PENGUATAN INFORMASI PERTANIAN DI PEDESAAN MELALUI KEGIATAN DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Upaya Badan Litbang Pertanian untuk memperkuat informasi pertanian di pedesaan adalah melakukan diseminasi inovasi teknologi pertanian di setiap provinsi. Kegiatan diseminasi menggunakan berbagai media, seperti peringatan hari pangan sedunia, pekan nasional (PENAS), open house, pameran pembangunan, media massa, komunikasi kelompok dan komunikasi antarpersonal. Dalam acara tersebut, Badan Litbang Pertanian membagibagikan video compact disk (VCD), leaflet, brosur, Tabloid Sinar Tani secara cuma-cuma kepada masyarakat. Media cetak yang paling efektif digunakan untuk diseminasi teknologi pertanian adalah leaflet dan brosur karena praktis dan bahasanya mudah dicerna, sedangkan dari aspek praktik adalah petak percontohan karena masyarakat dapat melihat langsung keunggulan teknologi yang didemonstrasikan. Diseminasi inovasi teknologi lebih mengutamakan media komunikasi kelompok daripada media komunikasi antarpersonal karena media kelompok lebih hemat waktu, tenaga, dan biaya. Tulisan ini membahas strategi Badan Litbang Pertanian dalam mengatasi kesenjangan informasi pertanian di pedesaan. Kata kunci: Penguatan, informasi pertanian, pedesaan, diseminasi. PENDAHULUAN Eksistensi Badan Litbang Pertanian sebagai pencipta iptek pertanian terapan memegang peran penting dan tanggung jawab dalam penguatan informasi pertanian di pedesaan. Berbagai cara telah dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian dalam menyebarluaskan inovasi teknologi pertanian yang siap diadopsi oleh pengguna, antara lain melalui peringatan hari pangan sedunia, pekan nasional (PENAS), open house, pameran pembangunan, media massa, komunikasi kelompok dan komunikasi antar persona. Setiap diselenggarakan kegiatan diseminasi inovasi teknologi pertanian, maka diharapkan terjadi efek kognitif, afektif dan konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap. Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku, dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu (Gonzales 1988). Dari ketiga 622
efek diseminasi tersebut diharapkan dapat mendorong petani untuk dapat berusahatani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better business), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community), (Daniel dkk (2008). Berbicara soal pedesaan, Pranadji (2004) mengungkapkan terdapat suatu anggapan bahwa tidak majunya masyarakat pedesaan disebabkan oleh “kematian” budayanya. Ini semua terjadi terutama disebabkan oleh ketidaktepatan pendekatan pembangunan (termasuk pertanian) yang digunakan selama ini dan sebelumnya. Mundurnya budaya masyarakat pedesaan mencari informasi pertanian, maka Badan Litbang Pertanian membuat berbagai macam media informasi pertanian untuk mengatasi kesenjangan informasi pertanian antara masyarakat pedesaan dan perkotaan. Sebagai aksi nyata adalah
M.Arsyad Biba : Penguatan Informasi Pertanian di Pedesaan melalui Kegiatan Diseminasi Teknologi Pertanian
setiap ada kegiatan diseminasi, khalayak dalam hal ini masyarakat dibagi-bagikan VCD, leaflet, brosur, Tabloid Sinar Tani yang berisi informasi teknologi pertanian, seperti padi, jagung, sorgum, gandum, kacang-kacangan, umbiumbian, alat dan mesin pertanian yang siap diterapkan. Dari aspek praktik media komunikasi inovasi teknologi pertanian yang dianggap paling efektif adalah petak percontohan karena (a) memperlihatkan kepada petani-nelayan dan masyarakat luas tentang keunggulan teknologi pertanian (b) memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk melihat dan menilai keunggulan suatu teknologi pertanian (c) menumbuhkan pemahaman dan apresiasi masyarakat luas dan pengambil kebijakan terhadap kegiatan litkaji untuk menghasilkan teknologi pertanian yang lebih baik dibandingkan teknologi yang tersedia. Beberapa keunggulan petak percontohan (1) menarik perhatian masyarakat yang melintasi petak percontohan untuk mengunjungi dan mempelajari lebih lanjut teknologi yang diterapkan pada petak percontohan tersebut. Petak percontohan merupakan inovasi dalam penerapan teknologi pertanian, Rogers (2003) mengatakan bahwa suatu inovasi dapat diadopsi jika memiliki ciri (1) relative adventage (2) compatibility (3) complexiry (4) trialability, dan (5) observability. Jika suatu inovasi memiliki karakteristik tersebut, maka perlu didukung dengan kegiatan diseminasi secara professional. Gwin (1962) mengatakan bahwa diseminasi adalah proses mengkomunikasikan informasi baru, ide-ide baru dan praktik-praktik baru kepada orang lain. Diseminasi dapat juga dilakukan melalui media komunikasi kelompok, seperti temu lapang, seminar, lokakarya dan sejenisnya. Effendi (1986) mengatakan bahwa komunikasi kelompok adalah komunikasi antar seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul bersamasama dalam bentuk kelompok. Selain diseminasi dapat dilakukan dengan media kelompok dapat juga dilakukan 623
Seminar Nasional Serealia 2011
melalui media komunikasi antar persona, dimana peneliti sebagai nara sumber juga terbuka melayani pengunjung secara perorangan, karena komunikasi antar personaL memiliki fungsi untuk meningkatkan hubungan manusiawi, dapat menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, dapat tercipta dan membina hubungan baik (Cangara 1998). METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat kualitatif dilakukan di lokasi open house Badan Litbang Pertanian di Balitsereal tahun 2009 dan 2011. Pada tahun 2009 semua pengunjung/khalayak dalam hal ini masyarakat yang memasuki stand pameran Balitsereal, BB Padi, Balitkabi, Lolit Tungro, BPTP Sulawesi Selatan diberikan secara cuma-cuma brosur sekitar 500 eksemplar, leaflet 3.500 eksemplar dan Tabloid Sinar Tani 500 eksemplar yang berisi informasi padi, jagung, sorgum,gandum, alat dan mesin pertanian. kemudian pada acara open house tahun 2011, pengunjung hanya dibagi-bagikan brosur, leaflet padi, jagung, sorgum, gandum, kacangkacangan dan umbi-umbian, alat dan mesin pertanian yang jumlahnya mencapai 3.500 eksemplar. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua kelompok tani/pengunjung yang berkunjung ke stand pameran Balitsereal, BB Padi, Balitkabi, Lolit Tungro, dan stand pameran BPTP Sulawesi Selatan dan yang mengikuti temu lapang. Penentuan sampel Sampel dalam penelitian ini dipilih secara sengaja sebanyak 30 orang, yaitu pengunjung yang telah berkunjung di stand pameran Balitsereal, BB Pasi, Balitkabi, Lolit Tungro, dan stand BPTP Sulawesi Selatan. dan mendapat brosur, leaflet, dan Tabloid Sinar Tani, serta
mengikuti acara temu lapang. Khalayak seperti ini dipilh karena dianggap memiliki tingkat keterwakilan yang tinggi (Usman dan Akbar, S.P. 2009). Pemilihan lokasi untuk petak percontohan (1) petak percontohan ditempatkan pada tempat yang strategis, berada di pinggir jalan supaya mudah dikaunjungi oleh khalayak sasaran (2) dekat dengan pengairan, mempunyai sumber air tanah dangkal yang dapat dipompa (3) dekat gedung kantor, perumahan karyawan, dan sebagainya sehingga memudahkan pemeliharaan (Badan Litbang Pertanian 2001). Karena letaknya strategis, maka selalu dikunjungi oleh khalayak, dan menarik dijadikan obyek diskusi antara sesama kelompok tani. Diskusi adalah salah satu model membagi pengalaman dan pemecahan masalah yang ada. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan melalui dua cara, yaitu survei dan observasi untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data primer , yaitu data yang diproleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari jurnal, prosiding, dan
laporan dari instansi pemerintah dan swasta pertanian yang terkait dengan penelitian ini. Analisis Data Data yang diperoleh dari lapangan ditabulasi guna mendapatkan data riil untuk keperluan analisis dan dibahas secara kualitatif – deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil wawancara dengan 30 responden yang mendapat brosur, leaflet dan Tabloid Sinar Tani pada acara open house yang diselenggarakan pada tahun 2009 telah diperoleh informasi sebagaimana tertera pada Tabel 1. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden mengerti akan isi brosur, leaflet, petak percontohan, tabloid sinar tani, berkisar 46,67 -66,7 % dan mengerti sekali berkisar 33,3 % - 50,0 %. Acara open house Badan Litbang Pertanian yang diselenggarakan pada 28-30 Juli 2009 di Balitsereal adalah sangat ramai karena disamping dikunjungi tamu dari dalam negeri ada juga pengunjung dari luar negeri, yaitu Menteri Pertanian
Tabel 1. Hasil wawancara pada acara open house Badan Litbang Pertanian di Balitsereal, Maros. 2009 . Sumber IPTEK Pertanian
Tanggapan Responden Terhadap IPTEK Pertanian (Isi Brosur, Leaflet, Petak Percontohan, Tabloid Sinar Tani) Mengerti Sekali
Mengerti
16 14 (53,3%) (46,7%) 15 15 BB Padi ( 50,0%) (50,0%) 14 16 Balitkabi ( 46,7%) ( 53,3%) 16 14 Lolit Tungro ( 53,3%) ( 46,7%) 15 15 BPTP Sul-Sel ( 50,0%) (50,0) 10 20 Tabloid Sinar Tani ( 33,3%) ( 66,7%) Sumber : Data primer diolah.Tahun 2009. Balitsereal
624
Kurang Mengerti
Tidak Mengerti
Tidak ada Komentar
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah (%) 30 (100%) 30 (100%) 30 (100%) 30 100%) 30 (100%) 30 (100%)
M.Arsyad Biba : Penguatan Informasi Pertanian di Pedesaan melalui Kegiatan Diseminasi Teknologi Pertanian
Malaysia dan rombongan. Acara pameran, dan temu lapang berjalan lancar dan aman, sehingga pengunjung merasa bebas menyaksikan dan memanfaatkan pameran dan petak percontohan sebagai sumber informasi teknologi pertanian terapan. Media Brosur dan Leaflet. Brosur dan leaflet Balitsereal, BB Padi, Balitkabi, Lolit Tungro, BPTP Sulawesi Selatan yang berisi informasi singkat dan padat. Ada 5 variabel yang ditanyakan pada responden, antara lain warna gambar, ukuran, bentuk huruf, dan tata letak, kemudahan memahami bahasanya, dan kualitas kertasnya. Tanggapan responden hanya dua yaitu mengerti sekali dan mengerti. Jawaban ini muncul karena semua brosur dan leaflet dari Balai Penelitian dan Balai Pengkajian kualitasnya baik sekali karena unsur-unsur yang ditanyakan tersebut terjadi keserasian, sehingga informasinya mudah dipahami, terutama bahasanya mudah sekali dicerna dan sangat praktis untuk dibawa dan disimpan sebagai bahan acuan. Tanggapan dari responden hanya dua juga, yaitu mengerti sekali dan mengerti karena informasi teknologi padi, jagung, sorgum, gandum, kacang-kacangan dan umbi-umbian, alat dan mesin pertanian yang disajikan bahasanya cukup sederhana, sehingga mudah dimengerti. Responden mengatakan bahwa media cetak yang sangat cocok untuk kelompok tani adalah brosur dan leaflet yang dicetak diatas kertas berkualitas. Untuk stand pameran Balitsereal, BB Padi, Balitkabi, Lolit Tungro, BPTP Sulawesi Selatan, terdapat 30 responden mengatakan bahwa mengenai ukuran stand sudah cukup bagus karena dari jarak jauh sudah kelihatan masingmasing nama-nama instansi dan wajahnya menarik sekali, sehingga secara psikologis khalayak merasa terpanggil untuk memasuki stand pameran tersebut. Adapun mengenai tata letak poster, ukuran, ketepatan warna poster, ukuran dan bentuk huruf, susunan kalimatnya mudah sekali 625
Seminar Nasional Serealia 2011
dimengerti. Sedangkan pelayanan dari pemandu pameran dari instansi tersebut baik sekali karena merasa sangat puas tentang informasi yang diperoleh dari pemandu pameran. Petak Percontohan Petak percontohan padi, jagung, sorgum, kacang-kacangan dan umbiumbian dari berbagai varietas yang tempatnya tidak jauh dari lokasi pameran dan sebagian diletakkan di depan kantor Balitsereal. Tanggapan dari responden hanya dua yaitu mengerti sekali dan mengerti informasi tentang petak percontohan. Responden mengatakan petak percontohan adalah baik sekali karena letaknya strategis sekali, penampilan tanaman baik sekali, ukuran dan warna papan nama varietas menarik sekali, bentuk dan ukuran huruf jelas dibaca, dan tinggi papan nama varietas tepat sekali, sehingga terbentuk keserasian yang sangat informatif. Selanjutnya dikatakan pula oleh 30 responden bahwa petak percontohan dari segi praktek tepat sekali dijadikan media alih teknologi karena khalayak dapat melihat langsung penampilan dan keunggulan-keunggulan varietas padi (tahan penyakit tungro), jagung (tahan penyakit bulai), sorgum, kacangkacangan dan umbi-umbian, alat dan mesin pertanian yang didemonstrasikan. Petak percontohan adalah media paling efektif dalam menyampaikan informasi teknologi pertanian kepada khalayak karena informasi yang ada pada brosur dan leaflet sama dengan yang dijelaskan oleh peneliti pada acara temu lapang di lokasi petak percontohan. Komunikasi Kelompok Temu lapang adalah salah satu bentuk komunikasi kelompok yang memanfaatkan petak percontohan sebagai materi diskusi di lapangan. Dalam acara temu lapang biasanya seorang peneliti bertindak sebagai narasumber (komunikator) dan pengunjung sebagai khalayak (komunikan). Setelah peneliti selesai menjelaskan materi yang ada pada petak
percontohan, maka khalayak dipersilakan mengajukan pertanyaan atau diajak berdiskusi tentang keunggulan-keunggulan teknologi yang diterapkan pada petak percontohan. Diskusi yang diselenggarakan di lokasi petak percontohan akan mempercepat khalayak memahami informasi teknologi yang didemonstrasikan pada petak percontohan. Selain petak percontohan juga dilakukan peragaan alat dan mesin pertanian yang bertujuan untuk lebih memudahkan khalayak memahami cara pengoperasian alat dan mesin tersebut sesuai petunjuk dari peneliti sebagai nara sumber. Media kelompok ini adalah mampu meningkatkan kesadaran, belajar dan tambahan pengetahuan, emosi, perasaan dan sikap, perubahan perilaku, dan niat khalayak untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.
teknologi serealia, padi, alat dan mesin pertanian sangat mudah dicerna dengan jawaban hanya dua yaitu mengerti sekali dan mengerti. Akan tetapi dalam suasana open house, komunikasi antar persona, dimana seorang peneliti, waktu dan tenaga sangat terbatas untuk melayani pengunjung secara satu persatu, jadi tidak hemat waktu, tenaga dan biaya, sehingga proses diseminasi inovasi teknologi lebih diutamakan melalui komunikasi kelompok, seperti temu lapang, seminar dan padupadang. Tabel 2 menunjukkan bahwa pada acara open house yang diselenggarakan pada 03-04 Oktober 2011, jika dibandingkan dengan tingkat penerimaan khalayak terhadap informasi inovasi teknologi pertanian pada acara open house 2009, informasi dari brosur, leaflet dan petak percontohan yang dirancang oleh Balitsereal, BB Padi, Balitkabi, Lolit Tungro dan BPTP Sulawesi Selatan, ternyata penerimaan khalayak terhadap informasi pertanian pada acara open house 2011 rata-rata mengalami peningkatan yang signifikan disebabkan karena khalayak dapat membaca dan sudah sering menghadiri acara open house Badan Litbang Pertanian yang diselenggarakan di Balitsereal.
Komunikasi AntarPersonal Proses diseminasi inovasi teknologi melalui komunikasi antar persona, yaitu antara seorang peneliti dengan seorang pengunjung, secara personal dirasakan oleh pengunjung lebih bebas berdiskusi dan tidak ada rasa malu bertanya, terjadi hubungan baik, tingkat kepuasan menerima informasi tinggi, dan bebas gangguan karena tempatnya tertentu, sehingga pesan
Tabel 2. Hasil wawancara pada acara open house Badan Litbang Pertanian di Balitsereal, Maros 2011.
Sumber IPTEK Pertanian
Tanggapan Responden Terhadap IPTEK Pertanian (Isi Brosur, Leaflet dan Petak Percontohan) Mengerti Sekali
Mengerti
20 10 (66,7%) (33,3%) 17 13 BB Padi (56,7%) (43,3%) 15 15 Balitkabi (50,0%) (50,0%) 18 12 Lolit Tungro (60,0%) (40,0%) 17 13 BPTP Sul-Sel (56,7%) (43,3%) Sumber : Data primer diolah. Tahun 2011. Balitsereal
626
Kurang Mengerti
Tidak Mengerti
Tidak ada Komentar
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah (%) 30 (100%) 30 (100%) 30 (100%) 30 100%) 30 (100%)
M.Arsyad Biba : Penguatan Informasi Pertanian di Pedesaan melalui Kegiatan Diseminasi Teknologi Pertanian
Informasi inovasi teknologi pertanian yang khalayak peroleh dari acara open house, meliputi varietas padi berproduksi tinggi tahan penyakit tungro, jagung berproduksi tinggi tahan penyakit bulai, varietas unggul sorgum dan gandum, serta varietas unggul kacangan-kacangan, umbi-umbian, alat dan mesin pertanian. Dan setelah khalayak kembali ke daerahnya masingmasing, maka informasi teknologi pertanian yang diperoleh akan menyebar ke seluruh anggota kelompokkelompok tani, sehingga masyarakat pedesaan akan semakin kaya akan informasi teknologi pertanian dan semakin terampil dalam mengelola usahatanianya. KESIMPULAN Dalam rangka penguatan informasi pertanian di pedesaan, maka kegiatan diseminasi inovasi teknologi pertanian hasil penelitian Badan Litbang Pertanian, perlu didukung oleh media cetak yang paling praktis untuk kelompok tani seperti brosur dan leaflet, sedangkan dari aspek praktiknya adalah petak percontohan dan peragaan alat dan mesin pertanian dilakukan secara berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian. 2001. Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian. Pusat
627
Seminar Nasional Serealia 2011
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Raja Grarfindo Persada. Jakarta. Daniel, Moehtar., Darmawati,, Nieldalina. 2008. Participatory Rural Appraisal, cetakan kedua. Bumi Aksara. Jakarta. Effendi, Onong Uchjana. 1986. DimensiDimensi Komunikasi, cetakan kedua. Alumni Bandung. Gonzales, Hernando. 1988. Efek Komunikasi Massa dalam Amri Jahi. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di NegaraNegara Dunia Ketiga : Suatu Pengantar. Granedia. Jakarta. Gwin, Paul. H. 1962. Communication Strategis : A Guide for Agricultural Change Agent. The Interstate Printers & Publisher, United State of America. Pranadji, Tri., Hastuti, Endang Lestari. 2004. Transformasi Sosio–Budaya dalam Pembangunan Pedesaan dalam Analisis Kebijakan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengambangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Rogers, Everett M. 2003. Diffusion of Innovations. The Free Press. New York. Usman, H., Akbar, S.P. 2009. Metode Penelitian Sosial, catakan ketiga, Bumi Aksara. Jakarta.