BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung dihadapkan pada sejumlah tantangan baik yang berasal dari dalam kabupaten maupun tantangan dari luar baik luar kabupaten sampai pada tantangan global. Tantangan utama dari lingkungan dalam kabupaten berkaitan dengan ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal serta ikan yang hygienis , kendala permodalan dalam pengembangan usaha peternakan dan perikanan masyarakat, kualitas SDM peternak dan pembudidaya ikan yang masih relative rendah serta terjadinya berbagai wabah penyakit ternak dan ikan yang bersifat endemis. Lingkungan luar kabupaten berkaitan dengan permintaan produk peternakan perikanan yang cukup tinggi, persaingan produk antar daerah, tuntutan terhadap perwujudan swasembada terutama daging sapi dan pengentasan kemiskinan, serta adanya kemajuan pesat dalam penemuan dan pemanfaatan teknologi. Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sijunjung Tahun 2010 – 2015 pada tujuan dan sasaran pembangunan Misi 1 Mewujudkan Penataan dan Penguatan Ekonomi Masyarakat, maka hal ini diharapkan dapat menjawab tantangan kedepan pembangunan peternakan guna mewujudkan percepatan pencapaian Program Swasembada Daging Sapi & Kerbau (PSDSK) tahun 2014 dan juga sekaligus pemenuhan pangan asal hewan dan ikan serta menciptakan keseimbangan gizi masyarakat yang berasal dari pangan hewani. Untuk itu perlu dijabarkan lebih lanjut kedalam bentuk perencanaan
strategis pembangunan peternakan dan
perikanan jangka menengah yang berisi arah pembangunan peternakan dan perikanan lima tahun ke depan. Perencanaan
Strategis
merupakan
proses
secara
sistematis
yang
berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya
pengetahuan
antisipatif,
mengorganisasikan
secara
sistematis keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematis pula. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Peternakan
dan Perikanan ini merupakan dokumen perencanaan yang berisikan arahan visi, misi, tujuan, target, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan peternakan dan perikanan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan selama lima tahun ke depan (2011-2015). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, permasalahan mendasar dan tantangan terkini yang dihadapi pembangunan peternakan dan perikanan dan selama lima tahun ke depan yang menjadi acuan dan arahan bagi jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan peternakan dan perikanan periode 2011- 2015 secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergi baik di dalam maupun antar sektor terkait. 1.2. LANDASAN HUKUM Penyusunan Perencanaan Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung tahun 2011 - 2015 secara yuridis berlandaskan kepada : a. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara b. Undang-undang
Nomor
25
tahun
2004
tentang
Sistim
Perencanaan
Pembangunan Nasional. c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; d. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah; e. Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah; f. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal; g. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; h. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2008 tentang Perubahan Nama Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung
menjadi
Kabupaten
Sijunjung
Propinsi
Sumatera Barat; 2
i. Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah; sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 3 Tahun 2010; j. Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 2 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sijunjung tahun 20102015; 1.3.
MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan Perencanan Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung tahun 2011 - 2015, dimaksudkan untuk : 1. Memberikan
gambaran
perencanaan
yang
efektif
berkenaan
dengan
pembangunan peternakan dan perikanan dalam 5 tahun kedepan dengan memperhatikan dan menganalisis lingkungan strategis daerah baik internal maupun eksternal. 2. Terciptanya komitmen dalam rangka mendorong partisipasi dan peran serta seluruh aparatur Peternakan dan Perikanan dan unsur masyarakat Kabupaten Sijunjung melalui perumusan visi dan misi yang merupakan tujuan terluas dan terumum yang akan dicapai dalam pelaksanaan pembangunan Peternakan dan Perikanan
di
Kabupaten
Sijunjung,
diharapkan
dapat
berperan
untuk
memberikan arah dan pedoman untuk terciptanya keterpaduan, kebersamaan dan tanggung jawab. 3. Memberikan dorongan, motivasi, pengembangan inisiatif dan kreativitas untuk mencapai keberhasilan. Adapun tujuan Penyusunan Perencanaan Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung adalah : 1. Untuk menjamin adanya konsistensi perencanaan, pemilihan program dan kegiatan prioritas pada Dinas Peternakan dan Perikanan. 2. Menjamin komitmen terhadap kesepakatan program dan kegiatan yang sudah dibahas secara partisipatif dengan semua stokeholders. 3. Memperkuat landasan penentuan program dan kegiatan tahunan dinas secara berkelanjutan. 3
4. Membangun Sistem Akuntabilitas dan kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai salah satu upaya penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (Good
Governance)
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
Kabupaten
Sijunjung. 5. Memberikan arah dan pedoman kepada aparatur dan seluruh unit kerja Dinas dan seluruh unsur-unsur masyarakat Kabupaten Sijunjung dalam pencapaian visi dan misi yang telah disepakati bersama. Bagi unit kerja Dinas Peternakan dan Perikanan, Perencanaan Strategis ini merupakan acuan utama dalam pelaksanaan tugas 5 tahun ( 2011 – 2015 ). 6. Terciptanya akuntabilitas kinerja Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai akumulatif dari aktualitas dan kinerja segenap aparatur unit kerja Dinas Peternakan dan Perikanan. 1.4.
SISTEMATIKA Perencanaan strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung tahun 2011 - 2015, disusun dengan sistematika sebagai berikut : KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB I.
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.2. LANDASAN HUKUM 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 1.4. SISTEMATIKA
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. TUGAS,FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD 2.2. SUMBER DAYA SKPD 2.3. KINERJA PELAYANAN SKPD 2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4
4.1. VISI 4.2. MISI 4.3. TUJUAN 4.4. SASARAN 4.5. STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB V.
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI. INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PENUTUP LAMPIRAN
5
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung merupakan
unsur
pelaksana Pemerintah Daerah di Bidang Peternakan dan Perikanan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dengan berpedoman kepada Pasal 7 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008, Dinas Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang peternakan dan perikanan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas sesuai dengan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008, fungsi Dinas Peternakan dan Perikanan adalah sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Peternakan dan Perikanan. b. Penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
dan
pelayanan
umum
dibidang
peternakan dan perikanan c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang peternakan dan perikanan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi diatas, dibentuk Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Sijunjung. Susunan organisasi tersebut adalah sebagai berikut : I.
KEPALA DINAS
II. SEKRETARIAT dengan 3 sub bagian : 1. Sub bagian Umum dan Kepegawaian. 2. Sub Bagian Keuangan. 3. Sub bagian Perencanaan dan Program III. BIDANG PETERNAKAN dengan 3 seksi : 1. Seksi Perbibitan 2. Seksi Budidaya Peternakan 3. Seksi Bina Usaha Peternakan IV. BIDANG PERIKANAN dengan 3 seksi : 6
1. Seksi Perbenihan 2. Seksi Budidaya Perikanan 3. Seksi Bina Usaha Perikanan V. BIDANG KESEHATAN HEWAN DAN IKAN dengan 3 seksi : 1. Seksi Kesehatan Hewan 2. Seksi Pengendalian Hama Penyakit Ikan 3. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner. VI. UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS ( UPTD ) : 1. UPTD Pasar Ternak Palangki 2. UPTD Balai Benih Ikan VII. Kelompok Jabatan Fungsional. 2.2. SUMBER DAYA SKPD 2.2.1. Sumberdaya Manusia A. Personil Personil Dinas Peternakan dan Perikanan keadaan sampai akhir tahun 2010 secara keseluruhan berjumlah 86 orang yang tersebar pada Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten dan semua unit kerja pendukung tugas pokok dan fungsi dinas, dengan berbagai status kepegawaian dan tingkat pendidikan. a. Personil menurut Tempat Tugas Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing, personil Dinas Peternakan dan Perikanan sebagian besar ditempatkan pada dinas Kabupaten, UPTD Pasar Ternak Palangki, Balai Benih Ikan (BBI) di Sumpur Kudus, Latang dan Aie Amo, Pos Pelayanan Peternakan (Posyanak), Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan)
di setiap kecamatan, Pusat Pembibitan
Unggas di Muaro Sijunjung, Pusat Pembibitan Domba di Gaboyo Kec. IV Nagari, pabrik pakan mini dan Depo Ikan Palangki, dengan rincian seperti tertera pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Sebaran Tempat Tugas dan Status Personil Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung Keadaan Bulan Desember Tahun 2010 N Uraian PNS Kontr THL Jumlah 7
o
(orang)
1 2 3
ak (orang ) 5 2 -
Dinas Kabupaten 39 Petugas Posyanak 7 UPTD Psr Ternak 10 Palangki 4 UPTD BBI di Latang 2 5 UPTD BBI di Sp. Kudus 1 2 6 UPTD BBI di Aie Amo 7 Pabrik Pakan 8 Pusat Pembibitan Domba 2 9 Pusat Pembibitan Unggas 0 10 Puskeswan 1 11 Depo ikan 1 Jumlah 63 9 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan (2010)
(oran g)
(orang)
1 4
45 9 14
5 2 3 1 2 1 1 20
7 5 3 1 4 1 1 2 2
Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar personil Dinas Peternakan dan Perikanan berada di kantor kabupaten karena pada prinsipnya seluruh program/kegiatan dilaksanakan dari kabupaten. Personil di UPTD, Posyanak dan Puskeswan setiap kecamatan merupakan
perpanjangan tangan dinas di
lapangan yang melaksanakan pelayanan langsung kepada masyarakat. Selain itu juga ada personil yang ditempatkan di unit sarana prasarana pendukung tupoksi dinas, seperti Unit Pembibitan Unggas, Domba Depo Ikan dan Unit Pengolah Pakan Ikan yang sifat tugasnya adalah operasional lapangan. b. Personil berdasarkan status kepegawaian Dilihat dari status kepegawaian, personil Dinas Peternakan dan Perikanan yang PNS (Pegawai Negeri Sipil) berjumlah 63 orang . Kemudian kekurangannya diupayakan melalui pengadaan tenaga kontrak (9 orang) yang sifatnya membantu sebagai staf di kabupaten maupun di lapangan, sedangkan 20 orang THL (Tenaga Harian Lepas) adalah petugas operasional pendukung penyelenggaraan Tupoksi dinas (UPTD Pasar Ternak Palangki, BBI, Pembibitan Unggas dan Pembibitan Domba).
8
PNS; ; 63 60 50 40 THL; ; 20
30 20
Kontrak; ; 9
10 0
Gambar 1 : Personil menurut status kepegawaian c.
Pegawai menurut tingkat pendidikan
35 30 25 20 32
15 10
18
5 0
3 S2
2 S1
D3
SLTA
4
4
SLTP
SD
Gambar 2. Pegawai menurut tingkat pendidkan Dilihat dari Gambar 2 di atas, sebagian besar (55,55%) PNS Dinas Peternakan dan Perikanan berpendidikan Sarjana yang terdiri dari D3 (2 orang), S1 (32 orang) dan Pasca Sarjana (3 orang), sedangkan sisanya (44,26%) tersebar pada tingkat pendidikan SLTA, SLTP dan SD. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai relatif cukup tinggi, namun kompetensi dan praformalitasnya masih perlu ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan teknis maupun administratif . B. Potensi SDM peternak dan pembudidaya ikan 9
Jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung berdasarkan Sijunjung dalam angka 2009 tercatat 209.335 jiwa, terdiri dari laki-laki 104.596 jiwa dan perempuan 104.739 jiwa dengan jumlah 50.546 KK dan yang tercatat sebagai penduduk angkatan kerja 95.226 jiwa, jumlah penduduk yang bekerja 90.455
jiwa
(Sijunjung dalam angka, 2009). Dari jumlah penduduk yang bekerja tersebut, 75% berusaha di bidang pertanian secara umum (tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan pembudidaya ikan). Ketersediaan sumber daya manusia juga didukung oleh aspek budaya yang secara turun temurun sudah terbiasa melakukan kegiatan budidaya peternakan dan perikanan, sehinga hal ini merupakan potensi strategis pendukung pengembangan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung ke arah yang lebih baik dan lebih cepat. 2.2.2. Sarana dan Prasarana A. Kelembagaan Kelembagaan yang ada dalam menunjang pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung antara lain 83 kelompok peternak dan 93 kelompok pembudidaya ikan, Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Asosiasi peternak dan pembudidaya ikan, Koperasi Unit Desa, Koperasi berbasis komoditi peternakan dan perikanan, Koperasi serba usaha yang tersebar hampir merata di seluruh kecamatan dan nagari. B. Sarana Penunjang Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan dan Perikanan didukung dengan keberadaan sarana penunjang pengembangan agribisnis peternakan dan perikanan dari hulu sampai ke hilir. Penyediaan sarana penunjang ini dimaksudkan
untuk
memberikan
kemudahan
bagi
masyarakat
dalam
memperoleh pelayanan di bidang peternakan dan perikanan dan membantu masyarakat dalam pengembangan usaha peternakan dan perikanan. Sarana penunjang dimaksud adalah :
a. UPTD Balai Benih Ikan
10
Bertujuan memproduksi benih ikan berbasis sumberdaya lokal untuk penyediaan benih ikan bagi usaha perikanan masyarakat. Terdapat 3 unit instalasi Balai Benih Ikan yakni BBI Latang di Nagari Latang Kec. Lubuk Tarok, BBI Sumpur Kudus di Nagari Sumpur Kudus Kec. Sumpur Kudus dan BBI Aie Amo di Nagari Aie Amo Kec. Kamang Baru. b. Pusat Pembibitan Domba Bertujuan memproduksi domba unggul untuk dikembangkan di masyarakat. Pusat Pembibitan domba berlokasi di Gaboyo, Nagari Muaro Bodi, Kec. IV Nagari. c. Pusat Pembibitan Unggas Bertujuan memproduksi unggas lokal (ayam buras) untuk disebarkan kepada masyarakat
dalam
upaya
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
dan
peningkatan ketahanan pangan keluarga. Pusat Pembibitan Unggas terletak di Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung d. Pabrik pakan mini Bertujuan memproduksi pakan ikan/ternak dengan harga terjangkau di masyarakat dan kualitas terjamin. Pabrik pakan mini ini juga berlokasi di Nagari Muaro Kecamatan Sijunjung. e. Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) dan Pos Pelayanan Peternakan (Posyanak) Puskeswan merupakan unit pelayanan kesehatan hewan milik masyarakat. Terdapat 3 unit Puskeswan yakni Puskeswan Muaro di Nagari Muaro Kecamatan Sijunjung, Puskeswan Palangki di Nagari Palangki Kec. IV Nagari dan Puskeswan Kiliran Jao di Nagari Muara Takung Kec. Kamang Baru. Pelayanan kesehatan hewan yang dapat diperoleh antara lain pemeriksaan, pengobatan, dan vaksinasi ternak dan hewan peliharaan, Rekomendasi sitergigit hewan tersangka rabies dan penyuluhan kesehatan hewan. Pelayanan Puskeswan meliputi wilayah yang meliputi beberapa kecamatan, sementara perpanjangan pelayanannya
di masing-masing kecamatan
dilaksanakan melalui posyanak yang berada dilingkungan kecamatan. f. Pos IB / ULIB
11
Dalam rangka meningkatkan produksi daging dan produktifitas ternak sapi, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui kawin suntik atau Inseninasi Buatan (IB), karena melalui IB akan dapat dilakukan peningkatan untuk genetik ternak. Untuk itu telah dibentuk Pos IB disetiap kecamatan kecuali Kecamatan Tanjung Gadang dan di tambahkan dengan ULIB. Pos IB dan Unit Layanan Inseminasi Buatan (ULIB) merupakan unit pelayanan IB milik kelompok tani dimana jangkauan Pos IB/Posyanak agak jauh sehingga untuk peningkatan realisasi IB dibangun ULIB dari dana APBN (Ditjennak). Sampai tahun 2010 telah terdapat 3 lokasi ULIB yakni Kelompok Hidup Bersama di Nagari Muara Takung Kec. Kamang Baru, Kelompok Agri Sepakat di Nagari Tanjung Bonai Aur Kec. Sumpur Kudus, dan Kelompok Amanah Nagari Pematang Panjang kec. Sijunjung. g. Depo ikan Depo ikan merupakan sarana fasilitasi penganggaran benih ikan dan ikan konsumsi yang diproduksi BBI ataupun masyarakat terutama dalam hal memudahkan jangkauan masyarakat terhadap kebutuhan benih ikan konsumsi dan sekaligus diharapkan sebagai penyangga harga benih dan ikan konsumsi tersebut. Letak Depo ikan yang strategis di pinggir jalan Lintas Sumatera di Nagari Palangki Kec. IV Nagari memberikan kemudahan bagi konsumen dalam memperoleh benih ikan ataupun ikan konsumsi ketimbang harus datang ke BBI atau kelompok pembudidaya ikan yang letaknya lumayan jauh. h. UPTD Pasar Ternak Palangki UPTD Pasar Ternak Palangki merupakan pasar ternak regional yang terletak di Nagari Palangki Kec. IV Nagari,
Pasar Ternak Regional Palangki
merupakan pusat pemasaran ternak di Kabupaten Sijunjung dengan cakupan wilayah regional Sumatera. Dengan keberadaan Pasar Ternak Regional Palangki, peternak di Kabupaten Sijunjung akan lebih mudah memasarkan ternaknya. Kemudahan pemasaran diharapkan dapat memotivasi peternak lebih mengembangkan usaha peternakan. Di samping keberadaan Pasar Ternak Regional Palangki terdapat Pasar Ternak Kumanis yang merupakan Pasar Ternak Lokal yang berlokasi di Nagari Kumanis, Kecamatan Sumpur 12
Kudus dengan cakupan wilayah pemasaran lokal yang keberadaannya menjadi penyangga Pasar Ternak Regional Palangki. i.
Tempat Pemotongan Hewan (TPH) TPH adalah fasilitas yang disediakan Pemerintah Daerah bagi masyarakat dalam melakukan pemotongan hewan ternak untuk memperoleh daging konsumsi yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Terdapat 3 unit TPH yang sudah dimiliki yakni TPH Sijunjung di Nagari Sijunjung,Kecamatan Sijunjung, TPH Kiliran Jao di Nagari Muaro Takung Kec. Kamang Baru dan TPH Kumanis di Nagari Kumanis Kec. Sumpur Kudus.
2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Kinerja Pelayanan diukur dari pencapaian kinerja tugas pokok dan fungsi setiap bidang yang telah pula dilaporkan setiap tahun dalam LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah). Gambaran kinerja dua tahun ke belakang adalah : 1. Peningkatan Penunjang Operasional Perkantoran Indikator Kinerja Capaian kinerja tahun 2009
Capaian Kinerja tahun 2010
Administrasi perkantoran yang baik
Terlaksana administrasi 11 paket
operasional Terlaksana perkantoran administrasi 11 paket
operasional perkantoran
Jasa perkantoran yang lancer
Terlaksana operasional Terlaksana operasional jasa perkantoran 5 paket jasa perkantoran 5 paket
2. Teridentifikasinya potensi pengembangan peternakan dan perikanan Indikator Kinerja Capaian kinerja tahun Capaian Kinerja tahun 2009 2010 Statistik Peternakan dan Tersedia buku statistik Tersedia buku statistik Statistik Perikanan Tahun peternakan dan statistik peternakan dan statistik 2010 perikanan (2 buku) perikanan (2 buku)
13
3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Indikator Capaian kinerja tahun Capaian kinerja tahun Kinerja 2009 2010 Meningkatnya - Pemeliharaan sarana - Pemeliharaan sarana prasarana kantor 81 unit sarana prasarana prasarana kantor 81 unit - Pengadaan sarana adm 23 administrasi unit Meningkatnya - 5 paket fasilitas untuk BBI (3 - 9 paket fasilitas untuk BBI (4 sarana prasarana paket konstruksi, 1 paket pkt konstruksi, 5 pkt teknis peralatan, 1 paket becak peralatan) motor) - 2 pkt fasilitas Depo ikan - 7 pkt fasilitas Depo ikan - 1 pkt kelengkapan TPH - 1 unit TPH - 1 paket fasilitas pnginapn - 5 paket fasilitas Pasar Pasar Ternak Palangki Ternak Palangki - Kebun HMT 2 ha - Rumah Kompos 4 unit - Kend roda tiga 5 unit - APPO 3 paket - Irigasi tanah dangkal 10 unit - Mesin tetas 2 paket 4. Peningkatan sumberdaya aparatur Indikator Capaian kinerja tahun Capaian kinerja tahun Kinerja 2009 2010 Meningkatn Pengiriman 7 orang aparatur Pengiriman 5 orang aparatur ya aparatur untuk mengikuti 4 kali pelatihan untuk mengikuti 3 kali magang/ peternakan dan teknis peningkatan kapasitas teknis perikanan yang mengikuti pelatihan teknis Peningkata Pelatihan teknis budidaya - Pelatihan Pem buatan pupuk n SDM peternak perikanan untuk 15 klp, organik untuk 5 kelompok dan pelatihan pakan ikan 30 orang, - Sekolah lapang pengolahan pembudidaya pelatihan pokwasmas dan dadiah untuk 1 kelompok ikan bimbingan teknis perbenihan - Pelatihan manajemen usaha 10 orang peternakan 2 klp Meningkatn - Pelatihan kader PHM untuk 50 ya pengetahuan orang masyarakat - Sosialisasi rabies untuk 50 tentang orang pengendalian penyakit hewan menular dan penyakit rabies 5. Peningkatan sistem pelaporan Indikator Kinerja Capaian kinerja Capaian kinerja tahun 2010 tahun 2009 Terlaksana sistem Tersedia LAKIP tahun Tersedia LAKIP tahun 2009 pelaporan yang 2008 akuntabel, akurat dan tepat waktu
14
6. Meningkatnya Produksi dan Produktifitas Ternak dan Ikan Indikator Capaian kinerja tahun 2009 Capaian kinerja tahun 2010 Kinerja Peningk - Populasi ternak (ekor) - Populasi ternak (ekor) : atan populasi Sapi Potong 16.861 Sapi Potong 19.192 ternak 0 Sapi Perah Sapi Perah 18.672 Kerbau Kerbau 21.035 0 Kuda Kuda 11.850 Kambing Kambing 13.233 Domba 1.997 Domba 3.002 Babi Babi 141.897 Ayam Buras Ayam Buras 271.160 23.900 Ayam Ras Petelur Ayam Ras Petelur 31.400 Ayam Ras 1.062.000 Ayam Ras Pedaging Pedaging 1.273.500 Itik 23.939 Itik 23.993 Peningk atan produktivitas peternakan
- Realisasi IB 1587 dosis - Realisasi IB 1971 dosis - Produksi dan konsumsi hasil - Produksi dan konsumsi hasil peternakan peternakan Jenis Daging Telur Susu (kerbau)
Produksi (kg) 1.433.311 321.008 124.478
Konsumsi (kg)
Tk. Kons/ Kap/Th
924.003 210.991 108.918
4,6 1,1 0,5
Jenis Daging Telur Susu (kerbau)
Produksi (kg)
Konsumsi (kg)
1.816.015,14
1.156.331,18 287.877,5 122.744
422.755,6 140.233,3
Tk. Kons/ Kap/Th 5,6 1,4 0,6
- Pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik 5 klp - Perluasan Lahan HMT 30 ha Peningk atan produksi perikanan
- Tersedia 1.206.725 ekor benih - Tersedia 2.500.000 ekor benih ikan produksi BBI ikan produksi BBI - Produksi ikan konsumsi No Uraian Produksi 2009 (ton) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolam Sawah Keramba KAD Irigasi Sungai Rawa Telaga Race Way+KJA Jumlah
1.946,21 1164,59 792,47 22,43 717,90 0,76 9,56 10,56 4.664,68
- Produksi ikan konsumsi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Uraian Kolam Sawah Keramba KAD Irigasi Sungai Rawa Telaga Race Way+KJA Jumlah
Produksi 2010 (ton) 2382,98 1272,41 1489,64 25,43 1036,74 0,69 6,37 7,06 6.221,32
15
7. Meningkatnya wilayah pemasaran dan transaksi pemasaran komoditi peternakan dan perikanan Indikator Kinerja Capaian kinerja Capaian kinerja tahun 2010 tahun 2009 Meningkatnya Pembangunan Depo -Pembangunan Pasar Ternak wilayah pemasaran ikan hygienis Kumanis komoditi peternakan - Pembangunan Rumah Produksi dan perikanan Dadiah Meningkatnya Transaksi jual beli Transaksi jual beli ternak di Pasar transaksi jual beli ternak di Pasar Ternak Ternak Palangki 18.164 ekor ternak di Pasar Ternak Palangki 19.146 ekor Palangki Meningkatnya Penjualan benih ikan Penjualan benih ikan produksi BBI 112.025 ekor transaksi penjualan produksi BBI 91.777 benih ikan di Balai ekor Benih Ikan Meningkatnya Pembangunan 1 unit pasar ikan transaksi jual beli ikan tradisional yang hygienis konsumsi 8. Meningkatnya kualitas dan daya saing produk peternakan dan perikanan Indikator Kinerja Capaian kinerja Capaian kinerja tahun 2010 tahun 2009 Pengenalan Pengenalan dan - Pengenalan dan aplikasi teknologi peningkatan aplikasi 3 paket teknologi APPO di 5 kelompok teknologi tepat guna ternak kualitas produk peternakan - Pengenalan teknologi pengolahan ikan lele menjadi lele asap untuk kelompok pembudidaya ikan Promosi produk Mengikuti kontes JUARA UMUM dalam kontes peternakan dan ternak tingkat Propinsi ternak tingkat Propinsi Sumatera perikanan unggulan Sumatera Barat di Barat di Payakumbuh Batusangkar
9. Menurunnya kasus penyakit ternak Indikator Capaian kinerja Kinerja tahun 2009 Peningkatan Vaksinasi SE untuk jumlah ternak sapi dan kerbau 8.056 besar (sapi dan ekor kerbau) yang divaksin Pengendalia Upaya pengendalian n flu burung flu burung di 23 nagari
Capaian kinerja tahun 2010 Vaksinasi SE untuk sapi dan kerbau 6432 ekor
Upaya pengendalian flu burung di 28 lokasi
16
10. Menurunnya kasus rabies dan gigitan hewan tersangka rabies Indikator Capaian kinerja Capaian kinerja tahun 2010 Kinerja tahun 2009 Peningkatan Vaksinasi HPR 3.935 Vaksinasi HPR ekor 2143 ekor jumlah HPR divaksin ekor Eliminasi anjing Eliminasi 1.477 ekor Eliminasi 1.150 ekor anjing liar liar anjing liar 11. Meningkatnya kesehatan masyarakat veteriner Indikator Capaian kinerja Capaian kinerja tahun 2010 Kinerja tahun 2009 Pengawasan Pengawasan lalulintas lalulintas ternak, ternak, BAH, HBAH di 3 bahan asal hewan checkpoint dan hasil bahan asal hewan Pembangunan Pembangunan TPH Lanjutan Pembangunan TPH TPH hygienis Kumanis Kumanis
2.4. TANTANGAN
DAN
PELUANG
PENGEMBANGAN
PELAYANAN
DINAS
PETERNAKAN DAN PERIKANAN A. Tantangan 1) Persaingan antar daerah Persaingan dalam kualitas dan kuantitas produk peternakan dan perikanan antar daerah yang semakin ketat merupakan ancaman bagi pengembangan usaha peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung. Banyak daerah yang bisa memproduksi, karena potensi SDM dan SDA seperti Kabupaten Sijunjung juga dimiliki oleh banyak daerah lain, bahkan lebih baik. Untuk itu produk peternakan dan perikanan yang diproduksi harus memiliki comparative advantage dan competitive advantage agar mampu bersaing dengan daerah lain. Standar yang ditetapkan oleh konsumen terhadap produk yang hendak dikonsumsinya juga merupakan salah satu syarat mutlak untuk memenangkan persaingan untuk produk sejenis. 2) Wabah penyakit endemik ternak dan ikan Usaha peternakan dan perikanan sebagai usaha farm yang komponen utamanya adalah makhluk hidup tentu tak lepas dari kemungkinan serangan wabah penyakit baik menular ataupun tidak. Adanya serangan wabah penyakit ternak dan ikan yang endemic seperti SE, flu burung dan koi herpes virus yang 17
sampai saat ini belum bisa diatasi secara tuntas oleh berbagai pihak terkait membuat kelangsungan usaha peternakan dan perikanan dapat terancam keberlangsungannya. Hal ini tentu menjadi ancaman bagi usaha peternakan dan perikanan secara umum termasuk di Kabupaten Sijunjung. 3) Tingginya lalu lintas hewan dan BAH Letak Kabupaten Sijunjung yang strategis, berada di jalan masuk dari dan Propinsi Riau dan Jambi membuat intensitas ternak dan Bahan Asal Hewan yang melintas di Kabupaten Sijunjung cukup tinggi. Hal ini menjadikan Kabupaten Sijunjung rentan terhadap penularan penyakit ternak dan ikan. B. Peluang 1) Tingginya peluang pasar untuk produk peternakan dan perikanan Permintaan pasar terhadap produk peternakan dan perikanan masih sangat besar. Untuk pemenuhan konsumsi lokal saja produk peternakan dan perikanan masih berpeluang besar. Konsumsi daging, telur, susu dan ikan masyarakat
Kabupaten
Sijunjung
Tahun
2010
masing-masing
adalah
4,5kg/cap/tahun, 2,07kg/cap/th, 1,07kg/cap/th dan 20,19kg/cap/th. Angka tersebut masih sangat jauh dibawah konsumsi nasional yaitu daging
10
kg/cap/th, telur 4 kg/cap/th, susu 8,2 kg/cap/th dan ikan 26 kg/cap/th. Selain itu posisi Kabupaten Sijunjung yang berbatasan dengan propinsi Riau dan Jambi dinilai sangat strategis karena terdapat permintaan produk peternakan dan perikanan untuk pemenuhan kebutuhan merek. Permintaan yang cukup tinggi terhadap produk peternakan dan perikanan tersebut menjadi peluang pengambangan usaha peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung. 2) Tersedia potensi lahan untuk kawasan Penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : Tabel . 2 : Luas Lahan Menurut Penggunaannya. No 1 2 3 4 5 6
Jenis Penggunaan Kampung/pemukiman Industri Pertambangan Sawah : 1. Irigasi Teknis 2. Non Irigasi Lahan Kering Kebun
Luas (ha)
% 4.901,8 19 607
1,57 0,01 0,19
9.300 2.228 31.322 12.102
2,97 0,71 10,00 3,87 18
7 8 9 10 11 12
campuran/sejenis Perkebunan Hutan Padang/semak belukar Perairan Darat Tanah tandus/kosong Lain-lain Jumlah
72.681 159.764,8 19.146 18,75 885,5 104,3
23,21 51,03 6,12 0,01 0,28 0,03
313.080
100
Lahan kering, padang/semak belukar maupun tanah kosong yang masih sangat luas (51.353,5 ha) merupakan potensi untuk penyediaan pakan ternak untuk mendukung pengembangan peternakan di Kabupaten Sijunjung. Disamping itu lahan kebun campuran dan perkebunan (84.783 ha) juga merupakan potensi sumber pakan baik berupa limbah perkebunan atau
hijauan di lahan
perkebunan yang diintroduksikan ternak ke dalamnya. 3) Tingginya minat masyarakat berusaha di bidang peternakan dan perikanan Berusaha di bidang peternakan dan perikanan semakin diminati oleh masyarakat Kabupaten Sijunjung. Setiap tahunnya permintaan bantuan sarana produksi (bibit/benih, pakan,dll) melalui proposal kepada Dinas Peternakan dan Perikanan sangat tinggi jumlahnya. Demikian juga bila dilihat dari usulan masyarakat melalui Musrenbang.
Tingginya minat ini disebabkan karena
masyarakat menyadari berusaha peternakan ataupun perikanan dapat menjadi salah satu usaha untuk pemberdayaan ekonomi keluarga, disamping usaha ini tidak terlalu menyita waktu sehingga usaha lain (pertanian, perkebunan) tetap berjalan. 4) Tersedia kelembagaan peternak dan pembudidaya ikan Kelembagaan yang ada dalam menunjang pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung antara lain 83 kelompok peternak dan 93 kelompok pembudidaya ikan, KTNA, Asosiasi peternak dan pembudidaya ikan, Koperasi Unit Desa, Koperasi berbasis komoditi peternakan dan perikanan, Koperasi serba usaha yang tersebar hamper merata di seluruh kecamatan dan nagari. 5) Tersedia kredit program dan pemodal lainnya Perhatian
pemerintah
terhadap
pengembangan
usaha
peternakan
dan
perikanan dari segi permodalan saat ini cukup besar. Tersedia bermacam skim 19
kredit dengan bunga lunak dari perbankan, maupun beragam kredit dari pemodal lain seperti CSR (Coorporate Social Responsibility) perusahaan swasta, investor perorangan dari perantau, maupun kredit dari pemerintah seperti PUAP, KMN, UMKM dan lain sebagainya. Tinggal lagi bagaimana peternak dan pembudidaya ikan memanfaatkan berbagai kredit dimaksud.
20
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI a. Orientasi peternakan dan perikanan yang tidak komersil Usaha peternakan dan perikanan memang menjadi salah satu pemberdaya ekonomi di masyarakat. Memiliki usaha peternakan dan perikanan merupakan “tabungan” atau asset bagi masyarakat yang hasilnya umumnya digunakan untuk keperluan tertentu, bukan untuk mata pencarian utama yang merupakan pegangan hidup. Umumnya masyarakat peternak dan pembudidaya ikan memiliki usaha lainnya seperti pertanian, perkebunan atau perdagangan. Semua usaha yang ada bagi mereka saling mendukung satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan
hidup.
Banyaknya
cabang
usaha
membuat
peternak
dan
pembudidaya ikan kurang bisa fokus untuk usaha peternakan dan perikanan yang komersil. Penyebab lainnya adalah keterbatasan permodalan bagi peternak dan pembudidaya ikan sehingga usaha peternakan dan perikanan yang ada hanya diusahakan apa adanya. Keterbatasan permodalan ini karena pendapatan yang masih rendah ditambah dengan akses terhadap sumber permodalan belum terjangkau. Akibatnya peternak dan pembudidaya ikan kurang mau dan mampu menyerap teknologi yang diintroduksikan karena tidak mempunyai kemampuan menerapkannya.
Tentunya
hal
ini
membuat sumberdaya
peternak
dan
pembudidaya ikan tetap stagnan tanpa mengalami peningkatan. Mereka tetap berusaha peternakan secara tradisionil dan belum menerapkan good farming practice ataupun Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) untuk meningkatkan produksi usaha mereka. b. Masih berjangkit penyakit menular pada hewan dan ikan Masalah lain yang menjadi perhatian penting dalam pembangunan peternakan dan perikanan adalah masih berjangkitnya penyakit hewan dan ikan menular. Usaha – usaha peningkatan produksi peternakan dan perikanan seringkali kandas bila sudah terserang wabah penyakit tersebut. Kabupaten Sijunjung masih menjadi daerah endemik untuk penyakit menular ternak dan ikan 21
antara lain SE (ngorok pada ternak), flu burung, koi herpes virus untuk ikan mas, dan rabies bagi hewan pembawa rabies (anjing, kucing, kera). c. Penanganan pasca panen produk peternakan dan perikanan masih minim Usaha peternakan dan perikanan yang masih berskala kecil dan kebanyakan untuk kebutuhan sendiri menyebabkan kebanyakan hasil produksi peternakan dan perikanan belum ditangani dengan benar. Pasca panen seperti penanganan bahan asal ternak seperti daging, susu dan telur belum dilakukan sesuai standar produk yang ASUH, sehingga hasil produksi peternakan dan perikanan yang dikonsumsi di masyarakat belumlah sebuah produk yang aman, sehat, utuh dan halal seperti yang seharusnya, seperti pemotongan dan penjualan daging di TPH dan kios daging seadanya tanpa memperhatikan hygienitas, pemotongan ternak ayam langsung di pasar tradisional, belum adanya pengawasan yang memadai terhadap bahan asal hewan yang dikonsumsi masyarakat. Hal ini karena fasilitas untuk memperoleh produk hasil peternakan yang ASUH tersebut belum tersedia disamping karakter sosial budaya masyarakat. Selain penanganan pasca panen produk segar, upaya pengolahan hasil juga belum berkembang bagi peternak dan pembudidaya ikan. Penyebabnya berhubungan dengan permasalahan pertama yakni usaha yang kurang komersil sehingga produksi belum maksimal dan masih terserap oleh pasar dalam bentuk segar. 3.2. TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH Visi Kepala Daerah Kabupaten Sijunjung terpilih Periode 2011- 2015 adalah : “Terwujudnya nagari madani yang berkualitas, sejahtera dan merata” Misi : 1. Mewujudkan penataan dan penguatan ekonomi masyarakat 2. Meningkatkan kecerdasan, ketrampilan dan kesehatan serta IMTAQ SDM anak nagari 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas inftrastruktur serta prasarana dasar nagari 4. Memanfaatkan SDA untuk kesejahteraan rakyat dan masyarakat Sijunjung 5. Mengentaskan kemiskinan dan ketertinggalan 22
6. Mewujudkan pemerintahan yang bersih, adil, peduli dan berwibawa. 7. Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan 8. Revitalisasi adat dan seni budaya anak nagari Tujuan : 1. Tercapainya penataan dan penguatan ekonomi masyarakat yang tangguh, sehingga
dapat
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
daerah
dan
pendapatan per kapita masyarakat. 2. Tercapainya peningkatan kualitas pendidikan, keterampilan dan taraf kesehatan serta martabat masyarakat. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan dasar serta terwujudnya ibukota yang representative. 4. Menggali, mengelola dan mengembangkan potensi sumber-sumber penerimaan PAD yang lebih optimal. 5. Menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran serta ketertinggalan kehidupan masyarakat. 6. Mewujudkan tegaknya supremasi hokum dan kehidupan yang demokraqtis sehingga tercipta pemerintahan yang bersih, adil, peduli dan berwibawa. 7. Meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan ekonomi, sosial budaya, pembangunan politik dan lingkungan hidup. 8. Mewujudkan tumbuh dan berkembangnya kehidupan sosial, seni dan budaya masyarakat. Pembangunan peternakan dan perikanan ikut berperan serta dalam pencapaian visi Kepala Daerah terpilih khususnya pada misi : 1. Mewujudkan penataan dan penguatan ekonomi masyarakat 2. Memanfaatkan SDA untuk kesejahteraan rakyat dan masyarakat Sijunjung 3. Mengentaskan kemiskinan dan ketertinggalan Dan juga ikut dalam pencapaian tujuan pembangunan : 1. Tercapainya penataan dan penguatan ekonomi masyarakat yang tangguh, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita masyarakat. 2. Menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran serta ketertinggalan kehidupan masyarakat. 23
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan ekonomi, sosial budaya, pembangunan politik dan lingkungan hidup. 3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN DAN RENSTRA PROPINSI a. Direktorat Jendral Peternakan Kementrian Pertanian Visi: “Menjadi direktorat jenderal yang profesional dalam mewujudkan peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk mewujudkan penyediaan dan keamanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan peternak”. Rumusan misi: a) Merumuskan dan menyelenggarakan kebijakan bidang peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal b) Menyelenggarakan dan menggerakkan pengembangan: perbibitan, pakan, budidaya ternak ruminansia dan nonruminansia, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dalam mencapai penyediaan dan keamanan pangan hewani untuk meningkatkan kesejahteraan peternak c) Meningkatkan profesionalisme dan integritas penyelenggaraan administrasi publik. Tujuan Direktorat Jenderal Peternakan dalam periode tahun 2010-2014 mencakup tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Meningkatkan penyediaan pangan hewani yang aman dan kesejahteraan peternak melalui kebijakan dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 program pembangunan peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal. 2. Tujuan Khusus a) Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak yang berkualitas b) Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak ruminansia c) Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak nonruminansia 24
d) Meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan e) Meningkatkan jaminan keamanan produk hewan f) Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat Selaku direktorat jendral di kementrian pertanian yang membawahi fungsi peternakan tentu saja renstra direktorat jendral peternakan menjadi acuan dalam penyusunan renstra Dinas Peternakan dan Perikanan karena program dan kegiatan pembangunan peternakan di Kabupaten Sijunjung yang sumber dananya APBN berasal dari Dirjen peternakan ini. b. Kementerian Kelautan dan Perikanan Visi: “Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015”. Misi : Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Tujuan: 1. Memperkuat kelembagaan dan sumber daya manusia secara terintegrasi. 2. Mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. 3. Meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan. 4. Memperluas akses pasar domestik dan internasional. Kementrian Kelautan dan Perikanan juga merupakan lembaga di tingkat pusat yang membawahi fungsi pembangunan perikanan. Dengan demikian visi, misi dan tujuan kementrian ini juga menjadi acuan bagi penyusunan renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung.
c. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. Visi: “ SUMBAR sebagai Sentra Pengembangan Ternak Unggul untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Hewani dan Kesejahteraan Masyarakat Peternakan” Misi: 1. Mengembangkan kawasan utama ternak unggul yang ditetapkan Pemerintah Sumatera Barat 25
2. Meningkatkan produksi ternak dan konsumsi pangan asal hewani di Sumatera Barat 3. Mendukung terciptanya system produksi dan distribusi pangan asal hewan yang efisien dengan kualitas yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan 4. Meningkatkan pendapatan masyarakat peternakan 5. Meningkatkan sarana dan Prasarana pengembangan peternakan 6. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia masyarakat peternakan 7. Mengembangkan kelembagaan sosial dan ekonomi peternakan 8. Menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan Tujuan: 1. Meningkatkan kawasan ternak unggul 2. Meningkatnya populasi, produksi ternak dan konsumsi pangan hewani di Sumatera Barat 3. Terciptanya sitem distribusi pangan hewani yang efisien dengan kualitas yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan 4. Berkembangnya pascapanen dan pengolahan hasil peternakan 5. Meningkatnya pendapatan peternak dan pengusaha peternakan 6. Meningkatnya sarana dan prasarana pembangunan peternakan. 7. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia peternakan baik pelaku usaha peternakan maupun aparatur pemerintahan di bidang peternakan 8. Berkembangnya kelembagaan sosial dan ekonomi peternakan (Kelompok Tani Ternak, koperasi, asosiasi-asosiasi, Lembaga Keuangan mikro Agribisnis (LKMA), dan lain-lain 9. Berkembangnnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan Rencana Strategis Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat secara umum memiliki masalah, potensi, peluang dan tantangan yang relative sama dengan pembangunan
peternakan
di
Kabupaten
Sijunjung
karena
kemiripan
agroekosistem, iklim, dan karakter sosial budaya peternak yang menjadi objek sasaran pembangunan peternakan. Dengan demikian sebagian besar misi dan 26
tujuan pada renstra Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat juga diakomodir pada renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung. d. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sumatera Barat Visi: “ Sumatera Barat sebagai sentra Kelautan dan Perikanan terkemuka di Pulau Sumatera tahun 2015”. Misi: ‘Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelautan dan Perikanan melalui peningkatan produksi dan kesempatan kerja’. Tujuan: ‘Terselenggaranya
Pembangunan
Kelautan
dan
Perikanan
dengan
memanfaatkan sumberdaya yang ada secara rasional, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan demi meningkatkan taraf hidup masyarakat Kelautan dan Perikanan’ Sama halnya dengan Dinas Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sumatera Barat juga memiliki
tantangan,
peluang, masalah dan potensi
pembangunan perikanan yang relative sama dengan Kabupaten Sijunjung, sehingga visi, misi dan tujuan yang ditetapkan pada renstra DKP Propinsi Sumatera Barat juga diakomodir pada renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung. 3.4. PENENTUAN ISU STRATEGIS Berangkat dari permasalahan yang ditemui dalam pembangunan peternakan dan perikanan serta dari hasil telaahan beberapa kebijakan tingkat atas, dirumuskan isu isu strategis dalam pembangunan peternakan dan perikanan yaitu : 1. Skala usaha peternakan dan perikanan relatif kecil Kabupaten Sijunjung dari segi ekonomi kebanyakan terdapat daerah miskin dengan sumber pendapatan utama masyarakat dari hasil tanaman karet dan padi sawah tadah hujan. Sektor peternakan dan perikanan merupakan sub sektor yang relevan dengan potensi Kabupaten Sijunjung , selain usaha di bidang pertanian pada umumnya. Akan tetapi ditemui berbagai keterbatasan antara lain tingkat kemampuan dan keamanan peternak yang masih relatif rendah 27
dikarenakan pola usaha masih bersifat turun temurun dan merupakan usaha sambilan yang masih untuk memenuhi kebutuhan sendiri serta terbatasnya dana untuk meningkatkan skala usaha dimasyarakat. Hal ini menyebabkan usaha peternakan dan perikanan masih dengan skala kecil rata-rata 1 sampai 2 ekor sapi/RTP dan kurang dari 500 ekor ikan/pembudidaya . 2. Daerah endemik beberapa Penyakit Hewan dan Ikan Menular (PHIM) dan zoonosis Keterbukaan ekonomi berdampak terhadap lalu lintas produk peternakan dan perikanan antar daerah meningkat dengan pesat. Pengemdalian penyakit tersebut diutamakan terhadap pencegahan kejadiaan dengan melakukan tindakan preventif oleh pemerintah di masyarakat melalui pengawasan dari unitunit yang relevan di daerah perbatasan dan unitkarantina hewan. Kabupaten Sijunjung merupakan endemik untuk penyakit menular ternak dan ikan antara lain SE (Ngorok pada ternak), flu burung, Koi Herves Virus (KHV) pada ikan mas dan rabies bagi hewan pembawa rabies (anjing, kucing dan kera). Berkembangnya berbagai penyakit yang diperkirakan makin rumit dan beragam, sangat diperlukan peran aktif dari pemerintah daerah dan masyarakat sebagai upaya yang bersifat preventif agar berbagai penyakit dapat ditangtani secara dini. 3. Ketersediaan pangan asal ternak dan ikan yang asuh relatif masih rendah Protein hewani yang berasal dari daging dan ikan mampu membuat pertumbuhan sel-sel organ tubuh bekerja dengan baik juga membentuk otak manusia dan sel darah merah lebih kuat serta tidak mudah pecah, karenanya membuat otak manusia bisa cerdas dan meningkat produktivitasnya. Daging yang akan kita konsumsi haruslah daging yang baik, hygienis dan sehat. Situasi Tempat Pemotongan Hewan dan Pasar tradisional di Kabupten Sijunjung dengan segala kegiatan dan kondisi lingkungannya memiliki potensi kontaminasi yang tinggi terhadap daging yang dijual. Hal ini merupakan kendala yang dihadapi dalam usaha penyediaan daging yang dijual tetap dalam kondisi yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan penataan dan pembangunan kios-kios daging di pasar-pasar
28
tradisional secara bertahap dan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan penyediaan daging yang ASUH. 4. Masih banyak peternak dan pembudidaya ikan yang berpendapatan rendah Masyarakat peternak dan pembudidaya ikan di Kabupaten Sijunjung masih menjadikan usaha peternakan dan perikanan sebagai usaha sambilan, belum sebagai mata pencaharian utama, umumnya mereka memiliki usaha lain seperti pertanian, perkebunan ataupun perdagangan. Banyak cabang usahamembuat mereka kurang bisa fokus untuk usaha yang komersil. Keterbatasan modal bagi peternak dan pembudidaya ikan menyebabkan usaha yang telah dijalankan hanya diusahakan apa adanya. Akibatnya peternak dan pembudidaya ikan kurang mampu menyerap teknologi yang berakibat tidak mampu meningkatkan produksi usaha mereka. Pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat agar lebih berpartisipasi aktif dalam kelompok sehingga kelompok peternak akan lebih terorganisir dengan baik, diharapkan dapat menjadi peluang pengembangan usaha semakin besar. 5. Kendala permodalan bagi peternak dan pembudidaya ikan Model usaha yang dilakukan oleh peternak dan pembudidaya ikan di Kabupaten Sijunjung pada umumnya saat ini masih dalam bentuk skala keci (tradisional) yang didominasi sistem usaha yang telah dilakukan secara turun menurun yang dikenal sistem “bapaduoan”. Sistem ini perlu dikembangkan lagi dengan meningkatnya model ekonomi masyarakat peternak dan pembudidaya ikan pada skala yang lebih besar, agar margin usaha yang diperoleh dapat lebih optimal. Masih rendahnya aksesbilitas peternak dan pembudidaya ikan terhadap permodalan baik lembaga perbankan maupun lembaga non bank karena usaha yang ada belum menarik untuk dijadikan objek pembiayaan. Masih rendahnya minat investor baik pemerintah maupun swasta karena berbagai faktor penghambat diantaranya isu sosial budaya seperti konflik kepemilikan lahan (tanah ulayat), sehingga banyak investor yang mennganggap masalah ini sebagai kendala dalam merealisasikan investor. 6. Masih relatif rendah kualitas sdm peternak dan pembudidaya ikan
29
Secara turun temurun masyarakat Kabupaten Sijunjung sudah terbiasa melakukan kegiatan budidaya peternakan dan perikanan, sehingga hal ini merupakan potensi strategis pendukung pengembangan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung ke arah yang lebih baik dan lebih cepat. Sumberdaya peternak dan pembudidaya ikan telah tergabung dalam kelembagaan kelompok peternak dan perikanan di Kabupaten Sijunjung antara lain 83 kelompok peternak dan 93 kelompok pembudidaya ikan yang merupakan wadah dan penunjang bagi masyarakat peternak dan pembudidaya ikan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas. Upaya meningkatkan kualitas SDM peternak dapat dilakukan melalui pembinaan dan pendampingan dari petugas serta pengoptimalan pemanfaatan Sarjana Peternakan melalui program Sarjana Membangun Desa (SMD) untuk ikut berkontribusi. 7. Rendahnya suply ternak sapi dalam daerah di pasar ternak regional palangki Produksi yang masih rendah dibandingkan tingkat kebutuhan merupakan tantangan bagi sub sektor peternakan di Kabupaten Sijunjung . Letak Kabupaten Sijunjung yang sangat strategis karena berbatasan dengan propinsi Riau dan Jambi membuka peluang pasar yang besar bagi produk-produk peternakan ke propinsi tetangga. Sementara kondisi saat ini ketersediaan ternak sapi di Pasar Ternak Palangki yang berasal dari Kabupaten Sijunjung masih sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan masih diperlukan pasokan dari luar seperti dari kabupaten sekitar, Propinsi Riau dan Jambi. Salah satu penyebabnya adalah masih belum berkembangnya usaha peternakandalam bentuk ketersediaan bibit didalam daerah, sedangkan pengembangan usaha peternakan sangat tergantung pada ketersediaan
bibit
agar
usaha
dapat
berjalan
berkesinambungan
dan
berkelanjutan. Untuk kedepan, Kabupaten Sijunjung telah bertekat menjadi sentra sapi potong ternak sapi berbasis sumber daya lokal yang telah dituangkan dalam visi dan misi pembangunan peternakan.
30
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung merupakan arah citacita yang hendak dicapai dalam pembangunan peternakan dan perikanan ke depan. Visi tersebut akan memberikan arah dan fokus yang jelas bagi Dinas Peternakan dan Perikanan untuk melaksanakan kegiatan
pembangunan
peternakan dan perikanan yang mempertimbangkan lingkungan internal dan eksternal dinas. Visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung untuk lima tahun ke depan dirumuskan sebagai berikut : “MENJADI SENTRA SAPI POTONG DAN PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETERNAK DAN PEMBUDIDAYA IKAN” Terdapat 4 kata kunci yang merupakan pernyataan keinginan atau fokus pembangunan peternakan dan perikanan 5 tahun ke depan yakni (1) sentra sapi potong (2) sentra perikanan budidaya (3) sumberdaya lokal (4) kesejahteraan peternak dan pembudidaya ikan. Sentra sapi potong dimaksudkan bahwa Kabupaten Sijunjung ingin menjadi pusat pengembangan sapi potong lokal baik dari sisi produksi maupun pemasaran sapi potong di Sumatera Barat. Sentra perikanan budidaya dimaksudkan bahwa Kabupaten Sijunjung fokus akan mengembangkan perikanan budidaya baik dari segi budidaya perikanan maupun pengolahan hasil perikanan budidaya dan menjadi penghasil produksi perikanan dan pengolahan hasil perikanan terkemuka di Sumatera Barat. Sumber daya lokal diartikan sumber daya yang berasal dari dalam Kabupaten Sijunjung yang meliputi antara lain bibit, pakan, teknologi peternakan dan perikanan yang sesuai dengan kondisi agroekosistem serta sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Sijunjung. Kesejahteraan peternak dan pembudidaya ikan dimaksudkan kemampuan peternak dan pembudidaya ikan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dengan demikian makna pokok yang terkandung dalam visi tersebut adalah : 31
1. Kabupaten
Sijunjung
akan
menjadi
sentra
produksi
dan
pasca
panen/pemasaran sapi potong dan produk perikanan budidaya andalan yaitu ikan
nila pada tahun 2015 dengan pemanfaatan sumberdaya lokal (bibit,
sumber pakan, teknologi) yang sesuai dengan kondisi agroekosistem dan sosial ekonomi masyarakat. 2. Sentra yang dimaksud adalah Kabupaten Sijunjung dapat menjadi penyedia komoditi sapi potong dan perikanan budidaya tersebut baik untuk memenuhi kebutuhan lokal (dalam kabupaten dan luar kabupaten di Sumatera Barat) dan regional (luar propinsi). 3. Masyarakat yang terlibat dalam agribisnis peternakan dan perikanan memiliki kemampuan secara ekonomi dan sosial yang mandiri. Dengan demikian masyarakat tersebut memiliki tingkat pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 4.2. PERNYATAAN MISI Misi merupakan penjabaran lebih lanjut daripada visi yang memberikan gambaran bagaimana visi dapat dicapai. Misi Dinas Peternakan dan Perikanan lima tahun (2010-2015) adalah : 1. Mengembangkan kawasan sapi potong dan perikanan budidaya 2. Meningkatkan produksi dan konsumsi pangan asal ternak dan ikan 3. Mendukung terciptanya sistem produksi dan distribusi pangan asal ternak dan ikan yang asuh secara berkelanjutan 4. Meningkatkan sarana dan prasarana pengembangan peternakan dan perikanan 5. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia masyarakat peternakan dan perikanan 6. Fasilitasi kemitraan peternak dan pembudidaya ikan dengan sumber permodalan 7. Meningkatkan pendapatan peternak dan pembudidaya ikan
4.3. TUJUAN JANGKA MENENGAH
32
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam periode tertentu. Sinergi dengan visi dan misi
telah ditetapkan, maka dirumuskan tujuan
pembangunan peternakan dan perikanan tahun 2011 – 2015 sebagai berikut : 1.
Terciptanya kawasan sapi potong dan perikanan budidaya yang berorientasi agribisnis dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya lokal
2.
Meningkatnya produksi dan konsumsi pangan asal ternak dan ikan
3.
Terciptanya sistem produksi dan distribusi pangan asal ternak dan ikan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan
4.
Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengembangan peternakan dan perikanan
5.
Meningkatnya
kualitas sumberdaya manusia masyarakat peternakan dan
perikanan 6.
Terfasilitasinya kemitraan peternak dan pembudidaya ikan dengan sumber permodalan baik perbankan maupun lembaga permodalan lainnya
7.
Meningkatnya pendapatan peternak dan pembudidaya ikan
4.4. SASARAN Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Indikator pencapaian sasaran setiap tahun dalam kurun waktu 2011-2015 diuraikan pada bagian program dan kegiatan. Sasaran pembangunan peternakan dan perikanan yang akan dicapai pada akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut :. 1. Pengembangan bibit unggul sapi 2. Berkembangnya sarana dan prasarana ternak sapi 3. Meningkatnya SDM petani peternak 4. Meningkatnya mutu produksi ternak sapi 5. Tersedianya sarana dan prasarana pasar yang layak 6. Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit 7. Mewujudkan pelayanan publik yang memiliki standar waktu, biaya yang jelas dan transparan 8. Terwujudnya kinerja pemerintah yang baik 9. Kuantitas dan kualitas data dan informasi 33
10. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana 11. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi peternakan dan perikanan 12. Peningkatan pengolahan hasil produksi peternakan dan perikanan
4.5. STRATEGI DAN KEBIJAKAN A.
STRATEGI Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh Dinas Peternakan dan Perikanan. Tindak lanjut dari analisis SWOT adalah rumusan-rumusan strategi yang feasible dan sesuai dengan kondisi faktual yang dihadapi. Berdasarkan serangkaian focus group discussion yang sudah dilakukan, dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut. a. Kekuatan (strengths) Bebererapa kekuatan yang mendukung pembangunan peternakan dan perikanan Kabupaten Sijunjung adalah : 1) Tersedianya SDM (Sumber Daya Manusia) pada Dinas Peternakan dan Perikanan. Sumberdaya Manusia merupakan pelaksana dari pembangunan peternakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan. Saat ini Dinas didukung dengan 92 orang personil yang terdiri dari 63 orang PNS, 9 orang tenaga kontrak dan 20 orang tenaga harian lepas yang bertempat di seluruh unit kerja Dinas Peternakan dan Perikanan baik di kantor dinas di Muaro Sijunjung, di masing-masing kecamatan, di UPTD Pasar Ternak Palangki dan UPTD Balai Benih Ikan, Pusat Pembibitan Domba Gaboyo, Pusat Pembibitan Unggas Muaro, Pabrik Pakan Mini, Puskeswan dan Depo ikan. Jumlah dan sebaran personil Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung sebelumnya telah kami uraikan pada Tabel 1 di BAB II. 2) Dukungan Sumber Daya Alam dan iklim yang memadai Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu Kabupaten di propinsi Sumatera Barat yang terletak pada 0° 18’ 43’’ LS - 1° 41’ 46’’ LS dan 100 º 37 ‘ 40 “ s/d
101 º
30 ‘ 52“ Bujur Timur dengan luas wilayah 3.130,40 Km2.
Ketinggian : 100-1.500 m dpl, rata-rata curah hujan 193,645 mm/th, rata-rata 34
hari hujan 11,2 hr / bulan. Kondisi iklim mempunyai tipe tropis basah dengan suhu maksimal 37 C°
dan minimal 21 C°. Iklim yang seperti ini sangat
sesuai untuk pengembangan sapi potong terutama dari jenis lokal dan Bos Indicus. Kondisi geografis ini juga didukung oleh letak wilayah yang sangat strategis karena berada dalam kawasan segitiga emas Sumbar, Riau dan Jambi yang tentunya sangat berpotensi sebagai daerah transit barang dan jasa termasuk komoditi – komoditi peternakan dan perikanan. Hal ini sekaligus sebagai potensi yang bisa dimanfaatkan sehingga tidak lagi sebagai daerah transit saja tapi sekaligus penyedia kedua komoditi tersebut. Kondisi topografi Kabupaten Sijunjung bervariasi dari datar bergelombang sampai perbukitan. Beberapa kecamatan berada pada
lahan curam dan sangat
curam, hanya sebagian kecil wilayah yang temasuk kategori datar. Di seluruh wilayah mengalir 8 buah sungai dengan panjang lebih kurang 578 km. Sungai tersebut umumnya berhulu di Danau Singkarak Kabupaten Solok dan bermuara di Batang Kuantan (Propinsi Riau).
Jenis tanah
sebagian besar termasuk dalam katagori Podsolik Merah Kuning dengan luas penyebaran lebih kurang 48 % dari luas wilayah keseluruhan. Pada beberapa tempat ditemui jenis tanah Andosol. Secara keseluruhan sumber daya alam tersebut sangat memadai untuk
mendukung keberhasilan
pembangunan dibidang peternakan dan perikanan. Daya tampung (carrying capacity) ternak ruminansia sesuai pola penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung dengan indeks satuan ternak (ST) adalah 99.922 ST, sementara populasi ternak ruminansia yang ada (sapi, kerbau, kambing dan domba) adalah 56.462 ekor atau setara dengan 28.231 ST. Dengan demikian kapasitas tampung yang masih tersisa adalah 71.691 ST. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
35
Tabel 3 : Daya tampung ternak di Kabupaten Sijunjung dari ketersediaan lahan Uraian Daya tampung ternak ruminansia (ST) 1 Ketersediaan lahan : 37.283 a. Lahan garapan non kebun sawit b. Lahan garanap khusus kebun 53.066 sawit 9.573 c. Semak belukar JUMLAH 99.922 2 Populasi ternak ruminansia (2010) tdr dari sapi, kerbau, kambing 28.231 domba 3 Daya tampung yang masih bisa 71.691 dimanfaatkan a. Daya tampung lahan non sawit 23.336 b. Daya tampung lahan sawit 53.066 Selanjutnya potensi perikanan yang tersedia di Kabupaten Sijunjung adalah sebagai berikut : Tabel 4 : Potensi Perikanan Kabupaten Sijunjung No 1 2 3 4 5 6 7 8
Uraian Kolam Sawah Keramba Sungai Rawa Telaga KJA Race way
Luas areal/ha/unit 569,3 ha 814,02 ha 1074 unit 578 km 10 ha 16,25 ha 96 unit 24 unit
Sumber : Statistik perikanan tahun 2010 Secara keseluruhan sumber daya alam tersebut sangat potensial mendukung
keberhasilan
pembangunan
dibidang
peternakan
untuk dan
perikanan, khususnya untuk pengembangan komoditi unggulan Dinas Peternakan dan Perikanan yaitu sapi potong dan ikan nila. 3) Adanya dukungan kebijakan dan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung sangat didukung oleh kebijakan baik dari pemerintah pusat dan daerah (propinsi 36
dan kabupaten). Di tingkat pusat Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau
dari
Direktorat
Jendral
Peternakan
Kementrian
Pertanian
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan peternakan di Kabupaten Sijunjung, karena untuk pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau ini berbagai program diluncurkan ke daerah antara lain perbibitan ternak sapi, penyelamatan sapi betina produktif, intensifikasi Inseminasi Buatan dengan pembangunan Unit Layanan Inseminasi Buatan (ULIB) baru, intensifikasi kawin alam dengan bantuan pejantan pemacak unggul, bantuan langsung kelompok untuk pengembangan budidaya peternakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan integrasi tanaman-ternak, Sarjana Membangun Desa, Village Poultry Farming, pengembangan sapi potong, pengembangan ternak kambing/domba dan program/kegiatan lainnya. Kemudian kebijakan Kementrian Kelautan dan Perikanan yang komit dengan target peningkatan produksi perikanan budidaya 353% pada tahun 2015 yang juga didukung dengan berbagai program dalam rangka pencapaian target dimaksud. Dukungan dari pemerintah Propinsi Sumatera Barat juga sangat signifikan. Dengan program Gerakan Pensejahteraan Petani yang didalamnya terdapat program ‘satu petani satu sapi” merupakan dukungan untuk peningkatan usaha peternakan baik untuk komoditi sapi maupun komoditi peternakan dan perikanan lainnya. 4) Mulai tumbuh kawasan peternakan dan perikanan Kekuatan yang juga sangat penting dalam pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung adalah mulai tumbuhnya kawasan peternakan dan perikanan. Kawasan itu adalah : - Kawasan pengembangan sapi potong di Kec. Kamang, Sijunjung, Koto VII, IV Nagari, Kupitan, Sumpur Kudus dan Kec. Tanjung Gadang. - Kawasan integrasi sapi-sawit di Kec. Kamang Baru dan Lubuk Tarok. - Kawasan pengembangan ayam buras di Kec. Sijunjung dan Lubuk Tarok. - Kawasan ternak kerbau di Kec. Sijunjung ,Koto VII, IV Nagari dan Lubuk Tarok. - Kawasan ayam petelur di Kec. Sumpur Kudus - Kawasan ayam ras pedaging di Kec. Sijunjung dan Koto VII 37
- Kawasan ternak domba dan kambing di Kec. Kamang Baru, Lubuk Tarok, Sijunjung dan Kec. Sumpur Kudus. - Kawasan perikanan budidaya di Kec. Lubuk Tarok, Kec. Sumpur Kudus, Kamang Baru dan Kec. Tj. Gadang. Kawasan peternakan atau perikanan dimaksudkan adalah wilayah tertentu dimana terdapat usaha peternakan atau perikanan mulai dari hulu sampai hilir (sarana produksi, budidaya, pasca panen). b.
Kelemahan (weaknesses) Kelemahan yang ditemui dalam pelaksanaan pembangunan peternakan adalah : 1) Kualitas SDM pada Dinas Peternakan dan Perikanan belum memadai Kualitas SDM pada Dinas Peternakan dan Perikanan yang dimaksudkan di sini adalah ketrampilan dan keahlian personil yang langsung berada di unitunit produksi seperti Balai Benih Ikan, Pusat Pembibitan maupun petugas peternakan dan perikanan di lapangan. Semestinya petugas peternakan dan perikanan lebih dibekali dan di update ilmu dan teknologi peternakan dan perikanan terkini. Demikian juga pada personil di Pusat Pembibitan Domba, Unggas dan Balai Benih Ikan masih perlu peningkatan ketrampilan terkait unit produksi yang dikelolanya. 2) Kualitas SDM peternak dan pembudidaya ikan relatif masih rendah Di sisi peternak dan pembudidaya ikan sebagai pelaku usaha peternakan dan perikanan juga masih terbatas ilmu dan pengetahuan terhadap teknologi, sehingga peternak kebanyakan belum lagi menerapkan good farming practice atau good breeding practice dan pembudidaya ikan juga masih banyak yang belum mengetahui apalagi menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) ataupun Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). 3) Kurangnya kualitas dan kuantitas sarana dan fasilitas Sarana dan fasilitas merupakan penunjang bagi kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas. Ketersediaan sarana dan fasilitas Dinas Peternakan dan Perikanan saat ini dan kebutuhan dapat dilihat pada tabel berikut :
38
Tabel 5 : Sarana dan Fasilitas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung No. Sarana/fasilitas Jumlah Kebutuhan Kekurangan tersedia 1. Bangunan gedung kantor 1 unit 1 unit 0 Poskeswan 1 unit 3 unit 2 2. 3. RRMC 2 unit 2 unit 0 Pasar Ternak 2 unit 2 unit 0 4. 5. Depo ikan 1 3 unit 2 unit RPH 0 1 unit 1 unit 6. 7. BBI 3 unit 3 unit 0 Demplot HMT 10 ha 2 ha 8 ha 8. 9. Kendaraan roda 4 4 unit 8 unit 4 unit Kendaraan roda 2 20 unit 53 unit 37 unit 10. 11. Komputer 12 unit 25 unit 13 unit Mobiler 50 unit 92 unit 42 unit 12. 13. POS IB 15 unit 9 unit 6 unit 3 unit 2 unit 1 unit Pusat Pembibitan 14. 15. Kantor petugas di 8 unit 0 8 unit kecamatan
Meskipun berbagai sarana dan fasilitas
penunjang kegiatan Dinas
Peternakan dan Perikanan dalam melayani masyarakat telah dimiliki, namun jumlah dan jenis sarana dan fasilitas tersebut baik kualitas maupun kuantitasnya masih belum memenuhi kebutuhan pelayanan dinas yang prima. Hal ini yang menjadikannya sebagai kelemahan dinas. 4) Unit pelayanan dinas di tingkat lapangan masih belum terstruktur Salah satu kelemahan yang paling mendasar dalam pelayanan Dinas Peternakan dan Perikanan adalah tidak terdapatnya struktur yang jelas bagi petugas peternakan dan perikanan di lapangan (kecamatan). Dalam struktur organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan tidak mengakomodir struktur sampai ke kecamatan, sedangkan keberadaan petugas peternakan dan perikanan di lapangan adalah hal yang mutlak karena mereka lah ujung tombak pelayanan kepada masyarakat. 5) Terbatasnya Anggaran yang tersedia Ketersediaan anggaran memang masalah klise yang selalu ditemukan dalam pembangunan. Rencana pembangunan peternakan dan perikanan 39
yang telah disusun melalui musrenbang sesuai usulan masyarakat terkadang tidak dapat terlaksana karena keterbatasan anggaran. Realisasi dari usulan dan kebutuhan masyarakat setiap tahunnya hanya terakomodir sekitar 10% dengan dana yang ada yang berasal dari berbagai sumber yang diusahakan. Hal ini merupakan salah satu kelemahan dalam upaya percepatan pembangunan peternakan dan perikanan. c.
Peluang (Opportunities) 6) Tingginya peluang pasar untuk produk peternakan dan perikanan Permintaan pasar terhadap produk peternakan dan perikanan masih sangat besar. Untuk pemenuhan konsumsi lokal saja produk peternakan dan perikanan masih berpeluang besar. Konsumsi daging, telur, susu dan ikan masyarakat Kabupaten Sijunjung Tahun 2010 masing-masing adalah 4,5kg/cap/tahun, 2,07kg/cap/th, 1,07kg/cap/th dan 20,19kg/cap/th. Angka tersebut masih sangat jauh dibawah konsumsi nasional yaitu daging 10 kg/cap/th, telur 4 kg/cap/th, susu 8,2 kg/cap/th dan ikan 26 kg/cap/th. Selain itu posisi Kabupaten Sijunjung yang berbatasan dengan propinsi Riau dan Jambi
dinilai
sangat
strategis
karena
terdapat
permintaan
produk
peternakan dan perikanan untuk pemenuhan kebutuhan merek. Permintaan yang cukup tinggi terhadap produk peternakan dan perikanan tersebut menjadi peluang pengambangan usaha peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung. 7) Tersedia potensi lahan untuk kawasan Penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : Tabel . 6 : Luas Lahan Menurut Penggunaannya. No 1 2 3 4 5 6
Jenis Penggunaan Kampung/pemukiman Industri Pertambangan Sawah : 3. Irigasi Teknis 4. Non Irigasi Lahan Kering Kebun campuran/sejenis
Luas (ha) 4.901,8 19 607 9.300 2.228 31.322 12.102
% 1,57 0,01 0,19 2,97 0,71 10,00 3,87 40
7 8 9 10 11 12
Perkebunan Hutan Padang/semak belukar Perairan Darat Tanah tandus/kosong Lain-lain Jumlah
72.681 159.764,8 19.146 18,75 885,5 104,3 313.080
23,21 51,03 6,12 0,01 0,28 0,03 100
Lahan kering, padang/semak belukar maupun tanah kosong yang masih sangat luas (51.353,5 ha) merupakan potensi untuk penyediaan pakan ternak untuk mendukung pengembangan peternakan di Kabupaten Sijunjung. Disamping itu lahan kebun campuran dan perkebunan (84.783 ha) juga merupakan potensi sumber pakan baik berupa limbah perkebunan atau hijauan di lahan perkebunan yang diintroduksikan ternak ke dalamnya. 8) Tingginya minat masyarakat berusaha di bidang peternakan dan perikanan Berusaha di bidang peternakan dan perikanan semakin diminati oleh masyarakat Kabupaten Sijunjung. Setiap tahunnya permintaan bantuan sarana produksi (bibit/benih, pakan,dll) melalui proposal kepada Dinas Peternakan dan Perikanan sangat tinggi jumlahnya. Demikian juga bila dilihat dari usulan masyarakat melalui Musrenbang.
Tingginya minat ini
disebabkan karena masyarakat menyadari berusaha peternakan ataupun perikanan dapat menjadi salah satu usaha untuk pemberdayaan ekonomi keluarga, disamping usaha ini tidak terlalu menyita waktu sehingga usaha lain (pertanian, perkebunan) tetap berjalan. 9) Tersedia kelembagaan peternak dan pembudidaya ikan Kelembagaan yang ada dalam menunjang pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung antara lain 83 kelompok peternak dan 93 kelompok pembudidaya ikan, KTNA, Asosiasi peternak dan pembudidaya ikan, Koperasi Unit Desa, Koperasi berbasis komoditi peternakan dan perikanan, Koperasi serba usaha yang tersebar hamper merata di seluruh kecamatan dan nagari. 10) Tersedia kredit program dan pemodal lainnya Perhatian pemerintah terhadap pengembangan usaha peternakan dan perikanan dari segi permodalan saat ini cukup besar. Tersedia bermacam 41
skim kredit dengan bunga lunak dari perbankan, maupun beragam kredit dari
pemodal
lain
seperti
CSR
(Coorporate
Social
Responsibility)
perusahaan swasta, investor perorangan dari perantau, maupun kredit dari pemerintah seperti PUAP, KMN, UMKM dan lain sebagainya. Tinggal lagi bagaimana peternak dan pembudidaya ikan memanfaatkan berbagai kredit dimaksud. d.
Ancaman (Threats) 1) Persaingan antar daerah Persaingan dalam kualitas dan kuantitas produk produk peternakan dan perikanan yang semakin ketat merupakan ancaman bagi pengembangan usaha peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung. Banyak daerah yang bisa memproduksi, karena potensi SDM dan SDA seperti Kabupaten Sijunjung juga dimiliki oleh banyak daearh lain, bahkan lebih baik. Untuk itu produk produk peternakan dan perikanan yang diproduksi harus memiliki comparative advantage dan competitive advantage agar mampu bersaing dengan daerah lain. Standar yang ditetapkan oleh konsumen terhadap produk yang hendak dikonsumsinya juga merupakan salah satu syarat mutlak untuk memenangkan persaingan untuk produk sejenis. 2)
Wabah penyakit endemik ternak dan ikan Usaha peternakan dan perikanan sebagai usaha farm yang komponen utamanya adalah makhluk hidup tentu tak lepas dari kemungkinan serangan wabah penyakit baik menular ataupun tidak. Adanya serangan wabah penyakit ternak dan ikan yang endemic mendunia seperti SE, brucellosis, flu burung dan koi herpes virus yang sampai saat ini belum bisa diatasi secara tuntas
oleh
berbagai
pihak
terkait
membuat
kelangsungan
peternakan dan perikanan dapat terancam keberlangsungannya.
usaha Hal ini
tentu menjadi ancaman bagi usaha peternakan dan perikanan secara umum termasuk di Kabupaten Sijunjung. 3) Tingginya lalu lintas hewan dan BAH Letak Kabupaten Sijunjung yang strategis, berada di jalan masuk dari dank e Propinsi Riau dan Jambi membuat intensitas ternak dan Bahan Asal Hewan yang melintas di Kabupaten Sijunjung cukup tinggi. Hal ini 42
menjadikan Kabupaten Sijunjung rentan terhadap penularan penyakit ternak dan ikan.
43
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.6. VISI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung merupakan arah citacita yang hendak dicapai dalam pembangunan peternakan dan perikanan ke depan. Visi tersebut akan memberikan arah dan fokus yang jelas bagi Dinas Peternakan dan Perikanan untuk melaksanakan kegiatan
pembangunan
peternakan dan perikanan yang mempertimbangkan lingkungan internal dan eksternal dinas. Visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung untuk lima tahun ke depan dirumuskan sebagai berikut : “MENJADI SENTRA SAPI POTONG DAN PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETERNAK DAN PEMBUDIDAYA IKAN” Terdapat 4 kata kunci yang merupakan pernyataan keinginan atau fokus pembangunan peternakan dan perikanan 5 tahun ke depan yakni (1) sentra sapi potong (2) sentra perikanan budidaya (3) sumberdaya lokal (4) kesejahteraan peternak dan pembudidaya ikan. Sentra sapi potong dimaksudkan bahwa Kabupaten Sijunjung ingin menjadi pusat pengembangan sapi potong lokal baik dari sisi produksi maupun pemasaran sapi potong di Sumatera Barat. Sentra perikanan budidaya dimaksudkan bahwa Kabupaten Sijunjung fokus akan mengembangkan perikanan budidaya baik dari segi budidaya perikanan maupun pengolahan hasil perikanan budidaya dan menjadi penghasil produksi perikanan dan pengolahan hasil perikanan terkemuka di Sumatera Barat. Sumber daya lokal diartikan sumber daya yang berasal dari dalam Kabupaten Sijunjung yang meliputi antara lain bibit, pakan, teknologi peternakan dan perikanan yang sesuai dengan kondisi agroekosistem serta sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Sijunjung. Kesejahteraan peternak dan pembudidaya ikan dimaksudkan kemampuan peternak dan pembudidaya ikan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. 44
Dengan demikian makna pokok yang terkandung dalam visi tersebut adalah : 4. Kabupaten
Sijunjung
akan
menjadi
sentra
produksi
dan
pasca
panen/pemasaran sapi potong dan produk perikanan budidaya andalan yaitu ikan
nila pada tahun 2015 dengan pemanfaatan sumberdaya lokal (bibit,
sumber pakan, teknologi) yang sesuai dengan kondisi agroekosistem dan sosial ekonomi masyarakat. 5. Sentra yang dimaksud adalah Kabupaten Sijunjung dapat menjadi penyedia komoditi sapi potong dan perikanan budidaya tersebut baik untuk memenuhi kebutuhan lokal (dalam kabupaten dan luar kabupaten di Sumatera Barat) dan regional (luar propinsi). 6. Masyarakat yang terlibat dalam agribisnis peternakan dan perikanan memiliki kemampuan secara ekonomi dan sosial yang mandiri. Dengan demikian masyarakat tersebut memiliki tingkat pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 4.7. PERNYATAAN MISI Misi merupakan penjabaran lebih lanjut daripada visi yang memberikan gambaran bagaimana visi dapat dicapai. Misi Dinas Peternakan dan Perikanan lima tahun (2010 – 2015) adalah : 1) Mengembangkan kawasan sapi potong dan perikanan budidaya 2) Mendukung terciptanya sistem produksi dan distribusi pangan asal ternak dan ikan yang asuh secara berkelanjutan 3) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia masyarakat peternakan dan perikanan
4.8. TUJUAN JANGKA MENENGAH Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam periode tertentu. Sinergi dengan visi dan misi
telah ditetapkan, maka dirumuskan tujuan
pembangunan peternakan dan perikanan tahun 2011 – 2015 sebagai berikut : 8.
Terciptanya kawasan sapi potong dan perikanan budidaya yang berorientasi agribisnis dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya lokal 45
9.
Terciptanya sistem produksi dan distribusi pangan asal ternak dan ikan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan
10. Meningkatnya
kualitas sumberdaya manusia masyarakat peternakan dan
perikanan 4.9. SASARAN Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Indikator pencapaian sasaran setiap tahun dalam kurun waktu 2011-2015 diuraikan pada bagian program dan kegiatan. Sasaran pembangunan peternakan dan perikanan yang akan dicapai pada akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut :. 1) Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu komoditi sektor unggulan peternakan dan perikanan 2) Meningkatnya kesejahteraan petani melalui
pengembangan usaha
peternakan dan perikanan 3) Meningkatnya kinerja dan kompetisi aparatur daerah 4) Meningkatnya sarana dan prasarana perkantoran serta peralatan kerja 5) Meningkatnya kualitas pelayan publik
4.10. STRATEGI DAN KEBIJAKAN B.
STRATEGI Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh Dinas Peternakan dan Perikanan. Tindak lanjut dari analisis SWOT adalah rumusan-rumusan strategi yang feasible dan sesuai dengan kondisi faktual yang dihadapi. Berdasarkan serangkaian focus group discussion yang sudah dilakukan, dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut. a. Kekuatan (strengths) Beberapa
kekuatan
yang
mendukung
pembangunan
peternakan
dan
perikanan Kabupaten Sijunjung adalah : 1) Tersedianya SDM (Sumber Daya Manusia) pada Dinas Peternakan dan Perikanan. 46
Sumberdaya Manusia merupakan pelaksana dari pembangunan peternakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan. Saat ini Dinas didukung dengan 92 orang personil yang terdiri dari 63 orang PNS, 9 orang tenaga kontrak dan 20 orang tenaga harian lepas yang bertempat di seluruh unit kerja Dinas Peternakan dan Perikanan baik di kantor dinas di Muaro Sijunjung, di masing-masing kecamatan, di UPTD Pasar Ternak Palangki dan UPTD Balai Benih Ikan, Pusat Pembibitan Domba Gaboyo, Pusat Pembibitan Unggas Muaro, Pabrik Pakan Mini, Puskeswan dan Depo ikan. Jumlah dan sebaran personil Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung sebelumnya telah kami uraikan pada Tabel 1 di BAB II. 2) Dukungan Sumber Daya Alam dan iklim yang memadai Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu Kabupaten di propinsi Sumatera Barat yang terletak pada 0° 18’ 43’’ LS - 1° 41’ 46’’ LS dan 100 º 37 ‘ 40 “ s/d
101 º
30 ‘ 52“ Bujur Timur dengan luas wilayah 3.130,40 Km2.
Ketinggian : 100-1.500 m dpl, rata-rata curah hujan 193,645 mm/th, rata-rata hari hujan 11,2 hr / bulan. Kondisi iklim mempunyai tipe tropis basah dengan suhu maksimal 37 C°
dan minimal 21 C°. Iklim yang seperti ini sangat
sesuai untuk pengembangan sapi potong terutama dari jenis lokal dan Bos Indicus. Kondisi geografis ini juga didukung oleh letak wilayah yang sangat strategis karena berada dalam kawasan segitiga emas Sumbar, Riau dan Jambi yang tentunya sangat berpotensi sebagai daerah transit barang dan jasa termasuk komoditi – komoditi peternakan dan perikanan. Hal ini sekaligus sebagai potensi yang bisa dimanfaatkan sehingga tidak lagi sebagai daerah transit saja tapi sekaligus penyedia kedua komoditi tersebut. Kondisi topografi Kabupaten Sijunjung bervariasi dari datar bergelombang sampai perbukitan. Beberapa kecamatan berada pada
lahan curam dan sangat
curam, hanya sebagian kecil wilayah yang temasuk kategori datar. Di seluruh wilayah mengalir 8 buah sungai dengan panjang lebih kurang 578 km. Sungai tersebut umumnya berhulu di Danau Singkarak Kabupaten Solok dan bermuara di Batang Kuantan (Propinsi Riau).
Jenis tanah
sebagian besar termasuk dalam katagori Podsolik Merah Kuning dengan 47
luas penyebaran lebih kurang 48 % dari luas wilayah keseluruhan. Pada beberapa tempat ditemui jenis tanah Andosol. Secara keseluruhan sumber daya alam tersebut sangat memadai untuk
mendukung keberhasilan
pembangunan dibidang peternakan dan perikanan. Daya tampung (carrying capacity) ternak ruminansia sesuai pola penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung dengan indeks satuan ternak (ST) adalah 99.922 ST, sementara populasi ternak ruminansia yang ada (sapi, kerbau, kambing dan domba) adalah 56.462 ekor atau setara dengan 28.231 ST. Dengan demikian kapasitas tampung yang masih tersisa adalah 71.691 ST. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3 : Daya tampung ternak di Kabupaten Sijunjung dari ketersediaan lahan Uraian Daya tampung ternak ruminansia (ST) 1 Ketersediaan lahan : c. Lahan garapan non kebun sawit 37.283 d. Lahan garanap khusus kebun 53.066 sawit 9.573 c. Semak belukar JUMLAH 99.922 2 Populasi ternak ruminansia (2010) tdr dari sapi, kerbau, kambing 28.231 domba 3 Daya tampung yang masih bisa 71.691 dimanfaatkan a. Daya tampung lahan non sawit 23.336 b. Daya tampung lahan sawit 53.066 Selanjutnya potensi perikanan yang tersedia di Kabupaten Sijunjung adalah sebagai berikut : Tabel 4 : Potensi Perikanan Kabupaten Sijunjung No 1 2 3 4 5 6 7 8
Uraian Kolam Sawah Keramba Sungai Rawa Telaga KJA Race way
Luas areal/ha/unit 5.064 ha 5.658 ha 3.075 unit 1.210,45 km 10 ha 16,25 ha 543 unit 159 unit
Sumber : Statistik perikanan tahun 2010 48
Secara keseluruhan sumber daya alam tersebut sangat potensial mendukung
keberhasilan
pembangunan
dibidang
peternakan
untuk dan
perikanan, khususnya untuk pengembangan komoditi unggulan Dinas Peternakan dan Perikanan yaitu sapi potong dan ikan nila. 3) Adanya dukungan kebijakan dan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung sangat didukung oleh kebijakan baik dari pemerintah pusat dan daerah (propinsi dan kabupaten). Di tingkat pusat Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau
dari
Direktorat
Jendral
Peternakan
Kementrian
Pertanian
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan peternakan di Kabupaten Sijunjung, karena untuk pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau ini berbagai program diluncurkan ke daerah antara lain perbibitan ternak sapi, penyelamatan sapi betina produktif, intensifikasi Inseminasi Buatan dengan pembangunan Unit Layanan Inseminasi Buatan (ULIB) baru, intensifikasi kawin alam dengan bantuan pejantan pemacak unggul, bantuan langsung kelompok untuk pengembangan budidaya peternakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan integrasi tanaman-ternak, Sarjana Membangun Desa, Village Poultry Farming, pengembangan sapi potong, pengembangan ternak kambing/domba dan program/kegiatan lainnya. Kemudian kebijakan Kementrian Kelautan dan Perikanan yang komit dengan target peningkatan produksi perikanan budidaya 353% pada tahun 2015 yang juga didukung dengan berbagai program dalam rangka pencapaian target dimaksud. Dukungan dari pemerintah Propinsi Sumatera Barat juga sangat signifikan. Dengan program Gerakan Pensejahteraan Petani yang didalamnya terdapat program ‘satu petani satu sapi” merupakan dukungan untuk peningkatan usaha peternakan baik untuk komoditi sapi maupun komoditi peternakan dan perikanan lainnya. 4) Mulai tumbuh kawasan peternakan dan perikanan Kekuatan yang juga sangat penting dalam pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung adalah mulai tumbuhnya kawasan peternakan dan perikanan. Kawasan itu adalah :
49
- Kawasan pengembangan sapi potong di Kec. Kamang, Sijunjung, Koto VII, IV Nagari, Kupitan, Sumpur Kudus dan Kec. Tanjung Gadang. - Kawasan integrasi sapi-sawit di Kec. Kamang Baru dan Lubuk Tarok. - Kawasan pengembangan ayam buras di Kec. Sijunjung dan Lubuk Tarok. - Kawasan ternak kerbau di Kec. Sijunjung ,Koto VII, IV Nagari dan Lubuk Tarok. - Kawasan ayam petelur di Kec. Sumpur Kudus - Kawasan ayam ras pedaging di Kec. Sijunjung dan Koto VII - Kawasan ternak domba dan kambing di Kec. Kamang Baru, Lubuk Tarok, Sijunjung dan Kec. Sumpur Kudus. - Kawasan perikanan budidaya di Kec. Lubuk Tarok, Kec. Sumpur Kudus, Kamang Baru dan Kec. Tj. Gadang. Kawasan peternakan atau perikanan dimaksudkan adalah wilayah tertentu dimana terdapat usaha peternakan atau perikanan mulai dari hulu sampai hilir (sarana produksi, budidaya, pasca panen). b.
Kelemahan (weaknesses) Kelemahan yang ditemui dalam pelaksanaan pembangunan peternakan adalah : 1) Kualitas SDM pada Dinas Peternakan dan Perikanan belum memadai Kualitas SDM pada Dinas Peternakan dan Perikanan yang dimaksudkan di sini adalah ketrampilan dan keahlian personil yang langsung berada di unitunit produksi seperti Balai Benih Ikan, Pusat Pembibitan maupun petugas peternakan dan perikanan di lapangan. Semestinya petugas peternakan dan perikanan lebih dibekali dan di update ilmu dan teknologi peternakan dan perikanan terkini. Demikian juga pada personil di Pusat Pembibitan Domba, Unggas dan Balai Benih Ikan masih perlu peningkatan ketrampilan terkait unit produksi yang dikelolanya. 2) Kualitas SDM peternak dan pembudidaya ikan relatif masih rendah Di sisi peternak dan pembudidaya ikan sebagai pelaku usaha peternakan dan perikanan juga masih terbatas ilmu dan pengetahuan terhadap teknologi, sehingga peternak kebanyakan belum lagi menerapkan good farming practice atau good breeding practice dan pembudidaya ikan juga 50
masih banyak yang belum mengetahui apalagi menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) ataupun Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). 3) Kurangnya kualitas dan kuantitas sarana dan fasilitas Sarana dan fasilitas merupakan penunjang bagi kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas. Ketersediaan sarana dan fasilitas Dinas Peternakan dan Perikanan saat ini dan kebutuhan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 : Sarana dan Fasilitas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sijunjung No. Sarana/fasilitas Jumlah Kebutuhan Kekurangan tersedia 1 unit 1 unit 0 1. Bangunan gedung kantor 2 1 unit 3 unit 2. Poskeswan 0 2 unit 2 unit 3. RRMC 0 2 unit 2 unit 4. Pasar Ternak 2 unit 1 3 unit 5. Depo ikan 1 unit 0 1 unit 6. RPH 0 3 unit 3 unit 7. BBI 8 ha 10 ha 2 ha 8. Demplot HMT 4 unit 4 unit 8 unit 9. Kendaraan roda 4 20 unit 53 unit 37 unit Kendaraan roda 2 10. 13 unit 25 unit 11. Komputer 12 unit 50 unit 92 unit 42 unit Mobiler 12. 6 unit 9 unit 13. POS IB 15 unit 3 unit 2 unit 1 unit Pusat Pembibitan 14. 0 8 unit 15. Kantor petugas di 8 unit kecamatan Meskipun berbagai sarana dan fasilitas
penunjang kegiatan Dinas
Peternakan dan Perikanan dalam melayani masyarakat telah dimiliki, namun jumlah dan jenis sarana dan fasilitas tersebut baik kualitas maupun kuantitasnya masih belum memenuhi kebutuhan pelayanan dinas yang prima. Hal ini yang menjadikannya sebagai kelemahan dinas. 4) Unit pelayanan dinas di tingkat lapangan masih belum terstruktur Salah satu kelemahan yang paling mendasar dalam pelayanan Dinas Peternakan dan Perikanan adalah tidak terdapatnya struktur yang jelas bagi petugas peternakan dan perikanan di lapangan (kecamatan). Dalam struktur organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan tidak mengakomodir struktur 51
sampai ke kecamatan, sedangkan keberadaan petugas peternakan dan perikanan di lapangan adalah hal yang mutlak karena mereka lah ujung tombak pelayanan kepada masyarakat. 5) Terbatasnya Anggaran yang tersedia Ketersediaan anggaran memang masalah klise yang selalu ditemukan dalam pembangunan. Rencana pembangunan peternakan dan perikanan yang telah disusun melalui musrenbang sesuai usulan masyarakat terkadang tidak dapat terlaksana karena keterbatasan anggaran. Realisasi dari usulan dan kebutuhan masyarakat setiap tahunnya hanya terakomodir sekitar 10% dengan dana yang ada yang berasal dari berbagai sumber yang diusahakan. Hal ini merupakan salah satu kelemahan dalam upaya percepatan pembangunan peternakan dan perikanan. c.
Peluang (Opportunities) 1) Tingginya peluang pasar untuk produk peternakan dan perikanan Permintaan pasar terhadap produk peternakan dan perikanan masih sangat besar. Untuk pemenuhan konsumsi lokal saja produk peternakan dan perikanan masih berpeluang besar. Konsumsi daging, telur, susu dan ikan masyarakat Kabupaten Sijunjung Tahun 2010 masing-masing adalah 4,5kg/cap/tahun, 2,07kg/cap/th, 1,07kg/cap/th dan 20,19kg/cap/th. Angka tersebut masih sangat jauh dibawah konsumsi nasional yaitu daging 10 kg/cap/th, telur 4 kg/cap/th, susu 8,2 kg/cap/th dan ikan 26 kg/cap/th. Selain itu posisi Kabupaten Sijunjung yang berbatasan dengan propinsi Riau dan Jambi
dinilai
sangat
strategis
karena
terdapat
permintaan
produk
peternakan dan perikanan untuk pemenuhan kebutuhan merek. Permintaan yang cukup tinggi terhadap produk peternakan dan perikanan tersebut menjadi peluang pengambangan usaha peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung. 2) Tersedia potensi lahan untuk kawasan Penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
52
Tabel . 6 : Luas Lahan Menurut Penggunaannya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Penggunaan Kampung/pemukiman Industri Pertambangan Sawah : 5. Irigasi Teknis 6. Non Irigasi Lahan Kering Kebun campuran/sejenis Perkebunan Hutan Padang/semak belukar Perairan Darat Tanah tandus/kosong Lain-lain Jumlah
Luas (ha) 4.901,8 19 607 9.300 2.228 31.322 12.102 72.681 159.764,8 19.146 18,75 885,5 104,3 313.080
% 1,57 0,01 0,19 2,97 0,71 10,00 3,87 23,21 51,03 6,12 0,01 0,28 0,03 100
Lahan kering, padang/semak belukar maupun tanah kosong yang masih sangat luas (51.353,5 ha) merupakan potensi untuk penyediaan pakan ternak untuk mendukung pengembangan peternakan di Kabupaten Sijunjung. Disamping itu lahan kebun campuran dan perkebunan (84.783 ha) juga merupakan potensi sumber pakan baik berupa limbah perkebunan atau hijauan di lahan perkebunan yang diintroduksikan ternak ke dalamnya. 3) Tingginya minat masyarakat berusaha di bidang peternakan dan perikanan Berusaha di bidang peternakan dan perikanan semakin diminati oleh masyarakat Kabupaten Sijunjung. Setiap tahunnya permintaan bantuan sarana produksi (bibit/benih, pakan,dll) melalui proposal kepada Dinas Peternakan dan Perikanan sangat tinggi jumlahnya. Demikian juga bila dilihat dari usulan masyarakat melalui Musrenbang.
Tingginya minat ini
disebabkan karena masyarakat menyadari berusaha peternakan ataupun perikanan dapat menjadi salah satu usaha untuk pemberdayaan ekonomi keluarga, disamping usaha ini tidak terlalu menyita waktu sehingga usaha lain (pertanian, perkebunan) tetap berjalan. 4) Tersedia kelembagaan peternak dan pembudidaya ikan Kelembagaan yang ada dalam menunjang pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung antara lain 83 kelompok peternak dan 93 53
kelompok pembudidaya ikan, KTNA, Asosiasi peternak dan pembudidaya ikan, Koperasi Unit Desa, Koperasi berbasis komoditi peternakan dan perikanan, Koperasi serba usaha yang tersebar hamper merata di seluruh kecamatan dan nagari. 5) Tersedia kredit program dan pemodal lainnya Perhatian pemerintah terhadap pengembangan usaha peternakan dan perikanan dari segi permodalan saat ini cukup besar. Tersedia bermacam skim kredit dengan bunga lunak dari perbankan, maupun beragam kredit dari
pemodal
lain
seperti
CSR
(Coorporate
Social
Responsibility)
perusahaan swasta, investor perorangan dari perantau, maupun kredit dari pemerintah seperti PUAP, KMN, UMKM dan lain sebagainya. Tinggal lagi bagaimana peternak dan pembudidaya ikan memanfaatkan berbagai kredit dimaksud. d.
Ancaman (Threats) 1) Persaingan antar daerah Persaingan dalam kualitas dan kuantitas produk produk peternakan dan perikanan yang semakin ketat merupakan ancaman bagi pengembangan usaha peternakan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung. Banyak daerah yang bisa memproduksi, karena potensi SDM dan SDA seperti Kabupaten Sijunjung juga dimiliki oleh banyak daearh lain, bahkan lebih baik. Untuk itu produk produk peternakan dan perikanan yang diproduksi harus memiliki comparative advantage dan competitive advantage agar mampu bersaing dengan daerah lain. Standar yang ditetapkan oleh konsumen terhadap produk yang hendak dikonsumsinya juga merupakan salah satu syarat mutlak untuk memenangkan persaingan untuk produk sejenis. 2)
Wabah penyakit endemik ternak dan ikan Usaha peternakan dan perikanan sebagai usaha farm yang komponen utamanya adalah makhluk hidup tentu tak lepas dari kemungkinan serangan wabah penyakit baik menular ataupun tidak. Adanya serangan wabah penyakit ternak dan ikan yang endemic mendunia seperti SE, brucellosis, flu burung dan koi herpes virus yang sampai saat ini belum bisa diatasi secara tuntas
oleh
berbagai
pihak
terkait
membuat
kelangsungan
usaha 54
peternakan dan perikanan dapat terancam keberlangsungannya.
Hal ini
tentu menjadi ancaman bagi usaha peternakan dan perikanan secara umum termasuk di Kabupaten Sijunjung. 3) Tingginya lalu lintas hewan dan BAH Letak Kabupaten Sijunjung yang strategis, berada di jalan masuk dari dank e Propinsi Riau dan Jambi membuat intensitas ternak dan Bahan Asal Hewan yang melintas di Kabupaten Sijunjung cukup tinggi. Hal ini menjadikan Kabupaten Sijunjung rentan terhadap penularan penyakit ternak dan ikan. Matrik SWOT
analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Dinas
Peternakan dan Perikanan STRENGTHS
WEAKNESSES
- Tersedianya SDM pada Dinas Peternakan dan Perikanan - Dukungan SDA dan iklim yang memadai - Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah dan pemerintah daerah - Mulai tumbuh kawasan peternakan dan perikanan
- Kualitas SDM pada Dinas Peternakan dan Perikanan belum memadai - Kualitas SDM peternak dan pembudidaya ikan masih rendah - Kurangnya kualitas dan kuantitas sarana dan fasilitas - Unit pelayanan dinas di tingkat lapangan masih belum terstruktur - Terbatasnya Anggaran yang tersedia
OPPORTUNITIES - Tingginya peluang 1.Peningkatan 1. Peningkatan kualitas pasar untuk produk ketersediaan produk dan kuantitas Sumber peternakan dan Daya Peternakan dan peternakan dan perikanan Perikanan perikanan - Tersedia potensi lahan untuk kawasan 2. Peningkatan skala - Tingginya minat usaha peternakan dan masyarakat berusaha perikanan di bidang peternakan dan perikanan - Tersedia kelembagaan peternak dan pembudidaya ikan
55
- Tersedia kredit program dan pemodal lainnya THREATS - Persaingan antar daerah - Wabah penyakit endemik ternak dan ikan - Tingginya lalu lintas hewan dan BAH
1. Peningkatan kualitas 1. Pembinaan usaha peternakan dan dan daya saing produk peternakan dan perikanan perikanan 2. Meningkatkan 2. Pengendalian wabah pengawasan terhadap penyakit ternak dan produk peternakan dan ikan perikanan
Strategi merupakan cara pencapaian tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan Dinas Peternakan dan Perikanan. Dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, strategi yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan adalah : 1. Peningkatan ketersediaan produk peternakan dan perikanan 2. Peningkatan skala usaha peternakan dan perikanan 3. Peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Peternakan dan Perikanan 4. Peningkatan kualitas dan daya saing produk peternakan dan perikanan 5. Pengendalian wabah penyakit ternak dan ikan 6. Pembinaan usaha peternakan dan perikanan 7. Meningkatkan pengawasan terhadap produk peternakan dan perikanan
C. KEBIJAKAN 1. Pengembangan kawasan peternakan dan perikanan 2. Intensifikasi usaha peternakan dan perikanan 3. Peningkatan sarana pendukung produktifitas ternak dan ikan 4. Peningkatan sarana penunjang aktifitas pemasaran ternak dan ikan 5. Fasilitasi peningkatan kemampuan peternak dan pembudidaya ikan dalam mendapatkan akses pemasaran 6. Peningkatan kemampuan SDM 7. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana teknis dan administrative 56
8. Peningkatan upaya pengendalian mutu bibit ternak/ikan dan hasil ternak/ikan. 9. Peningkatan pembinaan penerapan teknologi produksi, pasca panen dan pengolahan hasil. 10. Peningkatan upaya pemberantasan penyakit ternak dan ikan 11. Peningkatan upaya pemberantasan rabies 12. Peningkatan upaya menunjang kesehatan masyarakat veteriner
Matrik SWOT
analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Dinas
Peternakan dan Perikanan STRENGTHS
WEAKNESSES
- Tersedianya SDM pada Dinas Peternakan dan Perikanan - Dukungan SDA dan iklim yang memadai - Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah dan pemerintah daerah - Mulai tumbuh kawasan peternakan dan perikanan
- Kualitas SDM pada Dinas Peternakan dan Perikanan belum memadai - Kualitas SDM peternak dan pembudidaya ikan masih rendah - Kurangnya kualitas dan kuantitas sarana dan fasilitas - Unit pelayanan dinas di tingkat lapangan masih belum terstruktur - Terbatasnya Anggaran yang tersedia
OPPORTUNITIES - Tingginya peluang pasar untuk produk peternakan dan perikanan - Tersedia potensi lahan untuk kawasan - Tingginya minat masyarakat berusaha di bidang peternakan dan perikanan - Tersedia kelembagaan peternak dan pembudidaya ikan - Tersedia kredit program dan pemodal lainnya
1. Peningkatan 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber ketersediaan produk Daya Peternakan dan peternakan dan perikanan Perikanan 2. Peningkatan skala usaha peternakan dan perikanan
57
THREATS - Persaingan antar daerah - Wabah penyakit endemik ternak dan ikan - Tingginya lalu lintas hewan dan BAH
3. Peningkatan 3. Pembinaan usaha kualitas dan daya saing peternakan dan produk peternakan dan perikanan perikanan 4. Meningkatkan pengawasan terhadap 4. Pengendalian produk peternakan dan wabah penyakit ternak perikanan dan ikan
Strategi merupakan cara pencapaian tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan Dinas Peternakan dan Perikanan. Dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, strategi yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan adalah : 1. Peningkatan ketersediaan produk peternakan dan perikanan 2. Peningkatan skala usaha peternakan dan perikanan 3. Peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Peternakan dan Perikanan 4. Peningkatan kualitas dan daya saing produk peternakan dan perikanan 5. Pengendalian wabah penyakit ternak dan ikan 6. Pembinaan usaha peternakan dan perikanan 7. Meningkatkan pengawasan terhadap produk peternakan dan perikanan
D. KEBIJAKAN 1. Pengembangan kawasan peternakan dan perikanan 2. Intensifikasi usaha peternakan dan perikanan 3. Peningkatan sarana pendukung produktifitas ternak dan ikan 4. Peningkatan sarana penunjang aktifitas pemasaran ternak dan ikan 5. Fasilitasi peningkatan kemampuan peternak dan pembudidaya ikan dalam mendapatkan akses pemasaran 6. Peningkatan kemampuan SDM 7. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana teknis dan administrative 8. Peningkatan upaya pengendalian mutu bibit ternak/ikan dan hasil ternak/ikan. 9. Peningkatan pembinaan penerapan teknologi produksi, pasca panen dan pengolahan hasil. 58
10. Peningkatan upaya pemberantasan penyakit ternak dan ikan 11. Peningkatan upaya pemberantasan rabies 12. Peningkatan upaya menunjang kesehatan masyarakat veteriner
59
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATIF KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai dalam periode 2011 – 2015 pada intinya mengacu kepada Peraturan Bupati Sijunjung No. 02 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sijunjung tahun 2010 – 2015. Untuk program dan kegiatan yang direncanakan bersumber dana dari APBD Kabupaten/Propinsi dan
program dan
kegiatan kementrian pertanian dan kementrian kelautan dan perikanan untuk program serta kegiatan bersumber dana APBN. Berikut diuraikan Rencana Program, Kegiatan, Kelompok Sasaran dan Indikator Kinerja. Sedangkan pendanaan indikatif dapat dilihat pada lampiran renstra ini. Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu. Untuk program dan kegiatan yang direncanakan bersumber dana dari APBD Kabupaten direncanakan dengan delapan Program Utama yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan untuk periode 2011 – 2015 adalah sebagai berikut : Program Prioritas 1. : Pengembangan dan Penguatan Ekonomi Masyarakat Program Strategis : 1. Peningkatan Produksi Hasil Petanian Sasaran
: Meningkatnya produksi , produktivitas dan mutu komoditi sektor unggulan peternakan dan perikanan
Indikator kinerja
: Meningkatnya produksi hasil peternakan Daging sapi/kerbau
: 196 ton
Daging kambing/domba : 28 ton Daging unggas
: 186 ton
Telur unggas
: 41 ton
2. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Sasaran
: Meningkatnya produksi , produktivitas dan mutu 60
komoditi sektor unggulan peternakan dan perikanan Indikator kinerja
: Menurunnya tingkat kematian ternak 5 %
3. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Sasaran
: Meningkatnya
kesejateraan
petani
melalui
pengembangan usaha pertanian Indikator kinerja
: Meningkatnya jumlah ternak yang dijual 10.000 ekor / tahun
4. Pengembangan Budidaya Perikanan Sasaran
: Meningkatnya
kesejateraan
petani
melalui
pengembangan usaha pertanian Indikator kinerja
: Meningkatnya produksi perikanan budidaya
9.633
ton 5. Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Sasaran
: Meningkatnya
kesejateraan
petani
melalui
pengembangan usaha pertanian Indikator kinerja
: Meningkatnya jumlah kelompok pengolah perikanan 13 kelompok Meningkatnya jumlah pasar ikan higienis 7 unit
Program Prioritas 9. : Reformasi Birokrasi dan tata kelola Program Penunjang : 6. Peningkatan kapasitas Sumber daya Aparatur Sasaran
: Meningkatnya
kinerja
dan
kompetensi
aparatur
daerah Indikator kinerja
: Meningkatnya jumlah aparatur dalam meningkatkan kompetensi 25 orang
61
7. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Sasaran
: Meningkatnya sarana dan prasarana perkantoran serta peralatan kerja
Indikator kinerja
: Mengoptimalkan pemeliharaan sarana perkantoran 100 %
8. Pelayanan Administrasi Perkantoran Sasaran
: Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Indikator kinerja
: Mengoptimalkan
kegiatan
penunjang
pelayanan
publik 100 % Uraian kegiatan dari masing – masing program adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan Produksi Hasil Petanian a. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pembibitan Ternak b. Pembibitan dan perawatan ternak c. Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat d. Pengembangan agribisnis peternakan e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan f. Penyebaran Ternak Sapi pada Kawasan Terpadu ( GPP ) g. Peningkatan Produksi Bibit Unggul Ternak Kambing dan Ternak sapi h. Peningkatan Populasi kambing i. Peningkatan Populasi Unggas Lokal j. Penyebaran Ternak Sapi k. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas benih dan bibit ternak dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal l. Pengembangan Budidaya Sapi Potong m. Pengembangan Budidaya Kerbau n. Pengmbangan budidaya unggas lokal o. Penyebaran Pejantan Sapi Potong p. Penyebaran Pejantan Kerbau q. Penyediaan Sarana IB r. Distribusi Semen 62
s. Pengadaan N2 Cair t. Pengembangan Integrasi Tanaman dan Ternak Ruminansia 2. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak a. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak b. Pemusnahan Ternak yang terjangkit penyakit endemik c. Pengendalian dan Penanggulangan penyakit ikan d. Fasilitas Kios daging hygienis e. Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau f. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter g. Terlaksananya Surveilans Brucellosis h. Penguatan dan Fasilitas Puskeswan i. Sosialisasi rabies ke sekolah j. Desinfeksi Flu Burung k. Surveilans Jembrana l. Kendaraan roda 2 Puskeswan m. Peralatan Puskeswan n. Uji banding bahan pangan asal hewan o. Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit AI/Flu Burung p. Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Rabies q. Pengawasan lalulintas hewan, BAHdan HBAH r. Operasional Unit Pelaksana Pengendalian Avian (AI) Propinsi (PDSR dan Petugas Surveilans) 3. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan a. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana produksi hasil b. Pengembangan Pemasaran Domestik c. Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan 4. Pengembangan Budidaya Perikanan a. Pengembangan bibit ikan unggul b. Pembinaan dan pengembangan perikanan 63
c. Pelestarian Ikan di Perairan Umum ( Restocking ) d. Peningkatan Mutu UPR e. Pemberdayaan Usaha Mina Pedesaan Budidaya ( PUMB-PB ) f. Pengembangan Sarana Produksi Perikanan Budidaya g. Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani ( GPP Bidang Perikanan ) 5. Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan a. Kajian optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perika2nan 6. Peningkatan kapasitas Sumber daya Aparatur a. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 7. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor 8. Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Penunjang Oprasional Administrasi Perkantoran b. Penunjang Operasional Jasa Perkantoran
64
BAB VI INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
Indikator Kinerja Utama Dinas Peternakan dan Perikanan menguraikan indikator – indikator yang akan dicapai dalam lima tahun sesuai tupoksi Dinas Peternakan dan Perikanan dapat dilihat pada Tabel berikut : No 1.
2.
SASARAN
INDIKATOR IKU
Meningkatnya produksi , Meningkatnya produksi produktivitas dan mutu hasil peternakan komoditi sektor unggulan Daging sapi/kerbau 196 ton 28 ton peternakan dan perikanan Daging kambing/domba Daging unggas 186 ton Telur unggas 41 ton Menurunnya tingkat 5% kematian ternak Meningkatnya kesejateraan Meningkatnya jumlah 25.000 ekor / petani melalui ternak yang dijual tahun pengembangan usaha pertanian Meningkatnya produksi 7.635 ton perikanan budidaya Meningkatnya jumlah kelompok pengolah perikanan Meningkatnya jumlah pasar ikan higienis
13 kelompok 7 unit
65
BAB VII PENUTUP
Demikianlah Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2011 – 2015 yang merupakan garis-garis besar sebagai acuan operasional pelaksanaan Kegiatan Dinas Peternakan dan Perikanan lima tahun ke depan. Rencana strategis ini akan dapat terlaksana dan mencapai kinerja yang diharapkan apabila beberapa asumsi terpenuhi. Asumsi tersebut antara lain tersedianya sumber daya yang dibutuhkan, tersedianya sistem dan perangkat lunak yang mendukung, adanya stabilitas politik, keamanan dan ketertiban umum dan adanya stabilitas ekonomi makro. Akhirnya melalui Rencana Strategis ini kami berharap agar penyelenggaraan kegiatan Dinas Peternakan dan Perikanan akan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat Kabupaten Sijunjung umumnya, terutama peternak/petani ikan khususnya.
66