PREVALENSI MIGRAIN PADA MAHASISWA FKIK UIN ANGKATAN 2011 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN 2012
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
`
OLEH:
WILDAN ACALIPHA WILKENSIA NIM: 109103000004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2012 M
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memperindah kehidupan dengan melimpahkan kasih saying, kenikmatan, dan kemudahan tiada bertepi. Shalawat dan salam semoga selalu selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan kasih sayangnya terhadap hamba Allah juga makhluk lainnya memancar bagai pancaran sinar matahari yang tiada terputus menerangi bumi. Atas nikmat-Nya dan karunia-Nya Yang Maha Besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PREVALENSI MIGRAIN PADA MAHASISWA FKIK
UIN
ANGKATAN
2011
DAN
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHINYA.” Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari budi baik dan bimbingan orang lain. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan, dukungan moriil dan bantuan penyusunan skripsi ini. Hingga akhirnya penulisan skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih dan penghargaan, peneliti sampaikan kepada : 1.
Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And dan Prof. dr. Djauhari : selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR : selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah membantu dan segenap dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti. 3. dr. Hendro Birowo, Sp.S : selaku Pembimbing 1 akademik peneliti, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan membimbing peneliti peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah membalas semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti. 4. dr. Poppy Chandra Dewi, M.Sc, Sp.S : selaku Pembimbing 2 akademik peneliti, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan membimbing peneliti peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah membalas semua budi baik. v
5. dr. Achmad Zaki, Sp.OT M.Epid: selaku Dosen penguji dalam ujian skripsi terima kasih atas kesediaan menjadi penguji. Bimbingan, saran, arahan, motivasi serta do‟a yang selalu ada selama penyusunan skripsi. 6. dr. Fika Ekayanti, M.Med.Edu : selaku Dosen penguji dalam ujian skripsi terima kasih atas kesediaan menjadi penguji. Bimbingan, saran, arahan, motivasi serta do‟a yang selalu ada selama penyusunan skripsi. 7. Seluruh dosen dan staf PSPD Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8.
Kedua orang tua ku tercinta yaitu Ayahanda Cahya dan Ibunda Ani Hartani, sebagai penyemangat dalam hidupku yang tiada hentinya memberikan motivasi dan dukungan baik moril maupun materil, serta doa yang selalu kalian panjatkan untuk peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Rasa syukur yang tiada terhingga atas anugerah yang begitu indah karena aku terlahir dari orang tua terbaik, dibesarkan di lingkungan yang terbaik dengan didikan yang terbaik. Untuk Ayah yang tiada pernah lelah berusaha mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya I Love U So Dad. Dan untuk ibunda tempat berbagi segala rasa, “ Makasih ya Bu, Ibu selalu ada setiap ku lagi senang, sedih, marah, kesel, dan bosen I Love U So Mom”. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kedua orang tuaku, dan memberikan yang terbaik dalam setiap langkah.
9. Adik-adikku tersayang, Gea Tania Annisa, Nabila Vica Lusiana dan Nadira Nazra Hastigerina Pelagica yang telah menjadikan hidupku penuh warna dengan segala keseingan, canda dan tawa kalian. 10. Pacarku tersayang, Nurazminah Alwi yang selalu menyayangi, mengerti aku dalam keadaan apapun dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 11. Teman risetku, M.Ibnu Imaduddin, Reani Zulfa, Adelita Tri R, dan Dian Fithria H “ makasih ya atas semua bantuannya”.
vi
12. Kawan-kawanku di Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2009 yang senantiasa selalu memberikan dukungan, doa serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi, terima kasi sahabat-sahabatku tersayang. Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.
Jakarta, 24 September 2012
Wildan Acalipha Wilkensia
vii
ABSTRAK Migrain merupakan masalah yang sering dijumpai pada mahasiswa.Migrain ini dapat mempengaruhi prestasi akademik, kepribadian, ingatan dan hubungan interpersonal seperti kehadiran di kampus. Penelitian di Surabaya tahun 2008, didapatkan hasil bahwa sekitar 70% mahasiswa pernah mengalami migrain minimal satu kali dan 20% mahasiswa yang mengalami migrain yang berulang serta angka kejadian migrain pada wanita lebih banyak dibandingkan pada pria 17% dan 6%.
Migrain terjadi dimulai pada usia remaja dan dewasa muda dan
meningkat dengan kurang tidur, depresi, ansietas dan menstruasi. Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional, besar sampel 160 responden, berusia 16-22 tahun, dengan teknik Pemilihan sampel menggunakan sistem pencuplikan konsekutif. Informasi tentang usia, jenis kelamin, kurang tidur, depresi dan ansietas dilakukan wawancara menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi migrain 26,875% (43 orang). Hasil analisis bivariat migrain meningkat 0,4 kali lipat pd perempuan (0,436; 95% CI; 0,196-0,967), 0,6 kali lipat pd kurang tidur (0,646; 95% CI; 0,280-1,491). Prevalensi migrain lebih tinggi 5 kali lipat pada yang mengalami depresi (5,470; 95% CI; 2,146-13,947) dan 9 kali lipat pada yang mengalami ansietas (9.570; 95% CI;4.214-21.733). Kesimpulan penelitian ini adalah prevalensi migrain dipengaruhi oleh jenis kelamin, kurang tidur , depresi, ansietas dan menstruasi. Kata kunci: migrain, jenis kelamin, kurang tidur, depresi, ansietas, menstruasi.
viii
ABSTRACT Migrain constitutes problem that often been met on college student.
Migrain this can
regard academic achievement, personality, interpersonal's remembering and relationship as present at campus. The prevalence of migraine in Surabaya population at 2008, gotten by that result vicinity 70% college student have once experience minimal migrain once and 20% college student that experiences migrain that repetitive and was higher in women than in men (17% vs 6%). Migrain happens to be started in by stripling age and full age young and increased with sleeping reducing, depression and ansietas. This study was utilizes cross sectional design which used160 respondent, aged 16-22 years, using pencuplikan konsekutif system technique. Information on age, gender, sleeping reducing , depression and ansietas was collected during interview. The result of this study showed prevalence of migrain 26,875% (43 person). The bivariate analysis of migraine increase about 0,4 fold women (0,436; 95% CI; 0,196 - 0,967) and 0,6 fold sleep < 6 hours (0,646; 95% CI; 0,280 - 1,491). The prevalence of migraine was higher five fold in depression (5,470; 95% CI; 2,146 - 13,947) and nine fold in ansietas (9. 570; 95% CI; 4.214 - 21. 733). Conclusion of this study is the prevalence of migraine was associated by gender, sleeping reducing, depression, ansietas and menstruating. Key word: migrain, gender, sleeping reducing, depression, ansietas, menstruating.
ix
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR JUDUL……………………………………………………………………………..... i LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………...……….........................ii LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………………………….. iii LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………….... iv KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………. v ABSTRAK ……………………………………………………………………………………. viii ABSTRACT……………………………………………………………………………………. ix DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….... x DAFTAR TABEL ………………...…………………………………………………….…….. xii DAFTAR DIAGRAM ……………………………………………………………………...… xiii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………. xiv BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………. 1 1.2 Rumusan masalah ………………………………………………………………….... 2 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………. 3 1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………………………... 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi ………………………………………………………………………………. 4 2.2 Epidemiologi ………………………………………………………………………… 4 2.3 Klasifikasi ………………………………………………………………………….... 5 2.4 Patofisiologi ………………………………………………………………………..... 6 2.5 Kriteria Diagnosis ………………………………………………………………..….. 9 2.6 Faktor resiko ……………………………………………………………………..… 10 2.7 Kerangka Teori …………………………………………………………………….. 13 2.8 Kerangka Konsep ………………………………………………………………….. 14 x
2.9 Definisi Operasional ……………………………………………………………….. 14
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian. ……...………………………………………………………..…. 17 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………………..….… 17 3.3 Populasi penelitian…………..……………………………………………………... 17 3.4 Sampel penelitian. …………………………...………………………………….…. 17 3.5 Kriteria Inklusi …...…………………………………………...……………….…... 19 3.6 Instrumen penelitian ………………………...……………………………………. 19 3.7 Alur penelitian …………………...……………………………………………….. 19 3.8 Analisis Data ……………………………………………………………………… 20 3.9 Etika Penelitian ………………..………………………………………………….... 20
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sebaran Karakteristik Responden menurut Usia……………………………….….. 21 4.1 Sebaran Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin …………………….….. 21 4.2 Hubungan antara Jenis Kelamin Responden dengan Migrain …………………….. 22 4.3 Hubungan antara Kurang Tidur Responden dengan Migrain ……………………... 23 4.4 Hubungan antara Depresi Responden dengan Migrain ……………………………. 24 4.5 Hubungan antara Ansietas Responden dengan Migrain …………………………… 25 4.6 Hubungan antara Menstruasi Responden dengan Migrain ………………………… 26
BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………...…. 28 5.2 Saran ……………………………………………………………………………….. 29 Daftar Pustaka …………………………………………………….……………………………. 30 Lampiran ………………………………………………..…………………………………...…. 32
xi
DAFTAR TABEL Halaman TABEL 2.1 Kriteria Diagnosis Migrain IHS ……………………………………………… 9 TABEL 2.2 Kriteria Diagnosis Migrain MS-Q .………………………………………..… 10 TABEL 4.3 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Migrain …………………………… 22 TABEL 4.4 Hubungan antara Kurang Tidur dengan Migrain ……………………………. 23 TABEL 4.5 Hubungan antara Depresi dengan Migrain ………………………………….. 24 TABEL 4.6 Hubungan antara Ansietas dengan Migrain …………………………………. 25 TABEL 4.7 Hubungan antara Menstruasi dengan Migrain ………………………………. 26
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Jaras Traktus Paleospinotalamikus …………………………………………... 7 Gambar 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia ……………………………………... 21 Gambar 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis kelamin …………………………… 21
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Formulir Persetujuan ………………………………………………………… 32 Lampiran 2 Kuisioner Penelitian The Migraine Screen Questionnaire ………………….. 33 Lampiran 3 Kuisioner Penelitian Skala The Center For Epidemiologic Studies Depression Scale (CES-D) …………………………...………………………. 34 Lampiran 4 Kuisioner Penelitian Skala Hamilton Rating Scale for Anxiety ……………… 35 Lampiran 5 Hasil Analisis Univariat ……………………………………………………… 38 Lampiran 6 Hasil Analisis Bivariat ……………………………………………………….. 43 Lampiran 7 Riwayat Hidup ……………………………………………………………….. 51
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belakangan ini penderita migrain di Indonesia cenderung semakin bertambah tak terkecuali para mahasiswa. Hal ini berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti stres dan aktivitas yang berlebihan sehingga waktu untuk merelaksasikan tubuh kurang serta perubahan hormonal dalam tubuh seperti menstruasi yang dialami oleh wanita.1 Prevalensi wanita yang mengalami migrain adalah sekitar 17% sedangkan pada pria sekitar 6%. Prevalensi ini dimulai pada usia remaja dan dewasa muda, serta mencapai puncaknya pada dekade 40-an.2 Kira-kira 60% wanita yang mengalami serangan migrain terkait dengan siklus menstruasi, 30% mengalami serangan pada saat menstruasi dan 15-25% mengalami serangan 2-3 hari sebelum menstruasi.3,4,5 Migrain digambarkan sebagai nyeri kepala unilateral yang sifatnya berdenyut-denyut yang berlangsung selama 4-72 jam dengan intensitas nyeri sedang sampai berat bertambah berat dengan aktivitas fisik dan dapat disertai dengan mual, muntah, fotofobia dan fonofobia.1 Migrain adalah suatu kondisi kronik dengan serangan yang bersifat episodik, tanpa adanya ancaman kehidupan, tetapi keadaan ini dapat mempengaruhi prestasi akademik, kesehatan mental, hubungan keluarga dan sosial. Migrain sering menimbulkan ketidakmampuan selama dan diantara serangan, yang menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari dan produktifitas akademik.1 Migrain merupakan masalah yang sering dijumpai pada mahasiswa.Migrain ini dapat mempengaruhi prestasi akademik, kepribadian, ingatan dan hubungan interpersonal mahasiswa seperti kehadiran di kampus. Hal ini bergantung pada etiologi, frekuensi dan intensitas migrain. Migrain merupakan gangguan yang bersifat familial dengan karakteristik serangan nyeri kepala yang berulang-ulang, yang intensitas frekuensi dan lamanya sangat bervariasi. Menurut data The Research Group on Migraine and headache of The World Federation of Neurology
2
sekitar 65-75% wanita diseluruh dunia pernah mengalami migrain sedangkan pada pria sekitar 25% mengalami migrain. 1 Migrain dan gaya hidup yang tidak sehat merupakan masalah yang sering dijumpai pada mahasiswa. Keterkaitan antara keduanya belum diketahui sepenuhnya dan penelitian mengenai hal ini juga masih sedikit sehingga menjadi dorongan bagi saya untuk melakukan penelitian mengenai jumlah mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 yang mengalami migrain dan faktor yang mempengaruhinya karena migrain menjadi penyebab umum ketidakhadiran mahasiswa di kampus dan penurunan prestasi akademik mahasiswa.1
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, dapat diuraikan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Berapa prevalensi migrain pada mahasiswa FKIK UIN ? 2. Apakah Faktor risiko (jenis kelamin, kurang tidur, depresi, ansietas, menstruasi) mempengaruhi munculnya gejala migrain pada Mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun 2012? 1.3 Tujuan penelitian Tujuan umum: Mengetahui angka kejadian migrain pada mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun 2012 Tujuan khusus: 1. diketahuinya prevalensi migrain pada mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun 2012 2. diketahuinya pengaruh faktor risiko (jenis kelamin, kurang tidur, depresi, ansietas, menstruasi) terhadap kejadian migrain pada mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun 2012 1.4 Manfaat penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat berguna untuk: 1. Bagi Peneliti
3
a. Memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran. b. Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan migrain pada pada mahasiswa.
2. Bagi Institusi a. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat mengenai prevalensi migrain di kalangan mahasiswa kedokteran. b. Untuk melengkapi sumber data bagi institusi perguruan tinggi yang merupakan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
3. Bagi Masyarakat a. menambah pengetahuan serta pemahaman tentang migraine. b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi migraine sehingga mahasiswa FKIK dapat melakukan upaya-upaya pencegahan agar dapat terhindar dari migrain.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrain 2.1.1 Definisi migrain Migrain berasal dari kata migraine yang berasal dari bahasa Perancis, sementara itu dalam bahasa Yunani disebut hemicrania. Sedang dalam bahasa Inggris kuno dikenal dengan megrim. Konsep klasik menyatakan bahwa migrain merupakan gangguan fungsional otak dengan manifestasi nyeri kepala unilateral yang sifatnya mendenyut atau mendentum, yang terjadi secara mendadak disertai mual atau muntah.1 Konsep tersebut telah diperluas oleh The Research Group on Migraine and headache of The World Federation of Neurology. Migrain merupakan gangguan yang bersifat familial dengan karakteristik serangan nyeri kepala yang berulang-ulang, yang intensitas frekuensi dan lamanya sangat bervariasi. Nyeri kepala biasanya bersifat unilateral, dengan lama serangan 4 sampai 72 jam bertambah berat dengan aktifitas fisik, disertai mual, muntah, fotofobia dan fonofobia.1 2.1.2 Epidemiologi migrain Prevalensi migrain bervariasi berdasarkan umur dan jenis kelamin. Migrain timbul pada kirakira 8% sampai 10% dari seluruh penduduk. Migrain dapat terjadi mulai masa kanak-kanak sampai dewasa, biasanya jarang terjadi setelah umur 40 tahun. Sekitar 65-75% penderita migrain adalah wanita. Insidensnya kira-kira dua kali pria. Pada kebanyakan wanita, datangnya serangan berkaitan dengan datangnya menstruasi (beberapa hari sebelum, selama atau akhir), selama 3 bulan pertama kehamilan, biasanya penderita tidak mengalami nyeri kepala. Sejumlah kecil penderita mulai merasakan serangan pada waktu hamil, umumnya serangan muncul pada kehamilan trimester I. selain itu sekitar 40% wanita mengalami sindrom premenstruasi dengan gejala berupa gangguan mental dan nyeri somatik yang disebabkan oleh perubahan hormonal.1
5
1.1.3
Klasifikasi migrain
Klasifikasi nyeri kepala didasarkan pada faktor waktu, lokasi, dan intensitas nyeri. Acuan yang berdasarkan faktor waktu, lokasi dan intensitas nyeri masih berlaku sampai sekarang yaitu Classification and diagnostic criteria for headache disorders, cranial neuralgias and facial pain, yang dibuat oleh International Headache Society tahun 1988, klasifikasi migrain adalah sebagai berikut:1 1. Migrain tanpa aura 2. Migrain dengan aura a. Migrain dengan aura yang tipikal b .Migrain dengan aura yang diperpanjang c. Migrain hemiplegia familial d. Migrain basilaris e. Migrain aura tanpa nyeri kepala f. Migrain dengan awitan aura akut 3. Migrain oftalmoplegik 4. Migrain retinal 5. Migrain yang berhubungan dengan gangguan intracranial 6. Migrain dengan komplikasi a. Status migrain: Tanpa kelebihan penggunaan obat Kelebihan penggunaan obat untuk migrain b. Infark migrain 7. Gangguan seperti migrain yang tak terklasifikasikan
6
2.1.4 Patofisiologi Migrain Migrain merupakan reaksi neurovascular terhadap perubahan mendadak di dalam lingkungan eksternal atau internal. Masing-masing individu mempunyai „ambang migrain‟ dengan tingkat kerentanan yang bergantung pada keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi pada berbagai tingkat sistem saraf. Mekanisme migrain berwujud sebagai refleks trigeminovaskular yang tidak stabil dengan cacat segmental pada jalur kontrol nyeri. Cacat segmental ini mengakibatkan masukan aferen atau dorongan kortikobulbar yang berlebihan. Hasil akhirnya adalah interaksi batang otak dan pembuluh darah kranial, dengan rangsang aferen pada pembuluh darah yang menimbulkan nyeri kepala dengan ciri berdenyut-denyut.9 Sementara itu, proyeksi difus locus cureleus ke korteks serebri dapat mengawali terjadinya oligemia kortikal dan mungkin pula terjadinya depresi yang meluas (spreading depression). Aktivitas di dalam sistem ini dapat menjelaskan terjadinya aura pada migrain yang dapat terjadi terpisah dari munculnya nyeri kepala.9 Di lain pihak, nyeri kepala dapat berasal dari distensi vascular terutama apabila dinding pembuluh darah memperoleh sensitisasi oleh reaksi perivascular. Hal terakhir ini mungkin disebabkan oleh lepasnya peptida dari sistem trigeminovaskular. Kemungkinan lain yaitu didasarkan atas inflamasi neurogenik di dalam jaringan intracranial. Inflamasi ini melibatkan vasodilatasi dan ekstravasasi protein plasma.9 Kemungkinan lain yaitu didasarkan atas inflamasi neurogenik di dalam jaringan intracranial. Inflamasi ini melibatkan vasodilatasi dan ekstravasasi protein plasma. Cutaneous allodynia (CA) adalah nyeri yang ditimbulkan oleh stimulus non noxious terhadap kulit normal. Saat serangan migrain 79% pasien menunjukkan cutaneus allodynia (CA) di daerah kepala ipsilateral dan kemudian dapat menyebar ke daerah kontralateral dan kedua lengan. Allodynia biasanya terbatas pada daerah ipsilateral kepala, yang menandakan sensitivitas yang meninggi dari neuron trigeminal sentral orde kedua yang menerima input secara konvergen. Jika allodynia lebih menyebar lagi, ini disebabkan karena adanya kenaikan sementara daripada sensitivitas orde ketiga neuron yang menerima pemusatan input dari kulit pada sisi yang berbeda, seperti sama baiknya dengan dari duramater maupun kulit yang sebelumnya.7
7
Gambar 2.1 Jaras Traktus Paleospinotalamikus Ada 3 hipotesa dalam hal patofisiologi migrain yaitu:6 1. Pada migrain yang tidak disertai Cutaneous allodynia (CA), berarti sensitisasi neuron ganglion trigeminal sensoris yang meng inervasi duramater. 2. Pada migrain yang menunjukkan adanya Cutaneous allodynia
(CA) hanya pada
daerah nyeri rujukan, berarti terjadi sensitisasi perifer dari reseptor meninggal order pertama dan sensitisasi sentral dari neuron komu dorsalis medula spinalis order kedua dengan daerah reseptif periorbital. 3. Pada migrain yang disertai Cutaneous allodynia (CA) yang meluas keluar dari area nyeri rujukan, terdiri atas penumpukan dan pertambahan sensitisasi neuron talami order ketiga yang meliputi daerah reseptif seluruh tubuh. Pada penderita migrain, disamping terdapat nyeri intrakranial juga disertai peninggian sensitivitas kulit. Sehingga patofisiologi migrain diduga bukan hanya adanya iritasi serabut nyeri perifer yang terdapat di pembuluh darah intrakranial, akan tetapi juga terjadi kenaikan sensitisasi sel saraf sentral terutama pada sistem trigeminal, yang memproses informasi yang berasal dari struktur intrakranial dan kulit.6 Fase sentral sensitisasi pada migrain, induksi nyeri ditimbulkan oleh komponen inflamasi yang dilepas dari dura, seperti oleh ion potasium, protons, histamin, 5HT (serotonin), bradikin,
8
prostaglandin di pembuluh darah serebral, dan serabut saraf yang dapat menimbulkan nyeri kepala. Pengalih komponen inflamasi tersebut terhadap reseptor C fiber di meningens dapat dihambat dengan obat2an NSAIDs (non steroid anti inflammation drugs) dan 5-HT 1B/1D agonist, yang memblokade reseptor vanilloid dan reseptor acid-sensittive ion channel yang juga berperan melepaskan unsur protein inflamator.6 Fase berikutnya dari sensitisasi sentral di mediasi oleh aktivasi reseptor presinap NMDA yang mengikat adenosine triphosphate (reseptor P2X3) dan reseptor 5-HT IB/ID pada terminal sentral dari nosiseptor C fiber. Nosiseptor C-fiber memperbanyak pelepasan transmitter. Jadi obat2an yang mengurangi pelepasan transmitter seperti mu-opiate, adenosine dan 5-HT IB/ID reseptor agonist, dapat mengurangi induksi daripada sensitisasi sentral.6 Proses sensitisasi di reseptor meningeal perivaskuler mengakibatkan hipersensitivitas intrakranial dengan manifestasi sebagai perasaan nyeri yang ditimbulkan oleh berbatuk, rasa mengikat di kepala, atau pada saat menolehkan kepala. Sedangkan sensitivitas pada sentral neuron trigeminal menerangkan proses timbulnya nyeri tekan pada daerah ektrakranial dan cutaneus allodynia. Sehingga ada pendapat bahwa adanya cutaneus allodynia (CA) dapat sebagai marker dari adanya sentral sensitisasi pada migrain.6 Pada pemberian sumaptriptan aktivitas batang otak akan stabil dan menyebabkan gejala migrain pun akan menghilang sesuai dengan pengurangan aktivasi di kortikal cingulata, auditory dan visual. Hal itu menunjukkan bahwa patogenesis migrain sehubungan dengan adanya aktivitas yang tidak seimbang antara pengaturan antinoception batang otak dengan control vascular. Juga diduga bahwa adanya aktivasi batang otak yang menetap itu berkaitan dengan durasi serangan migrain dan adanya serangan ulang migrain sesudah efek obat sumatriptan tersebut menghilang.8 2.1.5 KRITERIA DIAGNOSIS MIGRAIN Nyeri kepala ini masih belum diketahui penyebabnya (idiopatik), bersifat kronis dengan manifestasi serangan nyeri kepala 4-72 jam, sangat khas yaitu nyeri kepala unilateral, berdenyut-denyut, dengan intensitas sedang sampai berat disertai mual, fotofobia dan fonofobia. Nyeri kepala diperberat dengan aktivitas fisik. Gejala-gejala tambhan meliputi nyeri kepala pada waktu menstruasi dan berhenti pada waktu hamil.1
9
Tabel 2.1 : Kriteria Diagnosis migrain IHS1 A. Sekurang-kurangnya 10 kali serangan yang memenuhi kriteria B-D B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati atau pengobatan tidak cukup) dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala. C. Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya 2 dari karakter sebagai berikut: 1. Lokasi nyeri unilateral 2. Sifatnya mendenyut 3. Intensitas sedang sampai berat 4. Diperberat oleh kegiatan fisik D. Selama serangan, sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut dibawah ini: 1. Mual atau dengan muntah 2. Fotofobia dan fonofobia Tabel 2.2 Kriteria Diagnosis Migrain MS-Q3 A. Serangan sakit kepala muncul secara intens B. Serangan sakit kepala dirasakan lebih dari 4 jam C. Selama serangan ada mual atau dengan muntah D. Selama serangan ada fotofobia dan fonofobia E. Selama serangan mengganggu aktivitas secara fisik atau secara intelektual
2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi serangan migrain A. Faktor hormonal (menstruasi) Pada siklus menstruasi terjadi interaksi kompleks antara hipotalamus, kelenjar pituitari, ovarium, dan endometrium. Serabut saraf nukleus arkuatus di hipotalamus melepaskan gonadotropin releasing hormone (GnRH) secara periodik, sehingga merangsang kelenjar pituitari anterior melepaskan luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) yang berperan pada pertumbuhan dan pematangan graafian follicle dalam ovarium untuk menstimulasi produksi estrogen dan progesteron, yang kemudian mempengaruhi endometrium untuk menghasilkan prostaglandin pada fase luteal akhir. Prostaglandin ini menginhibisi transmisi adrenergik, merangsang reseptor nyeri, menyebabkan inflamasi neurogenik dan
10
memodulasi sistem kontrol nyeri noradrenergik desending, sehingga menimbulkan nyeri. Kadar Prostaglandin F2 dan E2 meningkat selama serangan migrain.2 Kira-kira 60% penderita wanita mengalami serangan migrain yang terkait dengan siklus menstruasi. 30% mengalami serangan pada saat menstruasi dan 15-25% mengalami serangan 23 hari sebelum menstruasi.3,4,5 Mac Gregor meneliti 55 penderita migrain selama 3 siklus menstruasi, frekuensi serangan meningkat sejak dua hari sebelum menstruasi dan mencapai puncak pada dua hari pertama menstruasi.2 Menurut Mac Gregor, migrain menstruasi adalah serangan migrain yang terjadi 2 hari sebelum menstruasi sampai 2 hari pertama menstruasi, diluar kurun waktu tersebut tidak terjadi serangan.2 Menurut Facchinetti, migrain menstruasi adalah serangan migrain yang terjadi antara 2 hari sebelum menstruasi dan 3 hari setelah menstruasi.2 B. Kurang tidur Lamanya kebutuhan tidur adalah sangat bervariasi antara setiap orang dan sangat sulit untuk menilai berapa lama tidur yang dibutuhkan seseorang untuk dapat berfungsi optimal. Pada suatu penelitian membuktikan bahwa tidur kurang dari 6 jam dapat menyebabkan defisit kognitif, juga dilaporkan remaja dengan gangguan tidur mengalami gangguan emosi, defisit akademik, kehadiran sekolah, defisit penampilan sosial.9 Tahapan bangun dan tidur dikarakteristikkan oleh pengukuran fisiologik yang dinilai dengan polisomnografi. Tidur terdiri dari fase rapid eye movement (REM) dan non rapid eye movement (NREM), fase NREM dibagi menjadi empat tingkat dimana tingkat 1 dan 2 merupakan tidur NREM ringan sedangkan tingkat 3 dan 4 merupakan tidur NREM yang dalam, disebut juga delta atau slow wave sleep (SWS). Siklus tidur yang normal dimulai dari tingkat 1 diikuti tingkat 2 kemudian SWS dan kembali dengan cepat ketingkat 2 dan kemudian tidur REM dimulai.9 Pola tidur akan berubah sejalan dengan pertambahan usia. Bayi baru lahir mengalami tidur REM yang lebih panjang dibanding anak-anak dan dewasa. Bayi cukup bulan akan menghabiskan sekitar 50% total waktu tidurnya pada tidur REM. Pada usia 10 tahun, total tidur REM akan menyerupai proporsi pada orang dewasa yaitu 20 sampai 25% waktu tidur.9 Gangguan tidur berupa berkurangnya kuantitas dan kualitas tidur yang dapat menyebabkan terjadinya migrain umumnya dipicu oleh perubahan neurotransmitter, Kadar serotonin mempengaruhi tidur REM dan migrain, dimana serotonin bekerja mengatur tidur
11
REM. Selama serangan migrain terjadi pemecahan produk serotonin, 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA), maka akan terjadi gangguan tidur.9 C. Depresi Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri, putus asa, biasanya disertai retardasi psikomotor atau kadang-kadang agitasi, menarik diri, dan terdapat gangguan vegetative seperti insomnia dan anoreksia.10 Depresi Menyebabkan pelepasan serotonin dari platelet, selama serangan terjadi penurunan turnover serotonin dan diantara 2 serangan migrain terjadi peningkatan turnover serotonin. Dari beberapa reseptor serotonin, reseptor 5-HT1, 5-HT2 dan 5-HT3 yang berperan dalam patofisiologi migrain.Reseptor 5-HT1 sebagai inhibitor, dimana reseptor 5-HT1B berada di pembuluh darah intrakranial, sedangkan resptor 5-HT1D berada di ujung syaraf trigeminus.dan substansi P serta polipeptida vasodilator berperan langsung mempengaruhi pembuluh darah intrakranial dan ekstrakranial.9 Penurunan aliran darah didaerah posterior korteks serebri ini menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas pada cabang nervus trigeminus yang mempersyarafi arteri kranial (seperti pada duramater, basis kranii dan kulit kepala), sehingga timbul rangsangan nyeri kepala. Perangsangan nervus trigeminus ini menyebabkan pelepasan beberapa zat vasoaktif serta perubahan konsentrasi beberapa neurotransmiter seperti serotonin (5-HT, 5-Hydroxytryptamine), noradrenalin, asetilkolin, vasoactive intestinal peptide (VIP), nitric oxid, substansi P, neurokinin A dan calcitonin gene-related peptide (CGRP), sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah kranial, ekstravasasi plasma protein, aktivasi pletelet dan merangsang inflamasi neurogenik. Vasodilatasi kranial menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan menimbulkan pulsasi pada setiap denyutan jantung, sehingga terjadi nyeri kepala berdenyut dan pulsasi ini akan merangsang reseptor regang di pembuluh darah sehingga meningkatkan perangsangan nervus trigeminus yang berada di dinding pembuluh darah dan memprovokasi nyeri kepala dan gejala lainnya. Cabang nervus trigeminus ini juga mempengaruhi hipotalamus dan chemoreceptor trigger zone sehingga terjadi fotofobia, fonofobia, mual dan muntah pada migrain.9
12
D.Ansietas Ansietas adalah perasaan / respon emosional terhadap penilaian, perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian dalam kehidupan sehari – hari. Ansietas menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik.11 Ansietas Menyebabkan pelepasan serotonin dari platelet, selama serangan terjadi penurunan turnover serotonin dan diantara 2 serangan migrain terjadi peningkatan turnover serotonin.Dari beberapa reseptor serotonin, reseptor 5-HT1, 5-HT2 dan 5-HT3 yang berperan dalam patofisiologi migrain.Reseptor 5-HT1 sebagai inhibitor, dimana reseptor 5-HT1B berada di pembuluh darah intrakranial, sedangkan resptor 5-HT1D berada di ujung syaraf trigeminus.dan substansi P serta polipeptida vasodilator berperan langsung mempengaruhi pembuluh darah intrakranial dan ekstrakranial.9
13
Jenis kelamin (Wanita)
1.1.7 KERANGKA TEORI
Depresi
Penurunan turnover Serotonin
Ansietas
Kurang tidur
Penurunan turnover serotonin
Pemecahan NT serotonin
Menstruasi
Penurunan kadar Estrogen & peningkatan prostaglandin
Serangan MIGRAIN
2.1.8 KERANGKA KONSEP
Faktor Resiko:
Kurang tidur Hormonal Jeis kelamin Ansietas Depresi
Migrain
14
2.1.9 DEFINISI OPERASIONAL Definisi
Alat Ukur
Cara
Skala Pengukuran
Pengukuran 1. Migrain adalah
Kuisioner the
Nyeri kepala
migraine
unilateral yang
screen
sifatnya berdenyut-
questionnaire
denyut yang
(MS-Q).
Wawancara
> 4 : Migrain. < 4 : tidak Migrain
berlangsung selama 4-72 jam dengan intensitas nyeri sedang sampai berat bertambah berat dengan aktivitas fisik dan dapat disertai dengan mual, muntah, fotofobia dan fonofobia. Wawancara
2. Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
adalah yang sesuai dengan KTP/KTM. 3. Kurang tidur
Kuisioner
Wawancara
< 6 jam: Kurang tidur
adalah keadaan
> 6 jam:
seorang dgn porsi tidur < 6 jam per
Cukup Tidur
hari. 4.
Depresi
Kuisioner
adalah suatu
The Center
gangguan perasaan
For
Wawancara
> 15 : Depresi < 15 : Tidak Depresi
15
hati dengan ciri
Epidemiologi
sedih, merasa
c Studies
sendirian, rendah diri, putus asa,
Depression
biasanya disertai
Scale (CES-
retardasi psikomotor
D)
atau kadang-kadang agitasi, menarik diri. 5. Ansietas adalah
Kuisioner
Wawancara
> 14 :
keadaan khawatir,
Hamilton
gelisah, takut, tidak
rating scale
< 14 : tidak
tentram disertai
for anxiety
Ansietas
berbagai keluhan
(HRSA).
Ansietas
fisik. 6. Menstruasi adalah
Kuisioner
Wawancara
Tidak migrain
keadaan seorang
saat
wanita sehubungan
menstruasi
siklus hormonal tiap bulan.
Migrain sebelum menstruasi Migrain saat menstruasi Migrain setelah menstruasi
16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data secara cross sectional. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian bertempat di kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-September 2012 3.3 Populasi penelitian Populasi penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi FKIK UIN angkatan 2011. 3.4 Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah mahasiswa/mahasiswi FKIK UIN angkatan 2011.
3.4.1 Besarnya Sampel n = Zα2 x P x Q d2 n = (Zα)2x p x q d2 n = (1,96)2 x0,10 x 0,90 = 138 orang 0,052
n = besar sampel minimal
Zα = standar variasi, untuk α = 0,05%, Zα bernilai 1,96
P = prevalensi migraine 10% = 0,1
Q = 1-P
17
d = derajat ketepatan yang diinginkan, dlm hal ini 5%
Jumlah sampel awal di atas perlu dikoreksi terhadap jumlah populasi yang ada. Untuk menjaga kemungkinan adanya responden yang tidak berhasil ditemui, maka jumlah responden ditambah substitusi sebanyak 10%. Jadi jumlah sampel adalah 138+13,8 = 151,8 dibulatkan menjadi 152. 3.4.2 Metode Sampling Sistem pencuplikan konsekutif 3.5 Kriteria subjek penelitian Kriteria subyek yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah mahasiswa FKIK UIN Syarif hidayatullah angkatan 2011 yang bersedia diikutkan dalam penelitian dan telah menandatangani informed concent. 3.6
Instrumen penelitian Penelitian ini menggunakan formulir pernyataan kesediaan menjadi responden (Informed consent) dan kuisioner wawancara terstruktur mengenai migrain serta faktor risiko yang berperan. Alat ukur yang digunakan adalah :the migraine screen questionnaire (MS-Q), the center for epidemiologic studies depression scale (CES-D), Hamilton rating scale for anxiety (HRSA).
3.7
Alur penelitian Mahasiswa / Mahasiswa FKIK UINSH angkatan 2011 Kriteria inklusi Sampel penelitian
Migraine screen questionnaire (MS-Q)
Migrain
Tidak Migrain
Analisis Statistik
18
3.8 Analisis data 3.8.1 Analisis Univariat Analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel independen, dan dependen yang dikehendaki dari table distribusi. 3.8.2 Analisis Bivariat Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen seperti jenis kelamin, kurang tidur, depresi, ansietas dan dependen dengan melakukan uji Chi-Square.
3.9 Etika penelitian Sebelum dilakukan penelitian akan dimintakan terlebih dahulu rekomendasi dari program studi pendidikan dokter UINSH Jakarta, informed consent akan diberikan pada peserta penelitian untuk ditandatangani disertai pemberian penjelasan. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian
19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sebaran Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan di Kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Juni-Agustus 2012. Sebaran karakteristik responden dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.1 Distribusi karakteritik responden berdasarkan Usia
Gambar 4.2 Distribusi karakteritik responden berdasarkan Jenis Kelamin Diketahui bahwa jumlah responden sebagian besar berusia 19 tahun sebanyak 74 orang (46,2%) dan berjenis kelamin perempuan sejumlah 102 orang (63,8%).
20
4.2 Hubungan antara Jenis Kelamin Responden dengan Migrain Tabel 4.3 Hubungan antara jenis kelamin dengan migrain Jenis Kelamin
Migrain Ya n (%)
Tidak n (%)
Laki-laki
10 (6,25%)
48 (30%)
Perempuan
33 (20,625%)
69 (43,125%)
Total
43 (26,875%
117 (73,125%
P
RP (95% CI)
0,038*
0,436 (0,196-0,967)
Keterangan : * Chi-Square , bermakna bila p < 0,05 Dari penelitian diketahui hubungan antara jenis kelamin dengan migrain. Jenis kelamin diduga dapat mempengaruhi kejadian migrain. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden yang mengalami migrain pada perempuan sebanyak 33 orang (20,625%) dari 102 orang. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 10 orang (6,25%) dari 58 orang yang mengalami migrain. Berdasarkan kemaknaannya didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian migrain. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan RP = 0,436 (95% CI; 0,196-0,967) artinya responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki peluang 0,4 kali untuk mengalami migraine dibandingkan dengan laki-laki. Dari penelitian ini diketahui bahwa jumlah wanita yang mengalami migrain lebih banyak dibandingkan laki-laki disebabkan ketika seorang wanita mengalami menstruasi maka hormon estrogen akan rendah dan peningkatan kadar prostaglandin F2 dan E2 yang menginhibisi transmisi adrenergik, merangsang reseptor nyeri, menyebabkan inflamasi neurogenik dan memodulasi sistem kontrol nyeri noradrenergik desending, sehingga menimbulkan nyeri Hasil ini sesuai dengan penelitian Ong BK-C dkk tentang prevalensi migrain di Singapura menunjukan bahwa prevalensi yang mengalami migrain didominasi oleh perempuan dibanding laki-laki dengan perbandingan 3:1.
21
4.3 Hubungan antara Kurang Tidur dengan Migrain Tabel 4.4 Hubungan antara Kurang tidur dengan migrain Durasi Tidur
Migrain Ya n (%)
Tidak n (%)
> 6 jam < 6 jam
5 (3,125%) 38 (23,75%)
34 (21,25%) 83 (51,875%)
Total
43 (26,875%)
117 (73,125%)
P
RP (95% CI) 0.023*
0,646(0,280-1,491)
Keterangan : * Chi-Square , bermakna bila p < 0,05 Tabel diatas untuk hubungan antara kurang tidur dengan migrain. diketahui bahwa proporsi responden
yang mengalami Migrain dengan durasi tidur > 6 jam sebanyak 5 orang
(3,125%), dan 38 orang ( 23,75%) dengan durasi tidur < 6 jam. Sedangkan yang tidak mengalami migrain dengan durasi tidur > 6 jam sebanyak 34 orang (21,25%) dan 83 orang (51,875%) dengan durasi tidur < 6 jam . Berdasarkan kemaknaannya didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kurang tidur dengan kejadian migrain. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan (RP = 0,646; 95% CI; 0,280-1,491) artinya responden yang durasi tidur < 6 jam memiliki peluang 0,6 kali untuk mengalami migrain dibandingkan dengan durasi tidur > 6 jam. Kurang tidur sangat berperan dalam meningkatkan resiko migrain. Durasi tidur yang berkurang dapat menyebabkan terjadinya migrain yang dipicu oleh perubahan neurotransmitter serotonin, dimana serotonin bekerja mengatur tidur REM. Selama serangan migrain terjadi pemecahan produk serotonin, 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA).
22
4.4 Hubungan antara Depresi dengan Migrain Tabel 4.4 Hubungan antara Depresi dengan migrain Skor Depresi
Migrain Ya n (%)
Tidak n (%)
Depresi
37 (23,125%)
Tidak Depresi
6 (3,75%)
Total
62 (38,75%)
P
RP (95% CI)
0.000*
5,470 (2,146-13,947)
55 (34,375%)
43 (26,875 %) 117 (73,125 %) Keterangan : * Chi-Square , bermakna bila p < 0,05 Tabel diatas untuk hubungan antara depresi dengan migrain. Berdasarkan tabel 4.5
diketahui bahwa proporsi responden yang mengalami migrain dengan depresi sebanyak 37 orang ( 23,125 %) dan 6 orang ( 3,75 %) mengalami migrain tanpa depresi. Berdasarkan kemaknaannya didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara depresi dengan kejadian migrain. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan RP = 5,470; (95% CI; 2,146-13,947) artinya responden yang depresi memiliki peluang 5 kali untuk mengalami migrain dibandingkan dengan tanpa depresi. Dengan makin tingginya skor depresi responden maka makin besar resiko terjadinya migrain. Umumnya responden memiliki skor depresi lebih dari 15 dengan angka kejadian migrain yang relatif tinggi. Depresi Menyebabkan pelepasan serotonin dari platelet, selama serangan migrain terjadi penurunan turnover serotonin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah kranial yang menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan menimbulkan pulsasi pada setiap denyutan jantung, sehingga terjadi nyeri kepala berdenyut. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alders EE dkk tentang prevalensi migrain di Malaysia dan faktor yang mempengaruhinya menunjukan bahwa terdapat 28 persen responden yang mengalami migrain dengan depresi sedangkan 8 persen yang mengalami migrain tanpa depresi.
23
4.1.2.4 Hubungan antara Ansietas dengan Migrain Tabel 4.5 Hubungan antara Ansietas dengan migrain Skor Ansietas
Migrain Ya n (%)
Ansietas
33 (20,625 %)
Tidak n (%) 30 (18,75 %)
Tidak Ansietas
10 (6,25)
87 (54,375)
Total
43 (26,875 %)
117 (73,125 %)
P
RP (95% CI)
0.000* 9,570 (4,214-21,733)
Keterangan : * Chi-Square , bermakna bila p < 0,05 Tabel diatas untuk hubungan antara ansietas dengan migrain. Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa proporsi responden yang mengalami migrain dengan ansietas sebanyak 33 orang ( 20,625 %) dan 10 orang ( 6,25 %) mengalami migrain tanpa ansietas. Berdasarkan kemaknaannya didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ansietas dengan kejadian migrain. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan RP = 9.570; 95% CI; 4.214-21.733 artinya responden yang ansietas memiliki peluang 9 kali untuk mengalami migrain dibandingkan dengan tanpa ansietas. Dengan makin tingginya skor ansietas responden maka makin besar resiko terjadinya migrain. Umumnya responden memiliki skor ansietas lebih dari 14 dengan angka kejadian migrain yang relatif tinggi. Ansietas Menyebabkan pelepasan serotonin dari platelet, selama serangan migrain terjadi penurunan turnover serotonin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah kranial yang menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan menimbulkan pulsasi pada setiap denyutan jantung, sehingga terjadi nyeri kepala berdenyut. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alders EE dkk tentang prevalensi migrain di Malaysia dan faktor yang mempengaruhinya menunjukan bahwa terdapat 23 persen responden yang mengalami migrain dengan ansietas sedangkan 7 persen yang mengalami migrain tanpa ansietas.
24
4.1.2.5 Hubungan antara menstruasi dengan Migrain Tabel 4.7 Hubungan antara Menstruasi dengan migrain Sebelum menstruasi
Tidak Migrain
Migrain
Jumlah 70 (68,6%)
3 hari
4 (3,9%)
2 hari
19 (18,6%)
1 hari
9 (8,8%)
Saat menstruasi
Tidak Migrain
Migrain
82 (80,4%) 20 (19,6%)
Setelah menstruasi
Tidak Migrain
Migrain
80 (78,4%)
3 hari
5 (4,9%)
2 hari
14 (13,7%)
1 hari
3 (2,9%)
Menstruasi diduga dapat mempengaruhi kejadian migrain. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden wanita yang mengalami migrain pada saat 3 hari sebelum menstruasi sebanyak 4 orang (3,9%), 2 hari sebelum menstruasi sebanyak 19 orang (18,6%) , 1 hari sebelum menstruasi sebanyak 9 orang (8,8%), saat menstruasi sebanyak 20 orang (19,6%), sedangkan pada saat 3 hari sesudah menstruasi sebanyak 5 orang (4,9%), 2 hari sesudah menstruasi sebanyak 14 orang (13,7%) dan 1 hari sesudah menstruasi sebanyak 3 (2,9%) sedangkan pada responden wanita yang tidak mengalami migrain pada saat sebelum menstruasi sebanyak 70 orang (68,6%), saat menstruasi sebanyak 82 orang (82,4%) dan sesudah menstruasi sebanyak 80 orang ( 78,4%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Mac Gregor. Mac Gregor meneliti 55 penderita migrain selama 3 siklus menstruasi, frekuensi serangan meningkat
25
sejak dua hari sebelum menstruasi dan mencapai puncak pada dua hari pertama menstruasi. Berdasarkan kemaknaannya hasil penelitian ini menunjukan kemaknaan yg bermakna yaitu terdapat hubungan antara depresi dengan migrain dgn kriteria kemaknaan nilai p < 0,05. Fluktuasi hormon merupakan faktor pemicu pada 60% wanita untuk terjadinya migrain.padasaat menstruasi kadar estrogen menurun sehingga dapat memicu turunnya kadar 17b estradiol plasma sehingga terjadinya migrain. selain itu didapatkan peningkatan kadar prostaglandin F2 dan E2 yang menginhibisi transmisi adrenergik, merangsang reseptor nyeri, menyebabkan inflamasi neurogenik dan memodulasi sistem kontrol nyeri noradrenergik desending, sehingga menimbulkan nyeri. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa reponden wanita lebih banyak tidak mengalami migrain selama sebelum, saat ataupun sesudah menstruasi namun ada juga responden wanita yang mengalami migrain selama sebelum, saat ataupun sesudah menstruasi yang lebih banyak pada saat 2 hari sebelum menstruasi, saat menstruasi, dan 2 hari sesudah mentruasi.
26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 tahun 2012 diperoleh hasil bahwa Prevalensi migrain adalah sebanyak 43 orang (26,875%) dengan proporsi wanita sebanyak 33 orang (20,625%) dan laki-laki sebanyak 10 orang (6,25%). 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin responden dengan prevalensi migrain di mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun 2012 ( p value 0,038, RP = 0,436 (95% CI; 0,196-0,967). 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara kurang tidur responden dengan prevalensi migrain di mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 ( p value 0,023, RP = 0,646; 95% CI; 0,280-1,491). 4. Terdapat hubungan yang bermakna antara depresi responden dengan prevalensi migrain di mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 (p value 0,000, RP = 5,470; (95% CI; 2,146-13,947). 5. Terdapat hubungan yang bermakna antara ansietas responden dengan prevalensi migrain di mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 ( p value 0,000, RP = 9.570; 95% CI; 4.214-21.733). 6. Terdapat hubungan yang bermakna antara menstruasi responden dengan prevalensi migrain di mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun 2012.
5.2 Saran 1. Perlunya penyuluhan yang intensif tentang migrain kepada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terutama tentang faktor resiko yang menyebabkan terjadinya migrain. 2. Meningkatkan kesadaran mahasiswa FKIK UIN untuk menjaga kesehatan sebagai pencegahan dari migrain.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Mardjono M. Migrain. editor Harsono Buku Ajar Neurologi Klinis, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2005. 2. Macgregor EA. Menstruation, Sex Hormones, and Migraine. In: Neurologic Clinics. Vol 15, No1. W.B. Philadelphia: Saunders Company. 1997. 3. Diamond S. Hormonal Headaches. In: The Practicing Physician‟s Approach to Headache. 6th Ed. W.B. Philadelphia: Saunders Company. 1999. 4. Bousser MG, Lignieres B, Vincens, Mas JL. Percutaneus Estradiol Treatment in Menstrual Migraine. In: Migraine and Other Headache. New Jersey: The Parhenon Publishing Group Ltd. 1989. 5. Kaplan PW. Migraine. In: Neurologic Disease in Women. New York: Demos Medical Publishing. 1998. 6. Landy SH. Migraine Headache and Allodynia: Early Use of Triptans to Improve Outcome. Director, Wesley Headache Clinic, Memphis, Tennessee. Depart of Neurology University
of
Tennessee.
USA.
Available
from
http://www.medscape.com/viewrogram/464138 pnt CME Medscape Aug 2003. 7. Bolay H, Moskowitz MA. Mechanism of pain modulation in chronic syndromes. Neurology. 2002. 8. Lake III AE, Saper JR. Chronic Headache: New advances in treatment strategies. Neurology 2002. 9. Lance JW : mechanism and management of headache.5th ed. London: Butterworth. 1993. 10. Notowardojo P: Migrain, tinjauan neuropsikiatrik dalam neuron. Jakarta: EGC. 1990. 11. Stuart and Sunden, 2001, Principle and practice of Psichiatric Masby Year Book : St louise. 2005 12. Levin, H.S., McCauley, S.R., Josic, Boake, Brown, S.A., et al. Predicting Depression Following Mild Traumatic Brain Injury.Arch Gen Psychiatry. 2005. 13. Lánez et al. BMC Neurology 2010, http://www.biomedcentral.com/1471-2377/10
28
LAMPIRAN 1
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
:
Umur
:
Jurusan
:
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul:
PREVALENSI MIGRAIN PADA MAHASISWA FKIK UIN“SYARIF HIDAYATULLAH” JAKARTA ANGKATAN 2011 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA.
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.
Ciputat, ... Juni 2012
Mengetahui Penanggung jawab penelitian
(…………………..)
Menyetujui Peserta
(…..……………)
29
LAMPIRAN 2
LEMBAR
KUISIONERPREVALENSI
MIGRAIN
PADA
MAHASISWA
FKIK
UIN“SYARIF HIDAYATULLAH” JAKARTA ANGKATAN 2011 DAN FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA The Migraine Screen Questionnaire (MS-Q)3 No 1
Pertanyaan Apakah kamu sering atau secara intens mengalami sakit kepala?
2
Apakah sakit kepala yang dirasakan lebih dari 4 jam?
3
Apakah kamu mengalami mual ketika sedang sakit kepala?
4
Apakah cahaya atau suara mengganggu kamu ketika kamu sakit kepala? 5 Apakah sakit kepala yang kamu alami mengganggu aktivitas secara fisik atau secara intelektual? Penilaian : Tidak : 0
Ya : 1
Ya
Tidak
30
LAMPIRAN 3
Skala The Center For Epidemiologic Studies Depression Scale (CES-D)2 :…………………………………………………….(L/P) :…………………………………………………………. :……………………………………………………….....
Nama Umur Tgl periksa Skala Depresi A B C D
: : Jarang atau tidak pernah (kurang dari 1 hari) : Sedikit atau beberapa kali (1-2 hari) : Cukup atau lebih sering (3-4 hari) : Hampir seluruh waktu (5-7 hari)
No Selama seminggu yang lalu 1. Saya merasa terganggu dengan masalah-masalah yang biasanya tidak mengganggu saya 2. Saya tidak suka makan, nafsu makan saya menurun 3. Saya merasa tidak dapat melepascan diri dari perasaan sedih sekalipun dengan bantuan famili atau teman-teman 4. Saya merasa baik-baik saja seperti orang lain 5. Saya mempunyai kesulitan untuk berkonsentrasi dengan apa yang sedang saya kerjakan 6. Saya merasa tertekan dan kehilangan semangat 7. Saya merasa semua yang saya kerjakan terasa berat 8. Saya merasa optimis dengan masa depan 9. Saya mengira hidup saya telah gagal 10. Saya merasa sangat ketakutan/ seperti orang penakut 11. Tidur saya tidak nyenyak 12. Saya merasa bahagia 13. Saya berbicara sedikit daripada biasanya 14. Saya merasa kesepian 15. Saya merasa orang-orang lain kurang ramah/ tidak ramah 16. Saya menikmati kehidupan 17. Saya merasa ingin menangis 18. Saya merasa sedih 19. Saya merasa orang-orang lain tidak menyukai saya 20. Saya merasa tidak bergairah Jumlah
A 0
B 1
C 2
D 3
0 0
1 1
2 2
3 3
0 0
1 1
2 2
3 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
31
LAMPIRAN 4
Skala Ansietas Hamilton (Hamilton Rating Scale for Anxiety) No
1
2
3
4
5
6
Pertanyaan
Perasaan cemas: Cemas Firasat buruk Takut akan pikiran sendiri Mudah tersinggung Ketegangan Merasa tegang Lesu Mudah terkejut Mudah menangis Mudah gemetar Gelisah Tak bisa istirahat dengan tenang Ketakutan Pada gelap Orang asing Ditinggal sendiri Pada kerumunan orang banyak Gangguan tidur Sukar masuk tidur Terbangun pada malam hari Tidak pulas Bangun dengan lesu Mimpi-mimpi Mimpi buruk Mimpi yang menakutkan Kecerdasan Sulit berkonsentrasi Daya ingat yang buruk
Perasaan sedih Hilangnya minat Berkurangnya kesenangan pada hobi
Tidak ada gejala (1)
Ringan
Sedang
Berat
(2)
(3)
(4)
32
7
8
9
10
11
12
Sedih Bangun dini hari Perasaan berubah-ubah sepanjang hari Gejala somatic (otot) Kaku Kedutan otot Gigi gemeretak Suara tidak stabil Tegangan otot meningkat Gejala somatic (sensorik) Telinga berdengung Penglihatan kabur Muka merah pada keadaan panas dan dingin Merasa lemas Perasaan ditusuk-tusuk Gejala kardiovaskuler Takikardia Berdebar-debar Nyeri dada Denyut nadi mengeras, rasa lesu, lemas seperti mau pingsan Gejala pernapasan Rasa tertekan atau sempit di dada Perasaan tercekik Sering menarik napas Napas pendek Gejala pencernaan Sulit menelan Perut melilit / sakit Perasaan terbakar Perut penuh Mual Muntah Kembung Buang air besar lembek Kehilangan berat badan Sembelit Gejala urogenital Sering kencing Tidak dapat menahan kencing
33
13
14
Amenorrhoe Menorrhagia Menjadi frigid Ejakulasi prekok Napsu sex menghilang Impotensi Gejala otonom Mulut kering Muka merah Mudah berkeringat Pusing Sakit kepala Bulu-bulu berdiri Tingkah laku pada wawancara Gelisah Tak tenang Jari tremor Muka merah Menelan ludah Skor total ----
34
LAMPIRAN 4
Frequencies Usia
N Valid Missing
160 0
Jenis Kelami n 160 0
Jurusan
MS Q
Kuran g tidur
Depresi Ansietas
Menstruasi
160 0
160 0
160 0
160 0
102 0
160 0
Frequencies Table Usia Frequency Percent
Cumulative Valid Percent Percent
Valid 16
1
.6
.6
.6
17
1
.6
.6
1.2
18
24
15.0
15.0
16.2
19
74
46.2
46.2
62.5
20
48
30.0
30.0
92.5
21
11
6.9
6.9
99.4
22
1
.6
.6
100.0
Total
160
100.0
100.0
Jenis Kelamin Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
58
36.2
36.2
36.2
Perempuan 102
63.8
63.8
100.0
Total
100.0
100.0
Valid Laki-laki
160
35
Jurusan Frequency Percent
Cumulative Valid Percent Percent
40
25.0
25.0
25.0
Farmasi
40
25.0
25.0
50.0
Perawat
40
25.0
25.0
75.0
Kesmas
40
25.0
25.0
100.0
Total
160
100.0
100.0
Valid PSPD
MSQ
Valid
Frequency Percent
Cumulative Valid Percent Percent
0
29
18.1
18.1
18.1
1
32
20.0
20.0
38.1
2
46
28.8
28.8
66.9
3
10
6.2
6.2
73.1
4
24
15.0
15.0
88.1
5
19
11.9
11.9
100.0
Total
160
100.0
100.0
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
24.3
24.3
24.3
< 6jam 121
75.7
75.7
75.7
Total
100.0
100.0
Kurang Tidur
Valid > 6jam 39 160
36
CESD
Valid 0
Frequency Percent 3 1.9
Valid Percent
Cumulative Percent
1.9
1.9
1
1
.6
.6
2.5
2
4
2.5
2.5
5.0
3
2
1.2
1.2
6.2
4
3
1.9
1.9
8.1
6
3
1.9
1.9
10.0
7
1
.6
.6
10.6
8
2
1.2
1.2
11.9
9
4
2.5
2.5
14.4
10
6
3.8
3.8
18.1
11
3
1.9
1.9
20.0
12
10
6.2
6.2
26.2
13
5
3.1
3.1
29.4
14
14
8.8
8.8
38.1
15
7
4.4
4.4
42.5
16
10
6.2
6.2
48.8
17
12
7.5
7.5
56.2
18
12
7.5
7.5
63.8
19
7
4.4
4.4
68.1
20
4
2.5
2.5
70.6
21
6
3.8
3.8
74.4
22
8
5.0
5.0
79.4
23
5
3.1
3.1
82.5
24
5
3.1
3.1
85.6
25
5
3.1
3.1
88.8
26
5
3.1
3.1
91.9
27
2
1.2
1.2
93.1
28
2
1.2
1.2
94.4
29
3
1.9
1.9
96.2
30
3
1.9
1.9
98.1
31
1
.6
.6
98.8
37
32
1
.6
.6
99.4
34
1
.6
.6
100.0
100.0
100.0
Total 160
Hamilton Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
19
11.9
11.9
11.9
1
3
1.9
1.9
13.8
2
13
8.1
8.1
21.9
3
6
3.8
3.8
25.6
4
7
4.4
4.4
30.0
5
8
5.0
5.0
35.0
6
3
1.9
1.9
36.9
7
7
4.4
4.4
41.2
8
8
5.0
5.0
46.2
9
3
1.9
1.9
48.1
10
9
5.6
5.6
53.8
11
3
1.9
1.9
55.6
12
4
2.5
2.5
58.1
13
4
2.5
2.5
60.6
14
1
.6
.6
61.2
15
5
3.1
3.1
64.4
16
10
6.2
6.2
70.6
17
6
3.8
3.8
74.4
18
5
3.1
3.1
77.5
19
5
3.1
3.1
80.6
20
1
.6
.6
81.2
22
3
1.9
1.9
83.1
23
3
1.9
1.9
85.0
24
2
1.2
1.2
86.2
25
2
1.2
1.2
87.5
27
2
1.2
1.2
88.8
Valid 0
38
28
3
1.9
1.9
90.6
30
1
.6
.6
91.2
32
3
1.9
1.9
93.1
33
1
.6
.6
93.8
34
3
1.9
1.9
95.6
35
1
.6
.6
96.2
37
1
.6
.6
96.9
45
1
.6
.6
97.5
46
1
.6
.6
98.1
50
1
.6
.6
98.8
54
1
.6
.6
99.4
56
1
.6
.6
100.0
100.0
100.0
Total 160
39
LAMPIRAN 5
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid Jenis Kelamin * Kategorik
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
160
100.0%
0
.0%
160
100.0%
Jenis Kelamin * Kategorik Crosstabulation Kategorik
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Total
Tidak MIgrain Total
Count
Migrain 33
69
102
Expected Count
27.4
74.6
102.0
Count
10
48
58
Expected Count
15.6
42.4
58.0
Count Expected Count
43
117
160
43.0
117.0
160.0
40
Chi-Square Tests Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.296 1 .038 b Continuity Correction 3.562 1 .059 Likelihood Ratio 4.501 1 .034 Risk Estimate Fisher's Exact Test .043 .028 95% Confidence Interval Linear-by-Linear 4.270 1 Value .039 Lower Upper Association b Risk Prevalence Jenis160 Kelamin N of Valid Casesfor .196 .967 .436 (Laki-laki / Perempuan) a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.59. For cross sectional Kategorik = b. Computed only for a 2x2 table .533 .284 1.000 Migrain For cross sectional Kategorik = 1.223 1.024 1.462 Tidak Migrain N of Valid Cases 160 Case Processing Summary Cases Valid Kurang Tidur * Kategorik
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
160
100.0%
0
.0%
160
100.0%
Kurang Tidur * Kategorik Crosstabulation Count Chi-Square Tests Kategorik
Kurang Tidur
> 6jam < 6jam
Total
Migrain 5
Tidak MIgrain
Total
34
39
38 43
83 117
121 160
41
Value
Asymp. Sig. (2-sided)
Df
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.183a 1 .023 b Continuity Correction 4.281 1 .039 Likelihood Ratio 5.776 1 .016 Fisher's Exact Test .023 .016 Linear-by-Linear 5.151 1 .023 Association N of Valid Casesb 160 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.48. b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate 95% Confidence Interval Value
Lower
Upper
Risk Prevalence for Kurang Tidur (> 6jam / < 6jam)
.646
.280
1.491
For cross sectional Kategorik = Migrain
.720
.377
1.375
For cross sectional Kategorik = Tidak Migrain
1.115
.919
1.351
N of Valid Cases
160
Case Processing Summary Cases
Depresi * Kategorik
Valid N 160
Percent
Missing N Percent
Total N
Percent
100.0%
0
160
100.0%
.0%
Depresi * Kategorik Crosstabulation Kategorik
Depresi Depresi
Count Expected Count
Tidak Migrain MIgrain 37 62
Total
26.6
99.0
72.4
99
42
Tidak Depresi Count
Total
Expected Count Count Expected Count
6
55
61
16.4
44.6
61.0
43
117
160
43.0
117.0
160.0
Chi-Square Tests Value
Asymp. Sig. (2-sided)
Df
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.564a 1 .000 b Continuity Correction 13.197 1 .000 Likelihood Ratio 16.164 1 .000 Fisher's Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear 14.473 1 .000 Association N of Valid Casesb 160 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.39. b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate 95% Confidence Interval Value
Lower
Upper
2.146
13.947
3.800
1.705
8.468
.695
.584
.826
Risk Prevalence for Depresi (Depresi / Tidak Depresi) 5.470 For cross sectional Kategorik = Migrain For cross sectional Kategorik = Tidak Migrain N of Valid Cases
160
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total Percent
N
Percent
43
Case Processing Summary Cases
hamilton_kategorik * Kategorik
Valid N 160
Percent
Missing N Percent
Total N
Percent
100.0%
0
160
100.0%
.0%
hamilton_kategorik * Kategorik Crosstabulation Kategorik
hamilton_kategorik ansietas
Tidak MIgrain
Total
30
63
46.1
63.0
87
97
Expected Count 26.1 43 Count
70.9 117
97.0 160
Expected Count 43.0
117.0
160.0
Count
Migrain 33
Expected Count 16.9 tidak ansietas Count Total
10
Chi-Square Tests Value
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided) sided)
Pearson Chi-Square 34.400a 1 .000 b Continuity Correction 32.292 1 .000 Likelihood Ratio 34.676 1 .000 Fisher's Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear 34.185 1 .000 Association N of Valid Casesb 160 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.93. b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate 95% Confidence Interval Risk Prevalence for hamilton_kategorik (ansietas / tidak ansietas)
Value
Lower
Upper
9.570
4.214
21.733
44
For cross sectional Kategorik = Migrain For cross sectional Kategorik = Tidak Migrain N of Valid Cases
5.081
2.699
9.563
.531
.406
.694
160
Case Processing Summary Cases Valid Sebelum
N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
70
100.0%
0
.0%
70
100.0%
3 hari sesudah
4
100.0%
0
.0%
4
100.0%
2 hari sesudah
19
100.0%
0
.0%
19
100.0%
1 hari sesudah
9
100.0%
0
.0%
9
100.0%
MSQ Tidak
Test Statisticsa,b MSQ Chi-Square
47.216
df
3
Asymp. Sig.
.000
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Sebelum
Case Processing Summary Cases Valid Saat MSQ Tidak Ya
N
Percent
Missing N
Total
Percent
N
Percent
82
100.0%
0
.0%
82
100.0%
20
100.0%
0
.0%
20
100.0%
45
Test Statisticsa MSQ Mann-Whitney U
253.500
Wilcoxon W
3.656E3
Z
-4.848
Asymp. Sig. (2tailed)
.000
a. Grouping Variable: Saat
Case Processing Summary Cases Valid Sesudah
N
Percent
Missing N
Total
Percent
N
Percent
80
100.0%
0
.0%
80
100.0%
3 hari sesudah
5
100.0%
0
.0%
5
100.0%
2 hari sesudah
14
100.0%
0
.0%
14
100.0%
1 hari sesudah
3
100.0%
0
.0%
3
100.0%
MSQ Tidak
Test Statisticsa,b MSQ Chi-Square
28.167
df Asymp. Sig.
3 .000
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Sesudah
46
Riwayat Hidup Nama
: Wildan Acalipha Wilkensia
Tempat, Tgl Lahir
: Bandung, 24 Agustus 1992
Jenis Kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Komplek Permata Biru Blok AC No 146 RT/RW 01/24 Desa Cinunuk Kec.Cileunyi Kab.Bandung Prov.Jawa Barat 40624
Tlp/Hp
: 022 87822480 / 085714026691
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan 1. SD Islam Al-Amanah Bandung
(1997-2003)
2. Mts Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut
(2003-2006)
3. MA Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut
(2006-2009)
Riwayat Hasil Penelitian: 1. Prevalensi Migrain pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya