PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KELAS VA PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SDN PERUMNAS CONDONGCATUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Riza Ristiyanti NIM: 121134035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KELAS VA PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SDN PERUMNAS CONDONGCATUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Riza Ristiyanti NIM: 121134035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan segala cinta dan syukur skripsi ini dipersembahkan kepada : Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan, perlindungan, serta rahmat dan karunia-Nya. Kedua orang tuaku Bapak Sugiya dan Ibu Sartinem yang telah memberikan dukungan dan kasih sayang yang tiada henti. Kakak serta adikku Ika Prasetyanti dan Nanang Himawan yang selalu memberikan bantuan, dukungan, motivasi, dan doa disetiap langkahku. Irvani
Ahmad
yang
selalu
menyemangati
dan
menemani
hingga
terselesaikannya skripsi ini. Keluarga besar bapak Tarsisius Raharjo yang selalu memberi semangat dan doa dalam segala hal. Teman seperjuanganku dan teman baikku yang tidak bisa aku sebutkan satupersatu yang telah menemaniku dan menghiburku. Almamaterku terkasih PGSD Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO “Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap.” (Q.S Al Insyirah: 7-8)
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia hanyalah, keberanian dan keyakinan yang teguh.” (Andrew Jackson)
# Aku datang, bimbingan, ujian, revisi, dan aku “menang”!!
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Ristiyanti, Riza. 2016. Peningkatakan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas VA Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual SDN Perumnas Condongcatur. Skripsi: Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SDN Perumnas Condongcatur. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa 2) mengetahui peningkatan hasil belajar, dan 3) mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan McTaggart dengan dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VA SDN Perumnas Condongcatur berjumlah 24 siswa. Objek penelitian ini adalah hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes dan nontes. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi, wawancara dan tes tertulis berupa soal uraian. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Komponen pembelajaran kontekstual yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian nyata. Rata-rata hasil belajar meningkat dari kondisi awal 57,66 menjadi 70,95 pada evaluasi 1, 82,04 pada evaluasi 2, 90 pada evaluasi akhir. Persentase ketuntasan mengalami kenaikan dari kondisi awal 51,19% menjadi 62,5% pada evaluasi 1, 75% pada evaluasi 2, dan 91,66% pada siklus akhir. Kemampuan berpikir kritis hasil kuesioner meningkat dari kondisi awal dengan rata-rata 3,03 (tidak kritis) menjadi 4,07 (kritis) pada kondisi akhir. Persentase ketuntasan meningkat dari kondisi awal 37,5% menjadi 75% pada kondisi akhir. Penelitian ini disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual dapat 1) meningkatkan hasil belajar dan 2) kemampuan berpikir kritis siswa kelas VA SDN Perumnas Condongcatur.
Kata kunci: Hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, KPK dan FPB, pembelajaran kontekstual.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Ristiyanti, Riza. 2016. The Improvement of Learning and Math’s Critical Thinking Ability of Class VA in KPK and FPB Materials Through Contextual Learning In Perumnas Condongcatur Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Sanata Dharma University
This study was based on the low result of learning and critical thinking ability on the Least Common Multiple and Highest Common Factor material of class VA SDN Perumnas Condongcatur. This study aimed to 1) knowed the application the contextual leraning to improvement of learning and math‟s critical thinking, 2) knowing improvement of learning outcomes, and 3) determine the improvement of students' critical thinking ability. This study was Classroom Action Research McTaggart and Kemmis’ models with two cycles. The subjects were the students of class VA Perumnas Condongcatur Elementary School with the total of 24 students. The object of this study is the result of students‟ learning and critical thinking ability. Data collection technique is in the form of tests and non-test. The instruments of this research using questionnaires, observation, interview and written test in the form of analysis questions. The data analysis that are used are quantitative. Contextual learning components that are used in this study are constructivism, inquiry, community learning, modeling, reflection, and real assessment. The average learning outcomes increased from the initial conditions in the evaluation 57.66 into 70.95 1, 82.04 on the second evaluation, 90 in the final evaluation. The percentage of completeness increased from the initial condition of 51.19% to 62.5% in the first evaluation, 75% in the second evaluation, and 91.66% at the end of the cycle. Critical thinking ability questionnaire results increased from the initial conditions with an average of 3.03 (not critical) to 4.07 (critical) on the final conditions. Completeness percentage increased from 37.5% on the initial conditions to 75% on the final conditions. This study concluded that contextual learning can improve learning outcomes and the ability to think critically of class VA Perumnas Condongcatur Elementary School.
Keywords: learning outcome, critical thinking ability, Least Common Multiple and Highest Common Factor, contextual learning.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis telah menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas VA SDN Perumnas Condongcatur”. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis mengalami banyak hambatan, cobaan, dan kesulitan, namun berkat dorongan, bimbingan, motivasi, dan bantuan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini, yaitu kepada: 1.
Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma.
3.
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech, selaku dosen pembimbing akademik, yang bersedia memberikan masukan, arahan dan motivasi selama penulisan tugas akhir ini. 5. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, membimbing dan memberikan masukan penulis dengan penuh kesabaran. 6. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan masukan, membantu dan mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir bimbingan dengan ketelitiannya. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii PERSEMBAHAN..................................................................................... iv HALAMAN MOTTO............................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.............. vii ABSTRAK.............................................................................................. viii ABSTRACT............................................................................................... ix KATA PENGANTAR............................................................................... x DAFTAR ISI............................................................................................xii DAFTAR TABEL.................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR............................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xviii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1 B. Pembatasan Masalah....................................................................... 8 C. Perumusan Masalah........................................................................ 8 D. Tujuan Penelitian............................................................................ 9 E. Manfaat Penelitian.......................................................................... 9 F. Definisi Operasional...................................................................... 11 BAB II LANDASAN TEORI.................................................................. 12 A. Kajian Pustaka............................................................................... 12 B. Penelitian yang Relevan................................................................ 40 C. Kerangka Berpikir......................................................................... 44 D. Hipotesis Tindakan........................................................................ 47 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 48 A. Jenis Penelitian.............................................................................. 48 B. Setting Penelitian.......................................................................... 51 C. Persiapan....................................................................................... 51 D. Rencana Setiap Siklus................................................................... 52 E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 62 F. Instrumen penelitian...................................................................... 65 G. Teknik Pengujian Instrumen......................................................... 74 H. Teknik Analisis Data..................................................................... 79 I. Indikator Keberhasilan.................................................................. 87 J. Jadwal Penelitian........................................................................... 90 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 91 A. Hasil Penelitian............................................................................. 91 B. Pembahasan................................................................................. 145 BAB V PENUTUP................................................................................. 153 A. Kesimpulan................................................................................. 153 B. Keterbatasan Penelitian............................................................... 154 C. Saran............................................................................................ 155 DAFTAR REFERENSI........................................................................ 156 LAMPIRAN........................................................................................... 159
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis................................................................ 21 Tabel 2.2 Persamaan Indikator dari Tiga Ahli..................................................... 22 Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Mengenai Proses Pembelajaran......................... 65 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis............. 67 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis................................. 69 Tabel 3.4 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa......................... 70 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi......................................................................... 72 Tabel 3.6 Kriteria Validasi Instrumen................................................................... 75 Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Evaluasi................................................................. 76 Tabel 3.8 Hasil Validasi Silabus........................................................................... 77 Tabel 3.9 Hasil Validasi RPP............................................................................... 77 Tabel 3.10 Hasil Validasi LKS............................................................................. 77 Tabel 3.11 Hasil Validasi Lembar Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis..........78 Tabel 3.12 PAP Tipe I........................................................................................... 81 Tabel 3.13 Kriteria Indikator 1.............................................................................. 83 Tabel 3.14 Kriteria Indikator 2.............................................................................. 83 Tabel 3.15 Kriteria Indikator 3............................................................................. 84 Tabel 3.16 Kriteria Indikator 4............................................................................. 84 Tabel 3.17 Kriteria Indikator 5............................................................................. 85 Tabel 3.18 Kriteria Indikator 6............................................................................. 85 Tabel 3.19 Kriteria Keseluruhan Indikator........................................................... 85 Tabel 3.20 Kriteria Rata-Rata Observasi Seluruh Siswa...................................... 86 Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan Hasil Belajar.................................................. 88 Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan Kemampuan Berpikir Kritis.......................... 89 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.23 Jadwal Pelaksanaan Penelitian.............................................................90 Tabel 4.1 Nilai KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun 2013/2014...................... 92 Tabel 4.2 Nilai KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun 2014/2015...................... 93 Tabel 4.3 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal................................. 95 Tabel 4.4 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............... 96 Tabel 4.5 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............... 97 Tabel 4.6 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............... 98 Tabel 4.7 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............. 100 Tabel 4.8 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............. 101 Tabel 4.9 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal............. 102 Tabel 4.10 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal ...................................... 103 Tabel 4.11 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I............................................................. 115 Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara Keseluruhan Siklus I......................................................................... 116 Tabel 4.13 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II............................................................ 127 Tabel 4.14 Hasil Nilai Evaluasi Akhir................................................................ 128 Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara Keseluruhan Siklus II........................................................................ 128 Tabel 4.16 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir............................. 129 Tabel 4.17 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 130 Tabel 4.18 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 132 Tabel 4.19 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 133 Tabel 4.20 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 134 Tabel 4.21 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 136 Tabel 4.22 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpkir Kritis Kondisi Akhir............ 137 Tabel 4.23 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir...................................... 138 Tabel 4.24 Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar......................... 147 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.25 Perbandingan Nilai Kuesioner Berpikir Kritis.................................. 149 Tabel 4.26 Perbandingan Presentase Berikir Kritis............................................ 150 Tabel 4.27 Peningkatan Berpikir Kritis dari Hasil Pengamatan......................... 151
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Skema Hasil Penelitian yang Relevan............................................... 43 Gambar 3.1 Siklus Model PTK............................................................................. 50 Gambar 4.1 Rata-Rata Hasil Belajar................................................................... 141 Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar............................................... 142 Gambar 4.3 Nilai Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Indikator....... 143 Gambar 4.4 Persentase Jumlah Siswa yang Kritis.............................................. 144
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Penelitian................................................................................ 159 Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian................................................... 160 Lampiran 3 Silabus............................................................................................. 161 Lampiran 4 RPP.................................................................................................. 184 Lampiran 5 Soal Evaluasi................................................................................... 253 Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Siswa .................................................................... 271 Lampiran 7 Nilai Evaluasi 1............................................................................... 283 Lampiran 8 Nilai Evaluasi 2............................................................................... 284 Lampiran 9 Nilai Evaluasi 3............................................................................... 285 Lampiran 10 Data Kondisi Awal........................................................................ 286 Lampiran 11 Validasi Perangkat Pembelajaran................................................. 288 Lampiran 12 Validasi Evaluasi........................................................................... 306 Lampiran 13 Kisi-Kisi Kuesioner....................................................................... 318 Lampiran 14 Kuesioner....................................................................................... 320 Lampiran 15 Validasi Kuesioner........................................................................ 323 Lampiran 16 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis................................... 333 Lampiran 17 Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis.................................. 335 Lampiran 18 Pedoman Observasi....................................................................... 337 Lampiran 19 Hasil Observasi.............................................................................. 338 Lampiran 20 Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran.................................. 339 Lampiran 21 Pedoman Wawancara Kemampuan Berpikir Kritis....................... 340 Lampiran 22 Foto Kegiatan................................................................................ 341 Lampiran 23 Daftar Riwayat Hidup.................................................................... 343
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, dan batasan pengertian yang akan dilakukan. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di semua jenjang pendidikan dan mempunyai peran yang penting. Matematika dikatakan penting karena sebagai bekal untuk dapat berpikir kritis, keatif dan sistematis yang berguna bagi dirinya ketika hidup di masyarakat. Mengingat peranannya yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pendidikan matematika khususnya di sekolah dasar memerlukan perhatian yang serius. Permendiknas (2006) mengungkapkan bahwa tujuan matematika yaitu (1) memecahkan masalah yang
meliputi
kemampuan
memahami
masalah,
merancang
model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, dan (2) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Matematika berdasarkan pendapat Susanto (2013:185) adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi bilanganbilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Tujuan utama pembelajaran matematika yang diajarkan kepada siswa adalah memahami sebuah konsep. Konsep yang telah tertanam pada diri siswa akan membantunya untuk mengenali dan memecahkan masalah matematis. Oleh karena itu pembelajaran matematika digunakan untuk membekali siswa agar dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam kehidupan seharihari. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka pembelajaran di sekolah dasar sebaiknya dapat mengajak siswa untuk berproses. Siswa usia sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, sedangkan matematika merupakan ilmu
yang
abstrak.
Sehingga
pembelajaran
matematika
sebaiknya
menggunakan media dan mengaitkan materi dengan kehidupan siswa. Siswa akan mudah menangkap materi apabila materi yang mereka pelajari dibangun melalui pengalaman yang sudah ada atau nyata. Banyaknya peran penting matematika bagi kehidupan tersebut justru banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang ditakuti dari beberapa mata pelajaran lainnya. Syaifudin (2009: 1) menyebutkan bahwa matematika menjadi mata pelajaran yang memiliki hasil belajar rendah diantara bidang studi lainnya. Hal tersebut diperkuat dengan adanya
“Third
Mathematics
and
Science
Study
(TIMSS)
yang
diselenggarakan oleh International Association for Evolution of Educational Achievement (IEA) tahun 2003 bahwa di Indonesia kemampuan matematika menduduki peringkat ke 35 dari 45 negara. Peneliti melakukan wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
singkat pada tanggal 28 Juli 2015 kepada siswa kelas 5A SD Negeri Perumnas Condongcatur bahwa sebagian besar dari mereka juga menganggap matematika itu adalah mata pelajaran yang sulit. Mereka menganggap banyaknya rumus dan angka yang harus diolah sedemikian rupa serta membutuhkan ketelitian. Tanggapan-tanggapan para peserta didik mengenai sulitnya matematika tersebut dapat dilihat melalui rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur pada tanggal 28 Juli 2015 didapat informasi bahwa hasil belajar siswa yang paling rendah ada pada materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dicapai adalah 65 dari skala 100. Kriteria Ketuntasan Minimal diperoleh dari kompleksitas (kesulitan dan kerumitan), daya dukung, dan intake siswa (tingkat kemampuan rata-rata). Kenyataannya rata-rata nilai ulangan pada materi KPK dan FPB dua tahun terakhir masih dibawah KKM. Tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa dari 26 siswa hanya terdapat 13 siswa (50%) yang mencapai KKM. Rata-rata nilai kelas masih dibawah KKM yaitu 62,93. Peneliti juga meminta data hasil ulangan KPK dan FPB pada tahun ajaran 2014/2015, bahwa hanya terdapat 11 siswa (52,38%) dari 21 siswa yang tuntas. Rata-rata nilai ulangan tahun ajaran 2014/2015 juga masih jauh di bawah KKM yaitu 52,38. Berdasarkan hasil ulangan dua tahun terakhir tersebut, didapatkan rata-rata yaitu 57,66 dengan persentase ketuntasan 51,19% yang tergolong masih rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Salah satu tujuan matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Menurut Kuswana (2011: 19) berpikir kritis berdasarkan perspektif deskriptif, adalah analisis suatu masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan. Sutarmo (2012: 94) mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Pentingnya berpikir kritis juga diungkapkan oleh Peter (2012: 39) untuk dapat bersaing dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan pribadi, siswa harus memiliki kemampuan pemecahan masalah dan harus bisa berpikir dengan kritis. Seperti yang disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006), tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mencapai kompetensi matematika, diantaranya kemampuan berpikir kritis. Sekolah menjadi sarana yang sangat berperan penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis penting dikembangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah. Namun dalam kenyataannya, ketika peneliti melakukan wawancara dan 3 kali observasi pembelajaran guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur dengan menggunakan indikator berpikir kritis siswa masih rendah. Keenam indikator yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah menganalisis argumen, mampu bertanya, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat kesimpulan, keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Berdasarkan hasil wawancara pada indikator menganalisis argumen terdapat 45% siswa yang dikatakan kritis. Indikator mampu bertanya terdapat 50% siswa yang dikatakan kritis. Indikator menjawab pertanyaan terdapat 35% siswa yang dikatakan kritis. Indikator memecahkan masalah terdapat 37,5% siswa yang dikatakan kritis. Sedangkan indikator membuat kesimpulan terdapat 43,33% siswa yang dikatakan kritis dan indikator keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan terdapat 46,67% siswa yang dikatakan kritis. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas VA masih rendah. Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa indikator pertama yaitu menganalisis argumen ketika pembelajaran tidak terlihat karena guru yang menjadi sumber pengetahuan bagi siswa. Indikator kedua dan ketiga yaitu mampu bertanya dan menjawab pertanyaan hanya terdapat 30% siswa dari 24. Indikator keempat yaitu memecahkan masalah juga tidak begitu terlihat karena guru hanya menjelaskan dan siswa langsung mengerjakan sebuah lembar kerja. Indikator kelima yaitu membuat kesimpulan memang sudah terlihat ketika guru bertanya pada akhir pembelajaran, namun hanya beberapa siswa saja yang kembali mendominasi. Indikator terakhir, yaitu keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan siswa terlihat tidak mengevaluasi dan menilai kembali hasil pekerjannya. Herman (2006) mengemukakan bahwa salah satu penyebab rendahnya kualitas pemahaman matematika siswa di SD dan SMP menurut hasil survey IMSTEP-JICA di kota Bandung adalah karena dalam proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
matematika guru umumnya terlalu berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan soal yang lebih bersifat prosedural dan mekanistis daripada menanamkan pemahaman. Rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa tersebut juga dipengaruhi oleh pembelajaran guru di kelas yang didominasi dengan pembelajaran yang konvensional. Hal tersebut terlihat ketika peneliti melakukan pengamatan pembelajaran di kelas VA. Kegiatan pembelajaran guru
hanya menjelaskan
konsep
secara singkat
tanpa memberikan
kesempatan siswa untuk berproses, namun hanya memberikan contoh soal, dan memberikan soal-soal latihan. Siswa tidak dibimbing untuk menghadapi realitas serta menemukan masalah matematis terkait materi yang dipelajari untuk dipecahkan. Guru kelas VA juga tidak menggunakan pembelajaran inovatif dan media pembelajaran. Pembelajaran inovatif dan media pembelajaran sangat penting digunakan karena matematika mempunyai objek kajian yang dianggap abstrak sedangkan siswa usia SD menurut Piaget berada pada tahap operasi konkrit. Proses pembelajaran di kelas hendaknya melibatkan siswa untuk berproses sehingga mereka akan lebih memahami konsep. Mulyono (2003:13) berpendapat bahwa proses belajar matematika yang baik adalah guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mampu memecahkan persoalannya. Siswa sebaiknya dihadapkan pada realitas atau pengalaman yang ada pada dirinya. Permasalahan mengenai matematika pada kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
sehari-hari juga dapat dihadirkan sehingga nantinya siswa dapat menerapkan pemecahannya tersebut. Pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis matematika salah satunya adalah pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL). Taniredja dan Faridli (2014: 49) berpendapat bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Johnson dan Alwasilah (2007: 14) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap maksud dalam materi akademis yang mereka terima dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VA SDN Perumnas Condongcatur. Agar siswa dapat mendapatkan hasil belajar dan kemampuan
berpikir
kritis
yang
diharapkan,
maka
melalui
judul
“Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas VA Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual SDN Perumnas Condongcatur” peneliti ingin mengetahui apakah penggunaan CTL dapat meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada murid kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016. 2. Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran matematika KD 1.2 dan 1.5 KPK dan FPB. 3. Model yang digunakan dalam pembelajaran adalah Cooperative Teaching and Learning atau pembelajaran kontekstual. 4. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai hasil belajar dan berpikir kritis siswa.
C. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condong Catur? 2. Apakah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condong Catur? 3. Apakah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika pada kelas VA SD Negeri Perumnas Condong Catur?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur. 2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur melalui pembelajaran kontekstual. 3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur melalui pembelajaran kontekstual.
E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan. Manfaat penelitian ini ada 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini merupakan cara untuk mengembangkan pembelajaran kontekstual dengan komponen dan media yang mendukung proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 10
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti: 1. Memberikan wawasan mengenai inovatif pembelajaran yaitu salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang nantinya dapat diterapkan ketika mengajar. 2. Memberikan pengetahuan mengenai cara meingkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. 3. Penelitian ini merupakan cara peneliti untuk belajar, berlatih, dan mengembangkan pembelajaran kontekstual dengan menerapkan pengetahuan peneliti selama melakukan penelitian. b. Bagi siswa: 1. Memberikan suasana yang menyenangkan ketika pembelajaran. 2. Meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa. c. Bagi Guru: Penelitian dengan menggunakan pembelajaran kontekstual ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi guru untuk menaikkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 11
F. Definisi Operasional 1. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan serangkaian proses belajar yang berupa 3 aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penelitian ini hanya mengukur dari aspek kognitif atau pengetahuan saja. 2. Berpikir kritis adalah sebuah usaha untuk dapat memecahkan masalah dan membuat sebuah keputusan sehingga dapat mendapatkan hasil yang lebih akurat melalui sebuah proses yang sistematis. 3. Matematika adalah ilmu yang mempelajari mengenai simbol-simbol, pengukuran dan bilangan yang diolah menggunakan rumus tertentu. 4. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah kumpulan bilangan yang sama dan terkecil yang merupakan kelipatan dari dua buah bilangan atau lebih. 5. Faktor Persektuan Terbesar (FPB) adalah faktor-faktor atau angka pembagi yang paling besar dari beberapa bilangan. 6. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori dalam BAB II ini berisikan mengenai kajian pustaka yang memuat teori yang mendukung dan hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir serta hipotesis tindakan. Keempat hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut. A. Kajian Pustaka Peneliti akan membahas mengenai teori belajar, hasil belajar, berpikir kritis, matematika, KPK dan FPB, serta pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning. 1. Hasil Belajar Dalam sub bab hasil belajar akan dijelaskan mengenai hakikat belajar dan hakikat hasil belajar. a. Hakikat Belajar Robbins (dalam Trianto, 2009: 15) mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Brunner (dalam Trianto, 2009: 15) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/ pengetahuan yang sudah dimilikinya. Mahon (dalam Trianto, 2009: 16) mengemukakan bahwa pandangan konstruktivisme „belajar‟ bukanlah hanya menstransfer pengetahuan yang ada di luar
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 13
dirinya,
tetapi
belajar
lebih
pada
bagaimana
proses
dan
menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru. Proses belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada diri seseorang, seperti halnya yang diungkapkan oleh Gagne (dalam Thobroni, 2015: 18) bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus dapat mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari kondisi sebelum ia menerima stimulus. Perubahan yang terjadi tersebut diantaranya adalah perubahan pada tiga ranah yaitu kogntif, afektif, dan psikomotorik. Abdillah (dalam Aunurrahman, 2011: 35) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui pelatihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses dimana seseorang memadukan pengalaman dan pengetahuan yang sudah ada pada dirinya dengan pengetahuan baru untuk menghasilkan suatu perubahan. b. Hakikat Hasil Belajar Suprijono (dalam Thobroni, 2015: 20), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Widoyoko (2009: 1), berpendapat bahwa hasil belajar terkait dengan pengukuran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 14
kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan evaluasi baik menggunakan tes maupun non-tes. Menurut Sudjana (2005: 5) bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Persamaan pengertian tersebut terletak pada penilaian sebagai hasil dari proses belajar yang juga ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Gagne (dalam Dimyati, 2006: 11) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan kapasitas siswa yang terdiri dari: 1) Informasi
verbal
adalah
kapabilitas
untuk
mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2) Keterampilan intelek adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. 3) Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 15
5) Sikap
adalah
kemampuan
menerima
atau
menolak
obyek
berdasarkan penilaian terhadap obyek tertentu. Menurut Bloom (dalam Mustaqim, 2008: 36) mengemukakan bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga ranah (domain) atau daerah sasaran pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Klasifikasi hasil belajar tersebut dijelaskan oleh Bloom
(dalam
Sudjana, 2005: 22) sebagai berikut: 1) Ranah Kognitif Evaluasi aspek kognitif, mengukur pemahaman konsep yang terkait dengan percobaan yang dilakukan untuk aspek pengetahuan evaluasi dapat dilakukan melalui tes tertulis yang relevan dengan materi pokok tersebut. Aspek kognitif dapat berupa pengetahuan dan keterampilan intelektual yang meliputi: pengamatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi. 2) Ranah Afektif Evaluasi aspek afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Evaluasi aspek afektif dalam hal ini digunakan untuk penilaian kecakapan hidup meliputi kesadaran diri, kecakapan berpikir rasional, kecakapan sosial, dan kecakapan akademis. Aspek ini belum ada patokan yang pasti dalam penilaiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 16
3) Ranah Psikomotorik Pengukuran keberhasilan pada aspek psikomotor ditunjukkan pada keterampilan dalam merangkai alat keterampilan kerja dan ketelitian
dalam
mendapatkan
hasil.
Evaluasi
dari
aspek
keterampilan yang dimiliki oleh siswa bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai teknik praktikum. Aspek ini menitik beratkan pada unjuk kerja siswa. Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan serangkaian proses belajar. Hasil belajar tersebut berupa 3 ranah yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut akan saling berkaitan dan berhubungan sehingga dapat diketahui hasil belajar dari seorang siswa. Namun dalam penelitian ini hanya berfokus pada ranah kognitif atau pengetahuan saja. 2. Berpikir Kritis Paul (Kasdin dan Febiana, 2012: 5) menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah proses disiplin secara intelektual dimana seseorang secara aktif
dan
terampil
memahami,
mengaplikasikan,
menganalisis,
mensintesakan dan mengevaluasi berbagai informasi yang dia kumpulkan atau yang dia ambil dari pengalaman, pengamatan, refleksi yang dilakukannya, penalaran atau komunikasi yang dilakukannya. Selanjutnya Anggelo (dalam Achmad, 2007) juga menjelaskan bahwa berpikir kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 17
adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Kedua pendapat tersebut terdapat kesamaan yang menekankan pada penyelesaian masalah dengan proses yang sistematis seperti menganalisis, mensintesis, dan menganalisis sebuah masalah Menurut Johnson (2002: 183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti
memecahkan
masalah,
mengambil
keputusan,
membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Tujuan berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Sedangkan menurut Ennis (dalam Sunaryo, 2011: 19) berpikir kritis merupakan berpikir wajar dan reflektif serta fokus dalam menentukan apa yang harus dipercaya atau dilakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah kegiatan tingkat tinggi dengan mengenal dan memecahkan masalah yang kemudian dapat mengambil suatu keputusan, menganalisis informasi yang didapatkan, dan dapat
membuat
suatu
kesimpulan
dari
penelitiannya.
Indikator
keterampilan berpikir kritis dapat diungkapkan melalui aspek-aspek perilaku yang diungkapkan dalam definisi berpikir kritis. Angelo (dalam Achmad, 2007: 138) mengidentifikasi lima indikator yang sistematis dalam berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 18
a. Keterampilan Menganalisis Keterampilan menganalisis merupakan keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian
struktur
tersebut.
Kata-kata
operasional
yang
mengindikasikan keterampilan berpikir kritis, diantaranya: memerinci, menyusun diagram, membedakan, mengidentifikasi, mengilustrasikan, menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan, dan membagi (Arikunto, 2010: 138). b. Keterampilan Mensintesis Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadankan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit didalam bacaannya. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan
berpikir
mengombinasikan,
sintesis,
mengarang,
diantaranya: menciptakan,
mengategorikan, menjelaskan,
mengorganisasikan, menyusun, menghubungkan, merevisi, menuliskan kembali dan menceritakan (Arikunto, 2010:138). c. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 19
sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini adalah agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan mengenal dan memecahkan masalah diantaranya: mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menghasilkan,
mengoperasikan,
menghubungkan,
meramalkan,
menunjukkan,
menyiapkan,
memecahkan
dan
menggunakan. d. Keterampilan Menyimpulkan Keterampilan menyimpulkan menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai informasi secara keseluruhan. Jadi kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru. Kata-kata operasional yang
mengindikasikan
kemampuan
menyimpulkan
adalah:
menjelaskan, memerinci, menghubungkan, mengategorikan, memisah dan menceritakan. e. Keterampilan mengevaluasi atau menilai Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan
menilai
menghendaki
pembaca
agar
memberikan
penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu.
Dalam
taksonomi
Bloom,
keterampilan
mengevaluasi
merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa dituntut agar ia mampu menilai sebuah fakta atau konsep dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 20
asperk kognitifnya. Kata-kata operasional yang mengindikasikan kemampuan
mengevaluasi
membandingkan,
atau
menyimpulkan,
menilai
adalah:
mengkritik,
menilai,
mendiskrisikan,
menafsirkan, menerangkan, memutuskan (Arikunto, 2010:138). Sunaryo (2012: 198) menjelaskan berpikir kritis menjadi beberapa indikator sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan. 2. Menganalisis argumen 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan. 4. Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan. 5. Mengamati dan menilai laporan observasi. 6. Menyimpulkan dan menilai keputusan. 7. Mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar). 8. Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan mempertahankan keputusan. Menurut Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21) terdapat 12 indikator berpikir
kritis
yang terangkum dalam 5 kelompok
berpikir,
yaitu
memberikan
clarification),
membangun
penjelasan
keterampilan
sederhana dasar
keterampilan (elementary
(basic
support),
menyimpulkan (interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification), serta strategi dan taktik (strategy and tactics). Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 21
12 indikator tersebut dijabarkan dalam beberapa sub indikator seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis Keterampilan berpikir kritis Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification)
Sub Keterampilan berpikir kritis 1. Memfokuskan pertanyaan. 2. Menganalisis argumen 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
Membangun Keterampilan dasar (basic support).
4. Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber. 5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.
Menyimpulkan (inference)
6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 7. Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi. 8. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan.
Membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification)
9. Mendefinisikan istilah, mempertimbang kan definisi 10. Mengidentifikasi asumsi.
Strategi dan taktik (strategies and tactics).
11. Memutuskan suatu tindakan. 12. Berinteraksi dengan orang lain
Berdasarkan indikator dari tiga ahli tersebut, peneliti menuliskannya ke dalam tabel untuk melihat kesamaan yang nantinya akan diambil sebagai indikator dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 22
Tabel 2.2 Persamaan Indikator dari Tiga Ahli
Angelo (dalam Achmad, 2007 : 138) Keterampilan menganalisis Keterampilan mensintesis Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah Keterampilan menyimpulkan Keterampilan mengevaluasi dan menilai
Sunaryo (2012:198) Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan. Menganalisis argumen
Ennis (dalam Riyadi, 21: 2008) Memfokuskan pertanyaan.
Menganalisis argumen
Bertanya dan menjawab Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi pertanyaan klarifikasi dan atau tantangan. pertanyaan yang menantang Mengidentifikasi istilah Mempertimbangkan keputusan dan menangani kredibilitas (kriteria) suatu sesuai alasan. sumber. Mengamati dan menilai Mengobservasi dan laporan observasi. mempertimbangkan hasil observasi (ikut terlibat dalam menyimpulkan) Menyimpulkan dan Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil menilai keputusan. deduksi Mempertimbangkan Membuat induksi dan alasan tanpa membiarkan mempertimbangkan ketidaksepakatan atau induksi. keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar). Mengintegrasikan Membuat dan kemampuan lain dan mempertimbangkan nilai disposisi dalam membuat keputusan. dan mempertahankan keputusan. Mendefinisikan istilah,mempertimbangkan definisi Mengidentifikasi asumsi. Memutuskan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 23
tindakan (mendefinisikan masalah) Berinteraksi dengan orang lain Berdasarkan tiga indikator tersebut, peneliti menggunakan 6 indikator sebagai fokus penelitian, yaitu: 1. Menganalisis argumen, sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007: 138), Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21). 2. Mampu bertanya, sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007: 138), Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21). 3. Mampu menjawab pertanyaan, sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007: 138), Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21). 4. Memecahkan masalah, sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007: 138), Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21). 5. Membuat kesimpulan, sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007: 138), Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21). 6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan, sumber: Angelo (dalam Achmad. 2007: 138), Sunaryo (2012:198), Ennis (dalam Riyadi, 2008: 21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 24
3. Matematika Peneliti akan menjabarkan definisi matematika, ciri matematika, dan tujuan matematika dalam subbab ini. a. Definisi Matematika Johnson
dan
MyKlebust
(Rostina
Sundayana,
2015:
2)
mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hungan kuantitatif dan keruangan. Fowler (dalam Rostina Sundayana, 2005: 3) berpendapat bahwa matematika adalah ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan. Menurut Sudojo (2001: 45) matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Menurut James (dalam Suwangsih dan Tiurlina, 2006: 4), matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Selanjutnya Schoenfeld (dalam Heris Hendriana, 2004: 5) mengemukakan bahwa berpikir matematis berarti: a) mengembangkan pandangan terhadap matematika: menilai proses matematisasi
dan
abstraksi
dan
memiliki
kecenderungan
menerapkannya, dan b) mengembangkan kompetensi berkenaan dengan alat matematika, menggunakannya untuk mencapai tujuan memahami struktur matematika, dan menyajikan sesuatu yang masuk akal. Berdasarkan pengertian matematika dari beberapa ahli tersebut, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 25
dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari ruang, bilangan, bentuk, dan susunan besaran, sebagai alat untuk mengembangkat cara berpikir. b. Ciri-ciri Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika di SD selalu berbeda-beda, namun memiliki ciri-ciri secara umum dalam pembelajarannya. Menurut Suwangsih (2006: 25) ciri-ciri pembelajaran matematika di SD yaitu: 1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral Pendekatan spiral merupakan pendekatan pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu dikaitkan dengan topik sebelumnya. Topik sebelumnya dapat digunakan untuk memahami topik baru dalam matematika, sedangkan topik baru merupakan pendalaman dan perluasan dari topik sebelumnya. 2) Pembelajaran matematika bertahap Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu mulai dari konsep yang sederhana menuju konsep yang lebih sulit. 3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif Materi
yang
dipelajari
dalam
metematika
dimulai
dengan
mengenalkan contoh-contoh yang konkret sehingga siswa dapat memahami konsep yang ada dalam materi tersebut. 4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi Kebenaran dalam matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 26
5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna Pembelajaran
matematika
secara
bermakna
merupakan
cara
mengajarkan materi yang mengutamakan pengertian dari pada hafalan. Dalam pembelajaran bermakna siswa harus mempelajari matematika mulai dari proses terbentuknya suatu konsep kemudian berlatih menerapkan dan memanipulasi konsep pada situasi baru. c. Tujuan Matematika Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 tahun 2006 tentang Standar Isi, disebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami
konsep
matematika,
menjelaskan
keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2)
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4)
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 27
5) Memiliki
sikap
menghargai
kegunaan
matematika
dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BNSP: 2006) tujuan matematika adalah untuk mencapai kompetensi matematika, salah satunya yaitu berpikir kritis. Suherman (dalam Pertiwi, 2011: 2) menyebutkan bahwa tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu: a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien. b. Mempersiapkan siswa agar dapat mempersiapkan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan. 4. KPK dan FPB 1. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Ditinjau dari namanya, istilah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dalam operasi hitung matematika merupakan persekutuan (kumpulan) bilangan yang sama dan terkecil yang merupakan kelipatan dari dua buah bilangan atau lebih. Jauntar (2003:7) mengemukakan bahwa kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah perkalian faktor-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 28
faktor prima yang bilangan pokoknya berbeda dan mempunyai pangkat terbesar. Kelipatan adalah hasil jumlah dari bilangan yang sama. Kelipatan persekutuan terkecil dapat dicari dengan cara mengalikan faktor-faktor yang berbeda. Jika ada fakor yang sama diambil yang berpangkat terbesar. Penentuan KPK dari bilangan tertentu dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya adalah di bawah ini: a) Menuliskan kelipatan dari setiap bilangan dan menentukan persekutuannya Contoh: Berapakah KPK dari bilangan 5 dan 7? Jawab: Kelipatan dari 5= 10, 15, 20, 25, 30, 35 , 40 , 45, 50, 55, 60, 65, 70,.. Kelipatan dari 7 = 14, 28, 35 , 42 , 49, 56, 63, 70 , … Bilangan yang bersekutu atau saling bertemu adalah 35 dan 70. Bilangan terkecil dari bilangan yang bersekutu adalah 35. Dengan demikian, jelas nampak bahwa KPK dari bilangan 5 dan 7 adalah 35. b) Menentukan KPK dengan menggunakan faktorisasi prima Cara ini merupakan cara penentuan KPK yang lebih praktis, namun memerlukan ketelitian. Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah ketika melakukan perkalian angka dan pangkatnya dari hasil faktorisasi prima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 29
Caranya: Faktorisasi 12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3 Faktorisasi 30 = 2 x 3 x 5 Kalikan semua bilangan yang ada (2, 3, 5) jika ada yang sama (2 2 dan 2) maka ambil pangkat yang paling besar yaitu 22, sehingga diperoleh: 22 x 3 x 5 = 60. Jadi KPK dari 12 dan 30 adalah 60. 2. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Supardja (2004:10) menyatakan bahwa faktor persekutuan terbesar adalah bilangan terbesar yang habis membagi dua bilangan atau lebih. Utomo dan Arijanny (2009: 33) juga menyebutkan bahwa Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan terbesar yang habis membagi kedua bilangan tersebut. Kata persekutuan mempunyai arti bilangan yang saling bertemu. Cara untuk menentukan FPB adalah sebagai berikut: 1. Menentukan atau mencari semua faktor perkalian dari bilanganbilangan tersebut kemudian menentukan faktor terbesar yang bersekutu dari bilangan itu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 30
2. Menentukan atau mencari faktorisasi prima dari bilangan-bilangan tersebut kemudian menentukan FPB nya.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) juga dapat dicari dengan menggunakan pohon faktor sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 31
5. Pembelajaran Kontekstual Subbab
ini
peneliti
akan
membahas
mengenai
pengertian,
karakteristik, komponen, langkah, dan kelebihan dari pembelajaran kontekstual. a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) Hamdayama (2014: 53) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan
penerapan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual menurut Johnson (2007: 14) adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. Menurut Depdiknas (dalam Tukiran Taniredja 2014: 49) pembelajaan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapannya alam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 32
pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan
(Modeling),
dan
penilaian
sebenarnya
(Authentic Assesment). Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa
Pembelajaran
Kontekstual
atau
Contextual
Teaching Learning adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam menggunakan kemampuannya dan berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Kontekstual memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri (learning to do) sehingga dapat berlangsung pembelajaran yang aplikatif. b. Karakteristik Contextual Teaching Learning (CTL) Menurut Johnson (dalam Hosnan, 2014: 277), terdapat delapan utama yang menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual. 1)
Melakukan hubungan yang bermakna.
2)
Mengerjakan pekerjaan yang berarti.
3)
Mengatur cara belajar sendiri.
4)
Bekerja sama.
5)
Berpikir kritis dan kreatif.
6)
Mengasuh atau memelihara pribadi siswa.
7)
Mencapai standar yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 33
8)
Menggunakan penilaian yang sebenarnya. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan CTL, menurut Priyatni
(dalam Hosnan, 2014: 278), memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah dalam konteks nyata atau pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting). 2) Pembelajaran
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning). 3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa melalui proses mengalami (learing by doing). 4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok (leraning in a gruop). 5) Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan yang lain secara mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (leraning to knot each other deeply.) 6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, dan mementingkan kerjasama (leraning to ask, to inqiry, to work together). 7) Pembelajaran dilaksanakan dengan cara menyenangkan (leraning as an enjoy activity).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 34
c. Komponen-Komponen Contextual Teaching Learning (CTL) Pembelajaran kontekstual memiliki 7 komponen yang biasa disebut juga dengan asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Komponen tersebut adalah sebagai berikut (Hamdayama, 2014: 53-54) 1) Konstruktivisme (constructivism) Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman. Pengetahuan hanya akan fungsional manakala dibangun oleh individu . Pengetahuan yang hanya diberikan tidak akan menjadi pengeyahuan yang bermakna. 2) Inkuiri (Inquiry) Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penelusuran melalui proses berpikir yang sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Melalui proses perencanaan guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dalam menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. 3) Bertanya (Questioning) Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 35
individu,
sedangkan
menjawab
pertanyaan
mencerminkan
kemampuan seseorang dalam berpikir. Proses pembelajaran dalam CTL guru tidak hanya menyampaikan informasi begitu saja, tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Kegiatan bertanya akan sangat berguna dalam pembelajaran yang produktif sebagai berikut: 1) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran. 2) Membangkitkan motivasi belajar siswa. 3) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu. 4) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan. 5) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. 4) Masyarakat Belajar (Learning Community) Penerapan komponen masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya. Biarkan dalam kelompoknya
mereka
saling
membelajarkan,
yang
kemampuan tertentu dapat menularkan pada siswa yang lain.
memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 36
5) Pemodelan (Modeling) Asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memeragakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kaliamt asing. Proses modeling tidak terbatas bagi guru saja, tetapi guru dapat memanfaatkan
sejumlah
siswa
yang
memiliki
kemampuan.
Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa terhindar dari pembelajaran yang teoritis abstrak yang memungkinkan terjadinya verbalisme. 6) Refleksi (Reflection) Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara menurutkan kembali kejadianrefleksi, pengalaman belajar itu dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran CTL, setiap berakhir proses pembelajaran guru memberikan kesempatan siswa untuk merenung atau memngingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkan secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 37
7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment) Penilaian nyata adalah proses
yang dilakukan
guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman siswa memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan intelektual mental siswa. d. Langkah-Langkah Contextual Teaching Learning (CTL) Trianto (dalam Hosnan, 2014: 270) langkah-langkah untuk menerapkan ketujuh komponen CTL tersebut adalah sebagai berikut: 1)
Kembangkan pemikiran anak bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik. 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4) Ciptakan “masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok). 5) Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran. 6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 38
Hamdayama
(2014:
55-56)
juga
menuliskan
langkah-langkah
pembelajaran kontekstual sebagai berikut: 1) Pendahuluan a. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan dipelajari. b. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL. - Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa. - Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi sesuai dengan materi yang akan dipelajari. - Melalui observasi, siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan. c. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. 2) Inti Di lapangan a. Siswa melakuakn observasi ke lapangan sesuai apa yang dibutuhkan. b. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan. Di dalam kelas a. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing. b. Siswa melaporkan hasil diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 39
c. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain. d. Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan observasi sesuai dengan indikator hasil belajar yang dicapai. e. Guru menugaskan siswa membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka. e. Kelebihan Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching Learning Hosman
(2014:
279-280)
mengemukakan
bahwa
Contextual
Teaching Learning atau pembelajaran kontekstual mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1) Pembelajaran lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang diajarkannya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudak dilupakan. 2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, di mana seorang siswa dituntut untuk menemukan
pengetahuannya
sendiri.
Melalui
landasan
filosofi
konstruktivisme, siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 40
B. Penelitian yang Relevan Astuti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Brajan Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui
metode
kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 2
Brajan
Prambanan
Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil
penelitian yang diperoleh dalam tiga siklus menunjukkan bahwa nilai rata- rata kognitif siswa pada pra siklus yaitu 51,5 yang diperoleh dengan penggunaan metode ceramah; termasuk kategori kurang berminat. Nilai rata-rata kognitif pada siklus II meningkat menjadi
52,8
dengan
menggunakan metode
pembelajaran kontekstual; sedangkan nilai rata-rata hasil belajar meningkat menjadi
63,5
(termasuk kategori cukup berminat). Nilai rata-rata kognitif
pada siklus III meningkat menjadi
77,4
(termasuk kategori berminat).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontektual belajar Matematika pada kelas
dapat meningkatkan
hasil
aktivitas
IV SD Negeri 2 Brajan Prambanan Klaten
tahun ajaran 2012/2013. Prafitriani (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Pada Siswa Kelas IV A SD N Margoyasan”. Penelitian ini bertujuan
untuk
mendeskripsikan
proses
pembelajaran
matematika
menggunakan model pembelajaran kontekstual dan meningkatkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 41
berpikir kritis matematika pada siswa kelas IV A SD Negeri Margoyasan Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa ditunjukkan dengan penilaian kognitif yang diperoleh siswa pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis prates sampai akhir siklus II rata-rata skor kemampuan berpikir kritis yang dicapai siswa yaitu dari prates ke siklus I naik sebesar 17% dari 60% menjadi 77% dan pada siklus I ke siklus II naik 3% dari 77% menjadi 80%. Persentase ketuntasan siswa dalam kemampuan berpikir kritis telah memenuhi 88% siswa memenuhi KKM dan rata-rata persentase kemampuan berpikir kritis matematika pada kategori baik dengan persentase 80% sehingga proses pembelajaran menggunakan model tersebut berhasil. Syahrozad
(2011)
melalui
penelitian
yang
berjudul
Penerapan
Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita KPK dan FPB Di Kelas V SDN Kencong 05 Jember Tahun Ajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji penerapan pembelajaran menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 1, menelaah peningkatan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas V semester 1, dan menelaah peningkatan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran soal cerita KPK dan FPB menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas V semester 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 42
Siswa mampu menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB dalam waktu yang lebih cepat dari sebelumnya, serta dalam menyelesaikan siswa menuliskan apa yang diketahui, ditanya, jawaban dan kesimpulan. Kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual adalah meningkat, tingkat ketuntasan siswa pada siklus I mencapai 74,19%. Pada siklus II meningkat menjadi 83,87%. Peningkatan ketuntasan siswa dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa secara klasikal penerapan pendekatan kontekstual berhasil membuat hasil belajar dan siswa aktif selama pembelajaran berlangsung. Ketiga penelitian yang diambil peneliti dapat digambarkan dalam sebuah bagan atau skema agar lebih jelas. Skema tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Bagan atau skema tersebut adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 43
Astuti (2013) Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Brajan Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2012/2013
Prafitriani (2015) Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Pada Siswa Kelas IV A SD N Margoyasan
Syahrozad (2011) Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita KPK dan FPB Di Kelas V SDN Kencong 05 Jember Tahun Ajaran 2011/2012
Penelitian ini: Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas VA Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajan Kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.
Gambar 2.1 Skema Hasil Penelitian yang Relevan Peneliti menggunakan tiga penelitian yang relevan tersebut dimaksudkan untuk memperkuat penelitian yang akan dilakukan. Ketiga hasil penelitian di atas, belum ada yang meneliti atau membahas mengenai penerapan Contextual Teaching Learning dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Perumnas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 44
Condongcatur pada materi KPK dan FPB. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan pembaruan penelitian tentang penerapan Contextual Teaching Learning dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Perumnas Condongcatur pada materi KPK dan FPB.
C. Kerangka Berpikir Matematika adalah salah satu alat yang dapat mengembangkan cara berpikir yang nantinya dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika berdasarkan pendapat Susanto (2013:185) adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Tujuan matematika adalah untuk mengajak siswa agar dapat mengenal
konsep
dan
memecahkan
masalah.
Sudrajat
(2004:
42)
mengungkapkan bahwa fungsi dari matematika adalah kepemilikan nilai dan sikap, penguasaan konsep, dan kecakapan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar siswa dapat mengenal dan memecahkan masalah, maka siswa harus dilatih untuk berpikir kritis. Mengembangkan cara berpikir kritis siswa dapat dibentuk ketika pembelajaran matematika berlangsung. Pembelajaran matematika merupakan proses belajar mengajar yang terdiri dari interaksi didalamnya. Guru sebaiknya juga melibatkan siswa untuk berproses dan membuat siswa antusias mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 45
pembelajaran. Matematika merupakan mata pelajaran yang abstrak dan membutuhkan pemahaman konsep. Oleh karena itu dalam pembelajarannya memerlukan suatu hal yang nyata agar mudah dipahami oleh siswa. Guru dapat mengaitkan dan menghadirkan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang sesuai dengan realitas tersebut akan lebih bermakna dalam ingatan siswa karena hal tersebut juga dibangun dari pengalaman yang ada dalam dirinya. Salah satu pendekatan yang baik digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah adalah pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Adanya pembelajaran aktif
ini membawa siswa merasa tertantang
untuk memperoleh kemajuan dan berusaha mengatasi setiap masalah yang ditemui dalam materi yang diajarkan. Melalui pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan nyata akan mengajak siswa untuk menemukan konsep dari suatu materi. Pembelajaran Contextual Teaching Learning atau pembelajaran kontekstual juga akan mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran dengan terjun langsung melalui kerja kelompok atau suatu percobaan. Hal ini akan menghasilkan hasil belajar yang mudah diingat dan dipahami oleh siswa sehingga mereka juga nantinya dapat berpikir kritis dengan adanya penyelesaian masalah yang mereka kerjakan. Melalui kerja kelompok tersebut, siswa juga akan terlatih untuk menganalisis beberapa perbedaan argumen yang akan mereka temui dalam kelompok yang merupakan bagian dari berpikit kritis. Dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang menghadirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 46
realitas pada diri siswa, juga akan melatih siswa untuk mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Serangkaian proses yang terdapat pada pembelajaran kontekstual juga dapat mengembangkan cara berpikir kritis siswa. Siswa akan merasa tertantang untuk memecahkan masalah dengan mengenali dan menganalisis melalui serangkaian proses. Proses yang terdapat dalam komponen pembelajaran kontekstual akan melatih siswa untuk mengembangkan cara berpikir tersebut. Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi KPK dan FPB. Kelebihan pembelajaran kontekstual yang menjadi alasan peneliti menggunakannya adalah menjadikan pembelajaran yang lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada
siswa
pembelajaran
kontekstual
menganut
aliran
konstruktivisme. Kelebihan tersebut yang menjadi ciri khas pada penelitian yang berjudul “Peningatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 47
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penerapan pendekatan kontekstual atau CTL (Contectual teaching and learning) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 memiliki komponen sebagai berikut: 1) Konstruktivisme, 2) Inkuiri, 3) Kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan, 4) Masyarakat belajar, 5) Pemodelan, 6) Kegiatan refleksi, dan 7) Penilaian sebenarnya atau penilaian nyata. 2. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur. 3. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, setting penelitian, persiapan, rencama setiap siklus, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas VA Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual SD Perumnas Condongcatur merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Wardhani (2007: 14) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Ebbut (dalam Kunandar, 2008: 43) menyebutkan bahwa penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakantindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Peneliti menarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah tindakan kepada suatu objek dengan tujuan untuk memperbaiki suatu permasalahan yang ada di dalamnya.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 49
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti adalah model Kemmis & Mc Taggart yang terdiri dari beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap seperti yang dijabarkan oleh Arikunto (2010: 17) adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Pada tahap ini, berisi rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang akan diterapkan. 3. Pengamatan Pengamatan
merupakan
proses
mencermati
jalannya
pelaksanaan
tindakan. Tahap ini dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan berlangsung. 4. Refleksi Refleksi merupakan langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah dilakukan. Tahapan ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 50
Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dimulai dari tahapan mana saja. Penelitian ini dimulai dengan menentukan variabel yang ingin diteliti. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan, pelaksanaan tindakan, melakukan pengamatan dan refleksi. Setelah dijabarkan tahap-tahap PTK tersebut, Kemmis & Mc Taggart (dalam Arikunto 2010:17) keempat tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digambarkan melalui gambar siklus model PTK sebagai berikut: Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
HASIL
Menurut Kemmis & Mc Taggart Gambar 3.1 Siklus Model PTK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 51
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas Condongcatur yang berlokasi di Jalan Flamboyan No. 11 Perumnas Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta. 2. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VA di SD Negeri Perumnas Condongcatur yang berjumlah 24 siswa. Siswa laki-laki berjumlah 10 siswa dan siswa perempuan berjumlah 14 siswa. Pemilihan subjek penelitian ini didasarkan karena sebagian hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa di SD ini masih kurang, sehingga perlu ditingkatkan terutama dalam materi KPK dan FPB. 3. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika melalui penerapan pembelajaran kontekstual pada siswa kelas VA SD Perumnas Condongcatur Tahun 2015. C. Persiapan Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali tatap muka dengan alokasi waktu tiga jam pelajaran atau menyesuaikan jam pelajaran yang telah ditentukan di tempat penelitian. Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan, kemudian masuk pada tahap-tahap perencanaan dan tindakan pada setiap siklusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 52
Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan beberapa langkah awal dalam melaksanakan PTK. Langkah-langkah tersebut antara lain: 1. Peneliti meminta izin terlebih dahulu dengan pihak sekolah untuk melakukan penelitian di kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta. 2. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas tentang masalah yang ada dalam pembelajaran matematika serta kemampuan berpikir kritis siswa dan meminta dokumen hasil belajar pada materi KPK dan FPB dua tahun yang lalu. 3. Peneliti mengidentifikasi masalah yang ada pada mata pelajaran matematika kelas VA berdasarkan hasil wawancara. 4. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok serta menyiapkan media pembelajaran. 5. Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data seperti kisi-kisi kuesioner, kuesioner, lembar observasi, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan instrumen penilaian. 6. Peneliti berkonsultasi dan melakukan validasi kepada para ahli seperti guru kelas VA dan dosen untuk memantapkan perangkat pembelajaran. D. Rencana Setiap Siklus Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus, yaitu sebanyak empat kali pertemuan. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai jadwal matematika kelas VA SD Perumnas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 53
Condongcatur. Materi yang akan disampaikan adalah KPK dan FPB. Pelaksanaan secara lengkap dapat dilihat pada RPP lampiran 4. Tindakan yang akan dilakukan pada tiap siklus yaitu: 1) Siklus 1 a. Perencanaan 1. Menyiapkan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa. 2. Menyiapkan media pembelajaran pada siklus 1 yaitu berupa kalender dan gambar. b. Pelaksanaan 1. Pertemuan 1 a) Kegiatan Awal Guru membuka pembelajaran dengan salam, doa, dan presensi sebagai kegiatan awal. Guru juga mengkondisikan siswa, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi siswa dengan permainan Happy Clap tentang kelipatan. Berdasarkan permainan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu KPK. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru bertanya mengenai permainan Happy Clap dan beberapa pertanyaan mengenai kelipatan dan bilangan prima. Komponen pembelajaran kontekstual dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 54
kegiatan tersebut adalah konstruktivisme. Kemudian siswa dibagi ke dalam 5 kelompok secara acak, kemudian setiap siswa dibagikan lembar kerja berupa angka 1-100 untuk mencari bilangan prima. Pembagian kelompok tersebut merupakan salah satu komponen dari pembelajaran kontekstual yaitu masyarakat belajar. Setiap kelompok maju membacakan hasil pekerjaannya dan guru menjelaskan serta mengkonfirmasi jawaban siswa. Siswa kembali mendapatkan media berupa kalender sebagai langkah awal menentukan konsep KPK. Perwakilan setiap kelompok kembali maju ke depan untuk mempresentasikan hasil pekerjannya.
Komponen
pembelajaran
kontekstual
dalam
kegiatan tersebut adalah inkuiri yaitu siswa melakukan percobaan. Guru menjelaskan hubungan penggunaan kalender dengan konsep KPK. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai cara mencari KPK dengan menggunakan pohon faktor. Guru memberikan pemodelan atau memeragakan media yang nantinya akan memancing siswa untuk bertanya jawab. Setelah siswa jelas, setiap siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara mandiri. Guru bersama siswa membahas LKS yang telah dikerjakan oleh siswa. Guru melakukan penilian yang sebenarnya berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 55
c) Penutup Kegiatan penutup para siswa membuat kesimpulan atas apa yang telah dipelajari. Siswa menuliskan kesulitan atau hambatan, serta apa yang telah didapatkan melalui kegiatan refleksi. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita KPK. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan memberikan salam. 2. Pertemuan 2 a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal guru memberi salam dan berdoa serta melakukan presensi. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari (mempu bertanya dan menjawab pertanyaan). Guru memotivasi siswa dengan melakukan permainan “Happy Clap” tentang KPK. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu soal cerita KPK. b) Kegiatan Inti Guru kembali mengulangi penjelasan singkat mengenai KPK. Siswa kembali dalam kelompoknya yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya (masyarakat belajar). Setiap siswa menerima gambar sebagai media mengerjakan soal cerita KPK (konstruktivisme
dan
inkuiri).
Guru
menjelaskan
aturan
penggunaan media yang telah diterima oleh siswa (pemodelan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 56
Perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan untuk mempersentasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan contoh soal kembali untuk dikerjakan oleh siswa secara berkelompok tanpa menggunakan media. Siswa bersama guru membahas contoh soal dan dilanjutkan dengan penjelasan guru mengenai cara menyelesaikan soal cerita. Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan mengerjakan soal latihan secara mandiri. Siswa dan guru membahas dan mengoreksi bersama soal latihan yang telah dikerjakan siswa. Guru memberikan penialian nyata berdasarkan rubrik yang telah ditentukan. c) Penutup Pada kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan atas apa yang telah dipelajari. Siswa menuliskan kesulitan atau hambatan, serta apa yang telah didapatkan melalui kegiatan refleksi. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa berupa mempelajari kembali mengenai KPK untuk mengerjakan soal evaluasi di hari berikutnya. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan memberikan salam. c. Observasi Fokus utama dalam pengamatan ini adalah hasil dan proses belajar
siswa
untuk
memperoleh
gambaran
mengenai
proses
pembelajaran dalam kelompok maupun secara mandiri. Peneliti menggunakan
lembar
observasi
sebagai
instrumen
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 57
mengumpulkan data kemampuan berpikir kritis siswa serta proses pembelajaran. Melalui kegiatan pengamatan ini peneliti mampu mengamati secara langsung mengenai perkembangan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pengumpulan data hasil belajar siswa dilakukan dengan memberikan soal evaluasi secara mandiri. Soal evaluasi yang diberikan berupa lima soal uraian di akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa dan mengukur keberhasilan serta pemahaman materi. d. Refleksi 1. Mengevaluasi apa yang dilakukan pada siklus 1 tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa. 2. Membandingkan hasil evaluasi dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. 3. Membuat
kesimpulan
mengenai
kemampuan
siswa
dalam
mengerjakan soal evaluasi. 4. Adanya kekurangan yang terjadi di siklus 1, peneliti melanjutkan penelitian dan memperbaikinya pada siklus 2. 2) Siklus 2 a. Perencanaan 1. Menyiapkan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa. 2. Menyiapkan media pembelajaran pada siklus 2 yaitu berupa manikmanik 2 warna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 58
b. Pelaksanaan 1. Pertemuan 1 a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal guru memberi salam dan berdoa serta melakukan presensi. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari (mampu bertanya dan menjawab pertanyaan). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu soal FPB. b. Kegiatan Inti Siswa kembali ke dalam kelompok yang telah dibagikan pada
pertemuan
sebelumnya
(masyarakat
belajar).
Setiap
kelompok menerima media berupa manik-manik yang berwarna putih dan coklat. Media digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa mengenai FPB (konstruktivisme dan inkuiri). Guru memberikan contoh soal kepada masing-masing kelompok dan setiap kelompok menyelesaikan permasalahan tersebut (pemodelan).
Setiap
kelompok
maju
ke
depan
untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya, kemudian dilanjutkan penjelasan oleh guru mengenai hubungan manik-manik dengan FPB. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai cara mencari FPB dengan menggunakan pohon faktor. Setiap siswa dibagikan lembar kerja yang dikerjakan secara mandiri. Siswa bersama guru membahas dan mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 59
Guru melakukan penilaian nyata sesuai dengan rubrik yang telah ditentukan sebelumnya. c. Penutup Pada kegiatan penutup, siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi soal cerita FPB. Siswa menuliskan hambatan atau kendala, maupun hal baik yang dapat diambil selama pembelajaran melalui kegiatan refleksi. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam. 2. Pertemuan 2 a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal guru memberi salam dan berdoa serta melakukan presensi. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari (mampu bertanya dan menjawab pertanyaan). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu soal cerita FPB. b. Kegiatan Inti Guru
menerangkan
secara
singkat
mengenai
cara
menentukan FPB untuk mengulang ingatan siswa. Siswa kembali kerja di dalam kelompok yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya (masyarakat belajar). Setiap siswa menerima sebuah soal cerita yang berkaitan dengan FPB, kemudian masing-masing kelompok menyelesaikan soal cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 60
tersebut dengan menerapkan konsep FPB (konstruktivisme dan inkuiri). Perwakilan dari kelompok maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan konfirmasi dari guru mengenai cara penyelesaian soal cerita (pemodelan). Setelah siswa paham mengenai cara menyelesaikan soal cerita FPB, setiap siswa mengerjakan lembar kerja secara mandiri. Beberapa siswa menuliskan jawabannya di depan dan dilanjutkan dengan konfirmasi dari guru. Guru melakukan penilaian nyata dengan menggunakan rubrik yang telah ditentukan sebelumnya. c. Penutup Pada kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan atas apa yang telah dipelajari. Siswa menuliskan kesulitan atau hambatan, serta apa yang telah didapatkan melalui kegiatan refleksi. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa berupa mempelajari kembali mengenai FPB dan soal cerita FPB untuk mengerjakan soal evaluasi di hari berikutnya. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan memberikan salam. c. Observasi Pengamatan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus 2 ini masih sama dengan siklus 1 yaitu, pengamatan hasil dan proses belajar siswa dalam pembelajaran. Melalui kegiatan pengamatan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 61
peneliti mampu mengamati secara langsung dan membandingkan mengenai perkembangan siswa dalam mengikuti pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2. Peneliti menggunakan lembar kuesioner berpikir kritis di akhir siklus 2 untuk mengetahui peningkatan dari pembelajaran sebelumnya. Pengumpulan data hasil belajar siswa dengan memberikan soal evaluasi secara mandiri. Soal evaluasi yang diberikan pada siklus 2 masih sama dengan siklus 1 yaitu berupa lima soal uraian untuk mengukur keberhasilan dan pemahaman materi. Evalusi akhir juga diberikan setelah siswa mengerjakan evaluasi siklus 2. Evaluasi akhir yang berupa 5 soal uraian merupakan evaluasi gabungan siklus 1 dan siklus 2 untuk dapat memperkuat peningkatan hasil belajar siswa. d. Refleksi 1. Mengevaluasi apa yang dilakukan pada siklus 2 tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa. 2. Membandingkan hasil evaluasi dari siklus 1 ke siklus 2 kemudian evaluasi akhir yaitu gabungan siklus 1 dan siklus 2 untuk melihat peningkatannya dan pencapaian indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. 3. Membandingkan keusioner dan observasi kemampuan berpikir kritis dari siklus 1 ke siklus 2 untuk melihat peningkatannya dan pencapaian indikator keberhasilan yang sudah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 62
4. Peneliti membuat kesimpulan bahwa sudah terjadi peningkatan dan tercapainya indikator keberhasilan, sehingga penelitian dihentikan di siklus 2.
E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ditempuh dengan dua cara, yaitu menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik nontes dilakukan dengan melakukan wawancara, pemberian kuesioner, dan melakukan observasi, sedangkan tes dilakukan dengan memberikan evaluasi berupa soal uraian kepada siswa. 1. Non Tes a) Melakukan Wawancara Kusumah dan Dwitagama (2009: 77) wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara langsung. Menurut Arifin (2010: 158) wawancara langsung yaitu
wawancara
yang
langsung
dilakukan
oleh
pewawancara
(interviewer) atau guru dengan orang yang diwawancarai (interviewee). Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur. Sugiyono (2010: 233) menyebutkan bahwa wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan istrumen atau pedoman pertanyaan. Jenis wawancara ini ditujukan kepada guru wali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 63
kelas VA SDN Perumnas Condongcatur untuk mendapat informasi mengenai permasalahan pada materi matematika yang mempunyai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang rendah. Wawancara terstruktur juga ditujukan kepada para siswa kelas VA SDN Perumnas Condongcatur untuk mengetahui pendapat mereka mengenai mata pelajaran yang mereka anggap paling sulit serta materi yang menurut mereka sulit untuk dipahami. b) Pemberian Kuesioner Arifin (2011: 228) mengemukakan bahwa angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya. Kuesioner dalam penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis yang diberikan kepada siswa. Indikator tersebut antara lain: menganalisis argumen, mampu bertanya, mampu menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat kesimpulan, keterampilan Kuesioner
mengevaluasi dilakukan
dan
sebelum
menilai peneliti
hasil
dari
melakukan
pengamatan. pembelajaran
kontekstual untuk mengetahui keadaan awal siswa dan juga di akhir siklus sehingga dapat digunakan untuk mengukur perbandingan kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 64
c) Melakukan Observasi Sanjaya (2011: 86) mengemukakan bahwa observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang halhal yang akan diamati atau diteliti. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperkuat hasil kuesioner berpikir kritis yang dibagikan kepada siswa. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh teman sejawat di setiap pertemuan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Tes Arikunto (2006: 233) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Tes ini akan diberikan pada siswa kelas VA SDN Perumnas Condongcatur untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mengenai KPK dan FPB pada siklus 1 dan siklus 2. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian yang berjumlah 5 soal disetiap siklus dan 5 soal gabungan siklus 1 dan siklus 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 65
F. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Penelitian memiliki dua variabel, yaitu hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah soal tes, sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa adalah kuesioner dan observasi. Wawancara juga digunakan oleh peniliti untuk memperoleh informasi awal mengenai permasalahan yang ada dalam subyek penelitian. Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti. 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara disusun peneliti sebelum melakukan wawancara terhadap guru kelas dan para siswa VA SD Perumnas Condongcatur. Pedoman
wawancara
disusun
guna
mempermudah
peneliti
dalam
melakukan wawancara sehingga data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan peneliti. Pedoman wawancara yang disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Mengenai Proses Pembelajaran No
Garis Besar Pertanyaan Wawancara
1
Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di kelas VA?
2
Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar Matematika di kelas VA?
3
Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran Matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 66
4
Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang digunakan pada saat pelajaran Matematika?
5
Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika?
6
Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran Matematika?
7
Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika?
8
Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran Matematika?
9
Bagaimana strategi pembelajaran Matematika yang digunakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa?
10
Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran Matematika?
Tabel 3.1 menjelaskan mengenai pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran Matematika, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Dari garis besar pedoman wawancara tersebut peneliti dapat mengembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan kepada guru kelas VA saat proses wawancara berlangsung. Peneliti juga menggunakan pedoman untuk melakukan wawancara mengenai kemampuan berpikir kritis siswa yang ditujukan untuk guru kelas VA. Pedoman wawancara kemampuan berpikir kritis siswa dikembangkan berdasarkan 6 indikator yang menjadi fokus penelitian. Indikator tersebut adalah Menganalisis argumen, mampu bertanya, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat kesimpulan, keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Keenam indikator tersebut didapatkan dari persamaan indikator 3 ahli. Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 67
yang digunakan peneliti berasal dari Angelo (dalam Achmad. 2007), Sunaryo (2012: 198), Ennis (dalam Riyadi. 2008). Pedoman wawancara berpikir kritis dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis No. 1.
Indikator Mengalisis Argumen
Pedoman Wawancara Apakah siswa suka berdiskusi ketika bekerja dalam kelompok?
2.
Mampu bertanya
Seperti apakah bentuk pertanyaan siswa ketika menemui kesulitan?
3.
Menjawab pertanyaan
Apakah siswa memikirkan kebenaran jawaban terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru?
4.
Memecahkan masalah
Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban yang benar ketika menemui kesulitan? Apakah siswa menggunakan cara atau alternatif lain untuk mengerjakan soal? Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang sistematis?
3.
Membuat kesimpulan
Apakah siswa mampu menceritakan materi yang sudah dipelajari? Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam mencari jawaban?
6.
Keterampilan
Apakah siswa senang mengkoreksi di jawaban terlebih
mengevaluasi dan
dahulu sebelum mengumpulkannya?
menilai hasil dari
Apakah siswa senang melakukan pembuktian jawaban
pengamatan.
dengan menggunakan media pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 68
Tabel 3.2 merupakan pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran. Seperti halnya pedoman wawancara mengenai proses pembelajaran, pedoman wawancara mengenai kemampuan berpikir kritis juga dapat dikembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan kepada guru kelas VA pada saat proses wawancara berlangsung. 2. Lembar Kuesioner Teknik pengumpulan data kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang nantinya akan diisi oleh setiap siswa. Kuesioner diberikan kepada siswa pada pra penelitian dan di akhir siklus 2. Kisi-kisi kuesioner kemampuan berpikir kritis yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut. Kisi-kisi lembar kuesioner dikembangkan berdasarkan 6 indikator yang menjadi fokus penelitian. Indikator tersebut adalah menganalisis argumen, mampu bertanya, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat kesimpulan, keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Keenam indikator tersebut didapatkan dari persamaan indikator 3 ahli. Indikator yang digunakan peneliti berasal dari Angelo (dalam Achmad. 2007: 138), Sunaryo (2012: 198), Ennis (dalam Riyadi. 2008: 21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 69
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis No
Indikator Berpikir Kritis
1
Menganalisis argumen
2
Mampu bertanya
3
Mampu menjawab pertanyaan
Item Pernyataan
Jumlah
Favorabel
Unfavorabel
5, 6
11, 14
4
1
3
2
4
8
2
4
Memecahkan masalah
2, 7, 17
10, 15, 9
6
5
Membuat kesimpulan
12
13
2
6
Keterampilan 19, 18
16, 20
4
mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Total
20
Pernyataan pada kuesioner terdiri dari pernyataan positif (favorabel) dan pernyataan negatif (unfavorabel). Siswa memberikan checklist pada alternatif jawaban yang telah disediakan. Kuesioner yang sudah diisi oleh siswa kemudian dihitung dengan menggunakan skala likert 1-5. Arikonto (1989: 180) menyatakan bahwa skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan. Dengan ketentuan bahwa pada pernyataan positif apabila menyatakan Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Ragu-Ragu (R) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif apabila menyatakan Sangat Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Ragu-Ragu (R) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 70
diberi skor 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 5 (Riduwan, 2013: 13). 3. Observasi Observasi digunakan untuk memperoleh gambaran secara langsung mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran. Observasi ini menggunakan respon skala 3, yaitu sering, kadang-kadang, dan tidak pernah (Widoyoko, 2013: 104). Pelaksanaan observasi dilakukan dengan bantuan 2 mitra peneliti. Berikut adalah lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.4 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No.
1
2
3
Indikator Keterampilan Eksperimen
Skala Skor 3 Sering menganalisis argumen ketika bekerja dalam kelompok. Bentuk pertanyaan menunjukkan kemampuan berpikir kritis.
2
Jarang menganalisis Menganalisis argumen ketika Argumen bekerja dalam kelompok. Bentuk pertanyaan kurang Mampu bertanya menunjukkan kemampuan berpikir kritis. Jawaban sesuai Jawaban sesuai dengan dengan pertanyaan dan pertanyaan, disertai dengan namun tanpa langkah disertai dengan Mampu menjawab pengerjaan. langkah pertanyaan pengerjaan, atau dengan langkah yang kurang tepat.
1 Tidak pernah menganalisis argumen ketika bekerja dalam kelompok Tidak mengajukan pertanyaan.
Jawaban tidak sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 71
4
Memecahkan masalah
5
Menuliskan kesimpulan
6
Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan.
Memecahkan masalah dengan langkah yang sistematis tanpa bantuan guru. Kesimpulan ditulis dengan benar sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Sering mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan.
Memecahkan masalah dengan langkah yang sistematis dengan bantuan guru. Kesimpulan ditulis namun tidak sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Jarang mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan.
Penyelesaian masalah tanpa menyertakan langkah yang sistematis.
Tidak menuliskan kesimpuan .
Tidak melakukan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan.
Berdasarkan tabel 3.4 yaitu lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti mengisi lembar observasi pengamatan sesuai dengan indikator dan menuliskan skor (1-3) yang didapatkan siswa berdasarkan indikator yang dicapai siswa. 4. Tes Teknik pengumpulan data hasil belajar matematika siswa pada penelitian ini menggunakan tes tertulis. Tes yang diberikan mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil tes pada materi KPK dan FPB. Tes tertulis ini berupa soal uraian sebanyak 5 butir disetiap akhir siklus dan 5 butir soal uraian gabungan siklus 1 dan siklus 2. Berikut ini merupakan kisi-kisi soal evaluasi pada siklus 1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 72
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi No. Evaluasi 1.
Kompetensi Dasar
Indikator
1.2 Menggunakan
1.2.1 Menentukan
faktor
prima
bilangan prima dari
untuk
kelompok bilangan
menentukan
tertentu.
KPK dan FPB.
2.
No. Soal
1.2.2 Menentukan faktor bilangan
dengan
faktorisasi prima. 3.
1, 2, 3, 4,
1.2.3 Menentukan
1
faktorisasi untuk
prima
5
mencari
KPK. 4.
1.5 Menyelesaikan masalah
yang
berhubungan
operasi
dengan
hitung,
1.5 Menyelesaikan masalah
yang
KPK
melalui soal cerita. 1.5.1 Menentukan faktorisasi
prima
berkaitan dengan
untuk mencari FPB
operasi
2 bilangan dan 3
hitung,
KPK dan FPB. 6.
permasalahan yang
berkaitan dengan
KPK dan FPB. 5.
1.5.1 Menyelesaikan
bilangan. 1.5.2 Menggunakan
2
faktor prima dan
1, 2, 3, 4,
faktorisasi prima
5
untuk memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan FPB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 73
7.
1.2 Menggunakan faktor
prima
1.2.1 Menentukan faktorisasi
prima
untuk
untuk
menentukan
KPK
KPK dan FPB.
dan 3 bilangan.
8.
mencari 2
bilangan
1.2.2 Menentukan faktor prima
dan
faktorisasi untuk
prima mencari
KPK. 9.
5
1.2.3 Menentukan faktorisasi
prima
untuk mencari FPB 2 bilangan dan 3
3
bilangan. 10.
1.5 Menyelesaikan masalah
1.5.1 Menentukan KPK
yang
dalam memecahkan
berkaitan dengan
masalah sehari-hari
operasi
melalui soal cerita.
hitung,
KPK dan FPB. 11.
1.5.2 Menggunakan faktor prima dan faktorisasi
prma
untuk memecahkan masalah sehari-hari yang
1, 2, 3, 4,
berkaitan
dengan FPB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 74
Siswa menuliskan jawaban dengan menggunakan langkah-langkah dan proses pengerjaannya. Langkah pengerjaan soal cerita tersebut adalah dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi pada lembar jawab. Tes tertulis tersebut dibuat berdasarkan kompetensi dasar, indikator, dan disertai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan.
G. Teknik Pengujian Instrumen Menurut Sugiyono (2010: 173) suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini menggunakan Content Validity
dan Face Validity
(Sugarsaputra, 2012: 99) sebagai berikut: 1. Validitas Rupa Validitas Rupa (Face Validity) adalah validitas yang menunjukan apakah alat pengukur/instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas rupa lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. 2. Validitas isi Validitas isi (Content Validity) adalah validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen pengukur isi (konsep) yang harus diukur. Content Validity digunakan untuk mengukur tes evaluasi, sedangkan face validity digunakan untuk mengukur instrumen kuaesioner, observasi, dan wawancara. Content Validity dan Face Validity dilakukan melalui konsultasi dengan para ahli. Untuk mengetahui apakah suatu tes atau angket dianggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 75
valid secara isi (Content Validity) dapat dilakukan dengan cara meminta pendapat ahli atau expert judgement. Para ahli yang dimaksud dalam penelitian
ini
adalah
dua
dosen
dan
guru
sehingga
dapat
dipertanggungjawabkan. Instrumen yang terdiri dari kuesioner, soal evalusi, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan uji validitas oleh validator (ahli). Hasil konsultasi dari ahli tersebut maka akan diperoleh skor kemudian skor tersebut akan diubah menjadi nilai berdasarkan Patokan Acuan Penilaian (PAP) tipe I dengan skala 1-100. Patokan pada tabel 3.6 berikut menurut Masidjo (1995) dengan sedikit modifikasi yang akan digunakan sebagai patokan validasi instrumen. Tabel 3.6 Kriteria Validasi Instrumen Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% – 89% 65% – 79% 55% – 64% < 55%
Rentang Skor 4,5 – 5 4 - 4,4 3,25 - 3,99 2,75 - 3,24 1 - 2,74
Kategori Sangat Layak Layak Cukup Layak Kurang Layak Sangat Kurang Layak
(Masidjo, 1995: 153) 1. Hasil Validasi Instrumen Hasil Belajar Instrumen hasil belajar dalam penelitian ini yang berupa 15 soal uraian juga telah melalui validasi oleh beberapa ahli dibidangnya (expert judgement). Beberapa ahli selaku validator soal evaluasi dalam penelitian ini adalah guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur dan dua dosen yang ahli di bidang matematika. Soal yang telah disusun berdasarkan kisikisi, kemudian dikonsultasikan kepada para ahli dengan pedoman penskoran pada lembar validasi dengan kriteria sesuai pada tabel 3.6. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 76
validasi soal evaluasi secara lengkap daat dilihat pada lampiran 12. Berikut adalah hasil dari validasi soal evaluasi: Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Evaluasi Penilai Guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur Dosen ahli Dosen ahli Rata-Rata
Nilai yang Diperoleh
Kategori
4,54
Sangat Layak
4,81 3,63 4,32
Sangat Layak Cukup Layak Layak
Berdasarkan tabel 3.7 mengenai hasil validasi soal evaluasi didapatkan rata-rata sebesar 4,32 dan termasuk dalam tingkat penguasaan kompetensi kategori “Layak”. Kategori atau kriteria hasil validasi soal evaluasi dapat dilihat pada tabel 3.6. Sehingga instrumen soal evaluasi dalam penelitian ini layak untuk digunakan. 2. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator. Perangkat pembelajaran yang telah disusun tersebut, kemudian dikonsultasikan dan divalidasi oleh ahli (expert judgement).
Hasil validasi perangkat pembelajaran secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 11. Kriteria validasi rencana pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.6 dan hasil penghitungan validasi rencana pembelajaran dapat di lihat pada tabel 3.8 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 77
Tabel 3.8 Hasil Validasi Silabus Penilai Guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur Dosen ahli Dosen ahli Rata-Rata
Berdasarkan
tabel
3.8
Nilai yang Diperoleh
Kategori
4,6
Sangat Layak
4,6 4,5 4,56
Sangat Layak Sangat Layak Sangat Layak
mengenai
hasil
validasi
perangkat
pembelajaran yaitu silabus didapatkan rata-rata sebesar 4,56 dan termasuk dalam tingkat penguasaan kompetensi kategori “Sangat Layak”. Sehingga silabus dalam penelitian ini sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Tabel 3.9 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penilai Guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur Dosen ahli Dosen ahli Rata-Rata
Berdasarkan
tabel
3.9
Nilai yang Diperoleh
Kategori
4,64
Sangat Layak
3,94 4,58 4,38
Cukup Layak Sangat Layak Layak
mengenai
hasil
validasi
perangkat
pembelajaran yaitu RPP didapatkan rata-rata sebesar 4,38 dan termasuk dalam tingkat penguasaan kompetensi kategori “Layak”. Sehingga RPP dalam penelitian ini layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Tabel 3.10 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) Penilai Guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur Dosen ahli Dosen ahli Rata-Rata
Nilai yang Diperoleh
Kategori
4,67
Sangat Layak
4,33 4,5 4,5
Layak Sangat Layak Sangat Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 78
Berdasarkan
tabel
3.10
mengenai
hasil
validasi
perangkat
pembelajaran yaitu LKS didapatkan rata-rata sebesar 4,5 dan termasuk dalam tingkat penguasaan kompetensi kategori “Sangat Layak”. Sehingga LKS dalam penelitian ini sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran. 3. Hasil Validasi Kemampuan Berpikir Kritis Validasi instrumen kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini diperoleh melalui expert judgement, yaitu dengan dikonsultasikan kepada tiga orang ahli seperti guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur, dan dua dosen. Hasil validasi lembar kuesioner secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 15. Kategori atau kriteria hasil validasi lembar kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.6. Setelah kuesioner kemampuan berpikir kritis dikonsultasikan atau divalidasi oleh tiga ahli tersebut, maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut ini: Tabel 3.11 Hasil Validasi Lembar Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Penilai Guru kelas VA SDN Perumnas Condongcatur Dosen ahli Dosen ahli Rata-Rata
Nilai yang Diperoleh
Kategori
4,5
Sangat Layak
4,55 4 4,35
Sangat Layak Layak Layak
Berdasarkan tabel 3.11 mengenai hasil validasi lembar kuesioner kemampuan berpikir kritis didapatkan rata-rata sebesar 4,35 dan termasuk dalam tingkat penguasaan kompetensi kategori “Layak”. Sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 79
instrumen kuesioner kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini layak untuk digunakan.
H. Teknik Analisis Data Sanjaya (2006: 117) menyatakan bahwa menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk menjadikan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang telah diperoleh pada proses penelitian dengan menggunakan instrumen, kemudian diolah secara sistematis untuk mengetahui hasil dari penelitian. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian yaitu menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:13) teknik kuantitatif merupakan suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai-nilainya dinyatakan dalam bentuk numerical. Teknik analisis data secara kuantitatif berupa data hasil evalusi siswa, hasil kuesioner, dan hasil observasi yang diolah menjadi bentuk angka Data-data yang telah diproses tersebut dapat untuk melihat perubahan atau peningkatan yang terjadi di setiap siklus. Perubahan dapat dilihat dengan cara membandingkan hasil sebelum diberi tindakan dan sesudah diberikan tindakan yang berkaitan dengan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur pada materi KPK dan FPB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 80
1. Hasil Belajar Peneliti menggunakan tes evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dengan bentuk soal uraian sebanyak 15 soal uraian. Sesudah soal diujikan disetiap akhir siklus dan evaluasi akhir dengan menggabungkan siklus 1 dan siklus 2, hasil nilai setiap siswa dimasukkan ke dalam tabel dengan kriteria penilaian sebagai berikut: a. Menentukan penskoran. Tes evaluasi yang berupa soal uraian penskorannya dilakukan dengan memberikan nilai disetiap nomornya. Setiap nomor mempunyai nilai yang berbeda dan disesuaikan dengan tingkat kesukaran soal. b. Menghitung nilai akhir setiap siswa dengan menggunaka n rumus:
x 100
NA =
c. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus: Mean = d. Perhitungan persentase ketuntasan siswa dengan menggunakan rumus: NA =
x 100%
e. Membandingkan persentase evaluasi pada kondisi awal dengan akhir siklus 1, akhir siklus 1 dengan akhir siklus 2, dan akhir siklus 2 dengan evaluasi akhir yaitu gabungan siklus 1 dan siklus 2. f. Menghitung kenaikan hasil belajar siswa antar siklus, apakah terjadi peningkatan secara signifikan atau tidak dilihat dari persentase ketuntasan maupun rata-rata kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 81
2. Kemampuan Berpikir Kritis Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dan lembar observasi untuk mengumpulkan data kemampuan berpikir kritis matematika. Untuk menghitung instrumen tersebut peneliti menggunakan kriteria PAP tipe 1 (Masidjo, 1995 : 153) sebagai berikut: Tabel 3.12 PAP Tipe 1 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 79% Di bawah 55%
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Berdasarkan tabel 3.12 siswa yang dianggap mampu berpikir kritis adalah siswa yang memenuhi kriteria minimal cukup kritis. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung data instrumen kuesioner dan observasi. a. Lembar Kuesioner Lembar
Kuesioner
terdiri
dari
pernyataan
vavorable
dan
pernyataan unvavorable yang berjumlah 20 butir pernyataan. Peneliti menghitung data kuesioner dengan mencari rata-rata setiap indikator, persentase setiap indikator, rata-rata secara keseluruhan, dan persentase secara keseluruhan. Perhitungan data tersebut dapat dilihat berdasarkan langkah berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 82
1) Menghitung penskoran dengan cara menjumlahkan seluruh skor pada setiap indikator. 2) Menghitung skor rata-rata
−
=
ℎ ℎ
3) Rata-rata yang telah diperoleh kemudian dikonversikan menjadi nilai kemampuan berpikir kritis, dengan cara: −
=
Skor maksimal = jumlah pernyataan kuesioner setiap indikator x 5 (skala kuesioner) 4) Menghitung rentang skor setiap tingkat kriteria dengan cara: a. Memasukkan hasil kuesioner setiap siswa perindikator. b. Mencari jumlah skor yang diperoleh dari setiap siswa dalam indikator. c. Jumlah skor siswa yang diperoleh, kemudian dimasukkan ke dalam kriteria dari PAP tipe 1 dengan sedikit modifikasi (Masidjo, 1995: 153) berikut: =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 83
1. Indikator 1 Indikator 1 terdiri 4 pernyataan pada kuesioner, sehingga didapatkan skor maksimal sebesar 20. Skor maksimal tersebut didapatkan dari 4 x 5 = 20 {jumlah pernyataan dikalikan 5 (jumlah respon)}. Tabel 3.13 Kriteria Indikator 1 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% – 100% 80% – 89% 65% – 79% 55% – 64% < 55%
Rentang Skor 18 – 20 16 - 17,8 13 - 15,8 11 - 12,8 4 - 10,8
Keterangan Sangat Kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis
2. Indikator 2 Indikator 2 terdiri 2 pernyataan pada kuesioner, sehingga didapatkan skor maksimal sebesar 10. Skor maksimal tersebut didapatkan dari 2 x 5 = 10 {jumlah pernyataan dikalikan 5 (jumlah respon)}. Tabel 3.14 Kriteria Indikator 2 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% – 100% 80% – 89% 65% – 79% 55% – 64% < 55%
Rentang Skor 9 – 10 8 - 8,9 6,5 - 7,9 5,5 - 6,4 2 - 5,4
Keterangan Sangat Kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 84
3. Indikator 3 Indikator 3 terdiri 2 pernyataan pada kuesioner, sehingga didapatkan skor maksimal sebesar 10. Skor maksimal tersebut didapatkan dari 2 x 5 = 10 {jumlah pernyataan dikalikan 5 (jumlah respon)}. Tabel 3.15 Kriteria Indikator 3 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% – 100% 80% – 89% 65% – 79% 55% – 64% < 55%
Rentang Skor 9 – 10 8 - 8,9 6,5 - 7,9 5,5 - 6,4 2 - 5,4
Keterangan Sangat Kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis
4. Indikator 4 Indikator 4 terdiri 6 pernyataan pada kuesioner, sehingga didapatkan skor maksimal sebesar 30. Skor maksimal tersebut didapatkan dari 6 x 5 = 30 {jumlah pernyataan dikalikan 5 (jumlah respon)}. Tabel 3.16 Kriteria Indikator 4 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% – 100% 80% – 89% 65% – 79% 55% – 64% < 55%
Rentang Skor 27 – 30 24 - 26,7 19,5 - 23,7 16,5 - 19,2 6 - 16,2
Keterangan Sangat Kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis
5. Indikator 5 Indikator 5 terdiri 2 pernyataan pada kuesioner, sehingga didapatkan skor maksimal sebesar 10. Skor maksimal tersebut didapatkan dari 2 x 5 = 10 {jumlah pernyataan dikalikan 5 (jumlah respon)}.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 85
Tabel 3.17 Kriteria Indikator 5 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% – 100% 80% – 89% 65% – 79% 55% – 64% < 55%
Rentang Skor 9 – 10 8 - 8,9 6,5 - 7,9 5,5 - 6,4 2 - 5,4
Keterangan Sangat Kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis
6. Indikator 6 Indikator 6 terdiri 4 pernyataan pada kuesioner, sehingga didapatkan skor maksimal sebesar 20. Skor maksimal tersebut didapatkan dari 4 x 5 = 20 {jumlah pernyataan dikalikan 5 (jumlah respon)}. Tabel 3.18 Kriteria Indikator 6 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% – 100% 80% – 89% 65% – 79% 55% – 64% < 55%
Rentang Skor 18 – 20 16 - 17,8 13 - 15,8 11 - 12,8 4 - 10,8
Keterangan Sangat Kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis
7. Keseluruhan indikator Indikator 1 sampai dengan indikator 6 kemudian dibuat skor secara keseluruhan. Skor keseluruhan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel 3.19 sebagai berikut: Tabel 3.19 Kriteria Keseluruhan Indikator Tabel Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% – 89% 65% - 79% 55% – 64% < 55%
Rentang Skor
Keterangan
90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 - 64 <55
Sangat kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 86
5)
enghitung persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis. =
ℎ ℎ
100%
ℎ
3) Lembar Observasi Lembar observasi terdiri dari 6 indikator kemampuan berpikir kritis, dan setiap indikator memuat 3 skala penilaian. Peneliti menggunakan rata-rata setiap indikator, rata-rata secara keseluruhan, dan persentase secara keseluruhan untuk mengitung data hasil obeservasi. Perhitungan setiap indikator dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Rata-Rata Seluruh Siswa 1. Mencari rata-rata seluruh siswa siklus I yang diperoleh dari setiap siswa. 2. Rata-rata pada siklus I dimasukkan ke dalam kriteria dengan skor maksimal 3 (jumlah respon dalam lembar obesrvasi) sebagai berikut: Tabel 3.20 Kriteria Rata-Rata Observasi Seluruh Siswa Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% – 89% 65% - 79% 55% – 64% < 55%
Rentang Skor
Keterangan
2,7 – 3 2,4 - 2,69 1,95 - 2,39 1,65 - 1,94 0 - 1,64
Sangat kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 87
3. Mencari rata-rata secara keseluruhan siklus II yang diperoleh dari setiap siswa. 4. Rata-rata secara keselurhan dimasukkan ke dalam kriteria sesuai pada tabel 3.20. b. Persentase Secara Keseluruhan 1. Rata-rata setiap siswa dimasukkan ke dalam kriteria sesuai pada tabel 3.20. 2. Menghitung jumlah siswa yang dianggap mampu berpikir kritis (minimal cukup kritis). 3. Mencari persentase siswa yang dianggap mampu berpikir ktiris (cukup kritis) dengan cara: Persentase =
x 100%
I. Indikator Keberhasilan Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih, penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan soal evaluasi di akhir siklus dan evaluasi akhir dengan menggabungkan siklus 1 dan siklus 2. Hasil dari setiap siklus digunakan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Begitu juga dengan kuesioner kemampuan berpikir kritis yang telah diolah sehingga dapat diketahui adanya peningkatan dari kondisi awal ke akhir siklus 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika SDN Perumnas Condongcatur adalah 65. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 88
tersebut didapatkan dari kriteria penetapan KKM yaitu kompleksitas (kesulitan dan kerumitan), daya dukung, intake siswa (tingkat kemampuan rata-rata). Peneliti menaikkan KKM dari 65 menjadi 69 pada siklus 1, siklus 2 menjadi 73, dan evaluasi akhir menjadi 77. Indikator keberhasilan yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan Hasil Belajar Target Akhir Siklus 2 1 dan 2
No.
Indikator
Kondisi Awal
1
1.
Rata-rata kelas
57,66
70
75
80
2.
Persentase ketuntasan
51,19%
60%
70%
80%
Deskriptor Jumlah nilai seluruh siswa dibagi jumlah siswa Jumlah siswa yang tuntas dibagi jumlah seluruh siswa dikali 100%
Berdasarkan tabel 3.21 menunjukkan skor rata-rata hasil belajar siswa pada kondisi awal adalah 57,66 dengan target pencapaian pada evaluasi 1 yaitu 70, evalusi 2 sebesar 75, dan evaluasi akhir adalah 80. Sedangkan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 51,19 % dengan target pencapaian siklus I sebesar 60% dan target pencapain siklus II sebesar 70% dan target pencapaian evaluasi akhir yang merupakan evaluasi gabungan siklus 1 dan siklus 2 adalah sebesar 80%. Target tersebut ditentukan melalui diskusi peneliti dengan guru kelas VA. Pemerolehan target juga diperoleh dengan mengamati kemampuan siswa pada kondisi awal. Pengamatan tersebut berguna agar target dan hasil tidak terdapat selisih yang banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 89
Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan Kemampuan Berpikir Kritis Keseluruhan Kondisi
Kondisi
Awal
Akhir
Rata-rata nilai berpikir kritis
60,95
81,33
Persentase siswa
37,5%
75%
No.
Indikator
1. 2.
Deskriptor
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis dibagi seluruh siswa dikali 100
Berdasarkan tabel 3.22 menunjukan bahwa rata-rata nilai berpikir kritis pada kondisi awal 60,95 meningkat menjadi 81,33 di kondisi akhir. Sedangkan persentase siswa pada kondisi awal sebesar 37,5% meningkat menjadi 81,33% di kondisi akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 90
J. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan mulai dari persiapan sampai dengan revisi akhir. Peneliti menyajikan jadwal penelitian sebagai berikut: Tabel 3.23 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Waktu (Bulan) No 1.
2.
Kegiatan Perijinan observasi dan wawancara di SD Observasi dan wawancara Sebelum penelitian
3.
Penyusunan dan pengajuan Proposal
4.
Persiapan perangkat Pembelajaran Pelaksanaan tindakan Pengolahan data hasil Penelitian
5. 6.
7.
Penyelesaian kelengkapan
8. 9. 10.
Revisi Ujian skripsi Revisi akhir
Juli 2015
Agust 2015
Sept 2015
Okt 2015
Nov 2015
Des 2015
Jan 2015
Feb 2016
Mar 2016
Aprl 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam BAB IV ini peneliti membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian dan pembahasan setiap siklus dapat di deskripsikan sebagai berikut: A. Hasil Penelitian 1. Proses Pelaksanaan Penelitian a. Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika sebelum penerapan pembelajaran kontekstual. Kondisi awal dijadikan sebagai bahan melaksanakan tindakan pada siklus I dan siklus II. 1) Hasil Belajar Peneliti mendapatkan hasil belajar siswa pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur dua tahun terakhir. Berikut ini data nilai siswa kelas VA tahun pelajaran 2013/2014 pada materi KPK dan FPB.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 92
Tabel 4.1 Nilai KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun 2013/2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20 21. 22. 23. 24. 25. 26
Nama DH GHS AY MRA RR EA THYA KLIP MM ARB RD HBD RYK MH ATJ AKL IHTR NHF IP AWR LLRG RH AS NAP ILM IMS Jumlah Nilai Rata-Rata Jumlah Siswa Tuntas Presentase Ketuntasan
Nilai 65 51 71 80 72 82 60 68 70 62 70 60 55 69 50 70 75 60 45 58 70 58 65 50 40 60 1.636 62,93
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 50%
13 50%
Tabel 4.1 menunjukkan data keadaan awal hasil belajar siswa kelas VA tahun ajaran 2013/ 2014 pada materi KPK dan FPB dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 65. Berdasarkan tabel tersebut terdapat 13 siswa dari 26 siswa yang tuntas atau berhasil mencapai KKM. Persentase ketuntasan siswa hanya separuhnya saja atau sebesar 50%. Nilai rata-rata kelas juga masih di bawah KKM yaitu dengan rata-rata kelas 62,93. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun pelajaran 2013/2014 hasil belajar siswa masih rendah. Agar lebih memperkuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 93
data, peneliti meninjau kembali hasil belajar matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA pada tahun berikutnya, yaitu tahun ajaran 2014/2015 yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Nilai KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun 2014/2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20 21.
Nama AFB ADEP AYT ALP HTA HWW IRS IDP IIRP RWB RPD SHT UNA VFA TDPR YAH ZAA ZS ZFN BPJS FZP Jumlah Nilai Rata-Rata Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan
Nilai 80 61 55 70 65 60 60 63 66 40 70 61 79 60 73 67 64 71 68 55 79 1.367 52,38
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 52,38%
10 47,62%
Tabel 4.2 menunjukkan data keadaan awal hasil belajar siswa kelas VA tahun ajaran 2014/ 2015 pada materi KPK dan FPB dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu 65. Berdasarkan tabel tersebut terdapat 11 (52,38%) siswa dari 21, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa (47,62%). Nilai rata-rata kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 94
juga masih di bawah KKM sama seperti tahun sebelumnya bahkan lebih menurun, yaitu dengan rata-rata kelas 52,38. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun pelajaran 2013/2014 hasil belajar siswa masih rendah. Data hasil belajar dua tahun terakhir yang diperoleh peneliti tersebut kemudian didapatkan rata-rata nilai yaitu 57,66 dengan persentase ketuntasan 51,19%. Hasil belajar siswa dapat disimpulkan masih rendah dengan persentase ketuntasan hanya separuh dan ratarata yang masih jauh dari KKM. 2) Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Keadaan awal kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil kuesioner yang dilakukan pada hari Rabu 30 September 2015. Berdasarkan hasil kuesioner yang terdiri dari 20 pernyataan, dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih rendah. Pengamatan dilakukan dengan menghitung persentase jumlah siswa yang dianggap mampu berpikir kritis disetiap indikatornya. Hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis sebelum tindakan diperoleh skor rata-rata yang dicapai yang kemudian dikonversikan ke dalam sebuah nilai. Nilai kemampuan berpikir kritis didapatkan dari rata-rata dibagi skor maksimal disetiap indikator dan dikalikan 100. Skor rata-rata dan nilai kemampuan berpikir kritis siswa adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 95
Tabel 4.3 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Indikator Menganalisis argumen Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Keseluruhan
Skor Rata-Rata yang Dicapai 11,3 6,2 5,8 18,3 6,9
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis 56,5 62 58 61 69
12,5
62,5
60,95
60,95
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut,
indikator pertama diperoleh
rata-rata 11,3 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 56,5. Indikator kedua diperoleh rata-rata 6,2 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 62. Indikator ketiga diperoleh rata-rata 5,8 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 58. Indikator keempat diperoleh rata-rata 18,3 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 61. Indikator kelima diperoleh ratarata 6,9 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 69. Indikator keenam diperoleh rata-rata 12,5 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 62,5. Peneliti juga menyajikan data hasil kuesioner kondisi awal setiap siswa untuk masing-masing indikatornya sebagai berikut: a. Indikator 1 Indikator 1 yaitu menganalisis argumen terdiri dari 4 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 5 dan 6 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 11 dan 14. Kisikisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3, sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 96
Tabel 4.4 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal Item 5 6 11 14 1 TA 4 1 4 4 2 AK 1 2 2 4 3 APAL 1 3 3 2 4 ABCK 2 4 2 5 5 CAS 2 2 1 3 6 FSA 3 2 5 2 7 HPZ 4 5 5 4 8 AAA 5 2 4 3 9 KPH 3 1 4 4 10 MFAA 1 1 3 2 11 NFA 2 4 1 3 12 RMKI 1 1 1 2 13 AOAP 2 1 2 2 14 AAN 3 2 4 5 15 ARA 4 2 4 4 16 ARA 1 2 3 4 17 ARR 2 1 3 3 18 BR 3 2 3 2 19 FS 4 1 2 1 20 EAR 5 1 5 5 21 FIS 2 3 4 5 22 KDTN 2 4 4 4 23 R 3 3 4 4 24 KNH 2 5 2 2 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
No
Nama
Skor 13 9 9 13 8 12 18 14 12 7 10 5 7 14 14 10 9 10 8 16 14 14 14 11 271 11,3 56,5
Kriteria Cukup Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup Kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat Kritis Cukup Kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis 10 41,66%
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan jumlah skor kelas 271 dengan rata-rata skor kelas 11,3 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 56,5. Terdapat 10 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 41,66%. Kriteria maksimal pada indikator 1 yaitu 20 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 97
b. Indikator 2 Indikator 2 yaitu mampu bertanya terdiri dari 2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 1 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 3. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal No
Nama
Item
1 3 1 TA 5 4 2 AK 3 4 3 APAL 3 4 4 ABCK 2 2 5 CAS 4 4 6 FSA 1 2 7 HPZ 2 2 8 AAA 5 4 9 KPH 4 2 10 MFAA 4 5 11 NFA 2 1 12 RMKI 2 4 13 AOAP 2 2 14 AAN 2 4 15 ARA 3 2 16 ARA 5 2 17 ARR 2 4 18 BR 3 5 19 FS 4 4 20 EAR 3 2 21 FIS 1 2 22 KDTN 2 4 23 R 3 4 24 KNH 5 4 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
Skor 9 7 7 4 8 3 4 9 6 9 3 6 4 6 5 7 6 8 8 5 3 6 7 9 149 6,2 62
Kriteria Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Tidak kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat kritis Tidak kritis Tidak kritis 11 45,83%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 98
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan jumlah skor kelas 149 dengan rata-rata skor kelas 6,2 dan dikonversikan menjadi nilai ratarata yaitu 62. Terdapat 11 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 45,83%. Kriteria maksimal pada indikator 2 yaitu 10 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.14 c. Indikator 3 Indikator 3 yaitu mampu menjawab pertanyaan terdiri dari 2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 4 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 8. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
TA AK APAL ABCK CAS FSA HPZ AAA KPH MFAA NFA RMKI AOAP AAN ARA ARA ARR BR FS
Item 4 4 2 3 2 1 4 2 3 2 2 4 4 4 1 4 5 3 5 1
8 4 5 2 4 4 3 2 2 1 4 3 3 2 1 3 2 4 2 5
Skor 8 7 5 6 5 7 4 5 3 6 7 7 6 2 7 7 7 7 6
Kriteria Kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 99
20 21 22 23 24
EAR 4 2 FIS 1 4 KDTN 2 4 R 1 4 KNH 1 4 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
6 5 6 5 5 139 5,8 58
Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis 9 37,5%
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan jumlah skor kelas 139 dengan rata-rata skor kelas 5,8 dan dikonversikan menjadi nilai ratarata yaitu 58. Terdapat 9 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 37,5%. Kriteria maksimal pada indikator 3 yaitu 10 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.15. d. Indikator 4 Indikator 4 yaitu memecahkan masalah terdiri dari 6 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 2, 7, dan 17 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 9, 10, dan 15. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 100 100
Tabel 4.7 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama
Item 2 1 5 4 4 3 1 1 3 1 2 4 2 4 5 2 3 3 2 2 1 4 3 2 3
7 9 10 TA 4 4 4 AK 3 4 4 APAL 4 4 5 ABCK 4 5 5 CAS 2 4 4 FSA 3 4 4 HPZ 4 5 4 AAA 5 3 4 KPH 1 1 1 MFAA 4 3 1 NFA 3 2 4 RMKI 2 5 3 AOAP 3 4 1 AAN 1 4 1 ARA 2 3 2 ARA 4 5 3 ARR 2 1 3 BR 2 3 4 FS 3 4 4 EAR 3 4 4 FIS 2 4 5 KDTN 3 2 4 R 2 5 2 KNH 3 2 3 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
15 4 2 3 3 5 5 4 4 4 3 5 1 2 3 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4
17 3 2 4 3 1 1 1 1 4 5 3 1 2 1 1 2 2 3 4 2 3 3 5 3
Skor 20 20 24 24 19 18 19 20 12 18 21 14 16 15 13 20 15 18 21 18 20 17 20 18 440 18,3 61
Kriteria Cukup kritis Cukup kritis Kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis 10 41,66%
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan jumlah skor kelas 440 dengan rata-rata skor kelas 18,3 dan dikonversikan menjadi nilai ratarata yaitu 61. Terdapat 10 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 41,66%. Kriteria maksimal pada indikator 4 yaitu 30 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 101 101
e. Indikator 5 Indikator 5 yaitu membuat kesimpulan terdiri dari 2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 12 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 13. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal Item 12 13 1 TA 4 4 2 AK 1 4 3 APAL 3 4 4 ABCK 2 4 5 CAS 3 4 6 FSA 1 5 7 HPZ 1 2 8 AAA 1 5 9 KPH 4 4 10 MFAA 5 4 11 NFA 5 3 12 RMKI 4 3 13 AOAP 3 3 14 AAN 4 4 15 ARA 3 5 16 ARA 2 5 17 ARR 2 5 18 BR 2 4 19 FS 1 5 20 EAR 1 5 21 FIS 4 4 22 KDTN 5 4 23 R 4 2 24 KNH 4 4 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
No
Nama
Skor 8 5 7 6 7 6 3 6 8 9 8 7 6 8 8 7 7 6 6 6 8 9 6 8 165 6,9 69
Kriteria Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Kritis Sangat kritis Tidak kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis 14 58,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 102 102
Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan jumlah skor kelas 165 dengan rata-rata skor kelas 6,9 dan dikonversikan menjadi nilai ratarata yaitu 69. Terdapat 14 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 58,33%. Kriteria maksimal pada indikator 5 yaitu 10 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.17. f. Indikator 6 Indikator 6 yaitu keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan terdiri dari 4 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 18 dan 19 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 16 dan 20. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
TA AK APAL ABCK CAS FSA HPZ AAA KPH MFAA NFA RMKI AOAP AAN ARA ARA
Item 16 4 4 5 2 1 5 4 2 5 5 4 4 3 3 4 2
18 5 2 2 2 3 4 3 2 4 5 3 4 2 1 5 2
19 3 3 2 2 4 2 4 2 1 4 1 1 2 2 4 3
20 4 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 2 2 3 3 3
Skor 16 13 14 11 12 15 16 11 14 17 12 11 9 9 16 10
Kriteria Kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 103 103
17 18 19 20 21 22 23 24
ARR BR FS EAR FIS KDTN R KNH
1 2 3 3 2 2 4 2 1 2 2 1 4 4 3 4 5 2 3 4 5 4 1 4 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
3 1 2 4 4 3 3 5
9 8 9 9 15 14 15 14 299 12,5 62,5
Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 12 50%
Tabel 4.9 didapatkan jumlah skor kelas 299 dengan rata-rata skor kelas 12,5 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 62,5. Terdapat 12 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 50%. Kriteria maksimal pada indikator 6 yaitu 20 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.18. Tabel 4.10 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama TA AK APAL ABCK CAS FSA HPZ AAA KPH MFAA NFA RMKI AOAP AAN ARA ARA ARR BR
Indikator 1 13 9 9 13 8 12 18 14 12 7 10 5 7 14 14 10 9 10
2 9 7 7 4 8 3 4 9 6 9 3 6 4 6 5 7 6 8
3 8 7 5 6 5 7 4 5 3 6 7 7 6 2 7 7 7 7
4 20 20 24 24 19 18 19 20 12 18 21 14 16 15 13 20 15 18
5 8 5 7 6 7 6 3 6 8 9 8 7 6 8 8 7 7 6
6 16 13 14 11 12 15 16 11 14 17 12 11 9 9 16 10 9 8
Skor
Kriteria
74 61 66 64 59 61 64 65 55 66 61 50 48 54 63 61 53 57
Cukup kritis Cukup kritis Kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 104 104
19 FS 8 8 6 20 EAR 16 5 6 21 FIS 14 3 5 22 KDTN 14 6 6 23 R 14 7 5 24 KNH 11 9 5 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
21 18 20 17 20 18
6 6 8 9 6 8
9 9 15 14 15 14
58 60 65 66 67 65 1.463 60,95 60,95
Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis 9 37,5%
Kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor seluruh siswa didapatkan hasil 3,03 dengan kriteria tidak kritis. Jumlah skor kelas diperoleh hasil 1.463 dengan rata-rata kelas 60,95 (tidak kritis) dan nilai rata-rata kelas yaitu 60,95 (tidak kritis). Persentase jumlah siswa yang kritis seacara keselurahan adalah sebesar 37,5% (9 dari 24 siswa) dengan kriteria sangat tidak kritis. Kriteria keseluruhan indikator dapat dilihat pada tabel 3.19. b. Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan tindakan pada siklus I dimulai tanggal 3 Oktober 2015 di kelas VA SDN Perumnas Condongcatur tahun pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap pertemunanya 3x35 menit. 1) Perencanaan Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti mengkaji kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 105 105
penelitian terlebih dahulu. Peneliti melanjutkan menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar soal evalusi, rubrik penilaian, dan media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar. Selain itu peneliti juga menyusun rubrik pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran. 2) Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak
dua
kali
pertemuan
dengan
alokasi
waktu
setiap
pertemuannya 3x35 menit atau 3 jam pelajaran menyesuaikan jam pelajaran di SDN Perumnas Condongcatur bahwa setiap jamnya beralokasikan 35 menit. a. Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3 jam pelajaran. Pertemuan pertama membahas tentang bilangan prima, faktorisasi prima dengan menggunakan pohon faktor, dan mencari KPK
dengan
pertemuan
menggunakan
pertama
siklus
bantuan I
memuat
kalender.
Pelaksanaan
komponen-komponen
pembelajaran kontekstual sebagai berikut: Guru membuka pembelajaran dengan berdoa, memberikan salam, dan melakukan absensi. Guru mengkondisikan siswa dan meminta siswa untuk bersiap mengikuti pembelajaran. Guru juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 106 106
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai kelipatan dan bilangan prima sebagai pengantar sebelum masuk ke dalam materi. Guru menerapkan komponen masyarakat belajar melalui pembagian kelompok, yaitu menjadi dua kelompok besar untuk melakukan sebuah permainan sebelum materi dimulai. Permainan yang diberikan guru kepada siswa adalah Happy Clap. Sebelum memulai permainan, guru mengecek pemahaman siswa terlebih dahulu mengenai kelipatan. Guru bertanya mengenai kelipatan dari 2, 3, dan 4, sehingga dapat dilihat bahwa siswa telah mengetahui mengenai konsep kelipatan sebagai tahap awal mengetahui konsep KPK. Guru menjelaskan hubungan permainan Happy Clap dengan KPK. Ketika mereka bertepuk tangan secara bersama pada satu angka, maka angka tersebut yang menjadi jawaban dari KPK. Maka siswa dapat menyimpulkan bahwa KPK adalah angka terkecil yang sama dan saling bertemu. Guru menjelaskan aturan permainan, yaitu kelompok pertama bertepuk tangan ketika guru mengatakan angka 2 dan kelipatannya, sedangkan kelompok dua bertepuk tangan ketika guru mengatakan angka 3 dan kelipatannya. Setelah menjelaskan aturan tersebut kepada siswa, guru memulai permainan dan menghitung bilangan asli sampai 20. Melalui permainan tersebut guru menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 107 107
tujuan pembelajaran dan siswa kembali ke tempat duduk masingmasing. Selanjutnya pada kegiatan inti, siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan anggota yang heterogen (masyarakat belajar). Pembagian kelompok secara heterogen dapat saling membelajarkan antar anggota kelompok. Kegiatan selanjutnya setelah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, guru membagikan lembar kerja siswa berupa angka 1-100 untuk setiap kelompok. Siswa diminta untuk melingkari angka-angka yang termasuk ke dalam bilangan prima sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya (konstruktivisme). Ketika siswa mulai bingung, guru tidak memberikan jawaban langsung kepada para siswa, namun guru menjelaskan dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Selanjutnya siswa dapat melanjutkan lembar kerja dengan berkelompok. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam komponen konstruktivisme. Kegiatan konstruktivisme dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah (indikator berpikir kritis) dan mencari mana saja yang termasuk bilangan prima. Para siswa tidak bisa asal melingkari angka, namun mereka akan memilihnya dan menilai hasil dari pengamatannya (indikator berpikir kritis). Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 108 108
mempresentasikan
pekerjaannya.
Ketika
para
siswa
saling
bekerjasama untuk mengerjakan tugas kelompok, mereka juga akan belajar untuk menganalisis argumen (indikator berpikir kritis). Para siswa mencari bilangan prima antara 1-100 banyak kemungkinan jawaban dan pendapat dari anggota kelompoknya. Hal tersebut akan melatih kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis kembali jawaban teman sampai mereka mendapatkan hasil yang benar. Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan menuliskan hasil pekerjaannya. Selanjutnya guru menjelaskan mengenai bilangan prima. Selanjutnya siswa kembali mendapatkan kalender untuk melakukan peragaan menemukan konsep KPK. Sebelum para siswa menggunakan media kalender, guru memeragakannya terlebih dahulu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa (pemodelan). Ketika guru memeragakan media, guru tetap mengajak siswa untuk ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dari guru. Guru tidak memberikan contoh sampai selesai karena nantinya siswa akan mencoba menyelesaikan dan mencari jawaban dari soal yang berbeda. Setelah guru menjelaskan, siswa mulai melakukan peragaan dengan menggunakan media kalender dan melakukan sebuah proses untuk menemukan sendiri konsep dari KPK (inkuiri). Siswa memberikan tanda lingkaran untuk hasil kelipatan dari 4 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 109 109
memberikan tanda centang untuk hasil kelipatan dari 6. Siswa akan menemukan bahwa terdapat 2 tanda (lingkaran dan centang) pada satu angka. Berdasarkan hasil dari percobaan siswa tersebut, dapat diketahui bahwa KPK adalah bilangan terkecil yang saling bertemu atau bersekutu yang diperoleh dari hasil kelipatan dan didapatkan hasil yaitu 26. Setelah siswa selesai mengerjakan beberapa soal, kemudian perwakilan dari kelompok menuliskan jawabannya. Melalui kegiatan inkuiri tersebut, siswa berlatih untuk berpikir kritis yaitu memecahkan masalah, membuat kesimpulan, serta
keterampilan
mengevaluasi
dan
menilai
hasil
dari
pengamatan. Siswa memecahkan masalah ketika mereka mencari tahu konsep dari KPK dengan menggunakan kalender. Siswa juga dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa KPK dapat ditentukan dengan menggunakan kelipatan dan mencari bilangan sama dan yang terkecil dari kelipatan tersebut. Siswa juga mengevaluasi dengan memberikan penilaian dari hasil kelipatan yang didapatkan apakah sudah benar atau belum. Apabila mereka tidak menemukan 2 tanda dalam satu angka, maka mereka akan kembali mengevaluasi hasil dari kelipatan tersebut. Guru dan siswa melakukan tanya jawab (bertanya) mengenai hubungan kalender dengan KPK. Kegiatan bertanya ini bertujuan untuk memancing siswa agar dapat menemukan sendiri konsep KPK. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 110 110
dengan menggunakan pohon faktor. Setelah siswa mengetahui cara menentukan KPK, maka siswa diharuskan mengerjakan soal secara individu. Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi dalam lembar refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi selanjunya. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa dan menutup pembelajaran dengan doa. b. Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3 jam pelajaran. Pertemuan kedua membahas tentang soal cerita KPK dengan menggunakan media gambar. Pelaksanaan pertemuan kedua siklus
I memuat komponen-komponen pembelajaran
kontekstual sebagai berikut: Guru membuka pembelajaran dengan berdoa, memberikan salam, dan melakukan absensi. Guru mengkondisikan kelas dan meminta
siswa
agar
siap
mengikuti
pembelajaran.
Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 111 111
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi siswa dengan permainan Happy Clap tentang kelipatan seperti pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai KPK (bertanya). Guru menjelaskan kembali mengenai cara mencari KPK untuk mengulang ingatan siswa. Selanjutnya, siswa kembali dibagi ke dalam kelompok sesuai dengan kelompok pertemuan
pertama (masyarakat
belajar).
Setiap kelompok
menerima media gambar agar lebih mudah memahami materi soal cerita KPK. Sebelum para siswa memeragakan media, guru memberikan contoh terlebih dahulu sehingga siswa lebih paham pemodelan. Ketika guru memberikan contoh cara penggunaan media, siswa juga ikut serta menjawab beberapa pertanyaan dari guru. Indikator mampu bertanya juga dapat muncul ketika guru memeragakan media dan memberikan contoh kepada siswa, karena dapat memancing rasa keingintahuan siswa Siswa memeragakan media gambar dengan menggunakan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya (kostruktivisme). Selain mendapatkan media gambar, siswa juga mendapatkan soal cerita sehari-hari mengenai KPK. Kemampuan berpikir kritis siswa yaitu menganalisis argumen juga sangat diperlukan ketika terdapat anggota kelompok yang berpendapat. Akan ada beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 112 112
kemungkinan pendapat, dan apabila siswa salah menempelkan jumlah kelipatan gambar maka KPK yang didapatkan juga akan salah. Hal tersebut juga memancing siswa untuk mengevaluasi dan menilai kembali (indikator berpikir kritis) data yang mereka peroleh. Kegiatan
selanjutnya
adalah
memecahkan
masalah
(indikator berpikir kritis) dalam kegiatan inkuiri. Siswa akan memcahkan masalah dalam soal cerita yang telah dibagikan. Masalah tersebut akan dipecahkan dengan menggunakan media gambar yang telah diterima. Jadi siswa mencoba menemukan sendiri
hasil
dari
permaalahan
tersebut
(inkuiri)
melalui
serangkaian proses dengan menggunakan media dan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya (konstruktivisme). Selanjutnya siswa akan menemukan gambar yang telah ditempel tersebut dan akan bertemu pada satu garis lurus yang merupakan hasil dari KPK. Melalui hasil tersebut siswa dapat membuat sebuah kesimpulan (indikator berpikir kritis) bahwa soal cerita KPK juga dapat diselesaikan dengan menggunakan kelipatan. Kegiatan selanjutnya guru kembali memberikan soal cerita yang berbeda beserta media gambarnya. Siswa kembali bekerja dalam kelompok untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam soal. Kegiatan tersebut juga akan membuat siswa untuk semakin mengetahui bentuk permasalahan sehari-hari mengenai KPK yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 113 113
nantinya mudah untuk membedakan dengan FPB. Guru menunjuk salah satu perwakilan dari kelompok untuk maju ke depan dan menuliskan hasil pekerjannya. Guru kembali memberikan beberapa soal cerita mengenai KPK untuk setiap kelompok. Siswa diberikan waktu untuk memahami cara penyelesaian soal cerita yang telah didapatkannya
dengan
menuliskan
proses
penyelesaiannya
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa menggunakan media (konstruktivisme). Guru menujuk salah satu perwakilan dari kelompok untuk menuliskan hasil pekerjaannya. Guru memberikan penjelasan mengenai cara menyelesaikan permasalahan soal cerita KPK dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi. Cara menjawab soal dengan menuliskan prosesnya tersebut, juga dapat melatih kemampuan berpikir kritis siwa yaitu berpikir secara sistematis. Selanjutnya, siswa kembali ke dalam tempat duduk masing-masing dan mengerjakan latian soal secara mandiri. Beberapa siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-sama. Guru memberikan penilaian hasil belajar siswa berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan sebelumnya (penilaian nyata).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 114 114
Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi apa saja dalam lembar refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempersiapkan evaluasi I pada pertemuan selanjutnya. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. Dan menutup pembelajaran dengan doa. 3) Pengamatan Kegiatan
mengamati
proses
pembelajan
dilakukan
untuk
memperoleh gambaran secara langsung mengenai kemampuan berpikir kritis siswa. Pengamatan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat melalui nilai evaluasi
yang
pertama.
Sedangkan
pengamatan
untuk
melihat
kemampuan berpikir kritis dilihat melalui data pada hasil lembar observasi. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan pengamatan agar lebih efisien. Observasi terhadap siswa berpedoman pada lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis. Lembar observasi berguna untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti proses pembelajatran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 115 115
a. Hasil Belajar Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang dilakukan di akhir siklus I dengan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) 69. Peneliti menaikkan KKM tersebut dibantu oleh pertimbangan dan pendapat dari guru kelas. Data hasil belajar siswa pada evaluasi siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I Jumlah Siswa Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Persentase Siswa Tuntas Persentase Siswa Tidak Tuntas
24 1703 70,95 85 50 62,5% (15 siswa) 37,5% (9 siswa)
Berdasarkan tabel 4.11 jumlah keseluruhan siswa sebanyak 24 siswa didapatkan jumlah nilai 1.703 dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VA pada materi KPK dan FPB adalah sebesar 70,95. Ada 15 siswa dari 24 siswa (62,5%) yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 9 siswa dari 24 siswa (37,5%) yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 7. b. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan
berpikir
kritis
siswa
ketika
mengikuti
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan disetiap pertemuan yang kemudian didapatkan rata-rata disetiap indikatornya. Peneliti dibantu oleh teman sejawat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 116 116
dalam melakukan observasi. Tabel 4.12 merupakan hasil perhitungan pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan. Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara Keseluruhan Siklus I Nilai Rata-Rata Persentase
1,9 58,33
Jumlah rata-rata setiap siswa dibagi jumlah seluruh siswa Jumlah siswa yang minimal cukup ktiris dibagi jumlah seluruh siswa
Berdasarkan tabel 4.12 kemampuan berpikir kritis siswa siklus I secara keseluruhan jika dilihat dari hasil pengamatan, didapatkan rata-rata sebesar 1,9 (tidak kritis). Rata-rata secara keseluruhan tersebut didapatkan dari rata-rata skor seluruh siswa dibagi jumlah seluruh siswa. Persentase jumlah siswa yang kritis secara keseluruhan pada siklus I yaitu 58,33% atau sebanyak 14 siswa yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis. 4) Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi ini berguna untuk memperbaiki kendala atau kekurangan yang terjadi di siklus 1. Refleksi yang dilakukan peneliti mencakup dua aspek yaitu refleksi proses pembelajaran, refleksi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 117 117
a. Proses Pembelajaran Siklus I dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu pada hari Sabtu 3 Oktober 2015 selama 3x35 menit (3 jam pelajaran) menyesuaikan alokasi di SDN Perumnas Condongcatur. Pertemuan pertama membahas tentang bilangan prima, faktorisasi prima dengan menggunakan pohon faktor, dan mencari KPK dengan menggunakan bantuan kalender. Kegiatan pembelajaran diawali dengan permainan Happy Clap mengenai konsep KPK. Pada saat permainan siswa sulit untuk diatur sehingga sebagian dari mereka tidak memahami aturan permainannya.
Setelah
mencoba
bermain,
para
siswa
sangat
bersemangat dan termotivasi untuk belajar KPK. Pelaksanaan pembelajaran masih sesuai dengan apa yang ada di dalam RPP. Kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran terjadi ketika peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Para siswa menginginkan anggota kelompok yang dipilhnya sendiri, namun setelah peneliti memberikan pengertian akhirnya para siswa mau dibagi ke dalam kelompok yang anggotanya dipilih secara acak. Pada saat setiap kelompok bekerja dengan menggunakan media, terlihat beberapa siswa yang pasif dan hanya menonton temannya yang mendominasi dalam mengerjakan tugas. Kegiatan berkelompok yang kurang adanya kerjasama tersebut mengakibatkan kondisi kelas yang ramai, karena beberapa siswa yang pasif malah membuat kegaduhan. Kekurangan pembelajaran dalam pertemuan pertama adalah siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 118 118
yang masih malu-malu atau cenderung pasif ketika diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjannya. Siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 6 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit (3 jam pelajaran). Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan tentang soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Pada pertemuan ini siswa belajar dengan menggunakan
media
gambar
beserta soal
cerita dan
masih
bekerjasama dalam kelompok. Siswa antusias ketika peneliti membagikan media, karena menurut beberapa siswa mengatakan mereka jarang menggunakan media gambar. Kendala pada pertemuan kedua adalah alokasi waktu yang berkurang karena diminta oleh wali kelas, sehingga waktu peneliti hanya sekitar 80 menit saja. Kondisi siswa pada pertemuan kedua sudah mulai mudah diatur walaupun waktunya berkurang, semua kegiatan yang ada di dalam RPP dapat tercapai. Peneliti masih harus membujuk ketika terdapat siswa yang tidak mau maju ke depan untuk mempresentasikan hasil pekerjannya. b. Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Hasil belajar pada siklus 1 terdapat peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian dan hasil yang didapatkan setelah siklus I. Selain perolehan rata-rata hasil belajar dan persentase ketuntasan yang meningkat berdasarkan hasil yang didapatkan pada siklus I masih perlu dilakukan perbaikan pembelajaran baik itu dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 119 119
pembelajaran ataupun hasil yang didapatkan. Kekurangan-kekurangan yang masih perlu diperbaiki, diharapkan dapat lebih meningkat di siklus 2. Hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I akan menjadi patokan apakah terjadi peningkatan pada siklus II atau tidak. Peneliti juga akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan nilai pada materi KPK dan FPB. Oleh karena itu perbaikan dilanjutkan di siklus 2 supaya target dari aspek hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa dapat lebih maksimal. c. Pelaksanaan Siklus 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus II dimulai tanggal 10 Oktober 2015 di kelas VA SDN Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016. Pelaksanaan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap pertemuannya 3x35 menit (3 jam pelajaran) sesuai dengan alokasi waktu yang sudah di terapkan di tempat penelitian. 1) Perencanaan Perencanaan pada siklus 2 sama seperti apa yang dipersiapkan pada siklus 2. Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti mengkaji Kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok penelitian terlebih dahulu. Peneliti melanjutkan menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar soal evalusi, rubrik penilaian, dan media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 120 120
siswa dalam belajar. Media pembelajaran yang dipersiapkan peneliti di siklus 2 adalah manik-manik 2 warna. 2) Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak
dua
kali
pertemuan
dengan
alokasi
waktu
setiap
pertemuannya 3x35 menit atau 3 jam pelajaran menyesuaikan jam pelajaran di SDN Perumnas Condongcatur bahwa setiap jamnya beralokasikan 35 menit. Proses pembelajaran dilakaukan dengan menerapkan komponen-komponen pembelajaran kontekstual sebagai berikut: a. Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3 jam pelajaran. Pertemuan pertama membahas tentang soal cerita FPB
dengan
menggunakan
media
manik-manik
2
warna.
Pelaksanaan pertemuan pertama siklus II memuat komponenkomponen pembelajaran kontekstual sebagai berikut: Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan berdoa. Guru
melakukan
absensi
dan
kehadiran
siswa.
Guru
mengkondisikan kelas dan meminta siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi siswa dengan permainan Happy Clap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 121 121
tentang
kelipatan
seperti
pertemuan
sebelumnya.
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru memperkenalkan media yang akan digunakan untuk belajar FPB. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai FPB. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok
untuk
melakukan
beberapa
kegiatan
(masyarakat belajar). Kelompok pada pertemuan pertama siklus II ini berbeda dengan siklus I. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih terbiasa untuk bekerjasama dengan anggota kelompok yang berbeda. Guru membagikan media berupa manik-manik 2 warna kepada setiap kelompok. Selanjutnya guru memberikan contoh cara menggunakan media manik-manik (pemodelan). Selanjutnya guru memberikan beberapa pertanyaan untuk memancing keingintahuan siswa mengenai hubungan media dan FPB (bertanya). Pada kegiatan ini kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat dilihat ketika mereka bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa mencoba melakukan peragaan dengan menggunakan manik-manik berdasarkan
dua
warna
pengetahuan
untuk yang
mengetahui mereka
miliki
konsep
FPB
sebelumnya
(konstruktivisme). Guru memberikan soal cerita FPB yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 122 122
Pada komponen konstruktivisme tersebut, siswa akan saling berpendapat berdasarkan pengetahuan awal mereka mengenai faktor bilangan. Akan ada banyak pendapat dan jawaban dari anggota kelompok sehingga siswa akan saling membelajarkan dan menganalisis argumen (indikator berpikir kritis). Beberapa siswa mulai menemukan cara untuk membagi manik-manik tersebut dan kembali mencoba bersama kelompoknya. Kegiatan mencari dan mencoba tersebut masuk ke dalam komponen inkuiri karena siswa akan terus mencoba hingga manikmanik tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah yang sama untuk setiap manik-manik. Apabila manik-manik tidak terbagi dengan merata maka siswa harus mengevaluasi dan menilai kembali (indikator berpikir kritis) hasil dari pengamatannya. Kemudian siswa menjawab permasalahan tersebut pada lembar jawab menggunakan cara yang mereka ketahui. Guru membagi perwakilan dari kelompok untuk menuliskan hasil pekerjannya di depan. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai hubungan manik-manik dan FPB. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai FPB dan cara menentukannya dengan menggunakan pohon faktor. Siswa kembali ke dalam tempat duduk masing-masing dan mengerjakan lembar kerja mengenai materi FPB secara mandiri. Beberapa siswa
maju
ke depan
untuk
menuliskan
hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 123 123
pekerjaannya. Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa bersama-sama. Guru memberikan nilai hasil belajar siswa berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan. (penilaian nyata). Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi apa saja dalam lembar refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya yaitu soal cerita FPB. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. Dan menutup pembelajaran dengan doa. b. Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3 jam pelajaran. Pertemuan kedua membahas tentang soal cerita FPB dengan menggunakan media cerita sehari-hari. Pelaksanaan pertemuan
kedua
siklus
II
memuat
komponen-komponen
pembelajaran kontekstual sebagai berikut: Guru memberi salam dan berdoa. Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa. Guru mengkondisikan kelas dan meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 124 124
siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru membotivasi siswa agar semangat mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru bertanya kepada siswa mengenai pengalaman sehari-hari mengenai permasalahan FPB. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru sesuai dengan kelompok pada
pertemuan
sebelumnya
(masyarakat
belajar).
Guru
memberikan sebuah cerita sehari-hari yang berkaitan dengan permasalahan FPB yaitu berupa soal cerita. Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan pengetahuan awal mereka dan mengaitkan materi pada pertemuan sebelumnya (konstruktivisme). Siswa mencoba untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut dengan menerapkan konsep FPB pada pertemuan
sebelumnya
(inquiry).
Siswa
kembali
harus
menganalisis beberapa pendapat (indikator berpikir kritis) dari temannya agar hasil yang didapatkan benar. Apabila FPB yang mereka dapatkan sudah tepat, maka penyelesaian permasalahan pun juga
tidak
benar.
Hal
tersebut
memancng
siswa
untuk
mengevaluasi dan menilai (indikator berpikir kritis) agar jawaban yang mereka peroleh tepat. Siswa sesekali bertanya kepada guru, namun guru hanya memberikan petunjuk sehingga siswa akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 125 125
berusaha untuk memecahkannya dengan cara mereka. Siswa menjawab
permasalahan
beserta
prosesnya
berdasarkan
pengetahuan awal mereka dan siswa dibebaskan untuk menjawab dengan menggunakan cara yang mereka ketahui (konstruktivisme). Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan menuliskan hasil dari diskusinya. Guru mengkonfirmasi dan membahas bersama mengenai jawaban siswa. Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara menjawab soal cerita FPB dengan menuliskan
diketahui,
ditanyakan,
jawab,
dan
jadi
yang
mengikutsertakan siswa agar tetap aktif (pemodelan). Ketika guru menjelaskan, terdapat beberapa siswa yang bertanya mengenai materi yang belum mereka pahami (bertanya). Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan mengerjakan lembar kerja siswa secara mandiri. Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan dan menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersamasama. Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi apa saja dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 126 126
lembar refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk belajar mempersiapkan mengerjakan soal evaluasi pada pertemuan selanjutnya. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa dan menutup pembelajaran dengan doa. 3) Pengamatan Kegiatan mengamati proses pembelajan dilakukan untuk memperoleh gambaran secara langsung mengenai kemampuan berpikir kritis siswa seperti pada siklus I. Pengamatan juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang dilihat melalui nilai evaluasi yang kedua. Pengamatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil evaluasi 2 dan hasil dari evaluasi akhir yaitu gabungan evaluasi 1 dan evaluasi 2. Sedangkan pengamatan untuk melihat kemampuan berpikir kritis dilihat melalui data pada hasil kuesioner yang diberikan setelah siklus II dan lembar observasi untuk memperkuat data kuesioner. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan pengamatan agar lebih efisien. Observasi terhadap siswa berpedoman pada lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis. Lembar observasi berguna untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti proses pembelajatran. Selain pengamatan dengan menggunakan lembar observasi, di akhir siklus 2 peneliti juga menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 127 127
a. Hasil Belajar Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang dilakukan di akhir siklus II dan evaluasi gabungan siklus I dan silus II. Evaluasi 2 ini peneliti menaikkan KKM menjadi 73. KKM tersenut didapatkan dari diskusi dan pertimbangan wali kelas VA. Data hasil belajar siswa pada evaluasi siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini: Tabel 4.13 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II Jumlah Siswa Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Persentase Siswa Tuntas Persentase Siswa Tidak Tuntas
Berdasarkan
tabel
4.13
24 1.969 82,04 100 60 75% (18 siswa) 25% (6 siswa)
jumlah
keseluruhan
siswa
sebanyak 24 siswa didapatkan jumlah nilai 1.969 dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VA pada materi KPK dan FPB adalah sebesar 82,04. Ada 18 siswa dari 24 siswa (75%) yang mendapatkan nilai di atas KKM namun masih terdapat siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 6 siswa dari 24 siswa (25%). Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 8. Peneliti kembali menaikkan KKM menjadi 77 pada evalusi akhir yaitu evaluasi gabungan siklus I dan siklus II. KKM tersebut didapatkan dari diskusi dan pertimbangan dari wali kelas VA. Hasil evaluasi akhir dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 128 128
Tabel 4.14 Hasil Nilai Evaluasi Akhir Jumlah Siswa Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Persentase Siswa Tuntas Persentase Siswa Tidak Tuntas
Berdasarkan
tabel
4.14
24 2.160 90 100 63 91,66% (22 siswa) 8,34% (2 siswa)
jumlah
keseluruhan
siswa
sebanyak 24 siswa didapatkan jumlah nilai 2.196 dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VA pada materi KPK dan FPB adalah sebesar 90. Ada 22 siswa dari 24 siswa (91,66%) yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 2 siswa (8,34%) yang masih belum tuntas atau belum mencapai KKM. Data hasil nilai evaluasi akhir secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 9. b. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk memperkuat data kuesioner pada akhir siklus II. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan observasi. Tabel 4.15 merupakan hasil perhitungan pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa ketika proses pembelajaran. Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara Keseluruhan Siklus I Nilai Rata-Rata Persentase
2,4 75%
Jumlah rata-rata setiap siswa dibagi jumlah seluruh siswa Jumlah siswa yang minimal cukup ktiris dibagi jumlah seluruh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 129 129
Berdasarkan tabel 4.15 kemampuan berpikir kritis siswa siklus II secara keseluruhan jika dilihat dari hasil pengamatan, didapatkan rata-rata sebesar 2,4 (kritis). Rata-rata secara keseluruhan tersebut didapatkan dari rata-rata skor seluruh siswa dibagi jumlah seluruh siswa. Persentase jumlah siswa yang kritis secara keseluruhan pada siklus II yaitu 75% atau sebanyak 18 siswa yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis. Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan di akhir siklus II. Hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa pada masingmasing indiaktor dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut: Tabel 4.16 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Indikator Menganalisis argumen Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Keseluruhan
Skor Rata-Rata yang Dicapai 17,1 8,21 8,04 25 8,08
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis 85,5 82,1 80,4 83,33 80,8
14,9
74,5
81,33
81,33
Berdasarkan tabel 4.16 tersebut, indikator pertama diperoleh rata-rata 17,1 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 85,5. Indikator kedua diperoleh rata-rata 8,21 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 82,1. Indikator ketiga diperoleh rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 130 130
rata 8,04 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 80,4. Indikator keempat diperoleh rata-rata 25 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 83,33. Indikator kelima diperoleh rata-rata 8,08 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 80,8. Indikator keenam diperoleh ratarata 14,9 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 74,5. Kemampuan
berpikir
kritis
kondisi
akhir
secara
keseluruhan diperoleh skor rata-rata 81,33 sedangkan nilai ratarata sebesar 81,33.Peneliti juga menyajikan data hasil kuesioner kondisi akhir setiap siswa untuk masing-masing indikatornya sebagai berikut: 1) Indikator 1 Indikator 1 yaitu menganalisis argumen terdiri dari 4 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 5 dan 6 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 11 dan 14. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.17 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8
TA AK APAL ABCK CAS FSA HPZ AAA
5 5 5 3 4 5 3 5 5
Item 6 11 4 5 5 4 4 3 5 4 5 5 4 2 5 5 5 4
14 5 5 5 4 5 2 5 5
Skor 19 19 15 17 20 11 20 19
Kriteria Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Tidak kritis Sangat kritis Sangat kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 131 131
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
KPH 4 4 5 5 MFAA 4 5 5 5 NFA 4 5 4 5 RMKI 5 5 4 5 AOAP 4 2 1 5 AAN 2 4 2 5 ARA 5 3 4 5 ARA 1 2 3 4 ARR 3 2 3 5 BR 5 5 5 5 FS 5 5 5 5 EAR 4 5 3 5 FIS 5 4 5 5 KDTN 5 5 5 5 R 4 4 4 4 KNH 5 4 5 5 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
18 18 18 19 12 13 17 10 13 20 20 17 20 20 16 19 410 17,1 85,5
Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Kritis 21 87,5%
Berdasarkan tabel 4.17 didapatkan jumlah skor kelas 410 dengan rata-rata skor kelas 17,1 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 85,5. Terdapat 21 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 87,5%. Kriteria maksimal pada indikator 1 yaitu 20 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.13. 2) Indikator 2 Indikator 2 yaitu mampu bertanya terdiri dari 2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 1 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 3. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 132 132
Tabel 4.18 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir No
Nama
Item
1 3 1 TA 5 5 2 AK 5 5 3 APAL 2 3 4 ABCK 5 5 5 CAS 5 4 6 FSA 4 4 7 HPZ 5 4 8 AAA 4 4 9 KPH 4 4 10 MFAA 4 5 11 NFA 2 4 12 RMKI 5 3 13 AOAP 5 3 14 AAN 4 2 15 ARA 2 5 16 ARA 3 4 17 ARR 3 5 18 BR 5 5 19 FS 5 5 20 EAR 5 5 21 FIS 3 5 22 KDTN 5 4 23 R 3 3 24 KNH 5 3 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
Skor 10 10 5 10 9 8 9 8 8 9 6 8 8 6 7 7 8 10 10 10 8 9 6 8 197 8,21 82,1
Kriteria Sangat kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Kritis Sangat kritis Tidak kritis Kritis Kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Tidak krits Kritis Kritis Kritis 20 83,33%
Berdasarkan tabel 4.18 didapatkan jumlah skor kelas 197 dengan rata-rata skor kelas 8,21 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 82,1. Terdapat 20 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 83,33%. Kriteria maksimal pada indikator 2 yaitu 10 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 133 133
3) Indikator 3 Indikator 3 yaitu mampu menjawab pertanyaan terdiri dari 2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 4 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 8. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.19 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir Item 4 8 1 TA 5 4 2 AK 5 5 3 APAL 3 4 4 ABCK 4 5 5 CAS 4 5 6 FSA 4 2 7 HPZ 5 4 8 AAA 4 3 9 KPH 4 5 10 MFAA 4 5 11 NFA 5 4 12 RMKI 5 4 13 AOAP 4 5 14 AAN 4 3 15 ARA 3 2 16 ARA 5 1 17 ARR 5 4 18 BR 4 5 19 FS 4 5 20 EAR 4 2 21 FIS 5 4 22 KDTN 4 4 23 R 3 1 24 KNH 5 5 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
No.
Nama
Skor 9 10 7 9 9 6 9 7 9 9 9 9 9 7 5 6 9 9 9 6 9 8 4 10 193 8,04 80,4
Kriteria Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Tidak kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Tidak kritis Sangat kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Kritis Kritis 19 79,19%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 134 134
Berdasarkan tabel 4.19 didapatkan jumlah skor kelas 193 dengan rata-rata skor kelas 8,04 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 80,4. Terdapat 19 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 79,19%. Kriteria maksimal pada indikator 3 yaitu 10 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.1. 4) Indikator 4 Indikator 4 yaitu memecahkan masalah terdiri dari 6 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 2, 7, dan 17 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 9, 10, dan 15. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.20 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
TA AK APAL ABCK CAS FSA HPZ AAA KPH MFAA NFA RMKI AOAP AAN
Item 2 5 5 2 4 5 4 5 5 5 5 4 4 2 2
7 4 4 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 2 3
9 4 4 4 5 5 2 5 4 5 4 4 4 4 2
10 4 5 4 5 4 2 4 4 4 5 5 5 3 2
15 5 5 2 5 5 2 4 5 4 4 5 4 2 5
17 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4
Skor 27 28 21 28 28 18 27 27 26 26 27 26 17 18
Kriteria Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Tidak kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis Sangat kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 135 135
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
ARA ARA ARR BR FS EAR FIS KDTN R KNH
2 4 5 5 5 5 5 5 4 5
4 4 5 4 4 4 3 5 3 5
2 2 3 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 4 2 4 5 5 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
3 5 5 5 5 4 5 5 4 4
16 26 29 28 28 27 25 29 21 28 601 25 83,33
Sangat tidak kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Kritis 20 83,33%
Berdasarkan tabel 4.20 didapatkan jumlah skor kelas 601 dengan rata-rata skor kelas 25 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 83,33. Terdapat 20 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 83,33%. Kriteria maksimal pada indikator 4 yaitu 30 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.16. 5) Indikator 5 Indikator 5 yaitu membuat kesimpulan terdiri dari 2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 12 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 13. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 136 136
Tabel 4.21 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir No
Nama
Item
12 13 1 TA 4 4 2 AK 5 4 3 APAL 3 3 4 ABCK 4 3 5 CAS 3 4 6 FSA 2 2 7 HPZ 5 5 8 AAA 4 3 9 KPH 5 5 10 MFAA 5 5 11 NFA 5 5 12 RMKI 3 4 13 AOAP 3 4 14 AAN 4 4 15 ARA 4 2 16 ARA 4 4 17 ARR 4 3 18 BR 5 5 19 FS 5 4 20 EAR 4 3 21 FIS 5 5 22 KDTN 5 5 23 R 4 4 24 KNH 4 4 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
Skor 8 9 6 7 7 4 10 7 10 10 10 7 7 8 6 8 7 10 9 7 10 10 8 8 193 8,08 80,8
Kriteria Kritis Sangat kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Tidak kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis Kritis Kritis 21 87,5%
Berdasarkan tabel 4.21 didapatkan jumlah skor kelas 193 dengan rata-rata skor kelas 8,08 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 80,8. Terdapat 21 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 87,5%. Kriteria maksimal pada indikator 5 yaitu 10 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 137 137
6) Indikator 6 Indikator 6 yaitu keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan terdiri dari 4 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 18 dan 19 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 16 dan 20. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.22 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama
Item
16 18 19 TA 5 4 5 AK 5 4 5 APAL 5 2 2 ABCK 2 2 2 CAS 5 5 4 FSA 3 3 5 HPZ 4 5 4 AAA 5 5 4 KPH 2 5 3 MFAA 5 5 4 NFA 4 4 5 RMKI 5 5 5 AOAP 4 3 3 AAN 4 3 2 ARA 5 3 1 ARA 2 1 2 ARR 4 2 3 BR 4 4 4 FS 5 5 3 EAR 4 4 3 FIS 4 4 4 KDTN 3 5 4 R 3 2 2 KNH 5 5 4 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
20 4 4 1 4 4 5 3 4 4 4 4 5 2 3 4 2 2 4 4 4 4 4 2 5
Skor 18 18 10 10 18 16 16 18 14 18 17 20 12 12 13 7 13 16 17 15 16 16 9 19 358 14,9 74,5
Kriteria Sangat kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Kritis Kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Kritis Kritis Cukup kritis Kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis 18 75%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 138 138
Berdasarkan tabel 4.22 didapatkan jumlah skor kelas 358 dengan rata-rata skor kelas 14,9 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 74,5. Terdapat 18 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 75%. Kriteria maksimal pada indikator 6 yaitu 20 (jumlah pernyataan x 5). Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.18. Tabel 4.23 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama
Indikator 1 19 19 15 17 20 11 20 19 18 18 18 19 12 13 17 10 13 20 20 17 20 20 16 19
2 3 4 TA 10 9 27 AK 10 10 28 APAL 5 7 21 ABCK 10 9 28 CAS 9 9 28 FSA 8 6 18 HPZ 9 9 27 AAA 8 7 27 KPH 8 9 26 MFAA 9 9 26 NFA 6 9 27 RMKI 8 9 26 AOAP 8 9 17 AAN 6 7 18 ARA 7 5 16 ARA 7 6 26 ARR 8 9 29 BR 10 9 28 FS 10 9 28 EAR 10 6 27 FIS 8 9 25 KDTN 9 8 29 R 6 4 21 KNH 8 10 28 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Persentase jumlah siswa
5 8 9 6 7 7 4 10 7 10 10 10 7 7 8 6 8 7 10 9 7 10 10 8 8
6 18 18 10 10 18 16 16 18 14 18 17 20 12 12 13 7 13 16 17 15 16 16 9 19
Skor 91 94 64 81 91 63 91 86 85 90 87 89 65 64 64 64 79 93 93 82 88 92 64 92 1.952 81,33 81,33
Kriteria Sangat kritis Sangat kritis Tidak kritis Kritis Sangat kritis Tidak kritis Sangat kritis Kritis Kritis Sangat kritis Kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis Sangat kritis Tidak kritis Sangat kritis Kritis Kritis 18 75%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 139 139
Berdasarkan tabel 4.23 diperoleh jumlah skor kelas sebesar 1.952 dengan rata-rata kelas sebesar 81,33 (kritis) dari rata-rata maksimal 100. Nilai rata-rata kelas yaitu 81,33 (kritis). Kemudian terdapat 18 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 75%. Kriteria keseluruhan indikator dapat dilihat pada tabel 3.19. 4) Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti kembali melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi ini masih sama seperti siklus I yaitu berguna untuk memperbaiki kendala atau kekurangan yang terjadi di siklus II. Refleksi yang dilakukan peneliti mencakup dua aspek yaitu refleksi proses pembelajaran serta refleksi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. a. Proses Pembelajaran Siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu pertemuan pertama dilakukan pada hari Sabtu,10 Oktober 2015 selama 3x35 menit (3 jam pelajaran) menyesuaikan alokasi di SDN Perumnas Condongcatur. Pertemuan pertama membahas tentang FPB dengan menggunakan media manik-manik dua warna. Pelaksanaan pembelajaran masih sesuai dengan apa yang ada di dalam RPP. Kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran terjadi ketika peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Para siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 140 140
menginginkan anggota kelompok yang dipilhnya sendiri, namun setelah peneliti memberikan pengertian akhirnya para siswa mau dibagi ke dalam kelompok yang anggotanya dipilih secara acak. Pada saat setiap kelompok bekerja dengan menggunakan media, hanya beberapa siswa saja yang memperhatikan cara penggunaannya, sehingga masih banyak pertanyaan dari siswa. Setelah siswa paham cara menggunakan media, mereka sudah mulai aktif dan mau bekerjasama. Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 13 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit (3 jam pelajaran). Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan tentang soal cerita FPB. Pada pertemuan ini siswa belajar dengan menggunakan media soal cerita. Kendala pada pertemuan kedua adalah masih banyaknya pertanyaan siswa mengenai perbedaan soal cerita KPK dan FPB. Hal tersebut diatasi dengan dengan pemberian soal campuran KPK dan FPB sehingga siswa mulai
memahami
perbedaannya.
Guru
juga
mengulang
dengan
menghadirkan media KPK dan FPB sebagai pembanding. b. Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Hasil belajar pada siklus II terdapat peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian, siklus I, dan siklus II. Peningkatan terlihat dari hasil rata-rata dan persentase ketuntasan. Kemampuan berpikir kritis siswa juga mengalami peningkatan dari kondisi awal dan kondisi akhir setelah peneitian. Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis telah mencapai targaet yang ditentukan, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 141 141
2. Grafik Penelitian Hasil Belajar Gambar 4.1 adalah grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu ratarata hasil belajar siswa dari kondisi awal, evaluasi 1, evaluasi 2, dan evaluasi akhir.
100
90
90 80
70 70,95
82,04 75
80
70 60
57,66 kondisi awal
50
target
40
pencapaian
30 20 10 0 kondisi awal
evaluasi 1
evaluasi 2
evaluasi akhir
Gambar 4.1 Rata-Rata Hasil Belajar Kondisi awal hasil belajar didapatkan rata-rata sebesar 57,66 yang didapatkan dari rata-rata hasil belajar 2 tahun terakhir. Target rata-rata evaluasi 1 adalah 70 sedangkan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi 1 adalah 70,95. Target rata-rata evaluasi 2 adalah 75 dan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi 2 adalah 82,04. Target rata-rata evaluasi akhir adalah 80 dan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi akhir adalah 90.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 142 142
Peneliti juga menyajikan grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari kondisi awal, evaluasi 1, evaluasi 2, dan evaluasi akhir sebagai berikut:
100%
91,66%
90% 80%
70%
70% 60%
60%
75%
80%
62,5%
51,19%
kondisi awal
50%
target
40%
pencapaian
30% 20% 10% 0% kondisi awal
evaluasi 1
evaluasi 2
evaluasi akhir
Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi awal hasil belajar didapatkan persentase ketuntasan sebesar 51,19% yang didapatkan dari rata-rata hasil belajar 2 tahun terakhir. Target persentase ketuntasan evaluasi 1 adalah 60% sedangkan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi 1 adalah 62,50%. Target persentase ketuntasan evaluasi 2 adalah 70% dan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi 2 adalah 75%. Target persentase ketuntasan evaluasi akhir adalah 80% dan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi akhir adalah 91,66%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 143 143
3. Grafik Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis Gambar 4.3 adalah grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu nilai kemampuan berpikir kritis siswa. Nilai tersebut didapatkan dari hasil ratarata yang dikonversikan ke dalam sebuah nilai. Peneliti juga menyajikan persentase jumlah siswa yang kritis berdasarkan hasil kuesioner. Kemampuan berpikir kritis juga dilihat dari hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran. 100 90
85,5
82,1
83,33
80,4
74,5 69
70 60
81,33
80,8
80 56,5
62
58
61
62,5
60,95
50 40
Kondisi Awal
30
Kondisi akhir
20 10 0
Gambar 4.3 Nilai Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Indikator
Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan nilai sebesar 56,5 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 85,5. Kondisi awal pada indikator kedua didapatkan nilai sebesar 62 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 82,1. Kondisi awal pada indikator ketiga didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 144 144
nilai 58 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 80,4. Kondisi awal pada indikator keempat didapatkan nilai sebesar 61 dan meningkat pada kondisi akhir menjadi 83,33. Kondisi awal pada indikator kelima didapatkan nilai sebesar 69 dan meningkat pada kondisi akhir yaitu 80,8. Indikator keenam juga terjadi peningkatan dari kondisi awal yaitu 62,5 menjadi 74,5. Nilai kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan diperoleh hasil hasil 60,95 pada kondisi awal dan 81,33 pada kondisi akhir. Selain grafik rata-rata hasil kuesioner, peneliti juga menyajikan data persentase jumlah siswa yang kritis sebagai berikut: 100 87,5%
90 80
75%
83,33% 75%
79,19% 70%
87,5%
83,33% 75%
75%
70
40
75% 70%
58,33%
60 50
75% 70%
41,66%
50%
45,83% 37,5%
41,66%
Kondisi Awal
37,5%
Target Kondisi akhir
30 20 10 0 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6 Keseluruhan
Gambar 4.4 Persentase Jumlah Siswa yang Kritis
Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan persentase sebesar 41,66% dan kondisi akhir didapatkan persentase 87,5% dengan target 75%. Kondisi awal pada indikator kedua didapatkan persentase sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145 145 145
45,83% dan kondisi akhir didapatkan persentase 83,33% dengan target 75%. Kondisi awal pada indikator ketiga didapatkan persentase sebesar 37,5% dan kondisi akhir didapatkan persentase 79,19% dengan target 70%. Kondisi awal pada indikator keempat didapatkan persentase sebesar 41,66% dan kondisi akhir didapatkan persentase 83,33% dengan target 75%. Kondisi awal pada indikator kelima didapatkan persentase sebesar 58,33% dan kondisi akhir didapatkan persentase 87,5% dengan target 75%. Kondisi awal pada indikator keenam didapatkan persentase sebesar 50% dan kondisi akhir didapatkan persentase 75% dengan 70%. Persentase secara keseluruhan pada kondisi awal yaitu 37,5% meningkat menjadi75% pada kondisi akhir dengan target 70%.
B. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur. 1. Proses Penerapan Pembelajaran Kontekstual Penelitian ini menggunakan pembelajaran kontekstual di setiap pertemuan. Komponen pembelajaran kontekstual sudah dapat diterapkan pada saat penelitian sesuai dengan apa yang peneliti rencanakan pada RPP. Adapun komponen pembelajaran kontekstual yang diterapkan adalah konstruktivisme, bertanya, masyarakat belajar, inkuiri, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Penerapan komponen tersebut sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 146 146
dapat diterapkan di setiap pembelajaran. Konstruktivisme dalam penelitian ini seperti kegiatan mengerjakan LKS bilangan prima dan mengerjakan soal cerita KPK dan FPB. Bertanya terdapat pada kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa atau siswa dan guru. Masyarajat belajar diterapkan melalui adanya kerjasama antar siswa yang tergabung dalam suatu kelompok. Inkuiri pada penelitian ini terdapat pada kegiatan memahami konsep KPK dan FPB dengan menggunakan media. Pemodelan terdapat pada saat guru memeragakan dan memberikan contoh penggunaan media seperti kalender dan manik-manik. Pemodelan dalam penelitian ini juga melibatkan siswa ikut serta untuk mencoba dan menjawab pertanyaan mengenai media. Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran yang berisikan kendala dan pengalaman yang ditemukan siswa selama pembelajaran serta perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran. Penilaian sebenarnya terdapat pada rubrik penilaian yang telah peneliti tentukan sebelumnya. 2. Peningkatan Hasil Belajar Berdasarkan hasil evaluasi 1 pada siklus I dan evaluasi 2 pada siklus 2 serta evaluasi akhir didapatkan hasil bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016 pada materi KPK dan FPB. Penerapan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan 7 komponen dapat meningkatkan ratarata dan persentase ketuntasan siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hosnan (2014: 279-280) mengenai kelebihan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 147 147
kontekstual adalah pembelajaran lebih bermakna dan riil sehingga materi pelajaran akan tertanam erat dalam memori siswa serta pembelajaran lebih produkif dan dapat menumbuhkan penguatan konsep. Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Astuti (2013) dengan variabel yang sama dengan penelitian ini yaitu hasil belajar dan menggunakan pembelajaran kontekstual. Agar dapat mengetahui target dan pencapaian dalam penelitian ini, peneliti menjabarkannya hasil belajar dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.24 Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar Peubah
Indikator
Hasil Belajar
Nilai Ratarata siswa Persentase jumlah siswa mencapai KKM
Kondisi Awal
Evaluasi Siklus I Target Capaian
Evaluasi Siklus II Target Capaian
Evaluasi Akhir Target Capaian
57,66
70
70,95
75
82,04
80
90
51,19%
60%
62,5%
70%
75%
80%
91,66%
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari setiap evaluasi didapatkan rata-rata yang mengalami peningkatan. Peningkatan dapat dilihat mulai dari kondisi awal dengan rata-rata 57,66 dan terjadi peningkatan sebanyak 13,29 dan diperoleh rata-rata 70,95 di siklus I dengan target pencapaian 70. Rata-rata kelas juga meningkat dari siklus I yaitu 70,95 menjadi 82,04 di siklus II dengan target pencapaian 75 atau meningkat sebanyak 11,09. Capaian evaluasi akhir juga meningkat dari siklus II yaitu 82,04 menjadi 90 di evaluasi akhir dengan target 80 atau meningkat sebanyak 7,96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 148 148
Selain rata-rata kelas peningkatan juga dapat dilhat dari persentase pemerolehan KKM dan telah mencapai target yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan pada kondisi awal yaitu 51,19% meningkat menjadi 62,5% di siklus I dari target 60% atau meningkat sebanyak 11,31%. Siklus I terjadi peningkatan, namun hanya 2 siswa saja yang meningkat atau sebesar 11,31%. Persentase ketuntasan pada siklus II yaitu 75% dari target 70 yang artinya mengalami peningkatan dari siklus I sebanyak 12,5%. Siklus II juga terjadi peningkatan, namun hanya sebanyak 3 siswa saja yang meningkat. Evaluasi akhir yang merupakan evaluasi gabungan siklus I dan siklus II diperoleh persentase ketuntasan sebanyak 91,66% dari target 80%. Evaluasi akhir terdapat 4 siswa yang meningkat atau terjadi peningkatan sebasar 16,66%. 3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peningkatan kemampuan berpikir kritis diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi oleh siswa dan diperkuat dengan pengamatan langsung oleh peneliti. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa sesuai dengan pendapat
Johnson
(2007:
183)
yaitu
untuk
membantu
siswa
mengembangkan potensi intelektual mereka, pembelajaran kontekstual mengajarkan langkah-langkah yang dapat digunakan dalam berpikir kritis serta memberikan kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 149 149
dalam tingkatan yang lebih tinggi dalam dunia nyata. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang terdaululu yang telah dilakukan oleh Prafitriani (2015) dengan valiabel yang sama yaitu kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan pembelajaran kontekstual. Agar dapat mengetahui target dan pencapaian dalam penelitian ini, peneliti menjabarkan hasil kuesioner dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.25 Perbandingan Nilai Kuesioner Berpikir Kritis No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Indikator Menganalisis argumen Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan Keseluruhan
Nilai Kondisi Awal 56,5 62 58 61 69
Nilai Kondisi Akhir 85,5 82,1 80,4 83,33 80,8
62,5
74,5
60,95
81,33
Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan nilai sebesar 56,5 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 85,5 atau meningkat sebesar 29. Indikator kedua didapatkan nilai sebesar 62 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 82,1 atau meningkat sebesar 20,1. Indikator ketiga didapatkan nilai 58 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 80,4 atau meningkat sebesar 22,4. Indikator keempat didapatkan nilai sebesar 61 dan meningkat pada kondisi akhir menjadi 83,33 atau meningkat sebesar 22,33. Indikator kelima didapatkan nilai sebesar 69 dan meningkat pada kondisi akhir yaitu 80,8 atau meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 150 150
sebesar 12. Indikator keenam juga terjadi peningkatan dari kondisi awal yaitu 62,5 menjadi 74,5 atau meningkat sebesar 11,8. Nilai kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan diperoleh hasil 60,95 pada kondisi awal dan 81,33 pada kondisi akhir. Data hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran 16 dan 17. Tabel 4.26 Perbandingan Persentase Berpikir Kritis Indikator Indikator Berpikir Kritis 1 2 Persentase 3 jumlah siswa 4 yang kritis 5 6 Keseuruhan
Kondisi Awal
Target
Kondisi Akhir
41,66% 45,83% 37,5% 41,66% 58,33% 50% 37,5%
75% 75% 70% 75% 75% 70% 70%
87,5% 83,33% 79,19% 83,33% 87,5% 75% 75%
Berdasarkan tabel 4.26 peningkatan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dari persentase jumlah siswa yang kritis. Indikator pertama terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal sebesar 41,66% menjadi 87,5% pada kondisi akhir dengan target 75%. Indikator kedua terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal sebesar 45,83% menjadi 83,33% pada kondisi akhir dengan target 75%. Indikator ketiga juga terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal sebesar 37,5% menjadi 79,19% pada kondisi akhir dengan target 70%. Indikator keempat terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal sebesar 41,66% menjadi 83,33% pada kondisi akhir dengan targer 75%. Indikator kelima juga masih terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151 151 151
sebesar 58,33% menjadi 87,5% pada kondisi akhir dengan target 75%. Indikator terakhir juga terdapat peningkatan dari persentase kondisi awal sebesar 50% menjadi 75% pada kondisi akhir dengan target 70%. Persentase jumlah siswa yang kritis secara keseluruhan adalah sebanyak 37,5% pada kondisi awal dan meningkat menjadi 75% pada kondisi akhir. Peneliti menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis dari kondisi awal dan kondisi akhir, namun hanya sedikit siswa yang berhasil meningkat yaitu sebanyak 9 siswa dari 24 siswa. Data hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran 16 dan 17. Peneliti juga melakukan pengamatan untuk memperkuat data peningkatan berpikir kritis dari hasil kuesioner. Pengamatan dilakukan di setiap pertemuan selama 2 siklus yang dibantu oleh teman sejawat. Hasil pengamatan oleh peneliti terdapat pada tabel 26 agar dapat dilihat peningkatannya sebagai berikut: Tabel 4.27 Peningkatan Berpikir Kritis dari Hasil Pengamatan Siklus I Nilai Rata-Rata Persentase 1,9 58,33%
Siklus II Nilai Rata-Rata Persentase 2,4 75%
Berdasarkan tabel 4.27 terdapat 6 indikator yang menjadi fokus penelitian dengan hasil pada kondisi awal dan kondisi akhir. Rata-rata hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan pada siklus I didapatkan nilai 1,9 (tidak kritis) dan meningkat menjadi 2,4 (kritis) pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang kritis secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 152 152
keseluruhan pada siklus I yaitu 58,33% dan meningkat menjadi 75% pada siklus II. Peningkatan jumalh siswa yang minimal cukup kritis hanya sebanyak 4 siswa saja atau meningkat 16,67%. Data hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran 19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Dalam BAB V ini peneliti membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan, dan saran dalam penelitian ini A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada setiap siklus dapat disimpulkan bahwa : 1. Upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016 dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran kontekstual. Adapun komponen dalam pembelajaran kontekstual yang diterapkan dalam penelitian ini antara lain: konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata. 2. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata kondisi awal sebesar 57,66 dengan persentase ketuntasan sebesar 51,19% meningkat pada rata-rata evaluasi I menjadi 70,95 dengan persentase ketuntasan sebesar 62,5%. Evaluasi I juga meningkat ke evaluasi II yaitu dengan rata-rata 82,04.dengan persentase ketuntasan sebesar 75%. Peningkatan juga terjadi dari evaluasi II dengan rata-rata
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 154 154
82,04 dengan persentase ketuntasan sebesar 75% menjadi 90 pada skor rata-rata evaluasi akhir dengan persentase ketuntasan sebesar 91,66%. 3. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner yang diperkuat oleh pengamatan peneliti. Kemampuan berpikir kritis dari hasil kuesioner meningkat dari kondisi awal dengan rata-rata 3,03 (tidak kritis) menjadi 4,07 (kritis) pada kondisi akhir. Persentase ketuntasan juga meningkat dari kondisi awal 37,5% menjadi 75% pada kondisi akhir.
B. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini masih mempunyai banyak keterbatasan yang dirasakan oleh peneliti, adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian
ini
menggunakan
lembar
kuesioner
sebagai
instrumen
kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol jawaban dari responden atau siswa. Apakah siswa mengisi pernyataan pada kuesioner sesuai dengan apa yang dialami atau hanya sekedar mengisinya saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 155 155
2. Minimnya penelitian terdahulu mengenai kemampuan berpikir kritis siswa di sekolah dasar. 3. Terbatasnya alokasi waktu pembelajaran yang disediakan oleh guru, sehingga harus mengambil jam pelajaran lainnya agar materi dapat disampaikan secara keseluruhan.
C. Saran Berkaitan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti beberapa saran yang dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya antara lain: 1. Diharapkan peneliti memberikan pengertian kepada siswa untuk benarbenar mencermati dan menjawab pernyataan kuesioner dengan jujur dan sebaiknya siswa diberikan waktu yang cukup untuk mencermati kuesioner sehingga siswa tidak tergesa dalam memilih pernyataan. 2. Diharapkan dapat mencari sumber penelitian terdahulu lebih banyak mengenai kemampuan berpikir kritis dalam jurnal Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, karena dalam jurnal Bahasa Inggris akan lebih lengkap.. 3. Bagi guru atau peneliti yang akan menerapkan pembelajaran kontekstual sebaiknya dipersiapkan secara matang dan diperhitungkan alokasi waktu agar pembelajaran berlangsung dengan maksimal dan lancar serta tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156 156 156
Daftar Referensi
Arifin. (2011). Penelitian pendidikan: metode dan paradigma baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Aunurrahman. (2011). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Hamdayama, Jumanta. (2014). Model dan pembelajaran kreatif berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Jautar M,dkk. (2003). Mari belajar matematika untuk sekolah dasar kelas VI . Jakarta: GANECA EXACT. Kasdin, Rima K., Fabiana, dkk. (2012). Critical Thinking: Membangun Pemikiran Logis. Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan Kountur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: PPM Kunandar. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Kuswana, Wowo Sunarya. (2011). Taksonomi berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. (2009). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Indeks Masidjo. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mustaqim. (2008). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI). Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Riduwan. (2013). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Jawa Barat: IKAPI Sanjaya, Wina. (2011). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Kencana Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan. Bandung: PT Refika Aditama. Soedojo, Peter. (2001). Azaz-Azaz Fisika Jilid 4 Fisika Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Sunaryo, Kuswana Wowo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Sudjana, Nana. (2005). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdikarya. Sudrajat, Hari. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Bandung: Cipta Cekas Grafika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 157 157
Sundayana, Rostina. (2015). Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Bandung: Alfabeta Susanto, Ahmad. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana Sutarmo. (2012). Otak dan beberapa fungsinya. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. Suwangsih, Erna dan Tiurlina. (2006). Model pembelajaran matematika. Bandung: UPI PRESS. Taniredja, Tukiran, Miftah Faridli dan Sri Harmianto. (2011). Model-model pembelajaran inovatif. Bandung: Alfabeta Taniredja, Tukiran, Miftah Faridli dan Sri Harmianto. (2014). Model-model pembelajaran inovatif dan efektif. Bandung: Alfabeta Thobroni. (2015). Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana. Utomo, Dwi Priyo dan Ida Arijanny. (2009). Matematika untuk SD/MI kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Wardani. (2007). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Widoyoko, Eko Putro. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sumber Internet: Achmad,Arief.(2007).Memahami berpikir kritis.http://ArtikelPendidikanNetwork [diakses tanggal 25 Juni 2015] Astutui, Wiji.(2013). http://eprints.ums.ac.id/27486/1/1._Halaman_depan.pdf (di unduh pada tanggal 20 Desember 2015) BNSP, (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs [Online] Tersedia: http://litbang.kemdiknas.go.id/content/Buku%20Standar%20Isi%20SMP(1).p df (di unduh pada tanggal 10 Desember 2015) Hidayatullah, Dimas Widhi (2012) http://lib.unnes.ac.id/17735/1/1402408054.pdf (di unduh pada tanggal 20 Desember 2015) Lunenburg, F.C. (2011). “creative thinking and constructivism techniques for improving student achievement”. National Forum Of Teacher Education Journal . 21, (3), 1-9 (di unduh pada tanggal 20 Desember 2015) Prafitriani Nur (2015) http://eprints.uny.ac.id/25529/1/skripsi%20nur%20fiks.pdf (di unduh pada tanggal 20 Desember 2015) Sudiarta, I Gusti Putu. 2009. Pengembangan pembelajaran berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka untuk mengembangkan kompetensi berpikir divergen, kritis, dan kreatif. Artikel [online] tersedia: http://www.pdfchaser.com/pembelajaran-pendektantematik.pdf.html (diunduh pada tanggal 5 November 2015) Syahrozad.Umi.(2011).http://dspace.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/9809/ Skripsi_1.pdf?sequence=1 (di unduh pada tanggal 20 Desember 2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 158 158
Usman, Riyadi. (2008) http://lib.unnes.ac.id/16837/1/4001506030.pdf [diakses tanggal 25 Juni 2015] Herman.(2006)http://eprints.uny.ac.id/11994/1/PM%20%2039%20Tatang%20Her man.pdf (di unduh pada tanggal 5 November 2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 160 160
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
SILABUS
Sekolah
: SD Negeri Perumnas Condongcatur
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: VA/ Ganjil
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Materi Pokok
Kegiatan Penilaian Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 1 - Kognitif a. Tes 1.2 Menggunakan - Bilangan Pendahuluan 1.2.1 Menentukan (uraian) faktor prima untuk prima Guru memberi salam dan bilangan b. Non tes menentukan KPK - Faktorisa berdoa. prima dari dan FPB. si prima Guru melakukan absensi (observasi) kelompok - KPK dan kehadiran siswa. bilangan Guru mengkondisikan kelas tertentu. dan meminta siswa agar 1.2.2 Menentukan siap mengikuti faktorisasi pembelajaran. prima untuk Guru mengajukan mencari KPK pertanyaan-pertanyaan yang 2 bilangan dan mengaitkan pengetahuan 3 bilangan. sebelumnya dengan materi - Afektif yang akan dipelajari. 1.2.3 Aktif Guru memotivasi siswa mengerjakan dengan permainan Happy
Kompetensi Dasar
Indikator
Waktu
Sumber Belajar
1xperte muan (3 x 35 menit)
- Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Sumarmi Titing, 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
soal dalam kelompok. 1.2.4 Teliti dalam mengoperasik an bilanganbilangan untuk mencari KPK. 1.2.5 Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas. - Psikomotorik 1.2.6 Memilih bilangan prima antara 1-100.
Clap tentang kelipatan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai lagu “Happy Clap” yang berhubungan dengan materi. (bertanya): - Berapakah kelipatan dari 2, 3, dan 4? - Pada angka ke berapakah kelompok pertama bertepuk tangan? - Pada angka keberapakah kelompok kedua bertepuk tangan? - Pada angka ke berapakah kedua kelompok bertepuk tangan? Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai kelipatan dan bilangan prima (bertanya): - Apa yang kalian ketahui mengenai kelipatan? - Apa yang kalian ketahui mengenai bilangan prima?
Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Apakah terdapat bilangan prima pada kelipatan 3?Coba sebutkan! Elaborasi Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru (masyarakat belajar). Setiap kelompok dibagikan lembar kerja berupa angka 1-100 - Siswa bertugas untuk mencari dan memilih angka yang termasuk bilangan prima berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya (konstruktivisme). Perwakilan setiap kelompok maju ke depan untuk membacakan hasil diskusinya. Guru menjelaskan mengenai bilangan prima. Guru menjelaskan dan memperagakan cara menggunakan media kalender agar dapat dicontoh oleh siswa (pemodelan).
Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap kelompok mendapatkan kalender untuk melakukan peragaan menemukan konsep KPK. (inkuiri) : - Siswa diminta untuk melingkari angka pada kalender yang termasuk kelipatan dari 4. - Siswa diminta untuk memberi tanda centang pada angka yang termasuk kelipatan dari 6. - Siswa akan menemukan bahwa terdapat 2 tanda (lingkaran dan centang) pada satu angka. Guru bertanya kepada siswa apa hubungan penggunaan kalender dengan KPK (bertanya). Guru menjelaskan hubungan penggunaan kalender dengan KPK. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai faktorisasi prima dengan menggunakan pohon faktor untuk mencari KPK. 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah siswa mengetahui cara menentukan KPK, maka siswa diharuskan mengerjakan soal mengenai materi yang sudah dipelajari yang diberikan oleh guru secara individu. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dan menuliskan jawabannya dalam lembar kerja siswa. Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersamasama. Konfirmasi Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersamasama (kesimpulan). Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan kepada siswa mengenai hasil pekerjaannya. Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah dipelajari. 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama (refleksi). Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita KPK. Kegiatan Penutup Guru memersilakan siswa untuk berkemas dan bersiap pulang. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru mengucapkan salam penutup. Siklus 1 Pertemuan 2 - Kognitif - Soal cerita Pendahuluan a. Tes 1.5 Menyelesaikan 1.5.1 Menentukan KPK (uraian) masalah yang Guru memberi salam dan faktor prima b. Non Tes berkaitan dengan berdoa. dan faktorisasi operasi hitung, Guru melakukan absensi (observasi) prima untuk KPK dan FPB. dan kehadiran siswa. mencari KPK. Guru mengkondisikan kelas 1.5.2 Menentukan dan meminta siswa agar KPK dalam siap mengikuti memecahkan pembelajaran. masalah Guru mengajukan sehari-hari pertanyaan-pertanyaan yang melalui soal mengaitkan pengetahuan cerita.
1x pertemua n (3 x 35)
- Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Sumarmi Titing, 166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Afektif 1.5.3 Aktif mengerjakan soal dalam kelompok. 1.5.4 Teliti dalam mengoperasik an bilanganbilangan untuk mencari KPK. 1.5.5 Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas. - Psikomotorik 1.5.6 Mengoperasik an bilanganbilangan yang ada dalam soal cerita. 1.5.7 Mempresentasi kan hasil pekerjaan KPK di depan kelas.
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi siswa dengan permainan “Happy Clap” tentang kelipatan seperti pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai KPK (bertanya): - Apa yang kalian ketahui mengenai KPK? - Apakah kalian pernah menemui pengalaman sehari-hari kalian mengenai KPK? - Coba sebutkan cerita pengalaman kalian yang ada hubungannya dengan KPK! Elaborasi Guru kembali menerangkan secara singkat tentang KPK untuk mengulang ingatan siswa.
Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika Untuk SD/MI 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru. (masyarakat belajar) Setiap kelompok menerima media gambar. Guru memberi contoh dan memeragakan cara penggunaan media agar dapat dipahamai oleh siswa. (pemodeling) Siswa memeragakan media gambar dengan menggunakan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya (konstruktivisme). Setiap kelompok mendapatkan gambar sebagai media menemukan permasalahan dan soal cerita sehari-hari yang berkaitan dengan KPK: (inkuiri) - Siswa diminta menempelkan gambar yang merupakan kelipatan dari 6. - Siswa diminta untuk menempelkan gambar yang merupakan kelipatan dari 12.
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Siswa akan menemukan gambar yang telah ditempel tersebut dan akan bertemu pada satu garis lurus yang merupakan hasil dari KPK. Guru kembali memberikan sebuah cerita sehari-hari yang berkaitan dengan permasalahan KPK masih dengan menggunakan media gambar. Guru menunjuk salah satu perwakilan dari kelompok untuk maju ke depan dan menuliskan hasil pekerjannya. Guru kembali memberikan beberapa soal cerita mengenai KPK untuk setiap kelompok. Siswa diberikan waktu untuk memahami cara penyelesaian soal cerita yang telah didapatkannya dengan menuliskan proses penyelesaiannya berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa menggunakan media. 169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(konstruktivisme) Siswa mencoba untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut. Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan menuliskan hasil dari diskusinya. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa dan memberikan penjelasan mengenai cara menyelesaikan permasalahan soal cerita KPK dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi. Siswa kembali ke dalam tempat duduk masingmasing dan kembali mengerjakan latian soal secara mandiri. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dan menuliskan jawabannya dalam lembar kerja siswa secara mandiri. Beberapa siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konfirmasi Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersamasama (kesimpulan). Guru memberikan penilaian hasil belajar siswa. (penilaian nyata) Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya. Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama (refleksi). Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita KPK. Kegiatan Penutup Guru memersilakan siswa untuk berkemas dan bersiap pulang. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.2 Menggunakan
- Kognitif - FPB 1.5.1 Menentukan faktor prima faktorisasi prima untuk untuk mencari FPB 2 menentukan bilangan dan 3 bilangan. KPK dan FPB. - Afektif 1.5.2 Aktif mengerjakan soal dalam kelompok. 1.5.3 Teliti dalam mengoperasik an bilanganbilangan untuk mencari KPK. 1.5.4 Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas. - Psikomotorik 1.5.5 Menggunakan daun, kapur,
Guru mengucapkan salam penutup. Siklus 2 Pertemuan 1 a. Tes Pendahuluan Guru memberi salam dan (uraian) b. Non tes berdoa. Guru melakukan absensi (observasi) dan kehadiran siswa. Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi siswa dengan permainan “Happy Clap” tentang kelipatan seperti pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru memperkenalkan media yang akan digunakan untuk belajar FPB.
1xper temuan (3 x 35)
- Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Sumarmi Titing, Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya 172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan kalender dengan tepat.
Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa: - Menurut kalian apa hubungan manik-manik ini dengan FPB? Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai FPB (bertanya): - Apa yang kalian ketahui mengenai faktor bilangan? - Coba sebutkan faktor perkalian dari 12! - Apa kalian mengetaui apa yang dimaksud dengan FPB? Elaborasi Siswa kembali dalam kelompok yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya (masyarakat belajar). Guru membagikan beberapa manik-manik dua warna untuk setiap kelompok. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk memancing keingintahuan siswa mengenai hubungan media dan FPB (bertanya).
Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru memberikan contoh penggunaan media dengan memeragakannya agar siswa lebih mengerti (pemodelan). Siswa mencoba melakukan peragaan dengan menggunakan manik-manik dua warna untuk mengetahui konsep FPB berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya (konstruktivisme). Siswa menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru dengan menggunakan media manikmanik (inkuiri): - Guru memberikan permasalahan kepada masing-masing kelompok berupa soal: Terdapat 20 manikmanik coklat dan 12 manik-manik putih. Manik-manik tersebut akan dibagikan ke dalam beberapa kelompok dengan jumlah manik-manik 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sama dalam setiap kelompok. Berapa banyak kelompok yang dapat terbentuk? Berapa jumlah manik-manik coklat dan masik manik-manik putih dalam setiap kelompok? (bertanya) - Siswa mencari penyelesaian dari permasalahan tersebut dengan membagi manikmanik menjadi beberapa kelompok dengan jumlah manik-manik yang sama. - Siswa akan terus mencoba hingga manikmanik tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah yang sama untuk setiap manik-manik. - Siswa menjawab permasalahan tersebut pada lembar jawab menggunakan cara yang mereka ketahui. (konstruktivisme) Guru membagi perwakilan 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari kelompok untuk menuliskan hasil pekerjannya di depan. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai hubungan manikmanik dan FPB. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai FPB dan cara menentukannya dengan menggunakan pohon faktor. Setiap siswa dibagikan lembar kerja mengenai materi FPB. Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa bersama-sama. Guru memberikan nilai hasil belajar siswa berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan. (penilaian nyata) Konfirmasi Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersamasama (kesimpulan). 176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru memberikan penilaian hasil belajar siswa. (penilaian nyata) Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya. Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama (refleksi). Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita KPK. Kegiatan Penutup Guru memersilakan siswa untuk berkemas dan bersiap pulang. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru mengucapkan salam penutup. Siklus 2 Pertemuan 2 1.5 Menyelesaikan - Kognitif - Soal cerita Pendahuluan c. Tes masalah yang 151 Menggunakan FPB (uraian) Guru memberi salam dan berkaitan dengan faktor prima dan d. Non tes
1xper temuan (3 x 35)
- Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
operasi hitung, KPK dan FPB.
faktorisasi prima untuk memecahkan masalah seharihari yang berkaitan dengan FPB. - Afektif 1.5.2 Aktif mengerjakan soal dalam kelompok. 1.5.3 Teliti dalam mengoperasikan bilanganbilangan untuk mencari KPK. 1.5.4 Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas. - Psikomotorik 1.5.5 Mempresentasi kan hasil pekerjaan KPK di depan kelas. 1.5.6 Mengoperasik
berdoa. (observasi) Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa. Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru membotivasi siswa agar semangat mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai FPB (bertanya): - Apa yang kalian ketahui mengenai FPB? - Apakah kalian pernah menemui pengalaman sehari-hari kalian mengenai FPB? - Coba sebutkan cerita pengalaman kalian yang
Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Sumarmi Titing, Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
an bilanganbilangan yang ada dalam soal cerita.
ada hubungannya dengan FPB! Elaborasi Guru kembali menerangkan secara singkat tentang FPB untuk mengulang ingatan siswa. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru. (masyarakat belajar) Guru memberikan sebuah cerita sehari-hari yang berkaitan dengan permasalahan FPB: - Terdapat 14 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki dalam suatu kelas. Guru akan membagi semua siswa tersebut ke dalam beberapa kelompok dengan jumlah perempuan dan laki-laki yang sama di setiap kelompok. Berapakah jumlah kelompok yang dapat terbentuk? Berapa jumlah siswa perempuan pada setiap kelompok? Berapa jumlah siswa
Departemen Pendidikan Nasional. - Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
laki-laki dalam setiap kelompok? - Siswa mencoba untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut dengan menerapkan konsep FPB pada pertemuan sebelumnya. (inquiry) - Siswa menjawab permasalahan beserta prosesnya berdasarkan pengetahuan awal mereka dan siswa dibebaskan untuk menjawab dengan menggunakan cara yang mereka ketahui (konstruktivisme). Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan menuliskan hasil dari diskusinya. Guru mengkorfirmasi dan membahas bersama mengenai jawaban siswa. Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara menjawab soal cerita FPB dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jawab, dan jadi yang mengikutsertakan siswa agar tetap aktif (pemodelan). Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. Siswa mengerjakan lembar kerja
siswa
mandiri.Guru
secara menunjuk
salah satu siswa untuk maju ke depan dan menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa dan guru membahas dan
menyimpulkan
hasil
pekerjaan siswa bersamasama. Guru
memberikan
nilai
hasil belajar siswa sesuai dengan yang
rubrik telah
penilaian ditentukan.
(penilaian nyata)
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konfirmasi Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersamasama (kesimpulan). Guru memberikan penilaian hasil
belajar
siswa.
(penilaian nyata) Guru mengkonfirmasi dan memberikan
penguatan
kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya. Siswa membuat kesimpulan atas
apa
yang
sudah
dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi
bersama-sama
(refleksi). Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk 182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184 184 184
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Perumnas Condongcatur
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 3 Oktober 2015
Kelas/ Semester
: VA/ 1
Mata Pelajaran
: Matematika Materi
Pokok Waktu
: FPB dan KPK Alokasi : 3 × 35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. C. Indikator - Kognitif 1.2.1 Menentukan bilangan prima dari kelompok bilangan tertentu. 1.2.2 Menentukan faktorisasi prima untuk mencari KPK 2 bilangan dan 3 bilangan. - Afektif 1.2.3 Aktif mengerjakan soal dalam kelompok. 1.2.4 Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari KPK. 1.2.5 Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas. - Psikomotorik 1.2.6 Memilih bilangan prima antara 1-100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185 185 185
D. Tujuan Pembelajaran - Kognitif 1.2.1.1 Siswa mampu menentukan bilangan prima dari bilangan 1-100 melalui diskusi kelompok. 1.2.2.1 Siswa mampu menentukan faktorisasi prima untuk mencari KPK 2 bilangan dan 3 bilangan secara mandiri. - Afektif 1.2.3.1 Siswa mampu bersikap aktif pada saat mengerjakan soal melalui diskusi kelompok. 1.2.4.1 Siswa mampu bersikap teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari KPK. 1.2.5.1 Siswa mampu bekerjasama pada saat mengerjakan tugas melalui diskusi kelompok. - Psikomotorik 1.2.6.1 Siswa mampu memilih bilangan prima antara 1-100 tanpa melihat buku. E. Karakter Siswa yang diharapkan: - Aktif - Percaya diri - Bekerjasama F. Materi Pokok - Bilangan prima - Faktorisasi prima - KPK G. Metode Pembelajaran
H.
- Pendekatan
: Pembelajaran Kontekstual
- Metode
: Kerja kelompok, diskusi, tanya jawab.
Media Pembelajaran - Kalender
I.
Sumber Belajar Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sumarmi Titing, Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186 186 186
Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
J. Langkah Pembelajaran Komponen Pendahuluan
Kegiatan
Alokasi Waktu
Guru memberi salam dan berdoa. Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa. Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru mengajukan mengaitkan
pertanyaan-pertanyaan
pengetahuan
sebelumnya
yang dengan
10
materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi siswa dengan permainan “Happy Clap” tentang kelipatan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai lagu “Happy Clap” yang berhubungan dengan materi. (bertanya): - Berapakah kelipatan dari 2, 3, dan 4? - Pada angka ke berapakah kelompok pertama bertepuk tangan? - Pada angka keberapakah kelompok kedua bertepuk tangan? - Pada angka ke berapakah kedua kelompok bertepuk tangan? Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai kelipatan dan bilangan prima (bertanya): - Apa yang kalian ketahui mengenai kelipatan?
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187 187 187
- Apa yang kalian ketahui mengenai bilangan prima? - Apakah terdapat bilangan prima pada kelipatan 3?Coba sebutkan!
Elaborasi Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru (masyarakat belajar). Setiap kelompok dibagikan lembar kerja berupa angka 1-100 - Siswa bertugas untuk mencari dan memilih angka
yang
termasuk
bilangan
prima
berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya (konstruktivisme). Perwakilan setiap kelompok maju ke depan untuk membacakan hasil diskusinya. Guru menjelaskan mengenai bilangan prima. Guru
menjelaskan
dan
memperagakan
cara
menggunakan media kalender agar dapat dicontoh oleh siswa (pemodelan). Setiap kelompok mendapatkan kalender untuk melakukan peragaan menemukan konsep KPK. (inkuiri) : - Siswa diminta untuk melingkari angka pada kalender yang termasuk kelipatan dari 4. - Siswa diminta untuk memberi tanda centang pada angka yang termasuk kelipatan dari 6. - Siswa akan menemukan bahwa terdapat 2 tanda (lingkaran dan centang) pada satu angka. Guru
bertanya
kepada
siswa
apa
hubungan
penggunaan kalender dengan KPK (bertanya). Guru menjelaskan hubungan penggunaan kalender
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188 188 188
dengan KPK. Siswa
mendengarkan
penjelasan
dari
guru
mengenai faktorisasi prima dengan menggunakan pohon faktor untuk mencari KPK. Setelah siswa mengetahui cara menentukan KPK, maka siswa diharuskan mengerjakan soal mengenai materi yang sudah dipelajari yang diberikan oleh guru secara individu. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dan menuliskan jawabannya dalam lembar kerja siswa. Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-sama.
Konfirmasi Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-sama (kesimpulan). Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya. Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama (refleksi). Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita KPK. Penutup
Guru memersilakan siswa untuk berkemas dan bersiap pulang. Guru menunjuk salah satu siswa untuk berdoa
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189 189 189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190 190 190
K. Penilaian a. Jenis/ Teknik Penilaian: Penilaian proses (aktivitas, sikap) b. Bentuk instrumen Tes tertulis (Kognitif) Observasi sikap (afektif) Lembar penilaian psikomotorik c. Pedoman penskoran dan penilaian Cara menentukan skor Menghitung skor total dan perolehan Menghitung nilai akhir
Yogyakarta, Pengajar
Guru Kelas VA
( ............................)
( ..............................)
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : LEMBAR KERJA SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191 191 191
a. Lembar kerja 1
Dapatkah kalian mencari bilangan prima? Perhatikan angka-angka berikut ini! Warnailah angka-angka yang termasuk ke dalam bilangan prima dengan bekerja sama dengan teman kelompok!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192 192 192
b. Lembar Kerja 2
Aku Suka KPK! Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti secara berkelompok! 1. Tulislah bilangan prima antara 40-100! Jawab : .......................................................................................................... 2. Tentukan faktorisasi prima dari 48!
3. Tentukan faktorisasi prima di bawah ini dengan menggunakan pohon faktor! a. 72
b. 34
Jawab : .........................................................................................................
4. Tentukan KPK dari 18 dan 30! Jawab : Faktorisasi prima dari 18 = ...... Faktorisasi prima dari 30 = ...... KPK = ... x ... x ... = ..... Jadi KPK dari 18 dan 30 adalah .... 5. Tentukan KPK dari pasangan bilangan di bawah ini! a. 8, 24, dan 48 b. 12, 36, dan 48 Jawab : .........................................................................................................
LAMPIRAN 2: REFLEKSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193 193 193
1. Apa kesulitan yang kamu hadapi pada saat mempelajari materi hari ini? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi hari ini? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. .................................................................................................................................
LAMPIRAN 3: KUNCI JAWABAN a. Kunci Jawaban Lembar Kerja 1: Bilangan prima 40 -100 adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, 51, 53, 57, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, dan 97. b. Kunci Jawaban Lembar Kerja 2: 1. Bilangan prima 40-100 adalah 41, 43, 47, 51, 53, 57, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, dan 97. 2. Tentukan faktorisasi prima dari 48! Faktorisasi prima dari 48 adalah 25 x 3 3.
72
34 2
36 2 2
18
2
9
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194 194 194
3
3
3
Jadi faktorisasi prima dari 72 adalah 23 x 32 dan, faktorisasi prima dari 34 adalah 2 x 17 4. Faktorisasi prima dari 18 = 2 x 32 Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5 KPK = 2 x 32 x 5 = 2x9x5 = 90 Jadi KPK dari 18 dan 30 adalah 90 5. a. Faktorisasi prima dari 8 = 23 Faktorisasi prima dari 24 = 23 x 3 Faktorisasi prima dari 48 = 24 x 3 KPK
= 24 x 3 = 16 x 3 = 48
Jadi KPK dari 18 dan 30 adalah 49 b. Faktorisasi prima dari 12 = 22 x 3 Faktorisasi prima dari 36 = 22 x 32 Faktorisasi prima dari 48 = 24 x 3 KPK
= 24 x 32 = 16 x 9 = 144
Jadi KPK dari 18 dan 30 adalah 144
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195 195 195
LAMPIRAN 3: PENILAIAN a. Penilaian Kognitif (kelompok) - Tugas 1: Kriteria Penilaian
Skor
Jawaban benar semua
100
Jawaban salah 1-5
70-95
Jawaban salah 6-10
65-45
Jawaban salah 11-15
40-15
Jawaban salah 16 ke atas
10-0
- Tugas Rubrik Penilaian Tugas 2: No . 1.
Soal
Nilai
Skor
5
5
5
5
Tulislah bilangan prima antara 40-100! Jawab: 41, 43, 47, 53, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, dan 97
2.
Tentukan faktorisasi prima dari 48! Faktorisasi prima dari 48 adalah 25 x 3
3.
Tentukan faktorisasi prima bilangan di bawah ini dengan menggunakan pohon faktor! a. 72 b. 34
5
Jawab:
4.
a. Faktorisasi prima dari 72 adalah 23 x 32
3
b. Faktorisasi prima dari 34 adalah 2 x 17
2
Tentukan KPK dari 30 dan 18! 5
Jawab: 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196 196 196
Faktorisasi prima dari 18 = 2 x 32 Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5
1
KPK = 2 x 32 x 5 = 2x9x5
3
= 90 Jadi KPK dari 18 dan 30 adalah 90 5.
Tentukan KPK dari pasangan bilangan di bawah ini! a. 8, 24, dan 48 b. 12, 36, dan 48 Jawab: Faktorisasi prima dari 8
= 23
1
Faktorisasi prima dari 24 = 23 x 3
1
Faktorisasi prima dari 48 = 24 x 3
1
KPK = 24 x 3 = 16 x 3
2
= 48 10
Jadi KPK dari 8, 24 dan 48 adalah 48 b. Faktorisasi prima dari 12 = 22 x 3
1
Faktorisasi prima dari 36 = 22 x 32
1
Faktorisasi prima dari 48 = 24 x 3
1
KPK = 24 x 32 = 16 x 9
2
= 144 Jadi KPK dari 12, 36 dan 48 adalah 144
Skor Maksimal
Keterangan : Nilai 85-100 = A
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197 197 197
Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
b. Penilaian Afektif
Kel.
Nama Anggota
Aspek yang diamati
Kelompok Keaktifan
1
2
3
4
5
Ketelitian
Bekerjasama
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198 198 198
Kriteria Penilaian
No Kriteria Penilaian 1.
Skor (1-3)
Keaktifan Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
3
Kadang bertanya atau menjawab pertanyaan tetapi kadang diam
2
saja Tidak pernah bertanya dan menjawab pertanyaan 2.
1
Teliti Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi KPK.
3
Kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
2
KPK. Tidak teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
1
KPK. 3.
Bekerjasama Mampu bekerjasama dengan kelompok pada saat mengerjakan
3
tugas. Kadang dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
2
mengerjakan tugas. Tidak dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
1
mengerjakan tugas. Jumlah Skor Maksimal
Prosedur Penilaian :
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199 199 199
Keterangan : Nilai 85-100= A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
c. Penilaian Psikomotorik No. Kriteria Penilaian 1.
Skor
Memilih Semua lingkaran bilangan prima dipilih dengan tepat
3
Beberapa lingkaran bilangan prima kurang dipilih dengan tepat.
2
Banyak lingkaran bilangan prima yang tidak dipilih.
1
Jumlah Skor Maksimal Prosedur Penilaian :
Keterangan : Nilai 85-100= A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
LAMPIRAN 3: MATERI BILANGAN PRIMA DAN FAKTORISASI PRIMA 1. Bilangan Prima
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200 200 200
Bilangan prima adalah suatu bilangan yang hanya memiliki dua faktor perkalian, yaitu bilangan 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh bilangan prima adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, … dan masih banyak contoh lain yang merupakan bilangan prima Faktor prima adalah sebuah faktor perkalian dari suatu bilangan dimana faktor tersebut berupa bilangan prima. Perhatikan contoh berikut! Tentukan faktor prima dari 60. Ayo, kita cari dengan pohon faktor
2. Faktorisasi Prima Faktorisasi prima merupakan langkah-langkah yang digunakan dalam menentukan faktor perkalian bilangan prima dari suatu bilangan. Adapun langkah atau cara untuk menentukan faktor tersebut adalah sebagai berikut: a. Dengan cara mencari semua faktor perkalian dari bilangan tersebut kemudian memilih mana yang termasuk bilangan prima dari faktor perkalian itu. Agar kamu lebih jelas perhatikanlah tabel berikut ini:
c. Setelah kamu dapat menentukan bilangan prima dari suatu bilangan, maka langkah faktorisasi prima adalah dengan cara membagi bilangan itu dengan bilangan prima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201 201 201
hingga didapat angka 1 di setiap akhir pembagian. Langkah ini lebih lazim disebut dengan menggunakan pohon faktor.
Dengan pohon faktor, kamu dapat menentukan faktor prima dari bilangan-bilangan tertentu. Dari pohon faktor di atas dapat kamu lihat, bahwa: 20 = 2 x 2 x 5 = 22 x 5 36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 32 42 = 2 x 3 x 7 3. Kelipatan Persekutuan Terkecil
Ditinjau dari namanya, istilah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dalam operasi hitung matematika merupakan persekutuan (kumpulan) bilangan yang sama dan terkecil yang merupakan kelipatan dari dua buah bilangan atau lebih. Penentuan KPK dari bilangan tertentu dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya adalah di bawah ini: 1. Menuliskan kelipatan dari setiap bilangan dan menentukan persekutuannya Contoh: Berapakah KPK dari bilangan 5 dan 7? Jawab: Kelipatan dari 5 = 10, 15, 20, 25, 30, 35 , 40 , 45, 50, 55, 60, 65, 70, … Kelipatan dari 7 = 14, 28, 35 , 42 , 49, 56, 63, 70 , … Dari kelipatan angka-angka di atas apakah telah nampak adanya persekutuan bilangan? Bilangan mana yang bersekutu? Bilangan yang bersekutu adalah 35 dan 70. Bilangan mana yang terkecil dari bilangan yang bersekutu? Bilangan terkecil dari bilangan yang bersekutu adalah 35. Dengan demikian, jelas nampak bahwa KPK dari bilangan 5 dan 7 adalah 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202 202 202
2. Menentukan KPK dengan menggunakan faktorisasi prima Kamu harus ingat! Cara ini merupakan cara penentuan KPK yang lebih praktis, namun memerlukan ketelitian. Yang harus kamu perhatikan dalam hal ini adalah ketika melakukan perkalian angka dan pangkatnya dari hasil faktorisasi prima. Caranya: Faktorisasi 12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3 Faktorisasi 30 = 2 x 3 x 5 Kalikan semua bilangan yang ada (2, 3, 5) jika ada yang sama (22 dan 2) maka ambil pangkat yang paling besar yaitu 22, sehingga diperoleh 22 x 3 x 5 = 60. Jadi KPK dari 12 dan 30 adalah 60.
Hasil dari faktorisasi prima diperoleh: 12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3 28 = 2 x 2 x 7 = 22 x 7 36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 32 KPK = 22 x 3 x 7 = 252
Jadi, KPK dari bilangan 12, 28, dan 36 adalah 252.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203 203 203
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Perumnas Condongcatur
Hari/ Tanggal
: Selasa, 6 Oktober 2015
Kelas/ Semester
: VA/ 1
Mata Pelajaran
: Matematika Materi
Pokok Waktu
: FPB dan KPK Alokasi : 3 × 35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB. C. Indikator - Kognitif 1.5.1
Menentukan faktor prima dan faktorisasi prima untuk mencari KPK.
1.5.2
Menentukan KPK dalam memecahkan masalah sehari-hari melalui soal cerita.
- Afektif 1.5.3
Aktif mengerjakan soal dalam kelompok.
1.5.4
Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari KPK.
1.5.5
Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas.
- Psikomotorik 1.5.6
Mengoperasikan bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita.
1.5.7
Mempresentasikan hasil pekerjaan KPK di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204 204 204
D. Tujuan Pembelajaran - Kognitif 1.5.1.1 Siswa mampu menentukan faktor prima dan faktorisasi prima untuk mencari KPK dari suatu bilangan secara mandiri. 1.5.2.1 Siswa mampu menentukan KPK dalam memecahkan masalah sehari-hari melalui soal cerita secara mandiri. - Afektif 1.5.3.1 Siswa mampu bersikap aktif pada saat mengerjakan soal melalui diskusi kelompok. 1.5.4.1 Siswa mampu bersikap teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari KPK. 1.5.5.1 Siswa mampu bekerjasama pada saat mengerjakan tugas melalui diskusi kelompok. - Psikomotorik 1.5.6.1 Siswa mampu mengoperasikan bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita. 1.5.7.1 Siswa mampu mengoperasikan bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita dengan tepat. E. Materi Pokok - Soal cerita KPK. F. Metode Pembelajaran
G.
- Pendekatan
: Kontekstual
- Metode
: Kerja kelompok, diskusi, tanya jawab.
Media Pembelajaran - Gambar - Cerita
H.
Sumber Belajar Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sumarmi Titing, Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205 205 205
Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
I. Langkah Pembelajaran Komponen Pendahuluan
Kegiatan
Alokasi Waktu
Guru memberi salam dan berdoa. Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa. Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru mengajukan mengaitkan
pertanyaan-pertanyaan
pengetahuan
sebelumnya
yang dengan
10
materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi siswa dengan permainan “Happy Clap”
tentang
kelipatan
seperti
pertemuan
sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai KPK (bertanya): - Apa yang kalian ketahui mengenai KPK? - Apakah kalian pernah menemui pengalaman sehari-hari kalian mengenai KPK? - Coba sebutkan cerita pengalaman kalian yang ada hubungannya dengan KPK!
Elaborasi Guru kembali menerangkan secara singkat tentang KPK untuk mengulang ingatan siswa. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru. (masyarakat belajar) Setiap kelompok menerima media gambar.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206 206 206
Guru memberi contoh dan memeragakan cara penggunaan media agar dapat dipahamai oleh siswa. (pemodeling) Siswa
memeragakan
media
gambar
dengan
menggunakan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya (konstruktivisme). Setiap kelompok mendapatkan gambar sebagai media menemukan permasalahan dan soal cerita sehari-hari yang berkaitan dengan KPK: (inkuiri) - Siswa diminta menempelkan gambar
yang
merupakan kelipatan dari 6. - Siswa diminta untuk menempelkan gambar yang merupakan kelipatan dari 12. - Siswa akan menemukan gambar yang telah ditempel tersebut dan akan bertemu pada satu garis lurus yang merupakan hasil dari KPK. Guru kembali memberikan sebuah cerita sehari-hari yang berkaitan dengan permasalahan KPK masih dengan menggunakan media gambar. Guru
menunjuk
salah
satu
perwakilan
dari
kelompok untuk maju ke depan dan menuliskan hasil pekerjannya. Guru kembali memberikan beberapa soal cerita mengenai KPK untuk setiap kelompok. Siswa diberikan waktu untuk memahami cara penyelesaian soal cerita yang telah didapatkannya dengan
menuliskan
proses
berdasarkan pengetahuan
penyelesaiannya
yang dimiliki tanpa
menggunakan media. (konstruktivisme) Siswa mencoba untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut. Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207 207 207
depan menuliskan hasil dari diskusinya. Guru
mengkonfirmasi
memberikan
jawaban
penjelasan
siswa
mengenai
dan cara
menyelesaikan permasalahan soal cerita KPK dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi. Siswa kembali ke dalam tempat duduk masingmasing dan kembali mengerjakan latian soal secara mandiri. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dan menuliskan jawabannya dalam lembar kerja siswa secara mandiri. Beberapa
siswa
mempresentasikan
hasil
pekerjaannya di depan kelas.
Konfirmasi Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-sama (kesimpulan). Guru memberikan penilaian hasil belajar siswa. (penilaian nyata) Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya. Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama (refleksi). Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita KPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208 208 208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209 209 209
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: LEMBAR KERJA SISWA 1
Risti pergi keperpustakaan setiap 8 hari sekali sedangkan Ivan pergi keperpustakaan setiap 12 hari sekali. Mereka pergi keperpustakaan bersama-sama pada tanggal 1 Agustus. Pada tanggal berapa mereka pergi ke perpustakaan secara bersama-sama untuk kedua kalinya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210 210 210
LAMPIRAN 2: LEMBAR KERJA SISWA 2
Kelompokku Pasti Bisa! Kerjakanlah soal di bawah ini beserta caranya di lembar jawab dengan tepiti dan tepat! 1. Zul dan Fahry berenang bersama-sama pada tanggal 3 november 2015. Jika Zul berenang setiap 4 hari sekali dan Fahry setiap 6 hari sekali. Pada tanggal berapa mereka akan berenang bersama-samauntuk kedua kalinya? Diketahui: - .................................................................................................................. - ................................................................................................................. Ditanyakan : ................................................................................................................. Jawab: Faktorisasi prima dari 4 = ..... Faktorisasi prima dari 6 = ..... KPK
=
Jadi .............................................................................................................................. 2. Lonceng A berbunyi setiap 10 menit sekali. Lonceng B berbunyi setiap 12 menit sekali dan lonceng C berbunyi setiap 18 menit sekali. Bila ketiga lonceng berbunyi bersama-sama pada pukul 10.30. Pukul berapakah ketiga lonceng berbunyi bersamasama lagi? Diketahui: - .................................................................................................................. - ................................................................................................................. Ditanyakan : ................................................................................................................. Jawab: Faktorisasi prima dari 4 = ..... Faktorisasi prima dari 6 = ..... KPK
=
Jadi ..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211 211 211
3. Bebi berkunjung ke panti asuhan setiap 30 hari sekali, sedangkan Nur berkunjung ke panti asuhan setiap 15 hari sekali. Setiap berapa hari sekali Bebi dan Nur pergi ke panti asuhan bersama-sama? Diketahui: - ............................................................................................................. -
.............................................................................................................
Ditanyakan : ............................................................................................................... Jawab: Faktorisasi prima dari 30 = ..... Faktorisasi prima dari 15 = ..... KPK
=
Jadi ........................................................................................................................... 4. Arwan bermain futsal setiap 4 hari sekali, Rudi bermain futsal setiap 6 hari sekali dan Doni bermain futsal setiap 9 hari sekali. Apabila mrereka bermain futsal bersama-sama pada hari Sabtu. Pada hari apa mereka akan bermain futsal bersama-sama untuk ke-2 kalinya? Diketahui: - ............................................................................................................. -
.............................................................................................................
Ditanyakan : ............................................................................................................... Jawab: Faktorisasi prima dari 6 = ..... Faktorisasi prima dari 9 = ..... KPK
=
Jadi ...........................................................................................................................
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212 212 212
LAMPIRAN 3: REFLEKSI 1. Apa kesulitan yang kamu hadapi pada saat mempelajari materi hari ini? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi hari ini? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. .................................................................................................................................
LAMPIRAN 5: KUNCI JAWABAN LKS 2
1. Diketahui: - Zul dan Fahry berenang bersama-sama pada tanggal 3 november 2015. - Zul berenang setiap 4 hari sekali. - Fahry setiap 5 hari sekali. Ditanyakan : Pada tanggal berapa mereka akan berenang bersama-samauntuk kedua kalinya?. Jawab: Faktorisasi prima dari 4 = 22 Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3 KPK
= 22 x 3 =4x3 = 12
3 November 2015 +12 = 15 november 2012 Jadi,Zul dan Fahry akan berenang bersama-sama untuk kedua kalinya pada tanggal 15 november 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213 213 213
2. Diketahui: - Lonceng A berbunyi setiap 10 menit sekali. - Lonceng B berbunyi setiap 12 menit sekali. - Lonceng C berbunyi setiap 18 menit sekali. - Ketiga lonceng berbunyi bersama-sama pada pukul 10.30. Ditanyakan: Pukul berapakah ketiga lonceng berbunyi bersama-sama lagi?. Jawab: Faktorisasi prima dari 10 = 2 x 5 Faktorisasi prima dari 12 = 22 x 3 Faktorisasi prima dari 18 = 2 x 32 KPK = 22 x 32 x 5 =4x9x5 = 180 180 menit : 60 menit = 3 jam 10.30 + 3 = 13.30 Jadi, ketiga lonceng berbunyi bersama-sama pada pukul 13.30.
3. Diketahui: - Bebi berkunjung ke panti asuhan setiap 30 hari sekali. - Nur berkunjung ke panti asuhan setiap 15 hari sekali. Ditanyakan: Setiap berapa hari sekali Bebi dan Nur pergi ke panti asuhan bersama-sama? Jawab: Faktorisasi prima dari 15 = 3 x 5 Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5 KPK = 2 x 3 x 5 = 30 Jadi, Bebi dan Nur akan pergi ke panti asuhan bersama-sama setiap 30 hari sekali.
2. Diketahui: - Arwan bermain futsal setiap 4 hari sekali. - Rudi bermain futsal setiap 6 hari sekali. - Doni bermain futsal setiap 9 hari sekali. - Mereka bermain futsal bersama-sama pada hari Sabtu. Ditanyakan: Pada hari apa mereka akan bermain futsal bersama-sama untuk ke-2 kalinya?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214 214 214
Jawab: Faktorisasi prima dari 4 = 22 Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3 Faktorisasi prima dari 9 = 32 KPK = 22 x 32 =4x9 = 36 36 hari setelah hari Sabtu adalah hari Minggu. Jadi, mereka akan bermain futsal bersama-sama lagi untuk ke-2 kalinya yaitu pada hari Minggu.
LAMPIRAN 6: PENILAIAN
a. Penilaian Kognitif (kelompok)
Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa No.
Soal dan Jawaban
1.
Zul dan Fahry berenang bersama-sama pada tanggal 3
Nilai
Skor
november 2015. Jika Zul berenang setiap 4 hari sekali dan Fahry setiap 5 hari sekali. Pada tanggal berapa mereka akan berenang bersama-sama untuk kedua kalinya? Jawab: Diketahui: - Zul dan Fahry berenang bersama-sama
1
pada tanggal 3 november 2015. - Zul berenang setiap 4 hari sekali.
1
- Fahry setiap 6 hari sekali.
1
Ditanyakan : Pada tanggal berapa mereka akan berenang bersama-sama untuk kedua kalinya?.
1
Jawab: Faktorisasi prima dari 4 = 22
5
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215 215 215
Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3
5
= 22 x 3
8
KPK
=4x3 = 12 3 November 2015 +12 = 15 november 2012 Jadi,Zul dan Fahry akan berenang bersama-sama untuk kedua kalinya pada tanggal 15 2.
2 1
november 2015.
Lonceng A berbunyi setiap 10 menit sekali. Lonceng B berbunyi setiap 12 menit sekali dan lonceng C berbunyi setiap 18 menit sekali. Bila ketiga lonceng berbunyi bersama-sama pada pukul 10.30. Pukul berapakah ketiga lonceng berbunyi bersama-sama lagi?
Diketahui: - Lonceng A berbunyi setiap 10 menit
1
sekali. - Lonceng B berbunyi setiap 12 menit
1
sekali. - Lonceng C berbunyi setiap 18 menit
1
sekali. - Ketiga lonceng berbunyi bersama-sama
1
pada pukul 10.30. Ditanyakan: Pukul berapakah ketiga lonceng berbunyi
1
bersama-sama lagi?.
30
Jawab: Faktorisasi prima dari 10 = 2 x 5
3
Faktorisasi prima dari 12 = 22 x 3
3
Faktorisasi prima dari 18 = 2 x 32
3
2
2
KPK = 2 x 3 x 5
8
=4x9x5 = 180 180 menit : 60 menit = 3 jam
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216 216 216
10.30 + 3 = 13.30
4
Jadi, ketiga lonceng berbunyi bersama-sama pada pukul 13.30. 3.
1
Bebi berkunjung ke panti asuhan setiap 30 hari sekali, sedangkan Nur berkunjung ke panti asuhan setiap 15 hari sekali. Setiap berapa hari sekali Bebi dan Nur pergi ke panti asuhan bersama-sama? Diketahui: - Bebi berkunjung ke panti asuhan setiap 30 hari sekali. - Nur berkunjung ke panti asuhan setiap 15 hari sekali. Ditanyakan: Setiap berapa hari sekali Bebi dan Nur pergi ke panti asuhan bersama-sama? Jawab: Faktorisasi prima dari 15 = 3 x 5 Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5 KPK = 2 x 3 x 5 = 30 Jadi, Bebi dan Nur akan pergi ke panti asuhan bersama-
1
1 20 1
4 4 8
1
sama setiap 30 hari sekali. 4.
Arwan bermain futsal setiap 4 hari sekali, Rudi bermain futsal setiap 6 hari sekali dan Doni bermain futsal setiap 9 hari sekali. Apabila mrereka bermain futsal bersamasama pada hari Sabtu. Pada hari apa mereka akan bermain futsal bersama-sama untuk ke-2 kalinya? Diketahui: - Arwan bermain futsal setiap 4 hari sekali. - Rudi bermain futsal setiap 6 hari sekali. - Doni bermain futsal setiap 9 hari sekali. - Mereka bermain futsal bersama-sama pada hari Sabtu. Ditanyakan: Pada hari apa mereka akan bermain futsal
1 1 1 1
1
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217 217 217
bersama-sama untuk ke-2 kalinya?. Jawab:
3
Faktorisasi prima dari 4 = 22
3
Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3
3
Faktorisasi prima dari 9 = 32 KPK = 22 x 32
7
=4x9 = 36
3
36 hari setelah hari Sabtu adalah hari Minggu. Jadi, mereka akan bermain futsal bersama-sama lagi
1
untuk ke-2 kalinya yaitu pada hari Minggu. Jumlah skor maksimal
100
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65 = D
b. Penilaian Afektif
Rubrik Penilaian Afektif
Kel.
Nama Anggota
Aspek yang diamati
Kelompok Keaktifan
1
Ketelitian
Bekerjasama
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218 218 218
2
3
4
5.
Kriteria Penilaian No Kriteria Penilaian 1.
Skor (1-3)
Keaktifan Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
3
Kadang bertanya atau menjawab pertanyaan tetapi kadang
2
diam saja Tidak pernah bertanya dan menjawab pertanyaan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219 219 219
2.
Teliti Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
3
KPK.
2
Kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan 1
menjadi KPK. Tidak teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi KPK. 3.
Bekerjasama Mampu bekerjasama dengan kelompok pada saat
3
mengerjakan tugas. Kadang dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
2
mengerjakan tugas. Tidak dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
1
mengerjakan tugas. Jumlah Skor Maksimal
9
Prosedur Penilaian :
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65 = D
c. Penilaian Psikomotorik
Kel.
Nama Anggota
Aspek yang diamati
Kelompok
Skor Mengoperasikan
1.
Jumlah
Mempresentasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220 220 220
2.
3.
4.
5.
Kriteria Penilaian No. 1.
Kriteria Penilaian Mampu mengoperasikan bilangan menjadi
Skor 3
KPK yang tepat. Kurang mampu mengoperasikan bilangan menjadi KPK yang tepat.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221 221 221
Belum mampu mengoperasikan bilangan
1
menjadi KPK yang tepat. 2.
Mendengarkan soal cerita yang diberikan oleh
3
guru. Kurang mendengarkan soal cerita yang
2
diberikan oleh guru. Tidak mendengarkan soal cerita yang
1
diberikan oleh guru.
Prosedur Penilaian :
Keterangan :
Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65 = D
LAMPIRAN 7: MATERI
Permasalahan KPK dalam kehidupan sehari-hari
Kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan adalah bilangan terkecil yang habis dibagi kedua bilangan tersebut. Permasalahan yang berkaitan dengan KPK sering kita jumpai dalam kehidupan sehari, mungkin kamu juga pernah mengalaminya atau menemuinya. Perhatikan permasalahan berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222 222 222
Contoh 2: Lita pergi ke salon rambut setiap 30 hari sekali. Sedangkan Putri pergi ke salon rambut yang sama setiap 18 hari sekali. Setiap berapa hari sekali Lita dan Putri dapat pergi ke salon bersama-sama?
Permasalahan di atas adalah menentukan bilangan terkecil yang merupakan kelipatan dari 30 dan 18, yaitu mencari KPK dari 30 dan 18. KPK dari 30 dan 18 dapat dicari dengan menggunakan faktorisasi prima. Untuk mencari KPK caranya adalah sebagai berikut. 1. Tentukan faktorisasi prima dari bilangan-bilangan yang akan dicari KPK-nya. 2. Kalikan semua faktor prima bilangan-bilangan tersebut. Jika ada faktor prima yang sama, pilihlah faktor prima dengan pangkat terbesar. Perhatikan bilangan 30 dan 18. Faktorisasi prima dari 30 = 2 × 3 × 5 dan Faktorisasi prima dari 18 = 2 × 32 KPK dari 30 dan 18 = 2 × 32 × 5 = 90 Jadi, Lita dan Putri dapat pergi ke salon bersama-sama setiap 90 hari sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223 223 223
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN 1
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Perumnas Condongcatur
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 10 Oktober 2015
Kelas/ Semester
: VA/ 1
Mata Pelajaran
: Matematika Materi
Pokok Waktu
: FPB dan KPK Alokasi : 3 × 35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB. C. Indikator - Kognitif 1.5.1
Menentukan faktorisasi prima untuk mencari FPB 2 bilangan dan 3 bilangan.
- Afektif 1.5.2
Aktif mengerjakan soal dalam kelompok.
1.5.3
Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari KPK.
1.5.4
Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas.
- Psikomotorik 1.5.5
Menggunakan daun, kapur, dan kalender dengan tepat.
D. Tujuan Pembelajaran - Kognitif 1.5.1.1 Siswa mampu menentukan faktorisasi prima untuk mencari FPB 2 bilangan dan 3 bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224 224 224
- Afektif 1.5.2.1 Siswa mampu bersikap aktif pada saat mengerjakan soal melalui diskusi kelompok. 1.5.3.1 Siswa mampu bersikap teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari FPB. 1.5.4.1 Siswa mampu bekerjasama pada saat mengerjakan tugas melalui diskusi kelompok. - Psikomotorik 1.5.5.1 Siswa mampu menggunakan kapur 2 warna dengan tepat. E. Materi Pokok - FPB F. Metode Pembelajaran - Pendekatan
: Kontekstual
- Metode
: Kerja kelompok, diskusi, tanya jawab.
G. Media Pembelajaran - Manik-manik 2 warna H.
Sumber Belajar Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sumarmi Titing, Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
I.
Langkah Pembelajaran Komponen Pendahuluan
Kegiatan Guru memberi salam dan berdoa. Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa.
Alokasi Waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225 225 225
Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru mengajukan mengaitkan
pertanyaan-pertanyaan
pengetahuan
sebelumnya
yang
10
dengan
materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi siswa dengan permainan “Happy Clap”
tentang
kelipatan
seperti
pertemuan
sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru memperkenalkan media yang akan digunakan untuk belajar FPB. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa: - Menurut kalian apa hubungan manik-manik ini dengan FPB? Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai FPB (bertanya): - Apa yang kalian ketahui mengenai faktor bilangan? 85
- Coba sebutkan faktor perkalian dari 12! - Apa kalian mengetaui apa yang dimaksud dengan FPB?
Elaborasi Siswa
kembali
dalam
kelompok
yang
telah
dibagikan pada pertemuan sebelumnya (masyarakat belajar). Guru membagikan beberapa manik-manik dua warna untuk setiap kelompok. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk memancing
keingintahuan
siswa
mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226 226 226
hubungan media dan FPB (bertanya). Guru
memberikan
contoh
penggunaan
media
dengan memeragakannya agar siswa lebih mengerti (pemodelan). Siswa
mencoba
menggunakan
melakukan
manik-manik
peragaan dua
dengan
warna untuk
mengetahui konsep FPB berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya (konstruktivisme). Siswa menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru dengan menggunakan media manikmanik (inkuiri): - Guru memberikan permasalahan kepada masingmasing kelompok berupa soal: Terdapat 20 manik-manik coklat dan 12 manik-manik putih. Manik-manik tersebut akan dibagikan ke dalam beberapa kelompok dengan jumlah manik-manik yang sama dalam
setiap kelompok.
Berapa banyak
kelompok yang dapat terbentuk? Berapa jumlah
manik-manik
coklat
dan
masik
manik-manik putih dalam setiap kelompok? (bertanya) - Siswa mencari penyelesaian dari permasalahan tersebut dengan membagi manik-manik menjadi beberapa kelompok dengan jumlah manik-manik yang sama. - Siswa akan terus mencoba hingga manik-manik tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah yang sama untuk setiap manikmanik. - Siswa menjawab permasalahan tersebut pada lembar jawab menggunakan cara yang mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227 227 227
ketahui. (konstruktivisme) Guru membagi perwakilan dari kelompok untuk menuliskan hasil pekerjannya di depan. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai hubungan manik-manik dan FPB. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai FPB dan cara menentukannya dengan menggunakan pohon faktor. Setiap siswa dibagikan lembar kerja mengenai materi FPB. Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa bersama-sama. Guru
memberikan
nilai
hasil
belajar
siswa
berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan. (penilaian nyata)
Konfirmasi Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-sama (kesimpulan). Guru memberikan penilaian hasil belajar siswa. (penilaian nyata) Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya. Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama (refleksi). Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita KPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228 228 228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229 229 229
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : LEMBAR KERJA SISWA
Aku Suka FPB! Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti secara berkelompok! 1. Faktor dari 28 adalah .... Faktor dari 36 adalah .... Jadi FPB dari 28 dan 36 adalah .... 2. Hasil dari faktorisasi prima adalah: 24 = .... 30 = .... Jadi FPB dari 24 dan 30 adalah .... 3. Gunakanlah pohon faktor untuk mencari FPB dari 45 dan 48! 4. Hitunglah FPB dari 34, 42 dan 52 ! 5. Hitunglah FPB dari 16, 24, dan 30!
LAMPIRAN 2: REFLEKSI 1. Apa kesulitan yang kamu hadapi pada saat mempelajari materi hari ini? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi hari ini? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. .................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230 230 230
LAMPIRAN 3: KUNCI JAWABAN 1. Faktor dari 28 adalah 22 x 7 Faktor dari 36 adalah 22 x 32 FPB = 22 = 4 Jadi FPB dari 28 dan 36 adalah 4
2. Hasil dari faktorisasi prima adalah: 24 = 23 x 3 30 = 2 x 3 x 5 Jadi FPB dari 24 dan 30 adalah 2 x 3 = 6 48
3.
45 2
2 15
3
3 3
2
5 2 5
1
1
2
6
2
3
Faktorisasi prima dari 45 = 32 x 5 Faktorisasi prima dari 48 = 24 x 3 FPB = 3 Jadi FPB dari 45 dan 48 adalah 3
1. Faktorisasi prima dari 34 = 2 x 17 Faktorisasi prima dari 42 = 2 x 3 x 7 Faktorisasi prima dari 52 = 22 x 13 FPB
=2
Jadi FPB dari 34, 42, dan 52 adalah 2 2. Faktorisasi prima dari 16 = 24 Faktorisasi prima dari 24 = 23 x 3
3
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231 231 231
Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5 FPB = 2 Jadi FPB dari 16, 24, dan 30 adalah 2
LAMPIRAN 3 PENILAIAN
a. Penilaian Kognitif Rubrik Penilaian No. 1.
2.
3.
Soal
Nilai
Faktor dari 28 adalah ....
2
Faktor dari 36 adalah ....
2
Jadi FPB dari 28 dan 36 adalah ....
1
Skor
5
Faktorisasi dari 24 dan 30 adalah: 24 = ....
2
24 = ....
2
Jadi FPB dari 24 dan 30 adalah ....
1
Faktorisasi prima dari 45 = 32 x 5
2
4
Faktorisasi prima dari 48 = 2 x 3 FPB = 3
2
5
5
1
Jadi FPB dari 45 dan 48 adalah 3 4.
Faktorisasi prima dari 34 = 2 x 17
1
Faktorisasi prima dari 42 = 2 x 3 x 7
1
Faktorisasi prima dari 52 = 22 x 13
1
FPB
5.
=2
1
Jadi FPB dari 34, 42, dan 52 adalah 2
1
Faktorisasi prima dari 16 = 24
1
Faktorisasi prima dari 24 = 23 x 3
1
Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5
1
FPB = 2 Jadi FPB dari 16, 24, dan 30 adalah 2 Skor maksimal
5
5
1 1 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232 232 232
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
b. Penilaian Afektif
KeL
Nama Anggota
.
Kelompok
Aspek yang diamati Keaktifan
1
2
3
4
Ketelitian
Bekerjasama
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233 233 233
5
Kriteria Penilaian No 1.
Kriteria Penilaian
Skor (1-3)
Keaktifan Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
3
Kadang bertanya atau menjawab pertanyaan tetapi kadang diam
2
saja Tidak pernah bertanya dan menjawab pertanyaan 2.
1
Teliti Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi FPB.
3
Kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
2
FPB. Tidak teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
1
FPB. 3.
Bekerjasama Mampu bekerjasama dengan kelompok pada saat mengerjakan
3
tugas. Kadang dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
2
mengerjakan tugas. Tidak dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat mengerjakan
1
tugas. Jumlah Skor Maksimal
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234 234 234 Prosedur Penilaian :
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
c. Penilaian Psikomotorik
No 1.
Kriteria Penilaian
Skor
Menggunakan media Kapur tertata dengan tepat sesuai dengan hasil FPB.
3
Beberapa kapur tertata kurang tepat sesuai dengan hasil FPB
2
Banyak kapur yang tertata kurang tepat sesuai dengan hasil FPB.
1
Skor maksimal
Prosedur Penilaian :
Keterangan : Nilai 85-100= A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
LAMPIRAN 4: MATERI FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235 235 235
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan terbesar yang habis membagi kedua bilangan tersebut. Cara mencari FPB adalah sebagai berikut. 1. Menentukan atau mencari semua faktor perkalian dari bilangan-bilangan tersebut kemudian menentukan faktor terbesar yang bersekutu dari bilangan itu:
2. Menentukan atau mencari faktorisasi prima dari bilangan-bilangan tersebut kemudian menentukan FPB nya.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) juga dapat dicari dengan menggunakan pohon faktor, sebagai contoh perhatikan soal di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236 236 236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237 237 237
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Perumnas Condongcatur
Hari/ Tanggal
: Selasa, 13 Oktober 2015
Kelas/ Semester
: VA/ 1
Mata Pelajaran
: Matematika Materi
Pokok Waktu
: FPB dan KPK Alokasi : 3 × 35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB. C. Indikator - Kognitif 1.5.1 Menggunakan faktor prima dan faktorisasi prima untuk memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan FPB. - Afektif 1.5.2 Aktif mengerjakan soal dalam kelompok. 1.5.3 Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan untuk mencari KPK. 1.5.4 Bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas. - Psikomotorik 1.5.5 Mempresentasikan hasil pekerjaan KPK di depan kelas. 1.5.6 Mengoperasikan bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238 238 238
D. Tujuan Pembelajaran - Kognitif 1.5.1.1 Siswa mampu menggunakan faktor prima dan faktorisasi prima untuk memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan FPB secara mandiri. - Afektif 1.5.1.2 Siswa mampu mempunyai sikap aktif mengerjakan soal dalam kelompok. 1.5.3.1 Siswa mampu mempunyai sikap teliti dalam mengoperasikan bilanganbilangan untuk mencari KPK. 1.5.4.1 Siswa mampu mempunyai sikap bekerjasama dengan baik di dalam kelompok pada saat mengerjakan tugas. - Psikomotorik 1.5.5.1 Siswa mampu mempresentasikan hasil pekerjaan KPK di depan kelas. 1.5.6.1 Siswa mampu mengoperasikan bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita. E. Materi Pokok - KPK dan FPB F. Metode Pembelajaran
G.
- Pendekatan
: Kontekstual
- Metode
: Kerja kelompok, diskusi, tanya jawab.
Media Pembelajaran - Cerita
H.
Sumber Belajar Astuty Ary, Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sumarmi Titing, Kamsiati Siti. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Utomo Dwi Priyo, Arijanny Ida. 2009. Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Saepudin Aep, Babudin, Mulyadi Dedi, Adang. 2009. Gemar Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239 239 239
I. Langkah Pembelajaran Komponen Pendahuluan
Kegiatan
Alokasi Waktu
Guru memberi salam dan berdoa. Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa. Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru mengajukan mengaitkan
pertanyaan-pertanyaan
pengetahuan
sebelumnya
yang dengan
10
materi yang akan dipelajari. Guru membotivasi siswa agar semangat mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai FPB (bertanya): - Apa yang kalian ketahui mengenai FPB? - Apakah kalian pernah menemui pengalaman sehari-hari kalian mengenai FPB? - Coba sebutkan cerita pengalaman kalian yang ada hubungannya dengan FPB!
Elaborasi Guru kembali menerangkan secara singkat tentang FPB untuk mengulang ingatan siswa. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru. (masyarakat belajar) Guru memberikan sebuah cerita sehari-hari yang berkaitan dengan permasalahan FPB: - Terdapat 14 siswa perempuan dan 8 siswa lakilaki dalam suatu kelas. Guru akan membagi semua siswa tersebut ke dalam beberapa kelompok dengan jumlah perempuan dan laki-
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240 240 240
laki yang sama di setiap kelompok. Berapakah jumlah kelompok yang dapat terbentuk? Berapa jumlah siswa perempuan pada setiap kelompok? Berapa jumlah siswa laki-laki dalam setiap kelompok? - Siswa mencoba untuk menemukan jawaban dari permasalahan
tersebut
konsep
pada
FPB
dengan
menerapkan
pertemuan
sebelumnya.
(inquiry) - Siswa
menjawab
prosesnya
permasalahan
berdasarkan
pengetahuan
beserta awal
mereka dan siswa dibebaskan untuk menjawab dengan menggunakan cara yang mereka ketahui (konstruktivisme). Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan menuliskan hasil dari diskusinya. Guru mengkorfirmasi dan membahas bersama mengenai jawaban siswa. Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara menjawab soal cerita FPB dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, mengikutsertakan
jawab, dan jadi
siswa
agar
tetap
yang aktif
(pemodelan). Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. Siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara mandiri.Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan dan menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-sama. Guru memberikan nilai hasil belajar siswa sesuai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan. (penilaian nyata)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241 241 241
Konfirmasi Siswa dan guru membahas serta menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-sama (kesimpulan). Guru memberikan penilaian hasil belajar siswa. (penilaian nyata) Guru mengkonfirmasi dan memberikan penguatan kepada siswa mengenaihasil pekerjaannya. Siswa membuat kesimpulan atas apa yang sudah dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama (refleksi). Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu soal cerita KPK.
Penutup
Guru memersilakan siswa untuk berkemas dan bersiap pulang. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru mengucapkan salam penutup.
I.
Penilaian a. Jenis/ Teknik Penilaian: Penilaian proses (aktivitas, sikap) b. Bentuk instrumen Tes tertulis (Kognitif) Observasi sikap (afektif) Lembar penilaian psikomotorik c. Pedoman penskoran dan penilaian Cara menentukan skor
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 242 242 242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 243 243 243
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: LEMBAR KERJA SISWA
Kelompokku Pasti Bisa! Kerjakanlah soal di bawah ini beserta caranya di lembar jawab dengan tepiti dan tepat! 1. Dani mempunyai 35 permen coklat dan 45 permen strobery. Permen tersebut akan dimasukan dalam kotak dengan isi yang sama. Ada berapa kotak untuk permen tersebut? Berapa permen coklat dan strobery pada masing-masing kotak?. Diketahui: - ..................................................................................................................... - ...................................................................................................................... Ditanyakan: .................................................................................................................... Jawab:
2. Sari mempunyai 84 pulpen biru dan 56 pulpen hitam. Sari ingin membagikannya pada anak SD dan akan dimasukan dalam plastik. Berapakah plastik yang dibutuhkan untuk membungkus pulpen tersebut? Berapa pulpen hitam dan pulpen biru pada setiap plastik?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 244 244 244
Diketahui: - ................................................................................................................. - .................................................................................................................. Ditanyakan: ................................................................................................................. Jawab:
3. Aga memiliki 56 buku tulis, Satya memiliki 72 pensil. Buku tulis dan pensil tersebut akan dimasukkan ke dalam kotak. Setiap kotak berisi buku tulis dan pensil yang sama banyak. Berapa kotak yang dibutuhkan untuk memasukkan buku tulis dan pensil? Berapa buku tulis dan pensil disetiap kotak?. Diketahui: - ................................................................................................................. - .................................................................................................................. Ditanyakan: ................................................................................................................. Jawab:
4. Paman Gober mempunyai 60 ayam jantan dan 100 ayam betina. Ayam itu akan dimasukkan dalam sebuah kandang sama banyak. a. Berapa banyak kandang yang dibutuhkan? b. Berapa ekor masing-masing ayam jantan dan ayam betina di setiap kandangnya?
Diketahui: - ................................................................................................................. - .................................................................................................................. Ditanyakan: ................................................................................................................. Jawab:
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245 245 245
LAMPIRAN 2: REFLEKSI 1. Apa kesulitan yang kamu hadapi pada saat mempelajari materi hari ini? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi hari ini? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. .................................................................................................................................
LAMPIRAN 3: KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN
a. Penilaian Kognitif Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa
No.
Soal
1.
Dani mempunyai 35 permen coklat dan 45 permen strobery.
Skor
Nilai
Permen tersebut akan dimasukan dalam kotak dengan isi yang sama. Ada berapa kotak untuk permen tersebut? Berapa permen coklat dan strobery pada masing-masing kotak? Diketahui: - Dani mempunyai 35 permen coklat dan 45
1
permen strobery. - Permen tersebut dimasukan dalam kotak dengan isi yang sama. Ditanyakan: a. Ada berapa kotak untuk permen tersebut?
20 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 246 246 246
b. Berapa permen coklat dan strowberry pada masing-masing kotak?
1 1
Jawab: a. Faktorisasi prima dari 35 = 5 x 7 Faktorisasi prima dari 45 = 32 x 5 FPB = 5
3 3 3
b. Permen coklat: 35 : 5 = 7 Permen strowberry: 45 : 4 = 9
5
Jadi kotak yang dibutuhkan untuk permen tersebut adalah 5 1
buah. Jadi terdapat 7 permen colat dan 9 permen strowberry
1
disetiap kotak. 2.
Sari mempunyai 84 pulpen biru dan 56 pulpen hitam. Sari ingin membagikannya pada anak SD dan akan dimasukan dalam plastik. Berapakah plastik yang dibutuhkan untuk membungkus pulpen tersebut? Berapa pulpen hitam dan pulpen biru pada setiap plastik? Diketahui: - Sari mempunyai 84 pulpen biru dan 56 pulpen
1
hitam. - Sari ingin membagikannya pada anak SD dan
1
akan dimasukan dalam plastik. Ditanyakan: a. Berapakah plastik yang dibutuhkan untuk
1
membungkus pulpen tersebut? b. Berapa pulpen hitam dan pulpen biru pada
20 1
setiap plastik? Jawab: a. Faktorisasi prima dari 84 = 22 x 3 x 7 Faktorisasi prima dari 56 = 23 x 7 FPB = 22 x 7
3 3 4
= 28 b. Pulpen biru : 84 : 28 = 3
2
Pulpen hitam: 56 : 28 = 2
2
Jadi plastik yang dibutuhkan untuk membungkus pulpen tersebut ada 28 buah.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 247 247 247
Jadi terdapat 3 pulpen biru dan 2 pulpen hitam disetiap
1
plastik. 3.
Aga memiliki 56 buku tulis, Satya memiliki 72 pensil. Buku tulis dan pensil tersebut akan dimasukkan ke dalam kotak. Setiap kotak berisi buku tulis dan pensil yang sama banyak. Berapa kotak yang dibutuhkan untuk memasukkan buku tulis dan pensil? Berapa buku tulis dan pensil disetiap kotak?. Diketahui: - Aga memiliki 56 buku tulis.
1
- Satya memiliki 72 pensil.
1
- Buku tulis dan pensil tersebut akan dimasukkan
1
ke dalam kotak. - Setiap kotak berisi buku tulis dan pensil yang
1
sama banyak.
20
Ditanyakan: a. Berapa kotak yang dibutuhkan untuk
1
memasukkan buku tulis dan pensil? b. Berapa buku tulis dan pensil disetiap kotak?. 3
Jawab: a. Faktorisasi prima dari 56 = 2 x 7 3
1 3
2
Faktorisasi prima dari 72 = 2 x 3 3
FPB = 2
3 4
=8 b. Buku tulis: 56 : 8 = 7 Pensil: 72 : 8 = 9 Jadi kotak yang dibutuhkan untuk memasukkan buku tulis
1 1 1
dan pensil ada 8 buah. Jadi terdapat 7 buku tulis dan 9 pensil disetiap kotak. 4.
Paman Gober mempunyai 60 ayam jantan dan 100 ayam betina. Ayam itu akan dimasukkan dalam sebuah kandang sama banyak. a. Berapa banyak kandang yang dibutuhkan? b. Berapa ekor masing-masing ayam jantan dan ayam betina di setiap kandangnya?
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 248 248 248
Diketahui: - Paman Gober mempunyai 60 ayam jantan dan 1
100 ayam betina.
20
- Ayam itu akan dimasukkan dalam sebuah 1
kandang sama banyak. Ditanyakan: a. Berapa banyak kandang yang dibutuhkan? b. Berapa ekor masing-masing ayam jantan dan
1 1
ayam betina di setiap kandangnya?
3
Jawab: a. Faktorisasi prima dari 60 = 22 x 3 x 5
3
Faktorisasi prima dari 100 = 22 x 52
4
FPB = 22 x 5 = 20 b. Ayam jantan: 60 : 20 = 3
2
Ayam betina 100 : 20 = 5 Jadi banyak kandang yang dibutuhkan ada 20 buah. Jadi terdapat 3 ayam jantan dan 5 ayam betina disetiap
2 1 1
kandang. Skor Maksimal
80
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
b. Penilaian Afektif Rubrik Penilaian Afektif
Kel.
Aspek yang diamati
Nama Anggota Kelompok Keaktifan
1
Ketelitian
Bekerjasama
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249 249 249
2
3
4
Kriteria Penilaian
No
Kriteria Penilaian
1.
Keaktifan
Skor (1-3)
Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
3
Kadang bertanya atau menjawab pertanyaan tetapi kadang
2
diam saja Tidak pernah bertanya dan menjawab pertanyaan 2.
1
Teliti Teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi FPB.
3
Kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan
2
menjadi FPB. Tidak teliti dalam mengoperasikan bilangan-bilangan menjadi
1
FPB. 3.
Bekerjasama Mampu bekerjasama dengan kelompok pada saat
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250 250 250
mengerjakan tugas. Kadang dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
2
mengerjakan tugas. Tidak dapat bekerjasama dengan kelompok pada saat
1
mengerjakan tugas. Jumlah Skor Maksimal
9
Prosedur Penilaian :
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65 = D
c. Penilaian Psikomotorik
Kel.
Nama Anggota
Aspek yang diamati
Kelompok
Skor Mengoperasikan
1.
2.
Jumlah
Mempresentasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251 251 251
3.
4.
Penilaian No. 1.
Kriteria Penilaian Mampu mengoperasikan bilangan menjadi KPK yang tepat. Kurang mampu mengoperasikan bilangan menjadi KPK yang tepat. Belum mampu mengoperasikan bilangan menjadi KPK yang tepat.
2.
Mendengarkan soal cerita yang diberikan oleh
Skor 3
2
1 3
guru. Kurang mendengarkan soal cerita yang
2
diberikan oleh guru. Tidak mendengarkan soal cerita yang diberikan oleh guru.
Prosedur Penilaian :
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252 252 252
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65 = D
LAMPIRAN 4: MATERI
Permasalahan FPB dalam kehidupan sehari-hari
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan terbesar yang habis membagi kedua bilangan tersebut. Sama halnya dengan KPK, permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan FPB sering kita jumpai. Perhatikan permasalahan berikut ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 253 253 253
Contoh 2: Ibu akan mengemas 90 mi instan dan 48 biskuit ke dalam beberapa kantung plastik. Berapa banyak kantong plastik yang Ibu butuhkan agar mie instan dan biskuit tersebut dapat dikemas dalam beberapa kantong plastik dengan isi sama banyak untuk setiap kantong plastik?
Permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan mencari bilangan terbesar yang dapat membagi bilangan 90 dan 48, yaitu mencari faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 90 dan 48. Faktorisasi prima dari 90 = 2 × 32 × 5 Faktorisasi prima dari 48 = 24 × 3 FPB dari 90 dan 48 = 2 × 3 = 6 Jadi, kantong plastik yang dibutuhkan Ibu adalah 6 kantong plastik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 254 254 254
Lampiran 5 Soal Evaluasi 1
I. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. II. Kompetensi Dasar 1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB. III. Indikator 1.2.1 Menentukan bilangan prima dari kelompok bilangan tertentu. 1.2.2 Menentukan faktor bilangan dengan faktorisasi prima. 1.2.3 Menentukan faktorisasi prima untuk mencari KPK. 1.5.1 Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan KPK melalui soal cerita. IV. Soal: Jawablah soal di bawah ini dengan tepat beserta caranya! 1. Angkutan Jurusan A melewati halte 1 setiap 10 menit sekali, angkutan jurusan B melewati halte yang sama setiap 45 menit. Pada pukul 07.30 kedua angkutan melewati halte 1 secara bersama. Pada pukul berapa kedua angkutan akan melewati halte 1 bersama lagi? 2. Budi dan dua orang temannya yang bernama Brigit dan Edo mengikuti privat disuatu bimbingan belajar. Waktu privat mereka berbeda-beda. Budi setiap 6 hari sekali, Brigit privat setiap 8 hari sekali dan Edo privat setiap 4 hari sekali. Pada tanggal 24 Maret 2012 mereka privat bersama-sama. Tanggal berapakah mereka akan privat bersama untuk kedua kalinya? (keterangan: Bulan Maret ada 31 hari) 3. Bus Damri berangkat dari terminal setiap 20 menit sekali, bus Makmur berangkat dari terminal yang sama setiap 45 menit. Jika pada pukul 08.00 kedua bus tersebut berangkat bersama-sama. Pada pukul berapakah kedua bus akan berangkat bersama untuk kedua kalinya? 4. Lampu merah menyala setiap 18 detik sekali lalu padam. Lampu hijau menyala setiap 24 detik sekali lalu padam. Saat ini waktu menunjukkan pukul 10.00 dan kedua lampu menyala secara bersama-sama. Berapa detik lagikah lampu merah dan lampu hijau akan menyala secara bersama-sama? 5. Mobil Rendi berhenti untuk istirahat setelah 40 km. Mobil Fredi berhenti untuk istirahat setelah 60 km. Jika Rendi dan Fredi berangkat dari tempat yang sama. Pada kilometer berapakah mereka akan berhenti untuk beristirahat ditempat yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 255 255 255
Lembar Jawab
Nama
:
Kelas
:
1. Diketahui:
Ditanyakan: Jawab:
Jadi ..... 2. Diketahui:
Ditanyakan: Jawab:
Jadi ..... 3. Diketahui:
Ditanyakan:
Nomor absen :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 256 256 256
Jawab:
Jadi ..... 4. Diketahui:
Ditanyakan: Jawab:
Jadi .....
5. Diketahui:
Ditanyakan: Jawab:
Jadi .....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 257 257 257
Kunci Jawaban dan Penilaian Evaluasi 1
No. 1.
Soal dan Jawaban
Nilai
Skor
Diketahui: - Angkutan Jurusan A melewati halte 1
1
setiap 10 menit sekali. - Angkutan jurusan B setiap 45 menit. - Pada pukul 07.30 kedua angkutan
1 1
melewati halte 1 secara bersama. Ditanyakan: - Pada pukul berapa kedua angkutan akan
1
melewati halte 1 bersama lagi?
15
Jawab: Faktorisasi prima dari: 10
=2x5
45
= 32 x 5
KPK = 2 x 32 x 5 = 90
3 3 2
90 menit = 1,5 jam 07.30 + 1,5 jam = 09.00
2
Jadi kedua angkutan akan melewati halte 1 bersama lagi pada pukul 09.00 2.
1
Diketahui: - Budi privat setiap 6 hari sekali.
1
- Brigit privat setiap 8 hari sekali.
1
- Edo privat setiap 4 hari sekali.
1
- Tanggal 24 Maret 2012 mereka privat
1
bersama-sama. Ditanyakan: - Tanggal berapakah mereka akan privat
1
bersama untuk kedua kalinya?
Jawab: Faktorisasi prima dari:
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 258 258 258
6=2x3 8=2
3
3
3
4=2x2
3
3
KPK = 2 x 3 = 24
3
24 hari setalah tanggal 24 Maret adalah
2
tanggal 17 April. Jadi mereka akan privat bersama untuk
1
kedua kalinya pada tanggal 17 April. 3.
Diketahui : - Bus Damri berangkat dari terminal setiap
1
20 menit sekali. - Bus Makmur berangkat
dari terminal
1
- Pukul 08.00 kedua bus tersebut berangkat
1
yang sama setiap 45 menit.
bersama-sama. Ditanyakan: - Pada pukul berapakah kedua bus akan
1
berangkat bersama untuk kedua kalinya?
20
Jawab: Faktorisasi prima dari 20 = 2² x 5 45 = 3² x 5
4
KPK = 2² x 3² x 5 = 180
4
180 menit = 3 jam
4
3 jam setelah pukul 08.00 adalah pukul 11.00
3
Jadi kedua bus akan berangkat bersama pada pukul 11.00 4.
1
Diketahui: - Lampu merah menyala setiap 18 detik
1
sekali lalu padam. - Lampu hijau 24 detik sekali lalu padam.
1
Ditanyakan: - Berapa detik lagikah kedua lampu
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 259 259 259
menyala bersama-sama?
10
Jawab: Faktorisasi prima dari : 18 = 2 x 32
2
3
24 = 2 x 3 3
2
2
KPK = 2 x 3 = 72
2
Jadi kedua lampu menyala bersama-sama
1
lagi setelah detik ke 72. 5.
Diketahui: - Mobil Rendi berhenti untuk istirahat
1
setelah 40 km. - Mobil Fredi berhenti untuk istirahat setelah 60 km.
1
Ditanyakan: - Pada kilometer berapakah mereka akan berhenti untuk beristirahat ditempat yang
1 10
sama? Jawab: Faktorisasi prima dari : 40 = 23 x 5
2
60 = 22 x 3 x 5
2
KPK = 23 x 3 x 5 = 120 Jadi
mereka
akan
2 berhenti
untuk
1
beristirahat ditempat yang sama pada kilometer 120 Skor Maksimal
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 260 260 260
Soal Evaluasi 2
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB. C. Indikator Hasil Belajar 1.5.1 Menentukan faktorisasi prima untuk mencari FPB 2 bilangan dan 3 bilangan. 1.5.2 Menggunakan faktor prima dan faktorisasi prima untuk memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan FPB. D. Soal Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti beserta caranya! (Tuliskan proses pengerjaannya di lembar jawab!) 1. Vani mempunyai manik-manik berwarna coklat sebanyak 42 dan manik-manik berwarna putih sebanyak 45. Manik-manik tersebut akan dibagikan menjadi beberapa kelompok dengan jumlah yang sama. Berapa kelompok yang dapat terbentuk? Berapa jumlah manik-manik coklat dan manik-manik putih di setiap kelompok? 2. Seorang pedagang berbelanja apel sebanyak 15 kg dan durian sebanyak 30 kg. Buahbuahan tersebut akan dimasukan ke dalam kotak. Setiap kotak berisi buah apel dan buah durian dengan jumlah yang sama. Berapa kotak yang diperlukan? Berapa jumlah buah apel dan buah durian pada masing-masing kotak? 3. Suatu kabupaten menerima bantuan berupa 63 rak buku dan 126 papan tulis dari pemerintah pusat. Bantuan tersebut akan dibagikan kepada beberapa sekolah. Setiap sekolah memperoleh rak buku dan papan tulis sama banyak. Berapakah banyak sekolah yang memperoleh bantuan? 4. Paman Jefri membawa 75 kue dan 90 permen. Kue dan permen tersebut akan dibagikan kepada anak-anak. Agar setiap anak mendapat jumlah dan jenis yang sama, maka berapakah banyak anak yang mendapatkan kue dan permen? 5. Ibu guru akan membentuk kelompok belajar siswa. Setiap kelompok beranggotakan siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan jumlah yang sama. Jika ada 12 siswa lakilaki dan 18 siswa perempuan, berapakah kelompok belajar yang terbentuk? Berapakah jumlah siswa perempuan dan siswa laki-laki di setiap kelompok?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 261 261 261
Lembar Jawab
Nama
:
Kelas
:
1. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ....
2. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ....
3. Diketahui:
Nomor absen :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 262 262 262
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ....
4. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ....
5. Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Jadi ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 263 263 263
Kunci Jawaban dan Penilaian Evaluasi Siklus 2
No. 1.
Soal
Nilai
Skor
Diketahui: - Vani mempunyai manik-manik berwarna coklat
1
sebanyak 42. - Manik-manik berwarna putih sebanyak 45.
1
Ditanyakan: a. Berapa kelompok yang dapat terbentuk?
1
b. Berapa jumlah manik-manik coklat dan manik-
1
manik putih di setiap kelompok? Jawab: 15
a. Faktorisasi prima dari: 42 = 2 x 3 x 7
2
45 = 32 x 5
2
FPB = 3 b. Manik-manik coklat = 42 : 3 = 14 Manik-manik putih = 45 : 3 = 15
2 2 2
Jadi kelompok yang dapat terbentuk ada 3 dan terdapat manik-manik coklat sebanyak 14 dan
1
manik-manik putih sebanyak 15 di setiap kelompok.
2.
Diketahui: - Apel sebanyak 15 kg.
1
- Durian sebanyak 30 kg.
1
Ditanyakan: a. Berapa kotak yang diperlukan?
1
b. Berapa jumlah buah apel dan buah durian pada
1
masing-masing kotak? Jawab: 15
a. Faktorisasi prima dari: 15 = 3 x 5
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 264 264 264
30 = 2 x 3 x 5
2
FPB = 3 x 5 = 15
2
b. Apel = 15 kg : 15 kg = 1 kg Durian = 30 kg : 15 kg = 2 kg
2 2
Jadi kotak yang diperlukan ada 15 kotak dan terdapat 1 kg apel dan 2 kg durian disetiap
1
kotaknya. 3.
Diketahui : - Suatu kabupaten menerima bantuan berupa 63 rak buku dan 126
papan tulis dari pemerintah pusat.
- Bantuan tersebut akan dibagikan kepada beberapa
2
sekolah. - Setiap sekolah memperoleh rak buku dan papan tulis sama banyak. Ditanyakan : - Berapakah banyak sekolah yang memperoleh bantuan?
1
10
Jawab : Faktorisasi prima dari: 63 = 3² x 7 126 = 2 x 3² x 7 FPB = 3² x 7 = 63 Jadi banyak sekolah yang memperolah bantuan ada 63 sekolah. 4.
2 2 2
1
Diketahui : - Paman Jefri membawa 75 kue dan 90 permen.
1
- Kue dan permen tersebut akan dibagikan kepada anak-anak sebanyak banyaknya dengan jumlah
1
yang sama. Ditanyakan : - Berapakah banyak anak yang mendapatkan kue dan permen?
1 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 265 265 265
Jawab : 2
Faktorisasi prima dari: 75 = 3 x 5²
2
90 = 2 x 3² x 5
2
FPB = 3 x 5 = 15
1
Jadi banyak anak ada 15 orang 5.
Diketahui: - Ibu guru akan membentuk kelompok belajar siswa dengan jumlah laki-laki
dan perempuan sama
1
banyak. - Ada 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Ditanyakan:
1
a. Berapakah kelompok belajar yang terbentuk?
1
b.Berapakah jumlah siswa laki-laki dan perempuan 1
disetiap kelompok? Jawab: 2
a. Faktorisasi prima dari 12 = 2 x 3 Faktorisasi prima dari 18 = 2 x 32 FPB = 2 x 3 = 6 b. Siswa laki-laki
: 12 : 6 = 2
Siswa perempuan : 18 : 6 = 3 Jadi kelompok belajar yang terbentuk ada 6 kelompok dan terdapat 2 siswa laki-laki, 3 siswa
2
15
2 2 2 2
1
perempuan di setiap kelompok.
Total Skor
Prosedur Penilaian :
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 266 266 266
Soal Evaluasi Akhir A. Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB. C. Indikator Hasil Belajar - Menentukan faktorisasi prima untuk mencari KPK 2 bilangan dan 3 bilangan. - Menentukan faktor prima dan faktorisasi prima untuk mencari KPK. - Menentukan KPK dalam memecahkan masalah sehari-hari melalui soal cerita. - Menentukan faktorisasi prima untuk mencari FPB 2 bilangan dan 3 bilangan. - Menggunakan faktor prima dan faktorisasi prima untuk memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan FPB.
D. Soal Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti beserta caranya di lembar jawab! 1.
Tina mempunyai 45 kartu nama berwarna hijau. Ratna mempunyai 30 kartu nama berwarna kuning. Kartu nama mereka akan disatukan dan ditempatkan pada beberapa amplop. Setiap amplop akan diisi kartu nama dengan perbandingan warna yang sama. Berapakah jumlah terbanyak amplop yang dibutuhkan?
2.
Budi menyiapkan 12 kg cat warna putih dan 10 kg cat warna merah. Kedua jenisnya dicampur ke beberapa wadah dengan berat yang sama untuk masing-masing warna. Berapa banyak wadah yang dapat menampung kedua jenis cat tersebut? Berapa kg cat warna putih dan berapa kg cat warna merah pada setiap wadah?
3.
Sela dan Amel hari ini berkunjung ke taman bacaan. Sela biasa berkunjung tiap 4 hari sekali. Amel setiap 6 hari sekali. Hari ini tanggal 1 Agustus. Tanggal berapa mereka akan berkunjung bersama lagi?
4.
Anak kelas IV melakukan kerja bakti membersihkan kelas setiap 6 hari sekali. Anak kelas V bekerja bakti membersihkan kelas setiap 8 hari sekali. Hari ini tanggal 5 Agustus mereka melakukan kerja bakti bersama-sama. Tanggal berapa mereka akan bersama-sama bekerja bakti lagi?
5.
Pak Budi mempunyai 72 buah apel dan 60 buah alpukat. Buah-buahan tersebut akan dimasukan ke dalam beberapa kantong plastik dengan jumlah yang sama untuk setiap buah. Berapa banyak kantong plastik yang dibutuhkan Pak Budi? Berapa banyak buah apel dan buah alpukat dalam setiap kantong plastik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 267 267 267
Lembar Jawab: 1. Diketahui:
Ditanyakan: Jawab:
Jadi ..... 2. Diketahui:
Ditanyakan: Jawab:
Jadi ..... 3. Diketahui:
Ditanyakan: Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 268 268 268
Jadi .....
4. Diketahui:
Ditanyakan: Jawab:
Jadi ...
5. Diketahui:
Ditanyakan: Jawab:
Jadi ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 269 269 269
Penilaian Evaluasi Akhir
No. 1.
Jawaban
Skor
Nilai
Diketahui: - Tina mempunyai 45 kartu nama berwarna hijau. - Ratna mempunyai 30 kartu nama berwarna 2
kuning. - Kartu nama mereka akan disatukan dan ditempatkan pada beberapa amplop dengan perbandingan warna yang sama. Ditanyakan: Berapakah jumlah terbanyak amplop yang
1
dibutuhkan? Jawab: Faktorisasi prima dari 45 = 32 x 5 Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5 FPB = 3 x 5
2 2
10
2
= 15 Jadi jumlah terbanyak amplop yang dibutuhkan ada 15
1
amplop. 2.
Diketahui: - Budi menyiapkan 12 kg cat warna putih
1
dan 10 kg cat warna merah. - Kedua jenisnya dicampur ke beberapa
1
wadah. Ditanyakan: a. Berapa wadah terbanyak yang dapat
1
menampung kedua jenis cat tersebut? b. Berapa kg cat warna putih dan berapa kg
1
cat warna merah? Jawab: a. Faktorisasi prima dari 12 = 22 x 3 Faktorisasi prima dari 10 = 2 x 5 FPB = 2 b. Cat warna merah = 10 kg : 2 kg = 5 kg Cat warna putih = 12 kg : 2 kg = 6 kg
2 2 2 2 2
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 270 270 270
Jadi wadah yang diperlukan untuk menampung cat sebanyak 2 wadah dan terdapat 5 kg cat merah dan 6 kg
1
cat putih disetiap wadahnya. 3.
Diketahui : - Sela biasa berkunjung setiap 4 hari sekali. - Amel setiap 6 hari sekali.
1
- Hari ini tanggal 1 Agustus Ditanyakan: Tanggal berapa mereka berkunjung
1
bersama lagi? Jawab: Faktorisasi prima dari 4 = 2 x 2
2
Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3
2
KPK = 2 x 3 = 6 6 hari setelah tanggal 1 Agustus adalah tanggal 7
10
2 1
Agustus Jadi mereka berkunjung secara bersama pada tanggal 7
1
Agustus 4.
Diketahui: - Anak kelas IV melakukan kerja bakti membersihkan kelas setiap 6 hari sekali.
1
- Anak kelas V bekerja bakti membersihkan kelas setiap 8 hari sekali. Ditanyakan: Tanggal berapa mereka akan bersama-sama
1
bekerja bakti lagi? Jawab: Faktorisasi prima dari 6 = 2 x 3
2
Faktorisasi prima dari 8 = 23
2
KPK = 23 x 3 = 24
2
5 Agustus + 24 hari = 29 Agustus
1
Jadi mereka melakukan kerja bakti bersama lagi pada
1
tanggal 29 Agustus.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 271 271 271
5.
Diketahui: - Pak Budi mempunyai 72 buah apel dan 60 buah alpukat. - Seluruh buah tersebut dikemas dan
1
dimasukkan ke dalam beberapa kantong plastik untuk dibagikan kepada tetangganya. Ditanyakan: a. Berapa banyak kantong plastik yang dibutuhkan Pak 1
Budi? b. Berapa banyak buah apel dan buah alpukat dalam setiap kantong plastik?
15
Jawab: a. Faktorisasi prima dari 72 = 23 x 32
2
2
2
FPB = 22 x 3 = 12
3
Faktorisasi prima dari 60 = 2 x 3 x 5
b. Apel = 72 : 12 = 6 Alpukat = 60: 12 = 5 Jadi kantong yang diperlukan ada 12 buah dan setiap
2 2 2
kantong berisi 6 buah apel dan 5 buah alpukat.
Skor maksimal
Prosedur Penilaian :
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 272 272 272
Lampiran 6 Jawaban Evaluasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 273 273 273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 274 274 274
Jawaban Evaluasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 275 275 275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 276 276 276
Jawaban Evaluasi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 277 277 277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 278 278 278
Jawaban Evaluasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 279 279 279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 280 280 280
Jawaban Evaluasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 281 281 281
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 282 282 282
Jawaban Evaluasi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 283 283 283
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 284 284 284
Lampiran 7 Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus I *KKM = 69
No.
Nama Siswa
Nilai Ulangan
Keterangan
1.
Toby Averous
85
Tuntas
2.
Adhitya Kurniawan
60
Tidak Tuntas
3.
Aghyl Pramudya Aldahama L
76
Tuntas
4.
Annisa Bening Citra Kinasih
80
Tuntas
5.
Citra Anindya Sari
64
Tidak Tuntas
6.
Fanisa Salsabrina Azzahra
80
Tuntas
7.
Hawa Putri Zulfarani
77
Tuntas
8.
Amintan Arga Anindya
55
Tidak Tuntas
9.
Kharisma Putri Handayani
75
Tuntas
10.
Muhammad Faathir Al Akbar
60
Tidak Tuntas
11.
Nadya Fathiarani Ahmad
76
Tuntas
12.
R. Muhammad Kharisul Ilmi
50
Tidak Tuntas
13.
Acintya Oktavinadya Anisa Putri
68
Tuntas
14.
Adhitya Aria Nugraha
85
Tuntas
15.
Anggi Rizky Aulia
61
Tidak Tuntas
16.
Anggita Rizky Aulia
75
Tuntas
17.
Azzahra Rizki Ramadan
60
Tidak Tuntas
18.
Baruna Rifqika
79
Tuntas
19.
Fariz Saputra
63
Tidak Tuntas
20
Exsa Anggit Ramadhan
78
Tuntas
21.
Farhan Ishaagy Saputra
77
Tuntas
22.
Kusuma Dewi Tri Nugraheni
63
Tidak Tuntas
23.
Rasyhva
77
Tuntas
24.
Kristina Nur Hidayati
79
Tuntas
Jumlah Skor
1703
Rata-Rata
70,95
Nilai Tertinggi
85
Nilai Terendah
50
Jumlah Siswa yang Tuntas
15
Presentase Ketuntasan
62,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 285 285 285
Lampiran 8 Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus II *KKM = 73
No.
Nama Siswa
Nilai Ulangan
Keterangan
1.
Toby Averous
92
Tuntas
2.
Adhitya Kurniawan
63
Tidak Tuntas
3.
Aghyl Pramudya Aldahama L
80
Tuntas
4.
Annisa Bening Citra Kinasih
84
Tuntas
5.
Citra Anindya Sari
64
Tidak Tuntas
6.
Fanisa Salsabrina Azzahra
100
Tuntas
7.
Hawa Putri Zulfarani
85
Tuntas
8.
Amintan Arga Anindya
63
Tidak Tuntas
9.
Kharisma Putri Handayani
84
Tuntas
10.
Muhammad Faathir Al Akbar
84
Tuntas
11.
Nadya Fathiarani Ahmad
95
Tuntas
12.
R. Muhammad Kharisul Ilmi
64
Tidak Tuntas
13.
Acintya Oktavinadya Anisa Putri
74
Tuntas
14.
Adhitya Aria Nugraha
87
Tuntas
15.
Anggi Rizky Aulia
86
Tuntas
16.
Anggita Rizky Aulia
91
Tuntas
17.
Azzahra Rizki Ramadan
70
Tidak Tuntas
18.
Baruna Rifqika
82
Tuntas
19.
Fariz Saputra
68
Tidak Tuntas
20
Exsa Anggit Ramadhan
86
Tuntas
21.
Farhan Ishaagy Saputra
88
Tuntas
22.
Kusuma Dewi Tri Nugraheni
95
Tuntas
23.
Rasyhva
94
Tuntas
24.
Kristina Nur Hidayati
90
Tuntas
Jumlah Skor
1969
Rata-Rata
82,04
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
60
Jumlah Siswa yang Tuntas
18
Presentase Ketuntasan
75%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 286 286 286
Lampiran 9 Daftar Nilai Evaluasi Akhir (siklus I dan siklus II) *KKM = 77
No.
Nama Siswa
Nilai Ulangan
Keterangan
1.
Toby Averous
100
Tuntas
2.
Adhitya Kurniawan
86
Tuntas
3.
Aghyl Pramudya Aldahama L
90
Tuntas
4.
Annisa Bening Citra Kinasih
92
Tuntas
5.
Citra Anindya Sari
96
Tuntas
6.
Fanisa Salsabrina Azzahra
94
Tuntas
7.
Hawa Putri Zulfarani
84
Tuntas
8.
Amintan Arga Anindya
63
Tidak Tuntas
9.
Kharisma Putri Handayani
83
Tuntas
10.
Muhammad Faathir Al Akbar
87
Tuntas
11.
Nadya Fathiarani Ahmad
94
Tuntas
12.
R. Muhammad Kharisul Ilmi
64
Tidak Tuntas
13.
Acintya Oktavinadya Anisa Putri
78
Tuntas
14.
Adhitya Aria Nugraha
95
Tuntas
15.
Anggi Rizky Aulia
97
Tuntas
16.
Anggita Rizky Aulia
94
Tuntas
17.
Azzahra Rizki Ramadan
95
Tuntas
18.
Baruna Rifqika
92
Tuntas
19.
Fariz Saputra
91
Tuntas
20
Exsa Anggit Ramadhan
89
Tuntas
21.
Farhan Ishaagy Saputra
100
Tuntas
22.
Kusuma Dewi Tri Nugraheni
94
Tuntas
23.
Rasyhva
88
Tuntas
24.
Kristina Nur Hidayati
100
Tuntas
Jumlah Skor
2160
Rata-Rata
90
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
63
Jumlah Siswa yang Tuntas
22
Presentase Ketuntasan
91,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 287 287 287
Lampiran 10 Nilai Materi KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun Pelajaran 2013/2014 *KKM: 65
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20 21. 22. 23. 24. 25. 26
Nama DH GHS AY MRA RR EA THYA KLIP MM ARB RD HBD RYK MH ATJ AKL IHTR NHF IP AWR LLRG RH AS NAP ILM IMS Jumlah Skor Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Presentase Ketuntasan
Nilai 65 51 71 80 72 82 60 68 70 62 70 60 55 69 50 70 75 60 45 58 70 58 65 50 40 60 1.636 62,93 80 40
Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
13 50%
Ketuntasan Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 288 288 288
Nilai Materi KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun Pelajaran 2014/2015 *KKM: 65
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20 21.
Nama AFB ADEP AYT ALP HTA HWW IRS IDP IIRP RWB RPD SHT UNA VFA TDPR YAH ZAA ZS ZFN BPJS FZP Jumlah Skor Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan
Nilai 80 61 55 70 65 60 60 63 66 40 70 61 79 60 73 67 64 71 68 55 79 1.367 52,38 80 40
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 52,38%
10 47,62%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 289 289 289
Lampiran 11 Validasi Perangkat Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 290 290 290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 291 291 291
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 292 292 292
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 293 293 293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 294 294 294
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 295 295 295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 296 296 296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 297 297 297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 298 298 298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 299 299 299
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 300 300 300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 301 301 301
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 302 302 302
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 303 303 303
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 304 304 304
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 305 305 305
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 306 306 306
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 307 307 307
Lampiran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 308 308 308
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 309 309 309
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 310 310 310
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 311 311 311
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 312 312 312
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 313 313 313
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 314 314 314
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 315 315 315
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 316 316 316
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 317 317 317
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 318 318 318
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Kisi-Kisi Kuesioner Pernyataan
Indikator Menganalisis argumen
1.
2.
Mampu bertanya
1.
Mampu menjawab pertanyaan
1.
Memecahkan masalah
1.
Favorable Saya mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat. Saya dapat membedakan pendapat teman yang benar dan yang salah. Apabila merasa belum puas dengan sebuah jawaban, maka saya akan terus bertanya sampai mendapatkan jawaban yang membuat saya paham. Saya berusaha memikirkan kebenaran jawaban untuk menjawab pertanyaan dari guru. Saya menyelesaikan permasalahan KPK dan FPB dengan menggunakan berbagai cara sampai
Unfavorable 1. Saya langsung menerima pendapat dari teman tanpa mendiskusikan kebenaran jawabannya. 2. Saya mengalamai kesulitan untuk membedakan pendapat teman yang benar dan yang salah. 1. Saya malas bertanya kepada guru, walaupun saya merasa belum paham.
1. Saya sekedar menjawab pertanyaan dari guru.
1. Saya lebih senang menyelesaikan permasalahan KPK dan FPB dengan jawaban yang telah
No. Pernyataan Favorable Unfavorable
Jumlah Favorable Unfavorable
5, 6
11, 14
1
3
1
1
4
8
1
1
2, 7, 17
10, 15, 9
3
3
2
2
319
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
3.
Membuat kesimpulan
1.
Keterampilan 1. mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. 2.
mendapatkan jawaban yang disediakan. tepat. 2. Saya menghindari Saya senang untuk terus permasalahan KPK dan FPB berusaha menyelesaikan yang sulit ditemukan permasalahan KPK dan FPB jawabannya. yang menantang. Saya dapat membedakan 3. Saya mengalami kesulitan antara permasalahan KPK untuk membedakan antara dan FPB. permasalahan KPK dan FPB. Saya mampu membuat 1. Saya mampu membuat kesimpulan sendiri dari kesimpulan dari materi yang materi yang telah dipelajari telah dipelajari dengan dengan tepat. bantuan guru. Sebelum mengumpulkan 1. Saya langsung mengumpulkan pekerjaan, saya pekerjaan tanpa mengoreksinya terlebih mengoreksinya terlebih dahulu. dahulu. Saya menghitung kembali 2. Saya puas dengan jawaban kesesuaian jawaban dengan saya, tanpa diperiksa kembali. data yang diperoleh.
12
13
1
1
19, 18
16, 20
2
2
320
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 321 321 321
Lampiran 14 INSTRUMEN PENELITIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS 1. Identitas Responden Nama
:
Kelas
:
No. Absen : 2. Waktu Hari/ Tanggal : Waktu
: 35 menit
3. Petunjuk pengisian a. Bacalah petunjuk sebelum mengisi kuesioner! b. Sebelum menjawab, bacalah pernyataan terlebih dahulu kemudian berikan jawabanmu dengan jujur! c. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan! Keterangan: SS : Sangat Setuju S : Setuju B : Biasa TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No. 1.
Pernyataan Apabila merasa belum puas dengan sebuah jawaban, maka saya akan terus bertanya sampai mendapatkan jawaban yang membuat saya paham.
2.
Saya menyelesaikan permasalahan KPK dan FPB dengan menggunakan berbagai cara sampai mendapatkan jawaban yang tepat.
3.
Saya malas bertanya kepada guru, walaupun
SS
S
B
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 322 322 322
saya merasa belum paham. 4.
Saya
berusaha
memikirkan
kebenaran
jawaban untuk menjawab pertanyaan dari guru. 5.
Saya mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat.
6.
Saya dapat membedakan pendapat teman yang benar dan yang salah.
7.
Saya
terus
permasalahan
berusaha KPK
menyelesaikan
dan
FPB
yang
menantang. 8.
Saya asal menjawab pertanyaan dari guru.
9.
Saya
mengalami
kesulitan
untuk
membedakan antara permasalahan KPK dan FPB. 10.
Saya menyelesaikan permasalahan KPK dan FPB dengan jawaban yang telah disediakan.
11.
Saya langsung menerima pendapat dari teman
tanpa
mendiskusikan
kebenaran
jawabannya. 12.
Saya mampu membuat
kesimpulan sendiri
dari materi yang telah dipelajari dengan tepat. 13.
Saya mampu membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan bantuan guru..
14.
Saya
mengalami
kesulitan
untuk
membedakan pendapat teman yang benar dan yang salah. 15
Saya menghindari permasalahan KPK dan FPB yang sulit ditemukan jawabannya.
16.
Saya langsung mengumpulkan pekerjaan tanpa mengoreksinya terlebih dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 323 323 323
17
Saya dapat membedakan antara permasalahan KPK dan FPB.
18
Saya
menghitung
kembali
kesesuaian
jawaban dengan data yang diperoleh. 19
Sebelum mengumpulkan pekerjaan, saya mengoreksinya terlebih dahulu.
20.
Saya puas dengan jawaban saya, tanpa diperiksa kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 324 324 324
Lampiran 15 Validasi Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 325 325 325
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 326 326 326
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 327 327 327
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 328 328 328
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 329 329 329
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 330 330 330
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 331 331 331
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 332 332 332
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 333 333 333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16 Kondisi Awal Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis siswa Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-Rata
1 5 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4
2 3 5 4 2 1 2 3 5 4 4 2 1 4 4 2 4 2 2 3 4
3 3 4 4 3 1 3 4 2 4 5 3 3 4 2 3 5 4 2 2 5
4 2 4 2 2 2 4 4 4 5 5 2 2 4 5 3 2 3 2 2 5
5 4 3 4 1 2 2 2 4 4 4 1 3 4 3 5 1 1 3 4 4
6 1 1 2 4 3 2 3 3 4 4 5 1 5 2 5 5 1 4 2 4
7 2 1 2 2 4 5 4 2 5 4 5 1 2 5 4 4 1 3 4 5
8 5 3 4 3 5 2 5 2 3 4 4 1 5 3 4 2 1 2 2 5
9 4 1 2 2 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 5 4 4 1 4
10 4 2 5 2 1 1 4 4 3 1 3 5 4 2 3 5 5 5 4 3
11 2 4 1 4 2 4 3 3 2 4 1 5 3 3 5 4 3 3 1 4
12 2 2 4 4 1 1 2 3 5 3 1 4 3 2 1 4 1 4 1 2
13 2 4 2 4 2 1 3 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2
14 2 5 4 1 3 2 1 1 4 1 4 4 4 5 3 3 1 1 2 3
15 3 2 2 4 4 2 2 3 3 2 4 3 5 4 3 4 1 5 4 3
16 5 3 2 5 1 2 4 2 5 3 3 2 5 4 3 2 2 2 1 3
17 2 3 4 3 2 1 2 4 1 3 3 2 5 3 4 1 2 2 3 3
18 3 2 5 5 3 2 2 2 3 4 3 2 4 2 4 5 3 2 2 1
19 20 4 3 2 1 4 2 1 4 4 5 1 1 3 3 5 2 4 4 4 4 2 5 1 1 5 5 1 5 4 4 4 2 4 2 2 2 1 1 2 4
3,7
3,1
3,3
3,2
3
3,05
3,3
3,3
2,75
3,3
3,05
2,5
2,4
2,7
3,2
2,95
2,65
2,95
2,9
CK
TK
CK
TK
TK
TK
CK
CK
TK
CK
TK
STK
STK
TK
TK
TK
TK
TK
TK
21 1 4 2 1 2 3 2 4 4 5 4 4 4 5 2 4 3 4 3 4
22 2 3 4 2 2 4 3 4 2 4 4 5 4 4 2 4 3 5 2 3
23 3 2 4 1 3 3 2 4 5 2 4 4 2 4 4 3 5 4 5 3
24 5 3 4 1 2 5 3 4 2 3 2 4 4 2 4 4 3 1 4 5
3
3,25
3,3
3,35
3,25
TK
CK
CK
CK
CK
3,03 TK
Minimal cukup kritis 9
334
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rata-
Siswa Indikator 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 rata
13 9 9 9 7 7 8 7 5 20 20 24 8 5 7 16 13 14
13 4 6 24 6 11
8 8 5 19 7 12
12 3 7 18 6 15
19 4 4 19 3 16
14 9 5 20 6 11
12 6 3 12 8 14
7 9 6 18 9 17
10 3 7 21 8 12
5 6 7 14 7 11
7 4 6 16 6 9
14 6 2 15 8 9
14 5 7 13 8 16
10 7 7 20 7 8
9 6 7 15 7 9
10 8 7 18 6 10
8 8 6 21 6 9
16 5 6 18 6 9
14 3 5 20 8 15
14 6 6 17 9 14
14 7 5 20 6 15
11 9 5 18 8 14
11 6,2 5,8 18 6,9 12,5
335
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17 Kondisi Akhir Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-Rata Kriteria
1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4,55 SK
2 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4,7 SK
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 2 5 5 4 5 4 4 4 2 5 5 2 4 5 4 5 5 5 5 4 4 2 3 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 3 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 2 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 2 4 5 5 2 4 3 5 5 4 4 5 4 5 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 5 5 3 3 4 5 2 5 4 5 5 4 4 1 3 4 3 2 5 4 5 5 5 3 3 3 3 4 2 5 3 5 5 5 4 4 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 2 4 5 4 4 5 4 2 5 2 5 3 4 5 2 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 2 2 5 3 5 5 5 5 4 5 3 2 2 4 5 4 4 3 4 5 5 3 1 4 4 5 3 4 4 4 4 5 2 3,2 4,05 4,55 3,15 4,6 4,3 4,3 4,55 4,35 4,45 3,25 TK SK SK TK K K K SK K SK CK
14 4 2 2 4 2 4 3 3 2 2 2 4 4 5 5 4 4 3 2 3 3,2 TK
15 2 2 5 3 5 3 4 2 2 2 4 4 2 5 3 5 3 3 1 4 3,2 TK
16 3 4 4 5 1 2 4 1 5 4 3 4 4 4 4 2 5 1 2 2 3,2 TK
17 18 19 20 21 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 3 5 5 4 5 2 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 5 5 2 4 5 4 4 5 2 5 5 5 4 5 3 5 5 3 5 4 5 5 4 5 3 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 2 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4,7 4,65 4,1 4,35 CK K K K K
22 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4,6 K
23 3 4 3 3 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 2 2 3,2 TK
minimal cukup kritis = 18 336
24 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4,6 4,07 SK K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah Siswa Indikator 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19 20
21
22
23
24
Rata-Rata
19 10 9 27 8 18
19 10 10 28 9 18
15 5 7 21 6 10
17 10 9 28 7 10
20 9 9 28 7 18
11 8 6 18 4 16
20 9 9 27 10 16
19 8 7 27 7 18
18 8 9 26 10 14
19 9 9 26 10 18
18 6 9 27 10 17
19 8 9 26 7 20
12 8 9 17 7 12
13 6 7 18 8 12
17 7 5 16 6 13
10 7 6 26 8 7
13 8 9 29 7 13
20 10 9 28 10 16
20 10 9 28 9 17
19 8 9 25 10 16
20 9 8 29 10 16
16 6 4 21 8 9
19 8 10 28 8 19
17,1 8,21 8,04 25 8,04 14,9
17 10 6 27 7 15
337
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 18 Pedoman Observasi Kemampuan Berpikir Kritis
No.
1
2
3
4
5
6
Indikator Keterampilan Eksperimen
Skala Skor 3
2
1
Sering menganalisis argumen Jarang menganalisis argumen ketika Tidak pernah menganalisis ketika bekerja dalam kelompok. bekerja dalam kelompok. argumen ketika bekerja dalam kelompok Bentuk pertanyaan menunjukkan Bentuk pertanyaan kurang Tidak mengajukan pertanyaan. Mampu bertanya kemampuan berpikir kritis. menunjukkan kemampuan berpikir kritis. Jawaban sesuai dengan Jawaban sesuai dengan pertanyaan, Jawaban tidak sesuai. Mampu menjawab pertanyaan dan disertai dengan namun tanpa disertai dengan pertanyaan langkah pengerjaan. langkah pengerjaan, atau dengan langkah yang kurang tepat. Memecahkan masalah dengan Memecahkan masalah dengan Penyelesaian masalah tanpa Memecahkan langkah yang sistematis tanpa langkah yang sistematis dengan menyertakan langkah yang masalah bantuan guru. bantuan guru. sistematis. Kesimpulan ditulis dengan benar Kesimpulan ditulis namun tidak Tidak menuliskan kesimpuan . Menuliskan sesuai dengan materi yang telah sesuai dengan materi yang telah kesimpulan dipelajari. dipelajari. Keterampilan Sering mengevaluasi dan menilai Jarang mengevaluasi dan menilai Tidak melakukan mengevaluasi mengevaluasi dan hasil pengamatan. hasil pengamatan. dan menilai hasil pengamatan. menilai hasil pengamatan. Menganalisis Argumen
338
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SIKLUS 1
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Toby Adhitya Aghyl Annisa Citra Fanisa Hawa Amintan Kharisma Faathir Nadya Kharisul Acintya Aria Anggi Anggita Azzahra Baruna Fariz Exsa Farhan Kusuma Rasyhva Kri
1 2 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2
2 3 1 1 1 2 2 1 1 3 2 1 1 1 3 3 2 3 1 2 2 3 3 1 2
Pertemuan 1 Indikator 3 4 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2
5 2 2 1 2 1 3 2 2 1 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2
6 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2
1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2
2 3 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 2 3 3 1 2 2 3 3 1 3
Pertemuan 2 Indikator 3 4 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2
RATA-RATA KESELURUHAN
5 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3
6 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
SIKLUS 2
RataRata
Kriteria
2,42 1,75 1,5 2 1,67 2,5 1,75 1,58 1,75 1,75 1,67 1,58 1,42 1,83 2,08 2,33 2 1,75 1,75 2,08 2,42 2,33 1,5 2,25
K TK STK CK TK K TK STK TK TK TK STK STK TK CK CK CK TK TK CK K CK STK CK
1,9
TK
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis = 14 siswa (58,33%)
1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2
Pertemuan 1 Indikator 2 3 4 3 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3
5 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3
6 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2
1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2
2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3
Pertemuan 2 Indikator 3 4 5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3
RATA-RATA KESELURUHAN
6 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3
RataRata
Krite ria
2,75 2,58 2,58 2,83 2,67 2,75 2,42 1,75 2,25 2,58 2,67 1,83 1,83 2,50 2,33 2,75 2,50 1,92 2,42 1,92 2,58 2,50 1,92 2,67
sk k k sk k sk k tk ck k k tk tk k ck sk K tk k tk k k tk K
2,4
K
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis = 18 siswa (75%)
339
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 340 340 340
Lampiran 20 Pedoman Wawancara Guru Mengenai Proses Pembelajaran No 1
Garis Besar Pertanyaan Wawancara Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di kelas VA?
2
Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar Matematika di kelas VA?
3
Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran Matematika?
4
Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang digunakan pada saat pelajaran Matematika?
5
Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika?
6
Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran Matematika?
7
Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika?
8
Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran Matematika?
9
Bagaimana strategi pembelajaran Matematika yang digunakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa?
10
Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran Matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 341 341 341
Lampiran 21
Pedoman Wawancara Guru Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa No. 1.
Indikator Mengalisis Argumen
Pedoman Wawancara Apakah siswa suka berdiskusi ketika bekerja dalam kelompok?
2.
Mampu bertanya
Seperti apakah bentuk pertanyaan siswa ketika menemui kesulitan?
3.
Menjawab pertanyaan
Apakah siswa memikirkan kebenaran jawaban terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru?
4.
Memecahkan masalah
Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban yang benar ketika menemui kesulitan? Apakah siswa menggunakan cara atau alternatif lain untuk mengerjakan soal? Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang sistematis?
3.
Membuat kesimpulan
Apakah siswa mampu menceritakan materi yang sudah dipelajari? Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam mencari jawaban?
6.
Keterampilan
Apakah siswa senang mengkoreksi di jawaban terlebih
mengevaluasi dan
dahulu sebelum mengumpulkannya?
menilai hasil dari
Apakah siswa senang melakukan pembuktian jawaban
pengamatan.
dengan menggunakan media pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 342 342 342
Lampiran 22 Foto-Foto Kegiatan
Siswa mengerjakan bilangan prima 1-100
Siswa memeragakan media kalender
Siswa mengerjakan media gambar untuk KPK
Siswa mengerjakan media gambar untuk KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 343 343 343
Guru menerangkan pohon faktor
Siswa memeragakan media manik-manik
Media manik-manik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 344
Lampiran 23 Daftar Riwayat Hidup Riza Ristiyanti merupakan anak kedua dari pasangan Sugiya dan Sartinem yang lahir di Wonosobo, 3 Juni 1993. Pendidikan pertama di TK Pertiwi Donokerto, Turi, Sleman pada tahun 1999-2000. Melanjutkan sekolah dasar di SD 2 Jlamprang, Wonosobo dan lulus pada tahun 2006, selanjutnya menempuh di Sekolah Menengah Pertama 1 Wonosobo kemudian lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2010-2012 peneliti terdaftar sebagai siswa di SMA Muhammadiayah Wonosobo, kemudian peneliti meneruskan pendidikannya sebagai mahasiswa di Universitas Sanata Dharma mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1). Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menyusun tugas akhir yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas VA Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual”