FORMULIR PENDAFTARAN
PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2014 Judul Karya: Perancah Struktur Balok & Lantai menggunakan Shoring Truss pada Proyek Jembatan Dolago Sulawesi Tengah Kategori Karya
X
Metode Konstruksi Teknologi Konstruksi Arsitektur Teknologi Tepat Guna
Diajukan oleh: PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................
01
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
02
DATA UMUM .............................................................................................................
03
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA PKKI 2014 .........................................
04
PROPOSAL KARYA .................................................................................................
05
A. Abstraksi ............................................................................................................
06
B. Data Teknis ........................................................................................................
24
C. Keunggulan Karya ............................................................................................
25
D. Data Pendukung Lainnya .................................................................................
26
2
3
4
Metode Konstruksi Perancah Struktur Balok & Lantai menggunakan Shoring Truss pada Proyek Jembatan Dolago Sulawesi Tengah
A. ABSTRAKSI Jembatan Dolago bagian jalan Trans Sulawesi merupakan jembatan beton prategang yang memiliki total panjang 110 m, panjang bentang utama 70 m yang berkonstruksi beton pelengkung, lebar jembatan 14,5 m. Jembatan ini dibangun diatas sungai yang sering terjadi banjir bandang dan membawa material sampah beserta kayu. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk pelaksanaan bentang utama jembatan digunakan Metode System Shoring Truss. Dengan metode ini, bentang jembatan sepanjang 70 m hanya menggunakan 2 buah temporary pier. Beberapa keuntungan pelaksanaan pekerjaan bentang utama dengan Shoring Truss adalah : 1. Dapat menahan seluruh beban beton dan begisting serta perancah yang menjadi beban pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi di bentang utama. 2. Memitigasi risiko kerusakan pada masa pelaksanaan akibat banjir yang membawa material kayu.
1. Latar Belakang Pada tanggal 12 Agustus 2012 telah terjadi bencana banjir bandang di Sungai Dolago, Desa Boyantongo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Peristiwa itu mengakibatkan Jembatan Dolago yang menghubungkan jalan Trans Sulawesi terputus.
6
Gambar 1.1 Kondisi Pasca Banjir Bandang di Sungai Dolago
Gambar 1.2 Kondisi Pasca Banjir Bandang di Sungai Dolago
Gambar 1.3 Kondisi Pasca Banjir Bandang di Sungai Dolago 7
1.1 Lokasi Pekerjaan
Jembatan Dolago Km 89 + 900
Gambar 1.4 Lokasi Pekerjaan Jembatan Dolago
Gambar 1.5 Lay Out Jembatan Dolago 8
Gambar 1.6 Rencana Jembatan Dolago
2. Metode Konstruksi Perancah Jembatan Dolago menggunakan System Shoring Truss 2.1 Bagian-Bagian dari System Shoring Truss a. Pondasi Pondasi Sytem Shoring Truss adalah menggunakan tiang pancang pipa baja dengan diameter 30 cm, yang dipancang sesuai dengan titik-titik yang telah ditentukan sedalam 15 m. b. Caping Caping adalah penutup kepala tiang pancang dimana akan dijadikan sebagai tempat dudukan Slipper Beam serta Cross Beam dan akan membuat ikatan antar tiang pancang. c. Slipper Beam diatas caping Posisinya diatas Caping tiang pancang, menghubungkan antar tiang pancang
dengan
arah
sejalur
dengan
konstruksi.
Slipper
Beam
merupakan Profil baja ukuran H 350 mm x 500 mm. d. Cross beam diatas caping Cross Beam merupakan Profil baja type H 350 mm x 500 mm yang dipasang diatas Slipper Beam dengan arah melintang e. Shoring Merupakan rangkaian tiang profil baja yang dirangkai sehingga membentuk suatu konstruksi penopang yang menahan beban/konstruksi diatasnya, ketinggian shoring 3 m diatas slipper beam. 9
f. Cross beam diatas Shoring Merupakan Profil Baja type H 350 mm x 500 mm yang berfungsi untuk merangkai beberapa shoring menjadi satu kesatuan pada arah melintang. g. Slipper beam diatas Shoring Merupakan Profil Baja type H 350 mm x 500 mm yang berfungsi untuk merangkai beberapa shoring menjadi satu kesatuan. h. Screw Jack Screw Jack merupakan unit pengungkit yang berfungsi untuk mengatur ketinggian truss yang akan dipasang diatas shoring. i. Cross Beam diatas Screw jack Cross beam ini berfungsi sebagai pengikat dari screw jack yang akan juga menjadi tumpuan dari Truss. j. Truss Merupakan konstruksi yang akan digunakan sebagai penopang perancah. k. Baja profil I Merupakan bagian paling atas dan digunakan sebagai landasan begisting.
k j
h
i
g
f e d
c
b a Tanah
Gambar 2.1 Sket Konstruksi System Shoring dengan Truss
10
2.2 Metode pemasangan System Shoring dengan Truss 2.2.1 Pekerjaan Persiapan a. Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan gambar perencanaan perancah dan begisting yang akan dipasang dalam pembangunan Jembatan Dolago.
Gambar 2.2 Perencanaan perancah dan Begisting Jembatan Dolago
b. Persiapan lahan kerja, yaitu menyiapkan kondisi lahan sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakannya pekerjaan instalasi Shoring dan Truss c. menyiapkan segala kebutuhan baik tenaga, material dan alat yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan Shoring dan Truss 2.2.2 Pekerjaan Pemancangan
Tiang pancang pipa besi
air
Tanah Gambar 2.3 Sket Pemancangan Tiang Pancang Shoring
a. Langkah pertama yaitu menyiapkan titik-titik pemancangan sesuai dengan yang direncanakan pada gambar kerja. b. Pemancangan dilakukan sedalam 15 m, pada kedalaman tersebut didapat daya dukung yang mampu untuk menahan beban seluruh 11
konstruksi yang berada diatasnya. Pemancangan dilakukan dengan menggunakan peralatan Diesel Hammer K 25. Tiang Pancang yang digunakan adalah tiang pancang pipa besi dengan diameter 30 cm.
Gambar 2.4 Pelaksanaan Pemancangan
c. Pemotongan Tiang Pancang Untuk mendapatkan permukaan yang rata, maka tiang pancang yang telah dipancang diukur elevasinya dan dilakukan pemotongan tiang pancang pada elevasi yang sama.
Gambar 2.5 Pemotongan Tiang Pancang
12
2.2.3 Pemasangan Caping/dudukan Slipper Beam air
Tanah Gambar 2.6 Sket Pemasangan Caping
Gambar 2.7 Pemasangan Caping
2.2.4 Pemasangan Slipper Beam diatas Caping Slipper Beam dipasang searah dengan jalur konstruksi menggunakan sambungan mur baut, berfungsi untuk memberi ikatan antar tiang pancang sehingga menjadi kaku.
Slipper Beam
air Tanah Gambar 2.8 Sket Pemasangan Slipper Beam
13
Gambar 2.9 Pemasangan Slipper Beam
Gambar 2.10 Pemasangan Slipper Beam
Gambar 2.11 Slipper Beam yang telah disusun diatas Caping
14
2.2.5 Pemasangan Cross Beam diatas Sliper Cross Beam dipasang pada arah melintang dari susunan tiang pancang. Cross beam Air Tanah
Gambar 2.12 Sket Pemasangan Cross Beam diatas Sliper
Gambar 2.13 Pemasangan Cross Beam
Gambar 2.14 Cross Beam yang sudah terpasang 15
2.2.6 Pemasangan Shoring Baja Profil dirangkai terlebih dahulu membentuk suatu konstruksi yang terdiri dari 4 (empat) buah tiang baja dan baja pengikat yang disambung menggunakan sambungan mur baut. Shoring yang sudah dipasang disambung ke Cross Beam dengan menggunakan sambungan mur dan baut agar terjadi ikatan antar Shoring pada bagian bawah.
Air Tanah
Gambar 2.15 Sket Pemasangan Shoring
Gambar 2.16 Pemasangan Shoring
16
Gambar 2.17 Pemasangan Shoring yang sudah terpasang
2.2.7 Pemasangan Cross Beam dan Slipper Beam diatas Shoring Setelah Shoring terpasang maka pada bagian atas Shoring juga dipasang cross beam dan Slipper beam agar terjalin ikatan antar Shoring pada bagian atas.
Gambar 2.18 Pemasangan Cross Beam dan Slipper Beam
17
Gambar 2.19 Pemasangan Cross Beam diatas Shoring
2.2.8 Pemasangan Screw Jack Screw Jack dipasang diatas Cross Beam digunakan untuk menopang Cross Beam dengan ketinggian yang dapat disesuaikan dengan rencana pemasangan truss.
Gambar 2.20 Sket Pemasangan Screw Jack
18
Gambar 2.21 Pemasangan Screw Jack
2.2.9 Pemasangan Cross Beam diatas Screw Jack Cross Beam dipasang diatas Screw Jack dan digunakan sebagai tumpuan Truss
Gambar 2.22 Sket Pemasangan Cross Beam diatas Screw Jack
19
Gambar 2.23 Cross Beam yang terpasang diatas Screw Jack
2.2.10 Pemasangan Truss Truss yang sudah dirangkai dipasang diatas Cross Beam dengan menggunakan peralatan Crane dan disambung di Cross Beam dengan menggunakan sambungan mur dan baut.
Gambar 2.24 Sket Pemasangan Truss (tampak depan)
20
Gambar 2.25 Sket Pemasangan Truss (tampak samping)
Gambar 2.26 Sket Pemasangan Truss (tampak samping)
Gambar 2.27 Pemasangan Truss dengan Crane
Gambar 2.28 Truss yang sudah terpasang 21
Gambar 2.29 Truss yang sudah terpasang (tampak atas)
2.2.11 Pemasangan Baja Profil I Setelah Truss terpasang maka dilanjutkan dengan pemasangan Baja Profil I untuk dijadikan dudukannya begisting Balok Tie Beam, Balok anak dan Diapragma serta lantai jembatan.
Gambar 2.30 Pemasangan Baja Profil I
Gambar 2.31 System Shoring dengan Truss yang sudah teraplikasi
22
Terpasangnya konstruksi system shoring dengan truss, maka pelaksanaan pekerjaan struktur atas pembangunan jembatan Dolago dapat dimulai antara lain yaitu pemasangan begisting balok tie beam, balok anak dan diapragma serta lantai jembatan.
Gambar 2.32 Pemasangan Begisting Balok Tie Beam
3. Landasan Teori 3.1 Pondasi Tiang pancang Pondasi yang digunakan untuk Shoring adalah baja diameter 30 cm tebal 0,90 cm (standar ASTM), kedalaman tiang pancang 15 m ditentukan dari hasil Boring/Standart Penetration Test (SPT). Dalam 1 (satu) kelompok shoring terdapat 40 buah tiang yang mendukung beban pada saat pelaksanaan sampai selesai pekerjaan. 3.2 Shoring Truss Hasil perhitungan Shoring Truss terlampir.
23
B. DATA TEKNIS 1.
Lokasi Karya
2.
Implementasi Karya*)
Perigi Moutong, Sulawesi Tengah Bidang Sumberdaya Air X Bidang Jalan dan Jembatan Bidang Bangunan Gedung Bidang Perumahan/Permukiman Lainnya (Sebutkan!)
*)
Pilih yang sesuai
…………....................................................
3.
Nilai Kontrak
Rp. 45.717.328.000,00 (Include PPN)
4.
Jangka Waktu Kontrak
540 Hari (18 bulan)
5.
Waktu Pelaksanaan
03-07-2013
Konstruksi 6.
Waktu Mulai Berfungsi
23-12-2014 (Shoring Truss sudah selesai dilaksanakan per 06 Juli 2014)
24
C.
KEUNGGULAN KARYA
NO I
UNSUR INOV ASI Orisinal Inspiring
Kreatif Landasan Teori Kebaruan (Novelty) II
III
IV
PENJELASAN
DAY A S AING Skope (Regional / Nasional/ Internasional) Material Lokal SDM Lokal Peralatan Lokal Mutu Aspek Keselamatan (manusia, publik, property) Efisiensi (Biaya Murah) BERKELANJUTAN Aspek Ekonomi (Benefit Besar) Aspek Lingkungan (Low Energy, Low Waste, Low Emision) Aspek Sosial (Penyerapan tenaga kerja, Kearifan budaya lokal) LAINNYA Pasca Pelaksanaan
Belum pernah diaplikasi pada jembatan bentang panjang (70 m) di sungai Mitigasi risiko yang membahayakan saat pelaksanaan konstruksi akibat banjir bandang yang membawa material kayu Sistem tersebut aman untuk pelaksanaan bentang panjang Mekanika Tanah dan Mekanika Teknik Internasional
100 % 100 % 100 % Sesuai standar test PU dan Konsultan Zero Accident
Produktifitas tinggi, waktu pelaksanaan singkat Lebih murah (bisa dipakai berulang-ulang) Mudah dipasang dan dibongkar Ramah lingkungan
Menyerap tenaga kerja lokal
Material Shoring Truss bisa difungsikan untuk pekerjaan yang sejenis 25
D. DATA PENDUKUNG LAINNYA 1.
Data-data teknis lainnya yang dianggap Terlampir perlu untuk diketahui oleh panitia dan belum termuat dalam butir B dan C
2.
Informasi visual (foto, gambar, video, dll)
Foto pelaksanaan terlampir
3.
Resensi media atau kajian tentang objek
-
4.
Referensi dukungan dari Pakar/Ahli
-
Demikian informasi yang kami ajukan untuk Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia tahun 2014 ini disampaikan dengan sebenar-benarnya.
26