PENILAIAN MANFAAT EKONOMI EKOSISITEM MANGROVE DI KAWASAN KONSERVASI MARGOMULYO, KOTA BALIKPAPAN
EVALUATION OF ECONOMIC BENEFITSOF MANGROVE ECOSYSTEMS INMARGOMULYO CONSERVATION AREA, BALIKPAPAN CITY
Abdul Hadi Bone1, Ambo Towo2, Rijal Idrus2 1
Manajemen Kelautan, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Universitas Hasanuddin Makassar 2 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi Abdul Hadi Bone Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar HP : 081356185285 Email :
[email protected]
ABSTRAK Kawasan Konservasi Margomulyo adalah kawasan perlindungan yang memberikan berbagai manfaat untuk menunjang kehidupan bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui bentuk pemanfaatan eksositem mangrove oleh masyarakat, (2) menghitung Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value/TEV) ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Margomulyo, (3) Menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kesediaan membayar masyarakat (Willingness To Pay/WTP) yang berkaitan dengan manfaat keberadaan eksosistem mangrove, (4) menentukan alternatif skenario pengelolaan yang efisien terhadap ekosistem mangrove.Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Konservasi Margomulyo mulai pada bulan November – April 2014.Metode penelitian menggunakan metode survei lapangan dengan mewancarai masyarakat nelayan serta penelusuran pustaka.Nilai ekonomi total (TEV) diperoleh dengan menjumlahkan seluruh manfaat yaitu manfaat langsung, manfaat tidak langsung, manfaat pilihan, manfaat keberadaan, dan manfaat warisan ekosistem mangrove.Stepwise regression untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap WTP.Analisis Location Quotient (LQ) diperbandingkan dengan TEV untuk menentukan alternatif skenario pengelolaan eksositem mangrove.Hasil penenelitian menunjukkan nilai ekonomi total (TEV) eksosistem mangrove di Kawasan Konservasi Margomulyo sebesar 2.771.255.402 /tahun atau sekitar 131.964.543/ha/tahun dengan luas mangrove 21 ha. Faktor yang yang paling berpengaruh terhadap kesediaan membayar (WTP) adalah Pendapatan (X2) dan Pengalaman (X3). Skenario I sebagai alternatif pengelolaan yaitu pelestarian ekosistem mangrove sebagai sumberdaya perikanan yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk keperluan pengembangan pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan. Kata Kunci :Mangrove, Kawasan Konservasi Margomulyo, Total Economic Value(TEV), Strategi Manajemen
ABSTRACT Margomuylyo conservation area that provides area various benefits to support life for l;ocal community. This researchaimed (1) to investigate the utilization form of mangrove ecosystem by the local community (2) to calculate the Total Economic Value (TEV) of the mangrove ecosystems in Margomulyo conservation area, (3) to analyze the factors affecting the community's willingness to pay (WTP) for the existence of these mangroves, (4) to generate alternative scenarios for an efficient management of these ecosystems. The research was conductedin the Margomulyo Conservation Area, starting fromNovember -April 2014. This research employs field survey to obtain data through interviews with fishermen andliterature study. Total Economic Value (TEV) was obtained by summing up the direct, indirect, optional, existence and bequest values of the mangroves. Stepwise regression was employed to indicate factors influencing WTP. Location Quotient (LQ) analysis was combined with TEV to generate alternative scenarios for the management of mangrove ecosystems. The results indicate that the TEV of the mangroves in Margomulyo Conservation Area is Rp 2.771.255.402/year or 131.964.543/ha/year which covers an area of 21 ha. The most determining factor to WTP is the family income (X2) and experience (X3). Scenario oneas analternative tothemanagement that the fisheries developed for the purposes of development sustainable ofmangroveecosystem .
Keywords :Mangrove, Margomulyo Conservation Area, Total Economic Value (TEV), Management Strategy
PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi sumber daya alam hayati dan non hayati, sumber daya buatan, serta jasa lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat.Sumberdaya alam merupakan modal dasar suatu pembangunan yang harus dikelola secara hati-hati dan bijaksana karena mempunyai nilai-nilai biologi, ekonomi, dan budaya yang saling berkaitan. Sumberdaya alam tersebut memberikan kontribusi terbesar bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. Kawasan Konservasi Margomulyo yang berada di Kelurahan Margomulyo Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dengan luas ± 21 ha memiliki potensi keindahan alam hutan mangrove serta kenakeragaman fauna didalamnya seperti burung, bekantan dan lainnya menjadikan kawasan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat mencari sumber kehidupan dan tempat berwisata (BLH Kota Balikpapan, 2012). Penilai ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan adalah metode terbaik untuk mengkuantifikasikan nilai ekonomi dari barang dan jasa yang diberikan oleh sumberdaya dan lingkungan tersebut. Salah satu pendekatan penilaian sebuah ekosistem menurut Barbier etal (1996), adalah dengan Total Valuation. Pemahaman tentang konsep ini memungkinkan para pengambil kebijakan untuk mengelola dan memanfaatkan berbagai sumberdaya alam dan lingkungan pada tingkat yang paling efektif dan efisien serta mampu mendistribusikan manfaat dan biaya konservasi secara adil. Mengingat Penilaian ekonomi dapat digunakan untuk menunjukkan keterkaitan antara konservasi dan pembangunan ekonomi, maka penilaian ekonomi dapat menjadi suatu instrumen penting dalam peningkatan penghargaan dan kesadaran masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan khususnya ekosistem mangrove. Beberapa hasil penelitian yang menghitung manfaat eksositem mangrove seperti yang dilakukan oleh Suzana etal (2010), dengan lokasi penelitian di Desa Palaes Likupang Barat Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Ekonomi Total hutan mangrove sebesar Rp 10.888.218,-/tahun.Selanjutnya hasil penelitian olehMarhayana (2012), dengan lokasi penelitian di Taman Wisata Perairan (TWP) Padaido Kabupaten Biak Numfor Papua, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Total Nilai Ekonomi Taman Wisata Perairan Padaido dengan luas mangrove ± 12.868 ha yaitu Rp 23.027.022.043,4/tahun atau Rp 1.789.479.488,-/ha/tahun. Penelitian ini bertujuan yaitu mengetahui bentuk pemanfaatan eksositem mangrove oleh masyarakat, menghitung Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value/TEV) ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Margomulyo, Menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kesediaan membayar masyarakat (Willingness To Pay/WTP) yang berkaitan dengan
manfaat keberadaan eksosistem mangrove, dan menentukan alternatif skenario pengelolaan yang efisien terhadap ekosistem mangrove. METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kawasan Konservasi Margomulyo, Kota Balikpapan yang dilaksanakan pada bulan November hingga Maret 2014.Jangka waktu tersebut meliputi tahap persiapan (pengumpulan literature), pengambian data, analisis data hingga penyusunan laporan. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat, pengunjung, peneliti dan atau lembaga yang memanfaatkan eksositem mangrove baik secara langsung maupun tidak langsung.Responden ditetapkan dengan teknik purposive sampling. Dalam teknik ini, pengambilan sampel dilakukan secara acak yaitu sejumlah 85 responden. dalam penarikan sampel jika populasinya lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15 % atau lebih, sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah10% dari jumlah populasi (Arikunto, 2000). Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.Data primer yang dikumpulkan melalui kuisioner dan wawancara langsung adalah data persepsi masyarakat nelayan disekitar kawasan, kegiatan pemanfaatan mangrove, jumlah hasil tangkapan, harga hasil tangkapan, serta nilai Willingness to Pay (WTP). Sementara data sekunder mencakup keadaan wilayah (geografis dan administrasi), jumlah kunjungan (wisatawan dan peneliti) ke kawasan, kondisi lingkungan dan kondisi ekologis ekosistem mangrove, kondisi sosial ekonomi masyarakat, data luasan dan panjang garis pantai diperoleh dari instansi terkait (BPS & BAPPEDA Kota Balikpapan , 2012). Analisa Data Model analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: Bentuk Pemanfaatan Eksositem Mangrove Bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat ditentukan dari jenis-jenis hasil pemanfaatan dari ekosistem mangrove, satuan pungutan, dan jumlah pungutan rata-rata. Manfaat Langsung Ekosistem Mangrove Manfaat langsung atau Direct Use Value (DUV) adalah nilai yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan atau dari interaksi dengan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya
alam (ekosistem mangrove). Sebagai contoh dari pemanfaatan ini antara lain menangkap ikan, kepiting, kerang, kayu bakar, penelitian dan wisata, dengan rumus (Fauzi, 2006) : TML = ML1 + ML2 + ML3 + …+ MLn Dimana : TML = Total Manfaat Langsung ML1 = Manfaat Langsung Udang Bintik ML2 = Manfaat Langsung Ikan Kakap ML3 = Manfaat Langsung Kepiting Bakau (Scylla serrata) ML4= Manfaat Langsung Kerang ML5 = Manfaat Langsung Kayu Mangrove ML6 = Manfaat Langsung Penelitian ML7 = Manfaat Pariwisata Total Manfaat Langsung (TML) adalah penjumlahan seluruh manfaat langsung ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi margomulyo, Kota Balikpapan. Manfaat Tak Langsung Ekosistem Mangrove Manfaat langsung sebagai penyerap karbon dihitung dari potensi tegakan hutan mangrove di suatu kawasan dikali dengan kandungan karbon di Indonesia yaitu 110 kg/ha atau 0,11 ton/tahun (Purnobasuki, 2011),kemudianluas hutannya. Untuk menghasilkan nilai dari serapan karbon maka dikalikan dengan harga per kg (karbon/kg = U$10/ton) (Sihite et al., 2005). Kemudian dimasukan ke dalam nilai Rupiah.Sedangkan penahan abrasi dapat diketahui dari biaya pembuatan breakwater disepanjang garis pantai Kota Balikpapan. Manfaat Pilihan Ekosistem Mangrove Pendekatan nilai plihan mengacu pada nilai keanekaragaman hayati (biodiversity) hutan mangrove diIndonesia, yaitu US$ 1.500/km2/tahun atau US$15/ha/tahun (Ruitenbeek, 1991).Rumus :MP = US$ 15 per ha x luas hutan mangrove (nilai rupiah) Manfaat Keberadaan Ekosistem Mangrove Nilai ekonomi keberadaan (fisik) dari ekosistem mangrove dihitung dengan menggunakan rumus menurut (Ruitenbeek, 1991) yaitu:
Keterangan : Mei = Manfaat ekosistem dari responden ke-i N
= Jumlah responden
Manfaat Warisan Ekosistem Mangrove Nilai warisan ekosistem mangrove yang dimiliki tidak dapat dinilai dengan pendekatan nilai pasar, oleh karena itu, nilai warisan dapat dihitung dengan pendekatan perkiraan.Nilai warisan tidak kurang 10% dari nilai manfaat langsung mangrove (Ruitenbeek, 1991). Analisis Valuasi Kontingensi Analisis
kontingensi
valuasi
bertujuan
untuk
mengetahui
faktor
yang
berpengaruhterhadap pelestarian ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove Margomulyo.analisis yang dilakukan dengan menggunakan analisis Willingness To Pay (WTP) WTPi = f (X1,X2,X3,X4,X5,X6) Dimana usia (X1), tingkat pendapatan responden (X2), pengalaman responden (X3), tanggungan keluarga responden (X4), tingkat pendidikan responden (X5), dan pernah tidaknya responden mengikuti/mendapat informasi tentang mangrove (X6). Kemudian untuk mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP, maka digunakan software SPSS 17( SPSS, 2008). Penilaian Alternatif Skenario Pengelolaan Ekosistem Mangrove Alternatifskenario pengelolaan ekosistem mangrove dilakukan denganmenggunakan pendekatan analisis ekonomi wilayah atau Location Quotient (LQ).Pendekatan dengan menggunakan metode LQ ini yaitu dengan menganalisis nilai PDRB sub sektor I di wilayah Kota Balikpapan dengan rumus (Muta’Ali, 2003) :
Dimana :
=
/ /
LQij
: Indeks kuesion lokasi
Xij
: Jumlah PDRB Kota Balikpapan masing-masing sub sektor
Xi
: Jumlah PDRB Kota Balikpapan total seluruh sub sektor
Xj
: Jumlah PDRB total sub sektor di Kota Balikpapan
X
: Jumlah PDRB total seluruh sub sektor pada wilayah Kota Balikpapan Selanjutnya dari hasil pengolahan data dengan analisis LQ tersebut kemudian
menentukan alternatif skenario pengelolaan manakah yang cocok untuk pengembangan pengelolaan mangrove secara berkelanjutan berdasarkan potensi wilayah sub sektor masingmasing.
Penentuan Alternatif Pengelolaan Ekosistem Mangrove Skenario Pengelolaan I : skenario pengelolaan ini dititik beratkan kepada potensi sub sektor
perikanan
yang
menjadi
basis
pengembangan
pengelolaan
ekosistem
mangrove.Skenario Pengelolaan II : skenario pengelolaan ini menggambarkan potensi sub sektor pariwisata yang mendukung pengembangan wilayah Kota Balikpapan.Skenario Pengelolaan III :skenario ini menggambarkan ekosistem mangrove sebagai sektor pendidikan yang dapat menunjang pengembangan wilayah Kota Balikpapan. HASIL Hasil penelitian menunjukanbahwa ada empat bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat yaitu berupa penangkapan, pengumpul, wisata (rekreasi), dan penelitian. Nilai Ekonomi Total (NET) ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Margomulyo Kota Balikpapan dengan luas 21 ha adalah Rp2.768.107.403,-/tahun atau Rp 129.721.772,-/ha/tahun (Tabel 1), dimana manfaat langsung memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp 1.871.967.115,-/tahun atau Rp 87.048.429/ha/tahun, disusul manfaat tidak langsung Rp 244.736.022,-/tahun atau 11.654.096,-/ha/tahun, manfaat pilihan 3.563.595,tahun atau 169.695,-/ha/tahun, manfaat keberadaan 460.643.900,-/tahun atau 21.93.423,/ha/tahun, dan manfaat warisan 187.196.771,-/tahun atau 8.914.129,-/ha/tahun.Tabel 2 hasil stepwise regressionmenunjukkan tingkat pendapatan (X2) dan Pengalaman (X3)merupakan variabel yang sangat berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar masyarakat (WTP).Analisis Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa sektor perikanan termasuk kedalam tipe potensi sektor yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk keperluan pengembangan pengelolaan mangrove berkelanjutan (Tabel 3). PEMBAHASAN Penelitian ini menemukan empat macam bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat di Kawasan Konservasi Margomulyo yaitu berupa penangkapan perikanan (udang, ikan, kepiting, dan kerang), pencari kayu bakar, wisata, dan penelitian. Untuk Penangkapan udang bintik (Caridina gracillirostris) diperoleh total manfaat langsung sebesar Rp 474.249.920,-/tahun atau Rp 22.583.329,-/ha/tahun, total manfaat langsung ikan kakap (Lutjanus sp) sebesar Rp Rp. 499.182.205,-/tahun atau sebesar Rp. 23.770.581,-/ha/tahun, total manfaat langsung kepiting bakau (Scylla serrata) sebesar Rp. 322.999.970,-/tahun atau sebesar Rp. 15.380.950,-/ha/tahun, total manfaat langsung kerang (Anadara Spp) sebesar Rp. 229.600.010,-/tahun atau sebesar Rp. 8.840.475,-/ha/tahun.Untuk pemanfaatan langsung kayu
mangrove untuk dijadikan kayu bakar di Kawasan Konservasi Margomulyo didapatkan total manfaat langsung yaitu sebesar Rp. 39.865.010,-/tahun atau sebesar Rp. 1.898.333,/ha/tahun.Nilai total manfaat langsung dari masing-masing jenis pemanfaatan didapatkan dari jumlah rata-rata pendapatan bersih di tiga lokasi penelitian (Gn. Empat, Sidomulyo, dan Gn. Satu) dikali dengan jumlah populasi yang ada. Nilai produksi perikanan tersebut tergantung pada kondisi eksositem mangrove. Apabila semakin baik kondisi ekosistem mangrove maka akan berpengaruh baik terhadap harga dan nilai produksi yang dihasilkan, Begitupun sebaliknya. Hal ini sebagaimana di jelaskan oleh McAllister (1998), bahwa perkiraan produksi perikanan tergantung pada kondisi ekosistemnya, kualitas pemanfaatan dan pengelolaan oleh masyarakat di sekitarnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola kawasan dan masyarakat diketahui bahwa jumlah pengunjung yang melakukan aktifitas wisata di Kawasan Konservasi Margomulyoterhitung sejak bulan September – Desember 2012 yaitu sebanyak 166 orang.Waktu lama mengunjung ke kawasan 1 hari atau tidak kurang 14 jam, dimulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00 WIB. Berdasarkan kunjungan tersebut dapat diketahui bahwa besarnya biayayang dikeluarkan selama melakukan aktifitas yaitu sebesar 1.145.000,-. Dari hasil perhitungan diketahui total manfaat langsung pariwisata di Kawasan Konservasi Margomulyo sebesar 190.070.000,-.Kemudian jumlah pengunjung yang melakukan aktifitas penelitian di Kawasan Konservasi Margomulyo pada tahun 2010 sebanyak 15 orang dan mengalami peningkatan di tahun 2012 menjadi 20 orang yang terdiri dari mahasiswa S1 sebanyak 15 orang, LSM sebanyak 2 orang dan dosen S2 dan S3 sebanyak 3 orang. Berdasarkan kunjungan tersebut dapat diketahui bahwa besarnya biayayang dikeluarkan selama penelitian antara lain biaya penginapan, biaya konsumsi, biaya transportasi dan biaya lainnya, maka rata-rata biaya per peneliti (minimal 1 kali kunjungan) sebesar 5.800.000,-. Dari hasil perhitungan diketahui total manfaat langsung penelitian di Kawasan Konservasi Margomulyo sebesar 116.000.000,-. Nilai ekonomi total manfaat langsung ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Margomulyo merupakan hasil penjumlahan dari ketujuh jenis manfaat langsung yang diperoleh hasil sebesar 1.871.967.115,-/tahun atau sekitar 87.048.429,-/ha/tahun, dengan nilai terbesar berasal dari manfaat langsung ikan kakap (Lutjanus sp) (26,67 %), manfaat langsung Udang Bintik (Caridina gracillirostris) (25,33 %), manfaat langsung kepiting bakau (Scylla serrata) (17,25 %), manfaat langsung kerang (Anadara spp) (12,27 %), manfaat langsung wisata (10,15 %), Manfaat Langsung Penelitian (6,20 %), dan manfaat langsung kayu bakar (2,13 %). Dari nilai tersebut yang didapatkan menunjukkan bahwa masyarakat Margomulyo sangat merasakan manfaat langsung dari keberadaan eksosistem mangrove, apabila kerusakan
terjadi maka akan berpengaruh pada tingkat pendapatan dan kesejahteraaan mereka sebagai nelayan. Dari perhitungan yang sangat sederhana didapatkan serapan karbon pada hutan mangrove Margomulyo dengan luas 21 ha yaitu sebesar 32,317 ton/ha/tahun. Bila harga perdagangan karbon US$ 10/ton (Sihite et al., 2005) dan dikonversikan ke nilai rupiah dengan kurs sebesar Rp. 11.313,- (18 Mei 2014), maka didapatkan total nilai manfaat tak langsung sebagai penyerap karbon sebesar 3.656.022,-/tahun.selanjutnya pendekatan biaya yang dialokasikan untuk membangun penahan ombak yaitu sebesar Rp 4.821.600,-/m3. Jika panjang garis pantai yang ditumbuhi mangrove adalah 500 meter. Maka didapatkan hasil perhitungan manfaat tak langsung sebagai penahan ombak sebesar Rp. 2.410.800.000,-. Atau Rp 241.080.000/tahun.Berdasarkan hasil keseluruhan kuantifikasi terhadap manfaat tidak langsung ekosistem hutan mangrove di Kawasan konservasi margomulyo, maka didapatkan total nilai manfaat tidak langsung secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 244.736.022,-/tahun. Untuk mendapatkan manfaat keanekaragaman hayati maka nilai keanekaragaman hayati mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove Margomulyo dikali dengan nilai rata-rata yaitu sebesar US$ 1.500/km2/tahun atau US$ 15/ha/tahun (Ruitenbeek, 1991).Total luas hutan mangrove yang berada di Kawasan Konservasi Mangrove Margomulyo mencapai 21 ha.Bila dikalikan dengan nilai keanekaragaman hayati (biodiversity) hutan mangrove di Indonesia US$ 15/ha/tahun, maka nilai manfaat pilihan ekosistem hutan mangrove mencapai US$ 315. Kemudian jika dikonversi ke nilai rupiah, dengan kurs sebesar Rp 11.313,- (Mei, 2014), maka total nilai manfaat pilihan ekosistem mangrove sebesar 3.563.595,-/tahun. Nilai manfaat keberadaan ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Margomulyo diestimasi dengan menggunakan teknik contingent valuation method. Metode ini digunakan untuk menanyakan kepada masyarakat seberapa besar nilai atau harga yang diberikan agar ekosistem mangrove tetap terpelihara. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai keberadaan bagi masyarakat yang berada disekitar Kawasan Konservasi Margomulyo, mempunyai nilai keberadaan sebesar 460.643.900,-/tahun dengan nilai rata-rata WTP sebesar 1.625.422,-/tahun. Ekositem mangrove sebagai warisan mempunyai nilai yang sangat tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperkirakan bahwa nilai warisan tidak kurang 10% dari nilai manfaat langsung mangrove (Ruitenbeek, 1991). Oleh karena itu diperkirakan bahwa nilai warisan ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Margomulyo adalah sebesar 10 % x Rp. 1.871.967.115,- = 187.196.771,-/tahun. Nilai ekonomi total (Total Economic Value/TEV) didasarkan pada hasil identifikasi seluruh jenis manfaat dari ekosistem mangrove
di Kawasan Konservasi Mangrove Margomulyo. Hasil perhitungan TEV ekosistem mangrove adalah sebesar Rp 2.768.107.403,-/tahun atau sekitar 129.721.772,-/ha/tahun. Hasil analisis stepwise regression diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : WTP (Y) = 172903,919 +0,006X2+ 9091,865+0,013X3 Dengan menggunakan α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa pendapatan (X2) dan Pengalaman (X3) merupakan variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar masyarakat di sekitar Kawasan Konservasi Margomulyo. Hal ini disebabkan karena nilai signifikan X2 (0,006) < α (0,05) dan X3 (0,013) < α (0,05), sementara variabel-variabel lainnya tidak berpengaruh nyata. Berdasarkan model regresi diatas, dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan pendapatan Rp 1 akan meningkatkan WTP sebesar Rp 0,006 dan 0,013. Hasil yang diperoleh dari total manfaat langsung ekosistem mangrove yaitu sebesar Rp 1.871.967.115,-, maka analisa Location Questionuntuk manfaat perikanan adalah 0,4735. Merujuk kriteria pengembangan wilayah diketahui bahwa manfaat perikanan di Kawasan Konservasi Margomulyo Kota Balikpapan termasuk dalam kategori Potencial Sector.Dari hasil perhitungan LQ dan NET menggambarkan betapa pentingnya ekosistem mangrove. Skenario 1 merupakan skenario yang paling berpengaruh dengan asumsi bahwa manfaat langsung dari ekosistem mangrove sebagai sumber perikanan memiliki nilai yang cukup tinggi. Oleh karena itu beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu : (1) Merehabilitasi kembali ekosistem mangrove yang telah rusak; (2) Mengembangkan dan memperkuat basis data wilayah pesisir berbasis Sistim Informasi Geografis yang memasukan nilai ekonomi total layanan jasa ekosistem wilayah pesisir; (3) Melakukan sistim perencanaan manajemen pengelolaan eksositem mangrove dengan sistem bottom up planning; (4) Meningkatkan kapasitas masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan mangrove secara berkelanjutan; (5) Memetakan seluruh ekosistem pesisir dan layanan barang dan jasa dari ekosistem tersebut melalui penelitian nilai ekonomi kawasan; (6) Penerapan Undang-Undang Tata Ruang (UU No 26/2007) dan Undang-Undang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU 27/2007) yang memberikan hak atas pengelolaan wilayah pesisir.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat di Kawasan Konservasi Margomulyo berupa penangkapan (udang,ikan, kepiting, kerang), pencarian kayu bakar, rekreasi, dan penelitian. Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value/TEV) di Kawasan Konservasi Margomulyo dengan luas 21 ha yaitu Rp. Rp 2.771.255.402,-/tahun atau Rp 131.964.543,-/ha/tahun dimana manfaat langsung memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp 1.871.967.115,-/tahun.Faktor yang paling berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar (WTP) adalah pendapatan (X2) dan pengalaman (X3).Hal ini disebabkan karena nilai signifikan X2 (0,006) < α (0,05) dan X3 (0,013) < α (0,05), sementara variabel-variabel lainnya tidak berpengaruh nyata. Skenario I yang paling berpengaruh untuk mendukung kegiatan pengembangan pengelolaan eksositem mangrove secara berkelanjutan. Langkah strategis yang diperlukan yaitu pengembangan budidaya berbasis sistim jaring apung, pembuatan souvenir, abon ikan, obat-obatan. Perbaikan infrastruktur serta akses transportasi, memperkuat sistim kelembagaan masyarakat lokal, peningkatan partisipasi masyarakat berupa pelatihan dan pelestarian, serta penerapan Peraturan Daerah dan Undang-Undang yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsami. (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Yogyakarta. Barbier, E.B Acreman, M.C.and Knowler,D. (1996). Economic Valuation of Wetlands: A Guide for Policy Makers and Planners. Ramsar Convention Bureau,Gland,Switzerland. BLH Kota Balikpapan. (2012). Balikpapan Kota Pantai Menatap ke Depan. Penerbit Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut. Balikpapan. BPS dan BAPPEDA Kota Balikpapan. (2012). Indeks Pembangunan Manusia Kota Balikpapan Tahun 2012. NP. 64.715.2012.4. Fauzi, Ahmad. (2006). Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Marhayana. (2012). Manfaat Ekonomi Ekosistem Mangrove di Taman Wisata Perairan Padaido Kabupaten Biak Nomfor, Papua. (Tesis). Makassar: Universitas Hasanuddin McAllister, D.E. (1998). Environmental, Economic and Social Costs of Coral Reef Destructionin the Philippines. Galaxea Vol. 7, pp. 161-178.
Muta’Ali, L.(2003). Analisis Ekonomi Wilayah Kabupaten-Kabupaten Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo. Fakultas Geografi UGM. Purnobasuki, H. (2011). Peranan Mangrove Dalam Mitigasi Iklim.Dept. Biologi FST. Universitas Airlangga. Ruitenbeek, H.J. (1991). Mangrove Management: an Economic Analysis of Management Options with a Focus on Bintuni Bay, Irian Jaya. Environmental Management Development in Indonesia Project (EMDI).Jakarta and Halifax. Sihiteet al.(2005). Cagar Alam, Mutiara Teluk Bintuni. The Nature Conservancy (TNC), Southeast Asia Center for Marine Protected Areas (SEA CMPA) dan Lembaga Penelitian Universitas trisakti. Indonesia. SPSS. (2008). Buku Latihan SPSS Parametrik. Manual Versi SPSS 17. Alex Media Komputindo. Jakarta. Suzana, B.O., Timban J., Kaunang R., & Ahmad F. (2010). Valuasi Ekonomi Sumberdaya Mangrove di Desa Palaes Kecamatan Likupang Barat, Sulawesi Utara. Jurnal Ekonomi, 10:1-10
\
Lampiran Tabel 1.Nilai Ekonomi Total (NET) Ekosistem Mangrove No 1 2 3 4 5
Nilai (Rp/Tahun 1.871.967.115 244.736.022 10.367.616 460.643.900 187.196.771
Jenis Manfaat Manfaat Langsung Manfaat Tidak Langsuing Manfaat Pilihan Manfaat Keberadaan Manfaat Warisan
Nilai Rp/ha/Thn 87.048.429 11.654.096 496.696 21.935.423 8.914.129
Tabel 2. Hasil Stepwise Regression Terhadap Kemauan Membayar Responden Coefficientsa Model 1 2
(Constant) Tingkat Pendapatan (Constant) Tingkat Pendapatan Pengalaman
Unstandardized Coefficients B Std. Error 172903.919 61397.017 .199 .031 91105.805 67554.931 .175 .032 9091.865
Standardized Coefficients
t
Beta
.503
2.816 6.382 1.349 5.512
.006 .000 .181 .000
.233
2.551
.013
.574
3564.697
a. Dependent Variable: WTP Excluded Variablesc Collinearity Model
Beta In
T
Sig.
Partial
Statistics
Correlation Tolerance
1
2
USIA
.032
a
PENGALAMAN
.233
a
2.551
.013
.271
.909
TANGGUNGAN KELUARGA
.074
a
.815
.417
.090
.984
TINGKAT PENDIDIKAN
.103
a
1.134
.260
.124
.977
KETERLIBATAN SOSIALISASI
.095
a
1.053
.295
.116
1.000
USIA
-.214
b
-1.838
.070
-.200
.544
TANGGUNGAN KELUARGA
.036
b
.396
.693
.044
.953
TINGKAT PENDIDIKAN
.136
b
1.545
.126
.169
.959
KETERLIBATAN SOSIALISASI
.113
b
1.296
.199
.143
.994
.354
.725
.039
.990
a. Predictors in the Model: (Constant), TINGKAT PENDAPATAN b. Predictors in the Model: (Constant), TINGKAT PENDAPATAN, PENGALAMAN c. Dependent Variable: WTP
Sig.
Tabel 3 Produk Domestik Regional Bruto Kota Balikpapan atas Dasar Harga Berlaku No Sektor / Sub Sektor 2011 1 2 3 1 Pertanian 740.874.280.000 a. Tanaman Bahan makanan 298.032.530.000 b. Tanaman Perkebunan 15.488.980.000 c. Peternakan dan Hasil-Hasilnya 160.550.230.000 d. Kehutanan 1.133.630.000 e. Perikanan 265.668.910.000 2 Pertambangan dan Penggalian 29.438.100.000 a. Pertambangan Migas 0.00 b. Pertambangan Non Migas 0.00 c. Penggalian 29.438.100.000 3 Industri Pengolahan 22.797.423.060.000 a. Industri Migas 22.245.441.900.000 b. Industri Non Migas 551.981.160.000 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 432.050.890.000 a. Listrik 375.750.560.000 b. Gas 0.00 c. Air Bersih 56.300.330.000 5 Bangunan 7.279.238.720.000 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.131.105.630.000 a. Perdagangan 6.232.367.370.000 b. Hotel 298.304.580.000 c. Restoran 600.433.680.000 7 Pengangkutan dan Komunikasi 3.461.008.170.000 a. Angkutan 2.928.225.720.000 b. Komunikasi 532.782.450.000 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.773.958.930.000 a. Bank 792.880.780.000 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 338.656.790.000 c. Jasa Penunjang keuangan 2.509.160.000 d. Sewa Bangunan 492.364.680.000 e. Jasa Perusahaan 147.547.520.000 9 Jasa – Jasa 1.483.223.740.000 a. Pemerintahan Umum 1.230.629.340.000 b. Jasa Swasta 252.594.400.000 TOTAL P D R B 45.128.321.520.000 Sumber : Data Produk Domestik Regional Bruto Kota Balikpapan, 2012
Xij / Xi LQij =
Rp. 1.871.967.115,- / Rp. 265.668.910.000,=
Xj / X.. = 0,4375
Rp. 740.874.280.000,- / Rp. 45.128.321.520.000,-