PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS IV PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SD KANISIUS KLEPU
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Margareta Asti Utami NIM: 121134105
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS IV PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SD KANISIUS KLEPU
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Margareta Asti Utami NIM: 121134105
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS IV PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SD KANISIUS KLEPU
Oleh: Margareta Asti Utami NIM: 121134105
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I,
Drs. Paulus Wahana, M.Hum.
Tanggal: 5 Februari 2016
Pembimbing II,
Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd.
Tanggal: 5 Februari 2016
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS IV PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SD KANISIUS KLEPU
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Margareta Asti Utami NIM: 121134105
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 19 Februari 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
………………
Sekretaris
: Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd.
………………
Anggota
: Drs. Paulus Wahana, M.Hum.
………………
Anggota
: Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd.
………………
Anggota
: Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
………………..
Yogyakarta, 19 Februari 2016 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Tuhan Yesus, saya dapat menyelesaikan studi saya dengan baik.
Kupersembahkan karya ini untuk: Orang tuaku, Bapak Bernadus Suyitno dan Ibu Christina Susanti yang telah mendukungku dan memberi motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar.
Adik saya Bernadeta Sadniawati. Terimakasih telah menjadi teman bermain di rumah.
Sahabat-sahabatku, Yosafat Dwi Widi Hutomo, Casula Ambar Winanti, Dewi Utari, Elisabeth Vega Ratri, Yashinta Puji Lestari, Lucia Desti Riyanatalia, Parmaditya Surya, Solihin.
Seluruh teman-teman kelas D 2012
Teman-temanku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Almamaterku Terkasih Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Mintalah, maka kamu akan diberi. Carilah, maka kamu akan mendapat. Ketuklah, maka kamu akan dibukakan pintu” (Lukas 11:9)
“Apa yang tidak mungkin bagi manusia, akan mungkin bagi Allah” (Lukas 18:27)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Februari 2016 Penulis
Margareta Asti Utami
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Margareta Asti Utami
Nomor Mahasiswa
: 121134105
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas IV Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual SD Kanisius Klepu” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 19 Februari 2015 Yang Menyatakan
Margareta Asti Utami
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS IV PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SD KANISIUS KLEPU. . Margareta Asti Utami (121134105) Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu karena belum optimalnya penggunaan metode, model pembelajaran dan media pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) menggambarkan dan mengetahui gambaran penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa, (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar, dan (3) mengetahui dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini siswa kelas IV SD Kanisius Klepu yang berjumlah 23 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian dan lembar kuesioner. Data dikumpulkan melalui tes prestasi dan kuesioner. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang meliputi: (1) konstruktivisme, (2) bertanya, (3) menemukan, (4) masyarakat belajar, (5) pemodelan, (6) penilaian sebenarnya, dan (7) refleksi. Rata-rata nilai yang diperoleh pada kondisi awal adalah 75,04 meningkat menjadi 75,43 pada siklus I, meningkat menjadi 78,35 pada siklus II dan mencapai rata-rata 85,83 pada siklus akhir. Jumlah presentase ketercapaian KKM pada kondisi awal adalah 80% meningkat menjadi 82,6% pada siklus I, dan meningkat menjadi 86,96% pada siklus II dan mencapai 95,7% pada siklus akhir. Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dari Peningkatan kemampuan berpikir kritis, nilai rata-rata kondisi awal 53,95 (sangat tidak kritis) dengan persentase 26,08% meningkat menjadi 74,43 (cukup kritis) dengan persentase mencapai 78,3%. Kata kunci: hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, dan pembelajaran kontekstual.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT STUDENTS’ IMPROVEMENT OF MATHEMATIC LEARNING OUTCOME AND CRITICAL THINKING SKILL IN FOURTH GRADE STUDENTS IN KPK AND FPB MATERIAL THROUGH CONTEXTUAL MATERIAL KANISIUS ELEMENTARYI SCHOOL KLEPU Margareta Asti Utami (121134105) Sanata Dharma University 2016
The background of the study was concern about the low of learning outcome and critical thinking skill because the optimized in using method, learning method, and learning media of fourth grade students Kanisius Elementary School Klepu. The purpose of the study are: (1) to describe and to know the description about the implementation of learning contextual to improve students’ learning outcome and critical thinking skill, (2) to increase and to know the students’ improvement of learning outcome, and (3) to know and to increase the students’ critical thinking skill. This study employed Classroom Action Research (CAR). The participant of this study were 23 students of fourth grade students Kanisius Elementary School Klepu. The study’s instruments were test and questionnaire sheet. Collect the data uses achievement test and questionnaire. To analyze data uses quantitative descriptive. The steps of learning contextual were: (1) constructivism, (2) questioning, (3) inquiry, (4) learning community, (5) modelling, (6) truth assessment, (7) reflection. The average of first condition was 75,04 increase become 75,43 in first cycle, in second cycle increase become 78,35, and in the last cycle increase become 85,83. The KKM percentage in first condition was 80% increase become 82,6% in first cycle, in second cycle increase become 86,98%, and in the last cycle can reach 95,7%. Learning contextual can increase the students’ critical thinking skill with the average in first condition was 53,95 (not very critically), the percentage 26,08% increase become 74,43 (critically enough), the percentage 78,3%. Key words: learning outcome, critical thinking skill, and learning contextual
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas IV Pada Materi KPK dan FPB melalui Pembelajaran Kontekstual SD Kanisius Klepu” ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis memperoleh banyak dukungan, bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebab tanpa itu semua penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Maka dengan hati yang tulus, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Para dosen dan staf PGSD yang telah membantu penulis mempersiapkan penelitian. 7. A. Yance Eko Sutopo, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Klepu yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Sri Mantoro, S.Pd., selaku wali kelas IV SD Kanisius Klepu yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 9. Bapak dan Ibu Guru SD Kanisius Klepu yang berkenan menerima serta memberikan waktu dan tempat bagi penulis dalam melaksanakan penelitian. 10. Siswa-siswi kelas IV SD Kanisius Klepu yang telah memberikan waktu dan kerjasama yang baik dalam melaksanakan penelitian. 11. Bapak Bernadus Suyitno dan Ibu Christina Susanti selaku orang tua penulis yang telah setia memberikan dukungan dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 12. Seluruh keluarga penulis yang memberikan dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Sahabat-sahabat ku Dewik, Ambar, Shinta, Vega, Desti, Fira, Yosafat, Christo, dkk yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang luar biasa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 14. Teman-teman kelompok payung yang telah memberikan waktu, ide, motivasi dan dukungan yang luar biasa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan selesainya skripsi ini, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi mutu pendidikan di sekolah khususnya SD Kanisius Klepu, sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya. Namun penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 19 Februari 2015 Peneliti
Margareta Asti UtamI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Batasan Masalah ..................................................................................... 3 C. Rumusan Masalah ................................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5 F. Definisi Operasional ............................................................................... 6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 8 1. Hasil Belajar ...................................................................................... 8 2. Berpikir Kritis .................................................................................... 11 3. Pembelajaran Kontekstual ................................................................. 14 4. Matematika ........................................................................................ 18 5. Kelipatan Persekutuan Terkecil ......................................................... 20 6. Faktor Persekutuan Terbesar ............................................................. 21 B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 22 C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 25 D. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian........................................................................................ 28 B. Setting Penelitian .................................................................................... 30 C. Persiapan ................................................................................................. 30 D. Rencana Setiap Siklus ............................................................................. 31 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 38 F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 40 G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................... 45 H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 56 I. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 60 J. Jadwal Penelitian .................................................................................... 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 62 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Penerapan Pembelajaran Kontekstual ................................................ 62 2. Hasil Belajar ...................................................................................... 72 3. Kemampuan Berpikir Kritis............................................................... 78 B. Pembahasan ............................................................................................. 94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 101 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 102 C. Saran ....................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 103 LAMPIRAN ..................................................................................................... 105
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 40 Tabel 3.2 Tabel Pedoman Wawancara ............................................................. 41 Tabel 3.3 Indikator Berpikir Kritis .................................................................. 42 Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ....................................................... 43 Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ...................................................... 43 Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus Akhir ............................................... 44 Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Berpikir Kritis .................................................. 44 Tabel 3.8 Pedoman Acuan Pembelajaran I ...................................................... 46 Tabel 3.9 Rentang Skor Validasi Perangkat Pembelajaran.............................. 47 Tabel 3.10 Hasil Validasi Silabus .................................................................... 49 Tabel 3.11 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................... 51 Tabel 3.12 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa ............................................... 53 Tabel 3.13 Hasil Validasi Bahan Ajar ............................................................. 54 Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi .......................................................... 55 Tabel 3.15 Penilaian Acuan Patokan Tipe I ..................................................... 57 Tabel 3.16 Rentang Skor Per-Indikator .......................................................... 58 Tabel 3.17 Rentang Skor untuk Seluruh Indikator .......................................... 58 Tabel 3.18 Rentang Skor Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis .................... 59 Tabel 3.19 Kriteria Observasi Kemampuan Berpikir Kritis ............................ 59 Tabel 3.20 Kriteria Berpikir Kritis Keseluruhan ............................................. 60 Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan Penelitian .................................................. 60 Tabel 3.22 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 61
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Matematika Kelas IV TA 2013/ 2014 ..................... 72 Tabel 4.2 Hasil Belajar Evaluasi Siklus I ........................................................ 73 Tabel 4.3 Hasil Belajar Evaluasi Siklus II ....................................................... 74 Tabel 4.4 Hasil Belajar Evaluasi Siklus Akhir ................................................ 75 Tabel 4.5 Data Perbandingan Hasil Belajar ..................................................... 76 Tabel 4.6 Kondisi Awal Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis ................... 79 Tabel 4.7 Kondisi Awal Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis .................. 79 Tabel 4.8 Kondisi Awal Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis ................... 80 Tabel 4.9 Kondisi Awal Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis ................... 81 Tabel 4.10 Kondisi Awal Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis................. 82 Tabel 4.11 Skor Keseluruhan Kemampuan Awal Berpikir Kritis ................... 83 Tabel 4.12 Nilai Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ................ 83 Tabel 4.13 Kondisi Akhir Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis ................ 84 Tabel 4.14 Kondisi Akhir Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis ................ 85 Tabel 4.15 Kondisi Akhir Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis ................ 86 Tabel 4.16 Kondisi Akhir Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis ................ 86 Tabel 4.17 Kondisi Akhir Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis ................ 87 Tabel 4.18 Skor Keseluruhan Kemampuan Akhir Berpikir Kritis .................. 88 Tabel 4.19 Nilai Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ............... 89 Tabel 4.20 Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ................ 90 Tabel 4.21 Hasil Observasi Sebelum Penelitian .............................................. 92 Tabel 4.22 Hasil Observasi Saat Penelitian ..................................................... 93 Tabel 4.23Perbandingan Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis .......... 94
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Keterkaitan Penelitian Relevan dengan Penelitian Peneliti ........ 25 Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart ............................ 28 Gambar 4.1 Nilai Rata-rataHasil Belajar ......................................................... 77 Gambar 4.2 Persentase Pencapaian KKM ....................................................... 78 Gambar 4.3 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis .................................... 91
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus .......................................................................................... 105 Lampiran 2 Rencana Pelaksananaan Pembelajaran ......................................... 116 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ..................................................................... 170 Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I .................................................... 187 Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I ................................................................... 188 Lampiran 6 Tabel Penskoran Evaluasi Siklus I ............................................... 191 Lampiran 7 Hasil Evaluasi Siklus I ................................................................. 196 Lampiran 8 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ................................................... 197 Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus II ................................................................. 198 Lampiran 10 Tabel Penskoran Evaluasi Siklus II ............................................ 200 Lampiran 11 Hasil Evaluasi Siklus II .............................................................. 204 Lampiran 12 Kisi-Kisi Siklus Akhir ................................................................ 205 Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus Akhir ......................................................... 206 Lampiran 14 Tabel Penskoran Siklus Akhir .................................................... 208 Lampiran 15 Hasil Evaluasi Siklus Akhir ....................................................... 212 Lampiran 16 Validasi Perangkat Pembelajaran ............................................... 213 Lampiran 17 Rekapitulasi Validasi Perangkat Pembelajaran .......................... 230 Lampiran 18 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis ....................... 235 Lampiran 19 Validasi Kuesioner ..................................................................... 236 Lampiran 20 Rekapitulasi Validasi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis .. 240 Lampiran 21 Kuesioner Kemamampuan Berpikir Kritis ................................. 242 Lampiran 22 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis ................................ 245
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 23 Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis ............................... 247 Lampiran 24 Hasil Penelitian........................................................................... 249 Lampiran 25 Daftar Nilai Dua Tahun Lalu ...................................................... 250 Lampiran 26 Hasil Wawancara ........................................................................ 251 Lampiran 27 Pedoman Observasi .................................................................... 254 Lampiran 28 Hasil Observasi ........................................................................... 255 Lampiran 29 Lembar Jawaban Siswa Evaluasi Siklus I .................................. 256 Lampiran 30 Lembar Jawaban Siswa Evaluasi Siklus II ................................. 260 Lampiran 31 Lembar Jawaban Siswa Evaluasi Siklus Akhir .......................... 264 Lampiran 32 Lembar Kuisioner Berpikir Kritis Sebelum Penelitian .............. 268 Lampiran 33 Lembar Kuisioner Berpikir Kritis Sesudah Penelitian ............... 270 Lampiran 34 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 273 Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 274 Lampiran 36 Foto Penelitian ............................................................................ 275
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan Matematika merupakan salah satu ilmu pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan utuk berhitung, mengukur, dan menemukan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam bahasa Belanda matematika disebut wiskunde yang berarti ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran (Depdiknas dalam Susanto, 2013:184). Sedangkan dalam bahasa latin matematika disebut manthanein atau mathema yang berarti belajar atau dipelajari. Setiap hari kita dihadapkan dengan persoalan yang melibatkan matematika, sehingga matematika memiliki peranan yang sangat penting yang dapat memajukan daya pikir seseorang. Oleh karena itu matematika perlu diberikan pada siswa mulai dari sekolah dasar karena dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan berpikir logis, analisis, siswa tematis, kritis, dan kreatif seperti yang telah dipaparkan oleh Susanto (2013:189). Sehingga matematika memiliki tujuan yang sangat bermanfaat bagi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika yang seharusnya dilakukan yaitu pembelajaran berpusat pada siswa. Selain itu siswa dihadapkan pada masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari. Matematika bagi sebagian besar siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami, karena siswa matematika selalu dihubungkan dengan angka-angka dan rumus. Pernyataan tersebut didukung dari keyataan yang yang terdapat dilapangan yang menunjukkan masih terdapat 5 siswa dari 25
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
siswa kelas IV SD Kanisius Klepu yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65, sehingga rata-rata kelas yang diperoleh adalah 75,04. Data tersebut diperoleh dari hasil belajar ulangan harian siswa kelas IV SD Kanisius Klepu tahun pembelajaran 2013/2014 mata pelajaran matematika pada materi kelipata persekutuan terkecil (KPK) dan factor persekutuan terbesar (FPB). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, ketidaktuntasan beberapa siswa di atas dapat terjadi karena belum optimalnya penggunaan pembelajaran inovatif di kelas karena keterbatasan waktu untuk persiapan apabila menggunakan pembelajaran inovatif. Selain hal tersebut, beliau juga mengungkapkan
bahwa
siswa
belum
berperan
aktif
ketika
proses
pembelajaran. Siswa juga tidak dihadapkan pada masalah hitungan dalam realita kehidupan, sehingga tingkat kesulitaan mata pelajaran juga menjadi faktor pemicu ketidaktuntasan beberapa siswa tersebut di atas. Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran itu sendiri merupakan kegiatan aktif peserta didik untuk membangun pengetahuan atau pemahaman terhadap suatu obyek atau suatu peristiwa tertentu. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sani (2013:41) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran yang kontekstual atau berdasarkan kondisi nyata yang dialami peserta didik dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah dipahami dan diserap dengan dengan baik oleh peserta didik. Ketercapaiannya proses pembelajaran tersebut, juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan sebuah inovasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL), karena menurut Nurhadi (dalam Sugiyanto, 2009:14) pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) merupakan sebuah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan materi pembelajaran dengan dunia nyata siswa. Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan guru karena berdasarkan situasi nyata yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan konsep tersebut, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna pada siswa, karena proses pembelajaran berlangsung secara alamiah (Daryanto dan Rahardjo, 2012:153) sehingga pada akhir pembelajaran siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual. Variabel yang akan diteliti yaitu hasil belajar siswa dan berpikir kritis matematika. B. Batasan Permasalahan Dalam penelitian ini penulis membatasi lingkup pada peningkatan hasil belajar dan berpikir kritis mata pelajaran matematika kelas IV dalam materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
melalui pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) di SD Kanisius Klepu. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu mata pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB? 2. Apakah penerapan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Klepu mata pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB? 3. Apakah penerapan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu mata pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui
langkah-langkah
penerapan
pembelajaran
kontekstual
(Contextual Teaching and Learning/ CTL) dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu mata pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2. Melalui penerapan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) dapat meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Klepu mata pelajaran matematika pada KPK dan FPB. 3. Melalui penerapan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) dapat meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu mata pelajaran matematika pada KPK dan FPB. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa. 2. Manfaat praktis a) Bagi peneliti, dapat meningkatkan wawasan pendidikan mengenai penelitian tindakan kelas dengan penerapan pembelajaran kontekstual yang kelak dapat diterapkan ketika menjadi guru. b) Bagi guru, dapat memberi masukan dan pembanding dalam peningkatan hasil belajar dan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang dapat dikembangkan pada materi lain. c) Bagi peserta didik, dapat memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan batasan pengertian sebagai berikut: 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan nilai dari hasil belajar yang dicapai dari kemampuan yang dimiliki siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang dapat diukur menggunakan tes berstandar yang dioperasionalkan dalam indikator. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam aspek kognitif saja. 2. Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis merupakan sebuah kemampuan dalam proses berpikir seseorang untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, menganalisis asumsi dan menemukan langkah-langkah yang tepat. Kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas IV SD Kanisius Klepu selama proses pembelajaran berlangsung yaitu kemampuan mengenal masalah, kemampuan menemukan solusi (cara penyelesaian) dari permasalahan, kemampuan mengumpulkan dan menyusun informasi, kemampuan menganalis, dan kemampuan menarik kesimpulan. 3. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsep pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan menghubungkan atau menggabungkan materi pembelajaran dengan kondisi dunia nyata siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
4. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Kelipatan persekutuan dari dua bilangan adalah kelipatan-kelipatan dari dua bilangan tersebut yang bernilai sama, sehingga kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan merupakan kelipatan persekutuan yang nilainya paling kecil. 5. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Faktor persekutuan dari dua bilangan adalah faktor-faktor dari dua bilangan tersebut yang bernilai sama, sehingga faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan merupakan faktor persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar siswa merupakan perubahan-perubahan tingkah laku dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2010:3). Sejalan dengan pendapat tersebut, Kunandar (2013:62) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Daryanto dan Rahardjo (2012:149) evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk mengumpulkan informasi,
mempertimbangkan
dari
informasi
tersebut,
serta
mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah dilakukan. Menurut pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang selama mengikuti suatu proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik serta digunakan untuk penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Sehingga, dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terprogram melalui tes dan non tes dalam
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
bentuk tertulis dan lisan (Rusman, 2010:13). Hasil belajar tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan evaluasi pembelajaran pada setiap akhir pembelajaran, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 1999:200). Bedasarkan dari pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tersebut diperoleh melalui tes atau nontes dengan tujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. b. Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2010:5) terdapat lima jenis penilaian hasil belajar, antara lain: 1) Penilaian formatif, merupakan penilaian yang dilaksanakan pada akhir program pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Penilaian ini berorientasi pada proses pembelajaran. 2) Penilaian sumatif, merupakan penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, seperti catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Penilaian ini berorientasi pada produk, bukan pada proses. 3) Penilaian diagnostik, merupakan penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan−kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus−kasus dan lain−lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
4) Penilaian selektif, merupakan penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga tertentu. 5) Penilaian penempatan, merupakan penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar. Berdasarkan beberapa jenis penilaian hasil belajar di atas, pada penelitian ini digunakan jenis penilaian formatif yang diberikan setiap akhir pembelajaran dengan tujuan untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor dari dalam yaitu dari siswa itu sendiri dan faktor dari luar yaitu lingkungan (Susanto, 2013:12). Faktor dari dalam berarti kemampuan untuk berpikir atau tingkah laku, motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani. Sedangkan faktor dari luar yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan. Walisman (dalam Susanto, 2012:12) juga berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Berikut uraian mengenai faktor internal dan eksternal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
1) Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengarui hasil belajar yaitu berasal dari luar yaitu sekolah, masyarakat, dan keluarga. Sedangkan faktor dari dalam berasal dari motivasi, minat, kondisi fisik, dan sikap dari siswa itu sendiri. 2. Berpikir Kritis a. Pengertian Berpikir Kritis Glaser (dalam Fisher, 2008:20) berpendapat bahwa berpikir kritis merupakan
suatu
sikap
berpikir
secara
mendalam
tentang
masalah−masalah ataupun hal−hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang. Selain itu beliau juga mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan keterampilan untuk menerapkan metodemetode pemeriksaan dan penalaran yang logis. Menurut beliau, berpikir kritis juga menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Sejalan dengan pendapat Kusuwana (2011:19) berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk mengambil keputusan. Berbeda dengan pendapat Fisher dan Scriven (dalam Fisher, 2008:14) yang menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan interprestasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi, dan argumentasi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan cara berpikir seseorang yang diukur melalui kriteria tertentu. Johnson
(2007:187)
berpendapat
bahwa
berpikir
kritis
merupakan merupakan proses berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang proses berpikir merupakan bagian dari berpikir dengan baik. Proses berpikir kritis menhgaruskan keterbukaan pikiran, kerendahan hati, dan kesabaran. Sedangkan menurut Chaffee (dalam Johnson, 2007:167) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Dengan kata lain, tidak hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang lain menggunakan bukti dan logika. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan suatu kemampuan untuk berfikir mandiri dengan menganalisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah dan sintesis informasi untuk mengambil keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
b. Ciri-ciri Berpikir Kritis Glaser (dalam Fisher, 2008:7) mengemukakan bahwa orang yang berpikir kritis memiliki kemampuan untuk: 1) Mengenal masalah. 2) Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu. 3) Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan. 4) Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan. 5) Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas. 6) Menganalisis data. 7) Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan. 8) Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah. 9) Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan. 10) Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil. 11) Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas. 12) Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Johnson (2006:187) ciri-ciri berpikir kritis yaitu sebagai berikut: 1) Menemukan jawaban dan mencapai pemahaman 2) Meneliti proses berpikir diri sendiri dan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
3) Mengevaluasi data yang diperoleh 4) Memecakan masalah 5) Membuat keputusan 6) Mengembangkan sebuah proyek 7) Menganalisis 8) Bertanya c.
Indikator Berpikir Kritis Berdasarkan ciri-ciri kemampuan berpikir kritis yang telah dipaparkan oleh para ahli diatas, maka peneliti mengambil beberapa ciri-ciri kemampuan berpikir kritis untuk dijadikan indikator kemampuan berpikir kritis, adalah sebagai berikut: 1) Mengenal masalah 2) Menentukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah. 3) Mengumpulkan dan menusun informasi yang diperlukan 4) Menganalisis data 5) Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan.
3. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) a. Pengertian Pembelajara Kontekstual Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) merupakan sebuah konsep belajar yang membantu guru untuk mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Dengan begitu siswa dapat membuat hubungan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka (Nurhadi dalam Rusman, 2010:189). Sejalan dengan pendapat Nurhadi (dalam Sugiyanto, 2009:14) pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) merupakan sebuah konsep belajar
yang mendorong guru untuk
menghubungkan
materi
pembelajaran dengan dunia nyata siswa. Sedangkan menurut Shoimin (2014:41) contextual teaching and learning merupakan suatu proses pembelajaran yang holistic dan bertujuan untuk memotivasi siswa dalam memahami makna materi yang diajarkan dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari. Menurut pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa contextual teaching and learning
(CTL)
merupakan
materi
suatu
konsep
belajar
yang
mengkaitkan
pembelajaran dengan kehidupan siswa sehari-hari. b. Komponen pembelajaran CTL Menurut Sanjaya (dalam Sugiyanto,2010:17) pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama, yaitu: 1) Kontruktivisme
(Contruktivism)
merupakan
proses
untuk
membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman 2) Bertanya (questioning) merupakan bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan, sehingga dengan bertanya pengetahuan selalu berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
3) Menemukan (Inquiry) merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. 4) Masyarakat belajar (learning community) didasarkan pada pendapat Vygotsky bahwa pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. sehingga dalam model CTL hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya dari guru. 5) Pemodelan (modeling) merupakan proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. 6) Penilaian sebenarnya (authentic assessment) merupakan proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi mengenai perkembangan belajar siswa. 7) Refleksi (reflection) merupakan proses pengendapan pengalaman yang
telah
dipelajarinya
dengan
cara
mengurutkan
dan
mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang baik. c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode CTL Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode CTL, guru terlebih dahulu membuat desain atau langkah-langkah pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pedoman atau alat kontrol dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut antara lain (Rusman, 2012:192):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna. 2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan. 3) Mengembangkan sifat rasa ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan. 4) Menciptakan masyarakat belajar melalui kegiatan kelompok, diskusi, tanya jawab, dll. 5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran melalui ilustrasi, model, atau media. 6) Membiasakan siswa melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 7) Melakukan penilaian secara obyektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa. Langkah-langkah pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sedangkan
menurut
Johnson
(2006:93)
langkah-langkah
pembelajaran kontekstual antara lain: 1) Mengembangkan minat siswa agar mampu bekerja sendiri maupu dalam kelompok. 2) Membangun keterkaitan antara sekolah dan konteks kehidupan nyata. 3) Memberikan pekerjaan yang berarti pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
4) Siswa menganalisis, memecahkan masalah, melakukan sintesis, dan membuat keputusan. 5) Membantu siswa bekerja dengan efektif dalam kelompok 6) Mengembangkan sikap individu siswa. 7) Menunjukkan kepada siswa untuk mencapai keberhasilan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika, yaitu: 1) Guru membangun dan menyusun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa. 2) Siswa menyusun pertanyaan mengenai materi yang terkait dengan hitungan. 3) Siswa mencari dan menemukan melalui berpikir secara sistematis. 4) Siswa dibagi kedalam kelompok belajar. 5) Guru menggunakan media dalam proses pembelajaran. 6) Guru melakukan penilaian formatif di setiap pertemuan. 7) Siswa dan guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan. 4. Matematika a. Hakikat Matematika Matematika berasal dari bahasa latin mothanein dan mothena yang berarti belajar atau hal yang di pelajari (Depdiknas dalam Susanto, 2013:184). Sedangkan menurut James (dalam Suherman, 2003:18) matematika merupakan ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi menjadi tiga bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
yaitu : aljabar, analisis, dan geometri. Pengertian lain mengatakan bahwa matematika merupakan ilmu yang mempelajari kuantitas berupa bilangan-bilangan serta operasi-operasinya (Hujono, 1998:2). sedangkan menurut Kline (dalam Mulyono, 2003:252) matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara penalaran yang deduktif dan induktif. Dari beberapa pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai bilangan-bilangan yang dipelajari dengan menggunakan penalaran untuk melakukan hitungan. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses mengajar matematika Proses belajar matematika dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1) Peserta didik Kemampuan, minat, kesiapan, kondisi fisiologis maupun jasmani peserta didik sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. 2) Pengajar Efektivitas
proses
pembelajaran
dipengaruhi
oleh
kepribadian, motivasi dan pengalaman pengajar. 3) Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang lengkap (misalnya buku, media, ruang kelas,dll) sangat mendukung dan menunjang proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
4) Penilaian Penilaian digunakan untuk melihat perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. 5. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) a. Pengertian Kelipatan Persekutuhan Terkecil Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan hasil kali bilangan itu dengan bilangan asli (Yuniarto, 2009:37). Misalnya kelipatan 2 = 2 × 1, 2 × 2, 2 × 3, …, 2 × 10, dst. Sedangkan kelipatan persekutuan dua bilangan merupakan bilangan-bilangan yang merupakan kelipatan dari kedua bilangan tersebut yang nilainya sama (Yuniarto, 2009:39). Misalnya bilangan kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, … dan kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, … Bilangan yang terdapat pada kelipatan 2 maupun kelipatan 4 merupakan kelipatan persekutuhan yaitu bilangan-bilangan 4, 8, 12, 16, … Sejalan dengan pendapat Mustaqim, B dan Astuty, A (2008:46) kelipatan persekutuan dari dua bilangan merupakan kelipatan-kelipatan dari dua bilangan tersebut yang bernilai sama. Oleh karena itu, menurut beliau kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan merupakan kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil. Sejalan dengan pendapat Yuniarto (2009:41) yang menyatakan bahwa kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan atau lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
adalah sebuah bilangan terkecil yang merupakan kelipatan bilangan tersebut. b. Langkah-langkah menentukan KPK Yuniarto (2009:41) berpendapat bahwa untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dapat dilakukan melalui tiga tahapan, antara lain: 1) Menentukan kelipatan dari masing-masing bilangan 2) Menentukan kelipatan persekutuannya. 3) Menentukan bilangan terkecil pada kelipatan persekutuan tersebut. 6. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) a. Pengertian Faktor Persekutuan Terbesar Menurut Yuniarto (2009:36) faktor suatu bilangan merupakan sebuah bilangan yang dapat membagi habis bilangan tersebut. Untuk menentukan faktor suatu bilangan dapat ditempuh dengan cara mencari pasangan bilangan bilangan yang apabila dikalikan hasilnya bilangan yang dicari faktornya. Sehingga faktor persekutuan dari dua bilangan merupakan faktor-faktor dari dua bilangan tersebut yang bernilai sama (Mustaqim dan Astuty, 2008:49) Sedangkan menurut Mustaqim dan Astuty (2009:49) faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan merupakan faktor persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar. Sejalan dengan pendapat Yuniarto yang menyatakan bahwa faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan atau lebih merupakan faktor dari bilangan-bilangan tersebut. b. Langkah-langkah menentukan FPB Yuniarto (2009:42) berpendapat bahwa untuk menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dapat dilakukan melalui tiga tahapan, antara lain: 1) Menentukan faktor dari masing-masing bilangan 2) Menentukan faktor persekutuannya. 3) Menentukan faktor terbesar pada faktor persekutuan tersebut. B. Penelitian yang Relevan Pada tahun 2014 Yunus pernah melakukan penelitian dengan judul "Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Matematika melalui model Contextual Teaching and Learning di SD". penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran matematika melalui model contextual teaching and learning (CTL) di kelas III Sekolah Dasar Negeri 21 Sungai kakap. sampel dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas III Sekolah Dasar Negeri 21 Sungai Kakap yang berjumlah 36 orang. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan model CTL di kelas III SDN 21 Sungai Kakap sangat memuaskan. Terbukti skor rata-rata pada siklus I diperoleh sebesar 2,98 dan pada siklus II diperoleh sebesar 3,95; 2) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan model CTL di kelas III SDN 21 Sungai Kakap sangat memuaskan. Terbukti skor rata-rata pada siklus I diperoleh sebesar 3,00 dan pada siklus II diperoleh sebesar 3,95;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
3) Pembelajaran matematika dengan model CTL dapat meningkatkan aktivitas fisik peserta didik kelas III SDN 21 Sungai Kakap secara signifikan. Terbukti nilai rata-rata siklus I yang muncul sebesar 59,38% dan pada siklus II meningkat menjadi 82,81%; 4) Pembelajaran matematika dengan model CTL dapat meningkatkan aktivitas mental peserta didik kelas III SDN 21 Sungai Kakap secara signifikan. Terbukti nilai rata-rata siklus I yang muncul sebesar 41,97% dan pada siklus II meningkat menjadi 65,97%. Dengan demikian telah terjadi adanya peningkatan sebesar 24,00%; dan 5) Pembelajaran matematika dengan model CTL dapat meningkatkan aktivitas emosional peserta didik kelas III SDN 16 Segedong Pontianak secara signifikan. Terbukti nilai ratarata siklus I yang muncul sebesar 59,03% dan pada siklus II meningkat menjadi 86,81%. Dengan demikian telah terjadi adanya peningkatan sebesar 27,78%. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Yunus tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan aktivitas pembelajaran matematika SD melalui model CTL. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Murniati yang dilakukan pada tahun 2015 dengan judul penelitian " Penerapan Pendekatan Kontekstual sebagai Strategi dalam Pembelajaran IPS". tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan pendekatan kontekstual dengan bantuan media power point, kartu, bagan, gambar, dan pasar dalam pembelajaran IPS; mendapatkan bukti empirik peningkatan kualitas pembelajaran IPS dilihat dari proses dan hasil belajar peserta didik; dan menemukan faktor-faktor yang menjadi kendala dan pendorong dalam penerapannya. Penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIII SMP Wiradesa Kabupaten Pekalongan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
yang berjumlah 28 siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu penerapan pendekatan konstekstual dengan Bantuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS sebesar 93%. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Murniati, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pendekatan kontekstual, kualitas pembelajaran IPS dapat meningkat. Selanjutnya penelitian yang terakhir dilakukan oleh Kartika pada tahun 2015, dengan judul penelitian "Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Kelas IV SDN Ngampel Purworejo". Tujuan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Ngampel Purworejo. Pada penelitian ini sampel yang digunakan yaitu siswa kelas IV SDN Ngampel Purworejo yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 18 perempuan. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis dari skor rata-rata kelas kondisi awal sebesar 38,13 (rendah) meningkat menjadi 55,19 (sedang) pada siklus I, dan menjadi 68,57 (tinggi) pada siklus II. Selain kemampuan berpikir kritis, pembelajaran kooperatif model STAD juga dapat meningkatkan prestasi belajar dari kondisi awal prestasi belajar IPS siswa yang tuntas KKM (65) yaitu 39% dengan nilai rata-rata 54,3 meningkat menjadi 56,25% pada siklus I dengan nilai rata-rata 62,82 dan mencapai 81,25% pada siklus II dengan nilai rata-rata 75,15. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Kartika tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Penelitian yang sudah dilakukan di atas digunakan peneliti sebagai pendukung penelitian yang relevan, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikr kritis siswa pada pelajaran matematika menggunakan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL). Literatur map penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut: “Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Matematika Melalui Model CTL di SD”
Penelitian Saya:
2014
“Peningkatan Hasil Belajar
“Penerapan Pendekatan
dan Kemampuan Berpikir
Konteksual Sebagai Strategi
Kritis Matematika Kelas IV
dalam Pembelajaran IPS”
Pada Materi KPK dan FPB
2015
Melalui Pembelajaran
“Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Melalui
Kontekstual SD Kanisius Klepu Tahun Pelajaran 2015/2016
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Kelas IV SDN Ngampel Purworejo ” Gambar 2.1 Literatur Map 2015 C. Kerangka Berpikir Mata pelajaran matematika merupakan suatu mata pelajaran yang berguna dan membantu dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
sehari-hari, yang berhubungan dengan hitung menghitung. Oleh sebab itu, siswa harus selalu dilatih dan dibiasakan berpikir secara mandiri untuk dihadapkan pada realitas dalam memecahkan permasalahan, sehingga siswa dapat mengatasi realitas yang diperkirakan akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2012:195). Dengan memberikan latihan soal-soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, siswa mampu menggunakan penalarannya untuk menyelesaikan soal cerita tersebut. Dengan dihadapakan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, siswa nantinya akan terlatih untuk berpikir kritis dalam membantu menyelesaikan permasalahan secara matematis. Pembelajaran kontekstual atau yang biasa disebut contextual teaching and learning merupakan suatu konsep belajar yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan siswa sehari-hari. Sehingga dalam proses pembelajaran guru menggunakan pendekatan kontekstual yakni mengkaitkan materi yang sedang diajarkan dengan situasi kehidupan nyata siswa seharihari. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual, siswa akan lebih mudah memahami materi yang sedang diajarkan, dan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Salah satu komponen dalam pembelajaran kontekstual yaitu siswa mampu berpikir secara kritis ketika menyikapi suatu permasalahan. Berpikir kritis merupakan suatu kemampuan untuk berfikir mandiri dengan menganalisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah dan sintesis informasi untuk mengambil keputusan dengan cara menganalisis permasalahan terlebih dahulu melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan. Dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
matematika menggunakan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) agar siswa lebih mudah memahami konsep materi yang diajarkan karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Maka dari itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan pembelajaran kontekstual dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan dari teori-teori yang mendukung, peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu pada materi KPK dan FPB adalah sebagai berikut: a) membangun pengetahuan, b) siswa menyusun pertanyaan, c) siswa mencari dan menenemukan data, d) siswa dibagi kedalam kelompok belajar, e) guru menggunakan media dalam pembelajaran, f) guru melakukan penilaian, g) siswa dan guru melakukan refleksi. 2. Penggunaan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Klepu mata pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB. 3.
Penggunaan pembelajaran kontekstual (Conextual Teaching and Learning/ CTL) dapat meningkatkan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu mata pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Hermawan (2015:13), penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. PTK terdiri dari empat rangkaian kegiatan utama pada setiap siklus, yakni (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut: (Kemmis & Mc Taggart dalam Kunandar, 2008: 70) Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Observasi
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, yang terdiri dari empat tahapan sebagai berikut (Arikunto, 2008:16): 1. Perencanaan (Planning) Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenism yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum yaitu penyusunan rancangan yang meliputi keseluruhan aspek PTK antara lain identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan bentuk tindakan yang akan dilakukan. Sedangkan perencanaan khusus merupakan penyusunan rangkaian per siklus. 2. Pelaksanaan (Act) Setelah ditentukannya rangkaian tindakan yang akan dilakukan, maka langkah berikutnya yaitu menerapkan rangkaian tindakan tersebut dalam peoses pembelajaran yang sesuai dengan rancangan tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan pada penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi. 3. Observasi (Observing) Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui serta memperoleh gambaran yang lengkap mengenai proses pembelajaran. Peneliti harus mencatat semua peristiwa (kejadian) yang terjadi di dalam kelas selama proses pembelajaran. 4. Refleksi (Reflecting) Refleksi pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan
untuk
memikirkan
dan
merenungkan
mengenai
proses
pembelajaran yang dilakukan sebagai evaluasi oleh guru dan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SD Kanisius Klepu, yang terletak di Dusun Klepu, Desa Sendangmulyo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada bulan Juli hingga bulan Oktober 2015. 2. Subjek penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 23 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. 3. Obyek penelitian Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas IV SD Kanisius Klepu melalui pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL). C. Persiapan Persiapan dalam penelitian ini meliputi: 1. Meminta ijin penelitian kepada Kepala SD Kanisus Klepu 2. Melakukan wawancara dengan guru kelas IV untuk mengetahui permasalahan yang sering dialami siswa mengenai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. 3. Melakukan observasi pembelajaran siswa di kelas IV guna memperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran serta karakteristik siswa. 4. Peneliti
menyebarkan
kuisioner untuk
kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV.
mengetahui
kondisi
awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
5. Meminta dokumentasi nilai siswa dari guru kelas IV tahun sebelumnya. 6. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang ada di kelas IV yaitu rendahnya kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika mengenai materi kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar. 7. Merumuskan
masalah,
merumuskan
hipotesis,
mengkaji
standar
kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokoknya. 8. Menyusun rencana penelitian. 9. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, RPP, LKS, Soal Evaluasi Siklus 1 dan siklus 2, kunci jawaban, dan instrumen penelitian. 10. Validasi perangkat pembelajaran pada dua dosen ahli dan guru kelas. 11. Mendata nama-nama siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah pada mata pelajaran matematika melalui wawancara dengan guru kelas. D. Rencana Setiap Siklus 1. Siklus I a. Perencanaan Perencanaan yang dillakukan oleh peneliti sebelum memberikan tindakan pada siswa yaitu mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, materi yang diajarkan, LKS dan soal evaluasi siklus I. selanjutnya peneliti juga mempersiapkan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
b. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan tindakan dalam siklus I akan dilakukan dalam 2 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran, setiap jam pelajaran terdiri dari 40 menit. Adapun tahapan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan ke 1 a) Kegiatan awal Diawal kegiatan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari yaitu materi kelipatan dan kelipatan persekutuan. Selanjutnya guru juga melakukukan presensi terhadap siswa, setelah itu dilanjutkan dengan membuat kontrak belajar dengan siswa. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru memberikan motivasi kepada siswa dengan melakukan tepuk kelipatan, motivasi ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman mencari kelipatan pada siswa (modeling). Selanjutnya, siswa dan guru bersamasama mencari konsep kelipata melalui tepuk kelipatan yang telah dilakukan (contructivism). Setelah siswa paham terhadap konsep kelipatan dan kelipatan persekutuan, guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil (learning community). Siswa mencari penyelesaian terhadap permasalah yang telah diberikan guru dengan berdiskusi bersama kelompoknya (inquiry).
Setelah
selesai
berdiskusi,
masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Guru dan siswa melakukantanya jawab seputar materi yang dipelajari (questioning). c) Kegiatan penutup Guru memberikan kuis mengenai materi yang dipelajari (authentic assessment). Kemudian guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan (reflection). Guru dan siswa juga membuat rangkuman atau kesimpulan tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan. 2) Pertemuan ke 2 a) Kegiatan awal Diawal pembelajaran, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara bertanya kepada siswa mengenai faktorisasi bilangan. Guru juga melakukan presensi dan kontrak belajar bersama siswa. b) Kegiatan Inti Guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai konsep dari faktorisasi bilangan (contructivism). setelah dijelaskan materi, guru memberikan contoh permasalahan dan cara penyelesaian dengan mengunakan media permen dan kelereng (modeling). Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang telah diberikan
guru
(learning
community).
Masing-masing
kelompok mencari penyelesaian terhadap masalah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
diberikan guru. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan dhasil kerja kelompok di depan kelas. Selanjutnya siswa bersama guru mengkoreksi jawaban kelompok. c) Kegiatan penutup Guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar faktor dan faktor persekutuan terbesar (questioning). Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I (authentic assessment). Sebelum pembelajaran usai, guru dan siswa melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini (reflection). c. Observasi Obsevasi dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung pada siklus I. peneliti mengobservasi tentang kemampuan berpikir kritis siswa dengan mengisi lebar observasi kemamampuan berpikir kritis. d. Refleksi Peneliti melakukan refleksi setelah melakukan tindakan pada siklus I. refleksi bertujuan untuk memberikan penilaian dan mengetahui kekurangan maupun kelebihan yang terjadi ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan refleksi pada siklus I ini akan digunakan peneliti sebagai pertimbangan merencanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
2. Siklus II a. Perencanaan Pada siklus II peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II ini peneliti memperbaiki kekurangan pada siklus I. Peneliti juga mengkaji ulang RPP yang akan digunakan pada siklus II. Peneliti juga mempersiapkan LKS, materi ajar dan media yang digunakan pada siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus kedua ini dilakukan dalam 2 pertemuan, karena setiap siklus terdapat dua RPP. Masing-masing pertemuan dilakukan selama 2 jp. Setiap jam pelajaran terdiri dari 40 menit. Adapun tahapan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan ke-1 a) Kegiatan Awal Diawal pembelajaran, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara bertanya kepada siswa mengenai faktorisasi bilangan.
Selanjutnya
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari. Guru juga melakukan presensi dan kontrak belajar bersama siswa. b) Kegiatan Inti Sebelum masuk kedalam materi, guru terlebih dahulu mengulang materi kelipatan dan kelipatn persekutuan terkecil untuk mengulang ingatan siswa, kemudian guru memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
materi
mengenai
kelipatan
persekutuan
terkecil
(contructivism). Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan KPK dan contoh penyelesaiannya dengan menggunakan
media
papan
pohon
faktor
(modeling).
Kemudian siswa dibagi kedalam beberapa kelompok kecil untuk melakukan diskusi (learning community). Ketika berdiskusi, terhadap
masing-masing permasalahan
siswa
yang
mencari
diberikan
penyelesaian
guru
(inquiry).
Selanjutnya siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang dipelajari (questioning). c) Kegiatan Penutup Guru memberikan kuis mengenai materi yag dipelajari (authentic assessment). Sebelum pulang, guru memberikan refleksi pada siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan (reflection). 2) Pertemuan ke-2 a) Kegiatan Awal Diawal pembelajaran, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara bertanya kepada siswa mengenai faktorisasi bilangan.
Selanjutnya
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari. Guru juga melakukan presensi dan kontrak belajar bersama siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru terlebih dahulu menjelaskan materi mengenai
faktor
persekutuan
terbesar
(contructivism),
kemudian guru memberi contoh permasalahan yang berkaitan dengan FPB dan cara penyelesaiannya dengan menggunakan media permen, kelereng dan papan pohon faktor (modeling). Kemudian siswa dibagi kedalam beberapa kelompok kecil untuk melakukan diskusi terhadap permasalahan-permasalahan yang diberikan guru (learning community), ketika berdiskusi, siswa mencari penyelesaian dari permasalahan yang diberikan guru (inquiry). Setelah berdiskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Selanjutnya guru dan siswa tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari (questioning). c) Kegiatan Penutup Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II yang telah dibagikan
guru (authentic assessment). Setelah selesai
mengerjakan evaluasi siklus II, siswa menerjakan soal evaluasi akhir. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan (reflection). c. Observasi Kegiatan observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti mengamati kemampuan berpikir kritis ketika mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Dari kegiatan observasi ini peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
mampu mengamati secara langsung perkembangan siswa dalam pembelajaran. d. Refleksi Ketika tindakan pada siklus II terlaksana, peneliti kemudian mengevaluasi kegiatan pada siklus II yang telah dilakukan. Kemudian peneliti menganalisis pembelajaran, hasil evaluasi dan kuisioner berpikir kritis yang telah dibagikan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik non tes dan tes. Teknik non tes digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Berikut dijabarkan teknik pengumpulan data: 1. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menanyakan secara langsung pada responden mengenai beberapa hal yang dibutuhkan dari suatu penelitian (Ghani, 2014:176). Pada penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara dilakukan dengan wali kelas IV dengan tujuan mengetahui kondisi awal siswa dan karakteristik siswa kelas IV. 2. Observasi Observasi
merupakan
aktivitas
yang
dilakukan
denggan
menggunakan indra pengelihatan, dan indra pendukung lainnya yang bertujuan untuk mencermati secara langsung fenomena atau obyek yang sedang diteliti (Ghani, 2014:143-144). Pada penelitian ini, teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur. Observasi terstruktur merupakan observasi yang telah dirancang secara sistematis, mengenai apa yang diamati, observasi ini dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel apa yang akan diamati (Ghani, 2014:170). Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi sebelum melakukan penelitian dan saat melakukan penelitian. Observasi dilakukan sebelum penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi kelas yang akan diteliti dan juga untuk mengetahui karakteristik siswa dikelas. Observasi sebelum penelitian ini sangat penting dilakukan oleh peneliti guna untuk merancang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama penelitian. Ketika melakukan penelitian, peneliti juga melakukan observasi di kelas dengan tujuan untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa di kelas selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Peneliti menggunakan observasi untuk memperkuat hasil dari kuisioner kemampuan berpikir kritis siswa. 3. Tes Sukardi (dalam Ratnawulan & Rusdiana, 2015:194) menyatakan bahwa tes esai merupakan salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa. Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan penguasaan objek ukur terhadap materi tertentu (Ratnawulan & Rusdiana, 2015:192). Pada penelitian ini, tes diberikan sebanyak 3 kali, yaitu evaluasi akhir siklus 1, evaluasi akhir siklus 2, dan evaluasi akhir dari siklus1 dan 2. Bentuk dari tes yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
diberikan adalah tes tertulis esai pada masing-masing evaluasi. Setiap soal evaluasi terdapat 5 soal uraian berdasarkan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. 4. Non Tes dengan menggunakan Kuesioner Masidjo (1995:70) mengatakan bahwa kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan tertulis yang terperinci yang dijawab oleh responden mengenai pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Pada penelitian ini kuisioner yang diberikan bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan sebanyak dua kali yaitu di awal sebelum tindakan siklus I yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa, dan diberikan pada akhir setelah tindakan siklus II dengan tujuan untuk melihat kondisi akhir kemampuan berpikir kritis setelah dilakukan pembelajaran kontekstual. Kuisioner ini terdiri dari dari 5 indikator kemampuan berpikir kritis yang telah dijabarkan menjadi 20 item pernyataan. F. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data
No
Variabel
Indikator
1.
Hasil belajar
2.
Kemampuan berpikir kritis
Rata-rata nilai kelas Presentase jumlah siswa yang lulus KKM Presentase kemampuan
Jenis Penilaian
Instrumen
Teknik Pengumpulan Data
Tes
Tes tertulis tipe esai
Tes evaluasi
soal
Non tes
Lembar kuesioner kemampuan berpikir
Kuesioner, Observasi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
berpikir kritis siswa
kritis, lembar observasi kemampuan berpikir kritis, dan pedoman wawancara
wawancara
Berdasarkan tabel 3.1 peneliti melakukan penelitian terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir siswa pada matapelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kontekstual. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner untuk melihat kempampuan berpikir kritis siswa kelas IV, sedangkan untuk melihat hasil belajar siswa, peneliti menggunakan soal tes yang diberikan pada siklus 1 dan siklus 2. Berikut dijabarkan instrumen penelitian yang digunakan: 1. Lembar Wawancara Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi dari wali kelas mengenai kondisi kelas saat pembelajaran. Berikut merupakan kisi-kisi pedoman wawancarayang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.2 Tabel Pedoman Wawancara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pertanyaan Bagaimana karakteristik siswa kelas IV dari tahun ke tahun? Bagaimana cara bapak mengajar? Bagaimana proses pembelajaran Matematika di kelas IV? Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar matematika di kelas IV? Apabila ada kesulitan, pada materi apa? Menurut anda apakah penyebab dari kendala tersebut? Bagaimana usaha anda untuk mengatasi kendala tersebut? Apakah anda selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran Matematika? Media yang digunakan, dibuat sendiri oleh guru atau sudah tersedia disekolah? Apa contoh medianya? Digunakan untuk mengajar materi apa? Bagaimana peranserta siswa dalam penggunaan media ? Menurut anda bagaimana peran media pembelajaran itu sendiri? Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika? Menurut anda pada materi apa hasil belajar siswa rendah dan membutuhkan pemahaman yang lebih? Bagaimana strategi pembelajaran matematika yang anda gunakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa? Menurut anda bagaimana dengan kemampuan siswa untuk mengenal masalah (kasus), misalnya dengan menggunakan soal cerita? Apakah siswa memahami jika guru memberikan masalah atau kasus sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
19 20 21
22
23 24 25
pengantar sebuah materi? Bagaimana menurut anda cara atau metode yang tepat untuk memberikan materi kepada siswa? Apakah siswa pernah mengemukakan jawaban sendiri dengan alternatif cara penyelesaian yang lain? Bagaimana dengan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (mengerjakan soal) misalnya sudah bisa mandiri atau masih perlu bantuan dari guru? Bagaimana cara anda untuk memotivasi siswa untuk menyelesaikan suatu masalah? Ini kaitannya dengan mengerjakan soal ataupun mengantarkan sebuah materi dengan sebuah masalah atau kasus? Pernahkah anda dalam pelajaran matematika menggunakan kegiatan praktik? Misalnya dalam materi apa? Setelah melakukan suatu kegiatan dan memperoleh data, apakah murid-murid sudah mampu untuk menganalisis dan mengerjakan soalnya ? Diskripsikan tentang keadaan murid anda, ketika mengikuti pembelajaran Matematika dikelas
2. Lembar Observasi Pada penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti pembelajaran, sekaligus untuk memperkuat hasil kemampuan berpikir kritis yang didapat dari kuisioner. Adapun indikator kemampuan yang digunakan pada observasi ini yaitu berdasarkan dari indikator yang telah dikemukakan oleh Glaser (dalam Fisher, 2009:7) berikut ini: Tabel 3.3 Indikator Berpikir Kritis No 1. 2. 3. 4. 5.
Indikator Mengenal Masalah Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan.
Tabel 3.3 menunjukkan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Glaser (dalam Fisher, 2009:7) yang kemudian dikembangkan menjadi lembar pedoman observasi yang dapat dilihat pada lampiran 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
3. Tes Tertulis Tes tertulis diberikan sebagai evaluasi dari pembelajaran pada masing-masing siklus. Evaluasi ini diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada akhir siklus 1, akhir siklus 2 dan penggabungan siklus 1 dan 2. Berikut dijabarkan kisi-kisi soal evaluasi: a. Evaluasi Siklus 1 Tabel 3.4 Kisi-kisi soal evaluasi siklus 1 Standar Kompetensi: 2. Memahami dan menggunakan factor dan kelipatan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar: 2.2. Menentukan kelipatan dan factor bilangan Jumlah No. Indikator Nomor Soal Soal 1. Menjelaskan arti kelipatan suatu 1 1 bilangan 2. Menjelaskan faktorisasi bilangan 1 4 3. Menemukan kelipatan persekutuan dua 2 2, 3 bilangan 4. Menemukan faktor persekutuan dua 1 5 bilangan Jumlah 5
b. Evaluasi Siklus 2 Tabel 3.5 Kisi-kisi soal evaluasi siklus 2 Standar Kompetensi: 3. Memahami dan menggunakan factor dan kelipatan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar: 3.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB Jumlah Nomor No. Indikator Soal Soal 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 2 1, 2 dengan KPK 2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 3 3, 4, 5 dengan FPB Jumlah 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
c. Evalusi Akhir Siklus 1 dan 2 Tabel 3.6 Kisi-kisi soal evaluasi siklus akhir Standar Kompetensi: 2. Memahami dan menggunakan factor dan kelipatan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar: 2.3. Menentukan kelipatan dan factor bilangan 2.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB Jumlah Nomor No. Indikator Soal Soal 1. Menemukan kelipatan persekutuan dua 1 1 bilangan 2. Menemukan faktor persekutuan dua 1 3 bilangan 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 2 2, 5 dengan KPK 4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 1 4 dengan FPB Jumlah 5
3. Lembar Kuesioner Berdasarkan tabel 3.3 Indikator kemampuan berpikir kritis, peneliti menjabarkan lima indikator tersebut menjadi 20 item pernyataan kemampuan berpikir kritis. Berikut merupakan kisi-kisi yang digunakan dalam pengamatan kemampuan berpikir kritis: Tabel 3.7 Kisi-kisi Berpikir Kritis No 1. 2.
3.
4. 5.
Indikator Berpikir Kritis Mengenal Masalah Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data Menarik kesimpulankesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan.
Pernyataan Favorabel Unfavorabel
Jumah Soal
Nomor Soal 1, 2, 3, 4
2
2
4
2
2
4
5, 6, 7, 8
2
2
4
9, 10, 11, 12
2
2
4
13, 14, 15, 16
2
2
4
17, 18, 19, 20
Jumlah
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Tabel 3.7 menjelaskan mengenai kisi-kisi lembar kuesioner kemampuan berpikir kritis. Lembar kuesioner kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran 21. G. Teknik Pengujian Instrumen Pada penelitian ini, peneliti menguji instrumen dengan menghitung validitas dari masing-masing instrumen. 1. Validitas Validitas merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh tes hasil belajar baik yang baku maupun yang dibuat sendiri oleh guru. Validitas yaitu sejauh mana tes benar-benar mengukur pengetahuan atau sifat yang tepat seperti yang dimaksud oleh tujuan tes tersebut (Friedenberg, dalam Supratiknya, 2012:29). Ada tiga jenis validitas yaitu: a) Validitas Isi yang memeriksa sejauh mana tes mengukur isi pengetahuan atau keterampilan di bidang tertentu; b) validitas konstruk merupakan validaitas yang meriksa sejauh mana tes mengukur suatu konstruk tertentu baik berupa kemampuan yang lebih didominasi oleh fungsi kognitif seperti intelegensi maupun fungsi afektif; dan c) validitas kriteria merupakan validitas yang memeriksa sejauh mana tes mampu memprediksikan variabel-variabel tertentu sebagaimana yang diharapkan berdasarkan penalaran teoritis (Sukardi, 2008:32). Penelitian ini menggunakan validasi isi, yaitu dengan pertimbangan para ahli. Pertimbangan ahli dilakukan dengan cara: 1) para ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi. 2) para ahli diminta untuk mengkoreksi interprestasi item-item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
yang telah dibuat. 3) selanjutnya para ahli diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana baik interpretasi tes evaluasi tersebut menggambarkan cakupan isi yang diukur. derajat di mana sebuah tes evaluasi mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. a. Validasi Perangkat Pembelajaran Dalam penelitian ini, instrumen pembelajaran yang dibuat peneliti berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), bahan ajar, dan soal evaluasi yang divalidasi oleh dua dosen Universitas Sanata Dharma dan satu orang guru mata pelajaran matematika. Kriteria perangkat pembelajaran akan dihitung menggunakan Pedoman Acuan Pembelajaran I (PAP I). Berdasarkan PAP I, peneliti menentukan rentang skor yang digunakan untuk perhitungan validasi perangkat pembelajaran. Adapun tabel rentang skor perhitungan perangkat pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Rentang Skor Validasi Perangkat Pembelajaran Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% < 55%
Rentang Skor
Kriteria
4,5 – 5,00 4 – 4,4 3,25 – 3,99 2,75– 3,24 1< 2,74
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Adapun hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran sebagai berikut: 1) Validasi Silabus Komponen yang wdinilai dalam penilaian silabus ini meliputi kelengkapan komponen silabus; kesesuaian SK, KD, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Indikator;
kesesuaian
pemilihan
metode
pembelajaran;
penggunaan bahasa dan tata tulis baku; dan kesesuaian antara penilaian dengan indicator yang dirumuskan. Adapun hasil validasi silabus adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Hasil Validasi Silabus
No 1
2
3
4
5
Komponen yang Dinilai Kelengkapan komponen Silabus Kesesuaian SK, KD, dan Indikator Kesesuaian pemilihan metode pembelajaran Kesesuaian penggunaan bahasa dan tata baku tulis Kesesuaian antara penilaian dengan indikator yang dirumuskan Jumlah Rata-Rata
Validator 1
Skor Validator 2
Validator 3
Jumlah
RataRata
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
4
4
5
13
4.33
5
4
5
14
4.67
24
20
25
69
4.8
4
5
23
4.6
Berdasarkan tabel 3.9 peneliti mendapatkan rata-rata 4,67 untuk komponen kelengkapan silabus; komponen kesesuaian SK, KD dan Indikator; komponen kesesuaian pemilihan metode pembelajaran; dan komponen kesesuaian antara penilaian dengan indikator yang diumuskan. Sedangkan untuk komponen kesesuaian penggunaan bahasa dan tata baku tulis mendapatkan rata-rata 4,33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Sehingga rata-rata nilai validasi silabus keseluruhan 4,6 dengan kriteria sangat baik untuk digunakan penelitian. 2) Validasi RPP Komponen yang dinilai daam penilaian RPP ini yaitu: Kejelasan rumusan; Kelengkapan cakupan rumusan indikator; Kesesuaian
dengan
kompetensi
dasar;
Kesesuaian
dengan
kompetensi yang akan dicapai; Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik; Keruntutan dan sistematika materi; Kesesuian materi dengan
alokasi
waktu;
Kesesuaian
sumber
belajar/metode
pembelajaran dengan standar kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai; Kesesuaian sumber belajar/metode pembelajaran dengan materi
pembelajaran;
Kesesuaian
sumber
belajar/metode
pembelajaran dengan karakteristik peserta didik; Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran; Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran; Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik; Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai; Kejelasan prosedur
penilaian
(awal,
proses
akhir,
tindak
lanjut);
Kelengkapan instrumen (soal, rubrik, kunci jawaban); Ketepatan ejaan; Ketepatan pilihan kata; Kebakuan struktur kalimat; dan Bentuk huruf dan angka baku. Adapun hasil dari validasi RPP adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Tabel 3.10 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
No I 1 2
3
II 1
2
3 4
III 1
2
3
IV 1
2
Skor Validator Validator Validator 1 2 3 Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar Kejelasan rumusan 5 4 5 Kelengkapan cakupan rumusan 5 4 5 indikator Kesesuaian dengan 5 4 5 kompetensi dasar Rata-rata Pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran Kesesuaian dengan kompetensi yang 5 4 5 akan dicapai Komponen yang Dinilai
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Keruntutan dan sistematika materi Kesesuaian materi dengan alokasi waktu
Jumlah
RataRata
14
4.67
14
4.67
14
4.67 4,67
14
4.67
5
4
5
14
4.67
4
4
4
12
4.00
4
4
4
12
4.00
Rata-rata Pemilihan sumber belajar/ metode pembelajaran Kesesuaian sumber belajar/ metode pembelajaran dengan standar 4 4 5 kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai Kesesuaian sumber belajar/ metode pembelajaran 5 4 4 dengan materi pembelajaran Kesesuaian sumber belajar/ metode pembelajaran 5 4 4 dengan karakteristik peserta didik Rata-rata Skenario/ Kegiatan Pembelajaran Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran 5 dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran kesesuaian strategi 4 dan metode
4,33
13
4.33
13
4.33
13
4.33
4,33
4
5
14
4.67
4
5
13
4.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
3
pembelajaran dengan materi pembelajaran kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakter peserta didik
4
4
5
13
Rata-rata V 1
2
3
Penilaian hasil belajar Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) Kelengkapan instrumen (soal, kunci jawaban, rubrik)
4,44
4
2
5
11
3.67
4
2
5
11
3.67
4
4
5
13
4.33 4,56
Rata-rata VI 1 2 3 4
Penggunaan bahasa tulis Ketepatan ejaan 5 Ketepatan pilihan 5 kata Kebakuan struktur 5 kalimat Bentuk huruf dan angka baku
4.33
5
4
5
14
4.67
4
4
13
4.33
2
5
12
4.00
2
5
12
4.00
Rata-rata
4,25
Jumlah
92
72
95
Rata-rata
4.6
3.6
4.75
259 4.32
Berdasarkan tabel 3.10 pada komponen perumusan indikator keberhasilan belajar didapatkan rata-rata sebesar 4,67; sedangkan pada komponen pemilihan pengorganisasian materi pembelajaran dan
pada
komponen
pemilihan
sumber
belajar/
metode
pembelajaran masing-masing didapatkan rata-rata sebesar 4,33. Pada komponen skenario/ kegiatan embelajaran didapatkan ratarata sebesar 4,44; rata-rata 4,56 pada komponen penilaian hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
belajar dan rata-rata 4,25 pada komponen penguasaan bahasa tulis. Sehingga nilai rata-rata keseluruhan pada validasi RPP yaitu mencapai 4,32 dengan kriteria baik. 3) Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) Komponen yang akan dinilai dalam validasi LKS yaitu meliputi: Kelengkapan
LKS; Kesesuaian indikator/ tujuan
pembelajaran dengan LKS; Rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa; LKS membantu siswa dalam memahami materi ajar; LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar; Tampilan LKS menarik dan indah; dan Penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Adapun hasil validasi LKS dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.11 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa No 1 2
3
4
5
Komponen yang Dinilai Kelengkapan unsur LKS Kesesuaian indikator/tujuan pembelajaran dengan LKS Rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa LKS membantu siswa dalam memahami materi ajar LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar
Validator 1
Skor Validator 2
Validator 3
Jumlah
RataRata
4
4
5
13
4.33
5
4
5
14
4.67
5
4
4
13
4.33
5
4
4
13
4.33
3
4
4
11
3.67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
6 7
Tampilan LKS menarik dan indah Penggunaan bahasa dan tata tulis baku Jumlah Rata-rata
4
4
4
12
4
4
4
4
12
4
30 4.29
28 4
30 4.29
88 4.19
Berdasarkan tabel 3.11 di atas dapat diketahui bahwa pada komponen kelengkapan unsure LKS; komponen rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa; dan komponen LKS membentu siswa dalam memahami materi ajar masing-masing
mendapatkan
rata-rata
sebesar
4,33.
Pada
komponen kesesuaian indikator/ tujuan pembelajaran dengan LKS dan komponen LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar mendapatkan rata-rata sebesar 4,67. Sedangkan pada komponen tampilan LKS menarik dan indah; dan pada komponen penggunaan
bahasa
dan
tata
tulis
baku
masing-masing
mendapatkan rata-rata 4. Sehingga nilai rata-rata keseluruhan pada validasi LKS adalah 4,19 dengan kriteria baik. 4) Validasi Bahan Ajar Komponen yang dinilai dalam validasi bahan ajar yaitu meliputi: Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai; Kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik; Materi ajar cakupannya luas dan memadai; Pengorganisasian materi ajar runtut
dan
sistematik;
Kesesuaian
alokasi
waktu
dengan
kesesuaian materi ajar; Penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Adapun hasil validitas bahan ajar adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Tabel 3.12 Hasil Validasi Bahan Ajar Skor No 1
2
3
4
5
6
Komponen yang Dinilai Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai Kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik Materi ajar cakupannya luas dan memadai Pengorganisasi an materi ajar runtut dan sistematik Kesesuaian alokasi waktu dengan kesesuaian materi ajar Penggunaan bahasa dan tata tulis baku Jumlah Rata-rata
Jumlah
RataRata
5
15
5
5
5
15
5
5
4
5
14
4.67
5
5
5
15
5
4
5
5
14
4.67
4
5
5
14
4.67
28
29
30
87
4.67
4.83
5.00
Validator 1
Validator 2
Validator 3
5
5
5
4.83
Berdasarkan tabel 3.12 dapat diketahui bahwa pada komponen materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai; komponen kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik; dan komponen pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik masing-masing dapat mencapai rata-rata sebesar 5. Sedangkan untuk komponen materi ajar yang cakupannya luas dan memadai; komponen kesesuaian alokasi waktu dengan kesesuaian materi ajar; dan komponen penggunaan bahasa dan tata tulis baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
masing-masing mendapatkan rata-rata sebesar 4,67. Sehingga nilai rata-rata keseluruhan untuk validasi bahan ajar dapat mencapai 4,83 dengan kriteria sangat baik. 5) Validasi Soal Evaluasi Komponen penilaian soal evaluasi meliputi: Kesesuaian indikator dengan butir soal; Kalimat yang digunakan sederhana dan tidak berlebihan; Bahasa jelas, baku, dan sederhana; Keluasan cakupan soal;
Soal tidak berisi jebakan yang tidak ada
jawabannya; dan Pertanyaan tidak mengandung kunci jawaban. Adapun hasil validitas soal evaluasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.13 Hasil Validitas Soal Evaluasi Skor No 1
2
3
4 5
6
Komponen yang Dinilai Kesesuaian indikator dengan butir soal Kalimat yang digunakan sederhana dengan tidak berlebihan Bahasa jelas, baku, dan sederhana Keluasan cakupan soal Soal tidak berisi jebakan yang tidak ada jawabannya Pertanyaan tidak mengandung kunci jawaban Jumlah Rata-rata
Jumlah
RataRata
Validator 1
Validator 2
Validator 3
4
5
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
29 4.83
25 4.17
30 5.00
84 4.67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Berdasarkan tabel 3.13 diatas dapat diketahui bahwa pada semua komponen yang dinilai pada validasi soal evaluasi mendapatkan nilai rata-rata 4,67. Sehingga nilai rata-rata keseluruhan pada validasi soal evaluasi adalah 4,67 dengan kriteria sangat baik. b. Validasi Instrumen Penelitian Validasi yang digunakan untuk instrumen penelitian yaitu kuesioner kemampuan berpikir kritis juga menggunakan validasi isi yang divalidasi oleh dosen ahli di bidang psikologi, Universitas Sanata Dharma. Berikut merupakan hasil perhitungan validasi kuesioner kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut: Tabel 3.14 Hasil Validasi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pernyataan Saya mudah memahami maksud dari soal yang diberikan. Saya bertanya pada teman terlebih dahulu untuk dapat memahami soal yang diberikan guru. Saya dapat dengan mudah menjawab berbagai soal yang diberikan oleh guru. Saya hanya dapat memahami soal ketika dijelaskan oleh guru. Saya lebih senang berpikir terlebih dahulu dari pada langsung menjawab soal. Saya dapat dengan mudah menemukan jalan lain dari permasalahan-permasalahan yang diberikan. Saya menghindari soal-soal yang tidak tahu cara penyelesaiannya. Saya melihat jawaban dari teman ketika saya tidak dapat menyelesaikan permasalahan. Saya malas untuk mencari jawaban dibuku. Saya lebih senang berdiskusi dengan teman untuk menyimpulkan data. Saya malas untuk menyampaikan pendapat ketika berdiskusi. Saya dapat membedakan pernyataan yang benar dan salah dari pendapat teman. Saya mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah yang runtut. Saya lebih senang mengerjakan soal tanpa menggunakan langkah-langkah penyelesaian. Saya tetap mencoba mengerjakan soal walaupun merasa sulit. Saya malas untuk meneliti jawaban yang sudah saya kerjakan. Saya dapat membuat kesimpulan sendiri tanpa bantuan dari
Skor 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
18 19 20
guru. Saya malas untuk membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari. Saya selalu membuat kesimpulan tanpa diperintah oleh guru. Saya lebih senang menunggu kesimpulan dari guru dari pada membuat kesimpulan sendiri. Jumlah Rata-rata
4 4 4 80 4
H. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses untuk mengolah dan menginterprestasi data yang bertujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan penelitian (Sanjaya, 2009:106). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk hasil tes/evaluasi siswa, sedangkan analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk hasil kuisioner berpikir kritis siswa. Berikut dijabarkan mengenai teknik analisis data untuk masing-masing variabel: 1. Hasil Belajar Perhitungan
hasil
belajar
siswa
dilakukan
dengan
cara
membandingkan nilai pada kondisi awal dengan nilai evaluasi pada setiap siklusnya. Pada penelitian ini, tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitu tes tertulis tipe esai. Perhitungan hasil belajar dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Menghitung nilai akhir yang diperoleh Nilai = b. Menghitung nilai rata-rata Nilai rata-rata kelas =
× 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa Ketuntasan KKM =
× 100
2. Berpikir Kritis Untuk menghitung kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas IV dari kondisi awal sampai setelah akhir siklus 2, peneliti menggunakan PAP tipe 1 seperti yang telah ditampilkan pada tabel 3.8. Adapun rumus yang yang digunakan dalam perhitungan kusioner kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut: a. Menghitung jumlah skor berpikir kritis kelas: Menjumlahkan skor setiap siswa dalam satu kelas b. Menghitung rata-rata skor kelas: Rata-rata skor kelas = c. Menghitung nilai berpikir kritis siswa Nilai =
× 100
d. Menentukan rentang skor kriteria cukup kritis berdasarkan kriteria PAP tipe I, berikut ini: Tabel 3.15 Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% >55%
Kriteria Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
e. Menghitung jumlah siswa yang minimal cukup kritis (CK) = Jumlah siswa – siswa yang tidak termasuk kriteria CK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
f. Menghitung persentase jumlah siswa minimal cukup kritis (CK) Persentase =
× 100%
Untuk menghitung rentang nilai skor keseluruhan indikator, peneliti menggunakan perhitungan berikut ini: Dalam skala sikap terdapat 4 pernyataan yang mewakili 1 indikator. Skor maksimal
= 4 pernyataan × 5 (sangat baik) = 20
Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor maksimal pada indikator 1 hingga indikator 5 adalah 20. Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor untuk menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan tabel PAP tipe 1 rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.16 Rentang Skor Per-Indikator Tabel Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% < 55%
Rentang Skor
Keterangan
18 – 20 16 – 17,9 13 – 15,9 11 – 12,9 < 11
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Sedangkan untuk menghitung nilai skor keseluruhan indikator menggunakan kriteria sebagai berikut bengan dasar PAP I: Tabel 3.17 Rentang Skor Untuk Seluruh Indikator Tabel Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% < 55%
Rentang Skor
Keterangan
90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 < 55
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Sedangkan untuk melihat nilai kemampuan berpikir kritis dan skor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa secara keseleruhun: Table 3.18 Rentang Skor Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Tabel Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% < 55%
Rentang Skor
Keterangan
4,5 – 5 4 – 4,4 3,25 – 3,99 2,75 – 3,24 < 2,75
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Selain menggunakan data kuesioner, peneliti juga menggunakan data hasil observasi yang dilakukan sebelum penelitian dan sesudah penelitian. Data hasil observasi tersebut bertujuan untuk memperkuat data hasil kuesioner. Untuk menghitung hasil observasi terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV, peneliti menggunakan PAP tipe I seperti pada tabel 3.8. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala 3 untuk menghitung hasil observasi. Adapun rentang skor yang dipergunakan untuk menganalisis hasil observasi adalah sebagai berikut: Skor maksimal
= 3 × jumlah siswa = 3 × 23 = 69
Tabel 3.19 Kriteria Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Tabel Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% < 55%
Rentang Skor
Keterangan
62,1 – 69 55,2 – 62 44,9 – 55,1 37,9 – 44,8 < 37,9
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Sedangkan untuk menghitung rata-rata observasi siswa secara keseluruhan dengan cara sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Rata-rata observasi keseluruhan = Tabel 3.20 Tabel Kriteria Berpikir Kritis Keseluruhan Tabel Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% < 55%
Rentang Skor
Keterangan
2,7 – 3 2,4 – 2,6 1,95 – 2,3 1,65 – 1,94 < 1,65
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Hasil observasi sebelum penelitian dan ketika penelitian dapat dilihat pada lampiran 28. I. Indikator Keberhasilan Berikut adalah tabel indicator keberhasilan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa: Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan Penelitian No
Variabel
1
Rata-rata nilai kelas Persentase siswa yang mencapai KKM
Kondisi Awal
Indikator Target Target Siklus I Siklus II Hasil Belajar
75,04
78
80
80%
83%
86%
Kemampuan Berpikir Kritis Target Kondisi Kondisi Awal Akhir
2
NilaiRata-rata kemampuan berpikir kritis siswa Persentase siswa yang minimal cukup kritis
57,35
73
26,08%
75%
Deskriptor
Jumlah nilai seluruh kelas : jumlah seluruh siswa 100 Jumlah seluruh siswa mencapai KKM : jumlah seluuh siswa × 100%
Deskriptor
Jumlah skor rata-rata kelas : skor maksimal × 100 Jumlah siswa dengan kriteria minimal cukup kritis: jumlah siswa keseluruhan × 100%
Tabel menunjukkan indikator keberhasilan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Peneliti menentukan target persentase indikator keberhasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan guru kelas. Peneliti dan guru kelas menentukan persentase tersebut berdasarkan kondisi awal dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. J. Jadwal Pelaksanaan Tabel 3.22 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Perijinan observasi dan wawancara di SD Observasi dan wawancara sebelum penelitian Penyusunan dan pengajuan proposal Persiapan perangkat pembelajaran Pelaksanaan tindakan Pengolahan data hasil penelitian Penyelesaian kelengkapan penelitian dan revisi Ujian skripsi Revisi akhir
Feb 2016
Jan 2016
Des 2015
Nov 2015
Okt 2015
Sep 2015
Kegiatan
Ags 2015
No
Jul 2015
Bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Peneilitan dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas IV Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual SD Kanisius Klepu” yang telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Oktober didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Penerapan pembelajaran kontekstual dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi 2 jp (2 × 40 menit) tiap pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan melalui empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan releksi. a. Siklus I Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemumuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 × 40 menit. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 dan 15 Oktober 2015. 1) Perencanaan Sebelum
melakukan
penelitian,
tahapan
pertama
yang
dilakukan peneliti mengenai pembelajaran kontekstual sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB di SD Kanisius Klepu adalah meminta ijin kepada kepala sekolah dan
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
wali kelas IV untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar materi KPK dan FPB. Tahap selanjutnya peneliti mengkaji standar kompetensi yang telah ditentukan yaitu 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah dengan kompetensi dasar 2.2. Menentukan kelipatan dan faktor bilangan. Pada siklus I peneliti membedakan materi yang diajarkan yaitu materi kelipatan dan kelipatan persekutuan dua bilangan pada pertemuan pertama dan materi faktorisasi dan faktor persekutuan dua bilangan pada pertemuan kedua. Selanjutnya peneliti membuat perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan lembar evaluasi siklus I. 2) Pelaksanaan Penelitian siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan beralokasikan waktu 2 JP (2 × 40 menit). a) Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin 12 Oktober 2015. Pada siklus I pertemuan pertama digunakan untuk pembahasan materi mengenai Kelipatan dan Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan. Pada pertemuan pertama proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan penbelajaran
kontekstual.
Seperti
pada
karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
pembelajaran kontekstual maka pada pembelajaran ini juga mengandung 7 komponen tersebut. yaitu siswa diajak bermain tepuk kelipatan (modeling), siswa dijelaskan materi kelipatan dan kelipatan persekutuan dua bilangan dari tepuk kelipatan yang telah dilakukan (contructivism). kemudian siswa dan guru juga melakukan tanya jawab seputar materi yang dipelajari (questioning). Setelah paham materi, siswa juga melakukan diskusi
terhadap
permasalahan
yang
diberikan
guru
(community learning). Ketika berdiskusi, siswa berusaha mencari penyelesaian dari permasalahan yang diberikan guru (inquiry). Dan sebelum pembelajaran usai, siswa mengerjakan kuis yang telah disiapkan oleh guru (authentic assessment) dan melakukan refleksi bersama guru mengenai pembelajaran yang telah dilakukan (reflection). b) Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis 15 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 2 JP (2 × 40 menit). Pertemuan kedua membahas mengenai faktorisasi bilangan danfaktor persekutuan dua bilangan. Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu guru menjelaskan materi mengenai faktor bilangan dan faktor perskutuan dua bilangan (contructivism).
selanjutnya
guru
member
contoh
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan faktorisasi dan faktor persekutuan dua bilangan dengan menggunakan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
permen dan kelereng (modeling), sebelum melanjutkan kegiatan, guru dan siswa melakukan tanya jawab terhadap materi yang belum dipahami siswa (questioning). Selanjutnya siswa dibagi kedalam kelompok kecil untuk berdiskusi (community learning). Ketika berdiskusi, siswa mencari cara penyelesaian terhadap permasalahan yang diberikan guru (inquiry). Sebelum melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan (reflection), siswa terlebih dahulu mengerjakan soal evaluasi siklus I yang berjumlah 5 soal uraian (authentic assessment). 3) Pengamatan Pengamatan
(observasi)
ini
dilakukan
bertujuan
untuk
mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SD Kanisius Klepu selama mengikuti pembelajaran. Observasi kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam observasi ini yaitu: (1) mengenal masalah, (2) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah, (3) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (4) menganalisis data, dan (5) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan. Proses observasi ini dilakukan dengan memberi skor pada masing-masing siswa dengan melihat tingkah laku siswa berdasarkan indikator yang diamati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
4) Refleksi Setelah melaksanakan siklus I peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan selama penelitian siklus I. Pada pertemuan pertama semua siswa sangat bersemangat mengikuti pembelajaran karena peneliti menggunakan media permainan ketika menyampaikan materi, namun ditengah-tengah pembelajaran semangat siswa menurun dan cenderung untuk ramai sendiri.
Ketika
pembagian
kelompok
diskusi,
peneliti
menggunakan sistem memilih beberapa siswa untuk dijadikan ketua kelompok, dan masing-masing ketua kelompok berhak untuk memilih anggota kelompoknya. Akan tetapi cara tersebut membuat beberapa anak merasa tidak nyaman terhadap kelompoknya. Berdasarkan
pengalaman
pada
pertemuan
pertama,
pada
pertemuan kedua ini peneliti tetap menggunakan media ketika menyampaikan materi, karena sangat efektif untuk memudahkan pemahaman siswa dan juga agar siswa tetap bersemangat selama mengikuti pembelajaran. Pada pertemuan kedua ini, peneliti juga menggunakan system reward berupa bintang yang diberikan pada siswa yang aktif. Ternyata hal tersebut dapat memunculkan semangat siswa untuk lebih aktif ketika mengikuti pembelajaran hingga selesai. Pada pertemuan kedua ini, peneliti menggunakan sistem berhitung ketika menentukan kelompok diskusi, karena cara tersebut lebih adil dibandingkan dengan cara menentukan kelompok sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
b. Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II dimulai pada hari Senin, 19 Oktober 2015 dan pada hari Kamis, 22 Oktober 2015. Penelitian siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 JP (2 × 40 menit) pada tiap pertemuannya. Pada siklus II kompetensi dasar yang akan dipelajari yaitu 2.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB. 1) Perencanaan Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan siklus II. Persiapan tersebut meliputi silabus, RPP, LKS, soal evaluasi siklus II, dan media yang diperlukan yaitu papan pohon faktor. Peneliti juga memperbaiki kekurangan yang terdapat ketika pelaksanaan siklus I, yaitu peneliti mengubah pola tempat duduk siswa menjadi berbentuk U karena agar seluruh siswa dapat teramati oleh peneliti. Peneliti juga mempergunakan sistem poin berbentuk bintang pada siswa yang aktif, agar siswa menjadi aktif ketika mengikuti pembelajaran. 2) Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua pertemuan. Alokasi waktu pada masing-masing pertemuan yaitu 2 JP (2 × 40 menit).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
a) Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 22 Oktober 2015 sengan alokasi waktu 2 JP (2 × 40 menit). Materi yang dibahas pada pertemuan pertama adalah kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Adapun kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama siklus I adalah dengan menggunakan
pembelajaran
kontekstual
yang
memiliki
karakteristik (1) contructivism, (2) modeling, (3) community learning, (4) inquiry, (5) questioning, (6) authentic assessment, dan (7) reflection. Kegiatan pertama yang dilakukan pada pertemuan pertama ini yaitu guru mengulang materi kelipatan terlebih dahulu sebelum menjelaskan kelipatan persektuan terkecil (KPK), kegiatan ini bertujuan untuk mengulang ingatan siswa mengenai konsep kelipatan (contructivism). selanjutnya guru menjelaskan mengenai konsep kelipatan persekutuan terkecil dengan menggunakan media papan pohon faktor (modeling), setelah siswa paham mengenai konsep KPK, siswa dibagi kedalam kelompok diskusi (community learning). Ketika berdiskusi, siswa dituntut untuk menemukan cara penyelesaian dari permasalahan yang telah diberikan guru (inquiry). Siswa dan guru juga melakukan tanya jawab seputar materi KPK agar siswa lebih memahami materi (questioning). Sebelum pembelajaran usai, siswa mengerjakan kuis yang telah disiap guru untuk dilakukan penilaian (authentic assessment).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Kemudian siswa dan guru melakukan refleksi bersama mengenai
proses
pembelajaran
yang
telah
dilakukan
(reflection). b) Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 2 JP ( 2 × 40 menit). Materi yang dibahas pada pertemuan kedua siklus II yaitu faktor persekutuan terbesar (FPB). Adapun kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua dengan menggunakan pembelajaran
kontekstual
yaitu
guru
terlebih
dahulu
mengulang materi mengenai faktor bilangan dan faktor persekutuan dua bilangan untuk mengulang ingatan siswa (contructivism), selanjutnya guru menjelaskan materi FPB dengan menggunakan media permen, kelereng dan papan pohon faktor (modeling). Guru dan siswa melakukan tanya jawab
terhadap
materi
yang
belum
dipahami
siswa
(questioning). Selanjutnya guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil untuk melakukan diskusi (community learning). Guru memberikan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan FPB pada masing –masing kelompok untuk dicari cara penyelesaiannya (inquiry). Setelah seluruh siswa paham terhadap materi FPB, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II dan soal evaluasi akhir yang terdiri dari 5 soal uraian pada masing-masing evaluasi (authentic assessment). Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
pembelajaran berakhir, siswa dan guru melakukan refleksi terhadap
proses
pembelajaran
yang
telah
dilakukan
(reflection). 3) Pengamatan Pengamatan
(observasi)
ini
dilakukan
bertujuan
untuk
mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SD Kanisius Klepu selama mengikuti pembelajaran. Observasi kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam observasi ini yaitu: (1) mengenal masalah, (2) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah, (3) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (4) menganalisis data, dan (5) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan. Proses observasi ini dilakukan dengan memberi skor pada masing-masing siswa dengan melihat tingkah laku siswa berdasarkan indikator yang diamati 4) Refleksi Setelah siklus II berakhir, peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran selama penelitian. Siswa ramai sendiri ketika mengikuti pembelajaran merupakan masalah yang belum terselesaikan pada siklus I, sehingga pada siklus II peneliti merubah pola tempat duduk menjadi pola U supaya seluruh siswa terlihat sehingga peneliti menjadi lebih mudah untuk mengontrol kelas. Pada siklus II ini, peneliti tetap menggunakan media dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
sistem reward agar siswa tetap bersemangat mengikuti proses pembelajaran hingga selesai. Siswa juga termotivasi untuk lebih aktif ketika mengikuti pembelajaran karena peneliti memberi hadiah pada 3 siswa yang memiliki bintang paling banyak. Pada siklus II ini, kondisi kelas menjadi lebih kondusif, karena siswa menjadi lebih aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. 2. Hasil Belajar Sebelum penelitian, kondisi awal hasil belajar didapatkan dari nilai ulangan siswa kelas IV tahun pelajaran 2013/ 2014 pada materi KPK dan FPB. KKM yang digunakan pada ulangan tersebut adalah 65. Berikut akan dijabarkan data kondisi awal nilai ulangan matematika kelas IV tahun pelajaran 2013/ 2014. Tabel 4.1 Kondisi Awal Nilai Ulangan Matematika Kelas IV Tahun Pelajaran 2013/ 2014 Keterangan Rata-rata Persentase Siswa Tuntas
Hasil 75,04 80%
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai rata-rata ulangan dua tahun sebelumnya pada materi KPK dan FPB adalah 75,04 dengan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai terendah 42. Presentase ketuntasan mencapai 80% dan ketidak tercapaian KKM mencapai 20%. Hasil belajar siswa kelas IV di SD Kanisius Klepu diperoleh dari hasil evaluasi siklus I yang diberikan pada akhir siklus I, evaluasi siklus II yang diberikan pada akhir siklus II, dan evaluasi akhir yang diberikan setelah siklus I dan siklus II berakhir. Jumlah soal dari masing-masing evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
yaitu 5 butir soal uraian. Hasil evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Hasil Belajar Evaluasi Siklus I No
Responden
Nilai
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Jumlah Rata-rata Persentase Ketuntasan KKM (70)
67 68 73 71 81 68 70 80 82 79 90 70 77 75 68 83 76 79 73 71 76 88 70 1735 75,43
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 19 4
82,6%
17,4%
Berdasarkan tabel 4.2 jumlah siswa sebanyak 23 siswa. Jumlah dari nilai keseluruhan siswa kelas IV adalah 1735 dengan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 75,43. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh yaitu 90 dan nilai terendah pada siklus ini yaitu 67. Dari 23 siswa terdapat 19 siswa atau sebesar 82% yang telah mencapai KKM 70. Sedangkan sebesar 17,4% atau 4 siswa belum mencapai KKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah diperoleh, target akhir yaitu rata-rata 80 belum tercapai pada siklus ini, sehingga peneliti melanjutkan penelitian ke siklus II. Pada siklus II ini peneliti mencoba menaikkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) menjadi 75 setelah berdiskusi dengan guru kelas. Pada siklus II ini peneliti memberikan dua kali evaluasi, yakni evaluasi siklus II dan evaluasi akhir. Berikut data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Hasil Belajar Evaluasi Siklus II No
Responden
Nilai
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Jumlah Rata-rata Persentase Ketuntasan KKM (70)
71 70 75 71 76 75 76 78 84 81 100 75 80 75 76 81 76 80 76 77 76 100 75 1735 78,35
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 20 3
86,96%
13,04%
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah 100, sedangkan nilai terendah pada evaluasi ini adalah 70.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Jumlah nilai keseluruhan siswa yaitu 1735 dengan rata-rata kelas 78,35. Presentase ketuntasan KKM sebesar 86,96% (20 siswa). Sedangkan 3 dari 23 belum dapat mencapai KKM, sehingga presentase ketidaktuntasan mencapai 13,04%. Selanjutnya peneliti memberikan evaluasi akhir yaitu evaluasi gabungan dari siklus I dan siklus II untuk melihat hasil belajar siswa keseluruhan. Pada evaluasi akhir ini peneliti KKM yang digunakan adalah 75. Data hasil belajar evaluasi siklus akhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Belajar Evaluasi Akhir No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Responden
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Jumlah Rata-rata Persentase Ketuntasan KKM (70)
Nilai 74 78 86 75 86 79 84 85 100 86 100 83 86 79 81 100 87 86 86 90 88 100 75 1974 85,83
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 22 1 95,7%
4,3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Berdasarkan tabel diatas, nilai tertinggi yang dapat diperoleh adalah 100 dan nilai terendah yaitu 74. Pada evaluasi akhir ini terjadi kenaikan rata-rata menjadi 85,83. Dengan ketuntasan KKM mencapai 95,7%. Hanya 1 dari 23 siswa yang belum mencapai KKM 75 atau sebesar 4,3%. Berdasarkan hasil nilai tersebut, target akhir rata-rata 80 telah tercapai karena pada evaluasi akhir ini rata-rata yang diperoleh 85,83. Pada penelitian ini, peningkatan hasil belajar juga dapat dilihat dari perbandingan kondisi awal, hasil evaluasi siklus I, evaluasi siklus II dan evaluasi akhir. Berikut peneliti sajikan data perbandingan hasil belajar matematika: Tabel 4.5 Data Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal 75,43 80%
Rata-rata Nilai Evaluasi Siklus I Evaluasi Siklus II 75,43 78,35 Presentase Ketercapaian KKM 82,6% 86,96%
Evaluasi Siklus Akhir 85,83 95,7%
Berdasarkan tabel diatas hasil belajar siswa kelas IV mengalami kenaikan, hal ini lebih jelasnya akan dijabarkan melalui diagram. Diagram peningkatan hasil belajar siswa kelas IV diperoleh dari hasil evaluasi siklus I, siklus II, dan siklus akhir. Diagram nilai rata-rata hasil belajar siswa sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
88
85,83
86
83
84 Rata-rata Kelas
82
80
80
78
78,35 Target
78 76
75,04
75,43
Pencapaian
74 72 70 68 Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Siklus Akhir
Gambar 4.1 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat rata-rata kelas yang diperoleh dari data dua tahun sebelumnya pada materi yang sama menunjukan 75,04. Pada siklus I rata-rata mengalami kenaikan menjadi 75,43. Pada siklus I rata-rata yang diperoleh belum mencapai target yang diharapkan yaitu 78, sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II rata-rata yang diperoleh meningkat menjadi 78,35 dari siklus sebelumnya, namun kenaikan rata-rata tersebut belum mencapai target yaitu 80, sehingga peneliti memberikan evaluasi akhir dan rata-rata yang diperoleh meningkat menjadi 85,83 yang telah melampaui target yaitu 83. Selanjutnya, peningkatan ketercapaian KKM dapat dilihat pada diagram berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
1
Persentase Ketercapaian KKM
95,70% 0,95 89%
0,9
86,96% 86%
0,85
83% 82,60%
Target
80,00%
Ketercapaian
0,8 0,75 0,7 Kondisi Awal
Evaluasi Siklus I
Evaluasi Siklus II
Evaluasi Akhir
Gambar 4.2 Persentase Pencapaian KKM Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada setiap siklusnya dari kondisi awal presentase ketercapaian KKM (65) mencapai 80%. Pada siklus I setelah menerapkan pembelajaran konteksual, ketercapaian KKM (70) meningkat menjadi 82,6% namun peningkatan ketercapaian KKM belum mencapai target yaitu 83%. Selanjutnya penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan ketercapaian KKM (75) menjadi 86,96%. Peningkatan ketercapaian KKM pada siklus II sudah melampaui target yaitu 86%. Selanjutnya pada evaluasi akhir meningkat menjadi 95,7% dan sudah melampaui target yaitu 89%. 3. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas IV di SD Kanisius Klepu diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi siswa pada saat sebelum siklus I dan setelah siklus II usai. Berdasarkan hasil kuisioner yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
diberikan sebelum siklus I didapatkan kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: 4.6 Kondisi Awal Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis No
Responden
Item Pernyataan 1 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3 2 3 2 4 4 1 3 5 3 4 2 3 4 3 2 4 2 4 5 3 4 4 1 3 3 3 4 5 2 2 3 5 1 4 5 4 2 2 3 5 3 4 4 2 2 3 4 4 1 3 1 4 4 4 5 4 2 2 4 5 1 4 2 2 2 2 3 2 4 4 4 5 2 1 5 5 1 3 5 4 2 3 2 5 2
1. Siswa 1 2. Siswa 2 3. Siswa 3 4. Siswa 4 5. Siswa 5 6. Siswa 6 7. Siswa 7 8. Siswa 8 9. Siswa 9 10. Siswa 10 11. Siswa 11 12. Siswa 12 13. Siswa 13 14. Siswa 14 15. Siswa 15 16. Siswa 16 17. Siswa 17 18. Siswa 18 19. Siswa 19 20. Siswa 20 21. Siswa 21 22. Siswa 22 23. Siswa 23 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor
Keterangan
12 12 13 12 13 11 16 11 14 11 15 13 12 12 12 15 12 10 11 15 12 14 12 290 12,60 63
Tidak kritis Tidak kritis Cukup Kritis Tidak kritis Cukup Kritis Tidak kritis Kritis Tidak kritis Cukup Kritis Tidak kritis Cukup Kritis Cukup Kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup Kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup Kritis Tidak kritis Cukup Kritis Tidak kritis Tidak Kritis Tidak Kritis 9 39,13%
Berdasarkan tabel di atas presentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 39,13% atau 9 dari 23 siswa. 4.7 Kondisi Awal Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis No 1. 2. 3. 4.
Responden Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4
1 1 1 3 3
Item Pernyataan 2 3 4 1 2 2 3 3 1 4 1 2 2 2 2
Skor
Keterangan
6 8 10 9
Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
5. Siswa 5 3 3 4 3 6. Siswa 6 1 1 1 2 7. Siswa 7 2 3 1 1 8. Siswa 8 2 3 2 1 9. Siswa 9 4 3 4 2 10. Siswa 10 1 1 3 3 11. Siswa 11 2 3 4 4 12. Siswa 12 2 2 2 2 13. Siswa 13 1 1 4 4 14. Siswa 14 3 3 1 3 15. Siswa 15 3 3 3 1 16. Siswa 16 2 3 4 4 17. Siswa 17 1 3 4 1 18. Siswa 18 2 2 2 2 19. Siswa 19 3 3 2 1 20. Siswa 20 4 3 3 3 21. Siswa 21 3 4 1 1 22. Siswa 22 3 3 1 4 23. Siswa 23 1 2 2 1 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
13 5 7 8 13 8 13 8 10 10 10 13 9 8 9 13 9 11 6 216 9,39 46,95
Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak Kritis Sangat tidak kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis 5 21,73%
Berdasarkan tabel di atas presentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 21,73% atau 5 dari 23 siswa. 4.8 Kondisi Awal Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Responden Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17
Item Pernyataan 1 2 3 4 4 4 1 2 2 2 1 1 1 1 4 3 1 1 3 3 4 4 3 3 1 2 1 1 4 4 1 4 4 1 1 2 2 4 5 2 1 1 2 2 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 4 4 3 5 4 2 2 1 4 3
Skor
Keterangan
11 6 9 8 14 5 13 8 13 6 15 9 7 10 11 14 10
Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
18. Siswa 18 2 2 3 1 19. Siswa 19 1 1 2 2 20. Siswa 20 3 2 3 5 21. Siswa 21 3 3 2 2 22. Siswa 22 3 2 4 4 23. Siswa 23 3 4 2 2 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
8 6 13 10 13 11 230 10 50
Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis 6 26,08%
Berdasarkan tabel di atas presentase siswa yang termasuk dalam kriteria memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 26,08% atau 6 dari 23 siswa. 4.9 Kondisi Awal Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis No
Responden
Item Pernyataan 1 2 3 4 3 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 4 2 3 3 1 3 4 4 4 1 1 2 4 1 4 4 1 2 1 1 3 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 3 1 1 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 2 2 4 3 2 4 2 2 2 2
1. Siswa 1 2. Siswa 2 3. Siswa 3 4. Siswa 4 5. Siswa 5 6. Siswa 6 7. Siswa 7 8. Siswa 8 9. Siswa 9 10. Siswa 10 11. Siswa 11 12. Siswa 12 13. Siswa 13 14. Siswa 14 15. Siswa 15 16. Siswa 16 17. Siswa 17 18. Siswa 18 19. Siswa 19 20. Siswa 20 21. Siswa 21 22. Siswa 22 23. Siswa 23 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor 7 8 9 6 16 8 14 11 13 9 15 8 10 7 8 16 9 7 15 14 10 13 8 241 10,47 52,35
Keterangan Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis 9 39,13%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Berdasarkan tabel di atas persentase siswa yang termasuk dalam kriteria memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 39,13% atau 9 dari 23 siswa. 4.10 Kondisi Awal Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis No
Responden
Item Pernyataan 1 2 3 4 2 3 1 5 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 1 1 3 3 3 4 2 1 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 2 2 5 4 3 4 3 3 4 4 3 5 1 1 1 3 2 3 4 3 1 1 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 5 2 3 3 5 2 1 5 1 2 4 4 3 2 2 2 4 2 5 3 4 2 2 3 3
1. Siswa 1 2. Siswa 2 3. Siswa 3 4. Siswa 4 5. Siswa 5 6. Siswa 6 7. Siswa 7 8. Siswa 8 9. Siswa 9 10. Siswa 10 11. Siswa 11 12. Siswa 12 13. Siswa 13 14. Siswa 14 15. Siswa 15 16. Siswa 16 17. Siswa 17 18. Siswa 18 19. Siswa 19 20. Siswa 20 21. Siswa 21 22. Siswa 22 23. Siswa 23 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor
Keterangan
11 7 9 7 13 11 13 13 13 13 16 6 12 10 13 15 13 13 9 13 10 14 10 264 11,47 57,35
Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak Kritis Tidak Kritis 12 52,17
Berdasarkan tabel di atas presentase siswa yang termasuk dalam kriteria memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 52,17% atau 12 dari 23 siswa. Selanjutnya peneliti menghitung nilai rata-rata keseluruhan yang akan dpaparkan pada table berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Tabel 4.11 Skor Keseluruhan Kemampuan Awal Berpikir Kritis No
Responden
1 12 12 13 12 13 11 16 11 14 11 15 13 12 12 12 15 12 10 11 15 12 14 12
2 6 8 10 9 13 5 7 8 13 8 13 8 10 10 10 13 9 8 9 13 9 11 6
Indikator 3 4 11 7 6 8 9 9 8 6 14 16 5 8 13 14 8 11 13 13 6 9 15 15 9 8 7 10 10 7 11 8 14 16 10 9 8 7 6 15 13 14 10 10 13 13 11 8
1. Siswa 1 2. Siswa 2 3. Siswa 3 4. Siswa 4 5. Siswa 5 6. Siswa 6 7. Siswa 7 8. Siswa 8 9. Siswa 9 10. Siswa 10 11. Siswa 11 12. Siswa 12 13. Siswa 13 14. Siswa 14 15. Siswa 15 16. Siswa 16 17. Siswa 17 18. Siswa 18 19. Siswa 19 20. Siswa 20 21. Siswa 21 22. Siswa 22 23. Siswa 23 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
5 11 7 9 7 13 11 13 13 13 13 16 6 12 10 13 15 13 13 9 13 10 14 10
Skor
Keterangan
47 41 50 42 69 40 63 51 66 47 74 44 51 49 54 73 53 46 50 68 51 65 47 1241 53,95 53,95
Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Cukup Kritis Sangat Tidak Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Cukup Kritis Sangat Tidak Kritis Cukup Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Cukup Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Cukup Kritis Sangat Tidak Kritis Cukup Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sabfat tidak krtis 6 26,08%
Berdasarkan tabel 4.11 dengan dasar kriteria tabel 3.18 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 6 siswa dengan persentase 35,71%. Berdasarkan uraian tabel-tabel di atas peneliti merangkum skor ratarata kemampuan berpikir kritis untuk kondisi awal sebagai berikut: Tabel 4.12 Nilai Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No 1 2
Indikator Berpikir Kritis Mengenal Masalah Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah
Skor Ratarata yang di Capai 12,60
63
Persentase Siswa Minimal Cukup 39,13%
9,39
46,95
21,73%
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
3
4 5
Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data Menarik kesimpulankesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan Keseluruhan
10
50
26,08%
10,47
52,35
39,13%
11,47
57,35
52,17%
53,95
53,95
26,08%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai kemampuan berpikir kritis untuk indikator 1 adalah 63 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis adalah 39,13%, indikator 2 sebesar 46,95 dengan persentase 21,73%. Sedangkan indikator 3 sebesar 50 dengan persentase 26,08%. Indikator 4 sebesar 52,35 dengan persentase 39,13%, dan untuk indikator 5 sebesar 57,35 dengan persentase 52,17%. Nilai rata-rata kelas keseluruhan yaitu 53,95 dengan persentase 26,6% Setelah siklus II selesai, peneliti kembali membagikan kuisioner berpikir kritis yang diisi oleh siswa. Kuisioner dibagikan setelah siklus II bertujuan untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa setelah menggunakan pembelajaran kontekstual. Adapun hasil kuisioner tersebut dapat dilihatpada tabel berikut: Tabel 4.13 Kondisi Akhir Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Responden Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16
Item Pernyataan 1 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 5 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 3 5 4 4 3 3 5 5 5 4
Skor
Keterangan
11 11 15 12 16 12 14 16 18 15 19 17 16 16 14 19
Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
17. Siswa 17 3 3 3 5 18. Siswa 18 3 3 4 4 19. Siswa 19 3 4 4 5 20. Siswa 20 3 4 3 4 21. Siswa 21 4 3 4 5 22. Siswa 22 4 5 5 4 23. Siswa 23 3 3 3 4 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
14 14 16 14 16 18 13 346 15,04 75,2
Cukup kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup Kritis Cukup Kritis 18 78,26%
Berdasarkan tabel di atas presentase siswa yang termasuk dalam kriteria memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 78,26% atau 18 dari 23 siswa. Tabel 4.14 Kondisi Akhir Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis No
Responden
Item Pernyataan 1 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 4 2 2 2 2 2 3 5 4 3 3 3 4 3 3 5 4 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 4 5 3 5 5 5 3 3 3 4 3 2 4 3 5 2 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3
1. Siswa 1 2. Siswa 2 3. Siswa 3 4. Siswa 4 5. Siswa 5 6. Siswa 6 7. Siswa 7 8. Siswa 8 9. Siswa 9 10. Siswa 10 11. Siswa 11 12. Siswa 12 13. Siswa 13 14. Siswa 14 15. Siswa 15 16. Siswa 16 17. Siswa 17 18. Siswa 18 19. Siswa 19 20. Siswa 20 21. Siswa 21 22. Siswa 22 23. Siswa 23 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor
Keterangan
11 12 12 8 14 13 15 17 16 15 19 15 10 11 16 18 13 12 15 16 17 14 12 321 13,95 69,75
Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Kritis Sangat kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup Kritis Cukup Kritis 15 65,21%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Berdasarkan tabel di atas presentase siswa yang termasuk dalam kriteria memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 65,21% atau 15 dari 23 siswa. Tabel 4.15 Kondisi Akhir Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis No
Responden
Item Pernyataan 1 2 3 4 5 2 2 3 2 2 3 2 5 5 4 4 2 4 4 4 5 5 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 4 4 5 5 4 3 5 5 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 5 4 4 5 5 5 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 3 3 4 5 5 3 3 3 3 4
1. Siswa 1 2. Siswa 2 3. Siswa 3 4. Siswa 4 5. Siswa 5 6. Siswa 6 7. Siswa 7 8. Siswa 8 9. Siswa 9 10. Siswa 10 11. Siswa 11 12. Siswa 12 13. Siswa 13 14. Siswa 14 15. Siswa 15 16. Siswa 16 17. Siswa 17 18. Siswa 18 19. Siswa 19 20. Siswa 20 21. Siswa 21 22. Siswa 22 23. Siswa 23 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor
Keterangan
12 9 18 14 16 14 15 18 16 14 18 17 14 13 14 18 16 13 16 14 16 17 13 345 15 75
Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Kritis Kritis Cukup kritis Cukup Kritis Cukup Kritis 21 91,30%
Berdasarkan tabel di atas presentase siswa yang termasuk dalam kriteria memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 91,30% atau 21 dari 23 siswa. Tabel 4.16 Kondisi Akhir Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis No 1. 2.
Responden Siswa 1 Siswa 2
Item Pernyataan 1 2 3 4 2 2 4 4 4 5 4 2
Skor
Keterangan
12 15
Tidak kritis Cukup kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
3. Siswa 3 5 5 4 4 4. Siswa 4 3 3 2 2 5. Siswa 5 4 3 3 4 6. Siswa 6 3 3 3 3 7. Siswa 7 4 4 5 5 8. Siswa 8 4 4 4 4 9. Siswa 9 5 5 5 4 10. Siswa 10 3 5 4 3 11. Siswa 11 5 5 5 5 12. Siswa 12 5 3 4 5 13. Siswa 13 3 4 4 5 14. Siswa 14 3 4 4 3 15. Siswa 15 4 4 4 5 16. Siswa 16 5 3 3 4 17. Siswa 17 5 4 3 3 18. Siswa 18 3 3 5 5 19. Siswa 19 5 4 3 5 20. Siswa 20 5 4 4 4 21. Siswa 21 5 5 3 4 22. Siswa 22 4 4 5 5 23. Siswa 23 3 3 3 3 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
18 10 14 12 18 16 19 15 20 17 16 14 17 15 15 16 17 17 17 18 12 360 15,65 78,25
Sangat kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Sangat kritis Tidak kritis Cukup Kritis Cukup Kritis 19 82,60%
Berdasarkan tabel di atas presentase siswa yang termasuk dalam kriteria memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 82,60% atau 19 dari 23 siswa. Tabel 4.17 Kondisi Akhir Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Responden Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15
Item Pernyataan 1 2 3 4 5 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 3 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4
Skor
Keterangan
13 11 13 12 14 11 12 13 19 16 18 15 14 16 16
Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
16. Siswa 16 4 5 5 3 17. Siswa 17 3 3 5 5 18. Siswa 18 5 4 4 4 19. Siswa 19 5 2 4 4 20. Siswa 20 3 3 3 5 21. Siswa 21 5 4 4 4 22. Siswa 22 5 4 4 4 23. Siswa 23 3 3 4 4 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
17 16 17 15 14 17 17 14 340 14,78 73,9
Kritis Kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Kritis Cukup kritis Cukup Kritis Cukup Kritis 19 82,60%
Berdasarkan tabel di atas presentase siswa yang termasuk dalam kriteria memiliki kemampuan berpikir kritis sebesar 82,60% atau 19 dari 23 siswa.
Selanjutnya peneliti menghitung nilai rata-ratakemampuan
berpikir kritis keseluruhan yang akan dipaparkan pada table berikut ini: Tabel 4.18 Skor Keseluruhan Kemampuan Akhir Berpikir Kritis No
Responden
1 11 11 15 12 16 12 14 16 18 15 19 17 16 16 14 19 14 14 16 14 16 18 13
2 11 12 12 8 14 13 15 17 16 15 19 15 10 11 16 18 13 12 15 16 17 14 12
Indikator 3 4 12 12 9 15 18 18 14 10 16 14 14 12 15 18 18 16 16 19 14 15 18 20 17 17 14 16 13 14 14 17 18 15 16 15 13 16 16 17 14 17 16 17 17 18 13 12
1. Siswa 1 2. Siswa 2 3. Siswa 3 4. Siswa 4 5. Siswa 5 6. Siswa 6 7. Siswa 7 8. Siswa 8 9. Siswa 9 10. Siswa 10 11. Siswa 11 12. Siswa 12 13. Siswa 13 14. Siswa 14 15. Siswa 15 16. Siswa 16 17. Siswa 17 18. Siswa 18 19. Siswa 19 20. Siswa 20 21. Siswa 21 22. Siswa 22 23. Siswa 23 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
5 13 11 13 12 14 11 12 13 19 16 18 15 14 16 16 17 16 17 15 14 17 17 14
Skor
Keterangan
59 58 76 56 74 62 74 80 88 75 94 81 70 70 77 87 74 72 79 75 83 84 64 1712 74,43 74,43
Tidak Kritis Tidak Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Cukup Kritis Kritis Kritis Cukup Kritis Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Cukup Kritis Cukup Kritis Kritis Cukup Kritis Cukup Kritis Cukup Kritis Cukup Kritis Kritis Kritis Tidak Kritis Cukup Kritis Cukup Kritis 18 78,3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Tabel 4.19 Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis No 1 2
3
4 5
Indikator Berpikir Kritis
Rata-rata Skor Kelas
Nilai Ratarata Kelas
Mengenal Masalah Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalahmasalah Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Cukup kritis Menganalisis data
15,04
75,2
Persentase Siswa Minimal Cukup 78, 26%
13,95
69,75
65, 21%
15
75
91,30%
15,65
78, 25
82,60%
14,78
73,9
82,60%
74,43
74,43
78,3%
Menarik kesimpulankesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan Keseluruhan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis pada indikator 1 yaitu sebanyak 78,26% dengan nilai rata-rata yang diperoleh mancapai 75,2 (cukup kritis). Sedangkan sebanyak 65,21% siswa sudah memiliki kemampuan berpikir kritis dengan nilai rata-rata 69,75 (cukup kritis) pada indikator 2, sedangkan pada indikator 3 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis sebanyak 91,3% dengan nilai rata-rata mencapai 75 (cukup kritis). Selanjutnya untuk indikator 4 siswa sudah memiliki kemampuan berpikir kritis mencapai 82,6% dengan nilai rata-rata 78,25 (cukup kritis) dan indikator 5 mencapai 82,6% siswa sudah memiliki kemampuan berpikir kritis dengan nilai rata-rata 73,9 (cukup kritis) pada indikator 5. Sehingga untuk keseluruhan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV mencapai 74,43 (cukup kritis) dengan persentase siswa minimal cukup kritis mencapai 78,3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Pada penelitian ini, peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari perbandingan kondisi awal sebelum penelitian dan kondisi akhir setelah penelitian. Perbandingan data kemampuan berpikir kritis di awal sebelum penelitian dengan kemampuan berpikir kritis setelah dilakukan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.20 Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Indikator
Mengenal Masalah Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data Menarik kesimpulankesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan. Keseluruhan
Sebelum Penelitian Presentase Nilai Siswa Rata-rata Minimal Cukup 63 39,13%
Sesudah Penelitian Presentase Nilai Siswa Rata-rata Minimal Cukup 75, 2 78, 26%
46,95
21,73%
69,75
65, 21%
50
26,08%
75
91,30%
52,35
39,13%
78, 25
82,60%
57,35
52,17%
73,9
82,60%
53,95
26,08%
74,43
78,3%
ws Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV sebelum dilakukan penelitian dengan sesudah dilakukan penelitian. Hal ini lebih jelasnya akan dijabarkan
dengan
menggunakan
diagram.
Diagram
kemampuan berpikir kritis dapat dilihat sebagai berikut:
peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
90,00 80,00 Nilai Rata-rata Kelas
70,00
75,20
75,00
73,90
69,75 63,00
57,35
60,00 50,00
78,25
46,95
50,00
52,35
40,00
Awal
30,00
Akhir
20,00 10,00 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator Berpikir Kritis
Gambar 4.3 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat terjadi kenaikan nilai ratarata kelas yang diperoleh pada masing-masing indikator. Sebelum penelitian kemampuan berpikir kritis pada indikator 1 memperoleh nilai rata-rata 63 (tidak kritis) dan meningkat menjadi 75,2 (cukup kritis) setelah penelitian. Sedangkan pada indikator 2 nilai rata-rata awal yang diperoleh 46,95 (sangat tidak kritis) meningkat menjadi 69,75 (cukup kritis). Pada indikator 3 sebelum penelitian memperoleh nilai rata-rata 50 (sangat tidak kritis) meningkat menjadi 75 (cukup kritis) setelah penelitian. Nilai rata-rata kondisi awal 52,35 (sangat tidak kritis) meningkat menjadi 78,25 (cukup kritis) pada indikator 4, sedangkan pada indikator 5 kondisi awal memperoleh nilai rata-rata 57,35 (tidak kritis) meningkat menjadi 73,9 (cukup kritis) setelah penelitian. Untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti juga melakukan observasi yang dilakukan dua kali, yaitu sebelum penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
dan ketika penelitian. Observasi ini dilakukan untuk memantapkan hasil kemampuan berpikir kritis. Adapun hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.21 Hasil Observasi Sebelum Penelitian Responden Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Jumlah
1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 38
2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 31
Indikator 3 4 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 3 3 3 3 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 38 36
5 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 35
Ratarata 1 1.2 1.2 1.2 1.2 1.4 1.8 2.4 2.6 1.2 1.6 1.4 1.4 1.8 1.4 2 1.6 1.4 1.4 1.6 1.4 2 1.4
Kriteria Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Tidak Kritis Kritis Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Cukup Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis Cukup Kritis Sangat Tidak Kritis
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa presentase siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis sebelum penelitian hanya mencapai 17,4% atau hanya 4 dari 23 siswa. Observasi juga dilakukan ketika proses penelitian berlangsung, yaitu pada pertemuan kedua pada siklus II. Adapun hasil dari observasi sesudah penelitian adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Tabel 4.22 Hasil Observasi Saat Penelitian Responden Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Jumlah
1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 1 51
2 1 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 46
Indikator 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 54 52
5 1 1 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 47
Ratarata 1.6 1.8 2 1.8 2.2 1.8 2 2.8 3 2.2 2.6 2.2 2.6 2 1.6 2.6 2.4 2.2 1.8 2.4 2.2 2.6 1.6
Kriteria Tidak Kritis Tidak Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Cukup Kritis Sangat Kritis Sangat Kritis Cukup Kritis Kritis Cukup Kritis Kritis Cukup Kritis Sangat Tidak Kritis Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Kritis Cukup Kritis Kritis Sangat Tidak Kritis
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa presentase siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis sesudah penelitian dapat mencapai 69,6% atau 16 dari 23 siswa. Pada penelitian ini, peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari perbandingan observasi sebelum penelitian dan setelah penelitian. Perbandingan data kemampuan berpikir kritis di awal sebelum penelitian dengan kemampuan berpikir kritis setelah dilakukan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Tabel 4.23 Perbandingan Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Mengenal Masalah Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalahmasalah Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data
Sebelum Penelitian Skor Kriteria 38 Tidak Kritis
Menarik kesimpulankesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan.
Sesudah Penelitian Skor Kriteria 51 Cukup Kritis
31
Sangat Tidak Kritis
46
Cukup Kritis
38
Tidak Kritis
54
Cukup Kritis
36
Sangat Tidak Kritis
52
Sangat Kritis
35
Sangat Tidak Kritis
47
Cukup Kritis
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat terjadi kenaikan rata-rata yang diperoleh pada masing-masing indikator. Sebelum penelitian kemampuan berpikir kritis pada indikator 1 memperoleh skor 38 (tidak kritis) dan meningkat menjadi 51 (cukup kritis) setelah penelitian. Sedangkan pada indikator 2 skor yang diperoleh 31 (sangat tidak kritis) meningkat menjadi 46 (cukup kritis). Pada indikator 3 sebelum penelitian memperoleh skor 38 (tidak kritis) dan meningkat menjadi 54 (cukup kritis) setelah penelitian. Skor 36 (sangat tidak kritis) meningkat menjadi 52 (kritis) pada indikator 4, sedangkan pada indikator 5 sebelum penelitian memperoleh skor 35 (sangat tidak kritis) meningkat menjadi 47 (cukup kritis) setelah penelitian. B. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas IV melalui pembelajaran kontekstual di SD Kanisius Klepu. Shoimin (2014:41) mengemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
bahwa pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran dengan tujuan untuk memotivasi siswa dalam memahami makna materi yang diajarkan dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari. Penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 2015/2016 diperoleh data mengenai langkah-langkah pembelajaran kontekstual, hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa. Data kondisi awal hasil belajar siswa diperoleh melalui nilai ulangan matematika dua tahun sebelumnya pada materi yang sama dan hasil belajar siswa diperoleh melalui evaluasi di siklus I, siklus II, dan evaluasi akhir. Sedangkan kemampuan berpikir kritis diperoleh melalui pengisian kuisioner sebelum dilakukan penelitian dan sesudah dilakukan penelitian. Sedangkan. Berikut akan dijabarkan pembahasan dari masing-masing variabel yang diteliti: 1. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Penelitian dengan menggunakan pembelajaran konteksual pada materi KPK dan FPB yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Kanisius Klepu melalui pembelajaran kontekstual. Penerapan pembelajaran
kontekstual
pada
penelitian
berdasarkan
dari
komponen dalam pembelajaran kontekstual, yang meliputi: a. Kontruktivisme (Contructivism) Kegiatan kontruktivisme pada penelitian ini yaitu guru membangun dan menyusun pengetahuan siswa terhadap materi yang diajarkan yaitu dengan cara menjelaskan materi kelipatan berdasarkan permainan yang telah dilakukan siswa ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
proses pembelajaran. Peneliti juga menjelaskan mengenai konsep faktor bilangan, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) untuk menyusun pengetahuan siswa terlebih dahulu. b. Bertanya (Questioning) Kegiatan bertanya bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa. Pada masing-masing pertemuan dalam setiap siklus, peneliti selalu memberikan waktu untuk kegiatan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami siswa. c. Menemukan (Inquiry) Inquiry merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian cara penyelesaian melalui proses berpikir secara
sistematis.
Pada
penelitian
ini
peneliti
selalu
memberikan permasalahan-permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan materi KPK dan FBP pada siswa. Siswa ditutuntut untuk menemukan cara-cara penyelesaian dari permasalahan yang diberikan. d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Dalam kegiatan pembelajaran, siswa selalu dibentuk dalam kelompok-kelompok diskusi yang beranggotakan 5 – 6 siswa pada masing-masing kelompok. Dengan berdiskusi siswa dapat memperoleh sumber untuk menemukan cara penyelesaian permasalahan dengan berdiskusi bersama teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
e. Pemodelan (Modeling) Pemodelan
merupakan
proses
pembelajaran
dengan
memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa, sehinggga dalam penelitian ini, peneliti selalu menggunakan media yang dapat digunakan oeh siswa ketika kegiatan pembelajaran. Media yang digunakan penelitian ini yaitu permainan tepuk kelipatan yang digunakan dalam pertemuan pertama siklus I; media permen dan kelereng yang digunakan untuk menjelaskan konsep faktor bilangan pada pertemuan kedua siklus I; sedangangkan dalam siklus II peneliti menggunakan media papan pohon faktor untuk menjelaskan KPK dan FPB. f. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment) Penilaian digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi mengenai perkembangan belajar siswa. Pada penelitian ini, penilaian dilakukan setiap siklus yaitu evaluasi siklus I, evaluasi siklus II dan evaluasi siklus akhir. g. Refleksi (Reflection) Setiap akhir pembelajaran peneliti selalu memberikan refleksi pada siswa, yaitu dengan cara tanya jawab atau mengurutkan kembali kejadian atau kegiatan pembelajaran yang telah dilalui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
2. Hasil Belajar Sebelum menerapkan pembelajaran kontekstual di kelas IV, peneliti melihat bahwa kondisi awal yang diambil dari nilai ulangan matematika pada materi KPK dan FPB dua tahun sebelumnya yaitu pada tahun pelajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa masih terdapat 20% dari 25 siswa yang belum mencapai KKM 65. Setelah diterapkannya pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika pada pada tahun pelajaran 2015/2016, hasil belajar siswa mengalami peningkatan ketercapaian KKM dari 80% pada kondisi awal menjadi 82,6% pada siklus I. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan pada siklus I dinaikkan menjadi 70 berdasarkan hasil diskusi bersama guru kelas. Pada siklus I target penelitian
belum
tercapai
yaitu
rata-rata
80,
maka
untuk
membuktikan pembelajaran kontekstual tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar kelas IV pada mata pelajaran matematika peneliti melanjutkan penelitian hingga siklus II. Dari data yang diperoleh dari siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi siswa kelas IV SD Kanisius Klepu pada mata pelajaran matematika. Pada evaluasi siklus II, jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat dari 82,6% pada siklus I menjadi 86,96% pada siklus II ini. KKM yang digunakan pada siklus II juga dinaikkan dari KKM 70 pada siklus I menjadi KKM 75 pada siklus II. Rata-rata kelas yang diperoleh juga mengalami peningkatan yaitu dari 75,43 pada siklus I menjadi 78,35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
pada siklus II. Pelaksanaan siklus II berhasil karena target keberhasilan minimal yang ditentukan oleh peneliti untuk KKM 75 adalah 86% dengan rata-rata yang dicapai yaitu 78,35. Sedangkan hasil yang diperoleh kembali meningkat pada hasil evaluasi akhir, yaitu ketercapaian KKM meningkat menjadi 95,7% dengan rata-rata yang diperoleh 85,83. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa penelitian ini dikatakan berhasil karena telah melampaui target yaitu rata-rata 80. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama penelitian berlangsung, peningkatan terjadi karena keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. 3. Kemampuan Berpikir Kritis Sebelum menerapkan pembelajaran kontekstual di kelas IV pada mata mata pelajaran matematika, peneliti membagikan kuisioner kemampuan berpikir kritis kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu. Dari data yang diperoleh, kondisi awal nilai rata-rata kelas keseluruhan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu adalah 53,95 (sangat tidak kritis) dengan persentase siswa minimal cukup kritis mencapai 26,08% Setelah diterapkan pembelajaran kontekstual pada siklus I dan siklus II nilai rata-rata kelas keseluruhan kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat menjadi 74,43 dengan kategori cukup kritis dan persentase siswa minimal cukup kritis mencapai 78,3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil yang didapat melalui observasi. Pada hasil observasi sebelum penelitian, kemampuan berpikir kritis pada indikator 1 memperoleh skor 38 (tidak kritis) dan meningkat menjadi 51 (cukup kritis) setelah penelitian. Sedangkan pada indikator 2 skor yang diperoleh 31 (sangat tidak kritis) meningkat menjadi 46 (cukup kritis). Pada indikator 3 sebelum penelitian memperoleh skor 38 (tidak kritis) dan meningkat menjadi 54 (cukup kritis) setelah penelitian. Skor 36 (sangat tidak kritis) meningkat menjadi 52 (kritis) pada indikator 4, sedangkan pada indikator 5 sebelum penelitian memperoleh skor 35 (sangat tidak kritis) meningkat menjadi 47 (cukup kritis) setelah penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama dua siklus, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual yang diterapkan pada siswa kelas IV SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 2015/2016 dapat meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis matematika. Hal tersebut
dikarenakan
pembelajaran
kontekstual
memberikan
pengalaman belajar pada siswa karena mengkaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa (Nurhadi dalam Rusman,
2010:189)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam pnelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Upaya peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual telah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Contructivism, Questioning, Inquiry, Learning Community, Modeling, Authentic Assesment, dan Reflection. 2. Penggunaan
model
pembelajaran
inovatif
dengan
pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar kelas IV SD Kanisius Klepu. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal hasil belajar matematika dengan presentase ketercapaian KKM sebesar 80% dengan rata-rata yang diperoleh 75,04 meningkat menjadi 82,6% pada evaluasi siklus I dengan rata-rata 75,43; mencapai 86,96% pada evaluasi siklus II dengan rata-rata 78,35 dan mencapai 95,7% pada evaluasi akhir dengan perolehan rata-rata yaitu 85,83. 3. Penggunaan model pembelajaran inofatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu. Hal ini nampak dari nilai ratarata kemampuan berpikir kritis siswa pada konsi awal sebesar 57,35 (sangat tidak kritis) dengan persentase siswa minimal cukup kritis
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
sebesar 26,08% meningkat pada kondisi akhir yaitu 74,43 (cukup kritis) dengan persentase siswa minimal cukup kritis mencapai 78,3%. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini antara lain: 1. Pada penelitian ini, sulit diketahui faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar dan berpikir kritis, karena penelitian ini tidak dilakukan oleh guru kelas. 2. Terbatasnya alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran untuk dapat menggali pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari. C. Saran Dalam rangka menyumbang pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan
berpikir
kritis
matematika
siswa,
maka
peneliti
menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru kelas agar dapat diketahui lebih jelas faktor yang meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis. 2. Selain itu, ketika melakukan penelitian, sebaiknya peneliti lebih mempertimbangkan waktu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, agar hasil yang didapat lebih optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, S. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsio dan Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Daryanto dan Rahardjo.2012.Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Fisher, A. 2008. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Ghani, A.R.A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hardi; Mikan dan Ngadiyono. 2009. Pandai Berhitung Matematika 4: Untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hermawan.2015. Penelitian Tindakan Kelas & Penelitian Tindakan Sekolah (Juknis). Surakarta: UNS Press. Hudojo. 1998. Teori Belajar Untuk Pengajaran Matematika. Jakarta: Bumi Aksara. Johnson, E.B. 2007. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan Learning Center Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kusumah, W & Dwitagama, D. 2009.Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Barat: PT Indeks. Kusnandar, A. 2009. Matematika untuk SD/ MI Kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Kusuwana. 2011. Taksonomi Berpikir Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Masidjo, I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Mustaqim, B dan Astuty, A. 2008. Ayo Belajar Matematika Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departeman Pendidikan Nasional. Ratnawulan, E & Rusdiana, A. 2015.Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia Bandung. Rusman. 2010. Model−model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Rusman. 2012. Model−model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme GuruEdisi Kedua. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sani, R. 2013 .Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Sanjaya, W. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Shoimin, A. 2014.68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR−RUZZ Media. Siregar dan Nara, H. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudjana, N. 2010.Penilaian hasil proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka Sugiyanto. 2010. Model−model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pressindo. Suherman, E. 20013. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Supratiknya, A. 2012. Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Susanto, A. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenanda Media Grup. _________. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif Progresif. Jakarta: Kencana. Yuniarto, Y. 2009. Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departeman Pendidikan Nasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Lampiran 1 Silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan ke-1
Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan
: Sekolah Dasar
Nama Sekolah
: SD Kanisius Klepu
Kelas/ Semester
: VI/ I
Alokasi Waktu
: 2 jp (2 × 40 menit)
A. Standar Kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 2. 2. Menentukan kelipatan dan faktor bilangan C. Indikator Kognitif 2. 2. 1. Menjelaskan arti kelipatan suatu bilangan 2. 2. 2. Menemukan kelipatan persekutuan dua bilangan Afektif 2. 2. 2. Menyampaikan pendapat mengenai kelipatan persekutuan dua bilangan Psikomotorik 2. 2. 3. Memperagakan bilangan loncat dengan menggunakan media D. Tujuan Kognitif 2.1.1.1.Siswa mampu menjelaskan konsep kelipatan suatu bilangan melalui media yang diberikan guru. 2.2.1.1.Siswa mampu menemukan kelipatan suatu bilangan melalui langkah yang tepat dengan dibantu guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Afektif 2.2.1.2.Siswa mampu menyampaikan pendapat melalui metode tanya jawab dan diskusi dengan dibantu guru. Psikomotorik 2.2.1.3.Siswa mampu memperagakan bilangan loncat dengan menggunakan media melalui instruksi dari guru dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan kelipatan persekutuan dua bilangan. E. Materi Ajar 1. Menentukan Kelipatan Suatu Bilangan Masih ingatkah kalian dengan membilang bilangan loncat? Ayo, perhatikan garis bilangan di bawah ini.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mari kita tuliskan bilangan loncat 2 yang ditunjukkan tanda panah pada garis bilangan diatas. 2, 4, 6, 8, 10, dan seterusnya Dari manakah bilangan-bilangan tersebut diperoleh? Mari kita selidiki. 2
=2
=1×2
4
= 2 + 2= 2 × 2
6
= 4 + 2= 2 + 2 + 2 = 3 × 2
8
= 6 + 2= 2 + 2 + 2 + 2 = 4 × 2
10 = 8 + 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 5 × 2
dan seterusnya
Ternyata bilangan-bilangan tersebut diperoleh dengan menembahkan 2 dari bilangan sebelumnya atau mengkalikan 2 dengan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Bilangan-bilangan seperti ini disebut bilangan kelipatan 2. Dengan cara yang sama dapat kita cari bilangan kelipatan 5 sebagai berikut: 5×1=5 5 × 2 = 10 5 × 3 = 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
5 × 4 = 20 5 × 5 = 25
dan seterusnya
Jadi, kelipatan 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, dan seterusnya. 2. Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan Sudahkah kamu memahami kelipatan bilangan? Jika sudah, mari kita malanjutkan belajar mengenai kelipatan persekutuan dua bilangan. Cermati cerita dibawah ini. Andi mempunyai 2 buah lampu hias, satu berwarna hijau dan yang satu berwarna merah. Ketika kedua lampu tersebut dinyalakan, ternyata lampu hijau menyala setiap 2 detik sekali sedangkan lampu merah menyala setiap 3 detik sekali. Pada detik keberapa sajakah lampu hijau dan lampu merah tersebut menyala bersama-sama? Mari kita bahas cerita diatas.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Lampu hujau
17
18
19
20
21
A
Lampu merah
Lampu hijau menyala pada detik ke : 2, 4, 6. 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, dan seterusnya kelipatan 2 Lampu merah menyala pada detik ke: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, dan seterusnya kelipatan 3 Bilangan-bilangan yang sama dari kedua bilangan tersebut (kelipatan 2 dan kelipatan 3) adalah
6, 12, 18, …
Bilangan-bilangan 6, 12, 18, … disebut kelipatan persekutuan dari 2 dan 3.
Kelipatan persekutuan dari dua bilangan adalah kelipatan-kelipatan dari dua bilangan tersebut yang bernilai sama.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
F. Pendekatan, Model, Metode dan Teknik Pendekatan
: Scientific
Model
: Contextual Teaching and Learning
Metode
: Tanya jawab, penugasan, diskusi, ceramah, dan presentasi
G. Kegiatan Pembelajaran Komponen
Kegiatan
Alokasi Waktu
Relating 1. Guru melakukan apersepsi terhadap materi yang akan diajarkan. 2. Guru Pendahuluan
menyampaikan
pembelajaran
dan
tujuan
pokok-pokok
5 menit
materi yang dipelajari. 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru dan siswa membuat kontrak belajar Cooperating 5. Guru
memotivasi
siswa
dengan
permainan ‘Tepuk Kelipatan’ untuk memberikan
pengalaman
mencari
kelipatan pada siswa. (Modelling). Siswa duduk berjajar dan berhitung bilangan asli secara urut mulai dari Inti
kanan ke kiri secara bergantian. Apabila guru menyebutkan ‘bilangan loncat
2’
menyebutkan
berarti
siswa
bilangan
yang yang
merupakan kelipatan dari 2 (misalnya 2, 4, 6, dst) harus disertai dengan bertepuk tangan. Begitu juga apabila guru menyebutkan ‘bilangan loncat 3’ berarti
siswa
yang
menyebutkan
55 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
bilangan kelipatan 3 (misalnya 3, 6, 9, dst) juga harus disertai dengan bertepuk tangan. 6. Siswa
dibantu
guru
menemukan
konsep kelipatan bedasarkan dari permainan
‘Tepuk
(Contructivism).
Dari
Kelipatan’. permainan
tepuk kelipatan yang telah dilakukan oleh siswa, guru dapat menjelaskan mengenai konsep kelipatan kepada siswa dengan menuliskan hasil dari tepuk
kelipatan
dipapan
tulis.
Misalnya pada kelipatan 2, siswa yang ketika menyebutkan bilangan disertai dengan tepuk tangan diminta untuk tunjuk jari, kemudian guru dan siswa dapat mencatat dipapan tulis bilangan-bilangan kelipatan 2 dari permainan tepuk kelipatan tersebut. Setelah diketahui hasil dari kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, ... guru dapat menjelaskan konsep dari kelipatan itu sendiri, misalnya bilangan-bilangan dari kelipatan 2 dapat diperoleh melalui
cara
bilangan
hasil
penjumlahan sebelumnya ditambah dengan bilangan 2. Contoh: Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, … Dapat dicari dengan: 2 2+2=4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
4+2=6 6+2=8 8 + 2 = 10, dst Selain dengan menggunakan cara menambahkan bilangan 2 pada hasil penjumlahan bilangan sebelumnya, kelipatan 2 juga dapat dicari dengan menggunakan
cara
mengalikan
bilangan asli dengan bilangan 2. Contoh: 1×2=2 2×2=4 3×2=6 4×2=8 5 × 2 = 10, dst 7. Siswa dan guru melakukan tanya jawab
seputar
kelipatan.
(Questioning). Melalui pembahasan kelipatan dipapan tulis berdasarkan dari
permainan
tersebut,
guru
tepuk dapat
kelipatan melakukan
Tanya jawab dengan siswa mengenai kelipatan, seperti: a. Bilangan
berapa
saja
yang
merupakan kelipatan 2? b. Sebutkan
bilangan-bilangan
yang merupakan kelipatan dari 3. c. Adakah bilangan yang sama dari kelipatan 2 dan kelipatan 3? d. Coba bilangan
sebutkan berapa
bilangansaja
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
terdapat pada kelipatan 2 dan juga ada di kelipatan 3? e. Disebut apakah bilangan yang terdapat
dikedua
kelipatan
tersebut? Experiencing 8. Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang
beranggotakan
5–6
siswa.
(Community learning). Siswa dibagi menjadi 6 kelompok dengan cara berhitung, sehingga masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa. 9. Guru memberikan cerita sehari-hari yang berkaitan dengan kelipatan dan kelipatan persekutuan. Guru dapat mengkaitan cerita sehari-hari untuk menguji tingkat pemahaman siswa, seperti (lampiran lembar diskusi): a. Jam dinding di rumah Andi selalu berdentang setiap 2 jam sekali. Pada pukul berapa saja jam
tersebut
berdentang
kembali dalam waktu 1 hari? (1 hari = 24 jam) b. Doni pergi berenang setiap 2 hari sekali, sedangkan Fani pergi berenang setiap 3 hari sekali Pertanyaan: 1) Apakah Doni dan Fani dapat bertemu di kolam renang bersama-sama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
2) Doni
dan
berenang untuk
Fani
pergi
bersama-sama
pertama
kalinya
pada tanggal 6 September 2015.
Tanggal
berapa
sajakah Doni dan Fani dapat
pergi
berenang
bersama-sama
kembali
dibulan September? 10. Siswa
mencari
cara
untuk
memecahkan masalah yng diberikan guru
dengan
cara
berdiskusi.
(Inquiry). Ketika mengerjakan soal yang telah dibagikan oleh guru, siswamengerjakan soal dengan cara berdiskusi
dan
dapat
mencari
referensi dengan menggunakan buku paket atau pun catatan yang telah diberikan oleh guru. 11. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerja sama dengan cara membantu siswa apabila ada siswa yang bertanya. Applying 12. Perwakilan
kelompok
mempresentasikan hasil kerja kerja kelompok di depan kelas. Kelompok yang presentasi dapat dipilih dengan cara melihat kelompok yang paling cepat selesai ketika mengerjakan soal. Penutup
Transfering 13. Siswa bersama guru menyimpulkan
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
atau merangkum dari materi yang telah dipelajari yaitu kelipatan dan kelipatan persekutuan. 14. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. 15. Guru memberikan refleksi dengan bertanya pada siswa mengenai hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan. (Reflection). 16. Guru menyampaikan materi pelajaran berikutnya,
yaitu
faktorisasi
faktor persekutuan dua bilangan.
H. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian : -
Tes Tertulis
2. Bentuk instrumen : -
Soal dan kunci jawaban
-
Rubrik soal
3. Pedoman penskoran (terlampir)
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Lampiran Kelompok: __________________
LEMBAR DISKUSI
Ayo berkumpulah dengan kelompok diskusi mu, dan diskusikan soal berikut ini.
1. Jam dinding di rumah Andi selalu berdentang setiap 2 jam sekali. Pada pukul berapa saja jam tersebut berdentang kembali dalam waktu 1 hari? (1 hari = 24 jam) Jawab:
2. Doni pergi berenang setiap 2 hari sekali, sedangkan Fani pergi berenang setiap 3 hari sekali Pertanyaan: a. Apakah Doni dan Fani dapat bertemu di kolam renang bersamasama? b. Doni dan Fani pergi berenang bersama-sama untuk pertama kalinya pada tanggal 6 September 2015. Tanggal berapa sajakah Doni dan Fani
dapat
September? Jawab:
pergi
berenang
bersama-sama
kembali
dibulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Nama : _____________ No
: ___
KUIS
Jawablah soal-soal dengan lengkap dan teliti.
1. Disebuah taman terdapat sebuah lampu berwarna merah. Lampu tersebut menyala setiap 5 menit sekali. Pada pukul 09.00 lampu tersebut menyala untuk pertama kalinya. Selanjutnya, pada pukul berapa saja lampu tersebut menyala kembali dalam 1 jam? Jawab:
2. Ani membeli dua buah lampu hias berwarna hijau dan biru. Setelah dinyalakan, ternyata lampu hijau menyala setiap 3 detik dan lampu biru menyala setiap 4 detik. Pertanyaan: a. Dapatkah lampu tersebut menyala bersama kembali? b. Pada detik keberapa saja lampu tersebut menyala bersama-sama dalam 1 menit? Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
LEMBAR PENILAIAN
Penilaian Kognitif Rubrik Penilaian Lembar Diskusi No.
Soal dan Jawaban
1.
Jam dinding di rumah Andi selalu berdentang
Nilai
Skor
setiap 2 jam sekali. Pada pukul berapa saja jam tersebut berdentang kembali dalam 1 hari? (1 hari = 24 jam) Jawab: Diketahui:
3
a. Jam berdentang setiap 2 jam sekali
3
b. 1 hari = 24 jam 3 Ditanyakan : Pada pukul berapa saja jam tersebut berdentang kembali dalam 1 hari?
6
Jawab: Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20,
6
22, 24, ...
Jam berdentang pada pukul: 02.00; 04.00; 06.00; 08.00; 10.00; 12.00; 14.00; 16.00; 18.00; 20.00; 22.00; dan 00.00 Jadi, jam di rumah Andi akan berdentang pada pukul 02.00; 04.00; 06.00; 08.00; 10.00; 12.00; 14.00; 16.00; 18.00; 20.00; 22.00; dan 00.00 2.
Doni pergi berenang setiap 2 hari sekali, sedangkan Fani pergi berenang setiap 3 hari sekali.
4
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
a. Apakah Doni dan Fani dapat bertemu di kolam renang bersama-sama? b. Tanggal berapa saja Doni dan Fani dapat bertemu kembali di bulan September? (bulan September = 30 hari) Jawab: Diketahui: a. Doni berenang setiap 2 hari sekali’
1
b. Fani berenang setiap 3 hari sekali
1
c. Tanggal 12 september 2015 Doni dan Fani
1
bertemu di kolam renang d. Bulan September ada 30 hari
1
Ditanyakan: a. Apakah Doni dan Fani dapat bertemu di
1
kolam renang bersama-sama? b. Tanggal berapa saja Doni dan Fani dapat bertemu kembali di bulan September?
1
(bulan September = 30 hari) Jawab: Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20,
4
22, 24, 26, 28, 30, … Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, …
4 3
Kelipatan persekutuan bilangan 2 dan 3 = 6, 12, 18, 24, 30, …
4
a. Ya. Pada bulan September Doni dan Fani dapat bertemu kembali b. Doni bertemu Fani pada tanggal = 6 September, 12 September, 18 September, 24 September dan 30 September.
4
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Jumlah Skor Maksimal
50
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D Rubrik Penilaian Lembar Kuis
No. 1.
Soal dan Jawaban Disebuah
taman
terdapat
Nilai
sebuah
Skor
lampu
berwarna merah. Lampu tersebut menyala setiap 5 menit sekali. Pada pukul 09.00 lampu tersebut
menyala
untuk
pertama
kalinya.
Selanjutnya, pada pukul berapa saja lampu tersebut menyala kembali dalam 1 jam? Jawab: Diketahui:
2
a. Lampu menyala setiap 5 menit sekali
2
b. Lampu menyala untuk pertama kalinya pukul 09.00
2
c. 1 jam = 60 menit Ditanyakan : Pada pukul berapa saja lampu
3
tersebut menyala kembali dalam 1 jam?
6
Jawab: Kelipatan 5 = 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, …
6
Lampu menyala pada pukul = 09.05; 09.10; 09.15; 09.20; 09.25; 09.30;
4
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
09.35; 09.40; 09.45; 09.50; 09.55; 10.00 Jadi, lampu di taman tersebut akan menyala pada pukul 09.05; 09.10; 09.15; 09.20; 09.25; 09.30; 09.35; 09.40; 09.45; 09.50; 09.55; 10.00 2.
Ani membeli dua buah lampu hias berwarna hijau dan biru. Setelah dinyalakan, ternyata lampu hijau menyala setiap 3 detik dan lampu biru menyala setiap 4 detik. a. Dapatkah lampu tersebut menyala bersama kembali? b. Pada detik keberapa saja lampu tersebut menyala bersama-sama dalam 1 menit?
1
Jawab:
1
Diketahui: a. Lampu hijau menyala setiap 3 detik
1
b. Lampu biru menyala setiap 4 detik c. 1 menit = 60 detik
1
Ditanyakan: a. Dapatkah lampu tersebut menyala bersama
1
kembali? b. Pada detik keberapa saja lampu tersebut 25
menyala bersama-sama dalam 1 menit? 4 Jawab: Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30,
4
33, 36, 39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 60, …
4
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56, 60, …
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Kelipatan persekutuan bilangan 4 dan 6 = 12, 24, 36, 48, 60, …
4
a. Ya. Lampu tersebut dapat menyala bersama-sama b. Lampu akan menyala bersama-sama pada detik ke = 12, 24, 36, 48, 60, ... Jumlah Skor Maksimal
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan ke-2
Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan
: Sekolah Dasar
Nama Sekolah
: SD Kanisius Klepu
Kelas/ Semester
: VI/ I
Alokasi Waktu
: 2 jp (2 × 40 menit)
A. Standar Kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar 2. 2. Menentukan kelipatan dan faktor bilangan
C. Indikator Kognitif 2.2.1. Menjelaskan konsep faktorisasi bilangan 2.2.2. Menemukan faktor bilangan untuk mencari faktorisasi persekutuan dua bilangan Afektif 2.2.3. Aktif mengerjakan soal dalam kelompok dan individu 2.2.4. Bekerjasama dengan baik didalam kelompok Psikomotorik 2.2.5. Mempresentasikan hasil kerja
D. Tujuan 2.2.1.1. Siswa mampu menjelaskan konsep faktorisasi melalui pengamatan langsung terhadap media kelereng dan permen secara mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
2.2.2.1. Siswa mampu menemukan faktor untuk mencari faktor persekutuan dua bilangan secara berkelompok. 2.2.3.1. Siswa aktif dalam mengerjakan soal secara berkelompok 2.2.3.2. Siswa aktif dalam mengerjakan soal secara mandiri 2.2.4.1. Siswa mampu bekerja sama dengan kelompok 2.2.5.1. Siswa mampu mempresentasikan hasil pekerjaannya secara berkelompok
E. Materi Ajar 1. Menentukan Faktor Bilangan Apa yang kalian ketahui tentang faktor bilangan?
Ayo kita perhatikan membagian dibawah ini. 6:1=6 6:2=3 6:3=2 6:6=1
Ternyata bilangan 6 habis dibagi oleh bilangan 1, 2, 3, dan 6. Dengan cara lain, dapat dituliskan sebagai berikut: 6=1×6 6=2×3 6=3×2 6=6×1
Dari penjelasan diatas, dapat juga dituliskan dalam petak pembagian 1
2
3
6
6
3
2
1
6
Bilangan-bilangan 1, 2, 3, dan 6 merupakan faktor dari bilangan 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Faktor adalah pembagi dari suatu bilangan, yaitu bilangan-bilangan yang membagi habis bilangan tersebut.
Contoh: Tentukan faktor dari bilangan 10 Jawab:
10
1
2
5
10
5
2
10 1
Jadi, faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, 10
2. Faktor Persekutuan Dua Bilangan Setelah kalian paham mengenai faktor bilangan, mari kita melanjutkan belajar mengenai faktor persekutuan dua bilangan. Ayo perhatikan penjelasan dibawah ini. Faktor dari 6 adalah 1, 2, 3, 6 Faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, 10
Adakah bilangan yang sama dari faktor bilangan 6 dan faktor bilangan 10? Coba sebutkan bilangan berapa saja.
Jadi, faktor persekutuan dari 6 dan 10 adalah ….. dan …..
Nah, dari penjelasan diatas, sekarang kita dapat menuliskan kesimpulan mengenai pengertian faktor persekutuan dua bilangan.
Faktor persekutuan dari dua bilangan adalah faktor-faktor dari dua bilangan tersebut yang bernilai sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Contoh: Tentukan faktor persekutuan dari 10 dan 15
Jawab: Faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, 10 Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 Jadi, faktor persekutuan dari 10 dan 15 adalah 1, 5
F. Pendekatan, Model, Metode dan Teknik Pendekatan
: Scientific
Model
: Contextual Teaching and Learning
Metode
: Tanya jawab, penugasan, diskusi, dan ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran Komponen
Kegiatan
Alokasi Waktu
Relating 1. Guru melakukan apersepsi terhadap materi yang akan diajarkan. 2. Guru Pendahuluan
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan pokok-pokok materi
5 menit
yang dipelajari. 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru dan siswa membuat kontrak belajar Cooperating 5. Guru menjelaskan materi mengenai Inti
faktor bilangan dan faktor persekutuan dua
bilangan.
(Contructivism).
Sebelum masuk kedalam pelajaran, guru
terlebih
dahulu
menjelaskan
55 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
pengertian dari faktor bilangan yaitu bilangan-bilangan yang dapat membagi habis suatu bilangan, misalnya: faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, 12 Guru juga menjelaskan pengertian dari faktor persekutuan dua bilangan, yaitu faktor-faktor dari dua bilangan tersebut yang bernilai sama, misalnya: Faktor persekutuan dari 10 dan 15 Faktor 10 = 1, 2, 5, 10 Faktor 15 = 1, 3, 5, 15 Faktor persekutuan dari 10 dan 15 adalah 1, 5 6. Guru
memberikan
permasalahan penyelesaian media dapat
contoh
sehari-hari dengan
permen.
menggunakan
(Modelling).
memberikan
Guru contoh
permasalahan
mengenai
bilangan
faktor
dan
dan
faktor
persekutuan
bilangan, misalnya: Pio mempunyai 20 permen,
permen
tersebut
akan
dibagikan kepada beberapa temannya. Berapa saja jumlah teman Pio yang dapat
menerima
kelereng-kelereng
tersebut secara merata? Selanjutnya, guru memberikan contoh penyelesaiannya dengan menggunakan media permen dengan mencari faktor dari 20. Setelah didapat kan hasil, guru dapat melanjutkan memberikan soal kembali, misalnya: Ternyata Pio juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
mempunyai
kelereng
24
butir,
kelereng-kelereng tersebut juga akan dibagikan
pada
beberapa
temanya
dengan jumlah yang sama banyak. Berapa saja jumlah teman-teman Pio yang
dapat
menerima
kelereng
tersebut? Selanjutnya guru kembali memberikan cara penyelesaiannya dengan mencari faktor dari 24. Setelah didapatkan hasil, guru dapat melanjutkan memberikan soal mengenai faktor persekutuan, misalnya:
Apabila
membagikan
20
Pio
permen
ingin dan
24
kelereng kepada beberapa temannya dengan jumlah yang sama banyak, berapa sajakah jumlah teman Pio yang dapat menerima permen dan kelereng tersebut? Guru
kembali
penyelesaian
soal
menjelaskan tersebut
cara dengan
melihat faktor bilangan yang ada pada kedua bilangan tersebut (bilangan 20 dan 24). 7. Guru memberikan cerita sehari-hari yang berkaitan dengan faktor bilangan dan
faktor
Misalnya:
persekutuan Steven
bilangan.
mempunyai
24
permen dan 30 kelereng yang akan dibagikan kepada beberapa temannya dengan jumlah yang sama banyak. Berapa sajakah jumlah teman Steven
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
yang dapat menerima permen dan kelereng? 8. Siswa mencoba mendemonstrasikan penyelesaian
masalah
yang
telah
diberikan guru dengan menggunakan media seperti yang telah dicotohkan oleh guru sebelumnya. 9. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab seputar faktor bilangan dan faktor
persekutuan
bilangan.
(Questioning). Guru dapat memberikan beberapa pertanyaan sederhana untuk melihat tingkat pemahaman siswa, misalnya: a. Apakah yang dimaksud dengan faktor bilangan? b. Apa itu faktor persekutuan dua bilangan? c. Berapa sajakah faktor dari 28? d. Berapa faktor persekutuan dari 28 dan 30?
Experiencing 10. Siswa
dibagi
kedalam
beberapa
kelompok kecil. (Community learning). Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dengan cara berhitung. Masing-masing kelompok beranggotanakan 5 – 6 siswa. 11. Guru
memberikan
beberapa
permasalahan dalam kehidupan seharihari yang berkaitan dengan faktorisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
dan faktor persekutuan misalnya: Andi memiliki 20 buah apel dan 24 buah jeruk. Dia berencana untuk membagikan buah-buah tersebut secara merata kepada teman-temannya. Ada berapa banyak teman Andi yang akan menerima buah-buahan tersebut? 12. Masing-masing kelompok berdiskusi menyelesaikan diberikan
permasalahan
guru.
yang
(Inquiry).
Ketika
mengerjakan soal yang telah dibagikan oleh
guru,
siswamengerjakan
soal
dengan cara berdiskusi dan dapat mencari
referensi
dengan
menggunakan buku paket atau pun catatan yang telah diberikan oleh guru
Applying 13. Perwakilan
kelompok
mempresentasikan hasil diskusi. 14. Guru
mengkonfirmasi
dengan
mengkoreksi bersama siswa jawabahan hasil presentasi kelompok. Transfering 15. Siswa
bersama
guru
membuat
rangkuman dari materi yang dipelajari. 16. Siswa mengerjakan soal evaluasi dan Penutup
soal post test siklus 1 17. Guru memberikan refleksi
20 menit dengan
bertanya pada siswa mengenai hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
dan pesan. (Reflection) 18. Guru menyampaikan materi pelajaran berikutnya yaitu mengenai kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
H. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian : -
Tes Tertulis
2. Bentuk instrumen : -
Soal evaluasi siklus I dan kunci jawaban
-
Rubrik soal
3. Pedoman penskoran (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
Lampiran LEMBAR DISKUSI
Ayo diskusikan dengan kelompokmu soal cerita berikut.
Andi memiliki 20 buah apel dan 24 buah jeruk. Dia berencana untuk membagikan buah-buah tersebut secara merata kepada teman-temannya. Ada berapa banyak teman Andi yang akan menerima buah-buahan tersebut?
Diketahui
:
Ditanyakan
:
Jawab
:
LEMBAR PENILAIAN a. Penilaian Kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
Rubrik Penilaian Diskusi No
Soal dan Jawaban
Nilai
1
Andi memiliki 20 buah apel dan 24 buah jeruk.
Skor
Dia berencana untuk membagikan buah-buah tersebut
secara
merata
kepada
teman-
temannya. Ada berapa banyak teman Andi yang akan menerima buah-buahan tersebut?
Diketahui: a. Jumlah apel = 20 buah
2
b. Jumlah jeruk = 24 buah
2
Ditanyakan : Ada berapa banyak teman Andi
2
25
yang akan menerima buah-buahan tersebut? Jawab: Faktor 20 = 1, 2, 4, 5, 10, 20 Faktor 24 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24 Faktor persekutuan 1, 2, 4
Jadi, banyak teman Andi yang dapat menerima buah-buahan tersebut adalah 1 anak, 2, anak,
5 5 5
4
atau 24 anak. Jumlah Skor Maksimal Prosedur penilaian:
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan ke-1
Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan
: Sekolah Dasar
Nama Sekolah
: SD Kanisius Klepu
Kelas/ Semester
: VI/ I
Alokasi Waktu
: 2 jp (2 × 40 menit)
A. Standar Kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 2. 4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB C. Indikator Kognitif 2.4.1. Menggunakan lebih dari satu cara dalam menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) 2.4.2. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) Afektif 2.4.3. Aktif mengerjakan soal 2.4.4. Bekerjasama dengan baik dalam kelompok Psikomotorik 2.4.5. Memperagakan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan menggunakan media D. Tujuan 2.4.1.1. Siswa mampu menggunakan kelipatan persekutuan dua bilangan dalam menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) secara mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
2.4.2.1. Siswa mampu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) melalui Tanya jawab secara mandiri. 2.4.2.2. Siswa mampu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) secara berkelompok. 2.4.3.1. Siswa aktif dalam mengerjakan soal secara mandiri 2.4.3.2. Siswa aktif dalam mengerjakan soal secara berkelompok 2.4.4.1. Siswa mampu bekerjasama dengan kelompoknya. 2.4.5.1. Siswa mampu memperagakan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan menggunakan media. E. Materi Ajar Sudahkah kalian belajar tentang kelipatan dan kelipatan persekutuan terkecil? Sudahkah kalian paham mengenai materi tersebut? Ayo, coba diskusikan dengan teman satu meja cerita dibawah ini. Ali pergi berenang setiap 4 hari sekali, sedangkan Badu pergi berenang setiap 6 hari sekali. Pada hari ini Ali dan Badu pergi berenang bersama, berapa hari lagi mereka akan kembali pergi berenang bersama lagi?
Jawab: Ali pergi berenang setiap 4 hari sekali, sehingga: Kelipatan 4 = ….., ….., ….., ….., ….., ….., ….., ….., dst Badu pergi berenang setiap 6 hari sekali, sehingga: Kelipatan 6 = ….., ….., ….., ….., ….., ….., ….., ….., dst Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah __________________
Coba kamu perhatikan, berapakah kelipatan persekutuan terkeci dari 4 dan 6? Bilangan yang paling kecil adalah …. Jadi, Ali dan Badu akan pergi berenang bersama-sama lagi pada hari ke ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Coba kamu perhatikan, bilangan yang paling kecil dari kelipatan persekutuhan dua bilangan tersebut adalah kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil.
F. Pendekatan, Model, Metode dan Teknik Pendekatan
: Scientific
Model
: Contextual Teaching and Learning
Metode
: Tanya jawab, penugasan, diskusi, ceramah, dan presentasi.
G. Kegiatan Pembelajaran Komponen
Kegiatan
Alokasi Waktu
Relating 17. Guru melakukan apersepsi terhadap materi yang akan diajarkan. 18. Guru Pendahuluan
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan pokok-pokok materi
5 menit
yang dipelajari. 19. Guru melakukan presensi. 20. Guru dan siswa membuat kontrak belajar Cooperating 5. Guru mengulang materi kelipatan, kelipatan persekutuan dua bilangan Inti
dengan
memberikan
pertanyaan untuk
sederhana
mengulang
pertanyaanpada
ingatan
siswa siswa.
Selanjutnya guru memberikan materi
55 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
mengenai
kelipatan
persekutuan
terkecil (KPK) dengan menjelaskan pengertian dari KPK yaitu kelipatan persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang
nilainya
paling
kecil.
(Contructivism) 6. Guru
memberikan
permasalahan
sehari-hari
contoh mengenai
KPK, misalnya: Ali pergi berenang setiap 4 hari sekali, sedangan Badu pergi berenang setiap 6 hari sekali. Pada hari ini Ali dan Badu pergi berenang bersama, maka berapa hari lagi
mereka
akan
kembali
pergi
berenang bersama kembali? Selanjutnya, guru memberikan contoh penyelesaian soal tersebut dengan menggunakan media papan pohon faktor. (Modelling) 7. Guru kembali memberikan contoh permasalahan
sehari-hari
mengenai
KPK. 8. Salah satu siswa mendemonstrasikan penyelesaian permasalahan yang telah diberikan guru dengan menggunakan media pohon faktor.
Experiencing 9. Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 5 siswa. (Community learning)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
10. Siswa diberikan cerita sehari-hari yang berkaitan dengan KPK. 11. Siswa bersama kelompok mencari langkah penyelesaian permasalahan yang
diberikan
menggunakan
guru
pohon
dengan
faktor
atau
menggunakan kelipatan persekutuan. Ketika mengerjakan soal yang telah dibagikan
oleh
mengerjakan
soal
guru,
siswa
dengan
cara
berdiskusi dan dapat mencari referensi dengan menggunakan buku paket atau pun catatan yang telah diberikan oleh guru (Inquiry)
Applying 12. Perwakilan
kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan cara menuliskan cara penyelesaian dari soal yang diberikan guru. 13. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab seputar permasalahan berkaitan
dengan
KPK,
yang
misalnya
(Questioning) : a. Bagaimana cara mencari KPK dengan menggunakan pohon faktor? b. Dapatkah kamu mencari KPK dengan
melihat
kelipatan
persekutuan dua bilangan? Penutup
Transfering
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
14. Siswa bersama guru menyimpulkan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 15. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah diberikan guru. 16. Guru memberikan refleksi dengan bertanya pada siswa mengenai hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan. (Reflection). 17. Guru menyampaikan materi pelajaran berikutnya
yaitu
tentang
persekutuan terbesar (FPB).
H. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian : -
Tes Tertulis
2. Bentuk instrumen : -
Soal dan kunci jawaban
-
Rubrik soal
3. Pedoman penskoran (terlampir)
faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Lampiran Kelompok: _________
LEMBAR DISKUSI
Ayo diskusikan dengan kelompok mu soal cerita berikut ini.
1. Pak Udin selalu memancing tiap 4 hari sekali. Sedangkan pak Ucok memancing setiap 7 hari sekali. Pada tanggal 6 Juli 2015 pak Udin dan pak Ucok memancing bersama-sama, maka pada tanggal berapakah pak Udin dan pak Ucok memancing bersama-sama lagi untuk yang kedua kalinya?
Diketahui
:
Ditanyakan
:
Jawab
:
2. Bel A berbunyi setiap 12 menit sekali, sedangkan bel B berbunyi 15 menit sekali. Pukul 09.00 WIB kedua bel tersebut berbunyi bersamaan, selanjutnya kedua bel akan berbunyi bersamaan lagi untuk kedua kalinya pada pukul …..
Diketahui
:
Ditanyakan
:
Jawab
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
Nama :_____________ No
: ____
Kuis
Selesaikan soal cerita dibawah ini dengan cermat dan teliti
1. Dina mencuci baju setiap 3 hari sekali. Erna mencuci baju setiap 7 hari sekalli. Pada hari keberapa Dina dan Erna mencuci baju bersama-sama untuk kedua kalinya?
Diketahui
:
Ditanyakan
:
Jawab :
2. Lampu merah menyala setiap 6 detik dan lampu biru menyala setiap 8 detik. Pada detik keberapakah kedua lampu tersebut menyala secara bersama-sama lagi untuk kedua kalinya?
Diketahui
:
Ditanyakan
:
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
LEMBAR PENILAIAN
a. Penilaian Kognitif Rubrik Penilaian Lembar Diskusi No 1.
Soal Penilaian Lembar Diskusi
Nilai
Skor
Pak Udin selalu memancing tiap 4 hari sekali. Sedangkan pak Ucok memancing setiap 7 hari sekali. Pada tanggal 6 Juli 2015 pak Udin dan pak Ucok memancing bersama-sama, maka pada tanggal berapakah pak Udin dan pak Ucok memancing bersama-sama lagi? 1 Diketahui :
1
a. Pak udin memancing setiap 4 hari sekali b. Pak Ucok memancing setiap 7 hari sekali
1
c. Pak Udin dan pak Ucok memancing bersamauntuk pertama kalinya pada tanggal
25
6 Juli 2015 1 Ditanyakan : Pada tanggal berapakah pak Udin dan pak Ucok memancing bersama-sama lagi untuk kedua
4
kalinya? 4 Jawab:
3
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40,
3
44, 48, 52, 56, …. Kelipatan 7 = 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, …. Kelipatan persekutuan = 28, 56 KPK = 28
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
Pak Udin dan pak Ucok kembali memancing bersama-sama setelah tanggal 6 Juli 2015 adalah:
3
6 + 28 = 34 (bulan juli sampai tanggal 31) Sehingga, 34 – 31 = 3
Jadi, pak Udin dan pak Ucok akan kembali memancing bersama pada tanggal 3 Agustus 2015. 2.
Bel A berbunyi setiap 12 menit sekali, sedangkan bel B berbunyi 15 menit sekali. Pukul 09.00
WIB
kedua
bel
tersebut
berbunyi
bersamaan, selanjutnya kedua bel akan berbunyi bersamaan lagi untuk yang kedua kalinya? 1 Diketahui: a. Bel A berbunyi 12 menit sekali
1 1
b. Bel B berbunyi 15 menit sekali c. Pukul 09.00 kedua bel berbunyi bersama-
1
sama untuk pertama kalinya
25
d. 1 jam = 60 menit 1 Ditanyakan : Pada pukul berapakah kedua bel tersebut berbunyi bersama-sama untuk kedua
4
kalinya?
4 3
Jawab:
3
Kelipatan 12 = 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96, 108, 120, … Kelipatan 15 = 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, …
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Kelipatan persekutuan bilangan 12 dan 15 = 60, 120, … KPK = 60
2
Bel A dan bel B berbunyi bersama pada pukul 09.00, maka bel A dan bel B berbunyi bersamasama lagi untuk kedua kalinya 60 menit (1 jam) kemudian, sehingga: 09.00 + 1 jam = 10.00
Jadi bel A dan bel B akan berbunyi bersamasama lagi pada pukul 10.00
Jumlah Skor Maksimal
50
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65 = D
Rubrik Penilaian Lembar Kuis No
Soal Penilaian Lembar Diskusi
1.
Dina mencuci baju setiap 3 hari sekali. Erna mencuci baju setiap 7 hari sekalli. Pada hari keberapa Dina dan Erna mencuci baju bersamasama untuk kedua kalinya?
Nilai
Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
Diketahui: a. Dina mencuci baju setiap 3 hari sekali
1
b. Erna mencuci baju setiap 7 hari sekali
1
Ditanyakan: Pada hari keberapa Dina dan Erna
1
mencuci
baju
bersama-sama
untuk
kedua
kalinya?
25
Jawaban:
5
Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, …
5
Kelipatan 7 = 7, 14, 21, 28, 35, 42, …
5
Keliptan Persekutuan = 21, 42, …
5
KPK = 21 2 Jadi, Dina dan Erna mencuci baju secara bersama-sama pada hari ke 21
2.
Lampu merah menyala setiap 6 detik dan lampu biru menyala setiap 8 detik. Pada detik keberapakah kedua lampu tersebut menyala secara bersama-sama lagi untuk kedua kalinya?
Diketahui: a. Lampu merah menyala setiap 6 detik
1 1
sekali b. Lampu biru menyala setiap 8 detik sekali
1 25
Ditanyakan: pada detik keberapakah kedua lampu tersebut menyala secara bersamaan untuk kedua kalinya?
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
5 Jawab:
5
Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54,
5
60, … Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, …
2
Kelipatan persekutuan = 24, 48, … KPK = 24
Jadi lampu merah dan lampu biru akan menyala secara bersamaan untuk kedua kali pada detik ke 24 Jumlah Skor Maksimal
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan ke-2
Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan
: Sekolah Dasar
Nama Sekolah
: SD Kanisius Klepu
Kelas/ Semester
: VI/ I
Alokasi Waktu
: 2 jp (2 × 40 menit)
A. Standar Kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 2. 4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB C. Indikator Kognitif 2.4.1. Menggunakan lebih dari satu cara dalam menentukanfaktor persekutuan terbesar (FPB) 2.4.2. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan terbesar (FPB) Afektif 2.4.3. Aktif mengerjakan soal 2.4.4. Bekerjasama dengan baik dalam kelompok Psikomotorik 2.4.5. Memperagakan penyelesaian faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan menggunakan media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
D. Tujuan 2.4.1.1. Siswa mampu menggunakan faktor persekutuan dua bilangan dalam menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) secara mandiri. 2.4.1.2. siswa mampu menggunakan pohon faktor dalam menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) secara berkelompok. 2.4.2.1. siswa mampu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan faktor persekutuan terbesar (FPB) melalui Tanya jawab secara mandiri. 2.4.2.2. Siswa mampu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan faktor persekutuan terbesar (FPB) secara berkelompok. 2.4.3.1. Siswa aktif dalam mengerjakan soal secara mandiri. 2.4.3.2. Siswa aktif mengerjakan soal secara berkelompok. 2.4.4.1. Siswa mampu bekerjasama dengan kelompoknya. 2.4.5.1. Siswa mampu memperagakan penyelesaian faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan menggunakan media kelereng, permen dan pohon faktor.
E. Materi Ajar Setelah kalian bisa menuliskan pengertian dari kelipatan persekutuan terkecil (KPK), tentu kalian tidak akan kesulitan lagi menuliskan pengertian dari faktor persekutuan terbesar (FPB).
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah faktor persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya sama besar.
Contoh: Ibu membagi 12 kue donat dan 15 kue bolu kedalam beberapa kantong plastik. Masing-masing kue tersebut sama banyak pada setiap masing-masing kantong plastik. Berapa banyak kantong plastik yang dibutuhkan ibu? Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
Faktor 12 (kue donat) = 1, 2, 3, 4, 6, 12 Faktor 15 (kue bolu) = 1, 3, 5, 15 Faktor persekutuan dari 12 dan 15 = 1, 3 FPB = 3 Faktor persekutuan terbesar juga dapat ditentukan dengan menggunakan pohon faktor.
Jawab: Faktor 12
Faktor 15 15
12 2
Faktor 12 = 2 × 2 × 3 × 1
6
5
3
2 3
Faktor 15 = 3 × 5 ×1
5
3
1
1 FPB = 3 × 1 Faktor dari 12 dan yang sama
=3
F. Pendekatan, Model, Metode dan Teknik Pendekatan
: Scientific
Model
: Contextual Teaching and Learning
Metode
: Tanya jawab, penugasan, diskusi, dan ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran Komponen
Kegiatan
Alokasi Waktu
Relating 1. Guru melakukan apersepsi terhadap Pendahuluan
materi yang akan diajarkan. 2. Guru
menyampaikan
pembelajaran
dan
materi yang dipelajari.
tujuan
pokok-pokok
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
3. Guru melakukan presensi. 4. Guru dan siswa membuat kontrak belajar Cooperating 5. Guru terlebih dahulu menjelaskan mengenai faktor persekutuan terbesar yaitu faktor persekutuan bilanganbilangan yang nilainya paling besar. (Contructivism) 6. Guru memberikan cerita sehari-hari misalnya: bu guru mempunyai 16 kelereng putih dan 20 kelereng hitam. Kelereng-kelereng tersebut akan di masukkan kedalam beberapa kantong plastik dengan jumlah yang sama besar. Berapa jumlah kantong plastik yang paling banyak yang dibutuhkan Inti
bu guru?
45 menit
Selanjutnya, guru memberikan cara penyelesaian
menggunakan
media
papan pohon faktor, agar siswa memahami penyelesaian FPB dengan pohon faktor. 7. Guru kembali memberikan contoh permasalahan
sehari-hari
yang
berkaitan dengan FPB, misalnya: Prisa mempunyai 32 pensil dan 24 penghapus yang akan diletakkan pada beberapa
kantong
plastic
dengan
jumlah yang sama banyak pada tiaptiap kantong plastik. Berapa kantong plastic
paling
banyak
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
dibutuhkan Prisa? Selanjutnya,
salah
satu
siswa
mendemonstrasikan penyelesaian soal tersebut
seperti
dicontohkan
oleh
yang guru
telah dengan
menggunakan papan pohon faktor. (Modelling) 8. Siswa dan guru melakukan tanya jawab seputar faktor persekutuan terbesar
(FPB)
misalnya
(Questioning) : a. Apa yang dimaksud dengan faktor persekutuan terbesar? b. Ada
berapa
cara
untuk
mencari FPB yang dapat kamu gunakan?
Experiencing 9. Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang beranggotakan
5
–
6
siswa.
(Community learning) 10. Guru
memberikan
masing
pada
kelompok
permasalahan
yang
masingbeberapa
ada
disekitar
mengenai FPB, misalnya: Pada hari ulang tahun ke – 7, Titi membeli 60 cokelat dan 84 permen. Cokelat dan permen
akan
dibungkus
untuk
dibagikan kepada teman-temannya. Setiap bungkus berisi sama banyak. Pertanyaan: a. Berapa banyak bungkus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
dapat dibuat? b. Berapa banyak cokelat pada tiap bungkus? c. Berapa banyak kue pada tiap bungkus?
11. Siswa berdiskusi mengenai langkahlangkah
untuk
menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan FPB. Ketika mengerjakan soal yang telah
dibagikan
oleh
guru,
siswamengerjakan soal dengan cara berdiskusi
dan
dapat
mencari
referensi dengan menggunakan buku paket atau pun catatan yang telah diberikan oleh guru. (Inquiry)
Applying 12. Masing-masing mempresentasikan
kelompok hasil
diskusi
kelompok di depan kelas, dengan cara menyelesaikan soal diskusi kelompok dengan menggunakan pohon faktor di depan kelas. 13. Siswa
dan
guru
mengkonfirmasi
jawaban presentasi kelompok dengan cara mengkoreksi jawaban presentasi kelompok tersebut. Transfering Penutup
14. Siswa bersama guru menyimpulkan atau merangkum dari materi yang telah
dipelajari
yaitu
faktor
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
persekutuan terbesar (FPB). 15. Siswa mengerjakan soal evaluasi dan soal post test 2 yang diberikan guru. 16. Guru memberikan refleksi dengan bertanya pada siswa mengenai hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan. (Reflection). 17. Siswa memberi salam pada guru.
H. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian : -
Tes Tertulis
2. Bentuk instrumen : -
Soal evaluasi siklus II dan kunci jawaban
-
Rubrik soal
-
Pedoman penskoran (terlampir)
I. Alat dan Sumber Media -
Permen
-
Kelereng
-
Pohon faktor
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
Lampiran
LEMBAR DISKUSI Ayo diskusikan dengan kelompokmu. Pada hari ulang tahun ke – 7, Titi membeli 60 cokelat dan 84 permen. Cokelat dan permen akan dibungkus untuk dibagikan kepada teman-temannya. Setiap bungkus berisi sama banyak. Pertanyaan: a. Berapa banyak bungkus yang dapat dibuat? b. Berapa banyak cokelat pada tiap bungkus? c. Berapa banyak kue pada tiap bungkus?
Penyelesaian: Diketahui :
Ditanyakan :
Jawab
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
LEMBAR PENILAIAN
Penilaian Kognitif Rubrik Penilaian Diskusi No.
Soal dan Jawaban
Nilai
1.
Pada hari ulang tahun ke – 7, Titi membeli 60
Skor
cokelat dan 84 permen. Cokelat dan permen akan dibungkus untuk dibagikan kepada temantemannya. Setiap bungkus berisi sama banyak. Pertanyaan: a. Berapa banyak bungkus yang dapat dibuat? b. Berapa
banyak
cokelat
pada
tiap
bungkus?
1 1
c. Berapa banyak kue pada tiap bungkus? Diketahui:
1
a. Jumlah coklat = 60 batang
1
b. Jumlah permen = 84 biji
1
Ditanyakan: a. Berapa banyak bungkus yang dapat
3
dibuat? b. Berapa
banyak
cokelat
pada
tiap
3
bungkus? c. Berapa banyak kue pada tiap bungkus? Jawab:
3 2 1
3. Faktor 60 (cokelat) = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30, 60
3 1
Faktor 84 (permen) = 1, 2, 3, 4, 6, 7, 12, 14, 21, 28, 42, 84
3
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
Faktor persekutuan = 1, 2, 3, 4, 12
1
FPB = 12 Jadi bungkus yang dibutuhkan ada 12 bungkus 4. Cokelat 60 : 12 = 5 Jadi, banyaknya cokelat disetiap bungkus ada 5 buah 5. Permen 84 : 12 = 7 Jadi, banyaknya kue pada tiap bungkus ada 7 buah. Jumlah Skor Maksimal
Keterangan : Nilai 85-100 = A Nilai 70-84 = B Nilai 65-74 = C Nilai < 65
=D
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa
LEMBAR KERJA SISWA Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
Nama
:
No absen :
Kelas
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
KELIPATAN BILANGAN
A. Menentukan Kelipatan Suatu Bilangan Masih ingatkah kalian dengan membilang bilangan loncat? Ayo, perhatikan garis bilangan di bawah ini.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mari kita tuliskan bilangan loncat 2 yang ditunjukkan tanda panah pada garis bilangan diatas.
2, 4, 6, 8, 10, dan seterusnya Dari manakah bilangan-bilangan tersebut diperoleh? Mari kita selidiki. 2
=2
=1×2
4
= 2 + 2= 2 × 2
6
= 4 + 2= 2 + 2 + 2 = 3 × 2
8
= 6 + 2= 2 + 2 + 2 + 2 = 4 × 2
10 = 8 + 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 5 × 2
dan seterusnya
Ternyata bilangan-bilangan tersebut diperoleh dengan menembahkan 2 dari bilangan sebelumnya atau mengkalikan 2 dengan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Bilangan-bilangan seperti ini disebut bilangan kelipatan 2. Dengan cara yang sama dapat kita cari bilangan kelipatan 5 sebagai berikut.
5×1=5 5 × 2 = 10 5 × 3 = 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
5 × 4 = 20 5 × 5 = 25
dan seterusnya
Jadi, kelipatan 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, dan seterusnya.
B. Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan Sudahkah kamu memahami kelipatan bilangan? Jika sudah, mari kita malanjutkan belajar mengenai kelipatan persekutuan dua bilangan. Cermati cerita dibawah ini. Andi mempunyai 2 buah lampu hias, satu berwarna hijau dan yang satu berwarna merah. Ketika kedua lampu tersebut dinyalakan, ternyata lampu hijau menyala setiap 2 detik sekali sedangkan lampu merah menyala setiap 3 detik sekali. Pada detik keberapa sajakah lampu hijau dan lampu merah tersebut menyala bersama-sama?
Mari kita bahas cerita diatas.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
A
Lampu hujau Lampu merah
Lampu hijau menyala pada detik ke : 2, 4, 6. 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, dan seterusnya kelipatan 2 Lampu merah menyala pada detik ke: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, dan seterusnya kelipatan 3
Bilangan-bilangan yang sama dari kedua bilangan tersebut (kelipatan 2 dan kelipatan 3) adalah
6, 12, 18, …
Bilangan-bilangan 6, 12, 18, … disebut kelipatan persekutuan dari 2 dan 3.
21
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
Kelipatan persekutuan dari dua bilangan adalah kelipatan-kelipatan dari dua bilangan tersebut yang bernilai sama.
Setelah kamu paham materi kelipatan, mari kita menentukan bilangan loncat kelipatan dari bilangan yang ditentukan. 1. Kelipatan 5 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 2
2. Kelipatan 6 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 2
3. Kelipatan 8 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 2
Bisakah kamu menentukan kelipatan bilangan? Selanjutnya, mari kita menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan berikut ini. Ayo Berlatih 1. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 4 dan 5
2. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 6 dan 9
3. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 7 dan 14
4. Tentukan kepipatan persekutuan dari bilangan 8 dan 12
5. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 10 dan 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
TUGAS Selesaikan permasalahan berikut ini dengan menggunakan konsep kelipatan persekutuan dua bilangan. 1. Miki mempunyai dua buah jam. Jam A berdering setiap 8 menit sekali dan jam B berdering setiap 12 menit sekali. Dalam menit keberapa saja kedua jam tersebut berdering secara bersamaan? Diketahui :
Ditanya :
Jawab
:
2. Tifa pergi berenang setiap 5 hari sekali. Dina juga berenang ditempat yang sama setiap 7 hari sekali. Pada hari keberapa saja mereka dapat bertemu di kolam renang? Diketahui : Ditanya : Jawab
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
FAKTOR BILANGAN
A. Menentukan Faktor Bilangan Apa yang kalian ketahui tentang faktor bilangan?
Ayo kita perhatikan membagian dibawah ini. 6:1=6 6:2=3 6:3=2 6:6=1
Ternyata bilangan 6 habis dibagi oleh bilangan 1, 2, 3, dan 6. Dengan cara lain, dapat dituliskan sebagai berikut: 6=1×6 6=2×3 6=3×2 6=6×1 Dari penjelasan diatas, dapat juga dituliskan dalam petak pembagian 1
2
3
6
6
3
2
1
6
Bilangan-bilangan 1, 2, 3, dan 6 merupakan faktor dari bilangan 6. Faktor adalah pembagi dari suatu bilangan, yaitu bilangan-bilangan yang membagi habis bilangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
Contoh: Tentukan faktor dari bilangan 10 Jawab:
10
1
2
5
10
5
2
10 1
Jadi, faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, 10
B. Faktor Persekutuan Dua Bilangan Setelah kalian paham mengenai faktor bilangan, mari kita melanjutkan belajar mengenai faktor persekutuan dua bilangan. Ayo perhatikan penjelasan dibawah ini. Faktor dari 6 adalah 1, 2, 3, 6 Faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, 10 Adakah bilangan yang sama dari faktor bilangan 6 dan faktor bilangan 10? Coba sebutkan bilangan berapa saja. Jadi, faktor persekutuan dari 6 dan 10 adalah ….. dan …..
Nah, dari penjelasan diatas, sekarang kita dapat menuliskan kesimpulan mengenai pengertian faktor persekutuan dua bilangan.
Faktor persekutuan dari dua bilangan adalah faktor-faktor dari dua bilangan tersebut yang bernilai sama.
Contoh: Tentukan faktor persekutuan dari 10 dan 15 Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
Faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, 10 Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 Jadi, faktor persekutuan dari 10 dan 15 adalah 1, 5
Ayo Berlatih
Ayo lengkapi petak-petak perkalian ini dan tuliskan faktor bilangannya.
1.
16
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
Faktor 16 = …., …., …., …., ….
2.
20
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
Faktor 20 = …., …., …., …., …., ….
3.
28
…
…
…
…
… … … … … … Sudahkah kamu bisa mencari faktor suatu bilangan? Sekarang coba carilah faktor persekutuan dua bilangan berikut ini. Faktor 28 = …., …., …., …., …., …. 1. Faktor 18 adalah …… Faktor 30 adalah …… Jadi, faktor persekutuan dari 18 dan 30 adalah …..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
2. Faktor 21 adalah ….. Faktor 28 adalah ….. Jadi, faktor persekutuan dari 21 dan 28 adalah ….. 3. Faktor dari 24 adalah ….. Faktor dari 27 adalah ….. Jadi, faktor persekutuan dari 24 dan 28 adalah ….. 4. Faktor dari 45 adalah ….. Kaktor dari 50 adalah ….. Jadi, faktor persekutuan dari 45 dan 27 adalah ….. 5. Faktor dari 50 adalah ….. Faktor dari 68 adalah ….. Jadi, faktor persekutuan dari 50 dan 68 adalah …..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
TUGAS
Selesaikan permasalahan berikut ini dengan menggunakan konsep faktor persekutuan dua bilangan. 1. Pada suatu hari, ibu guru membeli 20 permen. Permen tersebut akan dibagikan kepada murid-murid secara merata. Ada berapa banyak murid yang akan menerima permen tersebut? Diketahui
:
Ditanya
:
Jawab
:
2. Ali mempunyai kelereng sebanyak 24 butir. Ia berencana akan membagikan kelereng tersebut kepada teman-temannya dengan jumlah yang sama pada masing-masing temannya. Ada berapa banyak teman Ali yang akan menerima kelereng? Diketahui
:
Ditanya
:
Jawab
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK)
Sudahkah kalian belajar tentang kelipatan dan kelipatan persekutuan terkecil? Sudahkah kalian paham mengenai materi tersebut?
Ayo, coba diskusikan dengan teman satu meja cerita dibawah ini. Ali pergi berenang setiap 4 hari sekali, sedangkan Badu pergi berenang setiap 6 hari sekali. Pada hari ini Ali dan Badu pergi berenang bersama, berapa hari lagi mereka akan kembali pergi berenang bersama lagi? Jawab: Ali pergi berenang setiap 4 hari sekali, sehingga: Kelipatan 4 = ….., ….., ….., ….., ….., ….., ….., ….., dst Badu pergi berenang setiap 6 hari sekali, sehingga: Kelipatan 6 = ….., ….., ….., ….., ….., ….., ….., ….., dst Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah __________________ Coba kamu perhatikan, berapakah kelipatan persekutuan terkecil dari 4 dan 6? Bilangan yang paling kecil adalah …. Jadi, Ali dan Badu akan pergi berenang bersama-sama lagi pada hari ke ….
Coba kamu perhatikan, bilangan yang paling kecil dari kelipatan persekutuhan dua bilangan tersebut adalah kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
Ayo Berlatih
Carilah KPK dari bilangan-bilangan ini dengan menggunakan Ayo selesaikanlah soal-soal berikutberikut ini. 1. faktor. Kelipatan 5 adalah …. pohon Kelipatan 6 adalah …. 1. 24 dan 30 persekutuan 5 dan 6 adalah …. Kelipatan Jawab: Jadi, KPK dari 5 dan 6 adalah …. 2. Kelipatan 8 adalah …. Kelipatan 16 adalah …. Kelipatan persekutuan 8 dan 16 adalah …. Jadi, KPK dari 8 dan Faktorisasi prima 24 =16 adalah …. Faktorisasi prima 30 = 3. KPK Kelipatan 9 adalah …. = Kelipatan 12 adalah …. Kelipatan 2. 39 dan 45 persekutuan 9 dan 12 adalah …. Jadi, KPK dari 9 dan 12 adalah …. Jawab: 4. Kelipatan 5 adalah …. Kelipatan 6 adalah …. Kelipatan persekutuan 5 dan 6 adalah …. Jadi, KPK dari 5 dan Faktorisasi prima 39 =6 adalah …. Faktorisasi prima 45 = 5. KPK Kelipatan 12 adalah …. = Kelipatan 15 adalah …. Kelipatan 3. 48 dan 76 persekutuan 12 dan 15 adalah …. Jadi, KPK dari 12 dan 15 adalah …. Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
Faktorisasi prima 48 = Faktorisasi prima 76 = KPK =
TUGAS
Selesaikan permasalahan berikut ini dengan menggunakan konsep kelipatan persekutuan terkecil (KPK).
1. Abel dan Beni bermai bermain peluit. Abel meniup peluit setiap 12 detik, sedangkan Beni meniup peluit setiap 24 detik. Pada detik keberapa Abel dan Beni akan meniup peluit secara bersamaan untuk pertama kalinya? Diketahui :
Ditanya
:
Jawab
:
2. Deni dan Edo mengikuti kursus sepak bola ditempat yang sama. Jadwal latihan Deni setiap 5 hari sekali. Sedangkan Edo latihan setiap 7 hari sekali. Hari ini mereka berdua latihan bersama-sama. Berapa hari lagi mereka akan latihan bersama kembali? Diketahui :
Ditanya
:
Jawab
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) Setelah kalian bisa menuliskan pengertian dari kelipatan persekutuan terkecil (KPK), tentu kalian tidak akan kesulitan lagi menuliskan pengertian dari faktor persekutuan terbesar (FPB).
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah faktor persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya sama besar.
Contoh: Ibu membagi 12 kue donat dan 15 kue bolu kedalam beberapa kantong plastik. Masing-masing kue tersebut sama banyak pada setiap masing-masing kantong plastik. Berapa banyak kantong plastik yang dibutuhkan ibu? Jawab: Faktor 12 (kue donat) = 1, 2, 3, 4, 6, 12 Faktor 15 (kue bolu) = 1, 3, 5, 15 Faktor persekutuan dari 12 dan 15 = 1, 3 FPB = 3 Faktor persekutuan terbesar juga dapat ditentukan dengan menggunakan pohon faktor.
Jawab: Faktor 12
Faktor 15 15
12 2
Faktor 12 = 2 × 2 × 3 × 1
6
5
3
2 3
EVALUASI 1
Faktor 15 = 3 × 5 × 1
5
3
1
FPB = 3 × 1 Faktor dari 12 dan yang sama
=3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
Ayo Berlatih
Ayo kerjakanlah soal berikut ini. 1. Faktor dari 10 adalah …. Faktor dari 15 adalah …. Faktor Persekutuan 10 dan 15 adalah …. Jadi, FPB dari 10 dan 15 adalah …. 2. Faktor dari 24 adalah …. Faktor dari 30 adalah …. Faktor Persekutuan 24 dan 30 adalah …. Jadi, FPB dari 24 dan 30 adalah …. 3. Faktor dari 20 adalah …. Faktor dari 28 adalah …. Faktor Persekutuan 20 dan 28 adalah …. Jadi, FPB dari 20 dan 28 adalah ….
Carilah FPB dari bilangan-bilangan berikut ini dengan menggunakan pohon faktor. 1. 36 dan 42
Faktorisasi prima 36 = Faktorisasi prima 42 = FPB =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
2. 35 dan 40 Faktorisasi prima 35 = Faktorisasi prima 40 = FPB =
3. 36 dan 56
Faktorisasi prima 36 = Faktorisasi prima 56 = FPB =
4. 39 dan 45
Faktorisasi prima 39 = Faktorisasi prima 45 = FPB =
5. 50 dan 75
Faktorisasi prima 50 = Faktorisasi prima 75 = FPB =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
TUGAS Selesaikan permasalahan berikut ini dengan menggunakan konsep faktor persekutuan dua bilangan. 1. Pak Badu akan membagi 30 apel dan 42 jeruk kedalam beberapa keranjang. Tiap keranjang berisi buah apel dan jeruk sama banyak. Pertanyaan: a. Berapa keranjang yang dibutuhkan? b. Berapa jumlah buah apel dan buah jeruk pada tiap keranjang? Diketahui :
Ditanya
:
Jawab
:
2. Bu Santi membuat 72 kue bakpao dan 84 kue donat. Kue-kue tersebut akan dikemas kedalam toples. Tiap toples berisi kue bakpao dan kue donat sama banyak. Pertanyaan: a. Berapa toples yang dibutuhkan? b. Berapa jumlah kue bekpao dan kue donat pada tiap toples? Diketahui :
Ditanya
:
Jawab
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I
SK : 2. Memahami dan mengggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. KD : 2.2. Menentukan kelipatan dan faktor bilangan. No. Indikator Jumlah Nomor Soal Soal 1. Menjelaskan arti kelipatan suatu bilangan 1 1 2.
Menjelaskan faktorisasi bilangan
3.
Menemukan kelipatan persekutuan dua bilangan Menemukan faktor persekutuan dua bilangan Jumlah
4.
1
4
2
2, 3
1
5
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I Nama : No
:
EVALUASI SIKLUS I
Ayo, selesaikan soal dibawah ini dengan menggunakan langkah yang tepat. 1. Ketika mengunjungi sebuah stasiun, Wati mengamati datangnya kereta api. Kereta api A datang setiap 7 menit sekali. Pada pukul 08.00 kereta api A datang untuk pertama kalinya. Pada pukul berapa saja kereta A datang ke stasiun untuk selanjutnya dalam 1 jam? Jawab:
2. Disebuah terminal, bus A datang setiap 15 menit. Sedangkan bus B datang setiap 20 menit. Pada pukul 12.00 kedua bus tersebut datang bersamaan. Pada pukul berapa saja kedua bus tersebut datang ke terminal dalam waktu 2 jam? Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
3. Ani membeli dua buah lampu hias berwarna hijau dan biru. Setelah dinyalakan, ternyata lampu hijau menyala setiap 4 detik dan lampu biru menyala 6 detik. Pada detik keberapa saja lampu tersebut menyala bersamasama dalam 1 menit? Jawab:
4. Bu Susi membuat beberapa kue untuk dibagikan kepada anak-anak. Bu Susi akan membagikan 30 kue kukus. Berapa saja jumlah anak yang dapat dibagi kue secara merata? Dan berapa banyak kue yang dapat diterima masingmasing anak? Jawab:
5. Ayah membeli ayam 36 ayam jantan dan 48 ayam betina. Ayam jantan dan ayam betina tersebut akan diletakkan dalam kandang-kandang dengan pembagian yang sama banyak untuk setiap kandangnya. Ada berapa banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190
kandang yang dibutuhkan agar ayam jantan dan ayam betina tersebut dapat dibagi secara merata? Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
Lampiran 6 Tabel Penskoran Evaluasi Siklus I TABEL PENSKORAN EVALUASI SIKLUS I
No 1.
Jawaban
Skor
Nilai
Diketahui: -
Kereta api A datang setiap 7 menit sekali
1
-
Pukul 08.00 kereta api A datang pertama kali
1
-
1 jam = 60 menit
1
Ditanya: -
Pada pukul berapa saja kereta api A datang ke
1
stasiun dalam waktu satu jam?
Jawab: Kelipatan 7 = 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 61, …
7
(batas akhir 56 karena 1 jam = 60 menit)
Kedatangan kereta dalam satu jam: 08.00 + 7 menit
= 08.07
08.00 + 14 menit = 08.14 08.00 + 21 menit = 08.21
7
08.00 + 28 menit = 08.28 08.00 + 35 menit = 08.35 08.00 + 42 menit = 08.42 08.00 + 49 menit = 08.49 08.00 + 56 menit = 08.56
Jadi, kereta api A dalam waktu satu jam akan datang pada pukul 08.07; 08.14; 08.21; 08.28; 08.35; 08.42; 08.49; dan 08.56.
2
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
2.
Diketahui: -
Bis A datang setiap 15 menit
1
-
Bis B datang setiap 20 menit
1
-
Bis A dan B datang bersama-sama pada pukul
1
12.00 -
1 jam = 60 menit
Ditanya
:
Pada pukul berapa saja kedua bus tersebut datang
1
1
bersamaan ke terminal dalam waktu 2 jam?
Jawab: Kelipatan 15 (bus A) = 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, …
7
Kelipatan 20 (bus B) = 20, 40, 60, 80, 100, 120, … (diambil sampai 120 karena 2 jam = 60 menit) Kelipatan persekutuan bilangan 15 dan 20 = 60,
3
120, …
Kedua bus datang pada pukul: 12.00 + 60 menit (1 jam) = 13.00 12.00 + 120 menit (2 jam) = 14.00
Jadi, bus A dan bus B dalam waktu 2 jam akan datang bersamaan pada pukul 13.00 dan 14.00
3.
4
1
Diketahui: -
Lampu hijau menyala setiap 4 detik
1
-
Lampu biru menyala setiap 6 detik
1
-
1 menit = 60 detik
1
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
Ditanya: Pada detik keberapa saja lampu hijau dan biru
1
menyala besama-sama dalam 1 menit?
Jawab : Kelipatan 4
= 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40,
5
44, 48, 52, 56, 60 … Kelipatan 6
= 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60,
20 5
… (diambil sampai dengan 60 karena 1 menit = 60 detik) Kelipatan persekutuan bilangan 4 dan 6 = 12, 24, 36,
5
48, 60, … Jadi dalam waktu 1 menit lampu hijau dan lampu biru akan menyala pada detik ke 12, 24, 36, 48, dan
1
60
4.
Diketahui: -
Jumlah kue kukus = 30 kue
1
Ditanya: a. Berapa saja jumlah anak yang dapat dibagi kue
1
secara merata? b. Berapa jumlah kue yang dapat diterima masing-
1
masing anak?
Jawab:
20
a. Faktor 30 = 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, 30 b. Jumlah kue yang dapat diterima masing-masing anak yaitu: 30 : 1 = 30
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
30 : 2 = 15 30 : 3 = 10 30 : 5 = 6
7
30 : 6 = 5 30 : 10 = 3 30 : 15 = 2 30 : 30 = 1
Jadi jumlah anak yang dapat menerima kue kukus tersebut dapat dibagi pada 1 anak; 2 anak; 3 anak; 5 anak; 6 anak; 10 anak; 15 anak; atau 30 anak, dan jumlah kue yang dapat diterima masing-
3
masing anak yaitu: 30 kue jika dibagi pada 1 anak 15 kue jika dibagi pada 2 anak 10 kue jika dibagi pada 3 anak 6 kue jika dibagi pada 5 anak 5 kue jika dibagi pada 6 anak 3 kue jika dibagi pada 10 anak 2 kue jika dibagi pada 15 anak 1 kue jika dibagi pada 30 anak 5.
Diketahui: -
Jumlah ayam jantan = 36 ekor
1
-
Jumlah ayam betina = 48 ekor
1
Ditanya: Ada berapa banyak kandang yang dibutukan agar
1
ayam jantan dan betina dapat dibagi secara merata?
Jawab: Faktor 36 = 1, 2, 3, 4, 6, 9, 11, 18, 36
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
Faktor 48 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, 48
5
Faktor persekutuan bilangan 36 dan 48 = 1, 2, 3, 4, 6
5
20
Jadi banyak kandang yang dibutuhkan agar ayam jantan dan betina dapat terbagi secara merata yaitu 1 kandang, 2 kandang, 3 kandang, 4 kandang, atau 6
2
kandang.
Nilai Total
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
Lampiran 7 Hasil Evaluasi Siklus I HASIL EVALUASI SIKLUS I
Skor Per-Item 1 2 3 4 1 Amelia 12 13 13 14 2 Vicha 12 14 13 15 3 Bretya 12 17 15 15 4 Andreas 13 15 13 16 5 Angel 16 16 18 15 6 Aprina 12 12 13 15 7 Raka 13 14 13 14 8 Jeni 14 16 16 16 9 Nola 16 18 18 15 10 Defia 13 14 16 18 11 Felicia 18 18 18 18 12 Mario 12 16 16 13 13 Gendis 14 18 14 15 14 Andre 14 14 16 15 15 Petric 12 13 14 14 16 Pio 18 16 16 18 17 Krisma 13 16 18 14 18 Novia 16 15 18 14 19 Sirilus 13 16 15 15 20 Steven 15 15 14 12 21 Desya 14 16 15 15 22 Jovita 18 16 18 18 23 Prisa 12 14 15 15 Rata-rata Presentase Ketercapaian KKM
No
Nama
5 15 14 14 14 16 16 16 18 15 18 18 13 16 16 15 15 15 16 14 15 16 18 14
Nilai 67 68 73 71 81 68 70 80 82 79 90 70 77 75 68 83 76 79 73 71 76 88 70 75.43
KKM 70 Keterangan Tuntas Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 73,9%
26,1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
Lampiran 8 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS II
SK : 2. Memahami dan mengggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. KD : 2.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB No. Indikator Jumlah Nomor Soal Soal 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 2 1, 2 dengan KPK 2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 3 3, 4, 5 dengan FPB Jumlah 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus II Nama : No
:
EVALUASI SIKLUS II
1.
Pak Gino mendapat tugas ronda malam setiap 8 hari sekali, sedang Pak Agus mendapat tugas ronda malam setiap 12 hari sekali. Pada tanggal 1 September 2015 Pak Gino dan Pak Agus bertemu di pos ronda untuk pertama kali. Pada tanggal berapa Pak Gino dan Pak Agus bertemu di pos ronda untuk kedua kalinya? (bulan September = 30 hari) Jawab:
2. Ali berenang 15 hari sekali, sedangkan Amir berenang 20 hari sekali. Ali dan Amir berenang bersama-sama untuk petama kali pada tanggal 3 September 2015. Kapan Ali dan Amir akan berenang bersama-sama untuk yang kedua kalinya? (bulan September ada 30 hari dan bulan Oktober ada 31 hari). Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
3. Sinta memiliki bunga mawar 20 tangkai dan bunga lili 36 tangkai. Kedua bunga tersebut akan di masukkan dalam vas dengan pembagian sama banyak pada masing-masing vas. Berapa jumlah vas paling banyak yang dibutuhkan? Jawab:
4. Ibu Ani mempunyai 56 buah apel dan 42 buah jeruk. Buah-buah tersebut akan dibagi kedalam beberapa kantong plastik. Setiap kantong plastik berisi jenis buah yang sama banyak. Berapa jumlah kantong plastik paling banyak yang dibutuhkan? Jawab:
5. Anas memiliki 60 kelereng putih dan 75 kelereng hitam. Kelereng–kelereng tersebut akan dibagi kedalam beberapa keranjang dengan jumlah yang sama. Pertanyaan: a. Berapa keranjang paling banyak yang dibutuhkan? b. Berapa jumlah kelereng putih dan kelereng hitam pada masing-masing keranjang? Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
Lampiran 10 Tabel Penskoran Siklus II TABEL PENSKORAN EVALUAI SIKLUS II Nomor Soal 1.
Jawaban
Skor
Diketahui : - Pak Gino ronda setiap 8 hari
1 1 1
-
Pak Agus ronda setiap 12 hari
-
Tanggal 1 September 2015 ronda bersama 1
untuk pertama kali -
Bulan September = 30 hari
Ditanya: Pada tanggal berapa pak Gino dan pak Agus akan ronda bersama untuk kedua kalinya? Jawab:
2
6 20
4
2
6 2
3
Faktorisasi 82 = 23 2 Faktorisasi 12 = 22 × 3 KPK = 23 × 3 =8×3 = 24 Tanggal 1 September 2015 pak Gino dan pak Agus pertama kali ronda bersama, maka mereka akan kembali ronda bersama 24 hari lagi yaitu pada: 1 + 24 = 25 (tanggal 25 September 2015) Jadi, pak Gino dan pak Agus akan ronda bersama kembali pada tanggal 25 September 2015 Diketahui: - Ali berenang setiap 15 hari sekali -
Amir berenang setiap 20 hari sekali
-
Tanggal 3 September 2015 Ali dan Amir berenang bersama
-
1
12
8
2.
Nilai
3
3
2
1
1 1 1 1
Bulan September ada 30 hari dan bulan Oktober ada 31 hari
Ditanya:
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201
Pada tanggal berapa Ali dan Amir akan pergi berenang untuk kedua kalinya? Jawab:
20 3
20
15
3 3
2
5
10
Faktorisasi prima bilangan15 = 3 ×2 5 5 Faktorisasi prima bilangan 20 = 22 × 5 KPK = 22 × 3 × 5 =4×3×5 = 60 Pada tanggal 3 September 2015 Ali dan Amir berenang bersama, maka mereka akan kembali berenang bersama 60 hari lagi yaitu pada: 3 + 60 = 63 (bulan September ada 30 hari) maka: 63 – 30 = 33 (bulan Oktober ada 31 hari) maka: 33 – 31 = 2 (tanggal 2 Oktober 2015)
3.
Jadi, Ali dan Amir akan kembali berenang bersama pada tanggal 2 Oktober 2015. Diketahuui: - Bunga mawar = 20 tangkai -
Bunga Lili = 36 tangkai
Ditanya: Berapa jumlah vas paling banyak yang dibutuhkan untuk membagi bunga mawar dan bunga lili secara merata?
3
2
1
1 1
1
Jawab: 20 2
10 2
8
36 2 5
18 2
9
Faktorisasi prima bilangan 20 = 2 × 5 3 3 Faktorisasi prima bilangan 36 = 22 × 32 FPB = 22 =4 2
2 2 4
1 Jadi, jumlah vas paling banyak yang dibutuhkan untuk membagi bunga mawar dan lili adalah 4
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
4.
buah. Diketahui : - Apel = 56 buah -
1 1
Jeruk = 42 buah
Ditanya : Berapa jumlah kantong yang paling banyak yang dibutuhkan untuk membagi buah apel dan jeruk secara merata?
1
Jawab: 56
42
2
28 2
2 14
2
8
20
21 3
7
7
Faktorisasi prima bilangan 56 = 2 × 7 Faktorisasi prima bilangan 42 = 2 × 3 × 7 FPB = 2 × 7 = 14 3
2 2 4 1
5.
Jadi, jumlah kantong paling banyak yang dibutuhkan adalah 14 kantong. Diketahui: - Kelereng putih = 60 butir -
Kelereng hitam = 75 butir
Ditanya : a. Berapa keranjang paling banyak yang dibutuhkan untuk membagi kelereng tersebut
1 1
1
1
sama rata? b. Berapa jumlah kelereng putih dan kelereng
20
hitam pada masing-masing keranjang? Jawab: a.
60 2
6
75
30 2
3
15
25 3
3
5
5
5 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
Faktorisasi prima bilangan 60 = 22 × 3 × 5 Faktorisasi prima bilangan 75 = 3 × 52 FPB = 3 × 5 = 15
2 2
b. Kelereng putih = 60 : 15 =4
1
Kelereng hitam = 75 : 15 =5
Jadi, keranjang paling banyak yang dibutuhkan adalah 15 keranjang dan masing-masing keranjang berisi 4 butir kelereng putih dan 5 butir kelereng hitam. NILAI TOTAL
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204
Lampiran 11 Hasil Evaluasi Siklus II HASIL EVALUASI SIKLUS II
Skor Per-Item No Nama 1 2 3 4 1 Amelia 14 14 14 13 2 Vicha 12 14 16 15 3 Bretya 14 16 16 14 4 Andreas 15 15 15 14 5 Angel 14 16 15 15 6 Aprina 10 14 15 18 7 Raka 13 14 15 18 8 Jeni 16 15 16 15 9 Nola 17 15 16 18 10 Defia 17 14 19 15 11 Felicia 20 20 20 20 12 Mario 15 14 17 15 13 Gendis 15 15 16 18 14 Andre 14 14 16 16 15 Petric 15 15 14 16 16 Pio 17 17 16 16 17 Krisma 17 16 14 14 18 Novia 15 14 17 16 19 Sirilus 12 16 17 16 20 Steven 14 14 16 17 21 Desya 17 13 15 16 22 Jovita 20 20 20 20 23 Prisa 14 14 15 16 Rata-rata Presentase Ketercapaian KKM
5 16 13 15 12 16 18 16 16 18 16 20 14 14 15 16 15 15 18 15 16 15 20 16
Nilai 71 70 75 71 76 75 76 78 84 81 100 75 78 75 76 81 76 80 76 77 76 100 75 78,35
KKM 75 Keterangan Tuntas Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 86,96%
13,04%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205
Lampiran 12 Kisi-kisi Evaluasi Siklus Akhir KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS AKHIR SK : 2. Memahami dan mengggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. KD : 2.2. Menentukan kelipatan dan faktor bilangan 2.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB No. Indikator Jumlah Nomor Soal Soal 1. Menemukan kelipatan persekutuan dua 1 1 bilangan 2. Menemukan faktor persekutuan dua 1 3 bilangan 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 2 2, 5 dengan KPK 4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 1 4 dengan FPB Jumlah 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus Akhir Nama : No
:
EVALUASI AKHIR SIKLUS
Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan langkah yang tepat. 1. Lampu A menyala setiap 6 menit sekali, sedangkan lampu B menyala setiap 8 menit sekali. Apabila pukul 14.10 kedua lampu menyala secara bersamaan, pada pukul berapa saja kedua lampu tersebut menyala secara bersamaan dalam waktu 1 jam? Jawab:
2. Tyas les tari setiap 8 hari sekali, sedangkan Sinta les tari setiap 12 hari sekali di sanggar yang sama. Jika mereka berdua menari bersama untuk pertama kalinya pada tanggal 5 September 2015, tanggal berapa mereka akan menari bersama untuk kedua kalinya? Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
3. Pak Joni mempunyai 24 pensil yang akan dibagikan kepada beberapa muridnya. Berapa sajakah jumlah murid yang dapat menerima pensil tersebut secara merata? Jawab:
4. Ibu Ani mempunyai 28 buah apel dan 32 buah jeruk. Buah-buahan tersebut akan dibagi kedalam beberapa kantong plastik. Setiap kantong plastik berisi jenis buah yang sama banyak. Pertanyaan: a. Berapa banyak kantong plastik yang dibutuhkan? b. Berapa jumlah buah apel dan buah jeruk dalam setiap kantong? Jawab:
5. Disebuah kota terdapat dua buah lonceng. Lonceng A berdentang setiap 72 menit sekali dan lonceng B berdentang setiap 84 menit sekali. Pada pukul 05.00 kedua lonceng tersebut berdentang bersama-sama untuk pertama kalinya. Pada pukul berapakah kedua lonceng tersebut menyala untuk kedua kalinya? Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
Lampiran 14 Tabel Penskoran Evaluasi Siklus Akhir TABEL PENSKORAN EVALUASI SIKLUS AKHIR
Nomor Soal 1.
Jawaban Diketahui: - Lampu A menyala setiap 6 menit -
Lampu B menyala setiap 8 menit
-
Pukul 14.10 kedua lampu menyala bersama-sama
-
Skor
Nilai
1 1 1 1
1 jam = 60 menit 1
Ditanyakan: Pada pukul berapa saja lampu tersebut akan menyala bersamaan pada waktu 1 jam? Jawab: Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60 … Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, … (diambil sampai 60 karena 1 jam = 60 menit) Kelipatan persekutuan 6 dan 8 = 24, 48, … Lampu A dan lampu B menyala bersama untuk pertama kalinya pada pukul 14.10, maka kedua lampu tersebut akan kembali menyala bersama pada pukul: 14.10 + 24 menit = 14.34 14.10 + 48 menit = 14.58
2.
Jadi, lampu A dan lampu B akan menyala bersama dalam waktu 1 jam pada pukul 14.34 dan 14.58 Diketahui: - Tyas les tari setiap 8 hari sekali -
Sinta les tari setiap 12 hari sekali
-
Tanggal 5 September 2015 Tyas dan Sinta les tari bersama untuk pertama kali.
20 4 4 3
3
1
1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
1 Ditanya: Pada tanggal berapa Tyas dan Sinta les tari untuk kedua kalinya? Jawab: 8 2
8
12 2
4
6
2 Prima 2 bilangan 8 =2 23 3 Faktorisasi Faktorisasi prima bilangan 12 = 22 × 3 KPK = 23 × 3 =8×3 =24 Tanggal 5 September 2015 Tyas dan Sinta pergi les tari bersama, maka Tyas dan Sinta akan les tari bersama lagi pada: 5 + 24 = 29 (tanggal 29 September 2015)
3.
Jadi, Tyas dan Sinta pergi les tari bersama lagi pada tanggal 29 September 2015. Diketahui: - Jumlah pensil 24 biji Ditanya: a. Berapa sajakah jumlah murid yang
20
3
2
2
1
1
1
dapat menerima pensil pak Joni secara 1
merata? b. Berapa
jumlah
pensil
yang dapat
diterima?
6 20
Jawab: a. Faktor 24 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24 b. Jumlah pensil yang dapat diterima apabila dibagikan pada: 1 murid 24 : 1 = 24 pensil 2 murid 24 : 2 = 12 pensil 3 murid 24 : 3 = 8 pensil 4 murid 24 : 4 = 6 pensil
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
6 murid 24 : 6 = 4 pensil 8 murid 24 : 8 = 3 pensil
3
12 murid 24 : 12 = 2 pensil 24 murid 24 : 24 = 1 pensil
Jadi, jumlah murid yang dapat menerima pensil tersebut yaitu 1 siswa menerima 24 pensil; 2 siswa masing-masing menerima 12
pensil;
3
siswa
masing-masing
menerima 8 pensil; 4 siswa masing-masing menerima 6 pensil; 6 siswa masing-masing menerima 4 pensil; 8 siswa masing-masing menerima 3 pensil; 12 siswa masingmasing menerima 2 pensil atau 24 siswa masing-masing menerima 1 pensil. 4.
Diketahui: - Apel = 28 buah -
1 1
Jeruk = 32 buah
Ditanya: a. Berapa kantong paling banyak yang
1 1
dibutuhkan? b. Berapa jumlah apel dan jeruk pada masing-masing kantong?
20
Jawab:
6
a.
32
28 2
2
16
14 2
2
7
3
8 2
2
4
Faktorisasi prima bilangan 28 = 22 × 7 Faktorisasi prima bilangan 32 = 25 2 FPB = 22 =4
2
2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
b. Buah apel = 28 : 4 1
=7 Buah jeruk = 32 : 4 =9
Jadi,
kantong
paling
banyak
yang
dibutuhkan yaitu 4 kantong dan masingmasing kantong berisi 7 buah apel dan 9 buah jeruk. 5.
Diketahui: - Lonceng A berdentang tiap 72 menit -
Lonceng B berdentang tiap 84 menit
-
Pukul 05.00 kedua lonceng berdentang bersama
1 1 1
1
Ditanya: Pada pukul berapakah lonceng tersebut berdentang untuk kedua kalinya? Jawab:
20 7
72 2
84 36
2
2 18
42 2
21
2 9 Faktorisasi prima bilangan 72 = 233 × 372 2 Faktorisasi3prima 3 bilangan 84 = 2 × 3 × 7 3 2 KPK = 2 × 3 × 7 =728 × 9 × 7 2= 504 36
3
3
2 Kedua2
18 lonceng
akan berdentang bersama untuk kedua kalinya setelah pukul 05.00 3 9 yaitu pada: 504 menit = 24 menit, sehingga: 3 3 8 jam 05.00 + 8.24 = 13.24 Jadi kedua lonceng tersebut akan berdentang bersama lagi pada pukul 13.24. Nilai Total
1
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212
Lampiran 15 Hasil Evaluasi Siklus Akhir HASIL EVALUASI SIKLUS AKHIR
Skor Per-Item 1 2 3 4 1 Amelia 14 14 15 17 2 Vicha 13 15 17 17 3 Bretya 16 17 18 18 4 Andreas 15 15 15 15 5 Angel 17 17 16 18 6 Aprina 16 17 16 14 7 Raka 17 18 15 16 8 Jeni 18 18 18 15 9 Nola 20 20 20 20 10 Defia 16 18 16 18 11 Felicia 20 20 20 20 12 Mario 16 16 18 17 13 Gendis 17 17 16 18 14 Andre 16 17 16 16 15 Petric 15 15 18 17 16 Pio 20 20 20 20 17 Krisma 18 16 18 17 18 Novia 18 16 16 18 19 Sirilus 16 16 19 16 20 Steven 17 16 19 19 21 Desya 16 18 18 18 22 Jovita 20 20 20 20 23 Prisa 14 15 15 15 Rata-rata Presentase Ketercapaian KKM
No
Nama
5 14 16 17 15 18 16 18 16 20 18 20 16 18 14 16 20 18 18 19 19 18 20 16
Nilai 74 78 86 75 86 79 84 85 100 86 100 83 86 79 81 100 87 86 86 90 88 100 75 85,83
KKM 75 Keterangan Tuntas Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 95,7%
4,3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213
Lampiran 16 Validasi Perangkat Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230
Lampiran 17 Rekapitulasi Validasi Perangkat Pembelajaran REKAPITULASI VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN
Validasi Silabus
No
Komponen yang Dinilai
1 Kelengkapan komponen Silabus 2 Kesesuaian SK, KD, dan Indikator 3 Kesesuaian pemilihan metode pembelajaran 4 Kesesuaian penggunaan bahasa dan tata baku tulis 5 Kesesuaian antara penilaian dengan indikator yang dirumuskan Jumlah Rata-Rata
Skor Validator Validator Validator Jumlah 1 2 3
RataRata
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
4
4
5
13
4.33
5
4
5
14
4.67
24 4.8
20 4
25 5
69 4.6
Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No I
Komponen yang Dinilai
Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar 1 Kejelasan rumusan 2 Kelengkapan cakupan rumusan indikator 3 Kesesuaian dengan kompetensi dasar
Validator 1
Skor Validator 2
Validator 3
Jumlah
RataRata
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231
II
1
2
3 4
Pemilihan dan pengorganisasia n materi pembelajaran Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Keruntutan dan sistematika materi Kesesuaian materi dengan alokasi waktu
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
4
4
4
12
4.00
4
4
4
12
4.00
4
4
5
13
4.33
5
4
4
13
4.33
5
4
4
13
4.33
III
Pemilihan sumber belajar/ metode pembelajaran 1 Kesesuaian sumber belajar/ metode pembelajaran dengan standar kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai 2 Kesesuaian sumber belajar/ metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian sumber belajar/ metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
IV
Skenario/ Kegiatan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 2 kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakter peserta didik V
Penilaian hasil belajar 1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3 Kelengkapan instrumen (soal, kunci jawaban, rubrik)
VI 1 2 3 4
Penggunaan bahasa tulis Ketepatan ejaan Ketepatan pilihan kata Kebakuan struktur kalimat Bentuk huruf dan angka baku Jumlah
5
4
5
14
4.67
4
4
5
13
4.33
4
4
5
13
4.33
4
2
5
11
3.67
4
2
5
11
3.67
4
4
5
13
4.33
5
4
5
14
4.67
5
4
4
13
4.33
5
2
5
12
4.00
5
2
5
12
4.00
92
72
95
259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233
Rata-rata
4.6
3.6
4.75
4.32
Validator 1
Skor Validator 2
Validator 3
Jumlah
RataRata
5
5
5
15
5
5
5
5
15
5
5
4
5
14
4.67
5
5
5
15
5
4
5
5
14
4.67
4
5
5
14
4.67
28 4.67
29 4.83
30 5.00
87
Validator 1
Skor Validator 2
Validator 3
Jumlah
RataRata
4
4
5
13
4.33
5
4
5
14
4.67
5
4
4
13
4.33
Validasi Bahan Ajar
No 1
2
3
4
5
6
Komponen yang Dinilai Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai Kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik Materi ajar cakupannya luas dan memadai Pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik Kesesuaian alokasi waktu dengan kesesuaian materi ajar Penggunaan bahasa dan tata tulis baku Jumlah Rata-rata
4.83
Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS)
No 1 2
3
Komponen yang Dinilai Kelengkapan unsur LKS Kesesuaian indikator/tujuan pembelajaran dengan LKS Rumusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234
petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa 4 LKS membantu siswa dalam memahami materi ajar 5 LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar 6 Tampilan LKS menarik dan indah 7 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku Jumlah Rata-rata Validasi Soal Evaluasi
No 1
2
3
4 5
6
Komponen yang Dinilai Kesesuaian indikator dengan butir soal Kalimat yang digunakan sederhana dengan tidak berlebihan Bahasa jelas, baku, dan sederhana Keluasan cakupan soal Soal tidak berisi jebakan yang tidak ada jawabannya Pertanyaan tidak mengandung kunci jawaban Jumlah Rata-rata
5
4
4
13
4.33
3
4
4
11
3.67
4
4
4
12
4
4
4
4
12
4
30 4.29
28 4
30 4.29
88
Validator 1
Skor Validator 2
Validator 3
Jumlah
RataRata
4
5
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
5
4
5
14
4.67
29 4.83
25 4.17
30 5.00
84
4.19
4.67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235
Lampiran 18 Kisi-kisi Kuisioner Berpikir Kritis KISI-KISI KUISIONER BERPIKIR KRITIS
No 1. 2.
3.
4. 5.
Indikator Berpikir Kritis Mengenal Masalah Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalahmasalah Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data Menarik kesimpulankesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan.
Pernyataan Favorabel Unfavorabel
Jumah Soal
Nomor Soal 1, 2, 3, 4
2
2
4
2
2
4
5, 6, 7, 8
2
2
4
9, 10, 11, 12
2
2
4
13, 14, 15, 16
2
2
4
17, 18, 19, 20
Jumlah
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236
Lampiran 19 Validasi Kuisioner Berpikir Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240
Lampiran 20 Rekapitulasi Validasi Kuisioner Berpikir Kritis REKAPITULASI VALIDASI KUISIONER BERPIKIR KRITIS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pernyataan Saya mudah memahami maksud dari soal yang diberikan. Saya bertanya pada teman terlebih dahulu untuk dapat memahami soal yang diberikan guru. Saya dapat dengan mudah menjawab berbagai soal yang diberikan oleh guru. Saya hanya dapat memahami soal ketika dijelaskan oleh guru. Saya lebih senang berpikir terlebih dahulu dari pada langsung menjawab soal. Saya dapat dengan mudah menemukan jalan lain dari permasalahan-permasalahan yang diberikan. Saya menghindari soal-soal yang tidak tahu cara penyelesaiannya. Saya melihat jawaban dari teman ketika saya tidak dapat menyelesaikan permasalahan. Saya malas untuk mencari jawaban dibuku. Saya lebih senang berdiskusi dengan teman untuk menyimpulkan data. Saya malas untuk menyampaikan pendapat ketika berdiskusi. Saya dapat membedakan pernyataan yang benar dan salah dari pendapat teman. Saya mengerjakan soal dengan menggunakan langkahlangkah yang runtut. Saya lebih senang mengerjakan soal tanpa menggunakan langkah-langkah penyelesaian. Saya tetap mencoba mengerjakan soal walaupun merasa sulit. Saya malas untuk meneliti jawaban yang sudah saya kerjakan. Saya dapat membuat kesimpulan sendiri tanpa bantuan dari guru. Saya malas untuk membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari. Saya selalu membuat kesimpulan tanpa diperintah oleh guru. Saya lebih senang menunggu kesimpulan dari guru dari pada membuat kesimpulan sendiri.
Jumlah Rata-rata
Skor 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Skor 5 4 3 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 242
Lampiran 21 Kuisioner Berpikir Kritis Kuisioner Berpikir Kritis Nama
: ____________________________
Kelas
: ____________________________
Hari, tanggal : ____________________________ Petunjuk : Berikut ini akan disajikan sejumlah pernyataan, baca dan pahamilah baik-baik. Sebelumnya anak-anak diminta untuk mengisi identitas sesuai dengan diri anak-anak. Jawablah dengan jujur, jawaban yang kalian berikan tidak berpengaruh terhadap nilai karena tidak ada jawaban benar dan salah. Selamat mengisi ! Keterangan pilihan jawaban : SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
B
= Biasa
TS
= Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju No 1.
Pernyataan Saya mudah memahami maksud dari soal yang diberikan.
2.
Saya bertanya pada teman terlebih dahulu untuk dapat memahami soal yang diberikan guru.
3.
Saya dapat dengan mudah menjawab berbagai soal yang diberikan oleh guru.
SS
S
B
TS
ST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 243
4.
Saya hanya dapat memahami soal ketika dijelaskan oleh guru.
5.
Saya lebih senang berpikir terlebih dahulu dari pada langsung menjawab soal.
6.
Saya dapat dengan mudah menemukan jalan lain dari permasalahanpermasalahan yang diberikan.
7.
Saya menghindari soal-soal yang tidak tahu cara penyelesaiannya.
8.
Saya melihat jawaban dari teman ketika saya tidak dapat menyelesaikan permasalahan.
9.
Saya malas untuk mencari jawaban dibuku.
10.
Saya lebih senang berdiskusi dengan teman untuk menyimpulkan data.
11.
Saya malas untuk menyampaikan pendapat ketika berdiskusi.
12.
Saya dapat membedakan pernyataan yang benar dan salah dari pendapat teman.
13.
Saya mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah yang runtut.
14.
Saya lebih senang mengerjakan soal tanpa menggunakan langkah-langkah penyelesaian.
15.
Saya tetap mencoba mengerjakan soal walaupun merasa sulit.
16.
Saya malas untuk meneliti jawaban yang sudah saya kerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 244
17.
Saya dapat membuat kesimpulan sendiri tanpa bantuan dari guru.
18.
Saya malas untuk membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.
19.
Saya selalu membuat kesimpulan tanpa diperintah oleh guru.
20.
Saya lebih senang menunggu kesimpulan dari guru dari pada membuat kesimpulan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245
Lampiran 22 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 247
Lampiran 23 Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249
Lampiran 24 Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN Sesudah Tindakan No
Nama Siswa
Evaluasi Siklus I Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Jumlah Rata-rata Presentase Ketuntasan KKM
67 68 73 71 81 68 70 80 82 79 90 70 77 75 68 83 76 79 73 71 76 88 70 1735 75,43
Ketuntas an Ya Tdk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 27 6
73,9%
Evaluasi Siklus II Nilai 71 70 75 71 76 75 76 78 84 81 100 75 78 75 76 81 76 80 76 77 76 100 75 1802 78,35
Ketuntas an Ya Tdk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 20 3
86,96%
Evaluasi Siklus Akhir Ketuntas an Nilai Ya Tdk 74 √ 78 √ 86 √ 75 √ 86 √ 79 √ 84 √ 85 √ 100 √ 86 √ 100 √ 83 √ 86 √ 79 √ 81 √ 100 √ 87 √ 86 √ 86 √ 90 √ 88 √ 100 √ 75 √ 1974 22 1 85,83 95,7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250
Lampiran 25 Daftar Nilai Ulangan Tahun Pembelajaran 2013/ 2014 DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN MATEMATIKA KELAS IV MATERI KPK DAN FPB SD KANISIUS KLEPU TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KKM 65 No Urut 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Nama Siswa Sesilio Galih Mukti B. Praditya Arista Putra Vincentius Yudha Saputra Fajar Rona Aryani Gregorius Vanho Andreyulian Andreas Adi Saputra Louise Briliant Ayu M B. Caesar Seto Bramantyo Helena Wening Tyas Beatricia Wikan Wardhiyana Margareti Adelia Putri Bastianus Yanuar Emilia Kristy Karenny Yoseph Flatin Adiyana Filipus Surya Kurniawan Vincensius Danar Wicaksono Maria Evani Nareswari Bernadus Adri Yuliantoro E. Dewi Kusumaningtyas Stephanus Arif Jati Kristianto Angela Imanasa Tresnanti Yulius Dwi Haryono Ade Rika Mikael Jodhang Pradipta Sakti Wiliam Irwan Atmaja Jumlah Rata-rata
Nilai 58 60 100 78 75 42 50 75 80 79 67 68 100 80 70 90 88 70 46 74 100 84 72 68 82 1876 75,04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251
Lampiran 26 Hasil Wawancara Hasil Wawancara
Hari, Tanggal : Sabtu, 18 Juli 2015 Narasumber
: Guru Kelas IV
No Pertanyaan 1 Bagaimana karakteristik siswa kelas IV dari tahun ke tahun? 2 Bagaimana cara bapak mengajar?
3
Bagaimana proses pembelajaran Matematika di kelas IV?
4
Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar matematika di kelas IV?
5
Apabila ada kesulitan, pada materi apa?
6
Menurut anda apakah penyebab dari kendala tersebut?
7
Bagaimana usaha anda untuk mengatasi kendala tersebut?
Jawaban Siswa aktif, tetapi aktif ramai. Cara guru mengajar menggunakan metode ceramah dan sering kali menggunakan menggunakan permainan. Guru biasanya menggunakan metode ceramah, namun kadang-kadang guru memberikan suatu permainan yang berhubungan dengan materi pelajaran. Daya pemahaman siswa berbeda-beda, ada yang sekali dijelaskan sudah paham, dan banyak siswa yang perlu diulang-ulang materinya baru paham. Sehingga siswa yang daya pemahamannya tinggi sering merasa bosan. Selain itu keterbatasan media pembelajaran matematika juga menjadi kendala. Banyak. Siswa biasanya agak sulit pemahamannya pada materi KPK dan FPB karena sering terbolak-balik. Selain itu juga pada materi bangun ruang dan bangun datar karena siswa malas untuk menghafal rumus. Keterbatasan media pembelajaran matematika dan juga pembelajarannya jarang menggunakan pembelajaran inofatif karena keterbatasan waktu guru untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pembelajaran inovatif. Kalau ada waktu senggang, saya selalu menyempatkan membuat media pembelajaran, dan kadang saya menyuruh siswa membuat prakarya pada saat pelajaran SBK untuk membuat barang yang dapat dijakikan media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252
8
9
10 11 12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Apakah anda selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran Matematika? Media yang digunakan, dibuat sendiri oleh guru atau sudah tersedia disekolah? Apa contoh medianya? Digunakan untuk mengajar materi apa? Bagaimana peran serta siswa dalam penggunaan media ? Menurut anda bagaimana peran media pembelajaran itu sendiri? Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika? Menurut anda pada materi apa hasil belajar siswa rendah dan membutuhkan pemahaman yang lebih? Bagaimana strategi pembelajaran matematika yang anda gunakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa? Menurut anda bagaimana dengan kemampuan siswa untuk mengenal masalah (kasus), misalnya dengan menggunakan soal cerita? Apakah siswa memahami jika guru memberikan masalah atau kasus sebagai pengantar sebuah materi? Bagaimana menurut anda cara atau metode yang tepat untuk memberikan materi kepada siswa? Apakah siswa pernah mengemukakan jawaban sendiri dengan alternatif cara penyelesaian yang lain? Bagaimana dengan kemampuan siswa untuk
Jarang, karena keterbatasan media di sekolah ini.
biasanya guru menggunakan media yang sudah tersedia di sekolah. Namun guru juga sudah pernah membuat media sendiri untuk pembelajaran. Rangka bangun ruang. Untuk materi bangun ruang. Siswa sangat antusias ketika memberikan materi dengan menggunakan media pembelajaran. Peran media tersebut sangat membantu daya pemahaman siswa. Tergantung materi. Kalau materi sulit hasil belajar siswa biasanya kurang memuaskan. Biasanya hasil belajar siswa rendah pada materi KPK dan FPB, dan juga pada materi Bangun datar. Sebisa mungkin guru mengurangi metode ceramah saat mengajar, dan juga sebisa mungkin guru menggunakan media pembelajaran. Siswa biasanya ketika dihadapkan dengan soal cerita selalu mengeluh tidak bias mengerjakan.
Ada yang bisa menangkap materi namun juga banyak siswa yang tidak bisa memahami. Yang pasti bukan dengan menggunakan metode ceramah. Dan kalau memungkinkan pemberian materi dengan menggunakan media. Jarang ada siswa yang memberikan alternative penyelesaian. Kalau pun ada siswa itu biasanya tingkat pemahamnya jauh diatas siswa siswa yang lain. Kadang siswa bisa memecahkan masalah sendiri namun juga terkadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 253
22
23
24
25
memecahkan masalah (mengerjakan soal) misalnya sudah bisa mandiri atau masih perlu bantuan dari guru? Bagaimana cara anda untuk memotivasi siswa untuk menyelesaikan suatu masalah? Ini kaitannya dengan mengerjakan soal ataupun mengantarkan sebuah materi dengan sebuah masalah atau kasus? Pernahkah anda dalam pelajaran matematika menggunakn kegiatan praktik? Misalnya dalam materi apa? Setelah melakukan suatu kegiatan dan memperoleh data, apakah murid-murid sudah mampu untuk menganalisis dan mengerjakan soalnya ? Diskripsikan tentang keadaan murid anda, ketika mengikuti pembelajaran Matematika dikelas
masih harus dengan bantuan guru.
Biasanya guru selalu menggunakan reward berbentuk bintang untuk siswa yang aktif bertanya, atau dapat menyelesaikan sebuah masalah sendiri.
Pernah. Dalam materi pengukuran. Biasanya guru menyuruh siswa untuk mengukur sudut dari benda-benda di dalam kelas, misalnya meja, kursi, dll. Sudah mampu tetapi belum maksimal.
Pada umumnya karakteristik siswa kelas IV itu masih suka bermain. Sehingga tidak sedikit siswa yang ketika dijelaskan materi malah sibuk ramai sendiri, sehingga siswa tersebut tidak paham mengenai penjelasan materi dan nantinya nilai ulangan menjadi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 254
Lampiran 27 Pedoman Observasi Lembar Pedoman Observasi Kemampuan Berpikir Kritis
No
Indikator
Skala Skor 3
1
2
3
4
2
1
Mengenal
Langsung
Sering
masalah
mengerjakan soal
pada teman atau
mengerjakan
tanpa
guru yang sedang
soal.
banyak
bertanya
Lambat
dalam
bertanya.
mengerjakan.
Menemukan
Menemukan
Mengerjakan soal
Hanya melihat
cara-cara
banyak
sesuai
pekerjaan
yang
cara
dapat digunakan
(langkah-
untuk
langkah)
menanggapi
alternative
masalah
jawaban.
Mengumpulkan
Mempunyai
dan
inisiatif
menyusun
dengan
contoh guru.
teman.
untuk
untuk
Membaca
buku
Malas
hanya
kalau
membaca buku
informasi
membaca refrensi
disuruh oleh guru.
refrensi.
Menganalisis
Mengerjakan soal
Mengerjakan soal
Mengerjakan
data
dengan sistematis
dengan sistematis
soal
dan
namun
sistematis
paham
konsep materi.
belum
paham materi.
tidak
tidak dan
paham
materi 5
Menarik
Selalu
membuat
kesimpulan-
kesimpulan
kesimpulan dan
terhadap
kesamaan-
yang
dipelajari
kesamaan yang
tanpa
bantuan
diperlukan.
guru.
materi
Membuat
Malas membuat
kesimpulan
kesimpulan
terhadap yang apabila guru
materi dipelajari diminta
terhadap materi yang dipelajari.
telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 255
Lampiran 28 Hasil Observasi Hasil Observasi
Responden
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Jumlah
1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 38
Sebelum Penelitian Indikator Ratarata 2 3 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1.2 1 1 1 1 1.2 1 1 2 1 1.2 1 2 1 1 1.2 2 2 1 1 1.4 2 2 1 2 1.8 2 3 3 2 2.4 2 3 3 2 2.6 1 1 1 2 1.2 2 1 1 2 1.6 1 2 2 1 1.4 1 1 3 1 1.4 1 2 2 2 1.8 1 2 2 1 1.4 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1.6 1 1 1 2 1.4 1 1 2 1 1.4 2 2 1 1 1.6 1 1 2 1 1.4 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1.4 31 38 36 35
1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 1 51
Ketika Penelitian Indikator Ratarata 2 3 4 5 1 2 2 1 1.6 2 2 2 1 1.8 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1.8 2 2 2 2 2.2 1 2 2 2 1.8 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2.8 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2.2 3 3 2 2 2.6 2 2 3 2 2.2 2 3 3 3 2.6 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1.6 2 3 3 2 2.6 3 3 2 2 2.4 2 3 2 2 2.2 1 2 2 2 1.8 2 2 2 3 2.4 2 2 2 2 2.2 2 2 3 3 2.6 1 2 2 2 1.6 46 54 52 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 256
Lampiran 29 Lembar Jawaban Siswa Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 260
Lampiran 30 Lembar Jawaban Siswa Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 262
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 264
Lampiran 31 Lembar Jawaban Siswa Siklus Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 266
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 268
Lampiran 32 Kuisioner Sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 270
Lampiran 33 Kuisioner Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 273
Lampiran 34 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 274
Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 275
Lampiran 36 Foto Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 276
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Margareta Asti Utami anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bernadus Suyitno dan Christina Susanti yang lahir di Sleman pada tanggal 29 Maret 1994. Pendidikan awal dimulai dari TK Indriyasana Ngento-ento tahun 1997–2000. Dilanjutkan di SD Kanisius Klepu pada tahun 2000–2006. Pada tahun 2006–2009 terdaftar sebagai siswi SMP Pangudi Luhur Moyudan. Pada tahun 2009–2012, peneliti terdaftar sebagai siswi SMA Negeri 1 Godean. Tahun 2012 peneliti meneruskan pendidikannya sebagai mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Sanata Dharma.