Mutia Fonna, Penggunaan Model Pembelajaran… PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA
Mutia Fonna1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan representasi matematis siswa, mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa ditinjau dari KAM, serta sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran CIRC. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain kelompok kontrol non-ekivalen. Populasi pada penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Unggul Sigli dengan sampel siswa kelas VIII-A dan VIII-B sebanyak 58 siswa. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan instrumen berupa tes KAM, dan tes kemampuan representasi matematis, serta skala sikap dan lembar observasi. Analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunkan uji-t dan uji Anova dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan awal matemati siswa (tinggi, sedang, rendah). Analisis data skala sikap menunjukkan bahwa sebagian besar siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan pembelajaran tipe CIRC. Kata Kunci:
1
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Representasi Matematis.
Mutia Fonna, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Malikussaleh, Email:
[email protected]
ISSN 2355-0074
Volume III. Nomor 1. April 2016 | 63
Mutia Fonna, Penggunaan Model Pembelajaran… membangun konsep dan berpikir matematis,
A. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata
dan untuk memiliki kemampuan pemahaman
pelajaran yang diajarkan pada semua jenjang
konsep yang baik dan dapat digunakan dalam
pendidikan yang memiliki peranan penting
pemecahan masalah. Wahyudin (2008) juga
dalam pengembangan kemampuan matematis
menambahkan
siswa. Hasil dari pendidikan matematika
membantu
menurut
pemikirannya.
Ruseffendi (1991) yaitu siswa
diharapkan memiliki kepribadian yang kreatif,
para
matematis,
tekun,
mengemukakan
mempunyai
representasi
siswa
untuk
bisa
mengatur
Terkait dengan kemampuan representasi
kritis, berpikir ilmiah, jujur, hemat, disiplin, berprikemanusiaan
bahwa
Goldin
(2002:
bahwa
ada
210)
dua
jenis
perasaan keadilan, dan bertanggung jawab
representasi, yaitu representasi eksternal dan
terhadap kesejahteraan bangsa dan negara.
internal. Representasi eksternal terdiri dari
National
Council
of
simbol, kaidah (ketentuan), dan diagram yang
Mathematics (NCTM) tahun 2000 dalam buku
digunakan siswa untuk menyatakan definisi.
berjudul ‘Principles and Standard for School
Representasi internal, berhubungan secara
dimiliki
Teachers
menyatakan
Mathematics’ kemampuan
of
matematis
siswa
yaitu
bahwa
yang (1)
seharusnya
belajar
berkomunikasi
lima
untuk
individu,
membangun
psikologi,
dan
penetapan sebuah definisi. Keterkaitan antara kedua
representasi
ini
mempengaruhi
(mathematical
pembangunan definisi dalam matematika dan
communication); (2) belajar untuk bernalar
pemecahan masalah (Widiati 2012: 5). Untuk
(mathematical reasoning); (3) belajar untuk
melakukan
memecahkan masalah (mathematical problem
dahulu diawali oleh adanya representasi
solving); (4) belajar untuk mengaitkan ide
terhadap definisi masalah yang disajikan.
(mathematical connection); (5) belajar untuk
Pemahaman terhadap definisi masalah akan
merepresentasikan
mendorong
ide-ide
(mathematical
representation).
pemecahan
terciptanya
masalah,
terlebih
representasi
yang
mengarah kepada proses pemecahan masalah.
Representasi
merupakan
salah
satu
Pentingnya
kemampuan
representasi
kemampuan yang hendaknya dimiliki oleh
matematis untuk dimiliki oleh siswa sangat
siswa. Menurut Hiebert
membantu siswa dalam memahami konsep
setiap
gagasan
matematis berupa gambar, simbol dan kata-
matematika, gagasan tersebut perlu disajikan
kata tertulis. Pada kenyataannya pelaksanaan
dengan suatu cara tertentu. Hal
tersebut bukan merupakan hal yang mudah,
penting
kali
(Dewanto, 2007)
mengkomunikasikan
agar
komunikasi
ini sangat
tersebut
dapat
meskipun representasi merupakan salah satu
berlangsung efektif. Jones dan Knuth (1991)
standar
mengemukakan
pembelajaran
bahwa
terdapat
beberapa
yang
harus matematika.
dicapai Hasil
dalam studi
alasan perlunya kemampuan representasi,
Wahyuni (2012) menunjukkan bahwa secara
yaitu: merupakan kemampuan dasar untuk
umum siswa mampu mengerjakan soal tentang
ISSN 2355-0074
Volume III. Nomor 1. April 2016 | 64
Mutia Fonna, Penggunaan Model Pembelajaran… representasi matematis, tetapi berdasarkan
matematisnya
dengan
diberikan
analisa siswa mengalami kesulitan dalam
pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
model
mengerjakan representasi dengan kata-kata
Dari penjelasan diatas, penulis terdorong
teks tertulis. Penelitian yang terkait dengan
untuk melakukan penelitian dengan judul :
kemampuan dilakukan
representasi oleh
matematis,
juga
“Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
(2008).
Hasil
Tipe Cooperative Integrated Reading and
Pujiastuti
penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian
Composition
besar siswa lemah dalam menyatakan ide atau
Kemampuan Representasi Matematis Siswa”.
gagasannya
B.
melalui
kata-kata
atau
teks
tertulis. Aspek representasi matematis yang kurang berkembang adalah aspek verbal.
untuk
Meningkatkan
MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang di
atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji
Menyadari kenyataan di lapangan bahwa
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
kemampuan representasi matematis siswa
Apakah peningkatan kemampuan representasi
masih belum optimal maka betapa pentingnya
matematis
suatu teknik pembelajaran yang mampu
pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih baik
memberikan rangsangan kepada siswa agar
daripada
siswa menjadi
pembelajaran
pembelajaran
aktif. yang
Salah satu model memacu
kemajuan
siswa
siswa
yang
memperoleh
yang
memperoleh
konvensional?
(2)
Apakah
terdapat perbedaan peningkatan kemampuan
individu melalui kelompok yaitu pembelajaran
representasi
kooperatif (Cooperative Learning). Slavin
memperoleh pembelajaran kooperatif tipe
(2010: 2) menyatakan Cooperative Learning
CIRC
dapat
diterapkan
dan
siswa
siswa
yang
yang
memperoleh
setiap
tingkatan
pembelajaran
mengajarkan
berbagai
kemampuan awal matematis siswa (tinggi,
topik/bidang ilmu mulai dari matematika,
sedang, rendah)? (3) Bagaimana sikap siswa
membaca, menulis, belajar sains dan lain-lain.
selama
pendidikan
Selain
pada
matematis
untuk
model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC yang diterapkan serta kemampuan
konvensional
pembelajaran
ditinjau
matematika
dari
dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC?
representasi yang diteliti, terdapat hal lain yang harus diperhatikan dalam pembelajaran yaitu
KAM
Matematis.
atau
Pada
Awal
Penelitian ini merupakan studi “Kuasi-
peneliti
Eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah
Kemampuan
penelitian
ini
C. METODE PENELITIAN
mengkategorikan KAM siswa yaitu tinggi (T),
untuk
sedang (S), dan rendah (R). Pengkategorian
penggunaan
pembelajaran
kooperatif
tipe
KAM dianggap penting karena dalam proses
Cooperative
Integrated
Reading
and
pembelajaran
Composition (CIRC) terhadap peningkatan
kemampuan
diharapkan rendah
meningkat ISSN 2355-0074
siswa
nantinya
kemampuan
juga
dengan akan
representasi
memperoleh
kemampuan
gambaran
representasi
siswa
tentang
dalam
matematika yang melibatkan dua kelompok Volume III. Nomor 1. April 2016 | 65
Mutia Fonna, Penggunaan Model Pembelajaran… siswa, yaitu kelompok eksperimen yang akan memperoleh
perlakuan
Pembahasan
hasil
penelitian
ini
pembelajaran
berdasarkan faktor-faktor yang diamati dan
kooperatif tipe CIRC dan kelompok kontrol
ditemukan dalam penelitian. Untuk melihat
yang mendapat pembelajaran konvensional.
peningkatan
Desain kuasi eksperimen yang digunakan
matematis
berlandaskan pada Ruseffendi (2010: 52) yaitu
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
desain kelompok kontrol non ekivalen.
siswa
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas
VIII
pada
Tahun
Ajaran
kemampuan siswa
yang
representasi memperoleh
yang
memperoleh
pembelajaran
konvensional,
mengkaji
perbedaan
kemampuan
representasi
peningkatan
2012/2013. Sampel pada penelitian ini terdiri
matematis ditinjau dari KAM siswa digunakan
dari
uji Anova Dua Jalur.
dua
kelompok
Penentuan
sampel
siswa
kelas
dilakukan
VIII. dengan
1.
Kemampuan Representasi Matematis
menggunakan teknik “Purposive Sampling”,
Siswa (KRMS)
tujuannya
dapat
Pengolahan data skor pretes kemampuan
efisien
representasi matematis dilakukan dengan uji
terutama dalam hal kondisi subyek penelitian,
kesamaan rerata. Uji ini bertujuan untuk
waktu penelitian yang ditetapkan, kondisi
memperlihatkan tidak terdapat perbedaan yang
tempat penelitian serta prosedur perijinan.
signifikan terhadap KRMS kelas kontrol dan
Berdasarkan teknik tersebut serta adanya tes
kelas eksperimen. Sebelum dilakukan uji
kemampuan awal matematis (KAM) diperoleh
kesamaan rerata terlebih dahulu dilakukan uji
kelas VIIIA sebagai kelas kontrol sebanyak 28
normalitas
siswa
persyaratan untuk menguji uji statistik yang
adalah
dilaksanakan
dan
eksperimen
agar
secara
kelas
penelitian
efektif
VIIIB
sebanyak
30
dan
sebagai siswa,
kelas dengan
melihat homogenitas dan rata-rata kedua kelas.
dan
uji
homogenitas
sebagai
akan digunakan. 1). Uji Kesamaan Rerata Pretes
Perolehan data dalam penelitian ini
Setelah diketahui bahwa data skor pretes
menggunakan dua macam instrumen yaitu tes
memenuhi uji prasyarat kenormalan dan
dan non-tes. Instrumen tes berupa seperangkat
homogenitas, maka bisa dilanjutkan pada uji
soal
untuk mengukur kemampuan awal
kesamaan rerata pretes dengan menggunakan
matematitis siswa (KAM), yaitu kemampuan
independent sample t-test dengan bantuan
representasi. Sedangkan instrumen
program SPSS 16.
non-tes
berupa skala sikap siswa dan lembar observasi.
Berikut rangkuman hasil uji kesamaan rerata skor pretes pada taraf signifikansi α =
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
ISSN 2355-0074
0,05.
Volume III. Nomor 1. April 2016 | 66
Mutia Fonna, Penggunaan Model Pembelajaran… Tabel 1.1 Hasil Uji Kesamaan Rerata Skor Pretes t-test for Equality of Means T df Sig. (2-tailed) -0,762 56 0,449 Dari hasil independent sample test di atas,
Keterangan H0 diterima 2).
didapat nilai p-value atau Sig. (2-tailed) yaitu
Analisis
Data
Kemampuan Representasi Matematis
0,449 > α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
Siswa (KRMS)
H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan
dan Berdasarkan KAM
yang signifikan antara skor pretes kemampuan
kelas
kontrol.
Dengan
Secara Keseluruhan
Berikut gambaran umum peningkatan
representasi matematis siswa kelas eksperimen dan
Peningkatan
kemampuan Representasi Matematis.
demikian
kemampuan awal kedua kelas sama.
Tabel 1.2 Rerata dan Klasifikasi N-gain KRMS Kelas Eksperimen Kontrol
Rerata N-gain 0,54 0,40
Klasifikasi Sedang Sedang
Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa rerata skor
yang memperoleh pembelajaran kooperatif
N-gain siswa yang memperoleh pembelajaran
tipe CIRC (kelas eksperimen) lebih baik
kooperatif tipe CIRC (eksperimen) lebih besar
daripada
daripada
memperoleh
pembelajaran konvensional (kelas kontrol).
(kontrol),
Perlu dilakukan pengujian perbedaan rerata
meskipun keduanya berada pada kategori
skor N-gain dengan uji independent sample t-
sedang.
bahwa
test untuk melihat nilai thitung yang kemudian
peningkatan representasi matematis siswa
dibandingkan dengan tkritis., dengan menguji
kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol
asumsi normalitas dan homogenitas terlebih
siswa
pembelajaran
Hal
yang
konvensional
ini
menunjukkan
siswa
yang
memperoleh
Untuk mengetahui apakah peningkatan
dahulu. Hasil pengujian perbedaan rerata skor
kemampuan representasi matematis siswa
N-gain dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3 Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor N-gain t-test for Equality of Means (variances assumed) T ISSN 2355-0074
df
Keterangan H0 ditolak Volume III. Nomor 1. April 2016 | 67
Mutia Fonna, Penggunaan Model Pembelajaran…
Berdasarkan
3,070 pada Tabel
data
56 1.3
yang mendapatkan pembelajaran kooperatif
diketahui bahwa thitung = 3,070. Nilai thitung akan
tipe CIRC lebih baik daripada siswa yang
dibandingkan dengan tkritis. Untuk α = 0,05 dan
mendapatkan pembelajaran konvensional.
uji 1 pihak (1-tailed), maka diperoleh tkritis =
Setelah dilakukan pengelompokan siswa
1,672. Karena thitung lebih besar dari tkritis=
berdasarkan
1,672 atau thitung
tkritis, maka H0 ditolak.
selanjutnya dilakukan analisis peningkatan
Dengan demikian terbukti bahwa hipotesis
kemampuan representasi matematis siswa
yang
ditinjau dari KAM. Berikut ini disajikan
menyatakan
bahwa
peningkatan
kemampuan representasi matematis siswa
kategori
kemampuan
siswa,
statistik deskriptif KRMS.
Tabel 1.4 Data Kemampuan Representasi Matematis Siswa (KKMS) Berdasarkan Pembelajaran dan KAM KAM
&S
Tinggi
S
Sedang
S
Rendah
S
Total
S
PBM dengan CIRC Konvensional Pretes Postes N-Gain N Pretes Postes N-Gain 4,80 7,00 0,73 5,00 6,50 0,48 5 1,48 0,70 0,15 1,09 0,55 0,14 3,32 5,84 0,53 3,39 5,22 0,39 19 1,20 0,68 0,12 1,19 1,06 0,19 1,50 4,00 0,38 1,75 3,50 0,27 6 0,54 0,89 0,14 0,95 0,57 0,05 3,20 5,77 0,54 3,50 5,25 0,40 30 1,52 1,07 0,17 1,48 1,27 0,17 Skor Maksimum Ideal KRMS 8
Pada kategori KAM tinggi, pretes siswa yang
memperoleh
(4,00>3,50),
N-gain
6 18 4 28
berturut-turut
dengan
model
mempunyai
rerata
Selanjutnya untuk mengetahui apakah
kemampuan representasi matematis lebih kecil
terdapat perbedaan peningkatan kemampuan
(4,80<5,00) dan mempunyai postes lebih besar
representasi matematis siswa yang mendapat
(7,00>6,50) dibandingkan dengan siswa yang
pembelajaran kooperatif tipe CIRC (kelas
memperoleh
eksperimen)
pembelajaran
CIRC
PBM
dan
N
pembelajaran
konvensional.
(0,53>0,39) dan (0,38>0,27).
dan
siswa
yang
mendapat
Namun, peningkatan KRMS dilihat dari N-
pembelajaran konvensional (kelas kontrol)
Gain pada PBM dengan model CIRC lebih
ditinjau
besar
dengan
matematis (tinggi, sedang, rendah). Perlu
pembelajaran konvensional. Demikian halnya
dilakukan pengujian perbedaan rataan skor N-
pada kategori sedang dan rendah mempunyai
gain dengan uji anova dua jalur. Berikut hasil
rerata pretes berturut-turut (3,32<3,39) dan
uji anova dua jalur. Pada taraf signifikansi α =
(0,73>048,)
dibandingkan
dari
kategori
kemampuan
awal
(1,50<1,75), postes berturut-turut (5,84>5,22) ISSN 2355-0074
Volume III. Nomor 1. April 2016 | 68
Mutia Fonna, Penggunaan Model Pembelajaran… 0,05 atau 5%.
Berikut rangkumannya
disajikan
pada
Tabel
1.5.
Tabel 1.5
df
Mean Square
F
Sig.
Kriteria KAM
2
0.207
8.949
0.000
Pembelajaran
1
0.271
11.738 0.001
Sumber Variasi
Hasil Uji Anova N-gain Kemampuan Representasi Matematis Menurut Pembelajaran dan Kriteria KAM Berdasarkan Tabel 1.5 di atas dapat
terdapat perbedaan yang signifikan dalam skor
disimpulkan bahwa faktor kriteria kemampuan
N-gain kemampuan representasi matematis
awal matematis siswa memberikan perbedaan
siswa berdasarkan model pembelajaran dan
yang
kriteria KAM.
signifikan
terhadap
kemampuan
representasi matematis siswa. Hal ini terlihat
Selanjutnya
dilakukan
uji
scheffe
dari nilai signifikansi 0.000 kurang dari α =
(karena
0,05. Demikian juga faktor pembelajaran
homogen). Untuk mengetahui KAM mana
(PCIRC dan PK) memberikan perbedaan yang
yang
signifikan terhadap kemampuan representasi
kemampuan representasi matematis, hasil
matematis siswa. Hal ini terlihat dari nilai
perhitungannya disajikan pada tabel di bawah
signifikansi yaitu 0.001 < α = 0,05. Artinya
ini.
ISSN 2355-0074
varians
berbeda
dengan
secara
kategori
signifikan
KAM
dalam
Volume III. Nomor 1. April 2016 | 69
Mutia Fonna, Penggunaan Model Pembelajaran… Tabel 1.6
KAM (I)
Tinggi
KAM (J)
Perbedaan Rerata (IJ)
Sig.
Keterangan
Sedang
0,1353
0,043
H0 ditolak
Rendah
0,2618
0,001
H0 ditolak
Tinggi
-0,1353
0,043
H0 ditolak
Rendah
0,1265
0,075
H0 diterima
Tinggi
-0,2618
0,001
H0 ditolak
Sedang
Rendah H0 diterima Data Hasil Uji Scheffe Rerata Skor N-gain Berdasarkan Kategori KAM Sedang
-0,1265
0,075
Tabel 1.6 memperlihatkan bahwa nilai
signifikan lebih tinggi dari skor N-gain
signifikansi untuk pasangan KAM tinggi dan
kemampuan representasi matematis kelompok
sedang adalah 0,043 ini berarti rerata skor N-
rendah.
gain kemampuan representasi matematis siswa
2.
kelompok tinggi secara signifikan lebih tinggi dari
rerata
skor
Berdasarkan hasil sikap siswa dan hasil
kemampuan
observasi (pengamatan kegiatan siswa dan
kelompok
guru) diperoleh temuan secara umum tentang
sedang. Pasangan KAM sedang dan rendah,
sikap siswa terhadap pembelajaran matematika
nilai signifikansi 0,075, artinya siswa pada
dan
kelompok sedang mempunyai rerata skor N-
kooperatif tipe CIRC. Sikap siswa tersebut
gain kemampuan representasi matematis tidak
dapat dilihat dari beberapa indikator yang
lebih
N-gain
terdiri dari 30 pernyataan. Ditinjau dari skor
kemampuan representasi matematis siswa
netral dan rataan skor siswa pada setiap
yang
indikator sikap siswa secara keseluruhan
representasi
N-gain
Deskripsi Skala Sikap Siswa
matematis
tinggi
dari
berada
pada
siswa
rerata
skor
kelompok
rendah.
Selanjutnya pasangan KAM pada kategori
ini
berarti
rataan
skor
N-gain
siswa
terhadap
pembelajaran
adalah positif.
tinggi dan rendah, dengan nilai signifikansi 0,001
sikap
. E.
SIMPULAN DAN SARAN
kemampuan representasi matematis siswa
Dari hasil penelitian dan pembahasan
yang berada pada kelompok tinggi secara
yang disajikan, dapat diperoleh kesimpulan
ISSN 2355-0074
Volume III. Nomor 1. April 2016 | 70
Mutia Fonna, Penggunaan Model Pembelajaran… sebagai berikut: (1) Peningkatan kemampuan
meraih kemampuan representasi matematis
representasi
khususnya pada kategori siswa tinggi dan
matematis
siswa
yang
memperoleh pembelajaran kooperatif tipe
sedang.
CIRC
yang
pembelajaran kooperatif tipe CIRC perlu
memperoleh pembelajaran konvenisonal. (2)
diperhatikan kondisi pembagian kelompok
Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan
siswa,
representasi
memiliki
lebih
baik
daripada
matematis
siswa
siswa
yang
2) Dalam menggunakan model
sehingga
nantinya
pasangannya
agar
siswa dapat
berpartisipasi
CIRC
masalah. 3) Selama proses pembelajaran
pembelajaran
siswa
yang
konvensional
memperoleh ditinjau
dalam
siswa
memperoleh pembelajaran kooperatif tipe dan
aktif
setiap
menyelesaikan
dari
berlangsung perlu perhatian khusus pada
kemampuan awal matematis siswa (tinggi,
tahapan atau fase ke tiga, karena aktivitas pada
sedang, rendah).
fase
Berdasarkan analisis dan pembahasan
tersebut
pengetahuan
dapat siswa
mengkonstruksi sehingga
mampu
hasil penelitian, maka penulis mengemukakan
menyelesaikan masalah.
beberapa
1)
dikembangkan dalam penelitian ini hanya pada
secara
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
keseluruhan model pembelajaran kooperatif
pada materi bangun ruang sisi datar, oleh
tipe CIRC memberikan pengaruh lebih baik
karena itu perlu diadakan penelitian lanjutan
untuk
pada jenjang dan pokok bahasan matematika
saran
Berdasarkan
sebagai
hasil
penelitian,
mengembangkan
representasi
matematis
berikut:
kemampuan siswa.
Dengan
demikian pembelajaran dengan model tersebut
4) Bahasan yang
yang lain seperti pada tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
sebaiknya digunakan dalam rangka siswa
ISSN 2355-0074
Volume III. Nomor 1. April 2016 | 71
Mutia Fonna, Penggunaan Model Pembelajaran… DAFTAR PUSTAKA Dewanto, S.P. (2007). Upaya Meningkatkan Kemampuan Multipel Representasi Matematik Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Disertasi. SPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan Goldin, A. (2002). Representation in Mathematical Learning and Problem Solving. Dalam English, L. D (Ed) Handbook of International Research in Mathematics Education (pp: 197-218). Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associated, Inc., NCTM (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM Pujiastuti, H.(2008). Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Representasi Matematika Siswa SMP. Tesis SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan Ruseffendi, E.T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam Pengajaran Matematika untuk Guru dan Calon Guru. Bandung.
. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito Slavin, R. E. (2010). Cooperative Learning : Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media. Wahyudin (2008). Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran: Pelengkap untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogis Para Guru dan Calon Guru Profesional. Bandung. Wahyuni, S. (2012). Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis dan Self Esteem Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS. Tesis PPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan. Widiati, I. (2012). Mengembangkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP dengan Penerapan Pembelajaran Kontekstual. Tesis PPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
ISSN 2355-0074
Volume III. Nomor 1. April 2016 | 72