PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STROKE PADA MASYAKARAT BINAAN KPKM BUARAN FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH TAHUN 2015 Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
Disusun oleh: Riza Mawaddatar Rohmah NIM: 1112103000101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015 M
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan karunia yang senantiasa tercurahkan kepada penulis. Segala kemudahan, kesehatan, dan kesemangatan senantiasa dilimpahkan oleh-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa, shalawat serta salam penulis haturkan ke jungjungan Nabi Besar Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya yang telah menjadi suri tauladan bagi penulis. Dalam penelitian ini, penulis menyadari bahwa banyak sekali pihak yang turut memberikan bantuan serta dukungan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Arif Sumantri SKM Mkes selaku dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. dr. Sardjana, SpOG (K), SH, Maftuhah, M.Kep, Ph.D, dan Fase Badriah, SKM, Mkes, Ph.D selaku pembantu dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. dr. Achmad Zaki, SpOT, M.Epid selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. dr. Marita Fadhilah, PhD selaku pembimbing 1 yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan motivasi dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. 4. dr. Zulhafdy M, Sp.M selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktunya untuk memberi saran dan kritik dalam membantu penulis menyelesaikan penelitian ini. 5. dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS FACS dan dr. Flori Ratna Sari, PhD selaku penanggung jawab riset PSPD 2012 yang telah memfasilitasi penulis untuk melakukan penelitian ini. 6. dr. Dwi Tyastuti, MPH, PhD selaku ketua KPKM Buaran yang ikut serta memberi saran dan kritiknya untuk uji validasi dan reliabilitas dalam penelitian ini. 7. Ummi dan Buya atas doa, dukungan riil maupun materiil, motivasi, dan saran yang tidak pernah berhenti diberikan untuk penulis baik untuk penelitian ini maupun segala studi yang sedang penulis jalani.
v
8. Adinda tersayang : Obi, Ayang dan Niswa yang telah mewarnai kehidupan penulis. 9. UNO: anis, pupink, muthi and vio for bring me joyful and spirit to finish this. May our friendship long last till the end. Especially to Anis & Pupink who helped me a lot in the last critical day. I can’t thankyou enough for you both. 10. Teman-teman sekelompok, Irvan Fathurohman, Melia Fatrani R, Raka Petra Prazasta, Aliefa Asyifa yang mulai dari perancangan judul hingga mengolah data selalu bersama-sama, semoga selalu saling menolong hingga sukses nanti. 11. Seluruh penghuni Rumah Semut: Mulia, Wana, Afi, Eka, Novput, Bre, Bebel, Haps terima kasih sudah meramaikan rumah dan hari-hari penulis. Special thanks to : Abqariyyah dan Silvi. 12. Kemenag yang telah memberikan beasiswa santri berprestasi dan seluruh anggota CSS 2012, terimakasih sudah menjadi keluarga kedua peneliti. 13. Seluruh teman sejawat PSPD 2012 tersayang yang tidak pernah berhenti memberikan semangat untuk selalu berjuang belajar disini. Semoga setelah tiga tahun bersama membuat kekompakan ini semakin erat hingga menjadi dokter nanti.
Penulis sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap mendapatkan saran dan kritik demi kebaikan di kemudian hari. Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga dapat memberikan manfaat di dunia dan akhirat.
Ciputat, 15 Oktober 2015
Riza Mawaddatar Rohmah
vi
ABSTRAK Riza Mawaddatar Rohmah. Program Studi Pendidikan Dokter. Penilaian Tingkat Risiko dan Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Stroke pada Masyarakat Binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2015. Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyumbang penyebab utama kematian dan kecacatan terbesar didunia. Untuk mencegah terjadinya stroke dan komplikasinya maka diperlukan pencegahan primer untuk menurunkan angka kejadian tersebut. Pencegahan primer dapat diawali dengan menilai seberapa banyak risiko yang dimiliki oleh seseorang untuk mengalami stroke menggunakan Stroke Risk Scorecard. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkatan risiko stroke pada masyarakat sekitar KPKM Buaran dan apa saja sebaran faktor risikonya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan responden sejumlah 134 orang yang terbagi dari tiga RW dan RT yang diambil berdasarkan two stage cluster sampling. Responden mengisi kuesioner dan dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, gula darah puasa, tekanan darah, kolesterol total dan regularitas nadi. Hasil yang didapatkan adalah masyarakat binaan KPKM Buaran memiliki tingkatan risiko untuk mengalami stroke sebesar 39,6% pada risiko tinggi, 27,6% pada risiko sedang, dan 32,8% pada risiko rendah. Berdasarkan analisis Chi-square didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkatan risiko dengan sebaran faktor risikonya yaitu pada variabel jenis kelamin, tekanan darah, perokok, kadar gula darah puasa, aktivitas fisik, indeks massa tubuh dan riwayar stroke pada keluarga (p<0,05). Kata kunci: Stroke, tingkatan risiko, Stroke Risk Scorecard, pencegahan primer. ABSTRACT Riza Mawaddatar Rohmah. Medical Education Study Program. The Assessment of Stroke Risk Levels and Related Factors in the Community of KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah in the year of 2015. Stroke is one of non-communicable disease that can be the major causes of death and disability in the world. To prevent the occurrence of stroke and its complication will require primary prevention to reduce the incidence. Primary prevention can be initiated by assessing how much risk that one person may have using Stroke Risk Scorecard. The aims of this study was to determine the risk levels of stroke in community around KPKM Buaran and the distribution of the risk factor. This study used cross sectional design with 134 respondents were divided into three RT and RW and taken by two stage cluster sampling. Respondents filled out a questionnaire and examination of weight, height, fasting blood sugar, blood pressure, total cholesterol, and regularity of the pulse. The results of this study was the community around KPKM Buaran had risk levels of Stroke respectively 39,6% at high risk, 27,6% at moderate risk, and 32,8% at low risk. Based on Chi-square analysis, this study found a significant relationship between the risk levels with the distribution of risk factor there was gender, blood pressure, smoking, fasting blood sugar levels, physical activity, body mass index, and history of stroke in family (p<0,05). Keywords: Stroke, the risk levels, Stroke Risk Scorecard, primary prevention. vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ............................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv KATA PENGANTAR ....................................................................................... v ABSTRAK ......................................................................................................... vii DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ........................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3 1.3. Hipotesis .................................................................................................... 3 1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4 1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori .......................................................................................... 6 2.1.1 Definisi Stroke .................................................................................. 6 2.1.2 Etiologi & Faktor Risiko .................................................................. 6 2.1.3 Patogenesis dan patofisiologi ........................................................... 14 2.1.4 Gejala dan Tanda Stroke ................................................................... 16 2.1.5 Klasifikasi Stroke.............................................................................. 16 2.1.6 Pencegahan Stroke ............................................................................ 18 2.2. Stroke Risk Scorecard ................................................................................ 19 2.3. Peranan Penilaian Risiko Penyakit Degeneratif ........................................ 20 2.4. Kerangka Teori .......................................................................................... 23 2.5. Kerangka Konsep ...................................................................................... 24 2.6. Definisi Operasional .................................................................................. 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................... 28 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 28 3.2.1. Lokasi .............................................................................................. 28 3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................................. 28 3.3. Populasi dan Sampel.................................................................................. 28 3.3.1. Populasi ........................................................................................... 28 3.3.2. Estimasi Besar Sampel .................................................................... 28 3.3.3. Cara pengambilan sampel ................................................................ 29 3.3.4. Kriteria Inklusi ................................................................................. 29 3.3.5. Kriteria Eksklusi .............................................................................. 30
viii
3.4. Cara Kerja Penelitian ................................................................................. 30 3.5. Manajemen Data ........................................................................................ 30 3.5.1. Pengumpulan data ........................................................................... 30 3.5.1.1 Instrumen Penelitian ............................................................ 30 3.5.1.2 Prosedur Pengumpulan Data ............................................... 31 3.5.1.3 Alur Pengumpulan Data ...................................................... 31 3.5.2. Pengolahan Data .............................................................................. 32 3.5.3 Analisis Data ................................................................................... 32 3.5.4. Penyajian Data ................................................................................. 32 3.6. Etika Penelitian .......................................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Masyarakat Binaan KPKM Buaran Data ..................... 33 4.1.1 Demografi Kelurahan Buaran ........................................................... 33 4.2. Uji validitas dan reliabilitas ....................................................................... 35 4.2.1. Uji validitas ..................................................................................... 35 4.2.2. Uji reliabilitas .................................................................................. 38 4.3. Analisis univariat ....................................................................................... 41 4.3.1. Gambaran karakteristik responden .................................................. 41 4.3.2. Gambaran Faktor Risiko Stroke pada Responden berdasarkan Stroke Risk Scorecard ................................................................................. 43 4.3.3. Gambaran Tingkatan Risiko Stroke................................................. 46 4.4. Analisis bivariat ......................................................................................... 47 4.4.1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Risiko Stroke ..... 47 4.4.2. Hubungan antara Tekanan Darah dengan Tingkat Risiko Stroke .... 48 4.4.3. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Tingkat Risiko Stroke................................................................................................ 49 4.4.4. Hubungan antara Kadar Gula Darah Puasa dengan Tingkat Risiko Stroke .................................................................................... 50 4.4.5. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Risiko Stroke ..... 51 4.4.6. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Tingkat Risiko Stroke................................................................................................ 52 4.4.7. Hubungan antara Riwayat Stroke dalam Keluarga dengan Tingkat Risiko Stroke....................................................................... 53 4.5. Kelebihan penelitian .................................................................................. 54 4.6. Keterbatasan penelitian.............................................................................. 54 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 56 5.2. Saran .......................................................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 58 LAMPIRAN ...................................................................................................... 62
ix
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VIII ................................... 8 Kadar lipid serum ............................................................................. 11 Kadar glukosa dalam darah untuk diagnosis diabetes ...................... 12 Klasifikasi kategori IMT untuk Asia ................................................ 13 Stroke Risk Scorecard ...................................................................... 20 Definisi Operasional ........................................................................ 25 Demografi Kelurahan Buaran (N=13.064) ...................................... 33 Hasil uji validitas pada item pemeriksaan (N=30) ........................... 35 Hasil uji validitas pada item kuesioner (N=30) ............................... 36 Nilai Alpha uji reliabilitas ................................................................ 39 Hasil uji reliabilitas pada item kuesioner (N=30) ............................ 39 Sebaran karakteristik responden ...................................................... 41 Sebaran faktor risiko stroke berdasarkan Stroke Risk Scorecard pada responden (N=134) .......................................................................... 43 Sebaran tingkat resiko stroke (N=134) ............................................ 47 Sebaran responden berdasarkan Jenis kelamin dan Tingkat risiko stroke ....................................................................... 47 Sebaran responden berdasarkan Tekanan darah dan Tingkat risiko stroke ........................................................................ 48 Sebaran responden berdasarkan Kebiasaan Merokok dan Tingkat risiko stroke ................................................. 49 Sebaran responden berdasarkan kadar gula darah puasa dan Tingkat risiko stroke ....................................................... 50 Sebaran Responden berdasarkan Aktivitas Fisik dan Tingkat Risiko Stroke ................................................................ 51 Sebaran Responden berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Tingkat Risiko Stroke ......................................... 52 Sebaran Responden berdasarkan Riwayat Stroke dalam Keluarga dan Tingkat Risiko Stroke ..................................... 53
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 2.2
Patofisiologi Stroke Iskemik .................................................. 17 Patofisiologi Stroke Hemorargik ............................................ 18
xi
DAFTAR BAGAN
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 3.1
Skema program kesehatan pribadi dan hubungan antara pasien dengan komponen lainnya ..................................................... 21 Aplikasi pelayanan prospektif di komunitas .......................... 22 Kerangka teori ........................................................................ 23 Kerangka konsep .................................................................... 24 Alur Pengumpulan Data ......................................................... 31
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4
Lembar surat persetujuan responden...................................... Stroke Risk Scorecard ............................................................ Kuesioner penelitian .............................................................. Daftar riwayat hidup ..............................................................
xiii
62 64 65 72
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian secara global.
Setiap tahunnya, penyebab kematian manusia banyak disebabkan oleh penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan penyakit lain. Berdasarkan data dari seluruh dunia pada tahun 2008 sekitar 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Angka itu mewakili dari 30% penyebab kematian di dunia.1 Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyumbang penyebab kematian tertinggi di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), definisi stroke adalah suatu manifestasi klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.3 Sejumlah orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular terutama disebabkan oleh penyakit jantung dan stroke, diperkirakan jumlah kematian ini akan mencapai 23,3 juta orang pada tahun 2030.2 Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), stroke membunuh hampir 130 ribu orang Amerika tiap tahunnya dan menyumbang 1 penyebab kematian dari 20 penyebab kematian.22 Rata-rata, 1 orang Amerika meninggal karena stroke setiap 4 menit sekali. Setiap tahunnya, lebih dari 795 ribu orang di United States (US) menderita stroke. Sekitar 610 ribu dari kasus tersebut merupakan kejadian stroke baru dan sekitar 185 ribu (kira-kira 1 dari 4 orang) mempunyai riwayat pernah mengalami stroke. Jenis stroke iskemik merupakan jenis stroke terbanyak yaitu sekitar 87%, sedangkan insiden stroke hemorargik antara 15%-30%.23 Di negara-negara ASEAN, penyakit stroke juga merupakan masalah kesehatan utama yang menyebabkan kematian. Dari data South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC) diketahui bahwa angka kematian stroke terbesar terjadi di Indonesia, yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand.4
1
2
Di Indonesia, data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 20102011 menyebutkan bahwa pada tahun 2009 penyakit dengan Case Fatality Rate (CFR) tertinggi adalah stroke (12,68%) diikuti oleh penyakit jantung (9,17%). Sedangkan pada tahun 2010, penyakit dengan CFR tertinggi adalah stroke dan penyakit jantung (8,7%).5 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan peningkatan prevalensi stroke dari 8,3 per mil pada tahun 2007 menjadi 12,1 per mil pada tahun 2013. Prevalensi stroke juga meningkat seiring peningkatan usia, tertinggi pada usia ≥75 tahun (43,1 per mil dan 67,0 per mil). Provinsi dengan prevalensi stroke tertinggi adalah Sulawesi Utara (10,8 per mil), diikuti DI Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masingmasing 9,7 per mil. 21 Data dari beberapa rumah sakit menunjukkan bahwa stroke merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama kematian. Sekitar 23,6 juta orang diperkirakan akan meninggal akibat penyakit jantung dan stroke pada tahun 2030. Menurut Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit (SP2RS), stroke termasuk dalam 10 peringkat utama penyakit sistem vaskular dalam rumah sakit di Indonesia.24 Sampai saat ini, penyakit stroke masih merupakan hal yang menakutkan karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Kematian paling tinggi dijumpai pada satu bulan pasca serangan stroke. Kematian akibat stroke ditemukan pada 10-30% pasien yang dirawat. Stroke merupakan penyebab utama kecacatan seperti kelumpuhan anggota gerak pada orang dewasa. Stroke juga berdampak besar dari segi ekonomi karena pengobatan stroke membutuhkan biaya yang relatif mahal namun tidak menjamin adanya kesembuhan total. Dan berdampak pula pada segi sosial yaitu berkurangnya kemampuan untuk bekerja seperti semula karena kecacatan dan komplikasi yang ditimbulkan setelah serangan sehingga menjadi beban sosial di masyarakat. Sifat stroke yang multikausal menyebabkan sampai sekarang belum ada pengobatan yang efektif dan efisien. 25 Upaya pencegahan untuk menderita stroke merupakan salah satu cara yang paling efektif dan efisien untuk mengurangi angka kejadian stroke. Dengan mencegah timbulnya stroke, dapat mencegah kecacatan dini serta dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan stroke. Tentunya, upaya pencegahan ini
3
akan lebih efektif lagi bila disesuaikan dengan faktor risiko yang dimiliki masingmasing individu.20 Tindakan pencegahan yang efektif bisa dimulai dengan penilaian faktor risiko stroke menggunakan Stroke Risk Scorecard.
Penilaian risiko ini meliputi penentuan faktor risiko seorang individu untuk mengalami stroke, mendeteksi onset stroke sedini mungkin, dan mencegah atau mengintervensi sedini mungkin penyakit stroke untuk meminimalisir komplikasi lebih lanjut. Tujuan dilakukannya penilaian tingkat risiko stroke pada masing-masing individu agar penatalaksanaannya berdasarkan faktor risiko yang dimiliki per individu. Dengan penatalaksanaan secara individual dan dilakukan sedini mungkin, diharapkan akan meminimalisir perkembangan lebih lanjut dari penyakit stroke dengan mencegah atau memperlambat penyakit stroke.20 Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk deteksi dini faktor-faktor risiko stroke yang terdapat pada masing-masing individu.
1.2.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran tingkat risiko stroke berdasarkan Stroke Risk Scorecard pada masyarakat binaaan KPKM Buaran pada tahun 2015? 2. Bagaimana sebaran faktor risiko stroke berdasarkan Stroke Risk Scorecard pada masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015? 3. Bagaimana hubungan antara tingkat risiko stroke dengan faktor risiko jenis kelamin, tekanan darah, kebiasaan merokok, kadar gula darah puasa, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, dan riwayat stroke dalam keluarga?
1.3.
Hipotesis 1. Lebih dari 50% masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015
memiliki risiko tinggi untuk terkena stroke berdasarkan Stroke Risk Scorecard. 2. Pada masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015, sebaran faktor risiko yang memiliki persentase paling tinggi adalah tekanan darah tinggi, kolesterol total yang tinggi, dan obesitas.
4
3. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat risiko stroke dengan faktor risiko jenis kelamin, tekanan darah, kebiasaan merokok, kadar gula darah puasa, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, dan riwayat stroke dalam keluarga.
1.4.
Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum 1. Mengetahui tingkat risiko stroke berdasarkan Stroke Risk Scorecard pada masyarakat binaaan KPKM Buaran pada tahun 2015. 2. Mengetahui sebaran faktor risiko stroke berdasarkan Stroke Risk Scorecard pada masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015. 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui persentase masyarakat yang memiliki risiko rendah , sedang, dan tinggi untuk menderita stroke berdasarkan Stroke Risk Scorecard pada masyarakat KPKM Buaran pada tahun 2015. 2. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, tekanan darah, kebiasaan merokok, kadar gula darah puasa, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, dan riwayat stroke dalam keluarga dengan tingkatan risiko mengalami stroke.
1.5.
Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Institusi (FKIK & KPKM) -
Sebagai referensi mengenai gambaran risiko stroke pada masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015.
-
Dengan mengetahui pengelompokan masyarakat terhadap faktor risiko stroke, pihak KPKM dapat melakukan tindakan preventif lebih lanjut terhadap masyarakat sesuai tingkat faktor risiko.
5
1.5.2. Bagi Masyarakat Sebagai informasi dan pengetahuan bagi masyarakat agar dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit stroke sehingga dapat melakukan pencegahan sedini mungkin, terutama kelompok yang berisiko tinggi.
1.5.3. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan, terutama materi tentang riset dan stroke.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Kerangka Teori
2.1.1. Definisi Stroke American Heart Association (AHA) mendefinisikan stroke sebagai defisit neurologis yang menunjukkan adanya cedera lokal akut gangguan sistem saraf pusat yang disebabkan oleh kelainan vaskular, termasuk infark serebral, perdarahan intra-serebral dan perdarahan subarakhnoid yang merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian di seluruh dunia.9 Menurut WHO, stroke adalah gangguan fungsional otak secara sebagian atau menyeluruh yang berkembang secara cepat atau akut yang berlangsung lebih dari 24 jam sampai menyebabkan kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.9 Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa stroke merupakan defisit neurologis yang terjadi secara akut yang disebabkan kelainan pembuluh darah otak. 2.1.2. Etiologi & Faktor Risiko Stroke merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor risiko atau biasa disebut multikausal. Menurut AHA (2012), ada 2 tipe faktor risiko terjadinya stroke10, yaitu: a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor risiko yang tidak dapat dilakukan intervensi, karena sudah merupakan karakteristik individu sejak awal kehidupan. Berikut merupakan faktor-faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: 1. Umur Semakin meningkatnya umur, semakin tinggi risiko menderita stroke. Risiko untuk menderita stroke hampir 2 kali dalam satu dekade kehidupan setelah usia diatas 55 tahun. Meskipun stroke pada orang lanjut usia biasa 6
7
terjadi, tetapi stroke juga banyak mengenai orang-orang yang berusia dibawah 65 tahun. Semakin bertambahnya umur semakin bertambah pula risiko untuk terkena stroke.10 Pada tahun 2009, 34% pasien yang dirawat karena stroke berusia dibawah 65 tahun.8
2. Riwayat Keluarga Risiko stroke akan meningkat bila ada riwayat keluarga yang pernah mengalami stroke. Beberapa stroke mungkin merupakan gejala dari kelainan genetik seperti Cerebral Autosomal Dominant Arteriopathy with Sub-cortical Infarcts and Leukoencephalopathy (CADASIL). Suatu penyakit yang menyebabkan mutasi gen sehingga terjadi kerusakan di pembuluh darah otak, menyumbat aliran darah. Sebagian besar orangorang dengan CADASIL mempunyai riwayat kelainan pada keluarga.10
3. Ras Ras Afrika & ras Amerika berisiko terkena stroke 2 kali lipat dibanding ras Kaukasia. Ini disebabkan oleh ras kulit hitam mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami hipertensi, diabetes dan obesitas10. Ras Hispanik dan ras Asia Pasifik juga berisiko lebih tinggi dari pada ras Kaukasia.11
4. Jenis Kelamin Insidensi stroke lebih banyak pada laki-laki, namun lebih banyak wanita yang meninggal karena stroke dibanding laki-laki. Penggunaan pil KB, kehamilan, riwayat preeklampsia /eklampsia atau diabetes gestasional, penggunaan kontrasepsi oral, merokok, dan terapi hormon pasca menopause dapat merupakan faktor risiko stroke khusus wanita.3
5. Riwayat Penyakit Dahulu Risiko stroke meningkat pada orang yang memiliki riwayat stroke sebelumnya, Transient Ischemic Attacks (TIA), dan serangan jantung.10
8
Artinya, orang-orang tersebut memiliki kerentanan yang lebih tinggi untuk mengalami stroke yang selanjutnya dibanding orang tanpa riwayat.
b. Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor risiko yang dapat dilakukan intervensi untuk mencegah terjadinya suatu penyakit. Faktor risiko ini bukan merupakan suatu karakteristik mutlak dari seseorang yang dipengaruhi oleh banyak hal, terutama perilaku dan gaya hidup. Berikut merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi : 1. Tekanan Darah Tekanan darah merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam kejadian stroke. Tekanan darah yang tinggi atau yang lebih dikenal dengan istilah hipertensi merupakan penyebab stroke nomor satu. Erat kaitannya dengan jejas endotel. Hal ini disebabkan karena tekanan darah yang tinggi dapat mendorong Low Density Lipoprotein (LDL) untuk lebih mudah masuk ke dalam lapisan intima dinding pembuluh darah dan menurunkan elastisitas dari pembuluh darah tersebut sehingga memicu proses aterosklerosis.15 Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VIII34 Klasifikasi Tekanan
Tekanan darah
Tekanan darah
Darah
sistolik
diastolik
Normal
<120 mmHg
<80 mmHg
Prehipertensi
120 – 139 mmHg
80 – 89 mmHg
Hipertensi derajat 1
140 – 159 mmHg
90 – 99 mmHg
Hipertensi derajat 2
160 mmHg
100 mmHg
Orang yang bertekanan darah tinggi memiliki risiko setengah atau lebih dari masa hidupnya untuk terkena stroke dibanding orang bertekanan darah normal. Tekanan darah tinggi menyebabkan stress pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut dapat merusak dinding pembuluh darah, sehingga bila kolesterol atau substansi fat-like lain terperangkap di arteri otak akan menghambat aliran darah otak, yang akhirnya dapat menyebabkan stroke.
9
Selain itu, peningkatan stress juga dapat melemahkan dinding pembuluh darah sehingga memudahkan pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan perdarahan otak.3 Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan faktor risiko utama, baik pada stroke iskemik maupun stroke hemorargik. Hal ini disebabkan oleh hipertensi dapat memicu proses atherosklerosis. Tekanan darah yang tinggi dapat lebih mudah mendorong Low Density Lipoprotein (LDL) untuk lebih mudah masuk ke dalam lapisan intima lumen pembuluh darah. Lama kelamaan, LDL yang menumpuk akan menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah dan kelenturan dinding pembuluh darah berkurang.12 Semakin tinggi tekanan darah maka akan semakin tinggi risiko terkena stroke. Perubahan gaya hidup dan terapi farmakologis memegang peranan penting dalam pengendalian hipertensi. Dalam sebuah studi meta-analisis, 23 randomized trials yang membandingkan orang yang diberikan obat antihipertensi dengan orang tanpa terapi anti-hipertensi menunjukkan bahwa terjadi penurunan risiko stroke sebanyak 32% pada orang yang mendapatkan terapi anti-hipertensi.11 2. Kebiasaan Merokok Orang yang memiliki kebiasaan merokok memiliki 3 kali lipat lebih berisiko untuk terkena stroke dibanding yang tidak merokok. Sekitar 100.000 perokok meninggal setiap tahunnya di Inggris. Penyebab utama kematiannya adalah karena kanker paru dan penyakit dada lainnya, seperti bronkitis dan emfisema.7 Zat yang terkandung dalam rokok dapat merusak sistem kardiovaskular dalam banyak cara. Sekitar 7.000 zat beracun termasuk karbon monoksida, formaldehid, dan hidrogen sianida terkandung dalam satu hisapan ketika merokok. Zat-zat kimia ini akan masuk ke paru lalu ke pembuluh darah dan merusak sel-sel tubuh. Juga dapat mempengaruhi kadar kolesterol. Rokok akan mengurangi jumlah kolesterol baik (HDL kolesterol) di pembuluh darah dan
meningkatkan
jumlah
kolesterol
jahat
(LDL
kolesterol).
Ketidakseimbangan lipoprotein akan menyebabkan kecenderungan kolesterol LDL yang menumpuk di dinding pembuluh darah. Sehingga risiko untuk
10
hipertensi yang berlanjut pembentukan plak di pembuluh-pembuluh darah lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Zatzat rokok yang terhirup juga dapat menyebabkan kekakuan pembuluh darah dan produksi jumlah platelet.7 Nikotin dapat menyebabkan vasokonstriksi sehingga terjadi peningkatan resistensi perifer dan peningkatan tekanan darah. Darah manusia cenderung untuk mengikat karbon monoksida dibanding oksigen. Semakin banyak karbon monoksida yang terhirup, maka kedudukan oksigen di sel darah merah akan semakin berkurang. Hal ini menyebabkan pasokan oksigen di darah jadi berkurang.13 Hal-hal tersebut akan meningkatkan perkembangan atherosklerosis yang menurunkan aliran darah sehingga sumbatan darah mudah terbentuk. Bila pembentukan clot (sumbatan) terjadi di arteri yang menuju otak, maka dapat menyebabkan penyumbatan total dan memutus aliran darah lalu terjadilah stroke. Merokok menyebabkan risiko untuk stroke iskemik 2 kali lebih besar. Perokok yang memiliki hipertensi berisiko 15x lebih banyak untuk menjadi perdarahan subarachnoid.14 Penggunaan kontrasepsi oral bersamaan dengan merokok akan sangat meningkatkan faktor risiko stroke.9
3. Hiperlipidemia Hiperlipidemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan lipid serum diatas batas normal. Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas berasal dari makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak (endogen).2 Dalam aterogenesis, kolesterol dan trigliserida adalah lipid yang paling berperan13. Kolesterol atau plak yang terbentuk di arteri oleh low-density lipoproteins (LDL) dan trigliserida dapat menghambat aliran darah ke otak sehingga dapat menyebabkan stroke. 10
11
Tabel 2.2. Kadar lipid serum35 Lipid
Optimal
Borderline
Kolesterol
< 200
200-239
Tinggi/sangat tinggi 240
total HDL-C
60
LDL-C
40-59 (laki-laki)
< 40 (laki-laki)
50-59 (perempuan)
< 50 (perempuan)
130-159
160-189 (tinggi)
< 100 ( 100-129
190 (sangat tinggi)
mendekati optimal) Trigliserida
< 150
150-199
200-499 (tinggi) 500 (sangat tinggi)
Lipid plasma tidak dapat beredar bebas dalam darah sehingga dibutuhkan protein yang disebut lipoprotein. Lipoprotein terbagi menjadi empat kelas di dalam darah, yaitu13: -
Kilomikron yang mengandung banyak trigliserida,
-
Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) yang kandungannya sama seperti kilomikron,
-
Lipoprotein densitas rendah (LDL) yang memiliki kadar paling tinggi kolesterolnya,
-
Lipoprotein densitas tinggi (HDL) yang kandungan proteinnya lebih tinggi dari kolesterol.
4. Diabetes Mellitus dan Hiperglikemia Diabetes bukan merupakan faktor risiko yang berdiri sendiri. Diabetes tidak secara langsung menjadi faktor risiko stroke. Banyak orang yang menderita diabetes mellitus juga mengalami hipertensi dan overweight. Ketiganya dapat sangat meningkatkan risiko terkena stroke. Ketika diabetes telah diatasi, keberadaan penyakit ini tetap meningkatkan risiko stroke.10 Diabetes adalah keadaan dimana terjadi gangguan metabolisme yang dapat berupa kerusakan pankreas sehingga membuat defisiensi insulin ataupun
12
terjadinya resistensi insulin pada sel-sel tubuh sehingga dampak dari kedua keadaan tersebut adalah terjadinya peningkatan glukosa darah. 17 Tabel 2.3 Kadar glukosa dalam darah untuk diagnosis diabetes12 Kategori
Glukosa darah puasa
Glukosa darah
(mg/dL)
sewaktu (mg/dL)
Diabetes
> 126
> 200
Prediabetes
100 - 125
140 – 199
Normal
< 99
< 139
Kadar gula darah sewaktu yang normal adalah di bawah 200 mg/dl dan kadar gula darah puasa yang normal adalah dibawah 126 mg/dl. Jika kadar gula darah melebihi dari itu disebut hiperglikemia, maka orang tersebut dicurigai memiliki penyakit diabetes mellitus. Kadar gula darah dapat dengan cepat berubah-ubah, tergantung pada makanan yang kita makan dan seberapa banyak makanan itu mengandung gula.4 Keadaan hiperglikemi dan berlangsung kronik dapat memberikan dampak yang tidak baik pada jaringan tubuh, salah satunya adalah mempercepat terjadinya aterosklerosis dengan baik. Dengan kata lain, kadar gula darah yang tinggi dapat menjadi faktor risiko stroke.25
5. Penyakit Jantung Penyakit atau kelainan pada jantung dapat mengakibatkan iskemia otak. Hal ini disebabkan oleh denyut jantung yang tidak teratur dan tidak efisien dapat menurunkan total curah jantung yang mengakibatkan aliran darah di otak berkurang. Seseorang dengan penyakit atau kelainan pada jantung mendapatkan risiko untuk terkena stroke 3 kali lebih tinggi dari orang yang tidak memiliki penyakit atau kelainan jantung.25 Gangguan irama jantung juga dapat menyebabkan stroke yaitu melalui mekanisme darah beku. Pada orang yang memiliki irama jantung tidak teratur maka kecendrungan darah untuk menggumpal akan lebih besar dikarenakan semprotan dari jantung yang tidak adekuat. Bila gumpalan darah tersebut
13
berhasil diedarkan di vaskular sehingga akan menyumbat arteri yang sempit yang banyak terdapat di otak.10
6. Atrial Fibrilasi Atrial fibrilasi adalah gangguan irama jantung. Atrium jantung tidak berdetak dengan sempurna, sehingga menyebabkan adanya genangan darah dan terbentuk sumbatan. Bila sumbatannya pecah, masuk ke pembuluh darah dan bila ke otak dan menyumbat maka terjadilah stroke. Orang dengan atrial fibrilasi memiliki risiko 4-5 kali untuk terkena stroke iskemik dibanding dengan orang tanpa atrial fibrilasi.10,19
7. Obesitas Obesitas adalah kondisi dimana Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 30 kg/m2 yaitu keadaan dimana terjadi kelebihan kandungan lemak di jaringan adiposa sehingga dampaknya adalah peningkatan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Obesitas dipicu oleh asupan kalori yang masuk dari makanan tidak seimbang dengan asupan kalori yang keluar sehingga terjadi penumpukan karbohidrat, lemak, dan protein pada sel-sel adiposit sebagai trigliserida. Untuk obesitas sentral diukur dari lingkar pinggang yang diinterpretasikan jika lingkar pinggang
90 cm untuk laki-laki dan 80 cm untuk perempuan.12
Tabel 2.4. Klasifikasi kategori IMT untuk Asia12 IMT (kg/m2)
Klasifikasi
< 18,5
Underweight
18,5 – 22,9
Normal
23,0 – 24,9
Overweight
25,0 – 29,9
Obesitas I
30,0
Obesitas II
Obesitas sering menjadi faktor pemicu dari diabetes mellitus, hipertensi, dan hiperlipidemia sehingga obesitas dapat dijadikan faktor risiko dari penyakit jantung coroner dan stroke. Menurut World Heart Federation, 58%
14
dari diabetes mellitus dan 21% dari penyakit jantung iskemik disertai oleh peningkatan indeks massa tubuh diatas 21.10,36 Dalam suatu studi meta-analisis menyebutkan bahwa setiap peingkatan 5 kg/m2 dari individu yang memiliki IMT lebih dari 25 kg/m2 maka akan diikuti peningkatan mortalitas stroke sebanyak 40%. Maka dari itu, dianjurkan penurunan berat badan pada orang dengan obesitas sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan risiko stroke.19
8. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik atau olahraga merupakan bentuk pemberian rangsangan berulang pada tubuh. Aktivitas fisik sangat berhubungan dengan faktor risiko stroke, yaitu hipertensi dan aterosklerosis. Orang yang memiliki aktivitas fisik yang tinggi dapat menurunkan risiko stroke. Hal ini disebabkan oleh aktivitas fisik yang dapat membuat lumen pembuluh darah menjadi lebih lebar dan lebih elastis. Oleh karena itu, darah dapat melalui pembuluh darah dengan lebih lancar.25. Rekomendasi aktivitas fisik dari Central for Disease Control and Prevention (CDC) / American College of Sports Medicine (ACSM) consensus statement and surgeon General’s Report adalah melakukan aktivitas sedang 30 menit atau lebih setiap harinya. Aktvitas sedang yang dimaksud adalah kegiatan yang sebanding dengan berjalan cepat sekitar 2 sampai 4 mil per jam yaitu berbagai tugas rumah tangga, bersepeda, berenang, dan lain-lain. Dengan melakukan 30 menit dari aktivitas sedang harian tersebut energi yang dikeluarkan per minggu adalah 600-1200 kalori.13
2.1.3. Patogenesis & Patofisiologi Stroke Stroke merupakan gangguan pasokan aliran darah otak yang dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-arteri yang membentuk sirkulus Wilisi: arteri karotis interna dan sistem vertebrobasiler atau semua cabang-cabangnya. Apabila aliran darah ke jaringan terputus selama 15-20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Oklusi di satu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut, karena kemungkinan ada sirkulasi kolateral
15
yang cukup untuk daerah tersebut. Proses patologis yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah otak. Patologinya dapat berupa:
16
1. Kelainan pada pembuluh darah itu sendiri, contoh : aterosklerosis, trombosis, ruptur pembuluh darah atau peradangan 2. Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, contoh: syok atau hiperviskositas darah 3. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau ekstrakranium 4. Ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang subarakhnoid Stroke merupakan penyakit multikausal, antar faktor risiko saling berkaitan untuk menyebabkan stroke. Penyebab terbesar untuk stroke adalah aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakit dimana kumpulan lemak disebut plak yang mengisi dinding dalam pembuluh darah. Plak dapat mengeras dan mempersempit pembuluh darah dan membatasi aliran darah ke organ dan jaringan. Plak tersebut bisa ruptur atau pecah sehingga menyebabkan platelet menempel di tempat cedera dan membentuk sumbat darah (blood clots). Sumbat darah ini dapat menyumbat sebagian ataupun seluruh lumen arteri.10 Pecahan plak tersebut mengikuti sirkulasi tubuh dan dapat terjebak di arteri yang berukuran kecil seperti arteri otak. Hal ini membuat aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi jadi terhambat, sehingga sel yang tidak mendapat asupan akan mati. Penyempitan pembuluh darah oleh penumpukan plak juga dapat meningkatkan resistensi perifer dan terjadi peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi bila mengenai pembuluh darah yang mudah pecah seperti pada aneurisma. Bila pembuluh darah tersebut pecah maka akan terjadi ”sudden bleeding” atau perdarahan mendadak. Darah akan keluar ke jaringan dan menyebabkan pembengkakan jaringan dan peningkatan tekanan intrakranial.10
16
2.1.4. Gejala dan Tanda Stroke Stroke semakin cepat ditangani maka prognosisnya akan semakin baik pula. Setiap 1 menit yang terlewati tanpa penanganan sehingga aliran darah ke otak tetap tersumbat, maka akan ada 1,9 juta neuron yang hilang. Berikut 5 gejala stroke15: -
Merasa kebas/mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, kaki, terutama hanya satu sisi tubuh secara tiba-tiba.
-
Menjadi bingung, sulit berbicara, dan sulit memahami secara tiba-tiba.
-
Mengalami masalah dalam melihat pada satu mata atau pada kedua mata secara tiba-tiba.
-
Ada masalah dalam berjalan, merasa pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi secara tiba-tiba.
-
Nyeri kepala hebat tanpa sebab yang jelas secara tiba-tiba.
Tanda bahaya lainnya juga bisa terjadi “double vision”, mengantuk, dan mual muntah. Terkadang tanda-tanda bahaya tersebut hanya beberapa enit kemudian menghilang. Episode singkat ini disebut dengan transient ischemic attacks (TIAs) atau mini-stroke.15 Setiap tatalaksana yang tepat dapat mengurangi kerusakan akibat stroke. Pasien yang sampai di ruang gawat darurat dalam 3 jam dari onset gejala akan 3 kali lebih sehat dibanding pasien yang penangananya terlambat.16 2.1.5. Klasifikasi Stroke 2.1.5.1.
Stroke Iskemik Stroke iskemik terjadi ketika arteri yang menyuplai oksigen tersumbat. Sumbat darah sering menyebabkan stroke iskemik. Ada dua tipe stroke iskemik, yaitu stroke trombotik dan stroke embolik. Pada stroke
trombotik, pembentukan sumbat darah atau trombus terjadi di arteri yang menyuplai otak. Pada stroke embolus, sumbat darah atau zat lain (seperti plak, material lemak) berjalan melalui pembuluh darah dan tersangkut di arteri otak. Sumbat darah ini dinamakan embolus. Diperkirakan sekitar
17
duapertiga
stroke
iskemik
adalah
karena
trombosis,
sedangkan
sepertiganya disebabkan oleh emboli.3, 18 Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya aliran darah menuju otak yang mengakibatkan sel saraf dan sel lainnya mengalami gangguan karena terhentinya suplai oksigen dan glukosa yang dibawa oleh darah. Penurunan atau terhentinya aliran darah ini dapat menyebabkan neuron berhenti berfungsi. Bila gangguan suplai darah ini berlanjut maka dapat menyebabkan kematian sel. Akan tetapi, apabila aliran darah dapat diperbaiki segera, maka kerusakan yang terjadi dapat sangat minimal.15
Gambar 2.1. Patofisiologi Stroke Iskemik18 Sumber : National Heart, Lung, and Blood Institute, 2014
2.1.5.2.
Stroke Hemorargik Stroke hemorargik terjadi apabila arteri otak pecah. Tekanan yang ditimbulkan oleh darah yang bocor menyebabkan kerusakan sel otak. Ada dua tipe stroke hemorargik, yaitu stroke hemorargik intra serebral dan stroke hemorargik sub-arakhnoid. Pada stroke hemorargik intra serebral, pembuluh darah yang ruptur berada di dalam serebral atau otak. Sedangkan stroke hemorargik sub-arachnoid, pembuluh darah yang ruptur berada di permukaan otak, tepatnya di lapisan sub-arachnoid. Perdarahan
18
ini terjadi diantara lapisan dalam dan lapisan tengah membran yang melapisi otak. Stroke hemorargik dapat menyebabkan bocornya darah dari plasma ke jaringan sekitar otak dan menyebabkan peningkatan intra kranial. Pembengkakan dan tekanan menyebabkan kerusakan jaringan di otak dan bisa mendorong batang otak.18
Gambar 2.2. Patofisiologi Stroke Hemorargik18 Sumber : National Heart, Lung, and Blood Institute, 2014
2.1.6. Pencegahan Stroke Dalam merumuskan cara pencegahan bagi suatu penyakit, maka patut diketahui terlebih dahulu. Stroke bisa dicegah, terutama dengan mengontrol faktor risiko masing-masing individu.19 A. Pencegahan Primer Dalam pencegahan primer, yaitu pasien belum pernah mengalami TIA ataupun stroke dan sangat dianjurkan. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan mengetahui secara dini pengendalian faktor risiko, caranya adalah dengan mempertahankan gaya hidup sehat, yaitu :37 1. Hentikan kebiasaan merokok 2. Penurunan berat badan atau dipertahankan sesuai berat badan ideal (IMT <25 kg/m2. 3. Makan makanan sehat: perbanyak buah dan sayur.
19
4. Olahraga yang cukup dan teratur dengan melakukan aktivitas fisik yang punya nilai aerobik seperti jalan cepat, bersepeda dan berenang minimal 30 menit dan minimal 3 kali dalam seminggu. 5. Pemeriksaan rutin kolesterol. Kadar kolesterol dalam darah harus kurang dari 200 mg/dl. 6. Pemeriksaan rutin gula darah. Kadar gula darah uasa harus dibawah 100 mg/dl. 7. Pemeriksaan rutin tekanan darah. Pertahankan tekanan darah 120/80 mmHg. 8. Penggunaan obat anti-hipertensi, warfarin, anti-platelet, statin bila diperlukan dan sesuai petunjuk dokter. B. Pencegahan Sekunder19 Dilakukan pada orang yang pernah mengalami TIA atau memiliki riwayat stroke sebelumnya agar tidak terjadi stroke berulang, yaitu dengan A,B,C,D,E : 1. Anti-platelet
(aspirin,
klopidogrel,
extended-release
diprydamole,
ticlopidine) dan antikoagulan (warfarin) 2. Blood pressure (penurunan tekanan darah) 3. Cessation of cigarette smoking (berhenti merokok), cholesterol-lowing medications
(konsumsi
obat-obatan
penurun
kolesterol),
carotid
revascularization (revaskularisasi arteri karotis) 4. Diet: diet yang dianjurkan adalah Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) atau Mediterranean diets. 5. Exercise (latihan) sesuai anjuran AHA. 2.2. Stroke Risk Scorecard Stroke Risk Scorecard adalah salah satu skoring yang digunakan untuk mengetahui tingkat faktor risiko stroke individu yaitu low risk (risiko rendah), caution (risiko sedang) dan high risk (risiko tinggi). Faktor risiko yang dipakai pada tools ini adalah tekanan darah, kolesterol, merokok, kadar gula darah puasa, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, riwayat stroke pada keluarga dan riwayat atrial fibrilasi/regularitas nadi. Stroke Risk Scorecard banyak digunakan untuk memprediksi risiko seorang individu untuk terkena stroke.
20
Tabel 2.5. Stroke Risk Scorecard Faktor Risiko
Risko Tinggi
Risiko Sedang
Risiko Rendah
Tekanan darah
>140 /90
120-139 / 80-89
<120 /80
Regularitas nadi
Irreguler
Tidak tahu
Reguler
Merokok
Ya merokok
Trying to quit
Tidak merokok
Kolesterol
>240
200 - 239
< 200
Gula darah puasa
Tinggi
Borderline
Rendah
Aktivitas fisik
Rendah
Sedang
Tinggi
Indeks Massa Tubuh
Obesitas
Overweight
Ideal
Riwayat keluarga
Ada
Tidak yakin
Tidak ada
Total skor
Keterangan: Dikatakan risiko tinggi bila pada kotak risiko tinggi terdapat ≥ 3 point. Dikatakan risiko sedang bila pada kotak risiko sedang terdapat 4-6 point. Dikatakan risiko rendah bila pada kotak risiko rendah terdapat 6-8 point.
2.3. Peranan Penilaian Risiko Penyakit Degeneratif Kesehatan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan terus berjalan baik dengan diiringi kesehatannya yang terjaga. Bila telah terjadi suatu penyakit, maka akan dilakukan pengobatan. Mengobati suatu penyakit bukan berarti akan meniadakan penyakit tersebut, terkadang hanya menurunkan gejala-gejala yang timbul karena suatu proses penyakit. Bahkan, beberapa penyakit bisa menimbulkan komplikasi serius yang tidak akan hilang walau telah diobati. Pengobatan pun tak semuanya bisa dijangkau oleh setiap elemen masyarakat. Obat-obatan dan tindakan-tindakan untuk mencoba menghilangkan penyakit tersebut, banyaknya meneriakkan kata mahal dan kurang efisien, terutama pengobatan penyakit-penyakit degenerative yang kebanyakan bersifat kronik. Maka dari itulah salah satu cara untuk menikmati kesehatan terus berlanjut adalah dengan mencegah timbulnya suatu penyakit.20
21
Bagan 2.1. Skema program kesehatan pribadi dan hubungan antara pasien dengan komponen lainnya20 Sumber : R. Synderman & R. Sanders W, 2003
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan ini salah satunya dengan melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko ini meliputi penentuan faktor risiko seorang individu untuk mengalami suatu penyakit, mendeteksi onset suatu penyakit sedini mungkin, dan mencegah atau mengintervensi sedini mungkin untuk meminimalisir komplikasi lebih lanjut. Untuk memenuhi hal ini, dibutuhkan suatu program untuk menilai faktor risiko per individu. Sehingga akan menghasilkan tindakan pencegahan yang terbaik untuk masing-masing individu. Program ini dinamakan “Personalized health plan” atau program kesehatan pribadi.20 Program kesehatan personal ini akan diisi dengan profil kesehatan, deskripsi status kesehatan sekarang, analisis risiko kesehatan (aspek genetik, lingkungan, dan gaya hidup), dan tindakan pencegahan untuk 1 tahun kedepan dan untuk jangka panjang. Dengan adanya penilaian risiko ini, diharapkan untuk mencegah atau memperlambat perkembangan suatu penyakit. Jadi, walaupun tanpa meneliti secara genetik, penilaian risiko ini sudah dapat menentukan risiko seorang individu untuk berkembang menjadi suatu penyakit.20
22
Bagan 2.2. Aplikasi pelayanan prospektif di komunitas20 Sumber : R. Synderman & R. Sanders W, 2003
Hasil dari penilaian risiko ini akan membuat penatalaksaan penyakit tersebut berdasarkan faktor risiko masing-masing individu. Penatalaksanaan ini akan diterapkan kepada individu berdasarkan kebutuhan individual.
23
2.4. Kerangka Teori
Faktor-faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi
-
Aktivitas fisik rendah
Obesitas, hiperlipidemia Hiperglikemia, diabetes mellitus
Identifikasi Faktor Risiko Stroke Risiko rendah Risiko sedang Risiko tinggi
Atrial fibrilasi, katup jantung rusak, mikoard endokarditis
Hipertensi
Pompaan jantung inadekuat blood clotting
Perdarahan intraserebral
Merokok
Atherosklerosis, hiperkoagulasi,
Trombosis Serebral Pembuluh darah oklusi ↓ Iskemik jaringan otak ↓ Edema dan kongesti jaringan sekitar
Bekuan darah, lemak, udara ↓ Oklusi pembuluh darah otak
Emboli serebral STROKE
Defisit neurologis
Kerusakan mobilitas fisik
Faktor risiko yang tidak bisa diubah : riwayat keluarga, jenis kelamin, usia, ras Tingginya biaya penyembuhan
23
Menurunnya kemampuan selfcare
Perembesan darah dalam parenkim otak ↓ Penekanan jaringan otak ↓ infark otak, edema, herniasi otak
24
2.5. Kerangka Konsep Bagan 2.3 Kerangka Teori Faktor-faktor risiko stroke
Faktor-faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi
Aktivitas fisik rendah
Hipertensi
Merokok
Obesitas
Faktor risiko yang tidak bisa diubah
Hiperlipidemia
Atrial fibrilasi
Hiperglikemia
Riwayat stroke pada keluarga
Identifikasi Faktor Risiko
?
Risiko Rendah
Risiko Sedang
Risiko Tinggi
STROKE 24
Bagan 2.4 Kerangka Konsep
25
2.6. Definisi Operasional Tabel 2.6 Definisi Operasional N O 1
VARIABEL Tekanan Darah
ALAT
DEFINISI OPERASIONAL
SKALA
CARA UKUR
UKUR
Ukuran tekanan darah pasien baik sistolik
Spigmo-
Pemeriksaan
maupun
manometer
darah diukur di lengan
diastolik
yang
dilakukan pengukuran.
didapat
saat
34
kanan
dan
HASIL UKUR
UKUR
tekanan
Ordinal
1. Normal (Sistolik <120 atau diastolic <80 mmHg)
responden
2. Pre-Hipertensi
diperiksa dua kali dengan
(Sistolik
120-139
mmHg atau Diastolik 80-89 mmHg)
rentang waktu lima menit
3. Hipertensi
(Sistolik
140
atau
diastolic 90 mmHg)
2
Kolesterol total
Kadar kolesterol dalam darah pada saat terakhir kali pengukuran.
35
Kolesterol
Mengambil
darah
dari
Ordinal
1 Optimal = <200 mg/dl
strip test
kapiler ujung jari dengan
2 Borderline = 200-239 mg/dl
lancet dan dimasukkan ke
3 Tinggi = 240 mg/dl
alat pengukur kolesterol
3
Diabetes Mellitus
Status pernah didiagnosa oleh tenaga kesehatan bahwa pasien memiliki penyakit diabetes mellitus.
12
Kuisioner
Memindahkan informasi dari
pasien
kuesioner
ke
dalam
pengumpulan
data (wawancara)
Nominal
1 = Pasien tidak menderita penyakit gula 2 = Pasien ragu-ragu 3 = Pasien ada penyakit gula
25
26
4.
Gula
Darah
Puasa
Kadar gula dalam darah pada saat terakhir
Gluko-test
Mengambil
darah
dari
Ordinal
1 Normal = <110
kali pengukuran dalam keadaan puas 8-10
kapiler ujung jari dengan
2 Borderline = 110-125
jam.12
lancet dan dimasukkan ke
3 Tinggi = ≥ 126
alat pengukur glukosa.
5.
Merokok
Menilai kebiasaan merokok responden,
Kuisioner
14
dengan 3 kategori, yaitu : c.
Bukan
perokok
Memindahkan informasi dari
adalah
bila
pasien
kuesioner
mengonsumsi rokok kurang dari 100
ke
Ordinal
dalam
1 = Bukan perokok 2 = Trying to quit
pengumpulan
3 = Perokok aktif
data (wawancara).
buah seumur hidup. d.
Trying to quit atau sedang mencoba berhenti merokok adalah bila merokok lebih dari 100 rokok tetapi tidak merokok selama 28 hari terakhir
e.
Perokok
aktif
bila
responden
merokok lebih dari 100 batang rokok dan masih merokok sampai sekarang
6.
Indeks
Massa
Tubuh (IMT)
Indeks massa tubuh merupakan hasil dari
1.
Mengukur BB dan TB
berat badan (BB) dibagi dengan tinggi
Timbangan
lalu dimasukkan dalam
1.
Ideal = <23,0
badan kuadrat dalam meter.12
berat
rumus
2.
Overweight = ≥ 23 – 24.9
3.
Obesitas = ≥ 25
badan. 2.
IMT = BB (kg) / TB (m)
2
Ordinal
Hasil IMT
Stature
meter
26
27
7.
Riwayat
stroke
dalam keluarga
Status penyakit keluarga (ayah, ibu, anak,
Kuisioner
Memindahkan informasi
saudara kandung, nenek kandung, kakek
dari
pasien
kandung) yang pernah didiagnosa stroke.13
kuesioner
ke
Nominal
dalam
1. Tidak ada 2. Tidak yakin
pengumpulan
3. Ada
data 8
Riwayat
Atrial
Fibrilasi
Status pernah mengalami riwayat jantung
Kuisioner
berdebar atau riwayat detak jantung yang tidak teratur.
Memindahkan informasi dari
15
pasien
kuesioner
ke
Ordinal
dalam
2 = Tidak tahu atau tidak yakin atau
pengumpulan
tidak ingat
data (wawancara) 9.
Aktivitas fisik
Jumlah aktivitas fisik yang dilakukan responden dalam waktu 1 minggu.
36
Kuisioner
Wawancara
1 = Detak jantung selalu teratur
3 = Ya, detak jantung tidak teratur Ordinal
1. Aktivitas fisik rendah 2. Aktivtas fisik sedang
1. Tinggi apabila responden melakukan
3. Aktivitas fisik rendah
kegiatan fisik berat minimal 150 menit atau kegiatan fisik sedang minimal 30 menit dalam satu minggu. 2. Sedang apabila melakukan kegiatan fisik
berat
minimal
75
menit
atau
kegiatana fisik sedang minimal 150 menit dalam satu minggu. 3. Aktivitas fisik rendah apabila kegiatan fisik responden tidak memenuhi kriteria aktivitas fisik sedang dan tinggi.
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis & Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptifanalitik dengan desain studi cross-sectional untuk mengetahui tingkat risiko stroke.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah, Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan. RT 001/003, RT 001/004, dan RT 003/005 di daerah KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan September tahun 2014 sampai Agustus tahun 2015.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah masyarakat di RT 001/003, RT 001/004, dan RT 003/005 di daerah Buaran yang berusia 35 tahun atau lebih pada tahun 2015. 3.3.2 Estimasi Besar Sampel Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus untuk penelitian analitik. Besar sampel analitik kategorik tidak berpasangan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
28
29
Keterangan: n
= Jumlah sampel yang dibutuhkan
Zα = Deviat baku alfa pada derajat kepercayaan 95% dengan hipotesis dua arah yaitu sebesar 1,96. Zβ = Deviat baku beta pada derajat kepercayaan 80% yaitu sebesar 0,84 P1 = Proporsi kejadian stroke yang mendapat pengaruh dari faktor risiko merokok sebesar 0,6.27 P2 = Proporsi kejadian stroke yang tidak mendapat pengaruh dari faktor risiko merokok sebesar 0,4.27 P
= Proporsi total: (P1+P2)/2 = 0,5
P1 – P2
= 0,2
Q1 = 1- P1
= 0,4
Q2 = 1- P2
= 0,6
Q
= 0,5
= 1- P
n1 = n2 = 95,25 Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan bahwa jumlah total sampel minimal yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 96 orang. 3.3.3
Cara Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan two-stage cluster random sampling. Pertama,
dari masing-masing 3 RW binaan KPKM dipilih 1 RT secara random, kemudian di setiap RT yang terpilih dilakukan randomisasi untuk memenuhi sampel yang telah dihitung pada setiap RT. 3.3.4. Kriteria Inklusi -
Masyarakat yang tinggal di wilayah binaan KPKM Buaran FKIK UIN Jakarta.
-
Usia responden 35 tahun atau lebih.
30
3.3.5. Kriteria Eksklusi -
Masyarakat yang menolak menjadi responden
-
Wanita yang sedang hamil (karena berat badan pada ibu hamil adalah bukan berat badan yang sebenarnya).
-
Responden dengan asites (karena berat badan pada pasien asites adalah bukan berat badan yang sebenarnya).
3.4. Cara Kerja Penelitian Penelitian ini menggunakan kuisioner yang diadaptasi dari Stroke Risk Scorecard untuk menilai faktor risiko seseorang terhadap penyakit stroke. Setelah itu dilakukan pemeriksaan berupa tinggi badan, berat badan, tekanan darah, regularitas nadi, kolesterol total, kadar gula darah puasa. 3.5.
Manajemen Data
3.5.1. Pengumpulan Data Data primer yaitu usia, jenis kelamin, IMT, tekanan darah, aktivitas fisik, riwayat berdebar, riwayat diagnosis atrial fibrilasi, riwayat keluarga dengan stroke, kebiasaan merokok, regularitas nadi, kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol. 3.5.1.1. Instrumen Penelitian A.
Alat Pemeriksaan Untuk mengukur berat badan digunakan timbangan injak jarum dengan
ketelitian 0,1 Kg, sedangkan untuk mengukur tinggi badan dan lingkar pinggang digunakan tali meteran dengan ketelitian 0.1 cm. Untuk mendapatkan hasil IMT maka digunakan kalkulator. Tekanan darah diukur dengan menggunakan sfigmomanometer dan stetoskop Riester. Untuk pemeriksaan regularitas nadi menggunakan jari pemeriksa selama 1 menit untuk melihat regularitas nadi. Untuk pemeriksaan kadar gula darah dan kolesterol menggunakan Easy Touch GCU dan strip glukosa untuk mengukur kadar gula darah , begitu pun dengan strip kolesterol untuk mengukur kadar kolesterol.
31
B.
Kuesioner Pertanyaan dalam kuesioner merupakan pertanyaan yang diadaptasi dan
di modifikasi dari Stroke Risk Scorecard. 3.5.1.2. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendatangi responden secara langsung di rumahnya. Peneliti mendampingi responden ketika mengisi kuesioner untuk mengantisipasi jika ada pertanyaan yang tidak dimengerti responden. Selanjutnya dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan regularitas nadi secara langsung dengan menggunakan instrumen yang telah disebutkan. Selanjutnya, responden diminta untuk puasa 8-10 jam sebelum dilakukan pemeriksaan gula darah dan kolesterol. Responden yang memenuhi syarat puasa sebelum pemeriksaan akan di ukur kadar gula darah puasa dan kolesterol total. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mendatangi kantor Kelurahan Buaran untuk mendapatkan gambaran masyarakat di Kelurahan Buaran. 3.5.1.3. Alur Pengumpulan Data • Persiapan penelitian
• •
masyarakat binaan KPKM Buaran usia ≥ 35 tahun Bersedia menjadi responden
Pemilihan sampel
Pengambilan data
• •
Dilakukan wawancara. Diukur TD, BB, TB, regularitas nadi, kadar kolesterol, kadar GDP.
Pengolahan data
Analisis data
Penulisan laporan penelitian Bagan 3.1 Alur Pengumpulan Data
32
3.5.2
Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari responden kemudian
diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 22.0. Tahapan pengolahan data terdiri dari coding, editing, entry data, dan cleaning.
3.5.3.
Analisis Data Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu analisis univariat dan
analisis bivariat. Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari setiap variabel penelitian. Hasil dari analisis univariat akan ditampilkan dalam bentuk tabel serta akan dinarasikan. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-square karena semua variabel berupa data kategorik dan untuk hipotesis kategorik tidak berpasangan. Melalui uji statistik Chi-square akan diperoleh derajat kemaknaan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu nilai p. Dalam penelitian ini digunakan derajat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p > 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.
3.5.4.
Penyajian Data Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.
3.6.
Etika Penelitian Penelitian ini sudah diajukan ke komite etik, namun sedang dalam proses
persetujuan. Peneliti menyediakan lembar informed consent untuk responden sebagai bukti persetujuan responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Masyarakat Binaan KPKM Buaran Kelurahan Buaran terletak dibagian selatan kecamatan Serpong dengan
luas wilayah 379,98 Ha. Batas utara dari kelurahan Buaran yaitu kelurahan Ciater, batas timur yaitu kecamatan Pamulang, batas selatan dan barat yaitu kecamatan Setu. Jumlah RT/RW pada kelurahan Buaran ini sebanyak 9 RW dan 33 RT dengan jumlah penduduk yaitu sebanyak 13.064 jiwa dengan jumlah penduduk berdasarkan usia diatas 35 tahun sebanyak 6.022 jiwa. Wilayah binaan KPKM Buaran hanya sebatas pada 3 RW yaitu RW 3, 4, dan 5 dengan jumlah masing-masing RT adalah 4, 3, dan 4. Dalam penelitian ini RT yang terpilih adalah RT 001/003, RT 001/004, dan RT 003/005 dengan masing-masing jumlah penduduk berdasarkan usia lebih dari 35 tahun adalah 313, 335, dan 201 jiwa. 4.1.1. Demografi Kelurahan Buaran Tabel 4.1 Demografi Kelurahan Buaran (N=13.064) Jumlah No.
1.
2.
3.
Variabel
Kategori
Jenis Kelamin Perempuan
n
Persentase (%)
6332
48,5
Laki-laki
6732
51, 5
<45
9166
70,2
45-54
2141
16,4
>55
1757
13,4
Pendidikan
Tidak sekolah
2433
18,6
Terakhir
SD
2504
19,2
SMP
2834
21,7
SMA
9246
29,9
Perguruan tinggi
1385
10,6
Usia
33
34
4.
Pekerjaan
Tidak bekerja
934
7,1
Mengurus rumah tangga
3445
26,4
Pelajar / mahasiswa
3025
23,2
Pensiunan
50
0,4
Pegawai negara sipil
77
0,6
Tentara Nasional Indonesia
30
0,2
Polisi Republik Indonesia
29
0,2
Pedagang
1279
9,8
Petani
9
0,1
Peternak
6
0,0
Karyawan
2833
21,7
Buruh Harian Lepas
1020
7,8
Guru
136
1,0
Dosen
5
0,0
Dokter
16
0,1
Perawat
17
0,1
Bidan
17
0,1
Yang lain
126
1,0
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa sebaran penduduk cukup merata untuk laki-laki dan perempuan dengan persentase sebanyak 48,5% untuk perempuan dan 51,5% untuk laki-laki. Penduduk berusia kurang dari 45 tahun ada 916 orang (70,2%), sedangkan penduduk berusia antara 45-54 tahun sebanyak 2141 (16,4%) orang dan penduduk berusia lebih dari 55 tahun sebanyak 1757 (13,4%) orang. Berdasarkan pendidikan terakhir, kebanyakan penduduk adalah lulusan SMA yaitu sebesar 29,9%, dikuti lulusan SMP, SD, tidak sekolah, dan perguruan tinggi dengan persentase sebesar 21,7%, 19,2%, 18,6%, dan 10,6%. Jenis pekerjan penduduk sangat bervariasi dengan persentase terbesar adalah pengurus rumah tanga (23,2%), pelajar/ mahasiswa(23,2%), karyawan (21,7%), pedagang (9,8%), buruh harian lepas (7,8%), dan penduduk yang belum/ tidak bekerja (7,1%). Jumlah penduduk dengan jenis pekerjan lain tidak lebih dari 2% total jumlah penduduk Kelurahan Buaran.
35
4.2.
Uji Validitas dan Reliabilitas Setiap penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner
perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan reabilitas kepada 30 responden yang merupakan masyarakat binaan KPKM Buaran. Kuesioner yang akan di lakukan uji validitas dan reabilitas pada penelitian ini di adaptasi dari Stroke Risk Scorecard yang telah teruji validitas dan reabilitasnya, yang kemudian dimodifikasi untuk kepentingan penelitian. Uji validitas dan reabilitas ini menggunakan SPSS versi 22. 4.2.1. Uji Validitas Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan dan kecermatan mengukur atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variabel yang akan diukur. Hasil dari uji validitas adalah menentukan mana item kuesioner yang valid dan kurang valid. Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas pada Item Pemeriksaan (N=30) No.
Item Pemeriksaan
Pearson
R tabel
Keterangan
Correlation 1.
Berat badan
0,386
0,361
Validitas baik
2.
Tinggi badan
0,215
0,361
Validitas kurang baik
3.
Tekanan darah sistolik
0,746
0,361
Validitas baik
4.
Tekanan darah diastolik
0,656
0,361
Validitas baik
5.
Gula darah puasa
0,625
0,361
Validitas baik
6.
Kolesterol total
0,764
0,361
Validitas baik
7.
Regularitas nadi
constant
0,361
Validitas tidak bisa dihitung
Suatu item dikatakan memiliki nilai validitas yang baik apabila memiliki nilai Pearson correlation (r hitung) lebih dari r tabel. Dan jika nilai r hitung lebih kecil dari r tabel, maka item tersebut dinyatakan kurang valid. Nilai r tabel yang digunakan pada pengujian ini adalah 0,361. Nilai ini didapatkan berdasarkan jumlah sampel dan tingkat signifikan yang dipilih yaitu 30 responden dan 5%.
36
Berdasarkan tabel 4.2, item yang mempunyai validitas yang baik adalah pemeriksaan berat badan, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, gula darah puasa dan kolesterol total. Sedangkan item yang mempunyai validitas yang kurang baik adalah tinggi badan. Dan item yang tidak bisa dihitung validitasnya adalah pemeriksaan regularitas nadi. Tinggi badan yang kurang valid dan regularitas nadi yang validitasnya tidak bisa dihitung dipengaruhi oleh faktor jumlah sampel validitas yang kurang banyak sehingga hasil kurang variasi sehingga korelasinya dengan skor total masih kurang mencapai angka r tabel. Namun, kedua item ini akan tetap dipakai untuk kepentingan skoring di Stroke Risk Scorecard dan analisis data. Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas pada Item Kuesioner (N=30) Pearson
No.
Item Kuesioner
1.
Berapakah tekanan darah
R tabel
Keterangan
0,504
0,361
Validitas baik
0,488
0,361
Validitas baik
0,533
0,361
Validitas baik
0,677
0,361
Validitas baik
0,630
0,361
Validitas baik
0,270
0,361
Validitas kurang
Correlation
Anda biasanya? 2.
Apakah
Anda
meminum
pernah
obat
darah
tinggi? 3.
Berapa gula darah Anda biasanya?
4.
Pernahkah anda mempunyai kadar
gula
darah
yang
tinggi? 5.
Apakah
Bapak
mempunyai
/
Ibu
penyakit
diabetes / penyakit gula / kencing manis? 6.
Apakah
Anda
meminum
obat diabetes / penyakit gula/ kencing manis secara rutin?
baik
37
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas pada Item Kuesioner (N=30) (lanjutan) No. 6.
Item Kuesioner Apakah
Anda
meminum
Pearson
R tabel
Keterangan
0,361
Validitas kurang
Correlation 0,270
obat Diabetes / penyakit
baik
gula/ kencing manis secara rutin? 7.
Berapa
kadar
kolesterol
0,607
0,361
Validitas baik
0,567
0,361
Validitas baik
Constant
0,361
Validitas tidak bisa
total Anda biasanya? 8.
Apakah
Anda
pernah
merasakan jantung berdebar -debar / deg-degan dengan detak jantung yang tidak teratur? 9.
Apakah Anda pernah sakit jantung dan di diagnosis
dihitung
Atrial Fibrilasi? 10.
Apakah Anda seorang
0,595
0,361
Validitas baik
0,421
0,361
Validitas baik
0,397
0,361
Validitas baik
perokok? 11.
Berapa
hari
dalam
seminggu Anda biasanya melakukan Kegiatan Fisik Berat ? 12.
Berapa
hari
dalam
seminggu Anda biasanya melakukan Kegiatan Fisik Sedang ?
38
13.
Apakah keluarga
ada
anggota
Anda
0,342
0,361
Validitas kurang
yang
baik
memiliki riwayat penyakit stroke
(lumpuh
sebelah
badan, bicara pelo, lumpuh wajah satu sisi)
Berdasarkan tabel di atas didapatkan item nomor 1, 2, 3, 4,5,7,8, 10, 11, dan 12 memiliki nilai validitas yang baik karena memiliki nilai Pearson Correlation lebih dari 0,361. Sementara item nomor 6 dan 13 memiliki nilai Pearson Correlation kurang dari 0,361 sehingga item-item tersebut memiliki nilai validitas yang kurang baik. Hal tersebut terjadi karena pertanyaan yang dibuat sulit di mengerti oleh responden sehingga berpengaruh kepada jawaban responden atau jawaban dari responden yang kurang bervariasi. Untuk item nomor 9 tidak bisa dihitung validasinya karena responden menjawab dengan jawaban yang sama sehingga jawaban tidak bervariasi. Item yang kurang valid tidak akan dianalisis dalam penelitian ini kecuali item nomor 9 dan 13 akan tetap di masukkan kedalam kuesioner karena untuk kepentingan skoring di Stroke Risk Scorecard. 4.2.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam statistik SPSS uji reabilitas berfungsi untuk mengetahui tingkat kekonsistensian kuesioner yang digunakan oleh peneliti sehingga kuesioner ini bisa dihandalkan, walaupun penelitian dilakukan berulangkali dengan kuesioner yang sama. Suatu instrument dikatakan memiliki nilai reabilitas yang baik jika diperoleh nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dibanding nilai r tabel. Pada
39
penelitian ini didapatkan nilai r tabel sebesar 0,361 untuk jumlah sampel 30 dan tingkat signifikan. Uji reabilitas dalam hal ini mengacu pada nilai Alpha yang dihasilkan dalam output SPSS. Hasil uji reabilitas dapat dilihat dari kriteria pembagian interpretasi nilai Cronbach alpha, yaitu: 1. Kurang reliabel: Cronbach’s Alpha 0,00 - 0,20 2. Agak reliabel: Cronbach’s Alpha 0,21 - 0,40 3. Cukup reliabel: Cronbach’s Alpha 0,42 - 0,60 4. Reliabel: Cronbach’s Alpha 0,61 - 0,80 5. Sangat reliabel: Cronbach’s Alpha 0,81 - 1,00. Tabel 4.4. Nilai Alpha Uji Reabilitas Cronbach’s Alpha
N of items
0,703
12
Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha yang dilakukan uji reabilitas pda 12 item sebesar 0,703. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel juga dalam kriteria interpretasi masuk kedalam kriteria reliabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner ini memiliki reabilitas yang baik. Tabel 4.5. Hasil Uji Reabilitas pada Item Kuesioner (N=30) No. 1.
Cronbach’s Alpha if
Item Kuesioner
item deleted
Berapakah tekanan darah Anda
Keterangan
0,711
Reliabel
0,677
Reliabel
0,682
Reliabel
biasanya? 2.
Apakah Anda pernah meminum obat darah tinggi?
3.
Berapa biasanya?
gula
darah
Anda
40
Tabel 4.5.Hasil Uji Reabilitas pada Item Kuesioner (N=30) (lanjutan) No.
4.
Cronbach’s Alpha if
Item Kuesioner Pernahkah
Keterangan
item deleted
anda
mempunyai
0,647
Reliabel
0,644
Reliabel
kadar gula darah yang tinggi? (misalnya
diberitahu
oleh
pemeriksa atau diketahui pada saat
pemeriksaan
kesehatan,
ketika sakit atau ketika hamil) 5.
Apakah Bapak / Ibu mempunyai penyakit diabetes/ penyakit gula/ kencing manis?
6.
Apakah Anda seorang perokok?
0,661
Reliabel
7.
Berapa kadar kolesterol total
0,669
Reliabel
0,671
Reliabel
0,703
Reliabel
0,715
Reliabel
0,709
Reliabel
Anda biasanya? 8.
Apakah Anda pernah merasakan jantung berdebar-debar / degdegan dengan detak jantung yang tidak teratur?
9.
Berapa hari dalam seminggu Anda
biasanya
melakukan
Kegiatan Fisik Berat ? 10.
Berapa hari dalam seminggu Anda
biasanya
melakukan
Kegiatan Fisik Sedang ? 11.
Apakah
Anda
pernah
sakit
jantung dan di diagnosis Atrial Fibrilasi?
41
12.
Apakah ada anggota keluarga
0,718
Reliabel
Anda yang memiliki riwayat penyakit stroke (lumpuh sebelah badan,
bicara
pelo,
lumpuh
wajah satu sisi) atau (perdarahan otak bukan karena trauma / kecelakaan)
Dari tabel diatas didapatkan bahwa seluruh item kuesioner yang diuji reabilitasnya memiliki hasil yang reliabel, dilihat dari seluruh item yang memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6. Seluruh item yang reliabel dapat disimpulkan bahwa kuesioner ini akan tetap konsinten sehingga dapat digunakan di tempat yang berbeda dan responden yang berbeda. 4.3.
Analisis Univariat Pada analisis univariat ini akan digambarkan distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir dan faktor-faktor risiko stroke. Sedangkan variabel terikatnya adalah risiko rendah, sedang dan tinggi dari stroke. Penelitian ini dilakukan pada 134 responden. 4.3.1. Gambaran Karakteristik Responden Sebaran karakteristik responden pada penelitian ini yaitu sebaran responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir. Tabel 4.6. Sebaran Karakteristik Responden (N=134) No. 1.
2.
Variabel Usia
Jenis Kelamin
Kategori
N
%
35-59 tahun
108
80,6
≥ 60 tahun
26
19,4
Laki-laki
41
30,6
Perempuan
93
69,4
42
3.
4.
Pekerjaan
Bekerja
47
35,1
Tidak bekerja
87
64,9
Pendidikan
Tidak sekolah
23
17,2
terakhir
SD
48
35,8
SMP
26
19,4
SMA
35
26,1
Perguruan tinggi
2
1,5
Berdasarkan tabel 4.6, didapatkan sebaran usia responden di dominasi oleh usia 35-59 tahun yaitu sebanyak 108 orang (80,6%). Untuk sebaran usia lebih dari sama dengan 60 tahun didapatkan sebanyak 26 orang (19,4%). Dilihat dari tabel diatas, sebaran jenis kelamin responden tidak merata. Ini terlihat dari banyaknya jumlah responden jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 93 orang (69,4%) sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 41 orang (30,6%). Hal ini disebabkan waktu pengambilan data di lakukan pada jam kerja sehingga kebanyakan laki-laki sedang tidak berada di rumah. Ini merupakan salah satu faktor yang membuat tidak meratanya sebaran responden berdasarkan jenis kelamin. Sebaran responden berdasarkan pekerjaan, dari 134 responden didapatkan sebanyak 47 (35,1%) orang yang bekerja dan 87 (64,9%) orang yang tidak bekerja. Banyaknya sebaran responden yang tidak bekerja disebabkan kebanyakan responden adalah perempuan yang mayoritasnya tidak bekerja. Untuk sebaran pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah responden berpendidikan SD yaitu sebanyak 48 orang (35,8%), diikuti pendidikan SMA, SMP, tidak sekolah, dan perguruan tinggi masing-masing 35 orang (26,1%), 26 orang (19,4%), 23 orang (17,2%), dan 2 orang (1,5%).
43
4.3.2. Gambaran Faktor Risiko Stroke pada Responden berdasarkan Stroke Risk Scorecard Variabel faktor risiko pada penelitian ini adalah tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan darah total, regularitas nadi, riwayat berdebar tak teratur, perokok, kolesterol total, gula darah puasa, aktivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), dan riwayat stroke dalam keluarga. Tabel 4.7. Sebaran Faktor Risiko Stroke berdasarkan Stroke Risk Scorecard pada Responden (N=134) No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Variabel
N
%
< 120 mmHg
21
15,7
120-139 mmHg
66
49,3
>140 mmHg
47
35,1
Tekanan
<80 mmHg
16
11,9
darah diastolik
80-89 mmHg
40
29,9
≥ 90 mmHg
78
58,2
Normal
14
10,4
Pre-hipertensi
39
29,1
Hipertensi
81
60,4
Reguler
134
100
Irreguler
0
0
Tekanan darah sistolik
Tekanan darah total
Regularitas nadi
Kategori
Riwayat berdebar tidak
Tidak pernah
111
82,8
teratur
Pernah
23
17,2
Perokok
Tidak merokok
100
74,6
Trying to quit
5
3,7
Merokok
29
21,6
Optimal
32
23,9
Borderline
38
28,4
Tinggi
64
47,8
Normal
46
34,3
Borderline
67
50,0
Tinggi
21
15,7
Kolesterol total
Gula darah puasa
44
9.
10.
11.
Aktivitas Fisik
Tinggi
83
61,9
Sedang
26
19,4
Rendah
25
18,7
Indeks Massa Tubuh
Normal
43
32,1
(IMT)
Berlebih
26
19,4
Obesitas
65
48,5
Riwayat stroke dalam
Tidak ada
115
85,8
keluarga
Ada
19
14,2
Berdasarkan tabel di atas, hasil pemeriksaan tekanan darah sistolik didapatkan bahwa yang memiliki jumlah responden terbanyak di kategori tekanan darah sistolik 120-139 mmHg (pre-hipertensi) yaitu 66 orang (49,3%) dan yang terkecil adalah 21 orang (15,7%) memiliki tekanan darah sistolik kurang dari 120 mmHg (normotensi) dan 47 orang (35,1%) memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg (hipertensi). Dari hasil pemeriksaan tekanan darah diastolik didapatkan bahwa yang memiliki jumlah responden terbanyak yaitu 78 orang (58,2%) memiliki tekanan darah diastolik yang lebih dari sama dengan 90 mmHg (hipertensi) dan yang terbanyak selanjutnya adalah 40 orang (29,9%) responden yang memiliki tekanan darah diastolik 80-89 mmHg (pre-hipertensi) dan yang terkecil yaitu sebanyak 16 orang (11,9%) memiliki tekanan darah dibawah 80 mmHg (normotensi). Tekanan darah dikatakan hipertensi bila sistol atau diastolik memenuhi kriteria hipertensi, yaitu bila sistolik lebih dari 140 mmHg atau diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Bila tekanan darah memenuhi salah satu hal ini yaitu sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg, maka tekanan darah ini masuk ke kategori pre-hipertensi. Dan untuk kategori normotensi, bila sistolik kurang dari 120 mmHg dan diastolik kurang dari 80. Berdasarkan tabel 4.7. jumlah responden terbanyak yang memenuhi syarat untuk kategori hipertensi sebanyak 81 orang (60,4%), dan 39 orang (29,1%) masuk ke dalam kategori pre-hipertensi, dan jumlah responden terkecil yaitu 14 orang (10,4%) masuk ke dalam kategori normotensi.
45
Pemeriksaan regularitas nadi ditujukan untuk memeriksa adanya ketidakteraturan nadi selama 1 menit, ini merupakan screening sederhana untuk mendeteksi adanya Atrial Fibrilasi (AF). Untuk hasil pemeriksaan regularitas nadi semua responden yaitu 134 orang (100%) memiliki denyut nadi yang regular. Hasil yang constant ini dipengaruhi pemeriksaan regularitas nadi ini hanya dalam satu waktu sehingga tidak bisa menilai secara keseluruhan denyut nadi. Hasil dari pertanyaan “apakah Anda memiliki riwayat berdebar yang tidak teratur?”, sebanyak 111 orang (82,8%) menjawab pernah sedangkan sisanya yaitu 23 orang (17,2%) menjawab tidak pernah. Hasil yang tidak bervariasi ini bisa dipengaruhi oleh pertanyaan yang dibuat sulit di engerti oleh responden sehingga berpengaruh kepada jawaban responden. Selain itu juga dipengaruhi oleh recall bias responden karena tidak setiap orang mengerti bagaimana berdebar tidak terartur dan tidak setiap orang mengingat pernah berdebar tidak teratur. Pada penelitian ini didapatkan bahwa jumlah responden terbanyak yaitu 100 orang (74,6%) tidak mempunyai kebiasaan merokok dan jumlah terkecil sebanyak 5 orang (3,7%) yang trying to quit smoking dan 29 orang (21,6%) lainnya mempunyai kebiasaan merokok. Banyaknya persentase yang tidak merokok dipengaruhi oleh banyaknya responden perempuan yang tidak memiliki kebiasaan merokok dibandingkan responden laki-laki. Dari hasil pemeriksaan kolesterol didapatkan bahwa jumlah responden terbanyak yaitu 64 orang (47,8%) memiliki kadar kolesterol ≥ 240 mg/dl kemudian 38 orang (28,4%) memiliki kadar kolesterol 200-239 mg/dl dan sebanyak 32 orang (23,9%) memiliki kadar kolesterol <200 mg/dl. Dapat disimpulkan bahwa 47,8% masyarakat di sekitar KPKM Buaran memiliki kadar kolesterol yang cukup tinggi. Kadar gula darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl masuk ke kategori GDP tinggi, kadar GDP 100-125 masuk ke kategori borderline, dan kadar GDP <100 merupakan GDP normal. Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden terbanyak yaitu 67 orang (50%) memiliki kadar GDP yang borderline yaitu 100-125 mg/dl, sedangkan jumlah terkecil sebanyak 21 orang (15,7%) yang memiliki kadar GDP
46
tinggi yaitu ≥ 126 mg/dl dan 46 orang (34,3%) lainnya memiliki kadar GDP yang normal yaitu <100 mg/dl. Aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori yaitu aktivitas tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokan ini berdasarkan jenis kegiatan fisik dan waktu. Aktivitas tinggi bila dalam satu minggu, responden melakukan kegiatan fisik berat minimal selama 150 menit atau melakukan kegiatan fisik sedang minimal selama 300 menit. Aktivitas sedang bila dalam satu minggu, responden melakukan kegiatan fisik berat minimal selama 75 menit atau melakukan kegiatan fisik sedang minimal selama 150 menit. Sedangkan aktivitas rendah adalah bila kegiatan fisik responden tidak memenuhi kriteria aktivitas fisik sedang dan tinggi. Dari tabel di atas, didapatkan bahwa 83 orang (61,9%) masuk ke dalam kategori aktivitas fisik tinggi, sedangkan responden yang masuk ke dalam kategori sedang dan rendah memiliki jumlah responden yang hampir sama yaitu sebanyak 26 orang (19,4%) dan 25 orang (18,7%). Indeks massa tubuh (IMT) dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu normal, berat badan berlebih (overweight, dan obesitas. IMT kurang dari 23,0 dimasukkan ke dalam kategori normal, IMT antara 23,0-24,9 dimasukkan ke dalam kategori berat badan berlebih, dan IMT 25,0 atau lebih dimasukkan ke dalam kategori obesitas. Berdasarkan IMT, jumlah terbanyak responden yaitu 65 orang (48,5%) masuk ke dalam kategori obes, sedangkan jumlah terkecil sebanyak 26 orang (19,4 %) masuk kategori berat badan berlebih dan 43 orang (32,1%) lainnya masuk ke dalam kategori normal. Lingkup riwayat keluarga pada penelitian ini adalah ayah, ibu, anak, saudara kandung, kakek dan nenek kandung. Sebanyak 115 orang (85,8%) menjawab tidak ada riwayat keluarga yang mengalami stroke sedangkan 19 orang (14,2%) menjawab ada riwayat keluarga yang mengalami stroke. 4.3.3. Gambaran Tingkatan Risiko Stroke Penilaian tingkat risiko stroke ini berdasarkan pada Stroke Risk Scorecard. Berikut merupakan hasil penilaian tingkat risiko stroke pada masyarakat binaan KPKM Buaran tahun 2015 :
47
Tabel 4.8. Sebaran tingkat risiko stroke (N=134) Tingkatan risiko
N
%
Risiko rendah
44
32,8
Risko sedang
37
27,6
Risiko tinggi
53
39,6
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 134 responden , sebanyak 53 orang (39,6%) memiliki risiko tinggi, 44 orang (32,8%) memiliki risko rendah, dan 37 orang (27,6%) memiliki risko sedang untuk mengalami stroke. Penilaian tingkat risiko berdasarkan Stroke Risk Scorecard. 4.4.
Analisis Bivariat Pada penelitian ini dilakukan uji analisis bivariat. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui adanya hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis bivariat ini menggunakan Chi-square test. Jika p value < 0,05 maka terdapat hubungan yang bermakna dari variabel-variabel yang diteliti dengan derajat kepercayaan yaitu 95%. 4.4.1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Risiko Stroke Tabel 4.9 Sebaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Risiko Stroke Tingkat Risiko Stroke Jenis Kelamin
Total Rendah
Sedang
Tinggi
n
%
n
%
n
%
N
%
Laki-laki
5
12,2
16
39,0
20
48,8
41
100
Perempuan
39
41,9
21
22,6
33
36,8
93
100
Total
44
32,8
37
27,6
53
39,6
134
100
p-value=0,003 Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat risiko stroke diperoleh bahwa jumlah responden laki-laki yang memiliki risiko tinggi lebih banyak (48,8%) dibandingkan dengan responden perempuan (36,8%). Sementara jumlah responden laki-laki dan risiko rendah lebih sedikit (12,2%) daripada
48
responden perempuan (41,9%). Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,003 (p <0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat risiko stroke. Hasil ini sejalan dengan penelitian Mutmainna et al di Makassar yang menyatakan adanya hubungan bermakna dengan risiko 1,29 kali mengalami stroke pada responden laki-laki dibandingkan dengan responden perempuan.26 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rico J dkk yang mencari faktor risiko stroke pada usia <40 tahun yang menyatakan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan risiko stroke (p=1,000), namun jenis kelamin laki-laki memiliki risiko terkena stroke 0,69 kali lebih tinggi dibanding responden perempuan.29 Tidak adanya hubungan jenis kelamin dengan kejadian stroke dapat disebabkan faktor penyebab kejadian stroke yang multifaktorial, bukan hanya karena jenis kelamin, diantaranya karena diabetes melitus, hiperkolesterolemia, merokok, dan penyakit jantung. 4.4.2. Hubungan antara Tekanan Darah dengan Tingkat Risiko Stroke Tabel 4.10 Sebaran Responden berdasarkan Tekanan Darah dan Tingkat Risiko Stroke Tingkat Risiko Stroke Tekanan Darah
Total Rendah
Sedang
Tinggi
n
%
n
%
n
%
N
%
23
43,4
23
43,4
7
13,2
53
100
Hipertensi
21
25,94
14
17,3
46
56,8
81
100
Total
44
32,8
37
27,6
53
39,6
134
100
Normal & PreHipertensi
p-value= 0,000
Hasil analisis hubungan antara tekanan darah dengan tingkat risiko stroke diperoleh bahwa jumlah responden dengan normotensi & pre-hipertensi yang
49
memiliki risiko tinggi lebih sedikit (13,2%) dibandingkan
responden dengan
hipertensi (36,8%). Sebaliknya, jumlah responden dengan normotensi & prehipertensi yang memiliki risiko rendah lebih banyak (43,4%) dibandingkan responden dengan hipertensi (25,94%) Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 (p <0,01). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat risiko stroke. Hasil ini sejalan dengan penelitian Fazidah AS yang menyatakan risiko terjadinya stroke pada orang yang mempunyai riwayat hipertensi 51,11 kali dibandingkan dengan orang yang tidak hipertensi.27 Mutmainna dkk menyatakan bahwa pasien yang memiliki riwayat hipertensi memiliki risiko 16,22 kali lebih besar mengalami stroke dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki riwayat hipertensi.26 4.4.3. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Tingkat Risiko Stroke Tabel 4.11 Sebaran Responden berdasarkan Kebiasaan Merokok dan Tingkat Risiko Stroke Tingkat Risiko Stroke Kebiasaan Merokok
Total Rendah
Sedang
Tinggi
n
%
n
%
n
%
N
%
Tidak
40
40
25
25
35
35
100
100
Ya & Try To
4
11,8
12
35,3
18
52,9
34
100
44
32,8
37
27,6
53
39,6
134
100
Quit Total p-value= 0,010 Hasil analisis hubungan antara perokok dengan tingkat risiko stroke diperoleh bahwa jumlah responden dengan kebiasaan merokok & responden yang mencoba keluar dari kebiasaan merokok (trying to quit) yang memiliki risiko tinggi lebih banyak yaitu sebanyak 52,9% dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok yaitu 35%. Sebaliknya, jumlah perokok & trying to quit yang memiliki risiko rendah lebih sedikit (11,8%) dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok (40%). Dari hasil uji
50
statistik didapatkan nilai p=0,010 (p <0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan tingkat risiko stroke. Hasil ini sejalan dengan penelitian Reena SS dan John WC di Baltimore yang menyatakan bahwa merokok meningkatkan risiko terjadinya stroke 3 sampai 4 kali dibandingkan orang yang tidak merokok. Dan perokok pasif memiliki risiko 1,5 kali menderita stroke dibanding bukan perokok pasif.28 Hal yang sama juga dipaparkan oleh Mutmainna dkk bahwa pasien yang memiliki kebiasaan merokok berisiko 2,68 kali lebih besar mengalami stroke pada dewasa awal dibandingkan dengan yang tidak.26 4.4.4. Hubungan antara Kadar Gula Darah Puasa dengan Tingkat Risiko Stroke Tabel 4.12 Sebaran Responden berdasarkan Kadar Gula Darah Puasa (GDP) dan Tingkat Risiko Stroke Tingkat Risiko Stroke Kadar GDP
Total Rendah
Sedang
Tinggi
n
%
n
%
n
%
N
%
Normal
20
43,5
8
17,4
18
39,1
46
100
Borderline
17
25,4
28
41,8
22
32,8
67
100
Tinggi
7
33,3
1
4,8
13
61,9
21
100
Total
44
32,8
37
27,6
53
39,6
134
100
p-value= 0,002 Hasil analisis hubungan antara kadar gula darah puasa (GDP) dengan tingkat risiko stroke diperoleh bahwa responden yang memiliki kadar GDP tinggi yang memiliki risiko tinggi lebih banyak (61,9%) daripada responden dengan kadar GDP borderline (32,8%) ataupun responden dengan kadar GDP normal (39,1%). Sementara jumlah responden yang memiliki kadar GDP normal yang memiliki risiko rendah lebih banyak (43,5%) daripada responden dengan GDP tinggi (33,3%) ataupun kadar GDP borderline (25,4%). Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,002 (p <0,01). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kadar gula darah puasa dengan tingkat risiko stroke.
51
Hasil ini berbeda pada penelitian Rico J et al di RS Kota Semarang yang menyatakan bahwa kadar gula darah terbukti tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian stroke pada usia muda p=0,42 (p>0,05).Namun, risiko untuk terjadinya stroke pada usia muda pada responden dengan kadar GDP ≥126 mg/dl 1,51 kali lebih besar dibanding dengan responden yang memiliki kadar GDP <12 mg/dl.29 American Diabetes Association (ADA) memaparkan bahwa responden yang diabetes memiliki risiko terkena stroke 2-4 kali lebih besar dibanding responden yang bukan diabetes.30 4.4.5. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Risiko Stroke Tabel 4.13 Sebaran Responden berdasarkan Aktivitas Fisik dan Tingkat Risiko Stroke Tingkat Risiko Stroke Aktivitas Fisik
Total Rendah
Sedang
Tinggi
n
%
n
%
n
%
N
%
Tinggi
40
48,2
20
24,1
23
27,7
83
100
Sedang
3
11,5
15
57,7
8
30,8
26
100
Rendah
1
4
2
8
22
88
25
100
Total
44
32,8
37
27,6
53
39,6
134
100
p-value= 0,000 Hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat risiko stroke diperoleh bahwa responden dengan aktivitas fisik rendah yang memiliki risiko tinggi lebih banyak (88%) daripada responden dengan aktivitas fisik sedang (30,8%) ataupun responden dengan aktivitas fisik tinggi (27,7%). Sedangkan jumlah responden dengan aktivitas fisik rendah yang memiliki risiko rendah lebih sedikit (4%) daripada responden dengan aktivitas fisik sedang (11,5%) ataupun responden dengan aktivitas fisik tinggi (48,2%). Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 (p <0,01). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan tingkat risiko stroke. Hasil ini mendukung penelitian Yusuf Budi et al yang menyatakan bahwa secara statistik ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik pada pria
52
dengan stroke iskemik akut. Laki-laki dengan aktivitas fisik yang rendah berisiko 13,95 kali untuk mengalami stroke iskemik daripada orang dengan aktivitas fisik tinggi.31 Jian Li dan Johannes S. dalam penelitiannya memaparkan bahwa aktivitas fisik
tingkat
tinggi
mempunyai
efek
menguntungkan
pada
kesehatan
kardiovaskular dengan menurunkan risiko stroke pada laki-laki dan perempuan sebanyak 20-30%, sedangkan aktivitis fisik tingkat sedang menurunkan risiko cardiovascular disease (CVD) sebanyak 10-20%.32 4.4.6. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Tingkat Risiko Stroke Tabel 4.14 Sebaran Responden berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Tingkat Risiko Stroke Tingkat Risiko Stroke
Indeks
Total
Massa
Rendah
Tubuh
n
%
n
%
n
%
N
%
Ideal
25
58,1
8
18,6
10
23,3
43
100
Overweight
9
34,6
11
42,3
6
23,1
26
100
Obesitas
10
15,4
18
27,7
37
56,9
65
100
44
32,8
37
27,6
53
39,6
134
100
Total
Sedang
Tinggi
p-value= 0,000 Hasil analisis hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan tingkat risiko stroke diperoleh bahwa responden dengan obesitas yang memiliki risiko tinggi lebih banyak (56,9%) daripada responden dengan overweight (23,1%) ataupun responden dengan IMT ideal (23,3%). Sedangkan jumlah responden dengan obesitas yang memiliki risiko rendah lebih sedikit (15,4%) daripada responden dengan overweight (34,6%) ataupun responden dengan IMT ideal (58,1%). Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 (p <0,01). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan tingkat risiko stroke.
53
Hasil ini mendukung penelitian Lely Ophine pada 42 sampel di RSUP H. Adam Malik Medan yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara obesitas dan stroke dengan nilai p = 0,013 (p<0,05).
33
Penelitian di RS di Medan
oleh Fazidah AS menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kegemukan dengan terjadinya stroke dengan p=0,029 (p<0,05).27 4.4.7. Hubungan antara Riwayat Stroke dalam Keluarga dengan Tingkat Risiko Stroke Tabel 4.15 Sebaran Responden berdasarkan Riwayat Stroke dalam Keluarga dan Tingkat Risiko Stroke Tingkat Risiko Stroke
Riwayat Stroke dalam Keluarga
Total Rendah
Sedang
Tinggi
n
%
n
%
n
%
N
%
Tidak ada
42
36,5
32
27,8
41
35,7
115
100
Ya
2
10,5
5
26,3
12
63,2
19
100
Total
44
32,8
37
27,6
53
39,6
134
100
p-value= 0,039 Dari hasil analisis hubungan antara riwayat stroke dalam keluarga dengan tingkat risiko stroke diperoleh bahwa responden yang tidak memiliki riwayat stroke dalam keluarga dengan risiko tinggi lebih sedikit (35,7%) daripada responden yang memiliki riwayat stroke dalam keluarga (63,2%). Sedangkan jumlah responden yang tidak memiliki riwayat stroke dalam keluarga dengan risiko rendah lebih banyak (36,5%) daripada responden yang memiliki riwayat stroke dalam keluarga (10,5%). Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,039 (p <0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara riwayat stroke dalam keluarga dengan tingkat risiko stroke. Hal ini sejalan dengan penelitian Rico J dkk di RS di Semarang yang menyatakan bahwa riwayat stroke dalam keluarga memberikan pengaruh yang bermakna kepada anggota keluarga untuk mengalami stroke dengan p = 0,006 (p <0,01) dengan tingkat risiko 3,91 kali dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat stroke dalam keluarga.29
54
Hasil analisis ini mendukung penelitian yang dilakukan Fazidah AS di RSUP di Medan dengan 110 sampel yang menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara riwayat stroke dalam keluarga dengan risiko kejadian stroke (p = 0,0005) dengan tingkat risiko pada yang memiliki riwayat stroke dalam keluarga 7,75 kali dibandingkan yang tidak memiliki riwayat stroke dalam keluarga.27 4.5. Kelebihan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan desain penelitian lainnya untuk tujuan penilaian tingkat risiko. Penelitian untuk menilai tingkat risiko masih jarang dilakukan di Indonesia, terutama untuk penilaian risiko stroke per individu, padahal hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bagian dari upaya preventif terjadinya stroke terutama di komunitas. Penilaian tingkat risiko stroke memang ditujukan agar bisa dipakai dalam komunitas, sehingga sangat sesuai dilakukan di fasilitas pelayanan primer seperti KPKM dan puskesmas sebagai lini terdepan untuk penerimaan pasien. Sehingga diharapkan semakin banyak orang tahu tingkat risiko pada diri sendiri akan meningkatkan awareness terhadap penyakit stroke. Penelitian ini menggunakan kuesioner penilaian resiko yang dibuat simple & hanya terdiri dari 8 poin dan bisa diaplikasikan baik di layanan kesehatan primer maupun pengisian kuesioner secara pribadi. 4.6.
Keterbatasan Penelitian Pada kuesioner terdapat item riwayat atrial fibrilasi (AF) yang tidak bisa
diuukur karena di Indonesia pemeriksaan AF jarang sekali di lakukan jika tanpa indikasi. Dan terbatasnya pengetahuan responden tentang AF, serta adanya faktor recall bias terhadap diagnosis AF mempengaruhi jawaban responden. Sehingga pada penelitian yang berbasis komunitas ini semua responden menjawab tidak pernah memiliki riwayat AF. Untuk mengatasi keterbatasan pada item riwayat AF di setting komunitas maka akan diberikan tambahan pertanyaan bila responden menjawab tidak pernah, yaitu “apakah responden pernah merasakan degdegan/detak jantung tidak teratur secara tiba-tiba?” dan pemeriksaan regularitas nadi selama 1 menit.
55
Pemeriksaan regularitas nadi ini juga mengalami keterbatasan, karena denyut nadi yang tidak teratur merupakan salah satu gejala AF, sedangkan AF jarang bergejala dan denyut nadi yang tidak teratur tidak selalu muncul dalam waktu 24 jam. Untuk mengatasi keterbatasan ini agar hasilnya akurat, responden diharuskan memeriksa denyut nadinya sendiri ketika merasa berdebar-debar lalu mencatatnya, dengan syarat responden sudah memahami perbedaan denyut nadi yang regular dan irregular.
56
BAB V PENUTUP
5.1
KESIMPULAN 1. Persentase masing-masing tingkat risiko mengalami
stroke pada
masyarakat binaan KPKM Buaran adalah sebagai berikut: 39,6% risiko tinggi, 27,6% risiko sedang dan 32,8% risiko rendah. 2. Pada masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah
tahun 2015, sebaran faktor risiko stroke paling banyak adalah kolesterol total yang tinggi, tekanan darah tinggi, dan obesitas. 3. Variabel yang terbukti memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat risiko stroke (p < 0,05) adalah jenis kelamin, tekanan darah, kebiasaan merokok, kadar gula darah puasa (GDP), aktivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), dan riwayat stroke dalam keluarga.
5.2
SARAN
5.2.1
Bagi KPKM Buaran Melihat bahwa faktor risiko stroke bisa dicegah, maka sebaiknya pihak
KPKM Buaran dapat mengembangkan program pencegahan primer untuk penyakit stroke, salah satunya adalah penilaian risiko stroke sehingga bisa melakukan penatalaksanaan kepada masyarakat binaan KPKM Buaran sesuai dengan tingkat risiko stroke yang telah didapatkan pada penelitian ini.
5.2.2
Bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer lain Berdasarkan hasil dari penelitian ini respnden yang memiliki risiko tinggi
lebih banyak dibanding risiko sedang dan rendah, maka sebaiknya instansi kesehatan seperti Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat dapat melakukan sosialisasi mengenai faktor risiko stroke dan pencegahnnya kepada masyarakat. Pengaplikasian kuesioner ini untuk penilaian risiko stroke di tiap fasilitas kesehatan
kepada
masyarakat
binaannya
56
sehingga
dapat
melakukan
57
penatalaksanaan lebih lanjut kepada masyarakat binaannya sesuai dengan tingkat risiko stroke yang telah didapatkan pada penelitian ini, jika gambaran karakteristik masyarakat binaannya sama.
5.2.3
Bagi peneliti lain
1. Melakukan penelitian serupa di fasilitas pelayanan primer yang memiliki karakteristik masyarakat yang berbeda dari karakteristik masyarakat pada penelitian ini dan 2. Diharapkan penelitian dilanjutkan kembali dengan penambahan jumlah sampel agar bisa diketahui tingkatan risiko stroke dalam cakupan yang lebih luas dari penelitian ini. .
DAFTAR PUSTAKA 1. World Health Organization. Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010. Geneva : WHO ; 2011 [cited 2015 Aug 15]. Available at: http://www.who.int/nmh/publications/ncd_report_full_en.pdf 2. Mathers CD, Loncar D. Projections of global mortality and burden of disease from 2002 to 2030. PLoS Med ; 2006. [cited 2015 Sept 13]. Available at http://journals.plos.org/plosmedicine/article?id=10.1371/journal.pmed.003044 2 3. Mackay J, Mensah G. The Atlas of Heart Disease and Stroke. Geneva: WHO ; 2009.
[Cited
2015
Sept
23].
Available
at
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/resources/atlas/en/ 4. A, Basjiruddin ; darwin Amir (ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi) edisi 1 [Hal 55-78]. Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Andalas; 2008. 5. Kemenkes RI. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan : Penyakit Tidak Menular. Vol. 2, Semester 2. Jakarta : Kemenkes RI ; 2012 6. AHA Statistical Update. Heart Disease and Stroke Statistics—2010 Update: A Report from American Heart Association. AHA ; 2010. 7. Bustan M,N. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta ; 2007 8. Hall MJ, Levant S, De Frances CJ. Hospitalization for Stroke in US Hospitals, 1989-2009. NCHS data brief, no. 95. Hyattsville, MD: National Center for Health Statistic; 2012. 9. AHA Journal. An updated Definition of Stroke for the 21st Century. AHA ; 2013 10. American Stroke Association. Stroke Risk Factors. Last updated : October 23, 2012.
[cited
2015
Aug
23].
Available
at
http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/Understanding Risk/Understanding-Stroke-Risk_UCM_308539_SubHomePage.jsp
58
:
59
11. National Stroke Association. Preventing a Stroke. Centennial: NSA; 2014. [cited 2015 Aug 15]. Available at http://www.stroke.org/understandstroke/preventing-stroke 12. National Diabetes Information Clearinghouse. Diagnosis of Diabetes and Prediabetes. [place unknown] : NDIC ; 2014. [cited 2015 June 03]. Available at : http://diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/diagnosis/diagnosis_508.pdf 13. Center for Disease Control and Prevention. Stroke : Risk Factors. [place unknown]: CDC; 2014. 14. Stroke Association. Smoking and the risk of stroke. London; Stroke Associations’s Information Service; April 2012. [cited 2015 July 20]. Available: https://www.stroke.org.uk/sites/default/files/smoking_and_the_risk_of_stroke .pdf 15. National Stroke Association. Understand Stroke. Centennial; 2014. [cited 2015 Aug 29]. Available at : http://www.stroke.org/understand-stroke 16. National Institue of Neurological Disorders at Stroke. Brain Basics: Preventing Stroke. Bethesda: NINDS; 2015. 17. Center for Disease Control and Prevention. Stroke : Stroke Facts. [place unknown]: CDC; August 2014. 18. National Heart, Lung, and Blood Institute. Stroke. Last updated : March 26,2014. Available at : nhlbi.nih.gov 19. Anderson P. New AHA/ASA Guidelines on Primary Stroke Prevention. Medsape
Medical
News.
Available
at:
http://medscape.com/viewarticle/834187. Last updated : Jan 14,2015 20. Ralph Snyderman, MD, and R. Sanders Williams, MD. Prospective Medicine: The Next Health Care Transformation. Academic Medicine, Vol. 78, No.11. November 2003 21. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI. Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) 2013. Jakarta: Kemenkes; 2013.
60
22. CDC, NCHS. Underlying Cause of Death 1999-2013 on CDC WONDER Online Database. USA; CDC; August 2015. [cited 2015 Sept 7]. Available at : http://wonder.cdc.gov/wonder/help/ucd.html 23. Mozaffarian D, Benjamin EJ, Go AS, et al. Heart disease and stroke statistic2015 update: a report from the American Heart Association. Circulation. 2015 ;e29-322. USA: AHA Journals; 2015 24. Bustan, M. N. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta ; 2007 25. Dian Nastiti. Gambaran Faktor Resiko Kejadian Stroke Pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Krakatau Medika Tahun 2011. [Skripsi]. FKM UI ; 2012 26. Mutmainna Burhanuddin, Wahiduddin, Jumriani. Faktor risiko kejadian pada dewasa awal (18-40 tahun) di kota Makassar tahun 2010-2012. Makassar : Universitas Hassanudin ; 2012. 27. Fazidah Aguslina Siregar. Determinan Kejadian Stroke pada Penderita Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara ; 2012. 28. Reena S Shah & John W Cole. Smoking and Stroke : the more you smoke the more you stroke. Baltimore : University of Maryland School Medicine ; May 2011. [cited 2015 Oct 3]. Availabe at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2928253/pdf/nihms226907.pd f 29. Rico J. Sitorus, Suharyo Hadisaputro, Endang Kustiowati. Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Stroke Pada Usia Muda Kurang Dari 40 Tahun (Studi Kasus Di Rumah Sakit Di Kota Semarang). Semarang : 2007. 30. American Diabetes Association. Toolkit No. 24 : All About Stroke. 2012. [Internet].
Accesed
:
10
Oct
2015.
Available
at
http://professional.diabetes.org/admin/UserFiles/2014%20CMR%20English/ All%20About%20Stroke.pdf
:
61
31. Yusuf Budi H, Agus Soedomo, Lilik Wijayanti. Hubungan Derajat Aktivitas Fisik pada Laki-laki dengan kejadian Stroke Iskemik di RSUD dr Moewardi Surakarta. Surakarta : 2013. 32. Jian Li, Johannes Siegrist. Physical Activity and Risk of Cardiovascular Disease—A Meta-Analysis of Prospective Cohort Studies [Review Journal]. Int. J. Environ. Res. Public Health ; Jan 2012. Accesed on 10 Oct 2015. 33. Lely Ophine. Hubungan antara obesitas dengan stroke pada pasien rawat inap di bagian ilmu penyakit saraf FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan. Medan: FK USU; 2010. 34. JNC 7 Express: The Seventh report of the joint national committee on Prevention, detectiom, evaluation and treatment of high blood pressure. US: Departement of health and human services, National Institutes of Health; 2003. 35. Paul SJ, dkk. American Association of clinical endocrinologists guidelines for management of dyslipidemia and prevention of atherosclerosis. Endocrine Practice. 2012; 18 (suppl 1):10 36. World Heart Organization [Internet]. Physical Activity. [place unknown]: World Heart Organization; [date unknown] [last update 2015, cites 2015 Oct 13]. Available at http://www.who.int/topics/physical_activity/en/ 37. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia dan Yayasan Stroke Indonesia. Mengenal Gejala dan Kiat Mencegah Stroke. Jakarta : Perdossi dan Yastroki ; [date
unknown],
cites
2015
http://yastroki.or.id/file/strokemengenal.pdf
Oct
13.
Available
at
Lampiran 1 Lembar Surat Perjetujuan Responden KUESIONER PENELITIAN Penilaian Faktor Risiko dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stroke SURAT PERSETUJUAN PARTISIPAN Assalamualaikum Wr.Wb. Saat ini, kami mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Dokter dalam Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah sedang melakukan penelitian sebagai salah satu syarat menjadi sarjana kedokteran. Penelitian ini tentang penilaian faktor risiko terhadap penyakit usia lanjut yaitu stroke. Pada penelitian ini kami akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang riwayat kesehatan Bapak/Ibu dan keluarga. Setelah itu kami akan melakukan pemeriksaan berupa berat badan, tinggi badan, gula darah puasa, kolesterol, dan tekanan darah. Dengan surat ini, kami meminta persetujuan Bapak/Ibu untuk menjadi partisipan penelitian kami. Data dari Bapak/Ibu hanya akan kami gunakan sebagai bahan penelitian dan akan kami rahasiakan. Atas pengertian dan pertisipasinya kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb. Ciputat, 28 April 2015
Riza Mawaddatar Rohmah 1112103000101
62
63
Lampiran 2 Lembar Surat Persetujuan Responden (lanjutan)
LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPAN Setelah membaca penjelasan diatas, bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: _____________________________
Usia
: ___________ tahun
Alamat
: _____________________________
No. Hp
: _____________________________
Dengan ini menyetujui menjadi partisipan dalam penelitian oleh mahasiswa/I Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Segala hal yang menyangkut kerahasiaan tentang partisipan akan terjaga dengan baik oleh peneliti.
Buaran, .… Mei 2015
(___________________) Partisipan
64
Lampiran 2. Stroke Risk Scorecard
65
Lampiran 3. Kuesioner
KUESIONER PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STROKE Silakan isi pada titik-titik yang tersedia dan centang pada pilihan yang sesuai A. IDENTITAS RESPONDEN NO. A01
VARIABEL
HASIL
INDIKATOR
Nama .....................................................................................
A02
Usia
A03
Jenis Kelamin
A04
A05
Pekerjaan
Pendidikan Terakhir
........ tahun
o PNS o Wiraswasta o Karyawan o Honorer o Tidak sekolah o SD o SMP o SMA
o 35 - 39 tahun o 50 – 59 tahun o 40 - 49 tahun o > 60 tahun o Perempuan o Laki – laki o TNI/ABRI/ POLISI o Satpam o Ibu Rumah Tangga o Lainnya .......... o Sempat/sedang kuliah o Diploma o Sarjana o Pascasarjana
66
Lampiran 3 (lanjutan) B. RIWAYAT KESEHATAN PRIBADI NO.
Pertanyaan
Jawaban
Apakah Anda pernah medical checkB01
up atau tes kesehatan lengkap di sebuah instansi kesehatan?
o Tidak pernah o Ya, saya
pernah.
Hasilnya
bagaimana? _________ (hasil boleh ditunjukkan ke peneliti bila masih ada) Tekanan darah saya biasanya sebesar ........ mmHg
B02
Berapa
tekanan
darah
Anda
biasanya?
o Kurang dari 120/80 mmHg o (120-139) / (80-89) mmHg o 160/90 mmHg atau lebih o Tidak tahu o Tidak, saya tidak pernah minum obat darah tinggi
B03
Apakah Anda pernah meminum obat darah tinggi?
o Tidak tahu o Ya, saya pernah minum obat darah tinggi.
Nama
obatnya
adalah
....................................
Apakah Anda pernah merasakan B04
jantung berdebar-debar / deg-degan dengan detak jantung yang tidak teratur ?
o Tidak, detak jantung saya selalu teratur o Saya tidak tahu/tidak ingat o Ya, saya pernah merasakan detak jantung saya tidak teratur. Seberapa sering? ___________________
Apakah setelah melakukan hal-hal berikut, jantung Anda berdebardebar lebih sering, cepat dan tidak B05
teratur? (biasanya >140x/menit)
(boleh centang lebih dari satu)
o Setelah meminum banyak kopi atau teh atau minuman untuk menambah energi
o Setelah atau ketika merokok o Setelah meminum alkohol o Setelah memakai narkoba amfetamin atau cocaine)
(terutama
67
Lampiran 3 (lanjutan)
o Sering merasa lelah, bahkan saat istirahat Centanglah pilihan di samping jika B06
Anda pernah merasakan gejalagejala tersebut!
o Sering sakit kepala ringan o Sering merasa sulit bernafas, bahkan saat istirahat
(boleh centang lebih dari satu)
o Pernah nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri
B07
Apakah Anda pernah dipasang EKG ketika di RS?
o Tidak pernah o Ya, pernah. Apa hasilnya menurut dokter? _______________
B08
Apakah Anda pernah sakit jantung dan di diagnosis Atrial Fibrilasi?
o Tidak pernah o Ya, saya pernah didiagnosis Atrial Fibrilasi Pada tahun ...........
o Tidak tahu o Gula darah tanpa saya puasa terlebih dahulu biasanya sebesar ........ mg/dL B09
Berapa
kadar
gula
darah Anda biasanya?
o Gula darah setelah saya berpuasa 8 sampai 10 jam biasanya sebesar .......... mg/dL
o Gula darah setelah saya berpuasa 8 sampai 10 jam kemudian diberi cairan gula kemudian puasa lagi selama 2 jam biasanya sebesar ............... mg/dL Apakah B10
Anda
mempunyai penyakit diabetes / penyakit gula / kencing manis?
Apakah B11
Anda
o Tidak o Ragu-ragu / tidak tahu o Ya
meminum
obat
diabetes / penyakit gula / kencing manis secara rutin?
o Tidak, saya tidak meminum obat diabetes secara rutin
o Ya, saya minum secara rutin
68
Lampiran 3 (lanjutan)
o Saya tidak tahu / belum pernah diperiksa B12
biasanya?
Apakah B11
o Kurang dari 200 mg/dl o 200-239 mg/dl o 240 mg/dl atau lebih o Tidak, saya tidak meminum obat
Berapa kadar kolesterol total Anda
Anda
meminum
obat
diabetes / penyakit gula / kencing
diabetes secara rutin
o Ya, saya minum secara rutin o Saya tidak tahu / belum pernah
manis secara rutin?
diperiksa B12
o Kurang dari 200 mg/dl o 200-239 mg/dl o 240 mg/dl atau lebih
Berapa kadar kolesterol total Anda biasanya?
C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Apakah ada anggota keluarga Anda yang memiliki riwayat penyakit C01
stroke (lumpuh sebelah badan, bicara pelo, lumpuh wajah satu sisi) atau (perdarahan otak bukan karena trauma/kecelakaan)
o o
Tidak ada Saya tidak yakin / tidak tahu
o
Ya, ada :
o
Ayah
o Ibu o Anak o Saudara kandung
o Kakek/nenek kandung
69
Lampiran 3 (lanjutan) D. KEBIASAAN
o Saya bukan perokok (bila merokok kurang dari 100 rokok dan tidak merokok dalam 1 bulan terakhir)
o Saya D01
Apakah
Anda
seorang
sedang
mencoba
untuk
berhenti
merokok (bila merokok lebih dari 100 rokok
perokok?
tetapi sudah tidak merokok dalam 1 bulan terakhir)
o Ya, saya seorang perokok (bila merokok lebih dari 100 rokok dan tetap merokok dalam 1 bulan terakhir)
D02
Berapa jumlah rokok yang Anda konsumsi?
o Kurang dari 1 bungkus per hari o 1-2 bungkus per hari o Lebih dari 2 bungkus per
hari
(sekitar......bungkus) Berapa hari dalam seminggu
Anda biasanya
melakukan Kegiatan Fisik Berat? (Yaitu kegiatan yang membuat otot Anda bekerja D03
kuat dan membuat Anda sulit bernapas. Contoh: lari, bersepeda, panjat tebing, berenang dengan cepat, tenis, bulu tangkis, lompat tali, bermain bola, berkebun berat (menggali misalnya), mengangkat
o ..........
hari dalam 1
minggu
o Saya biasanya tidak melakukan kegiatan fisik berat sama sekali dalam 1 minggu
barang berat, yoga) Jika ada kegiatan fisik berat yang Anda lakukan dalam 1 minggu, lanjut ke D04 ; Jika tidak ada lanjut ke D05
D04
berapa lama Anda melakukan Kegiatan Fisik Berat biasanya dalam satu hari?
o .................. jam / hari
70
Lampiran 3 (lanjutan)
Berapa hari dalam seminggu
Anda biasanya
melakukan Kegiatan Fisik Sedang? (Yaitu kegiatan yang membuat otot Anda bekerja D05
tidak terlalu kuat dan membuat Anda bernapas cukup sulit. Contoh: berjalan, berjalan cepat, menari, berenang dengan santai, berkebun ringan seperti menyiram tanaman, menyapu, mengepel, memasak, menjemur, naik turun tangga)
o ...........
hari
dalam 1 minggu
o Saya
biasanya
tidak melakukan kegiatan
fisik
sedang
sama
sekali dalam 1 minggu
Jika ada kegiatan fisik sedang yang Anda lakukan dalam 1 minggu, lanjut ke D11; Jika tidak ada maka Anda telah selesai mengisi kuesioner ini. D06
Berapa lama Anda melakukan Kegiatan fisik sedang biasanya dalam satu hari?
o .................. / hari
jam
71
Lampiran 3 (lanjutan) LEMBAR PENGUKURAN (diisi oleh peneliti)
NO.
E01
E02
VARIABEL
Berat Badan (BB) Tinggi Badan (TB)
Indeks Massa Tubuh
HASIL
INDIKATOR
BB = ............. kg
TB = .................. cm
o 18,5 – 22,9 o 23,0 – 24,9 o 25,0 atau lebih
IMT= .............
(IMT)
Hasil Pengukuran E04
1:
.........
Tekanan Darah
Pengukuran
2:
o kurang dari 120/80 mmHg o (120-139) / (80-89) mmHg o 140/90 mmHg atau lebih
......... Rerata : ......... Pengukuran E05
denyut
arteri radialis (kali per menit)
E06
E07
Hasil a.radialis kanan:
Hasil a.radialis kiri:
Frekuensi nadi: …..
Frekuensi nadi : ……
Isi :
Isi :
Reguler / Irreguler
Reguler / Irreguler
Gula Darah Puasa GDP = (GDP)
Kadar Total
...........
mg/dl
kolesterol
Kadar Kolesterol Total =
.............. mg/dl
TERIMA KASIH
o Kurang dari 110 mg/dl o 110-125 mg/dl o 126 mg/dl atau lebih o Kurang dari 200 mg/dl o 200-239 mg/dl o 240 mg/dl atau lebih
72
Lampiran 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Riza Mawaddatar Rohmah
Tempat, tanggal lahir
: Palembang, 20 Maret 1996
Alamat
: Perum. OPI Jl. OPI 3 Lr. Cendrawasih 8 Blok J RT 49 No. 49 Kel. 15 Ulu Palembang, SumSel.
No. HP
: 089682226992
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan 1. SDN 43 Palembang
(2001-2002)
2. MI Hijriah II Palembang
(2002-2007)
3. SMP Az-Zahro’ Palembang
(2007-2010)
4. MAN 3 Palembang
(2010-2012)
5. PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2012-Sekarang)