok.
Kegiatan Akhir a. Menyimpulkan materi. b. Mengadakan evaluasi
15 menit
113
Pertemuan II No. 1.
Kegiatan Kegiatan Awal
Waktu 5 menit
a. Salam b. Presensi c. Apersepsi: Guru mengulas kembali materi pelajaran lalu. Guru menunjukkan gambar bom Hirosima dan bertanya: “Siapa yang tahu gambar apa ini?” 2.
Kegiatan Inti a. Guru memberi gambaran mengenai peristiwa menyerahnya Jepang terhadap Sekutu. b. Siswa membentuk kelompoknya. c. Guru memberikan lembar ahli kepada setiap tim ahli. Ahli A: waktu terjadinya Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat. Ahli B: alasan Jepang menyerah kepada Sekutu. Ahli C: seorang pemuda Indonesia yang mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Ahli D: harapan pemuda Indonesia setelah mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Ahli E: alasan Ir. Soekarno menolak tawaran para pemuda. d. Tim ahli berkumpul untuk mendiskusikan materinya. e. Setelah selesai, tim ahli kembali ke kelompok asal dan menyampaikan kepada setiap anggota mengenai materi yang telah didiskusikan.. f. Kelompok yang sudah selesai berdiskusi mempresentasikan hasil diskusinya. g. Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok. h. Kelompok yang hasilnya baik diberi reward.
50 menit
114
3.
Kegiatan Akhir
15 menit
a. Menyimpulkan materi bersama. b. Evaluasi c. Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah untuk
membaca
perumusan
teks
proklamasi
kemerdekaan.
V. Strategi dan Metode Pembelajaran 1. Strategi: Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 2. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab d. Penugasan VI. Media dan Sumber Bahan 1. Media a. Gambar Sidang BPUPKI dan PPKI. b. Gambar Kota Hirosima dan Nagasaki yang dibom. c. Gambar tokoh pahlawan Sultan Sjahrir. b. Peta Pulau Jawa. 2. Sumber Bahan a. Silabus IPS Kelas V SD b. Tim Bina Karya guru, IPS Terpadu untuk SD Kelas V, Erlangga, hal 157-161. c. Reny Yuliaty, Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V, BSE, hal 123-127. d. Dinasti, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, Karya Baru Mandiri, hal 22-23. VII. Evaluasi 1. Prosedur : tes proses dan tes akhir 2. Bentuk tes : perbuatan dan tertulis
115
3. Jenis tes
: uraian
4. Alat tes
: LKS (terlampir), soal tes (terlampir), kunci jawaban (terlampir), dan kriteria penilaian.
Kriteria Penilaian: LKS
Pertemuan I
Nilai = (benar x 5) : 7
Pertemuan II Nilai = benar x 10 Soal tes Pertemuan I Nilai = jumlah benar x 10 Pertemuan II Setiap nomor dengan jawaban benar mendapat skor 2 Nilai = jumlah skor x 10
Ngadirojo, 14 Mei 2010 Guru Kelas V
Peneliti
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030 Mengetahui,
Kepala SDN II Ngadirojo
Mulyadi, S. Pd NIP. 19630415 199102 1 001
116
Lampiran 6a LKS PERTEMUAN I SIKLUS I
NAMA KELOMPOK ANGGOTA
: ……………………. : …………………….
Pelajarilah lembar yang telah diberikan oleh guru. Kemudian diskusikan dengan kelompokmu! TANGGAL
PERISTIWA
TOKOH
1 Maret 1945 28 Mei 1945 29 Mei 1945 31 Mei 1945 1 Juni 1945 22 Juni 1945 7 Agustus 1945
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN I SIKLUS I TANGGAL
PERISTIWA
TOKOH
1 Maret 1945
Pembentukan BPUPKI
Dr. Rajiman W.
28 Mei 1945
Pembukaan BPUPKI di Jl. Pejambon
Jendral Izagaki
29 Mei 1945
Sidang BPUPKI tentang azas dasar negara Moh. Yamin
31 Mei 1945
Sidang BPUPKI tentang dasar negara
Dr. Soepomo
1 Juni 1945
Lahirnya Pancasila
Ir. Soekarno
22 Juni 1945
Perumusan Piagam Jakarta
Paniti Sembilan
7 Agustus 1945
Pembubaran BPUPKI dan pembentukan
Ir. Soekarno
PPKI
117
Lampiran 6b SOAL TES IPS PERTEMUAN I SIKLUS I NAMA NO.ABSEN KELAS
: ………………… : ………………… : …………………
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. BPUPKI dibentuk pada tanggal ... oleh ... 2. BPUPKI singkatan dari ... 3. Tugas pokok BPUPKI adalah ... 4. Sidang I BPUPKI dilaksanakan tanggal ... 5. Tugas dari panitia sembilan adalah ... 6. BPUPKI dibubarkan tanggal ... kemudian dibentuk ... 7. PPKI singkatan dari ... 8. Ketua PPKI adalah ... 9. Tugas pokok PPKI adalah ... 10. Dalam bahasa Jepang BPUPKI = ... PPKI = ...
KUNCI JAWABAN SOAL TES IPS PERTEMUAN I SIKLUS I 1. 1 Maret 1945 oleh Jepang 2. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 3. Menyelidiki
hal-hal
penting
yang
berhubungan
dengan
kemerdekaan Indonesia. 4. 29 Mei 1945 5. Menampung saran, usul, dan gagasan dari seluruh anggota BPUPKI. 6. 7 Agustus 1945, PPKI 7. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 8. Ir. Soekarno 9. Mengesahkan rancangan Undang-Undang Dasar 10. BPUPKI = Dokuritsu Junbi Cosakai, PPKI = Dokuritsu Junbi Inkai
persiapan
118
Lampiran 6c LKS PERTEMUAN II SIKLUS I
NAMA KELOMPOK ANGGOTA
: …………………. : ………………….
Pelajari lembar yang telah diberikan oleh guru, kemudian diskusikan dengan kelompokmu! Bagaimanakah urutan peristiwa kekalahan Jepang terhadap Sekutu? Jelaskan secara singkat!
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN II SIKLUS I Kekuatan Jepang semakin terdesak, pada tanggal 6 Agustus 1945 kota Hirosima dibom oleh Sekutu, kemudian disusul pada tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki dibom. Kejadian tersebut mengakibatkan hancurnya kedua kota tersebut. Akhirnya Jepang menarik mundur pasukannya di Indonesia dan pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang mengakui kekalahannya kepada Sekutu tanpa syarat. Salah satu pemuda Indonesia ada yang mendengar kabar kekalahan Jepang tersebut, bernama Sultan Sjahrir. Kemudian kabar tersebut disampaikan kepada Ir. Soekarno. Para pemuda berharap Ir. Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
119
Lampiran 6d
SOAL TES IPS PERTEMUAN II SIKLUS I NAMA NO.ABSEN KELAS
: ………………… : ………………… : …………………
1. Kota Hirosima dibom oleh Sekutu pada tanggal ... 2. Pada tanggal 9 Agustus 1945, salah satu kota di Jepang dibom oleh Sekutu. Kota tersebut adalah ... 3. Jepang akhirnya mengakui kekalahan terhadap Sekutu pada tanggal ... 4. Pemuda yang mendengar kekalahan Jepang adalah ... 5. Setelah mendengar kekalahan Jepang, pemuda Indonesia mengingkan ...
KUNCI JAWABAN SOAL TES IPS PERTEMUAN II SIKLUS I 1. 6 Agustus 1945 2. Nagasaki 3. 14 Agustus 1945 4. Sultan Sjahrir 5. Kemerdekaan
120
Lampiran 6e
LEMBAR AHLI PERTEMUAN I SIKLUS I 1. Lembar Ahli A - Ketua BPUPKI dan tugas pokok BPUPKI. 2. Lembar Ahli B - Waktu pelaksanaan rapat BPUPKI dan hasil rapat tersebut. 3. Lembar Ahli C - Pelaksanaan sidang I BPUPKI dan hasilnya. 4. Lembar Ahli D - Pelaksanaan sidang II BPUPKI dan hasilnya 5. Lembar Ahli E - Latar belakang singkat pembenrtukan PPKI.
LEMBAR AHLI PERTEMUAN II SIKLUS I 1. Lembar Ahli A - Waktu terjadinya Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat. 2. Lembar Ahli B - Alasan Jepang menyerah kepada Sekutu. 3. Lembar Ahli C - Seorang pemuda Indonesia yang mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu. 4. Lembar Ahli D - Harapan pemuda Indonesia setelah mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu. 5. Lembar Ahli E - Alasan Ir. Soekarno menolak tawaran para pemuda
121
Lampiran 7 LEMBAR PENGAMATAN GURU PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN I SIKLUS I
Nama
: Meilisa Romadianingrum
Observer
: Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Tanggal
: 12 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II No. 1.
2.
Variabel Persiapan memulai pelajaran Kemampuan mengelola kelas
Indikator 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3.
Menyiapkan RPP (√) Menyampaikan materi (√) Menyampaikan tujuan pembelajaran Menyampaikan lama pembelajaran Mengelompokkan siswa (√) Mengatur tempat duduk siswa (√) Membagikan tugas diskusi pada siswa (√)
A B C D 4
3
2
√
√
4. Mengendalikan sikap siswa 3.
4.
Kemampuan mengelola waktu
Memberikan Apersepsi
1. Memulai pelajaran tepat waktu 2. Memberi batas waktu diskusi (√) 3. Memberi batas waktu mengerjakan tes (√) 4. Melakukan pembelajaran sesuai rencana 1. Mendorong siswa mengemukakan pengetahuannya tentang materi yang dibahas (√) 2. Memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pokok (√) 3. Mendorong siswa semangat mengikuti pelajaran 4. Mengilustrasikan pemahaman konsep yang akan dibahas
√
√
1
122
5.
Penerapan Model pembelajaran Jigsaw
1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok (√) 2. Memberi pertanyaan yang akan dibahas dalam kelompok (√) 3. Membimbing siswa dalam diskusi
6.
7.
8.
9.
Penyampaian materi
Ketrampilan guru memberikan pertanyaan
Perhatian guru terhadap siswa
Pengembangan aplikasi
4. Mobilitas guru kepada setiap kelompok 1. Mempunyai pengetahuan tentang materi yang disampaikan (√) 2. Menyampaikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran 3. Menggunakan alat peraga untuk menunjang materi (√) 4. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat peraga
√
√
1. Memancing siswa untuk bertanya 2. Menjawab pertanyaan siswa 3. Mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan 4. memberikan pertanyaan sesuai dengan materi (√) 1. Memusatkan perhatian siswa (√) 2. Menghargai pendapat siswa 3. Membimbing siswa dalam kelompok (√) 4. Memotivasi siswa untuk bekerja sama 1. Memberikan tes individu pada setiap siswa (√) 2. Membimbing siswa yang belum paham terhadap soal tes 3. Memberikan penguatan pemahaman materi (√)
√
√
√
4. Memotivasi agar siswa giat belajar 10.
Kemampuan menutup pelajaran
1. Bersama siswa membuat kesimpulan (√) 2. Bersama siswa membuat rangkuman materi 3. Memberi motivasi agar rajin belajar
√
123
4. Memberi pesan untuk mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan (√) Jumlah Skor
20
Rata-rata
2
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D) Observer
Peneliti
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
124
Lampiran 8 LEMBAR PENGAMATAN GURU PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN II SIKLUS I
Nama
: Meilisa Romadianingrum
Observer
: Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Tanggal
: 14 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II No 1.
2.
3.
4.
Variabel Persiapan memulai pelajaran Kemampuan mengelola kelas
Kemampuan mengelola waktu
Memberikan Apersepsi
Indikator 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3.
Menyiapkan RPP (√) Menyampaikan materi (√) Menyampaikan tujuan pembelajaran Menyampaikan lama pembelajaran Mengelompokkan siswa (√) Mengatur tempat duduk siswa Membagikan tugas diskusi pada siswa (√) 4. Mengendalikan sikap siswa 1. Memulai pelajaran tepat waktu 2. Memberi batas waktu diskusi (√) 3. Memberi batas waktu mengerjakan tes (√) 4. Melakukan pembelajaran sesuai rencana 1. Mendorong siswa mengemukakan pengetahuannya tentang materi yang dibahas (√) 2. Memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pokok (√) 3. Mendorong siswa semangat mengikuti pelajaran 4. Mengilustrasikan pemahaman konsep yang akan dibahas
A B C D 4
3
2
√
√
√
√
1
125
5.
Penerapan Model pembelajaran Jigsaw
1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok (√) 2. Memberi pertanyaan yang akan dibahas dalam kelompok (√)
√
3. Membimbing siswa dalam diskusi (√)
6.
7.
8.
9.
Penyampaian materi
Ketrampilan guru memberikan pertanyaan
Perhatian guru terhadap siswa
4. Mobilitas guru kepada setiap kelompok 1. Mempunyai pengetahuan tentang materi yang disampaikan (√) 2. Menyampaikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran 3. Menggunakan alat peraga untuk menunjang materi (√) 4. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat peraga
√
1. Memancing siswa untuk bertanya (√) 2. Menjawab pertanyaan siswa 3. Mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan 4. memberikan pertanyaan sesuai dengan materi (√) 1. Memusatkan perhatian siswa (√)
2. Menghargai pendapat siswa 3. Membimbing siswa dalam kelompok (√) 4. Memotivasi siswa untuk bekerja sama (√) Pengembangan 1. Memberikan tes individu pada setiap siswa (√) aplikasi 2. Membimbing siswa yang belum paham terhadap soal tes (√) 3. Memberikan penguatan pemahaman materi (√)
√
√
√
4. Memotivasi agar siswa giat belajar 10.
Kemampuan menutup pelajaran
1. Bersama siswa membuat kesimpulan (√) 2. Bersama siswa membuat rangkuman materi 3. Memberi motivasi agar rajin belajar
√
126
4. Memberi pesan untuk mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan (√) Jumlah Skor
24
Rata-rata
2,4
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D) Observer
Peneliti
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
127
Lampiran 9 LEMBAR PENGAMATAN SISWA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN I SIKLUS I Observer
: Meilisa Romadianingrum
Tanggal
: 12 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II No 1.
Variabel
Indikator
Kedisiplinan siswa
1. Tepat waktu masuk ke kelas sebelum pelajaran dimulai (√) 2. Memberikan salam kepada guru (√) 3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai (√)
A B C D 4
3
2
√
4. Bersikap sopan selama proses pembelajaran 2.
3.
Kesiapan siswa menerima pelajaran Keaktifan siswa
1. 2. 3. 4. 1.
Menyiapkan alat tulis (√) Menyiapkan buku pelajaran (√) Menyiapkan buku tulis (√) Meyiapkan alat diskusi Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir (√) 2. Berani bertanya apabila mengalami kesulitan (√)
√
√
3. Berani berpendapat
4.
Keaktifan siswa dalam kelompok
4. Berinteraksi aktif terhadap guru dan teman 1. Aktif mengerjakan tugas kelompok bersama (√) 2. Menyelesaikan tugas tepat waktu 3. Dapat berinteraksi aktif dalam kelompoknya 4. Berdiskusi secara aktif dalam kelompoknya (√)
5.
Kerjasama kelompok
1. Membahas materi diskusi bersama (√)
√
1
128
6.
7.
8.
Keaktifan siswa menjawab pertanyaan
Keadaan siswa dengan lingkungan belajar
Kemampuan siswa mengerjakan tes individu
2. Mencari pemecahan masalah bersama (√) 3. Saling toleransi terhadap setiap anggota kelompok 4. Siswa yang pandai tidak mendominasi proses diskusi 1. Aktif memberanikan diri menjawab pertanyaan (√) 2. Aktif menjawab pertanyaan secara logis 3. Menjawab pertanyaan secara tepat sesuai pelajaran 4. Menjawab pertanyaan dengan lengkap 1. Mengikuti pelajaran dengan senang (√) 2. Cepat tanggap terhadap materi yang disampaikan (√) 3. Mengikuti pelajaran dengan baik 4. Dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif 1. Mampu mengerjakan tes sendiri (√) 2. Mengerjakan tes dengan sungguhsungguh (√)
√
√
√
√
3. Mengerjakan soal tepat waktu 4. Mengumpulkan hasil tes tepat waktu Jumlah Skor
17
Rata-rata
2,1
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
129
Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D)
Observer
Guru Kelas
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
130
Lampiran 10 LEMBAR PENGAMATAN SISWA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN II SIKLUS I Observer
: Meilisa Romadianingrum
Tanggal
: 14 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II No 1.
Variabel
Indikator
Kedisiplinan siswa
1. Tepat waktu masuk ke kelas sebelum pelajaran dimulai (√) 2. Memberikan salam kepada guru (√) 3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai (√)
A
B
C D
4
3
2
√
4. Bersikap sopan selama proses pembelajaran 2.
3.
Kesiapan siswa menerima pelajaran Keaktifan siswa
1. 2. 3. 4. 1.
Menyiapkan alat tulis (√) Menyiapkan buku pelajaran (√) Menyiapkan buku tulis (√) Meyiapkan alat diskusi Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir (√) 2. Berani bertanya apabila mengalami kesulitan
√
√
3. Berani berpendapat
4.
5.
Keaktifan siswa dalam kelompok
Kerjasama kelompok
4. Berinterksi aktif terhadap guru dan teman (√) 1. Aktif mengerjakan tugas kelompok bersama (√) 2. Menyelesaikan tugas tepat waktu 3. Dapat berinteraksi aktif dalam kelompoknya (√) 4. Berdiskusi secara aktif dalam kelompoknya (√) 1. Membahas materi diskusi bersama (√)
√
√
1
131
6.
7.
8.
Keaktifan siswa menjawab pertanyaan
Keadaan siswa dengan lingkungan belajar
Kemampuan siswa mengerjakan tes individu
2. Mencari pemecahan masalah bersama (√) 3. Saling toleransi terhadap setiap anggota kelompok 4. Siswa yang pandai tidak mendominasi proses diskusi 1. Aktif memberanikan diri menjawab pertanyaan (√) 2. Aktif menjawab pertanyaan secara logis 3. Menjawab pertanyaan secara tepat sesuai pelajaran (√) 4. Menjawab pertanyaan dengan lengkap 1. Mengikuti pelajaran dengan senang (√) 2. Cepat tanggap terhadap materi yang disampaikan (√) 3. Mengikuti pelajaran dengan baik (√) 4. Dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif 1. Mampu mengerjakan tes sendiri (√) 2. Mengerjakan tes dengan sungguhsungguh (√)
√
√
√
3. Mengerjakan soal tepat waktu 4. Mengumpulkan hasil tes tepat waktu Jumlah Skor
20
Rata-rata
2,5
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
132
Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D)
Observer
Guru Kelas
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
133
Lampiran 11
PEROLEHAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SETELAH MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SIKLUS I
Nilai
No.
Rata-rata
Keterangan
30
43
Tidak tuntas
25
40
33
Tidak tuntas
3.
40
60
50
Tidak tuntas
4.
50
60
55
Tidak tuntas
5.
55
70
63
Tuntas
6.
25
60
43
Tidak tuntas
7.
70
80
75
Tuntas
8.
55
40
48
Tidak tuntas
9.
55
80
68
Tuntas
10.
50
100
75
Tuntas
11.
70
100
85
Tuntas
12.
65
60
63
Tuntas
13.
60
100
80
Tuntas
14.
45
80
63
Tuntas
15.
55
70
63
Tuntas
16.
45
60
53
Tidak tuntas
17.
75
100
88
Tuntas
18.
75
100
88
Tuntas
19.
70
60
65
Tuntas
20.
55
80
68
Tuntas
21.
10
80
45
Tidak tuntas
22.
55
80
68
Tuntas
Subyek
Pertemuan I
Pertemuan II
1.
55
2.
134
23.
70
100
85
Tuntas
24.
35
70
53
Tidak tuntas
25.
45
80
63
Tuntas
26.
25
60
43
Tidak tuntas
27.
70
90
80
Tuntas
28.
45
80
63
Tuntas
29.
20
70
45
Tidak tuntas
30.
60
100
80
Tuntas
Jumlah
1894
Rata-rata Kelas
63,13
Prosentase Ketuntasan Klasikal =
n x 100% N
=
19 x 100% 30
= 63,33%
Keterangan: n = jumlah siswa yang tuntas N = jumlah seluruh siswa
135
Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
SD / MI
: SD Negeri II Ngadirojo
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / semester : V / 2 Hari / Tanggal
: 19 Mei 2010 (pertemuan I) 20 Mei 2010 (pertemuan II)
Alokasi Waktu
: 2 x pertemuan
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan
dan
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar
: 2.3 Menghargai
jasa
dan
peranan
tokoh
dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Indikator
: 2.3.3 Mengidentifikasi peristiwa Rengasdengklok. 2.3.4 Mendeskripsikan perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi peristiwa Rengasdengklok. 2. Melalui diskusi siswa dapat mendeskripsikan perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. 3. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam perumusan teks proklamasi Indonesia.
II. Dampak Pengiring Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mempunyai rasa bangga terhadap para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari tangan
136
penjajah. Dan siswa dapat menghargai jasa para pahlawan dengan melanjutkan perjuangan, yakni melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar.
III. Materi Pembelajaran 1. Peristiwa Rengasdengklok Para pemuda sepakat untuk mengasingkan Bung Karno dan Bung Hatta ke luar Kota Jakarta. Pengasingan ke luar kota ini diharapkan agar kedua tokoh itu terbebas dari tekanan-tekanan Jepang dan lebih tenang. Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945, sekitar pukul 04.00 WIB pagi rombongan pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Mobil melaju ke arah timur, yaitu ke Rengasdengklok. Turut serta dalam rombongan adalah Ibu Fatmawati, istri Bung Karno, dan putranya, Guntur Soekarno Putra. Dalam kondisi tegang, datanglah Ahmad Subarjo dari Jakarta. Ia menjadi penengah antara Soekarno, Hatta, dan para pemuda. Ahmad Subarjo memberikan jaminan kepada para pemuda. Beliau menyatakan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945, kalau Bung Karno dan Bung Hatta dapat kembali pada saat itu juga ke Jakarta. Ahmad Subarjo menyatakan kalau sampai pukul 12.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi itu belum terjadi, dirinya sanggup menjadi jaminannya. Dengan jaminan Ahmad Subarjo itu, Ir. Soekarno dan Drs Moh. Hatta beserta rombongan kembali ke Jakarta. 2. Perumusan Teks Proklamasi Pada malam hari sekitar pukul 23.00 WIB tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta beserta rombongan tiba di Jakarta. Mereka pergi ke rumah Laksamana Maeda. Di rumah Maeda ini, mereka mengumpulkan anggota PPKI dan tokoh-tokoh pergerakan serta para pemuda. Laksamana Maeda adalah perwira tentara Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Subarjo kemudian masuk di sebuah ruangan (ruang makan keluarga Maeda) yang diikuti Sukarni, Sayuti Melik, dan B.M. Diah. Proklamasi dirumuskan sampai dini hari. Konsep proklamasi ditulis
137
Soekarno kemudian dibahas bersama. Setelah sepakat, naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik. Mereka juga sepakat untuk melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Tempat pelaksanaan proklamasi disepakati di rumah Bung Karno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I No 1.
Kegiatan Kegiatan Awal
Waktu 5 menit
a. Salam b. Presensi c. Apersepsi - Guru mengulas sedikit materi sebelumnya untuk membangun daya ingat siswa. 2.
Kegiatan Inti a.
Guru memberikan gambaran secara singkat tentang peristiwa Rengasdengklok.
b. Siswa berkelompok sesuai kelompok asalnya. c. Guru membagikan lembar ahli / tugas pada setiap tim ahli. d. Para kelompok ahli kemudian berdiskusi membahas tugas masing-masing. e. Setelah selesai kemudian para ahli kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-teman dalam kelompok asalnya. f.
Kelompok yang telah selesai, mempresentasikan hasil diskusinya.
g. Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok.
50 menit
138
3. Kegiatan Akhir
15 menit
a. Menyimpulkan pelajaran bersama b. Evaluasi c. Pemberian tindak lanjut dengan pekerjaan rumah.
Pertemuan II No. 1.
Kegiatan
Waktu
Kegiatan Awal
5 menit
a. Salam b. Presensi c. Apersepsi “Anak-anak masih ingat, siapa Presiden pertama Indonesia?” 2.
Kegiatan Inti a.
Guru
50 menit
memberikan
gambaran
tentang
peristiwa
perumusan proklamasi kemerdekaan Indonesia. b. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompok asalnya. c. Guru membagikan lembar ahli / tugas kepada setiap ahli . d. Tim ahli berkumpul mendiskusikan materi yang diberikan guru. e. Setelah selesai para ahli kembali ke kelompok asal kemudian menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-temannya di kelompok asal. f.
Kelompok
yang
selesai
berdiskusi
kemudian
mempresentasikan hasil diskusinya g. Guru memberikan reward kepada kelompok yang pekerjaannya baik. h. kelompok mengerjakan tugas kelompok.
139
3.
Kegiatan Akhir
15 menit
a. Menyimpulkan materi pembelajaran b. Evaluasi c. Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah untuk
membaca
mengenai
materi
pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan.
V. Strategi dan Metode Pembelajaran 1. Strategi: Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 2. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab d. Penugasan VI. Media dan Sumber Bahan 1. Media a. Gambar Rumah Laksamana Maeda. b. Gambar tokoh proklamator. 2. Sumber Bahan a. Silabus IPS Kelas V SD. b. Tim Bina Karya Guru, IPS Terpadu untuk SD Kelas V, Erlangga, hal 61. c. Tim Bina Karya Guru, IPS Terpadu, Erlangga, hal 103-105. d. Dinasti, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, Karya Baru Mandiri, hal 23-26. VII. Evaluasi 1. Prosedur : tes proses dan tes akhir 2. Bentuk tes : perbuatan dan tertulis 3. Jenis tes
: uraian
4. Alat tes
: LKS (terlampir), soal tes (terlampir), kunci jawaban (terlampir), dan kriteria penilaian.
140
Kriteria Penilaian: LKS
Pertemuan I Nilai = benar x 5 Pertemuan II Nilai = benar x 5
Soal tes Pertemuan I Setiap jawaban benar mendapat skor 2 Nilai = jumlah skor x 10 Pertemuan II Nilai = jumlah benar x 10
Ngadirojo, 20 Mei 2010 Guru Kelas V
Peneliti
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Meilisa Romadianingrum
NIP. 19580827 197802 2 004
NIM. K7106030
Mengetahui, Kepala SDN II Ngadirojo
Mulyadi, S. Pd NIP. 19630415 199102 1 001
141
Lampiran 12a LKS PERTEMUAN I SIKLUS II
NAMA KELOMPOK ANGGOTA
: …………………… : ……………………
Pelajarilah setiap lembar ahli, kemudian diskusikan dengan kelompokmu! No.
Pertanyaan
1.
Ceritakan urutan peristiwa sebelum Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dibawa ke Rengasdengklok!
2.
Siapa sajakah tokoh-tokoh yang termasuk golongan pemuda?
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN I SIKLUS II 1. Jepang menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945. Seorang pemuda Indonesia bernama Sultan Sjahrir mendengar kabar tersebut dan melaporkan
kepada
Ir.
Soekarno.
Para
pemuda
mengharapkan
kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan tanggal 16 Agustus 1945, akan tetapi Ir. Soekarno menolak dengan alasan harus dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan anggota PPKI yang lain. Para pemuda merasa gagal kemudian mengasingkan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok agar jauh dari pengaruh Jepang. 2. Jusuf Kunto, Singgih, Sukarni, Sayuti Melik, BM. Diah, Sudiro, Wikana, Darwis, dan lain-lain.
142
Lampiran 12b SOAL TES IPS PERTEMUAN I SIKLUS II
NAMA NO.ABSEN KELAS
: ………………….. : ………………….. : …………………..
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. Pada tanggal berapakah para pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok? 2. Apa tujuan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diasingkan oleh para pemuda ke luar Kota Jakarta? 3. Mengapa dipilih kota Rengasdengklok untuk mengasingkan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta? 4. Siapakah yang menjadi penengah antara Soekarno, Hatta, dan para pemuda dalam peristiwa Rengasdengklok? 5. Mengapa Bung Karno dan Bung Hatta menolak usulan para pemuda untuk segera memproklamasikan kemnerdekaan? KUNCI JAWABAN SOAL IPS PERTEMUAN I SIKLUS II 1. Para pemuda membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945. 2. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diasingkan ke luar kota agar mereka berdua terbebas dari tekanan dan pengaruh Jepang. 3. Karena kota Rengasdengklok merupakan kota yang terbebas dari kekuasaan Jepang. 4. Yang menjadi penengah antara Soekarno-Hatta dan pemuda adalah Ahmad Soebardjo. 5. Bung Karno menolak karena harus dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan anggota PPKI yang lain.
143
Lampiran 12c LKS PERTEMUAN II SIKLUS II
NAMA KELOMPOK ANGGOTA
: …………………… : ……………………
Pelajarilah setiap lembar ahli, kemudian diskusikan dengan kelompokmu! No. 1.
Pertanyaan Simpulkan
secara
ringkas
peristiwa
sekitar
terlibat
dalam
perumusan teks Proklamasi!
2.
Sebutkan
tokoh-tokoh
yang
perumusan teks Proklamasi tersebut!
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN II SIKLUS II 1. Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, Ir. Soekarno beserta rombongan kembali ke Jakarta. Mereka menuju rumah Angkatan Laut Jepang bernama Laksamana Maeda untuk membahas rumusan proklamasi. Bertindak sebagai penyusun adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Ahmad
Soebardjo.
Setelah
naskah
selesai,
kemudian
nnaskah
tersebutdiketik oleh Sayuti Melik yang kemudian ditandatangi oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. 2. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ahmad Soebardjo, Sukarni, Sudiro, BM. Diah.
144
Lampiran 12d SOAL TES IPS PERTEMUAN II SIKLUS II
NAMA NO.ABSEN KELAS
: …………………… : …………………… : ……………………
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jepang mengakui kekalahannya pada Sekutu tanggal ... 2. Pemuda Indonesia yang mengetahui berita kekalahan Jepang adalah ... 3. Kota tujuan pemuda membawa Ir. Soekarno untuk berunding adalah ... 4. Penengah antara golongan tua dan golongan muda adalah ... 5. Rumah yang dituju untuk menyusun teks Proklamasi adalah rumah seorang Angkatan Laut Jepang yang bernama ... 6. Di rumah tersebut, tempat yang digunakan untuk menyusun teks Proklamasi adalah di ruang ... 7. Yang bertindak sebagai penyusun naskah Proklamasi adalah ... 8. Teks Proklamasi ditandatangani oleh ... 9. Teks Proklamasi diketik oleh ... 10. Pembacaan teks Proklamasi akan dilaksanakan di ...
KUNCI JAWABAN SOAL TES IPS PERTEMUAN II SIKLUS II 1. 14 Agustus 1945 2. Sultan Sjahrir 3. Rengasdengklok 4. Ahmad Soebardjo 5. Laksamana Maeda 6. Makan 7. Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ahmad Soebardjo 8. Soekarno Hatta atas nama bnangsa Indonesia 9. Sayuti Melik 10. Di rumah Ir. Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
145
Lampiran 12e LEMBAR AHLI PERTEMUAN I SIKLUS II 1. Lembar Ahli A - Pemuda yang akan mengamankan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok. 2. Lembar Ahli B - Alasan pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok. 3. Lembar Ahli C - Waktu terjadinya peristiwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dibawa ke Rengasdengklok. 4. Lembar Ahli D - Alasan dipilihnya Rengasdengklok untuk mengamankan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta 5. Lembar Ahli E - Tokoh yang menjadi penengah antara Ir. Soekarno dan para pemuda.
LEMBAR AHLI PERTEMUAN II SIKLUS II 1. Lembar Ahli A - Waktu terjadinya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dijemput oleh Ahmad Soebardjo. 2. Lembar Ahli B - Tempat tujuan Ir. Soekarno beserta rombongan setelah sampai di Jakarta. 3. Lembar Ahli C - Tokoh yang bertindak sebagai penyusun naskah proklamasi. 4. Lembar Ahli D - Rumusan naskah proklamasi. 5. Lembar Ahli E - Yang bertugas menandatangi teks proklamasi dan yang mengetik teks tersebut.
146
Lampiran 13 LEMBAR PENGAMATAN GURU PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN I SIKLUS II
Nama
: Meilisa Romadianingrum
Observer
: Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Tanggal
: 19 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II No 1.
2.
3.
4.
5.
Variabel
Indikator
Persiapan memulai pelajaran
1. 2. 3. 4.
Kemampuan mengelola kelas
1. Mengelompokkan siswa (√) 2. Mengatur tempat duduk siswa 3. Membagikan tugas diskusi pada siswa (√) 4. Mengendalikan sikap siswa (√) 1. Memulai pelajaran tepat waktu (√) 2. Memberi batas waktu diskusi (√) 3. Memberi batas waktu mengerjakan tes (√) 4. Melakukan pembelajaran sesuai rencana 1. Mendorong siswa mengemukakan pengetahuannya tentang materi yang dibahas (√) 2. Memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pokok (√) 3. Mendorong siswa semangat mengikuti pelajaran 4. Mengilustrasikan pemahaman konsep yang akan dibahas (√) 1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok (√)
Kemampuan mengelola waktu
Memberikan Apersepsi
Penerapan
A B C D 4
3
Menyiapkan RPP (√) Menyampaikan materi (√) Menyampaikan tujuan pembelajaran Menyampaikan lama pembelajaran
2
√
√
√
√
√
1
147
Model pembelajaran Jigsaw
6.
7.
8.
9.
10.
Penyampaian materi
Ketrampilan guru memberikan pertanyaan
Perhatian guru terhadap siswa
Pengembang an aplikasi
Kemampuan menutup pelajaran
2. Memberi pertanyaan yang akan dibahas dalam kelompok (√) 3. Membimbing siswa dalam diskusi (√) 4. Mobilitas guru kepada setiap kelompok (√) 1. Mempunyai pengetahuan tentang materi yang disampaikan (√) 2. Menyampaikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran (√) 3. Menggunakan alat peraga untuk menunjang materi (√) 4. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat peraga 1. Memancing siswa untuk bertanya 2. Menjawab pertanyaan siswa (√) 3. Mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan 4. memberikan pertanyaan sesuai dengan materi (√) 1. Memusatkan perhatian siswa (√) 2. Menghargai pendapat siswa 3. Membimbing siswa dalam kelompok (√) 4. Memotivasi siswa untuk bekerja sama (√) 1. Memberikan tes individu pada setiap siswa (√) 2. Membimbing siswa yang belum paham terhadap soal tes (√) 3. Memberikan penguatan pemahaman materi (√) 4. Memotivasi agar siswa giat belajar 1. Bersama siswa membuat kesimpulan (√) 2. Bersama siswa membuat rangkuman materi 3. Memberi motivasi agar rajin belajar (√)
√
√
√
√
√
148
4. Memberi pesan untuk mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan (√) Jumlah Skor
29
Rata-rata
2,9
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D)
Observer
Peneliti
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
149
Lampiran 14
LEMBAR PENGAMATAN GURU PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN II SIKLUS II
Nama
: Meilisa Romadianingrum
Observer
: Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Tanggal
: 20 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II No 1.
2.
3.
4.
Variabel Persiapan memulai pelajaran Kemampuan mengelola kelas
Kemampuan mengelola waktu
Memberikan Apersepsi
Indkator 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3.
Menyiapkan RPP (√) Menyampaikan materi (√) Menyampaikan tujuan pembelajaran Menyampaikan lama pembelajaran Mengelompokkan siswa (√) Mengatur tempat duduk siswa (√) Membagikan tugas diskusi pada siswa (√) 4. Mengendalikan sikap siswa (√) 1. Memulai pelajaran tepat waktu (√) 2. Memberi batas waktu diskusi (√) 3. Memberi batas waktu mengerjakan tes (√) 4. Melakukan pembelajaran sesuai rencana (√) 1. Mendorong siswa mengemukakan pengetahuannya tentang materi yang dibahas (√) 2. Memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pokok (√) 3. Mendorong siswa semangat mengikuti pelajaran (√) 4. Mengilustrasikan pemahaman konsep yang akan dibahas
A B C D 4
3
2
√
√
√
√
1
150
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Penerapan Model pembelajaran Jigsaw
Penyampaian materi
Ketrampilan guru memberikan pertanyaan
Perhatian guru terhadap siswa
Pengembanga n aplikasi
Kemampuan menutup pelajaran
1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok (√) 2. Memberi pertanyaan yang akan dibahas dalam kelompok (√) 3. Membimbing siswa dalam diskusi (√)
√
4. Mobilitas guru kepada setiap kelompok (√) 1. Mempunyai pengetahuan tentang materi yang disampaikan (√) 2. Menyampaikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran (√) 3. Menggunakan alat peraga untuk menunjang materi (√) 4. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat peraga 1. Memancing siswa untuk bertanya (√) 2. Menjawab pertanyaan siswa 3. Mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan (√) 4. memberikan pertanyaan sesuai dengan materi (√) 1. Memusatkan perhatian siswa (√) 2. Menghargai pendapat siswa (√) 3. Membimbing siswa dalam kelompok (√) 4. Memotivasi siswa untuk bekerja sama (√) 1. Memberikan tes individu pada setiap siswa (√) 2. Membimbing siswa yang belum paham terhadap soal tes (√) 3. Memberikan penguatan pemahaman materi (√) 4. Memotivasi agar siswa giat belajar (√) 1. Bersama siswa membuat kesimpulan (√) 2. Bersama siswa membuat rangkuman materi 3. Memberi motivasi agar rajin belajar (√)
√
√
√
√
√
151
4. Memberi pesan untuk mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan (√) Jumlah Skor
33
Rata-rata
3,3
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D)
Observer
Peneliti
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
152
Lampiran 15 LEMBAR PENGAMATAN SISWA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN I SIKLUS II Observer
: Meilisa Romadianingrum
Tanggal
: 19 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II No 1.
2.
3.
4.
5.
Variabel
Indikator
Kedisiplinan siswa
Kesiapan siswa menerima pelajaran
1. Tepat waktu masuk ke kelas sebelum pelajaran dimulai (√) 2. Memberikan salam kepada guru (√) 3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai (√) 4. Bersikap sopan selama proses pembelajaran (√) 1. Menyiapkan alat tulis (√) 2. Menyiapkan buku pelajaran (√) 3. Menyiapkan buku tulis (√) 4. Meyiapkan alat diskusi (√)
Keaktifan siswa
1. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir (√)
Keaktifan siswa dalam kelompok
Kerjasama kelompok
2. Berani bertanya apabila mengalami kesulitan (√) 3. Berani berpendapat 4. Berinterksi aktif terhadap guru dan teman (√) 1. Aktif mengerjakan tugas kelompok bersama (√) 2. Menyelesaikan tugas tepat waktu 3. Dapat berinteraksi aktif dalam kelompoknya (√) 4. Berdiskusi secara aktif dalam kelompoknya (√) 1. Membahas materi diskusi bersama (√)
A B C D 4
3
√
√
√
√
√
2
1
153
6.
7.
8.
2. Mencari pemecahan masalah bersama (√) 3. Saling toleransi terhadap setiap anggota kelompok (√) 4. Siswa yang pandai tidak mendominasi proses diskusi Keaktifan 1. Aktif memberanikan diri siswa menjawab pertanyaan (√) menjawab 2. Aktif menjawab pertanyaan secara pertanyaan logis 3. Menjawab pertanyaan secara tepat sesuai pelajaran (√) 4. Menjawab pertanyaan dengan lengkap Keadaan 1. Mengikuti pelajaran dengan siswa senang (√) dengan 2. Cepat tanggap terhadap materi lingkungan yang disampaikan (√) belajar 3. Mengikuti pelajaran dengan baik (√) 4. Dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif Kemampuan 1. Mampu mengerjakan tes sendiri siswa (√) mengerjakan 2. Mengerjakan tes dengan sungguhtes individu sungguh (√) 3. Mengerjakan soal tepat waktu (√) 4. Mengumpulkan hasil tes tepat waktu
√
√
√
Jumlah Skor
25
Rata-rata
3,1
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
154
Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D)
Observer
Guru Kelas
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
155
Lampiran 16 LEMBAR PENGAMATAN SISWA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN II SIKLUS II Observer
: Meilisa Romadianingrum
Tanggal
: 20 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II No 1.
2.
3.
4.
Variabel
Indikator
Kedisiplinan siswa
Kesiapan siswa menerima pelajaran
1. Tepat waktu masuk ke kelas sebelum pelajaran dimulai (√) 2. Memberikan salam kepada guru (√) 3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai (√) 4. Bersikap sopan selama proses pembelajaran (√) 1. Menyiapkan alat tulis (√) 2. Menyiapkan buku pelajaran (√) 3. Menyiapkan buku tulis (√) 4. Meyiapkan alat diskusi (√)
Keaktifan siswa
1. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir (√)
Keaktifan siswa dalam kelompok
2. Berani bertanya apabila mengalami kesulitan (√) 3. Berani berpendapat 4. Berinterksi aktif terhadap guru dan teman (√) 1. Aktif mengerjakan tugas kelompok bersama (√) 2. Menyelesaikan tugas tepat waktu (√) 3. Dapat berinteraksi aktif dalam kelompoknya (√) 4. Berdiskusi secara aktif dalam kelompoknya (√)
A
B
C D
4
3
2
√
√
√
√
1
156
5.
6.
7.
8.
Kerjasama kelompok
1. Membahas materi diskusi bersama (√) 2. Mencari pemecahan masalah bersama (√) 3. Saling toleransi terhadap setiap anggota kelompok (√) 4. Siswa yang pandai tidak mendominasi proses diskusi (√) Keaktifan 1. Aktif memberanikan diri siswa menjawab pertanyaan (√) menjawab 2. Aktif menjawab pertanyaan secara pertanyaan logis 3. Menjawab pertanyaan secara tepat sesuai pelajaran (√) 4. Menjawab pertanyaan dengan lengkap (√) Keadaan 1. Mengikuti pelajaran dengan siswa senang (√) dengan 2. Cepat tanggap terhadap materi lingkungan yang disampaikan (√) belajar 3. Mengikuti pelajaran dengan baik (√) 4. Dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif Kemampuan 1. Mampu mengerjakan tes sendiri siswa (√) mengerjakan 2. Mengerjakan tes dengan sungguhtes individu sungguh (√) 3. Mengerjakan soal tepat waktu (√) 4. Mengumpulkan hasil tes tepat waktu
√
√
√
√
Jumlah Skor
28
Rata-rata
3,5
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
157
Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D)
Observer
Guru Kelas
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
158
Lampiran 17
PEROLEHAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SETELAH MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SIKLUS II
Nilai
No.
Rata-rata
Keterangan
70
65
Tuntas
30
40
35
Tidak tuntas
3.
50
70
60
Tuntas
4.
50
70
60
Tuntas
5.
70
90
80
Tuntas
6.
45
50
48
Tidak tuntas
7.
75
90
83
Tuntas
8.
55
50
53
Tidak tuntas
9.
50
70
60
Tuntas
10.
75
90
83
Tuntas
11.
80
100
90
Tuntas
12.
65
80
73
Tuntas
13.
75
80
76
Tuntas
14.
60
80
70
Tuntas
15.
50
60
55
Tidak tuntas
16.
85
70
76
Tuntas
17.
100
100
100
Tuntas
18.
100
100
100
Tuntas
19.
80
80
80
Tuntas
20.
80
90
85
Tuntas
21.
55
50
53
Tidak tuntas
22.
65
70
68
Tuntas
Subyek
Pertemuan I
Pertemuan II
1.
60
2.
159
23.
90
90
90
Tuntas
24.
60
70
65
Tuntas
25.
80
70
75
Tuntas
26.
40
60
50
Tidak tuntas
27.
90
90
90
Tuntas
28.
100
100
100
Tuntas
29.
40
60
50
Tidak tuntas
30.
90
80
85
Tuntas
Jumlah
2158
Rata-rata kelas
71,93
Prosentase Ketuntasan Klasikal =
n x 100% N
=
23 x 100% 80
= 76%
Keterangan: n = jumlah siswa yang tuntas N = jumlah seluruh siswa
160
Lampiran 18
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
SD / MI
: SD Negeri II Ngadirojo
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / semester : V / 2 Hari / Tanggal
: 26 Mei 2010 (pertemuan I) 27 Mei 2010 (pertemuan II)
Alokasi Waktu
: 2 x pertemuan
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan
dan
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar
: 2.3 Menghargai
jasa
dan
peranan
tokoh
dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Indikator
: 2.3.5 Mendeskripsikan
pelaksanaan
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. 2.3.6 Mengidentifikasi tokoh penting dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa dapat mendeskripsikan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. 2. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan tokoh pahlawan yang terlibat dalam pelaksanaan proklamasi. 3. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi tokoh penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. 4. Melalui penugasan siswa dapat memberikan contoh cara mengenang jasa pahlawan.
161
II. Dampak Pengiring Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mempunyai rasa bangga terhadap para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Dan siswa dapat menghargai jasa para pahlawan dengan melanjutkan perjuangan, yakni melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar.
III. Materi Pembelajaran 1. Detik-detik Proklamasi Sejak pagi hari, halaman rumah Jalan Pegangsaan Timur No. 56 sudah sangat sibuk. Suwiryo selaku Wakil Wali Kota Jakarta tampak sibuk. Suhud, seorang anggota Barisan Pelopor ditugasi untuk mencari tiang bendera dan menyiapkan bendera Merah Putih. Tiang bendera menggunakan sebatang bambu, sedangkan bendera Merah Putih diperoleh dari Ibu Fatmawati yang dijahit sendiri olehnya. Pada pukul 10.00 WIB acara dimulai. Acara dibuka dengan pidato Ir. Soekarno sebagai pengantar. Selanjutnya, Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi yang telah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Setelah pembacaan proklamasi, dilakukan pengibaran bendera Merah Putih. Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh seorang mantan komandan Peta, Latif Hendraningrat, dibantu oleh S. Suhud. Tanpa dikomando, bersamaan dengan naiknya bendera Merah Putih, para hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Lagu tersebut adalah ciptaan W.R. Supratman. Dengan dibacakannya proklamasi kemerdekaan, maka bangsa Indonesia telah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi mendapat sambutan yang luar biasa dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Rakyat Jakarta yang dimotori oleh para pemuda dan wartawan mulai menyebarkan berita proklamasi itu ke berbagai daerah. Dengan keberanian, para pemuda memasuki ruang siaran radio di kantor berita Domei (kantor berita Jepang). Mereka kemudian menyiarkan berita proklamasi. Selanjutnya, setiap setengah jam berita
162
proklamasi itu berkumandang. Oleh karena itu, berita proklamasi cepat tersebar luas di berbagai daerah. 2. Tokoh Penting pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia a. Ir. Soekarno Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di kota Blitar, Jawa Timur. Ayahnya bernama Raden Sukemi dan Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Beliau mendapat julukan sebagai Putra Sang Fajar. Pendidikan dasarnya dilakukan di Sekolah Bumi Putra yang kemudian dipindah ke sekolah Belanda ELS (Europe Lagere School) hingga tamat diusia 14 tahun. Beliau melanjutkan sekolahnya ke HBS (Hogere Burger School) di Surabaya. Setelah itu beliau mendapat gelar insiyur dari Institut Teknologi Bandung. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Proklamator karena telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 didampingi oleh Drs. Moh. Hatta. b. Drs. Mohammad Hatta Moh. Hatta dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ayahnya bernama Angku Bule seorang keturunan ulama di Tanah Minangkabau, ibunya bernama Siti Soleha. Pendidikan dasarnya dilakukan di Sekolah Dasar Bumi Putra atau Indlandsche, kemudian pindah ke sekolah Belanda ELS (Europesche Lagere School). Beliau kemudian melanjutkan kuliah di PHS (Prins Hendrik School)
di
Jakarta.
Moh.
Hatta
mendampingi
Ir.
Soekarno
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Beliau pun mendapat sebutan sebagai dwitunggal yang artinya dua dalam satu, karena bersama Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Moh. Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. c. Ahmad Soebardjo Ahmad Soebardjo adalah tokoh yang dapat menyatukan pendapat golongan tua dan golongan muda tentang waktu pelaksanaan proklamasi.
Dalam
perumusan
naskah
proklamasi
di
rumah
163
Laksamana Maeda, kalimat pertama dalam naskah proklamasi merupakan hasil pemikiran beliau.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I No 1.
Kegiatan Kegiatan Awal
Waktu 5 menit
a. Salam b. Presensi c. Apersepsi “Anak-anak tanggal berapakah Indonesia merdeka?” “Mari kita menyanyikan lagi Hari Merdeka bersamasama!” 2.
Kegiatan Inti a.
50 menit
Guru memberikan gambaran mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.
b. Siswa mulai berkelompok sesuai kelompok asalnya. c. Guru membagikan lembar ahli / tugas pada setiap ahli. d. Para kelompok ahli berkumpul dan mendiskusikan tugas masing-masing. e. Setelah selesai kemudian para ahli kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-teman dalam kelompok asalnya. f.
Kelompok yang telah selesai, mempresentasikan hasil diskusinya.
g. Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok. 3.
Kegiatan Akhir a.
Menyimpulkan pelajaran bersama
b.
Evaluasi
c.
Pemberian tindak lanjut dengan pekerjaan rumah
15 menit
164
Pertemuan II No. 1.
Kegiatan
Waktu
Kegiatan Awal
5 menit
a. Salam b. Presensi c. Apersepsi “Anak-anak siapakah yang disebut sebagai Bapak Proklamator kita?” 2.
Kegiatan Inti a.
50 menit
Guru menceritakan tentang salah satu tokoh dalam proklamasi kemerdekaan.
b. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompok asalnya. b. Guru membagikan lembar ahli kepada setiap ahli. c. Kelompok ahli berkumpul mendiskusikan materi yang diberikan guru. d. Setelah selesai para ahli kembali ke kelompok asal dan menyampaikan
hasil
diskusinya
kepada
teman-
temannya di kelompok asal. e.
Kelompok
yang
selesai
berdiskusi
kemudian
mempresentasikan hasil diskusinya f. Guru memberikan reward kepada kelompok yang pekerjaannya baik. h. kelompok mengerjakan tugas kelompok. 3.
Kegiatan Akhir a. Menyimpulkan materi pembelajaran b. Evaluasi c. Refleksi
15 menit
165
V. Strategi dan Metode Pembelajaran 1. Strategi: Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 2. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab d. Penugasan VI. Media dan Sumber Bahan 1. Media a. Gambar pelaksanaan proklamasi. b. Gambar pengibaran bendera Merah Putih. b. Teks Proklamasi. 2. Sumber Bahan a. Silabus IPS Kelas V SD. b. Tim Bina Karya Guru, IPS Terpadu untuk SD Kelas V, Erlangga, hal 61. c. Tim Bina Karya Guru, IPS Terpadu, Erlangga, hal 104-105. d. Dinasti, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD?MI Kelas V, Karya Baru Mandiri, hal 26-28. VII. Evaluasi 1. Prosedur : tes proses dan tes akhir 2. Bentuk tes : perbuatan dan tertulis 3. Jenis tes
: uraian
4. Alat tes
: LKS (terlampir), soal tes (terlampir), kunci jawaban (terlampir), dan kriteria penilaian.
166
Kriteria Penilaian: LKS
Pertemuan I Nilai = benar x 10 Pertemuan II Nilai = (benar x 10) : 3
Soal tes Pertemuan I
Nilai = jumlah benar x 10
Pertemuan II Nilai = jumlah benar x 10
Ngadirojo, 27 Mei 2010 Guru Kelas V
Peneliti
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd
Meilisa Romadianingrum
NIP. 19580827 197802 2 004
NIM. K7106030
Mengetahui, Kepala SDN II Ngadirojo
Mulyadi, S. Pd NIP. 19630415 199102 1 001
167
Lampiran 18a LKS PERTEMUAN I SIKLUS III
NAMA NO.ABSEN KELAS
: .,……………… : ……………….. : ………………..
Pelajari lembar yang telah diberikan oleh guru, kemudian diskusikan dengan kelompokmu! Sebutkan tokoh-tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia beserta peranannya! No. 1.
Nama Tokoh
Peranan
2. 3. 4. 5.
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN I SIKLUS III Ir. Soekarno – Pembaca teks Proklamasi; Sayuti Melik – mengetik naskah Proklamasi; Suhud dan Latief Hendraningrat – pengibar bendera Merah Putih; Fatmawati – menjahit bendera Merah Putih, WR. Supratman – pencipta lagu Indonesia Raya.
168
Lampiran 18b SOAL TES IPS PERTEMUAN I SIKLUS III NAMA NO.ABSEN KELAS
: …………………….. : …………………….. : ……………………..
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Proklamasi adalah puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai ... 2. Naskah proklamasi diketik oleh ... 3. Proklamasi kemerdekaan RI dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB bertempat di rumah ... jalan ... 4. Pengibaran bendera Sang Merah putih dilakukan oleh ... 5. Pengarang lagu Indonesia Raya adalah ... 6. Teks Proklamasi ditandatangani oleh ... 7. Ketika dilakukan pengibaran bendera Merah Putih, dinyanyikan lagu ... 8. Bung Karno dan Bung Hatta mempunyai sebutan sebagai ... 9. Bendera Merah Putih dijahit oleh ... 10. Berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia disiarkan melalui kantor berita Jepang yang bernama ...
KUNCI JAWABAN SOAL TES IPS PERTEMUAN I SIKLUS III 1. Kemerdekaan 2. Sayuti Melik 3. Ir. Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta 4. Suhud dan Latief Hendraningrat 5. W.R. Supratman 6. Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia 7. Indonesia Raya 8. Dwitunggal 9. Ibu Fatmawati 10. Domei
169
Lampiran 18c LKS PERTEMUAN II SIKLUS III
NAMA NO.ABSEN KELAS
: .,……………… : ……………….. : ………………..
Pelajari lembar yang telah diberikan oleh guru, kemudian diskusikan dengan kelompokmu! Berikan keterangan singkat mengenai tokoh proklamasi kemerdekaan: a. Ir. Soekarno b. Moh. Hatta c. Ahmad Soebardjo
KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN II SIKLUS III a. Ir. Soekarno: lahir di Blitar, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901. Beliau Sekolah di Sekolah Bumi Putra. Mendapat gelar insiyur dari Institut Teknologi Bandung. Beliau mendapat julukan Putra Sang Fajar. Beliau membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. b. Drs. Moh. Hatta: Lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Beliau sekolah di Sekolah Dasar Bumi Putra dan pindah ke ELS. Beliau mendampingi Ir. Soekarnoi memproklamasikan kemerdekaan. Beliau dikenal sebagai Bapak Koperai Indonesia. c. Ahmad Soebardjo: Dikenal sebagai penengah antara golongan tua dan golongan muda dalam menentukan waktu pelaksanaan proklamasi. Kalimat pertama dalam teks proklamasi adalah hasil sumbangan pemikirannya.
170
Lampiran 18d SOAL TES PERTEMUAN II SIKLUS III NAMA NO.ABSEN KELAS
: .,……………… : ……………….. : ………………..
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Bapak Proklamator Indonesia adalah... 2. Ir. Soekarno dilahirkan tanggal ... di ... 3. Ir. Soekarno mendapat julukan ... 4. Tokoh yang mendampingi Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi adalah ... 5. Drs. Moh. Hatta dilahirkan di ... tanggal ... 6. Drs. Moh. Hatta dikenal sebagai Bapak ... 7. Tokoh yang mampu menyatukan pendapat antara golongan tua dan golongan muda adalah ... 8. Sumbangan pemikiran Ahmad Soebardjo pada perumusan teks proklmasi adalah ... 9.
Gambar tokoh di samping bernama …
10. Bangsa yang besar adlah bangsa yang menghargai jasa ...
KUNCI JAWABAN SOAL TES PERTEMUAN II SIKLUS III 1. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
6. Koperasi Indonesia
2. 6 Juni 1901, Blitar
7. Ahmad Soebardjo
3. Putra Sang Fajar
8. Kalimat pertama teks
4. Drs. Moh. Hatta 5. Bukittinggi, 12 Agustus 1902
proklamasi 9. Drs. Moh. Hatta 10. Pahlawannya
171
Lampiran 18e
LEMBAR AHLI PERTEMUAN I SIKLUS III
1. Lembar Ahli A - Tempat dan upacara pelaksanaan proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 2. Lembar Ahli B - Pelaksanaan pengibaran bendera. 3. Lembar Ahli C - Peran serta WR. Supratman dan Ibu Fatmawati. 4. Lembar Ahli D - Sambutan dan penyebaran kabar tentang kemerdekaan. 5. Lembar Ahli E - Makna peristiwa proklamasi.
LEMBAR AHLI PERTEMUAN II SIKLUS III
1. Lembar Ahli A - Tokoh proklamator Indonesia, Ir. Soekarno 2. Lembar Ahli B - Tokoh Proklamator Indonesia, Drs. Moh. Hatta. 3. Lembar Ahli C - Peranan Ahmad Soebardjo dalam Proklamasi. 4. Lembar Ahli D - Cara mengenang jasa pahlawan 5. Lembar Ahli E - Cara mengisi kemerdekaan setelah diperjuangkan oleh pahlawan.
172
Lampiran 19 LEMBAR PENGAMATAN GURU PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN I SIKLUS III
Nama
: Meilisa Romadianingrum
Observer : Sadbaruningsih, A. Ma. Pd Tanggal : 26 Mei 2010 Kelas / Semester : V / II No 1.
Variabel Persiapan memulai pelajaran
Indikator
A B C D 4
3
1. Menyiapkan RPP (√) 2. Menyampaikan materi (√)
√
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Menyampaikan lama pembelajaran
2.
3.
4.
5.
Kemampuan mengelola kelas
Kemampuan mengelola waktu
Memberikan Apersepsi
Penerapan
1. Mengelompokkan siswa (√) 2. Mengatur tempat duduk siswa (√) 3. Membagikan tugas diskusi pada siswa (√) 4. Mengendalikan sikap siswa (√) 1. Memulai pelajaran tepat waktu (√) 2. Memberi batas waktu diskusi (√) 3. Memberi batas waktu mengerjakan tes (√) 4. Melakukan pembelajaran sesuai rencana (√) 1. Mendorong siswa mengemukakan pengetahuannya tentang materi yang dibahas (√) 2. Memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pokok (√) 3. Mendorong siswa semangat mengikuti pelajaran 4. Mengilustrasikan pemahaman konsep yang akan dibahas (√) 1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok (√)
2
√
√
√
√
1
173
Model pembelajaran Jigsaw
6.
7.
8.
9.
10.
Penyampaian materi
Ketrampilan guru memberikan pertanyaan
Perhatian guru terhadap siswa
Pengembang an aplikasi
Kemampuan menutup pelajaran
2. Memberi pertanyaan yang akan dibahas dalam kelompok (√) 3. Membimbing siswa dalam diskusi (√) 4. Mobilitas guru kepada setiap kelompok (√) 1. Mempunyai pengetahuan tentang materi yang disampaikan (√) 2. Menyampaikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran (√) 3. Menggunakan alat peraga untuk menunjang materi (√) 4. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat peraga 1. Memancing siswa untuk bertanya 2. Menjawab pertanyaan siswa (√) 3. Mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan (√) 4. memberikan pertanyaan sesuai dengan materi (√) 1. Memusatkan perhatian siswa (√) 2. Menghargai pendapat siswa (√) 3. Membimbing siswa dalam kelompok (√) 4. Memotivasi siswa untuk bekerja sama (√) 1. Memberikan tes individu pada setiap siswa (√) 2. Membimbing siswa yang belum paham terhadap soal tes (√) 3. Memberikan penguatan pemahaman materi (√) 4. Memotivasi agar siswa giat belajar (√) 1. Bersama siswa membuat kesimpulan (√) 2. Bersama siswa membuat rangkuman materi 3. Memberi motivasi agar rajin belajar (√)
√
√
√
√
√
174
4. Memberi pesan untuk mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan (√) Jumlah
34
Rata-rata Skor
3,4
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D)
Observer
Peneliti
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
175
Lampiran 20
LEMBAR PENGAMATAN GURU PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN II SIKLUS III
Nama Observer Tanggal Kelas / Semester No 1.
2.
3.
4.
Variabel Persiapan memulai pelajaran
Kemampuan mengelola kelas
Kemampuan mengelola waktu
Memberikan Apersepsi
: : : :
Meilisa Romadianingrum Sadbaruningsih, A. Ma. Pd 27 Mei 2010 V / II
Indikator 1. Menyiapkan RPP (√) 2. Menyampaikan materi (√) 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran (√) 4. Menyampaikan lama pembelajaran 1. Mengelompokkan siswa (√) 2. Mengatur tempat duduk siswa (√) 3. Membagikan tugas diskusi pada siswa (√) 4. Mengendalikan sikap siswa (√) 1. Memulai pelajaran tepat waktu (√) 2. Memberi batas waktu diskusi (√) 3. Memberi batas waktu mengerjakan tes (√) 4. Melakukan pembelajaran sesuai rencana (√) 1. Mendorong siswa mengemukakan pengetahuannya tentang materi yang dibahas (√) 2. Memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pokok (√) 3. Mendorong siswa semangat mengikuti pelajaran (√) 4. Mengilustrasikan pemahaman konsep yang akan dibahas (√)
A B C D 4
3
√
√
√
√
2
1
176
5.
6.
7.
8.
Penerapan Model pembelajaran Jigsaw
Penyampaian materi
Ketrampilan guru memberikan pertanyaan
Perhatian guru terhadap siswa
9.
Pengembang an aplikasi
1. Membagi siswa menjadi 6 kelompok (√) 2. Memberi pertanyaan yang akan dibahas dalam kelompok (√) 3. Membimbing siswa dalam diskusi (√) 4. Mobilitas guru kepada setiap kelompok (√) 1. Mempunyai pengetahuan tentang materi yang disampaikan (√) 2. Menyampaikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran (√) 3. Menggunakan alat peraga untuk menunjang materi (√) 4. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat peraga 1. Memancing siswa untuk bertanya 2. Menjawab pertanyaan siswa (√) 3. Mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan (√) 4. memberikan pertanyaan sesuai dengan materi (√) 1. Memusatkan perhatian siswa (√) 2. Menghargai pendapat siswa (√) 3. Membimbing siswa dalam kelompok (√) 4. Memotivasi siswa untuk bekerja sama (√) 1. Memberikan tes individu pada setiap siswa (√) 2. Membimbing siswa yang belum paham terhadap soal tes 3. Memberikan penguatan pemahaman materi (√)
√
√
√
√
√
4. Memotivasi agar siswa giat belajar (√) 10.
Kemampuan menutup pelajaran
1. Bersama siswa membuat kesimpulan (√) 2. Bersama siswa membuat rangkuman materi 3. Memberi motivasi agar rajin belajar (√)
√
177
4. Memberi pesan untuk mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan (√) Jumlah
35
Rata-rata Skor
3,5
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator yang dilaksanakan Skor 2 bila terdapar 2 indikator yang dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator yang dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D)
Observer
Peneliti
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
178
Lampiran 21 LEMBAR PENGAMATAN SISWA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN I SIKLUS III Observer
: Meilisa Romadianingrum
Tanggal
: 27 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II No 1.
Variabel Kedisiplinan siswa
Indikator 1. Tepat waktu masuk ke kelas sebelum pelajaran dimulai (√) 2. Memberikan salam kepada guru (√) 3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai (√)
2.
3.
4.
5.
Kesiapan siswa menerima pelajaran
4. Bersikap sopan selama proses pembelajaran (√) 1. Menyiapkan alat tulis (√) 2. Menyiapkan buku pelajaran (√) 3. Menyiapkan buku tulis (√) 4. Meyiapkan alat diskusi (√)
Keaktifan siswa
1. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir (√)
Keaktifan siswa dalam kelompok
Kerjasama kelompok
2. Berani bertanya apabila mengalami kesulitan (√) 3. Berani berpendapat (√) 4. Berinterksi aktif terhadap guru dan teman (√) 1. Aktif mengerjakan tugas kelompok bersama (√)
A B C D 4
3
√
√
√
2. Menyelesaikan tugas tepat waktu 3. Dapat berinteraksi aktif dalam kelompoknya (√) 4. Berdiskusi secara aktif dalam kelompoknya (√) 1. Membahas materi diskusi bersama (√)
√
√
2
1
179
6.
7.
8.
2. Mencari pemecahan masalah bersama (√) 3. Saling toleransi terhadap setiap anggota kelompok (√) 4. Siswa yang pandai tidak mendominasi proses diskusi (√) Keaktifan 1. Aktif memberanikan diri siswa menjawab pertanyaan (√) menjawab 2. Aktif menjawab pertanyaan secara pertanyaan logis (√) 3. Menjawab pertanyaan secara tepat sesuai pelajaran (√) 4. Menjawab pertanyaan dengan lengkap Keadaan 1. Mengikuti pelajaran dengan siswa senang (√) dengan 2. Cepat tanggap terhadap materi lingkungan yang disampaikan (√) belajar 3. Mengikuti pelajaran dengan baik (√) 4. Dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif (√) Kemampuan 1. Mampu mengerjakan tes sendiri siswa (√) mengerjakan 2. Mengerjakan tes dengan sungguhtes individu sungguh (√) 3. Mengerjakan soal tepat waktu (√) 4. Mengumpulkan hasil tes tepat waktu (√)
√
√
√
Jumlah
30
Rata-rata Skor
3,8
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
180
Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D)
Observer
Guru Kelas
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
181
Lampiran 22 LEMBAR PENGAMATAN SISWA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PERTEMUAN II SIKLUS III Observer
: Meilisa Romadianingrum
Tanggal
: 27 Mei 2010
Kelas / Semester : V / II No 1.
Variabel
Indikator
Kedisiplinan siswa
1. Tepat waktu masuk ke kelas sebelum pelajaran dimulai (√) 2. Memberikan salam kepada guru (√) 3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai (√)
2.
3.
4.
5.
Kesiapan siswa menerima pelajaran
4. Bersikap sopan selama proses pembelajaran (√) 1. Menyiapkan alat tulis (√) 2. Menyiapkan buku pelajaran (√) 3. Menyiapkan buku tulis (√) 4. Meyiapkan alat diskusi (√)
Keaktifan siswa
1. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir (√)
Keaktifan siswa dalam kelompok
Kerjasama kelompok
2. Berani bertanya apabila mengalami kesulitan (√) 3. Berani berpendapat (√) 4. Berinterksi aktif terhadap guru dan teman (√) 1. Aktif mengerjakan tugas kelompok bersama (√) 2. Menyelesaikan tugas tepat waktu (√) 3. Dapat berinteraksi aktif dalam kelompoknya (√) 4. Berdiskusi secara aktif dalam kelompoknya (√) 1. Membahas materi diskusi bersama (√)
A
B
C D
4
3
2
√
√
√
√
1
182
6.
7.
8.
Keaktifan siswa menjawab pertanyaan
Keadaan siswa dengan lingkungan belajar
2. Mencari pemecahan masalah bersama (√) 3. Saling toleransi terhadap setiap anggota kelompok (√) 4. Siswa yang pandai tidak mendominasi proses diskusi (√) 1. Aktif memberanikan diri menjawab pertanyaan (√) 2. Aktif menjawab pertanyaan secara logis (√) 3. Menjawab pertanyaan secara tepat sesuai pelajaran (√) 4. Menjawab pertanyaan dengan lengkap 1. Mengikuti pelajaran dengan senang (√) 2. Cepat tanggap terhadap materi yang disampaikan (√) 3. Mengikuti pelajaran dengan baik (√) 4. Dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif (√) 1. Mampu mengerjakan tes sendiri (√)
Kemampuan siswa 2. Mengerjakan tes dengan sungguhmengerjakan sungguh (√) tes individu 3. Mengerjakan soal tepat waktu (√) 4. Mengumpulkan hasil tes tepat waktu (√)
√
√
√
√
Jumlah
31
Rata-rata Skor
3,9
Catatan: Skor 1 bila terdapat 1 indikator dilaksanakan Skor 2 bila terdapat 2 indikator dilaksanakan Skor 3 bila terdapat 3 indikator dilaksanakan Skor 4 bila semua indikator dilaksanakan
183
Keterangan: 4 = Sangat baik (A) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D)
Observer
Guru Kelas
Meilisa Romadianingrum NIM. K7106030
Sadbaruningsih, A. Ma. Pd NIP. 19580827 197802 2 004
184
Lampiran 23
PEROLEHAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SETELAH MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SIKLUS III
Nilai
No.
Rata-rata
Keterangan
70
68
Tuntas
25
20
23
Tidak tuntas
3.
70
100
85
Tuntas
4.
55
100
78
Tuntas
5.
100
100
100
Tuntas
6.
60
55
58
Tidak tuntas
7.
90
100
95
Tuntas
8.
30
40
35
Tidak tuntas
9.
85
100
93
Tuntas
10.
90
100
95
Tuntas
11.
80
100
90
Tuntas
12.
90
100
95
Tuntas
13.
90
100
95
Tuntas
14.
80
100
90
Tuntas
15.
90
70
80
Tuntas
16.
90
100
95
Tuntas
17.
100
100
100
Tuntas
18.
100
100
100
Tuntas
19.
85
100
93
Tuntas
20.
90
100
95
Tuntas
21.
55
20
38
Tidak tuntas
22.
60
100
80
Tuntas
Subyek
Pertemuan I
Pertemuan II
1.
65
2.
185
23.
80
100
90
Tuntas
24.
60
100
80
Tuntas
25.
80
100
90
Tuntas
26.
45
65
55
Tidak tuntas
27.
100
100
100
Tuntas
28.
90
95
93
Tuntas
29.
15
60
38
Tidak tuntas
30.
90
95
93
Tuntas
Jumlah
2420
Rata-rata kelas
80,67
Prosentase Ketuntasan Klasikal =
n x 100% N
=
24 x 100% 30
= 80%
Keterangan: n = jumlah siswa yang tuntas N = jumlah seluruh siswa
186
Lampiran 24
Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Hari / Tanggal
: Senin, 31 Mei 2010
Waktu
: 11.00 WIB
Informan
: Sadbaruningsih (G)
Peneliti
: Meilisa Romadianingrum (P)
Wawancara peneliti (Meilisa Romadianingrum) dengan guru kelas V SD Negeri II Ngadirojo (Sadbaruningsih) setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. P
: “Selamat siang Bu”
G
: “Selamat siang Mbak”
P
: “Maaf Bu, saya mengganggu lagi”
G
: “O, tidak kok Mbak. Santai saja, saya juga sudah tidak ada kerjaan lagi”
P
: “Begini Bu, saya mau menanyakan pendapat Ibu mengenai pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan dengan model kooperatif tipe Jigsaw?”
G
: “Wah bagus sekali mbak, model pembelajaran yang bisa membangkitkan aktivitas siswa, jadi siswa nggak hanya buka, baca, dan kerjakan buku saja, tetapi siswa juga bisa mengembangkan pikirannya”
P
: “Lalu bagaimana dengan pemahaman siswa Bu, setelah diterapkan model ini?”
G
: “Siswa menjadi lebih paham, buktinya saat kesimpulan pelajaran, Anda memberi pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, mereka dapat menjawab. Siswa banyak yang tunjuk jari”
P
: “Untuk keaktifannya sendiri bagaimana Bu?”
G
: “Buat saya model ini benar-benar mengaktifkan siswa, ini kan modelnya kerja kelompok, jadi siswa lebih aktif dalam kerja bersama kelompoknya,
187
meskipun masih ada beberapa siswa yang ramai sendiri, tapi anak-anak lebih aktif kok” P
: “Nah, lalu kesan Ibu terhadap pembelajaran ini apa Bu?”
G
: “Saya senang melihat anak-anak saya jadi lebih aktif, mereka lebih paham, mau bekerja sama. Saya senang dengan model pembelajaran ini, saya juga akan mengaplikasikan model ini pada pelajaran yang lain supaya anakanak dapat berkembang”
P
: “Begitu ya Bu, terima kasih Ibu senang dengan pembelajaran ini. Terima kasih Bu atas kerjasama dan informasinya. Maaf sudah banyak merepotkan Ibu”
G
: “Nggak apa-apa Mbak, saya malah senang, kan saya juga dapat pengetahuan baru to?!”
P
: “Iya Bu, sekali lagi terima kasih Bu. Selamat siang”
G
: “Selamat siang Mbak”
Refleksi: Dari hasil wawancara dengan guru kelas V, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan juga meningkatkan hasil belajar IPS siswa tersebut.
188
Lampiran 25
Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas V Setelah Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Hari / Tanggal
: Senin, 31 Mei 2010
Waktu
: 09.00 WIB
Informan
: Irwan Dimas Anggara (S)
Peneliti
: Meilisa Romadianingrum (P)
Wawancara yang dilakukan oleh Meilisa Romadianingrum (peneliti) dengan siswa kelas V Irwan Dimas Anggara setelah dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. P
: “Selamat pagi”
S
: “Pagi Bu”
P
: “Ibu minta waktunya sebentar ya”
S
: “Iya Bu”
P
: “Ibu mau tanya, bagaimana, kamu senang terhadap pelajaran IPS setelah menggunakan pembelajaran Jigsaw?”
S
: “Senang Bu, soalnya nggak pernah belajar kayak gini”
P
: “Kenapa kamu senang dengan pembelajaran ini?”
S
: “Ya soalnya bisa kerja kelompok sama teman-teman, trus tempat duduknya bisa pindah”
P
: “Bagaimana pendapatmu tentang model pembelajaran ini?”
S
: “Menyenangkan Bu, duduknya nggak harus ke depan lihat papan tulis, ngerjain tugasnya bersama-sama”
P
: “Apa kamu jadi lebih paham dengan materi setelah menggunakan pembelajaran Jigsaw ini?”
S
: “Iya Bu, kan materinya dibagi-bagi ke setiap ahli, terus dijelasin ke setiap anggota”
P
: “Bagaimana dengan tes yang Ibu berikan?Bisa mengerjakan kan?”
189
S
: “Ya pertamanya sih agak sulit Bu, tapi pas pertemuan seterusnya itu saya jadi mudah mengerjakannya”
P
: “Ya bagus. Lalu senang tidak dengan alat peraga yang Ibu bawa?”
S
: “Senang Bu, jadi lebih tahu tentang perjuangan Kemerdekaan Indonesia”
P
: “Nah, bagaimana menurut kamu suasana kelas saat pelajaran dengan Jigsaw ini?”
S
: “Suasana kelasnya menyenangkan, semua berkelompok, meskipun ada teman yang ramai terus”
P
: “Bagaimana dengan nilai kamu, baik atau kurang?”
S
: “Bagus dong Bu, jadi meningkat. Kemarin saya dapat seratus”
P
: “Ya bagus kalau begitu. Jadi kesan kamu dengan adanya pembelajaran seperti ini apa?”
S
: “Kesannya, saya jadi lebih paham, terus bisa bekerja sama dengan teman yang lain, menyenangkan, nilai saya bagus”
P
: “Baiklah kalau begitu, cukup dari Ibu. Terima kasih ya untuk waktunya. Selamat pagi”
S
: “Pagi Bu”
Refleksi: Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang siswa kelas V, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
190
Lampiran 26
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Penelitian ini direncakan dalam waktu 4 bulan yang dimulai dari bulan Maret sampai bulan Juni 2010. Perincian jadwal kegiatnnya adalah sebagai berikut: Bulan Pelaksanaan No.
Jadwal Kegiatan
Maret
April
Mei
Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.
Persiapan
2.
Observasi awal
3.
Penyusunan proposal, penyusunan instrumen
4.
Pelaksanaan Siklus I
5.
Pelaksanaan Siklus II
6.
Pelaksanaan Siklus III
7.
Analisis Data
8.
Penyusunan laporan
9.
Revisi laporan
191
Lampiran 27
FOTO PELAKSANAAN PENELITIAN
Guru memberikan penjelasan materi
Observer mengamati proses pembelajaran
192
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi
Siswa melakukan diskusi
193
Guru membimbing siswa yang belum paham
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi
194
Siswa mengerjakan soal tes
Guru memberikan apersepsi dan menjelaskan materi
195
Guru membimbing siswa dalam kelompok
Observer ikut membimbing siswa dalam kelompok
196
Guru mengawasi proses kerja kelompok
Siswa mengerjakan soal tes