Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
PENINGKATAN DISIPLIN SISWA DENGAN LAYANAN INFORMASI MEDIA FILM Bekti Marga Ningsih Chr. Argo Widiharto Abstrak: Kedisiplinan merupakan masalah yang selalu muncul dalam setiap aspek kehidupan termasuk kedisiplinan siswa baik selama proses belajar mengajar atau setelah siswa di luar sekolah. Sering terjadinya kasus tawuran, membolos, merokok di sekolah sampai pada tidak disiplinnya siswa di dalam belajar. Dampaknya siswa tidak dapat berprestasi di dalam belajarnya dan terhambatnya proses belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri I Pulokulon Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012 sebesar 213 siswa dengan sample sejumlah 30 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala kedisiplinan siswa dengan item sebanyak 26. Variabel dalam penelitian ini adalah disiplin siswa untuk variabel y dan layanan informasi media film untuk vaiabel x. Metode analisis data menggunakan uji – t. Hasil penelitian menunjukkan layanan informasi media film efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Hal ini dibuktikan dengan analisis data menggunakan uji– t didapat koefisien sebesar 9,4896 dengan ttabel sebesar 2,045 sehingga thitung ≥ ttabel, sehingga hipotesis yang berbunyi layanan informasi media film efektif untuk meningkatkan disiplin siswa diterima. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah layanan informasi media film efektif untuk meningkatkan disiplin siswa. Kata kunci : disiplin siswa, layanan informasi media film.
A. PENDAHULUAN
demikian. Masih banyak orang yang
1. Latar Belakang
tidak mau membayar pajak. Berbagai
Semakin pelanggaran dipandang
banyaknya
nilai
moral
sebagai
pelanggaran juga terjadi di sekolah.
dapat
Masih banyak siswa yang tidak
perwujudan
disiplin. Disiplin adalah perilaku dan
rendahnya disiplin diri. Pelanggaran
tata
lalu lintas misalnya, banyak orang
peraturan
dan
ketetapan,
atau
yang
perilaku
yang
diperoleh
dari
belum
sadar
sepenuhnya
tertib
yang
sesuai
dengan
tentang pentingnya disiplin dalam
pelatihan, misalnya “disiplin dalam
berkendara.
hanya
kelas” (Gordon, 1996: 3). Disiplin
berkendara, dalam hal pajak juga
dalam kelas atau disiplin sekolah
Bukan
73
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
adalah
usaha
sekolah
untuk
norma,
aturan,
kepatuhan,
memelihara perilaku siswa agar tidak
ketaatan
menyimpang dan dapat mendorong
kesuksesan seseorang.
siswa
untuk
berperilaku
merupakan
Disiplin
sesuai
dan
prasyarat
diri
merupakan
dengan norma, peraturan dan tata
substansi esensial di era globalisasi
tertib yang berlaku di sekolah.
untuk dimiliki dan dikembangkan,
Disiplin berperan penting
karena dengan disiplin siswa dapat
dalam membentuk individu yang
memiliki
berciri keunggulan (Tu’u, 2004: 37).
berperilaku yang taat moral sehingga
Disiplin
siswa
penting
karena
empat
kontrol
tidak
internal
hanyut
oleh
untuk
arus
alasan, yaitu dengan disiplin yang
globalisasi, tetapi sebaliknya siswa
muncul karena kesadaran diri, siswa
mampu
berhasil
dalam
mengakomodasi (Shochib, 2000: 12).
Sebaliknya
siswa
belajarnya.
mewarnai
dan
sering
Contoh perilaku siswa yang tidak
melanggar ketentuan sekolah pada
disiplin karena hanyut oleh arus
umumnya
globalisasi
yang
terhambat
optimalisasi
adalah
seks
bebas,
potensi dan prestasinya. Alasan yang
ekstasi, minum-minuman keras dan
kedua adalah tanpa disiplin yang
tawuran antar siswa (Shochib, 2000:
baik, suasana sekolah dan kelas
11).
menjadi
kurang
kondusif
Bentuk-bentuk
bagi
pelanggaran
kegiatan pembelajaran. Alasan yang
disiplin siswa yang sering terjadi
ketiga adalah orang tua berharap di
menurut Tu’u (2004: 55) antara lain
sekolah
membolos, tidak mengerjakan tugas
anak-anak
dibiasakan nilai
dari guru, mengganggu kelas yang
disiplin.
Dengan
sedang belajar, menyontek, tidak
dapat
menjadi
memperhatikan
dengan
norma-norma,
kehidupan
dan
demikian,
siswa
pelajaran
dijelaskan
oleh
yang
individu yang tertib, teratur dan
sedang
guru,
disiplin. Alasan yang terakhir adalah
berbicara dengan teman sebelahnya
disiplin merupakan jalan bagi siswa
saat pelajaran berlangsung, terlambat
untuk sukses dalam belajar dan kelak
hadir ke sekolah, membawa rokok
ketika bekerja. Kesadaran pentingnya
dan merokok di lingkungan sekolah,
74
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
dalam
penggunaan
obat
dan Rohmad Supri Yono terlibat
terlarang
dan
perkelahian
atau
tawuran di Simpang Lima Purwodadi
tawuran.
Beberapa
terlibat
pelanggaran
yang
mengakibatkan
disiplin ini juga terjadi di SMA
warung
Negeri I Pulokulon.
terletak di sebelah selatan Masjid
Bentuk-bentuk pelanggaran
Suyatminah
rusaknya
Jabalul
Khoir.
(55)
yang
Tujuh
pelajar
disiplin di SMA Negeri I Pulokulon
diamankan polisi, tiga siswa berasal
Kabupaten
adalah
dari STM Pemnas, dua siswa dari
meskipun sekolah ini merupakan
SMA Negeri I Pulokulon, satu siswa
sekolah
dari MAN Purwodadi, dan satu siswa
Grobogan
negeri
Pulokulon,
yang
tetapi
ada
di
kenyataannya
dari
SMA
Muhammadiyah
masih banyak siswa yang tidak
Purwodadi. Para pelajar yang sedang
disiplin. Seperti berpakaian terlalu
terlibat adu pukul tersebut langsung
ketat,
sekolah,
mencoba melarikan diri setelah polisi
sekolah,
datang.
terlambat
membolos,
masuk
merokok
di
Petugas
SPK,
Purjiyo
melompat pagar, bermain hp saat
mengatakan para pelajar tersebut
pelajaran, ramai pada waktu upacara,
untuk sementara diamankan di Polres
memakai sepatu warna putih, dan
untuk
tidak memakai ikat pinggang. Data
diperbolehkan
ini diperoleh dari Guru BK SMA
dijemput keluarga atau pihak sekolah
Negeri I Pulokulon yang bernama
(http://suaramerdeka.com/v1/index.p
Setiawan Cahyono, ketika peneliti
hp/read/news/2010/08/25/63397).
pembinaan, pulang
dan setelah
Setelah kejadian itu siswa
mengadakan observasi di sekolah tersebut.
diberi
yang
bernama
Ahmad
Zamroni
Masalah disiplin ini penting
membuat perjanjian dengan pihak
untuk dibahas karena jika tidak
sekolah jika tidak disiplin lagi akan
disiplin dapat menimbulkan kerugian
dikeluarkan karena sudah sering
bagi siswa. Seperti yang terjadi di
melanggar tata tertib dan point
SMA Negeri I Pulokulon Grobogan.
pelanggaran sudah hampir 100 point.
Pada Rabu, 25 Agustus 2010 dua
Beberapa
siswa yang bernama Ahmad Zamroni
tersebut minum minuman keras di
hari
kemudian
siswa
75
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
lingkungan sekolah dan akibatnya
memulihkan,
dikeluarkan dari sekolah. Data ini
meluruskan
diperoleh dari Guru BK SMA Negeri
kesalahan-kesalahan dan perilaku-
I Pulokulon yang bernama Setiawan
perilaku salah yang bertentangan
Cahyono,
peneliti
dengan disiplin sekolah. Siswa yang
mengadakan observasi di sekolah
telah melanggar ketentuan sekolah
tersebut.
dan telah diberi sanksi disiplin perlu
ketika
Penanggulangan
masalah
memperbaiki, atau
menyembuhkan
dibina dan dibimbing. Kesalahan
disiplin yang terjadi di sekolah
tidak
menurut Tu’u (2004:
hukuman, tetapi dilanjutkan dengan
62) dapat
diatasi dengan adanya tata tertib sekolah,
konsistensi
hanya
dijawab
dengan
pembinaan dan pendampingan. Pembinaan
dalam
dan
menerapkan disiplin sekolah dan
pendampingan
kemitraan
melanggar disiplin ini bisa dilakukan
dengan
orang
tua.
siswa
oleh
(1981: 161), dapat diatasi melalui
satunya dengan memberikan layanan
tahapan
dan
informasi dengan format bimbingan
preventif
klasikal yang menggunakan media
merupakan langkah–langkah yang
film. Menurut Mugiarso (2004: 56)
diambil
siswa
layanan informasi bertujuan untuk
berbuat hal-hal yang dikatagorikan
membekali individu dengan berbagai
melanggar tata tertib sekolah. Secara
pengetahuan dan pemahaman tentang
positif, langkah ini untuk mendorong
berbagai hal yang berguna untuk
siswa mengembangkan ketaatan dan
mengenal diri, merencanakan dan
kepatuhan
mengembangkan
kuratif.
Langkah
untuk
represif
mencegah
terhadap
tata
tertib
pembimbing.
yang
Sedangkan menurut Singgih Gunarsa
preventif,
guru
pada
pola
Salah
kehidupan
sekolah. Langkah represif merupakan
sebagai pelajar, anggota keluarga dan
langkah yang diambil untuk menahan
masyarakat.
perilaku melanggar disiplin seringan
Layanan
mungkin, atau untuk menghalangi
diselenggarakan
pelanggaran yang lebih berat lagi.
cara seperti ceramah, tanya jawab
Langkah kuratif merupakan upaya
dan
diskusi
informasi melalui
selanjutnya
dapat berbagai
dapat
76
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
dilengkapi
dengan
selebaran,
tayanngan
peragaan, foto,
film,
informasi,
memaparkan
menjelaskan
video, dan peninjauan ke tempat-
rumit,
tempat
menyingkat
atau
dimaksud. peneliti
obyek-obyek
Dalam
yang
penelitian
menggunakan
ini
langkah
proses,
konsep-konsep
mengajarkan atau
yang
keterampilan, memperpanjang
waktu dan mempengaruhi sikap salah satunya sikap tidak disiplin. Layanan
kuratif dengan bimbingan klasikal
informasi
pada
umumnya
monoton
dan
Bimbingan klasikal menurut Winkel
membosankan
sehingga
peneliti
dan Hastuti (2004: 561) adalah
menggunakan
bimbingan yang berorientasi pada
layanan
yang
diberikan
kelompok siswa dalam jumlah yang
menarik.
Film
yang
cukup besar antara tiga puluh sampai
berdurasi sekitar satu sampai tujuh
empat puluh orang siswa (sekelas).
menit dan berisi tentang disiplin,
Menurut Arsyad (2003:
manfaat dan akibat tidak disiplin.
menggunakan
atau
media
gambar
hidup
film.
48) film
media
Beberapa
merupakan
film
agar lebih
diberikan
kendala
yang
gambar-gambar dalam frame dimana
terdapat dalam pelaksanaan layanan
frame demi frame diproyeksikan
informasi dengan media film adalah
melalui
secara
tidak ada jam BK di SMA Negeri I
mekanis sehingga pada layar terlihat
Pulokulon. Layanan informasi jarang
hidup.
klasikal
diberikan karena tidak adanya jam
dengan media film adalah bimbingan
BK. Layanan informasi biasanya
yang berorientasi pada kelompok
diberikan jika ada jam kosong pada
siswa antara tiga puluh sampai empat
pelajaran lain. Meskipun di sekolah
puluh
ini sudah ada dua guru BK yang
lensa
Jadi
orang
proyektor
bimbingan
dengan
perantara
gambar-gambar yang diproyeksikan
berasal
sehingga menimbulkan kesan hidup
pemberian layanan informasi dirasa
dan bergerak. Film bergerak dengan
kurang karena hanya mengandalkan
cepat
sehingga
jam kosong pada mata pelajaran lain.
yang
Selain itu kendala dalam pemberian
kontinyu. Film dapat menyajikan
layanan informasi dengan media film
dan
memberikan
bergantian, visualisasi
dari
lulusan
BK
tetapi
77
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
adalah tidak tersedianya LCD di
Pulokulon dan tidak tersedianya
setiap ruang kelas.
LCD di setiap ruang kelas.
3. Pembatasan Masalah
2. Identifikasi Masalah Berdasarkan
uraian
Dari
latar
identifikasi
masalah
maka
dapat dilakukan pembatasan masalah
permasalahan dapat diidentifikasikan
yaitu efektivitas layanan informasi
sebagai berikut:
media film
belakang
masalah,
a. Siswa
melanggar
tata
tertib
untuk
meningkatkan
disiplin siswa.
seperti dalam hal berpakaian, membolos, merokok di sekolah, tawuran,
melompat
4. Perumusan Masalah Dari
pagar,
pembatasan
masalah
bermain hp saat pelajaran, ramai
dapat dirumuskan masalah yaitu
pada
“Apakah layanan informasi dengan
waktu
upacara,
dan
media
memakai sepatu warna putih b. Siswa dikeluarkan karena point
film
efektif
untuk
meningkatkan disipin siswa.”
pelanggaran sudah mencapai 100 point
yaitu
dengan
jenis
5. Tujuan Penelitian Berdasarkan
pelanggaran tata tertib seperti membolos,
tawuran
dengan
sekolah lain, minum-minuman keras di lingkungan sekolah, merokok di lingkungan sekolah, menyontek,
terlambat,
tidak
rumusan
masalah, maka tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui efektif tidaknya layanan informasi
media
film terhadap peningkatan disiplin siswa”.
memperhatikan pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru, dan tidak mengerjakan tugas dari guru. c. Kendala dalam layanan informasi dengan media film adalah tidak ada jam BK di SMA Negeri I
6. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Manfaat menambah
teoritis
yaitu
referensi
peningkatan disiplin
untuk tentang
siswa.
b. Manfaat praktis
78
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
siswa
ketaatan yang muncul karena adanya
penelitian ini bermanfaat untuk
kesadaran dan dorongan dari dalam
meningkatkan disiplin melalui
diri orang itu. Istilah disiplin berarti
layanan informasi dengan media
perangkat peraturan yang berlaku
film. Bagi guru pembimbing
untuk menciptakan kondisi yang
penelitian ini bermanfaat sebagai
tertib dan teratur (Tu’u, 2004:31).
salah satu alternatif cara untuk
Menurut
meningkatkan disiplin siswa.
disiplin
Manfaat
praktis,
bagi
Rintyastini adalah
(2005:57)
ketaatan
atau
kepatuhan siswa kepada peraturan B. TINJAUAN TEORI
atau tata tertib yang berlaku baik di
1. Pengertian Disiplin
rumah, di sekolah, di masyarakat
Menurut bahasa aslinya Latin, disciplina
dan
berarti
Dari beberapa pengertian di atas
“murid”.
dapat diambil kesimpulan bahwa
disciples
“perintah”
dan
atau di mana pun.
Mendisiplinkan berarti “mendidik”.
disiplin
Anak-anak
dan
kepatuhan
ini.
berlaku di rumah, sekolah, dan
Kedisiplinan memberikan kejelasan
masyarakat yang didorong dari luar
dan rasa aman (Clarice, 2006:4).
maupun kesadaran sendiri dalam
menginginkan
membutuhkan
kemampuan
Istilah disiplin dalam Kamus Besar
Bahasa
Indonesia
yaitu pada
ketaatan
atau
peraturan
yang
rangka pencapaian tujuan.
berarti
ketaatan pada peraturan. Dengan
2. Faktor yang Mempengaruhi
demikian
Pembentukan Disiplin
istilah
disiplin
berhubungan erat dengan istilah tata
Menurut Dodson dalam Wantah
Ketertiban
(2005:180) menyebutkan lima faktor
mempunyai arti kepatuhan seseorang
penting dalam pembentukan disiplin
dalam
mengikuti
peraturan
atau
anak yaitu:
disiplin
karena
didorong
atau
a. Latar
tertib
dan
ketertiban.
belakang
dan
kultur
disebabkan oleh sesuatu yang datang
kehidupan keluarga. Bila orangtua
dari luar dirinya. Sebaliknya, istilah
sejak dari kecil terbiasa hidup
disiplin
dalam lingkungan yang keras,
sebagai
kepatuhan
dan
79
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
pemabuk, tidak memiliki disiplin,
dibanding dengan keluarga yang
tidak
lain,
mempunyai pendidikan rendah,
bertingkah laku semaunya, maka
dan secara ekonomi tidak mampu
kebiasaan itu akan terbawa ketika
memenuhi
orang
sehari-hari yang layak.
menghargai
tua
orang
membimbing
dan
disiplin
pada
menanamkan
dan
hidup
keharmonisan
dalam keluarga. Sebuah keluarga
anaknya. b. Sikap
d. Keutuhan
kebutuhan
dan
karakter
orangtua.
cenderung
tidak
utuh
secara
Faktor ini sangat mempengaruhi
struktural, yaitu salah satunya, ibu
cara-cara
dalam
atau ayah tidak lagi bersama-sama
pada
dalam keluarga, akan memberi
yang
pengaruh
orangtua
mananamkan anaknya.
disiplin Orangtua
mempunyai watak otoriter, suka menguasai, selalu menganggap diri
benar,
dan
tidak
negatif
terhadap
penanaman disiplin pada anak. e. Cara-cara
dan
tipe
perilaku
parental. Yaitu perilaku orangtua
memperdulikan orang lain, akan
dalam
cenderung membina disiplin anak-
dan menanamkan disiplin pada
anaknya secara otoriter.
anaknya.
c. Latar belakang pendidikan dan status sosial ekonomi keluarga. Orangtua
yang
mengecap
pendidikan menengah keatas dan memiliki status sosial ekonomi yang
baik,
dalam
arti
dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok keluarga, seperti pangan, sandang, pemukiman, kesehatan, dan
pendidikan,
dapat
mengupayakan pendidikan dan pembentukan disiplin yang lebih
membimbing,
mendidik
Menurut John Pearce (1990: 2022) menyebutkan empat faktor yang harus
diperhatikan
dalam
mendisiplinkan anak yaitu sebagai berikut: a. Kepribadian anak. Anak yang peka (sensitif) yang mudah resah, biasanya
sangat
responsive
terhadap segala macam disiplin dan juga terhadap suasana hati orang lain. Orang tua tidak perlu
terencana, sistematis, dan terarah,
80
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
Menurut Tu’u (2004:48) ada
banyak meninggikan suara atau
empat faktor yang mempengaruhi
bersikap keras. b. Usia anak. Anak yang lebih kecil
dan
membentuk
disiplin
memerlukan disiplin yang sangat
mengikuti
jelas dan langsung dengan tingkat
kesadaran diri, alat pendidikan, dan
pengendalian yang tinggi. Kata-
hukuman. Selain keempat faktor
kata
tersebut, masih ada beberapa faktor
yang
digunakan
harus
dan
aturan,
sederhana atau mudah dimengerti
yang
dan kekangan fisik diperlukan.
pembentukan disiplin, antara lain
Anak
(Tu’u, 2004: 49-50):
yang
lebih
besar
memerlukan jenis disiplin yang
dapat
menaati
yaitu
berpengaruh
pada
a. Teladan. Perbuatan dan tindakan
mendorong pengendalian diri dan
lebih
besar
pengaruhnya
tanggung jawab.
dibandingkan dengan kata-kata. orangtua.
Karena itu, contoh dan teladan
Kepribadian orangtua cenderung
disiplin atasan, kepala sekolah dan
mempengaruhi cara menangani
guru-guru
anak, tetapi yang penting tidak
sangat
membiarkan
disiplin para siswa.
c. Kepribadian
pengaruh
kepribadian orang tua menjadi
serta
penata
berpengaruh
b. Lingkungan
usaha
terhadap
berdisiplin.
Seseorang dapat juga dipengaruhi
terlalu besar. d. Pengalaman disiplin anak. Salah
oleh lingkungan. Bila berada di
satu hal yang paling mengejutkan
lingkungan berdisiplin, seseorang
sebagai
dapat terbawa oleh lingkungan
orangtua
adalah
efek
langgeng yang ditimbulkan oleh masa anak-anak terhadap diri
tersebut. c. Latihan berdisiplin. Disiplin dapat
orangtua. Anak akan mengerjakan
dicapai
hal
proses latihan dan kebiasaan.
yang
sama
seperti
dilakukan orangtua dahulu.
yang
Artinya, secara
dan
dibentuk
melakukan berulang-ulang
melalui
disiplin dan
membiasakannya dalam praktikpraktik disiplin sehari-hari.
81
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
dipergunakan
3. Pengertian layanan informasi Menurut Prayitno (2001: 83)
pertimbangan
sebagai dan
bahan
pengambilan
layanan informasi, yaitu layanan
keputusan sehari-hari sebagai pelajar,
bimbingan
anggota keluarga dan masyarakat.
dan
konseling
yang
memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami (seperti
4. Media Film
menerima informasi dan memahami
a. Media
berbagai informasi (seperti informasi
Menurut Sadiman (1993: 6)
pendidikan dan informasi jabatan)
mengemukakan bahwa media adalah
yang dapat digunakan sebagai bahan
perantara atau pengantar pesan dari
pertimbangan
pengambilan
pengirim ke penerima pesan. Gagne
keputusan untuk kepentingan peserta
(dalam Sadiman dkk, 1993: 1)
didik (klien). Menurut Mu’awanah
menyatakan bahwa media adalah
(2009: 66) adalah layanan bimbingan
berbagai
yang berupa pemberian penerangan,
lingkungan. Menurut Raharjo (1989:
penjelasan, pengarahan.
25) media adalah wadah dari pesan
Menurut layanan
dan
Juntika (2009:
informasi
19)
merupakan
layanan memberi informasi yang
yang
jenis
oleh
diteruskan
komponen
sumbernya kepada
sasaran
dan
ingin atau
penerima pesan tersebut.
Dari
Dari beberapa pengertian di atas
beberapa pengertian di atas dapat
dapat disimpulkan bahwa media
disimpulkan
layanan
adalah berbagai jenis komponen dan
informasi adalah layanan bimbingan
lingkungan sebagai perantara dari
dan
pengirim ke penerima pesan.
dibutuhkan
oleh
individu.
bahwa
konseling
yang
memberikan pemahaman membekali
bermaksud pemahaman-
kepada para
siswa
siswa
dan
dengan
b. Pengertian Film Film atau gambar merupakan
pengetahuan tentang data dan fakta
kumpulan
di bidang pendidikan sekolah, bidang
frame (Kustandi, 2011: 73). Film
pekerjaan, dan bidang perkembangan
disebut juga gambar hidup (motion
pribadi
pictures) yaitu, serangkaian gambar
sosial
yang
dapat
gambar-gambar
dalam
82
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
diam (still picturtes) yang meluncur secara
cepat
dan
diproyeksikan
sehingga menimbulkan kesan hidup
3) Tiga
dimensional
dalam
penggambarannya. 4) Suara
yang
dihasilkan
dapat
Hamzah
menimbulkan realita pada gambar
(1981:190) film adalah alat audio
dalam bentuk impresi yang murni.
dan
bergerak.
Menurut
visual untuk pengajaran, penerangan
5) Jika
film
itu
tentang
suatu
atau penyuluhan. Menurut Prof. Dr.
pelajaran, dapat menyampaikan
Azhar Arsyad (2003:48) film atau
suara seorang ahli dan sekaligus
gambar hidup merupakan gambar-
memperlihatkan penampilannya.
gambar dalam frame dimana frame
6) Kalau film itu berwarna, jika
demi frame diproyeksikan melalui
autentik
lensa
realitas kepada medium yang
proyektor
secara
mekanis
sehingga pada layar terlihat hidup. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa film adalah alat audio visual yanng berupa kumpulan
gambar-gambar
diproyeksikan menimbulkan
yang
sehimgga kesan
hidup
dan
bergerak.
dapat
menambahkan
sudah relalitas itu. 7) Dapat menggambarkan teori sains dengan teknik animasi. Keuntungan
yang
dengan menggunakan media film dan video sebagai media belajar adalah sebagai berikut (Kustandi, 2011:74): 1) Film
dan
video
melengkapi c. Kelebihan Media Film Kelebihan media film menurut Hamzah (1981: 191) adalah sebagai berikut: 1) Selain bergerak dengan bersuara, film itu dapat menggambarkan suatu proses. 2) Dapat menimbulkan kesan tentang ruang dan waktu.
diperoleh
dapat
pengalaman-
pengalaman dasar dari siswa ketika
membaca,
berdiskusi,
praktik, dan lain-lain. 2) Film
dan
video
dapat
menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan secara berulang jika diperlukan. 3) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan
83
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
video menanamkan sikap dan
Kekurangan
segi-segi afektif lainnya. 4) Film
dan
video
d. Kekurangan Media Film
yang
sebagai berikut:
dapat mengundang pemikiran
1) Film
pembahasan
dalam
dan
bersuara
diselingi
tidak
dengan
dapat
keterangan-
keterangan yang diucapkan selagi
kelompok siswa. 5) Film
film
menurut Hamzah (1981: 192) adalah
mengandung nilai-nilai positif,
dan
media
film berputar.
video
dapat
peristiwa
kepada
2) Jalan film terlalu cepat, tidak
kelompok besar atau kelompok
semua orang dapat mengikutinya
kecil, kelompok yang heterogen
dengan baik.
menyajikan
3) Apa yang sudah lewat tidak dapat
maupun perorangan. 6) Dengan kemampuan dan teknik
diulang kalau ada bagian film
pengambilan gambar frame demi
yang harus mendapat perhatian
frame,
kembali.
film
kecepatan waktu
yang
normal
satu
dalam memakan
minggu
dapat
ditampilkan dalam satu atau dua menit.
peralatannya mahal. Keterbatasan
dalam
menggunakan media film dan video
Kelebihan media film menurut Danim
4) Biaya pembuatan film tinggi dan
(1995:19)
adalah
dapat
melengkapi pengalaman-pengalaman
sebagai media belajar adalah sebagai berikut (Kustandi, 2011: 74): 1) Pengadaan
film
dan
video
memerlukan
biaya
dasar, memancing inspirasi baru,
umumnya
menarik perhatian, penyajian lebih
mahal dan waktu yang banyak.
baik karena mengandung nilai-nilai
2) Pada saat film dipertunjukkan,
memperlihatkan
gambar-gambar bergerak terus
perlakuan obyek yang sebenarnya,
sehingga tidak semua siswa
sebagai
mampu
rekreasi,
dapat
pelengkap
catatan,
mengikuti
informasi
menjelaskan hal-hal abstrak, dan
yang ingin disampaikan melalui
mengatasi rintangan bahasa.
film tersebut.
84
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
3) Film dan video yang tersedia tidak
selalu
sesuai
dengan
No
Kelas
Jumlah
kebutuhan dan tujuan belajar
1
XI IPA I
42
yang diinginkan, kecuali film
2
XI IPA 2
42
dan video itu dirancang dan
3
XI IPA 3
42
diproduksi
4
XI IPS 1
43
5
XI IPS 2
44
Jumlah
213
khusus
untuk
kebutuhan sendiri.
C. METODOLOGI
2) Sampel
a. Populasi, Sampel, dan Sampling 1) Populasi Populasi
subyek
wilayah
yang
mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Sampel jumlah
adalah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau
Tabel 3.1: Populasi Penelitian
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan
dan
adalah
bagian
karakteristik
dari yang
dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus benarbenar representatif atau mewakili (Sugiyono, 2007:62). Sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas XI IPS I SMA Negeri I Pulokulon 2011/2012.
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam
yang
lain.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri I Pulokulon Tahun Ajaran 2011/2012 sebesar 213 siswa.
3) Sampling Menurut
Sugiyono
(2007:62)
teknik sampling merupakan teknik pengambilan
sampel.
Dalam
pengambilan
sampel,
penulis
menggunakan teknik cluster random sampling. Cluster sampling menurut Sugiyono (2007:65) digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Random sampling menurut Sugiyono
(2007:64)
adalah 85
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
pengambilan anggota sampel dari
tidak langsung mengungkap atribut
populasi dilakukan secara acak tanpa
yang bersangkutan, (c) jawabannya
memperhatikan
ada
lebih bersifat proyektif, (d) selalu
dalam populasi itu. Sampel random
berisi banyak item berkenaan dengan
dilakukan
undian
atribut yang diukur, (e) respon
(untung-untungan). Pertama penulis
subyek tidak diklasifikasikan sebagai
mengacak kelas dengan cara undian
jawaban “benar” atau “salah”, semua
gulungan kertas yang diberi nomor
jawaban dianggap benar sepanjang
pada salah satu kertas. Kelas yang
sesuai keadaan yang sebenarnya,
mendapat
gulungan
jawaban
bernomor
yang
strata
dengan
yang
cara
kertas
akan
yang
dijadikan
yang
diinterpretasikan
berbeda
berbeda
pula.
sebagai sampel. Setelah terpilih salah
Berdasarkan kriteria tersebut peneliti
satu kelas, siswa yang akan dijadikan
menggunakan skala psikologis.
sampel juga diundi dengan gulungan
Data yang diperoleh dari hasil
kertas. Semua siswa diberi gulungan
kedisiplinan siswa masih bersifat
kertas tetapi yang ada nomornya
kualitatif, agar dapat dianalisis secara
hanya 30. Siswa yang mendapat
kuantitatif,
gulungan kertas yang bernomor saja
responden diberi skor. Penentuan
yang akan dijadikan sebagai sampel
skor skala psikologi dibagi menjadi
yaitu 30 siswa.
beberapa kriteria jawaban antara lain
b. Teknik Pengumpulan Data dan
untuk item positif yaitu SL (Selalu)
jawaban
dari
diberi skor 4, SR (Sering) diberi skor
Instrumen Penelitian
maka
ini
menggunakann
3, KD (Kadang-Kadang) diberi skor
Skala
2, TP (Tidak Pernah) diberi skor 1.
psikologis dipandang oleh Syarifudin
Sedangkan untuk item negatif yaitu
Azwar (2005:3-4) sebagai alat ukur
SL (Selalu) diberi skor 1, SR
yang memiliki karakteristik khusus
(Sering) diberi skor 2, KD (Kadang-
(a)
untuk
Kadang) diberi skor 3, dan TP (Tidak
bukan
Pernah) diberi skor 4.
metode
skala
cenderung
mengukur
psikologis.
digunakan
aspek
afektif
kognitif, (b) stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang
86
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
Tabel: Kisi-Kisi Skala Disiplin Siswa Variabel
Aspek-aspek
Indikator
a. Sikap mental.
disiplin siswa
Positif
Negatif
1, 7, 13, 19 ,
4, 10, 16,
25, 31, 37
22, 28, 34,
Jml Item
14
40
b. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan.
c. Sikap kelakuan.
5, 11, 17, 23,
2, 8, 14, 20,
29, 35, 41
26, 32, 38
3, 9, 15, 21,
6, 12, 18,
27, 33, 39
24, 30, 36,
14
14
42 Jumlah
21
21
42
Negatif
Jml Item
Tabel: Kisi-Kisi Skala Disiplin Siswa Variabel Aspek-aspek
Indikator
Positif
a. Sikap mental.
1, 7, 13, 19
4, 10, 16, 22
8
b. Pemahaman yang baik
5, 11, 23, 29
2, 8, 14, 20,
9
disiplin siswa menurut Prijodarminto
mengenai sistem aturan.
26
(1994:23) c. Sikap kelakuan.
3, 15, 33, 39
6, 12, 18,
9
24, 36 Jumlah
12
14
26
87
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
2. Pembahasan
c. Analisis Data
Penelitian
Statistik uji yang digunakan
ini
pengukuran
mempermasalahkan apakah layanan
korelasi, (Anton Sukarno, 2003: 76).
informasi dengan media film efektif
Adapun rumusnya sebagai berikut:
untuk meningkatkan disiplin siswa
adalah
untuk
t
tes
−
kelas XI IPS I Pulokulon Grobogan
xd
t=
∑x
2
tahun ajaran 2011/2012. Menurut
d
N ( N − 1)
Kustandi (2011:73) film merupakan kumpulan
Keterangan:
gambar-gambar
dalam
frame. Dalam media ini, setiap frame
= Rerata selisih X1 dan X2
diproyeksikan
N
= Jumlah individu
proyektor secara meaknis, sehingga
∑xd²
= Jumlah kuadrat selisih
pada layar terlihat gambar itu hidup.
melalui
lensa
Film bergerak dengan cepat dan Apabila thitung < ttabel maka
bergantian,
sehingga
memberikan
Ho diterima, sebaliknya jika thitung >
visualisasi yang kontinyu. Film dapat
ttabel maka Ho ditolak dengan taraf
menyajikan informasi, memaparkan
signifikansi 5%.
proses, menjelaskan konsep-konsep yang
rumit,
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
keterampilan,
1. Uji Hipotesis
memperpanjang
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t.
t =
disimpulkan
waktu
atau dan
tidak
disiplin.
Layanan
informasi menggunakan media film
Σx d N ( N − 1) 2
akan
maka bahwa
lebih
menarik
jika
dibandingkan hanya menggunakan
Karena thitung > ttabel yakni 9,4896>2,045
menyingkat
mempengaruhi sikap salah satunya sikap
Md
mengajarkan
dapat layanan
informasi media film efektif untuk
ceramah karena anak akan cepat bosan. Media ini juga dirasa efektif karena siswa lebih aktif dalam mengikuti layanan yang diberikan.
meningkatkan disiplin siswa. 88
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
Jenis film yang digunakan dalam penelitian ini yaitu film dengan penekanan
langsung
atau
diberikan di ruang multimedia agar film bisa ditayangkan. Pengumpulan
data
dalam
menakutkan, film dengan komedi
penelitian ini adalah menggunakan
atau film lucu, film dengan isi
skala yang dibuat dari aspek-aspek
motivasi,
isi
disiplin siswa. Skala ini disesuaikan
observasi
dengan tata tertib yang ada di SMA
informasi. langsung
dan
film
dengan
Berdasarkan pada
saat
pemberian
Negeri
I
Pulokulon
Grobogan,
treatment ternya film dengan jenis
sehingga skala ini kurang sesuai jika
penekanan
atau
digunakan untuk mengukur disiplin
menakutkan lebih menarik perhatian
siswa di sekolah lain. Selain itu
siswa
kelemahan
dan
langsung
lebih
mengena
jika
penelitian
ini
adalah
dibandingkan dengan jenis film lain.
waktu penelitian yang terlalu singkat.
Film yang dimaksud adalah film
Untuk mengetahui validitas butir soal
tentang siswa yang merokok di
dilakukan uji coba. Uji coba ini
kamar
kemudian
dilakukan di kelas lain SMA Negeri
dikombinasikan dengan film tentang
1 Pulokulon Kabupaten Grobogan
bahaya merokok. Selain itu film yang
pada 30 siswa yang tidak termasuk
menggambarkan
kelas eksperimen.
mandi
sekolah
siswa
terlibat
tawuran dengan siswa sekolah lain
Skala disiplin siswa pada saat
kemudian ada siswa yang tidak
permulaan penyusunan sebanyak 42
sempat lari dan terjatuh sehingga
item soal setelah dianalisis terdapat
dikroyok oleh siswa sekolah lain.
26 item soal yang valid, sedangkan
Kendala yang muncul dalam
16 item soal yang tidak valid
penelitian ini adalah tidak adanya
dibuang/ tidak dipakai karena sudah
jam BK di SMA Negeri I Pulokulon
terwakili pada butir soal yang lain.
Grobogan,
peneliti
Selain uji validitas dilakukan juga uji
menggunakan jam mata pelajaran
reliabilitas dan setelah dilakukan
lain atau menggunakan jam kosong.
perhitungan
Selain itu, peneliti juga kesulitan
Setelah itu dilakukan tes sebelum
dalam pemutaran film jadi layanan
diberikan
jadi
dinyatakan
layanan
reliabel.
kemudian
89
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
diberikan layanan serta dilakukan tes
E. SIMPULAN DAN SARAN
setelah perlakuan.
1. Simpulan
Berdasarkan analisis data skala
Berdasarkan
penelitian
disiplin siswa menunjukan bahwa
yang
ada
efektivitas layanan informasi dengan
perbedaan
yang
signifikan
telah
hasil dilakukan
disiplin siswa sebelum dan sesudah
media film
mendapatkan
informasi
disiplin siswa dapat disimpulkan
dengan media film. Dari apa yang
bahwa dari hasil analisis data uji-t,
telah
maka
thitung > ttabel yaitu 9,4896 > 2.045
penyelengaraan layanan informasi
dengan taraf signifikan 5% maka
dengan media film efektif untuk
hipotesis
meningkatkan disiplin siswa kelas XI
penelitian ini (Ha) yang berbunyi
IPS I SMA Negeri I Pulokulon
“layanan informasi
Grobogan tahun ajaran 2011/2012.
efektif untuk meningkatkan disiplin
Hal ini dapat dilihat dari skor total
siswa” dapat diterima kebenarannya.
sebelum pemberian treatment yakni
2. Saran
layanan
diuraikan
di
atas,
2696 dan setelah diberi treatment
menjadi
2315
sehingga
ada
peningkatan sebesar 381. Jadi hasil penelitian
menunjukkan
adanya
perubahan disiplin siswa setelah diberikan layanan informasi dengan media film. Hasil analisis dengan menggunakan rumus uji t diketahui bahwa
hasilnya
sebesar
9,4896
dengan taraf signifikan 5%, maka thitung 9,4896 > ttabel 2,045 sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan informasi media film efektif untuk meningkatkan disiplin siswa.
untuk
tentang
yang
Berdasarkan penelitian
diatas,
meningkatkan
diajukan
dalam
media film
kesimpulan penulis
dapat
memberi saran sebagai berikut: a. Guru pembimbing di sekolah dalam memberikan layanan informasi
bimbingan
konseling
dan
hendaknya
menggunakan metode atau media yang beragam agar siswa tidak merasa bosan dalam
mengikuti
informasi
layanan
bimbingan
dan
konseling di sekolah. Salah
90
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
satunya menggunakan media film. b. Bagi pembaca yang akan melaksakan penelitian bisa menggunakan dengan berbeda
media
film
film
yang
jenis untuk
meneliti
disiplin siswa atau untuk mengatasi permasalahan yang lain
seperti
narkoba
atau
kenakalan remaja.
DAFTAR PUSTAKA Azhar,
Arsyad. 2003. Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers.
Clarice, Hong. 2006. Responsibility & Discipline Mengajarkan Tanggung Jawab dan Disiplin pada Anak, Jakarta: PT Gramedia. Gordon, Thomas. 1996. Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah, Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama. http://suaramerdeka.com/v1/index.ph p/read/news/2010/08/25/6339 7. http://www.scribd.com/doc/3757355 8/9/Pengertian-Disiplin Kustandi C dan Bambang S. 2011. Media Pembelajaran Manual
dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia. Mugiarso, Heru. 2004. Bimbingan dan Konseling, Semarang: UPT MKDK UNNES. Nurihsan, Juntika Ahmad. 2009. Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT.Refika Aditama. Pearce, John. 1989. Perilaku yang Buruk, Jakarta: Binarupa Aksara. Prayitno. 2001 . Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta. Sudarwan, Danim. 1995. Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Sulaeiman, Hamzah Amir. 1981. Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan, Jakarta: PT Gramedia. Yulita, Rintyastini dan Charlotte, Suzy Yulia S. 2005. Bimbingan dan Konseling SMP, Jakarta: Erlangga. Shochib, Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono.2007. Stastistika untuk Penenlitian, Bandung: Alfabeta.
91
2014
ISSN 2406-8691
Volume 1 Nomor 1, Oktober
Tu’u Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT Gramedia Widiasa. Wantah, M J. 2005. Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada Anak Usia Dini, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Winkel. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi.
92
2014