PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI MA AL-ISLAH SENDANGAGUNG-PACIRANLAMONGAN Nur Hafizah Ach. Fatchan Satti Wagistina Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang ABSTRACT: Teams Games Tournament (TGT) learning model excels in helping students to understand some difficult concepts. It also gives effect toward the attitude of acceptance of differences between individuals, such as race, cultural diversity, gender, and socio-economics. It puts the students into some study groups consisting of some students who have different abilities, so that it can influence the feelings of happiness and the interest in learning better. This study aims to describe the influence of the TGT learning model toward the learning interest of students of MA Al-Islah Sendangagung in the subjects of geography. This research is using the quasi experimental research designs with a controlled group and an experimental group as the design. The research was located inthe MA Al-Islah Sendangagung Paciran Lamongan. The sample of the research was taken from the students of X.IPS-3 as the controlled class and the students of X.IPS-4 as the experimental class. The Research instrument used is questionnaire. The analysis of the data used is in the form of Mann-Whitney U test. The Conclusion of the finding shows that learning model influences the learning interest of the students of X MA Al-Islah Sendangagung-PaciranLamongan in the subjects of geography. Kata Kunci: Learning Interest, Teams Games Tournament
Pembelajaran merupakan proses interaktif yang berlangsung antara guru, siswa dengan materi yang dipelajari. Hasil pembelajaran tidak tergantung pada apa yang disampaikan oleh guru tetapi bagaimana siswa mengolah informasi yang diterima. Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru memandang siswanya sebagai manusia yang memiliki potensial intelektual, sehingga peran guru tidak hanya memberikan informasi saja, melainkan harus membimbing siswanya agar siswanya lebih aktif. Berlandaskan pada realita yang telah dijelaskan, maka wajar jika dalam proses belajar di sekolah, pemilihan dan penggunaan strategi serta model pembelajaran yang tepat juga menjadi salah satu bagian terpenting bagi keberhasilan proses penyampaian ide-ide pembelajaran dari guru kepada siswanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap minat belajar siswa dalam mata pelajaran Geografi adalah penggunaan model pembelajaran Geografi, guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Metode ceramah cenderung dipilih guru karena dianggap lebih mudah dan efisien. Pada kenyataannya metode ceramah hanya guru yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa hanya mendapatkan materi Geografi dari apa yang disampaikan guru dan mengakibatkan timbulnya rasa kebosanan dan kejenuhan dalam belajar. Dalam pembelajaran Geografi, ketika di kelas banyak siswa yang kurang minat dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Akibatnya, pembelajaran tidak lebih dari penyampain informasi secara verbal kepada siswa. Mata pelajaran Geografi merupakan mata pelajaran yang memiliki banyak teori dan pembahasan. Siswa akan banyak mengalami kesulitan dan kejenuhan dalam belajar Geografi karena cara mengajar guru yang setiap harinya ceramah tanpa adanya penerapan
model pembelajaran yang bisa membuat siswa tertarik dan antusias terhadap materi yang disampaikan. Berdasarkan observasi awal, guru MA Al-Islah Sendangagung-PaciranLamongan tidak pernah menerapkan model pembelajaran, maka peneliti tertarik untuk melihat pengaruh dari penggunaan model Teams Games Tournament (TGT) dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Geografi. Penerapan pembelajaran dari model Teams Games Tournament (TGT) yaitu siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang sifatnya heterogen akademiknya dan akan melakukan diskusi mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), kelompok tersebut disebut kelompok diskusi. Selanjutnya setiap anggota dari kelompok diskusi tersebut dibentuk kelompok lagi menjadi kelompok turnamen yang sifatnya homogen akademiknya. Langkah-langkah Teams Games Tournament (TGT) yaitu penyajian materi, belajar kelompok, dan tournament. Pengelompokan siswa yang heterogen mendorong interaksi yang efektif antara satu siswa dengan siswa yang lain serta saling mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Namun demikian, tidak ada satupun model pembelajaran yang cocok untuk semua materi, situasi, dan siswa. Dalam hal ini, pembelajaran kooperatif dengan model TGT, memiliki keunggulan dan kelemahan dalam implementasinya terutama dalam hal pencapaian hasil belajar dan efek psikologis bagi siswa. Slavin (2005:35), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT, yaitu: 1) Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional, 2) Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan, 3) TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka, 4) TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit), 5) Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyakdan 6) TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain. Sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam model pembelajaran TGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual siswa. Dengan demikian, guru harus merancang alat penilaian khusus untuk mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara individual. Menurut Kahfi dalam Prasetyaningsih (2010:24), kelemahan dari TGT seperti sulitnya pengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademik, waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak dan masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Sumarmi (2012:63) mengemukakan bahwa Teams Games Tournament (TGT) memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan. Kelebihannya yakni; keterlibatan siswa dalam belajar tinggi, siswa menjadi bersemangat dalam belajar, pengetahuan yang diperoleh siswa bukan semata-mata dari guru tetapi melalui konstruksi sendiri oleh siswa, dan dapat menumbuhkan sikap positif dalam diri siswa seperti kerja sama, toleransi, bisa menerima pendapat orang lain, dan lain-lain. Adapun kelemahannya yakni; bagi pengajar pemula model ini membutuhkan waktu yang banyak, membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, dapat menimbulkan susana gaduh dalam kelas, dan siswa terbiasa belajar dengan adanya hadiah. Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan minat siswa untuk lebih senang dan tertarik mempelajari materi-materi yang ada pada mata pelajaran Geografi. Model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi pembelajaran akan berpengaruh terhadap minat yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi di MA Al-Islah Sendangagung-Paciran-Lamongan METODE Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu. Adapun rancangan penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan desain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap minat belajar siswa MA Al-Islah Sendangagung-Paciran-Lamongan pada mata pelajaran Geografi yang dilihat dari hasil angket. Penelitian ini membagi sasaran penelitian menjadi dua kelompok sampel, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional, pemberian materi, penayangan macro media flash, mengerjakan LKS secara individu, dan penilaian. Sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.IPS MA Al-Islah SendangagungPaciran-Lamongan tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 2 kelas. Kelas X.IPS4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.IPS3 sebagai kelas kontrol. Secara sederhana subjek dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Sampel Penelitian Kelas X.IPS MA Al-Islah Sendangagung-Paciran-Lamongan NO 1 2
KELAS Kelas X.IPS3 (Kontrol) Kelas X.IPS4 (Eksperimen) Jumlah
Pembelajaran Konvensional Model TGT
JUMLAH SISWA 40 40 80
Data hasil angket yang diperoleh dari subjek penelitian diolah menggunakan SPSS for Windows16.0. Untuk menegetahui adakah perbedaan minat belajar siswa dari kelas eksperimen yang diberi perlakuan dan siswa kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan berupa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Agar memperoleh data yang benar-benar akurat, maka dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian melalui Uji Validitas dan Uji Realibilitas. Berdasarkan hasil uji validitas butir soal dengan menggunakan sarana komputer program SPSS forWindows16.0. Pada tabel hasil pengujian validitas, nilai r-tabel pada taraf signifkansi 5% dan sampel (n) 45 sebesar 0.294. Dari hasil uji validitas, nilai korelasi terkecil pada item pertanyaan P3 sebesar 0.450 dan tertinggi pada pertanyaan P8 sebesar (0.821). Karena nilai korelasi r-hitung semua item pertanyaan > r-tabel (0.294) demikian juga dengan nilai p-signifikansi tidak ada yang > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa semua item pertanyaan adalah valid. Hasil tes instrumen reliabel atau tidak dapat diketahui melalui bantuan program SPSS forWindows16.0 menggunakan uji statistic rumus Crombach’s alpha (). Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel apabila r hitung (nilai alpha) ˃ r tabel dan dikatakan tidak reliabel apabila r hitung ˂ r tabel . Berdasarkan hasil penghitungan uji reliabilitas diketahui bahwa nilai r hitung (nilai alpha) sebesar 0,940, sedangkan nilai r tabel pada signifikansi 5% dengan n=45 sebesar 0,81. Maka dapat disimpulkan bahwa soal yang diujicoba terbukti reliabel karena r hitung (nilai alpha) ˃ r tabel. Nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,940 sehingga tingkat reliabilitasnya adalah sangat tinggi karena terletak antara 0,81-1,00. Penelitian ini untuk menguji komparatif dua sampel independen yang datanya berbentuk ordinal maka peneliti menggunakan Uji U Mann-Whitney. Uji U ini tidak memerlukan asumsi distribusi normal dan homogenitas variance, yang diperlukan adalah data kontinu dan data yang mempunyai skala ordinal. Prosedur dalam menguji dengan uji U Mann-Whitney adalah sebagai berikut.
1. Dari percobaan dua kelompok dengan perlakuan yang berbeda ditentukan besar masing-masing sampel, yaitu: n1 dan n2, dengan total besar sampel n = n1 + n2. 2. Ukuran hasil dari percobaan diurutkan dalam satu seri dan dibuat rangkingnya dari 1 sampai ke-n. 3. Memberi tanda di bawah ranking tersebut, dari kelompok mana pengamatan tersebut berasal. 4. Menghitung nilai U Mann-Whitneydari masing-masing sampel tersebut yaitu U1 dan U2 dengan rumus sebagai berikut. n2 (n2 + 1) U1 = n1 .n2 + - R2 2 n1 (n1 + 1) U2 = n1 .n2 + - R1 2 5. Memilih dari U1 dan U2 nilai yang terkecil dan inilah yang disebut U U = nilai U1atau U2 yang terkecil 6. Nilai U di atas dibandingkan dengan nilai U pada Tabel U Mann-Whitney sesuai dengan level yang diinginkan dan sesuai dengan besar sampel. 7. Tentukan daerah penolakan hipotesa, yaitu: H0 ditolak, diterima Ha jika Ucari > Utabel H0 diterima, tolak Ha jika Ucari Utabel 8. Berdasarkan perbandingan antara Ucari dan Utabel diatas kemudian dibuat kesimpulan 9. Uji U Mann-Whitney ini akan dianalisis dengan menggunakan SPSS forWindows 16. HASIL Hasil analisis angket antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2 Data Hasil Angket Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X.IPS3 (Kontrol) dan Kelas X.IPS4 (Eksperimen) MA Al-Islah SendangagungPaciran-Lamongan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N
Minimum
Maximum
Mean
40
64
88
73.8
40
16
80
52,28
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa minat belajar siswa pada mata pelajaran Geografi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Hal tersebut dapat dilihat pada rata-rata nilai yang diperoleh, yaitu rata-rata kelas eksperimen sebesar 73,8 dan kelas kontrol sebesar 52,28. Selisih nilai rata-rata minat belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 21,52. Data yang dianalisis tersebut sebagai gambaran minat belajar siswa setelah mendapat perlakuan yang berbeda. Selisih yang ada menunjukkan kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Selain itu, berdasarkan gambaran data hasil penelitian dapat dilihat bahwa tanggapan siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang, dan perhatian siswa pada mata pelajaran geografi berbeda-beda. Untuk menginterpretasikan dilakukan kategorisasi terhadap skor jawaban responden. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3 Hasil Persentase Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X.IPS3 (Kontrol) dan X.IPS4 (Eksperimen) MA Al-Islah Sendangagung-PaciranLamongan Kelas control Kelas Eksperimen Indikator (% Skor) (% Skor) Ketertarikan siswa 74.50 80.6 Perasaan senang siswa 63.2 71.47 Perhatian siswa 74.2 82.1 Berdasarkan Tabel 3 diatas, persentase skor jawaban siswa mengenai ketertarikan mata pelajaran Geografi pada kelas kontrol sebesar 74,50 % nilai ini lebih rendah dibandingkan pada kelas eksperimen sebesar 80,6%. Kelas eksperimen prosentasenya lebih tinggi karena siswa merasa senang dan tertarik dengan model pembelajaran TGT yang digunakan oleh guru adapun kelas kontrol merasa kurang tertarik karena mendengarkan guru bercerita terlalu lama. Siswa pada kelas eksperimen persentase ketertarikannya tinggi begitu juga dengan persentase perasaan senang yakni sebesar 71,47%, nilai ini lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol yakni sebesar 63,2%. Siswa ketika sudah tertarik dengan model pembelajaran yang digunakan maka siswa akan merasa senang untuk melakukan kegiatan pembelajaran tersebut. Persentase perhatian siswa pada kelas eksperimen sebesar 82,1%, lebih tinggi dari kelas kontrol dengan persentase skor 74,2%. Siswa yang sudah tertarik dan senang terhadap apa yang dilakukan, siswa tersebut akan memberikan perhatian yang lebih terhadap yang disenangi. Maka ketika siswa sudah tertarik dan senang dengan materi yang disampaikan oleh guru dengan sendirinya siswa tersebut akan memberikan perhatian yang lebih, terbukti pada kelas eksperimen banyak siswa yang berusaha memenangkan turnamen dalam permainan akademik. Sebaliknya pada kelas kontrol lebih rendah karena dari kesan pertama siswa sudah merasa jenuh dan bosan dengan ceramah yang diberikan terus menerus oleh guru, sehingga perhatian siswa tidak lagi ke materi tetapi mencari hal yang lebih menyenangkan lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terjadi perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Berdasarkan uji hipotesis dalam penelitian ini yang menggunakan Uji U MannWhitney yakni nilai Zhitung (-4.57) < Ztabel(-1.96) maka keputusan menolak hipotesis nol (H0) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan minat belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari hasil analisis Uji Z nilai signifikansi sebesar 0.000 yang kurang dari alpha (0,05) yang artinya model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi MA Al-Islah Sendangagung-Paciran-Lamongan. PEMBAHASAN Pada proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat meningkatkan minat belajar pada diri siswa. Seseorang tidak akan belajar apabila tidak memiliki minat dalam dirinya untuk belajar sehingga akan mempengaruhi dalam hasil belajarnya. Dalam membangkitkan minat belajar siswa salah satunya adalah dapat dilakukan melalui pendekatan pembelajaran pada siswa. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan minat belajar siswa. Beberapa hasil riset mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat berpengaruh untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hal tersebut cukup beralasan mengingat adanya games akademik, minat siswa akan muncul dengan adanya lomba atau persaingan antara siswa satu dengan siswa
lainnya untuk mendapatkan penghargaan atau sesuatu yang diinginkan (2005:164). Berikut akan dijelaskan penelitian pengaruh penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran geografi. Minat merupakan satu perasaan seseorang terhadap objek yang dinyatakan dengan senang atau tidak senang. Minat dapat diartikan juga sebagai satu kondisi yang dapat menimbulkan seseorang untuk belajar. Dalam meningkatkan minat siswa salah satu yang dapat dilakukan oleh guru melalui penerapan model pembelajaran yang sesuai. Hal ini sangat sesuai dengan karakteristik seorang guru menurut pendapat Mulyasa (2006:13) yang berpendapat guru itu harus kreatif, proaktif, profesional, dan menyenangkan sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, suasana pembelajaran yang menantang, dan mampu membelajarkan dengan menyenangkan. Dari sekian banyak model pembelajaran, model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran yang paling tepat dan paling efektif dalam membangkitkan minat belajar siswa. Pendapat ini sangat sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Prasetyaningsih (2010) dimana model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat menambah aktivitas siswa selama proses pembelajaran karena model ini membawa siswa dalam game yang menyenangkan untuk membangun konsep bersama kelompoknya sehingga minat belajar akan tumbuh. Penelitian yang dilaksanakan di MA Al-Islah Sendangagung-Paciran-Lamongan tanggal 24 September – 1 Oktober 2013 sudah terlaksana sesuai prosedur. Penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan pemberian angket. Pada tahap persiapan yakni observasi ke sekolah untuk menentukan dan memastikan kelas digunakan sebagai sampel, mengatur jadwal pengumpulan data, mengirim surat ijin penelitian, mengumpulkan nilai kemampuan awal siswa, dan menyusun perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran mulai dari Program Semester sampai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran peneliti menyusun sendiri, karena guru di MA Al-Islah Sendangagung-Paciran-Lamongan belum membuat perangkat pembelajaran dan akan akan membuat ketika ada penilaian sekolah (akreditasi). Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, berupa penyajian materi, belajar kelompok, turnamen, dan penghargaan kelompok. Pada saat penyajian materi guru menampilkan materi dengan menggunakan media macro media flash. Berdasarkan pengamatan siswa merasa tertarik karena selama ini guru tetap tidak pernah menggunakan media yang menarik hanya ceramah dan menggunakan mencatat melalui papan tulis. Pada saat penyampaian materi ada beberapa siswa yang bertanya dan guru juga meberikan umpan balik. Setelah itu guru membacakan nama-nama kelompok diskusi yang kemampuannya heterogen dan meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Sebelum mengerjakan LKS guru menjelaskan mengenai aturan model pembelajaran Teams Games Tournament. Dalam belajar kelompok, siswa belajar dengan menggunakan LKS dan setiap kelompok mendapatkan LKS. Pada saat awal-awal belajar kelompok masih ada beberapa siswa yang individual, sehingga guru praktik memberikan teguran. Beberapa menit kemudian secara umum semua siwa sudah belajar kelompok dengan baik, dimana siswa yang mengalami kesulitan belajar dibantu oleh siswa yang lebih paham. Kemudian melakukan pembahasan bersama-sama.Pada hari selanjutnya setelah siswa belajar kelompok, guru mengadakan turnamaen. Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok turnamen yakni terdiri dari 8 kelompok masing-masing kelompoknya terdapat 5 anak yang kemampuannya homogen. Kelompok yang berkemampuan tinggi masing-masing bisa menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu soal sehingga skor rata-ratanya sama, berbeda dengan kelompok yang berkemampuan sedang dan rendah. Kelompok yang berkemampuan sedang ada yang rat-ratanya tinggi dan rendah tetapi semua pertanyaan pada kartu soal terjawab. Sedangkan untuk kelompok yang berkemampuan rendah ada yang sampai tidak mendapatkan poin dan tidak semua soal terjawab. Setelah skor kelompok dijumlah rata-rata nilai tertinggi dari 5 kelompok terdapat 2 kelompok yakni kelompok stratosfer dan mesosfer. Dalam hal ini banyak siswa
menginginkan agar pertemuan selanjutnya menggunakan model yang sama karena mereka berharap pada pertandingan selanjutnya mereka yang mendapatkan juara. Tahap yang ketiga guru memberikan angket kepada siswa untuk mengukur minat belajar setelah diberikan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Setelah dilakukan analisis Uji U Mann Whitney dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji Z membuktikan bahwa terdapat perbedaan minat belajar siswa pada mata pelajaran Geografi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai mean rank kelompok eksperimen yang di diberi perlakukan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebesar 52,38 lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional nilai mean rank minat belajar hanya sebesar 28,63 sehingga selisih antara kedua kelas sebesar 23,75. Hal tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Geografi. Pengaruh ini terlihat pada perbedaan nilai mean rank minat belajar antara kelompok eksperimen dan kontrol. Perbedaan tersebut terjadi terjadi karena siswa yang mendapat perlakuan dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) lebih merasa tertarik dengan model yang diberikan, karena selama ini guru tidak pernah menggunakan model pembelajaran yang menarik dan sesuai. Adapun pada kelas kontrol hampir sama dengan yang selama ini guru guru terapkan (konvensional). Hasil eksperimen dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran sangat efektif dan memberikan ketertarikan pada siswa. Sesuai dengan hasil penelitian Aningtyas (2008), TGT salah satu model pembelajaran yang menarik dan efektif karena setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi yang terbaik di meja turnamennya. Adanya keinginan siswa untuk memahami materi mendorong para siswa untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung kepada sesama temannya khususnya kepada anggota kelompoknya seperti bertanya, menjelaskan, mengemukakan pendapat, dan lain sebagainya sehingga siswa tidak hanya mendapatkan sumber belajar dari guru atau bahan ajar tetapi juga dari temannya sendiri. Hal tersebut seperti yang dikatakan Bustanuddana (2008) bahwa pembelajaran TGT dapat mengaktifkan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen sekaligus menggembirakan siswa dengan permainan. Proses pembelajaran yang dikemas menjadi suatu games dan tournament akademik memebuat siswa merasa tertantang sehingga menjadikan siswa lebih mengingat selama proses pembelajaran. Keantusiasan dan motivasi belajar inilah yang dapat berpengaruh langsung terhadap minat belajar siswa. Siswa di kelas kontrol masih banyak yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran karena proses pembelajaran pada kelas ini kurang menyenangkan. Selain itu, proses pembelajaran yang tidak berubah atau sama seperti sebelumsebelumnya, membuat siswa merasa bosan. Memang pada awal penayangan macro media flash, siswa merasa antusias. Akana tetapi, lama-kelamaan siswa merasa bosan dan mengantuk. Sehingga setalah penayangan macro media flash dan kegiatan pembelajaran beralih pada kerja kelopok, semangat belajar para siswa sudah hilang. Akibatnya, kerja kelompok hanya didominasi oleh 1 atau 2 siswa saja dan yang lainnya hanya menumpang nama. Tidak adanya rasa tanggung jawab individu untuk menyumbangkan poin kepada kelompok seperti yang terjadi pada kelas eksperimen, menyebabkan para siswa di kelas kontrol tidak termotivasi untuk memahami materi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika rata-rata hasil angket kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen. Penelitian yang sama dengan penelitian terdahulu oleh Fitria Aningtyas (2008). Persamaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah model pembelajaran Teams Games Tournament dan subjek penelitiannya yaitu siswa kelas X. Sedangkan perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah jenis penelitian dan variabel terikatnya. Penelitian saat ini adalah penelitian eksperimen untuk mengukur
minat belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di MA Al-Islah Sendangagung-PaciranLamongan. Sedangkan penelitian terdahulu adalah penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan lima unsur kooperatif dan prestasi belajar siswa di MAN 3 Malang. Penelitian yang sama dengan penelitian terdahulu oleh Bustanuddana (2008). Persamaan penelitian saat ini dengan penelitian tersebut adalah model pembelajarn TGT dan jenis penelitiannya yaitu penelitian eksperimen. Sedangkan perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian saat ini mengukur minat belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas X MA Al-Islah Sendangagung-Paciran –Lamongan. Sedangkan penelitian Bustanuddana (2008) mengukur motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII SMP Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang. Penerapan pembelajaran model TGT tidak hanya dapat brpengarug terhadap minat belajar siswa saja tetapi juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa seperti yang diungkapkan oleh peneliti terdahulu Mardiyah (2010) bahwa penerapan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMA Negeri 10 Malang pada mata pelajaran Geografi. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan saat ini dengan semua penelitian sebelumnya adalah perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol. Pada penelitian sebelumnya, proses pembelajaran pada kelas kontrol hanya didominasi dengan ceramah saja sehingga perlakuan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sangat kontras perbedannya sedangkan pada penelitian saat ini, perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol adalah metode konvensional meliputi cermah, penayangan macro media flash, dan belajar kelompok. Pemberian perlakuan tersebut bertujuan untuk menyetarakan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen agar perbedaan perlakuan yang diterima di kedua kelas penelitian tidak terlalu kontras atau berbeda. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran Teams Gaems Tournament (TGT) berpengaruh terhadap minat belajar siswa pada pelajaran Geografi MA Al-Islah Sendangagung-Paciran-Lamongan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan pembahasan yang telah diuraikan, ada beberapa hal yang perlu ditindak lanjuti, yaitu: a) Guru disarankan melakukan penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) karena layak dan mampu meningkatkan minat belajar siswa, selain itu guru juga diharapkan tetap memberikan ulangan secara individu, b) Peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian tentang model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada materi yang lain dan mengukur kemampuan yang lain seperti kemampuan kognitif dan psikomotorik serta perlu menambahkan waktu untuk diskusi kelompok agar ketika turnamen akademik semua siswa bisa menjawab, dan c) Bagi siswa agar lebih disiplin selama proses pembelajaran serta lebih komunikatif dan bisa saling membantu satu sama lain dalam diskusi kelompok sehingga ketika turnamen bisa menjawab soal. Selain itu, siswa harus lebih sering melakukan kelompok diskusi dalam mata pelajaran apapun agar setiap siswa terbiasa berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama temannya yang heterogen. DAFTAR RUJUKAN Aningtyas, Fitria. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Lima Unsur Kooperatif Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-A semester II MAN 3 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bustanuddana. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Bidang Sejarah Kelas VIII SMP Negeri I Singosari Kabupaten Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas IlmuSosial. Universitas Negeri Malang. Listianah, Mery. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dan Motivasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Malang pada Pokok Bahasan Hidrokarbon. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Malang. Mulyasa, E. 2006.Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatifdan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurhayati, Titis. 2009. Pengaruh Model PembelajaranTGT (Teams Games Tournament) terhadap Hasil Belajar Geografi di Mts. Negeri Pulosari Ngunut Kabupaten Tulungagung. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Malang. Prasetyaningsih, Ika. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nglames pada Pokok Bahasan Hidrokarbon. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Malang. Setyosari, Yuni. 2009. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Team Game Tournament) Berbantuan Media Pembelajaran pada Materi Pokok Alkana, Alkena, dan Alkuna terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Kelas X SMA Negeri 1 Gondang Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Malang. Setyowati, Indah. Devi. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 5 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Malang. Slavin, E. Robert. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Edisi Revisi. Bandung: Nusa Media Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing. Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.