Laporan Kegiatan Penguatan Kegiatan Ekonomi Masyarakat dan Pelestarian Lingkungan Berbasiskan Masyarakat Melalui Pengembangan Penangkaran Pelanduk (Tragulus javanica)
KREDIT: PENYUSUN Andi Prima Setiadi, Pupung Firman Nurwatha. KONTRIBUTOR Iwan Setiawan, Resit Sozer, Arief Gustiawan PENYUNTING Iwan Setiawan TATA LETAK Zaini Rachman FOTO Andi Prima Setiadi @ Yayasan Pribumi Alam Lestari, 2001 Kutipan Setiadi, A.P., P.F. Nurwatha. 2001. Penguatan Kegiatan Ekonomi Masyarakat dan Pelesatrian Lingkungan Berbasiskan Masyarakat Melalui Pengembangan Penangkaran Pelanduk (Tragulus javanica).
DAFTAR ISI hal 1.
Latar Belakang Organisasi ………………………………………………………..
1
2.
Latar Belakang proyek ……………………………………………………………
2
3.
Uraian Kegiatan 3.1
Mengetahui kondisi KSM Cikananga yang telah terbentuk…………………..… 3
3.2
Mengidentifikasi permasalahan……………………………………………………
3.3
Mengidentifikasi Kebutuhan Masyarakat…………………………………………. 4
3.4
Penguatan kegiatan Ekonomi Masyarakat……………………………………….. 6
3.5
Pembuatan kandang kambing…………………………………………………
3.6
Renovasi Kandang pelanduk………………………………………………………. 7
3.7
Pemeliharaan Harian……………………………………………………………….
8
3.8
Administrasi Keuangan……………………………………………………………
9
4.
Evaluasi Kegiatan …………………………………………………………………
10
5.
Program Lanjutan …………………………………………………………………
11
5.
Kesimpulan………………………………………………………………………
12
LAMPIRAN
3
7
1
1. LATAR BELAKANG ORGANISASI
Nama Organisasi
: Yayasan Pribumi Alam Lestari (YPAL)
Alamat
: Jalan Paledang No. 21, Kelurahan Campaka, Kecamatan Andir, Kotamadya Bandung, Propinsi Jawa Barat, Kode Pos 40184
Alamat Surat
: Sama dengan diatas
Telepon
: 022-6070139 Fax. 022-6070139
E-mail
:
[email protected].
Pengurus
: Direktur Eksekutif Wahyu Rahardjaningtrah Pimpinan Program Yusron Saaroni
No. Proposal
: GEF-INS/YBUL/98-
Judul Program
: Penguatan Kegiatan Ekonomi Masyarakat dan Pelestarian Lingkungan Berbasiskan Masyarakat melalui Pengembangan Penangkaran Pelanduk (Tragulus javanica)
Lokasi Program : Kp. Cikananga, desa Cimerang, Kec. Jampang Tengah, Kab. Sukabumi Jangka waktu Pelaksanaan Program : 3 bulan Tanggal dimulainya Program
: Agustus 1999
Tanggal Monitoring/Pelaporan
: 19 November 1999
Dana dari GEF/SGP
: Rp. 6.345.000
Dana yang diterima sampai saat ini
: Rp. 6.345.000
2
2. LATAR BELAKANG PROGRAM Penangkaran pelanduk/kancil (Tragulus javanica) merupakan program percontohan (Pilot Project) dalam pemanfaatan sumber daya alam hayati/satwa liar oleh masyarakat lokal. Program penangkaran ini telah mendapat ijin dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 153/Kpts-VI/1999 dan mendapat dukungan dari Dinas Peternakan Kabupaten Daerah Tingkat II Sukabumi melalui Surat Rekomendasi Kepala Dinas Peternakan Kabupaten DT II Sukabumi Nomor 524/285-Binus/98 (terlampir). Program penangkaran pelanduk (Tragulus javanica) sudah berjalan sejak bulan September 1998. Pada awalnya program penangkaran pelanduk ini disponsori oleh Resit Sozer (ahli Ekologi) yang mendanai pembangunan kandang seluas 800 m2 dan kandang karantina seluas 18 m2 serta pengadaan bibit pelanduk (Tragulus javanica) sebanyak 12 ekor yang berasal dari P. Nusa Kambangan. Setelah kandang dan bibit pelanduk tersedia selanjutnya untuk pengelolaannya diserahkan kepada masyarakat setempat, sedangkan R. Sozer berperan sebagai tenaga ahli. Selama ditangani masyarakat terjadi penurunan jumlah pelanduk yang ditangkarkan hingga tersisa hanya 2 ekor selebihnya mati karena beberapa faktor antara lain: kondisi fisik pelanduk pada saat datang banyak yang luka, penyakit, perbedaan cuaca dll. Selain faktor-faktor tersebut, kesiapan masyarakat setempat sebagai pengelola masih kurang memadai dan belum sepenuhnya memahami tujuan dari program ini. Berdasarkan hal tersebut, untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat lokal dalam program penangkaran pelanduk ini maka diperlukan program pendampingan masyarakat. Selain untuk menguatkan kegiatan perekonomian masyarakat dan pelestarian sumberdaya hayati melalui penangkaran pelanduk, program ini juga diupayakan untuk mewujudkan program percontohan penangkaran pelanduk dalam upaya pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan pemberdayaan masyarakat lokal. Diharapkan nantinya program ini dapat dijadikan model yang bisa diterapkan di tempat lain.
1
2
3
Foto 1 : Pelanduk (Tragulus javanica) (Andi P. Setiadi-YPAL) Foto 2 : Sosialisasi program terhadap masyarakat Kampung Cikananga. (Andi P Setiadi-YPAL) Foto 3 : Kandang Pelanduk (Andi P. Setiadi-YPAL)
3
3. URAIAN KEGIATAN 3.1 Mengetahui kondisi KSM Cikananga yang telah terbentuk Berdasarkan hasil pertemuan awal pada tanggal 27 Februari 1999 untuk mengatasi permasalahan dalam penangkaran pelanduk maka telah disepakati dibentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang diberi nama KSM Cikananga . a. Keanggotaan Anggota KSM Cikananga adalah penduduk kampung Cikananga sebanyak 20 orang. Jumlah tersebut masih belum tetap karena ada pergantian (penambahan dan pengurangan) jumlah anggota KSM disebabkan oleh berbagai alasan. b. Kepengurusan Sejak awal terbentuknya KSM Cikananga sudah memiliki kepengurusan yang terdiri dari: Ketua, Teknisi, Koordinator Parab, Koordinator Perawatan, Koordinator Dana dan Anggota. Pembentukan kepengurusan ini di fasilitasi oleh Bapak Ahmad Baehaqie dan dibantu oleh dua orang anggota YPAL. Kepengurusan yang terbentuk adalah sebagai berikut: Ketua KSM
: Abdul Kosim (Babah)
Koordinator Parab
: Aos
Koordinator Perawatan
: Atang
Koordinator Dana
: Djuhaemi
Tekhnisi
: R. Sozer
Anggota
: Barna, Kandi, Yayan, Kokon, Dede, Iya, Salim, Aan, Unang, Andri, Idin, Karman, Bakar, Ibu Ijah, Nanung, Ibu Edeh.
c. Pendanaan Dari hasil pertemuan awal KSM tanggal 27 februari 1999 seluruh anggota sepakat untuk mengadakan iuran pokok bulanan yang besarnya telah ditentukan yaitu Rp. 1.000/ bulan. Iuran wajib ini masih akan dilanjutkan sebagai uang kas KSM selain untuk tabungan anggota. Sejak pertemuan awal anggota KSM Cikananga pada bulan Februari 1999 sampai bulan Agustus 1999 (saat dimulainya program ini) semua kesepakatan yang telah dihasilkan tidak berjalan dengan baik. Hasilhasil dari pertemuan awal tersebut tidak ditindak lanjuti dan terjadi permasalahan-permasalahan padahal struktur organisasi telah terbentuk.
3.2 Mengidentifikasi Permasalahan Pada tanggal 21 Agustus 1999 telah dilakukan pertemuan dengan masyarakat (KSM Cikananga) dalam rangka mempersiapkan kembali masyarakat dan mencoba mengidentifikasi permasalahanpermasalahan selama 6 bulan berjalan. Permasalahan-permasalahan yang dialami masyarakat tersebut antara lain: !
Iuran anggota per bulan tidak berjalan hanya sebagian anggota saja yang telah membayar,
!
Pemeliharaan pelanduk (pemberian makanan, perawatan) dibebankan kepada koordinator parab yang kebetulan rumahnya dekat dengan lokasi penangkaran.
4 Selain itu terdapat hal lainnya yang menyebabkan tidak berjalannya program KSM, yaitu: !
Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap maksud dan tujuan dari penangkaran pelanduk
!
Tidak ada pendampingan
!
Kurangnya motivasi masyarakat karena jumlah pelanduknya hanya tinggal 2 ekor sehingga pemeliharaannya dirasakan cukup oleh satu orang
!
Masyarakat ingin mempunyai kegiatan sampingan yang dapat memberikan hasil dengan cepat sebagai tambahan penghasilan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat
Dari alasan-alasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa penangkaran pelanduk tersebut merupakan hal yang baru karena datangnya ide penangkaran tersebut dari luar dan bukan merupakan kebutuhan masyarakat. Penyelesaian yang dapat dilakukan adalah bagaimana caranya penangkaran pelanduk tersebut dapat menjadi salah satu kebutuhan masyarakat.
3.3 Mengidentifikasi Kebutuhan Masyarakat Untuk mengatasi permasalahan maka dilakukan pertemuan untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat. Untuk mendorong partisipasi anggota maka dilakukan cara pendekatan dengan menggunakan metoda PRA (Participatory Rural Appraisal). Berdasarkan hal tersebut maka tiap anggota harus menuliskan 4 macam kegiatan sampingan yang diinginkan diatas potongan kertas kecil yang kemudian dikumpulkan dan didiskusikan. Kegiatan sampingan yang diinginkan oleh masyarakat yang diperoleh dari hasil diskusi secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Peternakan
: Kambing, Kelinci dan Cacing
2. Pertanian
: Pembuatan pupuk kompos, penyediaan kios pupuk, penanaman cabe, jahe, jabung dan bumbu-bumbuan.
3. Tanaman Keras : Duren, pepaya dan buah-buahan Dari hasil di atas maka untuk melihat prioritas kegiatan yang paling diinginkan oleh masyarakat dilakukan analisa minat dan potensi anggota terhadap kegiatan-kegiatan yang diinginkan (lihat pada lampiran 1 tabel 1a & 1b). Hasil yang diperoleh dari analisa minat dan potensi masyarakat tersebut dapat dilihat pada tabel 1 di bawah. Tabel 1. Minat dan Potensi Anggota KSM Cikananga No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis Kegiatan Ternak kambing Pupuk kompos Tanam cabe Tanam Buah-buahan Tanam Durian & Jabung Ternak cacing, kelinci, kios pupuk, jahe dan bumbu-bumbuan
Minat 16 6 5 4 3 2
Potensi 15 7 4 1 4 1
Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan masyarakat terlihat bahwa jenis kegiatan sampingan yang paling banyak diminati dan pada umumnya anggota KSM telah memiliki potensi dalam kegiatan ini adalah Ternak Kambing. Oleh sebab itu ternak kambing merupakan prioritas utama jenis kegiatan yang akan dikembangkan oleh KSM sebagai alternatif tambahan penghasilan disamping penangkaran pelanduk. Proses ini dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat dengan bantuan seorang fasilitator sehingga jenisjenis kegiatan sampingan untuk peningkatan ekonomi masyarakat tersebut benar-benar atas keinginan masyarakat sendiri.
5
1
2
4 Foto 1 Foto 2 Foto 3 Foto 4 Foto 5
3
5 : Pertemuan diantara penduduk Kampung Cikananga untuk menyelesaikan beberapa masalah dan kebutuhan (Andi P. Setiadi-YPAL) : Inisisasi pembentukan dan keanggotaan KSM Cikananga (Andi P Setiadi-YPAL) : Hasil pertemuan antara penduduk kampung Cikananga dan YPAL (Andi P. Setiadi-YPAL) : Pelaksana hasil pertemuan dalam pembuatan kandang Pelanduk (Andi P Setiadi) : Pelanduk yang dibeli untuk ditangkarkan (Andi P. Setiadi)
6 3.4. Penguatan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan masyarakat untuk mendorong motivasi masyarakat maka tahap pertama program ini adalah merealisasikan kegiatan ternak kambing tersebut, untuk itu dilakukan pertemuan-pertemuan lanjutan untuk membicarakan jumlah anggota yang ikut berpartisipasi, dana dan teknis kegiatannya. a. Jumlah anggota yang berpartisipasi Melalui cara wawancara dan pendekatan personal kepada tiap anggota KSM Cikananga yang dilakukan oleh pengurus KSM didampingi oleh pendamping maka diperoleh jumlah anggota KSM yang akan mengikuti kegiatan ternak kambing. Dari 20 anggota KSM Cikananga hanya 18 anggota yang bersedia mengikuti kegiatan ternak kambing sebagai kegiatan sampingan untuk peningkatan ekonomi disamping penangkaran pelanduk, sisanya hanya akan mengikuti kegiatan penangkaran pelanduk saja. (lihat lampiran1, tabel 2). b. Dana Pada pertemuan tanggal 21 Agustus 1999 diperoleh kesepakatan bahwa mereka bersedia mengumpulkan uang untuk pembelian bibit kambing melalui iuran bulanan selama setahun disamping iuran wajib yang telah ditentukan. Besarnya jumlah uang yang akan dikumpulkan tergantung pada jumlah kambing yang akan dibeli. Pada awalnya, untuk menghasilkan keuntungan yang cepat mereka mengusulkan 12 ekor kambing dengan harga seluruhnya 3 juta rupiah, setelah dihitung ternyata jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh tiap-tiap anggota (20 anggota) per bulan dirasakan terlalu berat. Akhirnya disepakati pembelian bibit kambing hanya sebanyak 6 ekor untuk mengurangi beban iuran yang harus dikeluarkan tiap anggota. Setelah sepakat kemudian ada pertanyaan kalau dengan iuran demikian untuk mewujudkannya akan cukup lama harus menunggu setahun lagi sehingga akhirnya ada yang mengusulkan agar YPAL memberikan pinjaman uang sebagai modal awal KSM yang akan dicicil selama 1 tahun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembelian kambing dan bahan-bahan untuk pembuatan kandang yang cukup mahal (paku, genteng), sedangkan kayu-kayu dan pembuatan kandang akan dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat. Besarnya uang yang disetujui akan dipinjamkan adalah Rp. 1.500.000 rupiah (bibit kambing) + Rp. 250.000 (bahan-bahan pembuatan kandang) = Rp. 1.750.000. Setelah dilakukan identifikasi partisipan maka pada tanggal 3 September 1999 KSM mengadakan pertemuan anggota untuk membicarakan jumlah cicilan yang harus dibayar oleh tiap anggota dalam program ternak kambing. Dari hasil pertemuan sebelumnya tiap anggota bersedia membayar iuran cicilan kambing selama setahun oleh 20 orang, namun karena yang bersedia mengikuti ternak kambing hanya 18 orang masih dirasakan berat yaitu sebesar Rp. 8.100/bulan ditambah iuran pokok Rp.1.000 menjadi Rp.9100/bln selama satu tahun. Beberapa anggota menyatakan tidak sanggup untuk membayarnya. Untuk mengatasi hal ini salah seorang anggota mengusulkan agar waktu pembayaran cicilan tersebut diperpanjang dari satu tahun menjadi maksimal 2 tahun sehingga besarnya cicilan yang harus dibayar oleh anggota menjadi Rp.4.100/bulan selama 2 tahun ditambah iuran wajib/pelanduk sebesar Rp. 1.000 menjadi Rp. 5.100/bln. Usulan tersebut disetujui oleh seluruh anggota, dengan pertimbangan agar seluruh anggota KSM yang tidak mampu ikut serta dalam kegiatan ini dan termotivasi untuk bersama-sama secara bergotongroyong mewujudkan cita-cita KSM. Waktu pembayaran cicilan pertama telah ditentukan yaitu mulai bulan Oktober 1999, hal ini disebabkan karena sampai bulan September ini masih ada anggota yang belum membayar iuran pokok selama 7 bulan dari bulan Maret 1999 sehingga diharapkan pada bulan Oktober nanti besarnya iuran anggota akan sama dan tidak memberatkan anggota KSM.
7 3.5
Pembuatan Kandang Kambing
Dalam mewujudkan keinginan anggota setelah beberapa permasalahan telah dimusyawarahkan dan disepakati maka dilakukan pembuatan kandang kambing dahulu sebelum bibit kambing ada. Pembuatan kandang ini dilakukan secara bertahap selama dua hari yaitu pengumpulan bahan-bahan (kayu, bambu, genteng, paku dll.) pada hari pertama dan pembuatan kandang pada hari kedua. Seluruh kegiatan ini akan dilakukan secara gotongroyong oleh anggota KSM, untuk bahan-bahan kandang, masing-masing anggota bersedia menyumbangkan kayu (pohon jengjing), bambu dll. sesuai kemampuannya masingmasing, sedangkan pembuatan kandang kambing akan dilakukan secara bergotongroyong. Proses pembuatan kandang berlangsung dua hari (4-5 September 1999). Ukuran kandang kambing yang dibuat adalah 2 x 4 m. Disela-sela kegiatan ini yaitu pada waktu istirahat diadakan musyawarah untuk membicarakan hal-hal sbb.: Letak/lokasi kandang kambing, sewa/ganti rugi lahan dan pencarian bibit kambing. Dari hasil musyawarah diperoleh hasil yang telah disepakati oleh anggota KSM yang hadir yaitu sbb: 1. Lokasi kandang Kandang kambing terletak dekat dengan lokasi penangkaran pelanduk 50 m di lahan milik pak Babah lokasi ini disetujui oleh anggota yang hadir. Ganti rugi lahan akan dibayarkan dari hasil yang akan didapat dari ternak kambing yaitu sebesar 5 % dari hasil ternak kambing. Hasil ternak kambing tersebut akan dibagi 20 bagian (18 anggota + 1 ganti rugi lahan + 1 kas KSM). 2. Pencarian bibit Kambing Pencarian bibit kambing dilakukan oleh anggota KSM sendiri yang memiliki kemampuan dalam memilih bibit kambing yang baik. Agar tidak terjadi kesalahpahaman/kecurigaan maka dalam pencarian bibit kambing ini ditunjuk 3 orang yang bertanggung jawab dan dipercaya oleh anggota yaitu pak Babah, pak Atang dan pak Karman. Hasil dari kegiatan ini, KSM Cikananga telah memiliki kandang kambing dengan tujuh ekor kambing dari enam ekor bibit awal ditambaj satu anak kambing yang lahir kurang lebih sebulan setelah kegiatan ini berlangsung.
3.6 Renovasi Kandang Pelanduk Kandang pelanduk yang telah dimiliki oleh KSM Cikananga berupa satu areal penangkaran seluas 800 m2 yang telah di pagar kawat. Di dalam areal tersebut dibangun kandang karantina berukuran 5 x 3 (15 m2 ) dengan kandang-kandang kecil didalamnya berukuran 1,25 m2 sebanyak 10 buah. Kondisi karantina ini tidak memadai bagi kelangsungan hidup pelanduk. Untuk itu KSM Cikananga diberi penyuluhan sekaligus praktek cara pembuatan karantina dan proses pelepasan pelanduk dari karantina ke dalam kandang penangkaran. Hasil dari kegiatan ini pada tanggal 22 Oktober 1999 KSM Cikananga telah memiliki kandang karantina sebanyak enam ruangan yang berukuran 1 m2 yang telah siap apabila ada penambahan bibit pelanduk. Selain renovasi kandang karantina pelanduk untuk memberikan dorongan motivasi masyarakat dan menghargai hasil kerja masyarakat maka dilakukan pembuatan plang-plang nama yang dipasang di tiap kandang dan lokasi penangkaran.
8 3.7 Pemeliharaan harian Untuk mengatasi permasalahan dalam pemeliharaan harian baik pelanduk maupun kambing maka dilakukan pertemuan yang membahas mengenai kesulitan-kesulitan dalam pemberian makan dan jadwal kerja anggota. Beberapa pemecahan masalah dari hasil pertemuan tersebut antara lain : a. Identifikasi jenis pakan pelanduk & pembuatan peta penyebaran pakan pelanduk Selama enam bulan berjalan koordinator parab telah mengidentifikasi jenis tanaman yang bisa dimakan oleh pelanduk (lihat lampiran 1, Tabel 3). Dari daftar jenis pakan pelanduk kemudian dilakukan pembuatan peta penyebaran jenis tanaman tersebut di kampung. Setiap jenis tanaman diberi simbol yang mudah diingat dan dibuat pada guntingan kertas berwarna kemudian ditempelkan ke peta desa (sketsa) yang telah dibuat sebelumnya oleh salah seorang anggota. Proses ini dikerjakan seluruhnya oleh masyarakat dan setiap masyarakat harus menempelkan guntingan kertas yang merupakan simbol jenis tanaman di lahan yang mereka miliki. Beberapa jenis tanaman sayuran belum dapat dipetakan karena jenis tanaman tersebut merupakan jenis tanaman musiman. !
Pembuatan peta pakan pelanduk ini dimaksudkan untuk memudahkan pencarian pakan sehingga dapat memperlancar tugas jadwal piket.
!
Beberapa jenis tanaman yang tidak terdapat di dalam peta nantinya diupayakan ditanam di lokasi dekat kandang pelanduk.
!
Pemberian pakan pelanduk tiap hari diupayakan dilakukan dengan pemberian variasi jenis pakan antara lain yang dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat, vitamin, protein, obat. Dari daftar diketahui terdapat 4 macam variasi jenis pakan yang harus diberikan yaitu jenis daun keras (untuk memperkuat lambung), daun lunak, buah dan umbi.
b. Jadwal Piket Harian Dalam melakukan pemeliharaan harian pelanduk dan kambing, KSM Cikananga menyepakati adanya jadwal piket harian pemberian makan pelanduk. Sebelumnya telah dibuat jadwal piket, namun jadwal piket tersebut dirasa kurang efisien karena 2 orang yang bertugas dalam satu hari rumahnya berjauhan sehingga sering terjadi saling mengandalkan antara keduanya. Atas usul anggota, setiap hari ada 2 orang petugas yang rumahnya berdekatan agar jika satu orang berhalangan bisa cepat memberi tahu temannya, selain itu juga pergiliran piket disesuaikan dengan lokasi rumah yaitu dari Barat-Timur. Jadwal piket yang disepakati mulai berlaku hari Senin, 6 September 1999. Pemberlakuan jadwal piket ini dimaksudkan untuk latihan kekompakan dan tanggungjawab anggota yang selama ini tidak berjalan. Tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh petugas piket antara lain : !
Memberi makan pelanduk oleh 4 macam jenis tanaman yang terdiri dari daun keras, daun lunak, buah dan umbi (lihat daftar makanan pelanduk) pada pagi dan sore hari.
!
Mengganti air minum pelanduk
!
Memberi makan kambing pada pagi dan sore hari
!
Membersihkan sisa makanan pelanduk dan kambing
!
Membersihkan kotoran kambing yang kemudian dimasukan ke dalam lubang beserta sisa makanan untuk pembuatan pupuk kompos
!
Memeriksa kesehatan pelanduk dan kambing
!
Memeriksa kondisi kandang
Hasil-hasil pertemuan yaitu jadwal piket, tugas-tugas piket, daftar jenis tanaman pakan pelanduk serta peta penyebarannya dibuat dalam ukuran besar dan ditempelkan di dekat lokasi kandang.
9 3.8 Administrasi Keuangan Ketertiban dalam administrasi keuangan sangat penting untuk mencegah permasalahan yang akan timbul nanti. Sehubungan dengan hal tersebut maka koordinator dana yang bertanggung jawab atas administrasi keuangan KSM Cikananga telah diberi pengarahan oleh pendamping berupa pencatatan keluar-masuk keuangan KSM. Hal-hal yang sampai saat ini sudah dilakukan adalah sbb: !
KSM Cikananga telah memiliki rekening bank sendiri di Bank Rakyat Indonesia cab. Nyalindung.
!
Setiap anggota KSM telah memiliki buku tabungan anggota yang selalu dibawa apabila akan melakukan transaksi yang nantinya akan diparaf oleh koordinator dana
!
Koordinator dana memiliki kartu rekening anggota yang harus diparaf oleh anggota setiap kali ada transaksi sebagai bukti pembayaran. Selain kartu rekening anggota koordinator dana juga memiliki buku kas harian yang selalu diisi apabila terjadi transaksi.
!
Koordinator Dana akan melaporkan kondisi keuangan KSM kepada anggota setiap akhir bulan yang ditulis pada format laporan keuangan bulanan yang telah dibuat.
1
2
3
4
Foto 1-3 : Pembuatan Kandang Pelanduk, kambing dan fasilitas lainya (Andi P. Setiadi-YPAL) Foto 4 :Pelanduk dalam kandang yang sudah diperbaiki (Andi P Setiadi-YPAL)
10
4. EVALUASI KEGIATAN Secara garis besar hasil yang telah dicapai selama pelaksanaan program ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No 1
Kegiatan Persiapan a. Identifikasi partisipan b. Identifikasi sumberdaya manusia c. Identifikasi Kebutuhan Masyarakat
2
Implementasi a. Penguatan organisasi masyarakat b. Desain kandang c. Pemeliharaan harian
Hasil yang telah di dapat 20 orang masyarakat siap berpartisipasi Masyarakat memiliki minat dan potensi pada pertanian dan peternakan Masyarakat menginginkan adanya alternatif pena mbahan penghasilan dan kegiatan yang terpilih adalah ternak kambing Terbentuknya Struktur Kepengurusan KSM, ketertiban administrasi keuangan dan pembuatan logo KSM Pembuatan kandang karantina, renovasi kandang pelanduk dan papan nama yang telah terpasang Dibentuknya jadwal piket harian dan tugas-tugasnya
Dari hasil yang diperoleh dibuat rencana kegiatan (tertulis dalam laporan kemajuan) yang lebih bersifat ke arah pengembangan kapasitas anggota KSM dan lebih menumbuhkan kesadaran serta motivasi masyarakat, kegiatan yang direncanakan tersebut antara lain : No 1
Rencana Kegiatan Penangkaran pelanduk a. Pembuatan bak air dan saluran air b. Pemeriksaan kesehatan pelanduk c. Penambahan bibit pelanduk
2.
Penyuluhan dan pelatihan a. Penyuluhan keanekaragaman hayati b. - Pelatihan tekhnik pemeliharaan kambing - Pelatihan Tekhnik pembuatan kompos
Realisasi Sudah terealisasi dengan perlatan yang sederhana karena pelanduknya baru dua ekor Sudah dilakukan bersama-sama dengan masyarakat dan tenaga ahli Belum ada walaupun usaha-usaha tersebut telah dilakukan Sudah dilakukan dengan penyebaran poster-poster, sticker serta secara informal Dana belum mencukupi Dana belum mencukupi
Dari seluruh kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya hanya beberapa kegiatan saja yang dapat dilaksanakan karena beberapa hambatan teknis antara lain dalam hal penambahan bibit pelanduk dan pelatihan-pelatihan. KSM Cikananga saat ini hanya memiliki pelanduk dua ekor dan untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu adanya penambahan bibit baru. Dalam memperoleh bibit pelanduk diharapkan dari hasil penertiban satwa liar yang diperdagangkan (penyitaan) oleh Departemen Kehutanan (PKA), hal ini selain membantu pihak Kehutanan dalam upaya penegakan hukum dengan memberikan fasilitas tempat juga untuk menghindari contoh yang tidak baik apabila membeli bibit pelanduk langsung dari pedagang satwa. Hal ini telah diupayakan dengan menulis surat kepada pihak kehutanan namun belum ada realisasinya sampai sekarang. Kurangnya bibit pelanduk yang ditangkarkan dapat menurunkan motivasi masyarakat namun saat ini masyarakat telah memiliki ternak kambing yang hasilnya diharapkan dapat membantu menambah penghasilan masyarakat yang dilakukan secara bergotong-royong.
11
5. PROGRAM LANJUTAN Di akhir tahun 2000 telah dilakukan pertemuan dengan beberapa perwakilan angota KSM untuk membicarakan evaluasi program yang selama ini menjadi perhatian utama dan program lanjutan yang dapat disinergikan dengan program terdahulu. Dari hasil evaluasi dan diskusi mengenai program lanjutan ada keinginan kuat dari KSM Cikananga untuk melanjutkan kiprahnya dalam upaya penyelamatan satwa liar sebagai bentuk dukungan kecil dari masyarakat mengenai pelestarian komponen keanekaragaman hayati di Indonesia. Dengan segala keterbatasan dari kapasitas YPAL yang berupaya memfasilitasi program lanjutan, maka beberapa pertemuan masih terus dilanjutkan hingga Januari 2001 untuk lebih mematangkan perencanaannya. Untuk sementara waktu telah disepakati adanya program “Pusat Penyelamatan Satwa Liar yang dilindungi”. Program ini berbentuk pengelolaan pusat transit satwa yang dilindungi hasil sitaan yang dikembangkan bersama KSM Cikananga di Nyalindung. Program ini bertujuan untuk: 1.
Mengakomodasi hasil proses penyitaan/penertiban satwa liar yang dilindungi sebagai salah satu upaya untuk membantu proses penegakan hokum dengan cara mempertahankan barang bukti;
2.
memaksimalkan pelestarian satwa liar yang dilindungi hasil penyitaan/penertiban;
3.
membangun dan menyediakan media dan pusat pendidikan konservasi serta pangkalan data.
1
2 Foto 1 Foto 2 Foto 3
3 : Maraknya perdagangan satwa di Indonesia (Andi P. Setiadi-YPAL) : keberadaan Satwa liar semakin terancam(Andi P Setiadi-YPAL) : salah satu jenis yang sering ditangkap dan diperdaganggkan (Andi P. Setiadi-YPAL)
12
6. KESIMPULAN Program ini merupakan kegiatan awal untuk mempersiapkan masyarakat Cikananga dari rencana program percontohan penangkaran pelanduk dalam upaya pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan pemberdayaan masyarakat lokal (Community-based Captive Breeding). Dalam pelaksanaannya diperoleh beberapa pengalaman yang dapat dijadikan bahan evaluasi dan pelajaran, antara lain:
! !
! !
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di masyarakat dengan melibatkan masyarakat setempat harus menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Pada awalnya kegiatan penangkaran pelanduk ini diinisiasi dari luar dan bukan merupakan kebutuhan masyarakat sehingga motivasi masyarakat terhadap program ini kurang, hal ini terlihat dari sejak awal pembentukan KSM sampai dimulainya program ini tidak berjalan. Pada umumnya masyarakat desa (khususnya Cikananga) menginginkan suatu bentuk kegiatan yang bisa segera dirasakan manfaatnya. Seperti contoh dalam melakukan kegiatan penangkaran pelanduk, masyarakat belum mengerti dan merasakan manfaatnya dalam jangka waktu pendek sehingga mereka membutuhkan suatu kegiatan alternatif lain yang segera dapat dirasakan manfaatnya juga dapat menunjang kegiatan penangkaran pelanduk. Dengan melalui proses identifikasi kebutuhan masyarakat maka dipilih ternak kambing sebagai alternatif peningkatan ekonomi masyarakat di samping penangkaran pelanduk. Dalam menumbuhkan pengertian dan motivasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan yang menjadi tujuan dari program ini diperlukan pendekatan persuasif dengan cara pendampingan yang memerlukan kesabaran dan waktu yang lama (tidak bisa ditentukan) sampai masyarakat tersebut mandiri. Perlunya program lanjutan yang memungkinkan anggota KSM Cikananga masih turut berkiprah dalam upaya pelestarian komponen keanekaragaman hayati.
Lampiran Tabel 1A. Minat Anggota KSM terhadap jenis kegiatan yang diinginkan N o 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
JENIS KEGIATAN Peternakan Kambing Kelinci Cacing Pertanian Kompos Kios pupuk Cabe Jahe Jabung Bumbubumbuan Tanaman Keras Durian
ANGGOTA YANG BERMINAT JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 x
x
x
x
x
x x x
x
x
x
x x x
x
x
x
x x x x
x
x
x
x x
x x
x
x
x
x
x
x x
6 2 5 2 3 2
x
3
x
1
x
4
x
x x x
x
10 . 11 Pepaya . 12 Buah-buahan .
x
x
16 2 2
x
x
Tabel 1B. Anggota KSM yang telah memiliki/berpotensi terhadap jenis kegiatan yang diinginkan JENIS KEGIATAN Peternakan 1 Kambing 2. Kelinci 3. Cacing Pertanian 4. Kompos 5. Kios pupuk 6. Cabe 7. Jahe 8. Jabung 9. Bumbu-bumbuan Tanaman Keras 10. Durian 11. Pepaya 12. Buah-buahan No
1
2
3
x x
x
x
4
5
POTENSI ANGGOTA jml 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
15 2 Keterampilan/ pasar 1 untuk makanan burung
x
x
x
x
7 1 4 1 4 0
x x
x
x x
x
x x x
x
x
x
x
x
x
x x x x
x
x
x x
x
Masalah
keterampilan sulit dan mahal keterampilan/perawatan Harga/perawatan ulat, pengobatan?
7 1 1
Keterangan : 1. Aos, 2. Karman, 3. Salim, 4. Nanung, 5. Oji, 6. Babah, 7.Barna, 8. Unang, 9. Djuhaemi, 10. Atang, 11. Aan, 12. Idin, 13. Kokon, 14. Dede, 15. Iya, 16. Anda, 17. Resit
Lampiran
Tabel 2. Daftar Nama Anggota KSM Cikananga dan Kegiatan yang Diikuti No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama
L
Abdul Kosim (Babah) Aos Atang Suhendar D. Juhaemi Barna Sudarman Kandi Kokon Dede Hariana Sarkasih (Iya) Salim Aan Suhanda Unang Syarifudin (Idin) Maman Sukarman Aud Ijah Nanung Sopian Madroji Pudin Eron
P
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Pekerjaan Tani Tani Tani, Dagang Tani Lurah,Tani Tani Tani Tani, Buruh Tani Tani Dagang Tani Tani Tani Tani Tani Tani Wiraswasta Tani Tani
Tabel 3. Jenis Tanaman Pakan Pelanduk No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
JENIS TANAMAN Malanding Kaliandra Kareumbi Beunying Kondang Caringin Belimbing Nangka Jengjeng Walen Kadongdong Huni Bisoro Bidara Huru Kacang Kacang-kacangan Jagung Singkong Pisang Kupa Mangga Jambu air Bonteng Wortel Pepaya Kangkung Jabung Gewor Jambe Boled Alpuket Sauheun Capituheun
BAGIAN YANG DIMAKAN Daun Buah Umbi Keras Lunak x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Keterangan : x = bagian tanaman yang dapat dimakan
KETERANGAN
Protein Karbohydrat
Vitamin A
Obat cacing
Kegiatan yang diikuti Pelanduk Kambing x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Lampiran
Latar Belakang Organisasi
Yayasan Pribumi Alam Lestari (YPAL)
KSM CIKANANGA
Yayasan Pribumi Alam Lestari adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal yang konsisten terhadap pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya alam di Indonesia. Aktifitas utama ditekankan pada penelitian, perlindungan kawasan penting dan pendidikan lingkungan mengenai hidupan liar Indonesia. Sejak awal tahun 1999 memfasilitasi kebutuhan masyarakat Cikananga untuk mengakomodasi kepedulian terhadap upaya pelestarian keanekaragaman hayati.
KSM CIKANANGAN adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) lokal yang konsisten terhadap upaya pelestarian keanekaragaman hayati melalui keterlibatan pemberdayakan masyarakat. KSM ini didirikan pada tanggal 27 Pebruari 1999 oleh 23 orang anggota masyarakat Kampung Cikanangan Desa Cimeran Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi.
KSM CIKANANGA Yayasan Pribumi Alam Lestari (YPAL) Jl Paledang No 21 Cibeureum, Bandung 40184 Telp/Facs : 022-670139 e-mail :
[email protected]
Kampung Cikananga, Desa Cimeran, Kecamatan Jampang Tengah, Kab. Sukabumi