Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Sri Rahayu (09220154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki setiap orang, dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat. Layanan informasi sebagai salah satu bentuk layanan dalam program BK memiliki peran yang strategis dalam mengembangkan kreativitas belajar pada diri siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana hubungan layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa di SMK Pancasila Purwodadi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Hubungan layanan informasi belum diketahui secara pasti dalam mengembangkan potensi siswa di SMK Pancasila Purwodadi, termasuk di dalamnya adalah kreativitas belajar, karena tidak pernah dilaksanakan evaluasi/penilaian secara berkala pada setiap pelaksanaan layanan. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikansi antara layanan informasi dan kreativitas belajar siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi. Perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment menunjukkan hasil bahwa rxy atau rhitung sebesar 0,3075. Apabila dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf kepercayaan 5% yaitu 0,195 maka rhitung > rtabel. Kata Kunci : layanan informasi, kreativitas belajar, siswa SMK PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki setiap orang, dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat. Pengembangan kreativitas menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan karena dengan berkreativitas seseorang dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan dirinya yang merupakan kebutuhan pokok tertinggi dalam hidup manusia. Salah satu bentuk kreativitas yang penting dimiliki oleh seorang individu, khususnya yang sedang menempuh pendidikan adalah kreativitas belajar. Kreativitas belajar merupakan potensi yang mutlak dimiliki oleh setiap peserta didik untuk mencapai prestasi yang optimal dalam menempuh studi. Kreativitas belajar adalah kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan infromasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya. Asumsi ini memberi penegasan bahwasanya pengembangan kreativitas belajar adalah suatu keharusan. Untuk melakukan hal tersebut, lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab paling besar. Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari sistem pendidikan juga memiliki peran strategis dalam rangka pengembangan kreativitas belajar siswa. Layanan bimbingan dan konseling yang sering diberikan oleh konselor adalah layanan informasi. Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta layanan disampaikan berbagai informasi. Informasi itu kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya. Melalui layanan informasi, siswa diharapkan mampu membentuk pola belajar yang baik, mengenal 28
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
keterampilan, mengenal gaya belajar, menentukan dan mengambil cara belajar yang tepat serta bertanggungjawab, sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna. Namun demikian tidak semua layanan informasi dapat mempengaruhi sikap. Layanan informasi yang dapat mempengaruhi sikap sangat tergantung pada isi, sumber, dan media informasi yang bersangkutan. Dilihat dari segi informasi, bahwa informasi yang menumbuhkan dan mengembangkan sikap adalah layanan informasi yang berisi pesan yang bersifat persuasif (Tarmizi, 2010:47). Fenomena yang banyak terjadi bahwa layanan informasi efektivitasnya masih diragukan jika dibandingkan layanan dalam setting kelompok maupun individual. Asumsi ini berdasar dari hasil penelitian Tarmizi (2010:47) yang menyatakan bahwa layanan klasikal, misalkan dengan ceramah, efektivitas dalam menumbuhkan sikap perlu dipertanyakan. Guna mengetahui sejauh mana hubungan layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa di SMK Pancasila Purwodadi perlu dilaksanakan suatu kajian ilmiah terkait hal tersebut. Atas dasar paparan ini maka penelitian dengan judul “Hubungan Layanan Informasi dengan Kreativitas Belajar Siswa di SMK Pancasila Purwodadi” penting untuk dilaksanakan. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan data empiris berkenaan dengan: a. Pelaksanaan layanan informasi di SMK Pancasila Purwodadi. b. Tingkat kreativitas belajar siswa di SMK Pancasila Purwodadi. c. Hubungan layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa di SMK Pancasila Purwodadi.
TINJAUAN PUSTAKA Layanan Informasi a. Definisi Layanan Informasi Mc. Daniel (dalam Payitno, 2012:49) menambahkan bahwa yang dimaksud dengan layanan informasi adalah aktivitas-aktivitas yang membantu individu mengintegrasikan pengetahuan, pengalaman dan aspirasi yang berkaitan dengan pemahaman diri, pemahaman dunia kerja, pemahaman kehidupan sosial dan pemahaman belajar. Sedangkan Syamsu Yusuf dan Ahmad Juntika Nurihsan (2009:11) mendefinisikan layanan informasi sebagai upaya membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah pribadi, sosial, belajar dan karir serta merupakan suatu layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai proses integral dari program pendidikan. b. Fungsi Layanan Informasi Prayitno (2012:50) menjelaskan fungsi yang ingin dicapai dari layanan informasi di sekolah adalah memberi bantuan kepada siswa dalam menyusun rencana pendidikannya secara cermat dan tepat serta dapat dipertanggungjawabkan. Siswa pada tingkat SMK lebih condong pada perencanaan pemilihan program studi konsentrasi, pemilihan tempat kerja setelah lulus, maupun 29
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
perencanaan pendidikan lanjutan, sehingga tujuan dari layanan infromasi merupakan suatu usaha agar siswa mampu mengambil langkah-langkah yang relevan untuk mencapai keputusan tersebut. c. Teknik Penyampaian Layanan Informasi Layanan informasi dapat diselenggarakan secara langsung dan terbuka oleh guru pembimbing kepada seluruh siswa di sekolah dan madrasah. Berbagai teknik dan media yang bervariasi serta fleksibel dapat digunakan melalui format klasikal dan kelompok. Format yang digunakan tentu tergantung jenis informasi dan karakteristik peserta layanan. Menurut Tohirin (2008:149) menyebutkan bahwa teknik yang biasa digunakan untuk layanan informasi adalah: Pertama, ceramah, tanya jawab dan diskusi. Teknik ini paling umum digunakan dalam penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan termasuk layanan bimbingan dan konseling. Kedua, melalui media. Penyampaian infromasi bias dilakukan melalui media tertentu seperti alat peraga, media tertulis, media gambar, poster, dan media elektronik seperti tape recorder, film, televisi, internet dan lain-lain. Ketiga, acara khusus. Layanan infromasi melalui cara ini dilakukan berkenaan dengan cara khusus di sekolah atau madarasah; misalnya :hari tanpa asap rokok”, “hari kebersihan lingkungan hidup” dan lain sebagainya. Keempat, nara sumber. Layanan informasi juga bias diberikan kepada peserta layanan dengan mengundang nara sumber (manusia sumber). Misalnya informasi tentang obat-obatan terlarang, psikotropika dan narkoba mengundang nara sumber dari Dinas Kesehatan, Kepolisian atau dari instansi yang terkait. Kreativitas Belajar a. Pengertian Kreativitas Belajar Kreativitas belajar diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan informasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya. Secara lebih rinci dengan mengutip konsep tentang kreativitas belajar oleh Raudsepp dalam Engineering Education Development Project (Teaching Improvement Workshop) yang dimodifikasi Achmad Binadja (2011) indikator kreativitas belajar meliputi: (1) Mempunyai inisiatif; (2) Mempunyai minat luas; (3) Mandiri dalam berpikir; (4) Berani tampil beda; (5) Penuh energi dan percaya diri; (6) Bersedia mengambil risiko; (7) Berani dalam pendirian dan keyakinan; dan (8) Selalu ingin tahu. Dalam penelitian ini, kesembilan karakter tersebut yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan instrumen skala kreativitas belajar siswa. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar Siswa Kesempatan untuk belajar kreatif ditentukan oleh banyak faktor antara lain sikap dan minat siswa, guru orang tua, lingkungan rumah dan kelas atau sekolah, waktu, uang dan bahan-bahan (Conny Seniawan, dkk., 2005:40). Menurut Amabile (dalam Utami Munandar, 2004:113). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar siswa yakni sebagai berikut:
30
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1) Sikap orang tua terhadap kreativitas anak Orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung mempunyai anak kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mau mengawasi dan mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak. Anak yang kreatif biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka dan menghargai keunikan anak. Orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan karya-karya yang baik. Atau dengan kata lain anak yang kreatif memperoleh dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif. 2) Strategi mengajar guru Dalam kegiatan mengajar sehari-hari dapat digunakan sejumlah strategi khusus yang dapat meningkatkan kreativitas: (a) penilaian; (b) hadiah; (c) pilihan.
METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Pendekatan penelitian atau rancang bangun adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Jika memperhatikan judul yang dipilih, maka penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasi, karena peneliti ingin menganalisis lebih jauh tentang hubungan antara dua variabel. Dalam penelitian ini akan dicari korelasi antara pelaksanaan layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:34). Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 162 siswa. Sampel Penelitian Suharsimi Arikunto (2006:37) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang bisa diteliti. Dapat dikerucutkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dipilih untuk sumber data. Menurut Nomogram Harry King (Sugiyono, 2007:129) ukuran populasi 162 dengan tingkat kesalahan 5% maka prosentase populasi yang diambil sebagai sampel penelitian 65%. Ini berarti jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 105 siswa. Variabel Penelitian
a. Variabel independen/bebas (X): Variabel independen adalah unsur yang munculnya unsur yang lain. Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah layanan informasi.
31
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
b. Variabel dependen/terikat (Y): Variabel dependen/terikat adalah unsur yang munculnya dipengaruhi oleh adanya atau munculnya unsur lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen/terikat yakni kreativitas belajar. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Skala atau Kuosioner Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yakni skala Likert. Asumsinya bahwa skala Likert dapat dimanfaatkan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang dalam fenomena sosial. Skala ini digunakan untuk mengungkap data tentang hubungan layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa. b. Metode Dokumentasi Penggunaan metode dokumentasi ini adalah untuk mengungkap data tentang: jumlah siswa tiap kelas, nama-nama siswa tiap kelas yang akan dijadikan sampel penelitian dan data lainnya yang mendukung penelitian ini. Teknik Analisis Data a. Teknik Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui besarnya skor masing-masing variabel sehingga bisa menjawab rumusan masalah. Rumusnya adalah : P= Keterangan : P = Tingkat keberhasilan yang dicapai n = Nilai yang diperoleh N = Skor maksimal b. Teknik Analisis Korelasi Product Moment Teknik analisis product moment digunakan untuk mengetahui besarnya skor hubungan antara variabel X dengan variabel Y, sehingga bisa menjawab hipotesis yang telah diajukan. Adapun rumus product moment adalah sebagai berikut. rxy =
32
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
2
2
HASIL PENELITIAN Kategori Layanan Informasi pada Siswa Kelas XI SMK Pancasila Purwodadi No
Kategori
Interval
Interval
Frekuensi
Prosentase
Angka
Siswa
%
1
Sangat Rendah
25 % - 40 %
40 - 64
15
14 %
2
Rendah
40 % - 55 %
65 - 88
27
26 %
3
Sedang
55 % - 70 %
89 - 112
36
34 %
4
Tinggi
70 % - 85 %
113 - 136
23
22 %
5
Sangat Tinggi
85 % - 100 %
137 - 160
4
4%
105
100 %
Jumlah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada variabel layanan informasi siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi terdapat 15 siswa pada kategori sangat rendah dengan prosentase (14 %), 27 siswa pada kategori rendah dengan prosentase (26 %), 36 siswa pada kategori sedang dengan prosentase (34 %), 23 siswa pada kategori tinggi dengan prosentase (22 %) dan 4 siswa pada kategori sangat tinggi dengan prosentase (4 %). Jika dilihat dari keseluruhan prosentase yang ada maka layanan informasi pada siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 36 siswa dengan prosentase (34 %). Kategori Kreativitas Belajar pada Siswa Kelas XI SMK Pancasila Purwodadi No
Kategori
Interval
Interval
Frekuensi
Prosentase
Angka
Siswa
%
1
Sangat Rendah
25 % - 40 %
32 - 50
3
3%
2
Rendah
40 % - 55 %
51 - 69
10
10 %
3
Sedang
55 % - 70 %
70 - 88
34
32 %
4
Tinggi
70 % - 85 %
89 - 107
43
41 %
5
Sangat Tinggi
85 % - 100 %
108 - 128
15
14 %
105
100 %
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa kreativitas belajar pada siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi terdapat 3 siswa pada kategori sangat rendah dengan prosentase sebesar (3 %), 10 siswa pada kategori rendah dengan prosentase sebesar (10), 34 siswa pada kategori sedang dengan prosentase sebesar (32 %), 43 siswa pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar (41 %), dan 15 siswa pada kategori sangat tinggi dengan prosentase sebesar (14 %). Jika dilihat dari prosentase yang tertinggi maka pada siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 43 siswa dengan prosentase (41%).
33
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Uji Hipotesis Adapun perhitungannya untuk mencari hubungan korelasinya antara layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa atau rxy yaitu sebagai berikut:
rxy rxy rxy
N XY X Y
N X
2
X
2
N Y
2
Y
2
105 x1265648 12866 x10185
105 x1595264 12866 105 x1005513 10185 2
2
1852830 19687641844640
1852830 6025002,973 0,3075
rxy rxy
Dari hasil perhitungan di atas, menunjukkan bahwa rxy atau rhitung sebesar 0,3075. Apabila dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf kepercayaan 5% yaitu 0,195 maka rhitung > rtabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara layanan informasi dan kreativitas belajar siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK Pancasila Purwodadi.
KESIMPULAN a. Layanan informasi siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi berada pada kategori sedang dengan skor 34 %, dengan rincian 15 siswa pada kategori sangat rendah dengan prosentase (14 %), 27 siswa pada kategori rendah dengan prosentase (26 %), 36 siswa pada kategori sedang dengan prosentase (34 %), 23 siswa pada kategori tinggi dengan prosentase (22 %) dan 4 siswa pada kategori sangat tinggi dengan prosentase (4 %). b. Kreativitas belajar siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi berada pada kategori tinggi dengan skor 41 %, dengan rincian 3 siswa pada kategori sangat rendah dengan prosentase sebesar (3 %), 10 siswa pada kategori rendah dengan prosentase sebesar (10), 34 siswa pada kategori sedang dengan prosentase sebesar (32 %), 43 siswa pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar (41 %), dan 15 siswa pada kategori sangat tinggi dengan prosentase sebesar (14 %). c. Ada hubungan yang signifikan antara layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi. Hal ini dapat dilihat pada perhitungan korelasi product moment yang menunjukkan bahwa rxy atau rhitung sebesar 0,3075dan rtabel pada taraf kepercayaan 5% yaitu 0,195 maka rhitung > rtabel.
34
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DAFTAR PUSTAKA
Conny Semiawan, dkk. 2005. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia. Prayitno. 2012. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2007. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Syamsu Yusuf dan Ahmad Juntika Nurihsan. 2009. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama. Tarmizi. 2010. Program Bimbingan Karir untuk Mengembangkan Sikap Wirausaha Siswa SMA. Jurnal Tesis Tahun 2010: UPI Bandung. Utami Munandar. 2004. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia.
35
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING