PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE)
Tahun Anggaran 2011
Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan Dan Kapasitas KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 2011
Lembar Pengesahan LAPORAN
PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE) Tahun Anggaran 2011
Mengetahui, Kepala PUSARPEDAL-KLH
Kabid. Laboratorium Rujukan dan Pengujian
Ir. Hari Wahyudi
Dra. Novy Farhani
NIP. 19531223 198512 1 001
NIP. 19671111 199303 2 001
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas izin-Nya Laporan Kajian Kebisingan di Kawasan Pemukiman Sekitar Bandara tahun 2011 dapat terselesaikan. Tujuan dari pengkajian kebisingan di kawasan pemukiman sekitar bandara adalah pertama untuk melihat pengaruh kebisingan dari aktifitas bandara terhadap pemukuman yang terletak di sekitarnya, kedua untuk membandingkan tingkat kebisingan yang terjadi ( Lsm ) terhadap baku mutu tingkat kebisingan lingkungan sesuai dengan Kep.Men.LH no. 48 tahun 1996 dan yang terakhir untuk menentukan langkah-langkah kebijakan selanjutnya dalam pengendalian kebisingan yang terjadi. Dalam kajian ini banyak sekali pihak-pihak yang ikut terlibat, untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya terutama kepada Pemerintah Daerah Kota dimana lokasi daerahnya dijadikan tempat pengkajian. Kami berharap laporan yang kami susun ini dapat berguna bagi semua pihak terutama pihak-pihak yang terkait langsung dalam masalah gangguan kebisingan, dan bagi pemerintah sehingga laporan ini dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. Laporan ini mungkin jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran membangun terutama dalam hal perbaikan-perbaikan di masa datang sangat kami harapkan.
Penyusun
i Laboratorium Kebisingan dan Getaran PUSARPEDAL – Kementerian Lingkungan Hidup 2011
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kemajuan sosial, ekonomi di suatu daerah menuntut sarana transportasi yang lebih baik dan lebih efisien, baik dari segi kuantitatif maupun dari segi kualitatif.Begitu pula halnya dengan transportasi udara, sebagai salah satu sarana transportasi yang memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dan daya jelajah dibandingkan dengan sarana transportasi lainnya, menjadikan pesawat udarasebagai sarana transportasi yang semakin dibutuhkan. Tetapi perkembangan transportasi udara juga menimbulkan masalah khusus yang menyangkut kebisingan. Kebisingan pesawat udara dapat berpengaruh terhadap awak pesawat, penumpang, pekerja di sekitar landasan dan penduduk yang bertempat tinggal di sekitarnya.Tingkat kebisingan yang ditimbulkan dipengaruhi oleh jenis pesawat dan frekuensi penerbangan dalam satu hari. Saat ini banyak kota di Indonesia yang mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama pada sarana transportasi dan perluasan daerah pemukiman. Dampak dari perkembangan tersebut antara lain banyaknya pemukiman yang berhadapan langsung dengan jalan raya, rel kereta api, ataupun bandara sehingga menimbulkan dampak negatif antara lain kebisingan. Oleh karena itu untuk menjaga kenyamanan dan kelestarian lingkungan pemukiman, diperlukan usaha-usaha manusia yang bertujuan untuk meminimumkan dampak negatif tersebut. Pada tahun 2011 ini kegiatan pemantauan kebisingan lingkungan difokuskan untuk kawasan pemukiman di sekitar bandara.Hal ini untuk melihat seberapa besar pengaruh kebisingan yang berasal dari aktifitas bandara terhadap kawasan pemukiman di sekitarnya.
1 Laboratorium Kebisingan dan Getaran PUSARPEDAL – Kementerian Lingkungan Hidup 2011
1.2.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan pengkajian kebisingan pemukiman di sekitar bandara adalah
sebagai berikut : - Melihat pengaruh kebisingan dari aktifitas bandara terhadap pemukiman yang terletak di sekitarnya. - Membandingkan tingkat kebisingan yang terjadi ( Level Siang Malam; Lsm) terhadap baku mutu tingkat kebisingan lingkungan sesuai dengan Kep.Men.LH No.48 tahun 1996. - Menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam pengendalian kebisingan yang terjadi.
2 Laboratorium Kebisingan dan Getaran PUSARPEDAL – Kementerian Lingkungan Hidup 2011
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan untuk seluruh kawasan pemukiman disekitar bandara, dalam hal ini bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Juanda Surabaya, Polonia Medan, Hang Nadim Batam, Syamsudin Noor Banjarmasin dan Soekarno Hatta Jakarta tingkat kebisingan yang di peroleh semua lokasi tersebut telah melewati baku mutu kebisingan lingkungan 55 dB(A) sesuai dengan Kep.Men.LH No.48 tahun 1996. Metoda pengukuran yang digunakan adalah pengukuran Leq setiap 10 menit dan dilakukan selama 24 jam sehingga diperoleh 144 data Leq dalam satu harinya. Hal ini untuk mendeteksi adanya pesawat yang melintas setiap saat, Nilai Leq max dalam pengukuran Leq setiap 10 menit, untuk seluruh bandaraberkisar ± 80 dB(A) dan Leq Min berkisar ± 40 dB(A). Kondisi suara latar belakang (background noise)yang tinggi berasal dari aktifitas kendaraan dijalan raya berkontribusi pula terhadap nilai Lsm yang diperoleh.
8.2. Saran Diperlukan peralatan yang memadai sesuai persyaratan dalam standar pengukuran airport noiseFAA part 36 dan ICAO annex 16. Perlu adanya koordinasi dan kerjasama yang lebih baik dengan instansi terkait dengan permasalahan kebisingan di sekitar bandara dalam hal ini pihak Angkasa Pura , Perhubungan Udara dan Pemda setempat.
46 Laboratorium Kebisingan dan Getaran PUSARPEDAL – Kementerian Lingkungan Hidup 2011