perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN AJARAN 2010/2011
OLEH : SETYA RISTANTO K7107050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN AJARAN 2010/2011
OLEH : SETYA RISTANTO
K7107050
Skripsi Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 ii commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK SETYA RISTANTO. K7107050. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul tahun ajaran 2010/2011. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Brujul, Jaten, Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Sejumlah 24 siswa yang terdiri dari 11siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara, observasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SD N Brujul 1 Tahun Ajaran 2010/2011. Peningkatan pemahaman konsep tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep siswa pada setiap tindakan. Rata rata nilai pemahaman konsep siswa sebelum tindakan yaitu 57,625, pada siklus I nilai rata rata pemahaman konsep siswa menjadi 69,9, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 84. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa yang memperoleh nilai diatas 1 siswa (45.83%), pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (70,83%), dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 23 siswa (95,83%).
Kata Kunci : Teams Games Tournament, pemahaman konsep, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT SETYA RISTANTO. K7107050. APPLYING COOPERATIVE LEARNING MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TYPE TO IMPROVE THE CONCEPT UNDERSTANDING OF INDONESIAN INDIPENDENT PROCLAMATION THE FIFTH STUDENTS OF SDN 01 BRUJUL AT 2010 / 2011 ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, June 2011. The purpose of the research is to improvement concept understanding of Indonesian Indipendent Proclamation by using Teams Games Tournament method approach in the fifth grade students of SD Negeri 01 Brujul 2010/2011 acadenic year. This study belongs to a classroom action research consisting of two cycles, each of which consists of four stages: planning, acting, observing, and reflecting.. Subject of the research is the fifth grade students of SD Negeri 1 Brujul Jaten Karanganyar of 2010/2011 academic year consisting to 24 students that consist of 11 male students and 13 female students. Techniques of collecting data used were documentation, interview, observation, and test. Technique of analyzing data used was an interactive analysis model technique consisting of three components: data reduction, data display and conclusion drawing or verification Considering the result of research conducted, it can be concluded by applying model study of type cooperative of Teams Games Tournament can improve the concept understanding of Indonesian Indipendent Proclamation of fifth grade students SDN 1 Brujul Jaten Karanganyar of 2010/ 2011 academic year. The improvement of concept understanding can be seen from the increase in action. Average value of concept understanding before action that is 57,625. The average value of understanding increased to 69,9 in the first cycle and it increased to 84 in the second cycle. Before implementation of the research, students who acquired KKM students (45,83 %). In first cycle, the number of students with students (70,83 %) and the number of the students increased again in second cycle became 23 students (95,83%).
keyword : Teams Games Tournament, understanding of concept, Indonesian Indipendent Proclamation
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
selesai dari pekerjaan/tugas, kerjakanlah yang lain dengan sungguh( Terjemah: Q.S Al Insyirah: 6-7 )
Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan. (Thomas Jefferson)
Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk. (Japanese Proverb)
Jangan sekali-kali melupakan sejarah ( jasmerah) (Soekarno, presiden RI pertama)
Hargailah segala yang kau miliki; anda akan memiliki lebih lagi. Jika anda fokus pada apa yang tidak anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun. (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Bapak (Tokol Sumarno) dan Ibu (Sri Rahayu) tercinta yang telah memberiku cinta, kasih sayang, doa serta pengorbanan yang tak terbatas demi kebahagianku.
Mbak Kunti dan Mas Arik yang telah memberi semangat.
Keluarga Besar FKIP Universitas Sebelas Maret, dan almamaterku tercinta yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi masa depanku yang cerah. Sahabat-sahabatku S1 PGSD 2007, kelas B (S1B07), terimakasih untuk kebersamaan dan kenangan yang tak kan terlupakan. Adik yang telah banyak membantuku, terima kasih bantuannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES
TOURNAMENT
UNTUK
MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1
TAHUN AJARAN 2010/2011
memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari, terselesaikannya laporan penelitian ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran
saran dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini peneliti dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
2.
Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Drs. Hadi Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Drs. A. Dakir, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.
5.
Dra.Hj. Lies Lestari, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti
6.
S.H. Nurliswanti, A.Ma.Pd selaku Kepala SD Negeri 1 Brujul Jaten Karanganyar yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri 1 Brujul Jaten Karanganyar.
7.
Bapak Rahadi Suyanto, S.Pd selaku guru kelas V SD N 1 Brujul. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar hasil penelitian ini bisa lebih bermanfaat bagi peneliti sendiri khususnya, serta pembaca pada umumnya.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta,
Juni 2011
Peneliti
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ..........................................................................................................
i
PENGAJUAN ...............................................................................................
ii
PERSETUJUAN ...........................................................................................
iii
PENGESAHAN ............................................................................................
iv
ABSTRAK ....................................................................................................
v
ABSTRACT ...................................................................................................
vi
MOTTO ........................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN .........................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ix
DAFTAR ISI .................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiii
DAFTER GAMBAR ....................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................
4
C. Tujuan Penelitian .................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
5
LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ..................................................................
7
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament .............................................
7
2. Hakikat Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
24
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................
36
C. Kerangka Berpikir ...............................................................
38
D. Hipotesis................................................................................
40
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................
41
B. Subjek Penelitian ..................................................................
41
C. Bentuk dan Strategi Penelitian D. Sumber Data ........................................................................
43
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
43
F. Validitas Data .......................................................................
46
G. Teknik Analisis Data .............................................................
47
H. Indikator Kinerja ..................................................................
49
I. Prosedur Penelitian ...............................................................
49
BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB V
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................
55
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .......................................
56
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................
87
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ..............................................................................
92
B. Implikasi ...............................................................................
92
C. Saran .....................................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
96
LAMPIRAN .................................................................................................
100
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Fase Pembelajaran Kooperatif ....................................................
Tabel 2.
Tabel Data Nilai Pemahaman Konsep Tentang Proklamasi
10
Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Brujul 1 Pada Kondisi Awal (Pra Siklus) .........................................................
57
Tabel 3.
Hasil Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan ................
59
Tabel 4.
Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan ...................................................................................
Tabel 5.
60
Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siklus I.................................................
69
Tabel 6.
Hasil Nilai Pemahaman Konsep Siklus 1 ................................
71
Tabel 7.
Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan dan Siklus I .................................................................................
Tabel 8.
Tabel 9.
72
Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siklus II ............................................
82
Hasil Nilai Pemahaman Konsep Siklus .....................................
84
Tabel 10. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Siklus I dan Siklus II ...................................................................................... Tabel 11. Nilai Rata
85
Rata Pemahaman Konsep Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan Persentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ..................................
87
Tabel 12. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Tiap Siklus .................................
commit to user xiii
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Bagan penempatan pada meja turnamen ................................
23
Gambar 2.
Skema kerangka berpikir ......................................................
39
Gambar 3.
Komponen-komponen Analisis Data .....................................
48
Gambar 4.
Alur Penelitian Tindakan Kelas ...........................................
51
Gambar 5.
Grafik Hasil Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Sebelum Tindakan ........................
58
Gambar 6.
Diagram Ketuntasan Belajar Pra siklus ..................................
59
Gambar 7.
Grafik Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Sebelum Tindakan .........................
Gambar 8.
Gambar 9.
60
Grafik Hasil Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siklus I ..........................................
70
Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I ....................................
71
Gambar 10. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan dan Siklus I ............................................................................
73
Gambar 11. Grafik hasil data nilai pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia siklus II ...........................................
83
Gambar 12. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II ...................................
84
Gambar 13. Grafik perkembangan nilai Pemahaman konsep siklus I dan Siklus II............................................................................
86
Gambar 14. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep dan Ketuntasan Belajar IPS setiap Siklus...............................
87
Gambar 15. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru, Aktivitas Siswa dan Observasi RPP Guru Selama Pembelajaran Tiap Siklus..............................................................................
commit to user xiv
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal penelitian ..................................................................
100
Lampiran 2. Pedoman dan hasil wawancara guru sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT .........................................
101
Lampiran 3. Pedoman wawancara untuk guru setelah diterapkan pembelajaran koopratif tipe TGT .........................................
103
Lampiran 4. Silabi materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia ................
105
Lampiran 5. Rancana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I .............
108
Lampiran 6. Kisi-Kisi LKS Siklus I ...........................................................
118
Lampiran 7. Lembar diskusi siswa siklus I ...............................................
119
Lampiran 8. Kumpulan soal-soal turnamen siklus I .................................
120
Lampiran 9. Test individu siklus I ............................................................
122
Lampiran 10. Rancana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I .............
123
Lampiran 11. Kisi-Kisi LKS Siklus II ..........................................................
134
Lampiran 12. Lembar diskusi siswa siklus II ............................................
136
Lampiran 13. Kumpulan soal-soal turnamen siklus II ................................
137
Lampiran 14. Test individu siklus II ............................................................
139
Lampiran 15. Pedoman observasi Siswa ....................................................
140
Lampiran 16. Pedoman observasi Siswa Siklus I .........................................
144
Lampiran 17. Pedoman observasi Siswa Siklus II ........................................
148
Lampiran 18. Lembar observasi RPP Guru ..................................................
152
Lampiran 19. Lembar observasi RPP Guru Siklus I .....................................
155
Lampiran 20. Lembar observasi RPP Guru Siklus II .................................
158
Lampiran 21. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran Guru .............
161
Lampiran 22. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran GuruSiklus I ...
163
Lampiran 23. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran Guru Siklus II
167
Lampiran 24. Daftar nilai sebelum siklus ....................................................
171
Lampiran 25. Daftar nilai siklus I .................................................................
172
Lampiran 26. Daftar nilai siklus II................................................................
173
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 27. Lembar tabel skor penilaian kelompok kelas V SD 01 Brujul pembelajaran TGT ..................................................................
174
Lampiran 28. Lembar tabel skor penilaian kelompok kelas V SD 01 Brujul pembelajaran TGT Siklus I ....................................................
176
Lampiran 29. Lembar tabel skor penilaian kelompok kelas V SD 01 Brujul pembelajaran TGT Siklus II tahap 1 .....................................
178
Lampiran 30. Lembar tabel skor penilaian kelompok kelas V SD 01 Brujul pembelajaran TGT Siklus II tahap .......................................
180
Lampiran 31. Jadwal penelitian ..................................................................
182
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional bidang pendidikan memiliki makna strategis guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Makna strategis tersebut menjadi sangat penting jika dikaitkan dengan kebutuhan sumber daya masa depan. Upaya peningkatan Sumber Daya Manusia, hanya dapat dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan seperti yang diatur dalam pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa
pendidikan
berfungsi
untuk
mengembangkan
kemampuan
serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam mewujudkan tujuan nasional. Masing-masing murid sekolah dasar memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut diantaranya: kapasitas intelektual, keterampilan, motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang kehidupan dalam keluarga dan lain-lain. Perbedaan tersebut akan mengakibatkan adanya perbedaan dalam belajar setiap murid baik dalam kecepatan belajarnya, maupun keberhasilan yang dicapai murid itu sendiri. Sering kita menjumpai siswa yang mengalami kesulitan belajar baik dalam membaca, menulis, berhitung dan menghafalkan materi pelajaran yang sudah diperolehnya saat kegiatan pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran adalah adanya perubahan pada siswa, yaitu bertambahnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Perubahan pengetahuan ini ditandai dengan pemahaman konsep yang dikuasai siswa dan nilai hasil belajar siswa yang telah dilakukannya. Tes digunakan untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar siswa. Hasil tes dapat memberikan informasi tentang proses dan kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar ada berbagai macam. Salah satu pelajaran yang diajarkan adalah IPS. Pelajaran IPS diberikan sejak SD/MI. Silvester Petrus Taneo (2009:1.14) mengatakan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang meadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Maka IPS sendiri terdiri dari berbagai macam cabang ilmu. Adapun tujuan IPS menurut Nursid Sumaatmadja dalam Hidayati,dkk (2009:1.24)
embina anak
didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan Pendapat di atas mempertegas bahwa IPS di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang terdapat pada pelajaran IPS adalah pokok bahasan tentang Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Materi ini diajarkan pada kelas V. Dalam suatu proses pembelajaran sudah barang tentu tak luput dari masalah dan hambatan. Tak sedikit pembelajaran tentang Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mengalami masalah dan hambatan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis pada kelas V SD N 1 Brujul diketahui siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul mengalami kesulitan dalam pemahaman materi tentang konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada pelajaran IPS. Hal itu dapat dibuktikan dengan cukup banyaknya siswa yang tidak dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan pada materi pelajaran ini. KKM yang harus dicapai pada pelajaran IPS kelas lima SD Negeri 1 Brujul adalah 65. Selama ini dengan KKM yang ditentukan guru adalah sebesar 65, banyak siswa yang tidak mampu mencapai KKM yang telah ditentukan tersebut. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor sebagai berikut : 1) siswa tidak tertarik dengan pelajaran IPS, 2) materi IPS yang terlalu luas, 3) siswa kesulitan menghafalkan materi, 4) guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi 5) media yang digunakan kurang menarik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Pada saat dilakukauan pre test tentang materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul diperoleh hasil bahwa dari 24 siswa terdapat 11 siswa yang dapat mencapai KKM yang telah ditentukan dan 13 siswa belum dapat mencapai KKM yang telah ditentukan. Dengan kata lain hanya 45,83% yang dapat lulus materi ini. Dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 171 Materi yang terdapat pada Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 diantaranya: 1) Pertemuan di Dalat, 2) Menanggapi berita kekalahan Jepang, 3) Peristiwa Rengasdengklok, 4) Perumusan teks proklamasi, 5) Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sedangkan Tokoh-tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diantaranya: 1) Ir. Sukarno, 2) Drs. Mohammad Hatta, 3) Ahmad Subarjo, 4) Ibu Fatmawati, 5) Sutan Syahrir, 6) Laksamana Takasi Maeda. Tujuan pembelajaran dari pelajaran IPS kelas V materi Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
adalah
siswa
dapat
mendeskripsikan
peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan baik. Apabila siswa tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran di atas maka siswa tidak memahami peristiwa tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sehingga siswa tidak memiliki sikap menghargai atas jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Apabila masalah di atas tidak dilakukan tindakan lanjut, maka dapat berpengaruh lebih jauh, yaitu pemahaman siswa pada pelajaran IPS menjadi kurang maksimal. Hal ini bedampak pada materi selanjutnya.. Maka dalam rangka memenuhi ketercapaian tujuan diperlukan proses belajar mengajar alternatif dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (2010:4), pembelajaran kooperatif merujuk kepada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan mengedepankan kerja sama kelompok. Dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
kerja sama kelompok diharapkan siswa dapat saling membantu satu sama lain. Selain itu, dapat menciptakan interaksi antar anggotanya. Mereka dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan. Pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam tipe, antara lain: 1) Jigsaw, 2) Student Team Achievement Division (STAD), 3) Group Investigation, 4) Metode TAI (Team assisted Individualization), 5) Metode Numbered Head Together, 6) Teams Games Tournament (TGT) Salah satu model kooperatif yang dapat digunakan sebagai solusi adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Model pembelajaran tipe ini mengedepankan pembelajaran dibuat seperti permainan. Isjoni (2010:83-84) mengatakan TGT adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang heterogen. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok. Selanjutnya, diadakan permainan akademik atau disebut dengan turnamen. Siswa dihadapkan layaknya sebuah lomba. Dengan adanya persaingan antar kelompok dan antar anggota kelompok diharapkan siswa termotivasi dan tertarik terhadap pelajaran IPS sehingga pemahaman siswa juga ikut meningkat. Dengan alasan tersebut peneliti melakukan penelitian pada kelas V SD N 1 Brujul. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Penggunaan Tournament
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Teams
Games
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SD N Brujul 1
Tahun Ajaran
2010/2011 B. Perumusan Masalah Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas peneliti merumuskan permasalahan yaitu : Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul tahun ajaran 2010/2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
C. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya yaitu : meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul Karanganyar tahun ajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Guru a. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi masalah pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). b. Dapat menambah wawasan guru terutama yang berhubungan dengan pembelajaran IPS, terutama tentang konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 2. Siswa a. Mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran IPS tentang konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. b. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. c. Melatih siswa bekerja secara kelompok dan berkompetisi. d. Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, utamanya terkait materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia e. Meningkatkan pemahaman konsep siswa mengenai materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 3. Manfaat bagi sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana mengembangan prestasi sekolah melalui berbagai kegiatan sehingga prestasi sekolah lebih terkesan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
tidak statis. Selain itu manfaat lainnya yaitu sebagai bahan untuk pengembangan kurikulum di tingkat sekolah terutama di dalam kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament a. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu model dan pembelajaran. Kata model dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008: 1034) adalah contoh, pola, acuan, ragam, macam dan sebagainya, barang tiruan yang kecil dan tepat sekali seperti yang ditiru. Menurut Sri Anitah (2009:45) model memiliki arti suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Agus Suprijono (2010:45) mengatakan bahwa model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Adapun pembelajaran menurut Hamalik (1995:57) berpendapat pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Hamruni (2009:45),mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya
sendiri
(self
regulated).
Agus
Suprijono
(2010:13)
berpendapat pembelajaran adalalah proses, cara, perbuatan mempelajari. Istilah model pembelajaran dikatakan oleh Hamruni (2009:5) yaitu mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
sintaksnya,
lingkungan,
dan
sistem
pengelolaannya,
sehingga
model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode atau prosedur. Sedangkan Trianto (2007:1) berpendapat model pembelajaran merupkan suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam tutorial. Senada dengan pendapat di atas, Agus Suprijono (2010:46) berpendapat model pembelajaran ialah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan penglaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran menurut Joice dan Weil dalam Isjoni (2010:73) adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Dalam penerapan model pembelajaran ini harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan kegiatan belajar, berpikir dan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif cooperative yang artinya mengerjakan ssuat secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Slavin (2010:4), pembelajaran kooperatif merujuk kepada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Selanjutnya Anita Lie dalam Isjoni dan Ismail (2008:150), menyebutkan pembelajaran kooperatif yaitu kelompok pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugasan yang terstruktur. Melalui kerja sama akan dibuat keputusan oleh para siswa secara bersama-sama. Senada dengan hal di atas Davidson dan Warsham dalam Isjoni (2010:28) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
mengajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai pengalaman belajar yang berkelompok pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Sedangkan George M Jacobs
dalam http://www.georgejacobs.net
diunduh tanggal 25 April 3011 menyatakan bahwa C ooperative learning (C ) can L be defined as "concepts and techniq ues for helping students learn together Artinya yaitu pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai konsep dan teknik untuk membantu siswa belajar bersama. Senada dengan di atas Kevin Olivier (2009:1) a number of strategies hwereby students help one another acq uire course content. Artinya kurang lebih salah satu strategi dimana siswa saling membantu satu sama lain guna mencapai tujuan yang diinginkan. Johnson dalam Isjoni (2010 : 22) mengemukakan C ooperative means w orking together to accomplish shared goals. iW thin cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups members. C ooperative learning is the intructional use of small group that allow s students w ork together to maximize their ow n and each other as learning. Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran
kooperatif
adalah
pemanfaatan
kelompok
kecil
untuk
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Agus Suprijono (2010:54) mengatakan pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Sugiyanto (2009:36) juga ikut mengemukakan pendapatnya, pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama memaksimalkan konisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Selain beberapa pendapat di atas, Rusman (2010:202) pembelajaran kooperatif (C ooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang beresifat heterogen. Dari beberapa pendapat di atas dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran harus menekankan kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Model pembelajaran kooperatif memiliki enam fase, yaitu Fase-fase Fase 1: Menyampaikan
Perilaku guru Guru
tujuan
memotivasi peserta didik
menyampaikan
semua
tujuan
dan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2:
Guru menyampaikan
informasi kepada
Menyajikan informasi
siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3:
Guru menjelaskan kepada pesrta didik
Mengorganisir peserta didik ke bagaimana caranya membentuk kelompok kelompok kooperatif
belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi yang efisien
Fase 4:
Guru membimbing kelompok-kelompok
Membimbing kelompok kerja dan belajar pada saat mengerjakan tugas belajar
mereka
Fase 5:
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
mengevaluasi
materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6:
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
Memberikan penghargaan
baik upaya maupun hasil belajar individu atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Tabel 1. Fase pembelajaran kooperatif Ibrahim, dkk dalam Trianto (2009:67) a. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Menurut Riyanto (2010:266), ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1) Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, rendah. 2) Siswa dalam kelompok sehidup semati. 3) Siswa melihat semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. 4) Membagi tugas dan tanggung jawab sama. 5) Akan dievaluasi untuk semua. 6) Berbagi kepemimipinan dan keterampilan untuk bekerja bersama. 7) Diminta mempertanggungjawabkan individual materi yang ditangani. Hal yang hampir sama dikatakan Rusman (2010:207) bahwa ciri-ciri pembelajaran koooperatif diantaranya sebagai berikut: 1) Pembelajaran secara tim 2) Didasarakan pada manajemen kooperatif 3) Kemauan untuk bekerja sama 4) Keterampilan bekerja sama Pendapat yang hampir sama dikatakan oleh Winastwaman (2010:60) yang mengatakan pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa ciri, antara lain: 1) Ketrampilan sosial Ketrampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi dalam kelompok untuk mencapai dan menguasai konsep yang diberikan guru 2) Interaksi tatap muka Setiap individu akan berinteraksi secara bersemuka dalam kelompok. 3) Pelajar harus saling bergantung positif 4) Setiap siswa harus melaksanakan tugas masing-masing yang diberikan untuk menyelesaikan tugas dalam kelompok itu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Melengkapi pendapat para ahli di atas, Sugiyanto (2009:40) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif diantaranya: 1) Saling ketergantungan positif 2) Interaksi tatap muka 3) Akuntabilitas individual 4) Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi. Selanjutnya Sri Anitah (2009:47) menyebutkan dalam pembelajaran kooperatif itu terdapat ketergantungan positif. Ketergantungan dibantu dengan cara memberi peran khusus anggota sebagai: pengamat, pengklarifikasi, perekam dan pendorong. Memecah tugas menjadi sub-sub tugas untuk mencapai keberhasilan tugas. Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah ketergantungan positif, interaksi tatap muka, ketrampilan sosial, akuntabilitas individual, Pembelajaran secara tim, dan ketrampilan bekerja sama. b.
Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al. (2000) dalam (Isjoni, 2009: 39) yaitu: 1) Hasil Belajar Akademik Dalam pembelajaran kooperatif mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki hasil belajar siswa atau tugas-tugas akademis penting lainya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model telah menunjukan, modal stuktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. 2)
Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuanya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa dari berbagai latarbelakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui sruktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. Dalam fasilitator.
pembelajaran
Guru
kooperatif
bertanggung
jawab
guru
berperan
untuk
sebagai
mengembangkan
kemampuan siswa, karena itu perbedaan-perbedaan yang ada di dalam kelas diusahakan tidak menghambat dalam mewujudkan interaksi sosial yang efektif diantara siswa. Hubungan persahabatan antara beberapa orang siswa dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar. (Isjoni, 2009: 41) 3) Pengembangan Ketrampilan Sosial Tujuan
penting
ketiga
pembelajaran
kooperatif
adalah
mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerjasama dan kolaborasi. Ketrampilan ini amat penting dimiliki siswa sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara, karena mengingat kenyataan yang dialami bangsa ini dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin kompleks, serta tantangan bagi para peserta didik supaya mampu dalam menghadapi persaingan global dan memenangkan persaingan tersebut. Sependapat dengan di atas Riyanto (2010:267), pembelajaran kooperatif memiliki tujuan untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill. Selain pendapat
di
atas,
Ibrahim,
dkk
dalam
Holil
(2007:
http://
anwarholil.blogspot.com) diunduh tanggal 18 Januari 2011 mengatakan tujuan pembelajaran kooperatif bukan hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
berfungsi melancarkan hubungan kerja dan tugas. Keterampilan- keterampilan itu antara lain: 1) Keterampilan-keterampilan Sosial Keterampilan sosial melibatkan perilaku yang menjadikan hubungan sosial berhasil dan memungkinkan seseorang bekerja secara efektif dengan orang lain. 2) Keterampilan Berbagi Banyak siswa mengalami kesulitan berbagi waktu dan bahan. Komplikasi ini dapat mendatangkan masalah pengelolaan yang serius selama
pelajaran
pembelajaran
kooperatif.
Siswa-siswa
yang
mendominasi sering dilakukan secara sadar dan tidak memahami akibat perilaku mereka terhadap siswa lain atau terhadap kelompok mereka. 3) Keterampilan Berperan Serta Sementara
ada
sejumlah
siswa
mendominasi
kegiatan
kelompok, siswa lain tidak mau atau tidak dapat berperan serta. Terkadang siswa yang menghindari kerja kelompok karena malu. Siswa yang tersisih adalah jenis lain siswa yang mengalami kesulitan berperan serta dalam kegiatan kelompok. 4) Keterampilan-keterampilan Komunikasi Kelompok pembelajaran kooperatif tidak dapat berfungsi secara
efektif
apabila
kerja
kelompok
itu
ditandai
dengan
miskomunikasi. Empat keterampilan komunikasi, mengulang dengan kalimat sendiri, memberikan perilaku, memberikan perasaan, dan mengecek kesan adalah penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa untuk memudahkan komunikasi di dalam seting kelompok.
5) Keterampilan-keterampilan Kelompok Kebanyakan orang telah mengalami bekerja dalam kelompok di mana anggota-anggota secara individu merupakan orang yang baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
dan memiliki keterampilan sosial. Sebelum siswa dapat belajar secara efektif di dalam kelompok pembelajaran kooperatif, mereka harus belajar tentang memahami satu sama lain dan satu sama lain menghormati perbedaan mereka. Selain pendapat di atas, Isjoni (2010:21) mengemukakan bahwa tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama-sama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapatnya secara kelompok. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus ketrampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif membangun ketrampilan siswa dari berbagai aspek. Selain memiliki tujuan di atas, pembelajaran kooperatif juga memilki manfaat yang banyak. Manfaat pambelajaran kooperatif menurut Sri Anitah,dkk (2008:3.4), yaitu: meningkatkan pengetahuan anggota kelompok, memecahkan masalah bersama, memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat, memupuk rasa tanggung jawab individu, dan setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung jawab. Hal senada juga diungkapkan agus Suprijono (2010:58) bahwa model pembelajaran kooperatif akan dapat bermanfaat menumbuhkan pembelajaran efektif. Sealin pendapat para ahli di atas, manfaat pembelajaran kooperatif juga disampaikan oleh Kagan dalam Winastawan Gora (2010:60), di antaranya sebagai berikut: 1) Dapat meningkatkan pencapaian dan kemahiran kognitif siswa 2) Dapat meningkatkan kemahiran sosial dan memperbaiki hubungan sosial 3) Dapat meningkatkan ketrampilan kepemimpinan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
4) Dapat meningkatkan percaya diri 5) Dapat meningkatkan kemahiran teknologi Selain pendapat para ahli di atas Isjoni (2010:23) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif memilki beberpa manfaat yaitu memungkinkan siswa dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bias melatih siswa memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir maupun keterampilan social. Jadi
dapat
dikatakan
pembelajaran
kooperatif
bermanfaat
untuk
membelajarkan kecakapan akademik sekaligus keterampilan social. Yang termasuk dalam kecakapan akademik adalah meningkatkan pencapaian dan kemahiran kognitif siswa dan meningkatkan kemahiran teknologi. Kemudian ketrampilan sosial meliputi hubungan sosial, ketrampilan kepemimpinan, percaya diri dan lain-lain. c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif 1) Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Bila dibandingkan dengan pembelajaran yang masih bersifat konvensional, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kekelebihan. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Stahl dalam Isjoni (2010:35-36) mengemukakan, melalui model pembelajaran kooperatif siswa dapat memperoleh pengetahuan, kecakapan sebagai pertimbangan untuk berpikir dan menentukan serta berbuat dan berpartisipasi sosial. Selanjutnya Hamruni (2009:170) mengatakan, kelebihan pembelajaran kooperatif antara lain: a) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru sebaliknya dapat menambah kemampuan berpikir sendiri dan menemukan informasi sendiri. b) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide dengan katakata (verbal). c) Menumbuhkan sikap respek pada orang lain, menyadari segala keterbatasannya dan menerima perbedaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
d) Membantu memperdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab. e) Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial. f) Mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahaman siswa sendiri. g) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi. h) Meningkatkan motivasi belajar. Selain pendapat dari beberapa ahli di atas, Sugiyanto (2009:43) menyebutkan kelebihan pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial b) Memungkinkan siswa belajar tentang sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial dan pandanngan-pandangan c) Memudahkan siswa beradaptasi d) Memungkinkan terbentuknya nilai sosial dan komitmen e) Mereduksi sifat egois f) Membangun persahabatan yang kekal g) Berbagi ketrampilan sosial h) Meningkatkan percaya diri i) Meningkatkankemampuan memandang masalah dari berbagai perspektif j) Meningkatkan rasa menghargai orang lain k) Berteman tanpa memandang perbedaan Pendapat dari Sugiyanto di atas lebih condong mengenai ketrampilan sosial. Aspek akademiknya sendiri tidak dikemukaan. Jadi dapat dikatakan bahwa kelebihan dari pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan prestasi akademik, mengembangkan ketrampilan sosial, mengembangkan toleransi dan tanggung jawab, melatih percaya diri dan meningkatkan motivasi belajar. 2) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Isjoni
(2010:36)
mengungkapkan
kelemahan
pembelajaran
kooperatif diantaranya yaitu a) lebih memerlukan banyak tenaga, pemikaran dan waktu, b) dibutuhkan alat, fasilitas dan biaya yang lebih banyak, c) topik yang dibahas bisa meluas. Sedangkan Hamruni (2009:170) menyebutkan kelemahan dalam pembelajaran kooperatif antara lain: a) Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
b) Dibutuhkan
waktu yang lama untuk mengembangkan
kesadaran berkelompok. c) Tidak semua aspek dapat dilakukan dengan kerja kelompok. Maka dapat disimpulkan kelemahan pembelajaran kooperatif adalah a) lebih memerlukan banyak tenaga, pemikaran dan waktu, b) dibutuhkan alat, fasilitas dan biaya yang lebih banyak, c) topik yang dibahas bisa meluas, d) Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok, e) Tidak semua aspek dapat dilakukan dengan kerja kelompok. d. Macam macam Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tipe pembelajaran model kooperatif, yaitu di antaranya: a) Jigsaw pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Seringkali jigsaw disebut dengan kelompok ahli. b) Student Team Achievement Division ( STAD ) Merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yaitu pendekatan dengan pembagian siswa melalui kelompok
kelompok untuk
belajar bersama. c) Group Investigation Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengolahan data penyajian data hasil investigasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward. d) Metode TAI ( Team assisted Individualization ) Merupakan metode pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang diterapkan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. e) Metode N umbered Head Together Pembelajaran NHT diawali dengan membagi kelas dalam kelompokkelompok kecil. Kemudian guru memberi pertanyaan pada masing-masing kelompok. pada saat ini siswa berdiskusi (heads together). Selanjutnya guru memnggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok dan mereka menjawab pertanyaan tersebut. f)
Metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) yang menjadi kajian dalam penelitian ini dan akan dibahas lebih jauh.
e. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Penulis memilih salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dari berbagai macam pembelajaran kooperatif, yaitu pembelajaran kooperatif tipe TGT. Isjoni (2010:83-84) mengatakan TGT adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang heterogen. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok. Selanjutnya, diadakan permainan akademik atau disebut dengan turnamen. Sependapat dengan di atas Rusman (2010:224) TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menmpatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan lima sampai enam orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan ras yang berbeda. Sedangkan menurut Slavin (2010:166), Teams Games Tournament dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Metode Teams Games Tourenament merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Hopkins. Berikut deskripsi dari komponen komponen Teams Games Tournament: 1) Game Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari presentasi kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja turnamen dengan tiga orang siswa, yang masing-masing dari tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan seyang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut 2) Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur berlangsungnya game. Turnamen dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok. pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa yang untuk berada pada meja turnamen tertntu. Tiga siswa berprestasi tinggi pada meja pertama. Tiga berikutnya pada meja 2, begitu seterusnya. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen akhir. Pemenang dari tiap meja naik pangkat ke meja berikutnya yang lebih tinggi. Skor tertinggi kedua tetap tinggal di meja yang sama sedangkan skor terendah diturunkan ke meja lebih rendah. 3) Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwasemua anggota tim benar-benar belajar dan mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan tugas dengan baik. Maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Teams Games Tournament adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-6 orang siswa yang heterogen. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok (teams). Selanjutnya, diadakan permainan akademik (games) atau disebut dengan turnamen. f. Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Menurut Saco (2006) dalam Suhadi (2008:http://suhadinet. wordpress. com/) diunduh tanggal 24 Januari 2011, dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka). Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan
yang
sesuai
dengan
angka
tersebut.
Turnamen
harus
memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran. Selanjutnya Slavin dalam Riyanto (2010:268-270) berpendapat bahwa di dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan langkah-langkah persis sama dengan STAD. Hanya saja dilakukan modifikasi pada evaluasi dilakukan menggunakan turnamen. Sehingga langkah pembelajarannya menjadi sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain). 2) Guru menyajikan pelajaran. 3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota kelompok lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4) Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5) Memberi evaluasi dalam bentuk turnamen. 6) Kesimpulan. Isjoni (2010:85) menjelaskan permainan turnamen TGT langkah pertama yaitu setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal membacakan soal sesuai nomor pemain sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri. Setelah waktu untuk mengerjakan selesai maka pemain akan membacakan hasil pekerjaan yang akan ditanggapi oleh penantang. Setelah itu pembaca soal akan membaca kunci jawaban kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali menjawab benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai kartu soal habis. Permainan dapat dilakukan berulang kali dengan syarat setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang dan pembaca soal. Pembaca soal hanya bertugas membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Apabila permainan sudah selesai, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang disediakan. Masing-masing pemain kembali ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
kelompoknya dan melaporkan poin pada ketua kelompok. Selanjutnya masingmasing kelompok menjumlahkan seluruh poinnya. TEAM A A-1
A-2
A-3
A-4
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Meja Turnamen
Meja Turnamen
Meja Turnamen
Meja Turnamen
1
2
3
4
B-1
B-2
B-3
B-4
C-1
C-2
C-3
C-4
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
TEAM B
TEAM C
Bagan 1. Bagan penempatan pada meja turnamen ( Yatim Riyanto , 2010:270 ) Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan
yang
sesuai
dengan
angka
tersebut.
Turnamen
harus
memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran. Slavin dalam Rusman (2010:225) mengatakan pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan(tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Sependapat dengan di atas, Sri Anitah (2009:48) menjelaskan bahwa langkahlangkah pembelajaran TGT adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi masalah. 2) Pembahasan masalah dalam kelompok 3) Presentasi hasil bahasan kelompok 4) Kuis 5) Penguatan atau penghargaan.
2. Hakikat Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia a. Hakikat Pemahaman Konsep Menurut KBBI, paham berarti mengerti benar, sedangkan pemahaman memiliki arti proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan.
Sedangkan
Daryanto
(2005:92)
mengatakan
Pemahaman yaitu memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan halhal lain. Selanjutnya Tim SBM PGSD (2007 : 35) mengungkapkan perilaku
yang
tergolong
ke
dalam
kategori
kemampuan
pemahaman dapat dijabarkan ke dalam kata kerja operasional yang mencerminkan hasil belajar untuk tingkat kemampuan pemahaman diantarannya adalah membedakan, mengubah, mempersiapkan, menanyakan, mengatur, menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberi contoh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Maka dari itu diperlukan adanya hubungan antara konsep dan makna yang ada dalam konsep tersebut. Nana Sudjana (2009:24) berpendapat ada tiga kategori pemahaman yang berlaku untuk umum, yaitu (1) pemahaman terjemahan,
yakni
kesanggupan
memahami
makna
yang
terkandung di dalamnya, (2) pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok, (3) pemahaman ekstrapolasi, yaitu kemampuan memahami dibalik yang tertulis dan meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan. Benyamin Bloom dalam Harsanto (2009:90), mengungkapkan bahwa dalam tingkat berpikir pemahaman, siswa harus mengubah informasi yang diterima menjadi suatu pengertian atau konsep. Selanjutnya menurut Moore dalam Tim IPS PGSD UNS (2003:2), definisi konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran yang berupa suatu pemikiran,
ide
atau
gagasan.
Sedangkan
Sofa
dalam
http://massofa.wordpress.com/2007/12//konsep-dasar-ilmu-sosial diunduh tanggal 28 April 2011 konsep adalah pengertian yang tergambar dalam pikiran yang menceritakan suatu benda atau suatu gagasan baik konkrit atau abstrak. Selanjutnya pendapat Winkel dalam Riyanto (2010:54), konsep adalah satuan arti yang mewakili ciri-ciri yang sama. Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar dengan pemahaman. Parker dalam S.P Taneo (2009:1.18) mendefinisikan konsep sebagai suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya. Dalam definisi menurut parker tersebut tersirat bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berpikir, yaitu menyadari contoh-contoh konsep. Agus Suprijono (201:25) pemahaman konsep adalah tindakan memahami kategori atau konsep-konsep yang sudah ada sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah proses mengubah informasi yang berupa data atau fakta yang diterimanya agar siswa lebih mengerti sesuatu yang tersimpan dalam pikirannya, sebagai alat untuk berpikir.
b. Pengertian IPS Menurut Silvester Petrus Taneo (2009:1.14) mengatakan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Sedangkan Sumantri dalam Hidayati,dkk (2008:1.3), menyatakan bahwa IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan subdisiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan. Hal senada di ungkapkan oleh Sofa dalam http://massofa.wordpress.com/2007/12/21/hakekat-ipssebagai-program-studi/ di unduh tanggal 28 april 2011
IPS
merupakan mata pelajaraan atau mata kuliah yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora. IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu Http://pustaka.ut.ac.id/ di unduh tanggal 28 April 2011. Sependapat dengan para ahli di atas Jarolimek dalam S.P Taneo (2009:1.14) the social studies as a part of elementary School curriculum draw subject matter conten from social science, history,
sociology,
polotical
science,
social
psychology,
philoshopy, anthropology, and ekonomic. Artinya kurang lebih adalah IPS merupakan bagian dari kurikukulum sekolah dasar yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
di dalamnya terdiri dari ilmu sosial, sejarah, sisiologi, ilmu politik, psikologi sosial, filosofi, antropologi, dan ekonomi. Dengan demikian IPS itu sebenarnya adalah perpaduan dari berbagai ilmuilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya. Ilmu sosial dipergunakan untuk melakukan pemecahan sosial yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS. Pendidikan IPS diperlukan untuk mengenalkan siswa dengan masyarakat dan lingkungannya. Dengan pembelajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak
secara
rasional
dan
bertanggung
jawab
dalam
memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya. Menurut Hidayati,dkk (2009:4.6), dengan mengkorelasikan bahan pengajaran yang diambil dari permasalahan yang terjadi di masyarakat dengan materi yang ada pada kurikulum, diharapkan IPS menarik perhatian siswa. Hal ini dikarenakan belajar IPS tidak hanya berupa hafalan dari buku, tetapi langsung memecahkan persoalan sosial yang sedang dihadapi siswa di lingkungannya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai masalah sosial di masyarakat dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan dari bahan kajian IPS yang meliputi ekonomi, geografi,sosial, antropologi, tata negara, dan sejarah yang merupakan perwujudan dari suatu pendekatan inter-disipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. Ilmu sosial dipergunakan untuk melakukan
pemecahan
sosial
pembelajaran IPS.
c. Tujuan IPS
commit to user
yang
dilaksanakan
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang jelas, tegas terarah, barulah pendidik dapat menentukan usaha apa yang akan dilakukannya dan bahan pelajaran apa yang sebaiknya diberikan pada anak didiknya. Oemar Hamalik dalam Hidayati,dkk (2009:1.24),
merumuskan
bahwa
tujuan
pendidikan
IPS
berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu: (a) pengetahuan dan pemahaman, (b) sikap hidup belajar, (c) nilai-nilai sosial dan sikap, serta (d) keterampilan. Sedangkan hasil penelitian Aqib dalam Aqib (2009:133), IPS di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memilki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan dan paedagogis yang berkaitan dengan masyarakat. 2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inquiri, memecahkan masalah dan ketrampilan sosial. 3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilainilai sosial 4) Meningkatkan kemampuan bekerjsama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. (Depdiknas, 2008:24) Alasan mempelajari IPS untuk pendidikan dasar dan menengah di antaranya adalah sebagai berikut: 1). Agar siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimilki menjadi lebih bermakna. 2). Agar siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab 3). Agar siswa dapat mempertinggi toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia. S.P. Taneo (2009:1.13)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Jadi dapat disimpulkan tujuan IPS adalah 1). Agar siswa dapat
mensistematisasikan
bahan,
informasi,
dan
atau
kemampuan yang telah dimilki menjadi lebih bermakna. 2). Agar siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab 3). Agar siswa dapat mempertinggi toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia.
d. Materi IPS Pelajaran IPS merupakan perpaduan dari berbagai ilmuilmu sosial yang di dalamnya terdiri dari ilmu sosial, sejarah, sosiologi, ilmu politik, psikologi sosial, filosofi, antropologi, dan ekonomi. Materi IPS terdiri dari berbagai macam . Menurut Mulyono Tjokrodikaryo dalam Hidayati, dkk (2008: 1.26) dari segi materi, ada 5 macam sumber materi IPS antara lain: (1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya; (2) Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi; (3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh; (4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar. (5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga Dengan begitu dapat dikatakan bahwa pelajaran IPS merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kita mulai dari manusia dengan permasalahannya, kegiatan manusia, budaya, linkungan geografi, dan kehidupan masa lampau.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Maka dari itu IPS merupakan pelajaran yang penting Salah satu yang perlu diperhatikan adalah pelajaran IPS pada tingkat Sekolah Dasar. Selanjutnya kelas 5 sekolah dasar juga diberikan pelajaran IPS yang berisi berbagai macam materi. Diantaranya dari semester 1 yaitu 1) Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam, 2) Tokoh-tokoh Sejarah Hindu-Buddha dan Islam, 3) Keragaman Kenampakan dan Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia, 4) Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia, 5) Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia. Sedangkan pada semester 2 yaiu 1) Perjuangan Melawan Penjajahan, 2) Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia, 3) Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 4)Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Dari berbagai macam materi kelas lima, materi semester dua akan dikaji lebih jauh khususnya pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Yang dipelajari dalam materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalah peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Tokoh-tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
e. Materi Proklamasi Kemedekaan Indonesia 1) Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. a) Pertemuan di Dalat Pada
tanggal
12
Agustus
1945
tiga
tokoh
pergerakan nasional, yaitu Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Sukarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi undangan Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan). Jenderal Terauchi adalah Panglima tentara Jepang di Asia Tenggara. Dalam pertemuan itu, Jenderal Terauchi mengatakan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan itu diambil setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Jepang. Bom atom pertama dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945. Bom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibatnya, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. b) Menanggapi berita kekalahan Jepang Berita tentang kekalahan itu sangat dirahasiakan oleh Jepang. Semua radio disegel oleh pemerintah Jepang. Namun demikian, ada juga tokoh-tokoh pergerakan yang dengan sembunyi-sembunyi mendengar berita tentang kekalahan Jepang tersebut. Di antaranya adalah Sutan Syahrir. Pada tanggal 14 Agustus 1945 sore, Sutan Syahrir sudah menunggu kedatangan Mohammad Hatta dari Dalat. Syahrir mendesak agar proklamasi jangan dilakukan oleh PPKI. Menurut Syahrir, Negara Indonesia yang lahir dengan cara demikian akan dicap oleh Sekutu sebagai negara
buatan
Jepang.
Syahrir
mengusulkan
agar
proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh Bung Karno saja sebagai pemimpin rakyat, atas nama rakyat lewat siaran radio. c) Peristiwa Rengasdengklok Setelah mengetahui pendirian golongan tua, golongan muda mengadakan rapat lagi menjelang pukul 24.00. Mereka melakukan rapat di Asrama Baperpi, Cikini 71, Jakarta. Rapat tersebut selain dihadiri mereka yang mengikuti rapat di Pegangsaan Timur, juga dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dr. Muwardi, dan Sodancho Singgih. Dalam rapat itu diputuskan untuk mengungsikan Sukarno dan Hatta menjauhkan kedua pemimpin nasional itu dari pengaruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Jepang. Untuk menghindari kecurigaan dan tindakan yang dapat diambil oleh tentara Jepang, rencana itu diserahkan kepada Sodancho Singgih. Rencana itu berhasil dengan baik berkat dukungan Cudanco Latief Hendraningrat, berupa perlengkapan tentara Peta. Pagi-pagi buta sekitar pukul 04.00, tanggal 16 Agustus 1945, Sukarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok. Sehari penuh kedua pemimpin di Rengasdengklok. Selain untuk menjauhkan Sukarno-Hatta
dari
pengaruh
Jepang,
para
pemuda
bermaksud memaksa mereka agar segera memproklamasi kemerdekaan lepas dari segala sesuatu yang berkaitan dengan Jepang. Ternyata kedua tokoh ini cukup berwibawa. Para pemuda pun segan untuk mendesak mereka. Namun, Sodancho Singgih memberikan keterangan bahwa dalam pembicaraan berdua dengan Bung Karno, Bung Karno menyatakan bersedia melaksanakan proklamasi segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan hal itu, siang itu juga Singgih kembali ke Jakarta. Ia menyampaikan rencana Proklamasi kepada para pemimpin pemuda di Jakarta. Sementara itu, di Jakarta, golongan tua dan golongan muda sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jakarta. Golongan tua diwakili Mr. Ahmad Subarjo dan golongan muda yang diwakili Wikana. Laksamana Maeda, bersedia menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Maeda adalah seorang Perwira penghubung Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto, dari pihak
Pemuda
Rengasdengklok
mengantar pada
Ahmad
hari itu
juga.
Subarjo
ke
Mereka akan
menjemput Sukarno-Hatta. Semula para pemuda tidak mau melepas Sukarno-Hatta. Ahmad Subarjo memberi jaminan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus keesokan harinya, selambat-lambatnya pukul 12.00. Bila hal tersebut tidak terjadi, Ahmad Subarjo rela mempertaruhkan nyawanya. Dengan jaminan itu, komandan kompi Peta setempat, Cudanco Subeno, bersedia melepaskan Sukarno-Hatta kembali ke Jakarta.
d) Perumusan teks proklamasi Sesampai
di
Jakarta
Sukarno-Hatta
bersama
Laksamana Maeda menemui Mayjen Nishimura untuk berunding. Nishimura tidak mengizinkan proklamasi kemerdekaan.
Kemudian,
mereka
menuju
rumah
Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Di tempat inilah naskah proklamasi dirumuskan. Para pemuka Indonesia yang hadir berkumpul dalam dua ruangan, ruang makan dan serambi depan. Perumusan teks proklamasi dilakukan di dalam ruang makan oleh Sukarno, Hatta, dan Mr.
Ahmad
Soebardjo.
Sukarno
menulis
rumusan
proklamasi tersebut.
e) Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi banyak orang berkumpul di kediaman Sukarno. Sekitar pukul 10.00, Ir. Sukarno
didampingi
Drs.
Mohammad
Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Berikut ini teks proklamasi kemerdekaan:
Proklamasi Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
Indonesia.
commit to user
Hal-hal
yang
mengenai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
pemindahan kekusaan d.l.l., diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkatsingkatnya.
Atas
nama
Bangsa
Indonesia Sukarno/Hatta
2) Tokoh-tokoh
Penting
dalam
Peristiwa
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia Ada banyak tokoh yang turut terlibat dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa proklamasi dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan tua dan golongan muda. Kedua golongan ini sama-sama berjuang agar Indonesia segera merdeka. Setelah kita mengetahui riwayat hidup para tokoh tersebut, kita bisa meneladani hal-hal positif yang telah mereka lakukan. Selanjutnya, mari kita bahas beberapa tokoh penting yang berperan dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. a) Ir. Sukarno (1901-1970) Sukarno adalah tokoh sangat penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai pemimpin Indonesia yang menonjol waktu itu, Bung Karno dipilih menjadi ketua PPKI. Sebagai Ketua PPKI, beliau menemui penguasa Jepang di Indonesia, yaitu Mayjen Nishimura. Mereka membicarakan kemerdekaan Indonesia. Beliau dan para pemimpin yang lain tetap melanjutkan tekad memproklamasikan kemerdekaan meskipun tanpa persetujuan penguasa Jepang. Bung Karno bersama dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Bung Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan naskah Proklamasi. Bahkan rumusan awal naskah proklamasi adalah tulisan tangan Bung Karno. Peran Bung Karno yang sangat menonjol adalah bersama Bung Hatta bertindak sebagai Proklamator. Bung Karno lah yang akhirnya dengan
penuh
keberanian
dan
kekhidmatan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. b) Drs. Mohammad Hatta Peran Drs. Mohammad Hatta dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan sangat penting. Waktu itu, Bung Hatta dianggap sebagai pemimpin utama Bangsa Indonesia selain Bung Karno. Karena peran beliau, pendapat golongan tua dan golongan muda bisa dipertemukan. Beliau berdialog
dengan
golongan
muda
tentang
cara
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. c) Ahmad Subarjo, Ahmad Subarjo adalah Penasihat PPKI. Peran penting
Subarjo adalah turut merumuskan naskah
Proklamasi Kemerdekaan. Bersama Bung Karno dan Bung Hatta, Beliau merumuskan naskah Proklamasi. d) Ibu Fatmawati Sebagai istri pemimpin Bangsa Indonesia, Fatmawati turut mendampingi Bung Karno. Beliau menjahit Bendera Pusaka, Merah Putih. Beliau menjahit Bendera Pusaka ini pada bulan Oktober 1944. Bendera ini
dikibarkan
setelah
Bung
Karno
membaca
Proklamasi. e) Sutan Syahrir Sutan Syahrir adalah tokoh politik, pejuang kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI. Syahrir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
adalah salah satu tokoh yang paling awal mengetahui berita Jepang menyerah kepada Sekutu. Setelah beliau mengetahui berita tersebut beliau mendesak SukarnoHatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di luar rapat PPKI. f) Laksamana Takasi Maeda Laksamana penghubung
Maeda
Jepang.
adalah
Beliau
seorang
perwira
mendukung
gerakan
kemerdekaan Indonesia. Beliau menjamin keselamatan perencanaan proklamasi. Perumusan teks Proklamasi dilakukan di rumah beliau.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya: 1. Penelitian dari Indrayati yang berjudul peningkatkan hasil belajar IPS tentang Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa
Serta
kooperatif
Budaya
melalui penerapan
pembelajaran
learning model Team Games Tournament bagi
siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari 1 Surakarta. Penelitian ini berbentuk PTK dan dilaksanakan pada tahun 2008. Dari hasil penelitian tersebut telah disimpulkan bahwa hasil belajar IPS tentang Keragaman Kenampakan Alam Dan Suku Bangsa Serta Budaya melalui penerapan pembelajaran
kooperatif
learning model Team Games Tournament bagi siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari 1 Surakarta mengalami peningkatan. Tujuan pembelajaran dapat tercapai telah tercapai. Terbukti dengan nilai rata-rata kelas 65,36 pada siklus pertama menjadi 77,48 pada siklus kedua. Penelitian ini memiliki persamaan pada variabelnya yaitu penggunaan kooperatif lerning model Teams Games Tournament. Selain itu persamaan lainnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
adalah sama-sama pelajaran IPS kelas V akan tetapi beda materinya. Penelitian dari Indrayati menggunakan variabel hasil
belajar
sedangkan
penelitian
ini
menggunakan
pemahaman konsep 2. Penelitian dari Maria Yosiana Dwi Anggraeni dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Teams Games Tournament) untuk Meningkatkan Motivasi, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Malang. Penelitian berbentuk skripsi yang dilakukan pada tahun 2009Dari
hasil
penelitian
tersebut
disimpulkan
bahwa
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Teams Games Tournament) dapat Meningkatkan Motivasi, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif model TGT hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, dari yang kurang baik menjadi baik. Terbukti dengan prestasi rata-rata kelas 67,71 pada siklus 1 dan prestasi rata-rata kelas 79,76 pada siklus 2. Selanjutnya dari hasil observasi didapatkan kesimpulan bahwa motivasi dan aktivitas siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Penelitian ini memiliki persamaan pada variabelnya yaitu penggunaan
kooperatif
lerning
model
Teams
games
tournament. Sedangkan perbedaannya adalalah penelitian dari Maria Yosiana Dwi Anggraeni meneliti tentang motivasi, aktivitas dan hasil belajar. Selain itu penelian Maria Yosiana Dwi Anggraeni dilakukan pada kelas X SMA Negeri 9 Malang. 3. Penelitian dari Kemampuan Berbicara dengan Pembelajaran Kooperatif Model TGT pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kec. Penelitian ini berbentuk skripsi yang dilakukan pada tahun 2009. Berdasarkan hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
penelitian tindakan kelas menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif model TGT mampu meningkatkan kemampuan berbicara
siswa.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
penggunaan pembelajaran kooperatif model TGT hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, dari yang kurang baik menjadi baik. Secara berturut-turut (berdasar siklus I, II, dan III) hasil belajar kemampuan berbicara kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen dengan rata-rata prestasi kelas sebesar 64,3 pada siklus I, siklus II sebesar 65,8. Penelitian ini juga terdapat persamaannya taitu penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT, perbedannya penelitian dari Sumarni meneliti tentang kemempuan berbicara.
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Pada kondisi awal, pemahaman konsep materi pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 1 Brujul, Jaten, Karanganyar dapa dikatakan belum maksimal, terbukti dari 45,83% siswa yang dapat mencapai KKM yang ditentukan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah suasana pembelajaran yang menarik sehingga siswa mudah merasa bosan dan belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Maka dari itu, dibutuhkan adanya suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pelajaran IPS. Diantara berbagai model dalam pembelajaran, model kooperatif tipe Teams Games Tournament adalah model yang diharapkan dapat membantu
meningkatkan
pemahaman
konsep
siswa,
khususnya
pemahaman konsep pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Melalui kolaborasi antara peneliti dan guru kelas, model kooperatif tipe Teams Games Tournament akan diterapkan dengan menggunakan Siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
dan Siklus II yang melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I memiliki indikator ketercapaian 70% dan siklus II ditingkatkan menjadi 80%. Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul, Jaten, Karanganyar. Secara Skematis uraian digambarkan kerangka pemikirannya sebagai berikut:
Kondisi awal
Tindakan
Guru belum menggunakan kooperatif learning tipe TGT dalam pembelajaran IPS materi proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT
Pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rendah SIKLUS I: Konseptual
Penjelasan dan pemberian contoh pelaksanaan team games turnament
SIKLUS 2: Konseptual dan implementasi Penjelasan dan penerapan permaianan (games tournament)
Kondisi akhir
Melalui model TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Gambar 3. Skema kerangka berpikir D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: Penggunaan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Teams
Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul Tahun Ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri 1 Brujul Semester Genap Tahun ajaran 2010/2011. Alasan pemilihan tempat tersebut adalah 1) peneliti sudah cukup mengenal dan berhubungan baik dengan sekolah tersebut, 2) sekolah tersebut masih jarang diadakan penelitian yang serupa, hingga terhindar penelitian ulang, 3) lokasi sekolah pernah digunakan peneliti untuk kegiatan PPL 2.Waktu Penelitian Pada penelitian ini waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap, secara garis besarnya dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penelitian dan tahap penyelesaian. Penelitian ini di mulai dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Juni 2011.Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan JanuariMaret, sedangkan tahap penelitian dilaksanakan pada bulan Maret
April dan
selanjutnya tahap penyelesaian dilaksanakan pada bulan April-Juni. (jadwal terlampir pada halaman 180) B. Subyek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V (Lima) SD Negeri 1 Brujul tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 13 laki-laki dan 11 perempuan. C. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Dari namanya menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi Arikunto, 2008: 2). Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian dimulai dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
tersebut. Setelah itu, masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru, peserta didik, dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan samapai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi.
2. Strategi Penelitian Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan sebagai berikut: a. Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membuat skenario pembelajaran 2) Mempersiapkan instrumen penelitian 3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. 4) Mengajukan solusi alternatif. b. Tahap
pelaksanaan
tindakan
dilakukan
dengan
melaksanakan
proses
pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan. c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interprestasi ini berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada. d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai keberhasilan atau tidak. Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 133) menjelaskan bahwa refleksi (reflection) adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada peserta didik; (b) suasana kelas; dan (guru). Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent) intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.
D. Sumber Data Menurut Suharsimi (2010: 172) sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data merupakan asal data tersebut diperoleh. Suharsimi Arikunto dkk (2006:129) mengatakan data yang baik adalah data yang di ambil dari sumber yang akurat dan tepat. Macam sumber data ada dua, yaitu 1. Sumber data primer Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas V dan guru V SD N 1 Brujul tahun ajaran 2010/2011 2. Sumber data sekunder Sumber data sekunder digunakan untuk melengkapi data atau informasi yang mungkin kurang lengkap apabila hanya di dapat dari sumber primer primer saja. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu arsip atau dokumen, catatan observasi guru dan hasil nilai peserta didik.
E. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Dokumentasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Suharsimi (2010:274) menyebutkan, dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prsasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh sesuatu dengan melihat buku-buku, arsip-arsip atau catatan yang berhubungan dengan orangorang yang diteliti. Kajian dokumen antara lain dilakukan terhadap : a. Arsip : silabus IPS kelas V SD, Rencana Pelaksanaan pembelajaran b. Dokumen berupa nilai formatif untuk memperoleh data tentang pemahaman konsep materi Proklamasi Kemerdekaan siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul sebelum penggunaan metode Teams Games Tournament. c. Foto dan video pembelajaran dengan menggunakan metode Teams Games Tournament konsep materi Proklamasi Kemerdekaan siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul 2. Observasi Menurut Nana Sudjana (2009:84) observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya ataupun dalam situasi buatan. Sedangkan menurut Suharsimi dkk. (2006:127) observasi adalah kegiatan pengamatan
atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran. Pendapat lainnya diungkapkan oleh Rusman (2010:279) , observasi adalah teknik penilaian alternatif yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatansecara teliti serta mencatat secara sistematis tentang sesuatu yangterjadi pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas atau di luar kelas. Ada tiga jenis observasi yaitu observasi langsung, observasi tidak langsung, dan observasi partisipasi. Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat (guru kelas). Observasi dilakukan di kelas V SD Negeri 1 Brujul. Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas belajar IPS, siswa dan observasi guru. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini, Tujuan dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
observasi pada siswa adalah untuk mengetahui aktivitas belajar IPS siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Observasi dilakukan melalui Observasi pada saat proses belajar mengajar pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Selain observasi aktivitas siswa, dalam pelaksanaan siklus dilakukan observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dengan metode Teams Games Tournament di kelas V SD Negeri 1 Brujul oleh peneliti. Aktivitas guru yang diamati meliputi: persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran, kemampuan guru
mengelola
kelas,
kemampuan
mengelola
waktu
pembelajaran,
kemampuan memberikan apersepsi, kemampuan menyampaikan materi, kemampuan guru memberikan pertanyaan, kemampuan membimbing diskusi dan melakukan penjelasan konsep, perhatian guru terhadap siswa, kemampuan mengembangkan aplikasi, dan kemampuan menutup pelajaran. 3. Tes
mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian
(2006:59) Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk
mengukur
keterampilan,
pengetahuan,
intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini dilaksanakan tes akhir pada setiap akhir siklus. Pemberian tes pada setiap akhir siklus dimaksudkan untuk mengukur seberapa tinggi pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul setelah kegiatan pemberian tindakan. 4. Wawancara Rusman (2010:279) menjelaskan, wawancara merupakan teknik penilaian lisan yang digunakan untuk memperoleh jawaban dari seseorang. Wawancara dilakukan terhadap guru kelas V SD Negeri 1 Brujul untuk menggali informasi guna memperoleh data yang berkenaan dengan aspek aspek pembelajaran, penentuan tindakan, dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Wawancara dilakukan di awal dan akhir,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
sebelum dan sesudah menerapkan metode TGT dalam pembelajaran IPS materi susunan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
F. Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong dalam Sarwiji Suwandi (2009:60) Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi data dan triangulasi metode.
Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah: 1. Triangulasi Data Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Informasi dari narasumber yang satu dibandingkan dengan informasi dari narasumber lainnya. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu data pemahaman konsep belajar IPS siswa yang berasal dari data nilai awal, data tes siklus pertama dan data tes siklus kedua pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 2. Triangulasi Metode Triangulasi metode yaitu teknik mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti akan menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian dilakukan wawancara yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik tes dan dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. Seperti data nilai pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul yang dihasilkan dari observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. G. Teknik Analisis Data Penelitian
ini
menggunakan
model
analisis
interaktif.
Cara
menganalisisnya mengikuti pola pemikiran yang konkrit kualitatif artinya suatu analisis yang kajiannya didasarkan pada kenyataan-kenyataan empirik dan unsurunsur terkecil dari pendekatan secara mikro ke makro untuk unit kasus tertentu. Analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) Reduksi Data (Data Reduction), (2) Penyajian Data (Data Display), (3) Penarikan Kesimpulan (Verification). Miles dan Huberman dalam Suharsimi Arikunto (2006: 91) menjelaskan tiga komponen tersebut sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi yaitu proses proses pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan reduksi data mengenai kondisi siswa SD Negeri 1 Brujul kelas V, kesulitan mengajar guru kelas V SD Negeri 1 Brujul tentang pembelajaran IPS dan data nilai hasil pembelajaran IPS bab Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kelas V SD Negeri 1 Brujul. 2. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. Dalam penelitian ini, penyajian data akan dilakukan pada saat mengolah dan mengambil tindakan terhadap data yang masuk, kemudian disusun dan didisplay dalam bentuk tabel, grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian. Dalam penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Brujul, data yang disajikan meliputi data yang berasal dari nilai tes IPS siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
kelas V pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, skor observasi kegiatan guru, dan observasi aktivitas siswa. 3. Penarikan Kesimpulan (Verification) Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Simpulan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu peningkatan pemahaman konsep materi Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
dengan
metode
Teams
Games
Tournament pada siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan. Penarikan simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus I, dan simpulan terakhir yaitu pada akhir siklus II. Simpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Secara diagramatik, hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat divisualisasikan seperti pada gambar 3 : Pengumpulan Data (Data Collection) Penyajian Data (Data Display) Reduksi Data (Data Reduction) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data ( Miller dan Huberman, 2000:21)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
H. Indikator Kinerja Menurut Sarwiji Suwandi (2009:70) Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SDN 1 Brujul, Jaten, Karanganyar dengan menggunakan metode Teams Games Tournament. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP IPS kelas V serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 65. Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila pemahaman konsep siswa seca
5 mencapai 70%. Pada siklus II
pembelajaran dikatakan berhasil apabila pemahaman konsep siswa secara klasikal 5 mencapai 80%. I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2006:104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b) penerapan tindakan (action); (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan samapai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2006: 73), bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan sebagai berikut: a. Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membuat skenario pembelajaran 2) Mempersiapkan instrumen penelitian yang meliputi : RPP, soal dan kunci jawaban, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi terhadap pmbelajaran guru, dan data daftar nilai pemahaman konsep. 3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. 4) Mengajukan solusi alternatif pada masalah yang ada. b. Tahap
pelaksanaan
tindakan
dilakukan
dengan
melaksanakan
proses
pembelajaran sesuai rancangan RPP. Setiap tindakan dan proses pembelajaran tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan. c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interprestasi ini berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada. d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai keberhasilan atau tidak. Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 4 :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Gambar 4. Alur Penelitian Tindakan Kelas (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2006: 74)
J. Rancangan Siklus Pertama a. Perencanaan Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Menentukan pokok bahasan, yaitu Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokoh proklamasi. 2) Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan model kooperatif tipe TGT. 3) Mengembangkan skenario pembelajaran. 4) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama menggunakan model kooperatif tipe TGT. 5) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis. 6) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
b. Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini direncanakan dalam 2 x pertemuan, yakni pertemuan pertama mempelajari tentang Peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
dan
tokoh-tokoh
proklamasi
selanjutnya pertemuan kedua memainkan turnamen dan evaluasi. 1) Kegiatan Awal a) Guru mengkondisikan kesiapan belajar siswa. b) Apersepsi Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. c) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti a) Siswa dengan bimbingan guru, menjawab pertanyaan guru tentang pengertian Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. b) Guru menjelaskan tentang materi proklamasi kemerdekaan Indonesia. c) Guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 anak. d) Masing
masing kelompok mendiskusikan materi yang telah
ditentukan. e) Siswa
berdiskusi
tentang
peristiwa
proklamasi
kemerdekaan
Indonesia. f) Guru membuat meja turnamen yang diisi dari perwakilan masingmasing kelompok. g) Guru menjelaskan aturan main turnamen. h) Murid melaksanakan turnamen. i) Siswa dan guru sama
sama mengevaluasi jalannya proses turnamen
3) Kegiatan Akhir a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran. b) Guru memberikan penilaian dan penguatan. c. Pengamatan / Observasi Guru
kelas
selaku
rekan
kolaborasi
melakukan
pengamatan/observasi mengenai aktifitas siswa, RPP Guru yang dibuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
peneliti dan kemampuan
mengajar guru (peneliti) dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT. Sedangkan peneliti sendiri mengamati aktifitas siswa selama menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Lembar observasi aktifitas siswa dapat dilihat pada lampiran 14, sedangkan observasi mengenai RPP guru dapat dilihat pada lampiran 17 selanjutnya observasi kemampuan mengajar guru dapat dilihat pada lampiran 20. d. Refleksi Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis pemahaman konsep siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi saat pembelajaran. Jika siswa yang berhasil saat evaluasi sebanyak 17 anak atau mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 70%, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode TGT tersebut telah berhasil. Namun, jika siswa yang mengalami peningkatan pemahaman konsep secara klasikal belum mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 70%, maka proses pembelajaran dengan penerapan metode TGT tersebut perlu diperbaiki lagi dan disempurnakan pada siklus II.
K. Rancangan Siklus Kedua a.
Perencanaan Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan penerapan metode TGT yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 2) Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan metode TGT. 3) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama menggunakan metode TGT.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. 5) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. b.
Tindakan Pada dasarnya tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II ini masih sama dengan siklus I, yakni pembelajaran dengan menerapkan metode TGT. Pelaksanaan tindakan siklus II ini juga terbagi dalam 2 x pertemuan. Tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan dengan kekurangan
kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana
tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah pada siklus sebelumnya. c.
Pengamatan / Observasi Guru
kelas
selaku
rekan
kolaborasi
melakukan
pengamatan/observasi mengenai aktifitas siswa, RPP Guru yang dibuat peneliti dan kemampuan
mengajar guru (peneliti) dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT. Sedangkan peneliti sendiri mengamati aktifitas siswa selama menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Lembar observasi aktifitas siswa dapat dilihat pada lampiran 14, sedangkan observasi mengenai RPP guru dapat dilihat pada lampiran 17 selanjutnya observasi kemampuan mengajar guru dapat dilihat pada lampiran 20. d.
Tahap Refleksi Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis pemahaman konsep siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi dan hasil observasi saat pembelajaran. Jika 20 siswa mengalami peningkatan pemahaman konsep secara klasikal atau mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 80%, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode TGT tersebut telah berhasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Sekolah Dasar Negeri Brujul 1 berdiri pada tahun 1956. Sejak berdiri, status SD Negeri Brujul 1 adalah Sekolah Dasar Negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 1010 31311 009. Secara geografis SD Negeri Brujul 1 terletak di Desa Brujul Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Sejak awal berdirinya SD Negeri Brujul 1 sampai sekarang telah mengalami beberapa pergantian kepala sekolah. Kepala sekolah yang menjabat saat ini adalah Ibu Hj. S.H. Nurliswanti, A.Ma.Pd. Sekolah Dasar Negeri Brujul 1 telah terakreditasi. Hal ini mendorong pihak sekolah untuk berusaha dalam meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Salah satunya fasilitas yang berupa media pembelajaran. Contoh media pembelajaran yang tersedia adalah gambar peta, foto pahlawan, globe, gambar alat pernafasan dan lain sebagainya. Untuk mata pelajaran IPS sendiri media juga tersedia lengkap. Media yang ada dalam keadaan baik dan dapat digunakan secara langsung oleh guru dalam proses pembelajaran sehingga menarik bagi siswa untuk semangat belajar. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Brujul 1. Lokasi kelas V berada di antara kelas IV dan kelas VI. Kondisi kelasnya cukup baik. Pencahayaan dan siklus udaranya bagus sehingga keadaannya nyaman jika digunakan untuk belajar. Kondisi meja dan kursi yang ada di kelas V sangat memadai. Karakter siswa-siswi kelas V di tempat penelitian kebanyakan siswa menganggap IPS khususnya pada materi proklamasi kemerdekaan Indonesia
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
sebagai suatu mata pelajaran hafalan dan sulit, sehingga pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia pelajaran IPS banyak siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah pada awal semester. KKM yang telah ditentukan dalah sebesar 65. Pada pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia siswa dalam pembelajaran kurang optimal. Siswa masih banyak tergantung pada guru dalam memecahkan masalah pada materi tersebut. Hal itu menyebabkan kurang optimalnya pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPS. Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti mengadakan penelitian di kelas V. Peneliti menggunakan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia pada pelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dengan penelitian ini diharapkan siswa Sekolah Dasar Negeri Brujul 1 khususnya kelas V lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar IPS, sehingga pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia pada pelajaran IPS dapat meningkat.
2. Deskripsi Permasalahan Penelitian a. Deskripsi Data Awal Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Peneliti mengadakan observasi di kelas V SD Negeri Brujul 1 pada saat pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan data hasil pengamatan langsung pada bulan Februari terhadap
pelaksanaan
pembelajaran
yang
dilakukan
guru
dalam
menyampaikan materi masih kurang maksimal, beberapa penyebabnya diantaranya yaitu guru masih menggunakan metode ceramah biasa dalam pembelajaran IPS, kurang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa cepat bosan dan nilai siswa rendah karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
materinya terlalu banyak serta sulit dipahami, belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Selain permasalahan yang ada pada guru ada juga permasalahan yang ditemui pada diri siswa pada saat pembelajaran berlangsung, antara lain: siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan; masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan; tidak berani tampil ke depan dan kurang antusias saat merespon tindakan guru. Kurang optimalnya pemahaman konsep siswa yang ditunjukkan dari nilai sebelum tindakan tentang materi proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu dari 24 anak hanya 45,83 % atau 11 siswa yang mendapat nilai di atas KKM dengan nilai tertinggi 90 dan masih ada 13 anak atau 54.17 % yang mendapatkan nilai di bawah KKM, dengan
perolehan nilai terendah 10.
Sedangkan rata-rata nilai kelas 57,625. Dari lampiran 21 dapat dibuat Tabel 2 distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 2. Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Brujul 1 Pada Kondisi Awal (sebelum tindakan) Nilai
Interval
Frekuensi
Nilai
(fi)
1
10-24
2
17
34
8,3
Di bawah KKM
2
25-39
4
32
128
16,7
Di bawah KKM
3
40-54
6
47
282
25
Di bawah KKM
4
55-69
1
62
62
4,2
Di bawah KKM
5
70-84
9
77
693
37,5
Di atas KKM
6
85-100
2
92
184
8,3
Di atas KKM
1383
100
No
Jumlah
24
Tengah
fi.xi
Prosentase
(xi)
Keterangan
(%)
Nilai rata-rata = 1383 : 24 = 57.625 Ketuntasan klasikal = 11 : 24 X 100 % = 45.83 % Nilai tertinggi = 90 Nilai terendah = 10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari Tabel 2 hasil pemahaman konsep proklamasai kemerdekaan Indonesia sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V SD Negeri Brujul 1 yang telah diterangkan di atas dapat disajikan dalam bentuk Grafik 1 sebagai berikut:
Grafik 1. Hasil Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Sebelum Tindakan Berdasarkan Tabel 2 dan Grafik 1 di atas, nilai pemahaman konsep siswa kelas V sebelum diterapkan penggunaan metode TGT diperoleh ratarata kelas sebesar 57.625. Siswa yang memperoleh nilai 10-24 sebanyak 2 siswa atau 8,3%. Siswa yang memperoleh nilai 25-39 sebanyak 4 siswa atau 16,7%. Siswa yang memperoleh nilai 40-54 sebanyak 6 siswa atau 25%. Siswa yang memperoleh nilai 55-69 sebanyak 1 siswa atau 4,2%. Siswa yang memperoleh nilai 70-84 sebanyak 9 siswa atau 37.5%. Siswa yang memperoleh nilai 85-100 sebanyak 2 siswa atau 8,7%. Dari hasil tes seperti tersebut di atas, sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3. Hasil Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Pra Siklus No
Ketuntasan Belajar Jumlah
Persen
1.
Tuntas
11
45.83%
2.
Belum Tuntas
13
54.17%
Jumlah
24
100%
Berdasarkan tabel 3 tersebut di atas, diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah 65 (KKM) yaitu sebanyak 13 siswa atau 54,17%, dan siswa yang mendapat nilai sama atau di atas KKM yaitu 11 siswa atau 45,83%. Dari tabel 3 tentang ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :
Tuntas; 45,83% Belum Tuntas; 54,17%
Belum Tuntas
Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar sebelum tindakan Hasil nilai pra siklus yang diperoleh dari hasil tes awal nilai terendah, nilai tertinggi, rata-rata nilai dan ketuntasan klasikal dapat ditunjukan seperti dalam tabel berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan
Keterangan
Sebelum tindakan
Nilai terendah
10
Nilai tertinggi
90
Rata- rata nilai
57.625
Ketuntasan Klasikal
45.83%
Untuk memperjelas hasil tertinggi, terendah maupun nilai rata-rata di atas, dapat digambarkan dengan grafik berikut ini :
sebelum tindakan
Grafik 2. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan Analisis hasil pemahaman konsep dari nilai siswa sebelum tindakan diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 57.625 di mana hasil tersebut masih di bawah rata
rata nilai yang
diinginkan dari pihak guru atau peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 65.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah sebesar 45.83%, masih berada di bawah ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu sebesar 70
5
(KKM). Dari hasil analisis nilai sebelum tindakan tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran IPS khususnya materi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dari hasil nilai pemahaman konsep sebelum tindakan pada tabel 4 di atas dapat disimpulkan sementara bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal materi proklamasi kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri Brujul 1 masih kurang. Maka dari itu diperlukan suatu inovasi pembelajaran,
dalam
penelitian
pembelajaran tipe TGT.
ini
peneliti
menggunakan
model
Dengan TGT diharapkan pemahaman siswa
khususnya pada materi proklamasi kemerdekaan Indonesia mengalami peningkatan sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
b. Deskripsi Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada tanggal 16 Maret dan 17 Maret 2011. Penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas siklus
siklus dan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan. Adapun
tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung, penggunaan metode, model, strategi, serta media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Peneliti juga mencatat pemahaman konsep yang diperoleh oleh masing
masing siswa khususnya nilai IPS materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan pengamatan dan hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
catatan terhadap pembelajaran serta pemahaman konsep tersebut diperoleh informasi sebagai data awal. Bertolak dari kenyataan tersebut, diadakan konsultasi dengan guru kelas mengenai alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan perolehan nilai IPS di kelas V SD Negeri Brujul 1. Akhirnya,
alternatif
pemecahan
masalah
yang
digunakan
yaitu
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Langkah yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan siklus 1 yaitu: a) Menentukan pokok bahasan, yaitu peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokoh proklamasi. b) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT. (lampiran 5 halaman 108119) c) Mengembangkan skenario pembelajaran. d) Mempersiapkan media atau peralatan yang akan digunakan (gambar tokoh peristiwa persiapan proklamasi). e) Menyiapkan materi pembelajaran tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. f) Membuat lembar observasi siswa (lampiran 15 halaman 140), observasi RPP guru (lampiran 18 halaman 152-154) dan aktivitas guru (lampiran 21 halaman 161-162) untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. g) Menyiapkan sumber-sumber pelajaran yang diperlukan dalam menunjang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang akan diajarkan. h) Membuat alat evaluasi soal soal tournamen (lampiran 8 halaman 120), tugas kelompok (lampiran 7 halaman 119), tes individu (lampiran 9 halaman 121) untuk melihat apakah pemahaman konsep siswa pada materi proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menerapkan TGT dapat ditingkatkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
i) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. j) Membagi kelompok siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang. k) Petunjuk cara kerja kelompok yaitu: i.
Membagi kelompok secara heterogen dan menamai masing-masing kelompok.
ii.
Masing
masing siswa harus berperan aktif dan bekerjasama
dalam kelompoknya, sehingga semua anggota dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru. iii.
Pada tahap turnamen siswa mengambil kartu undian yang berisi soal dan dibaca pembaca soal sesuai dengan gilirannya. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri atau dijawab oleh penjawab sesuai dengan urutan.
iv.
Masing
masing kelompok harus bekerja secara sportif dan
menghargai jawaban kelompok lain. v.
Masing
masing kelompok harus aktif, bekerjasama baik, dan
kompak. Karena ada penilaian kelompok, untuk penghargaan kelompok terbaik 2) Tahap Pelaksanaan / Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan media gambar tokoh persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau pengamat. a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Maret 2011. Pada pertemuan itu siswa mempelajari tentang Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokoh proklamasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
kemerdekaan Indonesia. Adapun langkah mencakup kegiatan
langkah pembelajarannya
kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama
sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Sebagai apersepsi dalam pembelajaran guru dan siswa menyanyikan lagu Hari Merdeka, setelah menyanyikan lagu, guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi lagu tersebut. Guru menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan peristiwa penting yaitu proklamasi kemerdekaan itu terlebih dahulu melewati perjuangan yang panjang, siswa bertanya tentang arti proklamasi kemerdekaan Indonesia. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan siswa akan tetapi membuat siswa menjadi ingin tahu tentang materi yang akan dipelajari pada pagi hari itu. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan Kegiatan intinya guru membagi kelas ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 anak yang bersifat heterogen. Masingmasing kelompok mendiskusikan materi yang telah ditentukan yaitu peristiwa proklamasi kemerdekaan dan tokoh-tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian siswa mengadakan diskusi bersama teman satu kelompok guna membahas materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia. selanjutnya siswa mengerjakan tugas kelompok. Siswa yang menjawab benar dan kelompok yang bekerja dengan baik mendapat reward atau penghargaan dari guru. Dengan bantuan gambar tersebut siswa menyebutkan nama tokoh yang berperan dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Siswa dan guru bertanya jawab tentang pengertian proklamasi dan mengevaluasi hasil diskusi. Guru memberikan pengertian tentang model pembelajaran TGT yang akan dipakai pada pertemuan nanti supaya siswa tidak kesulitan saat pelaksanaannya. Karena waktu tersisa 10 menit, maka guru kemudian menutup pertemuan tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama pembelajaran hari itu dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
yang belum jelas. Ternyata siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas terlihat dari hanya beberapa siswa yang berani bertanya pada guru. Guru kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari, dan memberikan pekerjaan rumah untuk pengayaan serta persiapan pembelajaran selanjutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin, 17 Maret 2011. Pada
pertemuan
ini
guru
memberikan
pembelajaran
dengan
melanjutkan materi yang telah lalu, yaitu tentang proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
Langkah-langkah
pembelajaran
yang
dilakukan guru pada pertemuan kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus I sama halnya dengan pertemuan pertama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan ucapan salam, dilanjutkan dengan guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya jawab tentang materi pada pertemuan minggu yang lalu. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang peristiwa dan tokoh-tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu melalui diskusi kelompok dan turnamen, siswa dapat menjelaskan peranan para tokoh proklamasi kemerdekaan dengan baik dan benar. Guru memberi motivasi agar siswa selalu rajin belajar. Kegiatan inti diawali dengan siswa berkumpul bersama teman kelompoknya sama seperti pertemuan sebelumnya. Guru membuat meja turnamen yang diisi dari perwakilan masing-masing kelompok lalu menjelaskan kembali mengenai aturan main turnamen. Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal membacakan soal tentang materi seputar proklamasi sesuai nomor pemain sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri. Setelah waktu untuk mengerjakan selesai maka pemain akan membacakan hasil pekerjaan yang akan ditanggapi oleh penantang. Setelah itu pembaca soal akan membaca kunci jawaban kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali menjawab benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai kartu soal habis. Apabila permainan sudah selesai, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang disediakan. Masing-masing pemain kembali ke kelompoknya dan melaporkan poin pada ketua kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok menjumlahkan seluruh poinnya. Siswa dan kelompok yang mendapatkan skor paling banyak diberikan penghargaan atau reward. Kegiatan akhir di siklus II ini siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan pembelajaran dan diadakan evaluasi secara individu apakah siswa sudah paham atau belum tentang materi yang sudah dipelajari. Guru melakukan evaluasi pembelajaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan membagikan soal dan lembar jawab kepada siswa. Siswa diberi waktu selama 15 menit untuk mengerjakan. Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, dan melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan siswa supaya rajin belajar dan meningkatkan aktivitas dalam belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 3) Tahap pengamatan/ observasi Pengamatan
tindakan
dilakukan
oleh
observer
pada
saat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPS dengan menerapkan metode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
TGT. Pengamatan ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan dokumentasi dengan foto dan vidio. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan
pembelajaran
IPS
materi
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dengan menerapkan metode TGT dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan yang menghasilkan perubahan pada pemahaman siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dalam pengamatan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk bertindak sebagai observer dan teman sejawat untuk mengambil gambar foto dan vidio. Observer sebagai partisipan pasif berada di bangku paling belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran melalui pedoman observasi yang telah dibuat. Pengamatan tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan. Dari data observasi aktivitas siswa dalam siklus I selama dua kali pertemuan (lampiran 16 halaman 144), diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan rincian sebagai berikut: a) Banyaknya siswa yang memperhatikan guru saat pelajaran masih kurang. b) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat/ide masih rendah. c) Banyaknya siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran masih kurang karena dalam kelompok masih didominasi beberapa anak saja. d) Siswa yang antusias saat kegiatan pembelajaran cukup banyak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
e) Siswa yang menunjukkan sikap baik saat memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran yang diajarkan sudah cukup banyak, meskipun masih ada yang berbicara sendiri dengan temannya di luar materi pelajaran. f) Siswa yang merasa gembira dengan pembelajaran TGT sudah cukup banyak, karena ada kompetisi untuk menjadi yang terbaik. g) Keefektifan penggunaan TGT masih rendah karena penggunaan waktu belum efektif dan aktivitas siswa belum kondusif, siswa belum berperan aktif secara maksimal. h) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. i) Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu atas pertanyaan yang disampaikan guru masih kurang, karena kurang konsentrasi dan teliti. j) Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi sudah cukup baik. Selain mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati RPP guru dalam pembelajaran. Dari lampiran 19 halaman 155 tentang observasi RPP guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: a). Sudah bagus dalam merumuskan tujuan pembelajaran b). Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu pembelajaran), dan sumber belajar sudah cukup baik c). Merencanakan sekenario kegiatan pembelajaran sudah baik d). Merancang pengelolaan kelas juga sudah baik e). Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian baik f). Tampilan dokumen rencana pembelajaran baik Selain mengamati RPP guru dan aktivitas siswa, observer juga mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari lampiran 21 halaman 163 tentang observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: a). Guru mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran dengan baik b). Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
c). Guru mengelola interaksi kelas dengan baik d). Guru
bersikap
terbuka
dan
luwes
serta
membantu
mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar dengan baik e). Guru telah mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata pelajaran tertentu dengan baik f). Guru Melaksanakan evaluasi selama proses dan akhir belajar dengan baik g). Kesan umum kerja guru sudah baik Selain observasi guru dan siswa diatas dapat dilihat hasil nilai pemahaman konsep siswa dari hasil evaluasi siklus I. Dari lampiran 24 halaman 171 dapat dibuat Tabel 5 distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siklus I Nilai
Interval
Frekuensi
Nilai
(fi)
1
23-35
1
29
29
4,2
Di bawah KKM
2
36-48
3
42
126
12,5
Di bawah KKM
3
49-61
3
55
165
12,5
Di bawah KKM
4
62-74
7
67
469
29,1
Di atas KKM
5
75-87
4
81
324
16,7
Di atas KKM
6
88-100
6
94
564
25
Di atas KKM
1677
100
No
Jumlah
24
Tengah
fi.xi
Prosentase
(xi)
Keterangan
(%)
Nilai rata-rata = 1677 : 24 = 69,9 Ketuntasan klasikal = 17 : 24 X 100 % = 70,83 % Nilai tertinggi = 100 Nilai terendah = 30 Dari Tabel 5 dapat disajikan dengan grafik 3 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik 3. Hasil Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siklus I Berdasarkan Tabel 5 dan Grafik 3 di atas, nilai pemahaman konsep siswa kelas V setelah diterapkan penggunaan metode TGT pada siklus 1 diperoleh rata-rata kelas sebesar 69,9. Siswa yang memperoleh nilai 23 35 sebanyak 1 siswa atau 4,2%. Siswa yang memperoleh nilai 36- 48 sebanyak 3 siswa atau 12,5%. Siswa yang memperoleh nilai 49-61sebanyak 3 siswa atau 12,5%. Siswa yang mendapat nilai 62 Siswa yang mendapat nilai 75 mendapat nilai 88
74 sebanyak 7 siswa atau 29,1%.
87 sebanyak 4 siswa atau 16,7%. Siswa yang
100 sebanyak 6 siswa atau 25%.
Di bawah ini adalah tabel tentang ketuntasan belajar siswa pada Siklus 1.
Tabel 6. Hasil Nilai Pemahaman Konsep Siklus 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jumlah Siswa Pra Siklus No
Ketuntasan Belajar Jumlah
Persen
1.
Tuntas
17
70,83%
2.
Belum Tuntas
7
29,17%
Jumlah
24
100%
Berdasarkan data pada tabel 6 tersebut di atas dapat disajikan dalam bentuk gambar 6 sebagai berikut :
Gambar 6. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 1 4) Refleksi Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan
observasi
yang
kemudian
dilakukan
selama
dianalisis. proses
Berdasarkan
pelaksanaan
hasil
tindakan,
peneliti melakukan refleksi sebagai berikut: a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran IPS. Hasil evaluasi rata rata IPS siswa pada siklus I yaitu 69,9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Berdasarkan
hasil
evaluasi
IPS
pada
siklus
I
siswa
yang
memperoleh nilai < 65 (KKM) ada 7 siswa atau 29,17% dan siswa
(KKM) yaitu 17 siswa atau
70,83%. Data hasil perkembangan nilai siswa yang diambil dari lampiran 24
yang berisi
nilai
siswa
sebelum
tindakan
dan
lampiran 25 yang berisi nilai siswa pada siklus 1 dapat dibuat tabel perkembangan nilai siswa dan dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan dan Siklus I
Keterangan
Sebelum tindakan
Siklus I
Nilai terendah
10
30
Nilai tertinggi
90
100
Rata- rata nilai
57.625
69,9
Ketuntasan Klasikal
45,83%
70,83%
Dari Tabel 7 di atas dapat digambarkan dalam grafik berikut:
sebelum tindakan
commit to user
siklus I
sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Grafik 4. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan dan Siklus I c) Meskipun terjadi peningkatan dalam nilai IPS siswa, akan tetapi terdapat beberapa kekurangan dalam pembelajaran yang perlu dicari solusinya. Permasalahan tersebut antara lain: i.
Keseriusan
dalam
aktivitas
yang
dilakukan
siswa
masih
kurang, hal ini bisa dilihat dari beberapa siswa yang ramai sendiri. ii.
Pembagian tugas dalam kelompok yang masih kurang rapi.
iii.
Saat turnament masih banyak siswa yang gaduh.
iv.
Pada saat kelompok melakukan diskusi, ada kelompok yang ramai dan kurang fokus.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi faktor penyebab dari permasalahan tersebut, antara lain: i.
Penjelasan dari guru tentang penerapan model TGT dalam pembelajaran masih kurang jelas.
ii. Pembagian kelompok yang homogen, karena siswa memilih sendiri kelompoknya sehingga anggotanya tidak heterogen. iii.
Kelompok tidak terfokus membahas materi apa yang seharusnya dibahas karena tidak ada lembar kerja siswa.
iv. Penyampaian hasil diskusi oleh kelompok lain kurang dapat menarik perhatian siswa. v.
Kurangnya waktu dalam pembelajaran karena pembelajaran menggunakan metode TGT memerlukan waktu yang banyak, karena waktunya kurang saat mengerjakan evaluasi siklus I waktunya sangat terbatas.
vi.
Media yang digunakan guru kurang menarik perhatian siswa. Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan refleksi dari
kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) guru memberikan penjelasan tentang langkah
langkah menggunakan metode
TGT dalam pembelajaran sebagi gambaran supaya siswa tidak bingung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
dan gaduh saat pembelajaran, (2) pembagian tugas kelompok ditentukan dahulu, (3) guru selalu memberi bimbingan pada semua kelompok agar mau bekerja sama dengan anggota lain sehingga hasil yang diperoleh pun lebih maksimal, (4) kelompok yang akan maju membacakan hasil diskusinya, jawaban dari kelompok itu dipegang guru sehingga kelompok itu menjawab pertanyaan yang diberikan guru, (5) peneliti memberikan motivasi berupa penghargaan baik secara verbal maupun non verbal kepada siswa agar mereka lebih semangat dalam pembelajaran dan berani menyampaikan pendapat, (6) mengatur waktu pembelajaran supaya lebih efisien lagi sehingga dalam pelaksanaan evaluasi siklus II siswa tidak terburu
buru dalam mengerjakan soalnya, (7) menggunakan media yang
lebih menarik lagi, (8) soal tournament yang bervariatif. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan, penelitian dikatakan berhasil apabila indikator keberhasilan ketuntasan siswa mencapai 80%, namun pada tindakan siklus I ini baru mencapai 70,83% hasil yang diperoleh belum mencapai hasil yang maksimal karena masih ada siswa yang nilainya dibawah KKM dan masih ada hambatan pada pelaksanaan tindakan siklus I maka perlu adanya perbaikan yang dilanjutkan pada penelitian siklus II. c. Deskripsi Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yaitu tanggal 6 April dan 7 April 2011. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran melalui penerapan metode TGT yang dilaksanakan pada siklus I diketahui belum menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan belajar
IPS khususnya materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang cukup signifikan. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
ditunjukkan masih ada 7 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran IPS.
Oleh
karena
itu
peneliti
menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran kembali melalui penerapan metode TGT dengan indikator yang sama dengan siklus pertama. Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan di ruang kelas V SD Negeri Brujul 1 pada tanggal 6 April dan 7 April 2011. Peneliti dan Guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Dan diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Rabu tanggal 6 April 2011 dan Kamis 7 April 2011. Hal
hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran IPS
menggunakan metode TGT sebagai upaya untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada adalah: a) Memberikan
beberapa
informasi
secara
tepat
dan
bertahap,
mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa selama pembelajaran menggunakan metode TGT. b) Melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa yaitu dengan cara memberikan reward. c) Memberikan bimbingan yang tepat saat dilaksanakan turnamen. d) Membagi kelompok secara heterogen, sehingga tidak ada kelompok yang pasif sekali dan aktif sekali. Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja siswa pada siklus I, sebagian besar siswa masih belum memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran IPS. Meskipun demikian pembelajaran IPS pada siklus I dikatakan sudah cukup berhasil. Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran IPS pada siklus II sebagai berikut: a) Merencanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe team games tournament (lampiran 10 halaman 123-133) untuk dua kali pertemuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
b) Menentukan pokok bahasan dan memberikan informasi kepada siswa mengenai materi pelajaran yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa lebih
mempersiapkan
diri
lagi
dalam
melakukan
kegiatan
pembelajaran. c) Menyiapakan sumber belajar dan media yang sesuai. d) Mengembangkan format evaluasi e) Menyiapkan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan dapat meningkatkan pemahaman siswa yaitu menggunakan gambar. f) Membuat lembar observasi siswa (lampiran 15 halaman 140), observasi RPP guru (lampiran 18 halaman 152-154) dan aktivitas guru (lampiran 21 halaman 161-162) untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2) Tahap Pelaksanaan / Tindakan Pada tahap ini peneliti yang berkolaborasi dengan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan penggunaan media gambar tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia. Peneliti disini masih bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau pengamat. Pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan ini merupakan pemantapan dari siklus 1 yaitu pada materi pokok proklamasi kemerdekaan Indonesia sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April 2011. Pada pertemuan itu siswa mempelajari tentang peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Tokoh-tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan
kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama
sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Sebagai apersepsi dalam pembelajaran guru dan siswa menyanyikan lagu Hari Merdeka, setelah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
menyanyikan lagu guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi lagu tersebut. Guru menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan peristiwa penting yaitu proklamasi kemerdekaan itu terlebih dahulu melewati perjuangan yang panjang, siswa bertanya tentang arti proklamasi kemerdekaan Indonesia. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan siswa akan tetapi membuat siswa menjadi ingin tahu tentang materi yang akan dipelajari pada pagi hari itu. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan Kegiatan intinya guru membagi kelas ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 anak yang bersifat heterogen. Masingmasing kelompok mendiskusikan materi yang telah ditentukan yaitu peristiwa proklamasi kemerdekaan dan tokoh-tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian siswa mengadakan diskusi bersama teman satu kelompok guna membahas materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya siswa mengerjakan tugas kelompok. Siswa yang menjawab benar dan kelompok bekerja dengan baik mendapat reward atau penghargaan dari guru. Dengan bantuan gambar tersebut siswa menyebutkan nama tokoh yang berperan dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Siswa dan guru bertanya jawab tentang pengertian proklamasi dan mengevaluasi hasil diskusi. Guru memberikan pengertian tentang model pembelajaran TGT yang akan dipakai pada pertemuan nanti supaya siswa tidak kesulitan saat pelaksanaannya. Selanjutnya guru kemudian menutup pertemuan tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama pembelajaran hari itu dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas. Ternyata siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas terlihat dari hanya beberapa siswa yang berani bertanya pada guru. Guru kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari, dan memberikan pekerjaan rumah untuk pengayaan serta persiapan pembelajaran selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 7 April 2011. Pada
pertemuan
ini
guru
memberikan
pembelajaran
dengan
melanjutkan materi yang telah lalu, yaitu tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Langkah
langkah pembelajaran yang
dilakukan guru pada pertemuan kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus I sama halnya dengan pertemuan pertama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dimulai dengan guru membuka
pelajaran
mengkondisikan
dengan
kelas
dan
salam,
dilanjutkan
memeriksa
kesiapan
dengan
guru
siswa.
Guru
melakukan apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya jawab tentang materi yang lalu. Guru menampilkan gambar-gambar tokoh-tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yaitu
melalui
diskusi
kelompok,
siswa
dapat
mendiskusikan peranan para tokoh Proklamasi Kemedekaan Indonesia. Guru memberi motivasi agar siswa selalu rajin belajar. Kegiatan inti diawali dengan siswa berkumpul bersama teman kelompoknya sama seperti pertemuan sebelumnya. Guru membuat meja turnamen yang diisi dari perwakilan masing-masing kelompok lalu menjelaskan kembali mengenai aturan main turnamen. Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal membacakan soal tentang materi seputar proklamasi sesuai nomor pemain sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri. Setelah waktu untuk mengerjakan selesai maka pemain akan membacakan hasil pekerjaan yang akan ditanggapi oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
penantang. Setelah itu pembaca soal akan membaca kunci jawaban kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali menjawab benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai kartu soal habis. Apabila permainan sudah selesai, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang disediakan. Masing-masing pemain kembali ke kelompoknya dan melaporkan poin pada ketua kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok menjumlahkan seluruh poinnya. Siswa dan kelompok yang mendapatkan skor paling banyak diberikan penghargaan atau reward. Kegiatan akhir di siklus II ini siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan pembelajaran dan diadakan evaluasi secara individu apakah siswa sudah paham atau belum tentang materi yang sudah dipelajari. Guru melakukan evaluasi pembelajaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan membagikan soal dan lembar jawab kepada siswa. Siswa diberi waktu selama 15 menit untuk mengerjakan. Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, dan melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan siswa supaya rajin belajar dan meningkatkan aktivitas dalam belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 3) Tahap pengamatan/ observasi Pengamatan atau observasi di siklus II ini dilakukan dengan teknik dan pedoman yang sama dengan pengamatan atau observasi pada siklus I, pengamatan tindakan dilakukan oleh observer pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPS dengan menerapkan metode TGT. Pengamatan ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi RPP guru, observasi aktivitas guru aktivitas siswa dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
dokumentasi dengan foto dan vidio. Observasi ini digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran IPS berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan rincian sebagai berikut: Dari data observasi aktivitas siswa dalam siklus II selama dua kali pertemuan (lampiran 17 halaman 148), diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan rincian sebagai berikut: a) Banyaknya siswa yang memperhatikan guru saat pelajaran sudah cukup banyak. b) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat/ide cukup banyak . c) Banyaknya siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sudah cukup banyak karena dalam kelompok masih didominasi beberapa anak saja. d) Siswa yang antusias saat kegiatan pembelajaran cukup banyak. e) Siswa yang menunjukkan sikap baik saat memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran yang diajarkan sudah cukup banyak, meskipun masih ada yang berbicara sendiri dengan temannya di luar materi pelajaran. f) Siswa yang merasa gembira dengan pembelajaran TGT sudah banyak, karena ada kompetisi untuk menjadi yang terbaik. g) Keefektifan penggunaan TGT masih rendah karena penggunaan waktu sudah efektif dan aktivitas siswa sedikit kondusif, siswa mulai berperan aktif secara maksimal. h) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran masih kurang maksimal .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
i) Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu atas pertanyaan yang disampaikan guru masih kurang, karena kurang konsentrasi dan teliti. j) Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi sudah cukup baik. Hasil observasi aktivitas belajar siswa ini, diperoleh dari mengolah lembar observasi aktivitas belajar IPS siswa pada lampiran 15. Selain mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati RPP guru dalam pembelajaran. Dari lampiran 20 halaman 158 tentang observasi RPP guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: a). Sudah bagus dalam merumuskan tujuan pembelajaran b). Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu pembelajaran), dan sumber belajar sudah cukup baik c). Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran sudah baik d). Merancang pengelolaan kelas juga sudah baik e). Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian baik f). Tampilan dokumen rencana pembelajaran baik Selain mengamati RPP guru dan aktivitas siswa, observer juga mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari lampiran 23 halaman 167 tentang observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: a). Guru mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran dengan baik b). Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik c). Guru engelola interaksi kelas dengan baik d). Guru
bersikap
terbuka
dan
luwes
serta
membantu
mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar dengan baik e). Guru telah mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata pelajaran tertentu dengan baik f). Guru Melaksanakan evaluasi selama proses dan akhir belajar dengan baik g). Kesan umum kerja guru sudah baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Rata
rata observasi guru dalam pembelajaran mendapatkan nilai
baik. Selanjutnya data nilai pemahaman Konsep proklamasi kemerdekaan siklus II dapat dilihat pada lampiran 26. Lampiran tersebut dapat dibuat Tabel 8 distribusi frekuensi sebagai berikut :
Tabel 8. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siklus II No
Interval Frekuensi
Nilai
fi.xi
Prosentase
Keterangan
Nilai
(fi)
Tengah (xi)
1
35-45
1
40
40
4,2
Di bawah KKM
2
46-56
0
51
0
0
Di bawah KKM
3
57-67
0
62
0
0
Di bawah KKM
4
68-78
7
73
511
29,2
Di atas KKM
5
79-89
5
84
420
20,8
Di atas KKM
6
90-100
11
95
1045
45,8
Di atas KKM
2016
100
Jumlah
24
(%)
Nilai rata-rata = 2016: 24 = 84 Ketuntasan klasikal = 23 : 24 X 100 % = 95,83 % Nilai terendah = 40 Nilai tertinggi = 100 Dari tabel 8 dapat digambarkan dalam grafik 5 sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik 5. Hasil Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siklus II Berdasarkan Tabel 8 dan Grafik 5 di atas, nilai pemahaman konsep siswa kelas V diterapkan penggunaan metode TGT pada siklus 2 diperoleh rata-rata kelas sebesar 84. Siswa yang memperoleh nilai 34- 45 sebanyak 1 siswa atau 4,2%. Siswa yang memperoleh nilai 46 Siswa yang memperoleh nilai 57
56 tidak ada atau 0%.
67 tidak ada atau 0%. Siswa yang
memperoleh nilai 68 - 78 sebanyak
7 siswa atau 29,2%. Siswa yang
memperoleh nilai 79
5 siswa atau 20,8%. Siswa yang
memperoleh nilai 90
89 sebanyak
100 sebanyak 11 atau 45,8%.
Tabel berikut adalah tabel tentang ketuntasan belajar siswa pada Siklus 2. Tabel 9. Hasil Nilai Pemahaman Konsep Siklus 2 Jumlah Siswa Pra Siklus No
Ketuntasan Belajar Jumlah
Persen
1.
Tuntas
23
95,83%
2.
Belum Tuntas
1
4,17%
Jumlah
24
100%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data pada tabel 9 tersebut di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram 1 sebagai berikut :
Gambar 7. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 2
4) Refleksi Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan
observasi
yang
kemudian
dilakukan
selama
dianalisis. proses
Berdasarkan
pelaksanaan
hasil
tindakan,
peneliti melakukan refleksi sebagai berikut: a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran IPS. Hasil evaluasi rata rata IPS siswa pada siklus II yaitu 84. b) Berdasarkan
hasil
evaluasi
IPS
pada
siklus
II
siswa
yang
memperoleh nilai <65 (KKM) ada 1 siswa atau 4,17% dan siswa 65 (KKM) yaitu 23 siswa atau 95,83%. Data hasil perkembangan nilai siswa yang diambil dari lampiran 6 yang berisi nilai siswa pada siklus I dan lampiran 14 yang berisi nilai siswa pada siklus II dapat dibuat tabel perkembangan nilai siswa dan dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 10. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Siklus I dan Siklus II
Keterangan
Siklus I
Siklus II
Nilai terendah
30
40
Nilai tertinggi
100
100
Rata- rata nilai
71,625
84
Ketuntasan Klasikal
70,83%
95,83%
Dari Tabel 10
dapat digambarkan dalam Grafik
6 sebagai
berikut: nilai terendah
nilai tertinggi
rata - rata nilai
Siklus I
ketuntasan klasikal
Siklus II
Grafik 6. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Siklus I dan Siklus II c) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 30 meningkat pada siklus II yaitu 40 dan pada siswa yang sama yang mendapat nilai terendah itu. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar 100 dan pada siklus II sama yaitu 100. d) Nilai rata
rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada siklus I
sebesar 69,9 sedangkan pada siklus II naik menjadi 84.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
e) Untuk ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 70,83% dan pada siklus II 95,83% setelah dilakukan refleksi terdapat 1 siswa yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 65), namun secara keseluruhan sudah meningkat nilai pemahaman konsepnya bila dilihat dari persentase ketuntasan siswa pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat hasil evaluasi yang diperoleh pada masing
masing pertemuan, maka pembelajaran IPS
materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia menggunakan metode TGT pada siklus II sudah berhasil karena sudah mencapai target pencapaian sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui penerapan metode TGT dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas V SD Negeri Brujul 1 tahun pelajaran 2010/2011. B. Pembahasan Hasil Penelitian Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan rata rata nilai evaluasi IPS dan ketuntasan belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Brujul 1, Jaten, Karanganyar. Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus II yang masing
masing terdiri dari 2
pertemuan. Dari tabel 7 dan tabel 10 tentang perkembangan nilai siswa dapat dibuat tabel 11 tentang peningkatan dari sebelum tindakan sampai siklus II sebagai berikut:
Tabel 11. Nilai Rata Rata Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Persentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai Rata-Rata Pemahaman Kriteria
Persentase Ketuntasan
konsep proklamasi
Ketuntasan
Klasikal (%)
kemerdekaan indonesia
Minimal (KKM)
Sebelum
Siklus
Siklus
Sebelum
Siklus
Siklus
Tindakan
I
II
Tindakan
I
II
57,625
69,9
84
45,83
70,83
95,83
65
Dari Tabel 11 diatas dapat digambarkan menjadi Grafik 7 sebagai berikut : sebelum tindakan
Siklus I
Nilai Rata - rata Pemahaman Konsep
Siklus II
Prosentase Ketuntasan
Grafik 7. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep dan Ketuntasan Belajar IPS materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia setiap Siklus Berdasarkan
perhitungan
Kemerdekaan Indonesia rata
nilai
pemahaman
konsep
Proklamasi
rata pada Tabel 11 dan Grafik 7 di atas, siswa yang
(KKM) menunjukkan adanya peningkatan. Sebelum tindakan nilai rata
rata hanya mencapai 57,625 dengan persentase ketuntasan
klasikal 45,83% pada siklus I bisa meningkat menjadi 69,9 dengan persentase ketuntasan klasikal 70,83% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 84 dengan persentase ketuntasan klasikal 95,83%. Hal ini merefleksikan bahwa penerapan metode TGT dalam pembelajaran IPS kelas V dinyatakan berhasil, karena secara klasikal menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia pada pelajaran IPS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Selain dari hasil tes, hasil observasi terhadap aktifitas siswa, observasi RPP guru dan kinerja guru secara klasikal juga mengalami peningkatan. Dari lampiran 15, lampiran 18 dan lampiran 21 tentang observasi kinerja guru dapat dibuat Tabel 12. Tabel 12. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru, Aktivitas Siswa dan Observasi RPP Guru Selama Pembelajaran Tiap Siklus Observasi Kinerja
Observasi Aktivitas
Guru
Siswa
Siklus I 3,46 (baik)
Siklus II 3,678 (baik sekali)
Observasi RPP Guru
Siklus I
Siklus II
1,83
1,88
(baik)
(baik)
Siklus I
Siklus II
3,7
3,81
(baik
(baik
sekali)
sekali)
Keterangan observasi kinerja guru : 1.
3,5 = sangat baik
3. 2
2. 3,0 3,4 = Baik
2,9 = Kurang
4. < 2 = Sangat Kurang
Keterangan observasi aktivitas siswa 1.
3. < 1,5 = Kurang
2. < 2,25= baik
4. < 0,75 = Sangat Kurang
Keterangan observasi RPP guru : 3,5 = sangat baik 2. 3,0 3,4 = Baik
3. 2
2,9 = Kurang
4. < 2 = Sangat Kurang
Dari Tabel 12 di atas terlihat bahwa kinerja guru pada siklus I hanya mendapat nilai 3,46 yang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 3,678. Sedangkan aktivitas siswa yang semula hanya 1,83 meningkat menjadi 1,88. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran IPS berlangsung pada siklus I dan siklus II. Selanjutnya observasi RPP guru yang semula pada silus I mendapat nilai 3,7 meningkat menjadi 3,81
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
pada siklus II. Dari Tabel 12 terlihat adanya peningkatan pada kinerja guru, aktivitas siswa dan observasi RPP guru. Walaupun peningkatannya tidak terlalu drastis, peneliti yakin jika penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup lama secara terus
menerus akan memperlihatkan hasil yang signifikan.
Mengingat bahwa dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan hanya empat kali pertemuan. Hambatan yang ditemui pada masing
masing siklus berbeda
beda.
Hambatan hambatan itu antara lain : 1.
Siswa masih kesulitan dengan model pembelajaran yang diterapkan guru, karena harus bekerja kelompok dan melaksanakan tournamen yang tiap permainannya berganti lawan.
2.
Ketika berkumpul di kelompok, diskusi siswa belum terarah hal itu membuat kondisi menjadi gaduh karena siswa ramai sendiri.
3.
Pembagian kelompok yang homogen membuat kelas menjadi tidak seimbang, ada kelompok yang selalu aktif tapi ada juga kelompok yang sangat pasif.
4.
Selain itu saat penyampaian hasil diskusi masih banyak siswa yang tidak memperhatikan saat kelompok lain sedang membacakan hasilnya.
5.
Pada saat kegiatan tournament sering terjadi kegaduhan yang kadang membuat siswa berselisih paham. Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I sudah
disempurnakan pada siklus II yaitu dengan memberi pengarahan dan bimbingan sebelum kegiatan inti dalam pembelajaran Saat berada di kelompok guru membagikan lembar kerja siswa dengan soal yang dapat dikerjakan secara kelompok atau berbagi tugas sehingga diskusi di kelompok lebih terarah dan lebih kondusif. Pembagian kelompok diatur oleh guru menjadi heterogen sehingga tidak ada kelompok yang lebih mendominasi akan tetapi semua kelompok bisa terlibat aktif dalam pembelajaran. Kelompok yang akan maju membacakan hasil diskusinya terlebih dahulu memberikan hasil lembar diskusinya pada guru sehingga jawaban dari kelompok itu dipegang guru lalu kelompok itu menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dengan cara seperti itu siswa yang lain akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
memperhatikan kelompok lain yang sedang maju karena bila kelompok yang di depan tidak bisa menjawab pertanyaan guru maka kelompok lain berhak menjawab dan akan memperoleh poin sebagai kelompok yang aktif. Pelaksanaan turnamen menjadi lebih tertib karena siswa sudah terbiasa dengan turnamen dan siswa sudah mulai mengerti aturan main turnamen. Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang berarti. Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas (lihat lampiran 1) pemahaman konsep siswa sebelum menerapkan model kooperatif tipe TGT sudah cukup baik, tetapi siswa yang tuntas hanya 45,83%. Hal itu dikarenakan guru belum menggunakan model pembelajaan yang tepat dalam pelajaran IPS sehingga siswa kurang maksimal dalam mengikuti maupun menyerap materi pelajaran IPS. Sedangkan hasil wawancara setelah menerapkan model pembelajaran tipe TGT dalam pembelajaran IPS terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, selain itu ketuntasan belajar IPS siswa juga meningkat. Walaupun begitu, dalam pelaksanaanya dijumpai hambatan yang ditemui guru pada pembelajaran IPS menggunakan metode TGT ini diantaranya yaitu: 1.
Guru masih kesulitan dalam mengelola kelas sehingga kondisi kelas kurang kondusif untuk pembelajaran.
2.
Kejelasan guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih kurang.
3.
Ketepatan guru dalam menerapkan metode TGT juga masih kurang sehingga masih banyak siswa yang kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut guru mengadakan refleksi bersama guru kelas V
dan pada siklus II hambatan tersebut bisa dikurangi, guru sudah bisa mengelola kelas dengan cukup baik. Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru menggunakan media gambar yang secara langsung dipegang siswa, sehingga materi yang disampaikan lebih jelas dan menarik perhatian siswa. Guru juga memberikan pengarahan pada siswa tentang langkah
langkah menggunakan
metode TGT supaya siswa tidak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Dengan begitu hambatan yang ada dalam pembelajaran dapat diperbaiki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
Hambatan
hambatan yang ada selama pembelajaran sudah dapat
dikurangi. Hal itu membuat pemahaman siswa pada pelajaran IPS dapat meningkat. Penerapan model kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan membuat pembelajaran IPS materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi bermakna karena pembelajaran lebih menyenangkan memudahkan siswa untuk memahami materi yang ada dengan bertukar informasi bersama teman
teman, meningkatkan rasa kerja sama dan
tanggung jawab dalam satu kelompok untuk meraih tujuan yang sama yaitu bisa memahami materi bersama
sama dan berkompetisi secara sehat guna mencapai
tujuan. Mengingat banyaknya kelebihan yang dimiliki model kooperatif tipe TGT maka kendala
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran IPS materi Proklamasi
kemerdekaan Indonesia yang lain menjadi tidak berarti. Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Brujul 1 yaitu dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT. Penerapan model kooperatif tipe TGT dapat menjadikan pembelajaran IPS materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi lebih menyenangkan sehingga pemahaman siswa meningkat. Jadi pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada pelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri Brujul 1 tahun ajaran 2010/ 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Penggunaan pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tourament dapat
meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SDN 01 Brujul, Jaten, Karanganyar ajaran 2010/2011. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata hasil belajar IPS pokok bahasan Proklamasi kemerdekaan Indonesia peserta didik 57,625 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 45,83%, siklus I nilai rata-rata hasil belajar IPS pokok bahasan Proklamasi kemerdekaan Indonesia peserta didik 69,9 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 70,83% dan siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPS pokok
bahasan Proklamasi kemerdekaan Indonesia peserta didik 84 dengan
presentase ketuntasan klasikal sebesar 95,83%. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tourament dapat
dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas V sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi kemerdekaan Indonesia. B. Implikasi Prosedur dan pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam pembelajaran IPS materi Proklamsi Kemerdekaan Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana model siklus yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 s.d. 17 Maret 2011 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 April s.d. 7 April 2011. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya.
commit to user 92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II. Pemberian tindakan dari siklus I mendeskripsikan bahwa masih terdapat kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya, yakni pada siklus II. Dari tahap perencanaan hingga tahap refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapat peningkatan, baik dari segi proses maupun hasil. Dari segi proses, terdapat peningkatan pada aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dan keterampilan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran untuk mengelola kelas. Dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai rata
rata pemahaman konsep siswa dari siklus I hingga siklus II.
Penelitian ini juga memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan proses dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor faktor tersebut berasal dari guru maupun siswa. Di samping itu juga dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan. Faktor dari guru meliputi kemampuan guru dalam mengembangkan dan menyampaikan materi, keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran, serta kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan media sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Faktor dari siswa meliputi perhatian, keaktifan, ketekunan, tanggung jawab, dan kerjasama dalam diskusi kelompok siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka implikasi yang didapat dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Kesimpulan yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament efektif pada pembelajaran IPS terhadap Pemahaman konsep Proklamsi Kemerdekaan Indonesia siswa, terbukti bahwa Teams Games Tournament dapat meningkatkan kerja sama dan kebersamaan yang tinggi dalam memecahkan permasalahan bahan ajar dan diskusi di kelas. Selain itu Teams Games Tournament dapat meningkatkan motivasi siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 karena adanya kompetisi dalam metode Teams Games Tournament. Model kooperatif Teams Games Tournament membiasakan siswa untuk bekerjasama guna mencapai tujuan tertentu dan berkompetisi dengan sehat. Hasil ini dapat dijadikan sebagai salah satu dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan dalam pembelajaran di kelas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai dasar pengembangan model kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam penelitian selanjutnya. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk memilih model pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehubungan dengan tujuan yang harus dicapai oleh siswa SDN 01 Brujul, Jaten, Karanganyar. Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah sejenis yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Penerapan model kooperatif
tipe Teams Games
Tournament dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Dengan metode ini, siswa mengerjakan tugas bersama-sama selanjutnya mereka berkompetisi mewakili masing-masing kelompok. semua aspek baik dari guru maupun siswa harus diperhatikan agar mendukung keberhasilan suatu pembelajaran. C. Saran Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan pemahaman konsep Proklamsi Kemerdekaan Indonesia pada pelajaran IPS, maka dapat disampaikan saran
saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide pada proses pembelajaran IPS materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
commit to user
tipe
Teams
Games
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 Tournament, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. b. Siswa hendaknya mampu bekerjasama lebih baik dan berkompetisi secara lebih sehat pada saat pelaksanaan pembelajaran IPS materi Proklamasi kemerdekaan
Indonesia
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament. c. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajar pelajaran IPS materi Proklamasi kemerdekaan
Indonesia
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam kehidupan sehari hari. 2. Bagi guru a. Hendaknya guru menerapkan model kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam pembelajaran IPS materi Proklamsi Kemerdekaan Indonesia. b. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum hendaknya guru lebih berinovasi dalam menerapkan model ataupun metode yang dikuasai sesederhana apapun itu untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran. c. Dalam pembelajaran IPS materi Proklamsi Kemerdekaan Indonesia guru hendaknya kerja sama dan saling membantu dengan guru lain dalam kelompok kerja guru sesama guru kelas V
dalam menerapkan metode
kooperatif tipe Teams Games Tournament. 3. Bagi sekolah Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat berinovasi menerapkan model pembelajaran yang tepat pada pembelajaran, terutama model pembelajaran yang menyenangkan misalnya model kooperatif tipe Teams Games Tournament ataupun yang lainnya. Kualitas tenaga pendidik yang lebih baik akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran, karena pastinya akan terdapat inovasi dalam penggunaan model pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
commit to user