EINRIP EKS-02
PENGHARGAAN KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2013 JUDUL KARYA PROYEK JALAN EASTERN INDONESIA ROAD IMPROVEMENT PROJECT (EINRIP) PACKAGE EKS-02
KATEGORI
BANGUNAN PRASARANA TRANSPORTASI
DIAJUKAN OLEH :
NAMA / INSTITUSI
: PT. PP (Persero) Tbk.
BIDANG KEGIATAN
: Construction and Investment
ALAMAT & TELEPON
: Plaza PP – Wisma Subiyanto Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo – Jakarta 13760 Telp. (021) 8403909 / 8403883, Fax. (021) 8403914
PIMPINAN
: Ir. Bambang Triwibowo
1
EINRIP EKS-02
FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KINERJA PROYEK KONSTRUKSI 2013 IVDATA PROYEK YANG DIAJUKAN a.
Judul/Nama Proyek
: Eastern Indonesia Road Improvement Project (EINRIP) Package EKS-02
b.
Lokasi Proyek
: Banjarmasin – Batas Kalimantan Tengah
c.
Kategori Penghargaan : A. Kategori proyek dengan nilai diatas Rp. 75 Milyar 1. Pelaksanaan Bangunan Gedung Lebih dari 8 Lantai 2. Pelaksanaan Bangunan Gedung Kurang dari 8 Lantai 3. Pelaksanaan Bangunan Prasarana Transportasi 4. Pelaksanaan Bangunan Prasarana Sumber Daya Air 5. Pelaksanaan Bangunan Prasarana Industri
B. Kategori proyek dengan nilai diatas Rp. 10-75 Milyar 5 Pelaksanaan Bangunan Gedung 5 Pelaksanaan Bangunan Sipil 5 Pelaksanaan Bangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih dan Air Limbah
IV
DATA PERUSAHAAN
a. Nama Perusahaan
: PT. PP (Persero), Tbk
b. Alamat
: Plaza PP – Wisma Subiyanto Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo – Jakarta 13760 Tel.(021) 8403909 / 8403883 Fax.(021) 8403914
c. Tanggal pendirian
: 26 Agustus 1953
d. Jenis Usaha
: Construction & Investment
Jakarta, 10 Oktober 2013 Corporate Secretary PT. PP (Persero) Tbk
Ir. Taufik Hidayat, M.Tech
2
EINRIP EKS-02
I. 1. 2.
DATA PERUSAHAAN Nama Perusahaan : PT. PP (Persero) Tbk. Alamat : JL. Letjen TB. Simatupang No.57, Pasar Rebo, Jakarta 13760 Telp : (021) 8403883, 8403909 Fax : (021) 8403914 Website: www.pt-pp.com, Email:
[email protected],
[email protected]
3. 4. 5.
Tanggal didirikan Jenis Usaha Daftar Direksi
: 26 Agustus 1953 : Construction & Investment
No
Direktur
Nama Lengkap & Gelar
1.
Direktur Utama
Ir. Bambang Triwibowo
2.
Direktur Teknik dan Pengembangan Bisnis
Ir. Harry Nugroho, MM
3.
Direktur Keuangan
Ir. Tumiyana, MBA.
4.
Direktur Operasi
Ir. Ketut Darmawan
5.
Direktur Pemasaran
Ir. I Wayan Karioka
6.
Jumlah Kepala Proyek & Tim Project Management Management.
7.
Anggota Asosiasi :
: 104 Manager Proyek & 165 Tim Project
No Nama Asosiasi
8.
1
GBCI (Green Building Council Indonesia)
2.
AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia)
3.
KADIN (Kamar Dagang dan Industri)
4.
AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik & Mekanikal Indonesia)
5.
ASPEKNAS (Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional)
6.
AKAINDO (Asosiasi Kontraktor Air Indonesia)
7.
GAPEKSINDO (Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia)
8.
APNATEL (Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi)
9.
GAPENRI (Gabungan Perusahaan Nasional Rancangbangun Indonesia)
Lampiran data pendukung : a.
Fotokopi SIUJK yang masih berlaku
b.
Fotokopi Sertifikat Badan Usaha
c.
Fotokopi Sertifikat ISO 9001 : 2008
d.
Fotokopi Sertifikat OHSAS 18001 : 2007
e.
Fotokopi ISO 14001 : 2004
3
EINRIP EKS-02
II.
DATA UTAMA PROYEK
1. Nama Proyek 2. Lokasi 3. Sumber Dana 4. Owner
5. Pemberi Pinjaman Dana 6. 7. 8. 9.
Sifat Kontrak Uang Muka Mata Uang Nomor dan tanggal kontrak a. Original b. Amandemen I c. Amandemen II d. Amandemen III e. Amandemen IV
: Eastern Indonesia Road Improvement Project (EINRIP) Package EKS-02 : Banjarmasin – Batas Kalimantan Tengah : 11 % APBN, 89 % Loan : Pemerintah Indonesia – Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga - Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Banjarmasin – SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Kalimantan Selatan : Australian Agency For International Development (AusAID) : Unit Price : 10 % : Rupiah : 03-36/EKS-02/NR/A/L002/1010, 06 Oktober 2010 : 03-36/EKS-02/NR/A/L002/1010, 21 Februari 2011 : 03-36/EKS-02/NR/A/L002/1010, 01 Agustus 2011 : 03-36/EKS-02/NR/A/L002/1010, 27 Januari 2012 : 03-36/EKS-02/NR/A/L002/1010, 18 Desember 2012
10. Nilai Kontrak (termasuk PPn) a. Original : Rp 88,990,000,000.00 b. Amandemen I : Rp 88,990,000,000.00 c. Amandemen II : Rp 88,990,000,000.00 d. Amandemen III : Rp 98,251,487,374.85 e. Amandemen IV : Rp 113,467,157,100.00 11. Jenis Kontrak : Tunggal 12. Waktu Pelaksanaan-Original : 730 hari; 03 Januari 2011 – 01 January 2013 13. Waktu Pelaksanaan-Amandemen 4 : 1,033 hari; 03 Januari 2011 – 31 Oktober 2013 14. Masa Pemeliharaan-Original : 365 hari; 2 Januari 2013 – 01 Januari 2014 15. Masa Pemeliharaan-Amandemen 4 : 365 hari; 01 November 2013 – 01 November 2014 16. Gambar, denah, tampak dan potongan dalam ukuran A3 (terlampir). 17. Gambaran umum lingkup proyek : Eastern Indonesia National Road Improvement Project (EINRIP) Paket EKS-02 merupakan salah satu skala prioritas Proyek Jalan Trans Kalimantan sepanjang 12,900 m. Ruas jalan di lokasi proyek ini secara topografis terletak pada daerah rawa dimana pada eksisting ruas jalan terdapat banyak kerusakan berupa jalan berlubang dan jalan bergelombang. Kondisi jalan tersebut secara langsung akan menghambat arus transportasi yang ada sehingga berimbas kepada sektor perdagangan, ekonomi dan
4
EINRIP EKS-02
sosial masyarakat disamping juga berpotensi menyebakan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Untuk menangani hal tersebut diatas, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum – Direktorat Jenderal Bina Marga - Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah VII Banjarmasin, SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I pada tahun anggaran 20112013 menjadikan ruas jalan tersebut sebagai salah satu prioritas program kerja perbaikan dan peningkatan Jalan Nasional di Provinsi Kalimantan Selatan. Adapun lingkup kerja dari proyek EINRIP paket EKS 02 secara garis besar adalah : Relokasi utilitas pipa PDAM dan tiang PLN. Pekerjaan saluran melintang Box Culvert sebanyak 31 Box Culvert. Saluran / drainase di kedua sisi jalan dengan rincian : - 5,400 m saluran beton mutu K-250 / U-Ditch - 20,400 m saluran tanah terbuka Pekerjaan Pondasi Pelebaran Bahu Jalan dengan rincian : - Pancang Dolken (di lokasi2 tertentu) - Geotextile (di lokasi2 tertentu) - Selected Granular for Swampy Area tebal 40 cm - Geogrid (di lokasi2 tertentu) - Aggregat Kelas B tebal 20 cm Pekerjaan Pelebaran Bahu Jalan dengan rincian : - Geogrid (di lokasi2 tertentu) - Aggregat kelas A tebal 33 cm - AC Binder tebal 5 cm (bahu jalan diperkeras lebar 1.0 m) - Common Embankment (bahu jalan tak diperkeras lebar + 2.0 m di samping AC Binder) Pekerjaan Badan Jalan dengan rincian : - Selected Granular for Swampy Area tebal 44 cm (hanya pada daerah raising) - Aggregate Kelas B tebal 20 cm (hanya pada daerah raising) - Aggregate Kelas A tebal 20 cm - AC Base tebal 8 cm - AC Binder Course tebal 6 cm - AC Wearing Course tebal 4 cm Pekerjaan perkuatan timbunan pada daerah raising menggunakan Gabion Bronjong.
5
EINRIP EKS-02 STA 12+900
STA 0+000 Gambar 1. Peta Lokasi Proyek
Gambar 2. Gambar Typical Cross Section Original Kontrak
6
EINRIP EKS-02
III.
DATA KEUNIKAN BANGUNAN DAN SPESIFIKASI
A. ABSTRAKSI Eastern Indonesia National Road Improvement Project (EINRIP) adalah sebuah program Australia Indonesia Partnership - AusAID yang ditujukan untuk mendukung sekaligus membiayai perkembangan serta perbaikan jaringan jalan utama ataupun jaringan jalan nasional di Indonesia. AusAID melalui program EINRIP memilih provinsi Kalimantan Selatan sebagai salah satu lokasi untuk dilaksanakannya program perbaikan dan peningkatan jalan tahun 2011-2013. Terdapat dua lokasi di provinsi Kalimantan Selatan yang dipilih dalam program perbaikan jalan tersebut yaitu paket EKS-01 (Martapura – Desa tungkap) dan EKS-02 (Banjarmasin – Batas Kalimantan Tengah). Eastern Indonesia National Road Improvement Project (EINRIP) Paket EKS-02 Banjarmasin – Batas Kalimantan Tengah merupakan salah satu skala prioritas Proyek Jalan Trans Kalimantan sepanjang 12,900 m. Ruas jalan di lokasi proyek ini secara topografis terletak pada daerah dengan kontur datar dimana pada sisi kiri dan kanan jalan merupakan daerah rawa, persawahan serta daerah perkampungan/prasarana sosial dengan bangunan berstruktur panggung. Tinggi muka air pasang bervariasi pada elv. + 4.550 sampai dengan elv. + 4.980 cm dimana pada STA 0+300 sampai dengan STA 1+325 tinggi muka air pasang 3 tahunan berada diatas elevasi muka aspal eksisting. Terdapat utilitas kabel Tekom, kabel Indosat, serta jaringan pipa PDAM berdiameter 50 mm sampai dengan 200 mm di sepanjang bahu jalan eksisting sisi kiri dan kanan. Pada eksisting ruas jalan proyek EINRIP paket EKS-02, terdapat banyak kerusakan jalan berupa jalan berlubang, jalan bergelombang, penurunan jalan serta material perkerasan yang terkelupas. Kerusakan umumnya terdapat pada sisi kiri jalan (Banjarmasin ke arah Kalimantan Tengah), hal ini disebabkan kendaraan serta truk yang melintas ke arah Kalimantan Tengah bermuatan lebih berat daripada kendaraan serta truk dari arah sebaliknya mengingat ruas jalan ini merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan Banjarmasin ke Provinsi Kalimantan Tengah. Kondisi jalan eksisting yang rusak tersebut secara langsung akan menghambat arus transportasi yang ada sehingga berimbas kepada sektor perdagangan, ekonomi dan sosial masyarakat disamping juga berpotensi menyebakan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, perlu banyak hal yang harus mendapatkan perhatian khusus. Aspek pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus selaras dengan aspek perencanaan yang telah disusun dari awal sehingga aspek-aspek untuk mencapai target tersebut dapat terpenuhi. Pada awal permulaan proyek dimulai yaitu sejak diterbitkannya SPMK tanggal 03 Januari 2011, proyek EINRIP EKS-02 mendapatkan banyak sorotan karena proyek ini sempat terkendala akibat adanya utilitas pipa PDAM dan utilitas Telkom serta Indosat di kedua bahu jalan sehingga menyebabkan pekerjaan tertunda selama 8 (delapan) bulan yaitu dari bulan April 2011 – Desember 2011. Kondisi eksisting jalan yang semakin rusak karena tidak adanya pekerjaan yang dapat dimulai sebelum pipa-pipa tersebut serta utilitas lainnya direlokasi sehingga menyebabkan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan terganggu turut membuat banyak pihak mengkritisi dan berpandangan negatif terhadap
7
EINRIP EKS-02
PT. PP (persero) Tbk. selaku kontraktor pada khususnya dan Engineer serta Kementerian Pekerjaan Umum pada umumnya. Namun, seiring berjalannya waktu serta tekad kuat dan ikhlas dari Tim Proyek PT. PP (Persero) Tbk. EINRIP Paket EKS-02 untuk membuktikan bahwa penilaian banyak pihak tersebut salah dan menunjukkan bahwa Tim Proyek mampu menyiapkan, membuat, serta melaksanakan pekerjaan jalan tersebut secara profesional dengan Mutu, Safety dan Pelaksanaan sesuai target perusahaan serta spesifikasi kontrak, telah membuat jalan ini pada akhirnya menuai banyak apresiasi serta penghargaan baik dari Engineer, AusAID, Kementerian Pekerjaan Umum ataupun Dinas Pekerjaan Umum.
Gambar 3.
Gambar 4.
Kondisi Rawa Sekitar Jalan
Kondisi Muka Air Pasang
Gambar 5. Kondisi Kerusakan Jalan Eksisting
8
EINRIP EKS-02
B. PENGHARGAAN
Berita tentang Proyek EINRIP EKS 02 Banjarmasin – Batas Kalteng yang menjadi Jalan Terbaik se-Kalimantan yang dimuat Dalam Koran Harian Radar Banjarmasin Hari Selasa Tanggal 30 Juli 2013
9
EINRIP EKS-02
Berita tentang Proyek EINRIP EKS 02 Banjarmasin – Batas Kalteng dengan Kualitas Jalan Trans Kalimantan Terbaik yang dimuat Dalam Koran Harian Radar Banjarmasin Hari Minggu Tanggal 28 Juli 2013
10
EINRIP EKS-02
Pujian dari Arnulfo Zabala (Senior Quality/Materials/Pavement Specialist) dari RSC-Egis Bceom Internasional mengenai Kualitas Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) dan Aggregat Kelas A yang memuaskan.
11
EINRIP EKS-02
Pujian dari Technical dan Financial Audit Consultan sebagai Team Audit dari Australian AID mengenai Pengerjaan Jalan yang sudah sesuai dengan spesifikasi dengan hasil yang sangat bagus dan Kontraktor telah membuat perubahan besar untuk meningkatkan performa dari pekerjaan.
12
EINRIP EKS-02
Pujian dari Tim Balai dan P2JN karena hasil tes lendutan dengan FWD (Fall Weight Deflection) menunjukkan lendutan yang terjadi pada aspal (hingga lapis AC Binder) hanya sebesar 500 mikron atau 0.5 mm. Proyek EINRIP EKS-02 menjadi proyek pengujian dan percontohan pertama alat FWD tersebut di luar Pulau Jawa.
13
EINRIP EKS-02
Proyek EINRIP EKS-02 menjadi tempat Diklat Pengawasan Pekerjaan Jalan dan Jembatan Tingkat Dasar Kementerian Pekerjaan Umum Wilayah VII Banjarmasin.
14
EINRIP EKS-02
C. ASPEK TEKNIS a. Pondasi Pelebaran Bahu Jalan Pada desain awal, komposisi material untuk pondasi pelebaran bahu jalan terdiri dari material dengan urutan sebagai berikut : A. Material Granular Selected Embankment (GSE) dengan syarat Plastic Index < 6 %. B. Material Geogrid diantara material Granular Selected Embankment (GSE). C. Aggregate Kelas B di atas material Granular Selected Embankment (GSE). 100 cm
350 cm 3% 18 cm 20 cm
Asphalt (AC Binder) 5 cm Common 20 cm 20 cm Embankment Agg. Kelas B 30 cm 100 cm GSE
5% Asphalt Agg. Kelas A 20 cm 40 cm
Geogrid 420 cm
Gambar 6. Gambar Original Kontrak
Variasi Blinding Stone
20 cm
SWAMPY
Akan tetapi, berdasarkan hasil field engineering serta trial di lapangan diperoleh kondisi sebagai berikut : 1. Pada saat terjadi air pasang, pekerjaan pondasi pelebaran bahu jalan akan sulit untuk dilaksanakan karena material Granular Selected Embankment akan tercampur dengan material Sub Grade di bawahnya pada saat proses pemadatan dilakukan. 2. Bila material Granular Selected Embankment yang digunakan sebagai pondasi pelebaran bahu jalan mempunyai karakteristik nilai Plastic Index lebih besar dari 3 % - 6 % maka material tersebut sulit untuk diimplementasikan di daerah rawa dengan interval pasang surut yang tinggi. Hal ini disebabkan material yang mempunyai tingkat plastisitas tinggi akan berubah menjadi seperti bubur dan “membal” seperti kasur pada saat dipadatkan bila material tersebut terkontaminasi dengan air pasang. Bila dua hal yang disebutkan diatas terjadi, dapat dipastikan bahwa tingkat kepadatan yang disyaratkan oleh spesifikasi yaitu CBR min. 10 % untuk material Granular Selected Embankment akan sulit untuk tercapai. Kepadatan tersebut bisa tercapai dengan waktu dan proses pemadatan yang lebih panjang. Untuk menyelesaikan masalah tersebut di atas, dilakukanlah analisa mengenai waktu, biaya, perencanaan teknis, hingga metode pelaksanaan sehingga diperoleh solusi sebagai berikut :
15
EINRIP EKS-02
1. Di bawah lapisan Granular Selected Embankment ditempatkan material Geotextile guna mencegah material Granular Selected Embankment tersebut tercampur dengan material Sub Grade dibawahnya. 2. Digunakan material Granular Selected Embankment for Swampy Area (GSE for Swampy Area) yang memiliki karakteristik nilai Plastic Index 0 % - < 3% sebagai pengganti material Granular Selected Embankment yang memiliki karakteristik nilai Plastic Index lebih besar dari 3 % - 6 %. Perlu adanya pengawasan khusus secara berkala oleh tim quality dan lapangan guna memastikan material Granular Selected Embankment yang digunakan mempunyai karakteristik nilai Plastic Index 0 % - < 3%. 350 cm 3% 18 cm 20 cm
100 cm Asphalt (AC Binder) 5 cm
5%
Asphalt
Base A 20 cm 40 cm
Geogrid
Common Embankment
Base B
20 cm
20 cm 30 cm
100 cm
GSE for Swampy Area
Geotextile 420 cm
Gambar 7. Gambar Modifikasi Desain
Sand Bedding GSE for Swampy Area
50 cm Common Embnk.
SWAMPY 64 cm
165 cm 195 cm
Gambar 8. Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Bahu Jalan saat kondisi air pasang
16
EINRIP EKS-02
b. Pondasi Saluran Beton U-Ditch Pada desain awal, pondasi untuk saluran beton U-Ditch menggunakan material Blinding Stone (lihat Gambar 6). Akan tetapi, berdasarkan hasil field engineering serta trial di lapangan diperoleh bahwa pelaksanaan menggunakan Blinding Stone sulit untuk diimplementasikan di daerah rawa terutama saat air pasang karena beberapa hal sebagai berikut : 1. Diperlukan proses dan waktu yang panjang dalam proses pemadatan material Blinding Stone agar kepadatan optimum dapat tercapai dan mampu menopang UDitch berdiri di atas material Blinding Stone tersebut tanpa terjadinya penurunan seketika yang besar. 2. Loose material besar. Untuk menyelesaikan masalah tersebut di atas, dilakukanlah analisa mengenai waktu, biaya, perencanaan teknis, hingga metode pelaksanaan untuk penggunaan material Common Embankment dan Granular Selected Embankment for Swampy Area sebagai material pondasi pengganti material Blinding Stone di bawah U-Ditch (lihat gambar 7). c. Raising Area pada STA 0+300 – 1+325 Pada STA 0+300 sampai dengan STA 1+325, saat terdapat kondisi fenomena alam tertentu yang dapat memicu terjadinya air pasang (seperti supermoon, bluemoon, dll) serta saat terjadinya siklus air pasang 3 tahunan, elevasi muka air tertinggi akan berada diatas elevasi muka aspal eksisting atau dengan kata lain air pada rawa di kedua sisi jalan akan melimpas hingga badan jalan eksisting. Oleh karena itu, perlu penanganan khusus pada lokasi tersebut guna mencegah agar air pasang tidak merusak struktur rekonstruksi jalan nantinya. Adapun penanganan pada daerah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Dilakukan peninggian/raising pada badan jalan menggunakan Granular Selected Embankment for Swampy Area tebal 44 cm serta Aggregate Kelas B tebal 20 cm. 2. Pada kedua sisi jalan dipasang material Gabions/Bronjong sebagai penahan material raising (Granular Selected Embankment for Swampy Area dan Aggregate Kelas B) dari terjadinya sliding atau keruntuhan. Material Bronjong tersebut juga dapat berfungsi sebagai penahan agar material halus dari Granular Selected Embankment for Swampy Area dan Aggregate Kelas B tidak terbawa oleh air saat terjadinya pasang maksimum.
Gambar 9. Cross Section Raising STA 0+300-1+325 menggunakan GSE for Swampy Area 44 cm dan Aggregat Kelas B 20 cm 17
EINRIP EKS-02
Gambar 10. Pemadatan GSE for Swampy Area 44 cm pada daerah Raising (STA 0+300 – 1+325)
d. Penggunaan Fully Hydrated Lime sebagai Filler dan Anti Stripping Agent Melakukan inovasi pada pekerjaan pengaspalan dengan menggunakan material Hydrated Lime sebagai filler sekaligus sebagai anti stripping agent sehingga tidak diperlukan lagi adanya material anti stripping agent tambahan. Hal ini tentu saja dapat mempermudah proses pelaksanaan serta pengawasan produksi aspal di Asphalt Mixing Plant (AMP). Kondisi lapangan proyek EINRIP EKS-02 yang memiliki curah hujan tinggi, beban lalu lintas yang padat (banyak truk bermuatan berat) dan berlokasi didaerah rawa dikhawatirkan dapat menyebabkan penurunan mutu Aspal. Berdasarkan pertimbangan diatas, perlu adanya tambahan material khusus berupa Anti Stripping Agent dalam proses penyusunan Job Mix Formula (JMF) Aspal agar Aspal yang dihasilkan mempunyai tahanan dan kekuatan yang lebih baik sehingga mutu Aspal dapat tetap terjaga. Banyak tipe Anti Stripping Agent yang dijual di pasaran dalam bentuk additive cairan seperti merek Derbo ataupun merek lainnya. Akan tetapi, berdasarkan literature-literatur yang diperoleh dari berbagai sumber diketahui bahwa Hydrated Lime dapat juga digunakan sebagai Anti Stripping Agent. Bahkan, material tersebut juga dapat berfungsi sebagai filler sehingga mempunyai 2 (dua) fungsi. (Penjelasan lebih rinci pada Bab V. Inovasi). D. ASPEK ADMINSTRASI KONTRAK 1. Dalam Spesifikasi kontrak Divisi 1.2 disebutkan bahwa Mobilisasi Alat Berat untuk semua pekerjaan harus dilakukan dalam waktu 90 hari setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Memulai Pekerjaan (SPMK). Hal ini menimbulkan permasalahan tersendiri khususnya bagi kontraktor mengingat masa waktu pelaksanaan proyek ini adalah 2 (dua) tahun (sesuai original kontrak) dimana pekerjaan pengasapalan akan dilaksanakan sekitar triwulan ke II tahun kedua proyek berjalan sehingga apabila alat-alat berat yang diperlukan untuk pengerjaan pengaspalan didatangkan pada 90 hari awal maka masa tunggu/idle time alat tersebut sangat lama. Diperlukan koordinasi yang kuat di dalam tim proyek baik dari Kontraktor maupun Engineer di awal proyek sebelum
18
EINRIP EKS-02
SPMK dikeluarkan yang dituangkan ke dalam Pre Construction Meeting (PCM) guna dapat merevisi jadwal mobilisasi alat berat tersebut khususnya yang akan digunakan dalam pekerjaan pengaspalan. 2. Sumber dana untuk Proyek EINRIP Paket EKS-02 terdiri dari 11 (sebelas) % dana APBN dan 89 (delapan puluh sembilan) % dana Loan Australian Agency For International Development (AusAID). Persyaratan umum dan khusus kontrak yang dipakai mengacu pada system FIDIC (Federation Internationale Des IngenieursConseils). Tidak ada kesulitan atau masalah dalam pengimplementasian sistem kontrak FIDIC karena dalam sistem kontrak tersebut telah mengatur segala sesuatunya secara fair. Akan tetapi, mengingat sumber dana dari proyek ini mayoritas berasal dari Loan sehingga dalam proses pengajuan Variation Order untuk penambahan item baru ataupun pekerjaan tambah banyak tahap yang harus dilalui sebelum Variation Order tersebut dapat diterima dan disahkan oleh Owner. Di dalam kontrak umum dan khusus, tidak ada batasan waktu yang pasti untuk pengurusan Variation Order tersebut sehingga diperlukan adanya koordinasi yang kuat di dalam tim proyek baik dari Kontraktor maupun Engineer untuk dapat mengajukan Variation Order secara paralel guna mempercepat proses persetujuan. E. ASPEK K3 DAN LINGKUNGAN PT. PP (Persero) Tbk sebagai Green Contractor mempunyai misi sebagai kontraktor utama dengan waste dan accident 0% pada setiap proyeknya. Perusahan telah menerima penghargaan OHSAS 18001:2007 sebagai perusahan yang memenuhi standar K3 dan ISO 14001:2004 dibidang lingkungan. PT. PP (Persero) Tbk melalui SHEO (Safety Health & Environment Officer) mengikuti segala regulasi pemerintah yang berkaitan dengan K3 dan Lingkungan, untuk dipatuhi oleh karyawan, sub-kontraktor, dan juga supplier untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan di proyek. Langkah-langkah perseroan untuk meningkatkan kesadaran SHE adalah sebagai berikut : 1. Membuat laporan Traffic Management and Safety Plan (TMSP) dimana laporan untuk TMSP tersebut diupdate dan direview setiap 1 bulan sekali berdasarkan kondisi lapangan yang terjadi. Adapun laporan untuk UKL-UPL nantinya akan menjadi syarat yang harus dilengkapi pada saat Provisional Hand Over (PHO). 2. Mengadakan SHE Talk, SHE Patrol, dan SHE Introduction minimal seminggu sekali. Selain itu, dilaksanakan management review SHE tiap 1 bulan sekali. 3. Membuat Laporan Upaya Kendali Lingkungan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL dan UPL) guna mengindentifikasi, mengevaluasi dan mencari solusi atas dampak-dampak serta permasalahan terhadap lingkungan yang terjadi sebelum, selama, ataupun sesudah masa konstruksi berakhir. Adapun laporan untuk UKL-UPL nantinya akan menjadi syarat yang harus dilengkapi pada saat Provisional Hand Over (PHO). 4. Penyuluhan HIV-AIDS yang diadakan setiap 6 bulan sekali guna memberikan kesadaran akan seluruh tim proyek akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh HIVAIDS tersebut mulai dari tingkat Engineer, Owner, Managemen Kontraktor hingga tingkat pekerja. Adapun laporan untuk HIV-AIDS nantinya akan menjadi syarat yang harus dilengkapi pada saat Provisional Hand Over (PHO).
19
EINRIP EKS-02
F. DATA KEUNIKAN BANGUNAN DAN SPESIFIKASI a. Pemadatan Aggregate Kelas A Menggunakan Pneumatic Tired Roller Dalam spesifikasi kontrak disyaratkan untuk material Aggregate Kelas A harus mempunyai nilai CBR min. 90% dan memiliki nilai kepadatan di lapangan minimal 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified). Nilai kepadatan tersebut bisa dicapai di lapangan menggunakan alat berat Vibratory Roller, jika Vibratory Roller tersebut tidak mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan pada Aggregate Kelas A. Bila pada saat dilakukan pemadatan Aggregate Kelas A, Vibratory Roller mengakibatkan terjadinya kerusakan atau degradasi berlebihan maka pemadatan AKHIR harus dilakukan menggunakan alat berat Pneumatic Tired Roller guna mencapai nilai kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Alat Pneumatic Tired Roller umumnya di Indonesia digunakan sebagai alat pemadat pada saat pengaspalan dan bukan sebagai alat pemadat Aggregat Kelas A. Berdasarkan hasil pelaksanaan pemadatan di lapangan, penggunaan Pneumatic Tired Roller sebagai alat pemadat terakhir setelah Vibratory Roller terbukti dapat meningkatkan serta mencapai nilai kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi kontrak. Karena pemadatan dengan menggunakan Pneumatic Tired Roller tidak akan menyebabkan terjadinya segregasi (loose material halus) akibat kelebihan penggetaran alat Vibratory Roller pada saat pemadatan. Terlebih lagi, nilai Abrasi untuk material Aggregat di daerah Kalimantan Selatan mempunyai nilai Abrasi yang cukup tinggi yakni berkisar antara 28 33 % sehingga bila pemadatan hanya menggunakan alat berat Vibratory Roller, dikhawatirkan kepadatan maksimum yang disyaratkan oleh spesifikasi tidak akan tercapai dan malah akan terjadi degradasi berlebihan pada Aggregate Kelas A. Selain itu, pada dasarnya nilai kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi kontrak yaitu kepadatan lapangan minimal 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) bisa tercapai dengan cara Open Traffic (lalu lintas terbuka) yaitu Aggregat Kelas A dibiarkan untuk dilalui kendaraan diatasnya tetapi hal tersebut tentu saja membutuhkan waktu yang lama serta tidak efisien. Terlebih lagi, pada tahun 2013 ini musim hujan berlangsung cukup panjang di daerah Kalimantan Selatan yaitu mulai dari bulan Desember 2012 – Juli 2013 sehingga untuk mempercepat Aggregat Kelas A mencapai kepadatan yang disyaratkan sebelum Aggregat Kelas A menjadi rusak akibat hujan (over water content) maka penggunaan Pneumatic Tired Roller merupakan solusi yang paling efektif.
Gambar 11. Pemadatan Aggregat Kelas A dengan PTR 20
EINRIP EKS-02
b. Penggunaan Alat Power Broom Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan Prime Coat dan Tack Coat Penggunaan alat Power Broom diperlukan sebagai pengganti penggunaan kompresor sebelum Prime Coat dilapis di atas Aggregat Kelas A ataupun saat sebelum Tack Coat dilapis di atas lapis aspal AC Base dan lapis aspal AC Binder Course. Penggunaan Power Broom sangat dianjurkan di dalam spesifikasi dan hal tersebut memang terbukti efektif karena berdasarkan hasil pelaksanaan di lapangan, Power Broom terbukti dapat membersihkan kotoran di atas Aggregat Kelas A sebelum dilapis Prime Coat ataupun di atas lapis aspal AC Base dan lapis aspal AC Binder Course sebelum dilapis Tack Coat. Alat Power Broom selain dilengkapi dengan alat sikat kawat pembersih di kedua sisinya, juga terdapat Vacuum penghisap yang dilengkapi dengan 8 (delapan) titik penyemprot air sehingga dapat mengurangi dan memininalisasi pencemaran debu saat proses pembersihan dilakukan. Pembersihan lapis pondasi Aggregat Kelas A sebelum dilapis Prime Coat serta di atas lapis aspal AC Base serta lapis aspal AC Binder Course sebelum dilapis Tack Coat merupakan hal yang sangat krusial untuk menjamin prime coat serta tack coat dapat meresap dan mengikat material yang dilapis.
Gambar 12. Power Broom
c. Penggunaan Alat Asphalt Distributor Penggunaan Alat Asphalt Distributor digunakan sebagai pengganti Asphalt Sprayer dalam pekerjaan prime coat dan tack coat. Asphalt Distributor dilengkapi dengan 24 nozzles berjarak 10 cm yang berfungsi untuk menyebarkan material prime dan tack coat dari dalam tangki. Penggunaan Asphalt Distributor di Indonesia sangat jarang ditemui di Indonesia dan hanya digunakan dalam proyek-proyek EINRIP saja, bahkan belum semua proyek EINRIP menggunakan alat ini mengingat alat tersebut harus dipesan dan didatangkan dari luar negeri. Hasil keluaran prime dan tack coat dari alat ini sangat memuaskan dan dapat menjamin penyebaran prime dan tack coat tersebut tersebar merata. Dengan kata lain, penggunaan alat ini akan membantu memperbaiki persiapan pengikatan Aggregat Kelas A sebelum Aspal digelar di atasnya.
21
EINRIP EKS-02
Gambar 13. Asphalt Distributor serta hasil Prime Coat menggunakan alat Asphalt Distributor
G. PENGGUNAAN MATERIAL DALAM NEGERI Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai penggunaan Hydrated Lime sebagai filler dan Anti Stripping Agent, material Hydrated Lime ini dipesan dan didatangkan dari daerah Gresik mengingat pada daerah tersebut terdapat banyak pegunungan kapur sehingga material ini merupakan produk lokal dengan kegunaan dan fungsi yang sama dengan anti stripping agent impor. Hydrated Lime ini biasa digunakan sebagai penetralisir limbah asam di daerah pertambangan dan baru digunakan sebagai material filler sekaligus anti stripping agent di proyek EINRIP paket EKS-02 (Penjelasan pada Bab V. Inovasi).
IV. ASPEK PERENCANAAN PELAKSANAAN PROYEK -
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK Salah satu wujud manajemen proyek adalah pembentukan struktur organisasi proyek. Struktur organisasi proyek meliputi pembagian tugas dalam suatu proyek beserta penjelasan siapa saja yang bertanggung jawab didalamnya. Diharapkan melalui pemilihan struktur organisasi proyek yang tepat, perencanaan metode pelaksanaan yang efektif, serta menetapkan target-target dari beberapa aspek kegiatan selama proses pelaksanaan kriteria kinerja proyek yang baik (secara Biaya, Mutu, Waktu) dapat tercapai.
22
EINRIP EKS-02
Gambar 14. Struktur Organisasi Proyek EINRIP EKS-02
Pemilihan bagan struktur organisasi tim proyek dipertimbangkan agar dapat mengakomodir segala aspek terkait dalam pekerjaan jalan secara menyeluruh. Project Manager selaku pimpinan tertinggi proyek membawahi beberapa manager yang terkait pelaksanaan pembangunan, antara lain: Site Engineer Manager (SEM) dan Site Administration Manager (SAM). Hal ini dilakukan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan secara terfokus pada bidang masing-masing. Untuk mencapai target waktu pelaksanaan, tim pelaksana lapangan dibagi menjadi 2 tim untuk pekerjaan Aggregat-Aspal dan pekerjaan Galian-Timbunan. General Superintendent (GSP) selaku kepala pelaksana membawahi beberapa Superintendent (SP) atau pelaksana sesuai dengan bidang masing-masing. Dengan pembagian tersebut, pelaksanaan kegiatan di lapangan dapat dilakukan dan diawasi secara lebih ketat dan terfokus sehingga target waktu yang disyaratkan dapat tercapai. Untuk mencapai target mutu pelaksanaan, tim quality lapangan dibagi menjadi 2 tim untuk pekerjaan Aspal serta untuk pekerjaan Aggregat-Timbunan. Quality Control Engineer (QCE) selaku kepala quality membawahi laborat dan staff Quality Control (QC) sesuai dengan bidang masing-masing. Dengan pembagian tersebut, pelaksanaan pengawasan mutu di lapangan dapat dilakukan dan diawasi secara lebih ketat dan terfokus sehingga target kualitas yang disyaratkan dapat tercapai. Untuk menjamin keselamatan para pengguna jalan dan keselamatan kerja tim proyek selama masa konstruksi, proses pekerjaan lapangan juga diawasi secara ketat oleh SHE Officer yang juga bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan kelestarian lingkungan proyek. Dalam pekerjaan proyek jalan EINRIP paket EKS-02
23
EINRIP EKS-02
SHE officer selalu rutin untuk mengecek kondisi rambu-rambu, temporary barrier serta hal-hal lain guna memastikan tidak ada obyek berbahaya yang dapat menghambat serta membahayakan keselmatan dan kenyamanan para pengguna jalan. -
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI START
PREPARATION
MOBILIZATION
STRUCTURE
DRAINAGE
EARTHWORKS
GRANULAR PAVEMENT
FLEXIBLE PAVEMENT - CARRIAGEWAY
PAVEMENT WIDENING AND SHOULDERS
FLEXIBLE PAVEMENT - SHOULDERS
REINSTATEMENT AND MINOR WORKS
FINISH
Gambar 15. Flowchart Pekerjaan Proyek EINRIP EKS-02
24
EINRIP EKS-02 a. Pekerjaan Persiapan
STA 5+600
Toilet
Proje ct Base Cam p La bo rat ori u m
Barrack
Fence
Workshop Workshop Storage
Field
Parking Area
Security Post
Gambar 16. Base Camp Proyek EINRIP EKS-02
Base Camp Proyek dirancang sedemikian rupa dan berlokasi di tengah lokasi proyek guna mempermudah pengawasan dan mobilitas personil proyek.
25
EINRIP EKS-02
Gambar 17. Fasilitas Proyek EINRIP EKS-02
b. Mobilisasi Alat Berat
Berdasarkan pada Spesifikasi Umum Kontrak Divisi 1.2 Mobilisasi Alat Berat dilakukan 90 hari setelah Surat Perintah Memulai Pekerjaan (SPMK) diterima oleh Kontraktor. Namun, khusus untuk peralatan pengaspalan mobilisasi alat berat akan dilakukan menjelang pekerjaan pengaspalan dimulai (perubahan berdasarkan hasil Pre Construction Meeting). Adapun alat berat yang dimobilisasi antara lain :
26
EINRIP EKS-02
Gambar 18.
Gambar 19.
Vibratory Roller
Motor Grader
Gambar 20.
Gambar 21.
Excavator
Pneumatic Tired Roller
c. Pekerjaan Saluran Drainase
1. Pekerjaan Saluran Drainase Terbuka STA Akhir
STA Awal
Alur pekerjaan saluran terbuka dimulai dari STA akhir menuju ke STA awal karena nantinya pekerjaan pengaspalan akan dimulai dari STA akhir. Penggalian dilakukan menggunakan Excavator (kedalaman bervariasi) dengan slope / kemiringan saluran dibuat menuju ke arah outlet terdekat (crossing drainage/box culvert) supaya air dapat mengalir dan tidak menggenang. Hasil material galian diangkut dan dibuang menggunakan Dump Truck menuju ke disposal area (8 km dari lokasi proyek).
27
EINRIP EKS-02
2. Pekerjaan Saluran Beton U-Ditch STA Akhir
STA Awal
STA Akhir
STA Awal
STA Akhir
STA Awal
STA Akhir
STA Awal
28
EINRIP EKS-02
Pada proyek EINRIP Paket EKS-02 terdapat saluran beton U-Ditch sepanjang 5,400 m. Mempertimbangkan kondisi eksisting proyek berupa tanah rawa maka guna mempercepat waktu pengerjaan sekaligus menjaga mutu yang dihasilkan, metode pengerjaan untuk U-Ditch dilakukan dengan sistem Precast. Dimensi 1 (satu) unit UDitch adalah panjang 1,2 m; lebar 1.4 m; tinggi 1.0 m dan tinggi 1.35 m (dua tipe). Alur pekerjaan saluran beton U-Ditch dimulai dari STA akhir menuju ke STA awal karena nantinya pekerjaan pengaspalan akan dimulai dari STA akhir. Penggalian dilakukan menggunakan Excavator dengan kedalaman rata-rata sekitar 1.14 m untuk mengganti material eksisting dengan material Common Embankment (0.64 m) dan Selected Granular for Swampy Area (0.50 m) sebagai pondasi U-Ditch. Hasil material galian diangkut dan dibuang menggunakan Dump Truck menuju ke disposal area (8 km dari lokasi proyek). Pekerjaan U-Ditch dilakukan setiap interval panjang 50-75 m dimana di kedua sisi galian akan dipasang Cofferdam sebelum proses dewatering dilakukan. Material Common Embankment (0.64 m) dan Selected Granular for Swampy Area (0.50 m) diangkut dari quarry menggunakan Dump Truck 8 m3. Material yang diangkut oleh Dump truck tidak dibuang menjadi 1 (satu) tumpukan tetapi dibuang merata ke arah lokasi U-Ditch akan dipasang. Pemadatan material Common Embankment (0.64 m) dan Selected Granular for Swampy Area (0.50 m) dilakukan secara layer by layer menggunakan Tamping Rammer. U-Ditch diangkut ke lokasi proyek menggunakan Flat Bed truck dan dipasang di lokasi menggunakan Forklift dan Excavator (tergantung topografi lokasi U-Ditch yang akan dipasang). - Permukaan U-Ditch rata / tidak geripis - Pemasangan U-Ditch lurus - Slope Elevasi U-Ditch mampu mengalirkan air
Gambar 22. U-Ditch
29
EINRIP EKS-02 d. Pekerjaan Cross Drainage / Box Culvert
- Pemasangan rambu-rambu dan barrier - Pemasangan Cofferdam - Proses dewatering
- Penggalian Box Culvert ½ Bentang - Material hasil galian dibuang menggunakan Dump Truck ke disposal area
- Pemancangan menggunakan dolken piles dia. 10 cm panjang 2.5 m. Dolken dipasang dengan jarak 25 cm.
- Penghamparan material Sand Bedding tebal 20 cm setelah proses pemancangan selesai dilaksanakan.
30
EINRIP EKS-02
- Pemadatan material Sand Bedding tebal 20 cm menggunakan Tamping Rammer.
- Pengerjaan Lantai Kerja K125 tebal 10 cm. - Pemasangan precast Box Culvert . - Detail penyambungan Box Culvert terlampir
- Backfill menggunakan material Granular Selected Embankment. - Penimbunan dilakukan layer by layer menggunakan Tamping Rammer dan atau Baby Roller.
Pada Proyek EINRIP paket EKS-02 terdapat total 31 unit Cross Drainage dengan rincian 30 unit Box Culvert dan 1 unit Reinforced Concrete Pipe (RCP). Mempertimbangkan kondisi eksisting proyek berupa tanah rawa maka guna mempercepat waktu pengerjaan sekaligus menjaga mutu yang dihasilkan, metode pengerjaan Box Culvert dilakukan dengan sistem Precast. Selain itu, dengan mempertimbangkan faktor keselamatan dan kenyamanan para pengguna jalan agar pengerjaan Box Culvert tidak memerlukan durasi pengerjaan yang terlalu lama sehingga dapat mengganggu akses jalan maka dipilihlah sistem precast dibandingkan
31
EINRIP EKS-02
dengan sistem konvensional yang harus menunggu umur beton terlebih dahulu sebelum bisa dilalui oleh kendaraan diatasnya. Selain itu, pekerjaan Box Culvert tersebut dilakukan di lokasi kali/sungai-sungai kecil yang memiliki arus cukup deras dan debit air yang tinggi karena sungai-sungai kecil tersebut bermuara dekat dengan Sungai Besar Anjir sehingga perlu usaha maksimum dan perhitungan secara cermat dalam pembangunan Cofferdam/bendungan sementara supaya Cofferdam tersebut mampu menahan debit air yang melintas, terutama saat kondisi air pasang tinggi. Pada proyek EINRIP paket EKS-02 ini Jumbo bag digunakan sebagai Cofferdam guna menahan debit air yang melintas. Sama halnya dalam pekerjaan saluran beton U-Ditch, alur pengerjaan Box Culvert dilakukan dari STA akhir menuju STA awal. Metode pengerjaan Box Culvert dilakukan per ½ (setengah) bentang mengingat bila dikerjakan sekaligus dalam 1 (satu) bentang, akses jalan akan terputus sedangkan pembuatan jalan sementara tidak memungkinkan untuk dilakukan karena di lokasi tersebut merupakan tanah rawa sehingga memerlukan proses dan waktu yang lama untuk membuat jalan sementara. Terdapat empat tipe precast Box Culvert, yaitu:
Gambar 23. Box Culvert Tipe I
Gambar 24. Box Culvert Tipe II
Gambar 25. Box Culvert Tipe III
32
EINRIP EKS-02
Gambar 26. Box Culvert Tipe IV
Gambar 27. Pekerjaan Cofferdam / Bendungan Sementara
33
EINRIP EKS-02 - Permukaan Box rata / tidak geripis - Pemasangan Box lurus - Slope Elevasi Box mampu mengalirkan air - Kepdatan Timbunan Box sesuai Spesifikasi
Gambar 28. Box Culvert e. Pekerjaan Earthworks START
Measuring and Staking Out MC-0% Quantity Measurement NO
Excavation according to design elevation NO Check
Check YES Mobilization of Equipment NO
YES
Preparation of Signs & Traffic Management
Check
YES Suitable excavated material for embankment, others sent to disposal area
FINISH
Gambar 29. Flowchart Galian Bahu Jalan
34
EINRIP EKS-02
Flowchart diatas menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum memulai galian pada bahu jalan. Hal yang perlu menjadi perhatian disini adalah perlu adanya kedisiplinan serta ketelitian saat melakukan staking out sehingga pada saat proses penggalian akan dimulai, operator excavator tidak akan melakukan kesalahan dalam melakukan penggalian. Selain itu, karena di lokasi proyek EINRIP EKS-02 ini volume kendaraan yang melintas sangat tinggi, perlu adanya persiapan manajemen lalu lintas yang matang sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar tanpa membuat pengguna jalan merasa tidak nyaman dan terganggu.
Gambar 30. Patok Acuan Elevasi
Gambar 31. Pemasangan Rambu-Rambu
As Jalan
- Penggalian Bahu Jalan menggunakan Excavator. - Pasa saat proses penggalian berlangsung air mulai masuk ke area galian (lihat gambar). Pekerjaan Pondasi Bahu Jalan
35
EINRIP EKS-02
As Jalan
- Sebelum material Granular Selected Embankment (GSE) for Swampy dihampar, material Geotextile digelar dibawahnya agar material GSE tidak tercampur dengan material Sub Grade. - Penghamparan material Aggregat Kelas B menggunakan Motor Grader. - Pemadatan material GSE for Swampy menggunakan Vibratory Roller 10 Ton sebayak 10 kali lintasan. - Tebal GSE yang dihampar adalah 40 cm sehingga pemadatan harus dilakukan per 20 cm (layer by layer). Diantara material GSE tersebut dipasang material Geogrid. - Setiap lapis GSE selesai dipadatkan dilakukan tes Sand Cone untuk mengetahui kepadatannya. As Jalan
- Pemadatan material Aggregate kelas B Vibratory Roller 10 Ton sebayak 14 kali lintasan yang diikuti dengan penyiraman air (kadar air max 6 %) guna mencapai 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified). - Sand Cone Test per 50 m untuk mengecek kepaatan Aggregat Kelas B
Gambar 32. Pemasangan Geotextile
Gambar 33. Pemadatan GSE lapis 1 36
EINRIP EKS-02
Gambar 34. Pemasangan Geogrid
Gambar 35. Pemadatan GSE lapis 2
Gambar 36. Penghamparan Aggregat Kelas B
Gambar 37. Pemadatan Aggregat Kelas B
37
EINRIP EKS-02 f.
Pekerjaan Granular Pavement
START
Measuring and Staking Out MC-0% Quantity Measurement NO
YES Check the Existing Road Condition, Damage or Not NO
YES
Check
Check
YES Reconstruction the Damage Road
Mobilization of Equipment NO
Hauling Material Aggregate Class A from Quarry & Dump
Preparation of Signs & Traffic Management
Spreading Aggregate Class A
YES Compaction of Aggregate Class A
Check
Check 3 % Crossfall of Aggregate Proof Rolling and Sand Cone Test Gambar 38. Flowchart Pekerjaan Aggregat Kelas A
NO Check
FINISH
38
EINRIP EKS-02
Gambar 39. Pekerjaan Aggregat Kelas A
Penjelasan Pelaksanaan Aggregat Kelas A : -
Perbaikan badan jalan yg rusak dengan menggali badan jalan tersebut hingga sub grade. Sub grade dipadatkan/dirapikan untuk kemudian digelar Geotextile diatasnya. Aggregate Kelas A (tebal bervariasi) didump digelar diatas Geotextile. Diantara Aggregat Kelas A dipasang Geogrid. Aggregat Kelas A dipadatkan layer by layer, jika sudah padat maka dilakukan tes Sand Cone.
-
Pemasangan patok-patok elevasi oleh Surveyor per 10-15 m sebagai acuan elevasi pekerjaan Aggregat Kelas A sesuai Desain. Patok-patok elevasi di pasang di kedua sisi jalan.
39
EINRIP EKS-02
-
Material Aggregate Kelas A diangkut dari quarry menggunakan Dump Truck 8 m3. Dump material disesuaikan dengan kebutuhan lapangan (jarak tumpukan ditentukan). Penempatan material ditempatkan disalah satu sisi kiri / kanan jalan sehingga tidak mengganggu akses jalan. Di setiap tumpukan material dipasang rambu peringatan.
-
Aggregat Kelas A dihampar diatas permukaan yang kering (tidak basah). Ketinggian hamparan mengikuti patok elevasi Surveyor yang sudah terpasang. Spreading Aggregate Kelas A menggunakan Motor Grader.
-
-
Pemadatan Aggregate Kelas A tebal 20 cm dengan menggunakan Vibratory Roller 10 ton dan Pneumatic tired Roller saat pemadatan akhir. Pemadatan dilakukan dengan lintasan sebanyak 10-12 kali. Pemadatan diikuti dengan penyiraman air (sesuai kadar air max 6 %).
-
Pada saat pemadatan dimulai crosfall/kemiringan badan jalan 3 % (atau 1.72 derajat) sesuai desain harus selalu dicek menggunakan waterpass digital.
40
EINRIP EKS-02
-
Setelah padat dilakukan tes Sand Cone dan Proof Rolling menggunakan Dump Truck bermuatan 10 ton pada permukaan Aggregat Kelas A. Bila sat di tes Proof Rolling terdapat material yang masih bergoyang maka material tersebut akan dibongkar lagi untuk kemudian dicampur dengan semen. Tes Sand Cone dilakukan per 50 m.
-
Hamparan Aggregat Kelas A dibiarkan selama 1 hari utk diperoleh kepadatan maksimum dengan catatan tidak hujan Dilakukan karantina pada Hamparan Aggregat Kelas A agar dimensi hamparan tidak berubah
-
41
EINRIP EKS-02
g. Pekerjaan Flexible Pavement
42
EINRIP EKS-02
Penjelasan Pelaksanaan Flexible Pavement : -
Pembersihan Aggregat Kelas A dengan Power Broom sebelum Prime Coat dilapis diatasnya.
-
Pelaksanaan Prime Coat dengan komposisi 1.10 l/m2 dalam suhu 150 derajat. Pelapisan Prime Coat dilakukan menggunakan Asphalt Distributor untuk memperoleh hasil yang optimum. Hasil Prime Coat dibiarkan terlebih dahulu selama 1x 24 jam.
-
Aspal AC Base/AC Binder/AC WC diangkut menggunakan Dump Truck 8 m3 dari Asphalt Mixing Plant (AMP). Aspal didump dari truk ke Asphalt Finisher untuk digelar. Mengingat tebal AC Base yang dihampar sangat tebal yaitu 8 cm sehingga digunakan Asphalt Finisher besar dengan berat 11.5 ton. Penggunaan Asphalt Finisher dengan ban rantai berlapis karet lebih disarankan daripada penggunaan Asphalt Finisher dengan ban roda karena Asphalt Finisher dengan ban rantai berlapis karet dapat menghasilkan elevasi top aspal yang lebih lurus secara vertikal karena tidak terpengaruh oleh ketidakrataan permukaan Aggregat Kelas A.
-
43
EINRIP EKS-02
-
-
-
-
Agar Asphalt Finisher dan untuk mendapatkan kelurusan tepi Aspal, dibuatkan garis bantu menggunakan cat dan benang diatas lapisan yang akan diaspal. Aspal digelar dengan tebal hampar + 30% dari tebal padat (berdasarkan hasil trial). Pada saat penghamparan dilakukan tebal Aspal harus selalu dicek. Begitu juga dengan crosfall/kemiringan jalan 3 %, harus selalu dicek per 3 m. Tepi-tepi Aspal juga harus selalu dipantau kelurusannya.
Sebelum Tandem Roller dan Pneumatic Tired Roller memulai pemadatan, ban atau roda alat-alat tersebut disemprot mengguanakan minyak kelapa sawit guna mencegah aspal menempel saat pemadatan dilakukan. Penyemprotan tersebut juga dilakukan saat alat-alat tersebut sedang memadatkan Aspal. Suhu aspal selalu dicek menggunakan thermometer. Bila suhu di thermometer telah menunjukkan suhu 130 derajat Pemadatan Pertama dengan Tandem sebanyak 2 kali passing harus sudah dilakukan. Bila suhu di thermometer telah menunjukkan suhu 110 derajat Pemadatan dengan Pneumatic Tired Roller sebanyak 14 kali passing harus sudah dilakukan. Finishing pemadatan Aspal dengan Tandem Roller sebanyak 2 kali passing Agar diperoleh sambungan Aspal lama dan baru yang baik dalam artian tidak terdapat “gundukan” pada sambungan aspal tersebut, maka berdasarkan hasil trial di lapangan pemadatan dilakukan dengan posisi tandem melintang sehingga dapat memberikan rasa nyaman pada para pengguna jalan.
44
EINRIP EKS-02
Gambar 40. Pemadatan Sambungan Aspal Lama dan Aspal Baru Menggunakan Tandem Roller Secara Melintang dan Pengecekan Hasil Pemadatan tersebut.
-
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Master Schedule dan Schedule Addendum terlampir.
-
PROJECT QUALITY PLAN Kebijakan Mutu, K3 dan Lingkungan merupakan salah satu upaya PT. PP untuk menekan atau mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan tetap mengedepankan mutu hasil pekerjaan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Gambar 41. Kebijakan mutu dari perusahaan tertuang dalam Quality Policy, yaitu:
45
EINRIP EKS-02
1. Peduli keinginan dan kepuasan pelanggan 2. Peningkatan Kualitas yang berkesinambungan 3. Pendekatan Rekayasa Teknik maupun Bisnis 4. Pemanfaatan Teknologi Mutakhir 5. Profesionalisme SDM yang berwawasan Global
Pengendalian quality proyek merupakan kunci utama dalam pencapaian target mutu suatu perusahaan karena hal ini adalah suatu proses untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan yang nantinya akan berdampak positif bagi citra perusahaan.
Tindak lanjut dari perencanaan kualitas adalah pelaksanaan quality prosedur yang merupakan alur kegiatan yang ditetapkan dan harus dipenuhi untuk mencapai target kualiatas/mutu yang dicita-citakan perusahaan.
46
EINRIP EKS-02
-
TARGET PELAKSANAAN PROYEK Target pelaksanaan yang direncakan pada proyek mengacu pada kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan tersebut meliputi Quality Target, SHE Target, dan Green Target yang telah menjadi pedoman pelaksanaan di seluruh proyek PT PP (Persero) Tbk.
Gambar 42. Green Construction Target
Gambar 43. Quality Target Sipil
47
EINRIP EKS-02
Gambar 45. Safety Target
Gambar 44. Quality Target Sipil
-
Penerapan Aspek K-3 (SAFETY ZERO ACCIDENT) Aspek kesehatan dan keselamatan kerja merupakan tanggung jawab bersama antara seluruh anggota tim proyek, mandor, pekerja, dan semua pihak yang terlibat dalam Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Sukabumi. Komitmen untuk mengutamakan penerapan K-3 di lingkungan proyek
dituangkan dalam program-program yang
diimplentasikan untuk menunjang Zero Accident mengikuti prinsip Plan, Do, Check, and Action. a) Perencanaan (Plan) Perencanaan penerapan aspek K-3 dilaksanakan pada tahap awal pelaksanaan pekerjaan proyek. Dalam tahap ini, ada beberapa hal yang harus direncanakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan K-3 di lapangan. Hal ini dilakukan agar selama periode pelaksanaan proyek, target K-3 yang telah ditetapkan dapat tercapai. Adapun hal yang terkait aspek perencanaan K-3 rinci dapat dilihat sebagai berikut: a. Membuat IBPPR (Identifikasi Bahaya, Peneilaian dan Pengendalian Resiko) dan IPPAL (Identifikasi, Pengendalian dan Pemantauan Aspek Lingkungan); b. Membuat Objek Target Program (OTP); c. Membuat Target Pencapaian SHE;
48
EINRIP EKS-02
d. Membuat Struktur Organisasi SHE, yang terdiri dari: Struktur Organisasi Proyek, Struktur Organisasi Tanggap Darurat, Struktur Organisasi Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3); e. Membuat Schedule Pelaksanaan SHE, yang terdiri dari: SHE Induction, SHE Talk, SHE Inspection, SHE Patrol, SHE Meeting, Pembersihan Area, Pemantauan dan Pengukuran SHE, Simulasi Tanggap Darurat, Pemeriksaan Kesehatan Pekerja, SHE Training; f. Membuat Rencana Anggaran Pembiayaan SHE; g. Membuat Site Installation SHE; h. Membuat Rencana Penempatan Fasilitas SHE; i. Membuat Rencana Kebutuhan APD (Alat Pengaman Diri) Pekerja; j. Membuat Traffic Management Proyek; k. Membuat Jalur Evakuasi; l. Membuat Security Plan; m. Membuat Daftar Nama dan Nomor Telepon Instansi Terkait; n. Membuat materi SHE Induction; o. Membuat SOP (Standart Operation Procedure) aspek kegiatan SHE; p. Merencanakan Target Kualitas SHE.
b) Pelaksanaan (Do) Perencanaan aspek K-3 yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya dilaksanakan secara periodik selama masa pelaksanaan pekerjaan proyek. Pelaksanaan aspek K-3 di lingkungan proyek terdiri dari : a. Evaluasi IBPPR dan IPPAL; b. Penerapan kegiatan SHE, yang terdiri dari : SHE Induction, SHE Talk, SHE Patrol, SHE meeting, Pembersihan area proyek, Pemantauan dan Pengukuran SHE, Simulasi Tanggap Darurat, Pemeriksaan Kesehatan Pekerja (Jamsostek), Training SHE; c. Membuat Record Pelaksanaan dari kegiatan SHE, yang terdiri dari : Safety and Health
Performance
Meassurement,
Environmental
Performance,
Safety,
Housekeeping, and Environmental Assessment, Laporan Non-Conformance K3L, Surat Peringatan K3L, Surat Ijin Bekerja, Laporan Harian K3L, Laporan Investigasi Insident/ Sakit dan Penyelesaiannya, dan Laporan Bulanan K3L; d. Evaluasi Peraturan K3L
49
EINRIP EKS-02
2
1
3
4
5
7
6
8
Gambar 46. No.1 SHE Meeting dengan Engineer dan Bintek No.2 Pekerja memakai APD lengkap No.3 Safety Induction No.4 SHE Talk No.5 SHE Meeting dengan Road Safety Audit No.6 Penyuluhan HIV-AIDS No.7 Standar APD Proyek No.8 Implementasi Rambu-Rambu saat pekerjaan 50
EINRIP EKS-02
c) Pemeriksaan (Check) Proses pemeriksaan aspek K-3 dilakukan selaras dengan pelaksanaan di lapangan. Hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan aspek K-3 di proyek antara lain : a. Inspeksi Pelaksanaan SHE; b. Audit Pelaksanaan SHE.
d) Tindakan (Action) Tindakan diberikan setelah adanya hasil pemeriksaan terhadap aspek K-3 yang telah dilakukan. Dalam proses ini, dilakukan evaluasi dan review hasil pelaksanaan K-3 serta dilakukan perbaikan apabila terdapat penyimpangan terhadap pelaksanaan aspek K-3 terhadap perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kebijakan K3 dan Lingkungan
Gambar 47. SHE Policy
51
EINRIP EKS-02
SHE Policy Perusahaan : 1. Mencegah terjadinya cedera dan sakit akibat kerja, 2. Melakukan perbaikan yang berkesinambungan terhadap Keselamatan, Kesehatan kerja dan Pengelolaan Lingkungan dengan melibatkan pihak terkait, 3. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat dan mempertimbangkan Dampak Lingkungan dalam setiap kegiatan kerja, 4. Penerapan Sistem Manajemen SHE selalu mengikuti peraturan-peraturan dan persyaratan lain yang berlaku.
-
Manajemen Risiko sebelum Pekerjaan Proyek Berlangsung
Analisa Risiko menggunakan program bantu irisq.net (lihat gambar di atas) guna membantu mengidentifikasi, menganalisa serta menyelesaikan risiko-risiko yang ada ataupun yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan proyek sehingga Tim Proyek siap dalam menghadapi, mengelola serta meminimalisasi risiko-risiko tersebut.
52
EINRIP EKS-02
V. INOVASI Inovasi yang digunakan dalam pelaksanaan proyek jalan EINRIP Paket EKS-02 adalah : -
Penggunaan Hydrated Lime sebagai Filler dan Anti Stripping Agent Kondisi lapangan proyek EINRIP EKS-02 yang memiliki curah hujan tinggi, beban lalu lintas yang padat (banyak truk bermuatan berat) dan berlokasi didaerah rawa dikhawatirkan dapat menyebabkan penurunan mutu Aspal. Berdasarkan pertimbangan diatas, perlu adanya tambahan material khusus berupa Anti Stripping Agent dalam proses penyusunan Job Mix Formula (JMF) Aspal agar Aspal yang dihasilkan mempunyai tahanan dan kekuatan yang lebih baik sehingga mutu Aspal dapat tetap terjaga. Banyak tipe Anti Stripping Agent yang dijual di pasaran dalam bentuk additive cairan seperti merek Derbo ataupun merek lainnya. Akan tetapi, berdasarkan literatureliteratur yang diperoleh dari berbagai sumber diketahui bahwa Hydrated Lime dapat juga digunakan sebagai Anti Stripping Agent. Bahkan, material tersebut juga dapat berfungsi sebagai filler sehingga mempunyai 2 (dua) fungsi. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dipilihlah material Hydrated Lime (HL) sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah kondisi lapangan proyek EINRIP EKS-02 yang memiliki curah hujan tinggi, beban lalu lintas yang padat (banyak truk bermuatan berat) dan berlokasi didaerah rawa. Permasalahannya di Indonesia belum ada yang menggunakan material Hydrated Lime (HL) sebagai Anti Stripping Agent sehingga dikhawatirkan material tersebut tidak tersedia di Indonesia. Akan tetapi, dengan semangat tinggi tim proyek dalam melakukan inovasi diperolehlah material Hydrated Lime (HL) tersebut di kota Gresik. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari penjual Hydrated Lime di kota Gresik tersebut, ternyata material Hydrated Lime (HL) sering digunakan sebagai stabilitator Air Asam Tambang namun belum pernah ada pembeli yang menggunakan material tersebut sebagai Anti Stripping Agent pada proses pengaspalan. Dari hasil pelaksanaan di lapangan, diperoleh hasil bahwa Hydrated Lime (HL) terbukti dapat meningkatkan nilai Retained Stability.
53
EINRIP EKS-02
Adapun literature yang membahas tentang kegunaan Hydrated Lime sebagai Filler dan Anti Stripping Agent adalah sebagai berikut :
54
EINRIP EKS-02
55
EINRIP EKS-02
56
EINRIP EKS-02
Gambar 48. Kiri : JMF AC Binder tanpa Hydrated Lime Kanan : JMF AC Binder dengan Hydrated Lime
Gambar 49. Material Hydrated Lime
VI. REALISASI PEKERJAAN Pada proyek EINRIP Paket EKS-02 terdapat kendala yang menyebabkan pekerjaanpekerjaan utama tidak dapat segera dilaksanakan. Hal ini disebabkan dalam masa Field Engineering diketahui bahwa terdapat utilitas pada bahu jalan berupa pipa PDAM, kabel Tekom dan kabel Indosat yang tidak tercover dalam BoQ kontrak. Untuk kabel Telkom
57
EINRIP EKS-02
dan kabel Indosat pada akhirnya tidak menjadi suatu masalah yang menghambat pelaksanaan pekerjaan karena kabel-kabel tersebut akan dipindah sendiri oleh pihak Telkom dan Indosat. Kendala utama terdapat pada pipa PDAM, selain karena pipa-pipa tersebut terletak di sepanjang kedua sisi jalan, pipa PDAM tersebut diterima oleh PDAM Marabahan sebagai asset walaupun pengelolaannya dibawah pengawasan PDAM Marabahan. Berdasarkan hal tersebut, Owner, Engineer, dan Kontraktor berdiskusi dengan pihak PDAM Marabahan dan diperoleh keputusan bahwasanya pekerjaan relokasi pipa PDAM tersebut akan dimasukkan ke dalam item Bill of Quantity proyek EINRIP EKS-02 sebagai pekerjaan tambah. Pipa PDAM terletak di bawah bahu jalan existing dimana terdapat 5 jenis diameter dengan kedalaman bervariasi (15-70 cm) sehingga menyebabkan pelaksanaan pekerjaan pelebaran tidak dapat dimulai karena sesuai dengan design di bawah bahu jalan existing tersebut terdapat selected granular setebal 40 cm dan aggregat kelas B setebal 20 cm.
: : : : :
Pipa Diameter 50 mm (berlokasi pada kedalaman bervariasi antara 15 – 40 cm) Pipa Diameter 75 mm (berlokasi pada kedalaman bervariasi antara 20 – 30 cm) Pipa Diameter 100 mm (berlokasi pada kedalaman bervariasi antara 40 – 65 cm) Pipa Diameter 150 mm (berlokasi pada kedalaman bervariasi antara 30 – 40 cm) Pipa Diameter 200 mm (berlokasi pada kedalaman bervariasi antara 60 – 70 cm)
Permasalahan Relokasi pipa PDAM ini menyebabkan pekerjaan tertunda selama 8 (delapan) bulan yaitu dari bulan April 2011 – Desember 2011. Besarnya alokasi tambahan dana yang diperlukan untuk merelokasi pipa PDAM tersebut sehingga diperlukan beberapa kali rapat koordinasi dengan banyak pihak terkait turut memberikan dampak lamanya persetujuan untuk item tersebut serta terhambatnya pekerjaan. Praktis, dalam masa menunggu persetujuan dan legal untuk pekerjaan Relokasi Pipa PDAM tersebut Kontraktor hanya mengerjakan pekerjaan yang tidak berhubungan langsung oleh pipa PDAM tersebut seperti pekerjaan perawatan jalan eksisting / patching, Clearing and Grabing serta produksi precast U-Ditch dan precast Box Culvert. Hal ini disebabkan pekerjaan pondasi pelebaran jalan tidak bisa dimulai bila pipa-pipa PDAM tersebut belum terelokasi.
58
EINRIP EKS-02
Akibat tertundanya pekerjaan selama 8 (delapan) bulan tersebut serta adanya pekerjaan tambah relokasi pipa PDAM, Kontraktor mengajukan perpanjangan waktu selama 10 (sepuluh) bulan. Perpanjangan waktu ini disetujui dan disahkan dalam Addendum Kontrak No.4 tanggal 18 Desember 2012.
Gambar 50. Pipa PDAM
VII.
DOKUMENTASI FOTO (TERLAMPIR) A. Foto bagian bangunan yang sudah selesai (dari berbagai sudut) ukuran 5R B. Foto bangunan dalam proses (tahap pelaksanaan) ukuran 5R (Terlampir)
Jakarta, 10 Oktober 2013 Corporate Secretary PT. PP (Persero) Tbk
Ir. Taufik Hidayat, M.Tech
59